You are on page 1of 130

Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para

Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

PENTINGNYA SUNNAH RASULULLAH SAW

Dari Anas bin Malik ra. katanya, Rasulullah SAW telah berkata kepadaku:
'Hai anakku! Jika engkau mampu tidak menyimpan dendam kepada orang
lain sejak dari pagi sampai ke petangmu, hendaklah engkau kekalkan
kelakuan itu! Kemudian beliau menyambung pula: Hai anakku! Itulah
perjalananku (sunnahku), dan barangsiapa yang menyukai sunnahku,
maka dia telah menyukaiku, dan barangsiapa yang menyukaiku, dia akan
berada denganku di dalam syurga! ' (Riwayat Tarmidzi)

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi SAW yang berkata: "Barangsiapa yang
berpegang dengan sunnahku, ketika merata kerusakan pada ummatku,
maka baginya pahala seratus orang yang mati syahid". (Riwayat Baihaqi)
Dalam riwayat Thabarani dari Abu Hurairah ra. ada sedikit perbedaan,
yaitu katanya: Baginya pahala orang yang mati syahid. (At-Targhib Wat-
Tarhib 1: 44)

Thabarani dan Abu Nu'aim telah mengeluarkan sebuah Hadis marfuk


yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. bahwa Nabi SAW telah
bersabda: Orang yang berpegang kepada sunnahku dalam zaman
kerusakan ummatku akan mendapat pahala orang yang mati syahid.
Hakim pula meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. juga bahwa Nabi SAW
telah berkata: Orang yang berpegang kepada sunnahku dalam masa
perselisihan diantara ummatku adalah seperti orang yang menggenggam
bara api. (Kanzul Ummal 1: 47)

Dan Muslim pula meriwayatkan dari Anas ra. dari Rasulullah SAW
katanya: Orang yang tidak suka kepada sunnahku, bukanlah dia dari
golonganku! Demikian pula yang dikeluarkan oleh Ibnu Asakir dari Ibnu
Umar ra. cuma ada tambahan di permulaannya berbunyi: Barangsiapa
yang berpegang kepada sunnahku, maka dia dari golonganku.

Kemudian Daraquthni pula mengeluarkan sebuah Hadis dari Siti Aisyah


r.a. dari Nabi SAW katanya: Sesiapa yang berpegang kepada sunnahku
akan memasuki syurga!

Dan dikeluarkan oleh As-Sajzi dari Anas ra. dari Nabi SAW katanya:
Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka dia telah mengasihiku,
dan siapa yang mengasihiku dia akan memasuki syurga bersama-sama
aku!
- 1-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

PENTINGNYA MENTAATI RASULULLAH SAW


Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda,
"Barangsiapa yang mentaatiku, maka dia telah mentaati Allah. Dan
barangsiapa yang mendurhakaiku, maka dia telah mendurhakai Allah.
Begitu pula, barangsiapa yang mentaati petugasku, maka dia telah
mentaatiku, dan barangsiapa mendurhakai petugasku, maka dia telah
mendurhakaiku.' (Riwayat Bukhari)

Dari Abu Hurairah ra. lagi, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
'Semua ummatku akan memasuki syurga kecuali yang enggan
memasukinya. Siapa yang mentaatiku akan memasuki syurga, dan siapa
yang mendurhakaiku, maka dialah orang yang enggan memasuki
syurga.'(Riwayat Bukhari)

Jabir ra. bercerita, katanya: Suatu peristiwa datanglah beberapa Malaikat


kepada Nabi SAW ketika beliau sedang tidur, lalu mereka berkata: Bahwa
sesungguhnya teman kamu ini dapat diberikan beberapa perumpamaan,
cobalah berikan perumpamaan baginya! Maka berkata yang satu: Dia ini
sedang tidur. Yang lain berkata: Meskipun matanya tidur, namun hatinya
tetap sadar! Lalu berkata pula Malaikat yang lain: Perumpamaan
temanmu ini ialah perumpamaan seorang lelaki yang baru selesai
membangun sebuah rumah, lalu dia pun mengadakan undangan makan,
dan mengundang orang datang kepadanya. Jadi, sesiapa yang menerima
undangan itu, dia akan memasuki rumah itu, dan dapatlah dia memakan
dari makanan yang disediakan itu. Dan sesiapa yang menolak undangan
itu, tidak akan memasuki rumah itu, dan tidak dapatlah dia memakan dari
makanan yang disediakan di situ!

Kemudian berkata Malaikat yang mendengar perumpamaan itu:


Jelaskanlah perkara ini kepadanya (Nabi Muhammad) supaya dia
mengertinya! Lalu ada Malaikat yang berkata: Bukankah dia sedang
tidur?! Jawab yang lain: Bukankah sudah aku katakan; matanya saja
yang tidur, namun hatinya sadar (dapat menangkap maksud dari berita
ini). Maka para Malaikat itu pun berkata: Rumah itu diibaratkan dengan
'Syurga', dan orang yang mengundang itu ialah 'Muhammad' itu sendiri.
Tegasnya, siapa saja yang mentaati Muhammad, maka dia mentaati
Allah. Dan siapa saja yang mendurhakai Muhammad, maka dia
mendurhakai Allah. Dan Muhammad itu adalah penengah (di antara
Allah) dengan manusia! (Riwayat Bukhari) Ad-Darimi juga mengeluarkan

- 2-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

cerita yang sama dari Rabitah Al-jarasyi ra. dengan maksudnya yang
sama (kitab: Al-Misykah, hal. 21)

Dari Abu Musa Al-Asy'ari ra. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
'Hanyalah perumpamaanku dan perumpamaan apa yang diutus Allah
kepadaku adalah perumpamaan seorang lelaki yang datang kepada
suatu kaum, lalu dia berkata kepada mereka: Hai kaumku! Saya lihat
dengan mataku sendiri, ada suatu bala tentara yang datang, dan saya
adalah pemberi peringatan yang telanjang (dapat dimaksudkan: yang
paling jujur), maka selamatkanlah diri kamu! Selamatkanlah! Kerana itu
ada di antara kaumnya yang mentaatinya, maka dari sejak malam mereka
telah keluar melarikan diri dengan secara teratur, hingga akhirnya mereka
selamat. Ketika sekumpulan yang lain telah mendustakannya, dan
mereka terus menetap di tempat mereka. Akhirnya, mereka sejak pagi
buta telah diserang oleh bala tentara (musuh) itu, yang membinasakan
mereka serta memukul bersih apa saja yang ada di hadapannya. Itulah
dia perumpamaan siapa yang mentaatiku serta menuruti apa yang saya
sampaikan kepadanya. Demikian pula perumpamaan siapa yang
menderbakaiku serta mendustakan apa yang saya sampaikan kepadanya
dari perkara kebenaran itu.' (Riwayat Darimi)

Razin telah membawa suatu berita dari Umar ra. yang dirafakkannya
kepada Rasulullah SAW sabdanya: Aku sudah menanyakan Tuhanku
tentang perselisihan para sahabatku sepeninggalku, lalu Allah
mewahyukan kepadaku, katanya: Wahai Muhammad! Sesungguhnya
semua para sahabatmu itu dalam pandanganku adalah umpama bintang-
bintang di langit, setengah mereka lebih teguh dari setengah yang lain,
namun bagi setiap satu darinya ada cahayanya yang tersendiri. Maka
barangsiapa yang mengambil sesuatu dari apa yang ada pada diri
mereka tanpa memandang pada perselisihan mereka itu, maka dia itu
dalam pandanganku berada di atas kebenaran. Kemudian Nabi SAW pun
berkata: Para sahabatku itu seumpama bintang-bintang maka siapa saja
dari mereka yang kamu ikuti, kamu akan mendapat petunjuk. (Jam'ul-
Fawa'id 2:201)

Dari Al-Irbadh bin Sariyah ra. yang menceritakan suatu peristiwa,


katanya: Pada suatu hari Rasulullah SAW telah mengimami kami satu
shalat, dan sesudah selesai shalat, beliau lalu menghadapkan wajahnya
kepada kami serta menyampaikan suatu pidato yang sungguh berkesan
sekali pada diri kami, sehingga bercucuranlah air mata kami dan
- 3-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

gemetarlah segala urat perut kami. Sehabis pidato itu, telah bangun
seorang lelaki berkata: Ya Rasulullah! Seolah-olah pidato ini adalah suatu
pidato terakhir untuk mengucapkan selamat tinggal! Jadi, apakah yang
patut engkau pesankan untuk kami?! jawab beliau: Aku berpesan kepada
kamu supaya bertaqwa kepada Allah, selalu mendengar perintah dan
mentaatinya, walaupun yang memerintah itu seorang hamba habsyi (yang
hitam warna kulitnya). Kerana sesungguhnya, siapa saja yang hidup di
antara kamu sesudahku nanti dia akan melihat perselisihan-perselisihan
yang banyak. Maka ketika itu, hendaklah kamu berpegang teguh kepada
perjalananku dan pejalanan para Khulafaur-Rasyidin yang sudah
tertunjuk (oleh hidayatku), hendaklah kamu berpegang kuat dengannya,
dan gigitlah dia dengan gigi geraham kamu. Berhati-hatilah kamu dengan
mengada-adakan (hukum) yang baru, kerana setiap hukum yang diada-
adakan itu adalah bid'ah, dan setiap bid'ah itu adalah sesat! (Riwayat
Tarmidzy dan Abu Daud)

Dari Hudzaifah bin Al-Yaman ra. telah merafakkan bicara ini kepada Nabi
SAW sabdanya: Aku tidak tahu berapa lama lagi aku akan berada
bersama-sama kamu. Tetapi aku mengingatkan kamu supaya mengikuti
dua orang ini sepeninggalku. Lalu beliau menunjuk kepada Abu Bakar
dan Umar radhiallahu-anhuma. Sambungnya lagi: Ambillah petunjuk yang
diberikan Ammar, dan dengar apa yang dibicarakan Ibnu Mas'ud dan
percayailah dia!(Riwayat Tarmidzy)

Dari Bilal bin Al-Haris Al-Muzani ra. bahwasanya Rasulullah SAW telah
bersabda: 'Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnat (jalan) dari
sunnatku yang telah ditinggalkan orang sepeninggalku, maka baginya
pahala seperti pahala-pahala orang yang mengamalkannya sesudah itu,
tiada dikurangi sedikit pun dari pahala-pahala mereka (yang
mengamalkannya itu). Dan barangsiapa yang mengadaadakan suatu
bid'ah yang menyesatkan yang tiada diridhai Allah dan RasuINya, maka
dia akan menanggung dosanya seperti dosadosa orang yang
mengamalkannya, tiada dikurangi sedikit pun dari dosa-dosa orang yang
mengamalkannya.'(Riwayat Tarmidzy) Ibnu Majah juga meriwayatkan
suatu Hadis yang serupa ini dari Katsir bin Abdullah bin Amru, dari
bapanya, dari datuknya.

Dari Amru bin Auf ra. bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda:
'Sesungguhnya agama (Islam) itu akan kembali ke Hijaz, sebagaimana
ular yang kembali ke dalam lobangnya. Lalu agama itu akan tertambat di
- 4-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Hijaz umpama tertambatnya unta-unta di puncak gunung. Sesungguhnya


agama itu lahir asing (tidak dikenali orang), dan dia akan kembali asing
seperti mula lahimya. Maka berbahagialah orang-orang asing itu (yakni
kaum yang bukan Arab), kerana merekalah yang akan membetulkan apa
yang dirusakkan manusia dari sunnatku sepeninggalku nanti."(Riwayat
Tarmidzy)

Dari Abdullah bin Amru ra. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: 'Akan
berlaku ke atas ummatku seperti mana yang berlaku ke atas kaum Bani
Israel umpama sepasang sepatu, satu dengan yang lain, sampai terjadi di
antara mereka orang yang mendatangi (melakukan zina) ibunya secara
terang-terangan, demikian pula yang akan berlaku pada ummatku juga.
Dan bahwasanya kaum Bani Israel akan terpecah-belah kepada tujuh
puluh dua kaum, dan ummatku pula akan terpecah-belah kepada tujuh
puluh tiga kaum, semuanya adalah di dalam neraka, kecuali satu kaum
saja. Para sahabat bertanya: Siapa kaum itu, hai Rasulullah?! jawab
beliau: kaum yang mengikutiku dan mengikuti para sahabatku!' (Riwayat
Tarmidzy)

SIFAT-SIFAT NABI MUHAMMAD SAW

Fizikal Nabi
Telah dikeluarkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali
ra. katanya: Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin
Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai mensifatkan
perilaku Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan
kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka
dia berkata:

Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa


diagungkan, wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnamanya,
tingginya cukup tidak terialu ketara, juga tidak terlalu pendek, dadanya
bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan
memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya
luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda
marah kelihatannya seperti bercantum, hidungnya mancung, kelihatan
memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah matanya
hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih
bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus,
- 5-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, berbadan besar lagi


tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar antara
kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara
dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua
teteknya dan perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya
dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang,
telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan
kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya
tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya
lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang
memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan
lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah
satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang
yang melangkah atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya,
pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke
arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan
sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-
sahabatnya, selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.

Kebiasaan Nabi
Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya!Jawab
pamanku: Adalah Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang
selalu bersedih, senantiasa banyak berfikir, tidak pernah beristirshat
panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak diamnya,
memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva,
kata-katanya penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak
berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan, lemah lembut tidak terlalu
kasar atau menghina diri, senantiasa membesarkan nikmat walaupun
kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, tiada
seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran
dihinakan sehingga dia dapat membelanya.

Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah kerana


sesuatu urusan dunia atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi
apabila baginda melihat kebenaran itu dihinakan, tiada seorang yang
dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela kerananya.
Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk
kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak
tangannya, dan bila baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya,
dan bila berbicara dikumpulkan tangannya dengan menumpukan telapak
- 6-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya, dan bila baginda
marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah,
dan bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya
ialah dengan tersenyum, dan bila baginda ketawa, baginda ketawa
seperti embun yang dingin.

Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama
juga. Kemudian aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali,
dan aku dapati ianya sudah terlebih dahulu menanyakan pamanku
tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah menanyakan
ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk
baginda, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu
mengenai Rasulullah SAW itu.

Rumah Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang
masuknya Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam
rumahnya bila sudah diizinkan khusus baginya, dan apabila baginda
berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga bagian. Satu bagian
khusus untuk Allah ta'ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu
bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya
itu terpenuh dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan
waktunya itu untuk melayani semua orang yang awam maupun yang
khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain.

Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, baginda selalu memberikan


perhatiannya kepada orang-orang yang terutama untuk dididiknya,
dilayani mereka menurut kelebihan diri masing-masing dalam agama.
Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih dari itu,
maka baginda akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan
mereka yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan
ummat secara umum, coba menunjuki mereka apa yang perlu dan
memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan semua
orang dengan mengingatkan pula: "Hendaklah siapa yang hadir
menyampaikan kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa
menyampaikan kepadaku keperluan orang yang tidak dapat
menyampaikannya sendiri, sebab sesiapa yang menyampaikan keperluan
orang yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada
seorang penguasa, niscaya Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya

- 7-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

di hari kiamat", tiada disebutkan di situ hanya hal-hal yang seumpama itu
saja.

Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk
maslahat ummatnya. Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang
yang berziarah, namun mereka tiada meninggalkan tempat melainkan
dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah melainkan
sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya
sebagai orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya.

Luaran Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya
di luar, dan apa yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW
ketika di luar, senantiasa mengunci lidahnya, kecuali jika memang ada
kepentingan untuk ummatnya. Baginda selalu beramah-tamah kepada
mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Baginda senantiasa
memuliakan ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing
di tempatnya yang layak. Kadang-kadang baginda mengingatkan orang
ramai, tetapi baginda senantiasa menjaga hati mereka agar tidak
dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan akhlaknya
yang mulia. Baginda selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka
tidak datang, dan selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang
ditanggunginya. Mana yang baik dipuji dan dianjurkan, dan mana yang
buruk dicela dan dicegahkan.

Baginda senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak


banyak membantah, tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka
lalai atau menyeleweng, semua perkaranya baik dan terjaga, tidak pernah
meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang yang
senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya,
yang dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat
memberi nasihat, yang paling tinggi kedudukannya, yang paling bersedia
untuk berkorban dan membantu dalam apa keadaan sekalipun.

Majlis Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majelis Nabi
SAW dan bagaimana caranya ? Jawabnya: Bahwa Rasulullah SAW tidak
duduk dalam sesuatu majelis, atau bangun daripadanya, melainkan
baginda berzikir kepada Allah SWT baginda tidak pernah memilih tempat
yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat
- 8-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

yang tertentu. Apabila baginda sampai kepada sesuatu tempat, di situlah


baginda duduk sehingga selesai majelis itu dan baginda menyuruh
membuat seperti itu. Bila berhadapan dengan orang ramai diberikan
pandangannya kepada semua orang dengan sama rata, sehingga orang-
orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang
diberikan penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang
kepadanya kerana sesuatu keperluan, atau sesuatu masliahat, baginda
terus melayaninya dengan penuh kesabaran hinggalah orang itu bangun
dan kembali.

Baginda tidak pernah menghampakan orang yang meminta daripadanya


sesuatu keperluan, jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada
dijawabnya dengan kata-kata yang tidak mengecewakan hatinya.
Budipekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Baginda
dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya
semuanya sama dalam hal kebenaran, tidak berat sebelah. Majelisnya
semuanya ramah-tamah, segan-silu, sabar menunggu, amanah, tidak
pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat padanya segala yang
dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali
dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati
yang muda, dan yang muda dirahmati yang tua, yang perlu selalu
diutamakan, yang asing selalu didahulukan.

Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan
Rasulullah SAW pada orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-
sama dengannya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW selalu periang
orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut, tidak keras
atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak
kotor, tidak banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan
apa yang tiada disukainya, tidak pernah mengecewakan orang yang
berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang berputus asa. Sangat
jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Baginda tidak suka
mencela orang dan memburukkannya. Baginda tidak suka mencari-cari
keaiban orang dan tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang
mendatangkan faedah dan menghasilkan pahala.

Apabila baginda berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya


memperhatikannya dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger
di atas kepala mereka. Bila baginda berhenti berbicara, mereka baru mula
berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka berdiam seribu
- 9-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Baginda tertawa


bila dilihatnya mereka tertawa, dan baginda merasa takjub bila mereka
merasa takjub. Baginda selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang
seringkali bersifat kasar dan suka mendesak ketika meminta sesuatu
daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu, sehingga terkadang
para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi baginda tetap
menyabarkan mereka dengan berkata: "Jika kamu dapati seseorang yang
perlu datang, hendaklah kamu menolongnya dan jangan
menghardiknya!". Baginda juga tidak mengharapkan pujian daripada
siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya pun, baginda
tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Baginda tidak pernah
memotong bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu
barulah baginda berbicara, atau baginda menjauh dari tempat itu.

Diamnya Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya,
bagaimana pula keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW
bergantung kepada mempertimbangkan empat hal, yaitu: Kerana adab
sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan sesuatu di
antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya
ialah kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di
antara manusia. Adapun tentang tafakkurnya ialah pada apa yang kekal
dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam peribadinya sifat-sifat
kesantunan dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang boleh menyebabkan
dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul
dalam peribadinya sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka
membuat yang baik-baik dan melaksanakannya untuk kepentingan
ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan dengan dunia mahupun
akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Baginda meninggalkan yang
buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh
mencari jalan yang baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa
yang dapat mendatangkan manfaat buat ummatnya, baik buat dunia
ataupun buat akhirat.

- 10-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

RASULULLAH SAW TAKUT TERHADAP KEDUNIAAN YANG


MELIMPAH
Asy-Syaikhany mengeluarkan dari Abu Sa'id Al-Khudry di dalam sebuah
hadits, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam duduk di atas
mimbar dan kami pun duduk di sekitar beliau, lalu beliau bersabda,
"Sesungguhnya yang paling kutakutkan atas kalian ialah jika Allah
membukakan kesenangan dan perhiasan dunia kepada kalian."
Begitulah yang disebutkan di dalam At-Targhib Wat-Tarhib, 5/144.

Asy-Syaikany juga mengeluarkan sebuah hadits dari Amr bin Auf Al-
Anshay Radhiyallahu Anhu, yang di dalamnya dia berkata, "Rasulullah
Shallailahu Alaihi wa Sallam bersabda,
"TerimaIah kabar gembira dan satu harapan bagi kalian Demi Allah,
bukan kemiskinn yang aku takutkan terhadap kalian, tetapi aku justru
takut jika dunia dihamparkan kepada kalian, sebagaimana yang pernah
dihamparkan kepada orang-orang sebelum kalian, lalu mereka saling
berlomba untuk mendapatkannya, sehingga kalian menjadi binasa seperti
yang mereka alami."
Begitulah yang disebutkan di dalam At-Targhib Wat-Tarhib, 5/141
Ya'qub bin Sufyan mengeluarkan dari IbnuAbbas Radhiyallahu Anhuma,
bahwa Allah mengutus seorang malaikat kepada Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam, yang disertai Jibril Alaihi Salam. Malaikat itu berkata,
"Sesungguhnya Allah menyuruh engkau untuk memilih, apakah engkau
menjadi hamba dan nabi, ataukah menjadi raja dan sekaligus nabi."
Beliau menoleh ke arah Jibril layaknya orang yang meminta saran. Maka
Jibril memberi isyarat, agar beliau merunduk dan patuh. Maka beliau
menjawab,
"Aku pilih menjadi hamba dan nabi."
Setelah kejadian ini beliau tidak pemah makan sambil telentang, hingga
beliau wafat. Yang serupa dengan ini juga diriwayatkan Al-Bukhary dan
An-Nasa'y. Begitulah yang disebutkan di dalam Al-Bidayah, 6:48.

Ahmad mengeluarkan dengan isnad yang shahih, dari Ibnu Abbas


Radhiyallahu Anhuma, dia berkata, "Umar bin Al-Khaththab ra. bercerita
kepadaku, "Aku pernah memasuki rumah Rasulullah Shallailahu Alaihi wa
Sallam, yang saat itu beliau sedang berbaring di atas selembar tikar.
Setelah aku duduk di dekat beliau, aku baru tahu bahwa beliau juga
menggelar kain mantelnya di atas tikar, dan tidak ada sesuatu yang lain,
Tikar itu telah menimbulkan bekas guratan di lambung beliau. Aku juga
melihat di salah satu pojok rumah beliau ada satu takar gandum. Di
- 11-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

dinding tergantung selembar kulit yang sudah disamak. Melihat


kesederhanaan ini kedua mataku meneteskan air mata.
"Mengapa engkau menangis wahai Ibnul-Khaththab?" tanya beliau.
"Wahai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis jika melihat gurat-
gurat tikar yang membekas di lambung engkau itu dan lemari yang hanya
diisi barang itu? Padahal Kisra dan Kaisar hidup di antara buab-buahan
dan sungai yang mengalir. Engkau adalah Nabi Allah dan orang pilihan-
Nya, sementara lemari engkau hanya seperti itu."
"Wahai Ibnul-Khaththab, apakah engkau tidak ridha jika kita mendapatkan
akhirat, sedangkan mereka hanya mendapatkan dunia?"
Al-Hakimjuga mentakhrijnya secara shahih, berdasarkan syarat Muslim.
Ibnu Hibban meriwayatkannya dari Anas, dan dia menyebutkan yang
seperti ini. Begitulah yang disebutkan di dalam At-Targhib, 5/161

KEADAAN LAPAR RASULULLAH SAW

Muslim dan Tarmidzi telah meriwayatkan dari An-Nu'man bin Basyir ra.
dia berkata: Bukankah kamu sekarang mewah dari makan dan minum,
apa saja yang kamu mau kamu mendapatkannya? Aku pernah melihat
Nabi kamu Muhammad SAW hanya mendapat korma yang buruk saja
untuk mengisi perutnya!

Dalam riwayat Muslim pula dari An-Nu'man bin Basyir ra. katanya, bahwa
pada suatu ketika Umar ra. menyebut apa yang dinikmati manusia
sekarang dari dunia! Maka dia berkata, aku pernah melihat Rasulullah
SAW seharian menanggung lapar, karena tidak ada makanan, kemudian
tidak ada yang didapatinya pula selain dari korma yang buruk saja untuk
mengisi perutnya.

Suatu riwayat yang diberitakan oleh Abu Nu'aim, Khatib, Ibnu Asakir dan
Ibnun-Najjar dari Abu Hurairah ra. dia berkata: Aku pernah datang kepada
Rasulullah SAW ketika dia sedang bersembahyang duduk, maka aku pun
bertanya kepadanya: Ya Rasulullah! Mengapa aku melihatmu
bersembahyang duduk, apakah engkau sakit? jawab beliau: Aku lapar,
wahai Abu Hurairah! Mendengar jawaban beliau itu, aku terus menangis
sedih melihatkan keadaan beliau itu. Beliau merasa kasihan melihat aku
menangis, lalu berkata: Wahai Abu Hurairah! jangan menangis, karena
beratnya penghisaban nanti di hari kiamat tidak akan menimpa orang
yang hidupnya lapar di dunia jika dia menjaga dirinya di kehidupan dunia.
(Kanzul Ummal 4:41)
- 12-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Ahmad meriwayatkan dari Aisyah ra. dia berkata: Sekali peristiwa


keluarga Abu Bakar ra. (yakni ayahnya) mengirim (sop) kaki kambing
kepada kami malam hari, lalu aku tidak makan, tetapi Nabi SAW
memakannya - ataupun katanya, beliau yang tidak makan, tetapi Aisyah
makan, lalu Aisyah ra. berkata kepada orang yang berbicara dengannya:
Ini karena tidak punya lampu. Dalam riwayat Thabarani dengan tambahan
ini: Lalu orang bertanya: Hai Ummul Mukminin! Apakah ketika itu ada
lampu? Jawab Aisyah: Jika kami ada minyak ketika itu, tentu kami
utamakan untuk dimakan.
(At-Targhib Wat-Tarhib 5:155; Kanzul Ummal 5:155)

Abu Ya'la memberitakan pula dari Abu Hurairah ra. katanya: Ada kalanya
sampai berbulan-bulan berlalu, namun di rumah-rumah Rasulullah SAW
tidak ada satu hari pun yang berlampu, dan dapurnya pun tidak berasap.
Jika ada minyak dipakainya untuk dijadikan makanan. (At-Targhib Wat-
Tarhib 5:154; Majma'uz Zawatid 10:325)

Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula dari Urwah dari Aisyah ra. dia
berkata: Demi Allah, hai anak saudaraku (Urwah anak Asma, saudara
perempuan Aisyah), kami senantiasa memandang kepada anak bulan,
bulan demi bulan, padahal di rumah-rumah Rasulullah SAW tidak pernah
berasap. Berkata Urwah: Wahai bibiku, jadi apalah makanan kamu?
Jawab Aisyah: Korma dan air sajalah, melainkan jika ada tetangga-
tetangga Rasulullah SAW dari kaum Anshar yang membawakan buat
kami makanan. Dan memanglah kadang-kadang mereka membawakan
kami susu, maka kami minum susu itu sebagai makanan. (At-Targhib
Wat-Tarhib 5:155)

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Aisyah ra. katanya: sering kali kita duduk
sampai empat puluh hari, sedang di rumah kami tidak pernah punya
lampu atau dapur kami berasap. Maka orang yang mendengar bertanya:
Jadi apa makanan kamu untuk hidup? Jawab Aisyah: Korma dan air saja,
itu pun jika dapat. (Kanzul Ummal 4:38)

Tarmidzi memberitakan dari Masruq, katanya: Aku pernah datang


menziarahi Aisyah ra. lalu dia minta dibawakan untukku makanan,
kemudian dia mengeluh: Aku mengenangkan masa lamaku dahulu. Aku
tidak pernah kenyang dan bila aku ingin menangis, aku menangis
sepuas-puasnya! Tanya Masruq: Mengapa begitu, wahai Ummul
- 13-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Mukminin?! Aisyah menjawab: Aku teringat keadaan di mana Rasulullah


SAW telah meninggalkan dunia ini! Demi Allah, tidak pernah beliau
kenyang dari roti, atau daging dua kali sehari. (At-Targhib Wat-Tarhib
5:148)

Dalam riwayat Ibnu Jarir lagi tersebut: Tidak pernah Rasulullah SAW
kenyang dari roti gandum tiga hari berturut-turut sejak beliau datang di
Madinah sehingga beliau meninggal dunia. Di lain lain versi: Tidak pernah
kenyang keluarga Rasulullah SAW dari roti syair dua hari berturut-turut
sehingga beliau wafat. Dalam versi lain lagi: Rasulullah SAW telah
meninggal dunia, dan beliau tidak pernah kenyang dari korma dan air.
(Kanzul Ummal 4:38)

Dalam riwayat lain yang dikeluarkan oleh Baihaqi telah berkata Aisyah
ra.: Rasulullah SAW tidak pernah kenyang tiga hari berturut-turut, dan
sebenarnya jika kita mau kita bisa kenyang, akan tetapi beliau selalu
mengutamakan orang lain yang lapar dari dirinya sendiri. (At-Targhib Wat-
Tarhib 5:149)

Ibnu Abid-Dunia memberitakan dari Al-Hasan ra. secara mursal, katanya:


Rasulullah SAW selalu membantu orang dengan tangannya sendiri,
beliau menampal bajunya pun dengan tangannya sendiri, dan tidak
pernah makan siang dan malam secara teratur selama tiga hari berturut-
turut, sehingga beliau kembali ke rahmatullah. Bukhari meriwayatkan dari
Anas ra. katanya: Tidak pernah Rasulullah SAW makan di atas piring,
tidak pernah memakan roti yang halus hingga beliau meninggal dunia.
Dalam riwayat lain: Tidak pernah melihat daging yang sedang
dipanggang (maksudnya tidak pernah puas makan daging panggang).
(At-Targhib Wat-Tarhib 5:153)

Tarmidzi memberitakan dari Ibnu Abbas ra. katanya: Rasulullah SAW


sering tidur malam demi malam sedang keluarganya berbalik-balik di atas
tempat tidur karena kelaparan, karena tidak makan malam. Dan makanan
mereka biasanya dari roti syair yang kasar. Bukhari pula meriwayatkan
dari Abu Hurairah ra. katanya: Pernah Rasulullah SAW mendatangi suatu
kaum yang sedang makan daging bakar, mereka mengajak beliau makan
sama, tetapi beliau menolak dan tidak makan. Dan Abu Hurairah ra.
berkata: Rasulullah SAW meninggal dunia, dan beliau belum pernah
kenyang dari roti syair yang kasar keras itu. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:148
dan 151)
- 14-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Pernah Fathimah binti Rasulullah SAW datang kepada Nabi SAW


membawa sepotong roti syair yang kasar untuk dimakannya. Maka ujar
beliau kepada Fathimah ra: Inilah makanan pertama yang dimakan
ayahmu sejak tiga hari yang lalu! Dalam periwayatan Thabarani ada
tambahan ini, yaitu: Maka Rasulullah SAW pun bertanya kepada
Fathimah: Apa itu yang engkau bawa, wahai Fathimah?! Fathimah
menjawab: Aku membakar roti tadi, dan rasanya tidak termakan roti itu,
sehingga aku bawakan untukmu satu potong darinya agar engkau
memakannya dulu! (Majma'uz Zawa'id 10:312)

Ibnu Majah dan Baihaqi meriwayatkan pula dari Abu Hurairah ra. katanya:
Sekali peristiwa ada orang yang membawa makanan panas kepada
Rasulullah SAW maka beliau pun memakannya. Selesai makan, beliau
mengucapkan: Alhamdulillah! Inilah makanan panas yang pertama
memasuki perutku sejak beberapa hari yang lalu. (At-Targhib Wat-Tarhib
5:149)

Bukhari meriwayatkan dari Sahel bin Sa'ad ra. dia berkata: Tidak pernah
Rasulullah SAW melihat roti yang halus dari sejak beliau dibangkitkan
menjadi Utusan Allah hingga beliau meninggal dunia. Ada orang
bertanya: Apakah tidak ada pada zaman Nabi SAW ayak yang dapat
mengayak tepung? Jawabnya: Rasulullah SAW tidak pernah melihat ayak
tepung dari sejak beliau diutus menjadi Rasul sehingga beliau wafat.
Tanya orang itu lagi: Jadi, bagaimana kamu memakan roti syair yang
tidak diayak terlebih dahulu? Jawabnya: Mula-mula kami menumbuk
gandum itu, kemudian kami meniupnya sehingga keluar kulit-kulitnya, dan
yang mana tinggal itulah yang kami campurkan dengan air, lalu kami
mengulinya. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:153)

Tarmidzi memberitakan daiipada Abu Talhah ra. katanya: Sekali peristiwa


kami datang mengadukan kelaparan kepada Rasulullah SAW lalu kami
mengangkat kain kami, di mana padanya terikat batu demi batu pada
perut kami. Maka Rasulullah SAW pun mengangkat kainnya, lalu kami
lihat pada perutnya terikat dua batu demi dua batu. (At-Targhib Wat-
Tarhib 5:156)

Ibnu Abid Dunia memberitakan dari Ibnu Bujair ra. dan dia ini dari para
sahabat Nabi SAW Ibnu Bujair berkata: Pernah Nabi SAW merasa terlalu
lapar pada suatu hari, lalu beliau mengambil batu dan diikatkannya pada
- 15-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

perutnya. Kemudian beliau bersabda: Betapa banyak orang yang memilih


makanan yang halus-halus di dunia ini kelak dia akan menjadi lapar dan
telanjang di hari kiamat! Dan betapa banyak lagi orang yang memuliakan
dirinya di sini, kelak dia akan dihinakan di akhirat. Dan betapa banyak
orang yang menghinakan dirinya di sini, kelak dia akan dimuliakan di
akhirat.'

Bukhari dan Ibnu Abid Dunia meriwayatkan dari Aisyah ra. dia berkata:
Bala yang pertama-tama sekali berlaku kepada ummat ini sesudah
kepergian Nabi SAW ialah kekenyangan perut! Sebab apabila sesuatu
kaum kenyang perutnya, gemuk badannya, lalu akan lemahlah hatinya
dan akan merajalelalah syahwatnya!
(At-Targhib Wat-Tarhib 3:420).

PENDERITAAN NABI SAW (1)

Baihaqi memberitakan dari Abdullah bin Ja'far ra. katanya: Apabila Abu
Thalib telah meninggal dunia, mulailah Nabi SAW diganggu dan ditentang
secara terang-terangan. Satu peristiwa, beliau telah dihadang di jalanan
oleh salah seorang pemuda jahat Quraisy, diraupnya tanah dan
dilemparkan ke muka beliau, namun beliau tidak membalas apa pun.

Apabila beliau tiba di rumah, datang salah seorang puterinya, lalu


membersihkan muka beliau dari tanah itu sambil menangis sedih melihat
ayahnya diperlakukan orang seperti itu. Maka berkatalah Rasulullah SAW
kepada puterinya itu: 'Wahai puteriku! Jangan engkau menangis begitu,
Allah akan melindungi ayahmu!' beliau membujuk puterinya itu.

Beliau pernah berkata: Sebelum ini memang kaum Quraisy tidak berani
membuat sesuatu seperti ini kepadaku, sehinggalah selepas Abu Thalib
meninggal dunia, mulailah mereka menggangguku dan mengacau
ketenteramanku. Dalam riwayat yang lain, beliau berkata kepadanya
karena menyesali perbuatan jahat kaum Quraisy itu: Wahai paman!
Alangkah segeranya mereka menggangguku sesudah engkau hilang dari
mataku!
(Hilyatul Auliya 8:308; Al-Bidayah Wan-Nihayah 3:134)

Thabarani telah memberitakan dari Al-Harits bin Al-Harits yang


menceritakan peristiwa ini, katanya: Apabila aku melihat orang ramai
berkumpul di situ, aku pun tergesa-gesa datang ke situ, menarik tangan
- 16-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

ayahku yang menuntunku ketika itu, lalu aku bertanya kepada ayahku:
'Apa sebab orang ramai berkumpul di sini, ayah?' 'Mereka itu berkumpul
untuk mengganggu si pemuda Quraisy yang menukar agama nenek-
moyangnya!' jawab ayahku. Kami pun berhenti di situ melihat apa yang
terjadi. Aku lihat Rasulullah SAW mengajak orang ramai untuk
mengesakan Allah azzawajaila dan mempercayai dirinya sebagai Utusan
Allah, tetapi aku lihat orang ramai mengejek-ngejek seruannya itu dan
mengganggunya dengan berbagai cara sehinggalah sampai waktu
tengah hari, maka mulailah orang bubar dari situ.

Kemudian aku lihat seorang wanita datang kepada beliau membawa air
dan sehelai kain, lalu beliau menyambut tempat air itu dan minum
darinya. Kemudian beliau mengambil wudhuk dari air itu, sedang wanita
itu menuang air untuknya, dan ketika itu agak terbuka sedikit pangkal
dada wanita itu. Sesudah selesai berwudhuk, beliau lalu mengangkat
kepalanya seraya berkata kepada wanita itu: Puteriku! lain kali tutup rapat
semua dadamu, dan jangan bimbang tentang ayahmu! Ada orang
bertanya: Siapa dia wanita itu? jawab mereka: Itu Zainab, puterinya -
radhiallahu anha.
(Majma'uz-Zawa'id 6:21)

Dalam riwayat yang sama dari Manbat Al-Azdi, katanya: Pernah aku
melihat Rasulullah SAW di zaman jahiliah, sedang beliau menyeru orang
kepada Islam, katanya: 'Wahai manusia sekaliani Ucapkanlah 'Laa llaaha
lliallaah!' nanti kamu akan terselamat!' beliau menyeru berkali-kali kepada
siapa saja yang beliau temui. Malangnya aku lihat, ada orang yang
meludahi mukanya, ada yang melempar tanah dan kerikil ke mukanya,
ada yang mencaci-makinya, sehingga ke waktu tengah hari.

Kemudian aku lihat ada seorang wanita datang kepadanya membawa


sebuah kendi air, maka beliau lalu membasuh wajahnya dan tangannya
seraya menenangkan perasaan wanita itu dengan berkata: Hai puteriku!
Janganlah engkau bimbangkan ayahmu untuk diculik dan dibunuh ... !
Berkata Manbat: Aku bertanya: Siapa wanita itu? Jawab orangorang di
situ: Dia itu Zainab, puteri Rasuluilah SAW dan wajahnya sungguh cantik.
(Majma'uz Zawa'id 6:21)

- 17-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

PENDERITAAN NABI SAW (2)

Bukhari meriwayatkan dari Urwah r.a. katanya: Aku bertanya Amru bin Al-
Ash ra. mengenai apa yang dideritai Nabi SAW ketika beliau berdakwah
mengajak orang masuk Islam, kataku: 'Beritahu aku tentang perbuatan
yang paling kejam yang pernah dibuat oleh kaum musyrikin terhadap
Rasulullah SAW? Maka Amru berkata: Ketika Nabi berada di Hijir Ka'bah,
tiba-tiba datang Uqbah bin Abu Mu'aith, lalu dibelitkan seutas kain pada
tengkuk beliau dan dicekiknya dengan kuat sekali. Maka seketika itu pula
datang Abu Bakar ra. lalu dipautnya bahu Uqbah dan ditariknyanya
dengan kuat hingga terlepas tangannya dari tengkuk Nabi SAW itu. Abu
Bakar berkata kepada Uqbah: 'Apakah engkau hendak membunuh orang
yang mengatakan 'Tuhanku ialah Allah!' padahal dia telah membawa
keterangan dari Tuhan kamu?!' (Al-Bidayah Wan-Nihayah 3:46)

Suatu riwayat yang dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah, dari Amru bin Al-
Ash ra. katanya: Aku tidak pemah lihat kaum Quraisy yang hendak
membunuh Nabi SAW seperti yang aku lihat pada suatu hari di bawah
lindungan Ka'bah. Mereka bersepakat merencanakan pembunuhan beliau
sedang mereka duduk di sisi Ka'bah. Apabila Rasulullah SAW datang dan
bersembahyang di Maqam, lalu bangunlah Uqbah bin Abu Mu'aith menuju
kepada Rasulullah SAW dan membelitkan kain ridaknya ke tengkuk
beliau, lalu disentaknya dengan kuat sekali, sehingga beliau jatuh
tersungkur di atas kedua lututnya. Orang ramai yang berada di situ
menjerit, menyangka beliau telah mati karena cekikan keras dari Uqbah
itu. Maka ketika itu segeralah Abu Bakar ra. datang dan melepaskan
cekikan Uqbah dari Rasulullah SAW itu dari belakangnya, seraya berkata:
Apa ini? Adakah engkau hendak membunuh orang yang mengatakan
'Tuhanku ialah Allah!' Uqbah pun segera berundur dari tempat Rasuluilah
SAW itu kembali ke perkumpulan teman-temannya para pemuka Quraisy
itu. Rasulullah SAW hanya bersabar saja, tidak mengatakan apa pun.
Beliau lalu berdiri bersembahyang, dan sesudah selesai sembahyangnya
dan ketika hendak kembali ke rumahnya, beliau berhenti sebentar di
hadapan para pemuka Quraisy itu sambil berkata: 'Hai kaum Quraisy!
Demi jiwa Muhammad yang berada di dalam genggaman Tuhan! Aku
diutus kepada kamu ini untuk menyembelih kamu!' beliau lalu
mengisyaratkan tangannya pada tenggorokannya, yakni beliau
rnenjanjikan mereka bahwa mereka akan mati terbunuh. 'Ah, ini semua
omong kosong!' kata Abu jahal menafikan ancaman Nabi SAW itu.
'Ingatlah kataku ini, bahwa engkau salah seorang dari yang akan
- 18-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

terbunuh!' sambil menunjukkan jarinya ke muka Abu jahal. (Kanzul


Ummal 2:327)

PENDERITAAN NABI SAW (3)

Ahmad memberitakan dari Urwah bin Az-Zubair dari Abdullah bin Amru
ra. bahwa Urwah pernah bertanya kepada Abdullah: 'Tolong beritahu aku
apa yang pernah engkau lihat dari kaum Quraisy ketika mereka
menunjukkan permusuhannya kepada Rasulullah SAW?'. Abdullah
bercerita: Aku pernah hadir dalam salah satu peristiwa ketika para
pemuka Quraisy bermusyawarah di tepi Hijir (Ka'bah), mereka berkata:
Apa yang kita tanggung sekarang lebih dari yang dapat kita sabar lagi
dari orang ini! Dia telah mencaci nenek-moyang kita, memburuk-burukkan
agama kita, memporak-perandakan persatuan kita, dan mencerca tuhan-
tuhan kita, siapa lagi yang dapat bersabar lebih dari kita ... !'

Di tengah mereka berbincang-bincang itu, tiba-tiba muncullah Rasulullah


SAW datang dan langsung menghadap sudut Ka'bah, lalu beliau bertawaf
keliling Ka'bah, dan apabila beliau berlalu di tempat kaum Quraisy itu
sedang duduk, mereka melontarkan beberapa perkataan kepadanya,
namun beliau hanya berdiam diri belaka. Apabila beliau bertawaf kali
kedua, mereka tetap menyampaikan kata-kata mengejek, namun beliau
tidak berkata apa pun. Tetapi pada tawaf keliling ketiga, bila mereka
mengejek-ngejek lagi, beliau lalu berhenti seraya berkata kepada mercka:
'Hai pemuka Quraisy! Dengarlah baik-baik! Demi jiwa Muhammad yang
berada di dalam genggaman Tuhan, sebenarnya aku ini mendatangi
kamu untuk menyembelih kamu!' Mendengar itu, semua orang yang di
situ merasa berat sekali, sehingga setiap seorang di antara mereka
merasakan seolah-olah burung besar datang untuk menyambarnya,
sampai ada orang yang tidak sekeras yang lain datang untuk
menenangkan perasaan beliau supaya tidak mengeluarkan kata-kata
yang mengancam, karena mereka sangat bimbang dari kata-katanya.
'Kembalilah sudah, wahai Abu Al-Qasim!' bujuk mereka. 'Janganlah
engkau sampai berkata begitu! Sesungguhnya kami sangat bimbang
dengan kata-katamu itu!' Rasuluilah SAW pun kembalilah ke rumahnya.

Kemudian pada hari besoknya, mereka datang lagi ke Hijir (Ka'bah) itu
dan berbicarakan permasalahan yang sama, seperti kemarin, dan aku
duduk di antara mereka mendengar pembicaraan mereka itu. 'Kamu
semua cuma berani berkata saja, cuma berani mengumpat sesama
- 19-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

sendiri saja, kemudian apabila Muhammad mengatakan sesuatu yang


kamu tidak senang, kamu lalu merasa takut, akhirnya kamu
membiarkannya!' kata yang satu kepada yang lain. 'Baiklah,' jawab
mereka.' Kali ini kita sama-sama bertindak, bila dia datang nanti.' Dan
seperti biasa Rasulullah SAW pun datang untuk bertawaf pada Ka'bah,
maka tiba-tiba mereka melompat serentak menerkamnya sambil mereka
mengikutinya bertawaf mereka mengancamnya: 'Engkau yang mencaci
tuhan kami?' kata yang seseorang. 'Engkau yang memburuk-burukkan
kepercayaan kami, bukan?' kata yang lain. Yang lain lagi dengan
ancaman yang lain pula. Maka setiap diajukan satu soalan kepada
Rasulullah SAW itu, setiap itulah dia mengatakan: 'Memang benar, aku
mengatakan begitu!' Lantaran sudah tidak tertanggung lagi dari
mendengar jawaban Nabi SAW itu, maka seorang dari mereka lalu
membelitkan kain ridaknya pada leher beliau, sambil menyentakkannya
dengan kuat. Untung Abu Bakar ra. berada di situ, lalu dia segera datang
melerai mereka dari menyiksa Nabi SAW sambil berkata: 'Apakah kamu
sekalian mau membunuh seorang yang mengatakan 'Tuhanku ialah Allah!
'diulanginya kata-kata itu kepada kaum Quraisy itu, dengan tangisan yang
memilukan hati. Kemudian aku lihat kaum Quraisy itu meninggalkan
tempat itu. Dan itulah suatu peristiwa sedih yang pernah aku lihat dari
kaum Quraisy itu yang dilakukan terhadap Nabi SAW - demikian kata
Abdullah bin Amru kepada Urwah bin Az-Zubair ra. (Majma'uz Zawa'id
6:16)

PENDERITAAN NABI SAW (4)

Bazzar dan Thabarani telah memberitakan dari Abdullah bin Mas'ud r. a.


katanya: Satu peristiwa, ketika Rasulullah SAW bersembahyang di
Masjidil Haram, dan ketika itu pula Abu jahal bin Hisyam, Syaibah dan
Utbah keduanya putera dari Rabi'ah, Uqbah bin Abu Mu'aith, Umaiyah bin
Khalaf dan dua orang yang lain, semua mereka tujuh orang, mereka
sekalian sedang duduk di Hijir, dan Rasuluilah SAW pula sedang asyik
bersembahyang, dan apabila beliau bersujud, selalunya beliau
memanjangkan sujudnya. Maka berkatalah Abu Jahal: 'Siapa berani pergi
ke kandang unta suku Bani fulan, dan mengambil taiknya untuk
mencurahkan ke atas kedua bahunya, bila dia sedang sujud nanti?' 'Aku!'
jawab Uqbah bin Abu Mu'aith, orang yang paling jahat di antara yang
tujuh di situ. Lalu Uqbah pergi mengambil taik unta itu, dan
diperhatikannya dari jauh, apabila Rasulullah SAW bersujud dicurahkan
taik unta itu ke atas kedua bahunya.
- 20-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Berkata penyampai cerita ini, Abdullah bin Mas'ud ra.: Aku melihat
perkara itu, tetapi aku tidak berdaya untuk menghalangi atau melawan
kaum Quraisy itu. Aku pun bangun dan meninggalkan tempat itu dengan
perasaan kesal dan sedih sekali. Kemudian aku mendengar, bahwa
Fathimah, puteri Rasulullah SAW datang dan membuangkan kotoran itu
dari bahu dan tengkuk beliau. Kemudian dia mendatangi mereka yang
melakukan perbuatan buruk itu, sambil memaki mereka, tetapi mereka
diam saja, tidak menjawab apa pun. Ketika itu Rasulullah SAW pun
mengangkat kepalanya, sebagaimana beliau mengangkat kepala
sesudah sempurna sujud. Apabila sudah selesai dari sembahyangnya,
beliau lalu berdoa: Ya Allah! Ya Tuhanku! Balaslah kaum Quraisy itu atas
penganiayaannya kepadaku! Balaslah atas Utbah, Uqbah, Abu Jahal dan
Syaibah! Sekembalinya dari masjid, beliau telah ditemui di jalanan oleh
Abul Bukhturi yang di tangannya memegang cambuknya.
Bila Abul Bukhturi melihat wajah Nabi SAW dia merasa tidak senang,
karena dia tahu ada sesuatu yang tidak baik terjadi terhadap dirinya: 'Hai
Muhammad! Mengapa engkau begini?' tegur Abul Bukhturi. 'Biarkanlah
aku!' jawab Nabi SAW ' Tuhan tahu, bahwa aku tidak akan
melepaskanmu sehingga engkau memberitahuku, apa yang terjadi pada
dirimu terlebih dulu?!' Abul Bukhturi mendesak Nabi SAW untuk
memberitahunya apa yang telah terjadi. Apabilla dilihatnya beliau masih
mendiamkan diri, dia berkata lagi: 'Aku tahu ada sesuatu yang terjadi
pada dirimu, sekarang beritahu!' pinta Abul Bukhturi lagi Apabila Nabi
SAW melihat bahwa Abul Bukhturi tidak mau melepaskannya, melainkan
sesudah beliau memberitahunya apa yang terjadi, maka beliau
memberitahunya apa yang terjadi: 'Abu jahal membuat angkara!' beritahu
Nabi SAW 'Abu jahal lagi? Memang sudah aku kira, apa yang dibuat
kepadamu kali ini?!' tanya Abul Bukhturi lagi. 'Dia menyuruh orang
meletakkan kotoran unta ke atas badanku ketika aku sedang bersujud
dalam sembahyangku,' jelas Nabi SAW 'Mari ikut aku ke Ka'bah,' bujuk
Abul Bukhturi.
Abul Bukhturi dan Nabi SAW pun pergi ke Ka'bah dan terus menuju ke
arah tempat duduk Abu jahal. Abul Bukhturi kelihatan marah sekali. 'Hai
Bapaknya si Hakam!' teriak Abul Bukhturi. 'Engkau yang menyuruh orang
meletakkan kotoran unta ke atas badan Muhammad ini?' katanya dengan
keras. 'Ya,' jawab Abu Jahal. 'Apa yang engkau mau?' Abul Bukhturi tidak
banyak bicara, melainkan ditariknya cambuknya lalu dipukulnya kepala
Abu jahal berkali-kali. Orang ramai di situ lari berhamburan, dan teman-
teman Abu jahal hiruk-pikuk menyalahkan Abul Bukhturi. 'Celaka kamu!'
- 21-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

jerit Abu Jahal memprotes, dan badannya terlihat kesakitan karena


pukulan cambuk Abul Bukhturi itu.' Dia layak diperlakukan begitu, karena
dia menimbulkan permusuhan di antara kita sekalian, agar terselamat
pula dia dan kawan-kawannya... !' tambah Abu jahal lagi. (Majma'uz
Zawa'id 6:18)

Menurut Ahmad yang meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud ra. katanya:
Aku lihat semua orang yang dijanjikan Nabi SAW akan mati itu,
semuanya terbunuh di medan Badar, tiada seorang pun yang terselamat.
(Al-Bidayah Wan-Nihayah 3:44)

PUTERI-PUTERI RASULULLAH SAW

1. ZAINAB BINTI RASULULLAH SAW.


Zainab adalah putri tertua Rasulullah SAW.. Rasulullah SAW. telah
menikahkannya dengan sepupu beliau, yaitu Abul 'Ash bin Rabi' sebelum
beliau diangkat menjadi Nabi, atau ketika Islam belum tersebar di tengah-
tengah mereka. lbu Abul 'Ash adalah Halah binti Khuwaylid, bibi Zainab
dari pihak ibu. Dari pernikahannya dengan Abul 'Ash mereka mempunyai
dua orang anak: Ali dan Umamah. Ali meninggal ketika masih kanak-
kanak dan Umamah tumbuh dewasa dan kemudian menikah dengan Ali
bin Abi Thalib ra. setelah wafatnya Fatimah ra.

Setelah berumah tangga, Zainab tinggal bersama Abul 'Ash bin Rabi'
suaminya. Hingga pada suatu ketika, pada saat suaminya pergi bekerja,
Zainab mengunjungi ibunya. Dan ia dapatkan keluarganya telah
mendapatkan suatu karunia dengan diangkatnya, ayahnya, Muhammad
SAW. menjadi Nabi akhir jaman. Zainab mendengarkan keterangan
tentang Islam dari ibunya, Khadijah ra.. Keterangan ini membuat hatinya
lembut dan menerima hidayah Islam. Dan keislamannya ini ia pegang
dengan teguh, walaupun ia belum menerangkan keislamannya kepada
suaminya, Abul 'Ash.

Sedangkan Abul 'Ash bin Rabi' adalah termasuk orang-orang musyrik


yang menyembah berhala. Pekerjaan sehari-harinya adalah sebagai
peniaga. Ia sering meninggalkan Zainab untuk keperluan dagangnya. la
sudah mendengar tentang pengakuan Muhammad sebagai Nabi SAW..

- 22-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Namun, ia tidak mengetahui bahwa istrinya, Zainab sudah memeluk


Islam. Pada tahun ke-6 setelah hijrah Nabi SAW. ke Madinah.

Abul 'Ash bin Rabi' pergi ke Syria beserta kafilah-kafilah Quraisy untuk
berdagang. Ketika Rasulullah SAW. mendengar bahwa ada kafilah
Quraisy yang sedang kembali dari Syria, beliau mengirim Zaid bin
Haritsah ra. bersama 313 pasukan muslimin untuk menyerang kafilah
Quraisy ini. Mereka menghadang kafilah ini di dekat Al-is di Badar pada
bulan jumadil Awal. Mereka menangkap kafilah itu dan barang-barang
yang dibawanya serta menahan beberapa orang dari kafilah itu, termasuk
Abul 'Ash bin Rabi'. Ketika penduduk Mekkah datang unluk menebus para
tawanan, maka saudara laki-laki Abul 'Ash, yaitu Amar bin Rabi', telah
datang untuk menebus dirinya. Ketika itu, Zainab istri Abul 'Ash masih
tinggal di Mekkah. la pun telah mendengar berita serangan kaum
muslimin atas kafilah-kafilah Quraisy termasuk berita tertawannya Abul
'Ash.

Berita ini sangat meiiyedihkannya. Lalu ia mengirimkan kalungnya yang


terbuat dari batu onyx Zafar hadiah dari ibunya, Khadijah binti Khuwaylid
ra.. Zafar adalah sebuah gunung di Yaman. Khadijah binti Khuwaylid
telah memberikan kalung itu kepada Zainab ketika ia akan menikah
dengan Abul 'Ash bin Rabi'. Dan kali ini, Zainab mengirimkan kalung itu
sebagai tebusan atas suaminya, Abul 'Ash. Kalung itu sampai di tangan
Rasulullah SAW. Ketika beliau SAW. melihat kalung itu, beliau segera
mengenalinya. Dan kalung itu mengingatkan beliau kepada istrinya yang
sangat ia sayangi, Khadijah. Beliau berkata, 'Seorang Mukmin adatah
penolong bagi orang Mukmin lainnya. Setidaknya mereka memberikan
perlindungan. Kita lindungi orang yang dilindungi oleh Zainab. jika kalian
bisa mencari jalan untuk niembebaskan Abul 'Ash kepada Zainab dan
mengembalikan kalungnya itu kepadanya, maka lakukaniah.' Mereka
menjawab, 'Baik, ya Rasulullah SAW' Maka mereka segera
membebaskan Abul 'Ash dan mengembalikan kalung itu kepada Zainab.

Kemudian Rasulullah SAW. menyuruh Abul 'Ash agar berjanji untuk


membiarkan Zainab bergabung bersama Rasulullah SAW. Dia pun
berjanji dan memenuhi janjinya itu. Ketika Rasulullah SAW. pulang ke
rumahnya, Zainab datang menemuinya dan meminta untuk
mengembalikan kepada Abul 'Ash apa yang pernah diambil darinya.
Beliau mengabulkannya. Pada kesempatan itu, Beliau pun telah melarang
Zainab agar tidak mendatangi Abul 'Ash, karena dia tidak halal bagi
- 23-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Zainab selama dia masih kafir. lalu Abul 'Ash kembali ke Mekkah dan
menyelesaikan semua kewajibannya. Kemudian dia masuk Islam dan
kembali kepada Rasulutiah SAW sebagai seorang Muslim. Dia berhijrah
pada bulan Muharram, 7 Hijriyah. Maka Rasulullah SAW. pun
mengembalikan Zainab kepadanya, berdasarkan pernikahannya yang
pertama.

Zainab wafat pada tahun 8 Hijriyah. Orang-orang yang memandikan


jenazahnya ketika itu, antara lain ialah; Ummu Aiman, Saudah binti
Zam'ah, Ummu Athiyah dan Ummu Salamah ra.. Rasulullah SAW.
berpesan kepada mereka yang akan memandikan jenazahnya ketika itu,
'Basuhiah dia dalarn jumlah Vang ganjil, 3 atau 5 kali atau iebih jika kalian
merasa lebih baik begitu. Mulailah dari sisi kanan dan anggota-anggota
wudhu. Mandikan dia dengan air dan bunga. Bubuhi sedikit kapur barus
pada air siraman yang terakhir. Jika kalian sudah selesai beritahukaniah
kepadaku.' Ketika itu, rambut jenazah dikepang meniadi tiga kepangan, di
samping dan di depan lalu dikebelakangkan. Setelah selesai dari
memandikan jenazah, Ummu Athiyah memberitahukan kepada Nabi
SAW. Lalu Nabi SAW memberikan selimutnya dan berkata, 'Kafanilah dia
dengan kain ini.'

2. RUQAYYAH BINTI RASULULLAH SAW.


Ruqayyah telah menikah dengan Utbah bin Abu lahab sebelum masa
kenabian. Sebenarnya hat itu sangat tidak disukai oleh Khadijah ra..
Karena ia telah mengenal perilaku ibu Utbah, yaitu Umrnu jamil binti
Harb, yang terkenal berperangai buruk dan jahat. ta khawatir putrinya
akan memperoleh sifat-sifat buruk dari ibu mertuanya tersebut. Dan ketika
Rasulullah SAW. telah diangkat menjadi Nabi, maka Abu Lahablah, orang
yang paling memusuhi Rasulullah SAW. dan Islam. Abu Lahab telah
banyak menghasut orang-orang Mekkah agar memusuhi Nabi SAW. dan
para sahabat ra.. Begitu pufa istrinya, Ummu Jamil yang senantiasa
berusaha mencelakakan Rasulullah SAW. dan memfitnahnya. Atas
perilaku Abu lahab dan permusuhannya yang keras terhadap Rasulullah
SAW., maka Allah telah menurunkan wahyu-Nya, 'Maka celakalah kedu,7
tangan Abu lahab, (Al lahab: 1) Setelah ayat ini turun, maka Abu lahab
berkata kepada kedua orang putranya, Utbah dan Utaibah, 'Kepalaku
tidak haial bagi kepalamu selama kamu tidak menceraikan Putri

- 24-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Muhammad.' Atas perintah bapaknya itu, maka Utbah mericeraikan


istrinya tanpa alasan. Setelah bercerai dengan Utbah, kemudian
Ruqayyah dinikahkan oleh Rasulullah SAW. dengan Utsman bin Affan ra.

Hati Ruqayyah pun berseri-seri dengan pernikahannya ini. Karena


Utsman adalah seorang Muslim yang beriman teguh, berbudi luhur,
tampan, kaya raya, dan dari golongan bangsawan Quraisy. Setelah
pernikahan itu, penderitaan kaum muslimin bertambah berat, dengan
tekanan dan penindasan dari kafirin Quraisy. Ketika semakin hari
penderitaan kaum muslimin, termasuk keluarga Rasulutlah SAW.
bertambah berat, maka dengan berat hati Nabi SAW. mengijinkan
Utsman beserta keluarganya dan beberapa muslim lainnya untuk
berhijrah ke negeri Habasyah. Ketika itu Rasulullah SAW. bersabda,
'Pergilah ke negeri Habasyah, karena di sana ada seorang raja yang
terkenal baik budinya, tidak suka menganiaya siapapun, Di sana adalah
bumi yang melindungi kebenaran. Pergilah kalian ke sana. Sehingga
Allah akan membebaskan kalian dari penderitaan ini.'

Maka berangkatlah satu kafilah untuk berhijrah dengan diketuai oleh


Utsman bin Affan ra. Rasulullah SAW. bersabda tentang mereka, Mereka
adalah orang yang pertama kali hijrah karena Allah setelah Nabi Luth as.'
Setibanya di Habasyah mereka memperoleh perlakuan yang sangat baik
dari Raja Habasyah. Mereka hidup tenang dan tenteram, hingga
datanglah berita bahwa keadaan kaum muslimin di Mekkah telah aman.
Mendengar berita tersebut, disertai kerinduan kepada kampung halaman,
maka Utsman memutuskan bahwa kafilah muslimin yang dipimpimnya itu
akan kembali lagi ke kampung halamannya di Mekkah. Mereka pun
kembali. Namun apa yang dijumpai adalah berbeda dengan apa yang
mereka dengar ketika di Habasyah. Pada masa itu, mereka mendapati
keadaan kaum muslimin yang mendapatkan penderitaan lebih parah lagi.
Pembantaian dan penyiksaan atas kaum muslimin semakin meningkat.
Sehingga rombongan ini tidak berani memasuki Mekkah pada siang hari.
Ketika malam telah menyelimuti kota Mekkah, barulah mereka
mengunjungi rumah masingmasing yang dirasa aman. Ruqayyah pun
masuk ke rumahnya, melepas rindu terhadap orang tua dan saudara-
saudaranya.

Namun ketika matanya beredar ke sekeliling rumah, ia tidak menjumpai


satu sosok manusia yang sangat ia rindukan. la bertanya, 'Mana ibu?.....
mana ibu?....' Saudara-saudaranya terdiam tidak menjawab. Maka
- 25-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Ruqayyah pun sadar, orang yang sangat berarti dalam hidupnya itu telah
tiada. Ruqayyah menangis. Hatinya sangat bergetar, bumi pun rasanya
berputar atas kepergiannya. Penderitaan hatinya, ternyata tidak berhenti
sampai di situ. Tidak lama berselang, anak lelaki satu-satunya, yaitu
Abdullah yang lahir ketika hijrah pertama, telah meninggal dunia pula.
Padahal nama Abdullah adalah kunyah bagi Utsman ra., yaitu Abu
Abdullah. Abdullah masih berusia dua tahun, ketika seekor ayam jantan
mematuk mukanya sehingga mukanya bengkak, maka Allah mencabut
nyawanya. Ruqayyah tidak mempunyai anak lagi setelah itu.

Dia hijrah ke Madinah setelah Rasulullah SAWj. hijrah. Ketika Rasulullah


SAW. bersiap-siap untuk perang Badar, Ruqayyah jatuh sakit, sehingga
Rasulullah SAW. menyuruh Utsman bin Affan agar tetap tinggal di
Madinah untuk merawatnya. Namun maut telah menjemput Ruqayyah
ketika Rasulullah SAW. masih berada di medan Badar pada bulan
Ramadhan. Kemudian berita wafatnya ini dikabarkan oleh Zaid bin
Haritsah ke Badar. Dan kemenangan kaum muslimin yang dibawa oleh
Rasulullah SAW. beserta pasukannya dari Badar, ketika masuk ke kota
Madinah, telah disambut dengan berita penguburan Ruqayyah ra. Pada
saat wafatnya Ruqayyah, Rasulullah SAW. berkata, Bergabunglah
dengan pendahulu kita, Utsman bin Maz'un.'

Para wanita menangisi kepergian Ruqayyah. Sehingga Umar bin Khattab


ra. datang kepada para wanita itu dan memukuli mereka dengan
cambuknya agar mereka tidak keterlaluan dalam menangisi jenazah
Ruqayyah. Akan tetapi Rasulullah SAW. menahan tangan Umar ra. dan
berkata, 'Biarkaniah mereka menangis, ya Umar. Tetapi hati-hatilah
dengan bisikan syaitan. Yang datang dari hati dan mata adalah dari Allah
dan merupakan rahmat. Yang datang dari tangan dan lidah adalah dari
syaitan.'

3. UMMU KULTSUM BINTI RASULULLAH SAW.


Ummu Kultsum adalah adik Ruqayyah ra., putri Rasulullah SAW. Ia telah
menikah dengan Utaibah bin Abu Lahab, saudara Utbah yang telah
menikahi Ruqayyah, sebelurn mereka mengenal Islam. Lalu ketika
Rasulullah SAW. telah diangkat menjadi Nabi, ia dan saudara-
saudaranya memeluk Islam dengan lapang dada. Dan dakwah Nabi
SAW. yang selalu ditentang oleh Abu lahab beserta keluarganya ini,
- 26-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

menyebabkan Allah telah mewahyukan kepada Nabi SAW. firman-Nya


yang berbunyi, Maka celakalah kedua tangan Abu lahab'(Al-lahab: 1) '
Setelah tutun ayat ini, Abu lahab berkata kepads Utaibah anaknya,
"Kepalaku tidak halal bagi kepalamu selama kamu tidak menceraikan
putri Nabi. Maka dia pun menceraikan istrinya, Ummu Kultsum begitu
saja. Utaibah mendatangi Nabi SAW. dan mengatakan kata-kata yang
menyakitkan hati Rasulullah SAW. Atas periakuan itu, maka Rasulullah
SAW. telah berdoa kepada Allah, agar mengirimkan anjing-anjing-Nya
untuk membinasakan Utaibah. Dan apa yang telah didoakan oleh Nabi
SAW. terhadap Utaibah itu benar-benar teriadi.

Dalam suatu perjalanan, seekor singa yang ganas teiah memilih Utaibah
di antara teman-temannya untuk diterkam kepalanya. Utaibah mati dalam
keadaan yang sangat mengerikan. Setelah bercerai, maka Ummu
Kultsum kembali tinggal bersama Rasulullah SAW. di Mekkah. Dia ikut
hijrah ke Madinah ketika Rasulullah SAW. berhijrah, kemudian tinggal di
sana bersama keluarga Rasulullah SAW. Ruqayyah dan Ummu Kultsum
adalah dua orang saudara yang perjalanan hidup mereka hampir sama.
Mereka berdua teriahir dari bapak yang sama, ibu yang sama, suami
mereka pun kakak beradik yang namanya mempunyai arti yang sama;
Utbah dan Utaibah, mempunyai mertua yang sama, masuk Islam pada
hari yang sama, bercerai pada hari yang sama, dan setelah perceraian
itu, mereka mempunyai suami yang sama pula.

Ketika Ruqayyah meninggal dunia, maka Utsman bin Affan ra. menikahi
Ummu Kultsum yang masih perawan yang belum terjamah oleb Utaibah.
Pada waktu itu adalah bulan Rabi'ul-Awwal, tahun ke-3 Hijriyah. Dan
keduanya baru berkumpul pada bulan Jumadits-Tsani. Mereka hidup
bersama sampai Ummu Kultsum meninggal dunia tanpa mendapatkan
seorang anak pun. Ummu Kultsum meninggal dunia pada bulan Sya'ban
tahun ke-9 Hijriyah. Rasulullah SAW. berkata, 'Seandainya aku
mempunyai sepuluh orang putri, maka aku akan tetap menikahkan
mereka dengan Utsman.' Ummu Kultsum adaiah seorang wanita yang
cantik. la senang memakai jubah sutra yang bergaris. Pada hari wafatnya,
jenazahnya telah dimandikan oleh Asma' binti Umais dan Shafiah binti
Abdul Muthalib. jenazahnya ditempatkan di atas sebuah keranda yang
terbuat dari batang polgon palem yang baru dipotong. Dan pada saat
penguburannya, Rasulullah SAW. duduk di dekat kuburan Ummu Kultsum
dengan berlinangan air mata. Beliau berkata, siapa di antara kalian yang
tidak bercampur dengan istrinya tadi malam?' Abu Thalhah ra. berkata,
- 27-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

'Aku, ya Rasulullah SAW' lalu Beliau menyuruhnya, "Turunlah kamu."


Maka Abu Thalhah turun dan menguburkan Ummu Kultsum ra.

4. FATIMAH BINTI RASULULLAH SAW.


Pada suatu ketika, Abu Bakar ra. pernah datang kepada Rasulullah SAW.
dan meminang Fatimah ra. untuk dijadian sebagai istrinya. Hal itu dijawab
oleh Beliau SAW. dengan halus, "Wahai Abu Bakar, tunggulah ketetapan
tentang Fatimah.' Jawaban Rasulullah SAW. ini diceritakan oleh Abu
Bakar ra. kepada Umar bin Khattab ra.. Umar berkata, itu artinya beliau
menolakmu, wahai Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar ra. menyarankan
kepada Umar ra, 'Sekarang cobalah kamu yang menanyai Rasulullah
SAW. untuk meminang Fatimah.' Atas anjuran tersebut, maka Umar ra.
pergi menjumpai Rasulullah SAW. dan meminta kepada Beliau SAW.
untuk menikahkan Fatimah ra. dengannya. Pada kali itu pun Rasulullah
SAW. menjawab, 'Wahai Umar, Tunggulah ketetapan tentangnya.'
Setelah dijawab demikian, Umar ra. menemui Abu Bakar dan
menceritakan hal ini kepadanya. 'Berarti beliau juga telah menolakmu
wahai Umar.' Kata Abu Bakar ra.. Selanjutnya keluarga Ali ra. telah
menyarankan kepada Ali ra., 'Mintalah kepada Rasulullah SAW. agar
kamu dapat meminang Fatimah.' Maka Ali ra. mendatangi Rasulullah
SAW. untuk meminang Fatimah. Pinangan ini diterima oleh beliau dengan
baik. Dan pada hari itu juga Rasulullah SAW. telah menikahkannya
dengan Fatimah ra. dengan mahar beberapa pakaian bekas dan kulit
domba.

Dan ketika itu, perlengkapan pengantin wanitanya antara lain adalah


tempat tidur dari dedaunan kurma, bantal kulit berisi jerami, bejana kulit
kecil dan kantong air dari kulit. Untuk pernikahan itu, Ali ra. telah menjual
seekor unta miliknya dan sebagian barang-barangnya, sehingga
terkumpul 480 dirham. Setelah terkumpul Rasulullah SAW. menyuruh Ali,
"Belikaniah dua pertiga dari uang itu untuk wangi-wangian dan yang
sepertiganya untuk barang-barang.' Setelah menikahi Fatimah, maka
Nabi SAW. berkata kepada Ali ra., 'Carilah rumah'. Maka Ali pun mencari
sebuah rurnah untuk tempat tinggainya bersama keluarga baru. la
menemukan sebuah rumah yang agak jauh dari kediaman Rasulullah
SAW. Karena rasa sayang Rasulullah SAW. kepada Fatimah, beliau
berkata kepada Fatimah, 'Aku ingin kalian pindah agar berdekatan
denganku.' Fatimah menjawab, 'Sebaiknya ayahanda, meminta kepada
- 28-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Haritsa bin Nu'man untuk pindah demi aku.' Rasulullah SAW. menjawab,
'Haritsa dulu pernah pindah demi kita, jadi aku enggan untuk memintanya
kembali.' Hal ini telah terdengar oleh Haritsa, sehingga ia datang
menemui Rasulullah SAW. dan berkata, 'Ya Rasulullah SAW, aku telah
mendengar bahwa engkau ingin agar Fatirnah pindah ke dekat rumahmu.
Rumah-rumahku adalah rumah Bani Najjar yang paling dekat ke
rumahmu. Aku dan hartaku adalah untuk Allah dan Rasul-Nya. Demi
Allah, Ya Rasulullah SAW. aku lebih menyukai uang yang engkau ambil
dariku daripada yang tinggal.' Rasulullah SAW. berkata, 'Engkau telah
berkata dengan sebenarnya, semoga Allah memberkatimu.' Maka
Rasulullah SAW. memindahkan Fatimah ke rumah Haritsa.

Ali dan Fatimah ra. adalah pasangan suami istri yang hidup dengan
penuh kesederhanaan. Tempat tidur mereka terbuat dari kulit domba. jika
mereka akan tidur, mereka harus membalikkan bulunya terlebih dahulu.
Sedangkan bantainya terbuat dari kulit yang diisi jerami. Walaupun
demikian, hari-hari mereka telah diisi dengan kebahagiaan. Pada suatu
ketika, Fatimah berkata, 'Demi Allah, aku telah menumbuk gandum
sampai tanganku lecet.' Maka Ali ra. menganjurkan kepada istrinya, agar
menjumpai Rasulullah SAW. untuk meminta tawanan-tawanan perang
sebagai pembantu di rumahnya. Fatimah pun segera menemui Rasulullah
SAW.. Sesampainya di sana, banyak sahabat sedang berkumpul di sisi
Rasulullah SAW.. Rasulullah SAW. bertanya, 'Ada apa, wahai putriku?'
Fatimah menjawab, 'Aku datang untuk mengucapkan salam untukmu.'
Fatimah terlalu segan untuk mengutarakan maksudnya, sehingga ia
kembali pulang tanpa tertunaikan maksud kedatangannya. Sesampainya
di rumah Ali bertanya, "Bagaimana haslinya?' Fatimah menjawab, 'Aku
terlalu malu untuk meminta kepada beliau.' Kemudian mereka berdua
datang menghadap Rasulullah SAW.. Ali ra. berkata, 'Ya Rasulullah
SAW., Fatimah telah menimba air sampai dadanya luka.ia telah
menumbuk (gandum) sampai tangannya lecet. Dan Allah telah
memberimu rampasan perang dan kekayaan, berilah kami seorang
pelayan.' Namun Rasulullah SAW. menjawab, 'Demi Allah, aku tidak akan
memberimu pelayan, dan membiarkan ahli Shuffah menahan perutnya
karena kelaparan. Aku tidak mempunyai sesuatu untuk mereka, jadi aku
akan menjual barang rampasan itu dan memberikannya kepada mereka.
Maukah kalian kuceritakan sesuatu yang lebih baik daripada yang kalian
minta tadi? Mereka menjawab, 'Ya, tentu saja.' Beliau berkata, 'Yaitu
beberapa kalimat yang diajarkan Jibril kepadaku. Ketika kalian
beristirahat di tempat tidur ucapkanlah Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah
- 29-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

33 kali, dan Allahu Akbar 34 kali. Dan nasehat itu telah menjadi amalan
rutin keluarga Fatimah ra.

Ali ra. berkata, 'Demi Allah, aku tidak pernah mengabaikan bacaan itu
sejak Rasulullah SAW. mengajarkannya kepada kami.' lbnu Kiwa' berkata
kepadanya, 'Bahkan pada malam perang Siffin?' Ali menjawab, 'Semoga
Allah murka pada kalian, wahai penduduk lrak.

Suatu ketika, Ali ra. pernah berbuat kasar kepada Fatimah ra. Lalu
Fatimah ra. mengancam Ali ra., Demi Allah, aku akan mengadukanmu
kepada Rasulullah SAW.!' Fatimah pun pergi kepada Nabi SAW. dan Ali
ra. mengikutinya. Sesampainya di sana, Fatimah mengeluhkan tentang
kekasaran Ali ra.. Nabi SAW. menyabarkannya, 'Wahai putriku,
dengarkanlah, pasang telinga dan pahami. Bahwa tidak ada kepandaian
sedikit pun bagi wanita yang tidak membalas kasih sayang suaminya
ketika dia tenang.' Ali ra. berkata, 'Kalau begitu aku akan menahan diri
dari yang telah kulakukan.' Fatimah pun berkata, Demi Allah, aku tidak
akan berbuat apapun yang tidak engkau sukai.'

Juga disebutkan dalam riwayat lain, Pernah terjadi pertengkaran antara


Ali dan Fatimah. Lalu Rasulullah SAW. datang, dan Ali ra. menyediakan
tempat untuk Rasulullah SAW. berbaring. Kemudian Fatimah datang dan
berbaring di samping Nabi SAW.. lalu Ali pun berbaring di sisi lainnya.
Rasulullah SAW. mengambil tangan Ali dan meletakkannya di atas perut
beliau, lalu beliau mengambil tangan Fatimah dan meletakkannya di atas
perut beliau. Selanjutnya beliau mendamaikan keduanya sehingga rukun
kembali, Setelah itu barulah beliau keluar. Ada orang yang melihat
kejadian itu lalu berkata kepada Rasulullah SAW., 'Tadi engkau masuk
dalam keadaan demikian, lalu engkau keluar dalam keadaan berbahagia
di wajahmu.'Beliau menjawab, 'Apa yang menahanku dari kebahagiaan,
jika aku dapat mendamaikan kedua orang yang paling aku cintai?'

Pada suatu ketika, 'Aisyah ra. sedang duduk bersama Rasulullah SAW.,
kemudian datanglah Fatimah dengan gaya berjalannya yang sama
dengan gaya berjalan Rasulullah SAW. Nabi SAW. menyambutnya,
'Selamat datang, Putriku.' Lalu Beliau mendudukkan Fatimah di
sampingnya dan membisikkan sesuatu kepadanya sehingga Fatimah
menangis. Kemudian beliau kembali membisiki lagi kepada Fatimah, dan
dia tertawa. Melihat hal ini, 'Aisyah bertanya, 'Mengapa engkau menangis
lalu tertawa setelah dibisiki oleh Rasulullah SAW. Apa gerangan yang
- 30-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

telah dibisikkan Rasulullah SAW. kepadamu?' Fatimah menjawab, 'Aku


tidak akan membuka rahasia beliau.'

Ketika Rasulullah SAW. wafat, 'Aisyah bertanya lagi kepada Fatimah, dan
ia menjawab, 'Rasulullah SAW. membisikiku, 'Jibril selalu mendatangiku
setiap tahun dan mengulangi Al-Qur'an kepadaku satu kali. Namun, pada
tahun ini dia datang kepadaku dua kaii dan membacakan Al-Qur'an
kepadaku dua kali. Aku merasa ajalku sudah dekat. Aku penghulu terbaik
bagimu.' Maka aku menangis. Lalu Beliau membisikkan lagi, 'Engkau
orang yang paling cepat menyusuiku dari keluargaku.' Maka aku tertawa
karenanya.

Pada hari-hari menjelang kematiannya, Fatimah disrerang sakit yang


parah. Abu Bakar ra. pergi mengunjungi Fatimah dan meminta izin untuk
masuk. Maka Ali berkata kepada istrinya, Fatimah, 'Ada Abu Bakar di
depan pintu. Apakah engkau mengizinkannya masuk?' Fatimah ra.
mengembalikan pertanyaan itu kepada suaminya, 'Apakah engkau
setuju?' 'Ya,' jawab Ali. Maka Abu Bakar ra. masuk untuk mengunjunginya
dan menghiburnya sehingga membuat Fatimah senang. Dan pada ketika
sakitnya itu, Salma datang menengoknya. Sedangkan pada hari itu Ali ra.
sedang keluar. Fatimah berkata kepada Salma, 'Tuangkaniah air untuk
mandiku.' Maka Salma menuangkan air untuk mandi Fatimah dengan
cara yang terbaik. Kemudian Fatimah berkata, 'Bawakantah bajuku yang
baru.' Maka Salma memberikan pakaian baru kepadanya dan dia pun
mengenakannya. Kemudian Fatimah berkata lagi, 'Angkatlah tempat
tidurku ke tengah-tengah ruangan.' Salma memindahkannya, lalu dia
berbaring menghadap kiblat. Kemudian Fatimah berkata kepada Salma,
'Ibu, aku akan menemui ajal sekarang. Aku telah mandi, jadi jangan
biarkan orang lain membuka bahuku.' Salma bercerita, 'Fatimah telah
wafat.

Kemudian Ali datang dan aku mengabarkan hal itu kepadanya.' Ali ra.
berkata, 'Demi Allah, tidak seorang pun yang akan membuka bahunya.'
Dia mengangkat jenazah Fatimah dan menguburkannya dengan mandi
itu.

RASULULLAH SAW MEMBERI MAKANAN

- 31-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Muslim mengeluarkan dari Jabir ra. dia berkata, "Ketika aku sedang
duduk-duduk di dalam rumahku, tiba-tiba Nabi SAW lewat di depanku.
Beliau memberi isyarat dengan tangan agar aku mendekat. Maka aku
bangkit dan mendekat ke arah beliau. Beliau memegang tanganku lalu
kami beranjak pergi, sehingga kami tiba di salah satu rumah istri beliau.
Setelah masuk ke dalam rumah lebih dahulu, beliau mengizinkan aku
untuk masuk. Maka aku pun masuk. Beliau bertanya, "Adakah makan
siang?" "Ada," jawab para penghuni rumah itu. Beliau meminta tiga
potong roti yang diletakkan di atas talam yang ada daun kormanya. Beliau
mengambil satu potong dan diletakkan di tangan beliau, lain beliau
mengambil sepotong roti lalu diletakkan di atas tanganku, lalu mengambil
potongan yang ketiga, memotongnya menjadi dua bagian, satu bagian
diletakkan di atas tangan beliau dan sepotong lagi di atas tanganku.
"Apakah ada kuah?" tanya beliau. Mereka menjawab, "Tidak ada. Yang
ada hanya cuka." "Ambil cuka itu dan bawa ke sini, karena kuah yang
paling nikmat adalah cuka."

Ashhabus-Sunan juga mengeluarkan, seperti yang disebutkan di dalam


Kitab Jam'ul-Fawa'id, 1:295.

Menganjurkan Berinfaq
Muslim dan An-Nasa'y mengeluarkan dari Jabir ra., dia berkata, "Pada
tengah hari selagi kami sedang berada di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba
muncul sekumpulan orang yang menyandang pedang, pakaiannya
compang-camping hampir telanjang dan juga telanjang kaki. Mereka
semua berasal dari Bani Mudhar. Muka beliau tampak muram saat
melihat keadaan mereka yang miskin itu. Lalu beliau masuk ke dalam
rumah dan menyuruh Bilal untuk mengumandangkan adzan. Seusai
shalat beliau menyampaikan pidato dan membacakan ayat,

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian yang telah


menciptakan kalian data diri yang satu, dan daripadanya Allah
menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan wanita yang banyak. Dan, bertakwalah kepada Allah yang
dengan (mempergunakan) nama-Nya kalian saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kalian." (An-Nisa': 1).

- 32-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Beliau juga membacakan surat Al-Hasyr:18,

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah


setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kalian kerjakan."

Beliau menganjurkan agar mereka mengeluarkan shadaqah dan infak.


Sehingga ada yang bershadaqah dari sebagian dinarnya, dari sebagian
dirhamnya, kain, gandum dan kormanya, bahkan ada yang bershadaqah
hanya dengan separoh buah korma. Ada pula seseorang dari Anshar
rnembawa bungkusan di tangannya, hingga dia hampir saja tidak kuat
membawanya. Sampai akhirnya terkumpul dua tumpuk makanan dan
kain. Kulihat muka Rasulullah SAW berseri-seri, lalu beliau bersabda,

"Barangsiapa memberi contoh yang baik dalam Islam, maka dia


mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengerjakannya setelah
itu, tanpa ada yang dikurangi sedikit pun dari pahala mereka, dan
barangsiapa memberi contoh yang buruk dalam Islam, maka dia
menanggung dosanya dan dosa orang yang mengerjakannya setelah itu,
tanpa ada yang dikurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka."

Begitulah yang disebutkan di dalam At-Targhib, 1:53.

PERJALANAN KE THAIF

Bukhari meriwayatkan dari Urwah, bahwa Aisyah ra. isteri Nabi SAW
bertanya kepada Nabi SAW katanya: 'Adakah hari lain yang engkau
rasakan lebih berat dari hari di perang Uhud?' tanya Aisyah ra. 'Ya,
memang banyak perkara berat yang aku tanggung dari kaummu itu, dan
yang paling berat ialah apa yang aku temui di hari Aqabah dulu itu. Aku
meminta perlindungan diriku kepada putera Abdi Yalel bin Abdi Kilai,
tetapi malangnya dia tidak merestui permohonanku! 'Aku pun pergi dari
situ, sedang hatiku sangat sedih, dan mukaku muram sekali, aku terus
berjalan dan berjalan, dan aku tidak sadar melainkan sesudah aku
sampai di Qarnis-Tsa'alib. Aku pun mengangkat kepalaku, tiba-tiba aku
terlihat sekumpulan awan yang telah meneduhkanku, aku lihat lagi, maka
aku lihat Malaikat jibril alaihis-salam berada di situ, dia menyeruku: 'Hai
Muhammad! Sesungguhnya Allah telah mendengar apa yang dikatakan
- 33-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

kaummu tadi, dan apa yang dijawabnya pula. Sekarang Allah telah
mengutus kepadamu bersamaku Malaikat yang bertugas menjaga bukit-
bukit ini, maka perintahkanlah dia apa yang engkau hendak dan jika
engkau ingin dia menghimpitkan kedua-dua bukit Abu Qubais dan Ahmar
ini ke atas mereka, niscaya dia akan melakukannya!' Dan bersamaan itu
pula Malaikat penjaga bukit-bukit itu menyeru namaku, lalu memberi
salam kepadaku, katanya: 'Hai Muhammad!' Malaikat itu lalu mengatakan
kepadaku apa yang dikatakan oleh Malaikat Jibril AS tadi. 'Berilah aku
perintahmu, jika engkau hendak aku menghimpitkan kedua bukit ini pun
niscaya aku akan lakukan!' 'Jangan... jangan! Bahkan aku berharap Allah
akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang akan
menyembah Allah semata, tidak disekutukanNya dengan apa pun... !',
demikian jawab Nabi SAW.

Musa bin Uqbah menyebut di dalam kitab 'Al-Maghazi' dari Ibnu Syihab
katanya, bahwa Rasulullah SAW apabila pamannya, Abu Thalib,
meninggal dia keluar menuju ke Tha'if dengan harapan agar
penduduknya akan melindunginya di sana. Maka beliau menemui tiga
pemuka Tsaqif, dan mereka itu bersaudara, yaitu: Abdi Yalel, Khubaib
dan Mas'ud dari Bani Amru. Beliau menawarkan mereka untuk
melindunginya serta mengadukan halnya dan apa yang dibuat oleh
kaumnya terhadap dirinya sesudah kematian Abu Thalib itu, namun
bukan saja mereka menolakbeliau, tetapi mereka menghalaunya dan
memperlakukan apa yang tidak sewajarnya.(Fathul Bari 6:198 - dari
sumber Ibnu Ishak, Shahjh Bukhari 1:458, dan berita ini dikeluarkan juga
oleh Muslim dan Nasa'i).

Abu Nu'aim memberitakan dengan lebih lengkapl dari Urwah bin Az-
Zubair ra. katanya: Apabila Abu Thalib meninggal, maka semakin
bertambahlah penyiksaan kaum Quraisy ke atas Nabi SAW Maka beliau
berangkat ke Tha'if untuk menemui suku kaum Tsaqif dengan harapan
penuh, bahwa mereka akan dapat melindunginya dan
mempertahankannya. Beliau menemui tiga orang dari pemuka suku kaum
Tsaqif, dan mereka itu pula adalah bersaudara, yaitu: Abdi Yalel, Kbubaib
dan Mas'ud, semua mereka putera-putera dari Amru, lalu beliau
menawarkan dirinya untuk diberikan perlindungan, di samping beliau
mengadukan perbuatan jahat kaum Quraisy terhadap dirinya, dan apa
yang ditimpakan ke atas pengikut-pengikutnya. Maka berkata salah
seorang dari mereka: Aku hendak mencuri kelambu Ka'bah, jika memang
benar Allah mengutusmu sesuatu seperti yang engkau katakan tadi?!
- 34-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Yang lain pula berkata: Demi Allah, aku tidak dapat berkatakata
kepadamu, walau satu kalimah sesudah pertemuan ini, sebab jika engkau
benar seorang Utusan Allah, niscaya engkau menjadi orang yang tinggi
kedudukannya dan besar pangkatnya, tentu tidak boleh aku berbicara lagi
kepadamu?! Dan yang terakhir pula berkata: Apakah Allah sampai begitu
lemah untuk mengutus orang selain engkau? Semua kata-kata pemuka
Tsaqif kepada RasuluUah SAW itu tersebar dengan cepat sekali kepada
suku kaumnya, lalu mereka pun berkumpul mengejek-ngejek beliau
dengan kata-kata itu.

Kemudian ketika beliau hendak pergi meninggalkan Tha'if itu, mereka


berbaris di tengah jalannya dua barisan, mereka mengambil batu, lalu
melempar beliau, setiap beliau melangkahkan kakinya batu-batu itu
mengenai semua tubuh beliau sehingga luka-luka berdarah, dan sambil
mereka melempar, mereka mengejek dan mencaci. Setelah bebas dari
perbuatan suku kaum Tsaqif itu, beliau terlihat sebuah perkebunan
anggur yang subur di situ. Beliau berhenti di salah satu pepohonannya
untuk beristirahat dan membersihkan darah yang mengalir dari kaki dan
tubuhnya yang lain, sedang hatinya sungguh pilu dan menyesal atas
perlakuan kaum Tha'if itu.

Tidak lama kemudian terlihatlah Utbah bin Rabi'ah dan Syaibah bin
Rabi'ah yang baru sampai di situ. Beliau enggan datang menemui
mereka, disebabkan permusuhan mereka terhadap Allah dan RasulNya
dan penentangan mereka terhadap agama yang diutus Allah kepadanya.
Tetapi Utbah dan Syaibah telah menyuruh hamba mereka yang bemama
Addas untuk datang kepada beliau membawa sedikit anggur untuknya,
dan Addas ini adalah seorang yang beragama kristen dari negeri Niniva
(kota lama dari Iraq). Apabila Addas datang membawa sedikit anggur
untuk beliau, maka beliau pun memakannya, dan sebelum itu membaca
'Bismillah!' Mendengar itu Addas keheranan, kerana tidak pernah
mendengar orang membaca seperti itu sebelumnya.

'Siapa namamu?' tanya Nabi SAW 'Addas!' 'Dari mana engkau?' tanya
beliau lagi. 'Dari negeri Niniva!' jawab Addas. 'Oh, dari kota Nabi yang
saleh, Yunus bin Matta!' Mendengar jawaban Nabi itu, Addas menjadi
lebih heran dari mana orang ini tahu tentang Nabi Yunus bin Matta? Dia
tidak sabar lagi hendak tahu, sementara tuannya Utbah dan Syaibah
melihat saja kelakuan hambanya yang terlihat begitu mesra dengan Nabi
SAW itu. 'Dari mana engkau tahu tentang Yunus bin Matta?!' Addas
- 35-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

keheranan. 'Dia seorang Nabi yang diutus Allah membawa agama


kepada kaumnya,' jawab beliau. Beliau lalu menceritakan apa yang
diketahuinya tentang Nabi Yunus AS itu, dan sudah menjadi tabiat beliau,
beliau tidak pernah memperkecilkan siapa pun yang diutus Allah untuk
membawa perutusannya. Mendengar semua keterangan dari Rasulullah
SAW Addas semakin kuat mempercayai bahwa orang yang berkata-kata
dengannya ini adalah seorang Nabi yang diutus Allah. Lalu dia pun
menundukkan kepalanya kepada beliau sambil mencium kedua tapak
kaki beliau yang penuh dengan darah itu.

Melihat kelakuan Addas yang terakhir ini, Utbah dan Syaibah semakin
heran apa yang dibuat sang hamba itu. Apabila kembali Addas kepada
mereka, mereka lalu bertanya: 'Addas! Mari ke mari!' panggil mereka.
Addas datang kepada tuannya menunggu jika ada perintah yang akan
disuruhnya. 'Apa yang engkau lakukan kepada orang itu tadi?' 'Tidak ada
apa-apa!' jawab Addas. 'Kami lihat engkau menundukkan kepalamu
kepadanya, lalu engkau menciurn kedua belah kakinya, padahal kami
belum pemah melihatmu berbuat seperti itu kepada orang lain?!' Addas
mendiamkan diri saja, tidak menjawab. 'Kenapa diam? Coba beritahu
kami, kami ingin tahu?' pinta Utbah dan Syaibah. 'Orang itu adalah orang
yang baik, dia menceritakan kepadaku tentang seorang Utusan Allah atau
Nabi yang diutus kepada kaum kami, 'jawab Addas. 'Siapa namanya Nabi
itu?' 'Yunus bin Matta' jawab Addas lagi. 'Lalu?' 'Dia katakan, dia juga
Nabi yang diutus!'Addas berkata jujur. 'Dia Nabi?!' Utbah dan Syaibah
tertawa terbahak-bahak, sedang Addas mendiamkan diri melihatkan sikap
orang yang mengingkari kebenaran Allah. 'Eh, engkau bukankah kristen?'
'Benar,'jawab Addas. 'Tetaplah saja dalam kristenmu itu! Jangan tertipu
oleh perkataan orang itu!' Utbah dan Syaibah mengingatkan Addas. 'Dia
itu seorang penipu, tahu tidak?!' Addas terus mendiamkan dirinya .
Sesudah itu, Rasuluilah SAW kembali ke Makkah dengan hati yang
kecewa sekali. (Dala'ilun-Nubuwah,

DOA NABI DI THO'IF

Thabarani mengeluarkan dari Abdullah bin Ja'far ra. katanya: Raulullah


SAW telah berangkat ke Tha'if berjalan kaki untuk mengajak
penduduknya memeluk Islam, tetapi sangat disayangkan, tidak ada
seorang yang mau menerimanya. Ketika kembali, Beliau duduk berteduh
di bawah pohon besar, Beliau lalu bersholat dua rakaat di situ, dan
setelah itu Beliau berdoa (yang bermaksud):
- 36-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Ya Allah! Ya Tuhanku! Aku mengadukan kepadamu akan kelemahanku


dan penghinaan orang terhadap diriku, wahai Tuhan Maha Pengasih dari
sekalian manusia. Kepada siapakah Engkau ingin menyerahkan, diriku
ini? Apakah Engkau akan menyerahkan diriku kepada musuh-musuhku
yang akan membinasakanku, ataupun kepada seorang yang bertimbang
rasa yang dapat menimbangkan perkaraku. Tetapi jika Engkau tidak
murka kepadaku, maka aku tidak menghiraukan semua itu, selain belas
kasihanmu itu lebih banyak yang aku harapkan. Aku berlindung
kepadamu demi ZatMu yang mencetuskan cahaya yang dapat
menghapuskan segala kegelapan, dan yang mana digantungkan padanya
segala urusan dunia dan akhirat, agar tiadalah turun ke atas diriku ini
kemurkaanmu, atau menempat pada diriku kebencianmu, bagimu segala
rupa keridhaan sehinggalah Engkau meridhai, dan tiada daya upaya
melainkan dengan Allah saja! (Majma'uz-Zawa'id 6:35)

DAKWAH RASULULLAH SAW DI MEDAN PERANG


Ada banyak riwayat yang mengatakan, bahwa Rasulullah SAW tidak akan
memulai peperangan, kecuali sesudah menyeru terlebih dahulu untuk
memeluk Islam.
(Nashbur-Raayah 2:278; Majma'uz-Zawa'id 5:304; Kanzul Ummal 2:298).

Ibnu Mandah dan Ibnu Asakir telah memberitakan dari Abdul Rahman bin
A'idz ra. katanya: Apabila Rasulullah SAW mengutus pasukannya ke
medan perang, terlebih dahulu Beliau berpesan kepada mereka, katanya:
Berlembutlah kepada manusia, dan jangan memulai sesuatu tindakan,
sebelum kamu mengajak mereka kepada agama Allah. Sesungguhnya
tiada penghuni rumah, atau penduduk kampung, yang dapat kamu
membawa mereka kepadaku dalam keadaan memeluk Islam, itu adalah
lebih baik kepadaku dari kamu membawa kepadaku wanita-wanita
mereka dan anak-anak mereka yang kamu tawan, padahal kamu telah
membunuh semua lelaki-lelaki mereka.
(Al-Ishabah 3:152; Musnad Termidzi 1:195)

PESAN RASULULLAH SAW KEPADA PASUKAN JIHAD


Riwayat dari Buraidah ra. katanya: Apabila Rasulullah SAW mengutus
satu pasukan, atau pasukan untuk berperang, ia berpesan kepada ketua
atau panglimanya supaya senantiasa bertaqwa kepada Allah, khususnya
pada diri mereka dan juga pada semua kaum Muslimin, kata Beliau: "Jika
- 37-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

kamu bertemu dengan musuh kamu dari kaum musyrikin, ajaklah mereka
kepada satu dari tiga perkara, dan kiranya mereka menerima apa saja
dari antara tiga perkara itu, hendaklah kamu menerimanya dan
berhentikan menyerang mereka":

1. Ajak mereka untuk memeluk Islam, jika mereka menerimanya, biarlah


mereka memeluk Islam, dan berhenti menyerang mereka.
2. Ajaklah mereka untuk berpindah dari negeri mereka ke negeri orang
yang berhijrah (yakni negeri Islam), dan beritahu mereka jika mereka
setuju, akan diberi hak seperti yang diberikan kepada kaum yang
berhijrah, dan menanggung hak seperti yang ditanggung oleh mereka.
jika mereka enggan berpindah, dan ingin rnenetap di negeri mereka,
maka beritahu mereka bahwa mereka harus bersikap seperti kaum badui
Arab yang telah memeluk Islam, berlaku ke atas mereka semua hukum-
hukum Allah yang dilaksanakan ke atas kaum yang beriman, dan bahwa
mereka tidak berhak untuk menerima jizyah dan harta rampasan perang,
kecuali jika mereka turut berjihad dengan kaum Muslimin.
3. Jika mereka enggan juga semua tawaran itu, maka berundinglah
dengan mereka supaya mereka membayar jizyah (pajak), jika mereka
terima, hendaklah disetujui dan hentikan serangan kepada mereka.
Tetapi, jika mereka enggan dan menolak juga, maka mintalah bantuan
kepada Allah dan perangilah mereka itu. Kemudian, apabila kamu
mengepung penduduk yang berlindung di dalam bentengnya, lalu mereka
memohon supaya kamu memberikan keputusan kepada mereka dengan
hukuman Allah, maka janganlah kamu menuruti permohonan mereka itu,
kerana kalian tidak mengetahui apa yang akan diputuskan Allah kepada
mereka. Akan tetapi putuskanlah menurut kebijaksanaan kamu, dan
tetapkanlah ke atas mereka sesudah itu apa yang dipandang wajar!

(Muslim 2:82; Abu Daud, hal. 358; Ibnu Majah, hal. 210, dan Baihaqi
9:184)

Ada beberapa riwayat yang memberitakan dari Saiyidina Ali bin Abu
Thalib ra. bahwa Rasulullah SAW pernah mengutusnya ke medan
perang, dan setelah pasukannya berangkat, Beliau lalu menyuruh orang
mengejar pasukan itu supaya menyampaikan pesan Rasulullah SAW
yang berbunyi: jangan kamu memerangi musuh kamu sebelum kamu
menyeru mereka kepada agama Islam terlebih dahulu.

- 38-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Dalam pembicaraan yang disampaikan oleh Sahel bin Sa'ad ra. yang
dinukil oleh Bukhari dan lainnya, bahwa Rasulullah SAW berkata kepada
Ali ra. pada peperangan Khaibar: Berangkatlah dengan segera, hingga
engkau tiba di medan perang mereka, kemudian serulah mereka kepada
Islam, dan beritahu mereka apa yang diwajibkan Allah dari hal hak-
haknya. Demi Allah, seandainya Allah berikan petunjuknya kepada
seorang saja di antara mereka di tanganmu, itu adalah lebih baik dari
engkau memiliki unta-unta merah!

Ibnu Sa'ad telah meriwayatkan dari Farwah bin Missik Al-Qathi'i ra.
berkata: Sekali peristiwa aku datang kepada Rasulullah SAW: "Wahai
Rasulullah! Boleh atau tidakkah aku memerangi kaumku yang enggan
memeluk Islam dengan mereka yang telah memeluk Islam", tanya
Farwah. "Ya, boleh!" jawab Rasulullah SAW "Tapi, wahai Rasulullah!"
tambahku, "mereka itu dari keturunan Saba', mereka terkenal kuat dan
berani mati!" aku cuba menerangkan situasi yang sebenarnya. "Ya, boleh
dan aku benarkan kamu memerangi mereka itu, walaupun mereka Saba'
sekalipun!" Rasulullah SAW mengizinkanku untuk meneruskan cita-citaku
itu. Berkata Farwah: Aku pun meninggalkan majlis Rasulullah SAW itu
kembali ke rumah untuk membuat persiapan. Rupanya waktu itu, telah
turun firman Allah ta'ala yang menjelaskan lagi tentang permasalaan
Saba' tadi. Lalu Beliau menyuruh mencariku dengan mengutus orang
untuk memanggilku. Malangnya aku juga sudah berangkat. Maka utusan
itu pun mengejarku dan mengajakku kembali untuk menemui Rasulullah
SAW. Apabila aku memasuki majelisnya, aku dapati Beliau sedang duduk
dan dikelilingi oleh beberapa orang sahabatnya, lalu Beliau berkata:
"Wahai Farwah! Mulaikanlah dengan menyeru mereka kepada Islam
terlebih dahulu, siapa yang setuju terimalah darinya. Dan siapa yang
enggan, jangan engkau lakukan apa-apa terhadapnya, sehingga datang
perintah Allah kepadaku!". "Ya Rasulullah! Apa itu Saba'?" terdengar
seorang sahabat bertanya, "apakah dia mengenai tanah Saba' ataupun
puterinya?". "Bukan", jawab Rasulullah SAW. "Dia bukan tanahnya atau
puetrinya. Tetapi dia seorang lelaki Arab yang beranak sepuluh. Enam
dari padanya berpindah ke Yaman, dan empat yang lain berpindah ke
Syam". Rasulullah SAW menjelaskan hakikat Saba' itu. Kemudian Beliau
menyambung pula: "Adapun yang pergi ke Syam, yaitu: Lakham, Judzam,
Chassan dan Amilah", Beliau berhenti sebentar, kemudian menyambung
lagi, "adapun yang ke Yaman, maka mereka itu: Azd, Kindah, Himyar,
Asyfariyun, Anmar dan Mudzhij". Terdengar pula suatu pertanyaan lagi

- 39-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

meminta penerangan, Siapakah Anmar itu?". "Dia itulah yang dari


keturunan Khats'am dan Bujailah", jelas Rasulullah SAW, lagi.
(Thabaqat Ibnu Sa'ad 2:154, dan Kanzul Ummal 1:260)

Dalam versi Ahmad dan Abd bin Humaid yang diriwayatkannya dari
Farwah juga, bahwa dia berkata: Aku telah mendatangi Rasulullah SAW
meminta izinnya untuk memerangi orang yang tidak mau memeluk Islam,
kataku: "Bolehkah aku memerangi orang yang enggan memeluknya
dengan mereka yang telah memeluk Islam dari kaumku?". "Ya, boleh",
jawab Rasulullah SAW. "Engkau boleh memerangi orang yang enggan
memeluk Islam itu dengan siapa yang telah memeluk Islam dari
kaummu". Setelah aku pergi, Beliau lalu memanggilku kembali, seraya
berkata: "Jangan engkau memerangi mereka, sehingga engkau menyeru
mereka kepada Islam terlebih dahulu". Tiba-tiba terdengar suara orang
bertanya kepada Beliau, katanya: "Wahai Rasulullah! Saba' itu, apakah
lembah, atau bukit, ataupun apakah dia sebenarnya?". "Bukan semua
itu", jawab Rasulullah SAW, "tetapi dia adalah seorang Arab yang
beranak sepuluh orang anak...". Dan seterusnya sehingga akhir
penerangan Rasulullah SAW seperti yang disebutkan di atas tadi
(Tafsir Ibnu Katsir 3:531)

Thabarani meriwayatkan dari Khalid bin Said ra. katanya: Rasulullah


SAW pernah mengutusku ke negeri Yaman, seraya berpesan: Siapa yang
engkau temui dari kaum Arab, lalu terdengar darinya suara azan,
janganlah engkau mengganggunya. Dan siapa yang mendatangi suara
azan, ajaklah mereka kepada Islam.
(Majma'uz-Zawa'id 5:307)

DAKWAH RASULULLAH SAW KETIKA BELIAU DALAM


PERJALANAN
Imam Ahmad telah memberitakan dari putera Sa'ad, sedang ayah Sa'ad
sendiri yang menunjukkan jalan ke Rakubah (perjalanan di antara
Makkah dengan Madinah). Berkata putera Sa'ad, bahwa ayahku telah
menceritakan kepadaku, bahwa Rasulullah SAW bersama-sama dengan
Abu Bakar ra. telah singgah di kampungku. Sebenarnya Abu Bakar ra.
ingin melihat puterinya yang kecil sedang disusukan di kampung kami
dan Rasulullah SAW pula inginkan jalan pendek ke Madinah. Berkata
Sa'ad kepada Rasulullah SAW: "jalan melalui Rakubah ini ada dua orang
perompak dari suku Aslam, dikenal orang dengan panggilan Dua yang
terhina!, jika engkau ingin melalui jalan ini, kami akan menunjukkannya".
- 40-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Rasulullah SAW menjawab: "Tidak mengapa, tunjukkanlah jalannya


kepada kami!". Berkata Sa'ad seterusnya: "Kami pun berjalan melalui
Rakubah itu, dan apabila kami dilihat oleh dua orang perompak itu, salah
seorang mereka berkata kepada temannya: "Ini orang dari Yaman,
barangkali!". Apabila kita bertemu dua orang perompak itu, Rasulullah
SAW pun menyeru mereka supaya masuk Islam, dijelaskannyalah
kepada keduanya tentang agama yang diajarkannya. Akhirnya mereka
berdua setuju dan memeluk Islam. "Siapa nama kamu berdua?" tanya
Rasuluilah SAW "Nama kami?". Mereka tersenyum."orang panggil kami
dua orang yang terhina! Barangkali kerana perbuatan kami yang jahat".
"Tidak", jawab Rasuluilah SAW. "Tapi sekarang kamu berdua dipanggil
sebagai dua orang yang dimuliakan, kerana telah dimuliakan oleh Islam.
Kami sekarang hendak menuju Madinah. Nanti temui kami di Madinah!"
Rasulullah SAW berpesan kepada mereka berdua.
(Musnad Ahmad 4:74; Majma'uz-Zawa'id 6:58)

Pohon Menjadi Saksi Pengislaman seorang Badui


Abu Abdullah An-Naisaburi (Hakim) telah memberitakan pula dari Ibnu
Umar ra. katanya: Semasa kami bersama dengan Rasulullah SAW dalam
suatu perjalanan, tiba-tiba kami ditemui oleh seorang Arab badui. Apabila
kami berhampiran dengan badui itu, berkata Rasulullah SAW kepadanya:
"Hendak ke mana, wahai teman?!". "Hendak kembali ke
kampungku",jawab badui itu. "Mahukah engkau jika aku tunjukkanmu
kepada yang baik?". "Apa itu?", tanya si badui. "Engkau bersaksi bahwa
tiada Tuhan melainkan Allah saja, yang Esa, tiada sekutu baginya, dan
bahwa Muhammad itu adalah hambanya dan UtusanNya",jawab
Rasulullah SAW. "Siapa yang menjadi saksi atas apa yang engkau
katakan itu?", tanya badui itu. "Engkau mahukan saksi? Engkau tak
percaya kepadaku?!". "Ya, kerana aku tak kenal padamu!", jawab badui
itu. "Baiklah", jawab Rasulullah SAW lagi. "Cukupkah jika pohon itu
menjadi saksi?!", sambil beliau menunjuk kepada sebatang pohon yang
berdekatan dengan karni. "Pohon menjadi saksi?", mata badui itu
terbelalak, dia tertawa. Maka Rasulullah SAW pun memanggil pohon
yang tumbuh di lereng lembah bukit itu supaya datang. Lalu pohon itu pun
datang menyeret dirinya satu-satu hingga berdiri di hadapan badui itu.
Dan beliau meminta kepadanya supaya menyaksikan bahwa apa yang
dikatakan beliau itu adalah benar dan betul. Pohon itu lalu bersaksi
dengan jelas, kemudian dia kembali semula ke tempatnya di lereng bukit
itu. Orang badui itu terperanjat, dan tidak terkata-kata lagi. Kami juga
merasa heran, namun begitu kami tahu yang berlaku itu adalah tanda
- 41-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

mukjizat Rasulullah SAW. "Kalau begitu, aku percaya kepadamu!", jawab


badui itu. Dia pun kembali ke kampungnya, sambil berkata, "Nanti, jika
kaumku mengikutku, akan aku bawa mereka semua kepadamu". "Kalau
tidak?". "Kalau tidak, aku sajalah yang akan datang kepadamu, dan
duduk denganmu!"
(Al-Bidayah Wan-Nihayah 6:125; Majma'uz-Zawa'id 8:292)

Islamnya Buraidah bin Hasib ra.


Dan dari riwayat Ashim Al-Aslami yang dikeluarkan oleh Ibnu Sa'ad
katanya: Apabila Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, beliau singgah di
sebuah kampung bernama Chamim. Beliau bertemu dengan Buraidah bin
Hashib lalu ia diajak Rasulullah SAW untuk memeluk Islam. Buraidah
memeluk Islam bersama-sama dengan penduduk kampungnya, dan
jumlah mereka sangat ramai, semuanya datang dari kurang lebih 80
rumah. Beliau bermalam di kampung itu, dan bersembahyang Isya'
sedang penghuni kampung itu mengikutnya di belakang.
(Tabaqat Ibnu Sa'ad 4:242)

KISAH PERANG BADAR

Perang Badar terjadi pada 7 Ramadhan, dua tahun setelah hijrah. Ini
adalah peperangan pertama yang mana kaum Muslim (Muslimin)
mendapat kemenangan terhadap kaum Kafir dan merupakan peperangan
yang sangat terkenal karena beberapa kejadian yang ajaib terjadi dalam
peperangan tersebut. Rasulullah Shallalaahu 'alayhi wa sallam telah
memberikan semangat kepada Muslimin untuk menghadang khafilah
suku Quraish yang akan kembali ke Mekkah dari Syam. Muslimin keluar
dengan 300 lebih tentara tidak ada niat untuk menghadapi khafilah
dagang yang hanya terdiri dari 40 lelaki, tidak berniat untuk menyerang
tetapi hanya untuk menunjuk kekuatan terhadap mereka. Khafilah dagang
itu lolos, tetapi Abu Sufyan telah menghantar pesan kepada kaumnya
suku Quraish untuk datang dan menyelamatkannya. Kaum Quraish maju
dengan pasukan besar yang terdiri dari 1000 lelaki, 600 pakaian perang,
100 ekor kuda, dan 700 ekor unta, dan persediaan makanan mewah yang
cukup untuk beberapa hari.

Kafir Quraish ingin menjadikan peperangan ini sebagai kemenangan bagi


mereka yang akan meletakkan rasa takut di dalam hati seluruh kaum
bangsa Arab. Mereka hendak menghancurkan Muslimin dan
mendapatkan keagungan dan kehebatan. Banyangkan, pasukan
- 42-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Muslimin dengan jumlah tentara yang kecil (termasuk 2 ekor kuda), keluar
dengan niat mereka hanya untuk menghadang 40 lelaki yang tidak
bersenjata akan tetapi harus menghadapi pasukan yang dipersiapkan
dengan baik -3 kali- dari jumlah mereka. Rasulullah SAW dengan mudah
meminta mereka Muslimin untuk perang dan mereka tidak akan menolak,
akan tetapi, beliau SAW ingin menekankan kepada pengikutnya bahwa
mereka harus mempertahankan keyakinan dan keimanan dan untuk
menjadi pelajaran bagi kita. Beliau SAW mengumpulkan para sahabatnya
untuk mengadakan musyawarah. Banyak di antara sahabat Muhajirin
yang memberikan usulan, dengan menggunakan kata-kata yang baik
untuk menerangkan dedikasi mereka. Tetapi ada seorang sahabat yaitu
Miqdad bin Al-Aswad ra., dia berdiri dihadapan mereka yang masih
merasa takut dan berkata kepada Rasulullah SAW,

"Ya Rasulullah (SAW)!, Kami tidak akan mengatakan kepadamu seperti


apa yang dikatakan oleh bani Israel kepada Musa (AS), 'Pergilah kamu
bersama Tuhanmu, kami duduk (menunggu) di sini'( Dalam surah Al-
Maidah). Pergilah bersama dengan keberkahan Allah dan kami akan
bersama dengan mu !".

Rasulullah SAW merasa sangat suka, akan tetapi Rasulullah hanya diam,
beliau menunggu dan beberapa orang dari sahabat dapat mengetahui
keinginan Beliau SAW. Sejauh ini hanya sahabat Muhajirin yang telah
menyatakan kesungguhan mereka, akan tetapi Beliau menuggu para
sahabat Anshor yang sebagian besar tidak hadir dalam baiat 'Aqaabah
untuk turut serta dalam berperang melawan kekuatan musuh bersama-
sama Rasulullah SAW di luar kawasan mereka. Maka, pemimpin besar
sahabat Anshor, Sa'ad bin Muadh angkat bicara, "Ya Rasulullah (SAW)
mungkin yang engkau maksudkan adalah kami". Rasulullah SAW
menyetujuinya. S'ad kemudian menyampaikan pidatonya yang sangat
indah yang mana dia berkata,

"Wahai utusan Allah, kami telah mempercayai bahwa engkau berkata


benar, Kami telah memberikan kepadamu kesetiaan kami untuk
mendengar dan thaat kepadamu... Demi ALlah, Dia yang telah
mengutusmu dengan kebenaran, jika engkau memasuki laut, kami akan
ikut memasukinya bersamamu dan tidaka ada seorangpun dari kami yang
akan tertinggal di belakang... Mudah-mudahan Allah akan menunjukkan
kepadamu yang mana tindakan kami akan menyukakan mu. Maka

- 43-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Majulah bersama-sama kami, letakkan kepercayaan kami di dalam


keberkahan Allah".

Rasulullah sangat menyukai apa yang disampaikan dan kemudian beluai


bersabda, "Majulah ke depan dan yakinlah yang Allah telah menjajikan
kepadaku satu dari keduanya (khafilah dagang atau perang), dan demi
Allah, seolah olah aku telah dapat melihat pasukan musuh terbaring
kalah". Pasukan Muslimin bergerak maju dan kemudian berhenti sejenak
di tempat yang berdekatan dengan Badar (tempat paling dekat ke
Madinah yang berada di utara Mekkah). Seorang sahabat bernama, Al-
Hubab bin Mundhir ra., bertanya kepada Rasulullah SAW, " Apakah ALlah
mewahyukan kepadamu untuk memilih tempat ini atau ianya strategi
perang hasil keputusan musyawarah?". Rasulullah SAW bersabda, "Ini
adalah hasil strategi perang dan keputusan musyawarah". Maka Al-
Hubab telah mengusulkan kembali kepada Rasulullah SAW agar pasukan
Muslimin sebaiknya bermarkas lebih ke selatan tempat yang paling dekat
dengan sumber air, kemudian membuat kolam persediaan air untuk
mereka dan menghancurkan sumber air yang lain sehingga dapat
menghalang orang kafir Quraish dari mendapatkan air. Rasulullah SAW
menyetujui usulan tersebut dan melaksanakannya [*]. Kemudian Sa'ad
bin Muadh mengusulkan untuk membangun benteng untuk Rasulullah
SAW untuk melindungi beliau dan sebagai markas bagi pasukan
Muslimin. Rasulullah SAW dan Abu Bakar ra. tinggal di dalam benteng
sementara Sa'ad bin Muadh dan sekumpulan lelaki menjaganya.

Rasulullah SAW telah menghabiskan sepanjang-panjang malam dengan


berdoa dan beribadah walaupun beliau SAWmengetahui bahwa Allah
ta'ala telah menjanjikannya kemenangan. Ianya melebihi cintanya dan
penghambaannya dan penyerahandiri kepada Allah ta'ala dengan ibadah
yang Beliau SAW kerjakan. Dan ianya telah dikatakan sebagai bentuk
tertinggi dari ibadah yang dikenal sebagai 'ainul yaqiin.

RASULULLAH SAW DAN WANG 8 DIRHAM


Suatu hari Rasulullah SAW bermaksud belanja. Dengan bekal uang 8
dirham, beliau hendak membeli pakaian dan peralatan rumah tangga.
Belum juga sampai di pasar, beliau mendapati seorang wanita yang
sedang menangis. Beliau sempatkan bertanya kenapa menangis. Apakah
sedang ditimpa musibah ? Perempuan itu menyampaikan bahwa ia
adalah seorang budak yang sedang kehilangan uang sebesar 2 dirham.
- 44-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Ia menangis sangat takut didera oleh majikannya. Dua dirham


dikeluarkan dari saku Rasulullah untuk menghibur perempuan malang
tersebut. Kini tinggal 6 dirham. Beliau bergegas membeli gamis, pakaian
kesukaanya. Akan tetapi baru beberapa langkah dari pasar, seorang tua
lagi miskin setengah teriak berkata, "Barang siapa yang memberiku
pakaian, Allah akan mendandaninya kelak." Rasulullah memeriksa laki-
laki tersebut. Pakaiannya lusuh, tak pantas lagi dipakai. Gamis yang baru
dibelinya dilepas dan diberikan dengan sukarela kepadanya. Beliau tak
jadi memakai baju baru.

Dengan langkah ringan beliau hendak segera pulang. Akan tetapi lagi-lagi
beliau harus bersabar. Kali ini beliau menjumpai perempuan yang diberi
dua dirham tersebut mengadukan persoalan, bahwa ia takut pulang. Ia
khawatir akan dihukum oleh majikannya karena terlambat. Sebagai budak
saat itu nilainya tidak lebih dari seekor binatang. Hukuman fisik sudah
sangat lazim diterima. Rasulullah diutus di dunia untuk mengadakan
pembelaan terhadap rakyat jelata. Dengan senang hati beliau antarkan
perempuan tersebut ke rumah majikannya. Sesampainya di rumah, beliau
ucapkan salam. Sekali, dua kali belum ada jawaban. Baru salam yang
ketiga dijawab oleh penghuni rumah. Nampaknya semua penghuni rumah
tersebut adalah perempuan. Ketika ditanya kenapa salam beliau tidak
dijawab, pemilik rumah itu mengatakan sengaja melakukannya dengan
maksud didoakan Rasulullah dengan salam tiga kali. Selanjutnya
Rasulullah menyampaikan maksud kedatangannya. Beliau mengantar
perempuan yang menjadi budak tersebut karena takut mendapat
hukuman. Rasulullah kemudian menyampaikan, "Jika perempuan budak
ini salah dan perlu dihukum, biarlah aku yang menerima hukumannya."
Mendengar ucapan Rasulullah in penghuni rumah terkesima. Mereka
merasa mendapat pelajaran yang sangat berharga dari baginda
Rasulullah. Karena secara refleks mereka menyampaikan, "Budak belian
ini merdeka karena Allah." Betapa bahagianya Rasulullah mendengar
pernyataan itu. Beliau sangat bersyukur dengan uang 8 dirham mendapat
keuntungan ribuan dirham, yakni harga budak itu sendiri. Beliau berkata,
"Tiadalah aku melihat delapan dirham demikian besar berkatnya dari
pada delapan dirham yang ini. Allah telah memberi ketenteraman bagi
orang yang ketakutan, memberi pakaian orang yang telanjang, dan
membebaskan seorang budak belian."

Akhirnya, rahmat dan kasih sayang, bantuan dan pertolongan kepada


masyarakat bawah akan mendatangkan kesejahteraan dan kemajuan.
- 45-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Allah berfirman dalam sebuah hadits Qudsyi. "Bahwanya Allah menolong


hanba-Nya, selama ia menolong saudaranya."

RASULULLAH SAW DAN SEORANG ARAB BADUI


Di waktu Rasulullah SAW. sedang asyik bertawaf di Ka'bah, beliau
mendengar seorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: 'Ya Karim!
Ya Karim!' Rasulullah s.a.w menirunya membaca 'Ya Karim! Ya Karim!'
Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka'bah, dan berzikir lagi: 'Ya
Karim! Ya Karim!' Rasulullah SAW yang berada dibelakangnya mengikuti
zikirnya 'Ya Karim! Ya Karim!' Merasa seperti di olok-olokan, orang itu
menoleh kebelakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah,
lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu lalu berkata:
'Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-
olokan ku, karena aku ini adalah orang Arab badui? Kalaulah bukan
karena ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku
laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.' Mendengar bicara
orang badui itu, Rasulullah SAWtersenyum, lalu bertanya: 'Tidakkah
engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?''Belum,' jawab orang itu.
'Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?' 'Saya percaya dengan mantap
atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan saya
membenarkan putusannya sekalipun saya belum pernah bertemu
dengannya,' kata orang arab badui itu pula. Rasulullah SAW pun berkata
kepadanya: 'Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia
dan penolongmu nanti di akhirat!' Melihat Nabi di hadapannya, dia
tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.'Tuan ini Nabi
Muhammad?!''Ya,' jawab Nabi SAW Dia segera tunduk untuk mencium
kedua kaki RasulullahSAW Melihat hal itu, Rasulullah SAW menarik tubuh
orang Arab itu, seraya berkata kepadanya: 'Wahai orang Arab! Janganlah
berbuat serupa itu.Perbuatan serupa itu biasanya dilakukan oleh hamba
sahaya kepada juragannya.Ketahuilah, ALLAH mengutusku bukan untuk
menjadi seorang yang takabur yang meminta dihormati, atau diagungkan,
tetapi demi berita gembira bagi orang yang beriman, dan membawa berita
ancaman bagi yang mengingkarinya.' Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s.
turun membawa berita dari langit dia berkata: 'Ya Muhammad! Rabb As-
Salam (puncak keselamatan) menyampaikan salam kepadamu dan
bersabda: Katakanlah kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona
dengan belas kasih ALLAH. Ketahuilah bahwa ALLAH akan
menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua
amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!'. Setelah menyampaikan
berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu pula berkata: 'Demi
- 46-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

keagungan serta kemulian ALLAH, jika ALLAH akan membuat


perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat
perhitungan denganNYA!' kata orang Arab badui itu. 'Apakah yang akan
engkau perhitungkan dengan ALLAH?' Rasulullah bertanya kepadanya.
'Jika ALLAH akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba
akan memperhitungkan betapa besar maghfirahNYA,' jawab orang itu.
'Jika DIA memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan mem
perhitungkan betapa keluasan pengampunanNYA. Jika DIA
memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan
pula betapa kedermawananNYA!'. Mendengar ucapan orang Arab badui
itu, maka Rasulullah SAW pun menangis mengingatkan betapa benarnya
kata-kata orang Arab badui itu, air mata beliau meleleh membasahi
janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril AS turun lagi seraya berkata: 'Ya
Muhammad! Rabb As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan
bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sungguh karena tangismu,
penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia
bergoncang. Nah katakan kepada temanmu itu, bahwa ALLAH tak akan
menghisab dirinya, juga tak akan memperhitungkan kemaksiatannya.
ALLAH sudah mengampuni semua kesalahannya dan ia akan menjadi
temanmu di surga nanti!' Betapa sukanya orang Arab badui itu, apabila
mendengar berita tersebut. Ia lalu menangis karena tidak berdaya
menahan keharuan dirinya.

WAHYU TERAKHIR KAPADA RASULULLAH SAW

Diriwayatkan bahwa surah Al-Maaidah ayat 3 diturunkan pada sesudah


waktu asar yaitu pada hari Jumaat di padang Arafah pada musim haji
penghabisan [Wada'].

Pada masa itu Rasulullah SAW berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat
ini turun Rasulullah SAW tidak begitu jelas penerimaannya untuk
mengingati isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut.
Kemudian Rasulullah SAW bersandar pada unta beliau, dan unta beliau
pun duduk perlahan-lahan. Setelah itu turun malaikat Jibril AS dan
berkata:

"Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan


urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah
SWT dan demikian juga apa yang terlarang olehnya. Oleh itu kamu

- 47-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahwa hari ini
adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu."

Setelah Malaikat Jibril AS pergi maka Rasulullah SAW pun berangkat ke


Mekah dan terus pergi ke Madinah.Setelah Rasulullah SAW
mengumpulkan para sahabat beliau, maka Rasulullah SAW pun
menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril AS. Apabila
para sahabat mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira
sambil berkata:

"Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempurna."

Apabila Abu Bakar ra. mendengar keterangan Rasulullah SAW itu, maka
ia tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu
mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar ra. menangis
dari pagi hingga ke malam. Kisah tentang Abu Bakar ra. menangis telah
sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat
di depan rumah Abu Bakar ra. dan mereka berkata: "Wahai Abu Bakar,
apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali
keadaanmu? Seharusnya kamu merasa gembira sebab agama kita telah
sempuma." Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu
Bakar ra. pun berkata, "Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu
tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahwa
apabila sesualu perkara itu telah sempuma maka akan kelihatanlah akan
kekurangannya. Dengan turunnya ayat tersebut bahwa ia menunjukkan
perpisahan kita dengan Rasulullah SAW. Hasan dan Husin menjadi yatim
dan para isteri nabi menjadi janda."

Selelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar ra. maka sadarlah
mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar ra., lalu mereka menangis
dengan sekuat-kuatnya. Tangisan mereka telah didengar oleh para
sahabat yang lain, maka mereka pun terus memberitahu Rasulullah SAW
tentang apa yang mereka lihat itu. Berkata salah seorang dari para
sahabat, "Ya Rasulullah SAW, kami baru kembali dari rumah Abu Bakar
ra. dan kami dapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di
depan rumah beliau." Apabila Rasulullah SAW mendengar keterangan
dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah SAW dan dengan
bergegas beliau menuju ke rumah Abu Bakar ra.. Setelah Rasulullah
SAW sampai di rumah Abu Bakar ra. maka Rasulullah SAW melihat
kesemua mereka yang menangis dan bertanya, "Wahai para sahabatku,
- 48-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

kenapakah kamu semua menangis?." Kemudian Ali ra. berkata, "Ya


Rasulullah SAW, Abu Bakar ra. mengatakan dengan turunnya ayat ini
membawa tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya
Rasulullah?." Lalu Rasulullah SAW berkata: "Semua yang dikatakan oleh
Abu Bakar ra. adalah benar, dan sesungguhnya waktu untuk aku
meninggalkan kamu semua telah dekat".

Setelah Abu Bakar ra. mendengar pengakuan Rasulullah SAW, maka ia


pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pingsan. Sementara
'Ukasyah ra. berkata kepada Rasulullah SAW, 'Ya Rasulullah, waktu itu
saya anda pukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya hendak tahu
apakah anda sengaja memukul saya atau hendak memukul unta
baginda." Rasulullah SAW berkata: "Wahai 'Ukasyah, Rasulullah SAW
sengaja memukul kamu." Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada Bilal
ra., "Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fathimah dan ambilkan tongkatku
ke mari." Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fathimah sambil
meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata, "Rasulullah telah
menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash]."

Setelah Bilal sampai di rumah Fathimah maka Bilal pun memberi salam
dan mengetuk pintu. Kemudian Fathimah ra. menyahut dengan berkata:
"Siapakah di pintu?." Lalu Bilal ra. berkata: "Saya Bilal, saya telah
diperintahkan oleh Rasulullah SAW unluk mengambil tongkat
beliau."Kemudian Fathimah ra. berkata: "Wahai Bilal, untuk apa ayahku
minta tongkatnya." Berkata Bilal ra.: "Wahai Fathimah, Rasulullah SAW
telah menyediakan dirinya untuk diqishash." Bertanya Fathimah ra. lagi:
"Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash
Rasulullah SAW?" Bilal ra. tidak menjawab perlanyaan Fathimah ra.,
Setelah Fathimah ra. memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun
membawa tongkat itu kepada Rasulullah SAW Setelah Rasulullah SAW
menerima tongkat tersebut dari Bilal ra. maka beliau pun menyerahkan
kepada 'Ukasyah.

Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar ra. dan Umar ra. tampil ke
depan sambil berkata: "Wahai 'Ukasyah, janganlah kamu qishash baginda
SAW tetapi kamu qishashlah kami berdua." Apabila Rasulullah SAW
mendengar kata-kata Abu Bakar ra. dan Umar ra. maka dengan segera
beliau berkata: "Wahai Abu Bakar, Umar dudukiah kamu berdua,
sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatnya untuk kamu
berdua." Kemudian Ali ra. bangun, lalu berkata, "Wahai 'Ukasyah! Aku
- 49-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah SAW oleh


itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah SAW"
Lalu Rasultillah SAW berkata, "Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya
Allah SWT telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu."
Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata: "Wahai 'Ukasyah,
bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah SAW,
kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash
Rasulullah SAW" Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah SAW pun
berkata, "Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua." Berkata Rasulullah
SAW "Wahai 'Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul."

Kemudian 'Ukasyah berkata: "Ya Rasulullah SAW, anda telah memukul


saya sewaktu saya tidak memakai baju." Maka Rasulullah SAW pun
membuka baju. Setelah Rasulullah SAW membuka baju maka
menangislah semua yang hadir. Setelah 'Ukasyah melihat tubuh
Rasulullah SAW maka ia pun mencium beliau dan berkata, "Saya tebus
anda dengan jiwa saya ya Rasulullah SAW, siapakah yang sanggup
memukul anda. Saya melakukan begini adalah sebab saya ingin
menyentuh badan anda yang dimuliakan oleh Allah SWT dengan badan
saya. Dan Allah SWT menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu."
Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Dengarlah kamu sekalian, sekiranya
kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya." Kemudian semua
para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap
peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata,
"Wahai 'Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau
telah memperolehi derajat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah SAW
di dalam syurga."

Apabila ajal Rasulullah SAW makin dekat maka beliau pun memanggil
para sahabat ke rumah Aisyah ra. dan beliau berkata: "Selamat datang
kamu semua semoga Allah SWT mengasihi kamu semua, saya berwasiat
kepada kamu semua agar kamu semua bertaqwa kepada Allah SWT dan
mentaati segala perintahnya. Sesungguhnya hari perpisahan antara saya
dengan kamu semua hampir dekat, dan dekat pula saat kembalinya
seorang hamba kepada Allah SWT dan menempatkannya di syurga.
Kalau telah sampai ajalku maka hendaklah Ali yang memandikanku,
Fadhl bin Abbas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid
hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kafanilah aku dengan
pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau kafanilah aku
dengan kain yaman yang putih. Apabila kamu memandikan aku, maka
- 50-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

hendaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam rumahku
ini. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku.
Pertama yang akan menshalatkan aku ialah Allah SWT, kemudian yang
akan menshalat aku ialah Jibril AS, kemudian diikuti oleh malaikat Israfil,
malaikat Mikail, dan yang akhir sekali malaikat lzrail berserta dengan
semua para pembantunya. Setelah itu baru kamu semua masuk
bergantian secara berkelompok bershalat ke atasku."

Setelah para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu
maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata, "Ya
Rasulullah SAW anda adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami
dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam
penemuan kami dan sebagai penguasa yang menguruskan perkara kami.
Apabila anda sudah tiada nanti kepada siapakah akan kami tanya setiap
persoalan yang timbul nanti?." Kemudian Rasulullah SAW berkata,
"Dengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan
yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu
semua dua penasihat yang satu daripadanya pandai bicara dan yang satu
lagi diam sahaja. Yang pandai bicara itu ialah Al-Quran dan yang diam itu
ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu,
maka hendaklah kamu semua kembali kepada Al-Quran dan Hadis-ku
dan sekiranya hati kamu itu berkeras maka lembutkan dia dengan
mengambil pelajaran dari mati."

Setelah Rasulullah SAW berkata demikian, maka sakit Rasulullah SAW


bermula. Dalam bulan safar Rasulullah SAW sakit selama 18 hari dan
sering diziaiahi oleh para sahabat. Dalam sebuah kitab diterangkan
bahwa Rasulullah SAW diutus pada hari Senin dan wafat pada hari
Senin. Pada hari Senin penyakit Rasulullah SAW bertambah berat,
setelah Bilal ra. menyelesaikan azan subuh, maka Bilal ra. pun pergi ke
rumah Rasulullah SAW. Sesampainya Bilal ra. di rumah Rasulullah SAW
maka Bilal ra. pun memberi salam, "Assalaarnualaika ya rasulullah." Lalu
dijawab oleh Fathimah ra., "Rasulullah SAW masih sibuk dengan urusan
beliau." Setelah Bilal ra. mendengar penjelasan dari Fathimah ra. maka
Bilal ra. pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fathimah ra.
itu. Apabila waktu subuh hampir hendak lupus, lalu Bilal pergi sekali lagi
ke rumah Rasulullah SAW dan memberi salam seperti permulaan tadi,
kali ini salam Bilal ra. telah di dengar oleh Rasulullah SAW dan baginda
berkata, "Masuklah wahai Bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin
berat, oleh itu kamu suruhlah Abu Bakar mengimamkan shalat subuh
- 51-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

berjemaah dengan mereka yang hadir." Setelah mendengar kata-kata


Rasulullah SAW maka Bilal ra. pun berjalan menuju ke masjid sambil
meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: "Aduh musibah."

Setelah Bilal ra. sarnpai di masjid maka Bilal ra. pun memberitahu Abu
Bakar tentang apa yang telah Rasulullah SAW katakan kepadanya. Abu
Bakar ra. tidak dapat menahan dirinya apabila ia melihat mimbar kosong
maka dengan suara yang keras Abu Bakar ra. menangis sehingga ia
jatuh pingsan. Melihatkan peristiwa ini maka riuh rendah tangisan sahabat
dalam masjid, sehingga Rasulullah SAW bertanya kepada Fathimah ra.;
"Wahai Fathimah apakah yang telah berlaku?." Maka Fathimah ra. pun
berkata: "Kekecohan kaum muslimin, sebab anda tidak pergi ke masjid."
Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali ra. dan Fadhl bin Abas ra., lalu
Rasulullah SAW bersandar kepada kedua mereka dan terus pergi ke
masjid. Setelah Rasulullah SAW sampai di masjid maka beliau pun
bershalat subuh bersama dengan para jemaah.

Setelah selesai shalat subuh maka Rasulullah SAW pun berkata, "Wahai
kaum muslimin, kamu semua senantiasa dalam pertolongan dan
pemeliharaan Allah, oleh itu hendaklah kamu semua bertaqwa kepada
Allah SWT dan mengerjakan segala perintahnya. Sesungguhnya aku
akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari
pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia." Setelah berkata
demikian maka Rasulullah SAW pun pulang ke rumah beliau. Kemudian
Allah SWT mewahyukan kepada malaikat lzrail AS, "Wahai lzrail, pergilah
kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu
hendak mencabut ruhnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara
yang paling lembut sekali. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta
izinlah lerlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masukiah
kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak mengizinkan kamu masuk maka
hendaklah kamu kembali padaku."

Setelah malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah SWT maka malaikal
lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badwi. Setelah malaikat
lzrail sampai di depan rumah Rasulullah SAW maka ia pun memberi
salam, "Assalaamu alaikum yaa ahla baitin nubuwwati wa ma danir
risaalati a adkhulu?" (Mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kamu
semua sekalian, wahai penghuni rumah nabi dan sumber risaalah,
bolehkan saya masuk?) Apabila Fathimah mendengar orang memberi
salam maka ia-pun berkata; "Wahai hamba Allah, Rasulullah SAW
- 52-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

sedang sibuk sebab sakitnya yang semakin berat." Kemudian malaikat


lzrail berkata lagi seperti dipermulaannya, dan kali ini seruan malaikat itu
telah didengar oleh Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW bertanya
kepada Fathimah ra., "Wahai Fathimah, siapakah di depan pintu itu."
Maka Fathimah ra. pun berkata, "Ya Rasulullah, ada seorang Arab badwi
memanggil mu, dan aku telah katakan kepadanya bahwa anda sedang
sibuk sebab sakit, sebaliknya dia memandang saya dengan tajam
sehingga terasa menggigil badan saya." Kemudian Rasulullah SAW
berkata; "Wahai Fathimah, tahukah kamu siapakah orang itu?." Jawab
Fathimah,"Tidak ayah." "Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan
memutuskan segala macam nafsu syahwat yang memisahkan
perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta
meramaikan kubur." Fathimah ra. tidak dapat menahan air matanya lagi
setelah mengetahui bahwa saat perpisahan dengan ayahandanya akan
berakhir, dia menangis sepuas-puasnya. Apabila Rasulullah SAW
mendengar tangisan Falimah ra. maka beliau pun berkata: "Janganlah
kamu menangis wahai Fathimah, engkaulah orang yang pertama dalam
keluargaku akan bertemu dengan aku." Kemudian Rasulullah SAW pun
mengizinkan malaikat lzrail masuk. Maka malaikat lzrail pun masuk
dengan mengucap, "Assalamuaalaikum ya Rasulullah." Lalu Rasulullah
SAW menjawab: "Wa alaikas saalamu, wahai lzrail engkau datang
menziarahi aku atau untuk mencabut ruhku?" Maka berkata malaikat
lzrail: "Kedatangan saya adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut
ruhmu, itupun kalau engkau izinkan, kalau engkau tidak izinkan maka aku
akan kembali." Berkata Rasulullah SAW, "Wahai lzrail, di manakah kamu
tinggalkan Jibril?" Berkata lzrail: "Saya tinggalkan Jibril di langit dunia,
para malaikat sedang memuliakan dia." Tidak beberapa lama kemudian
Jibril AS pun turun dan duduk di dekat kepala Rasulullah SAW.

Apabila Rasulullah SAW melihat kedatangan Jibril AS maka Rasulullah


SAW pun berkata: "Wahai Jibril, tahukah kamu bahwa ajalku sudah
dekat" Berkata Jibril AS, "Ya aku tahu." Rasulullah SAW bertanya lagi,
"Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku
disisi Allah SWT" Berkata Jibril AS, "Sesungguhnya semua pintu langit
telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti ruhmu dilangit.
Kesemua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan kesemua bidadari sudah
berhias menanti kehadiran ruhmu." Berkata Rasulullah SAW:
"Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula tentang umatku di hari
kiamat nanti." Berkata Jibril AS, "Allah SWT telah berfirman yang
bermaksud,
- 53-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

"Sesungguhnya aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam


syurga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang
semua umat memasuki syurga sebelum umatmu memasuki syurga."

Berkata Rasulullah SAW: "Sekarang aku telah puas hati dan telah hilang
rasa susahku." Kemudian Rasulullah SAW berkata: "Wahai lzrail,
mendekatlah kamu kepadaku." Selelah itu Malaikat lzrail pun memulai
tugasnya, apabila ruh beliau sampai pada pusat, maka Rasulullah SAW
pun berkata: "Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati." Jibril AS
mengalihkan pandangan dari Rasulullah SAW apabila mendengar kata-
kata beliau itu. Melihatkan telatah Jibril AS itu maka Rasulullah SAW pun
berkata: "Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?" Jibril
AS berkata: "Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat
wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?" Anas bin Malik ra. berkata:
"Apabila ruh Rasulullah SAW telah sampai di dada beliau telah bersabda,

"Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu semua menjaga shalat dan apa-
apa yang telah diperintahkan ke atasmu."

Ali ra. berkata: "Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika menjelang saat-


saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir beliau sebanyak dua kali,
dan saya meletakkan telinga, saya dengan Rasulullah SAW berkata:
"Umatku, umatku." Telah bersabda Rasulullah SAW bahwa: "Malaikat
Jibril AS telah berkata kepadaku; "Wahai Muhammad, sesungguhnya
Allah SWT telah menciptakan sebuah laut di belakang gunung Qaf, dan di
laut itu terdapat ikan yang selalu membaca selawat untukmu, kalau
sesiapa yang mengambil seekor ikan dari laut tersebut maka akan
lumpuhlah kedua belah tangannya dan ikan tersebut akan menjadi batu."

DETIK KEWAFATAN RASULLULLAH SAW


Dari Ibnu Mas'ud ra bahwa ia berkata: Ketika ajal Rasulullah SAW sudah
dekat, baginda mengumpul kami di rumah Siti Aisyah ra. Kemudian
baginda memandang kami sambil berlinangan air matanya, lalu bersabda:

"Marhaban bikum, semoga Allah memanjangkan umur kamu semua,


semoga Allah menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada
kamu. Aku berwasiat kepada kamu, agar bertakwa kepada Allah.
Sesungguhnya aku adalah sebagai pemberi peringatan untuk kamu.

- 54-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Janganlah kamu berlaku sombong terhadap Allah." Allah berfirman:


"Kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat. Kami jadikan untuk orang-orang
yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan membuat kerosakan di
muka bumi. Dan kesudahan syurga itu bagi orang-orang yang bertakwa."

Kemudian kami bertanya: "Bilakah ajal baginda ya Rasulullah? Baginda


menjawab: Ajalku telah hampir, dan akan pindah ke hadhrat Allah, ke
Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyi la' la." Kami
bertanya lagi: "Siapakah yang akan memandikan baginda ya Rasulullah?
Rasulullah menjawab: Salah seorang ahli bait. Kami bertanya:
"Bagaimana nanti kami mengafani baginda ya Rasulullah?" Baginda
menjawab: "Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah." Kami bertanya:
"Siapakah yang mensolatkan baginda di antara kami?" Kami menangis
dan Rasulullah SAW pun turut menangis.

Kemudian baginda bersabda: "Tenanglah, semoga Allah mengampuni


kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku,
maka letaklah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi
liang kuburku, kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang
pertama-tama mensolatkan aku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian
Mikail, kemudian Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta
bala tenteranya. Kemudian masuklah anda dengan sebaik-baiknya. Dan
hendaklah yang mula solat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku,
kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu semua."

Semenjak hari itulah Rasulullah SAW bertambah sakitnya, yang


ditanggungnya selama 18 hari, setiap hari ramai yang mengunjungi
baginda, sampailah datangnya hari Senin, di saat baginda menghembus
nafas yang terakhir. Sehari menjelang baginda wafat yaitu pada hari
Ahad, penyakit baginda semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah
Bilal bin Rabah ra. selesai mengumandangkan azannya, ia berdiri di
depan pintu rumah Rasulullah SAW, kemudian memberi salam:
"Assalamualaikum ya Rasulullah?" Kemudian ia berkata lagi "Assolah
yarhamukallah." Fatimah menjawab: "Rasulullah dalam keadaan sakit?"
Maka kembalilah Bilal ke dalam masjid, ketika bumi terang disinari
matahari siang, Bilal datang lagi ke tempat Rasulullah, lalu ia berkata
seperti perkataan yang tadi. Kemudian Rasulullah memanggilnya dan
menyuruh ia masuk. Setelah Bilal bin Rabah masuk, Rasulullah SAW
bersabda: "Saya sekarang dalam keadaan sakit, Wahai Bilal, kamu
perintahkan saja agar Abu Bakar menjadi imam dalam solat." Maka
- 55-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

keluarlah Bilal sambil meletakkan tangan di atas kepalanya sambil


berkata: "Aduhai, alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku?"
Kemudian ia memasuki masjid dan berkata kepada Abu Bakar ra. agar
beliau menjadi imam dalam solat tersebut. Ketika Abu Bakar ra. melihat
ke tempat Rasulullah SAW yang kosong, sebagai seorang lelaki yang
lemah lembut, ia tidak dapat menahan perasaannya lagi, lalu ia menjerit
dan akhirnya ia pingsan.

Orang-orang yang berada di dalam masjid menjadi ribut sehingga


terdengar oleh Rasulullah SAW. Baginda bertanya: "Wahai Fatimah,
suara apakah yang ribut itu? Fatimah rha. menjawab: "Orang-orang
menjadi ribut dan bingung kerana Rasulullah SAW tidak ada bersama
mereka." Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan
ibnu Abbas ra, sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka baginda
berjalan menuju ke masjid. Baginda solat dua rakaat, setelah itu baginda
melihat kepada orang ramai dan bersabda:

"Ya ma'aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan


perlindungan Allah, sesungguhnya Dia adalah penggantiku atas kamu
semua setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar
bertakwa kepada Allah SWT, kerana aku akan meninggalkan dunia yang
fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan
sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini."

Malaikat Maut Datang Bertamu Pada hari esoknya, yaitu pada hari Senin,
Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya ia turun menemui
Rasulullah SAW dengan berpakaian sebaik-baiknya. Dan Allah menyuruh
kepada Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah SAW dengan lemah
lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka ia dibolehkan
masuk, namun jika Rasulullah SAW tidak mengizinkannya, ia tidak boleh
masuk, dan hendaklah ia kembali saja. Maka turunlah Malaikat Maut
untuk menunaikan perintah Allah SWT. Ia menyamar sebagai seorang
biasa.

Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah SAW,


Malaikat Maut itupun berkata: "Assalamualaikum Wahai ahli rumah
kenabian, sumber wahyu dan risalah!"

Fatimah rha berkata kepada tamunya itu: "Wahai Abdullah (Hamba Allah),
Rasulullah sekarang dalam keadaan sakit." Kemudian Malaikat Maut itu
- 56-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

memberi salam lagi: "Assalamualaikum. Bolehkah saya masuk?" Akhirnya


Rasulullah SAW mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu baginda
bertanya kepada puterinya Fatimah: "Siapakah yang ada di muka pintu
itu? Fatimah menjawab: "Seorang lelaki memanggil ayah, saya katakan
kepadanya bahwa ayahanda dalam keadaan sakit. Kemudian ia
memanggil sekali lagi dengan suara yang menggetarkan sukma."
Rasulullah SAW bersabda: "Tahukah kamu siapakah dia?"Fatimah
menjawab: "Tidak wahai baginda." Lalu Rasulullah SAW menjelaskan:
"Wahai Fatimah, ia adalah pengusir kelazatan, pemutus keinginan,
pemisah jemaah dan yang meramaikan kubur."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Masuklah, Wahai Malaikat Maut.


Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan `Assalamualaika
ya Rasulullah." Rasulullah SAW pun menjawab: Waalaikassalam Ya
Malaikat Maut. Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut
nyawaku?" Malaikat Maut menjawab: "Saya datang untuk ziarah
sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan izinkan akan saya lakukan, kalau
tidak, saya akan pulang. Rasulullah SAW bertanya: "Wahai Malaikat
Maut, di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibril? "Saya tinggal ia di
langit dunia?" Jawab Malaikat Maut.

Baru saja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril as datang


kemudian duduk di samping Rasulullah SAW.Maka bersabdalah
Rasulullah SAW: "Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahwa ajalku
telah dekat? Jibril menjawab: Ya, Wahai kekasih Allah." Seterusnya
Rasulullah SAW bersabda: "Beritahu kepadaku Wahai Jibril, apakah yang
telah disediakan Allah untukku di sisinya? Jibril pun menjawab: "bahwa
pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah
berbaris untuk menyambut rohmu." Baginda SAW bersabda: "Segala puji
dan syukur bagi Tuhanku. Wahai Jibril, apa lagi yang telah disediakan
Allah untukku? Jibril menjawab lagi: bahwa pintu-pintu Syurga telah
dibuka, dan bidadari-bidadari telah berhias, sungai-sungai telah mengalir,
dan buah-buahnya telah ranum, semuanya menanti kedatangan rohmu."
Baginda SAW bersabda lagi: "Segala puji dan syukur untuk Tuhanku.
Beritahu lagi wahai Jibril, apa lagi yang di sediakan Allah untukku? Jibril
menjawab: Aku memberikan berita gembira untuk tuan. Tuanlah yang
pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti."
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Segala puji dan syukur, aku
panjatkan untuk Tuhanku.

- 57-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang khabar yang


menggembirakan aku?" Jibril as bertanya: "Wahai kekasih Allah, apa
sebenarnya yang ingin tuan tanyakan? Rasulullah SAW menjawab:
"Tentang kegelisahanku, apakah yang akan diperolehi oleh orang-orang
yang membaca Al-Quran sesudahku? Apakah yang akan diperolehi
orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sesudahku? Apakah
yang akan diperolehi orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram
sesudahku?" Jibril menjawab: "Saya membawa khabar gembira untuk
baginda. Sesungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan
Syurga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau dan umatmu
memasukinya terlebih dahulu." Maka berkatalah Rasulullah SAW:
"Sekarang, tenanglah hati dan perasaanku.

Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku?" Lalu Malaikat Maut pun


berada dekat Rasulullah SAW. Ali ra bertanya: "Wahai Rasulullah SAW,
siapakah yang akan memandikan baginda dan siapakah yang akan
mengafaninya? Rasulullah menjawab: Adapun yang memandikan aku
adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas menyiramkan airnya
dan Jibril akan membawa hanuth (minyak wangi) dari dalam Syurga.
Kemudian Malaikat Maut pun mulai mencabut nyawa Rasulullah. Ketika
roh baginda sampai di pusat perut, baginda berkata: "Wahai Jibril,
alangkah pedihnya maut." Mendengar ucapan Rasulullah itu, Jibril as
memalingkan mukanya. Lalu Rasulullah SAW bertanya: "Wahai Jibril,
apakah engkau tidak suka memandang mukaku? Jibril menjawab: Wahai
kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat muka baginda, sedangkan
baginda sedang merasakan sakitnya maut?" Akhirnya roh yang mulia
itupun meninggalkan jasad Rasulullah SAW. Kesedihan Sahabat Berkata
Anas ra: "Ketika aku melalui depan pintu rumah Aisyah ra aku dengar ia
sedang menangis, sambil mengatakan: Wahai orang-orang yang tidak
pernah memakai sutera. Wahai orang-orang yang keluar dari dunia
dengan perut yang tidak pernah kenyang dari gandum. Wahai orang yang
telah memilih tikar dari singgahsana. Wahai orang yang jarang tidur di
waktu malam kerana takut Neraka Sa'ir."

- 58-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

KEPERIBADIAN ABU BAKAR R.A.


Ibnu Sa'd mengeluarkan dari Aisyah, bahwa Abu Bakar adalah seorang
pedagang, yang setiap hari pergi ke pasar untuk melakukan jual beli. Dia
mempunyai sekumpulan domba yang dia urus sendiri dan terkadang
menggembalakannya atau dia serahkan kepada orang lain. Dia juga
memerah air susunya untuk diberikan kepada orang-orang kampung.
Ketika dia sudah dibaiat sebagai khalifah, ada seorang gadis perempuan
yang berkata,
"Tentunya sekarang dia tidak mau lagi memerah air susu untuk diberikan
kepada kami". Abu Bakar ra. sempat mendengar perkataan gadis itu.
Maka dia berkata, 'Aku bersumpah untuk tetap memerah air susu bagi
kalian, dan aku berharap agar tugasku yang baru ini tidak merubah
kebiasaanku yang lalu.'

Maka dia tetap memerah susu seperti biasanya dan diberikan kepada
mereka. Namun kemudian dia perlu mempertimbangkan lagi tugas-
tugasnya sebagai khalifah. Maka dia berkata,
"Tidak demi Allah, urusan berdagang bisa mengganggu tugas-tugas ini,
dan tugas ini tidak bisa berjalan lancar kecuali jika aku memusatkan
perhatian terhadap urusan manusia. Tidak selayaknya aku hanya
menyibukkan diri dengan urusan keluargaku."
Maka dia pun meninggalkan usaha dagangnya.

Untuk keperluan diri dan keluarga dia mengambil gaji dari Baitul-mal milik
umat, sekedar untuk mencukupi keperluannya setiap hari, juga untuk
keperluan haji dan umrah. Gajinya untuk satu tahun sebanyak enam ribu
dirham. Menjelang kematiannya, dia berkata,
"Kembalikan sisa gaji yang ada di tangan kita ke Baitul-mal milik orang-
orang Muslim, karena aku tidak ingin mengambil sedikit pun dari harta
tersebut. Tanahku yang ada di tempat ini dan itu juga bagi orang-orang
Muslim."

Dia menyerahkan kepada Umar seekor unta yang air susunya biasa
diperah, seorang budak dan selembar permadani seharga lima dirham.
Umar sempat berkata,
"Dia menyebabkan kesusahan kepada khalifah sesudahnya."

- 59-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

PEMBELAAN ABU BAKAR RA. TERHADAP NABI SAW


Dalam peristiwa yang diberitakan oleh Abi Ya'la dari Anas bin Malik ra.
katanya: Suatu kali, pernah kaum Quraisy memukul Nabi SAW sehingga
beliau jatuh pingsan. Ada orang yang memberitahu Abu Bakar ra. lalu
segera dia meleraikan mereka, seraya berkata: Celaka kamu sekalian!
Apakah kamu hendak membunuh orang yang mengatakan 'Tuhanku
Allah!' Kemudian orang-orang jahat bertanya: Siapa orang ini? Jawab
mereka: Inilah Abu Bakar yang sudah gila itu! Mereka pun meninggalkan
Nabi SAW lalu berkelahi dengan Abu Bakar.
(Majma'uz Zawa'id 6:17; Hakim 3:67)

Bazzar memberitakan di dalam Musnadnya dari Muhammad bin Aqil dari


Ali ra. bahwa pada suatu hari, dia berdiri berpidato kepada orang ramai,
katanya: 'Siapakah orang yang paling berani?' 'Engkaulah, wahai Amirul
Mukminin!' jawab orang-orang yang mendengarnya. 'Memang barangkali
aku, kerana tiada siapa yang bertanding pedang denganku, melainkan
aku membelahnya menjadi dua!' Ali lalu berdiam sebentar. Kemudian dia
menyambung kata-katanya lagi: 'Tetapi yang benar-bena rberani adalah
Abu Bakar ra. Pada suatu hari kita memdirikan untuk Nabi SAW sebuah
pondok, lalu kita berkata: Siapa yang akan menjaga Nabi SAW supaya
jangan ada orang musyrik mengapa-apakannya?! Demi Allah, tiada
seorang pun yang maju ke depan, melainkan Abu Bakar ra. sedang dia
menghunuskan pedangnya di kepala Rasulullah SAW tiada seorang
musyrik yang coba mendekati beliau, melainkan diayunkan pedang itu
kepadanya. Inilah orang yang paling berani!' ujar Ali ra.

Kemudian dia bercerita lagi: 'Pernah aku melihat kaum Quraisy


mengancam Rasulullah SAW yang satu mengganggunya, dan yang lain
menarik-nariknya seraya mengatakan: Engkaukah orangnya yang
menjadikan tuhan-tuhan itu hanya Satu Tuhan saja? Demi Allah aku tidak
melihat siapa pun datang untuk menolong beliau, selain Abu Bakar
semata, dia memukul si fulan, menghadapi si fulan serta mendorong si
fulan dan dia terus-menerus berkata: Celaka kamu! Celaka kamu! Apakah
kamu mau membunuh orang yang mengatakan'Tuhanku Allah!?...'

Kemudian Ali ra. menngambil kain burdah yang ada pada badannya,
seraya dia menangis terisak-isak hingga membasahi janggutnya.
Kemudian Ali ra. menanyai orang-orang yang mendengar pidatonya tadi
dengan berkata: 'Aku meminta kepada kamu sekalian dengan nama
Allah, tolongl beritahub aku, apakah orang Mukmin kaum Fir'aun itu yang
- 60-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

lebih baik, atau dia (yakni Abu Bakar)? jawablah tuan-tuan sekalian!'
Majlis itu senyap-sunyi, tiada siapa yang mahu menjawabnya, sehingga
dia sendiri yang menjawabnya, katanya: 'Demi Allah, satu detik saja dari
Abu Bakar adalah lebih baik dari seisi bumi yang dipenuhi oleh orang
Mukmin kaum Fir'aun itu! Mereka itu menyembunyikan imannya! Namun
Abu Bakar menampakkan imannya!' demikianlah Ali ra. mengenalkan
kepada orang tentang keutamaan Abu Bakar ra.
(Al-Bidayah Wan-Nihayah 3:271; Majma'uz Zawa'id 9:47)

PESAN ABU BAKAR RA. SEBELUM MENGIRIM PASUKAN JIHAD


Baihaqi dan Ibnu Asakir telah memberitakan dari Said bin Al-Musaiyib,
bahwa Khalifah Abu Bakar ra. pernah mengutus pasukan Islam ke Syam,
dan menyerahkan kepemimpinan pasukan itu di tangan Yazid bin Abu
Sufyan ra, Amru bin Al-Ash ra. dan Syurahbil bin Hasanah ra. Mereka pun
menunggang kuda masing-masing untuk berangkat, namun Abu Bakar ra.
tetap berjalan kaki untuk melepas pasukan itu hingga ke Tsaniyatil-
Wadak. Maka para panglima Islam itu berkata kepada Khalifah Abu Bakar
ra.: "Wahai Khalifah Rasulullah! Tidak enak rasanya, engkau berjalan kaki
sedangkan kami menunggang kuda?!" "Jangan turun dari atas
tunggangan kalian", jawab Khalifah Abu Bakar. "Aku menganggap
langkah-langkah ini dari berjuang pada jalan Allah!".

Sambil berjalan kaki, Khalifah mengingatkan pasukan itu, katanya: Aku


berpesan kepada kamu supaya bertaqwa kepada Allah. Berjuanglah pada
jalan Allah, dan perangilah siapa yang mengkufuri Allah, kerana Allah
senantiasa akan memenangkan agamaNya! Jangan membuat aniaya,
jangan berkhianat, jangan melarikan diri, jangan membuat kerusakan di
muka bumi, jangan mendurhakai perintah ketua. Jika kamu berhadapan
dengan musuh dari kaum musyrik itu, insya Allah nanti, maka serulah
mereka kepada tiga perkara. Jika mereka setuju, terimalah dari mereka
dan jangan memerangi mereka lagi!

Mula-mula serulah mereka kepada Islam! jika mereka setuju memeluk


Islam, terimalah mereka dan berhenti memerangi mereka!

Kemudian ajaklah mereka berpindah dari tempat mereka itu ke negeri


Islam, tempat orang yang berhijrah. jika mereka mau datang, beritahulah
mereka bahwa mereka akan mendapat hak sesuai dengan hak yang
didapati oleh kaum Muhajirin, dan atas mereka hak sesuai dengan hak
yang ditanggung oleh kaum Muhajirin. Tetapi jika mereka menerima
- 61-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Islam, lalu mereka memilih hendak menetap di negeri mereka sendiri,


tidak sanggup untuk berhijrah ke negeri tempat menetapnya kaum
Muhajirin, maka hendaklah kamu memberitahu mereka bahwa mereka
akan dikenakan syarat seperti yang dikenakan ke atas kaum Arab yang
lain yang mendiami negeri mereka. Mereka wajib menerima hukum-
hukum Allah yang difardhukan ke atas semua kaum Mukminin, mereka
tidak akan diberikan hasil upeti dan harta rampasan perang, sehingga
mereka mau berjuang bersama-sama kaum Muslimin.

Jika mereka enggan memeluk lslam, maka beritahukanlah kepada


mereka bahwa mereka wajib membayar upeti (jizyah). Jika mereka setuju
inembayar upeti, terimalah dari mereka dan berhentikan memerangi
mereka.

Jika itu juga mereka enggan menerima, maka mohonlah bantuan Allah
untuk memerangi mereka, dan teruskanlah perjuangan kamu insya Allah!.
Tetapi janganlah memotong pepohonan korma, jangan membakamya,
jangan membunuh binatang-binatang, jangan menebas pepohonan buah,
jangan robohkan rumah kediaman, jangan membunuh anak-anak kecil,
orang tua dan wanita. Dan jika kamu dapati orang yang menyembunyikan
dirinya di dalam gereja atau rumah agama, maka jangan kamu
mengganggu mereka, dan biarkanlah mereka dalam keadaan mereka itu.
Dan kamu akan dapati dari kumpulan ini yang bertopengkan agama, yang
menyediakan tempat untuk syaitan bersarang di kepalanya, maka jika
kamu dapati orang serupa ini, hendaklah kamu tebas kepala mereka,
insya Allah!
(Kanzul Ummal 2:295-296)

Baihaqi memberitakan dari Urwah, bahwa Abu Bakar As-Shiddiq ra.


pernah menyerahkan kepemimpinan pasukan kepada Khalid bin Al-Walid
ra. ketika diutus kepada kaum yang murtad dari orang-orang Arab,
supaya dia mula-mula mengajak mereka kembali kepada Islam serta
menerangkan kembali apa yang wajib bagi mereka dan ke atas mereka,
dan meneguhkan keyakinan mereka kepada Islam! Maka barangsiapa
yang menerima seruan itu di antara mereka, tidak kira yang merahnya
ataupun yang hitamnya, mestilah dia menerima darinya. Sebab dia hanya
disuruh untuk memerangi siapa yang mengkufuri Allah dan menolak
keimanan kepadanya saja. Maka apabila orang yang diseru itu sudah
menerima Islam, dan benar keimanannya, tidak ada jalan baginya untuk
memeranginya lagi, dan Allah sajalah yang bakal membuat perhitungan
- 62-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

dengannya! Tetapi, barangsiapa yang enggan menerima seruan Islam itu,


dan tidak mau kembali kepada Islam dari orang yang murtad darinya,
maka hendaklah dia memerangi dan membunuhnya!
(Kanzul Ummal 3:143)

ASMA' BINTI ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ RA.HUMA.


Ibunya bernama Qutayrah binti Abu Uzza dari Banu Amir bin lu'ai. Dia
adalah saudara kandung Abdullah bin Abu Bakar ra. Asma' telah
dilahirkan 27 tahun sebelum Hijrah. Usianya lanjut, sehingga dia wafat
pada tahun ke-73 sesudah Hijrah. Berarti usianya genap satu abad.

Dari masa jahiliyyah hingga ke masa pemerintahan Bani Umayyah.


Semenjak permulaan Islam, Asma' telah banyak membantu perjuangan
Nabi SAW beserta ayahnya. Ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar ra.
dikejar-kejar oleh kafir-kafir Quraisy, keduanya bersembunyi di gua Tsur,
maka setiap petangnya, Asma' binti Abu Bakar seorang diri telah datang
ke tempat persembunyian itu untuk membawa makanan dan minuman
untuk Nabi SAW serta ayahnya. Pada malam ketiga, Asma'juga telah
datang ke tempat Persembunyian Rasulullah SAW dengan rnembawa
Seorang penunjuk jalan, yaitu Abdullah bin Uraiqith. Kemudian Nabi SAW
bersama sahabatnya meninggalkan gua itu untuk melanjutkan perjalanan.
Sedangkan Asma' membawakan bungkusan makanan bagi mereka. Dan
karena dia tidak menemukan tali untuk mengikat makanan itu pada unta,
maka ia membuka tali ikat pinggangnya, lalu disobeknya menjadi dua
utas tali. Yang satu dijadikan ikat makanan kepada unta, dan yang lain
diikatkan pada pinggangnya. Dan sejak itulah dia telah dikenal dengan
panggilan 'Wanita yang mempunyai dua ikat pinggang'.

Setelah berkhidmat dan membantu perjuangan Nabi SAW Ketika


berhijrah ke Madinah, Asma' segera kembali ke rumahnya. Namun, belum
sempat Asma' tiba di rumahnya, beberapa orang kaum Quraisy dengan
diketuai oleh Abu jahal, sudah berada di belakangnya. Asma' ditanya
dengan berbagai pertanyaan. Tetapi dia tetap menjawab, 'Saya tidak
tahu.' Hal itu telah membuat Abu Jahal marah, lalu dia menampar Asma'
dengan tangannya yang kasar itu. lantaran tamparan itu terialu kuat,
sehingga anting-anting Asma' tercabut dari telinganya. Rasa sakit dari
tamparan Abu jahal itu terus terasa oleh Asma' sampai beberapa hari,
bahkan dia tidak dapat melupakannya seumur hayatnya.

- 63-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Asma' telah memeluk Islam bersama-sama orang yang pertama memeluk


Islam. Dia adalah orang yang kedelapan belas dalam urutan orang-orang
yang mula-mula memeluk Islam. Usia Asma' delapan tahun lebih tua dari
'Aisyah ra. Asma' telah menikah dengan Zubair bin Awwam ra. Dan
darinya mempunyai anak: Abdullah, Urwah, Mundzir, Asim, Muhajir,
Khadijah, Ummul Hasan dan 'Aisyah. Suaminya, Zubair telah syahid
dalam pertempuran jamal. Asma' binti Abu Bakar berkata, 'Ketika aku
menikahi Zubair, dia belum mempunyai rumah, juga tidak mempunyai
budak. Dia tidak mempunyai apa-apa di muka bumi ini selain kudanya.
Akulah yang biasanya menggembalakan kudanya, memberinya makan,
dan merawatnya. Selain itu aku juga yang menggiling bibit kurma,
menggembalakan unta, memberinya minum, menambal ember, dan
membuat roti. Sebenarnya aku tidak begitu pandai membuat roti, maka
tetanggaku orang Anshar yang biasanya membuatkan roti untukku.
Mereka adalah wanita-wanita yang ramah.'

Asma' sering menjujung bibit kurma di kepalanya dari hasil tanah milik
Zubair yang telah dihadiahkan oleh Rasulullah SAW kepadanya. Tanah
itu jauhnya sekitar 2 mil. Suatu hari, Asma' sedang membawa bji-biji
kurma itu di atas kepalanya, di tengah perjalanan ia bertemu dengan
Rasulullah SAW dan sekelompok sahabat ra. Lalu Beliau SAW
memanggil Asma', 'Ayo! lkutiah!' mengajaknya agar ikut di belakang
beliau. Asma' merasa malu sekati berjalan bersama para laki-laki. Dan ia
teringat akan Zubair dan kecemburuannya. Karena Zubair termasuk
orang yang paling pencemburu. Dan ketika Rasulullah SAW melihat
bahwa Asma' malu, lalu beliau pergi. Setelah itu, Asma' menemui Zubair
dan menceritakan kejadian tadi, 'Tadi Rasulullah SAW bertemu denganku
ketika aku sedang menjunjung biji kurma di kepalaku. Ada sekelompok
sahabat bersama beliau. Beliau merundukkan untanya supaya aku bisa
ikut menunggang unta itu bersama beliau, tetapi aku sangat malu dan aku
tahu rasa cemburumu.' Zubair berkata, 'Demi Allah, memikirkanmu
menjunjung biji kurma adalah lebih berat bagiku daripada kamu
berkendaraan bersama beliau.'

Pada suatu ketika Asma' merasa Zubair berlaku keras terhadapnya. Lalu
Asma' menemui ayahnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq dan mengeluhkan
tentangnya. Ayahnya berkata, 'Putriku, Sabarlah. jika seorang wanita
mempunyai suami yang shaleh dan dia meninggal, lalu wanita itu tidak
menikah setelah itu, mereka akan dipersatukan kembali di surga.'

- 64-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Asma' binti Abu Bakar pernah datang menemui Rasulullah SAW dan
berkata, 'Ya Nabi Allah! tidak ada apa-apa di rumahku kecuali apa yang
dibawakan Zubair untukku. Salahkah bila aku menginfakkan sebagian
dari yang dibawakannya itu?' Beliau menjawab, infakkanlah yang kamu
bisa. Jangan menimbun harta, atau Allah akan menahannya darimu.'
Kedermawanannya tidak diragukan lagi. Prinsip hidupnya adalah
menyedekahkan apa yang ada, tanpa menyimpannya. la sangat
menyakini, bahwa dengan memperbanyak sedekah akan menambah
rezeki dan menyelesaikan masalah.

Diriwayatkan bahwa Asma' binti Abu Bakar jika merasa tidak enak badan,
maka dia akan membebaskan semua budak miliknya. jika ia merasa sakit
kepala, maka ia akan meletakkan tangannya di kepalanya, seraya
berkata, 'Tubuhku, dan yang diampuni Allah sudah cukup!' Asma' pun
sering menasehati putra-putri dan ahli keluarganya, 'Berinfaklah dan
bersedekahlah dan jangan menanti agar uangmu berlebih. jika engkau
mengharapkan uangmu berlebih, engkau tidak akan mendapatkannya.
lika engkau bersedekah, enpkau tidak akan menderita kerugian.'

Demikian Islam melekat pada dirinya, sehingga kepada ibu kandungnya


pun ia sangat berhati-hati, mengingat ibu kandungnya sendiri belum
memeluk Islam. Diriwayatkan bahwa Qutayrah binti Abdul Uzza - yaitu
istri Abu Bakar yang telah diceraikan pada zaman jahiliyah karena masih
kufur - mengunjungi putrinya Asma' binti Abu Bakar ra.. ia membawa
kurma, rnentega cair dan daun mimosa. Tetapi Asma' menolak tidak mau
menerima pemberiannya itu, bahkan Asma' telah melarang ibunya itu
memasuki rumahnya. Kemudian Asma' menemui Aisyah ra.,
"Tanyakanlah kepada Rasulullah SAW.' Beliau menjawab, "Sebaiknya
kamu izinkan ibumu masuk dan menerima pemberiannya." Kemudian
Allah menurunkan wahyu-Nya,

'Allah tidak melarangmu untuk berbuat baik, dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak pula
mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil Sesungguhnya Allah hanya melarangmu menjadikan
sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama, dan
mengusirmu dari negerimu, dan membantu orang lain dari mengusirmu.
Dan barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka
itulah orang-orang yang zhalim.' (Al-Mumtahanah: 8-9).

- 65-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Ketika usianya bertambah tua, Allah telah memberinya ujian, yaitu kedua
belah matanya menjadi buta. Dan kezuhudan dan kecintaannya kepada
akherat, telah banyak menjauhkan dirinya dari tipu daya duniawi. Pernah
pada suatu ketika, putranya yaitu Mundzir bin Zubair telah datang dari
lrak. Dan ia mengirimi Asma' binti Abu Bakar ra. setelan baju yang terbuat
dari kain halus yang sangat lembut. Ketika baju itu sampai, Asma'
menyentuh kain itu dengan tangannya, lalu ia berkata, 'Hussh Kembalikan
pakaian ini kepadanya!' Terlihat Asma' sangat gusar dengan hadiah itu.
Melihat hal ini Mundzir berkata, 'Wahai lbu, (baju) ini tidak tembus
pandang!' Asma' menjawab, 'Jika tidak tembus pandang, ia tembus
cahaya.' Kemudian Mundzir memberikan kepada Asma' sebuah pakaian
biasa dan Asma' menerimanya. Asma' berkata, 'Aku akan memakai
pakaian seperti ini.'

Pada suatu ketika, pada masa pemerintahan Banu Umayyah, ketika


Asma' telah berusia 100 tahun dan matanya telah menjadi buta,
datanglah Abdullah bin Zubair menemui ibunya Asma'. Abdullah berkata,
'Wahai ibuku! Orang-orang telah mengecewakanku. Aku tidak mempunyai
pendukung, kecuali beberapa orang saja.' Menanggapi kesedihan
anaknya ini, Asma' memberikan nasehat dan dorongan untuk
membangkitkan lagi semangat anaknya, ia berkata,

'Wahai anakku, engkau tentu lebih tahu tentang dirimu sendiri. jika
engkau yakin, bahwa engkau di atas kebenaran, dan kepada kebenaran
engkau menyeru orang, maka teruskaniah! Sahabat-sahabatmu juga
telah terbunuh di atas kebenaran ini. jangan engkau jadikan batang
lehermu dipermainkan oleh anak-anak bani Umayyah.

Tetapi, jika engkau hanya menginginkan dunia semata, maka seburuk-


buruk hamba adalah engkau! Engkau telah membinasakan dirimu sendiri,
dan engkau telah membinasakan orang-orang yang telah terbunuh
bersama-samamu.

Dan jika engkau berada di atas kebenaran, lalu sahabat-sahabatmu


menghadapi kesulitan, apakah engkau akan menjadi lemah?! Demi Allah,
ini bukaniah sikap orang-orang yang merdeka dan bukan pula sikap ahli
agama. Berapa lama engkau akan tinggal di dunia ini? Mati adalah lebih
baik!'

- 66-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Mendengar nasehat dan dorongan dari Asma' ini, maka Abdullah bin
Zubair merasa tenang dan bersemangat. Lalu ia datang kepada Asma'
dan mencium kepalanya, sambil berkata, 'Demi Allah, inilah pendapatku!
Akan tetapi aku ingin mengambil pikiran darimu, dan kini engkau telah
menambahkan kepadaku keteguhan hati di atas keteguhan yang telah
ada padaku. lngatiah, wahai ibuku! Anggaplah aku ini sudah mati dari hari
ini, dan aku harap engkau tidak terlalu sedih jika mendengar beritaku
kelak, dan serahkaniah masalah ini kepada Allah!' Kemudian Abdullah
memberikan kata selamat tinggal kepada ibunya.

Dalam riwayat lain disebutkan, pernah Abdullah mengadu kepada ibunya


tentang kebimbangan hatinya, jika ia mati, tentu mayatnya akan dipotong-
potong oleh Al-Hajjaj. Maka Asma' menentramkannya dengan berkata,
'Apakah orang yang sudah mati, akan merasakan siksa atau aniaya, yang
dibuat oleh orang yang hidup? Tentu tidak bukan?!'

Ketika Abdullah telah terbunuh di tangan Al-Hajjai. Hajjai telah


meletakkan mayatnya tersalib di atas batu. Dan dia bersumpah tidak akan
menurunkannya dari atas salib itu, sehingga ibunya sendiri datang
memohon kepadanya untuk menurunkan mayat itu. Akan tetapi, Asma'
sangat enggan untuk menundukan kepalanya kepada Al-Hajjaj. Maka
rnayat itu terus bergantung di situ, sehingga genap setahun lamanya di
atas salib. Dan ketika pada suatu hari Asma' lewat di situ, ia berkata,
'Apakah masih belum sampai masanya bagi sang pahlawan ini untuk
menapakkan kakinya di atas bumi!' Mendengar ucapannya tersebut,
orang-orang bani Umayyah telah menganggap kata-kata Asma' itu
sebagai permintaan belas kasihan kepada anaknya, maka mereka pun
menurunkannya dari atas salib.

Al-Hajjaj pernah datang kepada Asma' dengan penuh keangkuhan dan


berkata kepadanya, 'Apa pendapatmu tentang apa yang telah kulakukan
terhadap anakmu?' Asma' menjawab dengan tegas, 'Aku telah
membinasakan dunianya, ketika dia telah berhasil membinasakan
akhiratmu.' Sebelumnya Asma' telah berdoa, 'Ya Allah! janganlah Engkau
ambil nyawaku sebelum mataku merasa bahagia dengan mayat anak-ku!'
Dan seminggu setelah mayat Abdullah diturunkan dari salib itu, barulah
Asma' meninggal dunia.

Diriwayatkan bahwa Asma' binti Abu Bakar ra. juga termasuk golongan
wanita-wanita pemberani. Dia selalu menyimpan sebuah belati di bawah
- 67-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

bantalnya untuk melawan para pencuri yang merajalela di Madinah.


Keberanian Asma' bukan sekedar itu, bahkan ia berani berkata hak di
hadapan seorang penguasa walaupun terasa pahit. la pernah pergi
menemui Hajjai dalam keadaan buta. Dia bertanya, 'Di mana Hajjaj?'
Mereka menjawab, 'la tidak di sini.' Dia berkata, 'Katakaniah kepadanya
bahwa aku mendengar Rasulullah SAW berkata, 'Ada dua orang laki-laki
di Thaif: Yang seorang adalah pendusta dan yang seorang lagi adalah
perusak.' Yang dimaksud perusak adalah Hajjaj itu sendiri. Ketika pesan
itu disampaikan kepada Hajjaj, Hajjaj berbalik mengunjungi Asma' binti
Abu Bakar ra. dan berkata kepadanya, 'Putramu telah menumpang di
rumah ini dan Allah telah membuatnya merasakan siksaan yang pedih
yang telah dilakukan atasnya.' Asma' menjawab, 'Engkau berdusta. Dia
berbakti kepada kedua orang tuanya, berpuasa dan shalat, tetapi demi
Allah, Rasulullah SAW memberitahu kami bahwa seorang pendusta akan
muncul dari Tsaqif, yang satu lebih buruk dari yang pertama, yaitu ia
seorang perusak.' Asma' binti Abu Bakar ra. mewasiatkan sebelum
wafatnya, 'Jika aku meninggal dunia, mandikaniah aku dan kafanilah,
serta berilah wewangian, tetapi jangan tinggalkan parfum di kain kafanku
dan jangan mengikutiku dengan api.' Asma' binti Abu Bakar ra. meninggal
dunia beberapa malam setelah putranya Abdullah bin Zubair diturunkan
dari salib. Abdullah bin Zubair telah terbunuh pada hari Selasa, 17
jumadil-Ula tahun 73 Hijrah

INFAK ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ RA.


Ibnu Ishaq mengeluarkan dari Asma' binti Abu Bakar Radhiyallahu Anha,
dia berkata, "Saat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke
Madinah dan Abu Bakar menyertai beliau, maka Abu Bakar membawa
semua hartanya sebanyak lima atau enam ribu dirham. Datukku yang
buta, Abu Qahafah memasuki rumah seraya berkata,

"Demi Allah, menurutku Abu Bakar telah membuat kalian risau karena
semua hartanya dia bawa."

"Tidak datuk, masih banyak kebaikan yang dia tinggalkan bagi kita," kata
Asma'.

Lalu aku mengambil kerikil-kerikil dan kuletakkan di sebuah lubang di


dalam rumah, yang di tempat itulah biasanya Abu Bakar meletakkan

- 68-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

hartanya, kemudian kuletakkan kain di atasnya. Kupegang tangan kakek,


sambil kukatakan kepadanya,

"Letakkan tangan datuk ditempat penyimpanan harta ini."

Setelah meraba tempat itu, datuk berkata, "Tak apalah kalau dia
meninggalkan harta ini bagi kalian. Dia memang telah berbuat yang
terbaik, dan sudah cukup bagi kalian." Padahal demi Allah, ayahku tidak
meninggalkan apa pun bagi kami. Aku berbuat seperti itu dengan maksud
untuk membuat agar kakek merasa tenang."

Begitulah yang disebutkan di dalam Al-Bidayah, 3:179. Ahmad dan Ath-


Thabrany juga mentakhrij yang seperti ini. Menurut Al-Haitsamy, 6: 59,
rijal Ahmad shahih, kecuali Ibnu Ishaq. Tapi juga ditegaskan bahwa dia
memang mendengarnya.

WASIAT ABU BAKAR KEPADA UMAR


Ibnu Asakir mengeluarkan dari Salim bin Abdullah bin Umar, dia berkata,
"Ketika Abu Bakar menghadapi ajalnya, maka dia menulis wasiat, yang
isinya:

'Bismillahir-rahmanir-rahim. Ini adalah surat wasiat dari Abu Bakar pada


akhir hayatnya di dunia, yang bersiap-siap hendak keluar dari dunia, yang
merupakan awal masanya menuju ke akhirat dan yang bersiap-siap untuk
memasuki akhirat, yang pada saat-saat seperti inilah orang kafir mau
beriman, orang durhaka mau bertakwa dan pendusta mau menjadi jujur,
aku telah memilih pengganti sesudahku, yaitu Umar bin Al-Khaththab.
Kalau dia berbuat adil, maka memang itulah yang kuharapkan darinya.
Namun jika dia semena-mena dan berubah, maka kebaikanlah yang
kuinginkan dan aku tidak mengetahui yang gaib. Adapun orang-orang
yang berbuat aniaya akan mengetahui di mana mereka akan dibalikkan.'

Begitulah yang disebutkan di dalam Al-Kanzu, 3:146. Ibnul-Mubarak, Ibnu


Abi Syaibah, Ibnu Jarir dan Abu Nu'aim meneluarkan dari Abdurrahman
bin Sabith, dia berkata, Sebelum ajal tiba, Abu Bakar memanggil Umar,
lalu dia berkata kepadanya,

"Wahai Umar, bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa Allah


telah menetapkan amalan yang harus dikerjakan pada siang hari, dan Dia
tidak menerimanya jika dikerjakan malam hari, dan Allah telah
- 69-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

menetapkan amalan yang harus dikeriakan pada malam hari, dan Dia
tidak menerimanya jika dikerjakan pada siang hari. Sesungguhnya Allah
juga tidak nienerima yang sunat sebelum yang wajib dikerjakan."

Begitulah yang disebutkan di dalarn Al-Kanzu, 4:363. Ibnu Sa'd


mentakhrij dari AI-Muththalib bin As-Sa'ib bin Abu Wada'ah Radhiyallahu
Anhu, dia berkata, "Abu Bakar menulis surat kepada Arw bin Al-Ash, yang
isinya: 'Aku sudah menulis surat kepada Khalid bin AI-Walid agar dia
bergabung ke pasukanmu dan mernbantumu. Jika dia sudah datang,
inaka hergaullah yang baik, jangan merasa lebih tinggi darinya, jangan
memutuskan perkara sendirian karena engkau merasa lebih tinggi
darinya dan dari yang lain, berrnusyawarahlah dan janganlah berselisih
dengan mereka. Begitulah yang disebutkan di dalam AI-Kanzu, 31133.

WASIAT ABU BAKAR R.A. SEBELUM KEMATIANNYA

Abul-Malih meriwayatkan, bahwa tatkala Abu Bakar Radhiyallahu'anhu


hendak meninggal dunia, dia mengirim utusan kepada Umar bin Al-
Khatab ra, untuk menyampaikan,

"Sesungguhnya aku menyampaikan wasiat kepadamu, dan engkau harus


menerimanya dariku, bahwa Allah Azza wa Jalla mempunyai hak pada
malam hari yang tidak diterima-Nya pada siang hari, dan Allah
mempunyai hak pada siang hari yang tidak diterima-Nya pada malam
hari.

Sesungguhnya Dia tidak menerima nafilah (sunat) sebelum yang wajib


dilaksanakan. Orang-orang yang timbangannya berat di akhirat menjadi
berat, karena mereka mengikuti kebenaran di dunia, sehingga timbangan
mereka pun menjadi berat. Sudah selayaknya timbangan yang diatasnya
diletakkan kebenaran menjadi berat.

Orang-orang yang timbangannya ringan di akhirat menjadi ringan, Karena


mereka mengikuti kebatilan, sehingga timbangan mereka pun ringan pula
di dunia. Sudah selayaknya timbangan yang di atasnya diletakkan
kebatilan menjadi ringan, Apakah engkau tidak melihat bahwa Allah
menurunkan ayat yang ada harapan di dalam ayat yang ada kepedihan,
dan ayat yang ada kepedihan di dalam ayat yang ada harapan? Hal ini
dimaksudkan agar manusia takut dan sekaligus berharap, tidak menyeret
- 70-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

dirinya kepada kebinasaan dan tidak berharap kepada Allah secara tidak
benar.

Jika engkau menjaga wasiatku ini, maka tidak ada sesuatu yang tidak
tampak namun paling engkau sukai selain dari kematian, dan memang
begitulah seharusnya. Jika engkau menyia-nyiakan wasiatku ini, maka
tidak ada sesuatu yang tidak tampak namun paling engkau benci selain
kematian, dan memang begitulah seharusnya yang engkau lakukan.
Engkau tentu mampu melakukannya".

Ada yang menuturkan, bahwa sebelum ajal menghampiri Abu Bakar Ash-
Shidiq ra, Aisyah rha putri beliau menemuinya lalu melantunkan syair,

"Tiada artinya harta kekayaan bagi pemuda


Jika sekarat menghampiri dan menyesakkan dada".

Abu Bakar ra. menyingkap kain yang menutupi kepalanya, lalu dia
berkata, "Bukan begitu. Tetapi ucapkan firman Allah,"

"Dan, datanglah sekaratul-maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang


kamu selalu lari darinya". (QS. Qaf:19)

Lalu dia berkata lagi. "Periksalah dua lembar pakaianku ini, cucilah ia dan
kafanilah jasadku dengan kain ini. Sesungguhnya orang yang masih
hidup lebih memerlukan kain yang baru daripada orang yang sudah
meninggal".

Ibnu Qudamah, Mukhtashor Minhajul Qoshidin, Pustaka Al-Kautsar, 1997,


hal 499-500

PAHALA SEBANYAK BINTANG DI LANGIT

Suatu malam Baginda Rasulullah SAW dan istrinya Sayidatina Aisyah


r.ha. berdiri di depan rumahnya sambil memandang keindahan langit
ciptaan Allah SWT. Sayidatina Aisyah r.ha. bertanya kepada Rasulullah
SAW, "Ya Rasulullah SAW, pahala siapakah sebanyak bintang-bintang di
langit itu. Di dalam hatinya sayidatina Aisyah r.ha. menebak pahala
sebanyak ini pasti pahala bapaknya. "Pahala sebanyak ini adalah pahala
sahabatku Umar (r.a.)", jawab Rasulullah SAW. Sayidatina Aisyah r.ha.
terkejut, lalu ia bertanya, "ya Rasulullah SAW bagai mana dengan
- 71-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

bapakku?". Rasulullah SAW tersenyum kepada istrinya sambil Beliau


SAW berkata, ketahuilah istriku, satu hari penghijrahan Abubakar (r.a.)
bersamaku pahalanya lebih banyak dari pahala Umar (r.a.) dan
keluarganya sampai hari kiamat.

Baihaqi dan Ibnu Asakir telah memberitakan dari Said bin Al-Musaiyib,
bahwa Khalifah Abu Bakar ra. pernah mengutus pasukan Islam ke Syam,
dan menyerahkan kepemimpinan pasukan itu di tangan Yazid bin Abu
Sufyan ra, Amru bin Al-Ash ra. dan Syurahbil bin Hasanah ra. Mereka pun
menunggang kuda masing-masing untuk berangkat, namun Abu Bakar ra.
tetap berjalan kaki untuk melepas pasukan itu hingga ke Tsaniyatil-
Wadak. Maka para panglima Islam itu berkata kepada Khalifah Abu Bakar
ra.: "Wahai Khalifah Rasulullah! Tidak enak rasanya, engkau berjalan kaki
sedangkan kami menunggang kuda?!" "Jangan turun dari atas
tunggangan kalian", jawab Khalifah Abu Bakar. "Aku menganggap
langkah-langkah ini dari berjuang pada jalan Allah!".

Sambil berjalan kaki, Khalifah mengingatkan pasukan itu, katanya: Aku


berpesan kepada kamu supaya bertaqwa kepada Allah. Berjuanglah pada
jalan Allah, dan perangilah siapa yang mengkufuri Allah, kerana Allah
senantiasa akan memenangkan agamaNya! Jangan membuat aniaya,
jangan berkhianat, jangan melarikan diri, jangan membuat kerusakan di
muka bumi, jangan mendurhakai perintah ketua. Jika kamu berhadapan
dengan musuh dari kaum musyrik itu, insya Allah nanti, maka serulah
mereka kepada tiga perkara. Jika mereka setuju, terimalah dari mereka
dan jangan memerangi mereka lagi!

Mula-mula serulah mereka kepada Islam! jika mereka setuju memeluk


Islam, terimalah mereka dan berhenti memerangi mereka!

Kemudian ajaklah mereka berpindah dari tempat mereka itu ke negeri


Islam, tempat orang yang berhijrah. jika mereka mau datang, beritahulah
mereka bahwa mereka akan mendapat hak sesuai dengan hak yang
didapati oleh kaum Muhajirin, dan atas mereka hak sesuai dengan hak
yang ditanggung oleh kaum Muhajirin. Tetapi jika mereka menerima
Islam, lalu mereka memilih hendak menetap di negeri mereka sendiri,
tidak sanggup untuk berhijrah ke negeri tempat menetapnya kaum
Muhajirin, maka hendaklah kamu memberitahu mereka bahwa mereka
akan dikenakan syarat seperti yang dikenakan ke atas kaum Arab yang
lain yang mendiami negeri mereka. Mereka wajib menerima hukum-
- 72-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

hukum Allah yang difardhukan ke atas semua kaum Mukminin, mereka


tidak akan diberikan hasil upeti dan harta rampasan perang, sehingga
mereka mau berjuang bersama-sama kaum Muslimin.

Jika mereka enggan memeluk lslam, maka beritahukanlah kepada


mereka bahwa mereka wajib membayar upeti (jizyah). Jika mereka setuju
inembayar upeti, terimalah dari mereka dan berhentikan memerangi
mereka.

Jika itu juga mereka enggan menerima, maka mohonlah bantuan Allah
untuk memerangi mereka, dan teruskanlah perjuangan kamu insya Allah!.
Tetapi janganlah memotong pepohonan korma, jangan membakamya,
jangan membunuh binatang-binatang, jangan menebas pepohonan buah,
jangan robohkan rumah kediaman, jangan membunuh anak-anak kecil,
orang tua dan wanita. Dan jika kamu dapati orang yang menyembunyikan
dirinya di dalam gereja atau rumah agama, maka jangan kamu
mengganggu mereka, dan biarkanlah mereka dalam keadaan mereka itu.
Dan kamu akan dapati dari kumpulan ini yang bertopengkan agama, yang
menyediakan tempat untuk syaitan bersarang di kepalanya, maka jika
kamu dapati orang serupa ini, hendaklah kamu tebas kepala mereka,
insya Allah!
(Kanzul Ummal 2:295-296)

SIFAT-SIFAT PARA SAHABAT (1)

Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim telah mengeluarkan berita ini dari As-Suddi
dalam maksud firman Allah ta'ala: "Kamu adalah sebaik-baik ummat yang
dikeluarkan kepada manusia..." (Ali Imran: 110). Berkata Umar bin Al-
Khatthab ra.: Jika Allah berkehendak niscaya Dia telah mengatakan
Antum, yang termasuk semua kita. Akan tetapi Allah ta'ala mau
mengkhususkan Kuntum itu hanya buat para sahabat Nabi Muhammad
SAW semata dan siapa yang membuat seperti yang dibuat oleh mereka
saja, yang bakal menjadi sebaik-baik ummat yang dikeluarkan bagi
manusia.

Tersebut pada Ibnu Jarir lagi yang meriwayatkannya dari Qatadah ra.
katanya: Diberitakan kepada kami bahwa Umar bin Al-Khatthab ra.
pemah membaca ayat Kuntum khaira ummatin... kemudian dia berkata
kepada orang ramai: "Hai manusia! Siapa yang mau dikategorikan ke
- 73-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

dalam golongan orang yang disebutkan ayat tadi, maka hendaklah dia
memenuhi syarat-syarat Allah padanya!"(Kanzul Ummal 1:238)

Abu Nu'aim telah-mengeluarkan dari Ibnu Mas'ud ra. katanya:


"Sesungguhnya Allah telah memandang pada hati para hambaNya,lalu
dipilihnya Muhammad SAW dan dibangkitkanNya dengan perutusanNya,
dan dilantikNya dengan pengetahuanNya untuk dijadikan Rasul.
Kemudian Allah ta'ala memandang lagi pada hati manusia sesudah itu,
lalu dipilihNya beberapa orang sahabat Nabi dan dijadikanNya mereka
sebagai pembantu-pembantu agamaNya, dan sebagai wazir-wazir
NabiNya SAW. Tegasnya, apa yang dianggap orang-orang Mukminin itu
baik, maka baiklah dia. Dan apa yang dianggap orang-orang Mukminin itu
buruk, maka buruklah dia dalam pandangan Allah".(Hilyatul-Auliya' 1:375)

Abu Nu'aim juga telah mengeluarkan dari Abdullah bin Umar ra. katanya:
"Barangsiapa yang mau meniru, hendaklah ia meniru perjalanan orang
yang sudah mati, iaitu perjalanan para sahabat Nabi Muhammad SAW,
karena mereka itu adalah sebaik-baik ummat ini, dan sebersih-bersihnya
hati, sedalam-dalamnya ilmu pengetahuan, dan seringan-ringannya
penanggungan. Mereka itu adalah suatu kaum yang telah dipilih Allah
untuk menjadi para sahabat NabiNya SAW dan bekerja untuk
menyebarkan agamanya. Karena itu, hendaklah kamu mencontohi
kelakuan mereka dan ikut perjalanan mereka. Mereka itulah para sahabat
Nabi Muhammad SAW yang berdiri di atas jalan lurus, demi Allah yang
memiliki Ka'bah!"(Hilyatul-Auliya' 1:305)

Abu Nu'aim mengeluarkan lagi dari Ibnu Mas'ud ra. katanya: "Kamulah
orang yang paling banyak puasanya, paling banyak shalatnya, dan terlalu
banyak ijtihadnya dari golongan sahabat Rasulullah SAW namun begitu
mereka itu, yakni para sahabat adalah lebih baik dari kamu! Mereka lalu
berkata: "Hai bapak Abdul Rahman! Mengapa sampai begitu? Jawab Ibnu
Mas'ud: "Sebab mereka itu lebih banyak berzuhud pada dunia, dan lebih
kuat keinginannya pada akhirat!" (Hilyatul-Auliya' 1:136)

Abu Nu'aim mengeluarkan lagi dari Abu Wa'il, yang mengatakan bahwa
Abdullah bin Mas'ud pernah mendengar seorang lelaki berkata: Di
manakah orang-orang yang berzuhud pada dunia, dan yang sangat
mencintai akhirat?! Lalu dijawab oleh Abdullah: Mereka itulah Ash-habul
labiyah, yang mengikat janji antara satu dengan yang lain - dan mereka
itu kesemuanya sebanyak 500 orang dari kaum Muslimin - agar mereka
- 74-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

tidak akan kembali lagi sehingga mereka sekalian pupus sampai ke


akhirnya. Merekalalu mencukur kepala mereka dan terus bertempur
dengan musuh, sehingga semua mereka mati, kecuali orang yang
membawa berita ini! (Hiyatul-Auliya' 1: 135)

Abu Nu'aim mengeluarkan lagi dari Ibnu Umar ra. bahwa dia pemah
mendengar seorang lelaki berkata: Di manakah orangorang yang
berzuhud pada dunia, dan yang sangat mencintai akhirat? Ibnu Umar ra.
Ialu menunjukkan makam Nabi SAW dan makam Abu Bakar dan Umar,
Ialu bertanya: Apakah engkau bertanya tentang mereka ini? (Hilyatul-
Auliya' 1:307)

Ibnu Abid-dunia pula mengeluarkan dari Abu Arakah, Sekali peristiwa aku
bershalat dengan Ali ra. shalat Subuh, dan setelah selesai shalat, dia lalu
duduk miring ke kanan, berdiam diri dan tampak pada wajahnya ada
tanda susah, sehingga apabila matahari meninggi setinggi tombak dia lalu
bangun bershalat dua rakaat, kemudian dia membalik-balikkan
tangannya, seraya berkata: Demi Allah, aku telah melihat sendiri betapa
baiknya para sahabat Rasulullah SAW itu.

Tetapi sayang sekali, tiada seorang pun sekarang yang dapat menyerupai
mereka. Mereka semua berwajah pucat berambut kusut masai,
berpakaian compang-camping, laksana segerombolan kambing dalam
gembalaannya. Mereka menghabiskan malam dengan bersujud kepada
Allah, bangun beribadat karena membaca Kitab Allah. tanda-tanda itu
dapat dilihat pada dahi-dahi mereka dan tumit-tumit mereka. Bila mereka
bangun pagi dan berzikir kepada Allah, mereka seolah-olahnya seperti
pepohonan yang bergerak karena ditiup angin menderu, air mata mereka
mengalir terus membasahi pakaian mereka.

Sayang sekali pada masa kini sudah tidak ada lagi orang yang menjejak
perjalanan mereka itu, karena semua orang telah ditimpa kelalaian.
Kemudian Ali ra. bangun dari tempatnya, dan kelihatan dia tidak pernah
tertawa lagi selepas hari itu, sehinggalah dia dibunuh oleh Ibnu Muljam,
musuh Allah yang jahat itu. (Al-Bidayah Wan-Nihayah 8:6) Berita yang
sama juga diriwayatkan oleh Abu Nu'aim (Hilyatul Auliya' 1:76) dan Ad-
Dinauri, Al-Askari dan Ibnu Asakir (Kanzul Ummal 8:219)

- 75-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

SIFAT-SIFAT PARA SAHABAT (2)


Abu Nu'aim telah mengeluarkan dari Abu Saleh, katanya: Pernah Dhirar
bin Dhamrah Al-Kinani datang kepada Mu'awiyah, lalu Mu'awiyah berkata
kepadanya: Sifatkanlah kepada aku tentang diri Ali itu? Maka berkata
Dhirar: Apakah engkau akan memaafkanku nanti, hai Amirul Mukminin?
Jawab Mu'awiyah: Baiklah, aku tidak marah kepadamu. Berkata Dhirar:
Kalau sudah semestinya aku sifatkan, maka Ali itu, demi Allah, adalah
jauh pandangannya, teguh cita-citanya, kata-katanya pemutus,
hukumannya adil, ilmu terpancar dari sekitarannya, dan hikmat terus
berbicara dari liku-likunya. Dia sentiasa membelakangi dunia dan
kemewahannya, selalu menyambut kedatangan malam dan
kegelapannya.

Dia, demi Allah, adalah kaya dalam ibaratnya, jauh pemikirannya,


mengangkat kedua tangan seraya berkata-kata kepada dirinya. Pakaian
yang kasar itulah yang selalu dipakainya, dan makanan yang rendah
itulah yang sentiasa dimakannya. Dia tidak berbeza dengan salah
seorang kami. Dia akan mengajak duduk bersamanya bila kami datang,
dan sering menyahut bila kami menadah tangan. Meskipun dia terlalu
akrab dengan kami, dan selalu duduk bersama-sama kami, namun tidak
pernah berkata-kata dengan kami melainkan dengan penuh kehebatan.
jika dia tersenyum, maka senyumannya umpama mutiara yang berkilau-
kilauan. Dia selalu menghormati ahli agama, suka mendampingkan diri
kepada orang miskin. Orang yang kuat tidak berharap akan terlepas dari
kesalahannya, dan orang yang lemah tidak putus asa dari keadilannya.
Aku bersaksi bahwa aku telah melihatnya dalam keadaan yang sungguh
mengharukan yakni ketika malam telah menabiri alam dengan
kegelapannya, dan bintang-bintang menyiramkan sekitaran dengan
cahayanya padahal dia masih tetap duduk di mihrab tempat
sembahyangnya, tangannya terus menggenggam janggutnya, dia
kelihatan sangat gelisah seperti gelisahnya orang yang menanggung
perkara yang besar, dan dia menangis, seperti tangisannya seorang yang
patah hati.

Telingaku masih terngiang-ngiangkan suaranya sekarang yang


mengatakan:
Tuhanku! ya Tuhanku! Dia terus bermunajat kepadanya dengan
mengadukan hal yang berbagai macam. Setelah itu, dia berkata pula
kepada Dunia: Apakah tiada selainku yang engkau hendak perdayakan?
Kenapa kepadaku engkau datang? Jauh panggang dari api! Pergilah
- 76-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

perdayalah selain aku! Aku telah menceraikanmu. karena umurmu sangat


pendek, kedudukanmu sangat hina, dan bahayamu mudah berlaku. Ah ...
ah! Sangat sedikit bekalan yang di tangan, padahal pelayaran masih amat
jauh, dan penuh dengan keharuan dan kedahsyatan!

Mendengar ratapan itu, Mu'awiyah tidak tertahan dirinya, dia terus


menangis, dan air matanya menetes jatuh ke atas janggutnya. Dia segera
mengelapnya dengan ujung pakaiannya. Orang-orang yang di majelisnya
turut terharu sambil menangis. Mu'awiyah lalu berkata: "Memang
benarlah apa yang engkau katakan tentang si bapak Hasan itu, moga-
moga Allah merahmatinya. Tetapi, bagaimana engkau dapati dirimu
dengan kehilangannya, hai Dhirar?!". Jawab Dhirar: "Kesedihanku atas
kehilangannya umpama kesedihan orang yang dibunuh anaknya di
hadapan matanya sendiri, air matanya tidak akan mengering, dan pilu
hatinya tidak akan terlenyap". Kemudian Dhirar pun bangun dari majelis
itu dan pergi meninggalkan Mu'awiyah dengan kawan-kawannya.
Cerita yang sama dikeluarkan juga oleh Ibnu Abdil Bar dari Al-Hirmazi,
seorang lelaki dari suku Hamdan, yang menukil cerita itu dari Dhirar As-
Shuda'i sendiri dengan ringkas. (Al-Isti'ab 5:44)

Abu Nu'aim mengeluarkan dari Qatadah, katanya: Pernah Ibnu Umar ra.
ditanya: "Apakah para sahabat Nabi SAW pernah tertawa?". Jawabnya:
"lya, akan tetapi iman yang bersarang di dalam hati mereka lebih
memuncak dari tingginya gunung!" (Hilyatul-Auliya' 1:311)

Hannad pula telah mengeluarkan dari Said bin Umar Al-Qurasyi, bahwa
Umar ra. pernah melihat satu rombongan yang datang dari negeri Yaman,
yang tinggal di dalam sebuah kemah yang terbuat dari kulit, lalu dia
berkata: Barangsiapa yang mau melihat contoh dari kehidupan para
sahabat Rasulullah SAW, maka lihatlah kepada orang-orang ini! (Kanzul
Ummal 7:165)

Al-Hakim pula telah mengeluarkan dari Abu Said Al-Maqburi, katanya:


Apabila Abu Ubaidah ra. ditikam orang, dia lalu menyuruh Mu'az, katanya:
Hai Mu'az! Shalatlah engkau dengan orang ramai!". Mu'az pun
mengimami mereka. tidak berapa lama Abu Ubaidah ra. pun meninggal
dunia. Maka Mu'az ra. pun berdiri di hadapan orang ramai berpidato:
"Wahai sekalian manusia! Bertaubatlah kepada Allah dari semua dosa-
dosa kamu dengan taubat nashuha! karena setiap hamba Allah yang

- 77-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

menemui Allah dalam keadaan bertaubat dari dosa-dosanya, melainkan


dia akan diampunkan Allah!".

Kemudian dia menyambung pidatonya lagi: "Wahai manusia!


Sesungguhnya kamu sekalian telah kehilangan seorang tokoh, yang demi
Allah, aku belum pernah melihat seorang hamba Allah sepertinya. Dia
meskipun umurnya pendek, namun hatinya suci, tiada suka mengkhianati
orang, sangat cinta kepada akhirat, sangat mengambil berat kepada
urusan rakyat! Mohonkanlah doa sebanyaknya untuknya, dan keluarlah
nanti ke tanah lapang untuk shalat ke atasnya! Demi Allah, kamu tidak
bakal menemui seorang sepertinya lagi buat selama-lamanya! Kemudiab
ramai manusia telah berkumpul untuk mengiringi jenazah Abu Ubaidah
ra. ke tanah lapang. Mu'az ra. shalat ke atasnya bersama-sama orang
ramai, kemudian mengiringi jenazahnya ke kuburan.

Mu'az bin Jabal, Amru bin Al-Ash dan Adh-Dhahhak bin Qais turut
menurunkan jenazah itu ke dalam liang lahadnya, kemudian ditimbunkan
tanah ke atas kubur itu. Ketika itu Mu'az bin Jabal berseru: "Hai Abu
Ubaidah! Aku tetap akan memuji-mujimu, dan aku tidak berkata yang
dusta, karena aku bimbang akan ditimpa kemurkaan Allah, jika aku
berdusta. Hai Abu Ubaidah! Demi Allah, engkau sebenarnya tergolong
orang yang banyak berzikir kepada Allah, tergolong orang yang berjalan
di atas muka bumi ini dengan merendah diri, yang jika diajak bicara oleh
orang-orang yang jahil (bodoh), dia akan mengatakan'selamatlah
untukmu!', dan engkau juga termasuk orang yang bila bersedekah, tidak
pernah boros atau kikir, bahkan senantiasa sederhana antara kedua segi
itu, dan engkau demi Allah, termasuk orang yang selalu beramah-tamah,
merendahkan diri, suka membelas-kasihani anak yatim dan orang miskin,
dan sangat membenci orang yang berkhianat dan mengangkat diri! (Al-
Mustadrak 3:264)

KEZUHUDAN SEBAHAGIAN SAHABAT RA.

Kezuhudan Abu Bakar


Ahmad mengeluarkan dari Aisyah r.ha, dia berkata, "Abu Bakar
meninggal dunia tanpa meninggalkan satu dinar maupun satu dirham
pun. Sebelum itu dia masih memilikinya, namun kemudian dia
mengambilnya dan menyerahkannya ke Baitul-mal." Begitulah yang
disebutkan di dalam Al-Kanzu, 3/132.

- 78-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Kezuhudan Umar bin Al-Khaththab


Ahmad mengeluarkan di dalam Az-Zuhud, Ibnu Jarir dan Abu Nu'aim dari
Al-Hasan, dia berkata, "Ketika Umar bin Al-Khaththab sudah menjadi
khalifah, di kain mantelnya ada dua belas tambalan. Begitulah yang
disebutkan di dalam Al-Kanzu, 4/405.

Kezuhudan Utsman bin Affan


Abu Nu'aiin mengeluarkan di dalam Al-Hilyah, 1/60, dari Abdul-Malik bin
Syaddad, dia berkata, "Aku pernah melihat Utsman bin Affan berkhutbab
di atas mimbar pada hari Jum'at, sambil mengenakan kain mantel yang
tebal (kasar), harganya berkisar empat atau lima dirham. Kain ikat
kepalanya juga ada yang robek. Diriwayatkan dari Al-Hasan, dia berkata,
"Aku pernah melihat Utsman bin Affan yang datang ke masjid dalam
keadaan seperti itu, pada saat dia sudah menjadi khalifah." Ahmad
mengeluarkan di dalam Shifatush-Shafwah, 1/116.

Kezuhudan Ali Bin Abu Thalib


Ahmad mengeluarkan dari Abdullah bin Ruzain, dia berkata, "Aku pernah
masuk ke rumah Ali bin Abu Thalib pada hari Idul-Adhha. Dia
menyuguhkan daging angsa kepadaku. Aku berkata, "Semoga Allah
mlimpahkan kebaikan kepadamu. Karena engkau bisa menyuguhkan
makanan ini, berarti Allah memang telah melimpahkan kebaikan
kepadamu, " Dia berkata, "Wahai Ibnu Ruzain, aku pernah mendengar
Rasuluilah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Tidak diperkenankan
harta Allah bagi seorang khalifah kecuali sebanyak dua takaran saja, satu
takaran yang dia makan bersama keluarganya, dan satu takaran lagi
yang harus dia berikan kepada orang-orang." Begitulah yang disebutkan
di dalam Al-Bidayah, 8/3.

Kezuhudan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah


Abu Nu'airn mengeluarkan dari Abu Ma'mar, bahwa tatkala Umar
mengadakan lawatan ke Syam, maka disambut para pemuka dan
pemimpin masyarakat di sana. "Mana saudaraku?" tanya Umar. "Siapa
yang engkau maksudkan?' tanya orang-orang. "Abu Ubaidah. " "Sekarang
dia baru menuju ke sini. Ketika Abu Ubaidah sudah tiba, Umar turun dari
kendaraannya lalu memeluknya. Kemudian Umar masuk ke rumah Abu
Ubaidah dan tidak melihat perkakas apa pun kecuali pedang, perisai dan
kudanya. Ahmad mengeluarkan hadits yang serupa seperti yang
disebutkan di dalam Shifatush-Shafwah, 1/143. Ibnul-Mubarak juga

- 79-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

meriwayatkannya di dalam Az-Zuhd, dari jalan Ma'mar, serupa dengan


ini, seperti yang disebutkan di dalam Al-Ishabah, 2/253.

Kezuhudan Mush'ab bin Umair


Al-Bukhary mengeluarkan di dalam Shahih-nya, dari Hibban, bahwa
Mush'ab bin Umair meninggal dan hanya meninggalkan selembar kain.
Jika orang-orang menutupkan kain itu ke kepalanya, maka kedua kakinya
menyembul, dan jika ditutupkan ke kedua kakinya, maka kepalanya yang
menyembul. Lalu Rasulullah SAW bersabda, "tutupkan dedaunan ke
bagian kakinya." Begitulah yang disebutkan di dalam Al-Ishabah, 3/421.

Kezuhudan Salman Al-Farisy


Abu Nu'aim mengeluarkan dari Athiyah bin Amir, dia berkata, "Aku pernah
melihat Salman Al-Farisy ra. menolak makanan yang disuguhkan
kepadanya, lalu dia berkata, "Tidak, tldak. Karena aku pemah mendengar
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
'Sesungguhnya orang yang lebih sering kenyang di dunia akan lebih lama
laparnya di akhirat. Wahai Salman, dunia ini hanyalah penjara orang
Mukmin dan surga orang kafir'.
Di dalam Al-Hilyah, 1/198, Bagian terakhir dari hadits di atas, "Dunia ini
hanyalah penjara orang Mukmin", merupakan riwayat Muslim.

Kezuhudan Abu Dzarr Al-Ghifary


Ahmad mengeluarkan dari Abu Asma', bahwa dia pernah masuk ke
rumah Abu Dzarr di Rabadzah. Dia mempunyai seorang istri berkulit
hitam yang sama sekali tidak memakai hiasan macam apa pun dan tidak
pula mengenakan minyak wangi. Abu Dzarr berkata, "Apakah kalian tidak
rnelihat apa yang disuruh para wanita berkulit hitam ini? Mereka
menyuruhku unluk pergi ke Irak. Namun ketika kami tiba di Irak, mereka
justru lebih senang kepada dunia. Padahal kekasihku (Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam) memberitahukan kepadaku bahwa di atas
jembatan neraka ada rintangan dan halangannya. Kita akan
menyeberangi jembatan itu sambil membawa beban kita. Maka lebih baik
bagiku untuk menyeberang dengan selamat tanpa mernbawa beban apa
pun." Begitulah yang disebutkan di dalain At-Targhib Wat-Tarhib, 3/93.
Ahmad juga meriwayatkannya dan rawi-rawinya shahih.

Kezuhudan Abud-Darda'
Ath-Thabrany mengeluarkan dari Abud-Darda' Radhiyallahu Anhu, dia
berkata, 'Dahulu sebelum Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menjadi
- 80-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

rasul, kami adalah para pedagang. Namun setelah beliau diutus sebagai
rasul, aku ingin terjun kembali dalam perniagaan dan sekaligus rajin
beribadah. Tapi nyatanya aku tidak bisa mantap dalam ibadah. Akhirnya
kutinggalkan perniagaan dan mengkhususkan diri dalam ibadah.' Menurut
Al-Haitsainy, 9/367, rijalnya shahih.

Kezuhudan Al-Lajlaj Al-Ghathafany


Ath-Thabrany mengeluarkan dengan isnad yang tidak diragukan, dari Al-
Lajlaj Radhiyallahu Anhu, dia berkata, "Sejak aku masuk Islam di
hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, aku tidak pernah
makan dan minum kecuali sekedar secukupnya." Begitulah yang
disebutkan di dalarn At-Targhib, 31423. Abul-Abbas As-Siraj di dalam
Tarikh-nya dan Al-Khathib di dalam Al-Muttafaq, seperti yang disebutkan
di dalam Al-Ishabah, 2/328.

Kezuhudan Abdullah bin Umar


Abul-Abbas As-Siraj mengeluarkan di dalam Tarikh-nya dengan sanad
hasan, dari As-Sary, dia berkata, "Aku pernah melihat sekumpulan orang
dari kalangan shahabat, bahwa tak seorang pun di antara mereka yang
keadaannya senantiasa mirip dengan keadaan Rasuluilah Shallallahu
Alaihi wa Sallam selain dari Ibnu Umar. "Abu Sa'id Al-Mraby
mengeluarkan dengan sanad yang shahih, dari Jabir ra., dia berkata,
'Tidak ada seseorang di antara kami yang mendapatkan kekayaan dunia
melainkan dia justru meninggalkannya selain dari Abdullah bin Umar.'
Begitulah yang disebutkan di dalam Al-Ishabah,

UMAR R.A DI MALAM HARI


Abu Nu'aim mengeluarkan dari Al-Auza'y, bahwa Umar bin Al-Khaththab
ra. pernah keluar di tengah kegelapan malam. Secara kebetulan Thalhah
ra. melihatnya. Umar segera pergi. Dia memasuki rumah demi rumah
untuk melihat keadaan para penghuninya. Keesokan harinya Thalhah
mengunjungi sebuah rumah, yang dihuni seorang perempuan tua yang
tidak mampu berjalan karena penyakit yang dideritanya.

"Ada urusan apa orang laki-laki itu mendatangimu semalam?" tanya


Thalhah ra.

- 81-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Wanita tua itu menjawab, "Sudah sejak lama dia berbuat seperti itu. Dia
seialu mengunjungiku dan melayani semua keperluab dan menghibur
segala kesedihanku.'

Thalhah ra. berkata sendiri, 'Celaka kau wahai Thalhah, karena engkau
selalu kalah dengan Umar."

(Al-Hilyah, 1:48)

WASIAT UMAR RA. KEPADA KHALIFAH SESUDAHNYA


Ibnu Abi Syaibah, Abu Ubaidah, An-Nasa'y, Abu Ya'la, Al-Baihaqy dan
Ibnu Hibban mentakhrij dari Umar bin Al-Khaththab ra., dia berkata,

"Aku berwasiat kepada khalifah sesudahku agar mengetahui hak orang-


orang Muhajirin golongan yang pertama dan agar menjaga kehormatan
mereka. Aku juga berwasiat kepadanya untuk memperhatikan orang-
orang Anshar yang telah menyediakan tempat tinggal dan beriman sejak
sebelum kedatangan orang-orang Muhajirin, hendaklah dia menerima
kebaikan mereka dan memaafkan kesalahan-kesalahan mereka.

Aku juga berwasiat kepadanya untuk berbuat baik kepada penduduk


berbagai kota, karena mereka merupakan penolong bagi Islam,
penyokong dana dan penghadang musuh. Janganlah dia mengambil
harta pun dari mereka kecuali harta yang berlebih dan menurut kerelaan
mereka. Aku juga berwasiat agar dia berbuat baik kepada orang-orang
badui, karena mereka meruipakan asal mula bangsa Arab dan sumber
Islam. Dia harus mengambil shadaqah dari orang-orang yang kaya dan
membagikannya kepada orang-orang yang miskin.

Aku juga berwasiat kepadanya agar memenuhi hak Ahli Dzhimmi seperti
yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya, sesuai dengan perjanjian dengan
mereka. Dia boleh memerangi orang-orang selain mereka, dan tidak
membebankan kepada mereka kecuali menurut kesanggupan mereka."

Begitulah yang disebutkan di dalam Al-Muntakhab, 4:439.

- 82-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

WASIAT UMAR RA. KEPADA ABU MUSA AL-ASY'ARY RA.


Ibnu Abi Syaibah mentakhrij dari Adh-Dhahhak, dia berkata, "Umar bin Al-
Khaththab ra. pernah menulis surat kepada Abu Musa Al-Asy'ary ra.,
yang isinya:

"Kekuatan dalam amal akan terwujud jika kalian tidak menangguhkan


yang harus dikerjakan pada hari ini hingga besok. Jika kalian
menangguhkannya, maka akan datang amal-amal baru yang membebani
kalian, lalu kalian tidak tahu mana yang harus dilaksanakan, sehingga
kalian justru menyia-nyiakan semuanya.

Jika kalian disuruh memilih salah satu dua perkara yang satu untuk dunia
dan yang satu untuk akhirat, maka pilihlah perkara akhirat ketimbang
perkara dunia, karena dunia ini akan sirna sedangkan akhirat kekal.

Takutlah kalian kepada Allah, pelajarilah Kitab Allah, karena kitab-Nya


merupakan sumber segala ilmu dan musim semi di dalam hati."

Begitulah yang disebutkan di dalam Al-Kanzu, 8:208.

SURAT UMAR BIN KHATHAB RA.


Sebuah riwayat diambil dari Al Bidayah wan Nihayah nya Ibnu Katsir
bahwa Umar ibn al Khatthab ra. Telah mengirim pasukan muslim di
bawah pimpinan Sa'ad bin Abi Waqas yang dikirim untuk menaklukkan
Parsi. Ia (Umar ra.) menulis sepucuk surat kepadanya, sebagai berikut:

"Saya memerintahkan engkau dan pasukanmu untuk takut kepada Allah


pada setiap saat karena taqwa adalah senjata terbaik menghadapi musuh
dan strategi terbaik dalam peperangan. Dan saya memerintahkannmu
dan pasukanmu untuk takut melanggar perintah Allah SWT lebih dari
ketakutanmu terhadap musuhmu. Jika sebuah pasukan lebih takutkan
berbuat dosa dari pada musuh mereka, Allah SWT akan memberikan
kemenangan, untuk orang Muslim kemenangan adalah hasil dari ketidak
taatan orang-orang kafir kepada Allah SWT. Ingatlah bahwa tidak ada
kekuatan kecuali bersama Allah walaupun mereka selalu lebih banyak
dari kita dan memiliki persenjataan serta perlengkapan yang lebih baik.
Jika kita sama seperti mereka dalam ketidak taatan kepada Allah SWT,
mereka akan menaklukkan kita dengan senjata mereka yang lebih hebat
dan jika tidak kita taklukkanlah mereka dengan adil, kita tidak dapat
menaklukkan mereka dengan kekuatan.
- 83-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Kalian harus belajar bahwa kalian memiliki beberapa Malaikat bersama


dengan kalian yang melindungi kalian dan amal kalian. Jadi berhati-
hatilah dan jangan melakukan suatu dosa ketika kalian sedang berjuang
dijalan Allah SWT. Dan jangan jangan menganggap musuh kita lebih jelek
dan mereka tidak dapat mendapat kemenangan dari kita walaupun
mereka melakukan perbuatan dosa. Banyak bangsa yang telah jatuh ke
tangan bangsa yang lain yang mereka kurang memiliki keyakinan
sebagaimana Bangsa Magi yang mendapat kemenangan dari Bani Israil
ketika mereka melakukan perbuatan dosa.
Kalian harus meminta kepada Allah SWT kemenangan terhadap diri
kalian sendiri sebagaimana kamu meminta kemenangan terhadap
musuhmu.
Mintalah kepada Allah SWT untuk kami dan kamu sekalian".

BIDADARI UNTUK UMAR R.A.


Umar r.a. adalah salah satu dari sahabat Rasulullah SAW. Semenjak ia
memeluk islam kaum muslimin seakan memperoleh suatu kekuatan yang
sangat besar. Sejak itulah mereka berani sholat dan thowaf dika'bah
secara terang-terangan. Umar r.a. adalah seorang yang waro', ia sangat
teliti dalam mengamalkan Islam. Umar r.a. mempelajari surah Al-Baqoroh
selama 10 tahun, ia kemudian melapor kepada Rasulullah SAW, "wahai
Rasulullah SAW apakah kehidupanku telah mencerminkan surah Al-
Baqoroh, apabila belum maka aku tidak akan melanjutkan ke surah
berikutnya". Rasulullah SAW menjawab, "sudah..."!. Umar r.a.
mengamalkan agama sesuai dengan kehendak Allah SWT. Karena
kesungguhannya inilah maka banyak ayat di Al-Qur'an yang diturunkan
Allah SWT berdasarkan kehendak yang ada pada hatinya, seperti
mengenai pengharaman arak, ayat mengenai hijab, dan beberapa ayat
Al-Qur'an lainnya.

Rasulullah SAW seringkali menceritakan kepada para sahabatnya


mengenai perjalannya mi'raj menghadap Allah SWT. Beliau SAW sering
pula menceritakan bagaimana keadaan surga yang dijanjikan Allah SWT
kepada sahabat-sahabatnya. Suatu hari ketika Rasulullah SAW
dimi'rajkan menghadap Allah SWT malaikat Jibril AS memperlihatkan
kepada Beliau SAW taman-taman surga. Rasulullah SAW melihat ada
sekumpulan bidadari yang sedang bercengkrama. Ada seorang bidadari
yang begitu berbeda dari yang lainnya. Bidadari itu menyendiri dan
tampak sangat pemalu. Rasulullah SAW bertanya kepada Jibril AS,
"wahai Jibril AS bidadari siapakah itu"?. Malaikat Jibril AS menjawab,
- 84-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

"Bidadari itu adalah diperuntukkan bagi sahabatmu Umar r.a.". Pernah


suatu hari ia membayangkan tentang surga yang engkau ceritakan
keindahannya. Ia menginginkan untuknya seorang bidadari yang berbeda
dari bidadari yang lainnya. Bidadari yang diinginkannya itu berkulit hitam
manis, dahinya tinggi, bagian atas matanya berwarna merah, dan bagian
bawah matanya berwarna biru serta memiliki sifat yang sangat pemalu.
Karena sahabat-mu itu selalu memenuhi kehendak Allah SWT maka saat
itu juga Allah SWT menjadikan seorang bidadari untuknya sesuai dengan
apa yang dikehendaki hatinya".

MANGKUK YANG CANTIK, MADU DAN SEHELAI RAMBUT


Rasulullah SAW, dengan sahabat-sahabatnya Abakar r.a., Umar r.a.,
Utsman r.a., dan 'Ali r.a., bertamu ke rumah Ali r.a. Di rumah Ali r.a.
istrinya Sayidatina Fathimah r.ha. putri Rasulullah SAW menghidangkan
untuk mereka madu yang diletakkan di dalam sebuah mangkuk yang
cantik, dan ketika semangkuk madu itu dihidangkan sehelai rambut terikut
di dalam mangkuk itu. Baginda Rasulullah SAW kemudian meminta
kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap
ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut).

Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini,
orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan
iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut".

Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini,
seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu
lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini,
orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal
dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini,
menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang
sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai
rambut".

Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah


mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu,
- 85-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

dan mendapatkan seorang wanita yangtak pernah dilihat orang lain


kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal


adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal
yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas
adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik


dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu
untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha
agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang
cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju
sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

SAHABAT MELINTAS SUNGAI DAJLAH


Abu Nu'aim mentakhrij dari Ibnu Rufayl, dia berkata, "Ketika Sa'ad ra.
datang ke Bahurasyair, yaitu suatu daerah lembah paling bawah sebelah
barat sungai Dijlah (sungai Tigris, sungai yang melalui Baghdad) atau
dekat dengan daerah Syair. Sa'ad ra. kemudian meminta dicarikan
perahu-perahu untuk memindahkan orang-orang dari daerah di lembah
itu ke daerah di seberang yang lebih tinggi. Akan tetapi mereka
ditakdirkan tidak mendapatkan perahu atau yang sejenisnya dan mereka
mengetahui bahwa perahu-perahu itu telah diambil oleh orang-orang
Parsi.

Mereka kemudian tinggal di daerah itu untuk beberapa hari. Pasukan


Muslimin telah meminta Sa'ad untuk melanjutkan perjalanan.
Sebagaimana mereka ingin meninggalkan daerah itu Sa'ad ra. pun
menginginkannya tapi ia melarang untuk kebaikan pasukan Muslimin
sehinggalah datang seorang Ajlaj (orang kafir ajam) kepad Sa'ad ra.
Orang Ajlaj itu menunjukkan Sa'ad ra. tempat yang airnya sedikit yang
mana orang-orang dapat melaluinya dengan berjalan atau berkuda ke
seberang. Tapi Sa'ad ra. menolaknya dan sedikit ragu-ragu untuk pergi ke
sana. Air yang sedikit itu pun pasang naik menyebabkan orang-orang
Muslim terkejut.

- 86-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Malam hari, Sa'ad ra. bermimpi dalam tidurnya bahwa orang-orang


Muslimin melewati sungai itu. Dengan takwil mimpinya Sa'ad ra. ber'azam
bahwa orang-orang Muslim akan menyeberangi sungai itu. Sa'ad ra. lalu
mengumpulkan orang-orang dan kemudian dia memuji Allah SWT dan
meninggikan sifat-sifat kemuliaan Allah SWT, kemudian ia berkata,
"Sesungguhnya musuhmu (pasukan Parsi) telah menjadikan sungai ini
sebagai tameng pelindung sehingga kamu tidak dapat sampai ke sana.
Akan tetapi mereka dapat ke sini jika mereka mau dan dapat melawan
kalian dengan menggunakan perahu-perahu yang mereka miliki
sementara sebagian kamu takut karena tidak mempunyai apa-apa. Saya
berkeinginan untuk menyeberangi sungai ini". Semua mereka kemudian
berkata, "Allah SWT beri ke'azaman kepada kita dan engkau (Sa'ad ra.)
adalah pemimpin di antara kami dan memberikan keputusan yang baik
bagi kami (yaitu sifat tha'at mereka kepada pimpinan)".

Kemudian Sa'ad ra. menyiapkan pasukan Muslimin untuk menyeberang.


Sa'ad ra. berkata, "Siapa yang siap menjaga kita di barisan belakang dari
pasukan Parsi? Maka dipilihlah 'Asham bin 'Amrin sebagai ketua pasukan
yang berjaga di belakang. Bersama 'Asham ada 600 orang pasukan
Muslimin yang dipilih dari orang-orang yang pemberani.

Setelah itu mereka bergerak ke tepi Dijlah, Sa'ad ra. berkata, "Siapa yang
siap melindungi kita dari musuh di bagian depan?. Maka kemudian 60
orang dari mereka dipilih untuk berada di barisan terdepan. Kemudian
pasukan Muslim yang lainnya dibagi menjadi dua kelompok antara yang
mengendarai kuda dan yang tidak serta yang lelaki dan perempuan untuk
mempermudah pergerakan pasukan tersebut menyeberangi Dijlah.

Bila Sa'ad ra. melihat ke bagian belakang dan sudah dalam keadaan
terjaga maka ia memerintahkan orang-orang untuk menyeberang dan
Sa'ad ra. berkata, "Katakanlah Tasta'inubillaah... Dan mereka semua
menyeberangi Dijlah tanpa sedikitpun telapak kaki mereka menyentuh
permukaan air sambil saling bercakap-cakap di antara mereka (yaitu
tanpa rasa takut sedikitpun).

Orang-orang Parsi terkejut dan tidak mengira pasukan Muslim dapat


berjalan di atas air sehingga mereka ketakutan lalu melarikan diri serta
mengambil semua perbekalan mereka. Pasukan Muslim masuk ke daerah
itu pada bulan Safar tahun 16 H.

- 87-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

(Ad-Dalail, 208)

Terbelahnya Dijlah

Ditakhrijkan oleh Abu Nu'aim dari Abubakar bin Hafs bin 'Umar, dia
berkata, "Salman Al-Farisi dan Sa'ad ra berjalan berpasang-pasangan
dan Sa'ad berkata, 'Hasbunallah Sungguh Allah akan menolong wali-wali
Nya dan Allah mengembangkan Agama ini dan Allah akan mengalahkan
musuh-Nya, jika di dalam pasukan ini tidak ada kefasadan kedzulumatan)
atau dosa maka akan mendapatkan hasanah (pertolongan). Dan
kemudian Salman ra. berkata, 'Sungguh Islam ini baru, Allah SWT akan
menundukkan sungai ini (Dijlah) sebagaimana Allah SWT telah
menundukkan bumi (daratan) kepada kita, demi Allah yang diri Salman
berada di dalam genggamanNya.

Lalu sungai Dijlah itu terbelah sehingga tidak nampak air sedikitpun di
bagian yang terbelah itu dan pasukan Muslim ketika melaluinya mereka
berbicara lebih banyak dibandingkan ketika mereka di darat
(menunjukkan mereka dalam keadaan yang tidak ada rasa takut dan
dalam keadaan tenang). Pasukan Muslim yang berkelompok kelompok
keluar darinya sebagaimana mereka masuk kedalam Dijlah. Mereka
keluar dari sungai itu sama sebagaimana sumpah Salman ra. Mereka
tidak kehilangan sesuatu apa pun dan tidak ada seorang pun dari mereka
yang mati (tenggelam).
(Ad-Dalaail, 209)

Ditakhrijkan oleh Ibnu Jarir dari 'Umar Ash Shaidy, dia berkata, "bila Sa'ad
ra. dan orang-orang Muslim masuk ke Dijlah dengan berdua-dua
(berpasangan), Salman ra. berjalan bersama Sa'ad ra., mereka berjalan
di atas air. Sa'ad ra. berkata, 'Dzalika taqdiirul 'aziizil 'aliim' (Yaasin:38),
dan apabila air itu meninggi maka kuda-kuda mereka juga naik, (para
sahabat dapat merasakan) kuda-kuda itu dalam keadaan tenang
sebagaimana di daratan. Di Madain tidak pernah terjadi hal seperti ini
maka hari itu disebut Yaum al-Maa' (hari air) dan mereka panggil juga hari
itu sebagai Yaum al-Jaratsim (hari tempat-tempat yang tinggi).
(Tarikh Ibnu Jarir, 3:122)

Abu Nu'aim mentakhrijkan dari 'Umar Ash Shaidy sama seperti yang lain
sampaikan kecuali tidak ada dikawasan Madain kejadian ajaib dan karena

- 88-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

itu hari tersebut dipanggil Yaum al-Jaratsim. Tidak ada satu pun dari
mereka di hari itu kecuali dalam keadaan gembira. (Ad-Dalaail, 29)

DitundukkanNya Sungai Dijlah bagi Pasukan Muslimin sewaktu


Penaklukan Madain

Ibnu Hatim mentakhrij dari Habib bin Dhabyan, dia berkata, "Seseorang
dari pasukan Muslimin yang bernama Hajar bin Ady berteriak, "mengapa
kalian tiadak segera menyerbu musuh dengan menyeberangi sungai ini
(Dijlah/Tigris)? Sementara Allah telah berfirman, 'Sesuatu yang bernyawa
tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang
telah ditentukan waktunya'."

Setelah itu ia terjun ke sungai dengan tetap menunggang kudanya,


prajurit Muslim lainnya juga mengikuti langkahnya. Ketika musuh melihat
apa yang dilakukan oleh pasukan Muslimin mereka berkata, "diiwaan
(bentuk jamak kata diiwa, bahasa Parsi yang berarti Jin Ifrit)". Lalu
mereka melarikan diri.
(Sebagaimana di dalam Tafsir Ibnu Katsir, 1/410.)

Keberanian Saad bin Abu Waqqash ra.


Ibnu Asakir telah mengeluarkan dari Az-Zuhri dia telah berkata: Pada
suatu hari Rasulullah SAW telah mengutus Sa'ad bin Abu Waqqash ra.
untuk mengetuai suatu pasukan ke suatu tempat di negeri Hijaz yang
dikenal dengan nama Rabigh. Mereka telah diserang dari belakang oleh
kaum Musyrikin, maka Sa'ad bin Abu Waqqash ra. mengeluarkan panah-
panahnya serta memanah mereka dengan panah-panah itu. Dengan itu,
maka Sa'ad bin Abu Waqqash ra. menjadi orang pertama yang memanah
di dalam Islam, dan peristiwa itu pula menjadi perang yang pertama
terjadi di dalam Islam. (Al-Muntakhab 5:72)

Ibnu Asakir mengeluarkan dari Ibnu Syihab, dia berkata: Pada hari
pertempuran di Uhud Sa'ad bin Abu Waqqash ra. telah membunuh tiga
orang Musyrikin dengan sebatang anak panah. Dipanahnya seorang, lalu
diambilnya lagi panah itu, kemudian dipanahnya orang yang kedua dan
seterusnya orang yang ketiga dengan panah yang sama. Ramai para
sahabat merasa heran tentang keberanian Sa'ad itu. Maka Sa'ad berkata:
Nabi SAW yang telah memberikanku keberanian itu, sehingga aku
menjadi begitu berani sekali. (Al-Muntakhab 5:72)

- 89-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Bazzar telah mengeluarkan dari Abdullah bin Mas'ud ra. dia berkata:
Pada hari pertempuran di Badar, Sa'ad bin Abu Waqqash ra. telah
menyerang musuh dengan berkuda dan dengan berjalan kaki. (Majma'uz
Zawa'id 6:82)

NIZHOM GHAIBIYAH
Satu ketika kumpulan pasukan Muslimin terpaksa berkemah di hutan
belantara di Afrika dimana terdapat bermacam-macam binatang yang
berbisa dan beracun yang begitu banyak. Komandan perang 'Aqbah
bersama-sama dengan beberapa orang sahabat-sahabat menerobos ke
dalam hutan itu dan berkata dengan kuatnya:

"Wahai segala jenis binatang merayap dan binatang-binatang berbisa


bumi ini! Kami sahabat-sahabat Pesuruh Allah berencana untuk
berkemah di sini. Maka kamu dinasehatkan supaya meninggalkan tempat
ini, jikalau tidak, jika didapati salah seekor dari kamu masih berada di sini
setelah ini, kami akan bunuh dia."

Pemberitahuan ini menyebabkan binatang-binatang buas dan binatang-


binatang yang merayap meninggalkan tempat itu tidak menunggu waktu
lagi dan dengan seluruh anak-anak mereka.

Telah terjadi satu ketika didalam peperangan dengan orang-orang


Romawi bahwa Safinah ra. telah tersesat jalan. Sedang beliau mencari
jalan keluar, beliau berjumpa dengan seekor singa. Safinah ra. menegur
binatang itu dan memberitahunya bahwa beliau adalah pelayan
Rasulullah SAW dan telah tersesat jalan. Maka singa itu pun
menunjukkan jalannya seperti seekor kucing yang jinak. Bila dia mencium
bau bahaya didalam perjalanan, dia akan menerkam untuk
menghilangkan bahaya itu dan kembali kepada Safinah ra. lagi sehingga
mereka sampai di perkemahan dan singa itu kemudiannya kembali lagi ke
dalam hutan.

Didalam peperangan dengan orang-orang Murtad, Abu Bakar Siddiq r.a


telah mengutus 'Ala Hadrami ra. sebagai ketua perang bagi sekumpulan
pasukan menuju Bahrain. Pasukan itu telah melewati sebuah hutan
dimana air tidak didapati sama sekali dan pasukan itu hampir akan mati
kerana dahaga. 'Ala turun dari kudanya, melaksanakan dua rakaat solat

- 90-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

dan kemudian berdoa kepada Allah dengan perkataan-perkataan


demikian:

"Wahai Yang Maha Penyantun! Wahai Yang Maha Mengetahui! Wahai


Yang Maha Tinggi, Wahai Yang Maha Agung! Berilah air kepada kami
untuk minum."

Tiba-tiba saja datanglah awan dan hujan turun membasahi bumi dengan
banyaknya dan orang-orang pun minum sepuas-puasnya, memberi
minum kepada unta-unta dan kuda-kuda mereka dan membekalinya
sedikit di dalam tempat-tempat air mereka.

Orang-orang murtad telah mengambil perlindungan di seberang sungai di


Durban dan telah membakar perahu-perahu supaya orang-orang Islam
tidak dapat mengejar mereka. Sebaliknya pasukan Muslim harus
menyeberangi sungai itu. 'Ala sampai ke tebing sungai, solat dua rakaat
dan berdoa,

"Wahai Yang Maha Penyantun! Wahai Yang Maha Mengetahui! Wahai


Yang Maha Tinggi, Wahai Yang Maha Agung! Berilah kami menyeberangi
sungai ini."

Dan setelah memohon kepada Allah dengan perkataan-perkataan ini 'Ala


mengambil kendali kudanya, dipegangnya dan terjun ke dalam laut. Abu
Hurairah ra. berkata,

"Kami sedang mengharunginya. Demi Allah, malahan tapak-tapak kaki


kuda kami dan kaki-kaki kami pun tidak basah. pasukan itu mengandungi
empat ribu orang."

Arif bin Mindir, seorang penyair, yang dia sendiri menyertai didalam
peperangan ini menyatakan didalam dua rangkap syairnya akan peristiwa
itu. Beliau berkata,

"Apakah kamu tidak lihat bahwa Allah menundukkan sungai untuk kami
dan betapa kerasnya bencana yang Ia telah turunkan keatas orang-orang
kafir? Kami memohon kepada Dia Yang Mulia Yang telah menundukkan
laut kepada Bani Israil. Dia menolong kami lebih dari apa yang telah Ia
lakukan untuk Bani Israil."

- 91-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

KETAATAN API KEPADA TAMIM DARI RA.


Abu Nu'aim mentakhrijkan di dalam Ad-Dalaail (212) dari Muawiyah bin
Harmal, dia berkata, "Di Madinah saya telah pergi makan bersama Tamim
Dari ra. Saya makan dengan lahapnya dan saya tidak merasa kenyang
karena saya terlalu lapar. Saungguh saya telah berada di dalam masjid
selama tiga hari tanpa makanan diantara kami".

Pada suatu hari ketika keluar api yang sangat panas, 'Umar ra. datang
kepada Tamim Dari ra. 'Umar ra. berkata kepadanya, "Berdirilah, pergilah
kepada api itu". Berkata pula Tamim Dari ra., "Ya amirul mukminin siapa
saya ini? apalah saya ini?", karena sifat tawadhu'annya. Maka belum
bergerak Tamim Dari ra. sehingga 'Umar ra. berdiri bersamanya.

Berkata Mu'awiyah, "saya mengikuti mereka berdua pergi menuju api itu,
maka Tamim Dari ra. menghalau api itu dengan tangannya seperti ini
(hakadza) sehingga api itu masuk ke dalam terumbu di atas bukit dan
masuklah Tamim Dari ra. ke belakangnya". 'Umar ra. kemudian berkata,
"tidaklah sama orang yang melihat dengan orang yang tidak melihat!"

Baihaqi mentakhrijkan dari Mu'awiyah bin Harlam, dia berkata, "telah


keluar api yang sangat panas, dan dituturkannya oleh Baihaqi
sebagaimana di dalam Al-Bidayah (2/153).

UMMU 'UMARAH RHA.


Ummu 'Umarah rha atau dikenal juga sebagai Ummu Sulaim rha. telah
dirahmati dengan berbagai kehormatan, diantaranya adalah kehadiran
beliau di Uhud, al-Hudaibiyyah, Khaibar, Hunain dan Peperangan
Yamamah. Namun peranan beliau yang paling mulia adalah ketika
Peperangan Uhud.

Ummu 'Umarah rha telah menyertai peperangan tersebut bersama


suaminya, Ghaziya, berserta dua orang anak lelaki beliau. Tugas yang
dipertanggungjawabkan ke atas beliau adalah untuk memberi air kepada
para Mujahid yang cedera. Akan tetapi Allah SWT telah menetapkan satu
peranan yang lebih besar dan mulia untuk beliau. Maka beliau pun
mengatur langkah bersama-sama dengan keluarga beliau dengan sebuah
Qirbah (tempat air terbuat dari kulit kambing) untuk mengisi air. Mereka
tiba di medan perang pada awal pagi hari. pasukan Islam, ketika itu,
sedang menguasai peperangan dan beliau telah pergi melihat keadaan
- 92-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Rasulullah SAW. Pada masa yang sama sebilangan pasukan Islam telah
membuat satu kesilapan yang teramat besar - melihat pasukan Quraish
mundur, mereka mulai berlari-berkejaran mendapatkan harta-benda
rampasan perang, melanggar perintah Rasulullah SAW supaya tetap di
posisi mereka di atas bukit.

Khalib bin Walid, (yang ketika itu belum lagi memeluk Islam), apabila
melihat benteng pertahanan yang telah terbuka itu kemudian memimpin
serangan balasan ke atas pasukan Islam. Kemenangan peperangan
beralih kepada pihak Quraish. Dalam suasana kalang kabut itu, banyak
dari kalangan pasukan Islam panik dan mundur, meninggalkan Rasulullah
SAW bersama-sama sekumpulan kecil para Sahabat ra . Di kalangan
mereka ini termasuklah Ummu 'Umarah rha.

Melihat ramai dari kalangan pasukan Islam yang mundur, Ummu 'Umarah
rha kemudian berlari ke arah Rasulullah SAW dan mengangkat senjata
demi mempertahankan baginda SAW, bersama-sama dengan suami dan
kedua anak lelakinya. Rasulullah SAW menyadari yang Ummu 'Umarah
rha tidak mempunyai perisai kemudian baginda SAW memerintahkan
kepada salah seorang daripada mereka yang sedang berundur supaya
memberikan perisainya kepada Ummu 'Umarah rha yang sedang
bertarung. Setelah mendapat perisai tersebut, Ummu 'Umarah rha
mempertahankan Rasulullah SAW menggunakan busur, anak panah dan
juga pedang.

Ummu 'Umarah rha diserang oleh pasukan berkuda tetapi beliau tidak
sekalipun gentar atau merasa takut. Beliau kemudian telah berkata,
"Apabila mereka itu tidak berkuda seperti kami, niscaya telah kami
hancurkan mereka, insya-Allah." Abdullah ibn Zayed, anak lelaki beliau,
telah mengalami cedera ketika peperaang tersebut. Lukanya itu berdarah
banyak sekali. Ibunya berlari kepadanya dan membalut lukanya itu.
Kemudian Ummu 'Umarah rha memerintahkan anak lelakinya itu,
"Majulah dan perangi mereka, anakku!" Rasulullah SAW mengagumi
semangat pengorbanan beliau dan telah memuji beliau, "Siapakah yang
dapat menanggung apa yang kamu mampu tanggung, Ummu 'Umarah!"
Tiba-tiba lelaki yang telah menlukai anak lelakinya mendekat dan
Rasulullah SAW berkata kepada beliau bahwa inilah lelaki yang melukai
anaknya. Ummu 'Umarah rha dengan berani menantang lelaki tersebut,
yang menurut anak Ummu 'Umarah rha sendiri, adalah seperti pohon
perdu yang besar. Ummu 'Umarah rha melukai kaki musuhnya itu,
- 93-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

menjatuhkannya sehingga berlutut. Rasulullah SAW tersenyum sehingga


menampakkan gigi baginda SAW dan berkata, "Kamu telah
membalasnya, Ummu 'Umarah!" Setelah lelaki tersebut dibunuh,
Rasulullah SAW kemudian berkata "Segala puji bagi Allah yang telah
memberikan kamu kemenangan dan menggembirakan kamu atas musuh
kamu dan mengizinkan kamu dapat menuntut balas."

Pada satu ketika, Rasulullah SAW telah tertinggal seorang diri. Melihat
peluang keemasan itu, pihak musuh, Ibn Qumay'a segera menyerang
Rasulullah SAW sambil menjerit "Tunjukkan Muhammad padaku! Aku
takkan selamat sekiranya dia diselamatkan!". Kemudian Mus'ab ibn
'Umayr ra, bersama-sama dengan beberapa orang sahabat yang lain,
bergegas mempertahankan Rasulullah SAW. Ummu 'Umarah rha yang
turut bersama-sama dengan mereka terus menebas musuh Allah itu,
walaupun dia memakai dua lapis baju besi. Ibn Qumay'a berjaya melukai
bagian leher Ummu 'Umarah rha, dan meninggalkan luka yang parah.
Rasulullah SAW terus memanggil anak lelaki Ummu 'Umarah rha,
memerintahkannya membalut luka ibunya sambil mendoakan kerahmatan
dan kesejahteraan ke atas mereka dan menyatakan kemuliaan mereka.
Ummu 'Umarah rha, bila menyadari Rasulullah SAW menyukai
kesungguhan dan keberanian beliau, kemudian meminta Rasulullah SAW
supaya berdoa agar mereka dijadikan Allah di kalangan sahabat-sahabat
Rasulullah SAW di syurga nanti. Setelah Rasulullah SAW berdoa, Ummu
'Umarah rha kemudian berkata, "Aku tidak pedulikan apa saja yang
menimpaku di dunia ini!" Pada hari tersebut, Ummu 'Umarah rha
menerima tiga belas luka dan luka di lehernya yang terpaksa dirawat
selama setahun.

Beliau kemudiannya juga menyertai Peperangan Yamamah, di mana


beliau menerima sebelas luka dan kehilangan tangan. Keberanian Ummu
'Umarah rha menyebabkan semua para Sahabat ra menghormati beliau,
terutama para Khalifah yang akan mengunjungi beliau dan senantiasa
memperhatikan keadaan beliau. Umar ibn Khattab ra telah menerima
kain-kain sutera yang sangat bagus buatannya. Salah seorang yang
berada di situ berkata bahawa kain tersebut sangat mahal dan Umar ra
sebaiknya memberikannya kepada isteri Abdullah ibn Umar ra, Safiyya
bint Abu 'Ubayd. Umar ra walaubagaimanapun tidak mau memberikan
kain tersebut kepada menantunya. "Ini adalah sesuatu yang tidak akan
kuberikan kepada ibn Umar. Aku akan berikan kepada seseorang yang
lebih berhak keatasnya - Ummu 'Umarah Nusayba bint Ka'b rha." Umar ra
- 94-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

kemudian menceritakan bagaimana ketika Peperangan Uhud, beliau


mendengar Rasulullah berkata bahawa apabila baginda SAW melihat ke
kiri maupun ke kanan, baginda melihat Ummu 'Umarah rha sedang
bertarung di hadapan baginda SAW.

Inilah kehidupan Ummu 'Umarah rha, pejuang yang tetap berdiri apabila
ramai yang mundur, yang menyuruh anaknya yang cedera parah kembali
menyertai peperangan yang sengit, dan yang siap menggadaikan
nyawanya demi menyelamatkan Rasulullah SAW. Sebagai balasan,
beliau menerima doa agar dijadikan di kalangan sahabat Rasulullah SAW
di syurga. Moga Allah SWT merahmati para Muslimah kita dengan
keberanian, semangat pengorbanan dan istiqamah yang sedemikian.

AL-KHANSA BINTI AMRU


Al-Khansa terkenal dengan julukan; lbu para syuhada. Al-Khansa terlahir
pada zaman jahiliyah dan tumbuh besar di tengah suku bangsa Arab
yang mulia, yaitu Bani Mudhar. Sehingga banyak sifat mulia yang
terdapat dalam diri Al-Khansa. la adalah seorang yang fasih, mulia,
murah hati, tenang, pemberani, tegas, tidak kenal pura-pura, suka terus
terang. Dan selain keutamaan itu, ia pun pandai bersyair. la terkenal
dengan syair-syairnya yang berisi kenangan kepada orang-orang yang
dikasihinya yang telah tiada mendahuluin ke alam baka. Terutama
kepada kedua saudara lelakinya, yaitu Mu'awiyah dan Sakhr yang telah
meninggal dunia.

Diriwayatkan bahwa ketika Adi bin Hatim dan saudarinya, Safanah binti
Hatim datang ke Madinah dan menghadap Rasulullah SAW, maka
berkata, "Ya Rasuluilah, dalam golongan kami ada orang yang paling
pandai dalam bersyair dan orang yang paling pemurah hati, dan orang
yang paling pandai berkuda." Rasuluilah SAW bersabda, 'Siapakah
mereka itu. Sebutkaniah namanya.' Adi menjawab, 'Adapun yang paling
pandai bersyair adalah Umru'ul Qais bin Hujr, dan orang yang paling
pemurah hati adalah Hatim Ath-Tha'i, ayahku. Dan yang paling pandai
berkuda adalah Amru bin Ma'dikariba.' Rasuluilah SAW menukas, "Apa
yang telah engkau katakan itu salah, wahai Adi. Orang yang paling
pandai bersyair adalah Al-Khansa binti Amru, dan orang yang paling
murah hati adalah Muhammad Rasulullah, dan orang yang paling pandai
berkuda adalah Ali bin Abi Thaiib.'

- 95-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Jarir ra. pernah ditanya, Siapakah yang paling pandai bersyair? Jarir ra.
menjawab, 'Kalau tidak ada Al-Khansa tentu aku.' Al-Khansa sangat
sering bersyair tentang kedua saudaranya, sehingga hal itu pernah
ditegur olah Umar bin Khattab ra. Umar ra. pernah bertanya kepada
Khansa, 'Mengapa matamu bengkak-bengkak?' Khansa menjawab,
'Karena aku terialu banyak menangis atas pejuang-pejuang Mudhar yang
terdahulu." Umar berkata, 'Wahai Khansa, Mereka semua ahli neraka.'
Sahut Khansa, 'Justru itulah yang membuat aku lebih kecewa dan sedih
lagi. Dahulu aku menangisi Sakhr atlas kehidupannya, sekarang aku
menangisinya karena ia adalah ahli neraka.'

Al-Khansa menikah dengan Rawahah bin Abdul Aziz As Sulami. Dari


pernikahan itu ia mendapatkan empat orang anak lelaki. Dan melialui
pembinaan dan pendidikan tangan-tangannya, keempat anak lelakinya ini
telah menjadi pahlawan-pahlawan Islam yang terkenal. Dan Khansa
sendiri terkenal sebagai ibu dari para syuhada. Hal itu dikarenakan
dorongannya terhadap keempat anak lelakinya yang telah gugur syahid di
medan Qadisiyah. Sebelum peperangan dimulai, terjadilah perdebatan
yang sengit di rumah Al-Khansa. Di antara keempat putranya telah terjadi
perebutan kesempatan mengenai siapakah yang akan ikut berperang
melawan tentara Persia, dan siapakah yang harus tinggal di rumah
bersama ibunda mereka. Keempatnya saling tunjuk menunjuk kepada
yang lainnya untuk tinggal di rumah. Masing-masing ingin turut berjuang
melawan musuh fi sabilillah. Rupanya, pertengkaran mereka itu telah
terdengar oleh ibunda mereka, Al-Khansa. Maka Al-Khansa telah
mengumpulkan keempat anaknya, dan berkata,

'Wahai anak-anakku, sesungguhnya kalian memeluk agama ini tanpa


paksaan. Kalian telah berhijrah dengan kehendak sendiri. Demi Allah,
yang tiada Tuhan selain Dia. Sesungguhnya kalian ini putra-putra dari
seorang lelaki dan dari seorang perempuan yang sama. Tidak pantas
bagiku untuk mengkhianati bapakmu, atau membuat malu pamanmu,
atau mencoreng arang di kening keluargamu.Jika kalian telah melihat
perang, singsingkaniah lengan baju dan berangkatiah, majulah paling
depan niscaya kalian akan mendapatkan pahala di akherat. Negeri
keabadian. Wahai anakku, sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan
bahwa Muhammad itu Rasul Allah. lnilah kebenaran sejati, maka untuk itu
berperanglah dan demi itu pula bertempurlah sampai mati. Wahai anakku,
carilah maut niscaya dianugrahi hidup.'

- 96-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Pemuda-pemuda itupun keluar menuju medan perang. Mereka berjuang


matl-matian melawan musuh, sehingga banyak musuh yang terbunuh di
tangan mereka. Akhirnya nyawa mereka sendirilah yang tercabut dari
tubuh-tubuh mereka. Ketika ibunda mereka, Al-Khansa, mendengar
kematian anak-anaknya dan kesyahidan semuanya, sedikit pun ia tidak
merasa sedih dan kaget. Bahkan ia telah berkata, 'Alhamdulillah yang
telah memuliakanku dengan syahidnya putra-putraku. Semoga Allah
segera memanggiiku dan berkenan mempertemukan aku dengan putra-
putraku dalam naungan Rahmat-Nya yang kokoh di surgaNya yang luas.'
Al-Khansa telah meninggal dunia pada masa permulaan kekhalifahan
Utsman bin Affan ra., yaitu pada tahun ke-24 Hijriyah.

KHADIJAH AL-KUBRA RA
Khadijah rha. adalah orang pertama yang memeluk Islam. Ia menduduki
tempat terhormat sebagai istri pertama Nabi Muhammad saw. Waktu ia
menikah, Muhammad SAW berusia 25 tahun, dan Khadijah 40 tahun.
Pada hari yang telah ditentukan, sanak keluarga Muhammad, termasuk
pamannya Abu Thalib dan Hamzah ra, berkumpul di rumah Khadijah rha.
Abu Thalib-lah yang memberikan kata sambutan dalam upacara
pernikahan mereka. Nabi Muhammad tidak menikah dengan wanita lain
selama Khadijah masih hidup. Khadijah sempat mendampingi
Muhammad 25 tahun lamanya setelah perkawinan, dan meninggal dunia
tiga tahun sebelum Hijrah.

Khadijah memberikan enam anak, dua laki-laki: Qasim dan Abdullah,


keduanya meninggal waktu masih bayi dan empat orang anak wanita:
Fathimah az-Zahra, Zainab, Ruqaya, dan Ummi Kalsum. Karena Qasim-
lah kadang-kadang Nabi disebut Abul Qasim (ayah Qasim). Anaknya -
Zainab - dinikahkan dengan sepupu Zainab. Kedua anak perempuan
lainnya, Ruqaya rha. dengan Usman ra. dan Ummi Kalsum rha. juga
dengan Usman ra. setelah Ruqaya meninggal dunia. Fathimah az-Zahra
rha, anak yang paling disayang Nabi, dinikahkan dengan Ali ra.
Keturunan penerus Nabi ialah melalui anak laki-laki Fathimah az-Zahra,
Hasan dan Husain. Kecuali Ibrahim yang juga meninggal dunia dalam
usia muda, semua anak Nabi diperoleh dari perkawinan beliau dengan
Khadijah. Rumah kediaman Khadijah kemudian dibeli oleh Amir Muawiya
dan diubah menjadi masjid. Sampai sekarang, masjid itu masih
menggunakan nama wanita agung itu.

- 97-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum lelaki
Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua wanita itu
berdiri di belakang da'wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras
mengabdi kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah binti
Khuwailid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak
menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia
adalah Ummul Mu'minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi
mereka yang mengikuti teladannya. Khadijah menyiapkan sebuah rumah
yang nyaman bagi Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan
membantunya ketika merenung di Gua Hira'.

Khadijah adalah wanita pertama yang beriman kepadanya ketika Nabi


SAW berdoa (memohon) kepada Tuhannya. Khadijah adalah sebaik-baik
wanita yang menolongnya dengan jiwa, harta dan keluarga. Peri hidupnya
harum, kehidupannya penuh dengan kebajikan dan jiwanya sarat dengan
kebaikan. Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika
orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang
mendustakan dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang
tidak memberiku apa-apa." Kenapa kita bersusah payah mencari teladan
di sana-sini, pada hal di hadapan kita ada "wanita terbaik di dunia,"
Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mu'minin yang setia dan taat, yang
bergaul secara baik dengan suami dan membantunya di waktu
berkhalwat sebelum diangkat menjadi Nabi dan meneguhkan serta
membenarkannya.

Khadijah mendahului semua orang dalam beriman kepada risalahnya,


dan membantu beliau serta kaum Muslimin dengan jiwa, harta dan
keluarga. Maka Allah SWT membalas jasanya terhadap agama dan Nabi-
Nya dengan sebaik-baik balasan dan memberinya kesenangan dan
kenikmatan di dalam istananya, sebagaimana yang diceritakan Nabi
SAW, kepadanya pada masa hidupnya. Imam Bukhari meriwayatkan
bahwa ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata :"Wahai,
Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi
kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu,
sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan
kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada
keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan."
(Fadhaail Ashhaabin Nabi SAW, Imam Adz-Dzahabi berkata :
"Keshahihannya telah disepakati.")

- 98-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Bukankah istana ini lebih baik daripada istana-istana di dunia, hai, orang-
orang yang terpedaya oleh dunia ? Sayidah Khadijah rha. adalah wanita
pertama yang bergabung dengan rombongan orang Mu'min yang orang
pertama yang beriman kepada Allah di bumi sesudah Nabi SAW.
Khadijah rha. membawa panji bersama Rasulullah SAW sejak saat
pertama, berjihad dan bekerja keras. Dia habiskan kekayaannya dan
memusuhi kaumnya. Dia berdiri di belakang suami dan Nabinya hingga
nafas terakhir, dan patut menjadi teladan tertinggi bagi para wanita.
Betapa tidak, karena Khadijah rha. adalah pendukung Nabi SAW sejak
awal kenabian. Ar-Ruuhul Amiin telah turun kepadanya pertama kali di
sebuah gua di dalam gunung, lalu menyuruhnya membaca ayat- ayat
Kitab yang mulia, sesuai yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian dia
menampakkan diri di jalannya, antara langit dan bumi. Dia tidak menoleh
ke kanan maupun ke kiri sehingga Nabi SAW melihatnya, lalu dia
berhenti, tidak maju dan tidak mundur. Semua itu terjadi ketika Nabi SAW
berada di antara jalan-jalan gunung dalam keadaan kesepian, tiada
penghibur, teman, pembantu maupun penolong. Nabi SAW tetap dalam
sikap yang demikian itu hingga malaikat meninggalkannya. Kemudian,
beliau pergi kepada Khadijah dalam keadaan takut akibat yang didengar
dan dilihatnya. Ketika melihatnya, Khadijah berkata :"Dari mana engkau,
wahai, Abal Qasim ? Demi Allah, aku telah mengirim beberapa utusan
untuk mencarimu hingga mereka tiba di Mekkah, kemudian kembali
kepadaku." Maka Rasulullah SAW menceritakan kisahnya kepada
Khadijah rha. Khadijah rha. berkata :"Gembiralah dan teguhlah, wahai,
putera pamanku. Demi Allah yang menguasai nyawaku, sungguh aku
berharap engkau menjadi Nabi umat ini."

Nabi SAW tidak mendapatkan darinya, kecuali peneguhan bagi hatinya,


penggembiraan bagi dirinya dan dukungan bagi urusannya. Nabi SAW
tidak pernah mendapatkan darinya sesuatu yang menyedihkan, baik
berupa penolakan, pendustaan, ejekan terhadapnya atau penghindaran
darinya. Akan tetapi Khadijah melapangkan dadanya, melenyapkan
kesedihan, mendinginkan hati dan meringankan urusannya. Demikian
hendaknya wanita ideal. Itulah dia, Khadijah rha, yang Allah SWT telah
mengirim salam kepadanya. Maka turunlah Jibril A.S. menyampaikan
salam itu kepada Rasul SAW seraya berkata kepadanya :"Sampaikan
kepada Khadijah salam dari Tuhannya. Kemudian Rasulullah SAW
bersabda :"Wahai Khadijah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu
dari Tuhanmu." Maka Khadijah rha. menjawab :"Allah yang menurunkan

- 99-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

salam (kesejahteraan), dari-Nya berasal salam (kesejahteraan), dan


kepada Jibril semoga diberikan salam (kesejahteraan)."

Sesungguhnya ia adalah kedudukan yang tidak diperoleh seorang pun di


antara para shahabat yang terdahulu dan pertama masuk Islam serta
khulafaur rasyidin. Hal itu disebabkan sikap Khadijah rha. pada saat
pertama lebih agung dan lebih besar daripada semua sikap yang
mendukung da'wah itu sesudahnya. Sesungguhnya Khadijah rha.
merupakan nikmat Allah yang besar bagi Rasulullah SAW. Khadijah rha.
mendampingi Nabi SAW selama seperempat abad, berbuat baik
kepadanya di saat beliau gelisah, menolongnya di waktu-waktu yang sulit,
membantunya dalam menyampaikan risalahnya, ikut serta merasakan
penderitaan yang pahit pada saat jihad dan menolongnya dengan jiwa
dan hartanya. Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku
ketika orang- orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-
orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku ketika
orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak
darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia."
( HR. Imam Ahmad dalam "Musnad"-nya, 6/118)

Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari Abu Hurairah ra., dia berkata
:"Jibril datang kepada Nabi SAW, lalu berkata :"Wahai, Rasulullah, ini
Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan
atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan kepadanya
salam dari Tuhannya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah
di syurga, (terbuat) dari mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan
tiada kepayahan." (Shahih Bukhari, Bab Perkawinan Nabi SAW dengan
Khadijah dan Keutamaannya, 1/539)

AISYAH RA
Seorang gadis kecil periang berumur sembilan tahun sedang gembira
bermain-main dengan teman-temannya. Rambutnya awut awutan dan
mukanya kotor karena debu. Tiba-tiba beberapa orang yang sudah agak
tua muncul dari sebuah rumah di dekat situ dan datang ke tempat anak-
anak tadi bermain-main. Mereka lalu membawa anak gadis itu pulang,
memberinya pakaian yang rapi, dan malam itu juga, gadis itu dinikahkan
dengan laki-iaki paling agung di antara manusia, Nabi ummat Islam.
Suatu penghormatan paling unik yang pernah diterima seorang wanita.
Aisyah adalah salah seorang putri tersayang Sayidina Abu Bakar ra,

- 100-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

sahabat Nabi yang setia, yang kemudian menggantikan Nabi sebagai


Khalifah Islam yang pertama.

Aisyah rha. lahir di Mekkah 614 Masehi, delapan tahun sebelum


permulaan zaman Hijrah. Orangtuanya sudah memeluk agama Islam.
Sejak mulai kecil anak gadis itu telah dididik sesuai dengan tradisi paling
mulia - agama Islam - dan dengan sempurna dipersiapkan dan diberinya
hak penuh untuk kemudian menduduki tempat yang mulia. Ia menjadi istri
Nabi selama sepuluh tahun. Masih muda sewaktu dinikahkan dengan
Nabi, tetapi ia memiliki kemampuan sangat baik sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan tugas barunya. Kehadirannya membuktikan
bahwa ia seorang yang cerdas dan setia, dan sebagai istri, sangat
mencintai tokoh dermawan paling besar bagi umat manusia.

Di seluruh dunia, ia diakui sebagai pembawa riwayat paling otentik bagi


ajaran Islam seperti apa yang telah disunahkan oleh suaminya. Ia di
anugerahi ingatan yang sangat tajam, dan mampu mengingat segala
pertanyaan yang diajukan para tamu wanita kepada Nabi, serta juga
mengingat segenap jawaban yang diberikan oleh Nabi. Diingatnya secara
sempurna semua yang disampaikan Nabi kepada para delegasi dan
jemaah di masjid. Karena kamar Aisyah itu bersebelahan dengan masjid,
dengan cermat dan tekun ia mendengarkan dakwah, ta'lim, dan
mudzakarah Nabi dengan para sahabat dan orang-orang lain. Ia
mengajukan juga pertanyaan-pertanyaan kepada Nabi tentang soal-soal
yang sulit dan rumit sehubungan dengan ajaran agama Islam. Hal-hal
inilah yang menyebabkan ia menjadi ilmuwan dan periwayat yang paling
besar dan paling otentik bagi sunnah Nabi dan ajaran Islam.

Aisyah tidak ditakdirkan hidup bersama-sama dengan Nabi untuk waktu


yang lama. Pernikahannya itu berlangsung hanya sepuluh tahun saja.
Tahun 11 Hijrah, 632 Masehi, Nabi wafat dan dimakamkan di kamar yang
dihuni Aisyah. Nabi digantikan oleh seorang sahabat yang setia, Abu
Bakar ra, sebagai khalifah islam yang pertama. Aisyah terus menduduki
urutan pertama, dan setelah Fathima rha. meninggai dunia di tahun 11
Hijrah, Aisyah dianggap sebagai wanita yang paling penting di dunia
Islam. Tetapi ayahnya, Abu Bakar, tidak berumur panjang. Ia meninggal
dunia dua setengah tahun setelah wafat Nabi. Selama kekuasaan Umar
al-Faruq, khalifah yang kedua, Aisyah menduduki posisi sebagai ibu
utama di seluruh daerah-daerah Islam yang secara cepat makin meluas.
Orang datang untuk meminta nasihat-nasihatnya yang bijaksana tentang
- 101-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

segala hal yang pen ting. Umar terbunuh dan kemudian Khalifah Usman.
Dua peristiwa kesyahidan tersebut telah mengguncangkan sendi-sendi
Islam, dan menjurus kepada perpecahan yang tragis di kalangan umat
Islam. Keadaan itu sangat merugikan agama yang sedang menyebar luas
dan berkembang dengan cepat, yang pada waktu itu telah menjalar
sampai ke batas pegunungan Atlas di sebelah Barat, dan ke puncak-
puncak Hindu Kush di sebelah Timur. Aisyah tidak dapat tinggal diam
sebagai penonton dalam menghadapi oknum-oknum pemecah-belah itu.
Dengan sepenuh hati ia membela mereka yang menuntut balas atas
kesyahidan khalifah yang ketiga. Di dalam Perang Unta, suatu
pertempuran melawan Ali, khalifah yang keempat, pasukan Aisyah kalah
dan ia terus mundur ke Madinah di bawah perlindungan pengawal yang
diberikan oleh putra khalifah sendiri. Beberapa orang sejarawan yang
menaruh minat terhadap peristiwa itu, baik yang Muslim maupun yang
bukan, memberikan kritik kepada Aisyah dalam pertempuran melawan Ali.
Tetapi tidak seorang pun yang meragukan kesungguhan hati dan
keyakinan Aisyah untuk menuntut balas bagi darah Usman.

Aisyah menyaksikan berbagai perubahan yang dialami oleh Islam selama


tiga puluh tahun kekuasaan khalifah yang saleh. Ia meninggal dunia
tahun 678 Masehi. Ketika itu kekuasaan berada di tangan Muawiyah.
Penguasa ini amat takut kepada Aisyah dengan kritik-kritiknya yang
pedas berkenaan dengan negara Islam yang secara politis sedang
berubah itu. Ibu Utama agama Islam ini terkenal dengan bermacam
ragam sifatnya kesalehannya, umurnya, kebijaksanaannya,
kesederhanaannya, kemurahan hatinya, dan kesungguhan hatinya untuk
menjaga kemurnian riwayat sunnah Nabi. Kesederhanaan dan
kesopanannya segera menjadi obor penyuluh bagi wanita Islam sejak
waktu itu juga. Ia menghuni ruangan yang berukuran kurang dari 12 X 12
kaki bersama-sama dengan Nabi. Ruangan itu beratap rendah, terbuat
dari batang dan daun kurma, diplester dengan lumpur. Pintunya cuma
satu, itu pun tanpa daun pintu, dan hanya ditutup dengan secarik kain
yang digantungkan di atasnya.

Selama masa hidup Nabi, jarang Aisyah tidak kekurangan makan. Pada
malam hari ketika Nabi mengembuskan napasnya yang tera khir, Aisyah
tidak mempunyai minyak Waktu Khalifah Umar berkuasa, istri dan
beberapa sahabat Nabi mendapatkan tunjangan yang cukup besar tiap
bulannya. Aisyah jarang menahan uang atau pemberian yang diterimanya
sampai keesokan harinya, karena semuanya itu segera dibagikan kepada
- 102-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

orang-orang yang membutuhkannya. Pada suatu hari di bulan


Ramadhan, waktu Abdullah ibn Zubair menyerahkan sekantung uang
sejumlah satu lakh dirham, Aisyah membagikan uang itu sebelum waktu
berbuka puasa.

Aisyah pada zamannya terkenal sebagai orator. Pengabdiannya kepada


basyarakat, dan usahanya untuk mengembangkan pengetahuan orang
tentang sunnah dan fiqh, tidak ada tandingannya di dalam catatan sejarah
Islam. Jika orang menemukan persoalan mengenai sunnah dan fiqh yang
sukar untuk dipecahkan, soal itu akhirnya dibawa kepada Aisyah, dan
kata kata Aisyah menjadi keputusan terakhir. Kecuali Ali, Abdullah ibn
Abbas dengan Abdullah ibn Umar, Aisyah juga termasuk kelompok
intelektual di tahun-tahun pertama Islam.

Ibu Agung Agama Islam ini mengembuskan napas yang terakhir 17


Ramadhan, 58 Hijriah (13 Juli, 678 Masehi). Kematiannya menimbulkan
rasa duka terutama di Madinah dan di seluruh dunia Islam. Aisyah rha.
bersama Khadijah rha. dan Fathima az-Zahra rha. dianggap sebagai
wanita yang paling menonjol di kalangan wanita Islam. Kebanyakan para
ulama menempatkan Fathimah rha. di tangga teratas, diikuti oleh
Khadijah rha, dengan Aisyah rha sebagai yang terakhir. Tapi ulama ibn
Hazim malah menempatkan Aisyah rha. nomor dua sesudah Nabi
Muhammad SAW, di atas semua istri, sahabat, dan rekan-rekannya.
Menurut Allama ibn Taimiya, Fatima-lah yang berada di tempat teratas,
karena ia itu anak tersayang Nabi, Khadijah itu agung karena dialah
orang pertama yang memeluk agama Islam. Tetapi, tidak seorang pun
yang menandingi Aisyah mengenai peranannya dalam menyebarluaskan
ajaran Nabi.

UMMU ABIHA
Panggilan kesayangan bagi Fathimah rha. adalah Ummu Abiha (ibu dari
ayahnya). Dia adalah puteri yang mulia dari pemimpin para makhluq,
Rasulullah SAW, Abil Qasim, Muhammad bin Abdullah bin Abdul
Muththalib bin Hasyim. Dia juga digelari Al-Batuul, yaitu yang
memusatkan perhatiannya pada ibadah atau tiada bandingnya dalam hal
keutamaan, ilmu, akhlaq, adab, hasab dan nasab. Fathimah rha.lebih
muda dari Zainab, isteri Abil Ash bin Rabi' dan Ruqayyah, isteri Utsman
bin Affan. Juga dia lebih muda dari Ummu Kultsum. Dia adalah anak yang
paling dicintai Nabi SAW sehingga beliau bersabda :"Fathimah rha.adalah
- 103-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

darah dagingku, apa yang menyusahkannya juga menyusahkan aku dan


apa yang mengganggunya juga menggangguku." (Ibnul Abdil Barr dalam
Al-Istii'aab)

Sesungguhnya dia adalah pemimpin wanita dunia dan penghuni syurga


yang paling utama, puteri kekasih Robbil'aalamiin, dan ibu dari Al-Hasan
dan Al-Husein. Az-Zubair bin Bukar berkata :"Keturunan Zainab telah
tiada dan telah sah riwayat, bahwa Rasulullah SAW menyelimuti
Fathimah rha.dan suaminya serta kedua puteranya dengan pakaian
seraya berkata :"Ya, Allah, mereka ini adalah ahli baitku. Maka
hilangkanlah dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka sebersih-
bersihnya." ["Siyar A'laamin Nubala', juz 2, halaman 88]

Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata :"Datang Fathimah rha.kepada Nabi
SAW meminta pelayan kepadanya. Maka Nabi SAW bersabda
kepadanya : "Ucapkanlah :"Wahai Allah, Tuhan pemilik bumi dan Arsy
yang agung. Wahai, Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu yang
menurunkan Taurat, Injil dan Furqan, yang membelah biji dan benih. Aku
berlindung kepada- Mu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau
kuasai nyawanya. Engkau- lah awal dan tiada sesuatu sebelum-Mu.
Engkau-lah yang akhir dan tiada sesuatu di atas-Mu. Engkau-lah yang
batin dan tiada sesuatu di bawah- Mu. Lunaskanlah utangku dan
cukupkan aku dari kekurangan." (HR.Tirmidzi)

Inilah Fathimah rha.binti Muhammad SAW yang melayani diri sendiri dan
menanggung berbagai beban rumahnya. Thabrani menceritakan, bahwa
ketika kaum Musyrikin telah meninggalkan medan perang Uhud, wanita-
wanita sahabah keluar untuk memberikan pertolongan kepada kaum
Muslimin. Di antara mereka yang keluar terdapat Fathimah. Ketika
bertemu Nabi SAW, Fathimah rha.memeluk dan mencuci luka-
lukanydengan air, sehingga darah semakin banyak yangk keluar. Tatkala
Fathimah rha.melihat hal itu, dia mengambil sepotong tikar, lalu
membakar dan membubuhkannya pada luka itu sehingga melekat dan
darahnya berhenti keluar." (HR. Syaikhani dan Tirmidzi)

Dalam kancah pertarungan tampaklah peranan puteri Muslim supaya


menjadi teladan yang baik bagi pemudi Muslim masa kini. Pemimpin
wanita penghuni Syurga Fathimah Az-Zahra', puteri Nabi SAW, di tengah-
tengah pertempuran tidak berada dalam sebuah panggung yang besar,
tetapi bekerja di antara tikaman-tikaman tombak dan pukulan- pukulan
- 104-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

pedang serta hujan anak panah yang menimpa kaum Muslimin untuk
menyampaikan makanan, obat dan air bagi para prajurit. Inilah gambaran
lain dari puteri sebaik-baik makhluk yang kami persembahkan kepadada
para pengantin masa kini yang membebani para suami dengan tugas
yang tidak dapat dipenuhi.

Ali r.a. berkata :"Aku menikahi Fathimah, sementara kami tidak


mempunyai alas tidur selain kulit domba untuk kami tiduri di waktu malam
dan kami letakkan di atas unta untuk mengambil air di siang hari. Kami
tidak mempunyai pembantu selain unta itu." Ketika Rasulullah SAW
menikahkannya (Fathimah), beliau mengirimkannya (unta itu) bersama
satu lembar kain dan bantal kulit berisi ijuk dan dua alat penggiling
gandum, sebuah timba dan dua kendi. Fathimah rha.menggunakan alat
penggiling gandum itu hingga melecetkan tangannya dan memikul qirbah
(tempat air dari kulit) berisi air hingga berbekas pada dadanya. Dia
menyapu rumah hingga berdebu bajunya dan menyalakan api di bawah
panci hingga mengotorinya juga. Inilah dia, Az-Zahra', ibu kedua cucu
Rasulullah SAW :Al-Hasan dan Al-Husein. Fathimah rha.selalu berada di
sampingnya, maka tidaklah mengherankan bila dia meninggalkan bekas
yang paling indah di dalam hatinya yang penyayang. Dunia selalu
mengingat Fathimah rha., "ibu ayahnya, Muhammad", Al- Batuul (yang
mencurahkan perhatiannya pada ibadah), Az-Zahra' (yang cemerlang),
Ath-Thahirah (yang suci), yang taat beribadah dan menjauhi keduniaan.
Setiap merasa lapar, dia selalu sujud, dan setiap merasa payah, dia
selalu berdzikir.

Imam Muslim menceritakan kepada kita tentang keutamaan-


keutamaannya dan meriwayatkan dari Aisyah' r.a. dia berkata : "Pernah
isteri-isteri Nabi SAW berkumpul di tempat Nabi SAW. Lalu datang
Fathimah rha.sambil berjalan, sedang jalannya mirip dengan jalan
Rasulullah SAW. Ketika Nabi SAW melihatnya, beliau menyambutnya
seraya berkata :"Selamat datang, puteriku." Kemudian beliau
mendudukkannya di sebelah kanan atau kirinya. Lalu dia berbisik
kepadanya. Maka Fathimah rha.menangis dengan suara keras. Ketika
melihat kesedihannya, Nabi SAW berbisik kepadanya untuk kedua
kalinya, maka Fathimah rha.tersenyum. Setelah itu aku berkata kepada
Fathimah rha.:Rasulullah SAW telah berbisik kepadamu secara khusus di
antara isteri-isterinya, kemudian engkau menangis!" Ketika Nabi SAW
pergi, aku bertanya kepadanya :"Apa yang dikatakan Rasulullah SAW
kepadamu ?" Fathimah rha.menjawab :"Aku tidak akan menyiarkan
- 105-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

rahasia Rasul Allah SAW." Aisyah berkata :"Ketika Rasulullah SAW wafat,
aku berkata kepadanya :"Aku mohon kepadamu demi hakku yang ada
padamu, ceritakanlah kepadaku apa yang dikatakan Rasulullah SAW
kepadamu itu ?" Fathimah rha.pun menjawab :"Adapun sekarang, maka
baiklah. Ketika berbisik pertama kali kepadaku, beliau mengabarkan
kepadaku bahwa Jibril biasanya memeriksa bacaannya terhadap Al
Qur'an sekali dalam setahun, dan sekarang dia memerika bacaannya dua
kali. Maka, kulihat ajalku sudah dekat. Takutlah kepada Allah dan
sabarlah. Aku adalah sebaik-baik orang yang mendahului-mu." Fathimah
rha.berkata :"Maka aku pun menangis sebagaimana yang engkau lihat
itu. Ketika melihat kesedihanku, beliau berbisik lagi kepadaku, dan
berkata :"Wahai, Fathimah, tidakkah engkau senang menjadi pemimpin
wanita-wanita kaum Mu'min atau ummat ini ?" Fathimah rha.berkata
:"Maka aku pun tertawa seperti yang engkau lihat."

Inilah dia, Fathimah Az-Zahra'. Dia hidup dalam kesulitan, tetapi mulia
dan terhormat. Dia telah menggiling gandum dengan alat penggiling hingg
berbekas pada tangannya. Dia mengangkut air dengan qirbah hingga
berbekas pada dadanya. Dan dia menyapu rumahnya hingg berdebu
bajunya. Ali r.a. telah membantunya dengan melakukan pekerjaan di luar.
Dia berkata kepada ibunya, Fathimah binti Asad bin Hasyim :"Bantulah
pekerjaan puteri Rasulullah SAW di luar dan mengambil air, sedangkan
dia akan bekerja di dalam rumah :yaitu membuat adonan tepung,
membuat roti dan menggiling gandum." Tatkala suaminya, Ali,
mengetahui banyak hamba sahaya telah datang kepada Nabi SAW, Ali
berkata kepada Fathimah, "Alangkah baiknya bila engkau pergi kepada
ayahmu dan meminta pelayan darinya." Kemudian Fathimah rha.datang
kepada Nabi SAW. Maka beliau bertanya kepadanya :"Apa sebabnya
engkau datang, wahai anakku ?" Fathimah rha.menjawab :"Aku datang
untuk memberi salam kepadamu." Fathimah rha.merasa malu untuk
meminta kepadanya, lalu pulang. Keesokan harinya, Nabi SAW datang
kepadanya, lalu bertanya : "Apakah keperluanmu ?" Fathimah rha.diam.
Ali r.a. lalu berkata :"Aku akan menceritakannya kepada Anda, wahai
Rasululllah. Fathimah menggiling gandum dengan alat penggiling hingga
melecetkan tangannya dan mengangkut qirbah berisi air hingga berbekas
di dadanya. Ketika hamba sahaya datang kepada Anda, aku
menyuruhnya agar menemui dan meminta pelayan dari Anda, yang bisa
membantunya guna meringankan bebannya." Kemudian Nabi SAW
bersabda :"Demi Allah, aku tidak akan memberikan pelayan kepada kamu
berdua, sementara aku biarkan perut penghuni Shuffah merasakan
- 106-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

kelaparan. Aku tidak punya uang untuk nafkah mereka, tetapi aku jual
hamba sahaya itu dan uangnya aku gunakan untuk nafkah mereka."
Maka kedua orang itu pulang. Kemudian Nabi SAW datang kepada
mereka ketika keduanya telah memasuki selimutnya. Apabila keduanya
menutupi kepala, tampak kaki-kaki mereka, dan apabila menuti kaki,
tampak kepala-kepala mereka. Kemudian mereka berdiri. Nabi SAW
bersabda :"Tetaplah di tempat tidur kalian. Maukah kuberitahukan kepada
kalian yang lebih baik daripada apa yang kalian minta dariku ?" Keduanya
menjawab :"Iya." Nabi SAW bersabda: "Kata-kata yang diajarkan Jibril
kepadaku, yaitu hendaklah kalian mengucapkan : Subhanallah setiap
selesai shalat 10 kali, Alhamdulillaah 10 kali dan Allahu Akbar 10 kali.
Apabila kalian hendak tidur, ucapkan Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah
33 kali dan takbir (Allahu akbar) 33 kali."

Dalam mendidik kedua anaknya, Fathimah rha.memberi contoh : Adalah


Fathimah rha.menimang-nimang anaknya, Al-Husin seraya melagukan
:"Anakku ini mirip Nabi, tidak mirip dengan Ali." Dia memberikan contoh
kepada kita saat ayahandanya wafat. Ketika ayahnya menjelang wafat
dan sakitnya bertambah berat, Fathimah rha.berkata : "Aduh, susahnya
Ayah!" Nabi SAW menjawab :"Tiada kesusahan atas Ayahanda sesudah
hari ini." Tatkala ayahandanya wafat, Fathimah rha.berkata :

"Wahai, Ayah, dia telah memenuhi panggilang Tuhannya. Wahai, Ayah, di


surga Firdaus tempat tinggalnya. Wahai, Ayah, kepada Jibril kami
sampaikan beritanya."

Fathimah rha.telah meriwayatkan 18 hadits dari Nabi SAW. Di dalam


Shahihain diriwayatkan satu hadits darinya yang disepakati oleh Bukhari
dan Muslim dalam riwayat Aisyah. Hadits tersebut diriwayatkan oleh
Tirmidzi, Ibnu Majah dan Abu Dawud. Ibnul Jauzi berkata: "Kami tidak
mengetahui seorang pun di antara puteri-puteri Rasulullah SAW yang
lebih banyak meriwayatkan darinya selain Fathimah rha."

Imam Adz-Dzhabi telah meriwayatkan bahwa Fathimah rha. pernah


mengeluh kepada Asma' binti Umais tentang tubuh yang kurus. Dia
berkata : "Dapatkah engkau menutupi aku dengan sesuatu ?" Asma'
menjawab :"Aku melihat orang Habasyah membuat usungan untuk wanita
dan mengikatkan keranda pada kaki-kaki usungan." Maka Fathimah
rha.menyuruh membuatkan keranda untuknya sebelum dia wafat.
Fathimah rha.melihat keranda itu, maka dia berkata :"Kalian telah
- 107-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

menutupi aku, semoga Allah menutupi aurat kalian." (Siyar A'laamin


Nubala). Semacam itu juga dari Qutaibah bin Said ...dari Ummi Ja'far.

Ibnu Abdil Barr berkata : "Fathimah adalah orang pertama yang


dimasukkan ke keranda pada masa Islam." Dia dimandikan oleh Ali dan
Asma', sedang Asma' tidak mengizinkan seorang pun masuk. Ali r.a.
berdiri di kuburnya dan berkata : Setiap dua teman bertemu tentu akan
berpisah dan semua yang di luar kematian adalah sedikit kehilangan satu
demi satu adalah bukti bahwa teman itu tidak kekal Semoga Allah SWT
meridhoinya. Dia telah memenuhi pendengaran, mata dan hati. Dia
adalah 'ibu dari ayahnya (Ummu Abiha)', orang yang paling erat
hubungannya dengan Nabi SAW dan paling menyayanginya.

Ketika Nabi SAW terluka dalam Perang Uhud, dia keluar bersama wanita-
wanita dari Madinah menyambutnya agar hatinya tenang. Ketika melihat
luka-lukanya, Fathimah rha.langsung memeluknya. Dia mengusap darah
darinya, kemudian mengambil air dan membasuh mukanya. Betapa indah
situasi di mana hati Muhammad SAW berdenyut menunjukkan cinta dan
sayang kepada puterinya itu. Seakan-akan kulihat Az-Zahra' a.s.
berlinang air mata dan berdenyut hatinya dengan cinta dan kasih sayang.
Selanjutnya, inilah dia, Az-Zahra', puteri Nabi SAW, puteri sang
pemimpin. Dia memberi contoh ketika keluar bersama 14 orang wanita, di
antara mereka terdapat Ummu Sulaim binti Milhan dan Aisyah Ummul
Mu'minin rha. dan mengangkut air dalam sebuah qeribah dan bekal di
atas punggungnya untuk memberi makan kaum Mu'minin yang sedang
berperang menegakkan agama Allah SWT.

KEBERANIAN HAMZAH BIN ABDUL MUTTHALIB RA.


Thabarani telah mengeluarkan dari Al-Harits At-Taimi dia berkata: Adalah
Hamzah bin Abdul Mutthalib ra. pada hari pertempuran di Badar membuat
tanda dengan bulu burung Na'amah (Bangau). Sesudah selesai
peperangan, maka seorang dari kaum Musyrikin bertanya: Siapa orang
yang bertanda dengan bulu burung Na'amah itu? Maka orang berkata:
Dialah Hamzah bin Abdul Mutthalib. Sambut orang itu lagi: Dialah orang
yang banyak memalu kita di dalam peperangan itu.
(Majma'uz Zawa'id 6:81)

Bazzar mengeluarkan dari Abdul Rahman bin Auf ra. dia berkata:
Bertanya Umaiyah bin Khalaf kepadanya: Hai Abdullah! Siapa orang yang
memakai bulu burung Na'amah di dadanya pada perang Badar itu?
- 108-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

jawabku: Dia itu paman Muhammad, dialah Hamzah bin Abdul Mutthalib
ra. Berkata lagi Umaiyah bin Khalaf: Dialah orang yang banyak memalu
kita dengan senjatanya sehingga dia dapat membunuh ramai di antara
kita. (Majma'uz Zawa'id 6:81)

Hakim telah mengeluarkan dari Sabir bin Abdullah ra. dia berkata:
Rasulullah SAW mencari-cari Hamzah pada hari Ubud setelah selesai
peperangan, dan setelah semua orang berkumpul di sisinya: Di mana
Hamzah? Maka salah seorang di situ menjawab: Tadi, saya lihat dia
berperang di bawah pohon di sana, dia terus menerus mengatakan: Aku
singa Allah, dan singa RasulNya! Ya Allah, ya Tuhanku! Aku mencuci
tanganku dari apa yang dibawa oleh mereka itu, yakni Abu Sufyan bin
Harb dan tentera Quraisy. Dan aku memohon uzur kepadamu dari apa
yang dibuat oleh mereka itu dan kekalahan mereka, yakni tentera Islam
yang melarikan diri! Lalu Rasulullah SAW pun menuju ke tempat itu, dan
didapati Hamzah telah gugur. Bila Beliau melihat dahinya, Beliau
menangis, dan bila melihat mayatnya dicincang-cincang, Beliau menarik
nafas panjang. Kemudian Beliau berkata: Tidak ada kain kafan buatnya?!
Maka segeralah seorang dari kaum Anshar membawakan kain kafan
untuknya. Berkata Jabir seterusnya, bahwa Rasulullah SAW telah
berkata: Hamzah adalah penghulu semua orang syahid nanti di sisi Allah
pada hari kiamat.
(Hakim 3:199)

Cerita Wahsyi ra.

Ibnu Ishak telah mengeluarkan dari Ja'far bin Amru bin Umaiyah Adh-
Dhamri, dia berkata: Aku keluar bersama Abdullah bin Adiy bin Al-Khiyar
pada zaman Mu'awiyah ra... dan disebutkan ceritanya hingga kami duduk
bersama Wahsyi (pembunuh Hamzah ra.), maka kami berkata
kepadanya: Kami datang ini untuk mendengar sendiri darimu, bagaimana
engkau membunuh Hamzah ra. Wahsyi bercerita: Aku akan memberitahu
kamu berdua, sebagai mana aku sudah memberitahu dahulu kepada
Rasulullah SAW ketika Beliau bertanya ceritanya dariku.

Pada mulanya, aku ini adalah hamba kepada Jubair bin Muth'im, dan
pamannya yang bernama Thu'aimah bin Adiy telah mati terbunuh di
perang Badar. Apabila kaum Quraisy keluar untuk berperang di Uhud,
Jubair berkata kepadaku: Jika engkau dapat membunuh Hamzah, paman
Muhammad untuk menuntut balas kematian pamanku di Badar, engkau
- 109-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

akan aku merdekakan. Bila tentera Quraisy keluar ke medan Uhud, aku
turut keluar bersama mereka. Aku seorang Habsyi yang memang mahir
untuk melempar pisau bengkok, dan sebagaimana biasanya orang
Habsyi, jarang-jarang tidak mengenai sasaran apabila melempar. Apabila
kedua belah pihak bertempur di medan Uhud itu, aku keluar mencari-cari
Hamzah untuk kujadikan sasaranku, sehingga aku melihatnya di antara
orang yang bertarung, seolah-olahnya dia unta yang mengamuk, terus
memukul dengan pedangnya segala apa yang datang menyerangnya,
tiada seorang pun yang dapat melawannya. Aku pun bersiap untuk
menjadikannya sasaranku. Aku lalu bersembunyi di balik batu berdekatan
dengan pohon yang dia sedang bertarung, sehingga apabila dia datang
berdekatan denganku, mudahlahlah aku melemparkan pisau racunku itu.

Tatkala dia dalam keadaan begitu, tiba-tiba datang menyerangnya Sibak


bin Abdul Uzza. Apabila Hamzah melihat Sibak datang kepadanya, dia
berteriak: Mari ke sini, siapa yang hendak mencari maut! Dipukulnya
dengan sekali pukulan kepalanya terus berguling di tanah. Maka pada
ketika itulah, aku terus mengacung-acungkan pisau bengkokku itu, dan
apabila aku rasa sudah tepat sasaranku, aku pun melemparnya kepada
Hamzah mengenai bawah perutnya terus rnenembusi bawah
selangkangnya. Dia mencoba hendak menerkamku, tetapi dia sudah tidak
berdaya lagi, aku lalu meninggalkannya di situ sehinggalah dia mati.
Kemudian aku kembali lagi untuk mengambil pisau bengkokku itu, dan
aku membawanya ke perkemahan kami. Aku duduk di situ menunggu,
dan aku tidak punya hajat yang lain, selain dari hendak membunuh
Hamzah agar aku dapat dimerdekakan oleh tuanku.

Apabila kami kembali ke Makkah, seperti yang dijanjikan oleh tuanku, aku
dimerdekakan. Aku terus tinggal di Makkah. Dan apabila kota Makkah
ditakluki oleh Rasulullah SAW aku pun melarikan diri ke Tha'if dan
menetap di sana. Apabila rombongan orang-orang Tha'if bersiap-siap
hendak menemui Rasulullah SAW untuk memeluk Islam, aku merasa
serba salah tidak tahu ke mana harus melarikan diri. Aku berfikir, apakah
aku harus melarikan diri ke Syam, atau ke Yaman, ataupun ke negeri-
negeri lainnya, sampai kapan aku akan menjadi orang buruan?! Demi
Allah, aku merasakan diriku susah sekali. Tiba-tiba ada orang yang
datang kepadaku memberi nasehat: Apa yang engkau susahkan?
Muhammad tidak membunuh orang yang masuk ke dalam agamanya,
dan menyaksikan syahadat kebenaran! Aku tidak ada jalan melainkan
menerima nasehat itu. Aku pun menuju ke Madinah untuk menemui
- 110-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Rasulullah SAW Memang tiada disangka-sangkanya melainkan dengan


tiba-tiba Beliau melihatku berdiri di hadapannya menyaksikan syahadat
kebenaran itu. Beliau lalu menoleh kepadaku seraya berkata: Apakah
engkau ini Wahsyi? Jawabku: Saya, wahai Rasulullah! Beliau berkata
lagi: Duduklah! Ceritakanlah bagaimana engkau rnembunuh Hamzah?!
Aku lalu menceritakan kepadanya seperti aku menceritakan sekarang
kepada kamu berdua.

Apabila selesai bercerita, Beliau berkata kepadaku: Awas! Jangan lagi


engkau datang menunjukkan wajahmu kepadaku! Kerana itu aku terus-
menerus menjauhkan diri dari Rasulullah SAW supaya Beliau tidak
melihat wajahku lagi, sehinggalah Beliau wafat meninggalkan dunia ini.
Kemudian apabila kaum Muslimin keluar untuk berperang dengan
Musailimah Al-Kazzab, pemimpin kaum murtad di Yamamah, aku turut
keluar untuk berperang dengannya. Aku bawa pisau bengkok yang
membunuh Hamzah itu. Ketika orang sedang gawat bertempur, aku
mencuri-curi masuk dan aku lihat Musailimah sedang berdiri dan di
tangannya pedang yang terhunus, maka aku pun membuat persiapan
untuk melemparnya dan di sebelahku ada seorang dari kaum Anshar
yang sama tujuan denganku. Aku terus mengacung-acungkan pisau itu
ke arahnya, dan apabila aku rasa sudah boleh mengenai sasarannya, aku
pun melemparkannya, dan mengenainya, lalu orang Anshar itu
menghabiskan hidupnya dengan pedangnya. Aku sendiri tidak
memastikan siapa yang membunuh Musailimah itu, apakah pisau
bengkokku itu, ataupun pedang orang Anshar tadi, hanya Tuhan sajalah
yang lebih mengetahui. Jika aku yang membunuhnya, maka aku telah
membunuh orang yang terbaik pada masa hayat Rasulullah SAW dan
aku juga sudah membunuh orang yang paling jahat sesudah hayat
Beliau.
(Al-Bidayah Wan-Nihayah 4:18)

Bukhari telah mengeluarkan dari Ja'far bin Amru sebagaimana cerita yang
sebelumnya, cuma apabila orang ramai berbaris untuk berperang, lalu
keluarlah Sibak seraya menjerit: Siapa yang akan melawanku? Hamzah
pun keluar untuk melawannya, lalu Hamzah berkata kepadanya: Hai
Sibak! Hai putera Ummi Anmar, tukang sunnat orang perempuan! Apakah
engkau hendak melawan Allah dan RasulNya? Hamzah lalu
menghantamnya dengan suatu pukulan yang keras menghabiskannya.

- 111-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

DAKWAH KHALID BIN WALID RA. DI MEDAN PERANG


Menurut Al-Waqidi dan lainnya, mereka berkata: Satu peristiwa, pada
pertempuran Yarmuk, keluarlah dari barisan musuh seorang panglima
besar musyrik, lalu dia menyeru Khalid bin Al-Walid untuk keluar dari
barisan kaum Muslimin. Khalid pun keluar dengan kuda tangkasnya,
hingga hampir-hampir kedua kuda itu berlaga kerana ketangkasannya.
Maka berkatalah panglima pasukan musyrik itu yang bernama Jarjah:

"Engkaukah yang dikenal Khalid, panglima pasukan ini?".


"Ya, aku Khalid pedang Allah!" jawab Khalid.
"Khalid, pedang Allah?" tanya Jarjah lagi.
"Ya", jawab Khalid. "Dan engkau siapa?"
"Aku Jarjah, panglima perang!"
"Apa maksudmu memanggil aku ke sini?" tanya Khalid.
"Hai Khalid! Bicaralah yang benar, dan jangan berdusta! Sebab orang
yang merdeka itu tidak berdusta. Dan jangan pula engkau menipuku,
kerana orang yang berkedudukan seperti engkau ini tidak akan menipu
yang lain, apa lagi bila hal itu ada pertaliannya dengan Allah!" jarjah ingin
menguji kejujuran Khalid.
"Baiklah", jawab Khalid. "Aku akan berkata benar dan menjawab sesuai
dengan kehendakmu!"
"Engkau mengaku diri sebagai pedang Allah, bukan?" tanya Jarjah.
"Ya", jawab Khalid pendek
"Apakah Allah telah menurunkan pedang itu dari langit kepada Utusan
kamu, lalu dia menyerahkan pedang itu kepadamu, dan engkau tidak
akan menghunuskan kepada sesiapa pun, melainkan engkau akan
mengalahkannya?" Jarjah meminta penerangan dari Khalid.
"Tidak!" jawab Khalid pendek lagi.
"Oh, tidak?!" Jarjah mengejek. "Jadi bagaimana engkau dipanggil sebagai
pedang Allah? Bukankah itu ajaib sekali?!" Jarjah menambah lagi.
"Tidak ajaib, jika engkau mendengar cerita yang sebenarnya!" jawab
Khalid.
"Kalau begitu ceritakanlah kepadaku!" pinta Jarjah.
"Sekarang dengarlah ceritanya: Sesungguhnya Allah telah mengutus
kepada kita UtusanNya, lalu Beliau mengajak kami memeluk Islam, tetapi
kami menjauhkan diri darinya, dan kami sekalian menyingkirkannya.
Meskipun begitu ada juga setengah dari kami yang mempercayainya dan
mengikutnya, manakala yang lain mendustakannya dan menentangnya,
dan jika engkau ingin tahu aku adalah di antara orang-orang yang

- 112-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

mendustakannya dan menentangnya", Khalid menceritakan dirinya


dengan jujur.
"Sesudah itu?" tanya Jarjah yang mendengar dengan penuh minat.
"Kemudian Allah telah melembutkan hati kami, dan membukakan
pemikiran kami, lalu kami diberiNya petunjuk untuk memeluk Islam, dan
kami pun memberikan kesetiaan kami kepadanya", Khalid berdiam
sebentar mengenang dirinya di masa lalu.
"Kemudian, apa yang berlaku?" tanya Jarjah lagl
'Kerana aku memeluk Islam itulah, maka beliau berkata kepadaku: Hai
Khalid! Engkau ini adalah pedang dari pedang-pedang Allah, yang
dihunuskan Allah ke atas kaum musyrik, dan beliau mendoakan bagiku
dengan kemenangan!" jelas Khalid.
"Sebab itulah engkau dikenal dengan pedang Allah?!" tanya Jarjah.
"Ya, aku rasakan itu, dan aku orang yang paling keras di antara pasukan
Islam ke atas kaum musyrik", 'jelas Khalid lagi.
"Baiklah", tanya Jarjah. "Engkau membawa pasukanmu ke sini itu, untuk
apa?"
Aku datang ke sini untuk menyeru orang-orang seperti kamu kepada
Islam, dan mempercayai Tuhan yang Satu!" jawab Khalid.
"Tuhan yang Satu?" tanya Jarjah.
"Ya, dengan menyaksikan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan
bahwasanya Muhammad itu adalah Utusan Allah, serta meyakini bahwa
apa yang dibawa Muhammad itu adalah dari Allah yang Maha Mulia",
terang Khalid.
"Kalau kami tidak mahu menerimanya?"
"Bayar upeti, dan kami akan melindungi kamu!"
"Kalau kami tidak mahu membayar upeti itu?"
"Kami akan memerangi kamu habis-habisan!"
"Baiklah, apa kedudukan orang yang mengikut seruanmu itu, dan yang
mendampingkan diri dalam apa yang engkau seru itu?"
'Kedudukannya dengan kami sama tentang apa yang difardhukan Allah
ke atas kami sekalian, baik dia orang berpangkat atau orang yang
rendah, yang pertama memeluk Islam dan yang kebelakangan! Yakni
siapa yang mengikut Muhammad sekarang ini akan memperoleh pahala
yang sama dengan siapa yang telah mengikutnya lama sebelum ini, iaitu
balasannya dan kelebihannya?!"
"Bagaimana itu?" Jarjah meminta penjelasan.
"Ya", jawab Khalid, "bahkan boleh jadi lebih utama lagi".

- 113-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

"Bagaimana sampai begitu? Bagaimana agamamu menyamakan orang-


orang ini dengan kamu, padahal kamu sudah mendahului mereka?" tanya
Jarjah.
"Mudah saja!" jawab Khalid. "Kita orang-orang yang terdahulu memeluk
Islam secara terpaksa, kerana kita telah menentangnya sebelum itu.
Kemudian kita memberikan kesetiaan kami kepadanya sedang dia hidup
di sisi kita, berita-berita langit sedang turun kepadanya, dia memberitahu
kita tentang firman-firman Allah itu serta dibuktikannya dengan
keterangan-keterangan yang tidak dapat diragukannya lagi", kata Khalid.
"Jadi, apa alasannya?" tanya Jarjah lagi.
"Jadi orang-orang seperti kita ini sudah melihat semua bukti-bukti itu, dan
kami mendengar sendiri darinya, sudah seharusnyalah kami mengikutnya
dan menganut kepercayaannya. Tetapi kamu tidak seperti kami, kamu
tidak melihat apa yang kami lihat, dan kamu tidak mendengar seperti apa
yang kami dengar dan berbagai keajaiban dan bukti-bukti yang
membenarkan seruan dan dakwaannya. Jadi barangsiapa yang mengikut
perkara ini di antara kamu dengan kebenaran dan niat yang baik, tentulah
dia lebih utama dari kami".
Jarjah terharu dengan penerangan Khalid itu, lalu dia berkata: "Demi
Allah, aku yakin engkau telah mengatakan yang benar, dan engkau tidak
menipuku!"
"Demi Allah, aku telah berkata yang benar, tiada suatu pun yang aku
sembunyikan, dan Allah telah membantuku untuk menjawab soalan-
soalanmu itu dengan yang benar", terang Khalid.
"Kalau begitu, apa gunanya lagi aku menyandang perisai ini", kata Jarjah,
dia lalu melepaskannya, sambil memeluk Khalid dan berkata: "Hai Khalid!
Ajarkanlah aku agama Islam itu!" pinta Jarjah.
Khalid Ialu mengajak Jarjah datang ke kemahnya, lalu disiramkan ke
atasnya dengan qirbah air (kulit kambing yang dibuat untuk mengisi air),
kemudian diajaknya Jarjah bersembahyang dengannya dua rakaat.

Akhirnya pasukan Romawi kecewa apabila Jarjah tidak kembali lagi


kepada mereka. Lalu mereka memulai penyerangannya kepada pasukan
Islam, dan pada mulanya mereka merasa bangga dengan kemenangan
kecil di mana mereka dapat mematahkan sayap-sayap pasukan Islam,
kecuali yang sedang dipertahankan oleh lkrimah bin Abu jahal ra. dan Al-
Harits bin Hisyam ra. Khalid bin Walid ra. pun keluar ke medan
peperangan untuk menyelamatkan pasukan Islam, dan keluar
bersamanya Jarjah yang baru memeluk Islam. Keduanya pun memimpin
pasukan Islam di tengah-tengah pasukan Romawi yang mencoba
- 114-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

mengepung pasukan Islam. pasukan Islam pun berteriak semangat dan


menggempur di belakang panglimanya, si pedang Allah, sehingga
akhirnya pasukan Romawi tidak mampu bertahan lagi, dan mereka pun
mundur kebarisan mereka yang asal. Khalid terus berjuang pedang
dengan pedang bersama-sama pasukan Islam yang telah kembali
semangat perjuangannya, sedang Jarjah turut berjuang sebelah-
menyebelah dengan pasukan Islam dari sejak tengahari hingga matahari
akan terbenam, dan masuk waktu maghrib. pasukan Islam
bersembahyang shalat Dzhuhur dan Asar secara menunduk-nunduk saja
kerana hebatnya pertarungan yang berlaku di antara dua pihak itu.
Akhimya Jarjah, moga-moga Allah merahmatinya, gugur syahid setelah
mendapat luka-luka berat, dan dia tidak bersembahyang kepada Allah
selain dua rakaat yang dikerjakannya dengan Khalid ra. ketika dia
memeluk Islam itu.

(Al-Bidayah Wan-Nibayah 7:12 - Menurut Abu Nu'aim dalam "Dalaa'ilun


Nubuwah", nama panglima Romawi itu ialah jarjir bukan jarjah.)
Mu'awiyah bin Abu Sufyan r.huma
Dikeluarkan oleh At-Thabarani dan Abu Ya'la dari Abu Funail dari
Mu'awiyah bin Abu Sufyan radhiallaahu 'anhu, dimana Mu'awiyah ra.
telah menaiki mimbar pada hari Qimamah dan berkata dalam
khutbahnya, "Sesungguhnya harta rampasan adalah harta kami dan
terserah kepada kami untuk membagi-bagikannya. Barangsiapa yang
kami kehendaki, kami akan memberikan kepadanya dan barangsiapa
yang tidak kami kehendaki kami tahan dari membagikannya". Tidak ada
seorangpun yang menjawab kata-katanya itu. Pada hari Jum'at yang
berikutnya beliau berkata-kata dengan perkara yang sama sehingga lah
hari Jum'at yang ketiga di mana beliau juga berkhutbah dengan perkara
yang sama.

Maka seorang lelaki yang hadir di dalam Masjid itu telah berkata
kepadanya, "Tidak sekali-kali, sesungguhnya harta tersebut adalah milik
kami semua (dan harus dibagi-bagikan dengan adil). Barangsiapa yang
menghalang kami dari harta tersebut kami akan berhukum kepada hukum
Allah dengan pedang-pedang kami". Lalu Mu'awiyah ra. pun turun dari
mimbar dan mengutus seseorang untuk memanggil lelaki itu.

Orang-orang (Muslimin) pun berkata, "Binasahlah lelaki itu".

- 115-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Kemudian kaum muslimin pun masuk menemui Mu'awiyah ra. di dalam


rumahnya dan mendapati lelaki itu sedang duduk di atas tempat tidur.
Maka berkatalah Mu'awiyah ra. kepada orang ramai, 'Lelaki itu telah
menyinari rohaniku pada hari ini, maka Allah akan menyinari jiwanya juga,
aku telah mendengar Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallaam
bersabda,

"Akan terjadi setelahku seorang Amir akan berkata-kata dengan sesuatu


yang bertentangan dengan syari'ah dan tiada seorangpun yang
menentangnya. Dengan itu mereka akan dilemparkan ke dalam neraka
sebagaimana monyet memasuki neraka (berlompatan karena
epanasan)".

Aku telah berkhutbah kepada kamu pada hari Jum'at yang pertama, maka
tidak ada seorangpun dari kamu yang bangun menentangku, lalu aku
takut sekiranya aku menjadi golongan amir tersebut. Kemudian aku sekali
lagi berkhutbah dengan perkara yang sama pada hari Jum'at yang kedua,
maka tidak ada seorangpun yang membangkangi aku. Akupun berkata
kepada diriku sendiri, "Sesungguhnya aku termasuk ke dalam golongan
amir tersebut". Kemudian sekali lagi aku berkhutbah dengan perkara yang
sama pada hari Jum'at ketiga, maka lelaki ini telah bangun dan
membantahi aku. Maka dia telah menghidupkan aku, lalu Allah akan
menghidupkannya'.

Kata Al-Haitsami, ianya telah diriwayatkan oleh At-Thabarani di dalam


kitab Al-Kabir, Al-Ausad. Abu Ya'la dan perawi-perawinya adalah kukuh.

ABU UBAIDAH BIN JARAH RA.


Kelahiran dan perkembangannya:
Abu Ubaidah bin Jarah ra. lahir di Mekah, di sebuah rumah keluarga suku
Quraisy terhormat. Nama lengkapnya adalah Amir bin Abdullah bin Jarah
yang dijuluki dengan Abu Ubaidah. Abu Ubaidah adalah seorang yang
berperawakan tinggi, kurus, berwibawa, bermuka ceria, rendah diri dan
sangat pemalu. Beliau termasuk orang yang berani ketika dalam
kesulitan, dia disenangi oleh semua orang yang melihatnya, siapa yang
mengikutinya akan merasa tenang.

Masuk Islam dari sejak dini:

- 116-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Abu Ubaidah termasuk orang yang masuk Islam dari sejak dini, dia
memeluk Islam satu hari setelah Abu Bakar sidik r.a. memeluk Islam. Dia
masuk Islam bersama Abdurrahman bin Auf, Usman bin Mazun dan
Arqom bin Abil Arqom di tangan Abu Bakar Sidik. Abu Bakar lah yang
membawakan mereka menemui Rasulullah saw. untuk menyatakan
syahadat di depan beliau.
Abu Ubaidah sempat mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah
saw. Dia lah yang membunuh ayahnya yang berada di pasukan musyrikin
dalam perang Badar, sehingga ayat Alquran turun mengenai dia seperti
tertera dalam suarah Al Mujadilah ayat 22.

Artinya, "Engkau tidak menemukan kaum yang beriman kepada Allah dan
hari kiamat yang mengasihi orang-orang yang menentang Allah swt. dan
Rasulullah, walaupun orang tersebut ayah kandung, anak, saudara atau
keluarganya sendiri. Allah telah mematri keimanan di dalam hati mereka
dan Dia bekali pula dengan semangat. Allah akan memasukkan mereka
ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, mereka akan
kekal di dalamnya. Akan menyenangi mereka, di pihak lain mereka pun
senang dengan Allah. Mereka itulah perajurit Allah, ketahuilah bahwa
perajurit Allah pasti akan sukses. (Al-Mujadilah, 22)

Gagah dan Jujur:


Rasulullah saw. menjulukinya dengan seorang yang "Gagah dan Jujur".
Suatu ketika datang sebuah delegasi dari kaum Kristen menemui
Rasulullah saw. Mereka mengatakan, "Ya Ayah Kasim! Kirimkanlah
bersama kami seorang sahabatmu yang engkau percayai untuk
menyelesaikan perkara kebendaan yang sedang kami pertengkarkan,
karena kaum muslimin di pandangan kami adalah orang yang disenangi."
Rasulullah saw. bersabda kepada mereka, "Datanglah ke sini nanti sore,
saya akan kirimkan bersama kamu seorang yang 'gagah dan jujur'."

Dalam kaitan ini, Umar bin Khatab r.a. mengatakan, "Saya berangkat mau
salat Zuhur agak cepat, sama sekali bukan karena ingin ditunjuk sebagai
delegasi, tetapi karena memang saya senang pergi salat cepat-cepat.
Setelah Rasulullah selesai mengimami salat Zuhur bersama kami, beliau
melihat ke kiri dan ke kanan. Saya sengaja meninggikan kepala saya
agar beliau melihat saya, namun beliau masih terus membalik-balik
pandangannya kepada kami. Akhirnya beliau melihat Abu Ubaidah bin
Jarah, lalu beliau memanggilnya sambil bersabada, 'Pergilah bersama

- 117-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

mereka, selesaikanlah kasus yang menjadi perselisihan di antara mereka


dengan adil.' Lalu Abu Ubaidah pun berangkat bersama mereka."

Sikapnya Dalam Peristiwa Saqifah:


Sepeninggal Rasulullah saw. Umar bin Khatab r.a. mengatakan kepada
Abu Ubaidah bin Jarah di hari Saqifah, "Ulurkan tanganmu! Agar saya
baiat kamu, karena saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Sungguh
di setiap kaum terdapat orang jang jujur. Orang yang jujur di kalangan
umatku adalah Abu Ubaidah.' Lalu Abu Ubaidah menjawab, 'Saya tidak
mungkin berani mendahului orang yang dipercayai oleh Rasulullah saw.
menjadi imam kita di waktu salat, oleh sebab itu kita seyogianya
membuatnya jadi imam sepeninggal Rasulullah saw.

Jihadnya:
Abu Ubaidah bin Jarah r.a. ikut partisipasi dalam semua peperangan
Islam, bahkan selalu mempunyai andil besar dalam setiap peperangan
tersebut. Dia berangkat membawa pasukan menuju negeri Syam, dengan
izin Allah dia berhasil menaklukkan semua negeri tersebut.

Ketika wabah penyakit Taun merajalela di negari Syam, Khalifah Umar


bin Khatab r.a. mengirim surat untuk memanggil kembali Abu Ubaidah.
Namun Abu Ubaidah menyatakan keberatannya sesuai dengan isi surat
yang dikirimkannya kepada khalifah yang berbunyi, "Hai Amirul Mukminin!
Sebenarnya saya tahu, kalau kamu memerlukan saya, akan tetapi seperti
kamu ketahui saya sedang berada di tengah-tengah serdadu muslimin.
Saya tidak ingin menyelamatkan diri sendiri dari musibah yang menimpa
mereka dan saya tidak ingin berpisah dari mereka sampai Allah sendiri
menetapkan keputusannya terhadap saya dan mereka. Oleh sebab itu,
sesampainya surat saya ini, tolonglah saya dibebaskan dari rencana
baginda dan izinkanlah saya tinggal di sini." Setelah Umar r.a. membaca
surat itu, dia menangis, sehingga para hadirin bertanya, "Apakah Abu
Ubaidah sudah meninggal?" Umar menjawabnya, "Belum, akan tetapi
kematiannya sudah di ambang pintu."

Biografinya:
Sepeninggal Abu Ubaidah r.a. Muaz bin Jabal berpidato di hadapan kaum
muslimin yang berisi, "Hai sekalian kaum muslimin! Kalian sudah
dikejutkan dengan berita kematian seorang pahlawan, yang demi Allah
saya tidak menemukan ada orang yang lebih baik hatinya, lebih jauh
pandangannya, lebih suka terhadap hari kemudian dan sangat senang
- 118-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

memberi nasihat kepada semua orang dari dia. Oleh sebab itu
kasihanilah dia, semoga kamu akan dikasihani Allah."

Wafatnya:
Menjelang kematian Abu Ubaidah r.a. dia memesankan kepada
serdadunya sbb., "Saya pesankan kepada kalian sebuah pesan, jika
kalian terima, kalian akan baik, 'Dirikanlah salat, bayar zakat, puasalah
bulan Ramadan, berdermalah, tunaikan ibadah haji dan umrah, saling
nasihat menasihatilah kalian, sampaikanlah nasihat kepada pimpinan
kalian, jangan suka menipunya, janganlah kalian terpesona dengan
keduniaan, karena betapapun seorang melakukan seribu upaya, dia pasti
akan menemukan kematiannya seperti saya ini. Sungguh Allah telah
menetapkan kematian untuk setiap pribadi manusia, oleh sebab itu
semua mereka pasti akan mati. Orang yang paling beruntung adalah
orang yang paling taat kepada Allah dan paling banyak bekalnya untuk
akhirat...Assalamu alaikum warahmatullah'."
Kemudian beliau melihat kepada Muaz bin Jabal r.a. dan mengatakan,
"Ya Muaz! Imamilah salat mereka." Setelah itu, Abu Ubaidah r.a. pun
menghembuskan nafasnya yang terakhir.

KISAH SA'ID BIN AMIR BIN HUZAIM AL-JUMAHY


Abu Nu'aim mengeluarkan dari Khalid bin Ma'dan, dia berkata, "Umar bin
Al-Kbaththab ra. mengangkat Sa'id bin Amir bin Huzaim ra. sebagai amir
kami di Himsh. Ketika Umar datang ke sana, dia bertanya, "Wahai
penduduk Himsh, apa pendapat kalian tentang Sa'id bin Amir, amir
kalian?" Maka banyak orang yang mengadu kepada Umar ra. Mereka
berkata, "Kami mengadukan empat perkara. Yang pertama karena dia
selalu keluar rumah untuk menemui kami setelah hari sudah siang.' Umar
ra. berkomentar, "Itu yang paling besar. Lalu apa lagi?' Mereka
menjawab, "Dia tidak mau menemui seseorang jika malam hari." "Itu
urusan yang cukup besar," komentar Umar ra. Lalu dia bertanya, "Lalu
apa lagi?" Mereka menjawab, "Sehari dalam satu bulan dia tidak keluar
dari rumahnya untuk menemui kami." "Itu urusan yang cukup besar,"
komentar Umar ra. Lalu dia bertanya, "Lain apa lagi?" Mereka menjawab,
"Beberapa hari ini dia seperti orang yang akan meninggal dunia."

Kemudian Umar bin Al-Khaththab ra. mengkonfirmasi di antara Sa'id bin


Amir ra. dan orang-orang yang mengadukan beberapa masalah tersebut.
Saat itu Umar ra. berkata kepada dirinya sendiri, "Ya Allah, jangan
- 119-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

sampai anggapanku tentang dirinya keliru pada hari ini." Lalu dia bertanya
kepada orang-orang yang mengadu, "Sekarang sampaikan apa yang
kalian keluhkan tentang diri Sa'id bin Amir ra.!'

"Dia selalu keluar rumah untuk menemui kami setelah hari sudah siang,'
kata mereka. Sa'id menanggapi, "Demi Allah, sebenamya aku tidak suka
untuk mengungkapkan hal ini. Harap diketahui, keluargaku tidak
mempunyai pembantu, sehingga aku sendiri yang harus menggiling
adonan roti. Aku duduk sebentar hingga adonan itu menjadi lumat, lalu
membuat roti, mengambil wudhu', baru kemudian aku keluar rumah untuk
menemui mereka."

Umar bertanya kepada mereka, "Apa keluhan kalian yang lain?" Mereka
menjawab, 'Dia tidak mau menemui seorangpun pada malam hari." 'Lalu
apa alibimu?' tanya Umar ra. kepada Sa'id bin Amir ra. "Sebenarnya aku
tidak suka untuk mengungkapkan hal ini. Aku menjadikan siang hari bagi
mereka, dan menjadikan malam hari bagi Allah."

"Apa keluhan kalian yang lain?" tanya Umar kepada mereka. Mereka
menjawab, "Sehari dalam satu bulan dia tidak mau keluar dari rumahnya
untuk menemui kami." "Apa alibimu? tanya Umar ra. kepada Said ra. "Aku
tidak mempunyai seorang pembantu yang mencuci pakaianku, di
samping itu, aku pun tidak mempunyai pakaian pengganti yang lain."
Maksudnya, hari itu dia mencuci pakaian satu-satunya.

"Apa keluhan kalian yang lain?" tanya Umar kepada mereka. Mereka
menjawab, "Beberapa hari ini dia seperti orang yang akan meninggal
dunia." "Apa alibimu?" tanya Umar ra. kepada Sa'id ra. Sa'id ra.
menjawab,

"Dulu aku menyaksikan terbunuhnya Hubaib Al-Anshary di Makkah. Aku


lihat bagaimana orang-orang Quraish mengiris-iris kulit dan daging
Hubaib ra. lalu mereka membawa tubuhnya ke tiang gantungan. Orang-
orang Quraisy itu bertanya kepada Hubaib, 'Sukakah engkau jika
Muhammad menggantikan dirimu saat ini?' Hubaib menjawab, 'Demi
Allah, sekalipun aku berada di tengah keluarga dan anak-anakku, aku
tidak ingin Muhamrnad Shallallahu Alaihi wa Sallam terkena duri
sekalipun'. Kemudian dia berseru, 'Hai Muhammad, aku tidak ingat lagi
apa yang terjadi pada hari itu'.

- 120-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Sementara saat itu aku yang masih musyrik dan belum beriman kepada
Allah Yang Maha Agung, tidak berusaha untuk menolongnya, sehingga
aku beranggapan bahwa Allah ta'ala sama sekali tidak akan mengampuni
dosaku. Karena itulah barangkali keadaanku akhir-akhir ini seperti orang
yang akan meninggal dunia."

Umar bin Al-Khaththab ra. berkata, "Segala puji bagi Allah, karena
firasatku tentang dirinya tidak meleset." Setelah itu Umar memberinya
seribu dinar, seraya berkata, "Pergunakanlah uang ini untak menunjang
tugas-tugasmu." Istri Sa'id ra. berkata kegirangan setelah menerima uang
itu, 'Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kecukupan kepada kita
atas tugas yang engkau emban ini." Sa'id bertanya kepada istrinya,
"Apakah engkau mau yang lebih baik lagi? Kita akan memberikan uang
ini kepada orang yang lebih membutuhkannya daripada kita. "Boleh,"
jawab istrinya. Lalu Sa'id memanggil salah seorang anggota keluarganya
yang dapat dipercaya, dan dia memasukkan uang ke dalam beberapa
bungkusan, seraya berkata, "Bawalah bungkusan ini dan berikan kepada
janda keluarga Fulan, orang miskin keluarga Fulan, orang yang terkena
musibah keluarga Fulan. Selebihnya disimpan, Istrinya bertanya,
"Mengapa engkau tidak membeli seorang pembantu? Lalu untuk apa sisa
uang itu?" Sa'id ra. menjawab, "Sewaktu-waktu tentu akan datang orang
yang lebih membutuhkan uang itu.

PERILAKU ABU AYYUB RA. TERHADAP NABI SAW.

Dari Abu Ayyub ra. "Ketika Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah. maka
Beliau tinggal di rumah Abu Ayyub ra. Rasulullah SAW tinggal di bagian
bawah sedangkan Abu Ayyub di bagian atas rumah. Ketika malam tiba.
Abu Ayyub tersadar bahwa ia tinggal di atas Nabi SAW berarti dirinya
berada di antara Rasulullah SAW dan wahyu. Hal itu membuat ia susah
untuk tidur. la pun khawatir jikalau ia menggerakkan kakinya dapat
merontohkan debu-debu sehingga menyusahkan Nabi SAW.
Ketika pagi hari tiba maka ia berkata kepada Nabi SAW "Wahai
Rasulullah, saya baru tersadar bahwa saya berada diatasmu Dan engkau
berada di bawahku. sehingga saya takut bergerak yang menyebabkan
jatuhnya debu-debu kepadamu Dan saya pun berada di antara engkau
dan wahyu." Jawab Nabi SAW, "Wahai Abu Ayyub jangan kamu
berlebihan, maukah aku ajarkan kepadamu suatu ucapan yang jika kamu
mengucapkannya setiap pagi dan sore, sebanyak sepuluh kali. maka
Allah akan memberikan sepuluh kebaikan. menghapuskan sepuluh dosa
- 121-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

dan mengangkatmu sepuluh derajat dan kelak padi hari Kiamat engkau
akan digolongkan sebagai seorang yang telah mcmbebaskan sepuluh
budak. Ucapan itu ialah:
Laa ilaaha illallaahu wahdahulaa syarikalahu ...
(Thabrani, Kanzul Ummal, 1/294)

Dari Abu Ayyub katanya,"Ketika beliau tinggal di rumahku maka aku


berkata kepadanya, "Demi ayah dan ibuku, sesungguhnya daku merasa
tidak enak jika tinggal di atasmu dan engkau berada di bawahku."
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya lebih mudah bagi kami untuk
tinggal di bawah saja, agar memudahkan kami ketika menerima tamu."
(Thabrani)

Suatu ketika tempat airku pecah maka airnya tumpah ke lantai. maka aku
bersama istriku (Ummu Ayyub) segera mengeringkanya dengan kain milik
kami padahal kami tidak memiliki lagi selimut lain kecuali itu. dengan
perasaan takut dan khawatir air tersebut akan mengenai beliau dan
menyusahkannva. Dan setiap hari kami menghidangkan makanan bagi
Rasulullah SAW dan jika ada sisa dari makanan tersebut maka kami
makan pada bagian bekas-bekas tangan Rasulullah SAW agar kami
mendapat berkat dengan hal itu.
Pada suatu malam ketika kami hidangkan makan malam. kami bubuhkan
di dalam masakan tersebut bawang. Beliau mengembalikannya kepada
kami. Dan kami melihat tidak ada sedikit pun bekas tangan beliau. Maka
hal ini kami ceritakan kepada Rasulullah SAW, mengenai makanan kami
dan apa sebab beliau tidak mau menyentuh makanan kami sedikit pun
Kata Beliau, "Aku dapatkan pada makanan ini bau bawang putih, di
karenakan aku adalah seorang lelaki vang senantiasa berdzikir kepada
Allah. maka aku tidak senang bila mulutku tercium bau yang tidak enak.
Sedangkan untuk kalian maka silahkan kalian memakannya."
(Kanzul Ummal. 5/50)

USAMAH RA. SEBAGAI PANGLIMA


Ibnu Asakir telah memberitakan dari Az-Zuhri dari Urwah dari Usamah bin
Zaid ra. bahwa Rasulullah SAW memerintahkannya untuk menyerang
suku kaum Ubna pada waktu pagi dan membakar perkampungannya.
Maka Rasulullah SAW berkata kepada Usamah: "Berangkatlah dengan
nama Allah!". Kemudian Rasulullah SAW keluar membawa bendera
perangnya dan diserahkannya ke tangan Buraidah bin Al-Hashib Al-
- 122-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Aslami ra. untuk dibawa ke rumah Usamah ra. Beliau juga


memerintahkan Usamah untuk membuat markasnya di Jaraf di luar
Madinah sementara kaum Mukmin membuat persiapan untuk keluar
berjihad. Maka Usamah ra. mendirikan kemahnya di suatu tempat
berdekatan dengan Siqayat Sulaiman sekarang ini. Maka mulailah orang
berdatangan dan berkumpul di tempat itu. Siapa yang sudah selesai
kerjanya segera datang ke perkemahan itu, dan siapa yang masih ada
urusan diselesaikan urusannya terlebih dahulu.

Tiada seorang pun dari kaum Muhajirin yang unggul, melainkan dia ikut
dalam pasukan jihad ini, termasuk Umar bin Al-Khatthab, Abu Ubaidah,
Sa'ad bin Abu Waqqash, Abul A'war Said bin Zaid bin Amru bin Nufail
radiallahuanhum dan banyak lagi para pemuka Muhajirin yang ikut serta.
Dari kaum Anshar pun di antaranya Qatadah bin An-Nu'man dan
Salamah bin Aslam bin Huraisy ra.huma dan lain-lain. Ada di antara kaum
Muhajirin yang kurang setuju dengan pimpinan Usamah ra. itu, karena
usianya masih terlalu muda (18 tahun). Di antara orang yang banyak
mengkritiknya ialah Aiyasy bin Abu Rabi'ah ra. dia berkata: "Bagaimana
Rasuluilah mengangkat anak muda yang belum berpengalaman ini,
padahal banyak lagi pemuka-pemuka kaum Muhajirin yang pernah
memimpin perang". karena itulah banyak desas-desus yang
memperkecilkan kepemimpinan Usamah ra. Umar bin Al-Khatthab ra.
menolak pendapat tersebut serta menjawab keraguan orang ramai.
Kemudian dia menemui Rasulullah SAW serta memberitahu tentang apa
yang dikatakan orang ramai tentang Usamah. Beliau SAW sangat marah,
lalu memakai sorbannya dan keluar ke masjid. Bila orang ramai sudah
berkumpul di situ, beliau naik mimbar, memuji-muji Allah dan
mensyukurinya, lalu berkata: "Amma ba'du! Wahai sekalian manusia! Ada
pembicaraan yang sampai kepadaku mengenai pengangkatan Usamah?
Demi Allah, jika kamu telah menuduhku terhadap pengangkatanku
terhadap Usamah, maka sebenarnya kamu juga dahulu telah menuduhku
terhadap pengangkatanku terhadap ayahnya, yakni Zaid. Demi Allah, si
Zaid itu memang layak menjadi panglima perang dan puteranya si
Usamah juga layak menjadi panglima perang setelahnya. Kalau ayahnya
si Zaid itu sungguh sangat aku kasihi, maka puteranya juga si Usamah
sangat aku kasihi. Dan kedua orang ini adalah orang yang baik, maka
hendaklah kamu memandang baik terhadap keduanya, karena mereka
juga adalah di antara sebaik-baik manusia di antara kamu!".

- 123-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Sesudah itu, beliau turun dari atas mimbar dan masuk ke dalam
rumahnya, pada hari Sabtu, 10 Rabi'ul-awal. Kemudian berdatanganlah
kaum Muhajirin yang hendak berangkat bersama-sama pasukan Usamah
itu kepada Rasulullah SAW untuk mengucapkan selamat tinggal, di
antaranya Umar bin Al-khatthab ra. dan Rasulullah SAW terus
mengatakan kepada mereka: "Biarkan segera Usamah berangkat!
Seketika itu pula Ummi Aiman ra. (yaitu ibu Usamah) mendatangi
Rasulullah SAW seraya berkata: "Wahai Rasulullah! Bukankah lebih baik,
jika engkau biarkan Usamah menunggu sebentar di perkemahannya,
sehingga engkau merasa sehat, karena, jika Usamah ra. berangkat juga
dalam keadaan seperti ini, tentulah dia akan merasa bimbang dalam
perjalanannya!". Tetapi Rasulullah SAW tetap mengatakan: "Biarkan
segera Usamah berangkat!".

Orang ramai sudah berkumpul di perkemahan pasukan Usamah itu, dan


mereka menginap di situ pada malam minggu itu. Usamah datang lagi
kepada Rasulullah SAW pada hari Ahad dan Beliau SAW terlalu berat
sakitnya, sehingga mereka memberikannya obat. Usamah menemui
Beliau sedang kedua matanya mengalirkan air mata. Ketika itu Al-Abbas
berada di situ, dan di sekeliling Beliau ada beberapa orang kaum wanita
dari kaum keluarganya. Usamah menundukkan kepalanya dan mencium
Rasulullah SAW sedang Beliau tidak berkata apa-apa, selain mengangkat
kedua belah tangannya ke arah langit serta mengusapkannya kepada
Usamah. Berkata Usamah: "Aku tahu bahwa Rasulullah SAW mendoakan
keberhasilanku. Aku kemudian kembah ke markas pasukanku". "Pada
besok harinya, yaitu hari Senin, aku menggerakkan pasukanku sehingga
kesemuanya telah siap untuk berangkat. Aku mendapat berita bahwa
Rasulullah SAW telah segar sedikit, maka aku pun datang sekali lagi
kepadanya untuk mengucapkan selamat tinggal, kata Usamah". Beliau
berkata kepadaku: "Usamah! Berangkatlah segera dengan diliputi
keberkatan dari Allah!". Aku lihat isteri-isterinya cerah wajah mereka
karena gembira melihat beliau sedikit segar pada hari itu. Kemudian
datang pula Abu Bakar ra. dengan wajah yang gembira, seraya
berkata:"Wahai Rasulullah! Engkau terlihat lebih segar hari ini,
Alhamduillah. Hari ini hari pelangsungan pernikahan puteri Kharijah,
izinkanlah aku pergi". Maka Rasulullah SAW mengizinkannya pergi ke
Sunh (sebuah perkampungan di luar kota Madinah), Usamah ra. pun
kembali kepada pasukannya yang sedang menunggu penntahnya untuk
bergerak, dan dia telah memerintahkan siapa yang masih belum

- 124-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

berkumpul di markasnya supaya segera datang karena sudah tiba


waktunya untuk bergerak.

Belum jauh pasukan itu meninggalkan Jaraf, tempat markas


perkemahannya, datanglah utusan dari Ummi Aiman memberitahukan
bahwa Rasulullah SAW telah kembali ke rahmatullah. Usamah segera
memberhentikan pergerakan pasukan itu, dan segera menuju ke kota
Madinah bersama-sama dengan Umar ra. dan Abu Ubaidah ra. ke rumah
Rasulullah SAW dan mereka mendapati beliau telah meninggal dunia.
Beliau wafat ketika matahari tenggelam pada hari Senin malam 12
Rabi'ul-awal. Kaum Muslimin yang bermarkas di Jaraf tidak jadi berangkat
ke medan perang, lalu kembali ke Madinah. Buraidah bin Al-Hashib yang
membawa bendera Usamah, lalu menancapkannya di pintu rumah
Rasulullah SAW. Sesudah Abu Bakar ra. diangkat menjadi Khalifah
Rasulullah SAW dia telah menyuruh Buraidah ra. mengambil bendera
perang itu dan menyerahkan kepada Usamah, dan supaya tidak dilipat
sehingga Usamah memimpin pasukannya berangkat ke medan perang
Syam. Berkata pula Buraidah: "Aku pun membawa bendera itu ke rumah
Usamah , dan pasukan itu pun bergerak menuju ke Syam". Setelah
selesai tugas kami di Syam, kami kembali ke Madinah dan bendera itu
terus saya tancapkan di rumah Usamah sehingga Usamah meninggal
dunia.

Apabila berita wafatnya Rasulullah SAW sampai kepada kaum Arab,


sebagian mereka telah murtad keluar dari agama Islam. Abu Bakar ra.
memanggil Usamah lalu menyuruhnya supaya menyiapkan diri untuk
berangkat memerangi bangsa Romawi sebagaimana yang diperintahkan
oleh Rasulullah SAW sebelum wafatnya dahulu. pasukan Islam mulai
berkumpul lagi di Jaraf di perkemahan mereka dulu. Buraidah ra. yang
diamanahkan untuk memegang bendera perang telah berada di
markasnya di sana. Tetapi para pemuka kaum Muhajirin yang terutama,
seperti Umar, Usman, Abu Ubaidah, Sa'ad bin Abu Waqqash, Said bin
Zaid dan lainnya mereka telah datang kepada Khalifah Abu Bakar ra.
seraya berkata: "wahai Khalifah Rasulullah! Sesungguhnya kaum Arab
sudah mula memberontak, dan adalah tidak wajar engkau akan
membiarkan pasukan Islam ini meninggalkan kami pada masa ini.
Bagaimana kalau engkau pecahkan pasukan ini menjadi dua. Yang satu
untuk engkau kirimkan kepada kaum Arab yang murtad itu untuk
mengembalikan mereka kepada Islam, dan yang lain engkau pertahankan
di Madinah untuk menjaganya, siapa tahu kalau-kalau ada yang datang
- 125-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

untuk menyerang kita dari mereka itu. Kalau tidak, maka yang tinggal di
sini hanya anak-anak kecil dan wanita saja, bagaimana mereka dapat
mempertahankannya? Seandainya engkau menangguhkan memerangi
kaum Romawi itu, sehingga keadaan kita dalam negeri aman, dan kaum
Arab yang murtad itu kembali ke pangkuan kita, ataupun kita kalahkan
mereka terlebih dahulu, kemudian kita mengirim pasukan kita untuk
memerangi bangsa Romawi itu, bukankah itu lebih baik?! Kita pun tidak
merasa bimbang dari bangsa Romawi itu untuk datang menyerang kita
pada masa ini!. Abu Bakar ra. hanya mendengar bermacam-macam
pandangan dari para pemuka Muhajirin itu.

Setelah selesai mereka berkata, maka Abu Bakar ra. bertanya lagi:
Adakah yang mau memberikan pendapatnya lagi, atau kamu semua telah
memberikan pendapat kamu?! jawab mereka: "Kami sudah berikan apa
yang harus kami sampaikan!". "Baiklah, kalau begitu. Saya telah dengar
semua apa yang hendak kamu katakan itu", ujar Abu Bakar. Demi jiwaku
yang berada di tangannya! Kalau aku tahu bahwa aku akan dimakan
binatang buas sekalipun, niscaya aku tetap akan mengutus pasukan ini
ke tujuannya, dan aku yakin bahwa dia akan kembali dengan selamat.
Betapa tidak, sedang Rasulullah SAW yang telah diberikan wahyu dari
langit telah berkata: "Berangkatkan segera pasukan Usamah". Tetapi ada
suatu hal yang akan aku beritahukan kepada Usamah sebagai panglima
pasukan itu. Aku minta darinya supaya memembiarkan Umar tetap tinggal
di Madinah untuk membantuku di sini, karena aku sangat perlu kepada
bantuannya. Demi Allah, aku tidak tahu apakah Usamah setuju atau tidak.
Demi Allah, jika dia enggan membenarkan sekalipun, aku tidak akan
memaksanya! Kini tahulah para pemuka Muhajirin itu, bahwa khalifah
mereka yang baru itu telah berazam sepenuhnya untuk mengirim
pasukan Islam, sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW
sebelumnya.

Abu Bakar ra. lalu pergi ke rumah Usamah ra., dan memintanya agar
membiarkan Umar ra. tinggal di Madinah untuk membantunya. Usamah
ra. setuju. Untuk meyakinkan dirinya, maka Abu Bakar ra. berkata lagi:
"Benar engkau mengizinkannya dengan hati yang rela?" Jawab Usamah:
"ya!". Khalifah Abu Bakar ra. lalu mengeluarkan perintah supaya tidak ada
seorang pun mengelakkan dirinya dari menyertai pasukan Usamah itu
sesuai dengan perintah Rasulullah SAW sebelum wafatnya. Dia berkata
lagi: "Siapa saja yang melewatkan dirinya untuk keluar, niscaya aku akan
menyuruhnya mengejar pasukan itu dengan berjalan kaki". Kemudian
- 126-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Abu Bakar ra. memanggil orang-orang yang pernah mengecil-ngecilkan


pengangkatan Usamah sebagai panglima perang, dan memarahi mereka
serta menyuruh mereka ikut keluar bersama-sama pasukan itu, sehingga
tiada seoran pun yang berani memisahkan dirinya. Apabila pasukan itu
sudah mulai bergerak, Abu Bakar ra. datang untuk mengucapkan selamat
berangkat kepada mereka. Usamah mendahului para sahabatnya dari
Jaraf, dan mereka kurang lebih 3,000 orang, di antaranya ada 1,000
orang yang menunggang kuda. Abu Bakar ra. berjalan kaki di sisi
Usamah ra. untuk mengucapkan selamat jalan kepadanya: "Aku serahkan
kepada Allah agamamu, amanatmu dan kesudahan amalmu!
Sesungguhnya Rasulullah SAW sudah berpesan kepadamu, maka
laksanakanlah segala pesannya itu, dan aku tidak ingin menambah apa-
apa pun, tidak akan menyuruhmu apa pun atau melarangmu dari apa
pun. Aku hanya menjalankan apa yang diperintahkan oleh Rasuluflah
SAW saja".

Usamah ra. dan pasukannya maju dengan cepat. Dia telah melalui
beberapa negeri yang tetap mematuhi Madinah dan tidak keluar dari
Islam, seperi Juhainah dan lainnya dari suku kaum Qudha'ah. Apabila dia
tiba di Wadilqura, Usamah mengutus seorang mata-mata dari suku Hani
Adzrah, dikenal dengan nama Huraits. Dia maju meninggalkan pasukan
itu, hingga tiba di LThna dan dia coba mendapatkan berita di sana,
kemudian dia kembali secepatnya dan baru bertemu dengan pasukan
Usamah sesudah berjalan selama dua malam dari Ubna itu. Huraits lalu
memberitahu Usamah, bahwa rakyat di situ masih belum berbuat apa-
apa. Mereka belum berkumpul untuk menentang pasukan yang mereka,
dan mengusulkan supaya pasukan Usamah segera menggempur
sebelum mereka dapat mengumpulkan pasukan.

(Ibnu Asakir: At-Tarikh 1:120, Kanzul Ummal 5:312. Fathul Bari 8:107)

KEBERANIAN AZ-ZUBAIR BIN AL-AWWAM RA.


Ibnu Asakir telah mengeluarkan dari Said bin Al-Musaiyib, dia berkata:
Orang pertama yang menghunus pedangnya fi sabilillah ialah Az-Zubair
bin Al-Awwam ra. Pada suatu hari, sedang dia sibuk dengan kerjanya,
tiba-tiba terdengar olehnya desas-desus bahwa Rasulullah SAW telah
dibunuh orang. Az-Zubair tidak membuang waktu lagi, lalu mengambil
pedangnya keluar mencari-cari sumber berita itu. Di tengah jalan dia
bertemu dengan Rasulullah SAW sedang berjalan, wajahnya tertegun.
Rasulullah SAW lalu bertanya: Mengapa engkau wahai Zubair, terkejut?
- 127-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

Jawabnya: Aku dengar berita, bahwa engkau telah dibunuh orang!


Rasulullah SAW juga terkejut, lalu berkata: Kalau aku dibunuh orang,
maka apa yang hendak engkau buat? Jawab AzZubair: Aku akan
menantang semua orang Makkah, kerana itu! RasuluHah SAW lalu
mendoakan segala yang baik-baik baginya.

Ibnu Asakir dan Abu Nuaim memberitakan dari Urwah bahwa Az-Zubair
bin Al-Awwam pernah mendengar bisikan syaitan yang mengatakan
bahwa Muhammad SAW telah dibunuh dan ketika itu Az-Zubair baru saja
berusia dua belas tahun. Az-Zubair lalu mengambil pedangnya, dan
berkeliaran di lorong-lorong Makkah mencari Nabi SAW yang ketika itu
berada di daerah tinggi Makkah, sedang di tangan Az-Zubair pedang
yang terhunus. Apabila dia bertemu dengan Nabi SAW Beliau bertanya:
Kenapa engkau dengan pedang yang terhunus itu hai Zubair?! Dia
menjawab: Aku dengar engkau dibunuh orang Makkah. Rasulullah SAW
tersenyum, lalu bertanya lagi: Apa yang hendak engkau perbuat, jika aku
terbunuh? jawab Az-Zubair: Aku akan menuntut balas akan darahmu
kepada siapa yang membunuhmu! Rasulullah SAW lalu mendoakan bagi
Az-Zubair dan bagi pedangnya, kemudian menyuruhnya kembali saja.
Maka itu dianggap sebagai pedang pertama yang terhunus fii sabilillah.
(Kanzul Ummal 5:69; Al-Ishabah 1:545)

Yunus menyebut dari Ibnu Ishak, bahwa Talhah bin Abu Talhah Al-
Abdari, pembawa bendera kaum Musyrikin pada hari Uhud telah
mengajak perang tanding, tetapi tiada seorang pun yang mau keluar
menemuinya. Maka Az-Zubair bin Al-Awwam ra. keluar untuk
menghadapinya. Mereka berdua bertarung sampai Az-Zubair melompat
ke atas untanya, dan menariknya jatuh ke atas tanah, dan di situ dia
bertarung dengan Talhah, sehingga akhirnya Az-Zubair dapat
mengalahkan Talhah dan membunuhnya dengan pedangnya. Lantaran
itu Rasulullah SAW telah berkata: Tiap-tiap Nabi ada pengiringnya, dan
pengiringku ialah Az-Zubair. Kemudian Beliau berkata lagi: Kalau Az-
Zubair tidak keluar melawannya, niscaya aku sendiri yang akan keluar
dan melawannya, kerana melihat ramai orang yang tidak sanggup
melawannya. (Al-Bidayah Wan-Nihayah 4:20)

Yunus memberitakan lagi dari Ibnu Ishak yang berkata: Pada hari
pertempuran Khandak, telah keluar Naufal bin Abdullah bin Al-Mughirah
Al-Makhzumi seraya mengajak untuk lawan tanding. Maka segera keluar
menghadapinya Az-Zubair bin Al-Awwam ra. dan melawannya sehingga
- 128-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

dia dapat membelah tubuh musuhnya menjadi dua, sehingga pedangnya


menjadi tumpul. (Al-Bidayah Wan-Nihayah 4:107)

lbnu jarir telah mengeluarkan dari Asma binti Abu Bakar ra. dia berkata:
Telah datang seorang Musyrik yang lengkap dengan senjatanya, dia lalu
mendaki di sebuah tempat yang tinggi, seraya menjerit: Siapa yang mau
bertanding dengan aku! Rasulullah SAW berkata kepada seseorang di
situ: Boleh engkau bertanding dengan dia? Jawab orang itu: Jika engkau
suruh, hai Rasulullah! Maka tiba-tiba Az-Zubair menjengukkan dirinya,
maka dia dilihat oleh Rasulullah SAW seraya berkata kepadanya: Hai
putera Shafiyah! Bangun menghadapinya! Az-Zubair ra. segera
mendatangi musuh itu dan mendaki bukit hingga tiba di puncaknya.
Mereka lalu berduel, sehingga kedua-duanya berguling- guling dari atas
bukit itu. Lalu Rasulullah SAW yang dari tadi melihat peristiwa itu,
berkata: Siapa yang tersungkur ke bawah bukit itu, dialah yang akan mati.
Maka masing-masing Nabi SAW dan kaum Muslimin mendoakan supaya
yang jatuh dahulu itu si kafir. Maka benarlah si kafir itu yang jatuh dulu,
manakala Az-Zubair jatuh ke atas dadanya, lalu si kafir itu mati. (Kanzul
Ummal 5:69)

Baihaqi memberitakan dari Abdullah bin Az-Zubair ra. dia berkata: Pada
hari pertempuran Khandak, aku masih kecil dan aku dikumpulkan dengan
kaum wanita dan anak-anak kecil di tempat yang tinggi, dan bersama
kami ialah Umar bin Abu Salamah. Kerap Umar membenarkan aku
menaiki bahunya untuk melihat apa yang terjadi di bawah sana. Aku
melihat ayahku mengayunkan pedangnya ke kanan dan ke kiri, pendek
kata siapa saja yang coba mendekatinya, dihabisinya dengan pedangnya.
Pada waktu petang, datang ayahku ke tempat kami untuk menjenguk, lalu
aku berkata kepadanya: Ayah! Aku lihat engkau berperang pada hari ini,
dan apa yang engkau lakukan tadi! Ayahku menjawab: Engkau lihat apa
yang ayah buat, duhai anakku?! Jawabku: Ya. Dia lalu berkata lagi: Aku
lakukan untuk mempertahankanmu, demi ayah dan ibuku!
(Al-Bidayah Wan-Nihayah 4:107)

Bukhari telah mengeluarkan dari Urwah ra. bahwa para sahabat


Rasulullah SAW berkata kepada Az-Zubair ra. pada hari pertempuran di
Yarmuk: pimpinlah kami untuk menerobos barisan musuh, kami akan ikut
di belakangmu! Az-Zubair menjawab: Nanti kalau aku menggempur
mereka, kamu akan duduk di belakang saja. Jawab mereka: Tidak, kami
akan sama-sama menggempur! Maka Az-Zubair pun menerobosi barisan
- 129-
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Para
Sahabat ‫رضي هللا عنهم‬

musuh serta menggempur mereka, dan tidak ada seorang pun


bersamanya ketika itu, lalu dia kembali lagi ke barisannya, sedang
lehemya penuh luka-luka oleh pukulan musuh. Ada dua bekas luka di
situ, yang satu adalah dari bekas kena pukulan di hari Badar. Berkata
Urwah r.a.: Aku pernah memainkan tempat bekas luka itu ketika aku kecil,
dan ketika itu Abdullah juga masih kecil, umurnya sepuluh tahun, lalu
ayah kami Az-Zubair mengajaknya naik di atas kuda, kemudian
diserahkannya kepada orang lain. (Al-Bidayah Wan-Nihayah 7:11)

- 130-

You might also like