Professional Documents
Culture Documents
2 Menentukan Solusi
Eksplorasi
Solusi yang
No. alternatif Analisis penentuan solusi Analisis alternatif solusi
relevan
solusi
1 Rendahnya Menerapkan Model Problem Based Learning (PBL) adalah Hasil Kajian Literatur
tingkat literasi model model pembelajaran yang menyajikan masalah Ade Sriwahyuni dkk (2019) menyatakan bahwa 1)
matematika Problem konstektual yang dapat merangsang siswa kemampuan literasi matematika siswa yang
siswa Based untuk menemukan konsep dan memecahkan pembelajarannya menggunakan model PBL lebih baik
1. Menerapkan Learning masalah dalam kehidupan sehari-hari. Selain daripada siswa yang pembelajarannya secara
model (PBL) pada itu, tahapan-tahapan pada Problem Based konvensional. Hal ini didasarkan pada hasil uji
Problem materi Learning (PBL) yang meliputi mengidentifikasi perbedaan nilai rerata posttestmenggunakan Independent
Based sistem masalah, belajar secara mandiri, penyelidikan, Sample tTest menghasilkan nilai sig. 0,000 < 0,05
Learning persamaan bertukar pengetahuan, dan penilaian sehingga H0 ditolak. 2) Peningkatan kemampuan literasi
(PBL) linear dua dapat memfasilitasi siswa dalam meningkatkan matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan
2. Menerapkan variabel kemampuan literasi matematisnya. model PBL lebih baik daripada siswa yang
model pembelajarannya secara konvensional. Hal tersebut
Blended Mega Puspita Sari (2017) Literasi matematika didasarkan pada hasil uji perbedaan nilai rerata N-Gain
Learning dapat diartikan sebagai kemampuan setiap menggunakan Independent Sample tTest menghasilkan
3. Menerapkan individu untuk merumuskan, menafsirkan, nilai sig. yaitu 0,0005< 0,05 sehingga H0 ditolak.
model menalar, menginterpretasikan, https://core.ac.uk/download/pdf/228885413.pdf
pembelajaran mengkomunikasikan, dan menjelaskan
Means Ends pemecahan masalah dalam kehidupan sehari- MD. Pamungkas (2019) Hasil penelitian menunjukkan
Anlysis hari secara efektif dan efisien. Salah satu upaya bahwa terjadi peningkatan kemampuan literasi
(MEA) yang dapat diterapkan untuk meningkatkan matematis siswa setelah melakukan proses pembelajaran
kemampuan literasi matematika siswa ialah menggunakan problem based learning. Hasil capaian
melalui model problem based learning. Tujuan kemampuan literasi matematis siswa dapat dilihat pada
dari literature review pada artikel ini adalah skor rata-rata pretest sebesar 3,25 dan skor rata-rata
untuk menganalisis dan mendeskripsikan posttest sebesar 7,45
kemampuan literasi matematika dan model pada pembelajaran menggunakan problem based
problem based learning serta keterkaitan antara learning. Sedangkan pada pembelajaran konvesional
keduanya. Berdasarkan literature review yang didapatkan skor rataan prestest 3,13 dan skor rataan
dilakukan diperoleh hasil bahwa model problem posttest sebesar 6,95.
based learning mampu meningkatkan
kemampuan-kemampuan yang masuk ke https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jp3m/article/view/
dalam komponen kemampuan literasi MEG52/653
matematka. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat keterkaitan antara model problem Kenedy A.K. (2018) Pembelajaran berbasis masalah
based learning dengan kemampuan literasi merupakan salah satu model pembelajaran yang
matematika. menyajikan masalah kontekstual yang dapat merangsang
http://seminar.uny.ac.id.semnasmatematika/fi kreativitas siswa untuk menemukan konsep dan
les/full/M-65.pdf memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
sebab itu adanya kaitan yang erat literasi matematis
Dwi Oktalidiasari (2018) Penelitian ini dalam pembelajaran berbasis masalah.
merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan https://osf.io/538q2
untuk mengetahui aktivitas siswa dan
keterlaksanaan dengan model Problem Based Dinata OI (2022) Hasil meta analisis membuktikan bahwa
Learning (PBL) serta hasil belajar siswa setelah penerapan model PBL dalam proses pembelajaran mampu
penerapan model PBL pada materi Sistem meningkatkan kemampuan literasi matematika yang
Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) di kelas semula terendah 7,65% sampai tertinggi 48,27% sehingga
VIII SMP Negeri 42 Palembang. Berdasarkan terjadi peningkatan sangat signifikan yaitu 29,0138%.
hasil penelitian ini menunjukkan 1) Rata-rata https://ejurnal.teknokrat.ac.id/index.php/jurnalmathem
keterlaksanaan pembelajaran dengan a/article/view/2018
menggunakan model PBL sebesar 74,57%
dengan dikategorikan baik dan persentase Heka M. Tabun dkk (2020) Hasil analisis menunjukkan
aktivitas siswa pada proses pembelajaran bahwa kemampuan literasi matematis siswa pada kelas
dengan penerapan PBL dengan kategori sangat yang mendapat pembelajaran model PBL lebih baik dari
baik dan baik sebesar 89,53%. 2) Rata-rata kelas yang tidak mendapat pembelajaran model PBL.
hasil belajar siswa setelah diterapkannya model Peningkatan kemampuan literasi matematis siswa dengan
PBL sebesar 80,53% dengan kategori baik. pembelajaran model PBL berada pada kategori tinggi
https://repository.unsri.ac.id/12952/1/RAMA_ dengan rata-rata skor gain 0,8.
84202_06081181419019_01_font_ref.%20pdf.p https://online-
df journal.unja.ac.id/edumatica/article/view/8796
Kelebihan:
1. Siswa dapat terbiasa untuk
memecahkan/menyelesaikan soal-soal pemecahan
masalah.
2. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran
dan sering mengekspresikan idenya.
3. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan
matematika.
4. Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat
merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri.
5. Siswa memiliki pengalaman banyak untuk
menemukan sesuatu dalam menjawab pertanyaan
dalam diskusi kelompok.
Kekurangan:
1. Membuat soal pemecahan masalah yang bermakna
bagi siswa bukan merupakan soal yang mudah.
2. Mengemukakan masalah yang berlangsung dapat
dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa
mengalami kesulitan bagaimana merespon masalah
yang diberikan.
3. Lebih dominan soal pemecahan masalah terutama
soal yang terlalu sulit untuk dikerjakan, terkadang
membuat siswa jenuh.
4. Sebagian siswa merasa bahwa kegiatan belajar
mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang
mereka hadapi.
Hasil analisis kajian literatur dan wawancara
menunjukkan bahwa model Means Ends Analysis adalah
salah satu model pembalajaran inovatif yang dapat
meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa
karena siswa dapat terbiasa untuk
memecahkan/menyelesaikan soal-soal pemecahan
masalah dan masalah yang diberikan akan mendorong
semangat dan menumbuhkembangkan apresiasi
matematika peserta didik, sehingga literasi matematika
juga menjadi optimal.
Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan rekan sejawat,
alternatif solusi untuk meningkatkan literasi matematika
siswa adalah:
1. Menerapkan model pembelajaran yang inovatif
2. Membuat media pembelajaran yang menarik
3. Memperbaiki LKPD yang bisa meningkatkan
kemampuan literasi matematika siswa
2 Rendahnya Menerapkan Model Problem Based Learning (PBL) Hasil Kajian Literatur
pemahaman model merupakan suatu model pembelajaran yang A. Martiasari dan JB Kelana (2022) Hasil pada penelitian
konsep Problem melibatkan siswa untuk memecahkan suatu ini menunjukkan bahwa skenario dan implementasi
matematika Based masalah sehingga siswa dapat mempelajari pembelajaran berlangsung dengan baik. Ini terlihat dari
siswa Learning pengetahuan yang berhubungan dengan respon siswa terhadap pemahaman konsep jaring-jaring
1. Menerapkan (PBL) untuk masalah tersebut dan sekaligus memiliki bangun ruang menggunakan media manipulatif melalui
model materi keterampilan untuk memecahkan masalah. model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Problem sistem Pemahaman terhadap konsep merupakan adalah positif sebesar 77,45% . Hal ini menjadi bukti
Based persamaan bagian yang sangat penting dalam proses dengan rata-rata siswa 89,0 (baik sekali) yang berarti
Learning linear dua belajar dan memecahkan masalah, baik di adanya peningkatan pemahaman konsep matematis
(PBL) variabel dalam proses belajar itu sendiri maupun dalam dengan ruang menggunakan media manipulatif melalui
2. Menerapkan kehidupan nyata. Kemampuan memahami model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
model konsep menjadi landasan untuk berpikir dalam Dengan demikian solusi agar siswa dapat memahami
pembelajaran menyelesaikan persoalan. konsep pembelajaran matematika materi jaring-jaring
kooperatif bangun ruang yaitu dengan media manipulatif dan model
tipe Think Nisa Napiah (2019) Model pembelajaran pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah tepat.
Pair Share Problem Based Learning (PBL) merupakan https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/jpp/article/
(TPS) alternatif model pembelajaran yang dapat view/10356
3. Menerapkan meningkatkan pemahaman konsep matematika
model siswa karena sintaks/langkah-langkah Imas Tresnawati (2019) Hasil penelitian menunjukkan
pembelajaran pembelajarannya menitikberatkan pada proses bahwa terdapat perbedaan peningkatan pemahaman
Somatic, pemahaman konsep matematika. Pada konsep siswa yang signifikan antara kelompok
Auditory, penerapan model pembelajaran Problem Based eksperimen dan kelompok kontrol yang terlihat pada
Visual, and Learning (PBL), guru berperan dalam hasil uji t N-gain yaitu 0,00 dengan rata-rata N-gain
Intellectual memfasilitasi dan mengontrol kegiatan kelompok eksperiman yaitu 0,6. Jadi dapat disimpulkan
(SAVI) pembelajaran. Sedangkan pada saat kegiatan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model problem
pembelajaran siswa dituntut untuk berperan based learning memberikan pengaruh terhadap
aktif dalam mempelajari materi maupun diskusi peningkatan pemahaman konsep yang lebih tinggi
kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja dibandingkan pembelajaran dengan menerapkan model
Siswa (LKS) yang berisi masalah. Dengan konvensional.
adanya diskusi kelompok siswa dapat https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/collase/arti
menemukan dan membangun sendiri konsep cle/download/3154/1039
materi yang dipelajarinya. Sehingga diharapkan
melalui model pembelajaran PBL ini, siswa Tri Wahyuni dkk (2020) menyatakan bahwa solusi untuk
lebih mudah untuk memahami konsep meningkatkan hasil
matematika sehingga dapat meningkatkan belajar matematika siswa agar siswa dapat memahami
pemahaman konsep matematika siswa. konsep matematika
https://jurnal.uns.ac.id/JMMS/article/view/3 dengan baik ialah dengan menerapkan model
8725/25640 pembelajaran Problem Based Learning.
http://jurnal.um-
EP Latifah (2019) Berdasarkan hasil penelitian tapsel.ac.id/index.php/ptk/article/view/3060
menunjukkan H0 ditolak dan Ha diterima. Hal
ini berdasarkan hasil analisis NGain Mariana Marta Towe (2021) menyatakan bahwa terdapat
menunjukkan peningkatan nilai setelah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa
diberikan perlakuan PBL sebesar 0,64, kelas VIII setelah mengikuti pembelajaran berbasis
sedangkan peningkatan nilai setelah diberikan pendekatan PBL, yaitu (a) untuk soal nomor 1 terdapat
perlakuan TPS sebesar 0,53. Berdasarkan dari 14 siswa yang dapat mencapai indikator 1 sampai 4
semua hasil analsis dapat disimpulkan adanya dalam pemahaman konsep, dan ( b) untuk soal nomor 2,
perbedaan efektivitas yang signifikan dalam ada 11 dari 14 siswa yang dapat mencapai indikator 1
penelitian ini. Terbukti penerapan model sampai 4 dalam pemahaman konsep
pembelajaran PBL memiliki tingkat efektivitas https://www.journal.unwira.ac.id/index.php/ASIMTOT/a
lebih tinggi jika dibandingkan dengan model rticle/view/1364
pembelajaran TPS.
https://ojs.unm.ac.id/JDM/article/viewFile/98 Ayu Sulistiani (2022) menyatakan bahwa hasil tindakan
13/5668 siklus I dan siklus II adalah: 1) hasil tes pemahaman
konsep matematika siklus I nilai rata-rata adalah 54,4
Andri Setiawan (2018) Ketuntasan hasil belajar dan secara klasikal kategori “baik” 45,7%. pada siklus II
siswa kelas VII SMP Islam Gurah mengalami nilai rata-rata adalah 71,14 dan secara klasikal kategori
peningkatan yang cukup signifikan yang “baik” 82,87%; 2) hasil evaluasi tes komunikasi
ditunjukkan oleh hasil pre-test yang masuk matematik siklus I nilai rata-rata adalah 45,4 secara
dalam kriteria kurang dan meningkat pada klasikal siswa kategori “baik” 40%, pada siklus II nilai
post-test yang masuk dalam kriteria baik. Hal rata-rata adalah 62,7 secara klasikal kategori “baik”
ini ditunjukkan oleh ketuntasan hasil belajar 82,84%. Kesimpulan penelitian: 1) penerapan model
post-test siswa dimana 96,67 % siswa pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
mendapatkan kriteria ≥ B (Baik). Sehingga pemahaman konsep matematika siswa, 2) penerapan
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari model pembelajaran berbasis masalah dapat
penerapan model Problem based learning meningkatakan komunikasi matematik siswa
dengan pendekatan Somatis, auditory, visual, http://jurnalmahasiswa.umsu.ac.id/index.php/jimedu/a
dan intelectual terhadap hasil belajar siswa rticle/view/1091
Kelas VII SMP Islam Gurah
http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_ar Kelebihan:
tikel/2018/13.1.01.05.0160.pdf 1. Siswa dilatih untuk selalu berpikir kritis dan terampil
dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Penelitian yang dilakukan Andri Setiawan 2. Bisa memicu peningkatan aktivitas siswa di kelas.
(2018) menunjukkan bahwa penerapan model 3. Siswa terbiasa untuk belajar dari sumber yang
PBL bisa dilakukan dengan pendekatan SAVI relevan.
4. Kegiatan pembelajaran berjalan lebih kondusif dan
Sehingga berdasarkan hasil analisis kajian efektif karena siswanya dituntut untuk aktif.
literatur di atas, maka solusi terbaik adalah
menerapkan model Problem Based Learning Kekurangan:
(PBL) untuk meningkatkan pemahaman konsep 1. Tidak semua materi pembelajaran bisa menerapkan
model ini.
matematika siswa pada materi sistem 2. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan materi
persamaan linear dua variabel. pembelajaran lebih lama.
3. Bagi siswa yang belum terbiasa menganalisis suatu
permasalahan, biasanya enggan untuk
mengerjakannya.
4. Jika jumlah siswa dalam satu kelas terlalu banyak,
guru akan kesulitan untuk mengondisikan
penugasan.
Kelebihan:
1. Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran
2. Cocok digunakan untuk tugas yang sederhana.
3. Memberikan lebih banyak kesempatan untuk
kontribusi masing-masing anggota kelompok.
Kekurangan:
1. Lebih banyak kelompok yang perlu dimonitor.
2. Lebih sedikit ide yang muncul.
(Ivana M: 2019)
Ivana M (2019) Hasil penelitian menunjukkan ada
peningkatan pemahaman konsep belajar matematika
menggunakan model pembelajaran somatic, auditory,
visualization and intellectually (SAVI) pada materi pola
bilangan pada siswa kelas VIII-3 SMP Muhammadiyah 47
Sunggal T.P 2019/2020. Peningkatan yang terjadi yaitu,
(1) Pada tahap awal rata-rata 43,5 dengan persentase
ketuntasan klasikalnya 5,6%. (2) Pada siklus I rata-rata
observasi pemahaman konsep sebesar 1,8 dan persentase
pemahaman konsep matematika siswa 30,6%, (3) Pada
siklus II rata-rata observasi pemahaman konsep sebesar
2,5 dan persentase pemahaman konsep matematatika
sebesar 55,6%. (4) Pada siklus III rata-rata observasi
pemahaman konsep 3,1 dan persentase pemahaman
konsep matematika sebesar 86,1%.
http://repository.umsu.ac.id/bitstream
/handle/123456789/10246
Kelebihan:
1. Didesain agar suasana belajar menjadi menyenangkan
dan menarik sehingga siswa tidak mudah lupa karena
semua proses pembelajaran tersebut melekat pada diri
mereka
2. Mampu membangkitkan kreativitas dan meningkatkan
kemampuan psikomotor siswa
3. Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa
Kekurangan:
1. Memerlukan sarana prasarana pembelajaran yang
menyeluruh dan disesuaikan dengan kebutuhan
terutama untuk media pembelajaran.
2. Membutuhkan waktu yang lama terutama bila siswa
yang lemah.
Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan rekan sejawat,
alternatif solusi untuk meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa adalah:
1. Menerapkan model pembelajaran yang menarik
2. Mendesain LKPD yang menarik dan bisa membantu
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa
3. Menggunakan media yang menarik
3 Rendahnya Menerapkan Pada penerapan model Problem Based Learning Hasil Kajian Literatur
kemampuan model (PBL) siswa lebih memahami masalah, Setiawan Madya (2021 Hasil analisis deskriptif
siswa dalam Problem merencanakan masalah, menyelesaikan menunjukkan bahwa: (1) kemampuan pemecahan
pemecahan Based masalah sesuai rencana, serta melakukan masalah siswa setelah diajar menggunakan Model
masalah Learning pengecekan kembali atau menafsirkan solusi. Problem Based Learning berada pada kategori sangat
matematika (PBL) untuk Siswa dilatih untuk selalu berpikir kritis dan baik, yaitu 84,56 dari skor ideal 100, (2) kemampuan
1. Menerapkan materi terampil dalam menyelesaikan suatu pemecahan masalah siswa setelah diajar menggunakan
model sistem permasalahan dalam kehidupan sehari-sehari. pembelajaran konvensional berada pada kategori baik,
Problem persamaan
Based linear dua Segarino Putra Nababan (2019) Dalam yaitu 75,39 dari skor ideal 100. Dari hasil penelitian ini
Learning variabel pembelajaran berbasis masalah, siswa perlu dapat disimpulkan bahwa terdapat
(PBL) untuk memecahkan masalah yang disajikan pengaruh Model Problem Based Learning terhadap
2. Menerapkan dengan menggali informasi sebanyak- kemampuan pemecahan
model Project banyaknya. Pengalaman ini sangat diperlukan masalah siswa.
Based dalam kehidupan sehari-hari di mana https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/14192-
Learning perkembangan pemikiran dan kerja seseorang Full_Text.pdf
(PjBL) tergantung pada bagaimana ia belajar sendiri.
3. Menerapkan Pada intinya, pembelajaran berbasis masalah Yusri A.Y. (2018) menyatakan bahwa, terdapat pengaruh
model adalah pembelajaran yang menggunakan setelah diterapkan
pembelajaran masalah dunia nyata disajikan dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Creative pembelajaran awal. Kemudian masalah ini terhadap kemampuan
Problem diselidiki untuk mengetahui solusi pemecahan pemecahan masalah matematika siswa. Hal ini terjadi
Solving (CPS) masalah. karena dalam penerapan model pembelajaran Problem
https://www.researchgate.net/publication/337 Based Learning (PBL) siswa lebih memahami masalah,
757289 merencanakan masalah, menyelesaikan masalah sesuai
rencana, serta melakukan pengecekan kembali atau
Andi Hasriyani (2022) Apabila dibandingkan, menafsirkan solusi.
rata-rata kemampuan pemecahan masalah https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosh
siswa pada kelas eksperimen 1 yang diajar arafa/article/view/mv7n1_6
menggunakan model PBL dengan pendekatan
saintifik lebih tinggi dibandingkan dengan Oktafrianto dkk (2020) Hasil penelitian menunjukkan
kemampuan pemecahan masalah siswa pada peningkatan persentase keterampilan pemecahan
kelas eksperimen 2 yang diajar menggunakan masalah siswa yang mencapai KKM pada siklus I
model PJBL dengan pendekatan saintifik. Model meningkat dari 9 menjadi 15 peserta didik dengan rata-
PBL dan PJBL memang sama-sama berorientasi rata 74,21. Pada siklus II siswa yang mencapai KKM
pada pengembangan kemampuan pemecahan mencapai 15 orang dengan rata-rata 82.86. Aktivitas
masalah namun terdapat perbedaan dari segi siswa juga mengalami peningkatan dari 80 % disiklus I
karakteristiknya. Model PBL lebih memberikan meningkat menjadi 100% pada siklus II. begitu juga
arahan yang jelas kepada siswa dalam dengan aktivitas guru. Pada siklus I menunjukkan
memecahkan masalah sementara pada model presentase 75% meningkat menjadi 100% pada siklus II.
PJBL siswa lebih diberikan keleluasaan untuk Peningkatan ini terjadi karena siswa mulai memahami
membuat keputusan dalam mengerjakan. konsep pemecahan masalah Matematika.
Adanya arahan yang lebih jelas bagi siswa
dalam proses pemecahan masalah dalam https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php
penerapan model PBL menjadikan siswa lebih /MI/article/view/16438
optimal dalam mengerjakan soal sesuai
langkah-langkah pemecahan masalah sehingga Kelebihan:
kemampuan pemecahan masalahnya juga 1. Siswa dilatih untuk selalu berpikir kritis dan terampil
menjadi lebih baik dibandingkan dengan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
yangdiajar menggunakan model PJBL. 2. Bisa memicu peningkatan aktivitas siswa di kelas.
https://journal.umtas.ac.id/index.php/naturali 3. Siswa terbiasa untuk belajar dari sumber yang
stic/article/view/1707/1112 relevan.
4. Kegiatan pembelajaran berjalan lebih kondusif dan
Febrintina S (2016) Hasil Penelitian efektif karena siswanya dituntut untuk aktif.
menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan Kekurangan:
kemampuan pemecahan masalah siswa yang 1. Tidak semua materi pembelajaran bisa menerapkan
diajar menggunakan model pembelajaran CPS model ini.
dengan siswa yang diajarkan menggunakan 2. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan materi
model pembelajaran PBL, (2) kemampuan pembelajaran lebih lama.
pemecahan masalah pada siswa yang 3. Bagi siswa yang belum terbiasa menganalisis suatu
menggunakan model pembelajaran CPS lebih permasalahan, biasanya enggan untuk
rendah dibandingkan yang pembelajarannya mengerjakannya.
menggunakan model pembelajaran PBL bagi 4. Jika jumlah siswa dalam satu kelas terlalu banyak,
siswa yang tergolong minat belajar rendah guru akan kesulitan untuk mengondisikan
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSS/a penugasan.
rticle/view/12091
Hasil analisis kajian literatur dan wawancara
Sehingga berdasarkan hasil analisis kajian menunjukkan bahwa model Problem Based Learning (PBL)
literatur di atas, maka solusi terbaik adalah adalah salah satu model pembelajaran inovatif yang
menerapkan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
(PBL) untuk meningkatkan kemampuan siswa matematika siswa karena pada model ini siswa dilatih
pada pemecahan masalah matematika pada untuk selalu berpikir kritis dan terampil dalam
materi sistem persamaan linear dua variabel menyelesaikan suatu permasalahan.
Kelebihan:
1. Memotivasi siswa dengan melibatkannya di dalam
pembelajarannya, membiarkan sesuai minatnya,
menjawab pertanyaan dan untuk membuat
keputusan dalam proses belajar.
2. Membuat siswa lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem yang kompleks.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
4. Memberikan pengalaman pada siswa pembelajaran
dan praktik dalam mengorganisasikan proyek, dan
membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
Kekurangan:
1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan
masalah
2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
3. Banyaknya peralatan yang harus disediakan
4. Siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan
dan pengumpulan informasi akan mengalami
kesulitan
5. Ketika topik yang diberikan pada masing-masing
kelompok berbeda, dikhawatirkan siswa tidak bisa
memahami topik secara keseluruhan
Kelebihan:
1. Pendekatan CPS ini lebih memberi kesempatan
kepada siswa untuk memahami konsep-konsep
dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan.
2. Pendekatan CPS dapat membuat siswa aktif dalam
pembelajaran.
3. Dapat lebih mengembangkan kemampuan berfikir
siswa karena disajikan masalah pada awal
pembelajaran dan memberi keleluasaan kepada siswa
untuk mencari arah-arah penyelesaiannya sendiri.
4. Dapat lebih mengembangkan kemampuan siswa
untuk mendefinisikan masalah, mengumpulkan data,
menganalisis data, membangun hipotesis, dan
percobaan untuk memecahkan suatu masalah.
5. Pendekatan CPS dapat membuat siswa lebih dapat
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya kedalam
situasi baru.
Kekurangan:
1. Adanya perbedaan level pemahaman dan kecerdasan
siswa dalam menghadapi masalah merupakan
tantangan bagi guru.
2. Siswa mungkin mengalami ketidaksiapan untuk
menghadapi masalah baru yang dijumpai di
lapangan.
3. Membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk
mempersiapkan siswa melakukan tahap-tahap dalam
CPS.
Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan rekan sejawat,
alternatif solusi untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam pemecahan masalah adalah:
1. Menerapkan model pembelajaran inovatif yang sesuai
dengan kebutuhan siswa
2. Menyiapkan LKPD yang bisa meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika
3. Memanfaatkan sarana dan prasana di sekolah untuk
menunjang proses pembelajaran
4. Membuat media pembelajaran yang menarik
4 Rendahnya Menerapkan Model Problem Based Learning (PBL) HASIL KAJIAN LITERATUR
kemampuan model merupakan model pembelajaran yang Sri Wardani (2020) menyatakan bahwa hasil uji One
siswa dalam Problem mendukung siswa untuk berpikir kritis dan Sample t Test menunjukkan bahwa rata-rata siswa yang
materi berbasis Based mengembangkan keterampilan pemecahan mendapat pembelajaran model problem based learning
HOTS Learning masalah. Sedangkan Higher Order Thinking telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),
1. Menerapkan (PBL) untuk Skills (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat yaitu sebesar 77,11 untuk kemampuan berfikir tingkat
model materi tinggi yang perlu dimiliki siswa dalam tinggi. Sementara pada hasil uji Independent Sample t
Problem Sistem pembelajaran matematika adalah kemampuan Test juga diperoleh nilai signifikansi 0,025 untuk
Based Persamaan berpikir kritis dan kreatif. PBL mempunyai kemampuan berfikir tingkat tinggi. Selain itu pada rata-
Learning Linear Dua tujuan untuk meningkatkan kemampuan rata skor N-Gain kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa
(PBL) Variabel dalam menerapkan konsep-konsep pada kelas eksperimen sebesar 0,40 lebih dari rata-rata siswa
2. Menerapkan permasalahan baru atau nyata, pengintegrasian kelas kontrol sebesar 0,28. Dengan demikian dapat
model Project konsep HOTS, keinginan dalam belajar, disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based
Based mengarahkan diri sendiri dan keterampilan. learning efektif dalam meningkatkan kemampuan berfikir
Learning tingkat tinggi (HOTS) siswa kelas VII SMP N 6 Salatiga
(PjBL) S. Bahri dan Supriadi (2017) Pembelajaran tahun pelajaran 2019/2020 pada materi bilangan bulat
3. Menerapkan berbasis masalah merupakan suatu strategi dan pecahan.
model pembelajaran yang mendorong siswa untuk http://e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8704/
pembelajaran mengembangkan kemampuan berpikir kritis
Creative dan dapat menyelesaikan masalah yang dapat Ully Fauziah dkk (2020) Hasil penelitian menunjukkan
Problem digunakan mereka sepanjang hidupnya. Hal bahwa skor rata-rata kemampuan awal siswa yaitu 45.00
Solving (CPS) senada juga mengatakan bahwa PBL dengan persentase ketuntasan 35%, pada siklus 1
merupakan salah satu model pembelajaran mendapatkan skor rata-rata yaitu 58.00 dengan
yang memfasilitasi siswa untuk persentase ketuntasan 70% dan pada siklus 2
mengembangkan kemampuan pemecahan mendapatkan skor rata-rata 75.00 dengan persentase
masalah, kemampuan berpikir kritis, dan ketuntasan 80%. Hasil penelitian menunjukkan adanya
kemampuan komunikasi. Hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
secara teori bahwa Problem-Based Learning menggunakan problem based learning.
(PBL) berpengaruh terhadap kemampuan https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.
Higher Order Thinking Skills (HOTS). Selain itu, php/JPFKIP/article/view/7881/pdf
berdasarkan hasil penelitian yang relevan juga
mengatakan bahwa model PBL berpengaruh Inayati (2020) menyatakan bahwa PBL mempunyai
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa serta tujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam
dalam peningkatan kemampuan berpikir kreatif menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru
siswa. Hal ini menunjukkan bahwa PBL atau nyata, pengintegrasian konsep HOTS, keinginan
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap dalam belajar, mengarahkan diri sendiri dan
kemampuan pemecahan masalah terutama keterampilan.
terkait dengan HOTS. Sehingga dalam http://ejournal.inaifas.ac.id/index.php/auladuna/article
meningkatkan HOTS siswa pada pembelajaran /view/410
matematika, perlu adanya suatu pendekatan
atau strategi yang sesuai dan cocok. Problem- Esti Untari dkk (2018) Problem Based Learning adalah
based learning menjadi salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan masalah autentik tidak
pembelajaran yang bisa meningkatkan Higher terstruktur dan bersifat terbuka bagi peserta didik untuk
Order Thinking Skills (HOTS) siswa. mengembangkan keterampilan, menyelesaikan masalah
http://seminar.uny.ac.id.semnasmatematika/fi dan berpikir kritis. Adapun sintaks dari PBL meliputi: 1)
les/full/M-104.pdf Orientation, 2) Organization, 3) Individual and Group
Guiding, 4) Development dan 5) Analisis and Evaluation.
Febry Royantoro dkk (2018) Model Model pembelajaran PBL ini sangat sesuai digunakan
pembelajaran PBL berpengaruh terhadap HOTS untuk mengembangkan HOTS, karena tujuan utama dari
peserta didik.Berdasarkan hasil uji N- PBL untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat
gain,terlihat perbedaan HOTS pada kelas tinggi siswa.
eksperimen 0,62 sedangkan kelas kontrol 0,43. https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snps/article/do
Selain itu, perbedaan efektifitas modeldapat wnload/12529/8817
terlihat dari hasil effect size pada
kelaseksperimen yaitu 3,02 dan kelaskontrol Kelebihan:
1,87.Hasil ujihipotesis post-test menunjukkan 1. Peserta didik dilatih untuk selalu berpikir kritis dan
bahwa nilai sig. adalah 0,000, dimana nilai terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
signifikan lebih kecil dari nilai α = 0,05. Karena
nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak atau dapat 2. Bisa memicu peningkatan aktivitas peserta didik di
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang kelas.
signifikan HOTS peserta didik yang diajar 3. Peserta didik terbiasa untuk belajar dari sumber yang
menggunakan model PBL dengan yang diajar relevan.
menggunakan model konvensional 4. Kegiatan pembelajaran berjalan lebih kondusif dan
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/bipf efektif karena peserta didiknya dituntut untuk aktif.
/article/view/5436/pdf
Kekurangan:
RetnoTriningsih (2020) Walaupun terdapat 1. Tidak semua materi pembelajaran bisa menerapkan
perbedaan keefektifan antara model Problem model ini.
Based Learning dan Project Based Learning, 2. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan materi
keduanya efektif dalam pembelajaran pembelajaran lebih lama.
matematika. Efektif yang dimaksudkan adalah 3. Bagi peserta didik yang belum terbiasa menganalisis
efektif ditinjau dari keterampilan berpikir kritis. suatu permasalahan, biasanya enggan untuk
Dengan demikian baik model Problem Based mengerjakannya.
Learning dan model Project Based Learning 4. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terlalu
sebagai model pembelajaran yang dapat banyak, guru akan kesulitan untuk mengondisikan
meningkatkan prestasi belajar, akan tetapi penugasan.
lebih efektif model Problem Based Learning dari
pada Project Based Learning yang ditinjau dari Hasil analisis kajian literatur dan wawancara
keterampilan berpikir kritis. menunjukkan bahwa model Problem Based Learning (PBL)
https://www.researchgate.net/publication/340 adalah salah satu model pembelajaran inovatif yang
330093 dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam materi
HOTS karena model ini dapat meningkatkan kemampuan
Andy S. K. Dahoklory (2022) Terdapat dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan
perbedaan kemampuan berpikir tingkat baru atau nyata, pengintegrasian konsep HOTS,
tinggi siswa yang diajarkan dengan keinginan dalam belajar, mengarahkan diri sendiri dan
menggunakan model pembelajaran CPS, keterampilan.
PBL, dan konvensional. Dari ketiga model
pembelajaran tersebut, model pembelajaran HASIL KAJIAN LITERATUR
PBL adalah model pembelajaran yang Abdul Hadi dkk (2022) menyatakan bahwa hasil belajar
sangat baik digunakan untuk kemampuan siswa mengalami peningkatan
berpikir tingkat tinggi siswa daripada dengan dari pretest ke posttest dengan nilai gain sebesar 0,70
berada pada kategori tinggi. Dengan menggunakan uji-
model pembelajaran CPS dan t dan taraf signifikansi 5% diperoleh thitung 13,53 dan
konvensional. ttabel 2,01505; thitung > ttabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/sora/artic penerapan model pembelajaran berbasis proyek efektif
le/view/5864/4507 terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi.
http://ejournals.umma.ac.id/index.php/equals/article/vi
Sehingga berdasarkan hasil analisis kajian ew/1228
literatur di atas, maka solusi terbaik adalah
menerapkan model Problem Based Learning Enggar Wilujeng dkk (2022) Hasil penelitian
(PBL) untuk meningkatkan kemampuan siswa menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus
dalam materi HOTS pada materi sistem II. Persentase High Order Thinking Skills siswa juga
persamaan linear dua variabel meningkat pada siklus I dan II melalui tiga penilaian
yaitu pada kemampuan berpikir kritis sebesar (75% -
80%), kemampuan pemecah masalah sebesar (75% -
85%) sedangkan pada kemampuan berpikir kreatif (75% –
85%).
http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/SENASSDRA/a
rticle/view/2730
Kelebihan:
1. Memotivasi siswa dengan melibatkannya di dalam
pembelajarannya, membiarkan sesuai minatnya,
menjawab pertanyaan dan untuk membuat keputusan
dalam proses belajar.
2. Membuat siswa lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem yang kompleks.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
4. Memberikan pengalaman pada siswa pembelajaran
dan praktik dalam mengorganisasikan proyek, dan
membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
Kekurangan:
1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan
masalah
2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
3. Banyaknya peralatan yang harus disediakan
4. Siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan
dan pengumpulan informasi akan mengalami
kesulitan
5. Ketika topik yang diberikan pada masing-masing
kelompok berbeda, dikhawatirkan siswa tidak bisa
memahami topik secara keseluruhan
Hasil analisis kajian literatur dan wawancara
menunjukkan bahwa model Project Based Learning (PjBL)
adalah salah satu model pembelajaran inovatif yang
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam materi
HOTS karena model pembelajaran ini berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir kritis sehingga siswa
mampu menyelesaikan soal HOTS yang didalamnya
mengaitkan kehidupan nyata yang terjadi di lingkungan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Kelebihan:
1. Dapat lebih mengembangkan kemampuan berfikir
siswa karena disajikan masalah pada awal
pembelajaran dan memberi keleluasaan kepada siswa
untuk mencari arah-arah penyelesaiannya sendiri.
2. Dapat lebih mengembangkan kemampuan siswa
untuk mendefinisikan masalah, mengumpulkan data,
menganalisis data, membangun hipotesis, dan
percobaan untuk memecahkan suatu masalah.
3. Pendekatan CPS dapat membuat siswa lebih dapat
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya ke dalam
situasi baru.
Kekurangan:
1. Adanya perbedaan level pemahaman dan kecerdasan
siswa dalam menghadapi masalah merupakan
tantangan bagi guru.
2. Siswa mungkin mengalami ketidaksiapan untuk
menghadapi masalah baru yang dijumpai di
lapangan.
3. Membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk
mempersiapkan siswa melakukan tahap-tahap dalam
CPS.
Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan rekan sejawat,
alternatif solusi untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam materi HOTS adalah:
1. Melaksanakan pembelajaran berbasis HOTS
2. Membiasakan siswa untuk mengerjakan soal-soal
berbasis HOTS
3. Menggunakan model pembelajaran yang akan
meningkatkan kemampuan siswa dalam materi HOTS
4. Menyiapkan LKPD berbasis HOTS