You are on page 1of 11

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No.

2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG EFEKTIF


DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Evi Nur Ngaeni1) dan Abdul Aziz Saefudin2)


1),2)
Universitas PGRI Yogyakarta
Email: nurainievi74@gmail.com1), aziz@upy.ac.id2)

Abstract
Learning process is a process that contains reciprocal relationship between teacher and
student, which take place in educational situation to achieve a certain goal. Interaction
or mutual relationships between teachers and students is a key requirement of the
process. What we see in school, teachers are too active in the learning process, while
students are made passive, so the interaction between teachers and students in the
learning process is not effective. To create effective mathematics learning requires an
appropriate learning model to solve and solve problems related to mathematics
learning. Problem solving is one of the goals of learning mathematics. Learning math
so that it can stimulate the development of ability. One strategy that can be used to
create effective learning and. Problems that lead to a decrease in problem-solving by
students. This research uses design the study of the literature based on certain criteria,
the solution of the pre-suggestion (for the question), in the solution pose (break the
question), post a solution pose (similar problem) This learning model aims to develop
students problem solving abilities because problem solving and problem-solving
methods designed by the students themselves. Making learning effective in terms of
problem solving
Keywords: effective learning, problem solving , problem posing

PENDAHULUAN hari untuk masalah saat ini, ataupun


Matematika merupakan salah menjadi pengetahuan baru yang dapat
satu mata pelajaran yang harus digunakan dalam kehidupannya kelak.
dipelajari siswa, melalui suatu upaya Kriteria siswa dapat dikatakan mampu
atau serangkaian aktivitas dalam menyelesaikan atau memecahkan suatu
pembelajaran, sehingga siswa dapat masalah, apabila ia dapat memahami
mengembangkan pola pikirnya, dan masalah yang terjadi, mampu memilih
dapat memecahkan masalah dalam cara atau strategi yang tepat dalam
kehidupan sehari-hari. Matematika menyelesaikannya, serta dapat
merupakan suatu ilmu yang bersifat menerapkannya dalam penyelesaian
universal mampu berintegrasi dengan masalah tersebut Pengembangan
mata pelajaran yang lain maupun kemampuan pemecahan masalah
kehidupan nyata. Kemampuan matematik ini dapat membekali siswa
pemecahan masalah matematis berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,
merupakan hal terpenting di dalam dan kreatif. Sayangnya, proses
pembelajaran matematika di kelas, pembelajaran matematika yang
karena kemampuan pemecahan masalah dilaksanakan pada jenjang pendidikan
dapat berguna bagi kehidupan sehari- formal belum mengupayakan

264 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

terbentuknya kemampuan ini. Hal ini mewujudkan kemampuan mengajar


berakibat pada rendahnya kemampuan yang efektif berarti ia dapat mencapai
pemecahan masalah efektivitas pengajaran. Dengan kata lain
Seperti halnya yang dikatakan efektivitas guru akan menghasilkan
Syaiful (Vikriyah: 2015) salah satu efektivitas pengajaran dan guru yang
faktor penyebab rendahnya kemampuan efektif akan mampu mengajar dengan
pemecahan masalah siswa adalah faktor efektif pula. .
kebiasaan belajar, siswa hanya terbiasa Proses pembelajaran matematika
belajar dengan cara menghafal, cara ini yang kurang menarik dan tidak variatif
tidak melatih kemampuan pemecahan akan menimbulkan kebosanan pada diri
masalah matematis, cara ini merupakan siswa dan dapat merusak minat siswa.
akibat dari pembelajaran konvensional, Metode pembelajaran konvensional
karena guru mengajarkan matematika (ceramah) yang masih banyak
dengan menerapkan konsep dan operasi digunakan guru-guru disekolah
matematika, memberikan contoh menyebabkan lemahnya kemampuan
mengerjakan soal, serta meminta siswa siswa untuk membangun makna tentang
untuk mengerjakan soal sejenis dengan apa yang dipelajari. Mereka pada
soal yang sudah diterangkan guru umumnya hanya menghafal apa yang
Berbicara tentang efektif adalah telah dipelajari. Kemampuan menghafal
berbicara tentang pencapaian target pada umumnya hanya bertahan dalam
yang ditetapkan dalam rencana sesuai waktu yang relatif singkat. Hal ini juga
dengan apa yang telah menjadi tujuan. akan berpengaruh terhadap tingkat
Pembelajaran yang efektif sangat efektifitas pembelajaran. Ketidak
diperlukan dalam pembelajaran tepatan model pembelajaran yang
matematika karena dalam belajar diterapkan dapat menghambat
matematika guru harus dapat pencapaian hasil belajar siswa. Selain
menggunakan waktu dan tenaga dengan itu, kelemahan atau dampak negatif dari
sebaik baiknya. Apabila semakin sedikit pola pembelajaran konvensional ini,
waktu yang kita gunakan dalam antara lain: (1) Proses pembelajaran
mengerjakan soal, maka semakin yang belangsung bersifat monoton, (2)
banyak soal yang dapat kita selesaikan. Siswa akan menjadi pasif karena hanya
Brophy dkk (Salamah: 2004) menerima apa yang diberikan. (3) Siswa
mengemukakan ciri pelajaran efektif akan lebih terfokus membuat catatan.
yang dilakukan guru adalah membawa (4) Siswa akan lebih cepat lupa dengan
perhatian siswa pada materi pengajaran, materi pembelajaran karena proses
menyediakan waktu yang cukup bagi pembelajaran dirasa kurang bermakana.
siswa untuk memehami Untuk mewujudkan suatu pembelajaran
materi,menguasai materi dan yang efektif sangat dipengaruhi oleh
kemampuan yang diperlukan dalam kreatifitas guru dalam menentukan
pengajaran, serta selalu memonitor metode maupun model pembelajaran
perkembangan proses pembelajaran. yang sesuai.
Dengan demikian guru yang efektif Pembelajaran yang efektif akan
adalah guru yang mampu mewujudkan melatih dan menanamkan sikap
perilaku mengajar yang baik,dan guru demokratis bagi siswa, pembelajaran
yang baik adalah guru yang efektif yang efektif juga akan menciptakan
pengajarannya. Oleh karena itu guru suasana pembelajaran yang
yang efektif akan memiliki kemampuan menyenangkan sehingga dapat
mengajar yang efektif. Jika guru mampu menumbuhkan kreatifitas siswa untuk

Aksioma | 265
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

mampu belajar dengan potensi yang diakibatkan dari ketidaksengajaan


dimilikinya dengan maksimal. melainkan melalui upaya mereka untuk
Pembelajaran akan berjalan efektif jika mencari hubungan-hubungan dalam
pengalaman, bahan-bahan, dan hasil- informasi yang dipelajarinya. Selain itu,
hasil yang diharapkan sesuai dengan model problem posing juga memiliki
tujuan dan tingkat kemantangan peserta beberapa kelebihan. Menurut Thobroni
didik Pembelajaran efektif juga akan (Prasetya, dkk: 2014) kelebihan dari
melatih dan menanamkan sikap model pembelajaran problem posing
demokratis bagi siswa. pembelajaran yaitu : mendidik murid berpikir kritis,
efektif juga dapat menciptakan suasana siswa aktif dalam pembelajaran, belajar
pembelajaran yang menyenangkan menganalisis suatu masalah, dan
sehingga memberikan kreatifitas siswa mendidik anak percaya pada diri
untuk mampu belajar dengan potensi sendiri. Problem posing diterapkan
yang sudah mereka miliki yaitu dengan secara berkelompok untuk melatih
memberikan kebebasan dalam siswa aktif bekerjasama dengan teman
melaksanakan pembelajaran dengan kelompoknya agar siswa yang
cara belajarnya sendiri. Di dalam mengalami kesulitan dapat
menempuh dan mewujudkan tujuan berkomunikasi dengan teman yang
pembelajaran yang efektif maka perlu berkemampuan lebih agar mengetahui
dilakukan sebuah cara agar proses dan memahami masalah yang telah
pembelajaran yang diinginkan tercapai dibuat bersama sehingga dapat
yaitu dengan cara belajar efektif. Untuk menyelesaikan secara bersama-sama
meningkatkan cara belajar yang efektif pula. Keuntungan lain dari problem
perlu adanya bimbingan dari guru poosing secara berkelompok ini adalah
Kurang sadarnya guru akan siswa akan merasa lebih mudah
perlunya model pembelajaran memecahkan masalah yang dibuat dan
matematika dapat mempengaruhi disepakati secara bersama. Disamping
kelancaran dalam proses pembelajaran itu akan membiasakan siswa berpikir
dan hasil belajar matematika. Hal ini dengan menganalisis beberapa pendapat
disebabkan guru tidak mau susah payah dan akhirnya menemukan suatu solusi
menyiapkan model pembelajaran yang terbaik sehingga siswa dapat menguasai
dirasa terlalu membuang-buang waktu. pelajaran secara tuntas agar hasil yang
Mereka lebih memilih menerapkan diperoleh dapat meningkat.
motode ceramah dalam proses Penelitian ini menggunakan
pembelajaran matematika, dengan rancangan studi literatur berdasarkan
acuan buku modul kelas yang saja tanpa kriteria tertentu, yaitu Pre-solution
adanya penjelasan konsep. posing, Within-solution posing , Post-
Menurut Suryosubroto (Andi Solution Posing, bertujuan untuk
Prasetya, dkk: 2014) menyatakan bahwa menciptakan pembelajaran matematika
salah satu model pembelajaran yang yang efektif dalam pemecahan masalah
dapat memotivasi siswa untuk berpikir siswa
kritis sekaligus dialogis, kreatif dan HASIL KAJIAN DAN
interaktif yakni problem posing atau PEMBAHASAN
pengajuan masalah-masalah yang
dituangkan dalam bentuk pertanyaan. 1. Pembelajaran Efektif
Model pembelajaran problem posing
Pembelajaran efektif adalah
diharapkan memancing siswa untuk
suatu pembelajaran yang
menemukan pengetahuan yang bukan
memungkinkan siswa atau peserta

266 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

didik untuk belajar ketrampilan perubahan yang sengaja dibuat


spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap guru untuk menyajikan materi
juga membuat siswa senang. pelajaran.
Pembelajaran yang efektif c. Orientasi Tugas (Task
menumbuhkan murid belajar sesuatu Orientation)
yang bermanfaat, seperti fakta, Karakteristik utama dari
ketrampilan, nilai konsep dan pembelajaran langsung adalah
bagaimana hidup serasi dengan pengorganisasian dan
sesama atau sesuatu hasil belajar pengstrukturan lingkungan
yang diinginkan. Pembelajaran belajar secara baik didalam
efektif mampu membentuk moralitas aktifitas guru dan siswa untuk
peserta didik, dan adat kebiasaanya mencapai tujuan pembelajaran ,
yang terbentuk merupakan suatu dimana guru dan siswa bekerja
perbuatan yang dilakukan dengan dalam bingkai yang sistematik.
berulang-ulang, perbuatan tersebut Orientasi tugas yang dilakukan
akan menjadi kebiasaan karena dua guru terkait dengan:
faktor, pertama adanya kesukaan hati a) membantu siswa untuk
terhadap suatu pekerjaan, dan kedua mencapai hasil belajar yang
menerima kesukaan itu dengan spesifik.
melahirkan suatu perbuatan. b) memungkinkan siswa untuk
belajar mengenalinformasi
Terdapat beberapa aspek kunci yang relevan.
dalam pembelajaran efektif, yaitu: c) mengajukan pertanyaan
untuk membuka pemikiran
a. Kejelasan (clarity).
siswa.
Seorang guru yang akan
d) mendorong siswa untuk
memberikan sebuah informasi
berfikir dengan bebas
secara jelas berarti dia harus
e) keberhasilan kognitif siswa
menyajikan informasi tersebut
dengan cara-cara yang mempu
d. Keterlibatan Siswa dalam
membuat siswa mudah
Pembelajaran (Engagement in
memahaminya. Dalam literatur
Learning).
riset ada dua pendekatan yang
Pentingnya keterlibata
berbeda yang dapat digunakan
siswa dalam belajar dijelaskan
untuk mengkaji kejelasan guru.
oleh beberapa ahli. Keberhasilan
Pendekatan pertama
belajar dipengaruhi oleh
menguraikan kejelasan dalam
sejumlah waktu yang dihabiskan
kaitan dengan penyajian
siswa untuk mengerjakan tugas
informasi oleh guru bahwa apa
akademik yang sesuai.
yang dilakukan oleh guru dapat
Kesimpulan ini mendukung
mempermudah pemahaman
temuan ahli lainnya dimana guru
siswa. Pendekatan ini sering
yang efektif menghabiskan
mengacu pada kejelasan
waktu mereka dengan dengan
kognitif.
cara yang berbeda dari guru
b. Variasi (Variety)
yang tidak efektif. Dalam studi
Variasi guru, atau
itu, guru efektif menghabiskan
variabilitas, merupakan istilah
kurang dari 15% lebih waktu di
yang digunakan untuk
dalam interaksi pembelajaran
menjelaskan perubahan-

Aksioma | 267
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

dan 35% lebih sedikit waktu yang digunakan pada penyelesaian


yang dihabiskan untuk soal sistem persamaan.
memonitoring kegiatan-kegiatan Tantangan kehidupan dan
siswa dibanding guru yang tidak pendidikan yang semakin kompleks
efektif. Kesimpulannya adalah mendorong para ahli pendidikan
bahwa penggunaan waktu yang untuk berpikir dan bekerja keras
sesuai oleh guru dapat dalam upaya membantu generasi
memaksimalkan waktu siswa muda menjadi pemecah masalah
e. Pencapaian Kesuksesan Siswa handal. Untuk mengembangkan
yang Tinggi kemampuan pemecahan masalah
Pembelajaran yang seseorang, latihan berpikir secara
sukses menghasilkan prestasi matematis tidaklah cukup, melainkan
siswa adalah hal penting karena perlu dibarengi pengembangan rasa
mampu menjadi kekuatan percaya diri melalui proses
pendorong. Mutu pembelajaran pemecahan masalah sehingga
sering tertuju pada mutu lulusan, memiliki kesiapan memadai
tapi merupakan kemustahilan menghadapi berbagai tantangan
sekolah menghasilkan lulusan dalam kehidupan nyata. Para ahli
yang bermutu, kalau tidak percaya bahwa kemampuan berpikir
melalui proses pembelajaran dan keterampilan yang digunakan
yang bermutu pula manusia dalam proses pemecahan
(Supardi.2013). masalah matematis, dapat ditransfer
ke dalam berbagai bidang kehidupan
2. Pemecahan Masalah Matematika (MacIntosh,2000). Selain itu, dalam
Pemecahan masalah matematika dokumen National Research Council
adalah suatu proses yang mempunyai (Himmah: 2016), dinyatakan bahwa
banyak langkah yang harus ditempuh pengalaman-pengalaman yang
oleh seseorang dengan menggunakan diperoleh melalui proses pemecahan
pola berfikir, mengorganisasikan masalah matematis memungkinkan
dan pembuktian yang logik dalam berkembangnya kekuatan matematis
mengatasi masalah. soal pemecahan yang antara lain meliputi
masalah biasanya memuat suatu kemampuan membaca dan
situasi yang dapat mendorong menganalisis situasi secara kritis,
seseorang untuk menyelesaikanya mengidentifikasi kekurangan yang
akan tetapi tidak secara langsung ada, mendeteksi kemungkinan
tahu caranya. Jika seorang anak terjadinya bias, menguji dampak dari
dihadapkan pada suatu masalah langkah yang akan dipilih, serta
matematika dan anak tersebut mengajukan alternatif solusi kreatif
langsung tahu cara atas permasalahan yang dihadapi.
menyelesaikannya dengan benar, Dengan demikian, pemecahan
maka masalah yang diberikan tidak masalah matematis dapat membantu
dapat digolongkan pada kategori soal seseorang memahami informasi yang
pemecahan masalah. Pada awal abad tersebar di sekitarnya secara lebih
ke sembilan belas, pemecahan baik
masalah dipandang sebagai Menurut McIntosh et al(2000),
kumpulan keterampilan bersifat pemecahan masalah mempunyai
mekanis, sistematik, dan seringkali berbagai peran, yaitu (1) pemecahan
abstrak sebagaimana keterampilan masalah sebagai konteks (problem

268 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

solving as a context for doing b. Apa yang Anda coba cari atau
mathematics), yakni memfungsikan kerjakan?
masalah sebagai pemicu bagi siswa c. Apa yang tidak diketahui?
dan memotivasinya untuk belajar d. Informasi apa yang Anda
matematika, (2) pemecahan masalah dapatkan dari masalah yang
sebagai keterampilan (problem dihadapi?
solving as a skill) yang merujuk pada e. Jika ada, informasi apa yang
kemampuan kognitif siswa dalam tidak tersedia atau tidak
menyelesaikan masalah, dan (3) diperlukan?
pemecahan masalah sebagai seni 2) Merencanakan Penyelesaian
(problem solving as a art) yang Masalah Walaupun bukan
merujuk pada pandangan bahwa merupakan keharusan, strategi
pemecahan masalah sebagai seni berikut ini sangatlah berguna
menemukan (art of discovery). dalam proses pemecahan
Pembelajaran pemecahan masalah masalah
dimaksudkan untuk mengembangkan a. Mencari pola
kemampuan siswa agar cakap b. Menguji masalah yang
(skillful) dan antusias (enthusiastic) berhubungan serta
dalam memecahkan masalah dan menentukan apakah teknik
menjadi pemikir yang independen yang sama bisa diterapkan
yang mampu menyelesaikan masalah atau tidak
terbuka (open ended problem). c. Menguji kasus khusus atau
Menurut pandangan terkini, kasus lebih sederhana dari
pemecahan masalah tidak hanya masalah yang dihadapi untuk
mempersyaratkan kemampuan memperoleh gambaran lebih
kogntif, melainkan juga melibatkan baik tentang penyelesaian
aspek afektif. Menurut McIntosh et masalah yang dihadapi
al (2000), untuk memecahkan d. Membuat sebuah tabel
masalah, seorang individu harus e. Membuat sebuah diagram
mempunyai motivasi kuat, f. Menulis suatu persamaan
kepercayaan diri, keteguhan, g. Menggunkan strategi tebak-
kegigihan, dan keyakinan untuk periksa
mampu menyelesaikan masalah h. Bekerja mundur
tersebut. i. Mengidentifikasi bagian dari
tujuan keseluruhan
3. Tahap Proses Pemecahan Masalah 3) Melaksanakan Rencana
Penyelesaian Masalah
Dalam bukunya yang berjudul a. Melaksanakan strategi sesuai
How to Solve It, Polya (1973) dengan yang direncakan pada
mengembangkan empat tahap proses tahap sebelumnya
pemecahan masalah yang kira-kira b. Melakukan pemeriksan pada
serupa dengan langkah-langkah setiap langkah yang
berikut ini: dikerjakan. Langkah ini bisa
merupakan pemeriksaan
1) Memahami Masalah
secara intuitif atau bisa juga
a. Dapatkah Anda menyatakan
berupa pembuktian secara
masalah dalam kata-kata
formal
sendiri?

Aksioma | 269
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

c. Upayakan bekerja secara menggunakan model pembelajaran


akurat problem posing tidak terbatas pada
4) Pemeriksaan Kembali pembentukan soal yang betul-betul
a. Periksa hasilnya pada baru, tetapi dapat berarti
masalah asal (Dalam kasus mereformulasi soal-soal yang
tertentu, hal seperti ini perlu diberikan. Terdapat beberapa cara
pembuktian) pembentukan soal baru dari soal
b. Interpretasikan solusi dalam yang diberikan, misalnya dengan
konteks masalah asal. Apakah mengubah atau menambah data atau
solusi yang dihasilkan masuk informasi pada soal itu, misalnya
akal? mengubah bilangan, operasi, objek,
c. Apakah ada cara lain untuk syarat, atau konteksnya. Hal itu
menyelesaikan masalah sesuai dengan pengertian problem
tersebut? posing yang dikemukakan Silver
d. Jika memungkinkan, tentukan (Mahmudi: 2008). Ia mendefinisikan
masalah lain yang berkaitan problem posing sebagai pembuatan
atau masalah lebih umum lain soal baru oleh siswa berdasarkan soal
dimana strategi yang yang telah diselesaikan.
digunakan dapat bekerja.
Siswono (Mahmudi:2008)
4. PROBLEM POSSING berpendapat bahwa dalam
(PENGAJUAN SOAL) pembelajaran matematika,
sebenarnya problem posing
Salah satu model (pengajuan soal) merupakan suatu
pembelajaran kooperatif dalam wadah pembelajaran yang efektif,
pembelajaran matematika adalah karena kegiatan dalam problem
problem posing yang jika dilakukan posing tersebut sesuai dengan pola
secara sadar dan terencana melalui pikir matematis. Para pendidik tidak
pembiasaan yang konsisten dan menyadari bahwa problem posing
kontinu dinyakini akan dapat (pengajuan soal) menempati posisi
menciptakan pembelajaran yang yang strategis dalam upaya
efektif. Peluang untuk menciptakan meningkatkan kemampuan siswa
pembelajaran yang efektif dalam hal dalam menyelesaikan soal-soal
pemecahan masalah tersebut matematika. Dalam hal ini, siswa
dimungkinkan karena Pemilihan dan perlu menguasai urutan penyelesaian
penerapan metode pembelajaran soal secara mendetail. Hal tersebut
problem posing ini akan dapat dicapai jika siswa memperkaya
mempengaruhi cara belajar siswa khasanah pengetahuannya tak hanya
yang semula cenderung untuk pasif dari guru melainkan perlu belajar
kearah yang lebih aktif. Model mandiri
pembelajaran ini Bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan Menurut Silver
pemecahan masalah matematika (Mahmudi:2008), problem posing
siswa karena dalam metode problem meliputi beberapa pengertian, yaitu
posing soal dan penyelesaiaannya (1) perumusan soal atau perumusan
dirancang sendiri oleh siswa. ulang soal yang telah diberikan
Membuat pembelajaran yang efektif dengan beberapa perubahan agar
dalam hal pemecahan masalah lebih mudah dipahami siswa, (2)
perumusan soal yang berkaitan

270 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

dengan syarat-syarat pada soal yang tetap mempertahankan data


telah diselesaikan dalam rangka atau informasi yang ada pada
penemuan alternatif penyelesaian, soal semula
dan (3) pembuatan soal dari suatu
situasi yang diberikan. Sedangkan Langkah-langkah model
Silver dan Cai (Mahmudi:2008) pembelajaran problem posing adalah:
mengklasifikasikan tiga aktivitas (1) Guru menjelaskan materi
koginitif dalam pembuatan soal pelajaran, alat peraga disarankan, (2)
sebagai berikut. Siswa mengajukan soal yang
menantang dan dapat menyelesaikan
a) Pre-solution posing, dilakukan secara berkelompok, (3)
yaitu pembuatan soal berdasarkan Guru menyuruh siswa menyajikan
situasi atau informasi yang soal temuan di depan kelas, (4) Guru
diberikan memberikan tugas rumah secara
b) Within-solution posing individual. Dilihat dari langkah-
Yaitu pembuatan atau formulasi langkah problem posing tersebut
soal yang sedang ndiselesaikan. dapat memungkinkan terciptanya
Pembuatan soal demikian pembelajaran yang efektif.
dimaksudkan sebagai Pembelajaran dianggap efektif jika
penyederhanaan dari soal yang tujuan pembelajaran dikuasai siswa
sedang diselesaikan. Dengan secara tuntas. Bentuk perubahan dari
demikian, pembuatan soal hasil belajar meliputi tiga aspek,
demikian akan mendukung yaitu
penyelesaian soal semula.
c) Post-Solution Posing. 1. Aspek kognitif meliputi
Strategi ini juga disebut sebagai perubahan-perubahan dalam
strategi “find a more challenging segi penguasaan pengetahuan
problem”. Siswa memodifikasi dan perkembangan
atau merevisi tujuan atau kondisi keterampilan atau
soal yang telah diselesaikan untuk kemampuan yang diperlukan
menghasilkan soal-soal baru yang untuk menggunakan
lebih menantang. Pembuatan soal pengetahuan tersebut.
demikian merujuk pada strategi 2. Aspek efektif meliputi
“what-if-not …?” atau ”what perubahan-perubahan dalam
happen if …”. Beberapa teknik segi sikap mental, perasaan
yang dapat digunakan untuk dan kesadaran.
membuat soal dengan strategi itu 3. Aspek psikomotor meliputi
adalah sebagai berikut. perubahan-perubahan dalam
a. Mengubah informasi atau segi bentuk-bentuk tindakan
data pada soal semula motorik. Prestasi belajar
b. Menambah informasi atau siswa yang diperoleh dalam
data pada soal semula proses belajar-mengajar
c. Mengubah nilai data yang disekolah dapat dilihat dan
diberikan, tetapi tetap diketahui dari nilai hasil ujian
mempertahankan kondisi atau semester, yang kemudian
situasi soal semula. dituangkan dalam daftar nilai
d. Mengubah situasi atau raport
kondisi soal semula, tetapi Dalam pembelajaran problem posing
ketiga aspek tersebut dapat mungkin

Aksioma | 271
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

menunjukan hal positif karena Siswa penyelesaian soal tersebut adalah


dituntut secara aktif untuk sebagai beirkut.
menggunakan pola pikir matematika, 1) Berapa galon air di kolam
sehingga siswa dapat merumuskan renang ketika kolam itu berisi
kembali masalah matematika seperempatnya?
tersebut.Terlibatnya siswa secara 2) Berapa galon air di kolam
aktif dalam merumuskan masalah renang ketika kolam renang itu
matematika dapat meningkatkan bersisi -nya
aspek kognitif, afektif, dan
3) Berapakah perubahan
psikomotorik menjadi lebih baik
banyaknya air dalam kolam
renang setelah 5 jam
5. Contoh soal problem Posing
pengisian?
Menurut Silver dan Cai (Ali
4) Berapakah rata-rata perubahan
Mahmudi:2008) mengklasifikasikan
banyaknya air di kolam renang
tiga aktivitas koginitif dalam
itu?
pembuatan soal sebagai berikut.
5) Berapa waktu yang diperlukan
a) Pre-solution posing,
untuk mengisi kolam renang
Contoh soal:
tersebut sampaipenuh?
Buatlah soal berdasarkan
c) Post-Solution Posing.
informasi berikut ini.
Contoh soal:
Ali bermaksud membeli sebuah
Luas persegi panjang dengan
buku seharga Rp 10.000,00, tetapi
panjang 2 m dan lebar 4 m adalah
ia hanya mempunyai Rp 6.000,00
8 m2
analisis soal:
Analisis soal:
Soal-soal yang mungkin disusun
Soal-soal yang dapat disusun
siswa adalah sebagai berikut.
adalah sebagai berikut.
1) Apakah Ali mempunyai
1) Bagaimana jika lebarnya bukan
cukup uang untuk membeli
2 m tetapi 3 m? Bagaimana
buku itu?
luasnya?
2) Berapa rupiah lagi yang
2) Apa yang terjadi jika
dibutuhkan Ali agar ia dapat
mengubah panjang dan
membeli buku itu?
lebarnya masing-masing-
b) Within-solution posing
menjadi dua kali? Apakah
Contoh soal:
luasnya juga akan menjadi dua
Diketahui soal sebagai berikut.
kali luas semula?
Sebanyak 20.000 galon air
3) Bagaimana jika kita mengubah
diisikan ke kolam renang dengan
panjangnya menjadi dua kali
kecepatan tetap. Setelah 4 jam
dan mengurangi lebarnya
pengisian, isi kolam renang
menjadi setengahnya? Apakah
tersebut menjadi -nya. Jika luasnya akan tetap?
sebelum pengisian kolam tersebut 4) Tentukan panjang dan lebar
telah berisi seperempatnya, suatu persegi panjang yang
berapakah luasnya sama dengan dua kali
kecepatan aliran air tersebut? luas persegi panjang semula.
Analisis soal:
Soal-soal yang mungkin disusun
siswa yang dapat mendukung

272 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

KESIMPULAN DAN SARAN menerus untuk memperoleh hasil


optimal.
Problem posing yang jika
dilakukan secara sadar dan terencana
melalui pembiasaan yang konsisten dan DAFTAR PUSTAKA
kontinu dinyakini akan dapat Himmah , Nurfi Rif’atul. 2016. Profil
menciptakan pembelajaran yang efektif. Pemecahan Masalah Matematika
Peluang untuk menciptakan Model Pisa Berdasarkan
pembelajaran yang efektif dalam hal Kemampuan Matematika Siswa
pemecahan masalah tersebut SMA. MATHEdunesa Jurnal.
dimungkinkan karena Pemilihan dan Volume 3 No.5 (2016).
penerapan metode pembelajaran http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.
problem posing ini akan mempengaruhi id/index.php/mathedunesa/articl
cara belajar siswa yang semula e/view/18573 diaskes 26
cenderung untuk pasif kearah yang november 2017
lebih aktif. Model pembelajaran ini
bertujuan untuk mengembangkan Mahmudi, Ali. 2008. Pembelajaran
kemampuan pemecahan masalah Problem Posing untuk
matematika siswa karena dalam metode Meningkatkan Kemampuan
problem posing soal dan Pemecahan Masalah
penyelesaiaannya dirancang sendiri oleh Matematika. Prosiding. (online).
siswa. Membuat pembelajaran yang http://staffnew.uny.ac.id/upload/
efektif dalam hal pemecahan masalah 132240454/penelitian/Makalah+
menggunakan model pembelajaran 03+Semnas+UNPAD+2008+_Pr
problem posing tidak terbatas pada oblem+Posing+utk+KPMM_.pd
pembentukan soal yang betul-betul f. diaskes tangggal 26 november
baru, tetapi dapat berarti mereformulasi 2017
soal-soal yang diberikan. Dari
McIntosh, R. J. 2000. Teaching
pemaparan diatas, problem posing
Mathematical Problem Solving
tersebut dapat memungkinkan
Implementing The Visions.
terciptanya pembelajaran yang efektif.
Retrieved Mei 9, 2017, from
Pembalajaran dianggap efektif jika
online:
tujuan pembelajaran dikuasai siswa
http://www.nwrel.org/msec/ima
secara tuntas. Bentuk perubahan dari
ges/mpm/pdf/monograph.pdf
hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu
Aspek kognitif, aspek afektif, aspek Polya, G. 1973. How to Solve it A New
psikomotoik yang meningkat Aspect of Mathematical Method
(2nd ed) Princenton, NJ:
Berbagai kajian analitis maupun
Princenton University Press.
hasil studi yang menunjukkan
Retrieved mei 9, Mei 2017, from
keterkaitan antara kemampuan
Online: Tersedia di
pembuatan soal (problem posing) dan
http://www.kajianpustaka.com/2
kemampuan pemecahan masalah dapat
016/ 04/pengertian-dan-tahapan-
dijadikan dasar bagi guru untuk
pemecahan-masalah.html
menerapkan problem posing dalam
pembelajaran dalam rangka Prasetya, Andi, dkk. 2014 Pendekatan
mengembangkan kemampuan Problem Posing Untuk
pemecahan masalah. Pembelajaran Meningkatkan Kemampuan
demikian perlu dilakukan secara terus- Pemecahan Masalah Dan Hasil

Aksioma | 273
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

Belajar Siswa. Jurnal. (Online ) Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta:


tersedia di PT Raja Grafindo Persada
http://download.portalgaruda.org
/article.php?article=289098&val Vikriyah , Nikmatul. 2015. Peningkatan
=7239&title=PENDEKATAN% Kemampuan Pemecahan
20PROBLEM%20POSING%20 Masalah Matematika Melalui
UNTUK%20MENINGKATKA Model Problem Based Learning
N%20KEMAMPUAN%20PEM (PBL) Pada Pokok Bahasan
ECAHAN%20MASALAH%20 Trigonometri. Skripsi. (online)
DAN%20HASIL%20BELAJAR tersedia
%20SISWA diaskes 26 http://eprints.ums.ac.id/32907/9/
november 2017 NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
diaskes 26 november 2017
Salamah. 2004. Efektivitas Guru
Sekolah Dasar Di Kota
Yogyakarta. jurnal. (online)
tersedia
dihttp://upy.ac.id/digilib/journal
/salamah/4_Efektivitas_Guru_Se
kolah_Dasar_Di_Kota_Yogyaka
rta.pd diaskes 26 november
2017

274 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro

You might also like