You are on page 1of 16

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil Selama

Pandemi Covid-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong


Bengkulu
Factors Related to Anxiety in Pregnant Women During the Covid-19 Pandemic in the
Working Area of Curup Health Center, Rejang Lebong Regency, Bengkulu

Miwi Yulianti*¹, Deswita*, Ira Mulya Sari*

*Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Alamat : Kampus Fakultas Keperawatan, Universitas Andalas


Limau Manis Padang, Sumatera Barat, Indonesia 25163

¹Korepondensi: Miwi Yulianti


Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Telp/Hp : 085279115884
Email :miwiyulianti1998@gmail.com
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil Selama
Pandemi Covid-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong
Bengkulu
Factors Related to Anxiety in Pregnant Women During the Covid-19 Pandemic in the
Working Area of Curup Health Center, Rejang Lebong Regency, Bengkulu

ABSTRACT

Pregnant women are one of the groups vulnerable to Covid-19 infection because they
experience very drastic hormonal and emotional changes. The Covid-19 pandemic has
caused the prevalence of anxiety in pregnant women to increase significantly. This study aims
to determine the factors related to anxiety in pregnant women during the Covid-19 pandemic
in the working area of the Curup Health Center, Rejang Lebong Regency, Bengkulu. This
type of research is quantitative research using a cross sectional design. The sampling
technique was purposive sampling with a sample of 128 pregnant women. Analysis of the
data used is the Chi Square test. The results showed moderate anxiety 67.2%, low level of
education 78.1%, low income 69.5%, not working 57%, no history of disease 75.8%,
moderate activity 65.6%, lack of family support 43 %, and lack of knowledge 43%. There is a
significant relationship between education level and anxiety (p-value 0.000), physical activity
and anxiety (p-value 0.004), family support and anxiety (p-value 0.000), and knowledge and
anxiety (p-value 0.000). There was no relationship between medical history and anxiety (p-
value 0.634). The first-level health center carries out screening as an early detection of
anxiety and provides education by utilizing technology, and pregnant women are
recommended to do physical activities such as jogging every morning for 25 minutes.

Keywords : Covid-19, Pregnant Women, Anxiety, Factors

ABSTRAK
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rentan terhadap infeksi Covid-19 karena
mengalami perubahan hormon dan emosional yang sangat drastis. Pandemi Covid-19
menyebabkan prevalensi kecemasan pada ibu hamil meningkat secara signifikan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada ibu
hamil selama pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Curup kabupaten Rejang
Lebong Bengkulu. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif menggunakan desain cross
sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan sampel berjumlah
128 ibu hamil. Analisis data yang digunakan adalah uji Chi Square. Hasil penelitian
menunjukkan kecemasan sedang 67,2%, tingkat pendidikan rendah 78,1%, pendapatan
rendah 69,5%, tidak bekerja 57%, tidak ada riwayat penyakit 75,8%, aktivitas sedang 65,6%,
dukungan keluarga kurang 43%, dan pengetahuan kurang 43%. Terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat aktivitas fisik dengan kecemasan (p-value 0,004), dukungan
keluarga dengan kecemasan (p-value 0,000), dan pengetahuan dengan kecemasan (p-value
0,000). Tidak terlihat adanya hubungan riwayat penyakit dengan kecemasan (p-value 0,634).
Puskesmas pelayanan tingkat pertama melakukan skrining sebagai deteksi awal kecemasan
dan pemberian edukasi dengan memanfaatkan teknologi, serta bagi ibu hamil dianjurkan
melakukan aktifitas fisik seperti berlari kecil setiap pagi selama 25 menit.

Kata Kunci : Covid-19, Ibu Hamil, Kecemasan, Faktor-faktor


LATAR BELAKANG
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang sangat rentan selama wabah Covid-19
dan beresiko tinggi terinfeksi selain lansia dan anak-anak. Ibu hamil sangat rentan terhadap
infeksi Covid-19 karena mengalami perubahan hormon dan emosional yang sangat drastis
dan jauh lebih tinggi daripada sebelum kehamilan. Perubahan imunologis dan fisiologis
selama kehamilan dapat membuat ibu hamil menjadi rentan terhadap penyakit menular dan
memparah kondisinya apabila terinfeksi penyakit menular (Lv et. al. 2020).
Berdasarkan data WHO, kasus Covid-19 di dunia tercatat sampai tanggal 6 November
2021 sebanyak 226 negara terkena Covid-19 dengan 248.467.363 kasus terkonfirmasi dan
sebanyak 5.027.183 angka kematian. Amerika menempati posisi pertama dengan angka
kejadian Covid-19 sebanyak 45.968.940 kasus dan 744.398 kematian yang kemudian disusul
oleh India dengan 34.333.754 kasus terkonfirmasi serta 459.873 angka kematian.
Berdasarkan data yang didapat bahwa ibu hamil menjadi salah satu penyumbang angka
Covid-19. Didapatkan data kasus Covid-19 pada ibu hamil sebanyak 10% (WHO, 2021).
Indonesia melaporkan kasus pertama Covid-19 pada tanggal 2 Maret 2020. Tercatat
sampai tanggal 6 November 2021, ada 4.247.721 kasus terkonfirmasi dengan 143.534 angka
kematian (WHO, 2021). Berdasarkan data yang ada 536 ibu hamil terpapar Covid-19 pada
periode April 2020-April 2021. Sebanyak 3 persen di antaranya meninggal dunia
(Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, 2021).
Bengkulu merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia yang terkonfirmasi kasus
Covid-19. Bengkulu pertama kali melaporkan kasus Covid-19 pada tanggal 31 Maret 2020.
Bengkulu terus mengalami peningkatan angka pasien yang terinfeksi Covid-19. Tercatat
tanggal 6 November 2021 Covid-19 mencapai 1.157 jiwa dengan kasus kematian mencapai
54 jiwa. Provinsi Bengkulu memiliki 10 kabupaten dengan kota Bengkulu, Rejang Lebong,
dan Bengkulu utara sebagai kabupaten paling tinggi terpapar (Diskominfo Kota Bengkulu,
2021).
Kabupaten Rejang Lebong merupakan salah satu dari 10 kabupaten yang ada di provinsi
bengkulu. Kabupaten Rejang Lebong menempati peringkat kedua terbanyak kasus
terkonfirmasi Covid-19 dengan laporan kasus Covid-19 pada tanggal 6 November 2021
mengalami peningkatan mencapai 195 jiwa dengan kasus kematian mencapai 29 jiwa
(Diskominfo Kota Bengkulu, 2021).
Penelitian yang dilakukan pada 1301 ibu hamil di Kanada, ditemukan kecemasan
mengalami peningkatan yang drastis dari 11,90% menjadi 31,39% (Racine et.al. 2021).
Penelitian yang dilakukan pada 135 wanita hamil dari Care Proyek di area Metro Denver,
Colorado didapatkan kecemasan lebih tinggi selama Covid-19 dibandingkan dengan sebelum
Covid-19 dari 21,51% menjadi 52,50% (Perzowa et.al. 2021). Penelitian pada 1987 ibu
hamil di Kanada didapatkan hasil kecemasan meningkat secara drastis sebanyak 56,6%
(Lebel et al. 2021).
Meta analisis dari Fan et.al (2021) tentang kecemasan menemukan Prevalensi kecemasan
pada ibu hamil meningkat secara signifikan selama pandemi Covid-19. Prevalensi kecemasan
yaitu 40% pada trimester pertama, 35% pada trimester kedua, dan 45% pada trimester ketiga.
Ibu hamil selama masa pandemi ini lebih peduli tentang orang lain daripada diri mereka
sendiri dan ibu hamil yang lebih muda lebih rentan terhadap kecemasan. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Wu et.al (2020) ditemukan kecemasan mengalami peningkatan
dari 26% menjadi 34,2% dengan kecemasan tingkat tinggi pada akhir kehamilan.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan antara lain tingkat pendidikan,
pendapatan, pekerjaan, dukungan keluarga, aktivitas fisik, dan riwayat penyakit (Wu et.al.
2020). Faktor lain yang berkaitan kecemasan ibu yaitu kesejahteraan janin dan penggunaan
media sosial yang kurang baik sehingga mengakibatkan kesalahan dalam informasi
(Nowacka et .al. 2021).
Kecemasan juga berhubungan dengan faktor krisis ekonomi yang berasal dari krisis
kesehatan Covid-19 yang dapat mempengaruhi prospek masa depan kualitas hidup ibu hamil
dan pengasuhan anak-anak mereka. Ketidakpastian prospek masa depan dapat meningkatkan
kecemasan. Selain itu, streaming media yang konstan seperti pers, radio, dan televisi, dari
tingkat keparahan Covid-19 dan kematian virus juga memainkan peran kunci dalam
meningkatkan kecemasan (Smith et.al. 2020 ).
Kecemasan dapat menurunkan imunologis ibu sehingga ibu hamil akan semakin rentan
terinfeksi Covid-19. Kecemasan pada ibu hamil juga akan mempengaruhi peran ibu dalam
perawatan anak. Anak-anak dari ibu yang mengalami cemas selama kehamilan lebih
memungkinkan memiliki masalah kognitif, perilaku, dan berisiko lebih tinggi mengalami
masalah kesehatan mental (Martins-Filho et al. 2020).
Kecemasan dapat memberikan dampak buruk bagi ibu hamil dan memicu kontraksi
rahim. Akibat dari kondisi ini dapat meningkatkan tekanan darah sehingga mampu memicu
terjadinya preeklamsia (George et al. 2013). Kecemasan juga dapat menyebabkan perubahan
aktivitas fisik dan tidur yang dapat memengaruhi suasana hati ibu dan perkembangan janin.
Kecemasan prenatal juga meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, berat badan
lahir rendah, dan menurunkan skor APGAR saat lahir (Corbett et al. 2020).
Kecemasan juga berdampak terjadinya perubahan pada aktivitas kehidupan sehari-hari,
hubungan sosial, perubahan gaya hidup, dan kebiasaan kebersihan ibu hamil selama pandemi
yang menyebabkan terganggunya kualitas tidur. Perubahan ini terjadi dikarenakan
diberlakukannya pembatasan sosial untuk menekan penyebaran Covid-19. Gangguan tidur
pada ibu hamil merupakan dampak yang tidak menguntungkan dari pandemi Covid-19
karena gangguan tidur dapat menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin (Colak et.al. 2021).
Ada 21 puskesmas yang terdapat di kabupaten Rejang Lebong. Berdasarkan data dari 21
puskemas pada bulan November 2021 Puskesmas Curup memiliki ibu hamil terbanyak yaitu
sebanyak 188 orang. Dari 188 orang ibu hamil ini sekitar 17 ibu hamil dengan risiko tinggi.
Pelayanan ANC pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Curup pada bulan november
tahun 2021 mengalami penurunan dengan persentase K1 sebanyak 75% dan K4 sebanyak
69% (Dinas Kesehatan Rejang Lebong, 2021).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan berupa wawancara kepada 13 orang ibu hamil yang
dilaksanakan pada 21 Oktober 2021 di wilayah kerja Puskesmas Curup, didapatkan ibu hamil
yang mengatakan mengalami kecemasan dan ketakutan untuk memeriksakan kehamilan dan
melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan karena sangat beresiko untuk tertular dengan
penyakit Covid-19 sebanyak 4 orang. Ibu hamil yang mengatakan takut apabila harus
dilakukan tes swab vaksin karena takut hasilnya positif akan dijauhi para tetangga dan perlu
isolasi mandiri serta takut vaksin akan menimbulkan efek samping bagi mereka sebanyak 4
orang. Ibu hamil yang tidak mengalami kecemasan mengatakan tidak percaya dengan adanya
Covid-19 ini sebanyak 5 orang.
Berdasarkan uraian diatas terkait dengan kecemasan yang terjadi pada ibu hamil selama
masa pandemi Covid-19 maka peneliti tertarik melakukan penelitian faktor-faktor yang
berhubungan dengan kecemasan pada ibu hamil selama pandemi Covid-19 di wilayah kerja
Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang dilakukan di Wilayah Kerja
Puskesmas Curup pada bulan Maret-April 2022. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 128
ibu hamil dan teknik pengambilan sampel Non Probability Sampling secara Purposive
Sampling. Adapun yang menjadi kriteria inklusi yaitu bersedia menjadi responden dengan
menandatangani informed consent, mampu berkomunikasi secara verbal, dan ibu hamil yang
berada dalam wilayah kerja Puskemas Curup. Sedangkan kriteria eksklusi dalam pemilihan
sampel penelitian ini adalah tidak bersedia menjadi responden dengan menandatangani
informed consent, ibu hamil yang memliki riwayat penyakit dengan depresi atau panik dalam
kurun waktu 4 tahun, dan ibu hamil yang tidak menyelesaikan pengisian kuesioner dan
wawancara secara menyeluruh. Instrumen yang diigunakan adalah kuisioner PASS (Perinatal
Anxiety Sceening Scale), kuisioner dukungab keluarga (Faradhika, 2019), kuisioner
pengetahuan tentang Covid-19 ( Dewi dkk, 2020) serta demografi responden. Analisis data
menggunakan univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square.

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan sebagian besar ibu hamil memiliki pendapatan rendah
sebanyak 69,5%, dibandingkan ibu hamil yang memiliki pendapatan tinggi yaitu sebanyak
30,5%. ibu hamil sebagian besar tidak bekerja sebanyak 57,0%, dibandingkan ibu hamil yang
bekerja yaitu sebanyak 43,0%. ibu hamil sebagian besar memiliki tingkat pendidikan rendah
sebanyak 78,1%, dibandingkan ibu hamil yang memiliki tingkat pendidikan tinggi yaitu
sebanyak 21,9%.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan


pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan (n=128)
Data Demografi
Kategori f %
Responden
1. Rendah 100 78,1
Pendidikan
2. Tinggi 28 21,9
Pendapatan 1. Rendah 89 69,5%
2. Tinggi 39 30,5%
1. Tidak bekerja 77 57,0%
Pekerjaan
2. Bekerja 55 43,0%

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi ibu hamil kategori kecemasan di wilayah Kerja
Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu
Kecemasan F %
Tidak Cemas 16 12.5
Kecemasan Ringan 26 20.3
Kecemasan Sedang 86 67.2
Total 128 100.0
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan sebagian besar ibu hamil mengalami kecemasan sedang
sebanyak 67,2%, dibandingkan ibu hamil yang mengalami kecemasan ringan sebanyak
20,3%, dan ibu hamil yang tidak cemas sebanyak 12,5%.
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi ibu hamil kategori riwayat penyakit di wilayah Kerja
Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu
Riwayat Penyakit f %
Tidak Ada 97 75.8
Ada 31 24.2
Total 128 100.0

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan sebagian besar ibu hamil tidak memiliki riwayat penyakit
sebanyak 75,8%, dibandingkan ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit yaitu sebanyak
24,2%.
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi ibu hamil kategori aktifitas fisik di wilayah Kerja
Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu
Aktifitas Fisik f %
Aktivitas Ringan 44 34.4
Aktivitas Sedang 84 65.6
Total 128 100.0

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan sebagian besar ibu hamil dengan aktivitas sedang
sebanyak 65,6%, dibandingkan ibu hamil dengan aktivitas ringan yaitu 34,4%.
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi ibu hamil kategori dukungan keluarga di wilayah
Kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu
Dukungan Keluarga f %
Kurang 55 43.0
Cukup 48 37.5
Baik 25 19.5
Total 128 100.0
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan sebagian besar ibu hamil mendapatkan dukungan
keluarga yang kurang sebanyak 43,0%, dibandingkan ibu hamil mendapatkan dukungan
keluarga yang cukup yaitu sebanyak 37,5%, dan ibu hamil mendapatkan dukungan keluarga
yang baik yaitu 19,5%.
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi ibu hamil kategori pengetahuan di wilayah Kerja
Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu
Pengetahuan f %
Kurang 55 43.0
Cukup 45 35.2
Baik 28 21.9
Total 128 100.0
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan kurang
sebanyak 43.0%, dibandingkan ibu hamil dengan pengetahuan cukup yaitu 35,2%, dan ibu
hamil dengan pengetahuan baik yaitu 21.9%.
Tabel 5.7 Hubungan Riwayat Penyakit Dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu (n=128)
Kecemasan
Riwayat Total P Value
Tidak Cemas Ringan Sedang
Penyakit
f % F % f % f %
Tidak Ada 13 13,4 21 21,6 63 64,9 97 100,0 0,634
Ada 3 9,7 5 16,1 23 74,2 31 100,0
Jumlah 16 12,5 26 20,3 86 67,2 128 100,0

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa hasil uji chi square, diperoleh nilai p = 0,634
artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit dengan kecemasan
pada ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu.
Tabel 5.8 Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu (n=128)
Kecemasan
Aktifitas Total P Value
Fisik Tidak Cemas Ringan Sedang
f % f % f % f %
Ringan 5 11,4 2 4,5 37 84,1 44 100,0 0,004
Sedang 11 13,1 24 28,6 49 58,3 84 100,0
Jumlah 16 12,5 26 20,3 86 67,2 128 100,0

Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa hasil uji chi square, diperoleh nilai p = 0,004
artinya terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kecemasan pada ibu
hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu.
Tabel 5.9 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu (n=128)
Kecemasan
Dukungan Total P Value
Keluarga Tidak Cemas Ringan Sedang
f % f % f % f %
Kurang 0 0,0 2 3,6 53 96,4 55 100,0
0,000
Cukup 3 6,3 14 29,2 31 64,6 48 100,0
Baik 13 52,0 10 40,0 2 8,0 25 100,0
Jumlah 16 12,5 26 20,3 86 67,2 128 100,0

Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa hasil uji chi square, diperoleh nilai p = 0,000
artinya terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kecemasan pada
ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu.
Tabel 5.10 Hubungan Pengetahuan Tentang Covid-19 Dengan Kecemasan Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu
(n=128)
Kecemasan
Total P Value
Pengetahuan Tidak Cemas Ringan Sedang
f % F % f % f %
Kurang 0 0,0 0 0,0 55 100,0 55 100,0
40, 0,000
Cukup 0 0 18 0 27 60,0 45 100,0
28,
Baik 16 57,1 8 6 4 14,3 28 100,0
20,
Jumlah 16 12,5 26 3 86 67,2 128 100,0

Berdasarkan tabel 5.10 dapat dilihat bahwa hasil uji chi square, diperoleh nilai p = 0,000
artinya terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang Covid-19 dengan
kecemasan pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong
Bengkulu.

PEMBAHASAN
Gambaran Kecemasan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kecemasan pada ibu hamil
selama pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong
Bengkulu sebagian besar sedang sebanyak 67,2%, hal ini didasarkan dari karakteristik
responden yang sebagian besar pendidikan rendah sebanyak 78,1%. Menurut penelitian
Maharlouei et.al. (2021) mengungkapkan bahwa kecemasan yang abnormal lebih umum di
antara ibu hamil pendidikan rendah. Hal ini dikarenakan ibu hamil dengan tingkat pendidikan
rendah kurang memiliki kesadaran lebih tentang ancaman dan dampak pandemi serta cara
mencegah penyebaran Covid-19. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
persentase kecemasan pada ibu hamil yaitu sedang sebanyak 67,2%, hal ini didasarkan dari
karakteristik responden yang sebagian besar memiliki pendapatan rendah sebanyak 69,5%.
Menurut Chasson (2020) mengatakan bahwa status ekonomi menjadi salah satu faktor yang
penyebab kecemasan pada ibu hamil. Status sosial ekonomi yang rendah pada seseorang akan
menyebabkan individu mudah mengalami kecemasan. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa persentase kecemasan pada ibu hamil yaitu sedang sebanyak 67,2%, hal
ini didasarkan dari karakteristik responden yang sebagian besar tidak bekerja sebanyak
57,0%. Menurut Kaneni & Bidjuni (2015) pekerjaan menjadi salah satu faktor penyebab
kecemasan pada ibu hamil. Hal ini dikarenakan ibu hamil yang tidak memiliki pekerjaan akan
lebih sulit dalam mendapatkan informasi dan pengalaman. Kecemasan yang meningkat pada
masa prenatal juga dapat meningkatkan risiko depresi postpartum, infeksi prenatal, dan
memperparah penyakit yang sudah dialami ibu sebelumnya (Lim et.al., 2020). Efek jangka
panjang kondisi kecemasan yang tidak teratasi dapat mengakibatkan gangguan
psikologis yang akan mempengaruhi perawatan diri dan janin selama kehamilan hinga
pasca persalinan dan depresi pada ibu hamil (Cameron et.al., 2020). American College Of
Obstetrician and Gynecologist (ACOG) perlu dilakukannya skrining yang konsisten untuk
kecemasan perinatal selama pandemi Covid-19 minimal 1 kali selama kehamilan (Chen et.al.,
2020). Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan peneliti bahwa pandemi Covid-19
sangat berpotensi meningkatkan kecemasan pada ibu hamil. Tindakan pencegahan deteksi
awal dengan skrining sangat penting untuk dilaksanakan karena kecemasan yang tidak
teratasi dan ditanggani dengan tepat dapat mengakibatkan gangguan psikologis yang akan
menimbulkan dampak negatif yang terjadi pada ibu hamil dan janin.

Gambaran Riwayat Penyakit


Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase riwayat penyakit pada ibu
hamil selama pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang
Lebong Bengkulu yang termasuk kategori tidak ada 75,8% dan kategori ada sebanyak 24,2%.
Kelompok ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit sebanyak 31 responden yaitu hipertensi
23 responden atau 18%, diabetes 3 responden atau 2,3%, dan anemia 5 responden 3,9%.
Sedangkan kelompok ibu hamil yang tidak memiliki riwayat penyakit sebanyak 97 responden
atau 74,9%. Penelitian Wang et. al (2021) penyakit penyerta yang berisiko mudah
menginfeksi bahkan menyebabkan kematian pada ibu hamil selama pandemi Covid-19 adalah
hipetensi, hiperglikemia, dan diabetes mellitus. Berdasarkan pembahasan diatas dapat
disimpulkan peneliti bahwa riwayat penyakit dapat meningkatkan kecemasan, jika ada ibu
hamil yang tidak mengalami kecemasan, ada faktor lain yang dapat mempengaruhinya seperti
pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan.

Gambaran Aktifitas Fisik


Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase aktifitas fisik pada ibu hamil
selama pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong
Bengkulu yang termasuk kategori sedang 65,6%, hal ini didasarkan dari analisis item
pertanyaan kuesioner Baecke tentang aktifitas fisik selama pandemi Covid-19 menunjukan
sebagian besar ibu hamil sering duduk sebanyak 59,4% , sering menghabiskan waktu luang
dengan menonton TV sebanyak 46,9%, jarang berjalan-jalan sebanyak 39,8%, dan tidak
berolahraga sebanyak 75%. Kelompok ibu hamil yang berolahraga sebanyak 33 responden
atau 25% yaitu yoga sebanyak 7,8%, senam 10,2%, dan jogging 7,0%. Ibu hamil sendiri perlu
melakukan kegiatan atau aktivitas fisik seperti berlari kecil setiap pagi dengan tujuan dapat
membantu mengurangi ketegangan di punggung dan persendian. Bila ibu hamil melakukan
aktivitas tanpa dibatasi maka akan berpengaruh terhadap perasaan senang dan positif
sehingga dapat mengurangi rasa cemas yang dialami (Nurhasanah, 2020). Berdasarkan
pembahasan diatas dapat disimpulkan peneliti bahwa kurangnya aktifitas fisik dapat
meningkatkan kecemasan. Kurangnya aktifitas fisik dapat berpengaruh terhadap perasaan
senang dan positif sehingga dapat mempengaruhi rasa cemas yang dialami oleh ibu hamil.

Gambaran Dukungan Keluarga


Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase dukungan keluarga pada ibu
hamil selama pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang
Lebong Bengkulu yang termasuk kategori kurang 43,0%. Dukungan keluarga menurut
Friedman (2013) adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya,
berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan
emosional. Menurut Wang et.al. (2021) ibu hamil dengan dukungan keluarga yang tidak
memadai lebih berisiko untuk terjadinya kecemasan. Dukungan sosial, termasuk dukungan
dari anggota keluarga, rekan kerja, teman, tetangga, profesional, dan organisasi, penting
untuk kesehatan mental ibu. Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan peneliti
bahwa dukungan keluarga berkaitan erat dengan kecemasan. Dukungan keluarga yang kurang
memadai merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan kecemasan.
Kecemasan terjadi karena kurangnya dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan
instrumental dan dukungan emosional bagi ibu hamil.

Gambaran Pengetahuan Tentang Covid-19


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase pengetahuan tentang Covid-19 pada ibu
hamil selama pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang
Lebong Bengkulu yang termasuk kategori kurang 43,0%. Menurut Tantona (2020),
pemahaman yang rendah pada ibu hamil tentang upaya pencegahan infeksi Covid-19 selama
kehamilan dikarenakan adanya informasi-informasi yang palsu di masyarakat luas mengenai
penularan, pengobatan dan pencegahan tertularnya Covid-19. Hal ini juga menjadi salah satu
faktor ibu hamil mengalami rasa cemas. Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan
peneliti bahwa pengetahuan berkaitan erat dengan kecemasan. Kecemasan terjadi karena
rendahnya pemahaman ibu hamil tentang penyebaran Covid-19 dan kurang tepatnya
informasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dari ibu hamil.

Hubungan Riwayat Penyakit Dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil


Berdasarkan hasil uji chi square, diperoleh nilai p=0,0634, ini diinterpretasikan bahwa tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit dengan kecemasan pada ibu di
Wilayah Kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. Stresor pencetus ini
sebagai stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman atau tuntutan
yang memerlukan energi ekstra untuk mempertahankan diri. Menurut Handayani (2015)
faktor pencetus yang mempengaruhi kecemasan meliputi ketidakmampuan fisiologis atau
gangguan terhadap kebutuhan dasar (penyakit, trauma fisik, dan pembedahan yang
dilakukan). Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan peneliti bahwa tidak ada
hubungan antara riwayat penyakit dengan kecemasan ibu hamil. Hal ini dikarenakan
banyaknya faktor yang mempengaruhi kecemasan seperti pendidikan, pendapatan, dan
pekerjaan responden. Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian. Keterbatasan ini dapat dijadikan evaluasi seperti perlunya mengukur tekanan
darah saat wawancara untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat pada riwayat penyakit
responden serta perlunya memasukan karakteristik ibu hamil seperti usia dan paritas.

Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil


Berdasarkan hasil uji chi square, diperoleh nilai p=0,004, ini diinterpretasikan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara aktifitas fisik dengan kecemasan pada ibu di Wilayah Kerja
Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. Menurut penelitian Wu et.al (2020)
Kekurangan aktivitas fisik berkaitan dengan kecemasan selama pandemi. Ibu hamil yang
menghabiskan duduk menetap tanpa latihan aktivitas fisik dapat berdampak abnormal
terjadinya perubahan metabolisme, tekanan darah abnormal, dan penyakit pembuluh darah.
Kurangnya aktivitas fisik dan akibatnya kualitas hidup yang lebih rendah dapat menyebabkan
hasil psikologis yang merugikan di antara wanita, terutama di antara kelompok ibu hamil
(Martins-Filho et al., 2020). Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan penelliti
bahwa kurangnya aktivitas fisik berakibat kualitas hidup yang lebih rendah dan dapat
menyebabkan hasil psikologis yang merugikan. Ibu hamil sendiri perlu melakukan kegiatan
atau aktivitas fisik seperti berlari kecil setiap pagi sebanyak 25 menit dapat membantu
mengurangi ketegangan di punggung dan persendian. Menenangkan dan meningkatkan
kualitas tidur serta mengurangi risiko diabetes militus dan hipertensi.
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil
Berdasarkan hasil uji chi square, diperoleh nilai p=0,000, ini diinterpretasikan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kecemasan pada ibu di Wilayah
Kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. Menurut Wang et.al. (2021)
ibu hamil dengan dukungan keluarga yang tidak memadai lebih berisiko untuk terjadinya
kecemasan. Dukungan sosial, termasuk dukungan dari anggota keluarga, rekan kerja, teman,
tetangga, profesional, dan organisasi, penting untuk kesehatan mental ibu karena wabah yang
tiba-tiba, fitur dan gejala klinis Covid-19. Sejumlah besar penelitian telah mengkonfirmasi
bahwa dukungan keluarga memiliki efek positif pada tingkat stres psikologis yang dirasakan
(W Lin, et.al. 2021). Berdasarkan pembahasan diatas dapaat disimpulkan peneliti bahwa
hubungan antara dukungan keluarga yang dirasakan dengan kecemasan. Dukungan keluarga
yang kurang membuat ibu hamil merasa anggota keluarga terutama suami tidak
memperhatikan, mencintai, dan menyayanginya sehingga kecemasan meningkat selama
wabah Covid-19. Oleh karena itu, dukungan keluarga yang memadai dapat mengurangi
kecemasan yang disebabkan oleh wabah Covid-19.

Hubungan Pengetahuan tentang Covid-19 Dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil


Berdasarkan uji chi square diperoleh nilai p=0,000, ini diinterpretasikan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang Covid-19 dengan kecemasan pada ibu
di Wilayah Kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. Menurut Wu et.al
(2021) menyatakan bahwa peningkatan pengetahuan tentang Covid-19 dikaitkan dengan
penurunan kecemasan dan kesehatan mental ibu hamil. menerima informasi yang cukup dan
berkualitas mengenai Covid-19 merupakan aspek kunci untuk menentukan dampak terhadap
kesehatan mental. Pelayan kesehatan harus mampu memberikan informasi yang berkualitas
sehingga dapat mencegah kecemasan ditengah wabah pandemi Covid-19 (Gonzalo et.al.,
2021). Menurut Corbet et.al (2020) menyatakan bahwa sangat penting untuk mengenali
platform atau media sosial tertinggi yang sedang digunakan responen untuk mendukung
penyampaian informasi yang akurat dan terkini. Teknologi dapat digunakan sebagai strategi
edukasi mengenai Covid-19 oleh petugas kesehatan. Berdasarkan pembahasan diatas dapat
peneliti simpulkan bahwa kurang pengetahuan tentang Covid-19 terutama dalam pencegahan
Covid-19 dan tentang cara penularan/cara penyebaran dapat menimbulkan masalah
kesehatan. Edukasi yang rutin diberikan oleh tenaga kesehatan diupayakan dengan baik
seperti menyampaikan informasi sesuai dengan responden dengan menggunakan teknologi
seperti media sosial sebagai media penyampaian informasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kecemasan Pada Ibu Hamil Selama Pandemi Covid-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Curup
Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu dengan total sampel sebanyak 128 responden, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut tingkat pendidikan kurang sebanyak 78,1%,
pendapatan kurang sebanyak 69,5% dan tidak bekerja sebanyak 57%, kecemasan sedang
sebanyak 67,2%, tidak ada riwayat penyakit sebanyak 75,8%, aktivitas sedang sebanyak
65,6%, dukungan keluarga kurang sebanyak 43%, dan pengetahuan tentang Covid-19 kurang
sebanyak 55 43%. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara hubungan riwayat
penyakit dengan kecemasan pada ibu hamil selama pandemi Covid-19 di wilayah kerja
Puskesmas Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. Terdapat hubungan yang bermakna
antara aktivitas fisik, dukungan keluarga, dan pengetahuan dengan kecemasan pada ibu
hamil selama pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Curup Kabupaten Rejang
Lebong Bengkulu. Bagi Puskesmas Curup lebih mengoptimalkan pemberian edukasi
kesehatan kepada ibu hamil baik secara langsung maupun tidak langsung. Teknologi yang
sedang digunakan ibu hamil seperti media sosial dapat menjadi media bagi petugas kesehatan
untuk menyampaikan informasi. Peneliti juga merekomendaikan dilakukannya skrining untuk
kecemasan perinatal minimal 1 kali guna mencegah dan mengurangi dampak psikologis
akibat pandemi Covid-19.

DAFTAR PUSTAKA
Chasson, M., Taubman-Ben-Ari, O., & Abu-Sharkia, S. (2021). Jewish and Arab pregnant
women’s psychological distress during the COVID-19 pandemic: the contribution of
personal resources. Ethnicity & Health, 26(1), 139-151.
https://doi.org/10.1080/13557858.2020.1815000
Cameron, E. E., Joyce, K. M., Delaquis, C. P., Reynolds, K., Protudjer, J. L., & Roos, L. E.
(2020). Maternal psychological distress & mental health service use during the COVID-
19 pandemic. Journal of affective disorders, 276, 765-774.
https://doi:10.1016/j.jad.2020.07.081.
Corbett, G. A., Milne, S. J., Hehir, M. P., Lindow, S. W., & O’connell, M. P. (2020). Health
anxiety and behavioural changes of pregnant women during the COVID-19 pandemic.
European journal of obstetrics, gynecology, and reproductive biology, 249, 96.
Dewi, R., Widowati, R., & Indrayani, T. (2020). Pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester
III terhadap pencegahan Covid-19. Health Information: Jurnal Penelitian, 12(2), 131-
141.
Dinas Kesehatan Rejang Lebong. (2021). Laporan Bulanan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Curup. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kabupaten Rejang
Lebong. Rejang Lebong.
Fan, S., Guan, J., Cao, L., Wang, M., Zhao, H., Chen, L., & Yan, L. (2021). Psychological
effects caused by COVID-19 pandemic on pregnant women: a systematic review with
meta-analysis. Asian Journal of Psychiatry, 56, 102533.
Faradhika, A. (2019). Analisis Faktor Kunjungan Antenatal Care (ANC) Berbasis Teori
Transcultural Nursing di Wilayah Kerja Puskesmas Burneh (Doctoral dissertation,
Universitas Airlangga).
Lebel, C., MacKinnon, A., Bagshawe, M, Tomfohr-Madsen, l., & Giesbrecht, G. (2020).
Elevated depression and anxiety symptoms among pregnant individuals during the
COVID-19 pandemic. Journal Of Affective Disorder, (2020), 5-13, 277.
https://doi.org/10.1016/j.jad.2020.07.126.
Moyer, C. A., Compton, S. D., Kaselitz, E., & Muzik, M. (2020). Pregnancy-related anxiety
during COVID-19: a nationwide survey of 2740 pregnant women. Archives of Women's
Mental Health, 23(6), 757-765. https://doi.org/10.1007/s00737-020-01073-5
POGI. (2021). Rekomendasi Terkait Melonjaknya Kasus Ibu Hamil Dengan Covid-19.
Retrieved November 6, 2021, from
https://pogi.or.id/publish/wp-content/uploads/2021/06/Revisi-Rekomendasi-POGI-utk-
Bumil-dengan-Covid-19-.pdf
Wang, Q., Guo, H., Li, Y., Jian, X., Hou, X., Zhong, N., & Hu, Z. (2020). Efficacy and safety
of leflunomide for refractory COVID-19: an open-label controlled study. MedRxiv.
Sumilih, R. R. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III DI
Puskesmas Paleran (Doctoral dissertation, Program Studi Ilmukeperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Jember 2020).
Wang, YN., Yuan, ZJ., Leng, WC., Xia, LY., Wang, RX., Li, ZZ., Zhou, YJ., & Zhang, XY.
(2021). Role of perceived family support in psychological distress for pregnant women
during the COVID- 19 pandemic. World J Psychiatr 2021; 11(7): 365-374.
https://dx.doi.org/10.5498/wjp.v11.i7.365.
WHO. (2021). WHO Coronavirus (COVID-19) Dashboard. Retrieved November 6, 2021,
from https://covid19.who.int/

You might also like