You are on page 1of 11

Jurnal Penelitian Pendidikan

Vol. 29 Nomor 2 tahun 2011

PENERAPAN STUDY VISIT UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENGEMBANGKAN
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PENDIDIKAN

Parmin, Arif Widiyatmoko

Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam, Universitas
Negeri Semarang

Abstract. The team’s findings pengampu lecturer in learning suggests that students
when given an assignment to create / modify props / lab science experience difficulties.
Most students collect assignments product is not the work itself or the group, but the
Internet search results. From the assessment results of the assignment, less than 30%
of students who scored ≥ 75 so that if no immediate action is taken, the course learning
objectives IPA Professional Development Teacher is not reached. Research purposes
to improve the ability of students in developing appropriate technology fields Science
Education. The study was conducted in a class action Prodi Science Education with the
goal of student rombel 2, which amounted to 25 people. Results showed students have
been able to create or modify props / lab science well, evidenced from the appraisal
report containing a draft study visit product design with a range of scores obtained
between 82 to 91 and from assessments of products that have made students more than
70% have earned a good category. The conclusions of this research is the ability of
students in developing appropriate technology education can be improved through the
implementation of study visit.

Keywords: Study visit dan teknologi tepat guna

PENDAHULUAN termasuk membuat/memodifikasi alat peraga/


praktikum, 3) menemukan/menciptakan
Kegiatan belajar mengajar mata kuliah karya seni, dan 4) mengikuti pengembangan
Pengembangan Profesi Guru IPA di Program penyusunan standar, pedoman, soal dan
Studi Pendidikan IPA S1 FMIPA Universitas sejenisnya. Dari keempat kategori karya
Negeri Semarang, memberikan bekal pada inovatif, satu diantaranya dikaji secara
mahasiswa agar memiliki pengetahuan tentang lebih mendalam dalam mata kuliah tersebut
cara mengembangkan profesi guru yang karena sesuai dengan kebutuhan guru IPA
bermartabat dan profesional. Sesuai dengan yaitu menemukan teknologi tepat guna dan
Permenpan No 16 tahun 2009 tentang jabatan membuat alat peraga/praktikum. Sementara
fungsional guru dan angka kredit, pada Bab V itu, untuk karya tulis ilmiah akan dikaji secara
pasal 11 menyebutkan pengembangan profesi lebih mendalam pada mata kuliah metodologi
guru dapat dilakukan melalui pengembangan penelitian. Oleh karena itu, dalam pembelajaran
karya inovatif yang meliputi: 1) karya tulis mahasiswa perlu diberi kesempatan berlatih
ilmiah, 2) menemukan teknologi tepat guna menghasilkan produk dalam bentuk teknologi

121
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit

tepat guna dan membuat/memodifikasi alat yang meliputi; teknologi tepat guna dan alat
peraga/praktikum. peraga/praktikum IPA. Jadi, kunjungan tidak
Berdasarkan temuan tim dosen dilakukan pada industri melainkan kelompok
pengampu dalam pembelajaran menunjukkan guru atau sekolah.
bahwa mahasiswa ketika diberikan penugasan Dari uraian latar belakang maka dapat
untuk menemukan teknologi tepat guna dirumuskan permasalahan dalam penelitian
dan membuat/memodifikasi alat peraga/ ini yaitu; Apakah kemampuan mahasiswa
praktikum mengalami kesulitan. Sebagian dalam mengembangkan teknologi tepat guna
besar mahasiswa mengumpulkan produk bidang pendidikan dapat ditingkatkan melalui
penugasan bukan hasil menemukan dan penerapan study visit pada mata kuliah
belum melakukan modifikasi dari alat Pengembangan Profesi Guru IPA?
yang telah ada sebelumnya. Produk yang Kegiatan study visit dalam pembelajaran
dikumpulkan merupakan hasil mengunduh merupakan suatu kunjungan belajar dengan
dari internet tanpa dilakukan modifikasi. Dari tujuan untuk mempelajari aspek-aspek
penilaian hasil penugasan, kurang dari 30% yang dianggap telah lebih baik dan lebih
mahasiswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 berhasil yang dilakukan oleh kelompok
sehingga dikhawatirkan tujuan pembelajaran kerja atau sekolah dalam mengelola kegiatan
untuk memberikan bekal pengetahuan tentang pembelajaran (Darhim, 2009). Kunjungan
pengembangan profesi guru IPA tidak tercapai. dirancang terlebih dahulu oleh dosen dan
Dari identifikasi penyebab permasalahan, diharapkan mahasiswa membuat laporan
selanjutnya tim dosen sepakat untuk untuk selanjutnya didiskusikan bersama.
memberikan kesempatan pada mahasiswa Dosen melakukan pendampingan yang
untuk melakukan kunjungan ke objek- kemudian dibukukan dan ditindaklanjuti
objek yang telah berhasil menemukan dan dalam bentuk rencana tindak. Berkaitan
mengembangkan teknologi tepat guna bidang dengan pengembangan profesi guru, maka
pendidikan dan membuat/memodifikasi alat kunjungan dilakukan pada pilihan objek
peraga/praktikum. Kegiatan pembelajaran yaitu kelompok guru atau sekolah yang telah
yang memberikan kesempatan mahasiswa berhasil mengembangkan pengembangan
menyaksikan objek nyata melalui kunjungan profesi guru meliputi; teknologi tepat guna,
diantaranya melalui study visit. Mengunjungi dan alat peraga/praktikum IPA.
objek pembelajaran dapat memberikan Kelebihan study visit diantaranya yaitu;
kesempatan luas kepada mahasiswa untuk (a) menerapkan prinsip pengajaran moderen
menggali informasi yang lengkap tentang yang memanfaatkan lingkungan nyata, (b).
karya inovatif guru bidang pendidikan membuat bahan yang dipelajari menjadi lebih
sehingga dapat memberikan rangsangan relevan dengan kenyataan dan kebutuhan
untuk menemukan dan membuat karya mahasiswa, (c). pengajaran dapat lebih
inovatif. Strategi study visit diharapkan juga merangsang kreativitas mahasiswa. Kegiatan
dapat menumbuhkan kemandirian belajar diawali dari identifikasi dan membuat daftar
mahasiswa. hal-hal yang dipelajari dari study visit.
Study visit yang diterapkan diawali dari Selanjutnya, membuat skala prioritas dan
penentuan objek pengamatan yang terkait melengkapi rancangan kegiatan dengan
dengan teknologi tepat guna bidang pendidikan tujuan, hasil, cara/metode, waktu, dan pihak
yang telah dihasilkan oleh kelompok guru yang terlibat.
atau sekolah di suatu daerah. Sasaran dibatasi Dalam melaksanakan kunjungan
pada produk karya inovatif bidang pendidikan yang harus dilakukan meliputi; persiapan,

122
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit

pelaksanaan, dan tindak lanjut. Berikut uraian memodifikasi.


dari ketiga tahapan tersebut. Adapun yang perlu diperhatikan dalam
Persiapan kegiatan study visit, sekaligus dapat menjadi
kelemahan jika tidak diantisipasi diantaranya;
1. Sebelum study visit dilaksanakan, terlebih a) memerlukan persiapan yang melibatkan
dahulu merancang kegiatan dalam bentuk banyak pihak, b) memerlukan perencanaan
panduan. Rancangan suatu kegiatan dengan persiapan yang matang, c) dalam
dibuat secara rinci dan matang sehingga kunjungan sering unsur rekreasi menjadi
lebih mengarahkan kepada keberhasilan prioritas daripada tujuan utama sedangkan
pelaksanaan kegiatan kunjungan, unsur studinya terabaikan, (d) memerlukan
2. Menentukan obyek yang sesuai tujuan dan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap
menetapkan lama waktu penyelenggaraan, gerak-gerik mahasiswa di lapangan, (e)
3. Menetapkan pihak-pihak yang harus biaya cukup mahal, dan (f) memerlukan
dihubungi dan menyelesaikan kelengkapan tanggung jawab dosen dan program studi atas
administrasi seperti surat ijin dan keselamatan mahasiswa. Dalam kegiatan study
pemberitahuan, visit, dapat mengunjugi suatu tempat sesuai
4. Memperhitungkan alat-alat/kelengkapan dengan tujuan kegiatan. Dalam penelitian
yang perlu di bawa, menjelaskan teknik ini, kegiatan kunjungan ke objek yang telah
pengumpulan data, cara menyusun laporan mengembangkan alat peraga/alat praktikum
dan memberi keterangan global atau secara dalam pembelajaran IPA yang dikenal dalam
umum mengenai obyek yang dikunjungi. pengembangan profesi guru sebagai teknologi
Pada Waktu Kegiatan Berlangsung tepat guna bidang pendidikan.
1. Menemui pimpinan obyek sesampai di Teknologi merupakan cara untuk
tempat tujuan, melakukan sesuatu (Kamus Besar Bahasa
2. Mengadakan perkenalan, mohon Indonesia, 2002). Dalam teknologi
penjelasan mengenai kegiatan yang ada di terjadi penerapan teori-teori ilmiah dalam
tempat tersebut, memecahkan masalah praktis, berupa
3. Selama berkeliling meninjau obyek, perangkat keras sebuah alat tertentu, maupun
dosen ikut melakukan observasi sambil perangkat lunak suatu metode atau teknik
mengawasi mahasiswa, pemecahan masalah. Sementara itu, tepat guna
4. Selesai mengadakan observasi mahasiswa merupakan tepat sasaran penggunaannya,
dikumpulkan kembali untuk bertanya atau diterapkan sesuai bidangnya sehingga
jawab, bermanfaat bagi bidang tersebut. Jadi
5. Sebelum pulang mengecek perlengkapan teknologi tepat guna bidang pendidikan adalah
dan daftar hadir. teknologi yang tepat untuk mengatasi masalah
Tindak Lanjut yang dihadapi dalam bidang pendidikan
dengan menggunakan sumber daya yang
1. Meminta mahasiswa supaya berdiskusi sesuai atau tersedia di lingkungan. Umumnya
mengenai hasil observasi yang mereka berupa peralatan yang relatif sederhana,
peroleh selama kunjungan, mudah dibuat dan dioperasikan dalam bentuk
2. Mahasiswa menyusun laporan, alat pendidikan/peraga/praktikum.
3. Meneliti hasil laporan, Keuntungan membuat karya teknologi
4. Menindaklanjuti dalam bentuk membuat tepat guna bagi seorang guru diantaranya;
dan mengembangkan produk dari hasil a) memiliki nilai/angka kredit tersendiri, b)
kunjungan melalui penemuan baru atau dapat digunakan sebagai alat pada penelitian

123
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit

tindakan kelas atau penelitian eksperimen, dan pembuatan, rancangan harus asli temuan
laporan penelitian tersebut tetap memperoleh sendiri sedangkan pembuatan dapat dibantu
nilai/angka kredit tersendiri. Contoh karya orang lain.
teknologi tepat guna yang termasuk perangkat Rancangan dan prosedur pembuatan
keras; kincir air yang dimanfaatkan untuk karya teknologi tepat guna bidang pendidikan
menumbuk padi atau untuk menghasilkan sebagai berikut;
listrik, mesin perontok padi, mesin penetas 1. Terdapat prosedur atau langkah kerja
telur dengan kotak kayu, pembuatan pupuk pembuatan,
kompos dengan menggunakan drum, 2. Terdapat alat dan bahan atau sumber daya
rangkaian elektronik penghemat daya listrik. pendukung yang diperlukan. Apabila
Selanjutnya yang termasuk perangkat lunak berupa benda atau alat maka diperlukan
diantaranya; program aplikasi komputer, dan keterangan mengenai bahan dan alat yang
sumber belajar berbasis komputer (Abidin, diperlukan, serta gambar kerja berupa
2009). gambar rincian maupun gambar susunan,
Dalam menemukan teknologi tepat guna 3. Apabila berupa rangkaian listrik atau
di bidang pendidikan, perlu memperhatikan elektronik maka diperlukan gambar
bahwa teknologi bersifat lebih memudahkan diagram kendali, diagram pengawatan, atau
pelaksanaan proses belajar mengajar atau gambar rangkaian komponen elektronik
praktikum dengan hasil yang lebih baik yang membentuk sistem kerja tertentu,
atau lebih optimal. Terdapat uraian tertulis 4. Apabila berupa software komputer maka
tentang cara pembuatan dan penggunaan yang diawali dengan diagram alur sistem yang
dilengkapi dengan gambar dan lain-lain yang dilanjutkan dengan penulisan program
dianggap perlu. dengan bahasa komputer tertentu,
Teknologi tepat guna bidang pendidikan 5. Apabila produk berupa bahan maka
harus memenuhi kriteria berikut; harus tercantum komposisi bahan yang
1. Merupakan penemuan baru, belum ada digunakan, sifat bahan, kelebihan/
sebelumnya, keunggulan bahan dan apa saja manfaat
2. Pernah ada tetapi memiliki tingkat bahan tersebut terutama dalam bidang
modifikasi yang tinggi (70%), pendidikan,
3. Pernah ada tetapi memiliki sistem yang 6. Apabila produk berupa alat, pesawat atau
berbeda, lebih baik, lebih efektif atau lebih barang tertentu, maka harus dijelaskan
efisien, langkah kerja/prosedur pengoperasiannya
4. Memiliki konstruksi yang sistematis, lengkap dengan aturan keselamatan kerja
memiliki rangkaian struktur tertentu (jadi yang harus diikuti. Perlu juga dijelaskan
tidak terlalu sederhana, misalnya; hanya cara mengatasi masalah bila ditemukan
terdiri dari satu batang atau satu bahan), kegagalan dalam penggunaan.
5. Menggunakan bahan yang ada di 7. Selain cara pengoperasian, perlu
sekitarnya, tetapi tidak mesti dari tumbuhan juga dijelaskan bukti bahwa dengan
atau barang bekas. Jadi yang penting bahan menggunakan produk teknologi tepat guna
yang mudah ditemukan, maka hasil belajar lebih baik atau proses
6. Dapat digunakan di kelas dalam proses belajar atau bimbingan dapat lebih murah
pembelajaran, dan mudah dilaksanakan.
7. Bersifat permanen (dapat digunakan secara Tahapan proses penemuan teknologi
berulang), tepat guna bidang pendidikan disajikan pada
8. Bila berupa alat, menunjukkan kerapian Gambar 1.

124
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit

Gambar 1. Alur Penemuan Produk Teknologi Tepat Guna Bidang Pendidikan


(Abidin, 2009)
Kegiatan study visit dalam penelitian unsur-unsur ilmu atau teori yang sistematis,
ini untuk mendukung keberhasilan kewenangan profesional, pengakuan
penyelenggaraan mata kuliah Pengembangan masyarakat dan kode etik yang regulatif.
Profesi Guru IPA berkode PIP 205 dengan Pengembangan wawasan dapat dilakukan
bobot sks 2 merupakan matakuliah pokok melalui forum pertemuan profesi, pelatihan
bidang pengembangan pembelajaran yang ataupun upaya pengembangan dan belajar
ditawarkan pada mahasiswa mulai semester secara mandiri.
3. Deskripsi matakuliah memuat tentang; a) Hasil penelitian Lestari (2010) bahwa
empat kompetensi guru professional yaitu; melalui kegiatan kunjungan ke objek
pedagogik, sosial, profesional, dan kepribadian; pembelajaran dapat mengembangkan
b) kompetensi guru mata pelajaran IPA di keterampilan menghasilkan suatu produk,
SMP/MTs; c) kegiatan pengembangan diri objek juga merupakan sumber informasi
guru; d) publikasi ilmiah atas hasil penelitian tentang keaktualan sumber belajar yang
atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan digunakan. Sementara itu, hasil penelitian
IPA; dan e) karya inovatif bidang pendidikan. Masrokhah (2010) penerapan metode
Prayarat mengikuti matakuliah ini telah lulus kunjungan dapat meningkatkan keaktifan
matakuliah IPA Dasar yang mengkaji tentang belajar. Hal ini ditandai dengan presentase
konsep keilmuan dan pola penyajian dalam keaktifan, semangat, dan motivasi dalam
pembelajaran di sekolah. (Sudarmin dkk, pembelajaran mengalami peningkatan
2009). pada setiap siklusnya. Pada siklus I peserta
Landasan pemberian matakuliah karena didik yang aktif sebesar 65% atau cukup,
guru merupakan jabatan profesi sehingga sedangkan pada siklus II peserta didik yang
harus mampu melaksanakan tugasnya secara aktif meningkat menjadi 75% atau baik, dan
profesional. Guru dianggap profesional (3) kendala yang dihadapi dalam penerapan
apabila mampu mengerjakan tugas dengan kegiatan kunjungan: a) memerlukan persiapan
selalu berpegang teguh pada etika kerja, yang melibatkan pihak lain, b) sebagian belum
independen (bebas dari tekanan pihak luar), melakukan kunjungan secara maksimal, dan
cepat (produktif), tepat (efektif), efisien dan c) memerlukan pengawasan yang ketat.
inovatif serta didasarkan pada prinsip-prinsip Hipotesis tindakan yang diajukan
pelayanan prima yang didasarkan pada yaitu; penerapan study visit dapat

125
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit

meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam 3. Menyusun instrumen penilaian karya


mengembangkan teknologi tepat guna bidang inovatif mahasiswa untuk menilai karya
pendidikan pada Matakuliah Pengembangan teknologi tepat guna, dan alat pendidikan/
Profesi Guru IPA. peraga/praktikum,
4. Menentukan observer yang akan diminta
METODE PENELITIAN untuk mengumpulkan data dan fakta dalam
Penelitian tindakan kelas ini dirancang pelaksanaan pembelajaran.
untuk mengatasi permasalahan belajar bahwa Pelaksanaan tindakan dalam proses
mahasiswa kesulitan untuk menghasilkan pembelajaran telah dilakukan sebanyak 2
karya inovatif bidang pendidikan dalam mata siklus. Kegiatan pembelajaran yang termasuk
kuliah Pengembangan Profesi Guru IPA. dalam tindakan yaitu kegiatan pembelajaran
Produk karya inovatif yang dihasilkan oleh di kelas, mahasiswa melakukan diskusi
mahasiswa terdiri dari: teknologi tepat guna, dan pemaparan karya inovatif yang telah
dan alat peraga pendidikan/praktikum melalui dihasilkan, masing-masing siklus ditempuh
penelitian dengan seting sebagai berikut. dalam 2 kali pertemuan sehingga penelitian
Penelitian dilakukan di Program Studi telah dilakukan selama 4 kali pertemuan
Pendidikan IPA S1, FMIPA Universitas Negeri dengan tahapan pelaksanaan pembelajaran
Semarang. Penelitian dilakukan pada semester sebagai berikut.
Genap 2010/2011. Jangka waktu penelitian 4 1. Disajikan persoalan tentang pengembangan
bulan dari Maret sampai dengan Juni 2011. profesi guru IPA yang terkait dengan
Sasaran penelitian mahasiswa Program Studi pembuatan media atau alat peraga IPA,
Pendidikan IPA S1, rombel 2 (rombongan 2. Melakukan study visit ke objek kelompok
belajar dua). Matakuliah Pengembangan guru, sekolah, dan pusat pengembangan
Profesi Guru IPA pada semester yang sama multimedia pembelajaran yang telah
diselenggarakan di 2 rombel, dipilih satu berhasil mengembangkan karya inovatif
rombel yaitu rombel 02 sebagai subjek bidang pendidikan, kegiatan kunjungan
penelitian dengan jumlah mahasiswa 25 orang. dilakukan setiap siklus sebanyak 1 kali
Penelitian tindakan kelas, telah untuk mengamati dan mengumpulkan
dilaksanakan selama 2 siklus dengan masing- informasi/data/fakta tentang berbagai karya
masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu; inovatif bidang IPA yang dapat digunakan
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan dalam pembelajaran IPA,
refleksi (Susilo dkk, 2009). Tahapan masing- 3. Menindaklanjuti hasil kunjungan,
masing siklus yang telah ditempuh sebagai mahasiswa secara berkelompok (masing-
berikut. masing kelompok 5 orang) membuat dan
Langkah-langkah yang telah dilakukan memodifikasi karya dengan bimbingan
dosen,
dalam perencanaan;
4. Pemaparan produk dilakukan pada
1. Menyusun perangkat pembelajaran
pertemuan kedua setiap siklus dan
yang terdiri dari Silabus dan Rencana
dilanjutkan dengan diskusi kelas yang
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), difokuskan pada nama media/alat peraga,
2. Merancang panduan study visit bahan dan alat, prosedur pembuatan, cara
yang digunakan mahasiswa dalam penggunaan, dan cara perawatan,
mengumpulkan informasi, data dan fakta 5. Selanjutnya menganalisis pengembangan
tentang teknologi tepat guna, dan alat karya yang telah disajikan untuk masa
pendidikan/peraga/praktikum, yang akan datang.

126
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit

Proses mengobservasi untuk Keterangan:


mengumpulkan data penelitian yang 85-100% : sangat baik
dilakukan pada saat pembelajaran. Kegiatan 70-84% : baik
mengobservasi dilakukan oleh dua orang 55-69% : cukup
tim peneliti, untuk mengumpulkan data 40-54% : kurang
yang terdiri dari: a) keaktifan mahasiswa 25-39% : sangat kurang
dalam pembelajaran, dan b) penilaian produk 3. Tanggapan mahasiswa
teknologi tepat guna dan alat peraga/praktikum
IPA yang dihasilkan mahasiswa. Respon mahasiswa terhadap penerapan
Kegiatan yang telah dilakukan yaitu; study visit dianalisis dengan rumus sebagai
1. Menganalisis temuan saat melakukan berikut:
observasi pelaksanaan pembelajaran,
2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan
dosen saat menerapkan study visit dan Keterangan:
mempertimbangkan langkah selanjutnya, P = persentase
3. Melakukan refleksi terhadap penerapan F = banyaknya responden yang memiliki
kegiatan pembelajaran yang telah dipilih, jawaban ya/sesuai/ada/tidak
4. Melakukan refleksi terhadap kreativitas N = banyaknya responden yang
mahasiswa dalam menghasilkan karya menjawab kuesioner
inovatif, Kategori skor:
5. Melakukan refleksi terhadap ketercapaian 82-100% : sangat baik
tujuan pembelajaran. 64-81% : baik
Alat pengumpulan data yang digunakan 46-63% : sedang
dalam penelitian ini yaitu; 28-45% : kurang
1. Nilai laporan study visit dengan 10-27% : sangat kurang
menggunakan lembar penilaian laporan, (Sukmadinata, 2005)
2. Nilai produk teknologi tepat guna bidang Kriteria keberhasilan yang dicapai dalam
pendidikan menggunakan lembar penilaian dua siklus yang direncanakan yaitu; 70%
produk, mahasiswa dalam 1 rombel menghasilkan
3. Angket sikap mahasiswa terhadap karya teknologi tepat guna dan alat peraga/
pelaksanaan study visit. praktikum IPA minimal dengan kategori baik.
Masing-masing data yang diperoleh
kemudian dianalisis sesuai data yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh.
1. Nilai laporan study visit Penelitian tindakan kelas telah dilakukan
Menilai laporan dengan rentang skor 60 – untuk mengatasi kesulitan mahasiswa
100. dalam menghasilkan karya inovatif bidang
2. Nilai produk teknologi tepat guna pendidikan pada mata kuliah Pengembangan
Karya inovatif mahasiswa dalam penelitian Profesi Guru IPA. Jumlah mahasiswa yang
ini dinilai berdasarkan lembar penilaian menjadi sasaran tindakan sebanyak 25 orang,
untuk selanjutnya dihitung dengan rumus: dalam pelaksanaan pembelajaran dibagi
dalam 5 kelompok dengan masing-masing
Skor yang diperoleh anggota 5 orang. Data hasil penelitian yang
Persentase % = x 100%
Skor total telah dikumpulkan terdiri dari: laporan study
visit, penilaian produk, keaktifan belajar, dan

127
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit

sikap mahasiswa. Pada Tabel 2 disajikan perolehan nilai karya


Setelah dilakukan kunjungan ke mahasiswa dalam dua siklus beserta criteria
laboratorium IPA di sekolah, kelompok guru, yang diperoleh.
dan pusat media/alat peraga pembelajaran.
Secara berkelompok mahasiswa menyusun Tabel 2. Penilaian Produk Teknologi Tepat
laporan tertulis, selanjutnya dilakukan Guna Bidang Pendidikan
penilaian dengan perolehan skor setiap
Skor (Kategori) Siklus ke
kelompok untuk dua siklus disajikan pada Kelompok
I II
Tabel 1. I 14 (baik) 14 (baik)
II 13 (cukup) 14 (baik)
III 12 (cukup) 16 (baik)
IV 13 (cukup) 16 (baik)
Tabel 1. Laporan Study Visit V 13 (cukup) 14 (baik)

Kelompok
Skor Siklus ke Karya yang telah dibuat mahasiswa
I II
I 82 87 secara berkelompok merupakan tindaklanjut
II 85 90 dari study visit. Dari kedua siklus, data
III 88 87
IV 85 86 menunjukkan belum terdapat kelompok
V 90 91
yang memperoleh penilaian dengan kategori
Kemampuan mahasiswa dalam sangat baik, rentang kategori antara cukup
menyusun laporan sudah baik karena dosen sampai baik. Berdasarkan penilaian, rata-rata
sebelum kegiatan kunjungan telah memberikan kelompok mahasiswa masih mendapatkan
penjelasan tentang study visit sesuai panduan. nilai kurang pada aspek originalitas.
Dari perolehan skor menunjukkan bahwa Refleksi terhadap capaian siklus I untuk
mahasiswa pada kedua siklus telah mampu perbaikan ke siklus II yaitu; dari lima aspek
menyusun laporan dengan baik, dibuktikan yang dinilai, pada siklus I terdapat 4 kelompok
dari rentang skor antara 82 sampai dengan 91. yang memperoleh skor antara 12-13 atau
Dari perolehan nilai, kelompok III mengalami kategori cukup. Setelah dilakukan analisis,
penurunan skor satu angka, namun tetap pada terdapat 2 aspek yang mendapatkan nilai
rentangan di atas 85 atau sangat baik, jadi minimal yaitu rancangan dan originalitas.
penurunan satu angka tidak menyebabkan Rancangan tidak dilengkapi dengan skema
penurunan kategori. dan gambar sedangkan tingkat modifikasi
Produk yang telah dihasilkan mahasiswa alat juga minim artinya perubahan sebagai
yaitu; 1) mikroskop sederhana yang bentuk inovasi dari produk yang diobservasi
dimodifikasi dari bahan bekas pakai, 2) pada study visit sedikit mengalami perubahan.
alat peraga sistem tata surya yang dibuat Pada siklus ke II indikator keberhasilan yang
dengan tampilan yang menarik dari berbagai telah ditetapkan yaitu 70% produk mahasiswa
biji buah, 3) teleskop sederhana, dan 4) mendapat kategori baik telah tercapai.
modifikasi pesawat sederhana yang masing- Karya yang telah dihasilkan oleh
masing memiliki keunggulan dengan tingkat mahasiswa melalui penugasan kelompok,
modifikasi kurang dari 70% dari objek yang diharapkan tidak sebatas kewajiban yang
dikunjungi. harus diselesaikan, namun menjadi bagian
Selanjutnya, dilakukan penilaian produk dari kebutuhan belajar yang berdampak pada
teknologi tepat guna bidang pendidikan sebagai pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk
karya mahasiswa. Produk dinilai berdasarkan mengetahui sikap mahasiswa tentang kegiatan
lima aspek yaitu; rancangan, originalitas, study visit, maka dikumpulkan data melalui
alat/bahan, relevansi, dan tampilan produk. angket yang diberikan pada akhir siklus kedua.

128
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit

Data selengkapnya tentang sikap mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Sikap Mahasiswa terhadap Study Visit


Jumlah yang menjawa
Pernyataan
Sangat setuju Setuju
Matakuliah Pengembangan Profesi Guru IPA tidak cukup sekedar teori 25 0
Kunjungan memberikan kesempatan memperoleh pengalaman nyata 25 0
Study visit menjadikan materi yang dipelajari relevan 20 5
Kreativitas mahasiswa bangkit setelah melakukan kunjungan lapangan 22 3

Matakuliah PPG IPA menjadi lebih menarik setelah melakukan study visit 21 4
Keinginan kuat untuk mengembangkan produk 21 4
Bermanfaat dalam mengembangkan produk teknologi bidang IPA 20 2
Menimbulkan keinginan kuat untuk mengikuti lomba karya tulis mahasiswa 20 5
Membantu memudahkan memahami materi perkuliahan 19 6

Angket yang diberikan memiliki empat Pada kelompok I untuk nilai laporan study
pilihan jawaban, namun hanya ada dua visit mengalami kenaikan dari kunjungan I ke
pilihan jawaban yang dipilih mahasiswa yaitu II yaitu nilai 82 menjadi 87. Kenaikan 5 angka
setuju dan sangat setuju. Dari kedua pilihan disebabkan karena mendapatkan kenaikan
menujukkan bahwa tidak terdapat mahasiswa angka untuk rancangan desain produk.
yang memilih tidak setuju dengan pernyataan Rancangan telah dibuat lebih sistematis
yang bersifat positif dalam pernyataan pada dengan menyajikan gambar yang dilengkapi
angket. dengan deskripsi dan keterangan. Kelengkapan
Mahasiswa pada siklus I dan II rancangan desain yang dibuat berarti telah
memperolah nilai laporan dengan rentang 82- mencermati masukan dosen pengampu dari
91 dengan demikian mahasiswa telah dapat hasil refleksi kegiatan study visit I. Selain
menyusun laporan dengan baik. Kemampuan itu, dengan rancangan desain yang semakin
dalam penyusunan laporan sangat berkaitan baik, menunjukkan kesiapan kelompok untuk
dengan kejelasan petunjuk kerja dan membuat produk juga semakin baik.
sistematika yang telah dijelaskan oleh dosen Kenaikan ternyata tidak dialami untuk
sebelum study visit. Sebelum mahasiswa kelompok III, karena justru nilai mengalami
melakukan kunjungan, dosen pengampu telah penurunan 1 angka dari 88 menjadi 87.
memberikan penjelasan setiap tahap yang Namun jika memperhatikan rentang nilai
harus diuraikan dalam laporan akhir kegiatan. masih di atas 85 atau kategori sangat baik.
Data atau fakta-fakta apa saja yang harus Setelah ditelusuri, penurunan terjadi pada
disajikan diingatkan secara serius oleh dosen tingkat kerapian laporan, mengingat ada pada
sehingga mahasiswa mendapatkan penjelasan bagian pembahasan terdapat penjelasan antar
tentang prosedur penyusunan laporan dengan paragraf yang tidak sesuai dengan keadaan
sejelas-jelasnya. Selain itu, adanya panduan deskripsi data hasil kunjungan.
kunjungan dalam bentuk print out yang Dari penilaian laporan kunjungan
dimiliki oleh setiap mahasiswa semakin mahasiswa pada siklus I, terdapat aspek
memudahkan mahasiswa dalam menyusun yang masih mendapatkan skor minimal yaitu
laporan kegiatan. rancangan dan cara pembuatan. Ditemukan

129
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit

pada rancangan belum dilengkapi dengan mengidentifikasi berbagai modifikasinya.


skema dan gambar sehingga kurang jelas dan Berdasarkan berbagai informasi tambahan
terkesan tidak menarik. Setelah dikonfirmasi, yang diperoleh mahasiswa maka pada siklus
mahasiswa mengalami kesulitan menyusun ke II tampak pada modifikasi karya sudah
skema karena kurangnya informasi tentang lebih baik, ditunjukkan dari variasi produk dari
produk yang dibuat pada saat study visit. Oleh bahan dan alat yang digunakan. Keberanian
karena itu, mahasiswa diminta untuk lebih mahasiswa dalam mengembangkan karya
banyak cara yang dilakukan untuk menggali sudah baik, daya kreatifitas tumbuh dengan
informasi dari objek atau narasumber pada diberikan keleluasaan atau kemerdekaan dari
saat kunjungan, dengan demikian dapat dosen agar mahasiswa dapat mengembangkan
membantu dalam melakukan inovasi produk. ide tau gagasan dalam mengembangkan karya
Cara yang perlu dilakukan mahasiswa sehingga dapat melatih rasa tanggungjawab
untuk mengumpulkan lebih banyak lagi sekaligus merasa puas dengan karya yang
informasi yang telah disampaikan dosen dihasilkan.
yaitu; mahasiswa diminta sebelum kunjungan Setelah mahasiswa memodifikasi produk
menyiapkan lembar wawancara, dokumentasi berdasarkan hasil kunjungan, kegiatan
dalam bentuk foto, dan bila memungkinkan dilanjutkan dengan presentasi. Pada saat
bendanya dibawa. presentasi di siklus I dan II terlihat jelas bahwa
Pada laporan kunjungan siklus I, jumlah mahasiswa yang memperoleh kategori
untuk aspek cara pembuatan produk tidak aktif dan sangat aktif mencapai lebih dari 70%.
tersaji secara sistematis. Setelah dilakukan Dari pelaksanaan pembelajaran menunjukkan
konfirmasi, mahasiswa juga memiliki sedikit bahwa mahasiswa memiliki keinginan kuat
informasi tentang hal tersebut. Namun untuk mengetahui materi yang diawali dengan
berdasarkan análisis peneliti, tentang cara presentasi karya. Dalam hal ini, kegiatan study
pembuatan karya sebenarnya sangat berkaitan visit telah mampu mewujudkan pembelajaran
dengan keberanian mahasiswa dalam yang berpusat pada aktivitas mahasiswa
memodifikasi contoh produk dari kegiatan sehingga konsep yang telah dipelajari menjadi
kunjungan. Oleh karena itu, untuk siklus kedua lebih bermakna dengan menerapkan dalam
mahasiswa diminta untuk tidak sepenuhnya bentuk karya, walaupun dilakukan secara
terpancang pada deskripsi pembuatan produk berkelompok.
dari informasi di objek kunjungan. Mahasiswa Berdasarkan tingkat keaktifan belajar
diminta untuk berani berkreasi termasuk dalam mahasiswa menunjukkan bahwa study visit
mendeskripsikan cara pembuatan karya. sangat bermanfaat dalam rangka penguasaan
Terdapat 2 aspek yang mendapatkan nilai materi perkuliahan Pengembangan Profesi
minimal dari penilaian produk yaitu rancangan Guru. Berbagai pertanyaan, jawaban dan
dan originalitas. Rancangan tidak dilengkapi pendapat mahasiswa dalam kegiatan diskusi
dengan skema dan gambar sedangkan tingkat berkembang tidak hanya kajian teoritis
modifikasi alat juga minim. Dari penilaian melainkan aplikatif berdasarkan pengalaman
produk, mahasiswa diminta untuk memberikan yang telah dimiliki dari kegiatan kunjungan
inovasi yang lebih banyak lagi, walaupun dan pengembangan produk.
tidak mencapai 70% melainkan lebih banyak Tanggapan mahasiswa setelah dalam
perubahan dari hasil di siklus I. Cara yang telah perkuliahan PPG IPA melakukan study
ditempuh mahasiswa dalam upaya modifikasi visit menunjukkan bahwa lebih dari 75%
produk yaitu; mencari sumber melalui mahasiswa setuju dengan kegiatan yang telah
internet tentang produk yang sama dengan dilakukan karena berdampak pada pemberian

130
Parmin, Arif Widiyatmoko Penerapan Study Visit

pengetahuan dan pengalaman secara langsung. Darhim. 2009. Modul Study Visit. Departemen
Berdasarkan angket, bahwa mahasiswa Pendidikan Nasional, Direktorat
tidak merasa terbebani dengan kegiatan Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan
yang telah dilakukan melainkan merasakan dan Tenaga Kependidikan, Direktorat
manfaat karena memudahkan memahami Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan.
materi perkuliahan melalui kegiatan yang Lestari. 2010. Pemanfaatan Metode
menyenangkan dan mengembangkan Kunjungan untuk Meningkatkan
kreativitas. Kemampuan Menulis. FKIP Universitas
Muhammadiyah Surakarta. http://www.
SIMPULAN DAN SARAN ums.com (diakses tanggal 3 Desember
Simpulan 2010).
Masrokhah. 2010. Pemanfaatan Metode
Dari hasil penelitian maka dapat Kunjungan untuk Meningkatkan
disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa Keaktifan Belajar Siswa. FKIP
dalam mengembangkan teknologi tepat guna Universitas Muhammadiyah Surakarta.
bidang pendidikan dapat ditingkatkan melalui http://www.ums.com (diakses tanggal 1
penerapan study visit untuk Matakuliah Desember 2010).
Pengembangan Profesi Guru IPA pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang
mahasiswa rombongan belajar 2 di Program Standar Kualifikasi Akademik dan
Studi Pendidikan IPA tahun 2011. Kompetensi Guru.
Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor
Saran 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Beberapa hal yang perlu disarankan Sudarmin, dkk. 2009. Deskripsi dan Silabus
dalam penerapan study visit yaitu: Mata Kuliah Program Studi Pendidikan
1. Mahasiswa sebelum melakukan kunjungan IPA. FMIPA UNNES.
sebaiknya diberi panduan agar kegiatan Sukmadinata NS. 2005. Metode Penelitian
dapat mencapai tujuan. Pendidikan. Bandung: PT Remaja
2. Memerlukan tanggung jawab dosen dan Rosdakarya
program studi dalam kunjungan ke objek Susilo Herawati, Husnul Chotimah, dan Yuyun
agar kegiatan lebih berkualitas. Dwita. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.
3. Pada setiap mata kuliah yang bersifat Surabaya: Bayumedia Publishing.
pengembangan sebaiknya dapat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
memberikan peluang pada mahasiswa 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
untuk mengembangkan kreativitas melalui
kerja ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin Zaebal. 2009. Teknologi Tepat Guna
Dalam Rangka Pengembangan Profesi
Guru. Bandar Lampung: Dinas
Pendidikan Provinsi Lampung.
Anonim. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

131

You might also like