You are on page 1of 12

e-ISSN : 2808-1218

p-ISSN : 2808-1226

ChemEdu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia)


Volume 2 Nomor 2, Agustus 2021, 109-120
http://ojs.unm.ac.id/index.php/ChemEdu/index
email : chemedu@unm.ac.id

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan


Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas XI MIA di SMAN 11 Makassar
(Studi Materi Pokok Laju Reaksi)

The Effect of Guided Inquiry Learning Model of Problem Solving Ability


of Studens Grade XI MIA in SMAN 11 Makassar
(Study on Reaction Rate)
1)
Yulianti Palajukan, 2)Sugiarti, 3)Netti Herawati
Jurusan Kimia Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya No. 76
Email : yulianti.palajukan@gmail.com

ABSTRACT

This study is a quasi-experimental research (Quasi Experiment) that aims to


determine the effect of guided inquiry learning model to the problem-solving ability of
students Class XI SMAN 11 Makassar. The study design used was "posttest-Only Control
Group Design ".The study population was the students of class XI MIA SMA Negeri 11
Makassar consisting of six classes, while the sample is a class XI MIA 4 as an
experimental class and class XI MIA 6 as the control class with the number of students
each 34 people. The experimental class was studied by guided inquiry model. While the
control class was with conventional learning models.The independent variable in this
study was guided inquirí learning model and conventional learning model. The dependent
variable is the ability to solving problem.Data retrieval problem solving skills performed
by administering the test problem solving abilities. Problem-solving abilities data were
analyzed using descriptive statistics and inferential statistics. The results of inferential
statistical analysis of the data prerequisite troubleshooting capabilities indicate that the
data on the class experimental and control classes were not normally distributed, but had
a homogeneous variance. Hypothesis testing was done by using a non-parametric test of
Mann-Whitney test with α = 0.05 was obtained Zcalculated> Ztable (2:02> 1.64). The effect of
guided inquiry learning model to the problem-solving ability of students in class XI MIA
SMAN 11 Makassar studies on the subject matter of the reaction rate.

Keywords: Guided inquiry learning, Conventional learning, Problem solving ability,


Rate of reaction.

109
(Received: Februari-2021; Reviewed: Juni-2021; Accepted: Juli-2021; Published: Agustus-2021) ©2021 – ChemEdu Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
Yulianti et al.,/ Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas
XI MIA di SMAN 11 Makassar (Studi Materi Pokok Laju Reaksi)

PENDAHULUAN menunjukkan bahwa masih banyak


Pendidikan merupakan sarana peserta didik yang kurang dalam
terpenting dalam mewujudkan merelasikan pengetahuan dan
kemajuan bangsa dan negara, dengan keterampilan dalam memecahkan
pendidikan yang bermutu akan masalah yang dihadapi. Selain itu,
tercipta sumber daya manusia (SDM) sebagian besar guru kimia masih
yang berkualitas. Kualitas menggunakan cara konvensional
pembelajaran sangat ditentukan oleh dalam mengajar. Guru lebih terfokus
kemampuan suatu pendidikan dalam pada ketercapaian target materi
mengelolah proses pembelajaran pelajaran dan bukan pada keterlibatan
berdasarkan kurikulum yang berlaku. peserta didik dalam pembelajaran,
Kurikulum merupakan salah satu padahal seharusnya pelajaran kimia
perangkat pendidikan yang berisi melibatkan peserta didik secara aktif,
perencanaan pembelajaran. Berbagai menyelesaikan suatu masalah, dan
perangkat pendidikan diharapkan memilih metode yang sesuai dengan
sedapat mungkin sesuai dengan karakter mata pelajaran. Sehingga
kebutuhan termasuk kurikulum. untuk menghasilkan peserta didik
Perubahan kurikulum lama yang memiliki kompetensi yang andal
menjadi KBK disempurnakan menjadi dalam pemecahan masalah, maka
KTSP dan saat ini juga berkembang diperlukan model pembelajaran
kurikulum 2013 yaitu pembelajaran meningkatkan kemampuan
kompetensi dengan memperkuat pemecahan masalah. Salah satu model
proses pembelajaran dan penilaian pembelajaran yang sedang digunakan
auntentik untuk mencapai kompetensi untuk mengajarkan peserta didik lebih
sikap spiritual, sikap sosial, aktif belajar, menemukan adanya
pengetahuan dan keterampilan( konsep belajar, yaitu model
Permendikbud, 2013). pembelajaran inkuiri terbimbing.
Salah satu cabang Ilmu Model ini membantu peserta didik
Pengatahuan Alam (IPA) yang belajar secara terstruktur melalui
hubungannya sangat erat dengan sintaks-sintaks sehingga peserta didik
kehidupan sehari-hari adalah mata semakin dapat menemukan
pelajaran Kimia. Konsep-konsep pemecahan dari masalah yang telah
dalam kimia dapat dikaitkan dengan dirumuskan.
lingkungan sekitar dalam proses Inkuiri terbimbing merupakan
pembelajaran. Oleh karena itu, banyak salah satu model pembelajaran unkuiri
masalah dalam pelajaran kimia yang dimana guru menyediakan bimbingan
dapat dijadikan latihan bagi peserta atau petunjuk yang cukup luas kepada
didik untuk melatih kemampuan peserta didik. Dalam model ini guru
pemecahan masalahnya. Secara membimbing peserta didik melakukan
khusus, pada materi laju reaksi yang kegiatan dengan memberi pertanyaan
memuat konsep-konsep atau materi awal dan mengarahkan pada suatu
perhitungan, dan untuk memahami diskusi. Guru mempunyai peran aktif
materi tersebut dibutuhkan dalam menentukan permasalahan dan
pembelajaran yang efektif agar peserta tahap-tahap pemecahannya. Model
didik dapat mencapai tujuan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi
pembelajaran yang telah ditetapkan. peserta didik yang kurang
Hasil observasi yang dilakukan berpengalaman belajar dengan model
pada kegiatan pembelajaran kimia di inkuiri. Dengan model ini peserta
SMA Negeri 11Makassar didik belajar lebih beorientasi pada

110
Jurnal ChemEdu Vo/. 1 Nomor 3 Juni 2021, 103-120
Yulianti et al.,/ Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas
XI MIA di SMAN 11 Makassar (Studi Materi Pokok Laju Reaksi)

bimbingan dan petunjuk dari guru dibuktikan sehingga peserta didik


hingga peserta didik dapat memahami tidak kesulitan dalam memahami
berbagai macam konsep pelajaran. konsep serta memperoleh bekal
Pada model ini peserta didik akan keterampilan yang memadai.
dihadapkan pada tugas-tugas yang Penelitian yang telah
relevan untuk diselesaikan baik dilakukan sebelumnya menunjukan
melalui diskusi kelompok maupun bahwa pembelajaran inkuiri
secara individual agar mampu meningkatkan hasil belajar peserta
menyelesaikan masalah dan menarik didik, khususnya dalam aspek
suatu kesimpulan secara mandiri. keterampilan pemecahan masalah,
Petunjuk yang cukup luas tentang kemampuan menjelaskan data,
bagaimana menyusun dan mencatat berpikir kritis dan memahami konsep-
data diberikan oleh guru (Mulyasa, konsep dalam pembelajaran sains
2009). (Chiapetta & Russel, 1982). Hal ini
Kemampuan pemecahan didukung berdasarkan hasil penelitian
masalah harus dilatih terus-menerus Hadi susanto (2016) bahwa peserta
agar peserta didik mampu mengolah didik yang diajarkan menggunakan
pengetahuan, bahkan keterampilan model pembelajaran inkuiri
dalam memecahkan masalah. Melalui mempunyai kemampuan pemecahan
pemecahan masalah, peserta didik masalah yang tinggi di banding
harus mampu memahami masalah, dengan peserta didik yang diajar
membuat dan melaksanakan rencana menggunakan pembelajaran
penyelesaian masalah serta langsung..
menginterprestasikan hasil yang telah Maka dilakukan penelitian untuk
dikerjakan (Wena, 2009). Jika peserta mengetahui pengaruh model
didik telah terlatih, maka dalam pembelajaran inkuiri terbimbing
kehidupan nyata, peserta didik akan terhadap kemampuan pemecahan
lebih mudah mengambil keputusan masalah peserta didik kelas xi mia di
terhadap suatu masalah. sman 11 makassar pada materi pokok
Model pembelajaran inkuiri laju reaksi.
terbimbing ini menuntut peserta didik
untuk mampu memecahkan masalah
dengan memanfaatkan pengetahuan METODE PENELITIAN
yang mereka miliki untuk
diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Penelitian ini merupakan
Banyak materi kimia yang penelitian eksprimen semu dimana
berhubungan dengan kehidupan kelas eksperimen menggunakan model
sehari-hari. Salah satu contoh materi pembelajaran inkuiri terbimbing
yang dapat dihubungkan dengan sedangkan kelas kontrol dengan
kehidupan sehari-hari adalah konsep pembelajaran konvensional.
laju reaksi. Materi ini merupakan Variabel penelitian terdiri atas
konsep kimia yang fenomenanya dua macam variabel yaitu variabel
dapat dilihat secara langsung dalam bebas dan variabel terikat. Adapun
kehidupan nyata.. Sehingga yang menjadi variabel bebas adalah
membutuhkan pengajaran yang nyata model pembelajaran inkuiri
yang dapat memberikan pengalaman terbimbing dan model pembelajaran
belajar kepada peserta didik agar konvensional sedangkan yang menjadi
konsep yang abstrak tersebut dapat variabel terikat adalah kemampuan

111
Jurnal ChemEdu Vo/. 1 Nomor 3 Juni 2021, 103-120
Yulianti et al.,/ Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas
XI MIA di SMAN 11 Makassar (Studi Materi Pokok Laju Reaksi)

pemecahan masalahpeserta didik kelas Populasi dalam penelitian ini


XI MIA SMAN 11 Makassar. adalah seluruh kelas XI yang terdaftar
Model Pembelajaran inkuiri pada tahun ajaran 2018/2019. Kelas
terbimbing adalah model XI MIA terdiri atas 6 kelas dan setiap
pembelajaran yang memiliki tahap kelas berjumlah 34 peserta didik.
orientasi, merumuskan masalah, Sampel dalam penelitian ini
mengajukan hipotesis, pengumpulan terdiri dari dua kelas yaitu Kelas XI
data, menguji hipotesis dan MIA 4 sebagai kelas eksperimen
merumuskan kesimpulan. yang menggunakan model
Model pembelajaran pembelajaran inkuiri terbimbing
konvensional adalah model selain itu kelas XI MIA 6 sebagai
pembelajaran langsung yang kelas kontrol yang menggunakan
digunakan di SMAN 11 Makassar model pembelajaran konvensional
merupakan suatu bentuk proses dengan jumlah peserta didik masing-
belajar mengajar, dimana peserta didik masing 34 orang. Kedua kelas dipilih
fokus kepada guru mendengarkan secara simple random sampling
ceramah. Adapun tahap pelaksanaan diasumsikan bahwa populasi bersifat
model pembelajaran konvensional homogen yaitu pengambilan sampel
adalah orientasi, menyampaikan dari populasi secara acak tanpa
tujuan, menyajikan informasi, memperhatikan strata yang ada dalam
mengecek pemahaman dan populasi.
memberikan umpan balik dan Instrumen yang digunakan
penutup. dalam penelitian ini berupa tes
Kemampuan pemecahan berbentuk uraian untuk mengukur
masalah yang dimaksud dalam kemampuan pemecahan masalah
penelitian ini adalah skor yang peserta didik pada materi pokok Laju
diperoleh peserta didik setelah reaksi. Instrumen disusun
diberikan tes kemampuan pemecahan berdasarkan indikator pembelajaran
masalah yang disusun berdasarkan Laju reaksi. Tes ini diberikan pada
indikator kemampuan pemecahan kelas eksperimen. Adapun indikator
masalahyaitu mengidentifikasi kemampuan pemecahan masalah
masalah, merencanakan penyelesaian peserta didik beserta aspek yang
masalah, menyelesaikan masalah, dan diamati dijabarkan dalam Tabel 3.2
menginterpretasikan hasil. berikut:

Tabel 3.2.Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah

No. Indikator Kemampuan


Aspek yang Diamati
Pemecahan Masalah
a. Menuliskan informasi yang diketahui dalam soal
1. b. Menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal
Mengidentifikasi Masalah (α)

a. Menentukan cara penyelesaian yang sesuai


Merencanakan penyelasian masalah b. Menggunakan informasi yang diketahui untuk
2.
(β) memperoleh informasi baru

112
Jurnal ChemEdu Vo/. 1 Nomor 3 Juni 2021, 103-120
Yulianti et al.,/ Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas
XI MIA di SMAN 11 Makassar (Studi Materi Pokok Laju Reaksi)

a. Mensubsitusikan nilai yang diketahui dalam


Menyelesaikan masalah (γ) rencana penyelesaian
3.
b. Menghitung penyelesaian masalah
Menginterpretasikan hasil (δ) a. Menuliskan kesimpulan dari penyelesaian
4.
masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN pencapaian kemampuan pemecahan


masalah peserta didik bagi kelas
A. Hasil Penelitian eksperimen dan kelas kontrol. Table
1. Kemampuan Pemecahan 4.1 menunjukkan hasil tes
Masalah kemampuan pemecahan masalah
Analisis statistik deskriptif yang diberikan kepada kelas
digunakan untuk memberikan eksperimen dan kelas kontrol.
gambaran umum mengenai

Tabel 4.1.Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol

indikator kemampuan persentase (%)


no
pemecahan masalah Ekperimen/ket. Kontrol/ket.

80,29/ T 72,94/ T
1 Mengidentifikasi Masalah (α)

Merencanakan penyelasian 67,89/ T 64,71/ T


2 masalah (β)
3 Menyelesaikan masalah (γ) 66,89/ T 62,52/ T

37,06/ R 20,6/ SR
4 Menginterpretasikan hasil (δ)
Rata-rata 63,03/ T 55,19/ S

Hasil). Tabel 4.1 juga menunjukkan


Berdasarkan persentase bahwa persentase kemampuan
kemampuan pemecahan masalah pemecahan masalah α, β, γ, dan δ
menunjukkan bahwa persentase pada kelas eksperimen lebih tinggi
indikator kemampuan pemecahan dibandingkan kelas kontrol. Kelas
masalah peserta didik tertinggi pada eksperimen yang dibelajarkan
kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan model
adalah indikator α (Mengidentifikasi pembelajaran inkuiri terbimbing
Masalah), sedangkan persentase memiliki rata-rata persentase
indikator kemampuan kemampuan pemecahan masalah
yang lebih tinggi daripada kelas
pemecahan masalah terendah adalah kontrol.
indikator δ (Menginterpretasikan

Tabel 4.2 Kriteria kemampuan pemecahan masalah peserta didik

113
Jurnal ChemEdu Vo/. 1 Nomor 3 Juni 2021, 103-120
Yulianti et al.,/ Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas
XI MIA di SMAN 11 Makassar (Studi Materi Pokok Laju Reaksi)

nilai N peserta persentase kriteria N peserta persentase kriteria


didik didik
ekperimen kontrol

80 - 100 1 2.94 sangat baik 0 0 sangat baik

65 - 79 19 55.89 baik 16 47.06 baik


55 - 64 10 29.41 cukup 10 29.41 cukup
40 - 54 4 11.76 kurang 8 23.53 kurang
0 - 39 0 0 sangat 0 0 sangat
kurang kurang
jumlah 34 100 34 100
Data nilai kemampuan Nilai hasil belajar dapat
pemecahan masalah tersebut juga digolongkan berdasarkan ketuntasan
merupakan hasil belajar peserta didik tiap indikator, persentase ketuntasan
pada materi laju reaksi, yang indikator kelas eksperimen dan kelas
kemudian dianalisis secara deskriptif kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.5
meliputi penyajian tabel, diagram,
nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai
terendah, median, modus, varians dan
standar deviasi.

kelas ekperimen Kelas kontrol


no persent
persenta Katego
indikator frekuensi indikator frekuensi ase kategori
se( %) ri
(%)
menghitung menghitung
konsentrasi konsentrasi
70,59
1 larutan 30 88,24% larutan 24 rendah
%
(molaritas (molaritas
larutan) tinggi larutan)
menjelaskan
menjelaskan
pengertian laju
pengertian laju
reaksi
reaksi
2 berdasarkan
berdasarkan
grafik laju
grafik laju 5 14,71% 0 0
terhadap
terhadap waktu
waktu
menghitung
menghitung laju sangat sangat
3 laju
penguraian
rendah penguraian rendah
menjelaskan menjelaskan
faktor-faktor faktor-faktor
sangat
4 yang 5 14,71% yang 0 0
sangat rendah
mempengaruhi mempengaruhi
laju reaksi rendah laju reaksi
menghitung menghitung
tetapan laju tetapan laju 70,59
5 14 41,18% 24 sedang
reaksi dan orde reaksi dan orde %
reaksi rendah reaksi

114
Jurnal ChemEdu Vo/. 1 Nomor 3 Juni 2021, 103-120
Yulianti et al.,/ Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas
XI MIA di SMAN 11 Makassar (Studi Materi Pokok Laju Reaksi)

menghitung
menghitung laju
laju reaksi
reaksi 94,12
6 27 79,41% berdasarkan 32 tinggi
berdasarkan %
perubahan
perubahan suhu
tinggi suhu
menjelaskan
menjelaskan
pengaruh
pengaruh katalis sangat
7 4 11,76% katalis 0 0
berdasarkan sangat rendah
berdasarkan
grafik
rendah grafik
rata-rata 35,72% rata-rata 33,61%

115
Jurnal ChemEdu Vo/. 1 Nomor 3 Juni 2021, 103-120
Yulianti et al.,/ Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas
XI MIA di SMAN 11 Makassar (Studi Materi Pokok Laju Reaksi)

Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa homogen.Berdasarkan hasil analisis


persentase ketercapaian indikator pengujian homogenitas dengan
peserta didik untuk materi laju reaksi menggunakan Uji-F diperoleh Fhitung
pada kelas ekperimen lebih tinggi (1.73) < Ftabel (1,78), maka kedua kelas
daripada kelas kontrol. Persentasae sampel tersebut berasal dari populasi
ketuntasan tiap indikator kelas yang homogen.
ekperimen adalah 35,72 % dan pada Perhitungan uji hipotesis ini
kelas kontrol adalah 33,61 %. bertujuan untuk mengetahui ada
1. Analisis Statistik Inferensial tidaknya pengaruh model
pembelajaran inkuiri terbimbing
Hasil analisis statistik inferensial terhadap kemampuan pemecahan
dimaksudkan untuk menjawab masalah peserta didik. Setelah
hipotesis penelitian yang telah diketahui bahwa data hasil postes
dirumuskan, sebelum melakukan kelas ekperimen dan hasil postes kelas
analisis statistik inferensial terlebih kontrol tidak terdistribusi
dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu normal,serta kedua kelas berasal dari
uji normalitas dan uji homogenitas. populasi yang homogen, maka pada uji
Uji normalitas bertujuan untuk hipotesis tidak dapat digunakan uji-t
mengetahui apakah data yang satu pihak. Pengujian hipotesis
diperoleh dari sampel tersebut dilakukan menggunakan uji non-
terdistribusi normal. Setelah dilakukan parametrik yaitu Uji Mann-Whitney.
pengolahan data dengan menggunakan 2. Dari hasil perhitungan uji hipotesis
uji chi-square, maka diperoleh hasil menggunakan uji Mann-whitneypada
perhitungan dari data posttest kedua lampiran A.9 , diperoleh Zhitung =
kelas. Kriteria pengujian jika χ2 hitung < 2,02dan nilai Ztabel pada taraf
χ2 tabel, maka data terdistribusi normal. signifikan 0,05 sebesar 1,64 yang
Dari hasil terlihat bahwa pada berarti, nilai Zhitung>Ztabel. Hal ini
kelas ekperimen diperoleh χ2 hitung= menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1
24,14, sedangkan pada kelas kontrol diterima dan disimpulkan bahwa ada
diperoleh χ2 hitung= 49,59. Nilai untuk pengaruh model pembelajaran inkuiri
χ2tabel pada taraf kepercayaan (α) = terbimbing terhadap kemampuan
0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 3 pemecahan masalah peserta didik
diperoleh nilai χ2tabel = 7.81.Jadi, Nilai kelas xi mia sman 11 makassar pada
χ2hitung >χ2tabel yaitu 24,14>7.81 untuk materi
kelas eksperimen dan 49,59>7.81.
Maka dapat disimpulkan bahwa Pembahasan
sampel pada kelas ekperimen dan Penelitian ini bertujuan untuk
kelas kontrol tidak terdistribusi mengetahui pengaruh model
normal. pembelajaran inkuiri terbimbing
Uji homogenitas bertujuan untuk terhadap kemampuan pemecahan
mengetahui apakah kedua kelas masalah peserta didik. Penelitian ini
berasal dari populasi homogen atau menggunakan dua kelas yang terdiri
tidak. Kriteria pengujian homogenitas dari kelas ekperimen dengan
yan digunakan adalah jika Fhitung < menggunakan model pembelajaran
Ftabel maka kedua kelas sampel berasal inkuiri terbimbing (XI MIA 4) dan
dari populasi yang kelas kontrol menggunakan model

116
Jurnal ChemEdu Vo/. 2 Nomor 1 Juni 2021, 98 – 109
Yulianti et al.,/ Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas
XI MIA di SMAN 11 Makassar (Studi Materi Pokok Laju Reaksi)

pembelajaran konvensional (XI MIA menentukan jawaban yang di dapatkan


6). sesuai data atau informasi dan peserta
Hasil analisis deskriptif data didik juga kurang dalam mengajukan
bahwa nilai rata-rata pada kelas pendapat ketika berdiskusi sehingga
ekperimen lebih tinggi dibandingkan mereka hanya mendengar pendapat
dengan kelas kontrol. Selain itu dari peserta didik yang lebih aktif
frekuensi peserta didik yang tuntas dalam berdiskusi. Disamping itu,
pada kelas ekperimen berjumlah 10 rendahnya minat peserta didik untuk
orang dan 3 orang pada kelas kontrol mempelajari dan menyelesaikan
dengan persentase masing-masing perhitungan laju reaksi sehingga
29,41 % dan 8,82 %. Berdasarkan menyebabkan ketuntasan pada materi
hasil analisis deskriptif menunjukan pokok tetapan laju reaksi dan orde
bahwa penggunaan model reaksi masih kurang.
pembelajaran inkuiri terbimbing Kemudian untuk hasil
membuat kemampuan pemecahan persentase rata-rata kemampuan
masalah peserta didik pada kelas pemecahan masalah peserta didik,
ekperimen lebih unggul dibandingkan sebagian besar peserta didik pada
dengan kelas kontrol yang kelas ekperimen dan kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran memiliki kemampuan yang tinggi
konvensional. Menurut von dalam mengidentifikasi masalah,
Glassersfeld dalam pardjono bahwa merencanakan penyelesaian masalah,
model pembelajaran inkuiri dan menyelesaikan
terbimbing dalam materi laju reaksi masalah.Sedangkan untuk indikator
memberikan kesempatan bagi peserta menginterprestasikan hasil peserta
didik untuk aktif dalam pembelajaran didik memiliki kemampuan yang
dan memperoleh pengalaman dan sangat rendah pada kelas kontrol, hal
menemukan konsep bagi diri sendiri. ini disebabkan karena pada kelas
Peserta didik melakukan tahapan kontrol yang dibelajarkan
perolehan pengetahuan seperti dengan menggunakan model pembelajaran
merumuskan masalah, membuat konvensional belum membiasakan
dugaan sementara (hipotesis), peserta didik dalam merumuskan
melakukan pengumpulan data, kesimpulan dari hasil penyelesaian.
menguji hipotesis dan membuat Berdasarkan persentase
kesimpulan. pencapaian tiap indikator
Berdasarkan hasil tes menunjukkan kelas ekperimen
kemampuan pemecahan masalah memperoleh persentase pencapaian
terdapat 4 peserta didik atau indikator yang lebih tinggi daripada
persentasenya 11.76% pada kelas kelas kontrol. Hal ini diketahui dari
ekperimen dan 8 peserta didik atau tujuh indikator yang ada, dua di
persentasenya 23.53% pada kelas antaranya kelas ekperimen
kontrol yang masuk dalam kriteria memperoleh persentase ketuntasan
kurang dalam memecahkan masalah. yang lebih tinggi pada indikator 1 dan
Kurangnya kemampuan pemecahan 6, sedangkan pada kelas kontrol tinggi
masalah yang diperoleh peserta didik pada indikator 6. Walaupun pada
pada kelas kontrol disebabkan karena indikator 2, 3, 4, 5, dan 7 pencapaian
peserta didik kurang dalam mencari , indikator dikategorikan tidak tuntas

117
Jurnal ChemEdu Vo/. 2 No. 2, Agustus 2021, 109-120
Yulianti et al.,/ Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas
XI MIA di SMAN 11 Makassar (Studi Materi Pokok Laju Reaksi)

akan tetapi persentase pencapaian hasil pengamatan oleh peneliti


indikator untuk kelompok ekperimen terhadap peserta didik baik kelompok
masih lebih tinggi dibandingkan eksperimen maupun kelompok kontrol
dengan kelas kontrol. Untuk indikator masih banyak peserta didik yang
pertama persentase pencapaian lemah dalam perhitungan
indikator kelas ekperimen dan kontrol matematikanya.
di kategorikan tuntas, dan persentase Ada beberapa aspek-aspek
pencapaian indikator pada kelas aktivitas yang diamati berdasarkan
eksperimen lebih tinggi daripada kelas enam fase pembelajaran yang
kontrol, hal ini karena peserta didik dilakukan pada model pembelajaran
telah memiliki pengetahuan awal yang inkuiri terbimbing, yaitu fase orientasi
menyangkut materi molaritas seperti masalah, perumusan masalah,
menghitung kemolaran maupun perumusan hipotesis, pengumpulan
konsentrasi sebuah larutan meskipun data, menguji hipotesis, dan
dengan menggunakan model menyimpulkan.
pembelajaran yang berbeda. Secara umum, kemampuan
Persentase pencapaian indikator 6 pemecahan masalah peserta didik
kelas eksperimen dikategorikan tuntas kelas eksperimen lebih tinggi daripada
akan tetapi persentase kelas ekperimen kelas kontrol karena model
lebih rendah dibandingkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing yang
kelas kontrol, hal ini disebabkan digunakan akan meningkatkan
karena pada pembelajaran inkuiri kemampuan pemecahan masalah
terbimbing guru kurang memiliki peserta didik. Tingginya kemampuan
kesempatan untuk membimbing pemecahan masalah tersebut tentunya
peserta didik dalam penyelesaian akan berpengaruh positif terhadap
masalah. Untuk indikator hasil belajar peserta didik. Hal ini
“menghitung” sama halnya pada sesuai dengan hasil penelitian dan
indikator 5 persentase untuk kelas analisis data yang telah dilakukan oleh
kontrol lebih tinggi dibandingkan Aristianti (2018) menunjukkan bahwa
dengan kelas ekperimen karena model pembelajaran inkuiri
dengan adanya model pembelajaran terbimbing berpengaruh positif
peserta didik kesulitan menganalisis terhadap kemampuan pemecahan
hasil belajarnya karena adanya fase- masalah peserta didik.
fase dalam sintaks model Model pembelajaran inkuiri
pembelajaran. terbimbing dapat menumbuhkan dan
Materi penentuan orde reaksi mengembangkan kemampuan
mengandung aspek perhitungan yang mengemukakan pendapat.
rumit dan konsep bertingkat. Untuk Pembelajaran inkuiri terbimbing
memahami materi tersebut peserta merupakan pembelajaran yang
didik harus memahami terlebih dahulu berbasis kontruktivis, pembelajaran ini
konsep laju reaksi ditambah peserta memberikan peluang kepada peserta
didik dituntut juga memiliki didik untuk mengkontruksi
kemampuan menghitung dan pengetahuannya, peran guru disini
penalaran tingkat tinggi. Akibatnya sebagai fasilitator dan media
peserta didik kurang teliti dan salah (Meidawati, 2014). Hal ini sesuai
dalam menghitung dan berdasarkan dengan pendapat burner dalam

118
Jurnal ChemEdu Vo/. 2 No. 2, Agustus 2021, 109-120
Yulianti et al.,/ Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas
XI MIA di SMAN 11 Makassar (Studi Materi Pokok Laju Reaksi)

supriyati dan sri (2007:1,6) peserta kemampuan pemecahan masalah


didik memiliki pengetahuan apabila peserta didik kelas XI MIA di SMAN
menemukan sendiri dan bertanggung 11 Makassar pada materi laju reaksi.
jawab atas kegiatan belajarnya sendiri, B. Saran
yang memotivasinya untuk belajar. Berdasarkan hasil yang
Begitu pula dengan pendapat diperoleh dari penelitan ini, maka
Fatmaryanti (2015) bahwa model dikemukakan saran sebagai berikut:
pembelajaran inkuiri terbimbing 1. Bagi calon peneliti selanjutnya
memberikan kesempatan bagi peserta yang ingin melakukan penelitian yang
didik untuk menemukan sendiri serupa hendaknya melakukan
pengetahuannya serta berperan aktif penelitian dan pengkajian yang lebih
dalam pembelajaran sehingga mampu mendalam dalam memilih materi
memahami konsep dan pokok yang sesuai dengan
mengembangkan kemampuan memperhatikan alokasi waktu
pemecahan masalahnya. Dengan pembelajaran.
demikian, peserta didik menjadi 2. Bagi guru diharapkan mampu
terlatih berpikir aktif, kreatif dan menerapkan model pembelajaran
produktif, sehingga pembelajaran lebih inkuiri terbimbing untuk
bermakna dan peserta didik lebih meningkatkan hasil kemampuan
mudah dalam menyelesaikan masalah pemecahan masalah peserta didik pada
atau soal pada materi yang dipelajari materi pokok laju reaksi.
maupun pada kehidupan sehari-
hari.Namun perlu diperhatikan bahwa
model ini memerlukan waktu yang DAFTAR PUSTAKA
relatif lama sehingga guru harus
pandai mengatur waktu selama proses Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian
pembelajaran. Hal ini karena dalam Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
proses pembelajaran peserta didik Revisi 6. Jakarta : Rineka Cipta.
terus-menerus didorong untuk berfikir Chiappetta, EL & Ruseel, J.M. 1982.
dan menjelaskan penalaran mereka, The Relationship Among Logical
bukan hanya sekedar menghafal dan Thinking, Problem Solving
membaca fakta secara berulang-ulang Instruction, Knowledge and
serta membantu mereka untuk Applicaton of Earth Science
mengetahui berbagai hubungan antara Subject Matter. Science
tema-tema dan konsep, sehingga Education.
pembelajaran lebih bermakna. pokok Fatmaryanti, S.D., Suparmi, Sarwanto,
laju reaksi. & Ashadi. 2015. Implementation
of Guided Inquiry in Physics
Learning at Purworejo’s Senior
KESIMPULAN DAN SARAN High School. International
A. Kesimpulan Conferences on Mathematics,
Berdasarkan hasil analisis data Science, and Education.
dan pembahasan maka dapat Meidawati, Y. 2014. Pengaruh
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Pendekatan Pembelajaran Inkuiri
penggunaan model pembelajaran Terbimbing terhadap
inkuiri terbimbing terhadap Peningkatan Kemampuan

119
Jurnal ChemEdu Vo/. 2 No. 2, Agustus 2021, 109-120
Yulianti et al.,/ Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas
XI MIA di SMAN 11 Makassar (Studi Materi Pokok Laju Reaksi)

Pemecahan Masalah Matematis


Siswa SMP. Jurnal Pendidikan
dan Keguruan, 1(2): 1-10.
Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru
Profesional: Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Pardjono, 2002. Active Learning: The
dewy, piaget, Vygostky, and
Constructive perspect. Jurnal
Ilmu Pendidikan. LPTK dan
ISPI.
Purnamasari, P.Dian., 2015. Analisis
kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas XI SMK
Muhammadiyah 1 Patuk pada
pokok bahasan peluang. Jurnal
Paradigma. Vol.8 No.3
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
). Bandung : Alfabeta
Supriyati, Y. dan Sri. 2007. Strategi
Pembelajaran Fisika. Jakarta:
Universitas Terbuka
Susanto, Hadi., 2016. Pengaruh model
pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap motivasi dan
kemampuan pemecahan masalah
siswa SMA. Adv Physiol Educ,
37: 233-241.
Wena, Made., 2009. Strategi
Pembelajaran Inovatif
Kontemporer. Jakarta : Bumi
Aksar

120
Jurnal ChemEdu Vo/. 2 No. 2, Agustus 2021, 109-120

You might also like