You are on page 1of 11

Vol.5 No.

2, Agustus, 2021 Edukasi IPS


DOI:https://doi.org/10.21009/EIPS.005.2.06

PERAN PROFESI PERAWAT DALAM PENANGGULANGAN


BENCANA DI INDONEISIA

Anwar Kurniadi1
1
Program Studi Magister Manajemen Bencana, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan,
Komplek IPSC Sentul, Bogor, Indonesia 16810

E-mail: anwarmoker68@gmail.com

Abstract

Nurse can participate actively in disaster management in Indonesia, because much in numbers and have ability
to help victims of disaster. The purposed of study were to know the reason and contrubution of the role of
nurses’s profession in facing disaster management. Method of the study was literature review, that supported by
books, journal national and international and other online media. Results and Discussion showed that: 1)
scientific reason beecome team of disaster management were showing the existng of strong nursing leadership,
nurses were able to apply nursing care exactly and nurse have commitment to maintain the high quality of
nursing care; 2) contribution of nurses’s role could apply after joint to basic disaster management training, like
at pre events stage participate in preparedness and mitigation training; at event stage could apply emergency
care, become evacuation team, and health care system team, at post event stage providing healthcare and
emergency care; evacuation team, and consultant and education. Conclusion: 1) the reasons of nurse’s
profession were reflecting of strong nursing leadereship, applied nursing care exactly, and maintain high
quality of nurisng care; 2) Contribution of nurse’s role could apply at pre event stage, at event stage and post
event stage in order to disaster management in Indonesia.

Keywords: Role of Nurse’s Profession, Disaser Management, Contribution

Abstrak
Perawat dapat berperan aktif dalam penanggulangan bencana di Indonesia karena jumlahnya banyak dan
memiliki kemampuan untuk menolong korban bencana. Tujuan penelitian adalah mengetahui alasan dan
kotribusi peran profesi perawat dalam menghadapi penanggulangan bencana. Metode penelitian adalah kajian
literatur, pengolahan data didukung dari buku, jurnal nasional dan internasional serta media publikasi online
lainnya. Hasil dan Diskusi adalah: 1) alasan ilmiah untuk menjadi bagian dari tim penanggulangan bencana
adalah menunjukkan adanya kepemimpinan keperawatan yang kuat, perawat harus tetap mampu menerapkan
proses keperawatan dengan tepat, dan perawat tetap berkomiten menjaga kualitas asuhan keperawatan; 2)
kontribusi peran perawat dapat diterapkan setelah ikut pelatihan dasar manajemen bencana, seperti pada tahap
pra bencana ikut berperan dalam pelatihan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana; pada saat bencana, memberi
pelayanan darurat, menjadi tim evakuasi dan tim pelayanan kesehatan; dan pada pasca bencana, memberi
pelayanan umum dan darurat, tim evakuasi, serta konsultasi dan edukasi. Simpulannya; 1) Alasan penerapan
peran perawat untuk merefleksikan kepemimpinan keperawatan yang kuat, tetap melakukan asuhan
keperawatan dengan tepat dan menjaga pelayanan keperawatan yang berkualitas; 2) kontribusi peran perawat
dapat diterapkan pada tahap pra bencana, pada saat berncana, dan pada tahap pasca bencana, dalam rangka
penanggulangan bencana di Indonesia.
.
Kata Kunci: Peran Profesi Perawat, Penanggulangan Bencana, Kontribusi

PENDAHULUAN The United Nation Office for


Disaster Risk Reduction (2009) 

EIPS, E-ISSN: 2620-8768 P a g e 46 | 11


Vol.5 No.2, Agustus, 2021 Edukasi IPS
DOI:https://doi.org/10.21009/EIPS.005.2.06

memberikan pengertian bencana (disaster) 10,2 juta orang dievakuasi, 374,023


adalah gangguan serius terhadap fungsi gedung hancur dan kerugian mencapai
dari masyarakat yang berakibat hilangnya lebih dari 100 milyar US dollars(Sutopo,
atau kerugian kepada manusia, barang, 2018). Kejadian bencana yang terjadi 28
ekonomi atau lingkungan yang berdampak September 2018 adalah gempabumi dan
buruk terhadap kemampuan masyarakat tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala
atau komunitas sampai tidak mampu Provinsi Sulawesi Tengah yang menelan
mengatasinya walaupun menggunakan 2,113 orang meninggal, 2.010 hilang, dan
sumber daya mereka. Sedangkan Undang- 4.612 cedera, lebih dari 6.632 gedung
Undang RI Nomor 24 Tahun 2007, rusak dan kerugian lebih dari 3 milyar US
memberi pengertian bencana adalah dollars (Badan Meteorologi, Klimatology,
kejadian yang membahayakan dan dan Geofisika, 2018). Bencana tsunami
menggangu kehidupan dan mata terjadi di Pantai Teluk Sunda Barat yang
pencaharian masyarakat yang disebabkan meliputi Provinsi Banten dan Lampung
oleh alam, non alam dan buatan manusia tanggal 22 December 2018. Menelan
sehingga mengakibatkan kematian korban 437 orang meninggal, 1.495 cedera,
manusia, rusaknya sumber daya alam dan 159 hilang (Sutopo, 2018). Yang terakhir
hilangnya harta benda dan akibat adalah banjir bandang yang terjadi di
psikologis lainnya. Sentani Jayapura tangga 19 Maret 2019,
Semua negara mempunyai potensi yang mengakibatkan 112 orang meninggal,
terjadi bencana alam. Tahun 2015, terdapat 915 cedera, dan 94 hilang, dan 11.556
99 negara yang terkena bencana alam orang dievakuasi serta lebih dari 600
sehingga mengakibatkan dampak buruk gedung rusak (Sutopo, 2018).
kepada jutaan orang, 22.000 orang lebih Disamping korban mengalami cedera
meninggal dan kerugian mencapai 70,3 fisik yang memerlukan bantuan
Milyar dollar (Guha‐Sapir et al. 2015). pengobatan dan perawatan pada umumnya,
Indonesia dapat dikategorikan sebagai maka bencana juga akan mengakibatkan
negara yang rentan dan sering terjadi efek trauma psikologis yang ditandai oleh
bencana (Indonesia Investment, 2010). adanaya stres, depresi, takut kehilangan,
Penyebabnya adalah posisi Indonesia dan gejala-gejala phobia lainnya (The
diantara sabuk api Pasifik, Astralia,dan National Institute of Mental Health
Eurasi, sehingga memudahkan terjadi (NIMH), 2015). Efek psikologis lainnya
bencana gempabumi dan tsunami di pantai yang penting untuk diketahui adalah Post
(BNPB, 2012, p.16). Hal ini senada dengan Traumatic Stress Disorder (PTSD). PTSD
kenyataan bahwa Indonesia paling timbul pada orang-orang yang mengalami
berpotensi kuat terjadi bencana bencana langsung sehingga terjadi shok,
gempabumi, erupsi gunung api, banjir, dan kateakutan berlebihan terhdapa
tsunami (Sattler ,Mora Claramita dan kehidupannya. Gangguan ini dapat dialami
Muskavage, 2017; Djalante, 2018). berbulan-bulan dan cenderung menjadi
Bencana di Indonesia, selama Tahun kronis (NIMH, 2015).
2018 Badan Penanggulangan Bencan Menurut The World Health
Nasional (BNPB) melaporkan ada 2.564 Organization (WHO & ICN, 2009) melihat
bencana dengan korban meninggal 3.349 semakin banyaknya kejadian bencana
orang, 1,432 hilang, 21.064 cedera dan yang mengakibatkan korban individu atau

EIPS, E-ISSN: 2620-8768 P a g e 47 | 11


Vol.5 No.2, Agustus, 2021 Edukasi IPS
DOI:https://doi.org/10.21009/EIPS.005.2.06

kelompok bahkan suatu negara, maka sudah mendukung Undang-Undang Nomor


perkembangan bencana ini akan memiliki 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Nasional
efek kurang baik bagi kesehatan, ekonomi bahwa untuk menyelamatkan dan
dan lingkungan, sehingga perlu usaha- mempertahankan kesatuan bangsa dan
usaha perencanan manajemen bencana negara harus terlibat dalam menangani
yang konkret. The International Council of bencana yang disebabkan alam maupun
Nurses (ICN) sendiri membuat model buatan manusia. Untuk itu tujuan dari
kontinum manajemen bencana (Disaster penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi
Management Continuum Model) yang alasan peran profesi perawat dalam
punya 4 komponen utama untuk fase penanggulangan bencana; dan 2)
mitigasi (mitigation), kesiapsiagaan Mengidentifikasi kontribusi peran profesi
(preparedness), tanggap darurat (response) perawat dalam tiap tahapan
dan pemulihan (recovery).   penanggulangan bencana.
Perencanaan pengelolaan bencana
harus dikembangkan untuk menghadapi METODOLOGI
datangnya bencana yang tidak bisa Metode penelitian yang digunakan
diprediksi kedatangannya. Untuk iti adalah kajian literatur (literaturr review).
dibutuhkan peran serta semua profesi Pengolahan data dipilih yang memilih yang
untuk mendukung gerakan ini ((Savage & memenuhi syarat. Data didukung dari
Kube, 2009). Untuk itu dibutuhkan peran buku-buku dalam dan luar negeri, media
perawat yang memiliki komptensi dalam online untuk mendapat jurnal, artikel dan
penanggulangan bencana yang laporan penelitian yang berhubungan
kecenderungannya meningkat (Guha‐Sapir dengan kesehatan dan keperawatan
et al. 2015). Seringnya kejadian bencana, kebencanaan. Juga dari website seperti
maka perawat harus memiliki google-web dan google-scholar. Kata-kata
kesiapsiagaan yang baik pada saat kritis kunci yang digunakan untuk mendapatkan
untuk menuurnkan efek negatif pada artikel-artikel seperti penanggulangan
kesehatan korban bencana.. bencana (disaster management), peran
Dari sejarah menunjukkan bahwa perawat ( role of nurse’s profession), dan
sejak era keperawatan Florence kompetensi perawat (nurse’s
Nightingale, perawat sudah memiliki competension).
beberapa peran dalam penanggulangan
bencana, seperti Nightingale menolong
korban perang Kremea 1854 antara Prancis
dan Inggris melawan Rusia di Turki
(Jakeway, LaRosa, Cary, & Schoenfisch, HASIL DAN PEMBAHASAN
2008, pp.1-24). Hal ini disebabkan Makalah yang berhubungan dengan
kualifikasi perawat memiliki kemampuan peran perawat dalam penanggulangan
mangkaji pasien, membuat prioritas, bencana di Indonesia belum banyak
berkomunikasi, berkolaborasi dan sehingga penulis mencari artikel dari jurnal
memiliki kritikal tingking yang baik untuk luar negeri. Peran perawat dalam
keputusan penting dalam keadaan gawat penanggulangan bencana tidak hanya
darurat (Stanley, 2005, pp. 453-467). Peran ditentukan oleh kompetensinya tapi juga
perawat dalam penanggulangan bencana ditentukan oleh pengalaman dilapangan..
Hal ini diteliti Kubo et al. (2006), yang

EIPS, E-ISSN: 2620-8768 P a g e 48 | 11


Vol.5 No.2, Agustus, 2021 Edukasi IPS
DOI:https://doi.org/10.21009/EIPS.005.2.06

hasilnya kemampuan perawat dalam berbagai keahlian keperawatan


mengkaji pasien di tempat penampungan dengan berbagai jenjang lulusan dan
sementara harus memiliki kompetensi juga kompetensi serta pengalaman dalam
harus memiliki pengamalan dalam penanggulangan bencana. Perawat
menghadapi situasi bencana. Bencana umum lulusan Akper dan Sarjana
tidak bisa diprediksi kapan terjadinya yang perlu melaksanakan pelatihan
penting bagaimana caranya meningkatkan sebelum menjadi perawat
sistem pelayanan kesehatan masyarakat kebencanaan. Perawat yang akan
terutama meningkatkan keahlian staf yang menjadi perawat kebencanaan harus
mengawakinya (Tekeli-Yeşil, 2006). memiliki ketrampilan keperawatan
Sehingga mencapai tujuan penanganan dan keahlian gawat darurat agar
bencana untuk mempertahankan mampu melakukan bantuan saat
lingkungan yang aman dan menyediakan tanggap darurat (World Health
sistem pelayanan kesehatan untuk para Organization & International
korban bencana (Qureshi & Gebbie, 2007). Council of Nurses, 2009).
Untuk melaksanakan kegiatan perlu
mengetahui tahapan penanggulangan b. Proses keperawatan dapat
bencana. Menurut BNPB ada 3 tahapan diterapkan di lokasi bencana
atau fase penanggulangan bencana yaitu mewajibkan perawat tetap
pre kejadian (kesiapsiagaan dan mitigasi), melakukan asuhan keperawatan
saat kejadian (respon atau tanggap dengan tepat.
darurat), dan pasca bencana/pemulihan Perawat akan menerapkan
( recovery). Perawat dapat berperan untuk perilaku yang tepat, pada saat terlibat
ketigas fase tersebut. dalam praktik yang berhubungan
dengan disaster terutama kegawatan
1. Alasan Perawat Berperan dalam daruratan. Perawat akan
Penanggulangan Bencana menggunakan bahasa yang sama satu
Menurut International Council of sama lain dalam rangka untuk
Nurses, (ICN, 2017, pp.3-5), beberapa melakukan komunikasi agar mampu
peran yang dimainkan perawat dalam mengkaji pasien korban bencana
pelaksanaan pelayanan keperawatan dalam secara ilmiah. Pelayanan
pelaksanaan penanggulangan bencana keperawatan dalam kebencanaan
antara lain: pada saat gawat darurat adalah
a. Merefleksikan adanya membuat pengkajian cepat dan
kepemimpinan keperawatan yang membuat triase, menentukan
kuat. diagnosa, melakukan intervensi
Peran perawat kebencanaan dengan ceopaat dan tepat, serta
adalah multifungsi karena mencakup melakukan evaluasi dan monitor dan
sebagai praktisi pelayanan evakuasi bila diperlukan.
keperawatan, pendidik dalam
kegiatan pendidikan dan pelatihan, c. Menunjukkan komitmen
manajer pelayanan, konsultan, perawat dalam menjaga pelayanan
advocat dan peneliti. Perawat keperawatan yang berkualitas.
kebencanaan bisa berasal dari

EIPS, E-ISSN: 2620-8768 P a g e 49 | 11


Vol.5 No.2, Agustus, 2021 Edukasi IPS
DOI:https://doi.org/10.21009/EIPS.005.2.06

Penekanan akan kemampuan tenaga mayoritas tenaga kesehatan yang


perawat dalam menangani berbagai ada di Indonesia (Ministry of Health.
macam situasi gawat darurat dpaat 2016). Perawat akan sangat di butuhkan
dilakukan secara cepat dan tepat selama tahapan penanggulangan bencana
terutama pada fase saat kejadian baik ditahapan pre, saat maupun pasca
bencana. Pencapaian ini akan bencana. Kemampuan dasar praktik
menunjukkan kepada masyarakat keperawatan adalah mampu memberikan
bahwa kompetensi perawat mampu pelayanan untuk cedera dan sakit,
memenuhi kebutuhan masyarakat membantu individu dan keluarga seperti
yang terkena korban bencana. adanya keluhan fisik dan emosional serta
Kemampuan ini harus dipertahankan bekerja untuk meningkatkan kesehatan
dan dijaga oleh semua perawat, demi individual dan masyarakat.
komitmen pada kualitas pelayanan Perawat harus bisa menerapkan
keperawatan jangka panjang. Semua pengetahuan dan ketrampilan dalam
perawat agar menyadari bahwa peran menolong korban individu dan
kepemimpinan yang selama ini menyelamtkan nyawa orang lain, dan
hanya fokus diberikan di rumah melaksanakan keperawatan darurat serta
sakit, ternyata mampu dilaksanakan mempertahankan kesehatan masyarakat
di area kebencanaan. (Chapman K, Arbon P., 2008). Oleh
karena itu, pelatihan bencana dasar untuk
Bila pelayanan keperawatan gawat perawat adalah sangat penting. Disamping
darurat dapat dilaksanakan pada fase itu, perawat harus memahami bagaimana
bencana, maka sama dengan mendukung membuat perencanaan penanggulangan
evaluasi dari The Yokohama Strategy, in kebencanaan dalam semua tahapan
The World Conference on Disaster bencana sebelum melaksanakan perannya.
Reduction, di Hyogo, Japan, Tahun 2005. a. Peran Perawat pada Tahap Pra
Hasil kerangka kerja dari Hyogo Bencana (Pre Event Stage)
Framework for Action 2005-2015 , setuju Pada tahap pra bencana,
terhadap tatangan dalam membuat sistem perawat dapat menerapkan peran: 1)
penanggulangan bencana yang memberikan pendidikan dan
mendukung pembangunan berkelanjutan pelatihan tentang kesiapsiagaan
untuk memperkuat keamanan nasional (preparedness) kepada masyarakat
melalui peningkatan peran masyarakat yang bertujuan untuk menurunkan
dalam proses mitigasi bencana (Centre for risiko bencana melalui latihan
Research on the Epidemiology of simulasi menghadapi bahaya
Disasters, 2015). bencana, dan memberikan
pertolongan pertama pada korban
2. Peran Perawat dalam Tahapan luka di lokasi bencana (Huriah dan
Penanggulangan Bencana Farida, 2010); 2) mengidentifikasi
Menurut Undang-Undang RI Nomor risiko bencana terutama pada
24 Tahun 2007, there three phases on kelompok berisiko seperti orang
disaster management: pra bencana (pre- lanjut usia, orang cacat, anak kecil,
event), saat kejadian (event), dan pasca dan perempuan, dengan
bencaana (post event). Perawat merupakan bekerjasama dengan dinas lain untuk

EIPS, E-ISSN: 2620-8768 P a g e 50 | 11


Vol.5 No.2, Agustus, 2021 Edukasi IPS
DOI:https://doi.org/10.21009/EIPS.005.2.06

merencanakan penurunan angka korban manusia atau harta benda, 4)


kematian dan kesakitan, membantu diikuti dengan melakukan pengkajian
dan mendukung pengembangan dampak bencana dengan membuat
kebijakan untuk menurunkan efek daftar kebutuhan dasar masyarakat;
tidak baik dari bencana (Vogt & 5) mencegah dan mengelola
Kulbok, 2008); 3) melakukan pengungsi dan; 6) memperbaiki
identifikasi sumber daya dengan fasilitas dan infrastruktur. Pada saat
membentuk sistem komunikasi yang yang sama perawat dapat membuat
baik antar stakeholder untuk data daftar korban manusia dan
meningkatkan perencanan bencana mengkomunikasikan ke Badan
yang dapat mengurangi angka Penangguangan Bencan Daerah
kematian dan angka kesakitan pada (BPBD) atau Dinas Sosial..
saat kejadian bencana (Gebbie & Menurut Vogt & Kulbok
Qureshi, 2002, pp. 46-51). (2008), ada beberapa kegiatan yang
Pelibatan perawat dalam dapat dilakukan pada situasi gawat
tahapan kesiapsiagaan adalah sangat darurat adalah:
penting sekali karena akan 1) Selamatkan nyawa dahulu dan
menentukan kesuksesan dalama mencegah kecacatan. Kegiatan yang
masa tanggap darurat dan tahapan dapat dilakukan adalah:
pemulihan (Rowney & Barton, a) penilaian cepat kesehatan
2005). Bahkan Stanley et al (2008) (rapid health assessment);
mengharapkan bahwa kualitas b) pertolongan pertama
pelayanan keperawatan untuk korban bencana dan evakuasi
penanggulangan bencana harus ke sarana kesehatan;
didukung oleh staf perawat yang c) pemenuhan kebutuhan
berkualifikasi yang mampu dasar kesehatan;
memberikan pelayanan keperawatan d) perlindungan terhadap
sesuai dengan kebutuhan yang kelompok risiko tinggi
dilakasnakan pada tiap tahapan kesehatan, dengan cara: (1)
bencana. pencarian dan penyelamatan
dengan melokalisasi korban;
b. Peran Perawat dalam Tahap Saat (2) memindahkan korban dari
Bencana (At Event Stage) daerah berbahaya ke tempat
Perawat harus memahami pengumpulan/penampungan;
Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun (3) memeriksa status
2007 tentang kegiatan pada tahap kesehatan korban (triase di
tanggap darurat, yaitu: 1) tempat kejadian); (4) memberi
memperhatikan peringatan dini yang pertolongan pertama jika
dikeluarkan oleh pejabat Pemda diperlukan; dan (5)
Kabupaten/Kota atau Pemda Provinsi memindahkan korban ke pos
tentang adanya bencana; 2) medis lapangan jika
melakukan mobilisasi dari lokasi diperlukan.
kejadian ke area posko yang
ditentukan; 3) melakukan evakuasi 2) Melakukan Triase.

EIPS, E-ISSN: 2620-8768 P a g e 51 | 11


Vol.5 No.2, Agustus, 2021 Edukasi IPS
DOI:https://doi.org/10.21009/EIPS.005.2.06

Kegiatan yang dapat dilakikan melakukan resusitasi,


adalah: melakukan CPR/RJP,
a) Identifikasi secara cepat mengobati shock, dan
korban yang membutuhkan mengendalikan perdarahan.
stabilisasi segera (perawatan di d) Membuka saluran udara
lapangan); secepat mungkin dan
b) Identifikasi korban yang memeriksa obstruksi saluran
hanya dapat diselamatkan napas harus menjadi tindakan
dengan pembedahan darurat pertama, jika perlu saluran
(life saving surgery); udara harus dibuka dengan
c) Pasien harus diidentifikasi metode Head-Tilt/Chin-Lift;
dan diletakkan secara cepat dan e) Lakukan pertolongan
tepat; pertama pada korban dengan
d) Mengelompokkan korban perdarahan, perawat harus
sesuai dengan keparahan menghentikan perdarahan,
dengan memberi warna tag karena perdarahan yang tidak
kuning dan merah; terkontrol dapat menyebabkan
e) Bagian tubuh yang akan kelemahan dan shok dan
diberikan tindakan harus akhirnya meninggal dunia.
ditentukan dan diberi tanda;
f) Buat prioritas untuk 4. Proses pemindahan korban.
mengisolasi dan beri tindakan Kegiatan yang dapat diakukan
pasien dengan penyakit infeksi. adalah:
a) Pemeriksaan kondisi dan
3) Pertolongan pertama. stabilitas pasien dengan
Kegiatan yang dapa dilakukan memantau tanda-tanda vital;
adalah: b) Pemeriksaan peralatan
a) Mengobati luka ringan yang melekat pada tubuh
secara efektif dengan pasien seperti infus, pipa
melakukan teknik pertolongan ventilator/oksigen, peralatan
pertama, seperti kontrol immobilisasi dan lain-lain.
perdarahan, mengobati shock
dan menstabilkan patah tulang; 5. Perawatan di rumah sakit
b) Melakukan pertolongan Kegiatan yang dapat dilakukan
bantuan hidup dasar seperti adalah:
manajemen perdarahan a) Mengukur kapasitas
eksternal, mengamankan perawatan rumah sakit;
pernafasan, dan melakukan b) Lokasi perawatan di rumah
penanganan cedera sesuai sakit;
dengan teknik proseduran yang c) Hubungan dengan
sesuai; perawatan di lapangan;
c) Mempunyai keterampilan d) Arus pasien ke RS harus
Pertolongan pertama seperti langsung dan terbuka;
membersihkan jalan napas,

EIPS, E-ISSN: 2620-8768 P a g e 52 | 11


Vol.5 No.2, Agustus, 2021 Edukasi IPS
DOI:https://doi.org/10.21009/EIPS.005.2.06

e) Arus pasien harus cepat reaksi psikosomatik seperti


dan langsung menuju RS, harus hilang nafsu makan, insomnia,
ditentukan, tempat tidur harus fatigue, mual muntah, dan
tersedia di IGD, ruang operasi, kelemahan otot;
dan ICU. h) Membantu terapi kejiwaan,
khususnya pada anak-anak, dan
6. RHA Menilai kesehatan secara melakukan modifikasi
cepat melalui pengumpulan lingkungan misalnya dengan
informasi cepat dengan analisis terapi bermain;
besaran masalah sebagai dasar i) Memfasilitasi konseling
mengambil keputusan akan dan terapi kejiwaan lainnya
kebutuhan untuk tindakan oleh para psikolog dan
penanggulangan segera. psikiater;
7. Peran perawat di dalam posko j) Konsultasikan kepada
pengungsian dan posko bencana supervisi mengenai
a) Memfasilitasi jadwal pemeriksaan kesehatan dan
kunjungan konsultasi medis kebutuhan masyarakat yang
dan cek kesehatan sehari-hari; mengungsi.
b) Tetap menyusun rencana
prioritas asuhan keperawatan c. Peran Perawat dalam Tahap
harian; Pemulihan ( Post Event Stage)
c) Merencanakan dan Tahap pemulihan terdiri dari:
memfasilitasi transfer pasien 1) Rehabilitasi, yang bertujuan
yang memerlukan penanganan mengembalikan kondisi daerah yang
kesehatan di Rumah Sakit. terkena bencana yang serba tidak
d) Mengevaluasi kebutuhan menentu ke kondisi normal atau
kesehatan harian; lebih baik;
e) Memeriksa dan mengatur 2) Rekonstruksi. yang bertujuan
persediaan obat, makanan, membangun kembali sarana dan
makanan khusus bayi, prasarana yang rusak akibat bencana
peralatan kesehatan; secara lebih baik dan sempurna.
f) Membantu penanganan Upaya-upaya yang dilakukan antara
dan penempatan pasien dengan lain: a) Perbaikan lingkungan dan
penyakit menular maupun sanitasi; b) Perbaikan fasilitas
kondisi kejiwaannya agar tidak pelayanan kesehatan; c) Pemulihan
membahayakan diri dan psiko-sosial; d) Peningkatan fungsi
lingkungannya, dan jangan pelayanan kesehatan (Menteri
lupa berkoordinasi dengan Kesehatan, 2006; Ardia et all, 2013).
perawat jiwa; Tahap pemulihan perawat dapat
g) Mengidentifikasi reaksi berperan dengan membantu masyarakat
psikologis seperti ansietas dan untuk kembali pada kehidupan normal
depresi yang ditunjukkan melalui proses konsultasi atau edukasi.
dengan seringnya menangis Membantu memulihkan kondisi fisik yang
dan mengisolasi diri maupun memerlukan penyembuhan jangka waktu

EIPS, E-ISSN: 2620-8768 P a g e 53 | 11


Vol.5 No.2, Agustus, 2021 Edukasi IPS
DOI:https://doi.org/10.21009/EIPS.005.2.06

yang lama untuk normal kembali bahkan 2) Kontribusi peran perawat ternyata
terdapat keadaan dimana kecacatan terjadi. dapat diterapkan pada tahapan pra bencana
Dalam tahap ini, banyak korban yang (pre event stage), saat berncana (at event
sudah tidak memiliki kemampuan, maka stage), dan pasca bencana (post event
sebagai perawat punya tanggung jawab stage), dan mampu bekerjasama dengan
untuk membayar biaya perngobatan dan pemerintah dan swasta serta masyarakat
perawatan sampai membuat mampu secara dalam rangka penanggulangan bencana di
status ekonomi dan sosial (Jakeway, et al., Indonesia.
2008).
Untuk mendukung keberhasilan
peran perawat dalam penanggulangan DAFTAR PUSTAKA
bencana, maka perawat perlu menambah
pengalaman dengan ikut langsung The United Nation Office for Disaster Risk
menangani korban di lokasi bencana yang Reduction (2009). The United
nyata. Manfaat pengalaman di lokasi Nations Office for Disaster Risk
bencana: 1) akan menuntun perawat Reduction Terminology. Diunduh
mengalami sendiri, mengambil makna dari::www.unisdr.org/eng/library/l
bencana dan kehidupan (Arbon, 2004); 2) ib-terminology-eng
meningkatkan kemampuan tingkat %20home.htm. 23 Januari 2019.
kesiapsiagaan bencana (Suserud & Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007
Haljamie, 1997); 3) meningkatkan tentang Penanggulangan Bencana
keakuratan dan ketepatan dalam Guha-Sapir, Debarati, D. Hargitt, and P.
menangani situasi gawat darurat serta Hoyois. (2004). Thirty years of
mengurangi kesalahan (Suserud & natural disasters 1974-2003: The
Haljamie, 1997); 4) memotivasi untuk numbers. Louvain: UCL Presses
selalu mempertahankan pengetahuan dan Universitaires de Louvain.
ketrampilannya dengan ikut serta dalam Indonesia Investment. (2019). Natural
pendidikan keperawatan berkelanjutan Disaster in Indonesia. Diunduh
(Nasrabdi et al, 2007). dari: https://www.indonesia-
investments.com/business/risks/
KESIMPULAN natural-disasters/item243.
Dari penjelasan tentang penerapan peran Tanggal 12 Agustus 2019.
perawat dalam penanggulagan bencana di Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
atas dapat diambil kesimpulan bahwa: (2012). Menuju Indonesia
1) Alasan penerapan peran perawat Tangguh menghadapi Tsunami.
Indonesia dalam tim penanggulangan Jakarta: BNPB.
bencana adalah: a) merefleksikan adanya David N. Sattler., Mora Claramita., Brett
kepemimpinan kepeawatan yang kuat; b) Muskavage. (2017). Natural
proses keperawatan dapat diterapkan di Disasters in Indonesia:
lokasi bencana mewajibkan perawat tetap Relationships Among
melakukan asuhan keperawatan dengan Posttraumatic Stress, Resource
tepat; c) menunjukkan komitmen perawat Loss, Depression, Social Support,
dalam menjaga pelayanan keperawatan and Posttraumatic Growth.
yang berkualitas. Journal of Loss and

EIPS, E-ISSN: 2620-8768 P a g e 54 | 11


Vol.5 No.2, Agustus, 2021 Edukasi IPS
DOI:https://doi.org/10.21009/EIPS.005.2.06

Trauma 23(1). Savage, C., & Kub, J. (2009). Public health


DOI: 10.1080/15325024.2017.141 and nursing: A natural
5740 partnership. International Journal
Djalante, R. and Thomalla, F. 2010. of Environmental Research and
Community Resilience To Natural Public Health, 6, 2843-2848.
Hazards And Climate Change Jakeway, C. C., LaRosa, G., Cary, A., &
Impacts: A Review Of Definitions Schoenfisch, S. (2008). The role
And Operational Frameworks. of public health nurses in
Diunduh dari: emergency preparedness and
http://atdr.unsyiah.ac.id:8080/jspu response: A position paper of the
i/bitstream/123456789/5320/1/34 association of state and territorial
%20Thomalla-22.pdf. Tanggal 26 directors of nursing. Public
November 2018. Health Nursing, 25, 353-361.
Sutopo, 2018. Sutopo (2018). Paling Public health nurses’ roles and
Banyak Korban Meninggal Dunia competencies in disaster
Akibat Bencana. Diunduh dari management Nurse Media
https://news.detik.com/berita/436 Journal of Nursing, 1, 1, January
5959/bnpb-tahun-2018-paling- 2011, 1-14.
banyak-korban-meninggal-dunia- Stanley (2005). Disaster competency
akibat-bencana. Tanggal 31 Juni development and integration in
2019 nursing education. Nursing
The National Institute of Mental Health Clinics of North America, 40,
(NIMH). (2015). Post-Traumatic 453-467.
Stress disorder. Diunduh dari: Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002
https://www.nimh.nih.gov/health/t tentang Pertahanan Nasional
opics/post-traumatic-stress- Kubo, K., Ohara, M., Sakai, A., Oyama,
disorder-ptsd/index.shtml. T., Yamamoto, A., Tanigishi, E.,
Tanggal 15 December 2018. et al. (2006). The analysis of
National Institute of Mental Health nursing assessment capability
(NIMH). (2015). Post-Traumatic required at the temporary shelter.
Stress disorder. Diundah dari: Kyoritsu Women’s Junior College
https://www.nimh.nih.gov/health/t Kiyo, 1, 9—14.
opics/post-traumatic-stress- Tekeli-Yeşil, S. (2006). Public health and
disorder-ptsd/index.shtml. natural disasters: Disaster
Tanggal 24 Desember 2018. preparedness and response in
International Council of Nurses and World health systems. Journal of Public
Health Organization Western Health, 14, 317-324.
Pacific Region. . (2009). ICN Qureshi, K., & Gebbie, K. M. (2007).
Framework of Disaster Nursing Disaster Management. In T. G.
Competencies. Diunduh Veenema (Ed.), Disaster Nursing
dari::www.wpro.who.int/hrh/docu and Emergency Preparedness for
ments/icn_framework.pdf. Chemical, Biological, and
Tanggal 12 December 2018. Radiological Terrorism and
Other Hazard (2nd ed., pp. 137-

EIPS, E-ISSN: 2620-8768 P a g e 55 | 11


Vol.5 No.2, Agustus, 2021 Edukasi IPS
DOI:https://doi.org/10.21009/EIPS.005.2.06

160). New York: Springer Stanley, Polivka, B. J., Gordon, D.,


Publishing Company. Taulbee, K., Kieffer, G., &
International Council of Nurses (ICN). McCorkle, S. M. (2008). The
(2017). International exploresurge trail guide and
Classification for Nursing hiking workshop: Discipline-
Practice (ICNP) Catalogue of specific education for public
Disaster Nursing. Geneva. health nurses. Public Health
Switzerland: ICN. Nursing, 25, 166–175.
Centre for Research on the Epidemiology Ardia, P., Juwita, R., Risna, Alfiandi, R.,
of Disasters. (2015). The Arnita, Y. , Iqbal, M., and Ervina.
International Disaster Database: (2010). Nurses’ Role and
Disasters trends index. Diunduh Leadership in disaster
dari: www.emdat.be/disaster_tren management at the emergency
ds/index.html. Tanggal 2 Januari response. Diunduh dari:
2019. http://journal.umy.ac.id/index.php
Menteri Kesehatan RI. (2006). Buku /mm/article/viewFile/1574/1619.
Panduan Taktik Pengelolaan Tanggal 13 JanuarI 2019.
Kritis Bencana untuk Pelaksana di Arbon, P. (2004). Understanding
Lapangan. Jakarta: Menkes. experience in nursing. Journal of
Chapman, K., & Arbon, P. (2008). Are Clinical Nursing, 13, 150-157.
nurses ready? Disaster Suserud, B. O., & Haljamie, H. (1997).
preparedness in the acute setting. Role of nurses in pre-hospital
Australasian Emergency Nursing emergency care. Accidental and
Journal, 11, 135-144. Emergency Nursing, 5, 145-151.
Huriah, T., dan Farida. L.N. (2010). Nasrabdi, A. N., Naji, H., Mirzabeigi, G.,
Gambaran Kesiapsiagaan Perawat & Dadbakhs, M. (2007).
Puskesmas dalam Manajemen Earthquake relief: Iranian nurses'
Bencana di Puskesmas Kasihan I response in Bam, 2003, and lesson
Bantul Yogyakarta. Jurnal learned. International Nursing
Kedokteran dan Kesehatan Review, 54, 13-18.
Mutiara Medika. Vpl 10. No.2.
Vogt, V., & Kulbok, P. A. (2008). Care of
Client in Disaster Settings
Community Health Nursing:
Advocacy for Population Health
(5th ed., Vol. 2, pp. 759-800).
New Jersey: Pearson Prentice
Hall.
Rowney, R., & Barton, G. (2005). The role
of public health nursing in
emmergency preparedness and
response. Nursing Clinics of
North America, 40, 499-509.

EIPS, E-ISSN: 2620-8768 P a g e 56 | 11

You might also like