You are on page 1of 10

Jurnal Administrasi Bisnis

Volume 8, Nomor 2, September 2019, pp. 65-74


P-ISSN: 2252-3294 E-ISSN: 2548-4923

Altman Z-Score Vs Zmijewski X-Score Dalam Memprediksi Kebangkrutan


Perusahaan (Studi Kasus PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (AISA)
Tahun 2015-2017

Fanita Dahni
Magister Manajemen Universitas Katolik Parahyangan
Email: Fanitase@gmail.com

Abstract: Many kinds of methods for predicting bankruptcy have their respective characteristics and each
method have different characteristics. The results of the calculation of each method can give the same or
even different results. In this study intended to predict whether the PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (AISA)
the results of the Altman Z-Scores and Zmijewski calculations have the same results, both of which can
predict the company bankrupt, not bankrupt, or both models produce different results. In conducting this
research, the author uses descriptive study methods and case studies. The data used are secondary data
obtained from the company's official website. The research proves that: (1) Altman Z-Score calculation
predicts that AISA indicates bankruptcy in the 2015-2017 periods; (2) Zmijewski X-Score calculation
predicts that AISA is in safe condition; (3) There are differences in the calculation results between Altman Z-
Score and Zmijewski X-Score; (4) Differences can be triggered by differences in the ratio components used in
the calculation of each method. This research is only a description of the company's condition which is not
100% correct. The results of the calculation methods are used as an evaluation in the future so that the
company can improve its performance. This research can also be used as an illustration to make investment
decisions for investors.

Abstraksi: Metode untuk memprediksi kebangkrutan yang beragam mempunyai karakteristiknya masing-
masing dan antar metode mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Hasil perhitungan masing-masing
metode pun bisa memberikan hasil yang sama atau bahkan berbeda. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
membandingkan metode prediksi kebangkrutan Altman Z-Scores dan Zmijewski X-Scores terhadap PT Tiga
Pilar Sejahtera Food, Tbk (AISA) periode tahun 2015-2017, apakah hasil perhitungan Altman Z-Scores dan
Zmijewski memiliki arah hasil yang sama atau kedua model tersebut menghasilkan arah hasil yang berbeda.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode studi deskriptif dan studi kasus. Data yang
digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari website resmi perusahaan. Hasil penelitian membuktikan
bahwa: (1) Perhitungan Altman Z-Score memprediksi bahwa AISA terindikasi kebangkrutan pada periode
2015-2017;(2) Perhitungan Zmijewski X-Score memprediksi bahwa AISA dalam kondisi yang sehat;(3)
Adanya perbedaan hasil perhitungan antara Altman Z-Score dan Zmijewski X-Score; (4) Perbedaan dapat
dipicu oleh adanya perbedaan komponen-komponen rasio yang digunakan dalam perhitungan masing-masing
metode. Penelitian ini hanya sebagai gambaran keadaan perusahaan yang tidak 100% benar. Hasil
perhitungan metode-metode digunakan sebagai evaluasi kedepannya agar perusahaan dapat memperbaiki
kinerjanya. Penelitian ini juga bisa dijadikan gambaran untuk mengambil keputusan investasi bagi para
investor.
Keywords: Bankcruptcy; Altman Z-Score; Zmijewski X-Score; and Financial Ratio

Pendahuluan pada tahun 2015-2017, seperti yang terlihat


pada Gambar 1.
Sektor makanan dan minuman Indonesia
menunjukkan peningkatan yang mampu Bertolak belakang dengan keadaan
menembus pertumbuhan ekonomi nasional di pertumbuhan industri makanan dan minuman
triwulan I-2019 yang tumbuh sebesar 5,07 yang cukup stabil bahkan cenderung
persen. Sektor makanan dan minuman mengalami peningkatan, salah satu
mampu tumbuh sebesar 6,77 persen. perusahaan makananan yang sudah ada sejak
(neraca.co.id, 2019). Peningkatan tahun 1992 sedang dilanda isu kebangkrutan
pertumbuhan sebelumnya sudah ditunjukkan sejak akhir tahun 2017 lalu, yaitu PT Tiga
Pilar Sejahtera Food, Tbk. (TPS). Reputasi

| 65
66 | Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 8, Nomor 2, September 2019

TPS hancur lantaran anak usaha TPS, PT Implikasi Negatif”. Obligor dengan peringkat
Indo Beras Unggul terlilit skandal kasus ini rentan, dan tergantung pada kondisi bisnis
hukum kecurangan penjualan beras premium dan keuangan yang menguntungkan untuk
pada 2017. Sehingga pada akhir tahun 2017, memenuhi komitmen keuangannya.
Tiga Pilar mulai memangkas semua bisnis Peringkat ini mencerminkan likuiditas dan
beras nya dan sejak saat itu Tiga Pilar perlindungan arus kas perusahaan yang
Sejahtera Food hanya focus untuk lemah, struktur permodalan Perusahaan yang
menjalankan bisnis produksi makanan agresif, eksposur terhadap fluktuasi biaya
ringannya (businessinsight.kontan.co.id, bahan baku, dan persaingan yang ketat di
2018). industri (PEFINDO, 2018).

Gambar 1. Data Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman 2010-2017


Sumber: Dataindustri Research (dataindustri.com, 2017)
Pasca menghentikan operasional bisnis Dilihat dari sisi laporan keuangan
beras, para karyawan Tiga Pilar yang kena Laba/Rugi PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
imbasnya. Sebanyak kurang lebih 1.700 (TPSF). Tahun 2015-2017, pendapatan
karyawan diputus kontak kerjanya perusahaan mengalami fluktuasi ekstrem.
(ekonomi.kompas.com, Hentikan Bisnis Tahun 2015 ke 2016, perusahaan sempat
Beras, PT Tiga Pilar PHK 1700 Karyawan, mengalami peningkatan pendapatan. Namun,
2017). Tidak hanya berhenti disana, pada perusahaan juga mengalami kerugian pada
2017 lalu, harga saham masih mentereng di tahun 2017 mencapai 100% dari
posisi Rp 2.200 per saham. Sampai pada Juni keuntungannya pada tahun 2016.
tahun 2018, saham TPSF terus anjlok
mencapai titik Rp 280 per saham. (tirto.id, Tabel 1. Laba/Rugi TPSF tahun 2015-
2018). 2017
2015 2016 2017
Selain sirnanya bisnis beras, TPS sempat Laba/Rugi
mengalami kasus Penundaan Kewajiban (dalam
379,032 706,681 (859,521)
jutaan
Pembayaran Utang (PKPU) pada tahun 2018.
rupiah)
Kasus tersebut kemudian banyak diartikan Sumber: Laporan Keuangan AISA (2019)
sebagai indikasi pailit atau kebangkrutan bagi
AISA.
Financial distress dapat dialami
PEFINDO menempatkan peringkat perusahaan apabila kewajiban yang dimiliki
“idCCC” PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk perusahaan lebih besar dari pada kekayaan
(AISA) pada “Credit Watch dengan (aset), ukuran dan laba perusahaan (Lin, Zu-
Altman Z-Score Vs Zmijewski X-Score Dalam Memprediksi Kebangkrutan … | 67

Hsu, & Gibbs, 2008). Berdasarkan data Berdasarkan penelitian yang dilakukan
laporan laba/rugi perusahaan dan kasus-kasus oleh Hariyani & Sujianto (2017) disimpulkan
yang sedang menjerat perusahaan, bahwa terdapat perbedaan ketiga model
perusahaan TPSF sudah diindikasi terjangkit prediksi kebangkrutan yaitu model Altman,
financial distress. Dari keadaan tersebut, Springate, dan Zmijewski terhadap Bank
perusahaan harus mulai waspada dan mencari Syariah di Indonesia. Penelitian lain yang
solusi atas permasalahan dan kesulitan dilakukan oleh Primasari (2017) terhadap
keuangan yang dialaminya. Apabila solusi perusahaan-perusahaan dalam industri
bisa cepat didapatkan maka akan menjadi barang-barang konsumsi di BEI pada periode
tindakan preventif untuk mengantisipasi 2012–2015 membuktikan bahwa adanya
keadaan yang mungkin saja bisa memburuk perbedaan hasil analisis prediksi
di masa akan datang. Sebelum kebangkrutan kebangkrutan antara 4 model (model altman,
terjadi, kesulitan keuangan menjadi tanda model grover, model springate, dan model
yang cukup mencerminkan indikasi zmijewski) dalam memberikan signaling
kebangkrutan (Rahayu & Putri, 2016). kondisi financial distress. Perbedaan hasil
tersebut dikarenakan adanya perbedaan
Sehingga maksud penelitian ini adalah dalam menggunakan perhitungan rasio-rasio
untuk membuktikan apakah ada indikasi pada masing-msaing model tersebut.
kebangkrutan yang akan dialami oleh PT
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPSF). Penelitian ini dimaksudkan untuk
Mengingat bahwa sudah banyak kasus membandingkan metode prediksi
kebangkrutan yang dialami perusahaan- kebangkrutan Altman Z-Scores dan
perusahaan di Indonesia yang akarnya pun Zmijewski X-Scores terhadap PT Tiga Pilar
tidak disadari sedini mungkin (Adriana, Sejahtera Food, Tbk (AISA) periode tahun
2012). “Bankruptcy is business failure that 2015-2017, apakah hasil perhitungan Altman
occurs when the started value of a firm’s Z-Scores dan Zmijewski memiliki arah hasil
liabilities exceeds the fair value if its assets.” yang sama atau kedua model tersebut
(Gitman & Zutter, 2012) menghasilkan arah hasil yang berbeda.

Prediksi kebangkrutan perusahaan dapat Seluruh model yang digunakan untuk


dilakukan dengan menggunakan Model memprediksi kebangkrutan sebenarnya hanya
Altman Z-Scores dan Model Zmijewski. sebagai signaling factor untuk kondisi
Rasio-rasio dalam perhitungan Zmijewski keuangan perusahaan dalam situasi dan
memfokuskan pada seberapa mampu aset periode tertentu. Namun, model prediksi
yang dimiliki perusahaan untuk menutupi kebangkrutan juga bisa memberikan dampak
hutang-hutangnya (Permana, Ahmar, & positif dalam membuat kebijakan mengenai
Djaddang, 2017). Model Zmijewski (1984) keuangan perusahaan untuk memprediksikan
merupakan model yang dikembangkan keadaan dan kebutuhan operasional atau
berdasarkan hasil uji coba dan analisis likuiditasnya. Hasil prediksi model-model
selama kurang lebih 20 tahun (Wulandary & kebangkrutan dipergunakan sebagai indikator
Nur, 2014). atau tolak ukur bagi para shareholders
maupun stakeholders dalam upaya evaluasi
Model Altman (1984) menemukan dan memperbaiki kinerja perusahaan dimasa
bahwa perusahaan dengan profitabilitas serta akan datang. Investor tentu memerlukan juga
solvabilitas yang rendah sangat berpotensi informasi perusahaan yang ingin dijadikan
mengalami kebangkrutan. Ia juga mencoba ladang investasi agar investor lebih berhati-
mengembangkan model prediksi hati dalam mengambil keputusan.
kebangkrutan dengan menggunakan 22 rasio
keuangan yang diklasifikasikan ke dalam Kajian Teori
lima kategori rasio yaitu likuiditas,
profitabilitas, leverage, rasio uji pasar, dan Altman Z-Score
aktivitas (Arum & Handayani, 2018).
68 | Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 8, Nomor 2, September 2019

Model yang dinamakan Z-score oleh model nya dikenal dengan namanya sendiri.
Edward I.Altman yang dikembangkannya Zmijewski menggunakan analisa rasio yang
pada tahun 1968 merupakan suatu model mengukur beberapa kinerja seperti,
linear dengan komponen perhitungannya leverage/hutang, profitabilitas, serta
didasarkan pada rasio-rasio keuangan yang likuiditas suatu perusahaan. Model yang
diberikan skor masing-masing yang sesuai berhasil dikembangkan yaitu (Zmijewski,
untuk memprediksi kebangkrutan 1984):
perusahaan. Altman mengembangkan
modelnya dengan menggunakan analisis X-Score = -4.3 - 4.5X1 + 5.7X2 - 0.004X3
multidiskriminan. Untuk menguji modelnya
tersebut, Ia menggunakan 66 sampel dengan Keterangan:
kategori 33 perusahaan bangkrut dan 33 X1 = return on asset
perusahaan tidak bangkrut (Fanny & Saputra, X2 = debt ratio
2005). Rasio-rasio yang terpilih ditunjukkan X3 = current ratio
dalam persamaan berikut (Altman, 1968):
Zmijewski (1984) menyatakan bahwa
Z(0)=1,2X1+1,4X2+3,3X3+0,6X4+0,999 X5 perusahaan dianggap distress atau akan
bangkrut jika probabilitasnya lebih besar dari
Keterangan: 0. Maka, nilai cut-off yang berlaku dalam
X1 : Modal Kerja / Total Aset model ini adalah 0. Apabila hasil X-score
X2 : Laba Ditahan / Total Aset bernilai negatif atau kurang dari 0 (X-Score <
X3 : EBIT / Total Aset 0), maka perusahaan tersebut dikatakan
X4 : Nilai Pasar Saham / Total Utang dalam kondisi yang sehat atau tidak
X5 : Penjualan / Total Aset bangkrut. Sebaliknya apabila hasil X-score
bernilai positif atau lebih dari sama dengan 0
Skor Z yang akan diperoleh merupakan (X-Score ≥ 0) maka perusahaan tersebut
gabungan dari 5 (lima) komponen rasio dan dapat digolongkan dalam kondisi yang tidak
koefisien yang berbeda. Nilai Z adalah sehat atau cenderung mengarah ke
indeks keseluruhan fungsi multiple kebangkrutan.
discriminant analysis (MDA). Angka-angka
cut off nilai Z dibagi ke dalam tiga kategori, Metode
yaitu sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.
Jenis Penelitian
Tabel 2. Intrepretasi Model Altman Z-
Score Z(0) Dalam melakukan penelitian ini, penulis
Skor Z Indikasi menggunakan metode studi deskriptif.
< 1,81 Kemungkinan perusahaan dekat “Descriptive studies are often designed to
dengan kebangkrutan (Distress collect data that describe the characteristics
Zone) of persons, events, or situations” (Sakaran &
Bougie, 2013). Metode studi kasus juga turut
1,81 Z Daerah ragu-ragu artinya ada digunakan dalam penelitian ini. “Studi kasus
2,99 kemungkinan kesalahan
sebagai metode penelitian yang memiliki
mengklasifikasikan perusahaam
tujuan penting dalam meneliti dan
atau perusahaan bisa bangkrut
mengungkap keunikan serta kekhasan
dan bisa tidak bangkrut (Grey
karakteristik yang terdapat dalam kasus yang
Zone)
diteliti, di mana kasus tersebut menjadi
> 2.99 Perusahaan yang baik/tidak
penyebab mengapa penelitian dilakukan”
bangkrut (Safe Zone)
(Stake, 2005).
Sumber: Sundjaja, Barlian, & Sundjaja
(2013) Oleh karena itu, selain menggambarkan
fenomena penelitian, penulis juga menggali
Zmijewski X-Score berbagai macam informasi yang berhubungan
dengan kasus yang dibahas dalam penelitian
Zmijewski (1984) adalah nama penemu
model prediksi kebangkrutan yang kemudian
Altman Z-Score Vs Zmijewski X-Score Dalam Memprediksi Kebangkrutan … | 69

ini, baik dari sejarah, kegiatan, laporan Teknik Pengolahan Data


tertulis, dan lain sebagainya.
Teknik pengolahan data yang akan
Jenis Data digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: (1) Pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan data berupa data laporan keuangan PT Tiga Pilar
keuangan yang diperoleh dari laporan laba Sejahtera Food. Tbk (AISA) tahun 2015-
rugi dan neraca yang disajikan dalam runtut 2017 dari website resmi perusahaan
waktu (time series) antara tahun 2015-2017. www.tigapilar.com; (2) Data laporan
Data sekunder yang diperoleh berupa laporan keuangan diambil dari neraca dan laba/rugi
tahunan dan laporan keuangan perusahaan dan disortir untuk kemudian dimasukkan
periode 2015-2017 yang dipublikasikan di dalam rumus persamaan Altman Z-Score dan
website perusahaan yaitu www.tigapilar.com Zmijewski X-Score; (3) Data yang sudah
dan juga website resmi Bursa Efek Indonesia dihitung pada poin 2 kemudian diinterpretasi
yaitu www.idx.co.id. sesuai dengan hasil dari perhitungan metode
prediksi kebangkrutan dengan cut-off nya
Teknik Pengumpulan Data masing-masing; (4) Setelah didapatkan hasil
Pengumpulan data berupa laporan interpretasi dan analisis masing-masing
keuangan maupun data pendukung lainnya metode, maka dikomparasikan atau
untuk penelitian ini dilakukan oleh penulis dibandingkan hasil analisis masing-masing,
dengan teknik-teknik sebagai berikut: (1) sehingga dapat dilihat apakah metode Altman
Studi Dokumentasi. Data yang telah Z-Score dan Zmijewski X-Score memberikan
didokumentasikan dalam suatu sumber resmi hasil keputusan yang sama atau tidak, yaitu
berupa laporan keuangan yang diunduh perusahaan akan bangkrut atau tidak
melalui website resmi Bursa Efek Indonesia bangkrut (dalam kondisi sehat), atau bisa saja
(BEI) dan laporan tahunan yang diunduh kedua metode menghasilkan hasil yang
melalui website resmi perusahaan; (2) Studi berbeda.
Kepustakaan (library research).
Hasil dan Pembahasan
Pengumpulan data yang dilakukan secara
tidak langsung yang relevan dengan masalah Hasil Perhitungan Altman Z-Score
yang sedang diteliti dengan cara mempelajari
dan menganalisa berbagai macam literatur. Hasil perhitungan rasio-rasio dalam
Studi kepustakaan yang dilakukan berupa metode prediksi kebangkrutan Altman Z-
studi literatur dari berbagai buku, jurnal, dan Score beserta angka Z-Score yang diperoleh
artikel baik dari fisik maupun dunia maya dapat dilihat pada Tabel 3.
(internet).
Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat
bahwa dalam 3 (tiga) tahun sejak 2015-2017,
kondisi dan keadaan perusahaan cukup jauh
Tabel 3. Hasil Perhitungan Altman Z-Score
Rasio 2017 2016 2015
X1 : Modal Kerja / 634,174 0.073 5,698,731 0.616 1,713,178 0.189
Total Aset 8,724,734 9,254,539 9,060,980
X2 : Laba Ditahan / 1,231,304 0.141 1,796,408 0.194 1,215,374 0.134
Total Aset 8,724,734 9,254,539 9,060,980
X3 : EBIT / Total (548,754) (0.063) 1,281,744 0.138 739,434 0.082
Aset 8,724,734 9,254,539 9,060,980
X4 : Nilai Pasar 476 0.0001 1,945 0.0004 1,210 0.0002
Saham / Total Utang 5,319,855 4,990,139 5,094,073
X5 : Penjualan / Total 4,920,632 0.564 6,545,680 0.707 6,010,895 0.663
Aset 8,724,734 9,254,539 9,060,980
Altman Z-Score 0.641 2.175 1.347
Sumber: Hasil Pengolahan Data
70 | Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 8, Nomor 2, September 2019

dari kata sehat. Angka Z-Score yang Dengan demikian berdasarkan


diperoleh pada tahun 2015 sebesar 1.347 perhitungan Zmijewski X-Score, PT Tiga
yang masih jauh dibawah cut off yaitu 1.81. Pilar Sejahtera (AISA) dinyatakan dalam
Pada tahun 2016, angka Z-Score berhasil kondisi sehat pada periode tahun 2015-2017.
melewati cut off 1.81 dengan perolehan Z-
Score sebesar 2.175. Namun demikian, angka Komparasi Metode Prediksi Kebangkrutan
tersebut masih menunjukkan kondisi keragu-
raguan (Grey zone) untuk kategori Perbandingan atau komparasi hasil
perusahaan sehat, sehingga belum bisa perhitungan metode prediksi kebangkrutan
dinyatakan dalam kondisi perusahaan yang Altman Z-score dan Zmijewski X-Score
sehat dan aman. Dan pada puncaknya tahun dapat dilihat pada Tabel 5.
2017, angka Z-Score terjun bebas mencapai Berdasarkan Tabel 5., dapat dilihat
angka 0.641 yang sangat jauh dari cut off bahwa hasil perhitungan X-Score memiliki
1.81 dan tentu dikategorikan dalam hasil yang sangat berbeda dengan
perusahaan yang terindikasi mengalami perhitungan Z-Score pada. Metode
kebangkrutan. perhitungan X-Score menghasilkan angka
Dengan demikian berdasarkan negatif selama periode 2015-2017, yang
perhitungan Altman Z-Score, PT Tiga Pilar berarti perusahaan tergolong dalam kategori
Sejahtera (AISA) telah terindikasi sehat. Sedangkan perhitungan Z-Score
kebangkrutan (Distress zone) pada periode menghasilkan angka positif selama periode
tahun 2015-2017. 2015-2017. Namun angka positif tersebut
belum mampu melewati angka cut off 1.81.
Hasil Perhitungan Zmijewski X-Score Tahun 2016, angka Z-Score memang sudah
mampu melewati cut off 1.81, tetapi masih
Hasil perhitungan rasio-rasio dalam masuk dalam zona grey zone (abu-abu) yang
metode prediksi kebangkrutan Zmijewski X- berarti masih ada keragu-raguan dalam
Score beserta angka X-Score yang diperoleh penetapan kondisi sehat perusahaan dan pada
dapat dilihat pada Tabel 4. akhirnya masih belum bisa dikategorikan

Tabel 4. Hasil Perhitungan Zmijewski X-Score


Rasio 2017 2016 2015
X1=EAT / Total -846,809 (0.097) 719,228 0.078 373,750 0.041
Aktiva
8,724,734 9,254,539 9,060,979
X2=Total Hutang / 5,319,855 0.610 4,990,139 0.539 5,094,072 0.562
Total Aktiva
8,724,734 9,254,539 9,060,979
X3=Aktiva Lancar / 4,536,882 1.162 5,949,164 2.376 4,463,635 1.623
Hutang Lancar
3,902,708 2,504,330 2,750,456
Zmijewski X-Score -0.392 -1.586 -1.288
Sumber: Hasil Pengolahan Data
dalam kondisi perusahaan yang sehat. Hasil
Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat
X-Score sangat berkebalikan dengan hasil Z-
bahwa dalam 3 (tiga) tahun sejak 2015-2017,
Score yang mengindikasikan perusahaan
kondisi dan keadaan perusahaan tergolong
bangkrut dalam periode 2015-2017.
sehat. Angka X-Score pada tahun 2017
mengalami kenaikan drastis dikarenakan Penyebab perbedaan hasil interpretasi
pada tahun tersebut perusahaan mengalami antara Z-Score dan X-Score dipicu oleh
kerugian lebih dari 100% dari tahun adanya perbedaan komponen-komponen
sebelumnya, 2016. Dapat dilihat bahwa X- rasio yang digunakan dalam perhitungan
Score menghasilkan angka negatif selama masing-masing metode. Sehingga dapat
periode 2015-2017, yang berarti perusahaan dikatakan bahwa tidak semua metode
tergolong dalam kategori sehat. prediksi kebangkrutan memiliki hasil dan
Altman Z-Score Vs Zmijewski X-Score Dalam Memprediksi Kebangkrutan … | 71

arah yang sama. Berdasarkan penelitian yang hasil yang 100% akurat dalam memprediksi
dilakukan oleh Arum dan Handayani (2018) kebangkrutan perusahaan.
didapatkan hasil bahwa masing-masing

Tabel 5. Komparasi Hasil Perhitungan Z-Score dan X-Score


2017 2016 2015 Kategori
Altman Z-Score 0.641 2.175 1.347 Bangkrut
Zmijewski X-Score (0.392) (1.586) (1.288) Sehat
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Kesimpulan dan Saran
Metode Altman, Springate, dan
Zmijewski memiliki titik cut-off, rasio, dan Kesimpulan
koefisien yang berbeda. Komponen rasio
Zmijewski hanya memfokuskan pada Berdasarkan penelitian yang telah
hutang/leverage dan tidak dilakukan terhadap PT Tiga Pilar Sejahtera
mempertimbangkan komponen lainnya (AISA), dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1)
seperti modal kerja, nilai pasar saham Perhitungan Altman Z-Score memprediksi
ataupun penjualan berbeda dengan Altman Z- bahwa AISA terindikasi kebangkrutan
Score. dengan angka yang diperoleh pada periode
Dengan demikian penelitian ini sejalan 2015-2017 menunjukkan angka positif yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh kurang dari cut off yang berarti bahwa
Hariyani & Sujianto (2017) dan Primasari perusahaan berada dalam kategori
(2017) bahwa adanya perbedaan hasil dari kebangkrutan (Distress zone) dan abu-abu
metode-metode yang digunakan sebagai (Grey zone); (2) Perhitungan Zmijewski X-
metode untuk memprediksi kebangkrutan Score memprediksi bahwa AISA dalam
perusahaan. kondisi yang sehat ditunjukkan dengan angka
perhitungan periode 2015-2017 adalah
Metode-metode prediksi kebangkrutan negatif dan tidak mencapai angka 0; (3)
hanya sebagai signaling bagi perusahaan Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa
untuk lebih waspada dalam menghadapi adanya perbedaan hasil perhitungan antara
situasi terburuk yang mungkin saja dialami Altman Z-Score dan Zmijewski X-Score
oleh perusahaan. Hasil prediksi metode- terhadap PT Tiga Pilar Sejahtera pada
metode tersebut juga menjadi bahan evaluasi periode 2015-2017. Angka Z-Score
kinerja perusahaan di masa akan datang. menunjukkan menunjukkan perusahaan
Hasil prediksi metode kebangkrutan yang terindikasi bangkrut, sedangkan angka X-
berbeda menunjukkan bahwa tidak semua Score menunjukkan perusahaan dalam
metode bisa digunakan setara dalam keadaan keadaan yang sehat; (4) Perbedaan dapat
dan situasi tertentu. Komponen rasio-rasio dipicu oleh adanya perbedaan komponen-
yang berbeda tidak selalu memiliki hasil komponen rasio yang digunakan dalam
yang berbeda. Jika suatu perusahaan memang perhitungan masing-masing metode.
sudah dalam keadaan tidak sehat dalam Sehingga dapat dikatakan bahwa tidak semua
berbagai aspek, kemungkinan metode- metode prediksi kebangkrutan memiliki hasil
metode prediksi kebangkrutan bisa dan arah yang sama; (5) Dalam memprediksi
menghasilkan hasil yang sama. kebangkrutan suatu perusahaan, aspek yang
dilihat tidak hanya internal perusahaan,
Dalam memprediksi kebangkrutan suatu tetapi, eksternal perusahaan juga menjadi
perusahaan, aspek yang dilihat tidak hanya faktor penentu keadaan, situasi, dan kinerja
internal perusahaan, tetapi, eksternal perusahaan; (6) Metode-metode prediksi
perusahaan juga menjadi faktor penentu kebangkrutan yang banyak digunakan saat ini
keadaan, situasi, dan kinerja perusahaan, tentu belum menghasilkan hasil yang 100%
seperti faktor ekonomi, politik, persaingan, akurat dalam memprediksi kebangkrutan
dan lain-lain. Sehingga semua metode- perusahaan.
metode prediksi kebangkrutan yang banyak
digunakan saat ini tentu belum menghasilkan
72 | Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 8, Nomor 2, September 2019

Saran Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek


Indonesia Periode 2012-2016). Jurnal
Berdasarkan kesimpulan yang dihasilkan Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 60(No.
maka saran-saran yang dapat diberikan 1).
kepada pihak-pihak yang membutuhkan
sebagai berikut: (1) Bagi peneliti selanjutnya, businessinsight.kontan.co.id. (2018). Asa
penelitian diharapkan dapat menggunakan Tiga Pilar Sejahtera. Retrieved 2019,
periode waktu laporan keuangan yang lebih from business insight:
panjang, misal 5 (lima) tahun. Agar hasil https://businessinsight.kontan.co.id/new
yang didapatkan lebih akurat; (2) Bagi s/asa-tiga-pilar-sejahtera
peneliti selanjutnya, penelitian dengan topik
yang sama diharapkan dapat menggali lebih dataindustri.com. (2017). Data Pertumbuhan
dalam mengenai metode-metode prediksi Industri Makanan dan Minuman.
kebangkrutan yang dapat dituangkan dalam Retrieved 2019, from data industri
penelitian selanjutnya. Misalnya research:
menggunakan lebih dari 2 (dua) metode https://www.dataindustri.com/produk/da
dalam memprediksi kebangkrutan, agar hasil ta-pertumbuhan-industri-makanan-dan-
yang didapatkan lebih banyak sudut pandang
minuman/
yang dibahas dalam penelitian; (3) Bagi
perusahaan, penelitian ini hanya sebagai
ekonomi.kompas.com. (2017, Desember 20).
gambaran keadaan perusahaan yang tidak
Hentikan Bisnis Beras, PT Tiga Pilar
100% benar. Hasil perhitungan metode-
PHK 1700 Karyawan. Retrieved Mei
metode digunakan sebagai evaluasi
2019, from ekonomi kompas:
kedepannya agar perusahaan dapat
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/
memperbaiki kinerjanya; (4) Bagi Investor,
12/20/184700326/hentikan-bisnis-beras-
penelitian ini bisa dijadikan referensi dan
pt-tiga-pilar-phk-1.700-karyawan.
tolak ukur untuk mengambil keputusan
investasi pada perusahaan agar investor juga
mengetahui bagaimana keadaan dan kondisi ekonomi.kompas.com. (2019, January 11).
saat ini maupun yang akan datang. Mengurai Permasalahan dan Isu Pailit
yang dialami Produsen Taro. Retrieved
July 2019, from ekonomi kompas:
Daftar Referensi https://ekonomi.kompas.com/read/2019/
01/11/153635826/mengurai-
Adriana, A. (2012). Analisis Prediksi permasalahan-dan-isu-pailit-yang-
Kebangkrutan Menggunakan Metode dialami-produsen-taro?page=all.
Springate Pada Perusahaan Foods and
Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Fanny, M., & Saputra, S. (2005, September
Indonesia Periode 2006-2010. E-Jurnal
15-16). Opini audit going concern:
Repository Akuntansi Universitas Riau, kajian berdasarkan model prediksi
Vol. 4 (1), 5-20. kebangkrutan, pertumbuhan perusahan,
dan reputasi kantor akuntan publik pada
Altman, E. (1968). Financial Ratio, emiten Bursa Efek Jakarta. Simposium
Discriminant Analysis and The Nasional Akuntansi. VIII pg. 966-976.
Prediction of Corporate Bankcruptcy. Solo, Jawa Tengah.
Journal of Finance, Vol. XXIII(No. 4),
589-609. Gitman, L., & Zutter, C. (2012). Principles of
Managerial Finance 13th Edition.
Arum, D. P., & Handayani, S. R. (2018, Juli). Edinburg.
Analisis Perbandingan Metode Altman
(Z-Score), Springate (S-Score), dan Hariyani, D. S., & Sujianto, A. (2017,
Zmijewski (X-Score) Dalam Oktober). Analisis Perbandingan Model
Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Altman, Model Springate, Dan Model
(Studi Pada Perusahaan Tekstil dan Zmijewski Dalam Memprediksi
Altman Z-Score Vs Zmijewski X-Score Dalam Memprediksi Kebangkrutan … | 73

Kebangkrutan Bank Syariah Di Sakaran, U., & Bougie, R. (2013). Research


Indonesia. Jurnal Akuntansi, Vol. 1(No. Methods for Business. United Kingdom:
1). John Wiley & Sons Ltd.

Lin, B., Zu-Hsu, L., & Gibbs, L. G. (2008). Stake, R. (2005). The Art of Case Study.
Operational restructuring. In: London: Sage Publications, Inc.
Management Desicion, 46 (4), 539-552.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
neraca.co.id. (2019). Triwulan I 2019 Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Industri Makanan dan Minuman Topang Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Pertumbuhan Pengolahan. Retrieved Alfabeta.
July 2019, from neraca:
https://www.neraca.co.id/article/116588/ Sundjaja, R., Barlian, I., & Sundjaja, D.
triwulan-i-2019-industri-makanan-dan- (2013). Manajemen Keuangan I.
minuman-topang-pertumbuhan- Jakarta: Literara Lintas Media.
pengolahan
tigapilar.com. (2019). Financial Statement.
PEFINDO. (2018, Mei 16). Credit Profile : Retrieved July 2019, from tigapilar:
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. http://www.tigapilar.com/investor_relati
Credit Profile. Siaran Pers. on/financial_statement/tiga_tahun_terak
hir
Permana, R. K., Ahmar, N., & Djaddang, S.
(2017, Oktober). Prediksi Financial tirto.id. (2018). Di Balik Rontoknya Saham
Distress pada Perusahaan Manufaktur di Produsen Beras maknyuss. Retrieved
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan 2019, from tirto id: https://tirto.id/di-
Manajemen, Vol. 7 (2)(P-ISSN : 2087- balik-rontoknya-saham-produsen-beras-
2038; E-ISSN : 2461-1182), 149-166. maknyuss-cNb2.

Primasari, N. S. (2017, July). Analisis Wulandary, V., & Nur, E. (2014). Analisis
Altman Z-Score, Grover Score, Perbandingan Model Altman, Springate,
Springate, dan Zmijewski Sebagai Ohlson, Fulmer, CA-Score dan
Signaling Financial Distress (Studi Zmijewski Dalam Memprediksi
Empiris Industri Barang-Barang Kesulitan keuangan (studi empiris pada
Konsumsi di Indonesia). Accounting and Perusahaan Food and Beverages yang
Management Journal, Vol. 1(No. 1). Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2012). JOM FEKOM, Vol.
Rahayu, & Putri. (2016). Analisis 1(No. 2), 1-18.
Penggunaan Metode Springate (S-Score)
sebagai Prediktor Kebangkrutan (Studi Zmijewski, M. (1984). Methodological
pada Perusahaan Textile yang Terdaftar Issues Related to the Estimation of
di Bursa Efek Indonesia pada Tahun Financial Distress Prediction Models.
2011-2013). Jurnal Ekonomi, Vol. 1 (1), Journal of Accounting Research, 22, 59-
55-68. 82.
74 | Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 8, Nomor 2, September 2019

You might also like