You are on page 1of 12

Memperkuat Pendidikan Moderat: Mengintegrasikan Nilai-Nilai KH.

Ahmad Dahlan dalam Sistem Pendidikan

Alif Fadilah

Studi Agama-Agama, Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Email: alivanvinci123@gmail.com

Abstract

This research has a focus on moderate values in the education system initiated by KH.
Ahmad Dahlan. Some values of religious moderation that are upheld in the education
system include tolerance, dialogue and deliberation, as well as freedom of religion. In
its application, the education system of KH. Ahmad Dahlan has an inclusive
curriculum, where students are taught to understand other religions with a broad and
inclusive understanding. Although this research has not found previous research that
specifically addresses strengthening moderate education by integrating KH values.
Ahmad Dahlan, there is a similarity in concept with previous research which examines
the thought of religious moderation according to KH. Ahmad Dahlan. However, this
research is more focused on the values of religious moderation in the education system
initiated by KH. Ahmad Dahlan. This study used a qualitative approach with a
descriptive-analytic method. The data collection technique used is literature study, with
primary data sources coming from articles, books, documents, or literature related to
the topic under study. Meanwhile, secondary data sources come from observations. The
research location is flexible and includes educational institutions under the auspices of
Muhammadiyah. Theoretically, this research is expected to develop the theory of
religious pluralism according to John Hick. From a practical point of view, it is hoped
that this research can provide information about the importance of an education system
that precipitates moderate values to build a tolerant society.
Abstrak

Penelitian ini memiliki fokus pada nilai-nilai moderat dalam sistem pendidikan yang
digagas oleh KH. Ahmad Dahlan. Beberapa nilai moderasi beragama yang dijunjung
tinggi dalam sistem pendidikan tersebut meliputi toleransi, dialog dan musyawarah,
serta kebebasan beragama. Dalam penerapannya, sistem pendidikan KH. Ahmad
Dahlan memiliki kurikulum yang inklusif, di mana siswa diajarkan untuk memahami
agama-agama lain dengan pemahaman yang luas dan inklusif. Meskipun penelitian ini
belum menemukan penelitian terdahulu yang secara khusus membahas penguatan
pendidikan moderat dengan mengintegrasikan nilai-nilai KH. Ahmad Dahlan, terdapat
kesamaan konsep dengan penelitian terdahulu yang mengkaji pemikiran moderasi
beragama menurut KH. Ahmad Dahlan. Namun, penelitian ini lebih berfokus pada
nilai-nilai moderasi beragama dalam sistem pendidikan yang digagas oleh KH. Ahmad
Dahlan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif-
analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur, dengan
sumber data primer yang berasal dari artikel-artikel, buku, dokumen, atau literatur
yang berkaitan dengan topik yang diteliti. Sementara itu, sumber data sekunder berasal
dari hasil observasi. Lokasi penelitian bersifat fleksibel dan mencakup institusi-institusi
pendidikan yang dinaungi oleh lembaga Muhammadiyah. Secara teoritis, penelitian ini
diharapkan dapat mengembangkan teori pluralisme agama menurut John Hick. Dari
segi praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pentingnya
sistem pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai moderat untuk membangun
masyarakat yang toleran.

Pendahuluan

KH. Ahmad Dahlan, seorang ulama, intelektual, dan pendiri Muhammadiyah,


memiliki peran sentral dalam membangun ikatan agama dan pendidikan dalam
masyarakat Indonesia. Lahir pada 1 Agustus 1868 di Yogyakarta, ia menyadari
pentingnya pendidikan dan agama dalam membangun masyarakat yang maju dan
harmonis. Pada masa itu, Indonesia sedang mengalami penjajahan Belanda yang
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sosial, budaya, dan agama
masyarakat Indonesia. Dalam konteks tersebut, KH. Ahmad Dahlan memulai gerakan
dengan tujuan mengubah paradigma pendidikan dan pemahaman agama yang ada
pada masa itu. Ia mendukung pendidikan yang menjadi hak semua individu, tanpa
memandang latar belakang sosial atau agama. Melalui pendirian sekolah-sekolah
modern berbasis Islam, ia memberikan akses pendidikan kepada masyarakat umum
dan mendorong peran perempuan dalam pendidikan dengan mendirikan sekolah
khusus untuk mereka. Selain mendirikan sekolah, KH. Ahmad Dahlan juga mendorong
pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Ia
memperkenalkan pendidikan praktis yang memberikan pengetahuan dan keterampilan
yang berguna dalam kehidupan sehari-hari, seperti pertanian, kerajinan, dan pelayanan
masyarakat.

Dengan demikian, ia bertujuan mempersiapkan generasi yang siap menghadapi


tantangan modernisasi sambil tetap memperhatikan nilai-nilai agama dan budaya.
Dalam membangun keharmonisan agama, KH. Ahmad Dahlan memperkuat
pemahaman Islam yang toleran dan inklusif. Ia menekankan pentingnya persatuan
umat Muslim dalam menjalankan ibadah dan mempromosikan perdamaian dalam
kerangka Islam yang moderat. Selain itu, ia juga mempromosikan dialog antaragama
dengan tujuan membangun pemahaman dan penghormatan antara umat beragama.
Dengan pendekatan ini, KH. Ahmad Dahlan berusaha menyatukan umat dan
mendorong kehidupan beragama yang harmonis di tengah masyarakat yang beragam
(Dahlan & Darwis, 1923).

Bagan 1. Kerangka Berpikir

Hasil Penelitian

Nilai Moderasi Beragama serta


Pengertian Moderat
Penerapannya dalam Sistem
Pendidikan KH. Ahmad
Dahlan

Pembahasan

Dampak Nilai-Nilai Moderat


Kesimpulan dalam Sistem Pendidikan KH.
Ahmad Dahlan serta
Pengaruhnya Terhadap
moderat adalah sikap atau pendekatan yang mengedepankan tengah atau
keseimbangan dalam berbagai hal, seperti dalam pemikiran, sikap, pendapat, atau
tindakan. Seorang individu yang memiliki sikap moderat cenderung menghindari
ekstremisme atau radikalisme, serta berupaya untuk menjaga keseimbangan antara
berbagai pandangan atau posisi yang ada. Secara umum, sikap moderat melibatkan
pendekatan yang rasional, bijaksana, dan pragmatis. Individu yang moderat cenderung
mencari solusi kompromi, berusaha untuk memahami sudut pandang yang berbeda,
dan membangun jembatan antara perbedaan. Mereka menghindari pemikiran atau
tindakan yang berlebihan, serta mendorong dialog yang konstruktif dan inklusif.
Dalam konteks politik, moderat seringkali merujuk pada sikap tengah antara sayap
kanan dan sayap kiri. Secara sosial, moderat mengacu pada sikap yang
mempromosikan toleransi, kesepahaman, dan menghindari sikap yang ekstrem.
Namun, pengertian moderat dapat bervariasi tergantung pada konteks dan bidang
yang dibahas (Fahri, mohammad, 2022).

Moderasi beragama adalah pendekatan atau sikap yang menekankan


pemahaman yang seimbang dan toleran terhadap berbagai keyakinan, praktik, dan
pandangan agama. Ini melibatkan penghormatan terhadap perbedaan agama,
penolakan terhadap ekstremisme atau fanatisme agama, serta mempromosikan dialog
dan kerjasama antaragama. Dalam konteks moderasi beragama, individu atau
komunitas berusaha untuk memelihara keseimbangan antara keyakinan dan praktik
agama mereka dengan sikap terbuka terhadap pemahaman dan penghormatan
terhadap agama-agama lain. Mereka menganut nilai-nilai seperti toleransi, inklusivitas,
saling pengertian, dan kerukunan antaragama. Moderasi beragama menghindari
ekstremisme, intoleransi, atau tindakan kekerasan yang dilakukan atas nama agama.
Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang harmonis di mana berbagai agama
dapat hidup berdampingan secara damai, berinteraksi dengan saling menghormati, dan
bekerja sama untuk kebaikan bersama (Dahlan & Tahun, 2022).

KH. Ahmad Dahlan merupakan salah satu tokoh agama islam yang berperan
aktif pada pengembangan masyarakat Nusantara pada masa itu khususnya pada aspek
pendidikan, ia berpendapat bahwasannya setiap masyarakat memiliki hak untuk
berpendidikan tanpa membeda-bedakan ras, suku dan juga agama. Bukan hanya itu
saja ia juga membuat kurikulum pendidikan yang relevan pada masa itu, KH. Ahmad
Dahlan membangun sekolah-sekolah modern berbasis islam demi membangun
pendidikan yang bermutu dan mengembangkan kadar intelektual masyarakat
nusantara, pada masa itu ia adalah tokoh agama yang pertama kali mengenalkan
pendidikan modern berbasis islam pada masa itu. Maka tidak heran pada hari banyak
institusi pendidikan yang di kelola oleh Muhammadiyah dari mulai pendidkan dasar,
menengah hingga perguruan tinggi yang dimana Muhammadiyah ini didirikan oleh
KH. Ahmad Dahlan (Pendidikan et al., 2021).

Sejauh ini penulis belum menemukan beberapa penelitian yang mendalam


terkait memperkuat pendidikan moderat dalam mengintegrasikan nilai-nilai KH.
Ahmad Dahlan dalam sistem pendidikan hal ini dibuktikan dengan belum adanya
penelitian yang secara khusus membahas penelitian tersebut, namun terdapat
kesamaan konsep dengan penelitian ini salah satunya adalah penelitian yang dilakukan
oleh Baharuddin Rahim (2022), dengan judul “PemikiranK.H. Ahmad Dahlan Dalam
Moderasi Beragama di Kauman Tahun 1912-1923 M”, sebuah Artikel pada Program
Sejarah Peradaban Islam Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Jogyakarta. Terdapat persamaan dalam penelitian kali ini yaitu
pemikiran moderasi beragama menurut KH. Ahmad Dahlan, namun perlu dicatat
bahwa ada beberapa berbedaan pada penelitian terdahulu dan penelitian kali ini yaitu
pada aspek fokusnya yang dimana pada penelitian terdahulu lebih berfokus pada
pemikiran moderasi beragama KH. Ahmad Dahlan sedangkan pada penelitian kali ini
peneliti lebih berfokus pada nilai-nilai moderasi beragma dalam sistem pendidikan
yang digagas oleh KH. Ahmad Dahlan, tentunya dengan perspektif yang berbeda.
Penelitian kali ini mencoba mengkaji lebih dalam bagaimana peran KH. Ahmad Dahlan
dalam mengembangkan sikap moderat pada masyarakat menggunakan sistem
pendidikan serta dampaknya terhadap pendidikan modern (Dahlan & Dalam, n.d.).

Landasan teoritis dibangun sebagai pondasi bagi sebuah penelitian, pada


penelitian kali ini teori yang digunakan adalah teori pluralisme agama menurut John
Hick, Hick berpendapat pluralisme agama adalah pendekatan yang mengakui
keberagaman agama sebagai refleksi dari realitas spiritual yang lebih dalam. Hick
berpendapat bahwa tidak ada satu agama yang secara eksklusif memiliki monopoli atas
kebenaran absolut. Sebaliknya, setiap agama memberikan kontribusi unik dan terbatas
dalam memahami realitas spiritual. Terdapat beberapa point penting dalam teori
plaralisme agama menurut John Hick yaitu:

 Keberagaman Agama: Mengakui keberagaman agama sebagai sesuatu yang


positif dan signifikan.

 Tidak Ada Monopoli Kebenaran: Menolak gagasan bahwa hanya satu agama
yang memiliki kebenaran mutlak.

 Kontribusi Terbatas Agama: Setiap agama memberikan kontribusi terbatas


dalam memahami realitas spiritual.

 Esensi Agama: Melampaui perbedaan doktrin dan praktik, terdapat esensi


agama yang mendasari pengalaman manusia dengan realitas spiritual.

 Dialog Antaragama: Pentingnya dialog yang saling menghormati dan


memahami perbedaan keyakinan.

 Toleransi dan Penghargaan Terhadap Perbedaan: Mendorong sikap toleransi dan


penghargaan terhadap perbedaan agama.

 Mencari Kesamaan dalam Pengalaman Spiritual: Meskipun perbedaan, terdapat


kesamaan dalam pengalaman manusia dengan realitas spiritual.
Teori ini ditujukan untuk mengkaji pemahaman yang inklusif dan toleran
terhadap berbagai agama dalam sistem pendidikan yang digagas oleh KH. Ahmad
Dahlan. Siswa diajarkan untuk menghargai nilai-nilai dan praktik agama-agama lain,
serta membangun pemahaman yang mendalam tentang persamaan inti dari berbagai
agama. Hal ini sejalan dengan tujuan moderasi beragama dalam menciptakan
lingkungan pendidikan yang harmonis di mana berbagai agama hidup berdampingan
dengan saling menghormati. Selain itu, teori pluralisme agama John Hick juga
mendorong dialog antaragama. Sistem pendidikan KH. Ahmad Dahlan dapat
mengintegrasikan nilai-nilai dialog antaragama dalam pendekatan moderasi beragama.
Siswa didorong untuk berpartisipasi dalam dialog antaragama, berbagi pengetahuan
dan pemahaman agama, serta mencari kesamaan yang ada di balik perbedaan. Hal ini
dapat memperkuat kerjasama antaragama dan membangun hubungan yang harmonis
di antara siswa. Maka dari itu ditetapkan objek formal pada penelitian ini adalah teori
pluralisme agama sedangkan objek materialnya adalah nilai-nilai moderat dalam sistem
pendidikan KH. Ahmad Dahlan (Akhmadi, 2019).

Permasalahan utama penelitian ini adalah mencoba mengetahui nilai-nilai ke


moderatan dalam sistem pendidikan yang digagas oleh KH. Ahmad Dahlan, Rumusan
masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh nilai-nilai kemoderatan pada sistem
pendidikan terhadap karaktek pelajar. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui
peran KH. Ahmad Dahlan dalam mengembangkan pendidikan berbasis agama serta
pengaruhnya terhadap penanaman nilai-nilai moderat kepada masyarakat termasuk
pelajar. Penelitian ilmiah ini memiliki sebuah kegunaan sekaligus manfaat, baik dari
segi teoritis atau praktisnya. Dalam segi teoritis, diharapkan penelitian ini berguna
untuk mengembangkan teori pluralisme agama menurut John Hick. Dari segi
praktisnya, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa sistem
pendidikan yang di tanami nilai-nilai moderat dapat membangun masyarakat yang
toleran (Abror Mhd., 2020).

Metode penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan metode
deskriptif-analisis serta teknik pengumpulan data yang berbentuk studi literatur. Jenis
data penelitian ini berbentuk kualitatif dan bukan angka-angka statistik, sumber primer
berasal dari artikel-artikel, buku, dokumen atau literatur-literatur yang berkaitan
dengan topik pembahasan yang diteliti sedangkan sumber sekunder penelitian ini
berasal dari hasil observasi. Lokasi penelitian ini bersifat fleksibel karena menggunakan
metode studi pustaka dan melakukan beberapa observasi pada institusi-institusi
pendidikan yang dinaungi oleh lembaga Muhammadiyah.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian
1) Nilai Moderasi Beragama dalam Sistem Pendidikan KH. Ahmad Dahlan.
KH. Ahmad Dahlan merupakan tokoh pendiri Muhammadiyah, sebuah
organisasi Islam moderat di Indonesia. Dalam sistem pendidikan yang
diterapkan oleh KH. Ahmad Dahlan, terdapat beberapa nilai moderasi beragama
yang dijunjung tinggi, antara lain:
a. Toleransi: Pendidikan di bawah KH. Ahmad Dahlan mendorong sikap saling
menghargai dan menghormati perbedaan agama. Toleransi menjadi nilai
penting yang diajarkan kepada siswa agar mereka bisa hidup berdampingan
dengan penuh kedamaian.
b. Dialog dan Musyawarah: Sistem pendidikan KH. Ahmad Dahlan mendorong
siswa untuk mengembangkan kemampuan berdialog dan musyawarah dalam
menyelesaikan perbedaan pendapat. Hal ini memberikan ruang bagi siswa
untuk memahami sudut pandang orang lain dan mencari kesepakatan yang adil.
c. Kebebasan Beragama: KH. Ahmad Dahlan memperjuangkan kebebasan
beragama dan mengajarkan nilai tersebut dalam sistem pendidikan. Siswa
diberikan kebebasan untuk memilih agama dan beribadah sesuai dengan
keyakinan masing-masing, sambil tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kesatuan
dan persatuan.
2) Penerapan Nilai Moderasi Beragama dalam Sistem Pendidikan KH. Ahmad
Dahlan
a. Kurikulum yang inklusif: Kurikulum pendidikan di bawah KH. Ahmad
Dahlan dirancang agar mencakup pemahaman yang luas tentang agama-agama
yang ada. Siswa diajarkan untuk memahami prinsip-prinsip dasar agama-agama
tersebut serta membangun pemahaman yang toleran dan inklusif terhadap
perbedaan.
b. Pelatihan pemahaman agama yang seimbang: Siswa diberikan pelatihan
dalam memahami agama mereka sendiri dengan seimbang, tanpa
mengedepankan fanatisme atau sikap eksklusif. Mereka diajarkan untuk
menghargai nilai-nilai agama lain dan menjaga harmoni antarumat beragama.
c. Pembentukan karakter moderat: Selain pembelajaran akademik, sistem
pendidikan KH. Ahmad Dahlan juga menekankan pembentukan karakter
moderat. Siswa didorong untuk menjadi individu yang dapat berpikir kritis,
menghargai perbedaan, dan memiliki sikap inklusif dalam beragama (Wahyu,
2019).
2. Pembahasan
Dampak nilai-nilai moderat dalam sistem pendidikan KH. Ahmad Dahlan sangat
signifikan dan memiliki pengaruh positif terhadap sistem pendidikan modern,
antara lain:
1) Membangun pemahaman yang inklusif: Nilai-nilai moderat yang diajarkan
dalam sistem pendidikan KH. Ahmad Dahlan membantu membangun
pemahaman yang inklusif terhadap perbedaan agama, budaya, dan pandangan
dunia. Hal ini membantu siswa untuk menghargai keberagaman dan
menjauhkan diri dari sikap diskriminatif atau fanatisme.
2) Mendorong dialog dan pemecahan masalah yang konstruktif: Sikap moderat
mendorong siswa untuk berdialog dan mencari solusi yang kompromi dalam
menyelesaikan perbedaan pendapat. Kemampuan ini sangat berharga dalam
sistem pendidikan modern, di mana kolaborasi, kerja tim, dan pemecahan
masalah bersama menjadi kunci dalam menghadapi tantangan yang kompleks.
3) Mengurangi potensi konflik dan ekstremisme: Dengan mengajarkan nilai-nilai
moderat, siswa menjadi lebih terbuka terhadap perbedaan dan mampu menjalin
hubungan yang harmonis dengan individu dari latar belakang agama dan
budaya yang berbeda. Hal ini dapat mengurangi potensi konflik sosial dan
ekstremisme di masyarakat, menciptakan lingkungan yang lebih aman dan
damai.
4) Memperkuat nilai-nilai kemanusiaan: Moderat dalam pendidikan KH. Ahmad
Dahlan juga menekankan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan, seperti keadilan,
persamaan, dan kasih sayang. Siswa diajarkan untuk menghargai martabat
setiap individu, memerangi ketidakadilan, dan berperan dalam membangun
masyarakat yang lebih adil dan bermartabat.
5) Mempersiapkan siswa untuk era global: Dalam era globalisasi, siswa perlu
memiliki pemahaman yang luas, sikap terbuka, dan kemampuan beradaptasi.
Dengan menerapkan nilai-nilai moderat, sistem pendidikan KH. Ahmad Dahlan
mempersiapkan siswa untuk berinteraksi dengan beragam budaya dan
keyakinan dalam lingkungan yang semakin terhubung secara global (Dahlan &
Dalam, n.d.).
Pengaruh sistem pendidikan KH. Ahmad Dahlan terhadap sistem pendidikan
modern secara keseluruhan adalah memberikan contoh bahwa pendidikan yang
berlandaskan pada nilai-nilai moderat mampu menciptakan masyarakat yang lebih
toleran, inklusif, dan berdaya saing tinggi. Sistem pendidikan modern dapat
mengadopsi prinsip-prinsip pendidikan moderat ini dengan menekankan pada
pemahaman yang luas, dialog, dan pemecahan masalah yang konstruktif, sehingga
menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih seimbang dan menghasilkan generasi
yang berpikir kritis serta mampu menghadapi tantangan dunia yang semakin
kompleks.( Dahlan, 1921).

Kesimpulan

Sistem pendidikan KH. Ahmad Dahlan menerapkan nilai-nilai moderat


beragama yang meliputi toleransi, dialog, kebebasan beragama, kurikulum inklusif,
pelatihan pemahaman agama yang seimbang, dan pembentukan karakter moderat.
Dampak dari penerapan nilai-nilai moderat tersebut adalah membangun pemahaman
inklusif, mendorong dialog konstruktif, mengurangi konflik dan ekstremisme,
memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, serta mempersiapkan siswa untuk era global.
Pengaruh sistem pendidikan KH. Ahmad Dahlan terhadap sistem pendidikan modern
adalah memberikan contoh bahwa pendidikan moderat mampu menciptakan
masyarakat yang toleran, inklusif, dan berdaya saing tinggi. Sistem pendidikan modern
dapat mengadopsi prinsip-prinsip pendidikan moderat ini untuk menciptakan
lingkungan pendidikan yang seimbang dan menghasilkan generasi yang berpikir kritis
dan siap menghadapi tantangan dunia yang kompleks (Mohamad Ali, Sodiq, Sutrisno :,
2016).

Daftar Pustaka

Abror Mhd. (2020). Moderasi Beragama dalam Bingkai Toleransi ( Kajian Islam dan
Keberagaman ). Rusydiah, 1(1), 137–148.

Akhmadi, A. (2019). Moderasi Beragama Dalam Keragaman Indonesia Religious


Moderation in Indonesia ’ S Diversity. Jurnal Diklat Keagamaan, 13(2), 45–55.

Dahlan, K. H. A., & Dalam, P. (n.d.). K.h ahmad dahlan perannya dalam membangun sistem
pendidikan.

Dahlan, K. H. A., & Darwis, M. (1923). K.H. Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis). 22–37.

Dahlan, K. H. A., & Tahun, U. (2022). Implementasi Nilai-Nilai Karakter dan Keteladanan.
6(4), 2506–2518. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i4.2167
Fahri, mohammad, A. zainuri. (2022). Moderasi Beragama di Indonesia Mohamad.
Religions, 13(5), 451.
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar/article/download/5640/3010/

Islam, P. (n.d.). AHMAD DAHLAN TENTANG PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI


INDONESIA ) ABSTRACT EDUCATION INSTITUTE OF MUHAMMADIYAH
( REVIEW OF THOUGHT K . H . AHMAD DAHLAN ABOUT ISLAMIC
EDUCATION REFORM IN INDONESIA ).

Kata kunci : (2016). 4(1), 43–58.

Pendidikan, P., Dahlan, K. H. A., & Hamsah, M. (2021). Pemikiran pendidikan k.h. ahmad
dahlan dan relevansinya dengan dunia pendidikan modern. 7(2), 378–390.

Perspektif, D., & Dahlan, K. H. A. (1921). Vol. 1 No. 2 September 20 18. 1(2), 99–108.

You might also like