You are on page 1of 14

JURNAL

PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA


MASYARAKAT (PHBM) PERUM PERHUTANI
SEBAGAI IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN
(STUDI PADA PERUM PERHUTANI KPH KEDU SELATAN)

Diajukan oleh :
SUPONO
NPM : 13 05 11361
Program Studi : Ilmu Hukum
Program Kekhususan : Hukum Ekonomi
Bisnis

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

FAKULTAS HUKUM

2017
PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM)
PERUM PERHUTANI
SEBAGAI IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
(STUDI PADA PERUM PERHUTANI KPH KEDU SELATAN)

Supono

Fakultas Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta


Email: 92supono@gmail.com

Abstract

Perum Perhutani is State Owned Enterprise (SOE), a company engaged in the field of forestry
management, utilization and conservation of natural forests have systems Collaborative Forest
Resource Management (CBFM). The company not only works to the advantages of the capital
owners, but also required to contribute for stakeholders known as Corporate Social Responsibility.
This research aims to determine whether the CBFM Perum Perhutani is an implementation of
Corporate Social Responsibility and what is the CBFM Perum Perhutani in accordance with the
provisions of Article 30 of Law No. 41 of 1999.To answer the problem, the writer uses the empiric
method, this research focusing at law in action. The results of this research, CBFM is a form of
Corporate Social Responsibility conducted by Perum Perhutani, and is based on Law No. 41 of
1999 but not only cooperate with cooperatives but expand with LMDH, and stakeholders. The
writer gives advice to Perum Perhutani in CBFM implementation can make the people in this
regard LMDH (Forest Village Community Institution) can enter the global market. In implementing
the policy can be done even if not / has not been set in concrete by legislation as long as it does not
conflict with law.

Keywords: Collaborative Forest Resource Management (CBFM), Perum Perhutani, Corporate


Social Responsibility. Responsibility) yang kemudian
dalam penulisan ini disingkat CSR.1
1. PENDAHULUAN Landasan ekonomi Indonesia
a. Latar Belakang Masalah didasarkan pada Pembukaan
Perkembangan dunia saat ini Undang-Undang Dasar 1945 yang
menciptakaan perubahan pada diatur lebih rinci pada Pasal 33
setiap bidang kehidupan manusia. Undang-Undang Dasar 1945 bahwa
Salah satu isu penting yang menjadi cabang-cabang produksi penting
sorotan dunia adalah perubahan yang menguasai hajat hidup orang
dalam bidang ekonomi. Ekonomi banyak serta bumi, air dan kekayaan
tradisional mulai ditinggalkan yang terkandung didalamnya
disesuaikan dengan perubahan yang dikusai negara, dan digunakan
terjadi dalam kehidupan masyarakat untuk sebesar-besarnya
dan lingkungan. Perubahan yang kemakmuran rakyat.2 Penguasaan
terjadi karena adanya hubungan
1 Joni Emirzon, dkk. 2007, Perspektif Hukum
antara dunia bisnis dan masyarakat Bisnis Indonesia pada Era Globalisasi Ekonomi,
menciptakan hubungan yang saling Genta Press, Yogyakarta, hlm. 132.
terkait, salah satu hasil dari 2 Undang-Undang Dasar Negara
hubungan tersebut adalah Republik
munculnya tanggung jawab sosial Indonesia Tahun 1945,
perusahaan (Coroporate Social https://portal.mahkamahkonstitusi.go.id/eLaw/
seluruh kekuatan ekonomi nasional Peraturan Menteri BUMN No.
dan memberikan manfaat yang Per09/MBU/12/2016.45
sebesar-besarnya bagi kemakmuran Perum Perhutani selain
rakyat melalui regulasi sektoral melaksanakan PKBL juga
maupun kepemilikan negara mempunyai PHBM (Pengelolaan
terhadap unit-unit usaha tertentu Hutan Bersama Masyarakat).
melalui Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan latar belakang
Didasarkan pada pandangan masalah yang telah penulis jelaskan,
Stakeholders Primacy Theory dan maka penulis tertarik untuk meneliti
tanggung jawab sosial perusahaan, Pengelolaan Sumberdaya Hutan
maka Shshjejskekekslsksksjshjkk Bersama Masyarakat (PHBM)
sjskshs. Sjshkssb nsksjsbs sjsksjs Perum
mslsjsbpelaku ekonomi harus Perhutani sebagai implementasi
memberikan nilai timbal balik tanggung jawab sosial perusahaan
kepada para pemangku kepentingan. pada Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
(BUMN) yang seluruh atau
sebagian besar modalnya berasal b. Rumusan Masalah
dari kekayaan negara yang Berdasarkan latar belakang
dipisahkan, merupakan salah satu masalah yang telah diuraikan di atas
pelaku ekonomi dalam sistem dapat di ambil rumusan masalah
perekonomian Indonesia, di sebagai berikut:
samping usaha swasta dan Apakah Pengelolaan Sumberdaya
koperasi.3 Hutan Bersama Masyarakat
Dasar adanya tanggung jawab (PHBM) Perum Perhutani sebagai
sosial pada BUMN dapat ditinjau implementasi tanggung jawab sosial
dari Pasal 88 Ayat (1) UU No 19 perusahaan pada Badan Usaha
Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan apakah
Milik Negara disebutkan bahwa pelaksanaan Pengelolaan
BUMN dapat menyisihkan sebagian Sumberdaya Hutan Bersama
laba bersihnya untuk keperluan Masyarakat (PHBM) Perum
pembinaan usaha kecil dan koperasi Perhutani sesuai dengan ketentuan
serta pembinaan masyarakat sekitar Pasal 30 Undang-Undang Nomor
BUMN. Kelanjutan dari UU No 19 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Tahun 2003 diterbitkan Keputusan
Menteri Negara BUMN (Kepmen c. Tinjauan Pustaka
BUMN) No. Kep-236/MBU/2003 1) Pengelolaan Sumberdaya Hutan
tentang Program Kemitraan BUMN Bersama Masyarakat (PHBM)
dengan Usaha Kecil dan Program Pengelolaan sumberdaya
Bina Lingkungan, yang selanjutnya hutan bersama masyarakat
dilakukan penyempurnaan dengan adalah suatu sistem pengelolaan
sumberdaya hutan yang
m g58ufsc89hrsg/UUD_1945_Perubahan.pdf, dilakukan bersama oleh Perum
diakses 3 Oktober 2016. Perhutani dan masyarakat desa

3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19


Tahun 2003 tentang Badan Usaha Negara. 4 Rahmatullah dan Trianita Kurniati, 2011,
http://www.hukumonline.com/pusatdata/downlo Panduan Praktis Pengelolaan Corporate Social
ad/lt5270ab943ea78/node/13588, diakses 2 Responsibility, Samudra Baru, Yogyakarta, hlm.
Oktober 2016. 5.
hutan atau Perum Perhutani dengan pengembangan hutan
dengan pihak lain yang rakyat dan memberikan bantuan
berkepentingan (stakeholder) sarana prasarana desa hutan.
dengan jiwa berbagi, sehingga Dalam PHBM terdaoat
kepentingan bersama untuk Lembaga Masyarakat Desa
mencapai keberlanjutan fungsi Hutan (LMDH), yang
dan manfaat sumberdaya hutan merupakan suatu lembaga yang
dapat diwujudkan secara optimal dibentuk oleh masyarakat desa
dan proporsional. hutan dalam rangka kerjasama
Prinsip dalam Pengelolaan pengelolaan sumberdaya hutan
Sumberdaya Hutan Bersama dengan sistem PHBM. LMDH
Masyarakat (PHBM) adalah mempunyai fungsi sebagai
berbagi, yaitu berbagi dalam wadah bagi masyarakat desa
pemanfaatan lahan dan atau hutan untuk menjalin kerjasama
ruang, pemanfaatan waktu, dengan Perum Perhutani dalam
pemanfaatan hasil dalam program PHBM dengan prinsip
pengelolaan sumberdaya hutan kemitraan. LMDH memiliki hak
dengan prinsip saling kelola di petak hutan pangkuan
mengutamakan, saling di wilayah desa dimana LMDH
memperkuat, mendukung, itu berada, berkerjasama dengan
berdaya dan transparan. Perum Perhutani dan mendapat
Pengelolaan Sumberdaya bagi hasil dari kerja sama
Hutan Bersama Masyarakat tersebut. Dalam menjalankan
dilakukan berbasis desa hutan kegiatan pengelolaan hutan,
dengan ruang lingkup di dalam LMDH mempunyai aturan yang
kawasan hutan dan di luar dituangkan dalam Anggaran
kawasan hutan baik berbasis Dasar (AD) dan Anggaran
lahan maupun bukan lahan Rumah Tangga (ART).6 2)
dengan mempertimbangkan Perum Perhutani
skala prioritas berdasarkan Badan Usaha Milik
perencanaan partisipatif. Dalam Negara adalah badan usaha
ruang lingkup kawasan hutan yang seluruh atau sebagian
meliputi pengembangan besar modalnya dimiliki oleh
agroforesti dengan pola bisnis, negara melalui penyertaan
pengamanan hutan melalui pola secara langsung yang berasal
berbagi hak kewajiban dan dari kekayaan negara yang
tanggung jawab, tambang galian, dipisahkan.6 Bentuk BUMN ada
wisata, pengembangan flora dan 2 (dua) yaitu persero dan
fauna serta pemanfaatan sumber perusahaan umum (Perum).
air. Sementara di luar kawasan
hutan meliputi pembinaan 6 Pengelolaan hutan Bersama Masyarakat
masyarakat desa hutan dalam (PHBM) (Kolaborasi antara Masyarakat Desa
bidang pemberdayaan Hutan dengan Perum Perhutani dalam
kelembagaan kelompok tani Pengelolaan
hutan, pemberdayaan Sumberdaya Hutan di Jawa),
kelembagaan desa dan http://www.cifor.org/lpf/docs/java/LPF_Flye
pengembangan ekonomi r_P HBM.pdf, diakses 3 Oktober 2016. 6
kerakyatan juga meliputi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
perbaikan biofisik desa hutan
Negara. Loc. Cit.
Persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas,
modalnya terbagi atas saham (tiga) bagian yaitu Divisi yang seluruhnya atau paling
Regional Jawa tengah, Divisi sedikit 51% sahamnya dimiliki Regional Jawa Timur,
Divisi oleh negara. Tujuan persero Regional Jawa Barat dan adalah mengejar
keuntungan. Banten. Setiap divisi regional perusahaan umum adalah dibagi kedalam
Kesatuan BUMN yang seluruh modalnya Pemangkuan Hutan (KPH) yang dimiliki
oleh negara dan tidak mengelola kegiatan mulai dari terbagi atas saham, yang
perencanaan, penanaman, bertujuan untuk kemanfaatan pemeliharaan, sampai dengan
umum berupa penyediaan produksi hasil hutan. KPH barang atau jasa yang bermutu
dibagi lagi menjadi Bagian tinggi dan sekaligus mengejar Kesatuan Pemangkuan
Hutan keuntungan berdasarkan (BPKH) yang menguasai pengelolaan perusahaan. 7
wilayah lebih kecil dalam
Perusahaan kehutanan lingkup KPH. BPKH negara Indonesia yang kemudian
membawahi Resort Pemangkuan disebut Perhutani adalah Badan Hutan (RPH). Dalam
kegiatan Usaha Milik Negara (BUMN) pemasaran ditangani oleh yang berbentuk
Perum Kesatuan Bisnis Mandiri (Perusahaan Umum) yang (KBM).
seluruh modalnya dimiliki 3) Tanggung Jawab Sosial negara berupa kekayaan negara
Perusahaan yang dipisahkan dan tidak Perusahaan mengandung terbagi atas saham.
Bergerak pengertian sebagai suatu dalam bidang kehutanan yang aktifitas yang
dilakukan terusmeliputi pelenggarakan menerus, terang-terangan, yang perencanaan
hutan, pengelolaan bertujuan untuk memperoleh hutan, pemanfaatan hutan,
keuntungan dan ada suatu rehabilitasi dan reklamasi hutan pembukuan. 9 Dewasa ini
tujuan serta perlindungan hutan dan perusahaan tidak hanya untuk konservasi alam. 7
mendapatkan keuntungan
Wilayah kerja Perum sebesar-besarnya bagi pemilik Perhutani meliputi kawasan
modal, namun harus hutan negara yang terdapat di berkontribusi bagi pihak-pihak
Provinsi Jawa Tengah, Provinsi lain yang berkepentingan. 10 Jawa Timur dan Provinsi
Jawa Sehingga kemudian muncul
Barat serta Banten. suatu gagasan yang sekarang
Divisi pada Perum disebut sebagai tanggung jawab
Perhutani dibagi menjadi 3 sosial perusahaan (Corporate
Social Responsibility/CSR).
7
a) Undang-Undang Nomor 19
Abdulkadir Muhammad, 2010, Hukum Tahun 2003 Pada Pasal 88
Perusahaan Indonesia (Cetakan Keempat ayat (1) disebutkan bahwa
Revisi), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm.
171.
Badan Usaha Milik Negara kecil/koperasi serta
(BUMN) dapat menyisihkan pembinaan masyarakat
laba bersihnya untuk sekitar BUMN berada.
keperluan pembinaan usaha

7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 9 Sri Rejeki Hartono, 2007, Hukum Ekonomi Nomor 72
Tahun 2010 tentang Perusahaan Umum Indonesia, Bayu Media, Jakarta, hlm. 15. (Perum) Kehutanan
Negara, 10 Tri Budiyono, 2011, Hukum Perusahaa:
http://www.hukumonline.com/pusatdata/downloa Tinjauan Yuridis Terhadap Undang-Undang dfile/
lt50812cd79659b/parent/lt50812c2560759, Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan diakses 4 Oktober
2016 Terbatas, Griya Media, Salatiga, hlm. 108.
b) Undang-Undang Nomor 40 sekitar kawasan hutan dapat
Tahun 2007 tentang merasakan dan mendapatkan
Perseroan Terbatas pada Pasal manfaat hutan secara
1 butir 3 disebutkan bahwa langsung, sehingga dapat
tanggung jawab sosial dan meningkatkan kesejahteraan
lingkungan merupakan dan kualitas hidup mereka.
komitmen bagi perseroan
untuk berperan serta dalam 2. METODE
pembangunan ekonomi yang a. Jenis Penelitian
berkelanjutan guna Jenis penelitian yang penulis
meningkatkan kualitas pergunakan adalah penelitian
kehidupan dan lingkungan hukum empiris dengan objek kajian
yang bermanfaat baik bagi
mengenai perilaku masyarakat (law
perseroan sendiri,
masyarakat, maupun
in action). Penelitian ini juga dapat
komunitas setempat. dikatakan deskriptif analitis karena
c) Undang Nomor 25 Tahun taraf deskriptif memberi gambaran
2007 tentang Penanaman mengenai peristiwa yang ada
Modal dalam Pasal 15 huruf sedangkan dalam taraf analisis
b Undang- disebutkan bahwa selain memberikan gambaran
setiap penanam modal mengenai peristiwa penelitian yang
berkewajiban melaksanakan diteliti juga menganalisa serta
tanggung jawab sosial pengambilan kesimpulan terhadap
perusahaan.8 objek yang diteliti.
d) Pasal 30 UU Nomor 41 b. Sumber Data
Tahun 1999 tentang Dalam penelitian hukum
Kehutanan disebutkan bahwa
empiris ini, penulis menggunakan
setiap badan usaha milik
sumber data primer sebagai data
negara, badan usaha milik
daerah, dan badan usaha utama, dan didukung oleh data
milik swasta Indonesia yang sekunder yang terdiri atas bahan
memperoleh izin hukum primer dan bahan hukum
pemanfaatan jasa lingkungan, sekunder.
izin usaha pemanfataan hasil 1) Data primer diperoleh dari
hutan kayu dan bukan kayu penelitian yang dilakukan
wajib melakukan kerja sama langsung dalam masyarakat.
dengan koperasi masyarakat Teknik pengumpulan data
setempat dalam rangka melalui pengamatan dan
pemberdayaan ekonomi
observasi serta wawancara
masyarakat. Kerjasama
dengan koperasi masyarakat dengan responden dan
setempat dimaksudkan narasumber.
masyarakat yang bertempat 2) Data sekunder terdiri dari bahan
tinggal di dalam dan di hukum primer dan bahan hukum
8 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
sekunder.
Penanaman Modal, http://www.bi.go.id a). Bahan hukum primer
/id/tentang-bi/uu- • Undang-Undang
bi/Documents/UU25Tahun2007PenanamanMod Dasar
al.pdf. diakses 17 Februari 2017.
Republik Indonesia Tahun • Keputusan Direksi Perum
1945; Perhutani Nomor
• Undang-Undang Republik 682/KPTS/DIR/2009
Indonesia Nomor 19 tentang Pedoman
tahun 2003 tentang Badan Pengelolaan Sumberdaya
Usaha Milik Negara; Hutan Bersama
• Undang-Undang Nomor Masyarakat.
41 Tahun 1999 tentang 3) Bahan hukum sekunder
Kehutanan; Bahan hukum sekunder yang
• Undang-Undang Nomor digunakan dalam penelitian ini adalah
25 Tahun 2007 tentang berupa pendapat hukum yang diperoleh
Penanaman Modal; dari buku-buku literatur, jurnal,
internet, surat kabar, fakta hukum,
• Peraturan Pemerintah
karya ilmiah, artikel hasil penelitian,
Nomor 13 Tahun 1998
dan bentuk karya ilmiah lainnya yang
tentang Perusahaan berkaitan dengan materi penelitian ini.
Umum (Perum); c. Metode Pengumpulan Data
• Peraturan Pemerintah Dalam melakukan pengumpulan data
Nomor 72 Tahun 2010 menggunakan Penelitian hukum normatif,
tentang Perusahaan maka dilakukan melalui Studi kepustakaan
Umum :
(Perum) Kehutanan 1) Wawancara
Negara; Melakukan tanya jawab secara
• Peraturan Menteri Negara langsung dengan narasumber
Usaha Milik Negara atau responden.
a) Narasumber dalam penelitian ini
Nomor Per-
adalah Ayurani Prasetyo, S.Hut.
09/MBU/12/2016 tentang
selaku Kepala Sub Seksi PHBM
Perubahan atas Peraturan
KPH Kedu
Menteri Negara Usaha
Selatan.
Milik Negara Nomor
b) Responden berasal dari anggota
Per09/MBU/07/2015
LMDH Sabdo
tentang
Pandito Ratu desa Argopeni,
Program Kemitraan dan
Kecamatan Ayah, Kabupaten
Program Bina Lingkungan
Kebumen.
Badan Usaha Milik 2) Studi kepustakaan
Negara; Studi kepustakaan adalah studi
• Keputusan Gubernur Jawa yang dilakukan terhadap bahan hukum
Tengah Nomor 24 Tahun primer dan sekunder yang berupa
2001 tentang Pengelolaan peraturan perundangundangan, buku-
Sumberdaya Hutan buku literatur, jurnal, internet, surat
Bersama Masyarakat di kabar, fakta hukum, karya ilmiah,
artikel hasil penelitian, dan bentuk
Propinsi Jawa Tengah,
karya ilmiah lainnya yang berkaitan
Lembaran Daerah dengan materi penelitian ini.
Propinsi Jawa Tengah 3) Observasi atau pengamatan
Tahun 2001 Nomor 43;
Observasi dilakukan dengan dilakukan adalah supaya nantinya
cara menangkap gajala atau program-program dalam PHBM dapat
peristiwa penting mengenai berjalan dengan baik. Adapun tahapan
objek penelitian. implementasi PHBM meliputi : 1)
Tahap pengenalan program
4) Lokasi penelitian
(sosialisasi), yaitu melakukan
Lokasi dalam penelitian ini sosialisasi tentang PHBM kepada pihak
adalah di Perum Perhutani KPH internal yakni pihak Perum Perhutani
Kedu Selatan, yang mempunyai sendiri dalam hal ini adalah petugas
wilayah kerja meliputi lima teknis PHBM seperti dari jajaran
kabupaten di propinsi Jawa asisten perhutani, mantra dan mandor.
Tengah yaitu Kabupaten Sedangkan sosialisasi eksternal yakni
Purworejo, Kabupaten sosialisasi di luar pihak Perum
Perhutani seperti pemerintah baik
Kebumen, Kabupaten
perangkat desa maupun kecamatan,
Banjarnegara, Kabupaten LMDH,dan investor, serta pihak lain
Wonosobo, dan Kabupaten yang berkepentingan di luar Perum
Banyumas. Perhutani. Sosialisasi bertujuan untuk
d. Metode analisis Data menguatkan pemahaman Pengelolaan
Penelitian ini menggunakan Hutan Bersama Masyarakat di
analisis secara deskriptif, yaitu lingkungan internal petugas dan
memaparkan dan menjelaskan data lingkungan eksternal.
yang ditemukan, baik dengan 2) Inventarisasi potensi desa,
menggunakan pendekatan kualitatif Pengumpulan data mengenai situasi,
kondisi, petak-petak KPH Kedu
berdasarkan karakteristik ilmiah
Selatan yang ada di desa serta
dari individu atau kelompok untuk
informasi desa mengenai potensi
memahami dan mengungkapkan desa dan permasalahnnya, kesiapan
fakta-fakta empiris secara masyarakat dan pertimbangan lain
sistematis. termasuk pertimbangan politis.
Proses berpikir yang digunakan Inventarisasi potensi desa
adalah induktif yaitu bertolak dari digunankan sebagai acuan
fakta-fakta yang bersifat khusus pembuatan penyusunan rencana dan
kemudian digeneralisasikan strategi dalam perihal pelaksanaan
menjadi ketentuan umum dalam pengelolaan sumber daya hutan. Di
pengambilan kesimpulan terhadap KPH kedu Selatan terdapat 267
desa yang diinventarisir.
objek yang diteliti.
3) Persiapan prakondisi sosial (dialog
3. HASIL DAN PEMBAHASAN multistakeholder, pembentukan
a. Pelaksanaan PHBM di KPH Kedu kelembagaan, forum komunikasi
Selatan. (desa, kecamatan dan kabupaten)).
Dalam melaksanakan PHBM Dialog multistakeholder yaitu
terdapat tahapan yang dilalui oleh KPH dialog yang diselenggarankan oleh
Kedu Selatan dan LMDH serta pihak Perum Perhutani dengan LMDH,
yang berkepentingan, dimana tahapan- Lembaga Swadaya Masyarakat dan
tahapan tersebut dimulai dari juga pemerintah daerah, dialog
pengenalan program hingga multistakeholder bertujuan untuk
pelaksanaan serta evaluasi. Maksud menciptakan persamaan
dari adanya tahapan-tahapan yang pemahaman mengenai pengelolaan
sumberdaya hutan. Pembentukan dilaksanakan oleh petugas Perum
kelembagaan yaitu pembentukan Perhutani bersama LMDH dengan
LMDH sebagai mitra Perum maksud untuk mengetahui
Perhutani dalam PHBM. Forum pencapaian PHBM yang telah
komunikasi dibentuk guna dilaksanakan dalam satu tahun.
mendorong proses optimalisasi dan Sementara pelaporan dimaksudkan
berkembangnya PHBM yang untuk mendokumentasikan dan
selaras dengan kepentingan merekomendasikan perkembangan
perusahaan, masyarakat desa hutan yang dilakukan dari hasil
dan pihak yang berkepentingan. pemantauan dan evaluasi.
4) Pembuatan perjanjian kerjasama KPH Kedu Selatan menyelenggarakan
dengan LMDH. Kerjasama yang PHBM dengan program-program sebagai
dilakukan oleh Perum Perhutani berikut:
dalam hal ini KPH Kedu Selatan 1) Sharing produksi kayu
dengan LMDH, dibuat dalam Sharing atau bagi hasil yaitu
bentuk perjanjian tertulis dengan pembagian hasil hutan yang berupa semua
akta notaris. Perjanjian kerjasama jenis kayu tebangan antara Perum
tersebut bertujuan untuk dapat Perhutani dan LMDH yang didasarkan
meningkatkan kesejahteraan pada nilai proporsi faktor produksi yang
masyarakat dan tetap menjaga dikontribusikan oleh masingmasing pihak
kelestarian hutan dalam melakukan melalui proses Pengelolaan Hutan
pengelolaan sumberdaya hutan. Bersama Masyarakat (PHBM). Kayu
5) Penyusunan Renstra (Rencana dan tebangan merupakan kayu yang berasal
Strategi) PHBM. Renstra disusun dari tebangan habis maupun penjarangan,
untuk memberikan arahan tebangan penjarangan adalah tebangan
pengelolaan secara bersama. sebagai tindakan untuk memberikan ruang
Didalam renstra dibuat berbagai tumbuh terhadap pohon tunggal.
kegiatan yang akan dilakukan Adapun faktor produksi dalam
dimsing-masing petak pangkuan, sharing produksi kayu meliputi lahan,
berikut peran dari masing-masing tenaga kerja, teknologi serta modal yang
pihak. Rencana kegiatan yang dapat digunakan untuk mendukung proses
disusun mencakup kegiatan didalam produksi sampai menghasilkan keluaran
dan diluar kawasan hutan. Renstra produksi dalam pengelolaan sumberdaya
merupakan rencana kegiatan selama hutan. Hasil hutan kayu yang menjadi
5 (lima) tahun. Penyusunannya obyek berbagi adalah kayu perkakas dan
dilakukan secara bersama antara kayu bakar dari kawasan hutan produksi
LMDH dengan Perhutani serta yang dikelola melalui proses Pengelolaan
pihak lain yang berkepentingan. Hutan Bersama Masyarakat. Kayu
Pemerintah Propinsi dan Kabupaten perkakas adalah kayu yang peruntukannya
berperan sebagai fasilitator. sebagai bahan industri dan atau bahan
6) Pemantauan, evaluasi pelaporan. bangunan lainya dengan ukuran panjang
Pemantauan dilaksanakan dalam dan diameter sesuai peraturan perusahaan
rangka pendampingan, pengawalan yang berlaku.
dan pengamatan atas pelaksanaan Sedangkan kayu bakar adalah kayu
PHBM. Pemantauan dilaksanakan yang tidak digunakan sebagai bahan
terus menerus oleh semua jajaran baku industri dan atau bahan
Perum Perhutani, LMDH, dan para bangunan lainnya dengan ukuran
pihak yang berkepentingan minimal 2/4 panjang 1 (satu) meter dan 5/8
3 (tiga) bulan sekali. Evaluasi panjang 0,5 meter.
Pelaksanaan sharing produksi kopal juga digunakan sebagai campuran lak
kayu antara Perum Perhutani KPH dan vernis.
Kedu Selatan dengan LMDH yang Kawasan yang diperuntukan untuk pinus
ada di kawasan KPH Kedu Selatan pada KPH Kedu
bertujuan untuk meningkatkan Selatan adalah seluas 25.941,11 ha dari total
pemberdayaan masyarakat desa luas kawasan 44.659,81 ha. Pada tahun 2015
hutan dapat mencapai produksi getah pinus sebesar 11.500.000 Kg
kesejahteraan. Dalam sharing yang terbagi dalam 6 wilayah BKPH di 5
produksi kayu, setiap tahun LMDH kabupaten yang meliputi BKPH Purworejo
memperoleh dana sharing produksi 3.549.285 Kg, BKPH Kebumen 2.409.314,
kayu yang berasal dari hasil penen BKPH Karanyanyar 1.838.572, BKPH
kayu tebangan.9 Gombong Utara 2.300.182 Kg, BKPH
Sebagaimana diatur dalam Ngadisono 819.252 Kg, dan BKPH
Keputusan Direksi Perum Perhutani Banjarnegara 583.393 Kg. Menurut Kepala
Nomor 436/KPTS/DIR/2011 Sub Seksi PHBM KPH Kedu Selatan Ayurani
tentang Pedoman Berbagi Hasil Prasetyo, dalam kegiatan penyadapan getah
Hutan Kayu, maka Perhutani KPH pinus di KPH Kedu Selatan dibantu oleh
Kedu Selatan mengalokasikan dana hampir 7000 orang penyadap dengan status
sharing produksi kayu untuk buruh lepas. Para penyadap tersebut
dimanfaatkan dalam kegiatan mendapat penghasilan berdasarkan
pengamanan hutan, pemberdayaan banyaknya getah yang dapat disetorkan
lembaga koperasi, pembangunan kepada KPH Kedu Selatan, dengan jadwal
insfrastuktur desa, kesehatan dan setor satu bulan sebanyak 2 (dua) kali.
pendidikan, bantuan sosial Penyadap tersebut merupakan warga yang
kemasyarakatan, pengembangan bertempat tinggal disekitar kawasan hutan
kelembagaan usaha produktif serta pinus KPH Kedu Selatan.
monitoring dan evaluasi. Tahun 2015 Perum Perhutani KPH Kedu
2) Sharing produksi non kayu Selatan menyerahkan dana bagi hasil dari
KPH Kedu Selatan mempunyai produksi kayu dan non kayu tahun 2014
usaha hasil hutan bukan kayu sebesar Rp 895 juta kepada LMDH di lima
berupa penyadapan getah pinus dan kabupaten wilayah pangkuan KPH Kedu
kopal. Getah pinus hasil sadapan Selatan yang meliputi wilayah Purworejo Rp
tersebut diolah menjadi 212.700.888, Kebumen Rp 292.361.874,
gondorukem dan terpentin. Banyumas Rp 32.124.768, Banjarnegara Rp
Gondorukem digunakan di bidang 78.608.859 dan Wonosobo Rp
farmasi dan industri kimia, sementara 279.804.843.13
terpentin adalah pelarut yang digunakan Dana sharing tersebut
sebagai bahan baku cat, bahan baku parfum, dialokasikan untuk pembangunan
desinfektan, dan campuran bahan kimia desa seperti sarana jalan, pembuatan
lainnya. Kopal sendiri merupakan hasil gardu siskamling, dan dimasukkan
olahan getah yang disadap dari pohon damar. dalam AD/ART LMDH yang
Kopal adalah bahan dasar bagi cairan pelapis bersangkutan.
kertas supaya tinta tidak menyebar, selain itu Perolehan untuk masing-masing
kabupaten tersebut berdasarkan
9 Nur Kholiq, 2014, Perhutani Kedu Selatan
pencapaian produksi kayu maupun
Serahkan Dana Sharing Rp 1 miliar,
getah pinus dan kopal.
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/ 3) Penyerapan tenaga kerja Salah satu
news/2014/08/28/214772/Perhutani-KeduSelatan-
Serahkan-Dana-Sharing-Rp-1-Miliar. Diakses 23 kontribusi Perum Perhutani KPH
Januari 2017. Kedu Selatan bagi masyarakat yang
dilaksanakan berdasarkan PHBM tanaman pangan dapat memberikan
adalah adanya penyerapan tenaga keuntungan ganda. Di pihak petani dapat
kerja dari masayarakat sekitar memperoleh lahan untuk ditanami dan
perusahaan. Dalam setiap kegiatan digarap, sementara di sisi Perum Perhutani
yang dilaksanakan oleh perum juga diuntungkan karena tanaman pokok
perhutani KPH Kedu Selatan perusahaan dapat terhindar dari kerusakan.
senantiasa melibatkan masyarakat Pada tahun 2015 tercatat total hasil
untuk turut serta. Pelibatan pangan yang dapat dinikmati oleh
masyarakat sebagai tenaga kerja masyarakat sebesar 43,05 ton atau senilai
dalam pengelolaan hutan mulai dari Rp 47.238.000, terdiri dari padi 9,35 ton
kegiatan perencanaan, pembinaan, (Rp 28.050.000), jagung 6,15 ton (Rp
produksi, industri, pemasaran 12.300.000), dan ketela 27,55 ton (Rp
sampai perlindungan hutan. KPH 6.888.000).
Kedu Selatan berupaya semaksimal 5) Bantuan bibit
mungkin memberikan kontribusi KPH Kedu Selatan menyalurkan bibit
kepada masyarakat. Dengan kepada masyarakat secara cuma-cuma.
penyerapan lapangan kerja Bibit yang di salurkan berupa bibit
diharapkan pengangguran tanaman keras misalnya jati, sengon,
masyarakat menurun serta Perum mahoni selain itu juga disalurkan bibit
Perhutani KPH Kedu Selatan dapat tanaman buah seperti sukun, kluweh,
memberi peningkatan pendapatan nangka durian, jambu dan bibit rambutan.
kepada masyarakat. KPH Kedu KPH Kedu Selatan berupaya memberikan
Selatan pada tahun 2015 dapat manfaat bagi masyarakat setempat untuk
menyerap tenaga kerja sebanyak terciptanya iklim yang harmonis antara
masyarakat dan Perum Perhutani dalam
memanfaatkan sumberdaya hutan melalui
13
KPH Kedu Selatan Serahkan Dana Sharing Rp pengelolaan hutan lestari. Bantuan bibit
185 juta, juga dimaksudkan mendukung upaya
http://perhutanikphkeduselatan.co.id/berita/keduse penghijauan dan pengkayaan lahan di
latan-serahkan-dana-sharing-rp-185-juta/ diakses dalam dan luar kawasan hutan.
23 Januari 2017. 6) Pembinaan usaha produktif
19.968 orang senilai Rp Usaha-usaha produktif sebagai
32.968.080.000. implementasi PHBM di KPH Kedu
4) Tanaman pangan Selatan dapat dikelompokan
Kontribusi Perum Perhutani KPH menjadi beberapa bidang yaitu
Kedu Selatan selain melalui sharing perikanan, pertanian dan
produksi kayu dan non kayu, penyerapan perkebunan. Dalam bidang
tenaga kerja juga memberi kesempatan perikanan terdapat perikanan lele
kepada masyarakat disekitar hutan dumbo dan nila, bidang pertanian
perusahaan untuk dapat memanfaatkan terdapat penanam rumput gajah
lahan disekitar tanaman pokok perusahaan. sebagai pakan ternak dan kapulogo,
Masyarakat dalam hal ini petani diberikan sementara pada bidang perkebunan
kesempatan luas untuk menggarap lahan terdapat perkebunan kopi, cengkeh,
perusahaan untuk ditanami tanaman salak, dan genitri. Jumlah
pangan sejauh itu tidak mengganggu pendapatan dari bidang-bidang
tanaman perusahaan. Kegiatan tersebut tersebut pada tahun 2015 mencapai
lazim dikenal dengan nama tumpangsari. Rp 22.348.500.000.10
Keterlibatan petani dengan memanfaatkan
10 Biro Perancangan SDH dan Perusahaan, 2016
ruang antar tanaman pokok untuk ditanami
Profil KPH Kedu Selatan Tahun 2015, Salatiga,
Masyarakat desa hutan merupakan tidak hanya bekerjasama dengan
pihak yang turut berkepentingan koperasi masyarakat setempat namun
terhadap perusahaan sehingga ada juga menjalin kerjasama dengan
suatu perhatian perhatian dari KPH LMDH dan pihak-pihak lain yang
Kedu Selatan terhadap hal tersebut. berkepentingan.
Program-program yang dijalankan
sebagai pelaksanakan Pengelolaan 4. KESIMPULAN
Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Perum Perhutani KPH Kedu Selatan
KPH Kedu telah melaksanakan Pengelolaan Hutan
Selatan yang meliputi sharing produksi Bersama Masyarakat (PHBM). Bentuk
baik sharing produksi kayu dan non program yang dilaksanakan adalah
kayu, penyerapan tenaga kerja, sharing produksi kayu dan bukan kayu,
tanaman pangan dengan sistem pemanfaatan lahan dengan system
tumpang sari, serta pembagian bibit tumpang sari, pemberian bantuan bibit,
merupakan kontribusi yang telah pembentukan usaha produktif. Program
diberikan KPH Kedu Selatan kepada tersebut bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat dan juga pihak-pihak yang masyarakat sekitar kawasan hutan KPH
berkepentingan lain yang merupakan Kedu Selatan mandiri, sejahtera. Jadi
stakeholders KPH Kedu Selatan. dapat disimpulkan bahwa programprogram
b. PHBM ditinjau dari Pasal 30 UU 41 dalam PHBM tersebut merupakan
Tahun 1999 tentang Kehutanan implementasi tanggung jawab sosial
Perum Perhutani sebagai BUMN perusahaan ysang dilekasanakan Perum
yang bergerak dalam penyelenggara Perhutani.
perencanaan hutan, pengelolaan hutan, Pengelolaan Hutan Bersama
dan pemanfaatan hutan. Perum Masyarakat (PHBM) Perum Perhutani
Perhutani merupakan salah satu yang aturan pelaksanaanya melalui
perusahaan yang mendapat izin untuk Keputusan Direksi Perum Perhutani
usaha pemanfaatan hutan. Landasan Nomor 682/KPTS/DIR/2009 merupakan
hukum dari Perum Perhutani adalah penjabaran dari Undang-Undang Nomor
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Namun
2010 tentang Perusahaan Umum Perum Perhutani tidak hanya mengadakan
Kehutanan Indonesia (Perum kerjasama dengan koperasi masyarakat
Perhutani). Sebagai Badan Usaha Milik tetapi juga diperluas dengan melakukan
Negara yang mendapat izin untuk kerjasama dengan Lembaga Masyarakat
usaha pemanfaatan hutan, maka Perum Desa Hutan (LMDH) dan pihak lain yang
perhutani wajib bekerjasama dengan berkepentingan.
koperasi masyarakat setempat
sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 5. REFERENSI
30 Undang-Undang Nomor 41 Tahun
1999. Dalam melaksanakan kewajiban Buku
tersebut direksi Perum Perhutani Abdulkadir Muhammad, 2010, Hukum
mengeluarkan Keputusan Direksi Perusahaan Indonesia (Cetakan
Perum Perhutani Nomor Keempat Revisi), PT. Citra Aditya
682/KPTS/DIR/2009 tentang Pedoman Bakti, Bandung.
Pengelolaan Sumberdaya Hutan Biro Perancangan SDH dan Perusahaan,
Bersama Masyarakat (PHBM). Dalam 2016 Profil KPH Kedu Selatan
pelaksanaan PHBM, Perum Perhutani Tahun 2015, Salatiga.
Joni Emirzon, dkk. 2007, Perspektif
hlm. 27.
Hukum Bisnis Indonesia pada Era 185 juta,
Globalisasi Ekonomi, Genta Press, http://perhutanikphkeduselatan.co.id/be
rita/kedu-selatan-serahkan-danasharing-
Yogyakarta.
rp-185-juta/ diakses 23 Januari 2017.
Rahmatullah dan Trianita Kurniati, 2011, Pengelolaan hutan Bersama
Panduan Praktis Pengelolaan Masyarakat (PHBM)
Corporate Social Responsibility, (Kolaborasi antara
Samudra Baru, Yogyakarta. Masyarakat Desa Hutan dengan Perum
Sri Rejeki Hartono, 2007, Hukum Perhutani dalam Pengelolaan
Ekonomi Indonesia, bayu media, Sumberdaya Hutan di Jawa),
http://www.cifor.org/lpf/docs/java/LPF
Jakarta.
_Flyer_PHBM.pdf, diakses 3 Oktober
Tri Budiyono, 2011, Hukum Perusahaa:
2016.
Tinjauan Yuridis Terhadap
UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, Griya
Media,
Salatiga.

Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal.
Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor
67. Sekretariat Negara. Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2003 tentang
Badan Usaha Negara. Lembaran
Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 70.
Sekretariat Negara. Jakarta
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2010 tentang
Perusahaan Umum (Perum)
Kehutanan Negara. Lembaran
Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 124.
Sekretariat Negara. Jakarta.

Internet
Nur Kholiq, 2014, Perhutani Kedu Selatan
Serahkan Dana Sharing Rp 1 miliar,
http://www.suaramerdeka.com/v1/inde
x.php/read/news/2014/08/28/214772/P
erhutani-Kedu-Selatan-Serahkan-
DanaSharing-Rp-1-Miliar. Diakses 23
Januari 2017.
KPH Kedu Selatan Serahkan Dana Sharing Rp

You might also like