You are on page 1of 16

PENGGUNAAN ENZIM-ENZIM UNTUK

MENINGKATKAN NILAI NUTRISI BUNGKIL


KELAPA SAWIT DAN BUNGKIL KELAPA

Sumber
Burhanudin Sundu
dan J. Dingle
Tahun 2003
• Produsen: Afrika, South East Asia, Latin America dan South pacific
• Produksi: BIS= 4 JUTA dan BK= 2 juta metric ton. Pertumbuhan BIS
15% dan BK 1.4% dalam dua decade (FAO, 2002)
• Metode ekstraksi:1. Expeller hasilnya expeller pressed palm kernel
cake dan copra cake. Kandungan minyaknya tinggi
• 2. Solvent extract hasilnya expeller pressed palm kernel meal dan
copra meal. Kandungan minyaknya rendah
Kualitas dan penggunaan
Bahan pakan Protein Ether extract Abu Serat kasar Ekstrasi minyak Rujukan
BIS 15,5 6,9 5,4 24,1 Expeller O’Mara et al, 1999

BIS 18,6 0,5 5,0 30,5 Solvent O’Mara et al, 1999


extraction
BIS 13,6 17,1 2,7 21,3 Expeller Sundu et al
(unpublished)
BK 23,4 3,9 6,6 15,4 Solvent NRC (1984)
extraction
BK 22,4 6,9 7,6 12,4 Expeller NRC (1984)
BK 21,7 6,9 5,6 14,1 Expeller Sundu et al
(unpublished)

Kisaran kandungan nutrisi dan kualitasnya sangat lebar tergantung pada proses
ekstraksi minyak, material, kondisi penyimpanan dan jumlah kandung tempurung yang
dibuang.
15 dan 17% kandungan tempurung terdapat dalam BIS, tergantung efisiensi sewaktu
pengayaan dan melihat fraksi tempurung.
Asam amino Asam amino Asam amino BK Ketersediaan (%) Kebutuhan
BIS (%) (%) broiler umur 0-3
minggu
(A) (B) (C) (D) BIS (E) BK (F)
Arginin* 2,18 2,40 1,97 2,32 93,2 92,0 1,25
Sistin 0,20 - 0,28 - - 73,0 (sis+met) 0,90
Glisin 0,82 0,84 0,82 0,60 63,3 - (gli+ser) 1,25
Histidin* 0,29 0,34 0,36 0,24 90,1 - 0,35
Isoliusin* 0,62 0,61 0,63 0,50 86,1 74,0 0,80
Liusin* 1,11 1,14 1,18 0,99 88,5 80,0 1,20
Lisin* 0,59 0,61 0,50 0,55 90,0 68,0 1,10
Metionin* 0,30 0,34 0,28 0,31 91,0 79,0 (sis+met) 0,90
Penilalanin* 0,73 0,74 0,88 0,60 90,5 - (pen+tir) 1,34
Treonin* 0,55 0,60 0,58 0,48 86,5 71,0 0,80
Tirosin 0,38 0,47 0,44 0,35 85,0 - (pen+tir) 1,34
Serin 0,69 0,77 0,79 0,68 88,7 - (gli+ser) 1,25
Valine 0,93 0,80 0,91 0,78 68,4 78,0 0,90
Triptopan 0,17 0,19 0,12 0,14 - - 0,20
Tabel Komposisi asam amino dan ketersediaan BIS dan BK

Asam amino Asam amino BIS Asam amino BK Ketersediaan (%) Kebutuhan
(%) (%) broiler umur 0-3
minggu
(A) (B) (C) (D) BIS (E) BK (F)
Arginin* 2,18 2,40 1,97 2,32 93,2 9,20 1,25
Sistin 0,20 - 0,28 - - 73,0 (sis+met) 0,90
Glisin 0,82 0,84 0,82 0,60 63,3 - (gli+ser) 1,25
Histidin* 0,29 0,34 0,36 0,24 90,1 - 0,35
Isoliusin* 0,62 0,61 0,63 0,50 86,1 74,0 0,80
Liusin* 1,11 1,14 1,18 0,99 88,5 80,0 1,20
Lisin* 0,59 0,61 0,50 0,55 90,0 68,0 1,10
Metionin* 0,30 0,34 0,28 0,31 91,0 79,0 (sis+met) 0,90
Penilalanin* 0,73 0,74 0,88 0,60 90,5 - (pen+tir) 1,34
Treonin* 0,55 0,60 0,58 0,48 86,5 71,0 0,80
Tirosin 0,38 0,47 0,44 0,35 85,0 - (pen+tir) 1,34
Serin 0,69 0,77 0,79 0,68 88,7 - (gli+ser) 1,25
Valine 0,93 0,80 0,91 0,78 68,4 78,0 0,90
Triptopan 0,17 0,19 0,12 0,14 - - 0,20
Karena rendahnya konsentrasi asam-asam amino esensial
seperti lisin, metionin dan triptofan dan kemungkinan rusak
kerena panas, kecernaan protein mereka adalah rendah;
45% untuk BK (Khrisnamoorthy et al., 1995) dan 60%
untuk BIS (O'Mara et al., 1999).
Karena kekurangan sejumlah asam-asam amino terbatas
(Tabel 2), penggunaan asam-asam amino sulfur (sistin dan
metionin) dan lisin dapat meningkatkan kualitas protein
mereka (Thomas and Scott, 1962).
• Jumlah penggunaan BIS dan BK dalam makanan unggas seharusnya
dibatasi karena tiga alasan utama:
• (1) secara fisik, bahan makanan ini adalah keras dan tidak disukai,
khususnya PKM (Onwundike, 1986).
• (2) secara nutrisi, mereka dapat mengadung zat-zat anti-nutrisi seperti
manan atau galaktomanan dan xylan atau arabinoxylans yang telah
terbukti menurunkan uptake nutrisi berturut-turut pada guar dan wheat.
• BIS dan BK juga dapat terjadi reaksi Maillard karena pemanasaan dalam
proses sterilisasi sebelum exkstrasi minyak atau karena panas terlibat
selama ekstraksi minyak.
• Reaksi mannosae dengan kelompok amino menyebabkan kecoklatan dan
ini akan mengganggu kecernaan bahan makanan (Butterworth and Fox,
1963).
• (3) secara ekonomi, pemberian makanan pakan ini pada ruminansia,
khususnya sapi perah dan sapi penggemukan, dapat memberikan
keuntungan yang lebih banyak dari pada pemberian mereka ke unggas
karena bahan makanan ini suatu firmer butter (Woodroof, 1979).
Serat kasar dan sifat-sifat anti-nutrisi

• BIS dan BK telah dilaporkan mengandung manan dan galaktomanan


dan ini sepertinya memiliki sifat anti-nutrisi.
• Dari total NSP dalam BIS, 78% adalah manan, 3% adalah arabinoxylan,
3% adalah glucoronoxylan yang ditemukan tidak larut dalam air dan
12% adalah selulosa (Duesterhoft et al., 1992), sementara NSP dalam
BK, 26% adalah manan, 61% adalah galaktomanan yang antara larut
dan tidak larut dalam air dan 13% adalah selulosa (Aspinal, 1970;
Balasubramaniam, 1976).
• Berdasarkan basis bahan kering, BIS dan BK telah diperkirakan
memiliki β-manan berturut-turut 30-35% dan 25-30% (Corp, 2002).
Perlakuan enzim untuk meningkatkan kualitas BIS dan BK
• tiga enzim utama diperlukan untuk memperbaiki nilai nutrisi BIS,
yaitu: mananase, selulase dan α-galaktosidase untuk mencerna rantai
manan, selulosa dan rantai-rantai sisi α-galaktosidase. Penggunaan
enzim-enzim ini mempercepat proses pemisahan hidrolitik
polisakarida berbasis mannan dan selulosa.
Enzim-enzim yang mendagrasi manan (Mannanases)

• β-mannanase telah diisolasi dari sejumlah organisma, seperti bakteria (Tamaru et


al., 1995), fungi (Kurakake and Komaki, 2001), tanaman dan binatang (McCleary,
1988).
• Enzim-enzim ini merujuk kepada kemampuan enzim menghidrolisa hubungan
mannopyranosil, yaitu manan murni, galaktomanan dan galaktoglukomanan.
• Paling tidak terdapat dua jenis manan, berdasarkan letak lisis dalam proses
hidrolitik; endo – dan exo - mannanase. Exo-acting mannanase mampu
membuang satu atau lebih manosa dari ujung rantai polisakarida sedangkan
endo-mannanase dapat memisah hubungan dalam rantai secara random.
• Terdapat tiga jenis enzim yang diperlukan untuk menghidrolisis secara
efektif hubungan baik manan murni maupun galaktomanan; (1) endo-
mananase (EC 3.2.1.25), (2) exo-mananase (EC 3.2.1.78) dan (3) α-
galaktosidase (EC 3.2.1.22).
• Endo-mananase (mannan mannohydrolase) hanya mampu memisah
rangka manan dan galaktomanan untuk menghasilkan terutama
manotriosa, manobiosa dan sejumlah kecil manosa (Sabini et al.,
2000).
• komposisi gula yang dihasilkan setelah pencernaan dengan enzim
endo-manase dari Streptomyces adalah 3,3% manosa, 42%
manobiosa, 20% manotriosa, 13,3% manotetrosa dan 21,4%
oligosakarida lainnya. (Kusakabe dan Takahashi, 1988)
Alfa galaktosidase
• Telah lama diyakini bahwa kelarutan galaktomanan dipengaruhi oleh derajat dan
pola hubungan unit-unit galaktosa (McCleary, 1988).
• Manan murni tidak dapat larut dalam air sementara lebih tinggi penggantian
galaktosa lebih banyak galaktomanan larut dalam air (Aspinal, 1970).
• Alfa galaktosidase dapat memecah residu tunggal D-galaktosidik dari ujung yang
tidak berkurang dari kisaran yang luas substrat baik linier maupun bercabang.
• Galaktomanan memiliki hubungan galaktosida pada sisi rantai dari kerangka
manan sehingga enzim ini mampu untuk bekerja pada substrat ini untuk
menghasilkan galaktosa dan manosa atau polimer manosa (Kusakabe et al.,
1990).
• Karena enzim ini telah lama menarik perhatian, khususnya dalam industri
makanan banyak pekerjaan telah dilakukan untuk mengisolasi dan memurnikan
enzim ini dari berbagaian tanaman, ternak dan mikro organisma, khususnya yeast
dan menguji aktifitasnya.
• Balasubramaniam (1976) menemukan bahwa hanya 2% galaktosa dapat
dilepaskan dari galaktomanan kopra bila diinkubasi dengan α-galaktosidase
Selulase
• Karena kandungan selulosa BIS dan BK adalah relatif sangat tinggi dan
kemungkinan berhubungan ke kerangka manan, pencampuran
selulase bertujuan untuk memecah tidak hanya selulosa sebagai
polimer glukosa tapi juga hubungan antara selulosa dan manan
(Balasubramaniam, 1976).
• Dowman (1993) mengembangkan suatu metode untuk mencerna BIS
dengan memasukkan selulase dan gamanase. Pengarang menemukan
bahwa kecernaan BIS meningkat dari antara 46 dan 54 ke 54 dan 67%.
• Dengan cara yang sama Kurake dan Kuniki (2000) menemukan bahwa
selulase, bersama dengan manase, meningkat derajat hidrolisis
polisakarida berbasis manan dalam biji Konjac dan Locust berturut-
turut dari 39,1 ke 53,7% dan dari 15,8 ke 31,1%. Produksi gula
meningkat kira-kira dua kali dengan penambahan ‘meicelase’
(selulase komersial) dalam biji locust.
Efek enzim perobah manan pada performans broiler
Pakan Berat badan (g) Konsumsi
pakan (g)
Tanpa enzim Dengan Dengan Tanpa enzim Dengan Dengan
Gamanase* Gamanase + Gamanase* Gamanase +
(sumber SSF** (sumber SSF**
mananase) selulase)
Berbasis 542,7±49,2a 510,9±43,2ab 638,6±32,7a 778,9±36,6a 746,4±29,4a 823,9±25,1a
jagung-kacang
kedelai

Berbasis 30% 493,3±16,1a 434,9±37,7a 482,9±27,1b 698,7±18,4b 666,8±33,2b 742,3±30,4b


kopra
Berbasis 30% 564,7±21,9a 621,9±22,0b 596,8±34,3a 805,3±18,6a 868,7±25,8c 818,4±29,1a
BIS

* Produk komersial mengandung mannanase dan galactosidase


** Produk komersial mengandung selulase, beta-glukanase, pitase, protease, amilase, pectinase,
pentonase
Kesimpulan
• Karena BIS dan BK adalah produk samping yang melimpah dalam
beberapa negara berkembang, mereka harus dipandang potensi
mereka sebagai bahan pakan alternatif untuk pakan unggas di negara
tersebut. Level mereka yang rendah dan ketidakseimbangan asam-
asam amino tertentu, reaksi Maillard dan kemungkinan memiliki
faktor-faktor anti-nutrisi (manan dan galaktomanan) membuat petani
dan industri unggas secara umum menjadi lesu dari penggunaan
bahan pakan ini. Masalah ini lebih mungkin diambil alih dengan baik
menyusun ransum dengan lebih hati-hati maupun pencampuran
enzim-enzim, khususnya mananase, galaktosidase dan selulase.
• Penelitian-penelitian menggunakan enzim-enzim, khususnya
mananase dan kombinasi antara mananase, galaktosidase dan
selulase pada pakan berbasis BIS dan BK adalah jarang tapi
menjanjikan dan hasil-hasil yang menggairahkan telah dilaporkan.
Kesimpulan
• Dengan memahami enzim-enzim dapat memecah β-manan menjadi
manooligosakarida dan gula-gula sederhana, kondisi ini akan
memberi tiga keuntungan bagi ayam. Pertama, penguraian
polisakarida mungkin mampu untuk menurunkan faktor-faktor anti-
nutrisi yang terdapat dalam bahan pakan ini yang mengganggu
performan ayam. Kedua, karbohidrat yang terurai yang siap diserap
dapat mensuplai energi yang dibutuhkan ayam untuk pemeliharaan
dan produksi. Ketiga, manooligosakarida yang dihasilkan dapat
berfungsi sebagai pre-biotik untuk memperbaiki kesehatan ayam.
Potensi ini memberi alasan yang bagus penelitian penggunaan bahan
pakan BIS dan BK dalam pakan ayam, khususnya bila enzim-enzim
dimasukkan.

You might also like