You are on page 1of 13

Jurnal Informasi Dan Komunikasi

Administrasi Perkantoran
Volume 4, No.2, Mei 2020
Online: http://jurnal.uns.ac.id/JIKAP

ANALISIS TATA RUANG KANTOR BAGIAN PERDATA DI


PENGADILAN NEGERI KARANGANYAR KELAS II

Try Agustina1, Hery Sawiji2, Anton Subarno3


Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Email: tryagustina48@gmail.com, sawijihery@yahoo.com,
antonsubarno@fkip.uns.ac.id.

Abstract
This study aims to find out 1) how to anticipate the incorrect office layout at civil
department of Karanganyar state court class II, 2) how to arrange the office
equipment which does not place at ergonomically to the officers at Karanganyar
state court class II. The research is a qualitative method using a case study
approach. Data sources were informants, places, events, and documents. The
research sampling was the snowball sampling. Data were collected using
observation, interviews and analysis documents. The data were validated using
technical triangulation and source triangulation. Data analysis techniques were
interactive analysis models. The results of this study show that 1) maximizing the
use of existing space at the civil department as needed, designing a good office
spatial planning, rearranging the office layout at the civil department by paying
attention the workflow principle and the flexible arrangement of office layout. 2) to
arrange the office equipment which does not place at ergonomically to the officers
is the equipment placement next by the officer in order to minimize the waste of time
and energy. Placed in accordance with the workflow which makes the officers easy
to work, announcing and training for officers who cannot operate new equipment.

Keywords: office layout, Karanganyar state court class II, office management

Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran


e-ISSN 2614-0349
2 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

I. PENDAHULUAN tepat waktu. Namun, penataan


Kantor merupakan tempat ruangan yang tidak tepat akan
untuk melaksanakan kegiatan mempengaruhi faktor fisik
pelayanan dan pengelolaan maupun psikis para pekerja kantor.
administrasi. Kegiatan pelayanan Penataan tata ruang kantor
dan pengelolaan adminitrasi diperlukan perencanaan terlebih
organisasi atau perusahaan akan dahulu. Menurut Undang-Undang
mempengaruhi segala aktivitas No.26 Tahun 2007 pasal 1 ayat 13,
pekerjaan yang dilakukan oleh perencanaan tata ruang adalah
karyawan. Tata ruang kantor suatu proses unuk menentukan
merupakan faktor penting dalam struktur ruang dan pola ruang yang
menciptakan kelancaran demi meliputi penyusunan dan
menjalankan pekerjaan kantor. penetapan rencana tata ruang.
Pada dasarnya tata ruang kantor Perencanaan tata ruang kantor
disusun supaya para pekerja kantor menjadi penentu susunan
bisa menjalankan tugasnya secara komponen fisik dan pekerjaan
optimal. Penataan tata ruang dalam satu kesatuan yang efisien.
kantor yang cocok dengan asas- Komponennya dapat meliputi
asas tata ruang kantor, akan penempatan perabot kantor dan
menciptakan sebuah mekanisme peralatan kantor yang digunakan.
dan mobilisasi kerja selaras Penyusunan ruang kantor dimulai
dengan tujuan yang diharapkan. dari penempatan meja kerja, kursi,
Tata ruang kantor perlu alat-alat perkantoran dan mesin
memperhatikan faktor-faktor yang kantor perlu memperhitungkan
mempengaruhinya yaitu faktor luas ruangan dan jumlah pegawai
pencahayaan, faktor warna, faktor yang bekerja di suatu kantor.
suara dan faktor udara. Faktor Realita lapangan yang
pencahayaan dan ventilasi ditemukan di Pengadilan Negeri
merupakan faktor yang penting Karanganyar Kelas II, penataan
dalam mempengaruhi kepuasaan tata ruang kantor seringkali
pekerja dengan lingkungan fisik mengalami kendala atau masalah
(Haynes, 2008). Faktor warna yang menghambat proses
yang tepat dalam sebuah kantor pelaksanaan aktivitas kantor,
akan memberikan dampak sehingga efesiensi kerja para
terhadap suasana kerja bagi karyawan tidak berjalan sesuai
pegawainya. Selain memiliki tujuan dan target yang diharapkan.
pengaruh dari segi psikologis, Susunan tata ruang yang rapi dan
penentuan warna juga memiliki teratur akan menciptakan kondisi
ikatan yang erat dengan sistem kerja yang lebih baik,
penerangan atau pencahayaan di memperlancar pekerjaan dan
ruang kerja. Tata ruang kantor penggunaan segenap ruangan yang
yang efektif dapat meminimalisir ada dengan optimal. Meskipun
sumber kebisingan sebuah kantor. telah disesuaikan dengan faktor-
Ketika para pegawai merasa faktor yang mempengaruhinya,
nyaman dalam bekerja, maka masih saja terdapat hambatan yang
pekerjaan akan diselesaikan secara akan menyebabkan permasalahan
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
3 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

di kantor. Permasalahan tersebut II. METODE PENELITIAN


diantaranya adalah penataan tata Peneliti menggunakan
ruang kantor yang kurang sesuai metode kualitatif yang bentuk
dengan tugas pokok dan fungsi penelitian berupa penelitian
pegawai dimana yang seharusnya deskriptif kualitatif dengan
dalam menjalankan tugas melakukan eksplorasi untuk
pekerjaan tidak terjadi menggambarkan objek tertentu
pemborosan waktu dan tenaga. dengan jelas dan sistematis.
Penataan pada perabot kantor Peneliti menggunakan strategi
seperti jaraknya yang terlalu penelitian studi kasus dengan jenis
berdekatan menyebabkan pegawai penelitian tunggal terpancang
mengalami kesulitan untuk (embedded research) yaitu sudah
berpindah tempat dan masih ada menentukan fokus penelitian
penataan alat-alat kantor yang berupa variabel utama dan
jaraknya terlalu jauh dari perabot kemudian dikaji berdasarkan
kantor memungkinkan pegawai tujuan yang telah ditentukan
harus mengeluarkan tenaga dan peneliti sebelum melakukan
waktu lebih banyak dalam penelitian di lapangan.
menjalankan pekerjaan. Data primer yang diperoleh
Terdapat pula pegawai yang peneliti adalah observasi ke
memiliki dua meja sekaligus, meja lapangan dan wawancara.
pertama sebagai tempat untuk Sedangkan data sekunder
meletakan berkas dan meja kedua diperoleh penliti dari studi
sebagai tempat meletakan dokumentasi dan buku tentang tata
komputer dan printer. Pegawai ruang kantor. Peneliti
yang memiliki dua meja tersebut menggunakan teknik bola salju
dikarenakan ruang kerja yang (Snowball Sampling) dengan
pertama sempit dan berdempetan menetapkan informan kunci (key
dengan ruang kerja pegawai informan) yaitu Ketua Pengadilan
lainnya. Sehingga menyebabkan Negeri Karanganyar. Tujuannya
kesalahan dalam pemanfatan yaitu untuk mendapatkan informsi
ruangan yang tidak terpakai. yang dicari dengan melakukan
Adanya permasalahan pada wawancara secara bertahap.
ruang bagian perdata di Kemudian peneliti akan meminta
Pengadilan Negeri Karanganyar, rekomendasi untuk narasumber
apabila tidak diperbaiki maka akan yang akan diwawancarai
mempengaruhi kinerja para selanjutnya dan dijadikan sebagai
pegawainya, sehingga dibutuhkan sumber informan, begitu juga
penataan tata ruang kantor yang seterusnya hingga peneliti
baik dalam pengelolaannya memperoleh informasi yang
dengan menerapkan asas tata dianggap cukup.
ruang kantor yang sesuai dengan Teknik pengumpulan data
kondisi ruangan yang ada, yang digunakan peneliti adalah
misalnya penerapan asas jarak observasi terus terang atau
terpendek tersamar dengan cara terjun
langsung ke lapangan untuk
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
4 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

melihat fakta yang sebenarnya melakukan perencanaan


mengenai tata ruang kantor bagian penataan ulang dan
perdata di Pengadilan Negeri memaksimalkan ruangan
Karanganyar. Peneliti sebaik mungkin, sehingga
menggunakan wawancara tidak ada ruangan yang
terstruktur dengan menyiapkan dibiarkan tidak terpakai dan
instrumen penelitian yang berupa setiap pegawai memiliki akses
pertanyaan-pertanyaan tertulis. dalam menjalankan
Pertanyaan yang dibuat telah pekerjaanya sesuai urutan.
diatur secara terstruktur, sehingga Hambatan dalam
wawancara yang dilakukan lebih mengatasi penataan tata ruang
terarah. kantor bagian perdata di
Pada penelitian ini, dokumen Pengadilan Negeri
data yang digunakan adalah foto Karanganyar kelas II yang
tata ruang kantor, tugas pokok dan kurang sesuai adalah
fungsi kerja dan segala aktivitas dipengaruhi diantaranya
pekerjaan kantor serta catatan- merupakan lingkungan fisik
catatan mengenai sarana prasarana kantor yang salah satunya
bagian perdata di Pengadilan adalah faktor suara. Terdapat
Negeri Karanganyar. Peneliti kebisingan suara yang timbul
menggunakan triangulasi sumber di luar ruangan dan terkadang
dan triangulasi teknik. Triangulasi mengganggu konsentrasi
sumber yang dilakukan peneliti pegawai saat bekerja. Selain
yaitu dengan memperoleh data itu, luas ruangan yang terbatas
dari sumber yang tidak sama dan dengan jumlah pegawai yang
menggunakan teknik yang berbeda banyak dan perabot kantor
untuk menguji kebenarannya. Lain yang berukuran besar serta
halnya dengan triangulasi teknik kurang menjaga kerapian
yaitu teknik pengumpulan datanya ruangan. Perencanaan tata
yang berbeda-beda demi ruang kantor juga tidak
memperoleh data dari sumber terencana secara baik,
yang sama. Untuk pengecekannya sehingga ruangan terkesan
dapat dilakukan dengan sempit dan tidak rapi.
melakukan observasi, wawancara Cara mengatasi
dan dokumentasi, sehingga hambatan penataan tata ruang
peneliti dapat menemukan kantor bagian perdata di
kebenaran atau kepastian dari Pengadilan Negeri
informasi data tersebut. Karanganyar kelas II yang
kurang sesuai yaitu dengan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN menyusun dan memikirkan
A. Hasil Penelitian perencanaan tata ruang kantor
Penataan tata ruang sesuai dengan kebutuhan
kantor bagian perdata di kantor. Apalagi jika tidak ada
Pengadilan Negeri aturan yang mengatur tata
Karanganyar kelas II yang ruang kantor, sangatlah
kurang sesuai dengan diperlukan kebijakan dari
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
5 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

pimpinan instansi untuk mesin baru juga


melakukan pengaturan atau memperlambat proses
penyusunan tata rung kantor bekerja.
sesuai dengan kebutuhan Cara mengatasi
kantor dan bergantung pada hambatan dalam menyiasati
inovasi pimpinan. Adanya letak alat-alat kantor yang
perencanaan yang matang tidak berdekatan dengan
akan memaksimalkan pegawai bagian perdata di
penggunaan ruang yang ada, Pengadilan Negeri
sehingga pelaksanaan Karanganyar kelas II, perlu
pekerjaannya sesuai dengan beragam upaya dapat
tujuan dan dapat dilakukan guna
meningkatkan keefektifan meminimalisir kesalahan
para pegawai. dalam bekerja. Upaya yang
Cara menyiasati letak bisa dilakukan adalah
alat-alat kantor yang tidak melakukan pelatihan pada
berdekatan dengan pegawai pegawai yang belum bisa
bagian perdata di Pengadilan mengoperasikan peralatan
Negeri Karanganyar kelas II baru dan lebih mendisiplinkan
dengan mendekatkan alat-alat pegawai agar dapat
kantor yang dibutuhkan bertanggung jawab dalam
pegawai dan setiap pegawai melaksanakan pekerjaannya.
disediakan tempat atau lemari
kecil untuk menyimpan alat- B. Pembahasan
alat kantor yang akan Pengaturan tata ruang
digunakan, sehingga pegawai kantor yang sesuai, akan
tidak perlu berjalan jauh yang menciptakan kenyamanan
dapat memperlambat suatu para pegawai dalam
pekerjaan. menjalankan aktivitas kerja
Hambatan dalam kantor. Penataan perabot
menyiasati letak alat-alat kantor yang tepat akan
kantor yang tidak berdekatan memperlancar pegawai dalam
dengan pegawai bagian bekerja dan akan
perdata di Pengadilan Negeri meningkatkan keefektifan
Karanganyar kelas II adalah pegawainya. Kantor bagian
perilaku maupun kebiasaan perdata di Pengadilan Negeri
pegawai yang kurang baik Karanganyar telah
akan berdampak pada kinerja menggunakan asas
pegawai lain. Peletakan alat- penggunaan segenap ruang
alat kantor yang tidak sesuai yaitu memaksimalkan seluruh
dengan tempatnya akan ruangan yang tersedia dengan
memperlambat pekerjaan sebaik mungkin dan
sehingga pegawai melakukan semaksimal mungkin. Hal itu
pemborosan. Selain itu telah sesuai dengan
terdapat pegawai yang tidak pernyataan yang
bisa mengoperasikan mesin- dikemukakan Gie (2012:190)
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
6 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

bahwa tata ruang yang terbaik ruangan maupun luar ruangan.


adalah memakai semua ruang Hal ini telah sesuai dengan
yang ada. Ruang itu tidak yang diungkapkan oleh
hanya luas lantai saja, tetapi Maryati (2002:150) yaitu
ruang vertikal ke atas maupun bekerja dengan banyak orang
ke bawah. seringkali menimbulkan suara
Penyusunan tempat gaduh, kacau atau ramai.
kerja disesuaikan dengan arus Pengaturan suara pada
kerja pegawai dimana ruangan bagian perdata masih
penyusunannya ditempatkan kurang, sehingga
sesuai dengan bidangnya menyebabkan komunikasi
masing-masing. Di bagian antar pegawai terkadang
perdata pegawai yang terganggu akibat suara gaduh
berhubungan dengan yang timbul. Hal ini telah
masyarakat telah ditempatkan sesuai dengan pendapat
di depan dan diberikan Samani (2015:169) bahwa
ruangan khusus, hal ini sesuai lingkungan fisik ruangan kerja
dengan pendapat Rahmawati dapat mempengaruhi interaksi
(2014:66) yaitu penempatan antar karyawan sehingga
pegawai yang berinteraksi ketercapaian efektivitas
langsung dengan masyarakat kerjanya kurang optimal.
diletakkan di pintu masuk Perencanaan tata ruang
kantor. menjadi suatu proses untuk
Hambatan yang terjadi menentukan struktur dan pola
dalam mengatasi penataan tata ruang yang meliputi dari
ruang kantor bagian perdata di penyusunan dan penetapan
Pengadilan Negeri rencana tata ruang kantor.
Karanganyar Kelas II yang Dengan perencanaan yang
kurang sesuai adalah kondisi matang akan mengurangi
ruang kerja tidak rapi dan risiko kesalahan dalam
masih berantakan sehingga penyusunan tata ruang kantor.
akan mempengaruhi kinerja Hal tersebut sesuai dengan
para pegawai. Terlihat jelas pendapat Maryati (2014:149)
ketika akan masuk ke ruangan bahwa perencanaan tata ruang
terdapat pegawai yang kantor adalah proses
meletakan jas di kursi dan penetapan susunan perabot
berkas-berkas yang masih kantor dan pekerjaan dalam
berantakan di meja sehingga satu kesatuan yang efisien.
pegawai yang lain ikut-ikutan. Perencanaan tersebut dapat
Akibatnya kondisi di ruangan dilakukan dengan mendesain
perdata terkesan tidak rapi, ulang ruangan kantor.
ditambah lagi lingkungan fisik Sebelum mendesain tata ruang
terutama pengaturan suara di tidak boleh asal mendesain
ruangan terkadang masih tetapi juga
terdapat kebisingan suara. mempertimbangkan
Baik itu berasal dari dalam kebutuhan yang ada di dalam
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
7 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

ruangan tersebut. Upaya yang samping itu tidak ada aturan


dilakukan kantor bagian atau kebijakan terkait
perdata di Pengadilan penataan tata ruang kantor di
Karanganyar telah sesuai Pengadilan Karanganyar
dengan pendapat Rahmawati sehingga yang mengatur
(2014:63) bahwa mendesain adalah pimpinannya.
sebuah ruangan untuk Suatu tata ruang kantor
dijadikan kerja tidak boleh yang baik memungkinkan
sembarang atau asal jadi saja, proses penyelesaian aktivitas
melainkan harus pekerjaannya menempuh
dipertimbangkan banyak jarak yang sependek mungkin.
faktor sehingga kinerja Hal ini juga telah diterapkan
pegawai tidak terganggu dan bagian perdata di Pengadilan
produktivitas tetap tinggi. Negeri Karanganyar dengan
Menurut hasil penelitian mendekatkan alat-alat kantor
di bagian kantor perdata didekat pegawai yang
menerapkan jenis tata ruang sebelumnya terletak
terbuka. Tujuannya berjauhan dan tidak searah
menggunakan menerapkan dengan rangkaian kerja
jenis terbuka yaitu demi pegawai.
memperlancar komunikasi Siasat yang digunakan
antar pegawai. Hal tersebut yaitu dengan meletakkan
serasi dengan pernyataan alat-alat kantor di meja
Umam (2014:164) tentang tersendiri yang letaknya
ruang kerja yang tidak sesuai dengan rangkaian kerja
dipisah-pisahkan dan rutinitas pegawai dan diletakkan di
semua pegawai dalam satu dekat meja pegawai.
ruangan akan terlihat semua. Tujuannya adalah para
Meskipun menggunakan jenis pegawai tidak melakukan
tata ruang terbuka dalam pemborosan waktu dan
realitanya luas ruang tiap tenaga, sehingga segala
pegawai di perdata kurang bentuk aktivitas pekerjaan
luas, apalagi di bagian perdata kantor dapat diselesaikan
luas ruangan tidak dengan baik. Menurut
memperhatikan jumlah pengamatan yang dilakukan
pegawai dan perabot kantor peneliti alat-alat kantor telah
yang disediakan sehingga ditempatkan di meja khusus
ruangan terlihat sempit dan yang letaknya tidak berjauhan
berdempetan antar meja tiap dengan pegawai dan
pegawai bahkan akses masuk penggunaanya dilakukan
ke meja kerjanya kurang luas. bergantian sesuai dengan
Hal ini berlawanan dengan kebutuhan pegawai. Hal
pendapat yang dikemukakan tersebut sesuai pandangan
oleh Sayuti (2013:100) bahwa Damayati (2015:119) bahwa
jarak antara meja dengan meja tempat kerja pegawai dan
yang lain sebesar 80cm. Di penempatan alat-alat pegawai
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
8 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

diletakkan dalam jarak yang mengembalikan peralatan


sedekat dan sependek kantor yang digunakan ke
mungkin, sehingga proses tempat semula sehingga
penyelesaian pekerjaan dapat dibiarkan tergeletak dan
dilakukan dengan cepat. berantakan di meja yang tidak
Dengan demikian, jarak semestinya. Peralatan tersebut
tempuh pegawai dapat misalnya stapler besar dan
diringkas menempuh jarak stempel. Akibatnya ketika ada
terpendek dan menghemat pegawai lain yang ingin
tenaga pada saat bekerja. Di menggunakan alat tersebut
Pengadilan Negeri harus mencari terlebih dahulu.
Karanganyar bagian perdata, Bahkan pernah terjadi berkas
saat ini telah dilakukan terselip diantara tumpukan
penyusunan tempat kerja berkas-berkas yang tidak
berdasarkan arus kerja disusun rapi sehingga akan
pegawainya. Pertimbangan ini memperlambat pekerjaan.
dilakukan dengan Padahal tujuan dari
menghapuskan atau mendekatkan alat-alat
mempersingkat perjalanan tersebut agar meningkatkan
pegawai dalam menggunakan efisiensi dan efektivitas
alat-alat kantor, sehingga para pegawai dalam bekerja dan
pegawai tidak perlu berjalan telah disesuaikan dengan
mondar-mandir mencari alat- rangkaian kerjanya. Meskipun
alat kantor yang dibutuhkan. demikian tata letak alat-alat
Sejalan dengan pendapat Gie kantor di ruang perdata
(2012:182) bahwa lalu lintas Pengadilan Karanganyar telah
dalam kantor hendaknya diletakkan berdasarkan
diusahakan menempuh jarak rangkaian kerja yang dimana
terpendek dengan ketika pegawai membutuhkan
menghapuskan perjalanan alat-alat kantor tersebut untuk
yang tidak perlu atau membantu menyelesaikan
mengubah perabotan kantor pekerjaannya akan berjalan
sesuai dengan urut-urutan maju, dikarenakan diletakkan
penyelesaian warkat itu. di bagian meja depan dan
Berdasarkan hasil selaras dengan meja para
penelitian telah ditemukan pegawai. Hal ini telah sesuai
hambatan dalam penyusunan dengan pendapat Nuraida
letak alat-alat kantor yang (2014:165) yaitu tata ruang
mempengaruhi aktivitas dan peralatan kantor diurutkan
pekerjaan kantor. sejalan dengan penyelesaian
Penyebabnya dikarenakan pekerjaan pegawai dan
kebiasaan beberapa pegawai bergerak maju.
yang kurang memiliki Bagian perdata
tanggung jawab yang tinggi. Pengadilan Negeri
Pada kenyataannya masih ada Karanganyar memiliki
pegawai yang tidak hambatan dalam menyiasati
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
9 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

alat-alat kantor yang letaknya pekerjaan kantor lebih cepat,


berjauhan dengan pegawai, lebih baik dan lebih akurat.
yang imbasnya terjadi pada Diperkuat dengan pendapat
kinerja pegawai pada saat Haynes (2008) bahwa terdapat
melaksanakan pekerjaanya. pemanfaatan ruang dan
Alat-alat kantor yang telah teknologi sepanjang pekerjaan
disusun sesuai dengan yang dilakukan oleh pegawai
kebutuhan pegawainya dan saat pekerja.
telah diletakkan menjadi satu Berdasarkan hasil
di meja khusus akan menjadi penelitian di kantor bagian
masalah apabila pegawai tidak perdata untuk peralatan yang
mengembalikan alat-alat mendukung pekerjaan
tersebut ke meja semestinya disesuaikan dengan
ketika sudah tidak digunakan kebutuhan pegawai. Misalnya
lagi. Untuk itu upaya yang penambahan mesin bor dan
dilakukan adalah fotocopy. Mesin bor
meningkatkan tingkat digunakan untuk melubangi
tanggung jawab pegawai berkas perkara yang sangat
dengan mendisiplinkan dan tebal dan jumlahnya banyak,
memperingatkan pegawai sehingga pegawai tidak perlu
yang kurang bertanggung melubangi kertas satu persatu
jawab tersebut. ketika berkas perkara
Di sisi lain dilakukan dijadikan menjadi satu bendel.
penginputan data perkara ke Mesin tersebut telah
aplikasi PTSP sebagai upaya diletakkan di ruangan yang
meminimalisir terjadinya letaknya tidak jauh dari
kesalahan apabila ada berkas pegawai. Artinya alat-alat
yang hilang atau terselip. kantor yang tadinya
Aplikasi PTSP merupakan diletakkan berjauhan sudah
pemanfaatan adanya diletakkan sesuai urutan dan
teknologi dan era saat ini sejalan dengan rangkaian
adalah serba digital dan pekerjaan.
elektronik. Alat-alat kantor Pegawai yang tidak bisa
yang digunakan pun terus mengoperasikan peralatan
berkembang dan setiap kantor yang digunakan, di
pegawai harus mau belajar Pengadilan Negeri
atau mengikuti pelatihan Karanganyar telah melakukan
apabila terdapat mesin baru pelatihan. Minimal pegawai
yang digunakan untuk dapat mengatasi kendala yang
mempermudah menjalankan terjadi saat peralatan atau
suatu pekerjaan. Pernyataan mesin kantor eror. Pemilihan
tersebut sesuai pendapat yang peralatan kantor juga
dikemukakan oleh Maryati dipertimbangkan untuk
(2014:157) yaitu dengan kemudahan penggunaan
peralatan kantor modern akan peralatan. Hal tersebut telah
membantu mengerjakan sesuai dengan yang
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
10 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

dikemukakan oleh Badri rangkaian kerja pegawai agar


(2007:200) yaitu beberapa memudahkan pekerjaan.
peralatan tidak mudah 6. Memberikan sosialisasi dan
digunakan dan membutuhkan pelatihan bagi pegawai dalam
training atau pelatihan yang mengoperasikan peralatan
berkelanjutan, agar pegawai baru.
mampu mengoperasikan alat
dengan baik dan benar. Berdasarkan kesimpulan
tersebut, terdapat beberapa saran
IV. KESIMPULAN yang dapat disampaikan, yaitu:
Kesimpulan dari penelitian 1. Kepada Ketua Pengadilan
yang telah diuraikan sebagai Negeri Karanganyar Kelas
berikut: II
1. Penataan Tata Ruang Kantor Pimpinan diharapkan
Bagian Perdata di pengadilan membuat perencanaan yang
negeri Kelas II yang kurang matang terkait tata ruang
sesuai dapat dilakukan dengan kantor dengan
memaksimalkan penggunaan mempertimbangkan
ruang dengan asas peralatan, arus kerja dan
penggunaan segenap ruang, pegawai, memberikan
sehingga tidak ada ruangan sosialisasi kepada setiap
yang tidak terpakai maupun pegawai untuk
ruangan yang penggunaannya memperhatikan kerapian dan
tidak sesuai dengan pekerjaan kebersihan ruangan serta
yang dilakukan. pelatihan penggunaan
2. Membuat perencanaan dalam peralatan kantor bagi pegawai
menyusun tata ruang sesuai yang belum bisa
dengan kebutuhan, sehingga mengoperasikannya,
meminimalisir kesalahan menetapkan minimal pegawai
dalam bekerja. yang diberi tanggung jawab
3. Melakukan penyusunan ulang secara khusus mengenai
dan penataan tata ruang manajemen perkantoran di
apabila terdapat kebijakan Pengadilan Negeri
baru dari pimpinan. Karanganyar, melakukan
4. Siasat yang dapat dilakukan pembenahan tata ruang kantor
untuk mendekatkan alat-alat dengan memaksimalkan
kantor yang berjauhan dapat ruangan sesuai kebutuhan
dilakukan dengan yang diperlukan, tujuannya
menggunakan space pegawai agar pegawai merasa nyaman
yang memiliki kegiatan pokok di ruangan.
hampir sama, sehingga
peralatan sesuai dengan tugas 2. Kepada Pegawai Pengadilan
pokok masing-masing Negeri Karanganyar Kelas
pegawai. II
5. Menyesuaikan letak alat-alat Bagi para pegawai diharapkan
kantor sesuai dengan alur memiliki rasa bertanggung
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
11 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

jawab bersama atas 48, 25–37.


kebersihan dan kerapian di Damayanti, D. J. (2015).
ruangan kantor serta Administrasi & operasional
mengikuti pelatihan peralatan perkantoran. Bandung:
kantor yang baru bagi pegawai Alfabeta.
yang belum bisa
mengoperasikannya, guna G, T. L. (2012). Administrasi
meningkatkan kualitas diri, perkantoran modern.
para pegawai hendaknya Yogyakarta: Liberty
menciptakan suasana Yogyakarta.
lingkungan kantor yang Gunawan, I. (2013). Metode
nyaman agar dapat penelitian kualitatif teori &
mendukung semangat dalam praktik. Jakarta: PT. Bumi
berkerja, para pegawai Aksara.
berinisiatif melakukan
penataan tata letak perabot Haynes, B. P. (2008). The impact
kantor dengan kaidah dan of office layout on
keilmuan yang ada. productivity. Journal of
Facilities Manajement, 6 (3),
V. DAFTAR PUSTAKA 189-201.
Afrizal. (2016). Metode penelitian Maryati, M. (2014). Manajemen
kualitatif: Sebuah upaya perkantoran efektif.
mendukung penggunaan Yogyakarta: UPP STIM
penelitian kualitatif dalam YKPN.
berbagai disiplin. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada. Nuraida, I. (2014). Manjemen
administrasi perkantoran
Almanshur, M. D. (2012). edisi revisi. Yogyakarta:
Metodologi penelitian Kanisinus.
kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media. Pemerintah Indonesia. 2007.
Undang-undang Republik
Badri, M. S. (2007). Manajemen Indonesia Nomor 26 tahun
administrasi perkantoran 2007 tentang penataan ruang.
modern. Jakarta: Penerbit Lembaran Negara RI Tahun
Erlangga. 2007, No 68. Jakarta:
Banbury, S. P., & Berry, D. C. Sekretariat Negara. Diakses
(2005). Office noise and tanggal 28 Desember 2019
employee concentration : dari
Identifying causes of http://www.jdih.kemenkeu.go
disruption and potential .idfullText/2007/26TAHUN2
improvements office noise 007.HTM
and employee concentration : Rahmawati. (2014). Manajemen
identifying causes of Perkantoran. Yogyakarta.
disruption and potential Graha Ilmu
improvements. Ergonomics,

Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran


e-ISSN 2614-0349
12 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

Sugiyono. (2013). Memahami


penelitian kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Samani, S. A. (2015). The impact
of personal control over office
workspace on environmental
satisfaction and performance.
Journal of Social Sciences
and Humanities, 1 (3), 163-
172.
Sutopo, H.B. (2002). Metodologi
penelitian kualitatif.
Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Sawiji, H. (2002). Manajemen
perkantoran. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Sayuti, A. J. (2013). Manajemen
kantor praktis. Bandung:
Alfabeta
Umam, K. (2014). Manajemen
perkantoran referensi untuk
para akademik dan praktisi.
Bandung: Pustaka Setia.

Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran


e-ISSN 2614-0349
13 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran


e-ISSN 2614-0349

You might also like