Professional Documents
Culture Documents
Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam, Universitas
Negeri Semarang
Abstract. The team’s findings pengampu lecturer in learning suggests that students
when given an assignment to create / modify props / lab science experience difficulties.
Most students collect assignments product is not the work itself or the group, but the
Internet search results. From the assessment results of the assignment, less than 30%
of students who scored ≥ 75 so that if no immediate action is taken, the course learning
objectives IPA Professional Development Teacher is not reached. Research purposes
to improve the ability of students in developing appropriate technology fields Science
Education. The study was conducted in a class action Prodi Science Education with the
goal of student rombel 2, which amounted to 25 people. Results showed students have
been able to create or modify props / lab science well, evidenced from the appraisal
report containing a draft study visit product design with a range of scores obtained
between 82 to 91 and from assessments of products that have made students more than
70% have earned a good category. The conclusions of this research is the ability of
students in developing appropriate technology education can be improved through the
implementation of study visit.
121
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit
tepat guna dan membuat/memodifikasi alat yang meliputi; teknologi tepat guna dan alat
peraga/praktikum. peraga/praktikum IPA. Jadi, kunjungan tidak
Berdasarkan temuan tim dosen dilakukan pada industri melainkan kelompok
pengampu dalam pembelajaran menunjukkan guru atau sekolah.
bahwa mahasiswa ketika diberikan penugasan Dari uraian latar belakang maka dapat
untuk menemukan teknologi tepat guna dirumuskan permasalahan dalam penelitian
dan membuat/memodifikasi alat peraga/ ini yaitu; Apakah kemampuan mahasiswa
praktikum mengalami kesulitan. Sebagian dalam mengembangkan teknologi tepat guna
besar mahasiswa mengumpulkan produk bidang pendidikan dapat ditingkatkan melalui
penugasan bukan hasil menemukan dan penerapan study visit pada mata kuliah
belum melakukan modifikasi dari alat Pengembangan Profesi Guru IPA?
yang telah ada sebelumnya. Produk yang Kegiatan study visit dalam pembelajaran
dikumpulkan merupakan hasil mengunduh merupakan suatu kunjungan belajar dengan
dari internet tanpa dilakukan modifikasi. Dari tujuan untuk mempelajari aspek-aspek
penilaian hasil penugasan, kurang dari 30% yang dianggap telah lebih baik dan lebih
mahasiswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 berhasil yang dilakukan oleh kelompok
sehingga dikhawatirkan tujuan pembelajaran kerja atau sekolah dalam mengelola kegiatan
untuk memberikan bekal pengetahuan tentang pembelajaran (Darhim, 2009). Kunjungan
pengembangan profesi guru IPA tidak tercapai. dirancang terlebih dahulu oleh dosen dan
Dari identifikasi penyebab permasalahan, diharapkan mahasiswa membuat laporan
selanjutnya tim dosen sepakat untuk untuk selanjutnya didiskusikan bersama.
memberikan kesempatan pada mahasiswa Dosen melakukan pendampingan yang
untuk melakukan kunjungan ke objek- kemudian dibukukan dan ditindaklanjuti
objek yang telah berhasil menemukan dan dalam bentuk rencana tindak. Berkaitan
mengembangkan teknologi tepat guna bidang dengan pengembangan profesi guru, maka
pendidikan dan membuat/memodifikasi alat kunjungan dilakukan pada pilihan objek
peraga/praktikum. Kegiatan pembelajaran yaitu kelompok guru atau sekolah yang telah
yang memberikan kesempatan mahasiswa berhasil mengembangkan pengembangan
menyaksikan objek nyata melalui kunjungan profesi guru meliputi; teknologi tepat guna,
diantaranya melalui study visit. Mengunjungi dan alat peraga/praktikum IPA.
objek pembelajaran dapat memberikan Kelebihan study visit diantaranya yaitu;
kesempatan luas kepada mahasiswa untuk (a) menerapkan prinsip pengajaran moderen
menggali informasi yang lengkap tentang yang memanfaatkan lingkungan nyata, (b).
karya inovatif guru bidang pendidikan membuat bahan yang dipelajari menjadi lebih
sehingga dapat memberikan rangsangan relevan dengan kenyataan dan kebutuhan
untuk menemukan dan membuat karya mahasiswa, (c). pengajaran dapat lebih
inovatif. Strategi study visit diharapkan juga merangsang kreativitas mahasiswa. Kegiatan
dapat menumbuhkan kemandirian belajar diawali dari identifikasi dan membuat daftar
mahasiswa. hal-hal yang dipelajari dari study visit.
Study visit yang diterapkan diawali dari Selanjutnya, membuat skala prioritas dan
penentuan objek pengamatan yang terkait melengkapi rancangan kegiatan dengan
dengan teknologi tepat guna bidang pendidikan tujuan, hasil, cara/metode, waktu, dan pihak
yang telah dihasilkan oleh kelompok guru yang terlibat.
atau sekolah di suatu daerah. Sasaran dibatasi Dalam melaksanakan kunjungan
pada produk karya inovatif bidang pendidikan yang harus dilakukan meliputi; persiapan,
122
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit
123
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit
tindakan kelas atau penelitian eksperimen, dan pembuatan, rancangan harus asli temuan
laporan penelitian tersebut tetap memperoleh sendiri sedangkan pembuatan dapat dibantu
nilai/angka kredit tersendiri. Contoh karya orang lain.
teknologi tepat guna yang termasuk perangkat Rancangan dan prosedur pembuatan
keras; kincir air yang dimanfaatkan untuk karya teknologi tepat guna bidang pendidikan
menumbuk padi atau untuk menghasilkan sebagai berikut;
listrik, mesin perontok padi, mesin penetas 1. Terdapat prosedur atau langkah kerja
telur dengan kotak kayu, pembuatan pupuk pembuatan,
kompos dengan menggunakan drum, 2. Terdapat alat dan bahan atau sumber daya
rangkaian elektronik penghemat daya listrik. pendukung yang diperlukan. Apabila
Selanjutnya yang termasuk perangkat lunak berupa benda atau alat maka diperlukan
diantaranya; program aplikasi komputer, dan keterangan mengenai bahan dan alat yang
sumber belajar berbasis komputer (Abidin, diperlukan, serta gambar kerja berupa
2009). gambar rincian maupun gambar susunan,
Dalam menemukan teknologi tepat guna 3. Apabila berupa rangkaian listrik atau
di bidang pendidikan, perlu memperhatikan elektronik maka diperlukan gambar
bahwa teknologi bersifat lebih memudahkan diagram kendali, diagram pengawatan, atau
pelaksanaan proses belajar mengajar atau gambar rangkaian komponen elektronik
praktikum dengan hasil yang lebih baik yang membentuk sistem kerja tertentu,
atau lebih optimal. Terdapat uraian tertulis 4. Apabila berupa software komputer maka
tentang cara pembuatan dan penggunaan yang diawali dengan diagram alur sistem yang
dilengkapi dengan gambar dan lain-lain yang dilanjutkan dengan penulisan program
dianggap perlu. dengan bahasa komputer tertentu,
Teknologi tepat guna bidang pendidikan 5. Apabila produk berupa bahan maka
harus memenuhi kriteria berikut; harus tercantum komposisi bahan yang
1. Merupakan penemuan baru, belum ada digunakan, sifat bahan, kelebihan/
sebelumnya, keunggulan bahan dan apa saja manfaat
2. Pernah ada tetapi memiliki tingkat bahan tersebut terutama dalam bidang
modifikasi yang tinggi (70%), pendidikan,
3. Pernah ada tetapi memiliki sistem yang 6. Apabila produk berupa alat, pesawat atau
berbeda, lebih baik, lebih efektif atau lebih barang tertentu, maka harus dijelaskan
efisien, langkah kerja/prosedur pengoperasiannya
4. Memiliki konstruksi yang sistematis, lengkap dengan aturan keselamatan kerja
memiliki rangkaian struktur tertentu (jadi yang harus diikuti. Perlu juga dijelaskan
tidak terlalu sederhana, misalnya; hanya cara mengatasi masalah bila ditemukan
terdiri dari satu batang atau satu bahan), kegagalan dalam penggunaan.
5. Menggunakan bahan yang ada di 7. Selain cara pengoperasian, perlu
sekitarnya, tetapi tidak mesti dari tumbuhan juga dijelaskan bukti bahwa dengan
atau barang bekas. Jadi yang penting bahan menggunakan produk teknologi tepat guna
yang mudah ditemukan, maka hasil belajar lebih baik atau proses
6. Dapat digunakan di kelas dalam proses belajar atau bimbingan dapat lebih murah
pembelajaran, dan mudah dilaksanakan.
7. Bersifat permanen (dapat digunakan secara Tahapan proses penemuan teknologi
berulang), tepat guna bidang pendidikan disajikan pada
8. Bila berupa alat, menunjukkan kerapian Gambar 1.
124
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit
125
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit
126
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit
127
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit
Kelompok
Skor Siklus ke Karya yang telah dibuat mahasiswa
I II
I 82 87 secara berkelompok merupakan tindaklanjut
II 85 90 dari study visit. Dari kedua siklus, data
III 88 87
IV 85 86 menunjukkan belum terdapat kelompok
V 90 91
yang memperoleh penilaian dengan kategori
Kemampuan mahasiswa dalam sangat baik, rentang kategori antara cukup
menyusun laporan sudah baik karena dosen sampai baik. Berdasarkan penilaian, rata-rata
sebelum kegiatan kunjungan telah memberikan kelompok mahasiswa masih mendapatkan
penjelasan tentang study visit sesuai panduan. nilai kurang pada aspek originalitas.
Dari perolehan skor menunjukkan bahwa Refleksi terhadap capaian siklus I untuk
mahasiswa pada kedua siklus telah mampu perbaikan ke siklus II yaitu; dari lima aspek
menyusun laporan dengan baik, dibuktikan yang dinilai, pada siklus I terdapat 4 kelompok
dari rentang skor antara 82 sampai dengan 91. yang memperoleh skor antara 12-13 atau
Dari perolehan nilai, kelompok III mengalami kategori cukup. Setelah dilakukan analisis,
penurunan skor satu angka, namun tetap pada terdapat 2 aspek yang mendapatkan nilai
rentangan di atas 85 atau sangat baik, jadi minimal yaitu rancangan dan originalitas.
penurunan satu angka tidak menyebabkan Rancangan tidak dilengkapi dengan skema
penurunan kategori. dan gambar sedangkan tingkat modifikasi
Produk yang telah dihasilkan mahasiswa alat juga minim artinya perubahan sebagai
yaitu; 1) mikroskop sederhana yang bentuk inovasi dari produk yang diobservasi
dimodifikasi dari bahan bekas pakai, 2) pada study visit sedikit mengalami perubahan.
alat peraga sistem tata surya yang dibuat Pada siklus ke II indikator keberhasilan yang
dengan tampilan yang menarik dari berbagai telah ditetapkan yaitu 70% produk mahasiswa
biji buah, 3) teleskop sederhana, dan 4) mendapat kategori baik telah tercapai.
modifikasi pesawat sederhana yang masing- Karya yang telah dihasilkan oleh
masing memiliki keunggulan dengan tingkat mahasiswa melalui penugasan kelompok,
modifikasi kurang dari 70% dari objek yang diharapkan tidak sebatas kewajiban yang
dikunjungi. harus diselesaikan, namun menjadi bagian
Selanjutnya, dilakukan penilaian produk dari kebutuhan belajar yang berdampak pada
teknologi tepat guna bidang pendidikan sebagai pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk
karya mahasiswa. Produk dinilai berdasarkan mengetahui sikap mahasiswa tentang kegiatan
lima aspek yaitu; rancangan, originalitas, study visit, maka dikumpulkan data melalui
alat/bahan, relevansi, dan tampilan produk. angket yang diberikan pada akhir siklus kedua.
128
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit
Matakuliah PPG IPA menjadi lebih menarik setelah melakukan study visit 21 4
Keinginan kuat untuk mengembangkan produk 21 4
Bermanfaat dalam mengembangkan produk teknologi bidang IPA 20 2
Menimbulkan keinginan kuat untuk mengikuti lomba karya tulis mahasiswa 20 5
Membantu memudahkan memahami materi perkuliahan 19 6
Angket yang diberikan memiliki empat Pada kelompok I untuk nilai laporan study
pilihan jawaban, namun hanya ada dua visit mengalami kenaikan dari kunjungan I ke
pilihan jawaban yang dipilih mahasiswa yaitu II yaitu nilai 82 menjadi 87. Kenaikan 5 angka
setuju dan sangat setuju. Dari kedua pilihan disebabkan karena mendapatkan kenaikan
menujukkan bahwa tidak terdapat mahasiswa angka untuk rancangan desain produk.
yang memilih tidak setuju dengan pernyataan Rancangan telah dibuat lebih sistematis
yang bersifat positif dalam pernyataan pada dengan menyajikan gambar yang dilengkapi
angket. dengan deskripsi dan keterangan. Kelengkapan
Mahasiswa pada siklus I dan II rancangan desain yang dibuat berarti telah
memperolah nilai laporan dengan rentang 82- mencermati masukan dosen pengampu dari
91 dengan demikian mahasiswa telah dapat hasil refleksi kegiatan study visit I. Selain
menyusun laporan dengan baik. Kemampuan itu, dengan rancangan desain yang semakin
dalam penyusunan laporan sangat berkaitan baik, menunjukkan kesiapan kelompok untuk
dengan kejelasan petunjuk kerja dan membuat produk juga semakin baik.
sistematika yang telah dijelaskan oleh dosen Kenaikan ternyata tidak dialami untuk
sebelum study visit. Sebelum mahasiswa kelompok III, karena justru nilai mengalami
melakukan kunjungan, dosen pengampu telah penurunan 1 angka dari 88 menjadi 87.
memberikan penjelasan setiap tahap yang Namun jika memperhatikan rentang nilai
harus diuraikan dalam laporan akhir kegiatan. masih di atas 85 atau kategori sangat baik.
Data atau fakta-fakta apa saja yang harus Setelah ditelusuri, penurunan terjadi pada
disajikan diingatkan secara serius oleh dosen tingkat kerapian laporan, mengingat ada pada
sehingga mahasiswa mendapatkan penjelasan bagian pembahasan terdapat penjelasan antar
tentang prosedur penyusunan laporan dengan paragraf yang tidak sesuai dengan keadaan
sejelas-jelasnya. Selain itu, adanya panduan deskripsi data hasil kunjungan.
kunjungan dalam bentuk print out yang Dari penilaian laporan kunjungan
dimiliki oleh setiap mahasiswa semakin mahasiswa pada siklus I, terdapat aspek
memudahkan mahasiswa dalam menyusun yang masih mendapatkan skor minimal yaitu
laporan kegiatan. rancangan dan cara pembuatan. Ditemukan
129
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit
130
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit
pengetahuan dan pengalaman secara langsung. Darhim. 2009. Modul Study Visit. Departemen
Berdasarkan angket, bahwa mahasiswa Pendidikan Nasional, Direktorat
tidak merasa terbebani dengan kegiatan Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan
yang telah dilakukan melainkan merasakan dan Tenaga Kependidikan, Direktorat
manfaat karena memudahkan memahami Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan.
materi perkuliahan melalui kegiatan yang Lestari. 2010. Pemanfaatan Metode
menyenangkan dan mengembangkan Kunjungan untuk Meningkatkan
kreativitas. Kemampuan Menulis. FKIP Universitas
Muhammadiyah Surakarta. http://www.
SIMPULAN DAN SARAN ums.com (diakses tanggal 3 Desember
Simpulan 2010).
Masrokhah. 2010. Pemanfaatan Metode
Dari hasil penelitian maka dapat Kunjungan untuk Meningkatkan
disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa Keaktifan Belajar Siswa. FKIP
dalam mengembangkan teknologi tepat guna Universitas Muhammadiyah Surakarta.
bidang pendidikan dapat ditingkatkan melalui http://www.ums.com (diakses tanggal 1
penerapan study visit untuk Matakuliah Desember 2010).
Pengembangan Profesi Guru IPA pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang
mahasiswa rombongan belajar 2 di Program Standar Kualifikasi Akademik dan
Studi Pendidikan IPA tahun 2011. Kompetensi Guru.
Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor
Saran 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Beberapa hal yang perlu disarankan Sudarmin, dkk. 2009. Deskripsi dan Silabus
dalam penerapan study visit yaitu: Mata Kuliah Program Studi Pendidikan
1. Mahasiswa sebelum melakukan kunjungan IPA. FMIPA UNNES.
sebaiknya diberi panduan agar kegiatan Sukmadinata NS. 2005. Metode Penelitian
dapat mencapai tujuan. Pendidikan. Bandung: PT Remaja
2. Memerlukan tanggung jawab dosen dan Rosdakarya
program studi dalam kunjungan ke objek Susilo Herawati, Husnul Chotimah, dan Yuyun
agar kegiatan lebih berkualitas. Dwita. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.
3. Pada setiap mata kuliah yang bersifat Surabaya: Bayumedia Publishing.
pengembangan sebaiknya dapat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
memberikan peluang pada mahasiswa 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
untuk mengembangkan kreativitas melalui
kerja ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Zaebal. 2009. Teknologi Tepat Guna
Dalam Rangka Pengembangan Profesi
Guru. Bandar Lampung: Dinas
Pendidikan Provinsi Lampung.
Anonim. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
131