You are on page 1of 13

KAJIAN PENETAPAN CAGAR BUDAYA BANGUNAN SMP NEGERI 1

KAJIAN PENETAPAN CAGAR BUDAYA


BANGUNAN SMP NEGERI 1 PEKALONGAN

Vita Marshinta Deviw


Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota
Pekalongan Email: vita.marshintadevi@gmail.com

Abstract

Cultural Conservation is a cultural heritage that is material in nature, both on land and/or in water that need
to be preserved. Some objects in Pekalongan can be categorized as objects that are suspected of being
cultural heritage. The existence of these objects will decrease and disappear if not preserved. To maintain
the existence of these objects, it is necessary to have a determination that requires a assessment process. The
determination process is carried out by an assessment using data collection methods, field surveys, library
studies and interviews. The object assessment is analyzed using some criterias, both in terms of age,
representing style period, special meaning for history, science, education, religion, and/or culture and values
for strengthening the nation's personality. The Jetayu area is one of the areas in which there are several
objects of cultural heritage, including SMP Negeri 1 Pekalongan. Based on the existing criteria, the SMP
Negeri 1 Pekalongan building is included in the Cultural Conservation, building category. It is hoped that
with this study its existence in the Jetayu area as a city-level cultural heritage building will strengthen the
value of the area as a heritage area.

Keywords: Cultural conservation, material, determination, assessment, building.

1. PENDAHULUAN Melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan,


Sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 Kepemudaan dan Olah Raga, Pemerintah Kota
Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, pada pasal Pekalongan telah penyusunan Peraturan Daerah
1 menyebutkan cagar budaya adalah warisan Nomor 4 Tahun 2015 tentang Cagar Budaya,
budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan
Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur penyusunan Peraturan Wali Kota Nomor 62
Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan atas
Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2015
yang perlu dilestarikan keberadaannya karena tentang Cagar Budaya, serta pembentukan Tim
memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu Ahli Cagar Budaya (TACB) sejak tahun 2019.
pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau Pemerintah Kota Pekalongan telah
kebudayaan melalui proses penetapan. berkomitmen untuk dapat menetapkan obyek
(Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010). yang diduga cagar budaya setiap tahunnya
Kota Pekalongan adalah kota yang di menjadi cagar budaya dalam bentuk benda,
dalamnya terdapat beberapa bangunan struktur, bangunan, situs ataupun kawasan. Hal
peninggalan bersejarah. Sebagian besar ini sejalan dengan amanat Undang-undang
bangunan peninggalan sejarahnya merupakan Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya,
peninggalan pada zaman Kolonial Belanda. pasal 3 bahwa pelestarian cagar budaya
Bangunan-bangunan tersebut perlu untuk bertujuan:
dilestarikan dan dicatat sebagai cagar budaya. a. melestarikan warisan budaya bangsa dan
Salah satu bangunan yang ada di Kota warisan umat manusia;
Pekalongan yang diduga sebagai obyek cagar b. meningkatkan harkat dan martabat bangsa
budaya adalah bangunan SMP Negeri 1 melalui cagar budaya;
Pekalongan yang berlokasi di Kawasan Jetayu c. memperkuat kepribadian bangsa;
yang juga merupakan Kawasan Strategis Kota d. meningkatkan kesejahteraan rakyat; dan
Pekalongan. e. mempromosikan warisan budaya bangsa
kepada masyarakat internasional.

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 NO. 1 TAHUN 2022 |1


KAJIAN PENETAPAN CAGAR BUDAYA BANGUNAN SMP NEGERI 1

Nama Pemilik/
Selain ditindaklanjuti dengan penyusunan No
Bangunan
Alamat
Pengelola
Peraturan Daerah dan Peraturan Wali Kota, 5 GOR Jetayu Jl. Jetayu Pemerintah Kota
Cagar Budaya di Kota Pekalongan juga telah Pekalongan Pekalongan
6 Gedung TV Jl. Jetayu no. 5 Pemerintah Kota
diwadahi dalam Rencana Tata Ruang Kota Batik Pekalongan Pekalongan
yang dimuat dalam Peraturan Daerah Kota 7 SMP Negeri 1 Jl. WR. Supratman Pemerintah Kota
Pekalongan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pekalongan no. 8 Pekalongan Pekalongan
8 SMP Negeri 13 Jl. JendSoedirman Pemerintah Kota
Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 30 Pekalongan no. 36 Pekalongan Pekalongan
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang dan 9 Gedung Jl. Cendrawasih Mahkamah Agung
Wilayah Kota Pekalongan Tahun 2009-2029. Pengadilan Pekalongan RI
Negeri
Secara umum dijelaskan bahwa salah satu Pekalongan
kawasan di Kota Pekalongan telah ditetapkan 10 Gedung LP Jl. WR. Supratman Kemenkumham
Kelas II no. 106
fungsinya sebagai Kawasan Strategis Kota dari Pekalongan Pekalongan
sudut sosial budaya, yang didalamnya juga 11 Kantor Pos Jl. Cendrawasih BUMN
memuat obyek-obyek yang diduga cagar Indonesia no. 1 Pekalongan PT.PosIndobnesia
12 Gedung Pertani Jl. Jetayu no. 9 BUMN Pertani
budaya baik berupa benda, struktur, bangunan, Pekalongan Pekalongan
situs ataupun kawasan. 13 Stasiun Jl. Gajahmada BUMN PT. KAI
Dalam penetapan obyek yang diduga cagar Pekalongan Pekalongan
14 Gedung Kantor Jl. WR. Supratman BUMN PELINDO
budaya menjadi obyek cagar budaya harus Pelabuhan no. 2 Pekalongan III
melalui beberapa tahapan, sehingga perlu Samudera
15 Gedung KPBS Kelurahan Setono Yayasan
perencanaan dalam penetapan obyek yang Setono Pekalongan
diduga cagar budaya sesuai dengan prioritas 16 Masjid Agung Jl. KH. Wachid Yayasan
dan kepentingan skala kota. Mengingat obyek Jami Kota Hasyim no.10/32
Pekalongan Pekalongan
yang diduga cagar budaya ini sangat rawan 17 Masjid Aulia Komplek Makam Yayasan
dalam perkembangan kota baik dalam Sapuro Sapuro Pekalongan
perubahan bentuk maupun alih fungsi 18 Masjid Wakaf Jl. Surabaya Yayasan
Pekalongan
pemanfaatan terhadap obyek tersebut, 19 Klenteng Po Jl. Belimbing Yayasan
pemilihan obyek yang akan direkomendasikan An Thian Pekalongan
20 Rumah Jl. Salak no.12 Yayasan
sebagai cagar budaya harus didasarkan dari Pendidikan Pekalongan
hasil pendaftaran yang dilakukan oleh Tim Satya Wiguna
Pendaftaran ke Sistem Registrasi Nasional
(Regnas) milik Kementerian Pendidikan dan Sumber: Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan
Olahraga, 2018
Kebudayaan Republik Indonesia.
Saat ini, sesuai dengan hasil inventarisasi Selama tiga tahun terakhir (tahun 2019 -
yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata, 2022), TACB Kota Pekalongan telah
Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, mengajukan tujuh rekomendasi untuk obyek
dalam bentuk Buku Inventarisasi Cagar Budaya yang diduga cagar budaya kepada Wali Kota
Kota Pekalongan Tahun 2018, terdapat 20 Pekalongan untuk ditetapkan dalam Surat
obyek yang diduga cagar budaya dapat dilihat Keputusan (SK) Cagar Budaya tingkat Kota.
pada Tabel 1. Beberapa obyek yang telah diajukan
Tabel 2 Daftar Obyek yang Diduga Cagar Budaya rekomendasinya adalah:
a. Bangunan Museum Batik Pekalongan;
Nama Pemilik/
No
Bangunan
Alamat
Pengelola b. Bangunan SMP Negeri 6 Pekalongan;
1 Gedung Jl. Diponegoro no. Provinsi Jawa c. Bangunan Kantor Pos dan Giro
Bakorwil 1 Pekalongan Tengah Pekalongan;
Pekalongan
2 SMA Negeri 1 Jl. Kartini no. 39 Provinsi Jawa d. Bangunan SMP Negeri 1 Pekalongan;
Pekalongan Pekalongan Tengah e. Bangunan SMP Negeri 13 Pekalongan;
3 Museum Batik Jl. Jetayu no. 3 Pemerintah Kota
Pekalongan Pekalongan f. Bangunan Rumah Limun Oriental; dan
4 Gedung Kantor Jl. Pemuda no. 50 Provinsi Jawa g. Bangunan eks PT. Pertani.
Residen Pekalongan Tengah
Pekalongan

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 NO. 1 TAHUN 2022 |2


KAJIAN PENETAPAN CAGAR BUDAYA BANGUNAN SMP NEGERI 1

Selanjutnya, dalam artikel ini akan 1.1.2 Nilai Penting


disajikan data-data dan analisa obyek yang Sesuatu dapat dikatakan cagar budaya jika
diduga cagar budaya yaitu Bangunan SMP memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu
Negeri 1 Pekalongan, yang meliputi pemilihan, pengetahuan, kawasan dan, agama, dan/atau
kondisi, analisa dan rekomendasi sehingga kebudayaan. Kata penghubung “dan/atau”
dapat diajukan sebagai dasar oleh Wali Kota bermakna tidak berlaku komulatif. Artinya
Pekalongan untuk disahkan menjadi obyek kelima nilai penting tersebut boleh dimiliki
cagar budaya. seluruhnya atau salah satu oleh suatu cagar
Tujuan penyusunan makalah ini untuk budaya. Dalam hal obyek cagar budaya hanya
memberikan gambaran tentang tahapan dalam memiliki satu nilai penting maka dapat
penetapan cagar budaya dan pemilihan obyek dimasukkan dalam kategori cagar budaya.
yang diduga cagar budaya sesuai dengan 1.2.3 Penetapan
prioritas dan perkembangan kota. Suatu benda dapat dikatakan cagar budaya
1.1 Kriteria Cagar Budaya jika sudah melalui proses penetapan. Tanpa
Penetapan adalah pemberian status cagar proses penetapan suatu warisan budaya yang
budaya terhadap benda, bangunan, struktur, memiliki nilai penting tidak dapat dikatakan
lokasi, atau satuan ruang geografis yang sebagai cagar budaya.
dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota Proses penetapan dilakukan dengan dasar
berdasarkan rekomendasi Tim Ahli Cagar adanya rekomendasi dari Tim Ahli Cagar
Budaya. Penetapan cagar budaya yang dapat Budaya terhadap obyek yang diduga cagar
berupa benda bangunan atau struktur harus budaya. Rekomendasi ini dususun berdasarkan
memenuhi beberapa kriteria. Benda, bangunan penelitan, kajian, survei lapangan dan
atau struktur dapat diusulkan sebagai Benda wawancara terkait obyek dimaksud.
Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, atau Cagar budaya di Kota Pekalongan telah
Struktur Cagar Budaya apabila memenuhi tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
kriteria (Undang-Undang Nomor 11 Tahun Kota Pekalongan 2009-2029, Pasal 5, ayat (1):
2010): “Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang
a. Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih; wilayah kota sebagaimana dimaksud dalam
b. Mewakili masa gaya paling singkat berusia Pasal 4 ditetapkan kebijakan penataan ruang
50 (lima puluh) tahun; wilayah kota”. Sedangkan Kebijakan penataan
c. Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu ruang yang tercantum pada pasal 5 ayat (2)
pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau meliputi (Peraturan Daerah Kota Pekalongan,
kebudayaan; dan 2020):
d. Memiliki nilai budaya bagi penguatan a. pengembangan kegiatan kawasan kreatif
kepribadian bangsa. dengan mempertimbangkan kualitas
Dalam proses pengajuan rekomendasi lingkungan;
obyek cagar budaya, sesuai definisi cagar b. pengembangan kawasan perdagangan dan
budaya maka obyek yang diduga cagar budaya jasa yang dapat meningkatkan peran Kota
harus: sebagai pusat kawasan regional
1.1.1 Bersifat Kebendaan Petanglong;
Berdasarkan Undang-Undang bahwa cagar c. pengaturan kegiatan kawasan;
budaya adalah warisan budaya yang bersifat d. peningkatan hasil perikanan dan
kebendaan atau yang biasa disebut dengan optimalisasi lahan pertanian;
bersifat tangible, yang berwujud konkrit, dapat e. peningkatan kualitas dan jangkauan
dilihat dan diraba oleh indra, mempunyai massa pelayanan prasarana;
dan dimensi yang nyata. Contoh: batu prasasti, f. peningkatan pengelolaan dan pelestarian
candi, nisan makam, dll. Sehingga dapat kawasan lindung;
dikatakan bahwa cagar budaya adalah obyek g. pengelolaan dan pengembangan kawasan
yang nyata dan dan bukan merupakan bentuk budidaya sesuai dengan daya tampung dan
seni atau budaya yang tidak berbenda. daya dukung kawasan;

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 NO. 1 TAHUN 2022 |3


KAJIAN PENETAPAN CAGAR BUDAYA BANGUNAN SMP NEGERI 1

h. peningakatan pengelolaan kawasan b. diperbolehkan dengan syarat kegiatan


strategis kota; dan/atau pembangunan bertujuan untuk
i. peningkatan pengelolaan kawasan rawan penelitian, pendidikan, sosial, kesehatan,
bencana; dan pariwisata budaya, agama serta pemasangan
j. peningkatan pengendalian pemanfaatan papan reklame dan media informasi dengan
ruang. memperhatikan pelestarian cagar budaya;
Pelestarian cagar budaya termasuk dalam c. diperbolehkan terbatas kegiatan dan/atau
kebijakan peningkatan pengelolaan dan pendirian bangunan berupa jasa hiburan,
pelestarian Kawasan Lindung dengan strategi kuliner, sektor informal, dengan pembatasan
melestarikan Kawasan Cagar Budaya. Selain jumlah pengunjung serta aktivitas yang akan
masuk dalam kebijakan pengelolaan dan ditetapkan dengan Keputusan Wali Kota;
perlestarian Kawasan Lindung, pelestarian dan
cagar budaya juga masuk dalam kebijakan d. tidak diperbolehkan pemanfaatan ruang
peningkatan dan pengelolaan Kawasan dan/atau kegiatan yang berpotensi
Strategis Kota. Strategi yang direncanakan mengancam atau mengganggu kelestarian
adalah dengan meningkatkan pengelolaan benda dan/atau bangunan cagar budaya,
Kawasan Strategis Kota. Kebijakan dan strategi peninggalan sejarah, bangunan arkeologi,
yang tertuang dalam RTRW merupakan monumen, dan lingkungannya.
perencanaan kota yang direncanakan sampai Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
dengan tahun 2029, dengan menyesuaikan (KUPZ) merupakan pedoman dalam
dinamika perkembangan kota serta program dan pelaksanaan penataan ruang, terutama dalam
kegiatan yang direncanakan oleh pemerintah pemanfaatan ruang. Dalam KUPZ yang
kota, provinsi maupun pusat. diperuntukkan untuk Kawasan Cagar Budaya
Dalam perencanaan penataan pola ruang tercantum bahwa segala bentuk kegiatan yang
kota, terdapat pengembangan Kawasan terkait dengan pelestarian cagar budaya
Strategis Kota/KSK dari sudut kepentingan diperbolehkan. Dalam pelestarian ini termuat
Sosial Budaya, salah satunya adalah Kawasan kegiatan:
Jetayu. Kawasan Jetayu adalah kawasan a. Perlindungan, perlindungan ini terdiri dari
heritage yang berlokasi di Kelurahan Panjang beberapa tindakan/kegiatan yaitu
Wetan, Kelurahan Kandang Panjang, dan penyelamatan, pengamanan, zonasi,
Kelurahan Padukuhan Kraton, Kecamatan pemeliharaan dan pemugaran;
Pekalongan Utara (RTRW Kota Pekalongan b. Pengembangan, pengembangan yang
Tahun 2009-2029, Pasal 55, ayat (1), huruf a). dilakukan pada obyek cagar budaya tidak
Pengembangan KSK di Kawasan Jetayu boleh terlepas dari prinsip manfaat,
dilakukan dengan tujuan untuk melindungi dan keamana, keterawatan, keaslian, dan juga
melestarikan aset bangunan bersejarah. nilai-nilai penting yang melekat pada obyek
Pengembangan KSK pada tersebut. Pengembangan terdiri dari
pelaksanaannya dilengkapi dengan Ketentuan penelitian, revitalisai dan adaptasi; dan
Umum Peraturan Zonasi (KUPZ). KUPZ untuk c. Pemanfaatan, dalam pemanfaatan obyek
Kawasan cagar budaya disusun dengan cagar budaya yang difasilitasi oleh
ketentuan (Peraturan Daerah Kota Pekalongan, Pemerintah Kota, dapat dimanfaatkan untuk
2020): kepentingan atau kegiatan keagamaan,
a. diperbolehkan kegiatan berupa: pendidikan, sosial budaya, ilmu
1. pelestarian bangunan-bangunan pengetahuan, teknologi dan periwisata.
bersejarah yang sesuai dengan aturan Dengan ditetapkannya ketentuan umum
perundangan pelestarian benda cagar peraturan zonasi untuk kawasan cagar budaya
budaya; maka dapat dilihat komitmen Pemerintah Kota
2. pemanfaatan ruang kosong untuk ruang Pekalongan dalam hal cagar budaya, baik
terbuka hijau; terhadap obyek cagar budaya maupun rencana

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 NO. 1 TAHUN 2022 |4


KAJIAN PENETAPAN CAGAR BUDAYA BANGUNAN SMP NEGERI 1

penataan ruang, yang merupakan wadah atau d. setelah dilakukan pengkajian terhadap
ruang obyek cagar budaya itu berada. berkas pendaftaran cagar budaya, tim ahli
Selain dari sisi tata ruang kota, cagar memberikan rekomendasi apabila obyek
budaya di Kota Pekalongan juga telah diatur pendaftaran cagar budaya layak untuk
dalam Peraturan Daerah Kota Pekalongan ditetapkan menjadi cagar budaya.
Nomor 14 Tahun 2015 tentang Cagar Budaya e. berkas rekomendasi diserahkan kepada
dan Peraturan Wali Kota Pekalongan Nomor 62 Walikota oleh tim ahli untuk memperoleh
Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan atas penetapan cagar budaya.
Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 14 f. penetapan cagar budaya ditetapkan dengan
Tahun 2015 tentang Cagar Budaya. Keputusan Walikota.
Pelestarian cagar budaya di Kota
Pekalongan bertujuan (Peraturan Daerah Kota Alur proses pengajuan rekomendasi dan
Pekalongan, 2015): penetapan sebagai berikut:
a. melestarikan dan memanfaatkan cagar
budaya dan warisan budaya yang berada di
daerah sebagai bagian dari pembelajaran
masyarakat untuk kepentingan agama,
sosial ekonomi dan ilmu pengetahuan,
pariwisata dan kebudayaan;
b. meningkatkan harkat dan martabat bangsa
Gambar 1 Alur Pengajuan Rekomendasi dan
melalui cagar budaya; Penetapan
c. memperkuat karakter dan kepribadian
daerah; Setelah proses penetapan suatu obyek
d. meningkatkan kesejahteraan rakyat; menjadi cagar budaya yang didasarkan dari SK
e. mempertahankan kearifan lokal; Wali Kota, obyek tersebut dapat dimanfaatkan
f. mengamankan aset budaya yang sesuai dengan peraturan perundangan yang
mempunyai nilai penting bagi daerah; dan berlaku, termasuk apabila akan dilakukan
g. mempromosikan warisan budaya Daerah perubahan baik dalam pemeliharaan maupun
kepada masyarakat internasional. pemugaran. Pelaksanaan semua kegiatan ini
Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 62 harus melalui pengkajian oleh TACB, yang
Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan atas selanjutnya akan dikeluarkan rekomendasi.
Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2015 Hal lain yang juga diatur dalam Peraturan
tentang Cagar Budaya, proses pengajuan Wali Kota Nomor 62 Tahun 2020 tentang
rekomendasi dan penetapan obyek yang diduga Petunjuk Pelaksanaan atas Peraturan Daerah
cagar budaya adalah (Peraturan Walikota Nomor 14 Tahun 2015 tentang Cagar Budaya
Pekalongan, 2020): adalah prosedur pemberian bantuan,
a. setelah semua berkas terkumpul dan kompensasi dan insentif bagi pemilik obyek
diserahkan kepada tim ahli, dilakukan cagar budaya. Pemberian kompensasi ini
pengkajian terhadap berkas pendaftaran merupakan bentuk penghargaan dan perhatian
cagar budaya oleh tim ahli dan kemudian dari Pemerintah Kota Pekalongan kepada
ditentukan kelayakannya sebagai cagar pemilik obyek cagar budaya baik pribadi
budaya atau bukan cagar budaya. maupun aset kota. Kompensasi yang diberikan
b. dalam melakukan kajian kelayakan, tim disesuaikan dengan kemampuan keuangan
ahli melakukan identifikasi dan klasifikasi daerah tersebut dan disesuaikan juga dengan
terhadap benda, bangunan, atau Kawasan peraturan perundangan yang berlaku. Namun
yang diusulkan untuk ditetapkan sebagai pemberian kompensasi ini masih belum
cagar budaya. diterapkan di Kota Pekalongan, mengingat
c. dalam melaksanakan pengkajian, tim cagar cagar budaya masih merupakan hal yang baru,
budaya dapat dibantu oleh tim teknis. walaupun tidak asing bagi masyarakat. Perlu
adanya tahapan dalam penetapan dan

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 NO. 1 TAHUN 2022 |5


KAJIAN PENETAPAN CAGAR BUDAYA BANGUNAN SMP NEGERI 1

pelaksanaan pemberian kompensasi ini, Pemilihan obyek yang akan ditetapkan


sehingga masyarakat paham dan menghargai sebagai cagar budaya dilakukan dengan
apa yang dinamakan cagar budaya. langkah-langkah:
a. Pemilihan obyek berdasarkan pemenuhan
2. METODE PENELITIAN kriteria sesuai Undang-undang Cagar
Metode yang digunakan dalam pemilihan Budaya;
alternatif obyek yang akan di tetapkan sebagai b. sesuai dengan Undang-undang Cagar
cagar budaya adalah sebagai berikut : Budaya, obyek dapat ditetapkan harus
2.1 Peninjauan Lapangan memenuhi kriteria seperti yang tercantum
Dalam menentukan obyek yang akan dalam Undang-Undang dimaksud.
ditetapkan sebagai cagar budaya perlu Berdasarkan hasil inventarisasi yang
dilakukan survei ke lapangan. Selain untuk dilakukan oleh Disparbudpora Kota
mengetahui kondisi obyek, survei lapangan Pekalongan, kedua puluh obyek yang
juga bertujuan untuk mengetahui dan mengecek diinventarisir telah memenuhi kriteria baik
kembali apakah obyek tersebut sudah dalam segi usia/umur obyek, mewakili
memenuhi kriteria untuk penetapan sebagai masa gaya atau langgam arsitektur,
cagar budaya. memiliki arti penting baik dalam sejarah,
2.2 Kajian Pustaka ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
Studi pustaka terutama dilakukan untuk dan/atau kebudayaan dan memiliki nilai
mengetahui kondisi obyek disesuaikan dengan budaya bagi penguatan kepribadian
literatur/kajian teori terkait sejarah, arsitektur bangsa;
dan hal lain yang mendukung informasi tentang c. Pemilihan obyek berdasarkan Rencana
obyek yang akan ditetapkan. Kajian pustaka Tata Ruang Wilayah, Kota Pekalongan
juga dilakukan untuk memenuhi peraturan 2009-2029;
perundang yang ada terkait cagar budaya, baik d. Pemilihan obyek berdasarkan kelengkapan
Undang-Undang, Permendikbud maupun dokumen pendukung; dan
Peraturan Daerah serta dasar hukum lain yang e. Pemilihan obyek mempertimbangkan
terkait. rencana pelaksanaan kegiatan ditahun
2.3 Ketersediaan Data Pendukung/ 2021.
Dokumen Pendukung
Dalam penentuan obyek yang akan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
ditetapkan, selain dengan tinjauan pustaka dan Pada pembahasan kajian pelestarian cagar
peninjauan ke lapangan/lokasi, perlu juga budaya kali ini, Bangunan SMP Negeri 1
adanya data pendukun dan informasi yang Pekalongan dipilih sebagai salah satu obyek
terkait obyek yang akan ditetapkan. Data dengan pertimbangan:
pendukung dapat berupa laporan, berkas dan a. Pemilihan obyek berdasarkan pemenuhan
data-data lain yang ada serta hasil wawancara kriteria sesuai Undang-undang nomor 11
dan informasi yang diperoleh dari masyarakat tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
atau tokoh yang memahami obyek dimaksud. Sesuai dengan Undang-undang Cagar
2.4 Wawancara Budaya, obyek dapat ditetapkan bila memenuhi
Sumber data lain yang dapat dijadikan kriteria seperti yang tercantum dalam undang-
bahan dalam penyusunan rekomendasi adalah undang dimaksud. Berdasarkan hasil
wawancara dengan narasumber yang inventarisasi yang dilakukan oleh
mengetahui sejarah dan perkembangan obyek Disparbudpora Kota Pekalongan, gedung SMP
yang akan direkomendasikan. Narasumber Negeri 1 Pekalongan telah memenuhi kriteria
antara lain tokoh masyarakat, ahli sejarah, yaitu berusia lebih dari 50 (lima puluh) tahun,
pengamat, dan komunitas yang keterangannya memiliki gaya dan langgam arsitektur yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya mewakili masa tertentu, memiliki arti khusus
dan disertai bukti yang ada. bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan,
agama, dan/atau kebudayaan dan memiliki nilai

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 NO. 1 TAHUN 2022 |6


KAJIAN PENETAPAN CAGAR BUDAYA BANGUNAN SMP NEGERI 1

budaya bagi penguatan kepribadian bangsa. yang sering tergenang banjir/rob, serta
Selain itu bangunan SMP Negeri 1 Pekalongan pengecatan dinding bangunan.
juga merupakan milik atau aset Pemerintah
Kota Pekalongan; Dengan terpenuhinya kriteria sebagai
b. Pemilihan obyek berdasarkan Rencana obyek yang diduga cagar budaya, maka Gedung
Tata Ruang Wilayah, Peraturan Daerah SMP Negeri 1 Pekalongan dapat dianalisa dan
Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan direkomendasikan menjadi cagar budaya.
atas Peraturan Daerah Nomor 30 Tahun Kajian Gedung SMP Negeri 1 Pekalongan
2011 tentang Rencana Tata Ruang sebagai obyek yang diduga cagar budaya adalah
Wilayah Kota Pekalongan 2009-2029. sebagai berikut:
Dalam RTRW Kota Pekalongan Tahun a. Nama dan Lokasi Obyek
2009-2029 telah ditetapkan ketentuan umum Nama Obyek adalah gedung SMP Negeri 1
peraturan zonasi untuk Kawasan Cagar Budaya. Pekalongan yang berlokasi di Jl. W. R.
Mengacu pasal 63 Rencana Tata Ruang Supratman No. 8 Pekalongan, Kelurahan
Wilayah Kota Pekalongan maka kawasan yang Kandang Panjang, Kecamatan Pekalongan
diperuntukkan cagar budaya, terutama terkait Utara. Jenis atau bentuk obyek Gedung SMP
bangunan bersejarah, adalah Kawasan Jetayu. Negeri 1 Pekalongan adalah Bangunan.
Meskipun penyebaran obyek cagar budaya
dapat berada di seluruh kawasan kota. Gedung
SMP Negeri 1 Pekalongan berada dilokasi
cagar budaya atau kawasan heritage sesuai
dengan RTRW Kota Pekalongan Tahun 2009-
2029, sehingga keberadaannya dapat
mendukung dan memperkuat Kawasan Jetayu
sebagai Kawasan Strategis Kota dari sudut
kepentingan sosial budaya;
c. Pemilihan obyek berdasarkan kelengkapan Sumber. www.google.com
dokumen pendukung. Gambar 2 Lokasi SMPN 1 Pekalongan.
Salah satu informasi yang dapat digunakan
b. Gambaran Umum Bangunan
sebgai dasar rekomendasi penetapan obyek
Gedung SMP Negeri 1 Pekalongan berada
cagar budaya adalah data pendukung ataupun
di Kawasan Jetayu. Sebelah Selatan bangunan
informasi dari tokoh masyarakat ataupun warga
SMP Negeri 1 Pekalongan berbatasan dengan
sekitar. Berdasarkan pengumpulan data
Bank BRI, sebelah Utara berbatasan dengan
pendukung, data yang dimiliki gedung SMP
pemukiman, sebelah Timur berbatasan dengan
Negeri 1 sudah dapat dikatakan lengkap, antara
Jl. W. R. Supratman, dan sebelah Barat
lain sertifikat bangunan, denah bangunan,
berbatasan dengan SMPN 3 Pekalongan.
dokumentasi, dan informasi tentang sejarah
Bangunan SMPN 1 Pekalongan menghadap ke
perkembangan museum dari narasumber dan
arah Timur dan tidak mengalami perubahan
masyarakat.
orientasi arah hadap.
d. Pemilihan obyek berdasarkan rencana
Berdasarkan sertifikat nomor
pelaksanaan kegiatan di tahun berjalan.
11.05.01.03.4.00013, pemegang hak Gedung
Sesuai dengan pelaksanaan kegiatan,
SMP 1 Pekalongan adalah Departemen
terdapat beberapa kegiatan pada Gedung SMP
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Negeri 1 berupa pemeliharaan rutin pada SMP
Indonesia Cq Kantor Wilayah Departemen
Negeri 1 Pekalongan. Pemeliharaan yang
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa
dilaksanakan merupakan pemeliharaan rutin
Tengah. Sedangkan pengelola Gedung SMP
berkala bangunan yang tidak merubah struktur
Negeri 1 Pekalongan adalah Dinas Pendidikan
dan bentuk bangunan. Pemeliharaan yang
Kota Pekalongan.
direncanakan adalah peninggian paving di
halaman sekolah karena kondisi halaman depan

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 NO. 1 TAHUN 2022 |7


KAJIAN PENETAPAN CAGAR BUDAYA BANGUNAN SMP NEGERI 1

c. Sejarah Bangunan mengalami perubahan yakni tetap berfungsi


Sejarah pendirian bangunan sekolah ini sebagai fasilitas pendidikan.
berawal dari berita adanya sekolah MULO d. Gaya Langgam Bangunan
(Meer Uitgebreid Lager Onderwijs). Berita Gaya arsitektur gedung SMP Negeri 1
yang dimuat di Koran De Locomotief Pekalongan adalah arsitektur kolonial dengan
bertanggal 15 Februari 1929 menyebutkan langgam Indische Modern.
pembelian perlengkapan untuk sekolah yang e. Pemanfaatan Bangunan
diadakan oleh Kepala Sekolah Hollandsch- SMP Negeri 1 Pekalongan semula
Chineesche School (HCS). Beliau bertanggung digunakan sebagai MULO (Meer Uitgebreid
jawab untuk mendatangkan perlengkapan Lager Onderwijs) pada tahun 1937/1948.
terdiri atas 90 sofa tunggal, 30 meja, kursi Sesuai SK Pendirian tanggal 1 Agustus 1948,
gambar, dan lemari. Disebutkan bahwa bangunan digunakan untuk SMP N 1
perlengkapan tersebut akan digunakan untuk Pekalongan sampai dengan sekarang.
Sekolah Menengah Umum di Pekalongan f. Kondisi Fisik Bangunan
(Algemeene Middlebare School te Pekalongan). Gedung SMP Negeri 1 Pekalongan berdiri
Sekolah Menengah Umum inilah yang dirujuk
sebagai MULO. MULO adalah Sekolah di lahan seluas 6.030 m2 dan terdiri dari
Menengah Pertama yang ada ketika pemerintah beberapa komponen bangunan. Bangunan yang
Hindia-Belanda masih berada di Indonesia. masih tergolong asli adalah bangunan yang
Meer Uitgebreid Lager Onderwijs dalam membujur Selatan-Utara bagian Timur yang
bahasa Indonesia merupakan "Pendidikan Dasar berfungsi sebagai ruang kepala sekolah, ruang
yang Lebih Luas". Kegiatan belajar di MULO guru, ruang TU, dan ruang serbaguna. Selain
menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa itu, komponen bangunan yang masih asli
pengantar. Sekolah MULO tersebar hampir di membujur Barat-Timur bagian Selatan dan
setiap kabupaten di Jawa pada akhir tahun Utara, berfungsi sebagai ruang kelas. Selain
1930-an. (Kompas, 2021). komponen bangunan tersebut, terdapat aula
Berita De Locomotief bertanggal 24 terbuka di bagian belakang sisi Barat yang
Desember 1937 selanjutnya menyebutkan memiliki konstruksi atap selaras dengan
bahwa bangunan sekolah MULO akan segera bangunan yang tergolong masih asli. Orientasi
didirikan di Pekalongan. Berita menyebutkan komponen bangunan yang membujur Barat-
bahwa pendirian sekolah MULO untuk Timur bagian Selatan tidak simetris (lihat
pendidikan dasar yang lebih luas tidak cocok denah). Komponen bangunan-bangunan ini
didirikan di antara bangunan gudang garam memiliki elemen arsitektur Indis dengan
(zoutpakhuizen), gudang (pakhuizen), dan dinding luar yang memakai batu alam berwarna
kantor dagang (handelskantoren) (De hitam serta memiliki pintu dan jendela terbuat
Locomotief). dari kaca, memiliki tritisan (overstek) dengan
Pada berita De Locomotief bertanggal 8 plafon motif kepang. Terdapat satu ruang di
Januari 1940 memuat tentang pembukaan bangunan asli yang masih memiliki lantai
sekolah MULO “Een Niuewe Mulo School”. dengan tipe trap (berjenjang ke atas). Saat ini
Berita ini dapat dianggap sebagai penanda ruangan tersebut berfungsi sebagai ruang guru.
peresmian dibukanya sekolah MULO yang ada Selain itu, di salah satu ruang kelas masih
di Pekalongan (De Locomotief). terdapat bangku-bangku sekolah dari kayu yang
Berdasarkan data yang ditemukan tergolong kuno.
menyebutkan tanggal SK Pendirian dan Izin Kompleks sekolah juga memiliki
Operasional SMPN 1 Pekalongan pada 1 komponen bangunan tergolong baru yang
Agustus 1948. Data ini menunjukkan sekolah berfungsi sebagai ruang kelas, laboratorium
yang telah mengalami perubahan status dari komputer, laboratorium bahasa, laboratorium
masa Pemerintahan Hindia Belanda ke IPA, mushala, dapur, kantin, dan toilet.
Pemerintah Republik Indonesia setelah masa Bangunan-bangunan tersebut memiliki gaya
kemerdekaan. Namun fungsi bangunan tidak yang mengikuti gaya bangunan asli dengan

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 NO. 1 TAHUN 2022 |8


KAJIAN PENETAPAN CAGAR BUDAYA BANGUNAN SMP NEGERI 1

sejumlah modifikasi terutama di bagian pintu Sesuai dengan hasil penilaian maka analisa
dan jendela. sesuai kriteria yang ditetapkan dalam Undang-
Undang Cagar Budaya adalah sebagai berikut :
a. Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih.
Gedung SMP Negeri 1 Pekalongan
didirikan pada tahun 1937-1940. Merujuk pada
rentang waktu tersebut maka hingga tahun
2021, usia bangunan kuno di kompleks SMPN
1 Pekalongan adalah 81 tahun.
b. Mewakili massa gaya paling singkat
berusia 50 (lima puluh) tahun.
Gedung SMP Negeri 1 Pekalongan dengan
gaya arsitektur Kolonial dengan langgam Indis
terlihat dari banyaknya jendela dan perlubangan
pada sisi-sisi bangunan sebagai penghawaan
dan pencahayaan alami. Gaya art deco juga
terlihat pada tritisan yang datar (overstek), yang
berfungsi sebagai pelindung dari tampias air
hujan dan pembayangan terhadap tembok yang
terkena sinar matahari langsung. (Tjahjono, G,
2002) (Schefold, R., Domenig, G., & Nas, P.,
2003)

Sumber: Arsip SMP N 1 Pekalongan, 2021


Gambar 3 Denah SMP N 1 Pekalongan

Sumber: Dok. TACB Pekalongan, 2021


Gambar 6 Tritisan Berbentuk Datar dan Bukaan
Dinding/ Jendela Berbentuk Kotak dengan 2
(dua)
Daun Jendela Kaca yang Dilengkapi dengan
Bouvenlich/ Angin-angin.
Sumber: Dokumen SMP N 1 Pekalongan, 2021
Gambar 4 Tampak Depan SMP N 1 Pekalongan
Tahun 1979

Sumber: Dok. TACB Pekalongan, 2021


Sumber: Dok. TACB Pekalongan, 2021
Gambar 5 Kondisi Terkini Tampak Depan SMPN
1 Pekalongan Tahun 2021 Gambar 7 Tritisan diatas Jendela Samping pada
Sisi Selatan Bangunan

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 NO. 1 TAHUN 2022 |9


KAJIAN PENETAPAN CAGAR BUDAYA BANGUNAN SMP NEGERI 1

dan kemudian disempurnakan pada tahun


1892. Peraturan tersebut memuat bahwa
pendidikan harus merata ada di setiap
karesidenan, kabupaten, kawedanan, atau
pusat-pusat kerajinan, perdagangan, atau
tempat yang dianggap perlu. Peraturan
tentang pendidikan terakhir dikeluarkan
pada tahun 1898 setelah diterapkannya
Politik Etis (1901) yang menitikberatkan
Sumber: Dok. TACB Pekalongan, 2021 pada 3 hal yaitu irigasi, transmigrasi, dan
Gambar 8 Interior Ruang Kelas dengan Plafon edukasi di tanah jajahan.
Tinggi yang Merupakan Salah Satu Ciri Arsitektur Peraturan pendidikan pada masa
Indis
Pemerintahan Hindia Belanda selaras
dengan berita dari De Locomotief bahwa
sekolah MULO di Pekalongan berada di
pusat perdagangan dengan keberadaan
gudang dan kantor dagang (Wasino, M., &
Endah Sri, H., 2017).
Keberadaan sekolah MULO juga
berkaitan dengan keberadaan Inlandsche
Ambacht School atau sekolah keterampilan
untuk pribumi pada tahun 1928 di
Pekalongan. Sekolah ini berdiri atas
inisiasi dari catatan Residen Pekalongan
Johan Ernest Jaspers pada tahun 1928,
yang menyebutkan bahwa pelajaran yang
cocok dengan karakter orang Pekalongan
yang memiliki jiwa kreatif terkait dengan
posisi Pekalongan sebagai pusat kerajinan
dan perdagangan. (Dirhamsyah, M., 2014)
Sumber: Dok. TACB Pekalongan, 2021 - Arti penting bagi Pendidikan
Gambar 9 Interior Ruang Guru, dengan Sebagian MULO diartikan sebagai Pendidikan
Penutup Lantai Masih Menggunakan Ubin
Teraso
Dasar yang lebih luas. Disebutkan dalam
Kelas berita De Locomotief bahwa penanggung
jawab pengadaan perlengkapan sekolah
c. Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu MULO adalah kepala sekolah dari HCS
pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau (Hollands Chineesche School). Hal ini
kebudayaan. menandakan adanya kaitan erat antara
Gedung SMP Negeri 1 memiliki beberapa MULO dengan HCS. MULO
arti khusus, sebagai berikut: mengakomodasi leburnya perbedaan
- Arti penting bagi sejarah sekolah berdasarkan etnis yang terjadi
Pendirian sekolah MULO di pada masa itu antara etnis Tionghoa,
Pekalongan menandai adanya Belanda (Eropa), dan pribumi. Bangunan
perkembangan Sekolah Menengah Umum SMPN 1 Pekalongan yang dulu digunakan
pada masa Kolonial. Bangunan ini menjadi sebagai MULO, merupakan salah satu
bagian dari keberadaan sekolah serupa di sekolah “perintis” pada tahun sekitar 1960-
Pulau Jawa pada akhir tahun 1930-an. an dan 1970-an, karena merupakan bagian
Keberadaan sekolah ini terkait dengan dari bangunan sekolah-sekolah yang paling
perkembangan pendidikan pada masa awal berdiri di Pekalongan.
Pemerintahan Hindia Belanda. Peraturan
pendidikan dasar untuk masyarakat
pertama kali dikeluarkan pada tahun 1848

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 NO. 1 TAHUN 2022 |


KAJIAN PENETAPAN CAGAR BUDAYA BANGUNAN SMP NEGERI 1

Pada masa itu umumnya keturunan - Bangunan arsitektur Indis yang menjadi
Tionghoa memilih sekolah HCS (Hollands perpaduan antara gaya Eropa dan gaya
Chineesche School) karena sekolah lokal menjadi sumber ilmu pengetahuan
tersebut menggunakan bahasa Belanda dan dan menandakan keahlian arsitektural yang
bahasa Tionghoa sebagai bahasa tinggi pada masanya. Hal ini memberikan
pengantar. Sementara MULO (Meer nilai budaya yang kuat dalam
Uitgebreid Lager Onderwijs) hanya perkembangan arsitektural di Indonesia
menggunakan bahasa Belanda sebagai yang masih dilestarikan hingga saat ini.
bahasa pengantar. Penggunaan bahasa - Keberadaan bangunan SMPN 1
Belanda sebagai bahasa pengantar di Pekalongan saat ini berfungsi sebagai
sekolah secara tidak langsung dapat pendukung utama kegiatan pendidikan
mencakup semua lapisan etnis pada masa anak di Pekalongan. Hal itu merupakan
itu. sebuah keberlanjutan fungsi bangunan
Sebelum MULO terbentuk, kesempatan sejak awal didirikan pada masa kolonial,
bagi warga pribumi untuk bersekolah masa kemerdekaan, hingga hingga masa
umumnya berada di luar jalur resmi setelah kemerdekaan.
Pemerintah Hindia Belanda, seperti Taman
Siswa, Perguruan Rakyat, Kristen, dan 4. KESIMPULAN
Katolik. Pada jalur pendidikan Islam ada 4.1 Kesimpulan
pendidikan yang diselenggarakan oleh a. Berdasarkan kajian terhadap data yang
Muhammadiyah dan pondok pesantren tersedia hingga saat ini, maka Tim Ahli
(Yusra, A., & Ramadhan, K. H. , 1993). Cagar Budaya Kota Pekalongan
- Arti penting bagi kebudayaan merekomendasikan kepada Walikota
Keberadaan sekolah MULO Pekalongan untuk menetapkan Gedung
memperbesar kesempatan penduduk SMPN 1 Pekalongan sebagai Bangunan
pribumi di Pekalongan pada masa itu untuk Cagar Budaya Peringkat Kota.
mendapatkan pendidikan formal atau b. Bangunan inti tidak dapat dilakukan
pendidikan resmi. Hal ini secara tidak perubahan bentuk yang merusak struktur
langsung meningkatkan kesadaran dan dan berpotensi mengurangi nilai bangunan
kemampuan penduduk pribumi tentang sebagai Cagar Budaya. Pengembangan dan
potensi yang dimilikinya terkait pemanfaatan dapat dilakukan pada seluruh
keterampilan dan perdagangan. Dengan bangunan sesuai Undang-Undang Nomor
berkembangnya potensi keterampilan dan 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
perdagangan membentuk budaya c. Terkait dengan pemanfaatan dan
Pekalongan yang bertahan hingga saat ini. perubahan bangunan maka diperlukan
d. Memiliki nilai budaya bagi penguatan pendampingan dan kajian sesuai dengan
kepribadian bangsa peraturan perundangan.
Selain memiliki arti khusus, SMP Negeri 1 4.2 Rekomendasi (Tim Ahli Cagar Budaya
Pekalongan juga dinilai memiliki Nilai Budaya Kota Pekalongan, 2021):
bagi Penguatan Kepribadian Bangsa, sebagai a. Kawasan Jetayu sesuai Peraturan Daerah
berikut: Kota Pekalongan Nomor 9 Tahun 2020
- Keberadaan bangunan Indis dalam suatu tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
kota menjadi penanda periode sejarah yang Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011
penting untuk dipelajari oleh generasi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
muda. Periode sejarah Kolonial ketika Kota Pekalongan Tahun 2009-2029 Pasal
bangunan Indis berkembang tidak harus 37, Pasal 42 ayat (4), Pasal 55, Pasal 63,
dimaknai sebagai sejarah kelam namun Pasal 77A ayat (3) disebut sebagai
sebagai sejarah perjuangan dan Kawasan Cagar Budaya beserta
kebangkitan bangsa Indonesia. ketentuannya. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka perlu dilakukan kajian dan

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 NO. 1 TAHUN 2022 |


KAJIAN PENETAPAN CAGAR BUDAYA BANGUNAN SMP NEGERI 1

penetapan terhadap bangunan-bangunan P+Negeri+1+Pekalongan/@-


bersejarah lainnya di kawasan Jetayu agar 6.8769375,109.6750573,15z/data=!4m5!
lanskap budaya kawasan Jetayu semakin 3m4!1s0x0:0x7d7b3eb07e517a13!8m2!3
kuat. d- 6.8769758!4d109.675135.
b. Dengan telah ditetapkannya beberapa Google Maps. (2021, 2 September). SMP N 13
bangunan di Kawasan Jetayu sebagai Pekalongan.
bangunan cagar budaya, maka perlu https://www.google.com/maps/place/SM
adanya pengusulan untuk menetapkan situs PN+13+Pekalongan,+Podosugih,+Kec.+
di Kawasan Jetayu agar lanskap budaya Pekalongan+B ar.,+Kota+Pekalongan,
Kawasan Jetayu semakin kuat. +Jawa+Tengah+5 1111/@-
c. Perlu adanya Standar Operasi Prosedur 6.8985301,109.6667347,17z/data=!3m1!
(SOP) tentang perizinan pemanfaatan 4b1!4m5!3m4!1s0x2e70242690b0cc49:0
cagar budaya atau objek yang diduga cagar xfbfedffab5f27 9d9!8m2!3d-
budaya (ODCB). 6.8985055!4d109.6689527.
d. Dengan telah direkomendasikannya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
beberapa obyek menjadi cagar budaya, (2010). Undang-Undang Nomor 11
perlu adanya sosialisasi terkait Undang- Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Jakarta.
Budaya dan pemahaman terkait status Pemerintah Kota Pekalongan. (2015). Peraturan
cagar budaya, pelindungan, Daerah Kota Pekalongan Nomor 14
pengembangan, dan pemanfaatannya. Tahun 2015 tentang Cagar Budaya. Kota
Khususnya kepada para pengelola dan Pekalongan.
pemilik cagar budaya dan/atau ODCB. Kompas. (2021, 14 Oktober). MULO, Sekolah
e. Dengan adanya kemungkinan Umum Zaman Hindia Belanda.
ditetapkannya bangunan milik pribadi https://www.kompas.com/stori/read/2021
sebagai cagar budaya, maka sesuai dengan /10/04/120000479/mulo-sekolah-umum-
Peraturan Wali Kota Pekalongan No. 62 zaman-hindia-belanda?page=2.
Tahun 2020 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemerintah Kota Pekalongan. (2020). Peraturan
Atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Daerah No. 9 Tahun 2020 tentang
No 14 Tahun 2015 tentang Cagar Budaya, Perubahan atas Peraturan Daerah nomor
maka perlu dibentuk Tim Teknis yang 30 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
bertugas menentukan besaran nilai Ruang Wilayah Kota Pekalongan 2009-
kompensasi yang akan diberikan kepada 2029. Kota Pekalongan.
pemilik cagar budaya. Pemerintah Kota Pekalongan. (2020). Peraturan
Walikota Pekalongan Nomor 62 Tahun
5. REFERENSI 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan atas
Arsip Nasional Republik Indonesia. (1977). Peraturan Daerah Kota Pekalongan
Memori Sejarah Jabatan 1921-1930 Nomor 14 Tahun 2015 tentang Cagar
(Jawa Tengah). Penerbitan Sumber- Budaya. Kota Pekalongan.
Sumber Sejarah No. 9. Arsip Nasional Schefold, R., Domenig, G., & Nas, P. (2003).
Nasional Republik Indonesia Jakarta. Indonesian Houses: Tradition and
De Locomotief. https://www.delpher.nl/. Transformation in Vernacular
Dirhamsyah, M. (2014). Pekalongan Yang Architecture. Leiden: KITLV Press.
(Tak) Terlupakan sebuah Katalog Tim Ahli Cagar Budaya Kota Pekalongan.
Warisan Budaya Pekalongan. (2021). Rekomendasi Tim Ahli Cagar
Pekalongan: Kantor Perpustakaan dan Budaya Kota Pekalongan Obyek:
Arsip Daerah Kota Pekalongan. Bangunan SMP Negeri 1 Pekalongan.
Google Maps. (2021, 5 September). SMP N 1 Pekalongan: Dinas Pariwisata
Pekalongan.
https://www.google.com/maps/place/SM

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 NO. 1 TAHUN 2022 |


KAJIAN PENETAPAN CAGAR BUDAYA BANGUNAN SMP NEGERI 1

Kebudayaan dan Pemuda Olahraga


Pemerintah Kota Pekalongan.
Tjahjono, G. (2002). Indonesian Heritage:
Arsitektur. Jakarta: Buku Antar Bangsa
untuk Grolier International.
Wasino, M., & Endah Sri, H. (2017). Dari
Industri Gula Hingga Batik Pekalongan:
Sejarah Sosial Ekonomi Pantai Utara
Jawa pada Masa Kolonial Belanda.
Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama.
Yusra, A., & Ramadhan, K. H. (1993).
Hoegeng. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 NO. 1 TAHUN 2022 |

You might also like