Professional Documents
Culture Documents
192-Article Text-586-1-10-20221103
192-Article Text-586-1-10-20221103
Abstract
Cultural Conservation is a cultural heritage that is material in nature, both on land and/or in water that need
to be preserved. Some objects in Pekalongan can be categorized as objects that are suspected of being
cultural heritage. The existence of these objects will decrease and disappear if not preserved. To maintain
the existence of these objects, it is necessary to have a determination that requires a assessment process. The
determination process is carried out by an assessment using data collection methods, field surveys, library
studies and interviews. The object assessment is analyzed using some criterias, both in terms of age,
representing style period, special meaning for history, science, education, religion, and/or culture and values
for strengthening the nation's personality. The Jetayu area is one of the areas in which there are several
objects of cultural heritage, including SMP Negeri 1 Pekalongan. Based on the existing criteria, the SMP
Negeri 1 Pekalongan building is included in the Cultural Conservation, building category. It is hoped that
with this study its existence in the Jetayu area as a city-level cultural heritage building will strengthen the
value of the area as a heritage area.
Nama Pemilik/
Selain ditindaklanjuti dengan penyusunan No
Bangunan
Alamat
Pengelola
Peraturan Daerah dan Peraturan Wali Kota, 5 GOR Jetayu Jl. Jetayu Pemerintah Kota
Cagar Budaya di Kota Pekalongan juga telah Pekalongan Pekalongan
6 Gedung TV Jl. Jetayu no. 5 Pemerintah Kota
diwadahi dalam Rencana Tata Ruang Kota Batik Pekalongan Pekalongan
yang dimuat dalam Peraturan Daerah Kota 7 SMP Negeri 1 Jl. WR. Supratman Pemerintah Kota
Pekalongan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pekalongan no. 8 Pekalongan Pekalongan
8 SMP Negeri 13 Jl. JendSoedirman Pemerintah Kota
Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 30 Pekalongan no. 36 Pekalongan Pekalongan
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang dan 9 Gedung Jl. Cendrawasih Mahkamah Agung
Wilayah Kota Pekalongan Tahun 2009-2029. Pengadilan Pekalongan RI
Negeri
Secara umum dijelaskan bahwa salah satu Pekalongan
kawasan di Kota Pekalongan telah ditetapkan 10 Gedung LP Jl. WR. Supratman Kemenkumham
Kelas II no. 106
fungsinya sebagai Kawasan Strategis Kota dari Pekalongan Pekalongan
sudut sosial budaya, yang didalamnya juga 11 Kantor Pos Jl. Cendrawasih BUMN
memuat obyek-obyek yang diduga cagar Indonesia no. 1 Pekalongan PT.PosIndobnesia
12 Gedung Pertani Jl. Jetayu no. 9 BUMN Pertani
budaya baik berupa benda, struktur, bangunan, Pekalongan Pekalongan
situs ataupun kawasan. 13 Stasiun Jl. Gajahmada BUMN PT. KAI
Dalam penetapan obyek yang diduga cagar Pekalongan Pekalongan
14 Gedung Kantor Jl. WR. Supratman BUMN PELINDO
budaya menjadi obyek cagar budaya harus Pelabuhan no. 2 Pekalongan III
melalui beberapa tahapan, sehingga perlu Samudera
15 Gedung KPBS Kelurahan Setono Yayasan
perencanaan dalam penetapan obyek yang Setono Pekalongan
diduga cagar budaya sesuai dengan prioritas 16 Masjid Agung Jl. KH. Wachid Yayasan
dan kepentingan skala kota. Mengingat obyek Jami Kota Hasyim no.10/32
Pekalongan Pekalongan
yang diduga cagar budaya ini sangat rawan 17 Masjid Aulia Komplek Makam Yayasan
dalam perkembangan kota baik dalam Sapuro Sapuro Pekalongan
perubahan bentuk maupun alih fungsi 18 Masjid Wakaf Jl. Surabaya Yayasan
Pekalongan
pemanfaatan terhadap obyek tersebut, 19 Klenteng Po Jl. Belimbing Yayasan
pemilihan obyek yang akan direkomendasikan An Thian Pekalongan
20 Rumah Jl. Salak no.12 Yayasan
sebagai cagar budaya harus didasarkan dari Pendidikan Pekalongan
hasil pendaftaran yang dilakukan oleh Tim Satya Wiguna
Pendaftaran ke Sistem Registrasi Nasional
(Regnas) milik Kementerian Pendidikan dan Sumber: Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan
Olahraga, 2018
Kebudayaan Republik Indonesia.
Saat ini, sesuai dengan hasil inventarisasi Selama tiga tahun terakhir (tahun 2019 -
yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata, 2022), TACB Kota Pekalongan telah
Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, mengajukan tujuh rekomendasi untuk obyek
dalam bentuk Buku Inventarisasi Cagar Budaya yang diduga cagar budaya kepada Wali Kota
Kota Pekalongan Tahun 2018, terdapat 20 Pekalongan untuk ditetapkan dalam Surat
obyek yang diduga cagar budaya dapat dilihat Keputusan (SK) Cagar Budaya tingkat Kota.
pada Tabel 1. Beberapa obyek yang telah diajukan
Tabel 2 Daftar Obyek yang Diduga Cagar Budaya rekomendasinya adalah:
a. Bangunan Museum Batik Pekalongan;
Nama Pemilik/
No
Bangunan
Alamat
Pengelola b. Bangunan SMP Negeri 6 Pekalongan;
1 Gedung Jl. Diponegoro no. Provinsi Jawa c. Bangunan Kantor Pos dan Giro
Bakorwil 1 Pekalongan Tengah Pekalongan;
Pekalongan
2 SMA Negeri 1 Jl. Kartini no. 39 Provinsi Jawa d. Bangunan SMP Negeri 1 Pekalongan;
Pekalongan Pekalongan Tengah e. Bangunan SMP Negeri 13 Pekalongan;
3 Museum Batik Jl. Jetayu no. 3 Pemerintah Kota
Pekalongan Pekalongan f. Bangunan Rumah Limun Oriental; dan
4 Gedung Kantor Jl. Pemuda no. 50 Provinsi Jawa g. Bangunan eks PT. Pertani.
Residen Pekalongan Tengah
Pekalongan
penataan ruang, yang merupakan wadah atau d. setelah dilakukan pengkajian terhadap
ruang obyek cagar budaya itu berada. berkas pendaftaran cagar budaya, tim ahli
Selain dari sisi tata ruang kota, cagar memberikan rekomendasi apabila obyek
budaya di Kota Pekalongan juga telah diatur pendaftaran cagar budaya layak untuk
dalam Peraturan Daerah Kota Pekalongan ditetapkan menjadi cagar budaya.
Nomor 14 Tahun 2015 tentang Cagar Budaya e. berkas rekomendasi diserahkan kepada
dan Peraturan Wali Kota Pekalongan Nomor 62 Walikota oleh tim ahli untuk memperoleh
Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan atas penetapan cagar budaya.
Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 14 f. penetapan cagar budaya ditetapkan dengan
Tahun 2015 tentang Cagar Budaya. Keputusan Walikota.
Pelestarian cagar budaya di Kota
Pekalongan bertujuan (Peraturan Daerah Kota Alur proses pengajuan rekomendasi dan
Pekalongan, 2015): penetapan sebagai berikut:
a. melestarikan dan memanfaatkan cagar
budaya dan warisan budaya yang berada di
daerah sebagai bagian dari pembelajaran
masyarakat untuk kepentingan agama,
sosial ekonomi dan ilmu pengetahuan,
pariwisata dan kebudayaan;
b. meningkatkan harkat dan martabat bangsa
Gambar 1 Alur Pengajuan Rekomendasi dan
melalui cagar budaya; Penetapan
c. memperkuat karakter dan kepribadian
daerah; Setelah proses penetapan suatu obyek
d. meningkatkan kesejahteraan rakyat; menjadi cagar budaya yang didasarkan dari SK
e. mempertahankan kearifan lokal; Wali Kota, obyek tersebut dapat dimanfaatkan
f. mengamankan aset budaya yang sesuai dengan peraturan perundangan yang
mempunyai nilai penting bagi daerah; dan berlaku, termasuk apabila akan dilakukan
g. mempromosikan warisan budaya Daerah perubahan baik dalam pemeliharaan maupun
kepada masyarakat internasional. pemugaran. Pelaksanaan semua kegiatan ini
Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 62 harus melalui pengkajian oleh TACB, yang
Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan atas selanjutnya akan dikeluarkan rekomendasi.
Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2015 Hal lain yang juga diatur dalam Peraturan
tentang Cagar Budaya, proses pengajuan Wali Kota Nomor 62 Tahun 2020 tentang
rekomendasi dan penetapan obyek yang diduga Petunjuk Pelaksanaan atas Peraturan Daerah
cagar budaya adalah (Peraturan Walikota Nomor 14 Tahun 2015 tentang Cagar Budaya
Pekalongan, 2020): adalah prosedur pemberian bantuan,
a. setelah semua berkas terkumpul dan kompensasi dan insentif bagi pemilik obyek
diserahkan kepada tim ahli, dilakukan cagar budaya. Pemberian kompensasi ini
pengkajian terhadap berkas pendaftaran merupakan bentuk penghargaan dan perhatian
cagar budaya oleh tim ahli dan kemudian dari Pemerintah Kota Pekalongan kepada
ditentukan kelayakannya sebagai cagar pemilik obyek cagar budaya baik pribadi
budaya atau bukan cagar budaya. maupun aset kota. Kompensasi yang diberikan
b. dalam melakukan kajian kelayakan, tim disesuaikan dengan kemampuan keuangan
ahli melakukan identifikasi dan klasifikasi daerah tersebut dan disesuaikan juga dengan
terhadap benda, bangunan, atau Kawasan peraturan perundangan yang berlaku. Namun
yang diusulkan untuk ditetapkan sebagai pemberian kompensasi ini masih belum
cagar budaya. diterapkan di Kota Pekalongan, mengingat
c. dalam melaksanakan pengkajian, tim cagar cagar budaya masih merupakan hal yang baru,
budaya dapat dibantu oleh tim teknis. walaupun tidak asing bagi masyarakat. Perlu
adanya tahapan dalam penetapan dan
budaya bagi penguatan kepribadian bangsa. yang sering tergenang banjir/rob, serta
Selain itu bangunan SMP Negeri 1 Pekalongan pengecatan dinding bangunan.
juga merupakan milik atau aset Pemerintah
Kota Pekalongan; Dengan terpenuhinya kriteria sebagai
b. Pemilihan obyek berdasarkan Rencana obyek yang diduga cagar budaya, maka Gedung
Tata Ruang Wilayah, Peraturan Daerah SMP Negeri 1 Pekalongan dapat dianalisa dan
Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan direkomendasikan menjadi cagar budaya.
atas Peraturan Daerah Nomor 30 Tahun Kajian Gedung SMP Negeri 1 Pekalongan
2011 tentang Rencana Tata Ruang sebagai obyek yang diduga cagar budaya adalah
Wilayah Kota Pekalongan 2009-2029. sebagai berikut:
Dalam RTRW Kota Pekalongan Tahun a. Nama dan Lokasi Obyek
2009-2029 telah ditetapkan ketentuan umum Nama Obyek adalah gedung SMP Negeri 1
peraturan zonasi untuk Kawasan Cagar Budaya. Pekalongan yang berlokasi di Jl. W. R.
Mengacu pasal 63 Rencana Tata Ruang Supratman No. 8 Pekalongan, Kelurahan
Wilayah Kota Pekalongan maka kawasan yang Kandang Panjang, Kecamatan Pekalongan
diperuntukkan cagar budaya, terutama terkait Utara. Jenis atau bentuk obyek Gedung SMP
bangunan bersejarah, adalah Kawasan Jetayu. Negeri 1 Pekalongan adalah Bangunan.
Meskipun penyebaran obyek cagar budaya
dapat berada di seluruh kawasan kota. Gedung
SMP Negeri 1 Pekalongan berada dilokasi
cagar budaya atau kawasan heritage sesuai
dengan RTRW Kota Pekalongan Tahun 2009-
2029, sehingga keberadaannya dapat
mendukung dan memperkuat Kawasan Jetayu
sebagai Kawasan Strategis Kota dari sudut
kepentingan sosial budaya;
c. Pemilihan obyek berdasarkan kelengkapan Sumber. www.google.com
dokumen pendukung. Gambar 2 Lokasi SMPN 1 Pekalongan.
Salah satu informasi yang dapat digunakan
b. Gambaran Umum Bangunan
sebgai dasar rekomendasi penetapan obyek
Gedung SMP Negeri 1 Pekalongan berada
cagar budaya adalah data pendukung ataupun
di Kawasan Jetayu. Sebelah Selatan bangunan
informasi dari tokoh masyarakat ataupun warga
SMP Negeri 1 Pekalongan berbatasan dengan
sekitar. Berdasarkan pengumpulan data
Bank BRI, sebelah Utara berbatasan dengan
pendukung, data yang dimiliki gedung SMP
pemukiman, sebelah Timur berbatasan dengan
Negeri 1 sudah dapat dikatakan lengkap, antara
Jl. W. R. Supratman, dan sebelah Barat
lain sertifikat bangunan, denah bangunan,
berbatasan dengan SMPN 3 Pekalongan.
dokumentasi, dan informasi tentang sejarah
Bangunan SMPN 1 Pekalongan menghadap ke
perkembangan museum dari narasumber dan
arah Timur dan tidak mengalami perubahan
masyarakat.
orientasi arah hadap.
d. Pemilihan obyek berdasarkan rencana
Berdasarkan sertifikat nomor
pelaksanaan kegiatan di tahun berjalan.
11.05.01.03.4.00013, pemegang hak Gedung
Sesuai dengan pelaksanaan kegiatan,
SMP 1 Pekalongan adalah Departemen
terdapat beberapa kegiatan pada Gedung SMP
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Negeri 1 berupa pemeliharaan rutin pada SMP
Indonesia Cq Kantor Wilayah Departemen
Negeri 1 Pekalongan. Pemeliharaan yang
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa
dilaksanakan merupakan pemeliharaan rutin
Tengah. Sedangkan pengelola Gedung SMP
berkala bangunan yang tidak merubah struktur
Negeri 1 Pekalongan adalah Dinas Pendidikan
dan bentuk bangunan. Pemeliharaan yang
Kota Pekalongan.
direncanakan adalah peninggian paving di
halaman sekolah karena kondisi halaman depan
sejumlah modifikasi terutama di bagian pintu Sesuai dengan hasil penilaian maka analisa
dan jendela. sesuai kriteria yang ditetapkan dalam Undang-
Undang Cagar Budaya adalah sebagai berikut :
a. Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih.
Gedung SMP Negeri 1 Pekalongan
didirikan pada tahun 1937-1940. Merujuk pada
rentang waktu tersebut maka hingga tahun
2021, usia bangunan kuno di kompleks SMPN
1 Pekalongan adalah 81 tahun.
b. Mewakili massa gaya paling singkat
berusia 50 (lima puluh) tahun.
Gedung SMP Negeri 1 Pekalongan dengan
gaya arsitektur Kolonial dengan langgam Indis
terlihat dari banyaknya jendela dan perlubangan
pada sisi-sisi bangunan sebagai penghawaan
dan pencahayaan alami. Gaya art deco juga
terlihat pada tritisan yang datar (overstek), yang
berfungsi sebagai pelindung dari tampias air
hujan dan pembayangan terhadap tembok yang
terkena sinar matahari langsung. (Tjahjono, G,
2002) (Schefold, R., Domenig, G., & Nas, P.,
2003)
Pada masa itu umumnya keturunan - Bangunan arsitektur Indis yang menjadi
Tionghoa memilih sekolah HCS (Hollands perpaduan antara gaya Eropa dan gaya
Chineesche School) karena sekolah lokal menjadi sumber ilmu pengetahuan
tersebut menggunakan bahasa Belanda dan dan menandakan keahlian arsitektural yang
bahasa Tionghoa sebagai bahasa tinggi pada masanya. Hal ini memberikan
pengantar. Sementara MULO (Meer nilai budaya yang kuat dalam
Uitgebreid Lager Onderwijs) hanya perkembangan arsitektural di Indonesia
menggunakan bahasa Belanda sebagai yang masih dilestarikan hingga saat ini.
bahasa pengantar. Penggunaan bahasa - Keberadaan bangunan SMPN 1
Belanda sebagai bahasa pengantar di Pekalongan saat ini berfungsi sebagai
sekolah secara tidak langsung dapat pendukung utama kegiatan pendidikan
mencakup semua lapisan etnis pada masa anak di Pekalongan. Hal itu merupakan
itu. sebuah keberlanjutan fungsi bangunan
Sebelum MULO terbentuk, kesempatan sejak awal didirikan pada masa kolonial,
bagi warga pribumi untuk bersekolah masa kemerdekaan, hingga hingga masa
umumnya berada di luar jalur resmi setelah kemerdekaan.
Pemerintah Hindia Belanda, seperti Taman
Siswa, Perguruan Rakyat, Kristen, dan 4. KESIMPULAN
Katolik. Pada jalur pendidikan Islam ada 4.1 Kesimpulan
pendidikan yang diselenggarakan oleh a. Berdasarkan kajian terhadap data yang
Muhammadiyah dan pondok pesantren tersedia hingga saat ini, maka Tim Ahli
(Yusra, A., & Ramadhan, K. H. , 1993). Cagar Budaya Kota Pekalongan
- Arti penting bagi kebudayaan merekomendasikan kepada Walikota
Keberadaan sekolah MULO Pekalongan untuk menetapkan Gedung
memperbesar kesempatan penduduk SMPN 1 Pekalongan sebagai Bangunan
pribumi di Pekalongan pada masa itu untuk Cagar Budaya Peringkat Kota.
mendapatkan pendidikan formal atau b. Bangunan inti tidak dapat dilakukan
pendidikan resmi. Hal ini secara tidak perubahan bentuk yang merusak struktur
langsung meningkatkan kesadaran dan dan berpotensi mengurangi nilai bangunan
kemampuan penduduk pribumi tentang sebagai Cagar Budaya. Pengembangan dan
potensi yang dimilikinya terkait pemanfaatan dapat dilakukan pada seluruh
keterampilan dan perdagangan. Dengan bangunan sesuai Undang-Undang Nomor
berkembangnya potensi keterampilan dan 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
perdagangan membentuk budaya c. Terkait dengan pemanfaatan dan
Pekalongan yang bertahan hingga saat ini. perubahan bangunan maka diperlukan
d. Memiliki nilai budaya bagi penguatan pendampingan dan kajian sesuai dengan
kepribadian bangsa peraturan perundangan.
Selain memiliki arti khusus, SMP Negeri 1 4.2 Rekomendasi (Tim Ahli Cagar Budaya
Pekalongan juga dinilai memiliki Nilai Budaya Kota Pekalongan, 2021):
bagi Penguatan Kepribadian Bangsa, sebagai a. Kawasan Jetayu sesuai Peraturan Daerah
berikut: Kota Pekalongan Nomor 9 Tahun 2020
- Keberadaan bangunan Indis dalam suatu tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
kota menjadi penanda periode sejarah yang Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011
penting untuk dipelajari oleh generasi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
muda. Periode sejarah Kolonial ketika Kota Pekalongan Tahun 2009-2029 Pasal
bangunan Indis berkembang tidak harus 37, Pasal 42 ayat (4), Pasal 55, Pasal 63,
dimaknai sebagai sejarah kelam namun Pasal 77A ayat (3) disebut sebagai
sebagai sejarah perjuangan dan Kawasan Cagar Budaya beserta
kebangkitan bangsa Indonesia. ketentuannya. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka perlu dilakukan kajian dan