You are on page 1of 10

Jurnal IUS Vol.X No.

02 September 2022

KODE ETIK PROFESI ADVOKAT DALAM MENJAGA EKSISTENSI ADVOKAT


SEBAGAI PROFESI TERHORMAT ( OFFICIUM NOBILE )

Harmoko
Dosen Fakultas Hukum, Universitas Panca Marga Probolinggo
Jl. Yos Sudarso, No.107, Pabean, Dringu, Probolinggo, Jawa Timur 67271

Abstract
This study aims to determine the role of the Code of Ethics for the Legal Profession for
Advocates in law enforcement and efforts to enforce the code of ethics for advocates against
violations of the code of ethics. The method used in this research is normative juridical
research. The code of ethics of the legal profession plays a very important role for advocates
in law enforcement. Ethics is essentially a way of life and guidelines for how people should
behave. The code of ethics must be enforced for professions (advocates) who violate the code
of ethics. to provide shock therapy for advocates who violate the code of ethics. For the sake
of maintaining the dignity of advocates as a noble or honorable profession (officium nobile)
and upholding justice. This sanction will be a terrible figure for the advocate profession
because it has a negative impact on his career. This sanction also provides a deterrent effect
for perpetrators of violations and provides a deterrent effect for other advocates who have the
potential not to commit violations. So that by enforcing a code of ethics for the legal
profession, it will create a harmonious atmosphere between someone who is a law profession
as an advocate with clients, the community, colleagues, etc. With a harmonious atmosphere,
there will be no misunderstandings and conflicts. So that advocates still maintain their
existence as a noble or honorable profession (officium nobile) in carrying out their profession.
Keywords : Code of Ethics, Lawyer, Officium Nobile

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Kode Etik Profesi Hukum bagi Advokat
dalam penegakan hukum dan upaya penegakan kode etik advokat terhadap pelanggaran-
pelanggaran kode etik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis
normatif. Kode etik profesi hukum sangat berperan bagi Advokat dalam penegakan hukum.
Etika pada hakekatnya merupakan pandangan hidup dan pedoman tentang bagaimana orang
itu seharusnya berperilaku. Kode etik harus di tegakkan bagi profesi (advokat) yang
melanggar kode etik tersebut. untuk memberikan shock therapy bagi advokat yang melanggar
kode etik. Demi menjaga martabat advokat sebagai profesi mulia atau terhormat (officium
nobile) dan tegaknya keadilan. Sanksi inilah yang akan menjadi sosok yang mengerikan bagi
profesi advokat karena memberikan dampak buruk terhadap kariernya. Sanksi ini pula
memberikan efek jerah bagi Pelaku Pelanggaran dan memberikan efek cegah bagi advokat
lain yang berpotensi untuk tidak melakukan pelanggaran. Sehingga dengan ditegakkannya
kode etik bagi profesi hukum, maka akan menciptakan suasana yang harmonis antara
seseorang yang berprofesi hukum sebagai advokat dengan klien, masyarakat, teman sejawat,
dll. Dengan suasana yang harmonis maka tidak akan terjadi kesalahpahaman dan konflik.
Sehingga Advokat tetap menjaga eksistensinya sebagai profesi mulia atau terhormat (officium
nobile) dalam menjalankan profesinya.
Kata Kunci : Kode Etik, Advokat, Profesi Terhormat

184
Jurnal IUS Vol.X No.02 September 2022

A. Latar Belakang dan terakhir taraf religius. Pada taraf


Manusia merupakan makhluk kehidupan estetis, manuia mampu
ciptaan ALLAH SWT yang paling menangkap alam sekitarnya sebagai alam
sempurna. Manusia merupakan makhluk yang mengagumkan dan
yang paling mulia di bandingkan dengan mengungkapkannya kembali dalam
makhluk ciptaan ALLAH yang lain. bentuk berbagai karya. Pada taraf
Karena manusia memiliki akal, perasaan kehidupan etis, manusia meningkatkan
dan kehendak yang tidak di miliki oleh kehidupan estetis ke taraf manusiawi
makhluk lainnya. Menurut Abdulkadir dalam bentuk perbuatan bebas dan
Muhammad, akal dan alat berpikir, bertanggung jawab ( nilai moral ).
sebagai sumber ilmu pengetahuan dan Kehidupan manusia dalam
tekhnologi. Dan akal, manusia menilai bermasyarakat merupakan suatu yang
mana yang benar dan yang salah, sebagai tidak dapat dipisahkan dari hukum,
sumber nilai kebenaran. Perasaan adalah sehingga di dalam masyarakat selalu ada
alat yang menyatakan keindahan sebagai sistem hukum, ada masyarakat ada norma
sumber seni. Dengan perasaan, manusia hukum (ubi societas ibi ius). Hukum
menilai mana yang indah (estetis) dan berupaya menjaga dan mengatur
yang jelek. Kehendak adalah alat untuk keseimbangan antara kepentingan atau
menyatakan penilaian, sebagai kebaikan. hasrat individu yang egoistis dan
Dengan kehendak, manusia menilai mana kepentingan bersama agar tidak terjadi
yang baik dan yang buruk, sebagai sumber pelanggaran terhadap norma hukum.
nilai moral.1 Kehadiran hukum justru ingin
Eksistensi manusia dalam konteks menegakkan keseimbangan perlakuan
kehidupan konkrit adalah mahluk alamiah antara hak perorangan dan hak bersama.
yang terikat dengan lingkungannya, Oleh karena itu, secara hakiki hukum
memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk haruslah pasti dan adil sehingga dapat
pada hukum alam pula. Keterikatan berfungsi sebagaimana mestinya. Hal
dengan lingkungan itu tercermin pada tersebut menunjukkan pada hakikatnya
kehidupan sosial dan perilaku etis. para penegak hukum (hakim, jaksa,
Kehidupan manusia bermula dari taraf Advokat, dan polisi) adalah pembela
estetis, kemudian meningkat ke taraf etis, kebenaran dan keadilan sehingga para
penegak hukum harus menjalankan
1
Abdulkadir Muhammad, 2006, Etika Profesi dengan itikad baik dan ikhlas, sehingga
Hukum, Cetakan Ke-III, Citra Aditya Bakti,
Bandung, hlm.1-2. profesi hukum merupakan profesi

185
Jurnal IUS Vol.X No.02 September 2022

terhormat dan luhur (officium nobile). penasihat hukum mangajukan ata


Oleh karena profesinya mulia dan membela kepentingan klien.2
terhormat, profesional hukum sudah Kemandirian dan kebebasan yang
semestinya merasakan profesi ini sebagai dimiliki oleh profesi advokat harus diikuti
pilihan dan sekaligus panggilan hidupnya oleh adanya tanggung jawab dari masing-
untuk melayani sesama di bidang hukum. masing advokat dan organisasi profesi
Undang-undang Dasar Republik yang menaunginya. Sebagaimana yang
Indonesia tahun 1945 menyatakan secara telah diamanatkan oleh Undang-undang
tegas bahwa Negara Indonesia adalah No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat,
negara hukum. Prinsip negara hukum bahwa organisasi advokat wajib
menuntut adanya jaminan kesederajatan menyusun kode etik advokat untuk
bagi setiap orang di hadapan hukum menjaga martabat dan kehormatan profesi
(equality before the law). Oleh karena itu, advokat sebagai profesi yang terhormat
Undang-undang Dasar juga menentukan dan mulia (officium mobile), sehingga
bahwa setiap orang berhak atas setiap advokat wajib tunduk dan
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan mematuhi kode etik tersebut.
kepastian hukum yang adil serta perlakuan Dalam pembukaannya, Kode Etik
yang sama di hadapan hukum. Dalam Advokat Indonesia menyatakan bahwa
usaha mewujudkan prinsip tersebut dalam kode etik tersebut sebagai hukum tertinggi
kehidupan bermasyarakat dan bernegara, dalam menjalankan profesi advokat, yang
peran dan fungsi advokat sebagai profesi menjamin dan melindungi namun juga
yang bebas, mandiri, dan bertanggung membebankan kewajiban kepada setiap
jawab merupakan hal yang penting advokat untuk jujur dan bertanggun jawab
disamping lembaga peradilan dan instansi dalam menjalankan profesinya baik
penegak hukum lainnya seperti polisi, kepada klien, pengadilan, negara, atau
jaksa, dan hakim. Pada dasarnya tugas masyarakat, dan terutama kepada dirinya
pokok penasehat hukum (Advokat dan sendiri. Dan untuk melakukan
Pengacara praktek) adalah untuk pengawasan terhadap pelaksanaan kode
memberikan legal opinion serta nasehat etik tersebut, maka organisasi advokat
hukum dalam rangka menjauhkan klien membentuk suatu dewan kehormatan yang
dari konflik, sedangkan di lemabaga juga berwenang untuk memeriksa dan
peradilan (beracara di pengadilan)

2
Suhrawardi K Lubis, 2006, Etika Profesi
Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, hlm.28.

186
Jurnal IUS Vol.X No.02 September 2022

mengadili perkara pelanggaran kode etik 2. Sifat Penelitian


yang dilakukan oleh advokat. Sifat dari penelitian ini adalah
B. Rumusan Masalah deduktif. Cara berpikir deduktif adalah
Pokok permasalah pada tulisan ini adalah : cara berfikir yang dalam penarikan
1. Bagaimana peranan Kode Etik Profesi kesimpulan yang ditarik dari suatu
Hukum bagi Advokat dalam penegakan yang sifatnya umum yang sudah
hukum ? dibuktikan bahwa dia benar dan
2. Bagaimana upaya penegakan kode etik kesimpulan itu ditujukan untuk sesuatu
advokat terhadap pelanggaran- yang sifatnya khusus, analisis ini di
pelanggaran kode etik tersebut ? maksudkan untuk memberikan
C. Metode Penelitian argumentasi atas hasil penelitian yang
1. Jenis Penelitian telah dilakukannya.4
Berdasarkan judul dan 3. Pendekatan Penelitian
permasalahan yang diteliti, jenis Pendekatan yang relevan dengan
penelitian ini adalah penelitian hukum penelitian hukum ini adalah pendekatan
yuridis normatif. Penelitian hukum perundang-undangan, pendekatan
yuridis normatif adalah penelitian yang konseptual, pendekatan pada literatur-
mengkonsepkan hukum sebagai apa literatur terkait sebagaimana judul
yang tertulis dalam peraturan kajian ini.
perundang-undangan atau hukum 4. Teknik Pengumpulan Data
sebagai kaidah atau norma yang Prosedur pengumpulan data yang
merupakan patokan perilaku manusia digunakan dalam penelitian ini adalah
yang dianggap pantas.3 Penelitian studi dokumen yaitu pengumpulan data
hukum jenis ini dilakukan dengan cara dengan cara membaca peraturan
meneliti bahan pustaka atau data perundang-undangan, dokumen resmi
sekunder yang terdiri dari bahan maupun literatur-literatur yang
hukum primer, bahan hukum sekunder. berkaitan dengan permasalahan yang
Bahan-bahan hukum ini disusun secara dibahas.5
sistematis. Dikaji dan ditarik suatu
kesimpulan sesuai dengan masalah
yang diteliti. 4
Muchti Fajar dan Yulianto Achmad, 2009, Dualisme
Penelitian Hukum Normatif & Empiris, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, hlm.184.
3 5
Amirudin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Johnny Ibrahim, 2006, Teori dan Metodologi
Metode Penilitian Hukum, PT.Raja Grafindo Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media
Persada, Jakarta, hlm.118. Publishing, Malang, hlm.393.

187
Jurnal IUS Vol.X No.02 September 2022

5. Analisis Data penentu bobot kualitas pelayanan hukum


Data yang diperoleh dalam secara propesional kepada masyarakat.7
penelitian ini dianalisis secara kualitatif Penegakan hukum adalah sebuah
dengan menggunakan metode deduktif tugas. Tugas yang diemabn oleh aparat
yaitu data umum tentang konsepsi penegak hukum. Dan karena tugas, maka
bahan hukum baik berupa asas-asas sepeti dikatan Kant, merupakan
hukum, postulat serta ajaran-ajaran “kewajiban kategoris”, “kewajiban
(doktrin) dan pendapat para ahli yang mutlak”. Di sini tidak mengenal istilah,
dirangkai secara sistematis sebagai “dengan syarat”. Tugas adalah tugas,
susunan fakta hukum.6 wajib dilaksanakan! Inilah tempat pertama
etika dalam penegkan hukum. Yaitu
D. Pembahasan kesadaran (etis) tentang kewajiban
Peranan Kode Etik Profesi Hukum melaksanakan kewajiban!8
Bagi Advokat Dalam Penegakan Profesi hukum perlu ditata kembali
Hukum dan ditingkatkan mutu dan
Penegakan Hukum dalam arti luas kesejahteraannya. Para profesional hukum
mencakup kegiatan untuk melaksanakan itu antara lain meliputi legislator (politisi),
dan menerapkan hukum serta melakukan perancang hukum (legal drafter), advokat,
tindakan hukum terhadap setiap notaris, pejabat pembuat akta tanah, polisi,
pelanggaran atau penyimpangan hukum jaksa, panitera, hakim, dan arbiter atau
yang dilakukan oleh subjek hukum, baik wasit. Untuk meningkatkan kualitas
melalui prosedur peradilan ataupun profesionalisme masing-masing profesi
melalui prosedur arbitrase dan mekanisme tersebut, diperlukan sistem sertifikasi
penyelesaian sengketa lainnya. Karena itu, nasional dan standarisasi, termasuk
pelaku utama yang peranannya sangat berkenaan dengan sistem
penting dalam proses penegakan hukum kesejahteraannya. Di samping itu juga
itu adalah polisi, jaksa pengacara dan diperlukan program pendidikan dan
hakim. Sehingga seorang profesional pelatihan terpadu yang dapat terus
hukum harus memiliki pengetahuan menerus membina sikap mental,
bidang hukum yang anda, sebagaimana meningkatkan pengetahuan dan

7
C.S.T. Kansil dan Cristine S.T. Kansil, 2003, Pokok-
pokok Etika Profesi Hukum, cetakan kedua,
PT.Pradnya Paramita, Jakarta, , hlm 21.
6 8
Muchti Fajar dan Yulianto Achmad, Op. Cit, Bernard L. Tanya, 2011, Penegakan Hukum Dalam
hlm.320. Terang Etika, Genta Publishing, Yogyakarta, hlm.25

188
Jurnal IUS Vol.X No.02 September 2022

kemampuan profesional aparat hukum mereka sebagai manusia dalam


tersebut. menjalankan tugas-tugas khasnya.9
Peningkatan kualitas profesional Etika dalam penegakan hukum,
aparat hukum ini dapat dilakukan melalui tidak berbicara tentang etika yang khusus
peningkatan keberdayaan organisasi dan unik. Oleh karena itu, etika dalam
profesinya masing-masing, seperti Ikatan dalam penegkan hukum tidak
Hakim Indonesia, Persatuan Advokat mengandung kebenaran yang hanya
Indonesia, Ikatan Notaris Indonesia, dan berlaku dan dapat diketahui oleh aparat
sebagainya. Salah satu aspek penting penegak hukum saja. Sebab etika
dalam rangka penegakan hukum adalah mengandung kebenaran yang berlaku bagi
proses pembudayaan, pemasyarakatan, seua orang , dan dapat diterima oleh
dan pendidikan hukum. Tanpa didukung semua orang. Dia diterima oleh semua
oleh kesadaran, pengetahuan dan orang, bukan terutama karena ia
pemahaman oleh para subjek hukum merupakan kebenaran bagi aparat penegka
dalam masyarakat, mustahil suatu norma hukum, tetapi karena merupakan
hukum dapat diharapkan tegak dan ditaati. kebenaran universal yang dapat dipahami
Karena itu, pembudayaan, secara rasional oleh semua orang,
pemasyarakatan dan pendidikan hukum termasuk oleh aparat penegak hukum.
ini perlu dikembangkan tersendiri dalam Karena itu, aparat penegak hukum
rangka perwujudan negara hukum yang tidak boleh hanya asal ngutip norma-
baik. norma kode etik dalam organisasinya, lalu
Berbicara tentang etika dalam beranggapan bahwa dengan berbuat itu
penegakan hukum, bukan polisi, jaksa, secara otomatis telah bertindak etis.
hakim, ataupun pengacara yang menjadi Perlakuan yang adil, misalnya, kita
titik sentral. Tapi manusia yang menjadi katakan sebagai prinsip etika dalam
polisi, jaksa, hakim itulah yang penegkan hukum. Tapi mengapa bisa
merupakan titik perhatian. Pendeknya, demikian ? ia menjadi prinsip etika dalam
bagaimana manusia dalam profesinya penegkan hukum buka karena ia dikutip
melakukan yang benar, baik, dan tepat dari kode etik. Ia menjadi prinsip etika
dalam menjalankan tugas mereka masing- karena merupakan prinsip yang dapat
masing. Jadi, kita tidak berbicara etika diterima secara universal.
khas polisi, jaksa, hakim, dan advokat.
Yang kita bicarakan adalah kewajiban etis
9
Ibid, hlm.28

189
Jurnal IUS Vol.X No.02 September 2022

Upaya Penegakan Kode Etik Advokat Pimpinan Pusat/Cabang/Daerah dari


Terhadap Pelanggaran-pelanggaran organisasi profesi dimana Teradu menjadi
Kode Etik anggota.10
Advokat meskipun profesinya Tata cara Pengaduan sesuai Pasal 12
sebagai profesi mulia / terhormat (officium Kode Etik Advokat Indonesia, yaitu:
nobile). Seorang advokat juga manusia 1) Pengaduan terhadap Advokat sebagai
bisa seperti pada umumnya manusia yang teradu yang dianggap melanggar
tak luput dari kekhilafan dan kesalahan Kode Etik Advokat harus
baik yang disengaja maupun yang tidak disampaikan secara tertulis disertai
disengaja. Sebagai manusia biasa tentunya dengan alasan-alasannya kepada
kesalahan-kesalahan yang dilakukan tidak Dewan Kehormatan Cabang/Daerah
melanggar kode etik profesi. Tetapi atau kepada dewan Pimpinan
berbeda halnya dengan seorang advokat. Cabang/Daerah atau Dewan Pimpinan
Advokat merupakan suatu profesi hukum Pusat dimana teradu menjadi anggota.
yang tentunya harus menjaga martabatnya 2) Bilamana di suatu tempat tidak ada
sebagai seorang advokat dan Cabang/Daerah Organisasi,
organisasinya. Maka dari Organisasi pengaduan disampaikan kepada
advokat mengatur advokat dalam Dewan Kehormatan Cabang/Daerah
menjalankan tugasnya, dibuatlah kode etik terdekat atau Dewan Pimpinan Pusat.
advokat. Agar seorang advokat dalam 3) Bilamana pengaduan disampaikan
menjalankan profesinya dapat menjaga kepada Dewan Pimpinan
nama baik advokat sebagai profesi Cabang/Daerah, maka Dewan
terhormat. Pimpinan Cabang/Daerah
Advokat dalam melaksanakan meneruskannya kepada Dewan
profesinya pun, masih ada yang Kehormatan Cabang/Daerah yang
melakukan Pelanggaran. Segala berwenang untuk memeriksa
pelanggaran yang dilakukan oleh seorang pengaduan itu.
advokat tentunya dapat diadukan kepada 4) Bilamana pengaduan disampaikan
Dewan Kehormatan Organisasi. kepada Dewan Pimpinan
Pengaduan dapat diajukan oleh pihak- Pusat/Dewan Kehormatan Pusat,
pihak yang berkepentingan dan merasa maka Dewan Pimpinan Pusat/Dewan
dirugikan, yaitu: a. Klien. b. Teman Kehormatan Pusat meneruskannya
sejawat Advokat. c. Pejabat Pemerintah.
d. Anggota Masyarakat. e. Dewan 10
Kode etik Advokat Indonesia, Pasal 11 ayat 1

190
Jurnal IUS Vol.X No.02 September 2022

kepada Dewan Kehormatan tertentu. d. Pemecatan dari keanggotaan


Cabang/Daerah yang berwenang organisasi profesi.12
untuk memeriksa pengaduan itu baik Sama halnya dengan penegakan hukum
langsung atau melalui Dewan Dewan adalah penegakan kode etik. Penegakan
Pimpinan Cabang/Daerah.11 kode etik adalah usaha melaksanaan kode
Kesalahan atau kekhilafan yang etik sebagaimana mestinya, mengawasi
melanggar kode etik telah dilakukan oleh pelaksanaannya supaya tidak terjadi
seorang advokat dalam menjalankan pelanggaran, dan jika terjadi pelanggaran
profesinya tentunya akan mendapatkan memulihkan kode etik yang dilanggar itu
sanksi dari organisasi advokat. Dalam supaya ditegakkan kembali. Karena kode
pemberian sanksi terhadap advokat yang etik adalah bagian dari hukum positif,
melanggar kode etik profesi atau yang maka norma-norma penegakan hukum
dididuga melanggar kode etik tidak undang-undang juga berlaku pada
semerta-merta hukuman itu langsung penegakan kode etik.13
dijatuhkan kepada advokat. Tetapi harus Kode etik bermuara pada hukum
diperiksa terlabih dahulu oleh Dewan undang-undang, maka terhadap pelanggar
Kehormatan. kode etik sejauh merugikan kepentingan
Dewan Kehormatan Organisasi negara atau kepentingan umum, di
dalam memeriksa dan mengadili advokat berlakukannya sanksi undang-undang
yang melanggar kode etik harus berjalan yang keras itu sesuai dengan berat
sesuai dengan aturan yang ada dalam ringannya pelanggaran yang dilakukan.
pasal 13, 14 dan 15 Kode Etik Advokat Kode Etik harus di tegakkan untuk
Indonesia. memberikan shock therapy bagi advokat
Putusan Dewan Kehormatan yang melanggar kode etik. Demi menjaga
Organisasi yang menyatakan seorang martabat advokat sebagai profesi mulia
advokat terbukti telah melanggar Kode atau terhormat (officium nobile) dan
Etik Profesi akan mendapatkan sanksi tegaknya keadilan. Sanksi inilah yang
sesuai pasal 16 pada Kode Etik Advokat akan menjadi sosok yang mengerikan bagi
Indonesia, Hukuman yang diberikan profesi advokat karena memberikan
dalam keputusan dapat berupa: a. dampak buruk terhadap kariernya. Sanksi
Peringatan biasa. b. Peringatan keras. c. ini pula memberikan efek jerah bagi
Pemberhentian sementara untuk waktu Pelaku Pelanggaran dan memberikan efek

12
Ibid, pasal 16
11 13
Ibid, pasal 12 Abdulkadir Muhammad, Op Cit, hlm.120

191
Jurnal IUS Vol.X No.02 September 2022

cegah bagi advokat lain yang berpotensi untuk mencapai tujuan; menjunjung tinggi
untuk tidak melakukan pelanggaran. martabat profesi, menjaga dan memelihara
kesejahteraan para anggota, meningkatkan
E. Kesimpulan pengabdian para anggota profesi,
meningkatkan mutu profesi,
Kode etik profesi hukum sangat
meningkatkan mutu organisasi profesi,
berperan bagi Advokat dalam penegakan
meningkatkan layanan di atas keuntungan
hukum. Etika pada hakekatnya merupakan
pribadi, mempunyai organisasi profesional
pandangan hidup dan pedoman tentang
yang kuat dan terjalin erat, dan
bagaimana orang itu seharusnya
menentukan baku standarnya sendiri.
berperilaku. Dan etika berasal dari
Manusia dalam melaksanakan
kesadaran manusia yang merupakan
profesinya pula tak luput dari kesalahan
petunjuk tentang perbuatan mana yang
yang merupakan pelanggaran terhadap
baik dan mana yang buruk. Etika juga
kode etik profesi itu (profesi hukum).
merupakan penilaian kualifikasi terhadap
Kode etik harus di tegakkan bagi profesi
perbuatan seseorang.
(advokat) yang melanggar kode etik
Dikaitkan dengan profesi yang
tersebut. untuk memberikan shock therapy
merupakan suatu pekerjaan dengan
bagi advokat yang melanggar kode etik.
keahlian khusus, menuntut pengetahuan
Demi menjaga martabat advokat sebagai
dan tanggung jawab, diabdikan untuk
profesi mulia atau terhormat (officium
kepentingan orang banyak, mempunyai
nobile) dan tegaknya keadilan. Sanksi
organisasi profesi dan mendapat
inilah yang akan menjadi sosok yang
pengakuan dari masyarakat, serta kode
mengerikan bagi profesi advokat karena
etik, sehingga etika merupakan alat untuk
memberikan dampak buruk terhadap
mengendalikan diri bagi masing-masing
kariernya. Sanksi ini pula memberikan
anggota profesi.
efek jerah bagi Pelaku Pelanggaran dan
Secara lebih tegas dapat dikatakan
memberikan efek cegah bagi advokat lain
bahwa peran etika dalam profesi sebagai
yang berpotensi untuk tidak melakukan
alat pengendali hati nurani /kode etik atau
pelanggaran.
tidak, oleh karena itu etika disini
Sehingga dengan ditegakkannya kode
merupakan pencerminan ilmiah dalam
etik bagi profesi hukum, maka akan
perilaku manusia dari sudut norma-norma
menciptakan suasana yang harmonis
baik dan buruk. Dengan peranan Kode
antara seseorang yang berprofesi hukum
Etik/etika bagi profesi hukum (advokat)
sebagai advokat dengan klien, masyarakat,

192
Jurnal IUS Vol.X No.02 September 2022

teman sejawat, dll. Dengan suasana yang L. Tanya Bernard, Penegakan Hukum Dalam
harmonis maka tidak akan terjadi Terang Etika, Genta Publishing,
kesalahpahaman dan konflik. Sehingga Yogyakarta, 2011.
Advokat tetap menjaga eksistensinya
Magnis Suseno Franz, Etika Dasar Masalah-
sebagai profesi mulia atau terhormat
masalah Pokok Filsafat Moral,
(officium nobile) dalam menjalankan
Kanisius, Yogayakarta, 1987.
profesinya.
Muhammad Abdulkadir, Etika Profesi
Hukum, Cetakan Ke-III, Citra Aditya
Daftar Pustaka
Bakti, Bandung, 2006.

Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar


Supardi, Etika &Tanggung Jawab Profesi
Metode Penilitian Hukum, PT.Raja
Hukum Di Indonesia, Sinar Grafika,
Grafindo Persada, Jakarta, 2004.
Jakarta, 2010.

E Sumaryono, Etika Profesi Hukum, Norma-


Peraturan Perundang-undangan
norma Bagi Penegak Hukum, Kanisius,
Yogyakarta, 1995. Undang-undang no.18 tahun 2003 tentang
Advokat
Fajar Muchti dan Yulianto Achmad,
Dualisme Penelitian Hukum Normatif Kode Etik Profesi Advokat Indonesia

& Empiris, Pustaka Pelajar,


Yogyakarta, 2009.

Ibrahim Johnny, Teori dan Metodologi


Penelitian Hukum Normatif, Bayu
Media Publishing, Malang, 2006.

K. Lubis Suhrawardi, Etika Profesi


Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2006

Kansil C.S.T. dan Cristine S.T. Kansil,


Pokok-pokok Etika Profesi Hukum,
cetakan kedua, PT.Pradnya Paramita,
Jakarta, 2003.

193

You might also like