Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Implementation of online learning is not as easy as expected. There are various obstacles faced
by students during online learning, such as new changes that can indirectly affect students'
absorption of learning both in theory and practice, then there are concentration disturbances
during the learning process, and internet connections that do not support which sometimes
experience interruptions that hinder In storing student material, students need time to adapt. In
addition, the technological and economic abilities of each student are different so that not all
students support online learning activities. In subjects in several majors such as TKJ,
Multimedia, and TEI, online learning apart from providing many conveniences, there are also
obstacles, one of which is ineffective learning activities so that students do not understand the
material that educators provide. The purpose of this study was to determine teacher and
student perceptions of online learning in simulation and digital communication subjects during
the Covid-19 period at SMK Negeri 5 Gorontalo. This research method is a descriptive
research with a quantitative approach. The results of the analysis of the effectiveness of using
Google classroom learning media in online learning in simulation and digital communication
subjects at SMK Negeri 5 Gorontalo are classified as negative with a trend rate of 79%.
Student learning outcomes while using online learning in simulation and digital
communication subjects are included in the high category with a tendency rate of 92%.
Abstrak
Pelaksanaan pembelajaran daring tidak semudah yang diharapkan. Ada berbagai kendala yang
dihadapi siswa selama pembelajaran daring, seperti adanya perubahan baru yang secara tidak
langsung dapat mempengaruhi daya serap belajar siswa baik teori maupun praktikumnya,
kemudian terdapat gangguan konsentrasi saat proses pembelajaran berlangsung, dan koneksi
internet yang tidak mendukung yang terkadang mengalami gangguan sehingga menghambat
dalam penyimpanan materi siswa, maka siswa memerlukan waktu untuk beradaptasi. Selain itu,
kemampuan teknologi dan ekonomi setiap peserta didik berbeda-beda sehingga tidak semua
siswa menunjang dalam kegiatan belajar secara daring. Pada mata pelajaran dibeberapa
jurusan seperti TKJ, Multimedia, dan TEI, pembelajaran daring selain memberikan banyak
2
kemudahan, juga terdapat kendala, salah satunya adalah kegiatan pembelajaran yang tidak
efektif sehingga peserta didik tidak memahami materi yang pendidik berikan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Guru dan siswa terhadap pembelajaran daring
pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital di SMK Negeri 5 Gorontalo. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pada Hasil
analisis efektivitas penggunaan media pembelajaran google classroom dalam pembelajaran
daring pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital di SMK Negeri 5 Gorontalo
tergolong negatif dengan tingkat kecenderungan sebesar 79%. Hasil belajar siswa selama
menggunakan pembelajaran daring pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital
termasuk ke dalam kategori tinggi dengan tingkat kecenderungan 92%.
Kata Kunci : Pembelajaran Daring, mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital
PENDAHULUAN
Sistem pembelajaran daring mengupayakan agar siswa tetap bisa belajar di rumah tanpa
perlu datang ke sekolah. Pembelajaran daring dilaksanakan dengan sistem berbasis aplikasi
yang dapat dilakukan di tempat yang jauh. Pembelajaran tidak dilaksanakan secara tatap muka,
namun secara virtual sehingga terkesan lebih praktis dan mudah dilaksanakan di tengah
pandemi seperti sekarang ini. pembelajaran daring memungkinkan peseta didik untuk
melakukan pembelajaran dari rumah atau di manapun sesuai dengan kesepakatan antara peserta
didik dengan pengajar, selain itu pembelajaran ini hanya memerlukan koneksi internet sehingga
tidak perlu melakukan tatap muka secara langsung (Adijaya & Santosa, 2018).
Pelaksanaan pembelajaran daring tidak semudah yang diharapkan. Ada berbagai kendala
yang dihadapi siswa selama pembelajaran daring, seperti adanya perubahan baru yang secara
tidak langsung dapat mempengaruhi daya serap belajar siswa baik teori maupun praktikumnya,
kemudian terdapat gangguan konsentrasi saat proses pembelajaran berlangsung, dan koneksi
internet yang tidak mendukung yang terkadang mengalami gangguan sehingga menghambat
dalam penyimpanan materi siswa, maka siswa memerlukan waktu untuk beradaptasi. Selain itu,
kemampuan teknologi dan ekonomi setiap peserta didik berbeda-beda sehingga tidak semua
siswa menunjang dalam kegiatan belajar secara daring.
Pada Penelitian yang dilakukan oleh Rahmatia dkk (2020) dengan judul “Presepsi Siswa
Dan Guru Terhadap Pembelajaran Daring Di SMA Yapis Manokwari Kelas XI” Hasilnya
menunjukkan bahwa siswa memahami penggunaan platform daring dalam pembelajaran online,
tetapi pembelajaran online tidak efektif dikarenakan beberapa faktor, diantaranya: (1) signal,
(2) keterbatasan waktu, (3) suara bising dari siswa akibat lupa mematikan mikrofon. Selain itu,
hasil wawancara kepada guru juga menunjukkan bahwa pembelajaran secara online tidak
efektif karena tidak memenuhi harapan guru atau tidak mencapai tujuan pembelajaran
dibanding pembelajaran secara tatap muka. Namun kelemahan dari penelitian ini yaitu, tidak
mencantumkan di penelitian bahwa platform apa yang digunakan sebagai pembelajaran daring.
Ada juga wawancara guru bahwa kadang membuat siswa bingung terkait ID dan pasword zoom
sehingga menghambat siswa untuk masuk kelas zoom. Itu juga jadi salah satu indikator di
penelitian ini bahwa pembelajaran daring tidak begitu efektif.
Inverted: Journal of Information Technology Education, Vol XX, No XX, April 2023
e-ISSN: XXXX-XXXX, p-ISSN: XXXX-XXXX
3
Berdasarkan hasil observasi awal yang di lakukan di SMK Negeri 5 Gorontalo dengan
metode wawancara di beberapa guru jurusan TKJ, Multimedia, TEI dan 5 orang siswa pada
tanggal 06 Oktober 2021, diketahui bahwa adanya permasalahan terjadi pada pembelajaran
daring di jurusan TKJ, Multimedia, TEI, yaitu nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) pada
mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital masih rendah. Nilai rata-rata dari 94 siswa,
hanya 35,1% yang memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan jumlah
siswa yang tuntas 33 orang, sedangkan untuk yang tidak memenuhi standar Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) 64,89 % dengan jumlah siswa 61.
Persepsi berasal dari kata “perception” yang merupakan kata bahasa Inggris. Kata itu
berarti menerima atau mengambil. Perumusan suatu persepsi merupakan suatu hal yang sulit
dilakukan secara psikologis (Muhbib, 2004). Hal tersebut mengakibatkan perbedaan penafsiran
terkait persepsi dan definisi yang menyertainya. Ada beberapa pengertian persepsi menurut
para ahli, yaitu: Persepsi menurut Pride dan Ferrel dalam Fadila dan Lestari (2013), persepsi
adalah segala proses pemilihan, pengorganisasian dan penginterprestasian masukan informasi,
sensasi yang diterima melalui penglihatan, perasaan, pendengaran, penciuman dan sentuhan
untuk menghasilkan makna. Menurut Boyd, dkk dalam Fadila dan Lestari (2013), persepsi
(perception) adalah proses dengan apa seseorang memilih, mengatur dan menginterprestasikan
informasi. Sedangkan menurut Kotler (2013), persepsi adalah dimana kita memilih, mengatur,
dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti.
Mangkunegara (dalam Arindita, 2002) berpendapat bahwa persepsi guru adalah suatu
proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan, dalam hal ini persepsi mencakup
penafsiran obyek. Penerimaan stimulus (Input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan
pembentukan sikap. Menurut Isman (2016) pembelajaran daring merupakan suatu proses
pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet saat pelaksanaannya. Pembelajaran Daring
Learning sendiri dapat di pahami sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah
yang peserta didiknya dan instrukturnya (guru) berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan
sistem telekomunikasi interkatif sebagai media penghubung keduanya dan berbagai sumber
daya yang diperlukan didalamnya (Sobron dkk, 2019).
Menurut Wikipedia (2019) Google Classroom merupakan salah satu model pembelajaran
campuran yang diperuntukan terhadap setiap ruang lingkup Pendidikan. Google Classroom
yaitu aplikai yang berbentuk ruang kelas yang terhubung melalui koneksi internet dan terjadi di
dunia maya (Faruq, Dafik dan Suharto, 2018).
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana
persepsi siswa dan guru terhadap pembelajaran daring dalam mata pelajaran simulasi dan
komunikasi digital di SMK Negeri 5 Gorontalo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Persepsi Guru dan siswa terhadap pembelajaran daring pada mata pelajaran
simulasi dan komunikasi digital di SMK Negeri 5 Gorontalo.
Inverted: Journal of Information Technology Education, Vol XX, No XX, January 2021
e-ISSN: XXXX-XXXX, p-ISSN: XXXX-XXXX
4
METODE
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kuantitatif tentang persepsi Guru
dan siswa terhadap pembelajaran daring pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi Digital
di Masa Pandemi Covid-19 di SMK Negeri 5 Gorontalo. Jumlah sampel yang digunakan
penelitian ini berjumlah 48 siswa yang diambil secara acak sederhana (Simple Random
Sampling) Kelas X TKJ 1, X TKJ 2, X TEI, X MULTIMEDIA.
Studi Pendahuluan
Perumusan masalah
Menyusun Instrumen
Pengumpulan Data:
Observasi Wawancara
Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini observasi dan Dokumentasi, Wawancara
dan Kuesioner (Angket). Alat penelitian yang peneliti gunakan dalam mengumpulkan data
adalah angket untuk persepsi guru dan siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif. Data hasil jawaban siswa pada
kuesioner selanjutnya dilakukan analisis menggunakan analisis deskriptif. Data penelitian akan
dideskripsikan menggunakan Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP Tipe II) menurut Masidjo
(1995).
Tabel 1. Kategori PAP Tipe II
Pencapaian Skor Kategori Penelitian
81% – 100% Sangat Tinggi
66% – 80% Tinggi
46% – 55% Rendah
<46% Sangat Rendah
Inverted: Journal of Information Technology Education, Vol XX, No XX, April 2023
e-ISSN: XXXX-XXXX, p-ISSN: XXXX-XXXX
5
HASIL
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pembelajaran
daring pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital pada masa Covid-19 di SMK
Negeri 5 Gorontalo. Sampel yang dipilih yaitu guru dan siswa kelas X TKJ 1, X TKJ 2 TEI,
Multimedia di SMK Negeri 5 Gorontalo. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan
kuisioner melalui selembar angket yang disebarkan peneliti masing-masing kelas. Sebanyak 48
kuisioner untuk siswa dan 4 kuisioner untuk guru yang didistribusikan, tidak ada kuisioner
yang kembali dengan tidak lengkap. Sehingga sebanyak 48 kuisioner yang dapat digunakan
untuk penelitian. Berikut ini merupakan rincian dari hasil pendistribusian dan pengembalian
kuesioner.
Tabel 1 Ringkasan Hasil Pengujian
No Keterangan Jumlah
1. Kuesioner yang disebarkan 48
2. Jumlah kuesioner yang kembali 48
3. Jumlah kuesioner yang kembali dan tidak lengkap 0
Respon rate = 48/48 x 100% 100%
Data yang diperoleh 48
Inverted: Journal of Information Technology Education, Vol XX, No XX, January 2021
e-ISSN: XXXX-XXXX, p-ISSN: XXXX-XXXX
6
Data distribusi sampel penelitian ditunjukkan pada tabel 4.1. Tabel tersebut menunjukkan
bahwa jumlah kuesioner yang disebarkan dalam bentuk selembar angket kepada responden
sebanyak 48 kuisioner. Semua kuisioner dapat kembali dan dengan lengkap, sehingga
persentase pengembalian kuesioner adalah 100%.
SIMPULAN
Setelah melakukan analisis dan pembahasan di atas mengenai efektivitas penggunaan
media pembelajaran google classroom dalam pembelajaran daring, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa : Persepsi guru terhadap pembelajaran daring pada mata pelajaran simulasi
dan komunikasi digital di SMK Negeri 5 Gorontalo tergolong negatif dengan tingkat
kecenderungan 4 dari 5 guru. Hasil tersebut diartikan persepsi guru terhadap pembelajaran
daring dinyatakan juga tidak efektif digunakan untuk saat ini. Persepsi siswa terhadap
pembelajaran daring pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital di SMK Negeri 5
Gorontalo tergolong negatif dengan tingkat kecenderungan sebesar 79%. Hasil tersebut
Inverted: Journal of Information Technology Education, Vol XX, No XX, January 2021
e-ISSN: XXXX-XXXX, p-ISSN: XXXX-XXXX
8
diartikan persepsi siswa terhadap pembelajaran daring dinyatakan tidak efektif digunakan untuk
saat ini.
Saran
Adapun Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memiliki beberapa saran
mengefektifkan pembelajaran online, diantaranya yaitu: (1) pembelajaran online tetap
dilakukan akan tetapi di gabung dengan pembelajaran tatap muka atau dengan kata lain
diselingi dengan tatap muka dengan cara membuat rombongan belajar masing-masing terdiri
dari 5-6 rombongan belajar, (2) mengatur jadwal tatap muka dengan menentukan jam setiap
rombongan belajar secara bergilir, (3) waktu pertemuan ditambah ketika pembelajaran secara
online, dan (4) pengerjaan tugas dilakukan saat tatap muka saja, dengan maksud sekalian
diadakan diskusi untuk memahami materi saat pembelejaran online yang tidak dipahami akibat
terganggu oleh faktor-faktor penghambat seperti, signal, suara bising, dan keterbatasan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Adijaya, N., & Santosa, L. P. 2018. Persepsi Mahasiswa dalam Pembelajaran Online. E-jurnal BSI,
10(2), 105.
Isman, Mhd. (2016). Pembelajaran media dalam jaringan (Moda jaringan). The Progressive and Fun
Education Seminar, 586.
Rahmatia, dkk. 2020. Presepsi Siswa Dan Guru Terhadap Pembelajaran Daring Di SMA Yapis
Manokwari Kelas XI. Jurnal Visipena volume 11, nomor 2, 2020. Diakses 29/01/2022.
https://ejournal.bbg.ac.id/visipena/article/view/1251
Inverted: Journal of Information Technology Education, Vol XX, No XX, April 2023
e-ISSN: XXXX-XXXX, p-ISSN: XXXX-XXXX