Professional Documents
Culture Documents
1 PB
1 PB
Fanita Dahni
Magister Manajemen Universitas Katolik Parahyangan
Email: Fanitase@gmail.com
Abstract: Many kinds of methods for predicting bankruptcy have their respective characteristics and each
method have different characteristics. The results of the calculation of each method can give the same or
even different results. In this study intended to predict whether the PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (AISA)
the results of the Altman Z-Scores and Zmijewski calculations have the same results, both of which can
predict the company bankrupt, not bankrupt, or both models produce different results. In conducting this
research, the author uses descriptive study methods and case studies. The data used are secondary data
obtained from the company's official website. The research proves that: (1) Altman Z-Score calculation
predicts that AISA indicates bankruptcy in the 2015-2017 periods; (2) Zmijewski X-Score calculation
predicts that AISA is in safe condition; (3) There are differences in the calculation results between Altman Z-
Score and Zmijewski X-Score; (4) Differences can be triggered by differences in the ratio components used in
the calculation of each method. This research is only a description of the company's condition which is not
100% correct. The results of the calculation methods are used as an evaluation in the future so that the
company can improve its performance. This research can also be used as an illustration to make investment
decisions for investors.
Abstraksi: Metode untuk memprediksi kebangkrutan yang beragam mempunyai karakteristiknya masing-
masing dan antar metode mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Hasil perhitungan masing-masing
metode pun bisa memberikan hasil yang sama atau bahkan berbeda. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
membandingkan metode prediksi kebangkrutan Altman Z-Scores dan Zmijewski X-Scores terhadap PT Tiga
Pilar Sejahtera Food, Tbk (AISA) periode tahun 2015-2017, apakah hasil perhitungan Altman Z-Scores dan
Zmijewski memiliki arah hasil yang sama atau kedua model tersebut menghasilkan arah hasil yang berbeda.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode studi deskriptif dan studi kasus. Data yang
digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari website resmi perusahaan. Hasil penelitian membuktikan
bahwa: (1) Perhitungan Altman Z-Score memprediksi bahwa AISA terindikasi kebangkrutan pada periode
2015-2017;(2) Perhitungan Zmijewski X-Score memprediksi bahwa AISA dalam kondisi yang sehat;(3)
Adanya perbedaan hasil perhitungan antara Altman Z-Score dan Zmijewski X-Score; (4) Perbedaan dapat
dipicu oleh adanya perbedaan komponen-komponen rasio yang digunakan dalam perhitungan masing-masing
metode. Penelitian ini hanya sebagai gambaran keadaan perusahaan yang tidak 100% benar. Hasil
perhitungan metode-metode digunakan sebagai evaluasi kedepannya agar perusahaan dapat memperbaiki
kinerjanya. Penelitian ini juga bisa dijadikan gambaran untuk mengambil keputusan investasi bagi para
investor.
Keywords: Bankcruptcy; Altman Z-Score; Zmijewski X-Score; and Financial Ratio
| 65
66 | Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 8, Nomor 2, September 2019
TPS hancur lantaran anak usaha TPS, PT Implikasi Negatif”. Obligor dengan peringkat
Indo Beras Unggul terlilit skandal kasus ini rentan, dan tergantung pada kondisi bisnis
hukum kecurangan penjualan beras premium dan keuangan yang menguntungkan untuk
pada 2017. Sehingga pada akhir tahun 2017, memenuhi komitmen keuangannya.
Tiga Pilar mulai memangkas semua bisnis Peringkat ini mencerminkan likuiditas dan
beras nya dan sejak saat itu Tiga Pilar perlindungan arus kas perusahaan yang
Sejahtera Food hanya focus untuk lemah, struktur permodalan Perusahaan yang
menjalankan bisnis produksi makanan agresif, eksposur terhadap fluktuasi biaya
ringannya (businessinsight.kontan.co.id, bahan baku, dan persaingan yang ketat di
2018). industri (PEFINDO, 2018).
Hsu, & Gibbs, 2008). Berdasarkan data Berdasarkan penelitian yang dilakukan
laporan laba/rugi perusahaan dan kasus-kasus oleh Hariyani & Sujianto (2017) disimpulkan
yang sedang menjerat perusahaan, bahwa terdapat perbedaan ketiga model
perusahaan TPSF sudah diindikasi terjangkit prediksi kebangkrutan yaitu model Altman,
financial distress. Dari keadaan tersebut, Springate, dan Zmijewski terhadap Bank
perusahaan harus mulai waspada dan mencari Syariah di Indonesia. Penelitian lain yang
solusi atas permasalahan dan kesulitan dilakukan oleh Primasari (2017) terhadap
keuangan yang dialaminya. Apabila solusi perusahaan-perusahaan dalam industri
bisa cepat didapatkan maka akan menjadi barang-barang konsumsi di BEI pada periode
tindakan preventif untuk mengantisipasi 2012–2015 membuktikan bahwa adanya
keadaan yang mungkin saja bisa memburuk perbedaan hasil analisis prediksi
di masa akan datang. Sebelum kebangkrutan kebangkrutan antara 4 model (model altman,
terjadi, kesulitan keuangan menjadi tanda model grover, model springate, dan model
yang cukup mencerminkan indikasi zmijewski) dalam memberikan signaling
kebangkrutan (Rahayu & Putri, 2016). kondisi financial distress. Perbedaan hasil
tersebut dikarenakan adanya perbedaan
Sehingga maksud penelitian ini adalah dalam menggunakan perhitungan rasio-rasio
untuk membuktikan apakah ada indikasi pada masing-msaing model tersebut.
kebangkrutan yang akan dialami oleh PT
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPSF). Penelitian ini dimaksudkan untuk
Mengingat bahwa sudah banyak kasus membandingkan metode prediksi
kebangkrutan yang dialami perusahaan- kebangkrutan Altman Z-Scores dan
perusahaan di Indonesia yang akarnya pun Zmijewski X-Scores terhadap PT Tiga Pilar
tidak disadari sedini mungkin (Adriana, Sejahtera Food, Tbk (AISA) periode tahun
2012). “Bankruptcy is business failure that 2015-2017, apakah hasil perhitungan Altman
occurs when the started value of a firm’s Z-Scores dan Zmijewski memiliki arah hasil
liabilities exceeds the fair value if its assets.” yang sama atau kedua model tersebut
(Gitman & Zutter, 2012) menghasilkan arah hasil yang berbeda.
Model yang dinamakan Z-score oleh model nya dikenal dengan namanya sendiri.
Edward I.Altman yang dikembangkannya Zmijewski menggunakan analisa rasio yang
pada tahun 1968 merupakan suatu model mengukur beberapa kinerja seperti,
linear dengan komponen perhitungannya leverage/hutang, profitabilitas, serta
didasarkan pada rasio-rasio keuangan yang likuiditas suatu perusahaan. Model yang
diberikan skor masing-masing yang sesuai berhasil dikembangkan yaitu (Zmijewski,
untuk memprediksi kebangkrutan 1984):
perusahaan. Altman mengembangkan
modelnya dengan menggunakan analisis X-Score = -4.3 - 4.5X1 + 5.7X2 - 0.004X3
multidiskriminan. Untuk menguji modelnya
tersebut, Ia menggunakan 66 sampel dengan Keterangan:
kategori 33 perusahaan bangkrut dan 33 X1 = return on asset
perusahaan tidak bangkrut (Fanny & Saputra, X2 = debt ratio
2005). Rasio-rasio yang terpilih ditunjukkan X3 = current ratio
dalam persamaan berikut (Altman, 1968):
Zmijewski (1984) menyatakan bahwa
Z(0)=1,2X1+1,4X2+3,3X3+0,6X4+0,999 X5 perusahaan dianggap distress atau akan
bangkrut jika probabilitasnya lebih besar dari
Keterangan: 0. Maka, nilai cut-off yang berlaku dalam
X1 : Modal Kerja / Total Aset model ini adalah 0. Apabila hasil X-score
X2 : Laba Ditahan / Total Aset bernilai negatif atau kurang dari 0 (X-Score <
X3 : EBIT / Total Aset 0), maka perusahaan tersebut dikatakan
X4 : Nilai Pasar Saham / Total Utang dalam kondisi yang sehat atau tidak
X5 : Penjualan / Total Aset bangkrut. Sebaliknya apabila hasil X-score
bernilai positif atau lebih dari sama dengan 0
Skor Z yang akan diperoleh merupakan (X-Score ≥ 0) maka perusahaan tersebut
gabungan dari 5 (lima) komponen rasio dan dapat digolongkan dalam kondisi yang tidak
koefisien yang berbeda. Nilai Z adalah sehat atau cenderung mengarah ke
indeks keseluruhan fungsi multiple kebangkrutan.
discriminant analysis (MDA). Angka-angka
cut off nilai Z dibagi ke dalam tiga kategori, Metode
yaitu sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.
Jenis Penelitian
Tabel 2. Intrepretasi Model Altman Z-
Score Z(0) Dalam melakukan penelitian ini, penulis
Skor Z Indikasi menggunakan metode studi deskriptif.
< 1,81 Kemungkinan perusahaan dekat “Descriptive studies are often designed to
dengan kebangkrutan (Distress collect data that describe the characteristics
Zone) of persons, events, or situations” (Sakaran &
Bougie, 2013). Metode studi kasus juga turut
1,81 Z Daerah ragu-ragu artinya ada digunakan dalam penelitian ini. “Studi kasus
2,99 kemungkinan kesalahan
sebagai metode penelitian yang memiliki
mengklasifikasikan perusahaam
tujuan penting dalam meneliti dan
atau perusahaan bisa bangkrut
mengungkap keunikan serta kekhasan
dan bisa tidak bangkrut (Grey
karakteristik yang terdapat dalam kasus yang
Zone)
diteliti, di mana kasus tersebut menjadi
> 2.99 Perusahaan yang baik/tidak
penyebab mengapa penelitian dilakukan”
bangkrut (Safe Zone)
(Stake, 2005).
Sumber: Sundjaja, Barlian, & Sundjaja
(2013) Oleh karena itu, selain menggambarkan
fenomena penelitian, penulis juga menggali
Zmijewski X-Score berbagai macam informasi yang berhubungan
dengan kasus yang dibahas dalam penelitian
Zmijewski (1984) adalah nama penemu
model prediksi kebangkrutan yang kemudian
Altman Z-Score Vs Zmijewski X-Score Dalam Memprediksi Kebangkrutan … | 69
arah yang sama. Berdasarkan penelitian yang hasil yang 100% akurat dalam memprediksi
dilakukan oleh Arum dan Handayani (2018) kebangkrutan perusahaan.
didapatkan hasil bahwa masing-masing
Lin, B., Zu-Hsu, L., & Gibbs, L. G. (2008). Stake, R. (2005). The Art of Case Study.
Operational restructuring. In: London: Sage Publications, Inc.
Management Desicion, 46 (4), 539-552.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
neraca.co.id. (2019). Triwulan I 2019 Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Industri Makanan dan Minuman Topang Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Pertumbuhan Pengolahan. Retrieved Alfabeta.
July 2019, from neraca:
https://www.neraca.co.id/article/116588/ Sundjaja, R., Barlian, I., & Sundjaja, D.
triwulan-i-2019-industri-makanan-dan- (2013). Manajemen Keuangan I.
minuman-topang-pertumbuhan- Jakarta: Literara Lintas Media.
pengolahan
tigapilar.com. (2019). Financial Statement.
PEFINDO. (2018, Mei 16). Credit Profile : Retrieved July 2019, from tigapilar:
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. http://www.tigapilar.com/investor_relati
Credit Profile. Siaran Pers. on/financial_statement/tiga_tahun_terak
hir
Permana, R. K., Ahmar, N., & Djaddang, S.
(2017, Oktober). Prediksi Financial tirto.id. (2018). Di Balik Rontoknya Saham
Distress pada Perusahaan Manufaktur di Produsen Beras maknyuss. Retrieved
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan 2019, from tirto id: https://tirto.id/di-
Manajemen, Vol. 7 (2)(P-ISSN : 2087- balik-rontoknya-saham-produsen-beras-
2038; E-ISSN : 2461-1182), 149-166. maknyuss-cNb2.
Primasari, N. S. (2017, July). Analisis Wulandary, V., & Nur, E. (2014). Analisis
Altman Z-Score, Grover Score, Perbandingan Model Altman, Springate,
Springate, dan Zmijewski Sebagai Ohlson, Fulmer, CA-Score dan
Signaling Financial Distress (Studi Zmijewski Dalam Memprediksi
Empiris Industri Barang-Barang Kesulitan keuangan (studi empiris pada
Konsumsi di Indonesia). Accounting and Perusahaan Food and Beverages yang
Management Journal, Vol. 1(No. 1). Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2012). JOM FEKOM, Vol.
Rahayu, & Putri. (2016). Analisis 1(No. 2), 1-18.
Penggunaan Metode Springate (S-Score)
sebagai Prediktor Kebangkrutan (Studi Zmijewski, M. (1984). Methodological
pada Perusahaan Textile yang Terdaftar Issues Related to the Estimation of
di Bursa Efek Indonesia pada Tahun Financial Distress Prediction Models.
2011-2013). Jurnal Ekonomi, Vol. 1 (1), Journal of Accounting Research, 22, 59-
55-68. 82.
74 | Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 8, Nomor 2, September 2019