You are on page 1of 11

Perikanan dan Lingkungan: Journal of Fisheries and Environment Vol.

9 No11 Fbruari (2020) 17-27 17


ISSN(P): 2301-4962, ISSN(E): 2613-9391

Received : 30 Desember 2019


Revised : 12 Januari 2020
Accepted : 23 Januari 2020

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Bandotan (Ageratum Conyzoldes


Linn.) Terhadap Kelangsungan Hidup Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma
Macropomum) Pada Sistem Transportasi Tertutup

The Effect of Giving Bandotan Leaf Extract (Ageratum Conyzoldes Linn.)


on the Survival of Freshwater Pomfret (Colossoma Macropomum) in
Closed Transportation Systems

Dedi Saputra1*), Andi Yusapri2), Syaiful Ramadhan Harahap3)


1,2,3 Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Indragiri, Tembilahan 29213 Indonesia
*Correspondent email: dedygity10@gmail.com

Abstract – This research was conducted in September 2017 at CV. Berkah Farm Jalan
Lobak no 101 RT. 03 RW. 07 Kelurahan Delima Kecamatan Tampan Pekanbaru Riau.
Observation of research treatment conducted during the process of transporting seed
from Pekanbaru to Tembilahan with distance ± 300 km and travel time ± 8 hours. This
study aims to determine the effect of Leaf Bandotan extract on the Seed of Pomfret
freshwater in closed system transportation. The result of this research is expected to be
information for fishery business in order to utilize dose of Leaf extract Bandotan for
Seed of Pomfret freshwater Bream in transportation of closed system. The study method
used a complete randomized trial design (RAL) in three treatments, namely A dose 1.5
mg / L, B 2.5 mg / L and C 3.5 mg / L with three replications of one control. The result
shows Fcount> Ftable (141,41> 5,14) at 95% confidence level. This means that the extra
usage of Bandotan Leaf has a significant effect on the Seed of Pomfret Freshwater.
Keywords: Pomfret freshwater, extract leaf bandotan, survival rate, closed system
transportation
Abstrak - Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2017 di CV. Berkah Farm
Jalan Lobak no 101 RT. 03 RW. 07 Kelurahan Delima Kecamatan Tampan Pekanbaru
Riau. Pengamatan perlakuan penelitian dilakukan selama proses pengangkutan
benih dari Pekanbaru ke Tembilahan dengan jarak tempuh ± 300 km dan waktu
tempuh ± 8 jam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
ekstrak Daun Bandotan terhadap Benih bawal air tawar pada transportasi sistem
tertutup. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi pelaku usaha
perikanan agar dapat memanfaatkan dosis ekstrak Daun Bandotan untuk Benih
Ikan bawal air tawar dalam pengangkutan sistem tertutup. Metode penelitian
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada tiga perlakuan yaitu A dosis 1,5
mg/L, B 2,5 mg/L dan C 3,5 mg/L dengan tiga ulangan satu kontrol. Hasil penelitian
menunjukkan Fhitung > Ftabel (141,41 > 5,14) pada tingkat kepercayaan 95%. Hal
ini berarti bahwa penggunaan ekstra Daun Bandotan berpengaruh nyata terhadap
Bibit Ikan bawal Air Tawar.
Kata kunci: Ikan bawal air tawar, ekstrak daun bandotan, tingkat kelangsungan
hidup, transportasi sistem tertutup

Journal homepage: https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jpl


18 Saputra, D., Yusapri, A., Harahap, S. R. 2020. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Bandotan (Ageratum
Conyzoldes Linn.) Terhadap Kelangsungan Hidup Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma Macropomum) Pada
Sistem Transportasi Tertutup. Perikanan dan Lingkungan: Journal of Fisheries and Environment, 9 (1): 17-27

PENDAHULUAN Tawar. Kelebihan budidaya Ikan Bawal


Air Tawar dibandingkan dengan
Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma
komoditas lain antara lain ukurannya
macropomum) merupakan salah satu
yang cukup besar, memiliki daging yang
komoditas perikanan yang bernilai
gurih, tidak banyak duri, dan rasanya
ekonomis cukup tinggi. Pada mulanya
tidak kalah lezat dibandingkan dengan
Ikan Bawal Air Tawar diperdagangkan
Ikan Bawal Air Laut. Selain itu, prospek
sebagai ikan hias, namun karena memiliki
pemasaran Ikan Bawal Air Tawar di
pertumbuhan relatif cepat dan rasa
kabupaten Indragiri Hilir cukup cerah,
daging yang enak, maka masyarakat
terutama untuk ukuran konsumsi.
menjadikan ikan tersebut sebagai ikan
konsumsi. Meningkatnya kegemaran Kendala yang dihadapi dalam
masyarakat mengkonsumsi ikan kegiatan budidaya Ikan Bawal Air Tawar
menyebabkan banyak konsumen mulai di kabupaten Indragiri Hilir adalah
menyukai Ikan Bawal Air Tawar. Hal ini sulitnya dalam memperoleh benih karena
mendorong suplai Ikan Bawal Air Tawar belum terdapatnya usaha pembenihan
untuk konsumsi semakin meningkat, Ikan Bawal Air Tawar. Sehingga, usaha
sehingga suplai benih untuk pembesaran budidaya Ikan Bawal Air Tawar sampai
juga semakin meningkat. saat ini sangat mengandalkan pasokan
benih dari luar wilayah kabupaten
Permintaan Ikan Bawal Air Tawar di
Indragiri Hilir. Kendala yang umum
dalam negeri cukup tinggi, terutama di
dihadapi dalam memasok benih dari luar
kota-kota besar. Pasar lokal yang
wilayah adalah jarak tempuh yang cukup
mendominasi permintaan Ikan Bawal Air
jauh untuk pengangkutan benih, waktu
Tawar terbanyak saat ini yaitu Depok,
yang cukup lama, menurunnya kondisi
Bekasi, Tangerang, Bogor, DKI Jakarta,
kualitas benih dan rendahnya sintasan
Jawa Tengah dan Jawa Timur yang
benih pada saat sampai di tempat tujuan.
diperkirakan angkanya mencapai jutaan
ekor permusim. Bahkan, permintaan Ikan Kegiatan pengangkutan benih pada
Bawal Air Tawar sudah merambah ke umumnya dilakukandengan kepadatan
mancanegara, diantaranya di ekspor ke yang tinggi untuk menghemat biaya.
Johor Baru (Malaysia). Menurut data Namun dalam aplikasinya, kepadatan
statistik produksi perikanan budidaya ikan yang tinggi mengakibatkan benih
jaring apung, Indonesia memproduksi ikan menjadi stres dan lebih rentan
Ikan Bawal Air Tawar sebesar 4.152 ton mengalami kematian. Hal tersebut
pada tahun 2009 dan meningkat hingga dikarenakan kepadatan yang tinggi
17.683 ton pada tahun 2010 (SIDATIK menyebabkan aktivitas metabolisme ikan
Kementerian Kelautan dan Perikanan, meningkat dankonsumsi oksigen menjadi
2011). tinggi sehingga oksigen terlarut menurun.
Selain itu, guncangan diperjalanan selama
Kabupaten Indragiri Hilir
pengangkutan berlangsung juga menjadi
merupakan salah satu kabupaten di
faktor penyebab ikan menjadi stres (Aini,
Provinsi Riau yang memiliki sumberdaya
et, al., 2014).
alam yang sangat potensial untuk
dikembangkan menjadi sentral budidaya Salah satu upaya yang dapat
perikanan. Kondisi geografis yang terdiri dilakukan untuk mengantisipasi ikan
dari banyak sungai dan rawa merupakan stres dalam pengangkutan sistem
faktor pendukung keberhasilan kegiatan tertutup adalah dengan menekan
budidaya di daerah ini. Salah satu aktivitas metabolisme tubuh ikan serta
komoditas yang sangat potensial konsumsi oksigen selama transportasi
dikembangkan adalah Ikan Bawal Air namun tetap mempertimbangkan aspek

Journal homepage: https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jpl


Perikanan dan Lingkungan: Journal of Fisheries and Environment Vol.9 No11 Fbruari (2020) 17-27 19
ISSN(P): 2301-4962, ISSN(E): 2613-9391

keamanan dan kesehatan ikan. Selain itu Bandotan dalam kegiatan pengangkutan
pula menjaga kondisi ikan agar tetap tertutup benih Ikan Bawal Air Tawar dan
tenang akibat guncangan diperjalanan. pengaruhnya terhadap tingkat sintasan.
Upaya yang dilakukan adalah dengan Penambahan ekstrak Daun Bandotan
menggunakan bahan antimetabolik yang pada media pengangkutan basah
terdiri dari bahan sintetis dan alami yang diharapkan dapat meminimalisir stres
tidak menyebabkan residu. Beberapa dan mortalitas benih Ikan Bawal Air
keuntungan penggunaan bahan Tawar sebagai objek penelitian.
antimetabolik sintetis alami antara lain
mudah di peroleh dan harga relatif METODOLOGIPENELITIAN
murah.
Waktu dan Tempat Penelitian
Terdapat beberapa bahan
antimetabolik alami yang sudah di teliti Penelitian dilaksanakan pada
untuk diaplikasikan dalam transportasi tanggal 20 sampai 29 September 2017.
ikan antara lain ekstrak biji karet, minyak Kegiatan penelitian berupa pembuatan
cengkeh, dan ekstrak ubi kayu (Habibie, ekstrak Daun Bandotan dilakukan di
2006), ekstrak hati batang pisang Laboratorium Budidaya Perairan
(Sukriadi, 2017) dan bahan alami lainnya Fakultas Pertanian Universitas Islam
yang mengandung saponin, tannin, dan Indragiri Tembilahan. Sedangkan
flavonoid. Selain bahan-bahan alami kegiatan persiapan benih dilaksanakan di
tersebut, tanaman Bandotan (Ageratum CV Berkah Farm Jalan Lobak no 101
conyzoldes Linn.) juga di duga dapat RT/RW 03/07 Kelurahan Delima
digunakan sebagai bahan antimetabolik. Kecamatan Tampan Pekanbaru Riau.
Pengamatan perlakuan penelitian
Bagian tanaman Bandotan yang dilakukan pada saat proses pengangkutan
dapat digunakan untuk bahan benih dari Pekanbaru ke Tembilahan
antimetabolik adalah daun. Menurut dengan jarak ± 300 km dan waktu tempuh
Kamboj dan Saluja (2010) Daun tanaman ± 8 jam.
Bandotan di ketahui mengandung
metabolit sekunder seperti golongan Alat dan Bahan
alkaloid dan aromatik. Salah satu sifat Peralatan yang digunakan dalam
golongan alkaloid adalah analgesik penelitian ini antara lain: 1). Bak semen
seperti flavonoid, saponin, treonin dan ukuran 1 x 3 m untuk menampung benih
morfin sedangkan golongan aromatik ikan yang akan diberokan; 2). DO meter
kebanyakan dari kelompok senyawa fenol untuk mengukur kandungan oksigen
yang memberikan efek relaksasi dan dalam air; 3). Termometer digital untuk
menimbulkan daya halusinasi seperti mengukur suhu air; 4). Ammonia test kit,
etanol dan polifenol. Daun Bandotan juga guna untuk mengukur kandungan
mempunyai efek spasmolitik dan amoniak dalam air; 5). pH meter untuk
analgesik serta memberikan pengaruh mengukur derajat keasaman air; 6).
relaksasi pada otot polos (Kardono dan Timbangan untuk menimbang berat daun
Artanti, 2003). Hasil penelitian oleh bandotan; 7). Kantong plastik sebagai
Arindra (2007), menyatakan bahwa Daun media pengemasan ikan; 8). Kotak atau
Bandotan dapat memberikan pengaruh kardus sebagai wadah media pengemasan
menenangkan pada Ikan Mas sehingga yang telah di isi ikan.
mengurangi ekskresi produk metabolik.
Bahan yang digunakan dalam
Merujuk pada latar belakang penelitian ini antara lain: 1). Ikan uji yaitu
penelitian yang telah diuraikan, penulis benih Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma
tertarik untuk melakukan penelitian macropomum) yang berasal dari CV.
terkait penggunaan ekstrak Daun Berkah Farm Pekanbaru dengan ukuran

Journal homepage: https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jpl


20 Saputra, D., Yusapri, A., Harahap, S. R. 2020. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Bandotan (Ageratum
Conyzoldes Linn.) Terhadap Kelangsungan Hidup Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma Macropomum) Pada
Sistem Transportasi Tertutup. Perikanan dan Lingkungan: Journal of Fisheries and Environment, 9 (1): 17-27

1-3 cm sebanyak 5000 ekor; 2). Ekstrak rendemen berupa serbuk ekstrak Daun
Daun Bandotan sebagai bahan Bandotan di dapat dari perbandingan
antimetabolik dengan dosis sesuai Daun Bandotan dan air yaitu 1:2.
perlakuan; 3). Air sebagai sumber air dan Perlakuan Penelitian
media hidup bagi ikan uji; 4). Oksigen
sebagai sumber bahan baku pernafasan Penelitian ini terdiri dari 3
yang dimasukkan dalam media perlakuan dan 3 ulangan dengan 1
pengemasan. kontrol. Perlakuan penelitian berupa
dosis ekstrak Daun Bandotan sebagai
Perlakuan berikut:
Penelitian ini menggunakan metode Perlakuan A = Pemberian dosis ekstrak
eksperimen dengan menggunakan Daun Bandotan 1,5 mg/L
Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdapat Perlakuan B = Pemberian dosis ekstrak
3 perlakuan dan 3 ulangan penelitian Daun Bandotan 2,5 mg/L
berupa dosis ekstrak daun bandotan Perlakuan C = Pemberian dosis ekstrak
dengan 1 perlakuan kontrol. Pengamatan Daun Bandotan 3,5 mg/L
langsung dilakukan terhadap pengaruh Perlakuan D = Kontrol tanpa pemberian
pemberian ekstrak Daun Bandotan dosis ekstrak Daun
terhadap tingkat sintasan benih Ikan Bandotan.
Bawal Air Tawar sebagai objek penelitian
saat proses pengangkutan benih dari Penentuan selang dosis ekstrak
Pekanbaru ke Tembilahan dilaksanakan. Daun Bandotan merujuk pada penelitian
(Aini, et, al., 2014) mengenai konsentrasi
Prosedur Penelitian ambang atas dan ambang bawah ekstrak
Prosedur penelitian terdiri atas yang dinyatakan dengan melakukan uji
persiapan benih ikan uji, pembuatan toksisitas menggunakan metode probit.
ekstrak Daun Bandotan sebagai bahan Untuk memberikan kesempatan yang
alami antimetabolik, pengemasan dan sama pada masing-masing taraf
perlakuan dosis ekstrak Daun Bandotan perlakuan maka setiap perlakuan
dalam media air benih ikan uji sesuai diletakkan secara acak.
dengan perlakuan penelitian untuk di Pengemasan
amati selama proses pengangkutan
berlangsung. Benih ikan uji yang telah diberokkan
selama 1 hari 1 malam dimasukan ke
Pembuatan Ekstraksi Daun Bandotan dalam 10 kemasan kantong plastik yang
Pembuatan ekstrak Daun Bandotan telah di isi air sebanyak 1/3 dari volume
merujuk pada metode Pramono (2002) kantong yang digunakan dengan
yaitu menggunakan daun berwarna hijau kepadatan benih ikan uji sebanyak 500
tua yang dikeringkan dan dihaluskan ekor/kantong. Hal ini merujuk pada
dengan ukuran 0,18 mm (80 mesh) lalu ketentuan padat angkut benih yang
ditimbang berat keringnya. Pembuatan disesuaikan dengan ukuran benih oleh
rendemen dilakukan dengan Suseno (2000) yang secara rinci dapat di
mencampurkan Daun Bandotan yang lihat pada Tabel 1.
telah halus dengan air sebanyak 1 L. Dosis

Journal homepage: https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jpl


Perikanan dan Lingkungan: Journal of Fisheries and Environment Vol.9 No11 Fbruari (2020) 17-27 21
ISSN(P): 2301-4962, ISSN(E): 2613-9391

Tabel 1. Padat Angkut Benih Sesuai Ukuran


Ukuran Benih (cm) Padat Angkut (ekor)/ Kantong Plastik
1-3 500
3-5 250
5-8 200
8-12 100
Sumber: Suseno (2000).

Pengukuran kualitas air awal Pengamatan


dilakukan pada parameter suhu, pH, DO Pengamatan yang dilakukan pada
dan Amoniak. Selanjutnya, udara dalam penelitian ini berupa tingkat sintasan,
kantong plastik dihilangkan dengan tingkah laku dan kualitas air benih ikan
menekan kantong plastik hingga
uji pada masing-masing taraf perlakuan
kepermukaan air. Kemudian di beri dan kontrol.
oksigen dari tabung lalu dimasukan
kedalam kantong plastik sebanyak 1/3 Tingkat Sintasan
volume keseluruhan rongga atau dengan Perhitungan terhadap tingkat
perbandingan air : oksigen yaitu 1:2 sintasan ikan uji di adopsi dari Effendi
(Suseno, 2000). Kantong plastik dalam Heldayati (2012) dengan
kemudian di ikat dengan menggunakan menggunakan rumus:
karet untuk mencegah air dan oksigen
keluar dari kemasan. Selanjutnya 𝑁𝑡
kemasan kantong plastik dimasukan 𝑆𝑅 = 𝑥 100%
𝑁𝑜
kedalam kotak/kardus dengan posisi Keterangan:
membujur atau ditidurkan dengan tujuan SR = Tingkat Sintasan Benih Ikan Bawal
memperluas permukaan air dan oksigen Air Tawar (%)
(Suseno, 2000). Nt = Jumlah Benih Ikan Bawal Air Tawar
Pengangkutan pada akhir penelitian (ekor)
No = Jumlah Benih Ikan Bawal Air Tawar
Pengangkutan ikan uji dilakukan pada awal penelitian (ekor).
dengan sistem tertutup menggunakan
kemasan kantong plastik. Pengangkutan Tingkah Laku Ikan
ikan uji dilakukan pada malam hari Secara umum, kreteria fisik benih
dengan tujuan meminimalisir deviasi ikan yang baik adalah dari mulut sampai
antara suhu lingkungan dengan media ujung sirip ekor tampak mulus dan sehat.
ikan uji. Sarana pengangkutan yang Ukuran kepala relatif kecil dan lurus
digunakan berupa mobil dengan jenis bagian mulut, badan lebar, pangkal ekor
minibus tertutup. Selama pengangkutan besar, serta gerakannya lincah. Tubuh
dilakukan pengaturan suhu kabin mobil ikan bulat pipih, sisik terusan rapi dengan
dengan cara menghidupkan Air warna cerah tidak kusam (Tim Lentera,
Conditioning (AC) pada posisi level 1. Hal 2002).Adapun ciri-ciri lain benih ikan
ini dilakukan untuk menjaga kestabilan yang sehat menurut (Bahtiar, 2012)
suhu selama proses pengangkutan gerakannya lincah, Tidak menunjukkan
berlangsung. Jarak tempuh pengangkutan tanda-tanda terserang penyakit,
± 300 km dengan waktu tempuh ± 8 jam. badannya tidak luka dan tidak sakit.
Pengamatan awal terhadap perlakuan
dilakukan setelah 4 jam perjalanan Analisis Data
(pertengahan jarak yang di tempuh) Analisis data dilakukan dengan
terhadap tingkah laku dan tingkat analysis of variance (ANOVA) dengan
mortalitas yang terjadi. menggunakan Rancangan Acak Lengkap

Journal homepage: https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jpl


22 Saputra, D., Yusapri, A., Harahap, S. R. 2020. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Bandotan (Ageratum
Conyzoldes Linn.) Terhadap Kelangsungan Hidup Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma Macropomum) Pada
Sistem Transportasi Tertutup. Perikanan dan Lingkungan: Journal of Fisheries and Environment, 9 (1): 17-27

(RAL) pada tingkat kepercayaan 95%.


Apabila hasil uji statistik menunjukan HASIL DAN PEMBAHASAN
perbedaan nyata (P < 0,05) maka Tingkat Sintasan Ikan Bawal Air Tawar
dilakukan uji lanjut Tukey (multiple
comparisons) untuk menetukan Dalam melakukan proses
perbedaan antara perlakuan. Sedangkan pengangkutan ikan antar wilayah,
data parameter kualitas air dan tingkah sintasan ikan menjadi peranan penting.
laku ikan yang di ukur ditabulasikan Agar memperoleh tingkat sintasan
kedalam bentuk tabel dan grafik yang semaksimal mungkin dan menekan
selanjutnya di analisis secara deskriptif. jumlah ikan yang stress maupun mati. Hal
ini harus ada penanganan khusus seperti
Model matematis yang digunakan menggunakan bahan antimetabolik alami
dalam penelitian ini menurut Sudjana
menggunakan ekstrak Daun Bandotan
(1991) sebagai berikut : (Ageratum conyzoldes Linn.) dengan dosis
Yij = µ + σi +Σ ij tertentu, ini dilakukan agar ikan tidak
Keterangan: terlalu merespon terhadap perubahan
Yi = Variabel yang di analisis kualitas air yang terjadi pada proses
µ = Efek Rata-rata sebelumya pengangkutan. Perubahan kualitas air
σi = Efek dari perlakuan ke-i dari yang tidak menentu dapat megganggu
ulangan ke-j tingkat sintasan ikan selama
Σ ij = Efek kesalahan dari perlakuan ke-I pengangkutan. Total ikan uji yang hidup
dari ulangan ke-j pada masing-masing perlakuan selama
I = A, B, C, D (perlakuan) penggangkutan dapat di lihat pada Tabel
J = 1, 2, 3, (ulangan). 2.
Tabel 2. Sintasan Pada Masing-Masing Perlakuan
Sintasan (%)
Ulangan
A (1,5 mg/L) % B (2,5 mg/L) % C (3,5 mg/L) % D (Kontrol) %
1 451 90,2 491 98,2 435 87 403 80,6
2 453 90,6 487 97,4 428 85,6
3 454 90,8 489 97,8 441 88,2
Rata-rata 453 90,6 489 97,8 435 87 403 80,6

Dari Tabel 2 dapat dilihat pada perlakuan D (kontrol) sebesar 403 ekor.
jumlah ikan yang hidup berbeda-beda Selanjutnya dilakuakan uji statistik, yaitu
setiap perlakuan. Perlakuan A sebesar analisis variansi di peroleh hasil. seperti
453 ekor, perlakuan B sebesar 489 ekor, tertera pada Tabel 3.
perlakuan C sebesar 435 ekor dan
Tabel 3. Hasil Uji Statistik Pengaruh Ekstrak Daun Bandotan Terhadap Benih
Bawal Air Tawar
SK Db JK KT FHitung FTabel
Perlakuan 2 183,85 91,92 141,41 5,14
Galat 6 3,9 0,65
Total 8 187,75

Hasil Analysis of variance (ANOVA) yang berarti bahwa perlakuan


pada Tabel 3 memperlihatkan bahwa nilai berpengaruh nyata terhadap sintasan
Fhitung > Ftabel (141,41 > 5,14) dalam taraf benih Ikan Bawal Air Tawar selama
uji 0,05 maka H0 di tolak dan H1 di terima pengangkutan. Untuk mengetahui

Journal homepage: https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jpl


Perikanan dan Lingkungan: Journal of Fisheries and Environment Vol.9 No11 Fbruari (2020) 17-27 23
ISSN(P): 2301-4962, ISSN(E): 2613-9391

perbedaan antara perlakuan terhadap uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil)
sintasan Ikan Bawal Air Tawar, dilakukan sebagaimana disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Lanjut BNT Pengaruh Dosis Ekstrak Daun Bandotan Terhadap
Sintasan Benih Ikan Bawal Air Tawar Dalam Pengangkutan Sistem
Tertutup
Perlakuan Nilai Rata-rata Notasi atas BNT0,05
A 90,6 A
B 97,8 B
C 87 C
Keterangan: A = Dosis Daun Bandotan 1,5 mg/L; B = Dosis Daun Bandotan 2,5 mg/L; C = Dosis Daun
Bandotan 3,5 mg/L.

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa ikan stress dan mengalami keracunan.
perlakuan B mempunyai sintasan yang Junianto (2003) menyatakan bahwa ikan
baik dan berbeda dengan perlakuan A dan stress akibat perubahan lingkungan yang
C. Perlakuan B menggunakan dosis 2,5 mendadak menyebabkan ikan banyak
mg/L Daun Bandotan. Sedangkan mengkonsumsi oksigen dan banyak
perlakuan A dan C masing-masing mengeluarkan karbondioksida.
menggunakan dosis 1,5 mg/L dan 3,5 Penggunaan bahan anti metabolik terlalu
mg/L Daun Bandotan. banyak menurut Anastasia (2009) dapat
menyebabkan residu yang merusak
Pada perlakuan B (2,5 mg/L) hasil
beberapa organ (insang, syaraf, ginjal, dan
sintasan ikan mencapai 97,8%. Hal ini
otak), stres berkepanjangan, cenderung
menunjukkan bahwa dosis 2,5 mg/L
menjadi racun, dan mengakibatkan
sebagai metabolit sekunder bekerja
kematian pada ikan.
secara optimal. Menurut Kanboj dan
Saluja (2010) Daun Bandotan memiliki Untuk pengangkutan pada
senyawa organic, golongan alkaloid dan perlakuan D (kontrol) tanpa pemberian
aromatik yang bersifat analgesik yang dosis memiliki tingkat sintasan ikan
dapat menimbulkan daya halusinasi serta hanya mencapai 80,6%. Pada perlakuan
relakasi. ini tingkat sintasan lebih rendah
dibandingkan dengan perlakuan lainnya,
Pada perlakuan A dengan dosis 1,5
hal ini disebabkan oleh terjadinya
mg/L memiliki tingkat sintasan ikan
fluktuasi suhu pada air. Junianto (2003)
mencapai 90,6%. Hal ini dikarenakan
peningkatan suhu dapat menyebabkan
pada saat di pertengahan proses
ikan stress dan akan banyak
pengangkutan (± 4 jam) di dapati
mengkonsumsi oksigen serta
beberapa ekor ikan mengalami kematian.
mengeluarkan karbondioksida sehingga
Kematian pada ikan dapat mempengaruhi
oksigen terlarut dalam air menjadi cepat
kualitas air akibat terjadinya proses
berkurang dan gas karbondioksida
perubahan enzim. Junianto (2003)
terlarut cepat meningkat. Kualitas air
menyatakan bahwa hasil akhir dari
pada perlakuan ini seperti Suhu, DO, pH
proses perubahan enzim ini ikan akan
dan Amoniak mengalami perubahan yang
menghasilkan amoniak.
sangat draktis, hal ini menyebabkan
Pada perlakuan C dengan dosis 3,5 sintasan ikan menurun. Nilai suhu awal
mg/L tingkat sintasan sebesar 87%. Hal pada perlakuan ini 27 0C dan nilai akhir
ini diprediksi akibat penggunaan dosis 29 0C, nilai DO awal 4,5 menjadi 2,3, nilai
yang terlalu berlebihan. Selain itu pH awal 7,2 menjadi 6,5, dan nilai
rendahnya sintasan pada perlakuan ini Amoniak pada awal 0,026 menjadi 0,076.
juga di duga akibat meningkatnya
konsentrasi amoniak yang menyebabkan
Journal homepage: https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jpl
24 Saputra, D., Yusapri, A., Harahap, S. R. 2020. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Bandotan (Ageratum
Conyzoldes Linn.) Terhadap Kelangsungan Hidup Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma Macropomum) Pada
Sistem Transportasi Tertutup. Perikanan dan Lingkungan: Journal of Fisheries and Environment, 9 (1): 17-27

Perlakuan B (2,5 mg/L) memiliki TIngkah Laku Ikan


tingkat sintasan lebih optimal Tingkah laku ikan uji pada awal atau
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. sebelum dimulainya proses
Hal ini sesuai dengan pernyataan Arindra pengangkutan kondisinya masih
(2007), bahwa khasiat Daun Bandotan terbilang normal. Setelah perjalanan ± 4
sebagai bahan antimetabolik alami jam ada tingkah laku ikan uji di lihat yang
terhadap Ikan Mas memberikan mengalami perubahan yang di duga
memberikan pengaruh menenangkan akibat perubahan kualitas air pada media.
sehingga menguranggi ekskresi produk Pada perlakuan A 1,5 mg/L, saat
metabolik kedalam air. menempuh perjalanan ± 4 jam tingkah
Hasil ini bertolak belakang dengan laku ikan relatif kurang aktif. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Aini, et, al., pengamatan pada perlakuan ini
(2014) yang menggunakan ekstrak Daun menunjukkan ikan uji sudah mulai
Bandotan pada transportasi basah pada mengalami perlambatan dalam cara
benih Ikan Nila ukuran 3-5 cm. Survival berenang. Sedangkan saat waktu
rate tertinggi diperoleh pada perlakuan perjalanan ± 8 jam tingkah laku ikan uji
3,982 mg/L, konsentrasi ini diketahui memperlihatkan perilaku yang kurang
dapat mempertahankan kelangsungan aktif dan tidak stabil. Kondisi tingkah laku
hidup benih Ikan Nila, menurunkan laju ikan pada dosis 1,5 mg/L saat
metabolisme dan konsumsi oksigen pengangkutan dan pasca pengangkutan
sehingga mampu meminimalisir dapat dilihat pada Tabel 5.
mortalitas benih Ikan Nila selama
transportasi.
Tabel 5. Tingkah Laku Ikan Uji Selama Pengangkutan dan Pasca Pengangkutan
Pada Dosis 1,5 mg/L
Pengamatan
Dosis 4 Jam 8 Jam
Perlakuan
(mg/L Ika
/
) Jumlah Ikan Jumlah n
Ulangan Tingkah Laku Tingkah Laku
Ikan Mati Ikan Mat
i
A1 1,5 499 Ada 480 ekor 1 451 Ada 447 ekor 49
Pergerakan kurang Pergerakan kurang
aktif dan 19 ekor aktif dan 4 ekor
Pergerakan tidak Pergerakan tidak
stabil stabil
A2 1,5 500 Ada 486 ekor - 453 Ada 451 ekor 47
Pergerakan kurang Pergerakan kurang
aktif dan 14 ekor aktif dan 2 ekor
Pergerakan tidak Pergerakan tidak
stabil stabil
A3 1,5 500 Ada 483 ekor - 454 Ada 451 ekor 46
Pergerakan kurang Pergerakan kurang
aktif dan aktif dan
17 ekor Perge-rakan 3 ekor Pergerakan
tidak stabil tidak stabil
Rata-rata 499 1 453 47

Kondisi tingkah laku ikan yang di saponin kurang berkerja dengan baik
amati pada Tabel 6 pergerakannya sebagai bahan metabolik sekunder
kurang aktif dan tidak stabil karna dosis terhadap ikan uji. Kondisi tingkah laku

Journal homepage: https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jpl


Perikanan dan Lingkungan: Journal of Fisheries and Environment Vol.9 No11 Fbruari (2020) 17-27 25
ISSN(P): 2301-4962, ISSN(E): 2613-9391

ikan pada dosis 2,5 mg/L saat


pengangkutan dan pasca pengangkutan
dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Tingkah Laku Ikan Uji Selama Pengangkutan dan Pasca Pengangkutan
Pada Dosis 2,5 mg/L
Pengamatan
Perlakuan Dosis
4 Jam 8 Jam
/ (mg/L)
Jumlah Ikan Jumlah Ikan
Ulangan Tingkah Laku Tingkah Laku
Ikan Mati Ikan Mati
B1 2,5 500 500 ekor - 491 Ada 485 ekor Pergera-kan 9
pergerakan Kurang aktif dan 4 ekor
kurang aktif Pergerak-an tidak stabil
B2 2,5 500 500 ekor - 487 Ada 485 Ekor Pergera-kan 13
Perge-rakan Kurang aktif dan 2 ekor
kurang aktif Pergerak-an tidak stabil
B3 2,5 500 500 ekor - 489 Ada 486 ekor Pergera-kan 11
perge-rakan Kurang aktif dan 3 ekor
kurang aktif Perge-rakan tidak stabil
Rata-rata 500 - 489 11

Tabel 7 memperlihatkan bahwa Pada perlakuan C 3,5 mg/L, ikan uji


pada saat menempuh ± 4 jam perjalanan, memperlihatkan indikasi stress,
tingkah laku ikan sudah mulai kurang pergerakan tidak stabil serta banyak ikan
aktif. Hal ini terlihat dari cara berenang mulai muncul dipermukaan air pada
yang relatif mulai melambat. Sedangkan wadah pengangkutan pada durasi waktu
pada saat waktu tempuh pengangkutan ± ± 4 jam perjalanan. Setelah pengangkutan
8 jam tingkah laku ikan kurang aktif dan selama ± 8 jam, ikan uji mengalami
hanya ada beberapa ekor saja pergerakan yang tidak stabil dan terdapat
menunjukkan pergerakannya tidak stabil. beberapa ekor yang mengalami kematian.
Hal ini diprediksi disebabkan oleh Tingkah laku ikan uji selama
senyawa saponin yang berkerja dengan pengangkutan dan pasca pengangkutan
sangat baik sebagai bahan metabolik pada dosis 3,5 mg/L secara rinci disajikan
sekunder pada perlakuan ini, sehingga pada Tabel 7.
mengurangi proses metabolisme ikan
yang berdampak pada terjanganya
kualitas air dalam media pengangkutan.
Tabel 7. Tingkah Laku Ikan Uji Selama Pengangkutan dan Pasca Pengangkutan
Pada Dosis 3,5 mg/L
Pengamatan
Perlakuan Dosis
4 Jam 8 Jam
/ (mg/L)
Jumlah Ikan Jumlah Ikan
Ulangan Tingkah Laku Tingkah Laku
Ikan Mati Ikan Mati
C1 3,5 500 Ada 480 Ekor - 435 Ada 421 ekor 65
Pergerakan kurang Pergerakan kurang
aktif dan aktif dan 14 ekor
20 ekor Perge-rakan Perge-rakan tidak
tidak stabil stabil
C2 3,5 497 Ada 473 Ekor 3 428 Ada 424 ekor 72
Pergerakan kurang Pergerakan kurang
aktif dan aktif dan 4 ekor
24 ekor Perge-rakan Perge-rakan tidak
tidak stabil stabil

Journal homepage: https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jpl


26 Saputra, D., Yusapri, A., Harahap, S. R. 2020. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Bandotan (Ageratum
Conyzoldes Linn.) Terhadap Kelangsungan Hidup Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma Macropomum) Pada
Sistem Transportasi Tertutup. Perikanan dan Lingkungan: Journal of Fisheries and Environment, 9 (1): 17-27

C3 3,5 500 Ada 473 Ekor - 441 Ada 435 ekor 59


Pergerakan kurang Pergerakan kurng
aktif dan 27 ekor aktif dan 6 ekor
Perge-rakan tidak Pergerakan
stabil tidak stabil
Rata-rata 499 3 435 65

Kondisi tingkah laku ikan yang jam perjalanan. Hal ini diduga tidak
diamati pada Tabel 8 memperlihatkan adanya perlakuan khusus seperti
pergerakan yang kurang aktif dan tidak perlakuan lainnya, yang mana di ketahui
stabil disebabkan dosis saponin tidak bahwa benih Ikan Bawal Air Tawar sangat
berkerja dengan baik sebagai bius ikan rentan pada proses pengangkutan. Pada
uji. Hal ini disebabkan dosis yang saat durasi waktu pengangkutan ± 8 jam
digunakan terlalu banyak sehingga beberapa ekor ikan uji pergerakannya
perlakuan ini kurang optimal. kurang aktif dan tidak stabil hingga cara
berenangnya tidak normal dan terdapat
Pada perlakuan D (kontrol) tanpa
beberapa ekor mengalami kematian.
pemberian dosis Daun Bandotan ikan uji
Aktifitas tingkah laku ikan dan kondisi
mengalami pergerakan tidak stabil dan
ikan setelah pengangkutan selama
muncul dipermukaan air pada durasi ± 4
perjalanan dapat di lihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Tingkah Laku Ikan Uji Selama Pengangkutan dan Pasca Pengangkutan
Pada Perlakuan Kontrol
Pengamatan
4 Jam 8 Jam
Perlakuan/ Dosis
Jumlah Ikan Jumlah Ikan
Ulangan (mg/L) Tingkah Tingkah
Ikan Mati Ikan Mati
Laku Laku
(ekor) (ekor) (ekor) (ekor)
Ada 465 Ada 387
Ekor ekor
Pergerakan Pergerakan
kurang kurang
1 491 9 403 97
aktif dan aktif
26 ekor 16 ekor
Pergerakan Pergerakan
tidak stabil tidak stabil
Rata-rata 491 9 403 97

Kondisi tingkah laku ikan yang di KESIMPULAN DAN SARAN


amati pada Tabel 10 pergerakan ikan Kesimpulan
setelah ± 4 jam perjalanan hingga sampai
ketempat tujuan banyak pergerakan yang Pengaruh pemberian ekstrak daun
tidak stabil. Pada perlakuan ini tingkat Bandotan (Ageratum conyzoldes Linn.)
kelulushidupan terendah hanya terhadap sintasan benih ikan Bawal Air
mencapai 80.6 % hal ini disebabkan pada Tawar (Colossoma macropomum) dalam
perlakuan ini tidak ada penanganan pengangkutan sistem tertutup
khusus seperti pada perlakuan lain. berpengaruh nyata dengan nilai Fhitung
(141,14) > Ftabel (5,14). Sintasan benih
Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma
macropomum) tertinggi terdapat pada
perlakuan B dengan dosis 2,5 mg/L
dengan nilai sintasan 97,8% dengan

Journal homepage: https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jpl


Perikanan dan Lingkungan: Journal of Fisheries and Environment Vol.9 No11 Fbruari (2020) 17-27 27
ISSN(P): 2301-4962, ISSN(E): 2613-9391

kondisi saat pengangkutan kualitas air Heldayati. 2012. Pengaruh Padat Tebar
akhir yaitu, suhu 27,2 0C, DO 4,3 ppm, pH yang Berbeda Terhadap
7 ppm, Amoniak 0,030 ppm selanjutnya Pertumbuhan dan Kelulushidupan
perlakuan A dengan dosis 1,5 mg/L Benih Ikan Patin Siam (Pangasius
dengan nilai sintasan 90,6%, parameter Hypothalamus) di Keramba. Skripsi.
kualitas air yaitu Suhu 28 0C, DO 3,5 ppm, Fakultas Pertanian Universitas
pH 6,8 ppm, Amoniak 0,042 ppm dan Islam Indragiri. Tembilahan.
perlakuan C dengan dosis 3,5 mg/L Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan.
dengan nilai sintasan 87 prameter Penebar Swadaya. Jakarta.
kualitas air yaitu Suhu 28,3 0C, DO 3,3
ppm, pH 6,7 ppm, Amoniak 0,045 ppm. Kamboj, A dan Saluja, A. K. 2010.
Ageratum conyzoides L. : A Review
on its Phytochemical and
DAFTAR PUSTAKA
Pharmacological Profile.
Aini, M., Ali, M dan Putri, B. 2014. International Journal of Green
Penerapan Teknik Imotilisasi Benih Pharmacy : 59-68.
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Kardono, L dan Artanti, N. 2003. Selected
Menggunakan Ekstrak Daun Indonesian Medical Plants
Bandotan (Ageratum conyzoides) Monographs and Description.
Pada Transportasi Basah. E-Jurnal Garsindo. Jakarta. Hal 42-44.
Rekayasa dan Teknologi Budidaya
Perairan. Vol. 2(2): 217-226. SIDATIK Kementerian Kelautan dan
Perikanan.2011. Jumlah Produksi
Anastasia, RD. 2009. Kualitas Sperma Perikanan Budidaya Kolam Menurut
Pasca Pengangkutan Dari Induk Ikan Jenis Ikan dan Provinsi, 2009-2012.
Mas Koki (Carassius auratus) yang http://statistik.kkp.go.id.
Dianestesi dengan Minyak Biji Pala.
[Dikunjungi 08-06-2017].
Skripsi. Jurusan Budidaya Perairan.
Universitas Lampung. Lampung. Sukriadi. 2017. Pengaruh Pemberian
Ekstrak Hati Batang Pisang
Arindra, D. 2007. Penggunaan Daun Barangan (Musa acuminate Linn.)
Bandotan (Ageratum conyzoides) dengan Dosis yang Berbeda
sebagai Bahan Antimetabolik Alami terhadap Kelulushidupan Benih
untuk Menekan Konsumsi Oksigen Ikan Mas (Cyprinus carpio L) dalam
Ikan Mas (Cyprinus carpio) Selama Pengangkutan. Skripsi. Fakultas
Transportasi. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Islam
Kedokteran Hewan Universitas Indragiri. Tembilahan.
Airlangga. Surabaya. 39 hal.
Suseno, D. 2000. Pengelolaan Usaha
Bahtiar, 2012. Pembesaran Ikan Mas di Pembenihan Ikan Mas. Penebar
Kolam Perkarangan. Agro Media. Swadaya. Jakarta.
Yogyakarta
Tim Lentera. 2002. Pembesaran Ikan Mas
Habibie, M. A. H. A. 2006. Pengujian di Kolam Air Deras. Agromedia
Ekstrak Ubi Kayu (Manihot esculata) Pustaka. Jakarta.
Sebagai Bahan Anestesi Pada
Transportasi Udang Galah
(Macrobrachium rosenbergii) Hidup
Tanpa Media Air. Skripsi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Journal homepage: https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jpl

You might also like