You are on page 1of 7

Jurnal

Manajemen Kesehatan Indonesia

Volume 7 Nomor 1 April 2019

Analisis Pemilihan Dukun sebagai Penolong Persalinan


(Studi Kasus di Puskesmas Bulak Banteng, Kota Surabaya)

Nurul Habibah Umar*


*Program Studi Pengembangan Sumber Daya Manusia, Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga
Manajemen Kesehatan
Surabaya Manajemen
Kesehatan Indonesia
Email : bibapsdmua2017@gmail.com

ABSTRACT analytical method consisted of data


collecting, data reduction, and verification.
Maternal mortality of Surabaya, in
The result showed less knowledge
2017, reached 79.40 per 100,000 live
factor of healthy and safe delivery in the
births due to direct causes by 77.2%. There
community. The belief factor and family
are many programs to reduce maternal
factor held an important role in the
mortality and infant mortality such as
selection of the traditional birth attendants
improving delivery services in the health
during birth attendance, while the factor of
facility. In 2008, the partnership program
health service access showed nothing
between midwives and traditional birth
related to the selection process. There is a
attendants had developed to increase the
need to implement health education for
access of quality maternal services for
pregnant women, husband, family, and
mothers and babies. However, in 2017 the
people with an aim of giving the
delivery practice with traditional birth
understanding about healthy and safe birth
attendants has remained active in the area
attendance. In conclude, the selection on
of Bulak Banteng Community Health
traditional birth attendant was influenced
Center, Surabaya.
by knowledge factor, belief factor, and
This study aimed to analyze the
family factor.
women’s decision selecting the traditional
birth attendants for their delivery practice
Keywords: Birth Attendant; Delivery
by exploring knowledge factor, belief
Pactice; Traditional Birth Attendant
factor, health service access factor, and
family factor in Bulak Banteng Community
Health Center of Surabaya. The research PENDAHULUAN
was a qualitative study using the approach Angka Kematian Ibu (AKI) dan
of case study including in-depth interview angka kematian bayi (AKB) merupakan
and exploring secondary data. The sample salah satu indikator penting derajat
was the mothers who delivered the baby kesehatan suatu bangsa. AKI dan AKB di
with the traditional birth attendant from a Indonesia masih tinggi apabila
previous year ago, and the midwife of
dibandingkan dengan negara – negara di
health community center. The variable
from this study were knowledge factor, ASEAN lainnya. Menurut Survei
belief factor, health service access factor, Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun
and family factor. The study used the 2015, AKI di Indonesia yaitu 305/100.000
9
kelahiran hidup. Hal ini sama seperti AKB. dengan prinsip keterbukaan, kesetaraan,
AKB di Indonesia tahun 2015 yaitu 23 per dan kepercayaan dalam upaya untuk
1.000 kelahiran hidup. Di Kota Surabaya, menyelamatkan ibu dan bayi, dengan
AKI pada tahun 2017 yaitu 79,40 per menempatkan bidan sebagai penolong
100.000 Kelahiran Hidup1. persalinan dan mengalih-fungsikan dukun
Pada tahun 2011, Badan Penelitian dari penolong persalinan menjadi mitra
dan Pengembangan Kesehatan dalam merawat ibu dan bayi pada masa
(Litbangkes), Kementerian Kesehatan nifas, dengan berdasarkan kesepakatan
(Kemenkes) RI bekerja sama dengan yang telah dibuat antara bidan dengan
Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan dukun, serta melibatkan seluruh unsur/
studi tindak lanjut penyebab kematian ibu elemen masyarakat yang ada3. Dukun bayi
berbasis sensus penduduk tahun 2010. adalah seorang wanita atau pria yang
Hasil studi tersebut yaitu 77,2% kematian menolong persalinan. Kemampuan ini
ibu disebabkan karena penyebab langsung2. diperoleh secara turun menurun dari ibu
Berbagai upaya dilakukan dalam kepada anak atau dari keluarga dekat
rangka penurunan AKI dan AKB. Salah lainnya. Cara mendapatkan keterampilan
satu upaya prioritas dalam penurunan AKI ini adalah melalui magang dari
dan AKB tahun 2015 – 2019 yaitu pengalaman sendiri atau saat membantu
peningkatan pelayanan persalinan di melahirkan4. Peranan dukun bayi tidak
fasilitas kesehatan. Peningkatan pelayanan hanya sebatas pada pertolongan persalinan
pertolongan persalinan dengan menerapkan saja tetapi juga meliputi berbagai segi
standart asuhan persalinan normal, lainnya, seperti mencucikan baju setelah
termasuk penggunaan partograf, dan ibu melahirkan, memandikan bayi selama
pemberian injeksi oksitosin kepada ibu tali pusar belum puput (lepas), memijit ibu
segera setelah bayi lahir. setelah melahirkan, memandikan ibu,
Dinas Kesehatan Kota Surabaya mencuci rambut ibu setelah 40 hari
merupakan salah satu organisasi perangkat melahirkan5.
daerah yang bertanggung jawab atas Berdasarkan keahliannya, jenis
pembangunan kesehatan di Kota Surabaya dukun bermacam – macam yaitu: 1) dukun
termasuk dalam pelaksanaan upaya pijat yang bekerja untuk menyembuhkan
prioritas diatas. Di Kota Surabaya terdapat penyakit yang disebabkan karena kurang
2 Rumah Sakit Umum Daerah milik berfungsinya urat – urat dan aliran darah
pemerintah kota Surabaya dan 63 (salah urat), sehingga orang yang merasa
Puskesmas yang tersebar di 31 Kecamatan. kurang sehat ataupun sakitpun perlu diurut
Dengan persebaran jumlah Puskesmas di supaya sembuh, 2) dukun sangkal putung/
seluruh Kecamatan diharapkan dapat dukun patah tulang misalnya akibat jatuh
mendukung upaya peningkatan pelayanan dari pohon, tergelincir atau kecelakaan, 3)
persalinan di fasilitas kesehatan. dukun petungan, yaitu dukun yang
Pada tahun 2008, dikembangkan dimintai nasehat tentang waktu yang
program kemitraan bidan dan dukun untuk sebaiknya dipiilih untuk melakukan
meningkatkan akses ibu dan bayi terhadap sesuatu usaha yang penting seperti saat
pelayanan kebidanan yang berkualitas. mulai menanam padi, mulai panen, atau
Suatu program bentuk kerjasama bidan mengawinkan anak. Nasehat yang
dengan dukun yang saling menguntungkan diberikan berupa perhitungan hari mana

10
yang baik, dan mana yang tidak baik penggunaan alat kontrasepsi, telah ada
menurut numerologi Jawa, 4) dukun – perubahan11.
dukun yang pandai mengobati orang – Dari latar belakang diatas, perlu
orang yang digigit ular berbisa, 5) dukun dilakukan analisis pemilihan dukun
bayi yaitu mereka yang memberi sebagai penolong persalinan di Puskesmas
pertolongan persalinan6. Bulak Banteng, Surabaya.
Melalui kemitraan bidan dukun,
peran dukun sebagai kader kesehatan ibu METODE PENELITIAN
dan bayi baru lahir dapat ditingkatkan7. Penelitian ini adalah penelitian
Keberhasilan kemitraan bidan dukun ini kualitatif dengan metode studi kasus.
juga didukung oleh sistem monitoring dan Pengumpulan data melalui wawancara
evaluasi dari Pemerintah dan lintas sektor8. menggunakan pedoman wawancara
Pada tahun 2017 di Kota Surabaya mendalam dan data sekunder yang ada di
masih ditemukan 24 orang ibu bersalin Puskesmas. Penelitian dilaksanakan di
yang ditolong oleh tenaga non kesehatan Puskesmas Bulak Banteng Kota Surabaya.
yaitu dukun. Jumlah dukun yang ada di Informan utama dalam penelitian ini
Surabaya pada tahun 2017 yaitu 29 orang adalah ibu yang pernah bersalin di dukun
dengan distribusi terbanyak yaitu di pada 1 tahun yang lalu sebanyak 3 orang,
wilayah Puskesmas Bulak Banteng dan dengan informan pendamping adalah bidan
Perak Timur. Apabila dibandingkan dari Puskesmas sebanyak 2 orang. Data primer
kedua Puskesmas tersebut, di wilayah kerja yang diambil melalui wawancara dan data
Puskesmas Bulak Banteng yang masih sekunder melalui telaah dokumen. Variabel
ditemukan pertolongan persalinan oleh yang diteliti yaitu faktor pengetahuan,
dukun. faktor kepercayaan, faktor akses pelayanan
Tak dapat disangkal lagi, ilmu kesehatan dan faktor keluarga. Metode
kedokteran modern telah berkembang analisis yang digunakan yaitu
pesat sehingga meninggalkan konsep lama pengumpulan data, reduksi data dan
yang dibatasi oleh penggunaan teknis verifikasi.
medis modern dalam melawan penyakit.
Upaya bidang kesehatan masyarakat HASIL DAN PEMBAHASAN
seperti peningkatan taraf kesehatan Faktor Pengetahuan
perseorangan, pendidikan kesehatan, Pengetahuan merupakan salah satu
pencegahan dan pemberantasan penyakit ranah perilaku selain sikap dan tindakan
menular, dan keluarga berencana harus atau praktik12. Dari hasil wawancara
juga memperhitungkan pengetahuan – didapatkan hampir semua informan
pengetahuan lain mengenai kebiasaan, adat memiliki pengetahuan yang cukup tentang
istiadat, dan tingkat pengetahuan persalinan. Pengetahuan tentang persalinan
traditional medicine masyarakat setempat9. tersebut bukan merupakan pengertian
Penelitian ini merupakan contoh persalinan yang sehat dan aman. Seperti
10
pendekatan antropologi medis . Mengapa kutipan hasil wawancara berikut:
masyarakat masih sulit berobat ke fasilitas
“Ngelairno iku yo bayekE karo ari – arine lahir”
pelayanan kesehatan. Walaupun untuk
“(Melahirkan itu adalah bayi dan plasentanya lahir)“
masalah kesehatan ini, misalnya (In A 1)
“Nek nang bidan, laer bayine trus dijahit. Aku gak

11
wani dijahit” Kepercayaan masyarakat terhadap
“(Kalau di Bidan, lahir bayinya kemudian dijahit. Saya penggunaan dukun sebagai penolong
tidak berani dijahit)”
persalinan merupakan hal yang
(In A 2)
“Aku nang dukun, mbak. Aku wedi lahir nang Rumah berpengaruh terhadap pembangunan
Sakit dan wedi operasi. Nang dukun bayiku lahir yo derajat kesehatan ibu anak di Kota
lahir selamet” Surabaya. Hal ini seperti kutipan hasil
“(Saya di dukun, mbak. Saya takut lahir di Rumah wawancara berikut:
Sakit dan takut operasi. Di dukun bayi saya lahir ya
lahir dengan selamat)” “Karo morotuoku dicelokno dukun seng biasane
(In A 3) nulung aku ngelairno”
“(Oleh mertua saya dipanggilkan dukun yang biasanya
Namun informan pendamping menolong saya melahirkan)”
memberikan keterangan yang kontradiktif, (In A 2)
seperti kutipan hasil wawancara berikut:
Hal ini sama seperti yang
“Sebenarnya mereka tahu. Setiap kali periksa hamil ya disampaikan oleh informan pendamping,
sudah disampaikan. Namun mereka ya tetap memilih kepercayaan masyarakat sangat
dukun sebagai penolong persalinan”
berpengaruh pada pemilihan dukun sebagai
(In P 1)
penolong persalinan. Masyarakat
Pengetahuan adalah informasi menganggap dukun bisa membantu
seseorang yang memiliki spesifikasi di pertolongan persalinannya yang risiko
bidang tertentu13. Diperlukan cara lain tinggi. Hal ini seperti kutipan hasil
sehingga pengetahuan informan utama wawancara dibawah ini:
tentang persalinan yang sehat dan aman
“Pasien yang tak rujuk ke RSUD dan lahir di dukun
bisa dilakukan. Hal ini juga sejalan dengan dengan bangganya cerito di Posyandu, aku lair nang
hasil penelitian yang dilakukan Amelia dukun, bu bidan. Iki bayiku yo sehat”
donsu, faktor pengetahuan berhubungan “(Pasien yang dirujuk ke RSUD dan lahir di dukun
signifikan terhadap pemilihan penolong dengan bangganya cerita di Posyandu, saya lahir di
dukun, bu bidan. Ini bayi saya ya sehat)”
persalinan14.
(In P 2)
Pengetahuan dan alih tehnologi
Hasil penelitian ini sama dengan
membutuhkan waktu sebelum pengetahuan
hasil penelitian Aziato, Lydia bahwa sosio
dan tehnologi tersebut benar – benar jadi
kultural berpengaruh terhadap pemilihan
milik masyarakat yang bersangkutan. Ada
dukun sebagai penolong persalinan15.
tiga faktor penghalang dalam pelaksanaan
atau penerapan program yang disebut the
Faktor Akses Pelayanan Kesehatan
three delays yaitu 1) rintangan budaya
Aksesibilitas pelayanan kesehatan
(cultural barrier), 2) rintangan sosial
adalah kemampuan setiap orang dalam
(social barrier), dan 3) rintangan
mencari pelayanan kesehatan sesuai
psikologis (psychological barrier)10.
dengan yang mereka dibutuhkan. Dimensi
Ketiganya perlu dicermati sehingga
akses meliputi secara fisik (termasuk
pengetahuan yang disampaikan menjadi
masalah geografis), biaya, maupun akses
milik masyarakat setempat.
secara sosial16.
Pemerintah Kota Surabaya telah
Faktor Kepercayaan
berupaya dalam rangka meningkatkan

12
akses pelayanan kesehatan bagi seluruh (In A 3)
masyarakat. Pemerintah telah mendekatkan
Hasil penelitian ini berbeda dengan
fasilitas kesehatan. seperti kutipan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ridha, M.
wawancara berikut:
S.S.,dkk, faktor biaya berpengaruh pada
“Praktek Mandiri Bidan yo akeh dan dekat – dekat. pemilihan dukun sebagai penolong
Tapi sayangnya, bidan kelurahan kita tidak tinggal di persalinan. Karena sesuai dengan
Kelurahan” 18
pendapatan ibu sehari – harinya .
“(Praktek Mandiri Bidan ya banyak dan dekat – dekat.
Tapi sayangnya, bidan kelurahan kita tidak tinggal di
Kelurahan)” Faktor Keluarga
(In P 2) Peran keluarga, mertua atau nenek
masih berpengaruh pada pemilihan dukun
Selain akses terhadap fasilitas sebagai penolong persalinan. Hal ini sesuai
kesehatan, pemerintah juga mendekatkan dengan kutipan hasil wawancara dibawah
akses pembiayaan kesehatan. Secara ini:
finansial, komitmen pemerintah Indonesia
diwujudkan dengan pemberian Jaminan “Aku gak eroh nek arep ngelairno. Mertuoku nyeluk
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang dukun”
“(Saya tidak tahu kalau akan melahirkan. Mertua saya
bertujuan untuk memberikan pelayanan
memanggil dukun)”
kesehatan gratis termasuk pelayanan (In A 1)
antenatal care, persalinan dan postnatal “Ibukku yang manggil dukun ke rumah, mbak”
care bagi ibu dan bayi17. Seperti kutipan “(Ibu saya yang memanggil dukun ke rumah, mbak)”
hasil wawancara dibawah ini: (In A 2)

“Semua ibu hamil yang tidak mampu sudah tak urusno Hasil penelitian ini sama dengan
SKM (Surat Keterangan Miskin) dan PBI (Penerima hasil penelitian dilakukan Amelia donsu,
Bantuan Iuran), mbak” dukungan suami berhubungan signifikan
(In P 1)
terhadap pemilihan penolong persalinan
Dari hasil wawancara dengan (Donsu, Amelia. 2014). Bagi masyarakat,
informan utama, didapatkan hasil faktor lancar tidaknya persalinan ditentukan oleh
biaya tidak menjadi penghambat keinginan perbuatan suami dan istrinya19. Dalam
ibu hamil untuk melahirkan di dukun. struktur masyarakat Indonesia masih
Faktanya dengan biaya yang tidak murah menganut paham paternalistik, peran suami
yaitu antara Rp 800.000,- sampai dengan sebagai kepala rumah tangga sangat
Rp 1.000.000,- ibu hamil tetap memilih dominan dan akan menentukan dalam
dukun sebagai penolong persalinan. Hal pemilihan penolong persalinan20.
ini seperti kutipan hasil wawancara
dibawah ini:

“Nang dukune aku mbayar wolungatus ewu rupiah” KESIMPULAN


“(Di dukun, saya bayar delapan ratus ribu rupiah)” Dari penelitian yang telah dilakukan
(In A 2)
tentang pemilihan dukun sebagai penolong
“Mbayar satu juta, mbak. Itu lahiran tok. Nek pijet yo
mbayar maneh” persalinan di wilayah kerja Puskesmas
“(Bayar satu juta, mbak. Itu melahirkan saja. Kalau Bulak Banteng, Surabaya, ditinjau dari
pijat ya bayar lagi)” faktor pengetahuan, pengetahuan

13
masyarakat tentang persalinan sehat dan Pelatihan Penanganan
aman masih kurang. Ditinjau dari faktor Kegawatdaruratan Maternal dan
kepercayaan, faktor ini memegang peranan Neonatal Bagi Dokter Umum, Bidan
penting pada pemilihan dukun sebagai dan Perawat. 2018.
penolong persalinan. Ditinjau dari faktor 3. Kementerian Kesehatan Republik
akses pelayanan kesehatan, masyarakat di Indonesia. Pedoman Pelaksanaan
wilayah Puskesmas Bulak Banteng dengan Kemitraan Bidan dan Dukun. 2008.
mudah mengakses pelayanan kesehatan 4. Prawirohardjo, S. Paraji: Tinjauan
dan tidak ada kesulitan untuk pembiayaan Antropologi Kesehatan Reproduksi
kesehatan. Bahkan biaya persalinan di Dalam: Sarwono P., Editor. Bunga
dukun lebih mahal. Namun ada Rampai Obstetri dan Ginekologi
permasalahan yaitu bidan kelurahan tidak Sosial. Jakarta: Yayasan Bian Pustaka
berdomisili di Kelurahannya. Ditinjau dari Sarwono Prawirohardjo. 2005.
faktor keluarga, keluarga memegang 5. Anggorodi, R., Savitri M. Studi
keputusan pada pemilihan dukun sebagai Kemitraan Bidan Dukun di Kabupaten
penolong persalinan. Kediri, Jawa Tengah dan Kabupaten
Dari hasil penelitian diatas penulis Cirebon, Jawa Barat. Laporan AKhir.
menyarankan kepada Dinas Kesehatan Jakarta: Kerjasama FKM UI dengan
Kota Surabaya memberikan kebijakan MNH. 2004.
untuk bidan kelurahan berdomisili di 6. Hull VJ. Women, doctors, and family
Kelurahan sehingga masyarakat lebih health care: Some Lessons From
mudah dipantau. Puskesmas bersama Rural Java. Studies in Family
dengan lintas sektor menggiatkan kembali Planning. 1979;(10):313-325.
kemitraan bidan dukun di wilayahnya. 7. De Fretes, E., dkk. Analisis
Pelaksanaan Program Kemitraan
UCAPAN TERIMA KASIH Bidan dan Dukun Ditinjau dari Aspek
Dalam penelitian ini, peneliti Input, Proses dan Output di Wilayah
mengucapkan terima kasih kepada: Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak
1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya; Provinsi Papua Barat. JMKI.
2. Ketua Program Studi Pengembangan Desember 2016;(04):03.
Sumber Daya Manusia, Sekolah 8. Miller, Tina, and Smith, Helen.
Pascasarjana Universitas Airlangga Establishing partnership with
Surabaya; traditional birth attendants for
3. Kepala Puskesmas Bulak Banteng improved maternal and newborn
Surabaya; dan health: a review of factors influencing
4. Informan – informan. implementation. BMC Pregnancy and
Childbirth. 2017;(17):365.
DAFTAR PUSTAKA 9. Anggorodi, R. Dukun Bayi dalam
1. Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Persalinan oleh Masyarakat Indonesia.
Profil Kesehatan Kota Surabaya. 2017. Makara, Kesehatan. Juni 2009 : (13):1.
2. Kementerian Kesehatan Republik 10. Dressler WW. Medical Anthropology:
Indonesia, Direktorat Jenderal Toward a Third Moment in Social
Kesehatan Masyarakat. Modul

14
Science? Medical Anthropology dan childbirth. BMC Pregnancy and
Quarterly. 2001;(15):455-465. Childbirth.
11. Frankenberg, E., dkk. Contrceptive https://doi.org/10.1186/s12884-018-
Use in A Changing Service 1691-7. 2018.
Environment: Evidence From 16. Dwi, L. A., dkk. Aksesibilitas
Indonesia During The Economic Pelayanan Kesehatan di Indonesia.
Crisis. Studies in Family Planning. Yogyakarta: PT. Kanisius. 2016.
2003;(34):103-116. 17. Hermawan, Asep. Gambaran Pilihan
12. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Perilaku Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Non Kesehatan/ Tanpa Pertolongan di
2014. Indonesia. Jurnal Kesehatan
13. Spencer,Lyle, M. Jr. and Signe M. Reproduksi. 22 Juni 2017;(08):01.
Spencer. Competency at Work : 18. Ridha, M.S.S., dkk. Analisis
Models for Superior Performance. Pemanfaatan Pertolongan Non
New York : John Wiley & Sons, Inc. Tenaga Kesehatan di Kabupaten
1993. Kolaka Timur. JMKI. April 2017;
14. Donsu, Amelia. Faktor – faktor yang (5):1.
berhubungan dengan pemanfaatan 19. Yusnita, Ira, dkk. Analisis Rendahnya
penolong persalinan di Desa Pemanfaatan Layanan Persalinan
Moyongkota Baru Kecamatan Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja
Modayag Barat. JIB. Januari – Juni Puskesmas Wakaokili Kabupaten
2014;(2):1. Buton. JMKI. April 2015;(03):01.
15. Aziato, Lydia and Cephas N. Omenyo. 20. Astuti, P.A, dkk. Analisis Alasan
Initiation of traditional birth Pemilihan Penolong Persalinan oleh
attendants and their traditional dan Ibu Bersalin di Kabupaten Semarang.
spiritual pratices during pregnancy JMKI. Desember 2014;(02):03.

15

You might also like