You are on page 1of 20

PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KARANGDOWO
Jalan Karangdowo-Juwiring, Bitaran, Ngolodono, Karangdowo, Klaten
Kode Pos 57464
Email : puskes.karangdowo@gmail.com
KLATEN

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KARANGDOWO


NOMOR 440.2.1.13 / 10 / TAHUN 2023

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN,
LABORATORIUM DAN KEFARMASIAN
PUSKESMAS KARANGDOWO

KEPALA PUSKESMAS KARANGDOWO,

Menimbang : a. bahwa Puskesmas Karangdowo adalah UPTD kesehatan


yang bersifat fungsional sebagai penyelenggara Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan
Perseorangan tingkat pertama dan unit layanan yang
bekerja profesional di wilayah kerjanya;
b. bahwa untuk melaksanakan Upaya Kesehatan
Perseorangan tingkat pertama sebagaimana dimaksud
pada huruf a perlu disusun pedoman yang jelas sehingga
semua karyawan baik Kepala Puskesmas, Penanggung
Jawab dan pelaksana akan melaksanakan tugas sesuai
dengan pedoman yang telah ditetapkan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Puskesmas Karangdowo;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang – Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah kabupaten dalam Provinsi
Jawa Tengah;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
Kesehatan Masyarakat;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pemeriksaan
Laboratorium Untuk Ibu Hamil, Bersalin, Dan Nifas Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dan Jaringan
Pelayanannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 89
Tahun 2015 Tentang Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
47 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Kegawatdaruratan;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
26 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2021 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 Tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022
tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/813/2019 Tentang Formularium
Nasional;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/1186/2022 Tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 13 Tahun
2013 tentang Pelayanan Kesehatan;
18. Peraturan Bupati Klaten Nomor 28 Tahun 2019
Pembentukan Kedudukan Susunan Organisasi Tugas Dan
Fungsi Serta Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KESATU : Menetapkan Pedoman Upaya Kesehatan Perseorangan,


Laboratorium dan Kefarmasian Puskesmas Karangdowo
sebagaimana terlampir dan menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan keputusan ini
KEDUA : Pedoman Upaya Kesehatan Perseorangan, Laboratorium dan
Kefarmasian Puskesmas Karangdowo sebagaimana
tercantum dalam diktum KESATU Keputusan ini digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan Upaya Kesehatan
Perseorangan, Laboratorium dan Kefarmasian
KETIGA : Semua biaya yang timbul sebagai akibat
ditetapkannya keputusan ini dibebankan kepada anggaran
BLUD dan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Puskesmas
Karangdowo atau sumber pembiayaan lain yang ditetapkan
oleh pemerintah pusat dan atau daerah
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Klaten
pada tanggal 21 Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS KARANGDOWO
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN,

FITRIAH SITI AISYAH


LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
KARANGDOWO
NOMOR 440.2.1.13 / 2 TAHUN 2023
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN UPAYA
KESEHATAN PERSEORANGAN,
LABORATORIUM DAN KEFARMASIAN
PUSKESMAS KARANGDOWO

PEDOMAN PELAYANAN UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN,


LABORATORIUM DAN KEFARMASIAN
PUSKESMAS KARANGDOWO

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat


yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas. Fasilitas
pelayanan kesehatan ini merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat dalam membina peran serta masyarakat juga memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat. Dengan
kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung awab atas
pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Pelayanan
kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan kesehatan
menyeluruh yang meliputi pelayanan: kuratif (pengobatan), preventif (upaya
pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif
(pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua
penduduk, tidak membedaan jenis kelamin dan golongan umur, sejak
pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.
Dalam hal ini Puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan
keprofesionalan dari para pegawainya serta meningkatkan fasilitas atau
sarana kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat
pengguna jasa layanan kesehatan. Semakin ketatnya persaingan serta
pelanggan yang semakin selektif dan berpengetahuan mengharuskan
Puskesmas selaku salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk
selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk dapat meningkatkan
kualitas pelayanan, terlebih dahulu harus diketahui apakah pelayanan yang
telah diberikan kepada pasien atau pelanggan selama ini telah sesuai
dengan harapan atau belum.
Olehnya itu puskesmas sangat dituntut untuk menyelenggarakan
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), laboratorium dan kefarmasian yang
berkualitas bagi masyarakat di wilayah kerjanya.

B. Tujuan
Tujuan disusunnya pedoman ini sebagai acuan bagi petugas
kesehatan di Puskesmas Karangdowo dalam menyelenggarakan kegiatan
Upaya Kesehatan Perseorangan, Laboratorium dan Kefarmasian Puskesmas
Karangdowo . Sehingga penyelenggaraannya dapat dilaksanakan sesuai
dengan rencana serta memperoleh hasil sesuai yang diharapkan.

C. Sasaran
Sasaran pedoman Upaya` Kesehatan Perorangan Puskesmas
Karangdowo adalah petugas pelaksana UKP yang meliputi :
a. Pelaksana Pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medis
b. Pelaksana Pengobatan Umum
c. Pelaksana Pelayanan KIA/KB
d. Pelaksana Pelayanan Gigi dan Mulut
e. Pelaksana Pelayanan Imunisasi
f. Pelaksana Pelayanan Fisioterapi
g. Pelaksana Pelayanan Laboratorium
h. Pelaksana Pelayanan Kefarmasian
i. Pelaksana Pelayanan Konseling Gizi dan Laktasi
j. Pelaksana Pelayanan Unit Gawat Darurat
k. Pelaksana Pelayanan Rawat Inap
l. Pelaksana Pelayanan Persalinan
m. Pelaksana Pelayanan Rujukan

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan,
Laboratorium dan Kefarmasian Puskesmas Karangdowo meliputi pelayanan
di dalam gedung dan di luar gedung.
1. Pelayanan Dalam Gedung
1. Pelaksana Pelayanan Rawat Jalan meliputi :
a. Pendaftaran dan Rekam Medis
b. Pelaksana Pengobatan Umum
c. Pelaksana Pelayanan KIA/KB
d. Pelaksana Pelayanan Gigi dan Mulut
e. Pelaksana Pelayanan Imunisasi
f. Pelaksana Pelayanan Fisioterapi
g. Pelaksana Pelayanan Laboratorium
h. Pelaksana Pelayanan Kefarmasian
i. Pelaksana Pelayanan Konseling Gizi dan Laktasi
2. Pelaksana Pelayanan Rujukan
3. Pelaksana Pelayanan Unit Gawat Darurat
4. Pelaksana Pelayanan Rawat Inap
5. Pelaksana Pelayanan Persalinan
2. Pelayanan Luar Gedung
a. Puskesmas Keliling
b. Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

E. Batasan Operasional
Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama meliputi upaya
kesehatan perseorangan, laboratorim dan kefarmasian. Pedoman ini hanya
mengatur penyelenggaraan pelayanan UKP, laboratorim dan kefarmasian
Puskesmas Karangdowo.

F. Landasan Hukum
1. Pasal 18 ayat (6) Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah kabupaten dalam Provinsi Jawa Tengah;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2015 Tentang Penyelenggaraan Pemeriksaan Laboratorium Untuk Ibu
Hamil, Bersalin, Dan Nifas Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dan
Jaringan Pelayanannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 89 Tahun
2015 Tentang Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2018 Tentang Pelayanan Kegawatdaruratan;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2021 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan
Kesehatan Nasional;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 tentang
Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/813/2019 Tentang Formularium Nasional;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/1186/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 13 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan;
18. Peraturan Bupati Klaten Nomor 28 Tahun 2019 Pembentukan
Kedudukan Susunan Organisasi Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja
Pusat Kesehatan Masyarakat Pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Klaten
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber daya Manusia


Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Perseorangan, Laboratorium dan Kefarmasian Puskesmas
Karangdowo adalah Sumber Daya Manusia (SDM Kesehatan). Yang
dimaksud dengan kualifikasi SDM, sama halnya dengan job spesifikasi,
yaitu minimal golongan/jabatan, masa kerja minimal, pendidikan minimal,
pengalaman kerja, nilai performance (kinerjanya), dan standar kompetensi.
Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dihitung berdasar analisa beban kerja,
dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan,
jumlah penduduk dan persebarannya, luas wilayah kerja, dan ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja.

B. Kualifikasi Ketenagaan Pelaksana UKP, Laboratorium dan Kefarmasian


Puskesmas Karangdowo
NO NAMA UNIT KUALIFIKASI JUMLAH
PELAYANAN JABATAN PENDIDIKAN PELATIHAN
1 BP UMUM 1. Dokter S1 Profesi 1. Terkait dengan 3
penyakit
sesuai
kompetensi
(SKP IDI )
2. EKG
3. USG
4. …

2. Perawat Min D3 2
Keperawatan 1. Terkait
keperawatan
sesuai
kompetensi
(SKP PPNI)
2 KIA KB 1. Bidan Min D3 1. APN Min 1
Kebidanan 2. Terkait
kebidanan
sesuai
kompetensi
(SKP IBI)

2. Perawat Min D3 1. Terkait Min 1


Keperawatan keperawata bila
n sesuai hanya
kompetensi ada 1
(SKP PPNI) bidan
3 Gigi & Mulut A.Dokter Gigi
B. Perawat
Gigi
4 Dst….

C. Distribusi Ketenagaan UKP, Laboratorium dan Kefarmasian


Berikut distribusi ketenagaan pelaksana UKP, Laboratorium dan
Kefarmasian Puskesmas Karangdowo
NO UNIT JENIS SDM KEBUTUHAN ADA KEKURANGAN
PELAYANAN
1 Pendaftaran 1. Petugas 1 1 0
& Rekam RM
Medis 2. Admin 4 4 0

2 BP umum 1. Dokter 2 2 0
Umum
2. Perawat 2 2 0
3. Admin 1 1 0
3 KIA KB 1. Bidan 2 1 1
2. Perawa 0 1 0
t 1 0 1
3. Admin
4 Dst
C. Jadwal kegiatan UKP, Laboratorium dan Kefarmasian
NO JENIS PELAYANAN WAKTU KETERANGAN
1 Unit Rawat Jalan Senin s.d Kamis :
Pendaftaran Pasien 07.30 – 12.30 WIB
Jum’at :
07.30 – 10.30 WIB
Sabtu :
07.30 – 12.00 WIB
Hari Minggu, Hari Besar
Tutup
Unit Rawat Jalan Senin s.d Sabtu:
Pemeriksaan Pasien 07.30 – selesai semua
pasien yang telah
terdaftar
Unit Rawat Jalan Diatur dengan
Pendaftaran & kebijakan Kepala
Pemeriksaan pasien Puskesmas berdasarkan
selama piket cuti situasi dan kondisi saat
bersama itu
2 Unit Gawat Darurat Setiap hari
24 jam
3 Unit Rawat Inap Setiap hari
24 jam
4 Persalinan Setiap hari
24 jam
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Gedung dan Ruang Pelayanan UKP, Laboratorium dan


Kefarmasian
B. Standar Fasilitas Upaya Kesehatan Perorangan
Ketersediaan peralatan kesehatan sangat menentukan
terselenggaranya pelayanan kesehatan yang optimal, efektif dan efisien di
Puskesmas. Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi
persyaratan standar mutu, keamanan, keselamatan, memiliki izin edar
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan diuji serta dikalibrasi
secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
Standar peralatan Upaya Kesehatan Peseorangan, Laboratorium dan
Kefarmasian di Puskesmas Karangdowo mengacu pada standar peralatan
puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN,
LABORATORIUM DAN KEFARMASIAN

A. STRATEGI
1. Indikator Input
a. Sumber Daya Manusia
b. Sarana Prasarana
c. Dana
d. Pedoman kerja / SOP
e. Dukungan administrasi dan manajemen
2. Indikator Proses
a. Pendataan sasaran
b. Perencanaan kegiatan
c. Pelaksanaan kegiatan
d. Monitoring dan evaluasi kegiatan
e. Pelaporan kegiatan
f. Perencanaan tindak lanjut
3. Indikator Output
a. Pelaporan kegiatan
b. Penilaian kinerja

B. KEGIATAN
1. Pelaksana Pelayanan Rawat Jalan meliputi :
j. Pendaftaran dan Rekam Medis
a. Pelaksana Pengobatan Umum
b. Pelaksana Pelayanan KIA/KB
c. Pelaksana Pelayanan Gigi dan Mulut
d. Pelaksana Pelayanan Imunisasi
e. Pelaksana Pelayanan Fisioterapi
f. Pelaksana Pelayanan Laboratorium
g. Pelaksana Pelayanan Kefarmasian
h. Pelaksana Pelayanan Konseling Gizi dan Laktasi
2. Pelaksana Pelayanan Rujukan
3. Pelaksana Pelayanan Unit Gawat Darurat
4. Pelaksana Pelayanan Rawat Inap
5. Pelaksana Pelayanan Persalinan

BAB V
LOGISTIK

Manajemen Logistik adalah suatu pengetahuan atau seni serta proses


mengenai
perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan
serta penghapusan material. Tujuan dari manajemen logistik adalah
tersedianya bahan setiap saat dibutuhkan, baik mengenai jenis, jumlah
maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien. Manajemen logistik Upaya
Kesehatan Perseorangan, Laboratorium dan Kefarmasian Puskesmas
Karangdowo adalah sebagai berikut :
A. Perencanaan Pelayanan Klinis
1. Perencanaan pelayanan klinis dan perencanaan pelayanan terpadu
ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam bentuk
diagnosis.
2. Dalam penyusunan perencanaan pelayanan klinis harus dipandu oleh
SK Kepala Puskesmas Karangdowo tentang Penyusunan Rencana Klinis
dan SOP Penyusunan Perencanaan Layanan Medis sesuai dengan
standar pelayanan yang ditetapkan.
3. Dalam penyususnan rencana pelayanan terpadu harus dipandu oleh SK
Kepala Puskesmas Karangdowo tentang Pelayanan Terpadu sesuai
dengan standar pelayanan yang ditetapkan.
4. Setiap petugas yang terkait dalam pelayanan klinis harus mengetahui
kebijakan dan prosedur penyusunan layanan klinis serta
menerapkannya dalam penyusunan rencana terapi dan/rencana layanan
terpadu.
5. Petugas kesehatan dan atau tim kesehatan dalam melakukan
perencanaan pelayanan harus melibatkan pasien. Perencanaan layanan
klinis yang disusun untuk setiap pasien harus ada kejelasan tujuan
yang ingin dicapai. Penyusunannya harus mempertimbangkan
kebutuhan biologis, psikologis, spiritual dan tata nilai budaya pasien.
Rencana layanan yang disusun juga memuat pendidikan / penyuluhan
pasien sesuai dengan SOP Pendidikan / Penyuluhan pasien.
6. Dalam layanan klinis apabila memungkinkan dan tersedia,
pasien/keluarga diperbolehkan untuk memilih tenaga/profesi kesehatan
sesuai SK Kepala Puskesmas Karangdowo tentang hak dan kewajiban
pasien.
7. Pada kondisi tertentu pasien membutuhkan layanan yang melibatkan
tim kesehatan. Rencana layanan meliputi tujuan layanan yang akan

diberikan, pendidikan kesehatan bagi pasien dan/ keluarga, jadwal


kegiatan, sumber daya yang akan digunakan dan kejelasan tanggung
jawab tiap anggota tim kesehatan dalam melaksanakan layanan.
Layanan dilakukan secara paripurna dan dilakukan sesuai SOP Layanan
Terpadu. Rencana yang disusun mempertimbangkan efisiensi
pemanfaatan sumber daya manusia dan sejak awal mempertimbangkan
risiko yang akan dialami psien termasuk efek samping pengobatan (SOP
Pemberian Informasi dan efek samping dan risiko pengobatan).
8. Rencana layanan tersebut didokumentasikan dalam rekam medis.
Perubahan layanan didasarkan atas perkembangan pasien dan
didokumentasikan.

B. Proses yang berhubungan dengan pelanggan


1. Pasien/pelanggan selalu dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan
dalam layanan klinis, yaitu dengan cara memberikan informed concent.
2. Untuk menyetujui/memilih tindakan, pasien harus diberikan
penjelasan/ konseling tentang hal-hal yang berhubungan dengan
pelayanan yang direncanakan, karena diperlukan untuk suatu
keputusan persetujuan.
3. Informed concent dapat diperoleh diberbagai titik waktu dalam proses
pelayanan baik itu ketika pasien masuk rawat inap dan sebelum suatu
tindakan pengobatan yang berisiko dan dilaksanakan sesuai SOP
Informed Concent. Pasien dan/ keluarga dijelaskan tentang tes/
tindakan, prosedur, dan pengobatan mana yang memerlukan
persetujuan baik lisan maupun menandatangani formulir.
4. Pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama pasien, dapat
memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan atau pengobatan
setelah kegiatan dimulai, termasuk menolak untuk dirujuk ke fasilitas
kesehatan yang lebih memadai.
a) Pemberi pelayanan wajib memberitahukan pasien dan keluarganya
tentang hak mereka untuk membuat keputusan, potensi hasil dari
keputusan tersebut dan tanggung jawab mereka berkenaan
dengan keputusan tersebut. (SK Kepala Puskesmas tentang hak
dan kewajiban pasien, SOP tentang penolakan pasien untuk
menolak atau tidak melanjutkan pengobatan).
b) Pasien dan keluarganya diberitahu tentang alternatif pelayanan
dan pengobatan.

C. Pembelian / pengadaan barang terkait pelayanan klinis


1. Pengadaan barang untuk pelayanan klinis harus berdasarkan
perencanaan yang baik sehingga sesuai dengan kebutuhan pelayanan
dan prioritas kebutuhan.
2. Perencanaan yang diudah dibuat disampaikan kepada Kepala Dinas
Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan.
3. Pengadaan dilakukan oleh Dinas Kesehatan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
4. Untuk menjamin ketersediaan dan berfungsi/ laik pakainya peralatan
medis puskesmas :
a) Melakukan inventarisasi peralatan medis
b) Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
c) Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan penggunaan
dan ketentuannya
d) Melaksanakan pemeliharaan
e) Melakukan inventarisasi peralatan yang harus dikalibrasi
f) Memastikan bahwa alat yang perlu dikalibrasi, dilakukan
kalibrasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku

D. Penyelenggaran pelayanan klinis


Bagian atau Unit Kerja melaksanakan kegiatan proses pelayanan
dalam kondisi terkendali, sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan
dilaksanakan sesuai SK Kepala Puskesmas Karangdowo tentang
Penyelenggaraan Pelayanan UKP, Laboratorium dan Kefarmasian.

E. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis Dan Keselamatan Pasien


1. Untuk mengetahui mutu layanan yang diberikan perlu dilakukan
penilaian. Penilaian tersebut dilakukan dengan pengukuran dan analisis
terhadap indicator-indikator klinis yang ditetapkan dengan SK Kepala
Puskesmas Karangdowo tentang Indikator Mutu Pelayanan Klinis Hasil
dan rekomendasi dari penilaian tersebut harus ditindaklanjuti sebagai
upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan klinis.
a) Penilaian hasil layanan secara kuantitatif antara lain adalah :
indikator klinis,
b) Survei Kepuasan Pasien
c) Penilaian secara kualitatif adalah deskripsi pengalaman pasien/
keluarga pasien, pendapat, dan persepsi pasien terhadap
pelayanan

2. Perencanaan, monitoring dan evaluasi mutu layanan klinis dan


keselamatan menjadi tanggung jawab tenaga yang bekerja di pelayanan
klinis. Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
menjadi tanggung jawab seluruh tenaga klinis yang memberikan asuhan
pasien yaitu dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lain sesuai SK
Kepala Puskesmas Karangdowo tentang Kewajiban Semua Petugas
Puskesmas Dalam Peningkatan Mutu Puskesmas.
3. Tenaga klinis wajib berperan aktif mulai dari identifikasi permasalahan
mutu layanan klinis, melakukan analisis, menyusun rencana perbaikan,
melaksanakan dan menindak lanjuti. Identifikasi permasalahan mutu
layanan klinis, melakukan analisis, potensi terjadinya resiko dilakukan
dengan menggunakan indicator-indikator pelayanan klinis yang
ditetapkan oleh Puskesmas dengan acuan yang jelas. (SK Kepala
Puskesmas Karangdowo tentang kewajiban Petugas Dalam Peningkatan
Mutu Klinis). Pimpinan puskesmas bersama tenaga klinis melakukan
evaluasi dan tindak lanut terhadap analisis dan monitoring dan
penilaian mutu klinis.
4. Upaya keselamatan pasien dilakukan untuk mencegah terjadinya
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), yaitu cedera atau hasil yang tidak
sesuai dengan harapan, yang terjadi bukan karena kondisi pasien tetapi
oleh karena penanganan klinis ( clinical management). Penanganan
klinis yang tidak sesuai kadang tidak menimbulkan cedera, maka
kejadian ini disebut dengan Kejadian Tidak Cedera ( KTC).
5. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) terjadi jika hampir saja dilakukan
kesalahan dalam penanganan klinis, tetapi kesalahan tersebut tidak jadi
dilakukan.
6. Keadaan-keadaan tertentu dalam pelayanan klinis, misalnya tempat
tidur yang tidak dilengkapi dengan pengaman, lantai yang licin yang
beresiko terjadi pasien terjatuh, berpotensi, menimbulkan cedera.
Keadaan ini disebut kondisi berpotensi menyebabkan cedera (KPC).
7. Terdapat kebijakan dan prosedur penanganan KTD, KTC, KPC,KNC dan
resiko dalam pelayanan klinis yaitu SK Kepala Puskesmas Karangdowo
tentang Penanganan KTD,KTC,KPC,KNC dan SOP penanganan KTD,
KTC, KPC,KNC. Jika terjadi KTD,KTC, dan KNC dilakukan analisis dan
tindak lanjut. Resiko- resiko yang mungkin terjadi dalam pelayanaan
klinis diidentifikasi, dianalisi, dan ditindak lanjuti. Terdapat kebijakan
yaitu SK Kepala Puskesmas tentang penerapan manajemen resiko klinis,
Panduan Manajemen resiko klinis. Pelaksanaan keselamatan pasien
harus mengikuti kerangka acuan perencanaan program keselamatan
pasien.

8. Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh sistem pelayanan yang
ada, tetapi juga perilaku dalam pemberian pelayanan. Tenaga klinis
perlu melakukan evaluasi terhadap perilaku dalam pemberian pelayanan
dan melakukan upaya perbaikan baik pada sistem pelayanan maupun
perilaku pelayanan yang mencerminkan budaya keselamatan, dan
budaya perbaikan pelayanan klinis yang berkelanjutan sesuai SK Kepala
Puskesmas Karangdowo Tentang Indikator Perilaku Dalam Layanan
Klinis.
9. Dilakukan evaluasi dan perbaikan perilaku dalam pelayanan klinis oleh
tenaga klinis dalam pelayanan klinis yang mencerminkan budaya
keselamatan dan budaya perbaikan yang berkelanjutan. Budaya mutu
dan keselamatan pasien diterapkan dalam pelayanan klinis. Ada
keterlibatan tenaga klinis dalam kegiatan peningkatan murtu yang
ditunjukkan dalam penyusunan indicator untuk menilai perilaku dalam
pemberian pelayanan klinis dan ide-ide perbaikan (SK dan SOP tentang
penyusunan indikator klinis dan indikator perilaku pemberi layanan
klinis dan penilainya).
10. Kepala puskesmas beserta jajaran berkomitmen meningkatkan mutu
layanan klinis, memfasilitasi, mengalokasikan dan sesuai dengan
ketersediaan angggaran dan sumber daya yang ada di puskesmas.
Terdapat Rencana Peningkatan Mutu Layanan Klinis dan Keselamatan
Pasien, Kerangka acuan peningkatan mutu klinis dan keselamatan
pasien. Program/ kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai rencana,
dievaluasi, dan ditindak lanjuti.
11. Fungsi dan proses layanan klinis yang utama diidentifikasi dan
diprioritaskan dalam upaya perbaikan mutu layanan klinis dan
menjamin keselamatan.
12. Agar pelayanan klinis dapat dikendalikan dengan baik, maka perlu
dilakukan pembakuan standard dan prosedur layanan klinis. Standar
dan prosedur tersebut perlu disusun berdasarkan acuan yang jelas dan
dapat dipertanggung jawabkan, dan bila memungkinkan berdasarkan
bukti ilmiah terkini dan yang terbaik( the best available avidence) (SK
Kepala Puskesmas Karangdowo Tentang Penyusunan Layanan Klinis
Berdasarkan Prosedur dan Standar yang Jelas).
13. Dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis perlu ditetapkan ukuran-
ukuran mutu layanan klinis yang menjadi sasaran peningkatan layanan
klinis. Untuk meningkatkan keseelamatan pasien perlu dilakukan
pengukuran terhadap sasaran keselamatan pasieen. Indikator

pengukuran keselamatan pasien meliputi tidak terjadinya kesalahan


identifikasi pasien, tidak terjadi kesalahan pemberian obat, tidak
terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan,
pengurangan terjadinya resiko infeksi dipuskesmas, dan tidak terjadinya
pasien jatuh (SK Kepala Puskesmas Karangdowo tentang Peningkatan
Keselamatan).
14. Untuk mengetahui nilai keberhasilan pencapaian mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien, maka perlu ditetapkan target (batasan ) yang
harus dicapai untuk tiap-tiap indikator yang dipilih dengan acuan yang
jelas. Untuk monitor mutu layanan klinis dan keselamatan pasien, perlu
dilakuakn pengukuran-pengukuran dengan indikator yang telah
ditetapkan secara periodic, dianalisis, untuk menentukan strategi dan
rencana perbaikan mutu layanan klinis.
15. Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien hanya
dapat terlaksana jika ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab dalam
upaya tersebut. Penanggung jawab pelaksanaan dapat dilakukan dengan
membentuk tim peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien di Puskesmas, yang mempunyai program kerja yang jelas. Uraian
tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim. (SK Kepala
Puskesmas Karangdowo Tentang Pihak Pihak Yang Terlibat Dalam
Peningkatan Mutu Layanan Klinis).
16. Hasil evaluasi terhadap upaya peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien perlu dikomunikasikan untuk meningkatkan
motivasi petugas dan meningkatkan keberlangsungan upaya
peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien. Hasil evaluasi
terhadap upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien perlu dikomunikasikan untuk meningkatkan motivasi petugas
dan meningkatkan keberlangsungan upaya peningkatan mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien.
BAB VII
PENUTUP

Demikian Pedoman Peningkatan Mutu Kinerja UPT. Puskesmas


Karangdowo ini dibuat dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas untuk
dijadikan acuan oleh segenap karyawan Puskesmas Karangdowo mulai
dari level pimpinan sampai staf dalam bertindak dan mengambil
keputusan dalam rangka menjalankan sistem manajemen serta tugas,
tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kapasitas dan wewenang
yang telah diberikan.

You might also like