You are on page 1of 8

INVERTED: Journal of Information Technology Education

p-ISSN: XXXX-XXXX, e-ISSN: XXXX-XXXXX


http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/inverted
Vol 1, No 1: Februari 2023
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN
DARING PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DAN
KOMUNIKASI DIGITAL DI SMK NEGERI 5 GORONTALO

Yuniarti R. Badjuka1, Muh Rifai Katili 2, Siti Suhada3


1,2,3
Prodi Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo
Email : yuniartibadjuka24@gmail.com

Abstract
Implementation of online learning is not as easy as expected. There are various obstacles faced
by students during online learning, such as new changes that can indirectly affect students'
absorption of learning both in theory and practice, then there are concentration disturbances
during the learning process, and internet connections that do not support which sometimes
experience interruptions that hinder In storing student material, students need time to adapt. In
addition, the technological and economic abilities of each student are different so that not all
students support online learning activities. In subjects in several majors such as TKJ,
Multimedia, and TEI, online learning apart from providing many conveniences, there are also
obstacles, one of which is ineffective learning activities so that students do not understand the
material that educators provide. The purpose of this study was to determine teacher and
student perceptions of online learning in simulation and digital communication subjects during
the Covid-19 period at SMK Negeri 5 Gorontalo. This research method is a descriptive
research with a quantitative approach. The results of the analysis of the effectiveness of using
Google classroom learning media in online learning in simulation and digital communication
subjects at SMK Negeri 5 Gorontalo are classified as negative with a trend rate of 79%.
Student learning outcomes while using online learning in simulation and digital
communication subjects are included in the high category with a tendency rate of 92%.

Keywords : Online Learning, simulation subjects and digital communication

Abstrak
Pelaksanaan pembelajaran daring tidak semudah yang diharapkan. Ada berbagai kendala yang
dihadapi siswa selama pembelajaran daring, seperti adanya perubahan baru yang secara tidak
langsung dapat mempengaruhi daya serap belajar siswa baik teori maupun praktikumnya,
kemudian terdapat gangguan konsentrasi saat proses pembelajaran berlangsung, dan koneksi
internet yang tidak mendukung yang terkadang mengalami gangguan sehingga menghambat
dalam penyimpanan materi siswa, maka siswa memerlukan waktu untuk beradaptasi. Selain itu,
kemampuan teknologi dan ekonomi setiap peserta didik berbeda-beda sehingga tidak semua
siswa menunjang dalam kegiatan belajar secara daring. Pada mata pelajaran dibeberapa
jurusan seperti TKJ, Multimedia, dan TEI, pembelajaran daring selain memberikan banyak
2

kemudahan, juga terdapat kendala, salah satunya adalah kegiatan pembelajaran yang tidak
efektif sehingga peserta didik tidak memahami materi yang pendidik berikan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Guru dan siswa terhadap pembelajaran daring
pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital di SMK Negeri 5 Gorontalo. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pada Hasil
analisis efektivitas penggunaan media pembelajaran google classroom dalam pembelajaran
daring pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital di SMK Negeri 5 Gorontalo
tergolong negatif dengan tingkat kecenderungan sebesar 79%. Hasil belajar siswa selama
menggunakan pembelajaran daring pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital
termasuk ke dalam kategori tinggi dengan tingkat kecenderungan 92%.
Kata Kunci : Pembelajaran Daring, mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital

@ 2023 Information Technology Education FT UNG

PENDAHULUAN
Sistem pembelajaran daring mengupayakan agar siswa tetap bisa belajar di rumah tanpa
perlu datang ke sekolah. Pembelajaran daring dilaksanakan dengan sistem berbasis aplikasi
yang dapat dilakukan di tempat yang jauh. Pembelajaran tidak dilaksanakan secara tatap muka,
namun secara virtual sehingga terkesan lebih praktis dan mudah dilaksanakan di tengah
pandemi seperti sekarang ini. pembelajaran daring memungkinkan peseta didik untuk
melakukan pembelajaran dari rumah atau di manapun sesuai dengan kesepakatan antara peserta
didik dengan pengajar, selain itu pembelajaran ini hanya memerlukan koneksi internet sehingga
tidak perlu melakukan tatap muka secara langsung (Adijaya & Santosa, 2018).
Pelaksanaan pembelajaran daring tidak semudah yang diharapkan. Ada berbagai kendala
yang dihadapi siswa selama pembelajaran daring, seperti adanya perubahan baru yang secara
tidak langsung dapat mempengaruhi daya serap belajar siswa baik teori maupun praktikumnya,
kemudian terdapat gangguan konsentrasi saat proses pembelajaran berlangsung, dan koneksi
internet yang tidak mendukung yang terkadang mengalami gangguan sehingga menghambat
dalam penyimpanan materi siswa, maka siswa memerlukan waktu untuk beradaptasi. Selain itu,
kemampuan teknologi dan ekonomi setiap peserta didik berbeda-beda sehingga tidak semua
siswa menunjang dalam kegiatan belajar secara daring.
Pada Penelitian yang dilakukan oleh Rahmatia dkk (2020) dengan judul “Presepsi Siswa
Dan Guru Terhadap Pembelajaran Daring Di SMA Yapis Manokwari Kelas XI” Hasilnya
menunjukkan bahwa siswa memahami penggunaan platform daring dalam pembelajaran online,
tetapi pembelajaran online tidak efektif dikarenakan beberapa faktor, diantaranya: (1) signal,
(2) keterbatasan waktu, (3) suara bising dari siswa akibat lupa mematikan mikrofon. Selain itu,
hasil wawancara kepada guru juga menunjukkan bahwa pembelajaran secara online tidak
efektif karena tidak memenuhi harapan guru atau tidak mencapai tujuan pembelajaran
dibanding pembelajaran secara tatap muka. Namun kelemahan dari penelitian ini yaitu, tidak
mencantumkan di penelitian bahwa platform apa yang digunakan sebagai pembelajaran daring.
Ada juga wawancara guru bahwa kadang membuat siswa bingung terkait ID dan pasword zoom
sehingga menghambat siswa untuk masuk kelas zoom. Itu juga jadi salah satu indikator di
penelitian ini bahwa pembelajaran daring tidak begitu efektif.

Inverted: Journal of Information Technology Education, Vol XX, No XX, April 2023
e-ISSN: XXXX-XXXX, p-ISSN: XXXX-XXXX
3

Berdasarkan hasil observasi awal yang di lakukan di SMK Negeri 5 Gorontalo dengan
metode wawancara di beberapa guru jurusan TKJ, Multimedia, TEI dan 5 orang siswa pada
tanggal 06 Oktober 2021, diketahui bahwa adanya permasalahan terjadi pada pembelajaran
daring di jurusan TKJ, Multimedia, TEI, yaitu nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) pada
mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital masih rendah. Nilai rata-rata dari 94 siswa,
hanya 35,1% yang memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan jumlah
siswa yang tuntas 33 orang, sedangkan untuk yang tidak memenuhi standar Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) 64,89 % dengan jumlah siswa 61.
Persepsi berasal dari kata “perception” yang merupakan kata bahasa Inggris. Kata itu
berarti menerima atau mengambil. Perumusan suatu persepsi merupakan suatu hal yang sulit
dilakukan secara psikologis (Muhbib, 2004). Hal tersebut mengakibatkan perbedaan penafsiran
terkait persepsi dan definisi yang menyertainya. Ada beberapa pengertian persepsi menurut
para ahli, yaitu: Persepsi menurut Pride dan Ferrel dalam Fadila dan Lestari (2013), persepsi
adalah segala proses pemilihan, pengorganisasian dan penginterprestasian masukan informasi,
sensasi yang diterima melalui penglihatan, perasaan, pendengaran, penciuman dan sentuhan
untuk menghasilkan makna. Menurut Boyd, dkk dalam Fadila dan Lestari (2013), persepsi
(perception) adalah proses dengan apa seseorang memilih, mengatur dan menginterprestasikan
informasi. Sedangkan menurut Kotler (2013), persepsi adalah dimana kita memilih, mengatur,
dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti.
Mangkunegara (dalam Arindita, 2002) berpendapat bahwa persepsi guru adalah suatu
proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan, dalam hal ini persepsi mencakup
penafsiran obyek. Penerimaan stimulus (Input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan
pembentukan sikap. Menurut Isman (2016) pembelajaran daring merupakan suatu proses
pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet saat pelaksanaannya. Pembelajaran Daring
Learning sendiri dapat di pahami sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah
yang peserta didiknya dan instrukturnya (guru) berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan
sistem telekomunikasi interkatif sebagai media penghubung keduanya dan berbagai sumber
daya yang diperlukan didalamnya (Sobron dkk, 2019).
Menurut Wikipedia (2019) Google Classroom merupakan salah satu model pembelajaran
campuran yang diperuntukan terhadap setiap ruang lingkup Pendidikan. Google Classroom
yaitu aplikai yang berbentuk ruang kelas yang terhubung melalui koneksi internet dan terjadi di
dunia maya (Faruq, Dafik dan Suharto, 2018).
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana
persepsi siswa dan guru terhadap pembelajaran daring dalam mata pelajaran simulasi dan
komunikasi digital di SMK Negeri 5 Gorontalo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Persepsi Guru dan siswa terhadap pembelajaran daring pada mata pelajaran
simulasi dan komunikasi digital di SMK Negeri 5 Gorontalo.

Inverted: Journal of Information Technology Education, Vol XX, No XX, January 2021
e-ISSN: XXXX-XXXX, p-ISSN: XXXX-XXXX
4

METODE
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kuantitatif tentang persepsi Guru
dan siswa terhadap pembelajaran daring pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi Digital
di Masa Pandemi Covid-19 di SMK Negeri 5 Gorontalo. Jumlah sampel yang digunakan
penelitian ini berjumlah 48 siswa yang diambil secara acak sederhana (Simple Random
Sampling) Kelas X TKJ 1, X TKJ 2, X TEI, X MULTIMEDIA.
Studi Pendahuluan

Perumusan masalah

Menyusun Instrumen

Pengumpulan Data:
Observasi Wawancara
Dokumentasi

Gambar 1 Tahapan Penelitian


Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi siswa dan guru terhadap pembelajaran daring
dalam mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital di SMK Negeri Gorontalo.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini observasi dan Dokumentasi, Wawancara
dan Kuesioner (Angket). Alat penelitian yang peneliti gunakan dalam mengumpulkan data
adalah angket untuk persepsi guru dan siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif. Data hasil jawaban siswa pada
kuesioner selanjutnya dilakukan analisis menggunakan analisis deskriptif. Data penelitian akan
dideskripsikan menggunakan Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP Tipe II) menurut Masidjo
(1995).
Tabel 1. Kategori PAP Tipe II
Pencapaian Skor Kategori Penelitian
81% – 100% Sangat Tinggi
66% – 80% Tinggi
46% – 55% Rendah
<46% Sangat Rendah

1. Analisis Deskripsi Persepsi Siswa


Untuk dapat mendeskripsikan persepsi siswa terhadap penggunaan media
pembelajaran daring maka dilakukan modifikasi pada rumus PAP Tipe II di atas sebagai
berikut:
Skor tertinggi yang dapat dicapai 4 x 48 = 192
Skor terendah yang dapat dicapai 1 x 48 = 48

Inverted: Journal of Information Technology Education, Vol XX, No XX, April 2023
e-ISSN: XXXX-XXXX, p-ISSN: XXXX-XXXX
5

Kategori kecenderungan untuk variabel persepsi siswa terhadap penggunaan


media pembelajaran daring:
Sangat tinggi : 48 + 81% (192-48) =

Tinggi : 48 + 66% (192-48) =

Rendah : 48 + 46% (192-48) =

Sangat rendah : 48 + 0% (192-48) =


Maka tabel modifikasi dari hasil perhitungan di atas yaitu:
Tabel 2. Skor Interval Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Daring
Pencapaian Skor Kategori Penelitian
164-192 Sangat Positif
143-163 Positif
114-113 Negatif
48-112 Sangat Negatif

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pembelajaran
daring pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital pada masa Covid-19 di SMK
Negeri 5 Gorontalo. Sampel yang dipilih yaitu guru dan siswa kelas X TKJ 1, X TKJ 2 TEI,
Multimedia di SMK Negeri 5 Gorontalo. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan
kuisioner melalui selembar angket yang disebarkan peneliti masing-masing kelas. Sebanyak 48
kuisioner untuk siswa dan 4 kuisioner untuk guru yang didistribusikan, tidak ada kuisioner
yang kembali dengan tidak lengkap. Sehingga sebanyak 48 kuisioner yang dapat digunakan
untuk penelitian. Berikut ini merupakan rincian dari hasil pendistribusian dan pengembalian
kuesioner.

HASIL
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pembelajaran
daring pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital pada masa Covid-19 di SMK
Negeri 5 Gorontalo. Sampel yang dipilih yaitu guru dan siswa kelas X TKJ 1, X TKJ 2 TEI,
Multimedia di SMK Negeri 5 Gorontalo. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan
kuisioner melalui selembar angket yang disebarkan peneliti masing-masing kelas. Sebanyak 48
kuisioner untuk siswa dan 4 kuisioner untuk guru yang didistribusikan, tidak ada kuisioner
yang kembali dengan tidak lengkap. Sehingga sebanyak 48 kuisioner yang dapat digunakan
untuk penelitian. Berikut ini merupakan rincian dari hasil pendistribusian dan pengembalian
kuesioner.
Tabel 1 Ringkasan Hasil Pengujian
No Keterangan Jumlah
1. Kuesioner yang disebarkan 48
2. Jumlah kuesioner yang kembali 48
3. Jumlah kuesioner yang kembali dan tidak lengkap 0
Respon rate = 48/48 x 100% 100%
Data yang diperoleh 48

Inverted: Journal of Information Technology Education, Vol XX, No XX, January 2021
e-ISSN: XXXX-XXXX, p-ISSN: XXXX-XXXX
6

Data distribusi sampel penelitian ditunjukkan pada tabel 4.1. Tabel tersebut menunjukkan
bahwa jumlah kuesioner yang disebarkan dalam bentuk selembar angket kepada responden
sebanyak 48 kuisioner. Semua kuisioner dapat kembali dan dengan lengkap, sehingga
persentase pengembalian kuesioner adalah 100%.

Tabel 2 Rincian Jumlah Populasi Penelitian pada siswa


Kelas Jumlah Siswa
TKJ 1 13
TKJ 2 13
TEI 10
MULTIMEDIA 12
Jumlah siswa yang mengisi kuesioner untuk setiap kelas ditunjukkan pada Tabel 4.2.
Responden untuk kelas X TKJ yaitu 26 siswa, untuk kelas X TEI berjumlah responden 10
siswa
Analisis Data
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh, langkah selanjutnya yaitu
melakukan analisis data sebagai berikut :
1. Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap Penggunaan Pembelajaran Daring Pada Mata
Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
Tabel 3 Deskripsi Persepsi Siswa
No Rumus Frekuensi Persentase Klasifikasi
1. 65-76 1 2% Sangat Positif
2. 56-64 10 21% Positif
3. 45-55 22 47% Negatif
4. 19-44 15 32% Sangat Negatif
Total 48 100%
Deskripsi persepsi siswa terhadap penggunaan media pembelajaran daring pada mata pelajaran
simulasi dan komunikasi digital ditunjukkan pada Tabel 4.3 di atas. Sebanyak 1 siswa atau 2%
termasuk ke dalam kategori sangat positif, 10 siswa atau 21% termasuk ke dalam kategori
positif, 22 siswa atau 47% termasuk ke dalam kategori negatif dan 15 siswa atau 32% termasuk
ke dalam kategori sangat negatif. Berdasarkan hasil deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa
persepsi siswa terhadap penggunaan media pembelajaran simulasi dan komunikasi digital yaitu
negatif dengan persentase 47%.
2. Deskripsi Persepsi Guru Terhadap Penggunaan Pembelajaran Daring Pada Mata
Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
Tabel 4. Deskripsi Persepsi Guru
No Rumus Frekuensi Klasifikasi
1. 102-120 1 Sangat Positif
2. 89-101 - Positif
3. 71-88 1 Negatif
4. 30-70 2 Sangat Negatif
Total 4
Deskripsi persepsi guru terhadap penggunaan media pembelajaran daring pada mata
pelajaran simulasi dan komunikasi digital ditunjukkan pada Tabel 4.4 di atas. Sebanyak 1 guru
termasuk ke dalam kategori sangat positif, dan 1 guru termasuk ke dalam kategori negatif dan 2
guru termasuk ke dalam kategori sangat negatif. Berdasarkan hasil deskripsi data tersebut
menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap penggunaan media pembelajaran simulasi dan
komunikasi digital yaitu sangat negatif dengan 2 guru.
PEMBAHASAN
Inverted: Journal of Information Technology Education, Vol XX, No XX, April 2023
e-ISSN: XXXX-XXXX, p-ISSN: XXXX-XXXX
7

Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 5 Gorontalo dengan tujuan untuk mengetahui


persepsi siswa terhadap penggunaan dalam pembelajaran daring pada mata pelajaran Simulasi
Komunikasi Digital. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap
penggunaan media pembelajaran daring pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital.
Sebanyak 1 siswa atau 2% termasuk ke dalam kategori sangat positif, 10 siswa atau 21%
termasuk ke dalam kategori positif, 22 siswa atau 47% termasuk ke dalam kategori negatif dan
15 siswa atau 32% termasuk ke dalam kategori sangat negatif. Berdasarkan hasil deskripsi data
tersebut menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap penggunaan media pembelajaran
simulasi dan komunikasi digital yaitu negatif dengan persentase 47%. Sama berlakunya
deskripsi persepsi guru terhadap penggunaan media pembelajaran daring pada mata pelajaran
simulasi dan komunikasi digital. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sebanyak 1 guru
termasuk ke dalam kategori sangat positif, dan 1 guru termasuk ke dalam kategori negatif dan 2
guru termasuk ke dalam kategori sangat negatif. Berdasarkan hasil deskripsi data tersebut
menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap penggunaan media pembelajaran simulasi dan
komunikasi digital yaitu sangat negatif dengan 2 guru. Fenomena ini disebabkan salah satunya
koneksi internet yang tidak mendukung yang terkadang mengalami gangguan sehingga
menghambat dalam penyimpanan materi siswa. maka siswa memerlukan waktu untuk
beradaptasi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmatia (2020)
bahwa siswa memahami penggunaan platform daring dalam pembelajaran online, tetapi
pembelajaran online tidak efektif dikarenakan beberapa faktor, diantaranya: (1) signal, (2)
keterbatasan waktu, (3) suara bising dari siswa akibat lupa mematikan mikrofon. Selain itu,
hasil wawancara kepada guru juga menunjukkan bahwa pembelajaran secara online tidak
efektif karena tidak memenuhi harapan guru atau tidak mencapai tujuan pembelajaran
dibanding pembelajaran secara tatap muka. Hasil belajar siswa selama pembelajaran daring
pada mata pelajaran Simulasi Komunikasi Digital memiliki kecenderungan pada kategori tinggi
dengan persentase 92%. Hasil belajar tersebut diperoleh dari rata - rata antara nilai pengetahuan
dan nilai keterampilan siswa untuk dijadikan sebagai nilai mid semester. Meskipun jika dilihat
dari ketuntasan belajar siswa, maka ada 12% siswa yang belum tuntas nilainya sedangkan 88%
sudah tuntas. Untuk kriteria ketuntasan minimal (KKM) kelas X TKJ yaitu 26 siswa, Kelas X
TEI yaitu 10 dan kelas X Multimedia yaitu 12 siswa. Untuk mendeskripsikan hasil belajar,
peneliti menggunakan pengukuran pedoman Penilaian Acuan Patokan Tipe II atau menghitung
secara manual. Hasil dari perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa yang
termasuk di dalam kategori sangat tinggi terdapat 23 siswa dengan persentase 47%, kategori
tinggi terdapat 22 siswa dengan persentase 45% serta kategori rendah sejumlah 3 siswa dengan
persentase sebesar 6%. Artinya data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa terhadap
penggunaan media pembelajaran simulasi dan komunikasi digital yaitu kategori positif dengan
persentase 92%.

SIMPULAN
Setelah melakukan analisis dan pembahasan di atas mengenai efektivitas penggunaan
media pembelajaran google classroom dalam pembelajaran daring, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa : Persepsi guru terhadap pembelajaran daring pada mata pelajaran simulasi
dan komunikasi digital di SMK Negeri 5 Gorontalo tergolong negatif dengan tingkat
kecenderungan 4 dari 5 guru. Hasil tersebut diartikan persepsi guru terhadap pembelajaran
daring dinyatakan juga tidak efektif digunakan untuk saat ini. Persepsi siswa terhadap
pembelajaran daring pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital di SMK Negeri 5
Gorontalo tergolong negatif dengan tingkat kecenderungan sebesar 79%. Hasil tersebut
Inverted: Journal of Information Technology Education, Vol XX, No XX, January 2021
e-ISSN: XXXX-XXXX, p-ISSN: XXXX-XXXX
8

diartikan persepsi siswa terhadap pembelajaran daring dinyatakan tidak efektif digunakan untuk
saat ini.

Saran
Adapun Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memiliki beberapa saran
mengefektifkan pembelajaran online, diantaranya yaitu: (1) pembelajaran online tetap
dilakukan akan tetapi di gabung dengan pembelajaran tatap muka atau dengan kata lain
diselingi dengan tatap muka dengan cara membuat rombongan belajar masing-masing terdiri
dari 5-6 rombongan belajar, (2) mengatur jadwal tatap muka dengan menentukan jam setiap
rombongan belajar secara bergilir, (3) waktu pertemuan ditambah ketika pembelajaran secara
online, dan (4) pengerjaan tugas dilakukan saat tatap muka saja, dengan maksud sekalian
diadakan diskusi untuk memahami materi saat pembelejaran online yang tidak dipahami akibat
terganggu oleh faktor-faktor penghambat seperti, signal, suara bising, dan keterbatasan waktu.

DAFTAR PUSTAKA
Adijaya, N., & Santosa, L. P. 2018. Persepsi Mahasiswa dalam Pembelajaran Online. E-jurnal BSI,
10(2), 105.
Isman, Mhd. (2016). Pembelajaran media dalam jaringan (Moda jaringan). The Progressive and Fun
Education Seminar, 586.
Rahmatia, dkk. 2020. Presepsi Siswa Dan Guru Terhadap Pembelajaran Daring Di SMA Yapis
Manokwari Kelas XI. Jurnal Visipena volume 11, nomor 2, 2020. Diakses 29/01/2022.
https://ejournal.bbg.ac.id/visipena/article/view/1251

Inverted: Journal of Information Technology Education, Vol XX, No XX, April 2023
e-ISSN: XXXX-XXXX, p-ISSN: XXXX-XXXX

You might also like