KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER YANG MENJALANI

KEMOTERAPI DI RUMAH SAKIT AWAL BROS BATAM

TAHUN 2019
Tivanny1, Yulianti Wulandari2, Sari Rizki Muchtar3
Studi Ilmu Keperawatan STIKes Awal Bros Batam, Kampus STIKes Awal Bros Batam,
Jl. Abulyatama Kelurahan Berlian Kecamatan Batam Kota - Batam
Email : tifanykampai@gmail.com

Abstract
Cancer patients who undergo chemotherapy will experience many changes in their
lives. Changes that will change their lives due to cancer and the effects of
chemotherapy that will affect aspects of human life holistically and will also
affect the quality of life. This study aims to analyze the quality of life of cancer
patients undergoing chemotherapy by describing their physical, psychological,
and social conditions. The type of research used is qualitative with in-depth
interviews (in dept interview) and observation. Participants in this study were 8
cancer patients undergoing chemotherapy at Awal Bros Hospital in Batam
according to the inclusion and exclusion criteria. The research was conducted in
May 2020- July 2020. Qualitative data analysis with content analysis. From the
results of the research, the physical condition of the patient after undergoing
chemotherapy, the body feels weak, cannot walk long distances, has pain in the
whole body, it is difficult to rest, has decreased in activity and the ability to
concentrate is decreased. The patient's psychological condition while undergoing
chemotherapy, the patient experiences emotions that make the patient think
negatively about his physical condition, such as a patient who wants to give up on
chemotherapy. Social support for cancer patients undergoing chemotherapy
receives emotional support, motivation from family and health workers and
becomes financially dependent. Nurses can further improve the quality of
providing multi-dimensional nursing care according to the problems experienced
by advanced cancer patients undergoing chemotherapy and can provide new
insights in the science of oncology.

Key words: Quality of life, cancer patients, chemotrapy

PENDAHULUAN
Menginvasi jaringan terdekat maupun
jaringan biologis yang jauh dengan
perubahan sel normal menjadi abnormal
yang tidak terkontrol dan bermetastase
merupakan tanda dari penyakit kanker
(Suyanto & Arumdari, 2018). Kanker
merupakan penyebab kematian utama
diprediksikan pada tahun 2019,d ikarenakan
jumlah penderita kanker meningkat
signifikan(WorldHealth Organization and
International Union, 2018). Kasus kanker di
Amerika 14.4% mencangkup 13.3%
populasi dunia. Tingkat kematian lebih
tinggi 50% pada pria dari pada wanita
(International Agency for Research on
cancer, Organisasi Kesehatan Dunia).
Berdasarkan (Dinkes, 2018) data di
kepulauan Riau kunjungan pasien kanker
pada tahun 2017 berjumlah 3.787 pasien,
meningkat pada tahun 2018 menjadi 2.025
pasien dan 167 orang yang melakukan
operasi.Kejadian tertinggi adalah kanker
servix 40%, payudara 20% dan sisanya
adalah kanker paru dan kanker lainnya. Di
beberapa rumah sakit di kota Batam yang
melayani kemoterapi. Kunjungan pasien
meningkat tahun 2016 sebanyak 239 pasien,
tahun 2017 menjadi 260 pasien. Kemoterapi
adalah obat anti kanker yang dapat diberikan
melalui intravena ataupun oral. Efek dari
kemoterapi yaitu mual, muntah,
trombositopenia dan turunnya jumlah sel
darah merah yang mengakibatkan pasien
mengalami anemia (Berry, Dalwadi, &
Jacobson, 2017).
Menurut (Ladjar, 2016) dampak kemoterapi
secara psikologis diantaranya
ketidakberdayaan, kecemasan, rasa malu,
harga diri, stress dan amarah.
Menurut Wolrd Health Organization
(WHO) persepsi individu dalam konteks
budaya dan sistem nilai yang berhubungan
dengan budaya, harapan dan perhatian
seseorang merupakan kualitas hidup.
Metode yang digunakan untuk menilai
toleransi pasien terhadap kemoterapi yaitu
pengukuran kualitas hidup. Efek toksik pada
sel tumor dan juga dampak positif dan
negatif pada kualitas hidup pasien
merupakan dua aspekpentingkemoterapi
(Mahdalena, dkk 2016). Pasien dengan
kanker memiliki masalah kualitas hidup
yang berbeda dengan pasien yang menderita
penyakit lain dimana pasien akan
mengalami masalah fisik saat dan setelah
pengobatan kanker. Penurunan aktivitas
fisik, kelelahan serta gejala dan efek
samping kemoterapi lainnya inilah yang
memberi pengaruh besar terhadap kualitas
hidup pasien kanker (Dwi Wahyuni, 2015).
Hasil wawancara penulis di ruang
Ursinia Rumah Sakit Awal Bros Batam
terdapat 260 kunjungan pasien kemoterapi
di ruangan Ursinia tahun 2017 sedangkan
pada tahun 2018 tercatat 300 kunjungan
pasien. Hasil wawancara kepada 8 pasien
selama 2 hari ditemukan 6 pasien
mengalami kondisi fisik lemah dan 2 pasien
kondisi fisiknya sedang selama proses
kemoterapi. Menurut psikologis di dapatkan
7 pasien mengalami emosi yang labil dan
lebih tersinggung dan 1 pasien tidak
mengalami perubahan emosi setelah
menjalani kemoterapi. Dan menurut
hubungan sosial didapatkan 5 pasien
menjalani hubungan dengan baik dengan
lingkungan sedangkan 1 pasien di jauhi
teman dan 2 pasien menjadi minder selama
menjalani kemoterapi.
METODE
Proses menjaring informasi dan kondisi
yang sebenarnya dalam kehidupan suatu
objek yang dihubungkan dengan pemecahan
suatu masalah baik dari sudut pandang
teoritis maupun praktisi, dengan metode
penelitian fenomenologi yaitu menggunakan
metode wawancara mendalam (in dept
interview) dan data yang dikumpul kan
adalah berupa kata-kata merupakan
penelitian kualitatif (Dharma, 2011). Sampel
nya ialah pasien kanker yang menjalani
kemoterapi di RS Awal Bros Batam yang tahun
rumah
tangga
i
tahun

berjumlah 8 pasien.Pelaksanaan penelitian Tida >1

ini dilakukan di ruang rawat inap Ursinia RS P6
50
tahun
L
k
sekol
Jualan
Tidak
ada
tahun

Awal Bros Batam pada bulan Desember ah

2019 sampai Februari 2020. Instrumen P7
64
tahun
L SD
Wiraswas
ta
Tidak
ada
>1
tahun
dalam penelitian ini berupa wawancara 25 SM
Ibu
Tidak
>1
dengan metode EORTC QLQ C-30 dengan P8
tahun
P
A
rumah
tangga
ada
tahun

30 pertanyaan.

Analisa Data Kualitas Hidup Pasien Kanker Yang

Analisis data yang peneliti gunakan dalam Menjalani Kemoterapi
penelitian ini digunakan standar proses
analisa data yang sistematis yaitu analisis 1. Kondisi fisik pasien setelah
coding berupa Open Coding, Axial Coding, kemoterapi
Selective Coding, Matrix Coding Query, Hasil yang didapatkan dalam penelitian
Word Frequency Query dengan menunjukan bahwa semua pastisipan
menggunakan analisa data NVivo. memiliki banyak keluhan kondisi fisik yaitu
merasa lemah, tidak bisa untuk berjalan
Gambaran RS Awal Bros Batam dalam jarak yang jauh, sakit pada seluruh
Rumah Sakit Awal Bros Batam berdiri tubuh, badan pegal-pegal selama kemoterapi
pada tanggal 26 Juni 2003 yang didirikan dan mengalami penurunan untuk
oleh Haji Awaloedin, seorang tokoh beraktivitas serta kemampuan untuk
masyarakat Riau yang dikenal sebagai berkonsentrasi pun menurun seperti yang
pengusaha yang sukses. Banyak melayani dialami responden no 1 yang setelah 1-3
pasien dari batam maupun luar daerah hari kemoterapi badan berasa tidak enak, hal
dengan kapasitas mencapai 212 tempat tidur. ini terjadi karena kemoterapi dapat
Disamping itu juga tersedia ruangan khusus membunuh sel kanker yang berkembang
untuk kemoterapi yaitu di ruangan Ursinia. secara abnormal karna selama kemeterapi
Sasaran mutu dari ruangan Ursinia tersebut selain berefek pada sel kanker namun juga
adalah ketepatan monitoring pemberian memberi efek pada sel tubuh lainnya
pemberian kemoterapi. termasuk sel dalam tubuh lainnya
Tabel 1.1 Karakteristik Responden
mengalami penurunan sehingga kemampuan
sel untuk memenuhi kebutuhan tubuh pun
Kar Usia Jeni Pen Pekerjaa Riwayat Lama menurun sehingga pasien menjadi cepat
akte s didi n Penyakit Kemot
risti Kela kan Sebelum erapi lelah dan badan terasa tidak enak. Menurut
k min nya Kowalak 2011 dalam Maria 2014
60 SM Wiraswas Tidak <1
P1
Tahun
P
A ta ada tahun keberadaan tumor itu sendiri dapat turut
Tida <1 menyebabkan keletihan. Tumor maligna
63 k Ibu runah Tidak tahun
P2
tahun
P
sekol tangga ada memerlukan oksigen dan nutrisi. Jadi sel
ah tumor akan menghabiskan pasokan darah
Tida >1
66 k
Ibu
Tidak tahun dan juga oksigen jaringan disekitarnya. Tapi
P3 P rumah
tahun sekol
tangga
ada hal ini tidak berlangsung terus menerus
ah
Perg <1 karena efek dari kemoterapi tersebut akan
51
urua
Tidak
tahun hilang setelah beberapa hari menjalani
P4 P n Guru
tahun
tingg
ada kemoterapi. Jika efek kemoterapi pada tubuh
i partisipan menghilang ada beberapa
P5 53 P SD Ibu Hipertens >1
partisipan yang memanfaatkan untuk
melakukan kegiatan seperti memasak
ataupun berolahraga, kerena menurut
pastisipan otot terasa kencang dan partisipan
lainnya masih tetap menjalankan aktivitas
biasanya untuk mengurangi pikiran tetang
penyakit yang dideritanya. Pasien kanker
75% memiliki masalah kesehatan fisik.
Penurunan pada nafsu makan yang berakibat
terhadap ketahanan fisik pasien. Mual
muntah merupakan efek samping
kemoterapi yang akan mempengaruhi
asupan makanan yang akan menyebabkan
malnutrisi yang berakibat penurunan tubuh
untuk toleransi terhadap pengobatan (Dwi
Wahyuni, 2015)hasil penelitian ini sama
dengan penelitian yang dilakukan
Karthikeyan dalam (Mahdalena, dkk 2016)
yang mengemukakan prevalensi kelelahan
karena kemoterapi sebanyak 98,30% dan
ada hubungan yang signifikan antara
kelelahan dan kualitas hidup pasien.
Menurut (Mahdalena, 2016) kemoterapi
dapat membunuh sel kanker yang
berkembang secara abnormal. Lebih kurang
selama 2 minggu efek kemoterapi yang
dirasakan pasien yang membuat kelelahan
dan nyeri. ini sesuai dengan yang di
kemukakan Yang 2012 bahwa pasien kanker
dengan nyeri memiliki kualitas hidup yang
rendah
2. Kondisi Psikologis pasien saat
kemoterapi
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa
pasien kanker yang menjalani kemoterapi
memiliki kondisi psikologis dimana pasien
mengalami emosi yang negatif yang
membuat pasien berfikir negatif akan
kondisi fisiknya. Bila terkena penyakit
kanker orang beranggapan pasti akan
menghadapi kematian dan siapa saja bisa
menimbulkan ketakutan bila mendengar
bahwa dirinya menderita kanker. Efek dari
kemoterapi yang dialaminya yang membuat
pasien takut untuk di kemoterapi. Seperti
partisipan 7 yang merasa sakit yang dialami
ketika kemoterapi membuatnya ingin
menyerah dan berhenti untuk menjalani
kemoterapi. Begitu pula dengan partisipan
no 6 yang merasa kelemahan yang
dialaminya akibat kemoterapi hanya bisa
merepotkan keluarga, hal ini terjadi karena
responden merasakan tekanan akibat
kondisi fisik serta pengobatan yang dialami
responden sehingga hal ini juga memberi
tekanan pada psikologis responden karena
memikirkan kemungkinan terburuk dan
pengobatan yang akan berlangsung lama
dan berkala.
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang
di kemukakan (Mahdalena,2016) efek
kemoterapi yang menganggu kehidupan
normal partisipan yang menyebabkan
ketidaknyamanan dan merasa ingin
menyerah. Partisipan merasa jera untuk
melanjutkan kemoterapi karena tidak tahan
akan efek kemoterapi yang membuat
kelelahan selama menjalani kemoterapi dan
membuat partisipan merasa ingin mati saja
Beberapa penelitian didapatkan bahwa
respon emosional dari pasien kanker
terhadap penyakitnya dapat mempengaruhi
penyebaran kanker. Psikolog kesehatan
mengemukakan bahwa emosi pasien dapat
menentukan perjalanan penyakitnya.
Respon emosional yang positif bisa
membantu mengontrol penyebaran tumor
akibat kanker dan emosi negatif bisa
menekan sel untuk memerangi tumor
(Watson dkk, 2012) dalam (Ladjar, 2016).
Hasil penelitian (Dwi Wahyuni, 2015)
mengemukakan mekanisme koping
berpengaruh akan penurunan kecemasan,
kepatuhan selama menjalani kemoterapi
yang mengalami depresi, ketakutan.
3. Hubungan Sosial pasien saat
kemoterapi
Untuk meningkatkan semangat dan
motivasi pasien untuk tetap menjalani
kehidupannya, pasien kanker memerlukan
dukungan sosial dari sekitarnya. Siapapun
dapat memberikan dukungan kepada
penderita kanker yang menjalani
kemoterapi. Ini menunjukan bahwa pasien
mendapat dukungan sosial yang sangat baik
dari keluarga dan lingkungan sekitar untuk
menjalani kemoterapi seperti yang dialami
responden no 1 yang merasakan
mendapatkan dukungan yang kuat dari
keluarga terutama anak dan suami
responden dukungan ini sangat penting
karena pasin akan merasa bahwa ada masih
ada orang yang menyayangi dan
membutuhkannya sehingga semangat untuk
menjalani pengobatan termasuk kemoterapi
akan semakin tinggi. Hasil penelitian ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh
(Ladjar 2016) Dukungan sosial dan
emosional dari teman, keluarga dan orang
sekitar dapat memberikan semangat yang
tadinya sudah putus asa untuk tetap hidup.
Penelitian yang dilakukan oleh (Sudiyanti,
Eni 2017) dalam (Suyanto, 2017) peran
penting keluarga dapat menentukan
pengobatan yang akan dilakukan dapat
memberikan motivasi pasien untuk
manjalani kemoterapi. Ini menunjukan
bahwa partisipan harus diberikan dukungan,
keyakinan dan kepercayaan untuk tetap
semangat dalam menjalani kemoterapi yang
membuat pasien menjadi lebih baik.
Dimensi lingkungan Pasien kanker yang
menjalani kemoterapi memiliki kondisi
finansial yang berbeda seperti partisipan 4
yang harus berhenti bekerja karena sakit
yang dialaminya sehingga pemasukan rumah
tangga menjadi menurun, begitu pula
dengan partisipan 5 yang merasa terbantu
dengan adanya BPJS walaupun biaya
akomodasi dan transportasi masih
ditanggung oleh partisipan dan keluarga.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
didapat mengenai tema-tema yang telah
dianalisa oleh peneliti mengenai Kualitas
hidup pasien kanker yang menjalani
kemoterapi di rumah sakit awal bros batam
tahun 2019 dengan jumlah 8 partisipan,
didapatkan kesimpulan bahwa:
1. Kondisi fisik pasien setelah kemoterapi
adalah badan merasa lemah, tidak bisa
untuk berjalan dalam jarak yang jauh,
sakit pada seluruh tubuh, badan pegal-
pegal, susah untuk beristirahat,
kehilangan nafsu makan, dan mengalami
penurunan untuk beraktivitas serta
kemampuan untuk berkonsentrasi pun
menurun.
2. Kondisi psikologis pasien saat
kemoterapi adalah pasien mengalami
emosi yang membuat pasien berfikir
negatif akan kondisi fisiknya, seperti
partisipan 7 yang merasa sakit yang
dialami ketika kemoterapi membuatnya
ingin menyerah dan ingin berhenti untuk
menjalani kemoterapi, pasrah pada
kematian.
3. Hubungan sosial pasien saat kemoterapi
dapat diperoleh dari anak, teman,
keluarga, tetangga dan tenaga kesehatan
berupa ungkapan semangat dan
motivasi. Pasien yang menjalani
kemoterapi memiliki kondisi finansial
yang berbeda-beda ada yang harus
berhenti bekerja karena sakit yang
dialaminya, ada yang merasa terbantu
dengan adanya BPJS.
DAFTAR PUSTAKA
Aggraini, R. dewi. (2018). the Correlation
between Working Status and Quality
of Life Elderly’s as Head of Family at
Puskesmas Sembayat. Fakulitas
Keperawatan Universitas Airlangga.
Akmal, dkk. (2015). faktor dukungan
keluarga dengan kualitas hidup pasien
kanker. Faktor Dukungan Keluarga
Dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker,
9–36. Retrieved from
Http//:id.179org/10.1016/j.ajog.2006.12.
 019
Berry, L. L., Dalwadi, S. M., & Jacobson, J.
O. (2017). Supporting the Supporters:
What Family Caregivers Need to Care
for a Loved One With Cancer. Journal
ofOncologyPractice.
https://doi.org/10.1200/jop.2016.017913
Dharma. (2011). Panduan-panduan
Melaksanakan dan Menerapkan
Penelitian. In in metodelogi penelitian
keperawatan.
https://doi.org/http://.10.belbk/metodelo
gi-penelitian
Dinkes, 2018. (2018). No Title. Profil
Kesehatan Kota Batam. Retrieved from
https://doi.org/10.1017/j.ajog.2006.12.01
9 Kualitas
Dwi Wahyuni, N. H. (2015). Studi
Femenologi: Pengalaman Pasien Kanker
Stadium Lanjut Yang Menalani
Kemoterapi. Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Riau, 2(2).
Fitriana, N. A., & Ambarini, T. K. (2017).
Kualitas Hidup Pada Penderita Kanker
Serviks Yang Menjalani kemoterapi.
Jurnal Psikologi Klinis Dan Kesehatan
Mental.
Indrayathi, N. G. B. (2016). Validity and
Reliability of EORTC QLQ C-30
Questionnaire in Assessing Quality of
Life of Gynecological Cancer Patients in
Sanglah Hospital Denpasar. Indonesian
Journal of Clinical Pharmacy, 5(2), 106–
114.http://doi.org/10.15416/ijcp.2016.
Kemenkes. (2018). Kementrian Kesehatan b
Ajak Masyarakat Cegah Dan Kendalikan
Kanker. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Ladjar, S. I. I. (2016b). Kualitas Hidup
Pasien Kanker Yang Menjalani
Kemoterapi di Ruang Edelwis RSUD
Banjarmasin. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin, 8
nomor 1, 137–142.
Mahdalena, M. Y. K. K. W. (2016). Kualitas
Hidup Pasien Kanker Yang Menjalani
Kemoterapi. SekolahTinggi Ilmu
Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin, 1,
50–61.
Nursalam. (2017). Metodologi penelitian
ilmu keperawatan (Pendekatan; S.
Medika, ed.). Jakarta.
Pradono, Hapsari, Dan, & Sar, P. (2015).
faktor yang mempengaruhi kualitas
hidup. Faktor Yang Mempengaruhi
Hidup. Retrieved from
http//:id.org.4714/j.ejon.2015.01.004
Putri, R. H. (2017). Kualitas Hidup Pasien
Kanker Ginekologi yang Menjalani
Terapi. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu
Kesehatan, 2(1),
69–74.https://doi.org/10.30604/jika.v2i1.
34
Semiarty, R. D. K. (2018). Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kualitas Hidup
Penderita Kanker payudara di Kota
padang. Ilmu Kesehatanan Masyarakat.
Universitas Andalas Bagian Bedah
RSUP DR.M.Djamil, 3(3), 562–567.
Setiyaningrum, K. D. (2018). Hubungan
Dukungan Keluarga terhadap Kualitas
Hidup Pasien Kanker Payudara yang
Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Moewardi Surakarta.
Retrievedfrom.http://eprints.ums.ac.id/6
3700/11/naskah publikasih rev.1
Sugiono. (2016). Metodologi Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Metodologi Penelitian, 11(In CV
Alfabeta.), 38–50.
 https://doi.org/http://doi.org/11.108/NR.0
000052

Suyanto, N. P. P. A. (2017). Dukungan

Keluarga pada Pasien Kanker yang
Menjalani Kemoterapi Family support in
cancer patients with chemotherapy.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Islam Sultan Agung Semarang, 90–95.

World Health Organization and International

Union. (2018). Global action against
cancer. In The Lancet Oncology.