You are on page 1of 7

Jurnal Photon Vol. 8 No.

1, Oktober 2017

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG


PEMAKAIAN GIGI TIRUAN DI DESA MAYANG PONGKAI KECAMATAN
KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

Yeyen Gumayesty

Program Studi D-III Teknik Gigi STIKes Hang Tuah Pekanbaru


e-mail: yeyenrangkuti@gmail.com

ABSTRACT
Denture is a removable dental prosthesis which replaces the masticatory surface and accompanying structures
of an upper arch and lower jaw. The function of dentures is the esthetic function recovery, which still lags
tissue preservation, prevention of migration of teeth, chewing load distribution improvement. Denture should
be kept clean to prevent further tooth loss, gingival inflammation or infection of bacteria and fungi and prevents
the denture does not smell.
The aim of research to describe the behavior of the public about the use of denture in Mayang Pongkai Village.
Type a descriptive quantitative research. The population is the entire community of Mayang Pongkai Village
Central Kampar Kiri with population 2663 people with a sample of 96 respondents. Sampling technique using
stratified sampling. Analysis of the data used to describe the univariate independent and dependent variables
are presented in the form of a frequency distribution. The research result most respondents did not wear a
denture that is 70 respondents (72.9%), most of the respondents had a good knowledge ie 19 respondents
(73.1%) and the majority of respondents have a negative attitude were 19 respondents (73%). Suggestions
research is expected to generate awareness for the community to create dentures to dental health professionals
are dentists who have partnered with dental techniques. Local health workers to conduct counseling on the
risks of making dentures in non-health personnel and strive provide affordable dental care to the community.

Key words: Denture, Knowledge and Attitudes.

1. PENDAHULUAN yang menggunakan gigi tiruan sebanyak 46


Gigi tiruan adalah sebagai protesa gigi orang(17,3%) dan yang tidak menggunakan
lepasan yang berfungsi untuk mengantikan gigi tiruan 220 orang (82,7%) dan pengetahuan
permukaan pengunyahan dan struktur-struktur masyarakat kurang tentang pemakaian gigi
yang menyertai dari suatu lengkung rahang atas tiruan sebanyak 80 orang (30%). Masyarakat
dan rahang bawah. Fungsi gigi tiruan pemulihan pengguna gigi tiruan di desa Mayang Pongkai
fungsi estetik, pelestarian jaringan yang masih memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda
tertinggal, pencegahan migrasi gigi, dan keadaan status sosial ekonomi yang
peningkatan distribusi beban kunyah tergolong menengah kebawah. Dari hasil
(Haryanto,1995 ). wawancara dan observasi dengan masyarakat
Menurut data Riskesdas 2013, persentase desa Mayang Pongkai tersebut, didapatkan
penduduk yang mempunyai masalah gigi dan bahwa pengetahuan masyarakat tentang gigi
mulut di Indonesia sebesar 25,9%, dan yang tiruan masih kurang, hal ini dibuktikan dengan
menerima perawatan medis di Indonesia adanya gigi tiruan yang patah tapi disambung
sebesar 31,1%, persentase masalah gigi dan sendiri menggunakan benang, protesa sudah
mulut yang tertinggi terdapat pada kelompok berubah warna, dan oral hygene tidak baik. Jasa
usia produktif yaitu umur35-44 tahun dan 45-54 pembuatan gigi tiruan yang dipakai oleh
tahun. Penduduk Riau yang tertinggi terdapat masyarakat tersebut lebih banyak ke tukang gigi
pada usia 35-44 tahun dan 45-54 tahun, sebesar keliling dan masyarakat yang tidak
16,2% serta proporsi menyikat gigi setiap hari menggunakan gigi tituan, merasa malu
Kampar menepati urutan ke tiga (3) sebesar memakai gigi tiruan, jijik memakai gigi tiruan
97,6%. karena masyarakat mengira gigi tiruan terbuat
Pada survey pendahuluan yang peneliti dari gigi hewan.
lakukan pada 266 orang terdapat penduduk

FMIPA-UMRI 7
Vol. 8 No.1, Oktober 2017 Jurnal Photon

2. METODOLOGI PENELITIAN c. Pendidikan


Jenis penelitian yang digunakan adalah Tabel 3.3
kuantitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian Distribusi Frekuensi Responden
dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juli Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Frekuensi Persentase
2016. Populasi dalam penelitian ini adalah (Orang)
seluruh Masyarakat Desa Mayang Pongkai 1 Tidak 29 30.2
Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Tamat
2 SD 23 24.0
Kampar yang berjumlah 2663 orang. Sampel
3 SMP 14 14.6
pada penelitian ini adalah sebagian masyarakat 4 SMA 19 19.8
Desa Mayang Pongkai Kecamatan Kampar Kiri 5 Perguruan 11 11.5
Tengah Kabupaten Kampar Tahun 2016 Tinggi
Total 96 100
berjumlah 96 responden. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini stratified
sampling (propportional sampling). d. Pekerjaan
Tabel 3.4
Pengambilan secara proporsi dilakukan dengan
Distribusi Frekuensi Responden
mengambil subyek dari setiap RT ditentukan Berdasarkan Pekerjaan
seimbang dengan banyaknya subyek dalam No Pekerjaan Frekuens Persentas
masing-masing RT di Desa Mayang Pongkai. i (Orang) e
1 IRT 14 14.6
Data primer diperoleh langsung dari 2 Tani 36 37.5
responden melalui kuesioner yang dibuat oleh 3 Swasta 17 17.7
4 Pelajar/mahasisw 9 9.4
peneliti dan responden mengisi sendiri a
lembaran kuesioner yang telah disediakan. Data 5 PNS 20 20.8
sekunder yaitu data yang diperoleh dari Tota 96 100
l
penelusuran dokumen yang bersumber dari
Kantor Kepala Desa Kecamatan Kampar Kiri e. Ekonomi
Tengah Kabupaten Kampar. Tabel 3.5
Distribusi Frekuensi Responden
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Ekonomi 3
Hasil No Ekonomi Frekuensi Persentase
(Orang)
Karakteristik Responden
a. Umur 1 (Rp. 14 14.6
Tabel 3.1 1.500.000)
2 (Rp. 24 25.0
Distribusi Frekuensi Responden
2.500.000 )
Berdasarkan Umur 3 ( Rp. 58 60.4
No Umur Frekuensi Persentase 3.500.000 )
(Orang) Total 96 100
1 35-40 56 58.3
2 41-44 40 41.7 f.
Pemakaian Gigi Tiruan
Total 96 100 Tabel 3.6
Distribusi Frekuensi Responden
b. Jenis Kelamin Berdasarkan Pemakaian Gigi Tiruan
Tabel 3.2 No Pemakaian Frekuensi Persentase
Distribusi Frekuensi Responden Gigi Tiruan (Orang)
BerdasarkanJenis Kelamin 1 Tidak 70 72.9
No Jenis Frekuensi Persentase Memakai
Kelamin (Orang) 2 Memakai 26 27.1
1 Laki-laki 39 40.6 Total 96 100
2 Perempuan 57 59.4
Total 96 100

8 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 8 No. 1, Oktober 2017

g. Pengetahuan persentase pemakaian gigi tiruan pada usia


Tabel 3.7 lanjut lebih banyak karena dimana usia lanjut
Distribusi Frekuensi Responden lebih mengalami kemunduran fisik.
Berdasarkan Pengetahuan
b. Jenis Kelamin
No Pengetahuan Frekuensi Persentase
(Orang) Hasil penelitian menunjukkan bahwa
1 Kurang Baik 10 10.4 responden perempuan lebih banyak dari pada
2 Baik 86 90
Total 96 100 lak-laki, hal ini menunjukkan lebih di dominasi
oleh perempuan sebanyak 57 responden
(59.4%), dibandingkan responden berjenis
h. Sikap kelamin laki-laki 39 responden (40.6%).
Tabel 4.8 Sesuai dengan penelitian yang dilaporkan
Distribusi Frekuensi Responden
oleh Prabhu et al. yaitu Persentase penggunaan
Berdasarkan Sikap
No Sikap Frekuensi Persentase gigi tiruan sebagian lepasan berdasarkan jenis
(Orang) kelamin, lebih besar didapati pada jenis kelamin
1 Negatif 77 80.2 perempuan dibandingkan laki-laki. Beberapa
2 Positif penelitian menunjukkan perempuan lebih
19 19.8
beresiko mengalami kehilangan gigi
Total 96 100 dibandingkan laki-laki dikarenakan
berkurangnya kadar hormon estrogen yang
Pembahasan menyebabkan tulang kehilangan kalsium yang
Karakteristik Responden terdapat juga pada gigi.
a. Umur Berdasarkan asumsi peneliti berdasarkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56 karakteristik jenis kelamin perempuan lebih
orang responden (58.3%) terdapat pada mayoritas dibandingkan laki-laki karena
kelompok usia 35-40 tahun yang tidak pakai perempuan lebih mementingkan penampilan
gigi tiruan 41 orang dan yang pakai gigi tiruan ketika memakai gigi tiruan dan perempuan
15 orang. lebih peduli terhadap perawatan gigi dari pada
Berdasarkan hasil penelitian yang laki-laki, sehingga lebih ingin untuk memakai
dilakukan oleh Vlorenzy (2015) menunjukkan gigi tiruan termasuk non propesional ataupun
bahwa sebagian besar responden berada pada keperawat untuk memasang gigi tiruan.
kelompok usia 51 - 60 tahun yaitu sebanyak 16 c. Pendidikan
responden (53,33%) paling banyak didapati Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mengalami kehilangan gigi dan yang responden sebagian besar pendidikannya adalah
menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan. Tidak Tamat yaitu 29 responden (30.2%)
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan sedangkan yang paling rendah adalah
penelitian Lin et al yang menyatakan lebih dari pendidikan PT (Perguruan Tinggi) yaitu 11
90% seseorang berusia 60 tahun ke atas telah responden (11.5%).
mengalami kehilangan gigi karena telah dicabut Berdasarkan hasil penelitian yang
ataupun indikasi untuk dicabut. dilakukan oleh Jatuadomi dkk (2016),
Hal ini didukung oleh teori Notoatmodjo menunjukkan bahwa responden yang
(2007) bahwa umur adalah mempengaruhi daya menempuh tingkat pendidikan SMA
tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin merupakan pasien dengan jumlah terbanyak 18
bertambah umur semakin berkembang pula orang (56,25%).
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga Seseorang yang memiliki pendidikan yang
pengetahuan yang di peroleh semakin lebih tinggi, lebih banyak mendapatkan
membaik. informasi tentang kebutuhan kesehatan
Berdasarkan asumsi peneliti sesuai dengan sehingga dapat mencari perawatan gigi lebih
karakteristik umur menunjukkan bahwa awal dibandingkan dengan seseorang yang

FMIPA-UMRI 9
Vol. 8 No.1, Oktober 2017 Jurnal Photon

memiliki status pendidikan rendah (Esan TA Menurut George Soul, ekonomi adalah
dkk, 2014). pengetahuan sosial yang mempelajari tingkah
Penulis berasumsi bahwa pendidikan laku manusia dalam kehidupan masyarakat
penting, hal tersebut memengaruhi pengetahuan khususnya dengan usaha memenuhi kebutuhan
mereka terhadap penggunaan gigi tiruan dalam rangka mencapai kemakmuran dan
sebagian lepasan karena semakin tinggi tingkat kesejahteraan (Richard G Lipsey dan Pete O
pendidikan maka tingkat pengetahuannya akan Steiner, 1991).
semakin banyak dengan demikian daya serap Penelitian yang dilakukan oleh Sarnizia
terhadap informasi juga akan semakin tinggi. pada tahun 2008 di Medan menemukan bahwa
d. Pekerjaan sebanyak 92,5% menyatakan biaya yang relatif
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan lebih murah pada tukang gigi menjadi alasan
bahwa responden dengan jenis pekerjaan petani utama dalam memanfaatkan jasa tukang gigi
yaitu 36 responden (37.5%) sedangkan dibandingkan dengan pelayanan kesehatan gigi
sebagian kecil pekerjaannya adalah lainnya dan mengenai biaya pasang gigi palsu
Pelajar/Mahasiswa yaitu 9 responden (9.4%). yang berlaku menurut tukang gigi umumnya
Namun hal ini berdampak pada status ekonomi berkisar Rp. 80.000,- sampai Rp. 100.000,-
masyarakat dengan biaya yang akan tergantung gigi tiruan yang akan dibuatkan
dikeluarkan untuk pembuatan gigi tiruan bahkan khusus untuk pembuatan gigi tiruan bisa
terhadap pemilihan pembuatan gigi tiruan. dilakukan cicilan 3 kali sedangkan pada dokter
Berdasarkan penelitian yang dilakukan gigi harga yang ditawarkan jauh lebih mahal
oleh Ibnu Husnul Aulia (2014), menunjukkan sesuai dengan kondisi gigi yang akan dibuatkan
bahwa responden dengan jenis pekerjaan tani gigi tiruan dan pasien tidak dapat mencicil. 15
48 responden (52.7%) lebih banyak Hasil penelitian tersebut tentu tidak berbeda
dibandingkan dengan responden yang bekerja jauh dengan penelitian yang penulis lakukan di
sebagai seorang PNS. Namun hal ini berdampak desa Treman tentang pembuatan gigi tiruan oleh
pada status ekonomi masyarakat dengan biaya tukang gigi lebih murah dibandingkan dokter
yang akan dikeluarkan untuk pembuatan gigi gigi bahwa responden merasa pembuatan gigi
tiruan terhadap pemilihan tempat pembuatan tiruan oleh tukang gigi lebih murah bahkan
gigi tiruan. dapat dicicil sehingga mereka lebih memilih ke
Penulis berasumsi bahwa pekerjaan akan tukang gigi untuk melakukan pembuatan gigi
memperngaruhi masyarakat untuk memasang tiruan dibandingkan ke dokter gigi karena
gigi tiruan karena melihat biaya pembuatan gigi alasan ekonomi.
tiruan mahal sehingga masyarakat memilih Penulis berasumsi bahwa sosial ekonomi
membuat gigi tiruan ke tukang gigi karena yang lemah kebanyakan dari responden lebih
relatif lebih murah. Terhadap masyarakat mencari harga yang lebih murah ke tukang gigi
pekerjaannya tani harus lebih banyak bertanya untuk pembuatan gigi tiruan namun responden
kepada tenaga medis sebelum memakai gigi tidak memperhatikan kesterilisasi dari alat-alat,
tiruan jangan asal pasang saja terutama bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan
memasang ke tukang gigi. gigi tiruan. Memasang gigi jangan dilihat
e. Ekonomi murahnya tapi kualitas dan kesterilisasi alat-alat
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan atau pembuatan gigi tiruan.
bahwa responden dengan mempunyai Ekonomi
yang tertinggi pada pendapatan golongan Analisis Univariat
pendapatan tinggi 58 responden (60.4%), a. Pemakaian Gigi Tiruan
sedangkan sebagian kecil pendapatan yang Berdasarkan hasil dari penelitian
terendah pada golongan pendapatan rendah 14 menunjukkan bahwa dari 96 responden yang
responden (14.6%). diteliti, sebagian besar responden tidak
memakai Gigi Tiruan yaitu 70 responden

10 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 8 No. 1, Oktober 2017

(72.9%), sedangkan responden yang memakai buruk pada kebersihan rongga mulut masih
Gigi Tiruan berjumlah 26 responden (27.1%). kurang, dimana 40 responden menjawab tidak
Penelitian yang dilakukan oleh Fonda tahu. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Pandu (2014), yaitu sebagian besar responden mayoritas masyarakat tidak mengetahui akibat-
tahu bahwa perubahan penampilan dapat akibat yang dapat terjadi dari pemakaian gigi
diperbaiki dengan memakai gigi tiruan. Dengan tiruan antara lain bertambahnya akumulasi plak
persentase hampir 90% menunjukkan bahwa meningkatnya frekuensi karies, memburuknya
pengetahuan responden mengenai manfaat gigi kebersihan mulut, radang gingiva dan
tiruan yang berhubungan dengan perubahan goyangnya gigi.
penampilan tergolong baik. Responden tahu Penulis berasumsi bahwa sebagian besar
bahwa jika kehilangan gigi maka penampilan responden memiliki tingkat pengetahuan baik.
mereka akan menjadi tidak menarik karena Berdasarkan pengamatan dilapangan bahwa
tidak bisa bebas untuk berbicara atau jika dilihat dari tingkat pendidikan formal yang
tersenyum. Hal ini juga berkaitan dengan tujuan diperoleh responden, mayoritas pendidikan
pemakaian gigi tiruan yaitu untuk memperbaiki responden terbanyak adalah SD, SMA, dan PT
estetik. Seseorang yang mengalami kehilangan (Perguruan Tinggi).
gigi namun telah memakai gigi tiruan akan lebih c. Sikap
percaya diri untuk berinteraksi dengan orang Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
lain, tidak akan lagi merasa malu atau rendah bahwa dari 96 responden sebagian besar
diri saat berbicara atau tertawa di depan umum. responden mempunyai Sikap Negatif yaitu 77
Penulis berasumsi bahwa masyarakat responden (80.2%), dan sebagian kecil
yang tidak memakai gigi tiruan karena sebagian responden mempunyai sikap Positif yaitu 19
besar merasa memakai gigi tiruan tidak nyaman responden (19.8%). Jadi Sikap responden
memakai gigi tiruan, merasa malu, biaya mahal, terhadap Pemakaian Gigi Tiruan kurang baik.
jijik atau geli, dan lain-lain. Di harapkan bagi Sikap merupakan reaksi atau respons yang
responden yang giginya ompong harus masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
menggunakan gigi tiruan karen kalau tidak stimulus atau objek. Newcomb, salah seorang
segera dipasang akan menyebabkan migrasi, ahli spikologis sosial menyatakan bahwa sikap
erupsi berlebihan, penurunan efisiensi kunyah itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
dll. bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan
b. Pengetahuan motif tertentu (Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian ini Penelitian yang dilakukan oleh David
menunjukkan bahwa dari 96 responden (20`4) yaitu berdasarkan skor rata-rata yang
sebagian besar responden memiliki diperoleh menunjukkan hasil bahwa sikap
pengetahuan Baik yaitu berjumlah 86 masyarakat dalam memelihara gigi tiruan
responden (90%), pengetahuan Kurang Baik lepasan berbasis akrilik di desa Treman
yaitu berjumlah 10 responden (10.4%). kecamatan Kauditan termasuk dalam kategori
Pengetahuan merupakan salah satu faktor baik. Hasil ini menunjukkan bahwa pengguna
yang berperan dalam proses perkembangan gigi tiruan lepasan berbasis akrilik di desa
kesehatan sesorang. Semakin banyak Treman mempunyai kesadaran untuk berubah
pengetahuan seseorang terhadap kesehatan gigi menjadi lebih baik dalam memelihara
dan mulut, maka semakin baik pula tingkat kebersihan gigi tiruan mereka. Salah satu alasan
kesehatan yang dimiliki seseorang (Nursalam seseorang menunjukkan sikap yang ingin
Pariani, 2010). berubah atau menjadi lebih baik dalam hal
Penelitian ini dilakukan oleh Olivia (2014) kesehatan karena adanya suatu inovasi yang
menunjukkan bahwa dalam hal pengetahuan dapat memotivasi responden. Melalui inovasi
masyarakat pengguna gigi tiruan tentang yang diperoleh seperti program-program
pemakaian gigi tiruan mempunyai dampak kesehatan atau sarana lain yang membantu

FMIPA-UMRI 11
Vol. 8 No.1, Oktober 2017 Jurnal Photon

responden dalam hal mendapatkan informasi 3. Responden memiliki sikap yang Negatif dari
tentang pemeliharaan kebersihan gigi tiruan 96 responden yaitu 77 responden (80.2%),
serta kesehatan gigi dan mulut khususnya pada dan sikap positif yaitu 19 responden (19.8%).
pengguna gigi tiruan dan mengadopsi nilai-nilai
yang baik dari inovasi tersebut untuk DAFTAR PUSTAKA
melakukan perubahan. Agtini MD. Presentasi pengguna protesa di
Penulis berasumsi bahwa sebagian besar Indonesia tahun 2010. [diakses 26 April
responden sikap responden Negatif karena 2013] Available from: URL:
masyarakat kurang memperdulikan perawatan http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index
gigi tiruan atau kurang memperhatikan gigi php/MPK/article/download/782/870.
merekat sehingga banyak masyarakat lebih Aryani. Pemasangan dan pemeliharaan gigi
memilih gigi ompong dari pada memakai gigi tiruan. [diakses 26 April 2013]
tiruan itu di pengaruhi juga oleh faktor Diunduh dari: URL:
pengetahuan dan faktor pendidikan. Kesadaran http://ocw.usu.ac.id/course/download/61
sikap responden yang baik disebabkan oleh 10000046-
setiap responden mempunyai kesediaan untuk David. 2014. Perilaku Memelihara Kebersihan
berubah. Salah satu alasan seseorang Gigi Tiruan Lepasan Berbasis Akrilik
menunjukkan sikap dalam hal memperoleh Pada Masyarakat, Universitas Sam
kesehatan adalah suatu inovasi yang dapat Ratulangi Manado.
memotivasi responden. Melalui inovasi atau Dikbas I, Koksal T, Bal B, Ozkurt Z, Kazaoglu
program-program kesehatan, responden E. A survey of dentists' attitudes toward
mengadopsi nilai-nilai yang baik berkaitan denture cleansing. Turki 2005; cited 21
dengan upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan Mei 2013]
mulut, sehingga mereka memiliki kesediaan Fitria. 2014. Gambaran karakteristik individu,
untuk berubah. pengetahuan, dan Sikap lanjut usia
terhadap gigi tiruan di panti lanjut usia
4. KESIMPULAN khusnul khotimah, Program Studi D-III
Berdasarkan hasil penelitian yang di Teknik Gigi STIKes Hang Tuah
lakukan mengenai Gambaran Perilaku Pekanbaru.
Masyarakat Tentang Pemakaian Gigi Tiruan di Gunadi HA, Margo A, Burhan LK,
Desa Mayang Pongkai Kecamatan Kampar Kiri Suryatenggara F, Setiabudi I, editor. Buku
Tengah Kabupaten Kampar Tahun 2016, maka ajar geligi tiruan sebagian lepasan.
dapat disimpulkan sebagai berikut: Jakarta: Hipokrates; 2012.
1. Mayoritas responden berumur 35-40 tahun Hidayat, Alimul. Aziz, 2009. Metode Penelitian
sebanyak 56 responden (58.3%), mayoritas Keperawatan Teknik Analisis Data,
responden berjenis kelamin Perempuan 57 Jakarta.
responden (59.4%), mayoritas pendidikan Ibnu. 2014. Gambaran Masyarakat Tentang
responden Tidak Tamat SD yaitu 29 Penggantian Gigi Yang Hilang,
responden (30.2%), mayoritas pekerjaan Program Studi D-III Teknik Gigi STIKes
Tani yaitu 36 responden (37.5%), mayoritas Hang Tuah Pekanbaru.
pendapatan ekonomi responden golongan Notoadmodjo, Soekidjo, 2005. Metodologi
pendapatan tinggi 58 (60.4%). Penelitian Kesehatan, Jakarta.
2. Responden memiliki pengetahuan baik dari Notoadmodjo, Soekidjo, 2012.Promosi
96 responden yaitu 86 responden (90%), dan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan,
pengetahuan kurang baik yaitu 10 responden Jakarta.
(10.4%). Laporan Hasil Riset Krsrhatan Dasar
(Riskesdas) Nasional. (2013). Badan
Penelitian dan pengembangan

12 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 8 No. 1, Oktober 2017

kesehatan. Depertemen Kesehatan dan Sugiono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif


Kesehatan Republik Indonesia. Kualitatif dan R dan D, Bandung.
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Sujarweni, Wiratna. V, 2014. Metodologi
(Riskesdas) Provinsi Riau (2013). Badan Penelitian, Yogyakarta.
Penelitian dan pengembangan kesehatan Titjo, Oliavia. Charisma, 2014. Perilaku
Kementrian esehatan RI.Fakultas penggunaan gigi tiruan lepasan di
Kedokteran Gigi Universitas Sam kelurahan bahu. Fakultas Kedokteran
Ratulangi Manado. Gigi Universitas Sam Ratulangi Manado.
Saryono, 2011. Metodologi Penelitian Wikipedia, (2006). Gigi Palsu.
Kesehatan, Jogjakarta. http://id.wikipedia.org/Gigi.Palsu.
.

FMIPA-UMRI 13

You might also like