You are on page 1of 8

SIDANG KOMISI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

NAMA : ILHAM MENDROFA


NRP : P0901211001
PROGRAM STUDI : PROGRAM PROFESI INSINYUR
JUDUL PENELITIAN : PENGEMBANGAN BISNIS FUMIGAN
BERBAHAN AKTIF SULFURYL FLOURIDE DI
INDONESIA STUDI KASUS PT. AGRIKEMIA
NATURA
DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Ir. Sutrisno, M.Agr
Dr. Ir. Abdjad Asih Nawangsih, M.Si
KELOMPOK ILMU : ILMU KETEKNIKAN, TEKNOLOGI
INFORMASI DAN PERENCANAAN
HARI/TANGGAL : Kamis, 20 Januari 2022
WAKTU : 14.00 - Selesai
TEMPAT : ZOOMMEETING
https://us02web.zoom.us/j/86461549186?
pwd=MHhrcFBmQ05oRHNVeHZtK1lubXlhQT09

Meeting ID: 864 6154 9186


Passcode: 230719
1

PENGEMBANGAN BISNIS FUMIGAN BAHAN AKTIF SULFURYL FLOURIDE DI


INDONESIA STUDI KASUS PT.AGRIKEMIA NATURA1

BUSINESS DEVELOPMENT OF FUMIGANT ACTIVE SULFURYL FLOURIDE IN INDONESIA CASE STUDY PT.
1
AGRIKEMIA NATUNA

Ilham Mendrofa2, Sutrisno3, Abdjad Asih Nawangsih4

ABSTRACT
Post-harvest activities become an important stage before a commodity finally reaches
consumers, at this stage the commodity has the potential to experience a decline in both quality
and quantity caused by pest attacks. Based on the decision letter of the quarantine agency No.
1644/Kpts/KT.240/L/05/2013 to free the carrier media from nuisance organisms, fumigation
must be carried out. In Indonesia, fumigation is often done using methyl bromide and phosphine
fumigants. Methyl bromide is a chemical compound with liquefied gas dosage form, this
fumigant has strong penetrating properties and is not easy to cause fire. The polemic of the use
of methyl bromide fumigants is that it can cause a reduction in the ozone layer (Kementan RI
2009). Phosphine is highly reactive with water, flammable at temperatures above 1000C and
explosive at concentrations above 1.8%. Therefore, one alternative that can be done is an
environmentally friendly fumigant with another active ingredient, namely sulfuryl fluoride. The
material used is ESEF 99LG fumigant, rice that has been affected by insect pests Tribolium sp,
Rhyzoperta sp and Sitophilus sp. The tools used are large tape, a fan. Sulfuryl fluoride gas
concentration meter (interferometer), leak detector, mask with special SF tube, meter, medical
mask, measuring hose, digital scale, plastic sample, water level meter, plastic sheet, insect tube
box, paper label, scissors, wax and wooden hose plug. The results showed that exposure to
sulfuryl fluoride gas concentrations ranged on average between 85.0 – 105.7, the application of
sulfuryl fluoride fumigant at a dose of 18 g/m3 was able to control imago with a mortality
percentage of up to 100%. new pest. In conclusion, exposure to sulfuryl fluoride gas
concentrations met the criteria, was able to control imago and did not show the growth of new
pests.

Keywords: fumigation, sulfuryl fluoride

PENDAHULUAN
Perkembangan dunia bisnis semakin luas dikarenakan regulasi dan akses transportasi yang
semakin terbuka termasuk di dalamnya industri hasil pertanian. Kegiatan pascapanen produk2
pertanian menjadi tahapan penting sebelum akhirnya suatu komoditas sampai kepada konsumen,
pada tahapan ini komoditas berpotensi mengalami penurunan kualitas maupun kuantitas yang
diakibatkan oleh adanya serangan hama. Berdasarkan surat keputusan Badan Karantina RI No.
1644/Kpts/KT.240/L/05/2013, untuk membebaskan media pembawa dari organisme penggangu
1
Makalah merupakan bagian dari tugas akhir yang disampaikan pada seminar SPs IPB
2
Mahasiswa Program Profesi Insinyur
3
Ketua Komisi Pembimbing
4
Anggota Komisi Pembimbing
2

harus dilakukan fumigasi. Dalam pelaksanaan fumigasi, operator/pelaksana fumigasi mengacu


kepada International standard for phytosanitary measures (ISPM) No.15 (2018), no 28 (2007), no
43 (2019) yang didalamnya menyebut tentang etika lingkungan dalam pelaksanaan fumigasi. Di
Indonesia, fumigasi yang sering dilakukan dengan menggunakan fumigan metil bromide dan
phosfin. Metil bromide adalah senyawa kimia dengan bentuk sediaan gas cair. Fumigan ini
mempunyai sifat penetrasi yang kuat dan tidak mudah menimbulkan kebakaran. Polemik
penggunaan fumigan metil bromide yaitu dapat menyebabkan berkurangnya lapisan ozon
(Kementan RI 2009). Phosfin sangat reaktif dengan air, mudah terbakar pada suhu di atas 1000C
dan mudah meledak pada konsentrasi di atas 1,8%. Melihat fenomena tersebut, perusahaan
fumigasi dituntut untuk lebih berinovasi, salah satunya adalah penggunaan fumigan yang ramah
lingkungan seperti sulfuryl fluoride.
Dalam pengembangan bisnis fumigasi berbahan aktif SF diperlukan strategi khusus untuk
menghadapi tekanan dari kompetensi fumigan berbahan aktif mb dan posphin. Salah satu analisis
yang digunakan adalah competitive positioning analysis yaitu, membuat perencanaan strategis
yang berkaitan dengan posisi kompetitif-nya (Fleisher & Bensoussan, 2007).

Bisnis fumigasi berbahan aktif SF harus lebih meningkatkan daya saing dengan memperhatikan
segmentasi, terget, dan posisi yang sesuai dengan lingkungan perusahaan agar para konsumen
merasa puas dan perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pasar (Kotler dan Armstrong, 2016). Di
Indonesia sendiri, penggunaan sulfuryl fluoride telah dilegalkan sebagai pestisida terbatas untuk
bidang penyimpanan komoditi hasil pertanian oleh Kementerian Pertanian RI melalui Permentan
No.39/Permentan/SR.330/7/2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskrisikan strategi
pengembangan bisnis pada PT Agri Kemia Natura dan mendeskripsikan posisi PT Agri Kemia
Natura pada industri fumigasi melalui analisa competitive positioning.
METODE
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif, yaitu penelitian dengan data
terkumpul dalam bentuk verbal, sehingga tidak menekankan pada angka, Sugiyono (2014)
menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif dilakukan secara intensif, peneliti ikut
berpartisipasi di lapangan, mencatat, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen
yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail. Informan yang
digunakan dalam penelitian ini berasal dari internal dan eksternal dari perusahaan dengan tujuan
untuk mengetahui lebih dalam tentang PT Agri Kemia Natura. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu suatu teknik pengumpulan
informan yang lebih mengutamakan tujuan penelitian dengan pertimbangan atau kriteria-kriteria
tertentu (Sujarweni dan Endrayanto, 2012).
Data yang akan diperoleh pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
adalah suatu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari hasil wawancara dengan informan
penelitian berupa jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti secara langsung.
Data sekunder yang diperlukan berupa informasi perusahaan, di antaranya adalah struktur
organisasi, data kearsipan, dokumen, laporan-laporan, serta buku dan data esensial lainnya.
Data-data ini didapat dari dokumen tertulis perusahaan, karya tulis rekaman perusahaan, dan lain
sebagainya yang berkenan dengan penelitian ini (Silalahi, 2009).
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
dalam penelitian, yaitu:
1. Teknik Observasi
3

Teknik ini dengan membuat panduan pengamatan dan memotret hal-hal yang dianggap penting
sebagai bukti pengamatan (Purhantara 2010). Peneliti menggunakan teknik observasi karena
pengambilan data berdasarakan fakta yang ada, serta dapat mengetahui lebih jauh dan lebih
dalam mengenai kegiatan perusahaan. Selain itu, teknik observasi digunakan untuk memperkuat
data sehingga hasil observasi dapat digunakan sebagai media untuk mencocokan data dan
informasi dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti.
2. Teknik Wawancara
Wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur, yaitu peneliti memilih beberapa
orang yang dirasa mampu untuk menjadi informan bagi wawancara. Namun, apabila data yang
diperoleh masih kurang memadai untuk penelitian ini, maka peneliti akan mencari orang lain
untuk dipandang dapat melengkapi data yang dibutuhkan. Disamping itu, untuk membantu
proses pengumpulan data dari informan.
Menurut Sugiyono (2011) teknik wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth
interview, yang dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka, pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. dalam melakukan
wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat atau merekam apa yang
dikemukakan oleh informan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS


Mengidentifikasi Fokus Strategi dan Pasar Perusahaan
1. Product
PT Agri Kemia Natura merupakan perusahaan trading, distribution dan project management
yang menghasilkan beberapa jenis produk bahan kimia, pestisida, pupuk dan mesin alat
pengendalian hama. Salah satunya adalah fumigan bahan aktif Sulfuryl Flouride. Fumigan
sulfuryl flouride merupakan salah satu jenis fumigan yang dapat digunakan dalam perawatan
komoditas di penyimpanan. Fumigan ini di uji keefektifannya terhadap thse telur dan imago
serangga hama gudang Tribolium Castaneum pada komoditas beras, komoditas bungkil kelapa
sawit dan komoditas kakao, selain itu telah diuji keefekifannya terhadap fase telur dan imago
serangga Tribolium Confusum dan Sitophilus Zeamais pada bahan pakan ternak dan Lyctus
Brunneus pada kayu pallet.
2. Price
Produk bahan kimia diproduksi oleh PT. Agri Kemia Natura dijual dengan kuantiti sesuai
dengan permintaan pelanggan,
3. Place
Sistem distribusi perusahaan ini
4. Promotion
Salah satu teknik promosi yang dilakukan oleh perusahaan adalah mengiklankan hasil produksi
melalui media iklan.
4

Membangun Analisis
1. Analisis STP (Segmenting, Targeting, Positioning)
Perusahaan memiliki segmen yang disesuaikan dengan jenis-jenis produk yang dikeluarkan oleh
perusahaan,
2. Analisa Industri (Porter Five Force’s Model)
a) Persaingan (Rivalry)
Sudah banyak perusahaan fumigasi yang menjadi pesaing PT Agri kemia Natura yang berskala
perusahaan besar dari berbagai wilayah di Indonesia, sehingga dapat dikatakan pesaing
perusahaan fumigasi cukup tinggi. Beberapa perusahaan besar yang memiliki kesetaraan dan
merupakan pesaing cukup kuat diantaranya adalah : ..................

b) Ancaman Pendatang Baru


ijin usaha yang terdapat pada perusahaan seperti:
a. Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
c. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)
d. Surat Ijin Usaha Industri (SIUI)
e. Suray Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
f. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
g. Tanda Daftar Industri (TDI)
h. D2W Oxo Biodegradeable London
Kelengkapan ijin tersebut membuat perusahaan
c) Ancaman Produk Pengganti
Pesaing dari perusahaan
d) Daya Tawar Pemasok
Pemenuhan kebutuhan bahan baku yang berupa
e) Daya Tawar Konsumen

Menentukan Strategi dari Analisis


Setelah mendapatkan data melalui analisa bauran pemasaran dan analisa STP, dapat diketahui
yang menjadi kelemahan dan kekuatan perusahaan dan melalui analisa five force’s dapat
ditemukan data-data terkait peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari sisi eksternal,
Fleisher dan Bensoussan (2007) menyatakan bahwa salah satu alat yang dapat digunakan untuk
menentukan strategi dari analisa- analisa yang ada dengan menggunakan analisis SWOT, dimana
dapat berguna untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang di
dapat dari pesaing.

Arah Strategis
Dari keseluruhan analisa dapat disimpulkan bahwa arah strategis pa

Produksi dan Improtansi fumigan sulfuryl fluoride (dalam bentuk flowchat)


BAGAN IMPOR
5

KONFIRMASI HARGA TERBARU KE PABRIK

TERBITKAN PO
(TUJUAN : LINHAI LIMIN CHEMICALS CO.LTD)

TERBIT SALES CONTRACT

PRODUKSI DAN PENGEMASAN PRODUK DI PABRIK

TERBIT INVOICE PEMBAYARAN DARI CHINA

MELAKUKAN PEMBAYARAN
( LINHAI LIMIN CHEMICALS CO.,LTD A/C No. 88012025000046503)

TERBIT PACKING LIST DARI PABRIK PEMERIKSAAN FISIK DI CHINA

BARANG DIKIRIM (TERBIT BILL OF LANDING DAN ASURANSI (BILA CIF


JAKARTA))

PENGURUSAN PIB (PPN DAN PPH)


PENGURUSAN DOKUMEN PENGIRIMAN, B/L, INVOICE, PACKING LIST

BARANG TIBA DI PELABUHAN TUJUAN PRIOK (JAKARTA)

PEMERIKSAAN JALUR IMPOR (HIJAU/KUNING/MERAH)

SURAT PERSETUJUAN PENGELUARAN BARANG (SPPB)


BARANG DI KIRIM KE GUDANG PENERIMA DI BEKASI

SALES ACTIVITY

USER/OPERATOR
Gambar 1 Bagan Impor Sulfuryl Flouride

Pasar Fumigan Indonesia


Pasar fumigan di Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan bertumbuhnya kegiatan
ekspor dan impor, dimana aturan kekarantinaan mewajibkan semua komoditi dan arus barang
wajib bebas dari media pembawa organisme penggangu tumbuhan (OPT) atau OPT karantina (O
PTK) serta untuk pemenuhan persyaratan fitosanitasi. Fitosanitasi adalah upaya yang
mengharuskan pemindahan atau penghancuran tanaman yang terserang hama. Fumigasi dinilai ef
ektif dalam mengendalikan nematoda dan tungau, selain itu perlakuan fumigasi dapat dilaksanak
an dengan cepat dan aman. Operator fumigasi dilakukan perusahaan-perusahaan swasta yang
telah di sertifikasi oleh Badan Karantina Kementrian Pertanian Republik Indonesia. Keberhasilan
fumigasi menjadi tanggung jawab dari pelanggan, operator, pemilik komoditi, gudang tempat
fumigasi, perusahaan transportasi dan inspektor fumigasi dari lembaga karantina.

Tantangan Pengambangan Produk


6

Pasar fumigasi saat ini ditemukan masih banyak menggunakan metil bromide karena efektifitas d
an keunggulannya tidak menimbulkan bercak atau flek pada material sedangkan untuk
penggunaan fumigan sulfuryl fluride masih menimbulkan bercak atau flek pada komoditi pangan
atau mengalami perubahan warna (bereaksi pada lemak nabati). Pengembangan produk fumigan
dalam negeri belum bisa karena kurangnya insentif pemerintahan terhadap pengembangan
industri kimia dasar yang memproduksi bahan aktif. termasuk di dalamnya bahan aktif sulfuryl
floride.

SIMPULAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisa strategi pengembangan bisnis melalui
metode competitive posittioning analysis terhadap PT Agri Kemia Natura, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa perusahaan memiliki strategi
pengembangan bisnis dengan menggunakan teknologi produksi dan mengandalkan pada
kualitas produk

DAFTAR PUSTAKA

Australia Government. 2018. Sulfuryl Flouride Fumigation Methodology.


www.agriculture.au. [28 Juni 2019]
Badan Karantina Pertanian. 2019. Standar Perlakuan Fumigasi Sulfuryl Fluoride (SF).
www.karantina.pertanian.go.id.
Bulog. 2021. Uji Efikasi Fumigan Sulfuryl Fluoride dengan Merk ESEF 99 LG. Divisi Per
encanaan Strategis Riset dan Manajemen Risiko. Jakarta
Enviromental Protection Agency. 2003. Structural Fumigation Using Sulfuryl Flouride :
DowElanco’s VikaneTM Gas Fumigant. Sulfuryl Flouride :CAS No.2699-79-8
Flouride Action Network.2021. Sulfuryl Flouride CAS No.3699-79-8 Us Maximum
Residue Levels in Food Commoditied.
http://www.flouridea;ert.org/wp-content/pesticides/mrl.sulfuryl/flouride.htm [4 Juni
2021]
Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Pertanian Republik
Indonesia. Nomor: 37/Permentan/OT.140/7/2009 tentang penggunaan Pestisida
Berbahan Aktif Metil Bromide untuk Tindakan Perlakuan Karantina Tumbuhan dan
Perlakuan Pra Pengapalan, Jakarra: Kemetrian Pertanian, Badan Karantina Pertanian;
2009
Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Pertanian Republik
Indonesia. Perundangan.pertanian.go.id.
Matnawy H. 2001. Perlindungan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta
Oktianty, R., Martini dan Rahadian R. 2016. Efektifitas Fumigan Sulfuryl Fluoride
terhadap Pengendalian Tribolium castenum (Insecta : Coleoptera) di Gudang Industri
Pakan Ternak di Wilayah Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 4 (1) :
188- 192. ISSN : 2356-3346.
Riordi. 2009. Ordo-Ordo Serangga. http :// rioardi. Wordpress.com. Diakses pada tanggal
29 Oktober 2009.
Sudarmo. 2004. Pengendalian Serangga Hama. Kanisius. Yogyakarta
Widayanti S, Asnan TAW, Widhiastuti H, Yanto H. 2018. Pengajuan Lapangan Efikasi
Fumigasi ESEF 99 LG (Bahan Aktif: Sulfuryl Fluoride 99%) terhadap Hama Gudang
Tribolium castaneum pada Komoditas Beras. Seameo Biotrop. Bogor
7

You might also like