You are on page 1of 4

PENGURUS CABANG

PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA


(Branch Board of Indonesian Moslem Student Movement)
KABUPATEN BONDOWOSO
Jl. Curahdami RT. 013 RW. 003, Desa Poncogati, Kec. Curahdami, Kab. Bondowoso
V-04
Telp : 082232463626, E-mail : pmiicabangbondowoso@gmail.com

MELESAT (Mandiri, Ekonomi, Lestari, Sejahtera, Adil dan Terdepan dalam bingkai iman dan
taqwa) adalah visi misi lima tahunan Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso 2018-2023. Tidak main-main,
visi misi tersebut dijelaskan secara gamblang singkat dan padat pada acara pelantikan Bupati dan Wakil
Bupati dengan keyakinan penuh dan rasa optimisme akan tercapai dalam periode pemerintahan ini. Tidak
hanya itu, jargon Bondowoso MELESAT mengakar pada tatanan birokrasi pemerintah dan tertulis sangat
jelas pada aksesoris dalam kantor pemerintahan, visi misi tersebut menjadi atensi birokrasi sebagai
nomenklatur tujuan dari pemerintah di periode ini.
Dalam sambutannya Bupati Bondowoso Drs. KH. Salwa Arifin menyampaikan terdapat lima
program prioritas dalam mencapai visi misi MELESAT itu, Pertama, percepatan reformasi birokrasi yang
berbasis keterbukaan informasi publik dan partisipatif. Kemudian, membangun sinergitas vertikal dan
horizontal dalam pembangunan untuk mewujudkan sejahtera. Sedangkan yang ketiga, mengoptimalkan
sektor pertanian, perkebunan dan sektor pariwisata yang religius dan ramah lingkungan. Empat,
percepatan investasi daerah dan penguatan UKM sebagai penopang ekonomi rakyat. Dan yang terakhir,
optimalisasi pendidikan karakter melalui penguatan pondok pesantren serta pendidikan non formal yang
akan disinergikan dengan pendidikan formal sebagai pilar pembangunan Bondowoso berdasarkan iman
dan taqwa.
Coba kita uji bersama, sejauh mana visi misi Bupati ini terealisasi? setiap gagasan dan ide yang
akan dituangkan tentu harus memiliki indikator pencapaian. Kemudian pertanyaan besarnya adalah
dengan melihat kondisi dan realita masyarakat Bondowoso hari ini, apakah visi misi tersebut telah
menyentuh sampai kepada tatanan bawah masyarakat? Atau hanya sebatas jargon pemerintah untuk
memuluskan kekuasaan dan memperkaya diri? Coba kita diskusikan dan gali bersama sejauh mana
kontribusi pemerintah dalam menjalankan mandat dan tugasnya itu, sesuai dengan apa yang mereka
gembar gemborkan.
PMII Bondowoso dalam perjalanannya selalu Mengkawal Kebijakan pemerintah yang tidak pro
kepada rakyat dan tidak mementingkan kesejahteraan rakyat, ada beberapa isu strategis yang menjadi
atensi gerakan PC PMII Bondowoso hingga saat ini. Tentu isu tersebut adalah permasalahan yang selalu
dibenturkan dengan adanya konstitusi yang sudah dibentuk dan realita Masyarakat Bondowoso. Pertama,
perihal pupuk bersubsidi. Pada tahun lalu, PC PMII Bondowoso telah melakukan advokasi dan
pengkawalan ketat terhadap carut marutnya pupuk bersubsidi ini, hingga pada akhirnya DPRD kabupaten
Bondowoso melakukan pembentukan pansus pupuk bersubsidi dengan harapan kelangkaan yang
menyebabkan mahalnya pupuk bersubsidi dapat teratasi. Gerakan ini awalnya terlihat sistematis dan
dinamis, namun pada awal tahun 2023 pemerintah seakan-akan mulai kehilanganmu kejelasan untuk
memberantas kelangkaan pupuk dan mahalnya pupuk bersubsidi yang dimainkan oleh mafia pupuk.
Pemerintah seakan-akan seperti sudah semakin melempem dan terlihat tidak ada gerakan konkrit dalam
memberantasnya, hal ini terbukti dengan kelangkaan pupuk yang kembali terus terjadi. Dilain sisi SK

Taqwa, Intelektual, Profesional


PENGURUS CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Branch Board of Indonesian Moslem Student Movement)
KABUPATEN BONDOWOSO
Jl. Curahdami RT. 013 RW. 003, Desa Poncogati, Kec. Curahdami, Kab. Bondowoso
V-04
Telp : 082232463626, E-mail : pmiicabangbondowoso@gmail.com

distribusi pupuk bersubsidi yang setiap tahunnya selalu dikeluarkan dan dipublikasikan oleh Pemerintah
Kabupaten Bondowoso, tahun ini tidak ada upaya apapun dari Bupati Bondowoso untuk mengaturnya. Hal
ini berbanding terbalik dengan visi misinya yang diucapkann dalam sambutan pelantikannya dalam
mengoptimalkan sektor pertanian dan perkebunan. Padahal, petani sangat membutuhkan pupuk hari ini,
mereka sampai rela membeli pupuk yang sudah jelas-jelas disubsidi pemerintah dengan harga yang lebih
mahal bahkan sampai dua kali lipat dari harga yang dicantumkan pada SK Bupati tahun lalu
Kemudian kemandirian ekonomi tidak terlihat sama sekali dalam mengangkat dan memajukan
sektor ekonomi pertanian, padahal masyarakat Bondowoso sebagian besar profesinya adalah petani.
Keragaman local ekonomi pertanian seakan-akan direnggut oleh pemerintah yang tidak menemui
kejelasan kemana arah ekonomi ini akan dibangkitkan. Bukti konkrit yang masih ada hari ini adalah perihal
pertanian singkong dan kopi yang telah menjadi ciri khas local wisdom dari Kabupaten Bondowoso, lahan
pertanian singkong semakin tahun mulai berkurang karena tidak mampunya pemerintah untuk membuat
kebijakan dan menegakkannya tentang persoalan tersebut. Dilain sisi pertanian kopi pada masa
pemerintahan hari ini semakin dikesampingkan, pemerintah tidak memiliki komitmen untuk menjalankan
perbup tentang tata kelola dan tata niaga produk kopi. Padahal kopi Bondowoso adalah produk yang
memiliki branding besar di pasar nasional dan internasional dari kopi Ijen Raung dan kopi Argopuro. Belum
lagi pengelolaan BUMD PT. Bondowoso Gemilang yang menjadi salah satu pilar proses pengembangan
kopi dan distribusi kopi hingga kini mati tak terarah akibat kasus-kasus yang terjadi di dalamnya, ini
membuktikan bahwa pemerintah tidak mampu untuk mengelola konflik yang hadir.
Kedua, konflik berlanjut pada tatanan penyusunan birokrasi pada lembaga eksekutif. Isu tentang
jual beli jabatan yang diutarakan oleh ketua DPRD Bondowoso hari ini menjadi bola liat yang tidak tau
kemana arah tujuannya. Hal tersebut membuat masyarakat Bondowoso sendiri resah dengan adanya
saling lempar melempar perihal isu yang memalukan tersebut. Bupati Bondowoso sebagai pimpinan
tertinggi seakan-akan diam tak ada komentar, padahal pernyataan seperti ini adalah persoalan prinsip
yang memang harus digali hingga tuntas ke akar-akarnya agar tidak menjadi bola liar yang membuat
masyarakat resah. Misi Bupati dalam melakukan Reformasi birokrasi yang berbasis keterbukaan publik
hanya menjadi wacana stimulan dalam pidato pelantikannya.
Ketiga, infrastruktur pembangunan. Sejak sebelum covid-19 hingga setelah covid-19 menjadi
endemi apakah terlihat pembangunan infrastruktur yang signifikan di kabupaten Bondowoso? Jika
alasannya refocusing dana pada saat covid-19 melanda itu sudah dipahami oleh masyarakat umum,
namun fokus anggaran setelah itu tidak jelas arah dan tujuannya kemana, bahkan Bupati seperti
meninggalkan visi-misi MELESAT yang menjadi nomenklatur Bondowoso maju periode ini. Kondisi realita
Infrastruktur seperti dibiarkan begitu saja, jalan-jalan penghubung kecamatan telah banyak berlubang
akibat usia yang sudah lapuk. Pemerintah tidak ada upaya untuk melakukan perbaikan atau merenovasi

Taqwa, Intelektual, Profesional


PENGURUS CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Branch Board of Indonesian Moslem Student Movement)
KABUPATEN BONDOWOSO
Jl. Curahdami RT. 013 RW. 003, Desa Poncogati, Kec. Curahdami, Kab. Bondowoso
V-04
Telp : 082232463626, E-mail : pmiicabangbondowoso@gmail.com

infrastruktur tersebut, tidak ada upaya untuk melakukan kolaborasi dengan pihak ketiga atau swasta,
bahkan usaha dalam melakukannyapun terlihat tidak tegas ketika realisasinya tidak segera dijalankan.
Keempat, kemiskinan di. Bondowoso setiap tahun semakin bertambah. Presentase kemiskinan
masyarakat bertambah setiap tahunnya hingga pada data tahun lalu naik hingga mencapai 1% lebih.
Kesejahteraan masyarakat belum terlihat secara gamblang di Bondowoso, kemandirian ekonomi juga
belum terlihat jelas kemana arah ekonomi ini akan difokuskan, kebijakan anggaran untuk investasi dan
mendorong UMKM belum ada upaya yang konkrit dalam melakukannya. Lalu kemana arah pembangunan
ekonomi pemerintah kita?
Terakhir, kelestarian alam di Bondowoso semakin tahun semakin berkurang, deforestasi hutan
untuk pembukaan tambang dan pertanian yang tidak memiliki arah tujuan yang jelas semakin menambah
keluasannya. Isu lingkungan yang menjadi permasalahan akan adanya tambang di kecamatan Ijen seolah
terbiarkan, sampai hari ini tidak ada perihal sosialisasi AMDAL yang dilakukan oleh perusahaan terkait dan
tidak ada upaya pemerintah untuk mendorongnya dalam melakukan hal tersebut. Tentu dalam hal
deforestasi dan eksploitasi suatu wilayah akan memiliki Dampak jangka panjang lingkungan, hal tersebut
belum di data dengan serius hal-hal mengenai dampak positif dan negatif yang akan terjadi akibat adanya
tambang tersebut. Apa ini hanya menjadi kongkalikong pemerintah dengan korporasi dalam memperkaya
diri mereka sendiri tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi terhadap Bondowoso, entah dari segi
pertanian, ekonomi dan sosial masyarakat. Kemudian permasalahan yang belum dapat dikendalikan
pemerintah disetiap tahunnya adalah banjir yang melanda kecamatan Ijen, apakah ada upaya dari
pemerintah untuk melakukan tindakan dalam meredam agar banjir dapat diminimalisir? Tidak ada,
pemerintah hanya melakukan tugas formalitasnya ketika banjir telah datang, mereka dengan sok
gagahnya seperti paling peduli pada kemanusiaan namun tidak melakukan tindakan agar bencana
tersebut tidak terjadi lagi. Miris!
Oleh karena itu, kami meminta pemkab dan DPRD Bondowoso meninjau ulang terkait adanya
perusahaan tambang energi panas bumi di Bondowoso yaitu PT Medco Cahaya Geothermal, mengingat
keberadaan perusahaan tersebut sampai detik ini sangat tidak berdampak positif bagi masyarakat sekitar
atau bondowoso pada umumnya. Seharusnya Pemkab Bondowoso jeli terhadap dampak negatif ketika
ekpolarasi tersebut dilaksanakan, semisal fasilitas umum di sana yang tidak diperhatikan seperti
sekolahan, rumah sakit, jalan dan fasilitas peribadatan.
Belum lagi jaminan kebutuhan mendasar masyarakat sekitar pun harus pula menjadi titik tekan
kebijakan pemkab Bondowoso. Sebab secara ekonomis pun kami tidak melihat kemauan pemerintah
untuk memberikan daya ungkit ekonomi secara positif pada masyarakat sekitar pada khususnya dan
Bondowoso pada umumnya. Kita tahu masyarakat sekitar sangat lemah secara ekonomi, pendidikan dan
pertanian pada khususnya yang menjadi mata pencaharian masyarakat di daerah Ijen.

Taqwa, Intelektual, Profesional


PENGURUS CABANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Branch Board of Indonesian Moslem Student Movement)
KABUPATEN BONDOWOSO
Jl. Curahdami RT. 013 RW. 003, Desa Poncogati, Kec. Curahdami, Kab. Bondowoso
V-04
Telp : 082232463626, E-mail : pmiicabangbondowoso@gmail.com

Pemerintah sudah seharusnya melaksanakan kegiatan yang berdampak positif dan berpihak pada
masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, kami mendorong pemerintah untuk meninjau ulang adanya PT Medco
Cahaya Geothermal tersebut.

Taqwa, Intelektual, Profesional

You might also like