You are on page 1of 14

I RT

Analisis Kebijakan
Batas Minimal Usia
Pernikahan
Kelompok 6
GET TO KNOW US

Aulia dwi nur risky dinda auliyatus s Kresna wi caksono


220612606016 220612610299 220612609673
GET TO KNOW US

malinda salsabila M a y ra va n y a z a k iy a moh Fahimul Ilmi


220612601476 220612605274 220612608392
table of
CONTENT

aktor konten konteks

proses
aktor
kategori peran pro kontra

Anak-anak
Individu dibawah usia 19 Sebagai pelaksana kebijakan

tahun

Orangtua/wali/ma
Group Sebagai pengawas anak-anak 

syarakat sekitar


Pegawai KUA Sebagai pelaksana kebijakan


Pemerintah  Sebagai pembuat kebijakan


KEMENPPA Sebagai pembuat kebijakan

Mengeluarkan peraturan larangan


Organisasi WHO

menikah di usia <18


konten
Latar Belakang Tujuan
Kebijakan batasan usia minimal pernikahan dini Melindungi kesehatan calon pengantin
dibuat untuk mencegah pernikahan anak usia saat usia muda
muda dan juga dampak negatif yang akan Mengurangi tingkat pernikahan di usia
muncul setelah terjadi pernikahan muda. muda
Pernikahan muda tentunya menimbulkan Memenuhi hak anak untuk melanjutkan
berbagai dampak pada segala bidang. Misalnya pendidikan
pada bidang pendidikan, bidang kesehatan baik Mengurangi risiko kematian ibu dan anak
fisik maupun mental. Gejala-gejala dan akibat akibat hamil di usia muda
atau dampak dari pernikahan muda akan menjadi
suatu permasalahan yang rumit jika tidak segera
ditangani.
Definisi Durasi Waktu
Kebijakan batasan usia minimal Durasi waktu yang efektif tercantum pada
pernikahan adalah peraturan yang perubahan atas peraturan perundang-
dibuat untuk mencegah adanya undangan Pasal 7 Nomor 1 Tahun 1974
pernikahan anak dibawah usia 19 tahun tentang Perkawinan yang telah disahkan
baik laki-laki maupun perempuan, serta oleh Presiden RI pada 14 Oktober 2019, dan
untuk mencegah berbagai dampak diundangkan pada 15 Oktober 2019.
negatif yang bisa ditimbulkan dari Peraturan tersebut akan terus berlaku
pernikahan di usia muda hingga dikeluarkannya kebijakan baru
yang mengatur tentang perkawinan
Pertanggungjawaban Ruang Lingkup
Dalam kasus pernikahan anak tentunya Anak usia di bawah 19 tahun baik
semua pihak dapat dilibatkan untuk laki-laki maupun perempuan
turut bertanggung jawab mulai dari Presiden dan Pemerintah (DPR)
negara, pemerintah, masyarakat, orang Orang tua dari anak-anak
tua, bahkan anak itu sendiri. Hal tersebut
tersebut dilakukan karena pernikahan
Petugas KUA
anak sendiri merupakan sebuah
pelanggaran hak anak (HAM), yang
mana hal tersebut menjadi suatu hal
yang penting untuk ditangani bersama
Pernyataan
KEBIJAKAN
Berdasarkan peraturan perundangan yang
sudah tertera yang mengatur tentang
perkawinan anak, maka masyarakat
Indonesia wajib mematuhi serta menjalin
kerja sama untuk mencegah terjadinya
perkawinan anak yang semakin banyak
Konteks
Faktor Situasional Faktor Budaya
• kedaruratan kondisi ( melakukan hubungan • Karena perjodohan dini yang sudah di
seks di luar pernikahan yang mengharuskan rencanakan oleh orang tua
untuk menikah )
• keadaan ekonomi( mengharuskan melakukan
pernikahan dini )

Faktor Struktural Faktor Internasional


• informasi melalui media yg bersifat pornografi • Perkembangan zaman yang pesat membuat
yg membuat kalangan muda ingin mencoba, pergaulan bebas menyebar di kalangan anak
melakukan, dan mempraktekkan dari media muda
tersebut
Implementasi
Keberhasilan Kebijakan Kelemahan Kebijakan
1. UU No.16 tahun 2019 tentang perubahan atas UU No.1 tahun 1. Jika terjadi penyimpangan atas ketentuan batasan
1974 tentang perkawinan usia minimal menikah umur tersebut orang tua pihak pria dan orang tua
2. Perubahan batas minimal usia perkawinan perlu di lakukan pihak wanita harus meminta dispensasi ke Pengadilan
beberapa upaya : dengan alasan sangat mendesak disertai bukti-bukti
filosofis = menghapus diskriminasi dalam pemerolehan hak pendukung yang cukup mendukung
dasar dan konstitusional yang lahir akibat perbedaan batas 2. Praktik pernikahan pada anak didapati tetap marak
minimal usia perkawinan
meski pemerintah sudah merevisi batas usia minimal
sosiologis = Mencegah terjadinya perkawinan usia dini yang
perkawinan di Indonesia menjadi 19 tahun melalui
membawa dampak terjadinya ibu hamil dan melahirkan
Undang-undang Nomor 16 tahun 2019
usia dini yang beresiko tinggi terhadap kesehatan
3. Terdapat beberapa masyarakat yang masih belum
3. Pihak KUA,tidak menerima pernikahan di bawah umur sesuai
mengetahui isi dari kebijakan tersebut sehingga tetap
dengan UU No.16 tahun 2019
melakukan pernikahan di usia dini
4. Kedudukan pengambilan keputusan, dimana KUA sudah
4. Beberapa masyarakat yang belum mengetahui
menjalankan tugas untuk menolak perkawinan usia dini,
manfaat atau dampak positif dibuatkannya kebijakan
serta orang tua yang menikahkan usia dini harus
mengajukan dispensasi ke pengadilan tersebut
Evaluasi
Evaluasi Isi Evaluasi Implementasi Evaluasi Dampak
Berdasarkan dengan tujuan kebijakan Berdasarkan implementasi kebijakan, UU No 16 Berdasarkan kebijakan batas minimal usia
batas minimal usia pernikahan dalam tahun 2019 mengatakan bahwa perkawinan pernikahan, dampak perkawinan usia anak
UU no.16 tahun 2019 ,dengan adanya hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah dapat memicu perceraian. Dampak lain
kebijakan tersebut membantu mencapai umur 19 tahun. Namun kebijakan ini dapat menyebabkan kemiskinan baru
pengurangan potensi anak perempuan masih belum terlaksana dengan baik, hal ini ataupun kemiskinan struktural karena
terlihat pada berita kompas.com, setelah
ataupun laki laki melakukan pernikahan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang
dikeluarkannya UU batas minimal usia
dini. Setelah dikeluarkan kebijakan tidak berkualitas. Belum lagi ketika terjadi
perkawinan, banyak orang tua yang meminta
tersebut angka penurunan perkawinan KDRT dan pola asuh anak yang salah
dispensasi pernikahan pada pengadilan. Hal ini
di indonesia telah menurun dari tahun sehingga akan menimbulkan masalah baru
menimbulkan pro dan kontra. Pihak pro
ke tahun. Namun, dengan adanya menyetujui dengan dikeluarkannya UU batas yang dapat merenggut hak-hak anak.
kebijakan ini, menjadi pro dan kontra di minimal menikah karena mendukung penurunan Perkawinan anak juga berdampak pada
kalangan masyarakat dalam terjadinya pernikahan dini, namun pihak kontra terganggunya kesehatan sistem reproduksi
memahami batas usia pernikahan dini mungkin menginginkan anaknya menikah muda hingga dapat menyebabkan kanker serviks
yang telah ditentukan dan di sahkan dikarenakan banyak hal, seperti hamil diluar nikah, dan penyakit seks menular lainnya.
tahun 2019. melakukan zina, tertangkap masyarakat karena
berduaan, dan lain sebagainya
Saran dan upaya pencegahan
1. Menyediakan Pendidikan Formal Memadai, anak-anak perempuan dan laki-laki
mendapatkan kesempatan akses pendidikan formal yang memadai, maka
pernikahan dini dapat dicegah.
2. Dengan menjamin anak mendapat layanan dasar komprehensif untuk
kesejahteraan anak, meningkatkan sinergi dan konvergensi upaya pencegahan
perkawinan anak
3. Mengoptimalkan kapasitas anak dengan meningkatkan kesadaran dan sikap
anak terkait hak kesehatan reproduksi dan seksualitas yang komprehensif
4. Memberdayakan Masyarakat Agar Lebih Paham Bahaya Pernikahan Dini
5. Dengan menguatkan peran orangtua, keluarga, organisasi
sosial/kemasyarakatan, sekolah, dan pesantren untuk mencegah perkawinan
anak.

You might also like