Professional Documents
Culture Documents
1 Juni 2019
Abstract
This study aims to improve the character of friendliness among the students through class guidance
services using the experiential learning approach and measure the effectiveness of class guidance services
using the experiential learning approach in students’ perspective.This research is a Guidance and
Counseling action research completed in three cycles. The subjects of this study involved 30 students of
class VII B of SMP Aloysius Turi academic year 2016/2017. The instrument of this research was Friendliness
Character Test, Self Assesment Scale of Friendly Character, validation scale of the effectiveness of the model
in the students’ perspective. The realibility coefficient of the friendly character test was considered very
high (0.885) and self assesment scale for friendship character was categorized as very high (0.950)
measured from the Cronbach’s alpha. The technique for data analysis used the category for score items, one
group pretest-posttest, and paired sample t-test. The result shows that there was a significant development
of friendly character before and after the treatment and this model is effective to develop the students’
friendly character.
Keywords: character education, classroom guidance action research, experiential learning, friendly
1
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
kepada orang tua dan guru; 5) pengaruh mengejek/menghina teman tertentu yang
peer group yang kuat dalam tindak berbeda keyakinan, kelompok, sara, status
kekerasan; 6) semakin kaburnya pedoman sosial ekonomi. Permasalahan ini erat
moral baik dan buruk; 7) penggunaan kaitannya dengan lemahnya karakter
bahasa dan kata-kata yang buruk; 8) bersahabat di kalangan siswa. Penanaman
penyalahgunaan seksual dan anak-anak karakter bersahabat di SMP Santo Aloysius
menjadi cepat dewasa; 9) rendahnya rasa Turi telah dilakukan dengan melaksanakan
tanggung jawab individu dan warga kegiatan apel pagi. Melalui kegiatan apel
negara; dan 10) meningkatnya perilaku pagi, siswa saling bertegur sapa dan
merusak diri, seperti narkoba, alkohol, dan bertatap muka di halaman sekolah,
seks bebas. sehingga nuansa bersahabat muncul antar
Jika dicermati, kesepuluh tanda yang siswa. Namun usaha itu belum sepenuhnya
dikemukakan oleh Lickona di atas berhasil mereduksi motif agressi
nampaknya mulai menggejala di Indonesia (bullying/premanisme) di kalangan siswa
dewasa ini. Hal ini menimbulkan sehingga perlu alternatif tindakan yang
keprihatinan bagi semua kalangan terlebih lebih efektif untuk meningkatkan karakter
bagi praktisi pendidikan. Mengingat peran bersahabat di kalangan siswa.
penting pendidikan dalam pembentukan Tindakan yang dipilih dalam
dan pengembangan karakter siswa, maka penelitian ini adalah layanan bimbingan
berbagai upaya peningkatan karakter kelasikal dengan pendekatan experiential
bangsa harus terus dilaksanakan. learning. Selain menjadi kegiatan yang
Peningkatan pendidikan karakter di SMP menyenangkan dan berbeda dari sekedar
(remaja awal) harus terus dilakukan demi ceramah, pendekatan experiential learnig
memperbaiki kualitas karakter generasi mempunyai banyak kekuatan, diantaranya
bangsa. memberikan kesempatan kepada siswa
Peningkatan karakter remaja sangat untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar
ditentukan oleh pendidikan yang diterima secara aktif. Belajar berdasarkan
dari orang-orang dewasa di sekitarnya. pengalaman lebih terpusat pada
Sekolah merupakan lembaga yang pengalaman belajar siswa yang bersifat
berperan penting selain keluarga. terbuka dan siswa mampu membimbing
Keduanya memberikan andil besar dalam dirinya sendiri. Tindakan dilakukan dalam
meningkatkan karakter siswa. Guru di tiga siklus dengan mengaplikasikan tiga
sekolah memiliki peran yang strategis topik bimbingan yang padat muatan nilai-
dalam meningkatkan karakter siswa nilai karakter bersahabat, yaitu: Aku
karena guru mengambil sebagian peran Berharga, Menghargai Orang lain, dan Gaul
orang tua untuk menyampaikan it’s Oke.
pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap. Fokus sorot PTBK ini ingin mengurai
Berdasarkan hasil pengamatan, permasalahan sebagai berikut: 1) Apakah
penulis mendapati ada beberapa siswa karakter bersahabat dapat ditingkatkan
yang mengganggu temannya saat sedang melalui penerapan pendidikan karakter
belajar, menghina guru mata pelajaran, berbasis layanan bimbingan klasikal
mencuri barang milik teman yang tinggal di dengan pendekatan experiential learning?,
asrama, bersahabat hanya dengan teman 2) jika dapat ditingkatkan, seberapa tinggi
tertentu (diskriminatif), siswa kurang peningkatannya pada setiap siklus?, 3)
empati terhadap teman yang sedang apakah peningkatan tersebut signifikan
mendapatkan musibah, dan siswa antar siklus?, dan 4) menurut penilaian
2
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
siswa seberapa efektif implementasi lainnya sesat. Ketika terjadi hal demikian,
layanan bimbingan klasikal dengan agama yang sangat baik adanya dan
pendekatan ex periential learning untuk seharusnya mempersatukan umat manusia
meingkatkan karakter bersahabat? justru disalahfungsikan, sehingga terkesan
Fathurrohman, dkk (2013) bahwa agama malah memisah-misahkan
menjelaskan ada beberapa tantangan umat manusia. Fanatisme sempit yang
pendidikan karakter di sekolah. radikal menjadikan orang terbelenggu
Diantaranya adalah dekadensi moral dan dalam persahabatan menurut
fanatisme/intoleran. Salah satu penyebab entitas/identitas dan intoleran terhadap
dekandensi moral adalah bertebarnya kelompok lain yang tidak seidentitas
konten negatif melalui kemajuan teknologi dengan dirinya. Situasi ini melahirkan
yang sangat pesat. Kemajuan teknologi persahabatan semu, rapuh, bahkan
mempermudah semua orang dari berbagai menebar saling kecurigaan.
belahan dunia untuk berkomunikasi Lickona (Wibowo, 2012:32)
termasuk menyebarkan informasi mengatakan karakter merupakan sifat
mengenai berbagai hal baik maupun buruk. alami seseorang dalam merespon situasi
Oleh karena segala informasi (buruk) secara bermoral. Sifat alami itu
mudah diakses, seperti perjudian, tindak dimanifestasikan dalam tindakan nyata
kekerasan, pornografi/porno aksi, ujaran melalui tingkah laku yang baik, jujur,
kebencian, dan konten negatif lainnya bertanggung jawab, menghormati orang
sedangkan remaja Indonesia belum siap lain, dan karakter mulia lainnya. Menurut
menghadapi kemajuan teknologi dan Kevin Ryan dan Bohlin (Fathurrohman,
dampak buruknya, maka dekandensi moral dkk: 2013) pendidikan karakter adalah
merebak di kalangan usia pelajar di upaya sungguh-sungguh untuk membantu
Indonesia. seseorang memahami, peduli, dan
Di lain sisi, fanatisme sempit dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai
intoleransi yang buta terhadap pendapat, etis. Karakter mulia meliputi pengetahuan
mazhab, keyakinan, keberadaan, dan hak- tentang kebaikan, lalu menimbulkan
hak orang lain sangat bernafsu komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan
menanamkan pengaruh kepada generasi akhirnya benar-benar melakukan
muda bangsa. Fanatisme dan intoleransi ini kebaikan. Karakter mengacu kepada
merupakan salah satu akibat dari serangkaian pengetahuan, sikap, dan
kemerosotan moral, karena fanatisme motivasi. Pendidikan karakter membantu
sempit seperti ini menjadi pemicu siswa untuk memahami, peduli, bertindak
terjadinya pertentangan dan koyaknya dengan mengoptimalkan potensi siswa
nilai-nilai kemanusiaan universal yang yang disertai dengan kesadaran, emosi, dan
cinta damai, rukun-harmoni, menghargai motivasinya. Tujuannya untuk membentuk
keberagaman, dan hidup penuh pribadi anak supaya menjadi manusia yang
persahabatan. baik.
Ada kelompok tertentu orang di zaman Pendidikan karakter diselenggarakan
sekarang sangat fanatik terhadap untuk mewujudkan manusia yang
kelompok dan kelas sosial mereka. Satu berakhlak mulia dan bermoral baik
sama lain saling berselisih dan saling sehingga kelangsungan hidup dan
menyerang. Contohnya dalam perbedaan perkembangan manusia dapat dijaga dan
agama, banyak orang menganggap dipelihara. Lickona (2012) menjelaskan
agamanyalah yang paling benar dan agama bahwa pendidikan karakter mengharapkan
3
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
4
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
5
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
6
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
7
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
setiap siklus melalui self assessment scale menunjukkan keduapuluh item soal tes
dan skala efektivitas implementasi valid.
pendidikan karakter bersahabat menurut Skala penilaian diri dalam penelitian
penilaian para siswa. ini berbentuk pertanyaan check list dengan
Dalam penelitian ini, tes yang menggunakan skala Likert. Sugiyono
digunakan berupa tes karakter bersahabat (2013) menjelaskan bahwa skala Likert
yang disusun dalam bentuk pilihan ganda digunakan untuk mengukur sikap,
dengan alternatif jawaban bergradasi pendapat, dan persepsi seseorang atau
mulai dari 1 hingga 4 dan masing-masing sekelompok orang tentang fenomena
alternatif jawaban memiliki kebenaran. sosial. Jawaban setiap item dalam skala
Skor 4 diberikan untuk alternatif jawaban penilaian diri memiliki gradasi sangat
yang sungguh mewakili pengaplikasian positif sampai sangat negatif, berupa
nilai karakter bersahabat. Sedangkan skor responsi frekuensi sangat sering (ss),
1 untuk mewakili alternatif jawaban yang sering (s), kadang-kadang (kk), tidak
sangat kurang mewakili nilai karakter pernah (tp). Skala penilaian diri dibagikan
bersahabat. dan diisi oleh siswa pada setiap akhir siklus
Penyusunan soal tes diawali dengan atau topik bahasan. Skala ini digunakan
membuat kisi-kisi yang memuat konstruk untuk mengukur responsi perseptual siswa
aspek karakter bersahabat dan terhadap penguasaan materi/bahan yang
indikatornya berdasarkan konsep Parker & disajikan dalam layanan bimbingan
Asher (1993). Aspek karakter bersahabat karakter bersahabat. Konstruksi Self
yang dikonstruk dalam tes ini memiliki Assesment Scale Karakter Bersahabat
keterkaitan erat dengan topik-topik berdasarkan 3 topik bimbingan, yaitu Aku
bimbingan. Aspek Intimate Change terkait Berharga, Menghargai Orang Lain, dan Gaul
dengan topik bimbingan “Aku Berharga”. It’s Oke. Hasil uji validitas menemukan
Aspek Help and guidance terkait dengan keduapuluh item skala valid.
topik bimbingan “Menghargai Orang Lain”. Untuk memvalidasi efektivitas proses
Conflict resolution terkait dengan topik tindakan dalam PTBK ini, dipakai Kuisioner
“Menghargai Orang Lain”. Aspek Validasi Efektifitas Model (menurut
Companionship and recreations terkait penilaian siswa) berbentuk pernyataan
dengan topik bimbingan “Gaul it’s Oke”. checklist with Guttman scale. Sugiyono
Sedangkan aspek Validation and caring (2013: 139) menjelaskan bahwa
juga terkait dengan topik bimbingan pengukuran dengan tipe ini, akan
“Menghargai Orang Lain”. Peneliti hanya memperoleh respon yang tegas, yaitu “ya-
mengangkat aspek 1, 2, 3, 4, dan 6. Aspek tidak”.
yang tidak terakomodir ke dalam topik Hasil uji reliabilitas Tes Karakter
bimbingan adalah aspek Conflict and Bersahabat diperoleh nilai Alpha sebesar
betrayal. Conflict and betrayal merupakan 0,885 dan nilai Alpha Self Assesment Scale
sejauh mana hubungan ditandai dengan sebesar 0,950. Hasil uji normalitas Shapiro-
argumen, perselisihan, rasa kesal, dan Wik menunjukkan sampel penelitian
ketidak percayaan. Aspek Conflict and berasal dari populasi yang berdistribusi
betrayal kontradiktif dengan aspek yang normal.
lain karena kurang mencerminkan
kualitas-kualitas karakter yang positif. Uji
validitas Tes Karakter Bersahabat
8
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
Series1
9
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
hingga siklus III capaian rata-rata skor Hasil uji Paired Sample Test
siswa meningkat 4,83 poin. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
membuktikan bahwa implementasi yang signifikan (0.043) rata-rata skor
pendidikan karakter bersahabat melalui karakter bersahabat antara sebelum dan
layanan bimbingan klasikal dengan sesudah tindakan senilai 3.066. Ho ditolak,
pendekatan experiential learning efektif artinya secara statistik karakter
dan dapat meningkatkan karakter bersahabat dapat ditingkatkan secara
bersahabat siswa. Data distribusi signifikan melalui layanan bimbingan
peningkatan karakter bersahabat di atas klasikan dengan pendekatan experiential
memperlihatkan bahwa mulai pra tindakan learning pada siswa kelas VII B SMP
hingga siklus III capaian skor siswa Aloysius Turi.
mengalami peningkatan. Adapun
komposisi sebaran subjek berdasarkan Tabel 3. Hasil Uji T-Test Peningkatan
Karakter Bersahabat Antar Siklus
capaian skor karakter bersahabat antar
siklus terlihat sebagai berikut. Paired Differences
95% Confidence
100 Interval of the
T df
Sig. (2-
Difference tailed)
Pair 1 Pra – SiklusI -2.200 9.327 1.703 -5.683 1.283 -1.292 29 .207
1 3 5 7 9 11131517192123252729
Prasiklus –
Pair 2 -3.867 9.737 1.778 -7.503 -.231 -2.175 29 .038
SiklusII
PRA TINDAKAN SIKLUS I
Prasiklus –
Pair 3 -4.833 10.531 1.923 -8.766 -.901 -2.514 29 .018
SiklusIII
SIKLUS II SIKLUS III
Pair 4 SiklusI – SiklusII -1.667 4.205 .768 -3.237 -.097 -2.171 29 .038
Gambar 5. Komposisi Profil Capaian Skor Pair 5 SiklusI – SiklusIII -2.633 4.937 .901 -4.477 -.790 -2.921 29 .007
10
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
11
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
12
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
maupun kelompok (William Kay dalam Baron, R. A., & Byrne, D. (2004). Psikologi
Jahja, 2011). sosial 2. Jakarta: Erlangga.
KESIMPULAN Barus,Gendon. (2015). Menakar Hasil
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat Pendidikan Karakter Terintegrasi di
disimpulkan bahwa: SMP. Cakrawala Pendidikan, Juni 2015,
1. Karakter bersahabat dapat ditingkatkan Th XXXIV No.2.
secara signifikan melalui layanan Fathurrohman, Pupuh., Aa Suryana, Feni
bimbingan klasikal dengan pendekatan Fatriani. (2013). Pengembangan
experiential learning pada siswa kelas Pendidikan Karakter. Bandung: Refika
VII B SMP Aloysius Turi tahun ajaran Aditama.
2016/2017. Peningkatan tersebut Hall, E. (1983). Psychology today an
memperkuat keyakinan bahwa guru BK introduction (5𝑡ℎ ed). New York:
harus hadir dan semakin dilibatkan Random House. Inc.
dalam memperkuat karakter para siswa, Handayani, P. T. (2006). Hubungan antara
bukan dengan ceramah, melainkan kualitas persahabatan dengan
dengan menerapkan pendekatan kesepian pada wanita lajang. Skripsi
experiential learning. (Tidak diterbitkan). Depok: Fakultas
2. Siswa yang menjadi partisipan Psikologi Universitas Gunadarma.
penelitian ini menilai bahwa kualitas- Hartinah, Sitti. (2009). Konsep Dasar
kualitas proses yang berlangsung dalam Bimbingan Kelompok. Bandung: Refika
layanan bimbingan klasikal dengan Aditama.
pendekatan experiential learning sangat Hopkins, David. (2008). A Theacher’s Guide
efektif meningkatkan karakter to Classroom Research Fourth Editions.
bersahabat pada siswa karena hampir England: Open university Press.
semua siswa mengakui bahwa melalui Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi
layanan bimbingan yang diberikan Perkembangan. Jakarta: Kencana
siswa merasa semangat dan gembira Prenada Media
dalam melaksanakan kegiatan, lebih Kail, Robert V &John C, Cavanaugh. (2010).
kreatif, berani mencoba melakukan Human Development: A Life- Span View.
sesuatu, muncul keinginan untuk CA: Wadsworth Cengange Learning.
menolong orang lain, terdorong untuk Kolb. (1984). Experiential Learning:
terlibat aktif, berani bertanggung jawab, Experience as the Source of Learning
menghargai teman/bekerja sama, and Development. New Jersey: Prentice
mempererat rasa persaudaraan/ Hall.
persahabatan, membangun Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
kepedulian/kesetiakawanan, www.indonesianreview.com
meningkatkan kesadaran siswa Lickona, Thomas. (2012). Mendidik untuk
memperbaiki diri, dan membuat Membentuk Karakter. Jakarta: Bumi
hubungan guru-siswa akrab/ Aksara.
hangat/dekat. Nasution. (2005). Berbagai Pendekatan
dalam Proses Belajar Mengajar.
Daftar Pustaka Bandung: Bumi Aksara.
Baharuddin, Wahyuni, E.N. (2010). Teori Makrifah, Fanistika Lailatul & Wiryo
Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Nuryono. (2014). Pengembangan
Ar-Ruzz Media. Paket Permintaan dalam Layanan
13
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
14