You are on page 1of 11

JURNAL POLITIK PEMERINTAHAN DHARMA PRAJA

e-ISSN 2721-7043 ISSN 1979-8857


Website: http://ejournal.ipdn.ac.id/JPPDP
Faculty of Politics Governance, Governance of Home Affairs (IPDN)

JPPDP, Vol * No. *


Doi: https://doi.org/10.33701/jppdp.v**i1*.****

SINERGITAS PEMERINTAH DALAM PENANGANAN KASUS KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP


ANAK DI KABUPATEN TANGERANG

Eka Rahmawati1, Tito Inneka Widyawati2

Universitas Muhammadiyah Tangerang, Jl. Perintis Kemerdekaan I/33 Cikokol – Tangerang(15118) Telp.
021-55793802
Email: ekarahmawt1221@gmail.com , tw.inneka1987@gmail.com

*coresponding author E-
mail:

Abstract
This study aims to determine the government synergy in handling cases of sexual violence
against children in Tangerang Regency. Synergy is one of the strategic steps in preventing
sexual violence against children, the government asks for the active role of the women's
empowerment and child protection office and related agencies to assist the government in
handling cases of sexual violence against children. The research method used is a descriptive
method with a qualitative approach. The results of the study found that in handling cases
through a very long process involving government agencies, including the DPPPA, Health
Office, Education Office, Social Service and Law Enforcement. From the beginning of the
complaint to the stage of returning the victim, this requires the intervention of these various
parties to handle cases of sexual violence against children so as to create a synergy. In this
case, communication in handling cases of sexual violence against children in Tangerang
District is quite good, as can be seen from the relationship between agencies that are
involved in the process of handling cases of sexual violence both directly and indirectly. The
agencies involved have coordinated well by cooperating in realizing government programs in
order to achieve the expected goals.
Keywords: synergy, violence, children

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sinergitas pemerintah dalam penanganan kasus
kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Tangerang. Sinergi merupakan salah satu
langkah strategis dalam pencegahan kekerasan seksual terhadap anak, pemerintah meminta
peran aktif dari dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta instansi-instansi
yang terkait upaya membantu pemerintah dalam mengenai penanganan kasus kekerasan
seksual terhadap anak. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan

1
pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa didalam penanganan kasus melalui
proses yang sangat panjang yang melibatkan instansi-instansi pemerintahan, antara lain
DPPPA, Dinas Kesehatan, Dinas Dinas Pendidikan, Dinas Sosial dan Penegak Hukum. Dari
awal pengaduan hingga tahap pemulangan korban, hal ini memerlukan campurtangan dari
berbagai pihak-pihak tersebut untuk penanganan kasus kekerasan seksual terhadap anak
sehingga tercipta suatu sinergitas. Dalam hal ini, Komunikasi dalam penanganan kasus
kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Tangerang cukup baik dapat dilihat dari
hubungan antar instansi yang turut terlibat dalam proses penanganan kasus kekerasan seksual
baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapaun antar instansi-instansi yang terlibat
telah melakukan koordinasi yang baik dengan melakukan Kerjasama dalam mewujudkan
program pemerintah guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Kata Kunci: Sinergitas, kekerasan, anak

kejadian di luar hubungan suami istri dan


INTRODUCTION bertentangan dengan norma dan ajaran
Akhir-akhir ini di Indonesia kasus Islam.
kekerasan seksual terhadap anak menjadi Kekerasan seksual adalah setiap perbuatan
meningkat setiap tahunnya. Kejadian yang mengacu pada perilaku seksual, yang
tersebut menjadi fakta sosial yang sering bentuknya dapat bersifat agresif maupun
terjadi dan menjadi berkembang hampir di non-agresif. Jenis serangan yang dapat
setiap negara. Peningkatan tersebut bukan menimbulkan distres berupa luka fisik atau
hanya dari kuantitas atau jumlah kasus yang mental. Bentuk kekerasan seksual melalui
terjadi, tetapi dari segi kualitas (Rahmah, pelukan paksa, masturbasi paksa, seks oral,
2012). Yang lebih merisaukan, pelaku seks anal, dan pemerkosaan.
seringkali berasal dari keluarga atau Tabel 1.1 Jumlah Kasus Kekerasan
lingkungan, termasuk rumah, sekolah, dan Seksual Terhadap Anak di Kabupaten
Tangerang tahun 2020-2022
lingkungan sosialnya sendiri. Baik anak Tahun Jenis Kasus Jumlah
lakilaki maupun perempuan memiliki hak Kekerasan Pelecehan
untuk menjadi korban. Anak rentan terhadap seksual Seksual
2020 71 14 85 Kasus
kekerasan seksual karena dipandang lemah
2021 62 24 86 Kasus
atau tidak berdaya. Itu membuat anak tidak
2022 68 40 108
memiliki kemampuan ketika anak takut dan Kasus
diancam sehingga anak tidak akan memberi Sumber: Dokumen DPPPA Kab. Tangerang
tahu apa yang terjadi (Satwini Puspa, 2020). Berdasarkan tabel di atas, kasus
Kekerasan seksual adalah tindakan pelecehan seksual anak di Kabupaten
yang melampaui peleceh seksual. Tangerang dari tahun ke tahun terus
Kekerasan seksual adalah aktivitas seksual meningkat. Faktor tersebut disebabkan oleh
yang dilakukan dengan kekerasan dan faktor internal dan eksternal. Misalnya untuk

2
faktor internal, anak cenderung tergantung Tangerang berusia 15 tahun menjadi korban
pada orang tua atau orang dewasa. Selain itu, kekerasan seksual yang dilakukan oleh 4
anak-anak juga kurang memiliki kematangan orang pemuda di Cisoka. (TangerangDaily,
intelektual dan emosional. Entah ada 2022).
peluang atau kesempatan untuk Dari data-data diatas sebenarnya
melakukannya. Sedangkan faktor eksternal sudah cukup mengidentifikasikan bahwa
meliputi faktor ekonomi dan faktor tingkat kekerasan seksual terhadap anak dan
pendidikan. perempuan sangatlah tinggi. Semakin
Pada tahun 2020 terjadi kasus maraknya kasus kekerasan seksual saat ini
kekerasan seksual terhadap anak dibawah membuktikan bahwa dibutuhkan sinergitas
umur yang terjadi di Kecamatan Panongan pemerintah yang baik guna untuk menangani
Kabupaten Tangerang. Korban merupakan kasus kekerasan seksual yang terjadi di
gadis berusia 14 tahun dan tersangka Kabupaten Tangerang dalam pencegahan
merupakan orang dewasa yang dikenalnya dan penanggulangan kekerasan seksual
(Tangerang Daily, 2020). terhadap anak sangat penting untuk
Kasus kekerasan seksual lainnya mencapai tujuan pembangunan nasioanl (Zsa
terjadi pada bulan juni tahun 2021 di & Hasri Ananda, 2022).
Kecamatan Pasar Kemis Kabupaten Kasus kekerasan terhadap anak juga
Tangerang menimpa seorang gadis remaja menjadi tanggung jawab pemerintah daerah
yang diperkosa saat bermain game online Kabupaten Tangerang menurut
oleh seorang remaja berinisial K (18). Yang undangundang no. 35 tahun Tahun 2014
dimana, aksi pemerkosaan tersebut sudah tentang Perubahan atas Undang-undang
dilakukan sebanyak lima kali, sejak bulan Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Mei hingga Juni. (SINDOnews.com, 2021) anak. Hal ini membuat pemerintah
Selanjutnya kasus kekerasan seksual Kabupaten Tangerang khususnya Dinas
yang dilakukan oleh tersangka yang Pemberdayaan Kabupaten Tangerang
berinisial MS di Desa Tapos, Kecamatan sebagai Lembaga Pemerintah Daerah dalam
Tigaraksa Kabupaten Tangerang pada tahun hal pemberdayaan perempuan untuk
2022. Kejadian tersebut sudah belasan kali melindung anak dari segala bentuk
dilakukan sejak tahun 2021 kepada anak kekerasan dan mencegah peningkatan kasus
tirinya yang berusia 13 tahun. kekerasan seksual pada anak di Kabupaten
(TangerangNews, 2022). Tangerang.
Ditahun yang sama seorang gadis Berdasarkan pembahasan di atas,
asal Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten maka permasalahan yang akan dibahas yaitu

3
bagaimana sinergitas pemerintah dalam (Najiyati, 2011), ada dua cara untuk
menangani kasus kekerasan seksual di mencapai sinergi yaitu; komunikasi dan
kabupaten Tangerang. Selain itu, adapun koordinasi
tujuan dari penelitian ini yaitu untuk 1. Komunikasi, ada dua bagian dalam
mengetahui sinergitas pemerintah kabupaten komunikasi, 1). Initiated
Tangerang dalam menangani kasus communication menunjukkan bahwa
kekerasan seksual terhadap anak. aktivitas dimana seseorang benar
THEORETICAL FRAMEWORK/ benar menggerakkan stimulus untuk
LITERATURE REVIEW Sinergitas menerima respon. 2).
Menurut Najiyati dan Rahmat Recipientdirected communication
(Aditya & Rozikin, 2019) Sinergitas dapat menganggap komunikasi sebagai
diartikan sebagai kombinasi atau paduan sekumpulan aktivitas dimana
elemen atau bagian yang dapat seseorang (receiver) menanggapi
menghasilkan hasil yang lebih baik dan suatu stimulus atau rangsangan guna
lebih besar. Oleh karena itu, hubungannya mendapatkan tanggapan.
dapat dipahami seperti kerja bersama atau 2. Koordinasi berguna untuk
untuk mengumpulkan hal-hal untuk menciptakan sinergi yang baik guna
membuat jalan keluar yang lebih baik. mendorong kelancaran komunikasi
Penjelasan serupa diberikan oleh Thoby (Febriantini, Indriani, Kusuma,
Mutis yang berpendapat bahwa sinergi 2019). Seperti yang dijelaskan oleh
adalah kombinasi dari banyak inti/banyak (Silalahi, 2011) bahwa untuk
elemen yang bekerja bersama untuk mencapai sinergi diperlukan sinergi
membuatnya lebih baik dan lebih baik antar agen. Lebih lanjut Silalahi
daripada jika bekerja sendiri. menyatakan bahwa sinergi adalah
Menurut covey’s (2008) Sinergitas integrasi kegiatan individu dan unit
menjelaskan cara bekerja dalam kelompok. ke dalam usaha bersama, yaitu
Pemecahan masalah yang efektif, bekerja menuju tujuan bersama.
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan Begitupun menurut (Triana, 2017),
ada perbedaan prinsip dan struktur kekuatan menjelaskan sinergitas dapat dilalui
tergantung pada perbedaannya. dengan dua cara; komunikasi dan
Dengan demikian, terdapat target dalam koordinasi. Cara menghasilkan sinergi,
implementasi yang sinkron dengan sinergi maka harus menciptakan komunikasi
untuk mencapai hubungan antar aktor dalam dan koordinasi yang baik. Karena sinergi
mencapai kepentingan bersama. Menurut dapat terjadi apabila koordinasi dan

4
komunikasi ada pada dua aktor bahkan adalah suatu bentuk perlakuan yang dapat
lebih dalam mewujudkan tujuan bersama menyebabkan rasa sakit fisik atau
itu. Sinergi merupakan kolaborasi yang perkembangan psiko-emosional, perilaku
bisa diwujudkan apabila kita bisa seksual yang menyimpang, perlakuan
menyelaraskan keinginan alternatif seksual yang tidak pantas, penelantaran,
berbeda melalui komunikasi dan Kejatuhan, eksploitasi komersial dapat
koordniasi. menyebabkan kondisi yang dapat merugikan
dan menimbulkan rasa sakit psikologis
Melalui kesimpulan diatas bahwa
(Diana, 2020)
sinergitas dapat diartikan kegiatan gabungan
Menurut Lyness (Ivo noviani,
atau kerjasama yang dilakukan guna
2015), kekerasan seksual terhadap anak
mendapatkan hasil yang lebih maksimal
dapat berupa menyentuh atau mencium alat
dengan terhubung oleh beberapa peran yang
kelamin anak, perilaku seksual atau
berbeda namun terkait didalamnya. Oleh
pemerkosaan anak, memperlihatkan
karena itu seluruh komponen masyarakat
kendaraan atau benda pornografi kepada
dan pemerintah diharapkan bersinergi agar
anak, memperlihatkan alat kelamin anak,
tercapainya kesejahteraan masyarakat.
dan sebagainya.
Kekerasan seksual
METHODS
Pelecehan seksual terhadap anak
Metode penelitian yang digunakan
adalah setiap perlakuan terhadap anak yang
adalah penelitian kualitatif deskriptif, karena
dimaksudkan untuk kepuasan orang dewasa
data penelitian berupa data kualitatif yang
atau anak yang lebih tua, ketika anak
disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat
tersebut berada di bawah usia yurisdiksi
untuk memperoleh kedalaman data sehingga
hukum. Kekerasan seksual adalah setiap
dapat mengungkapkan kondisi umum yang
perbuatan yang dilakukan dengan memaksa
sesuai dengan penelitian (Sing king, 2019).
melakukan hubungan seksual dengan cara
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
yang tidak pantas atau tidak diinginkan,
mendeskripsikan sinergi pemerintah dalam
memaksa orang lain untuk berhubungan
kebijakan penanganan kasus kekerasan
seks, mengomentari atau menggoda secara
seksual terhadap anak di Kabupaten
seksual, membiarkan korban untuk dijadikan
Tangerang.
objek seksual secara paksa.
Untuk mendukung metodologi
Definisi lain menurut World Report
penelitian, teknik pengumpulan data yang
on Violence and Health, WHO, 1999:
digunakan dalam penelitian ini meliputi; a.
Kekerasan dan penelantaran anak (CAN)
penelitian kepustakaan, yaitu pengumpulan

5
informasi dan data melalui berbagai karya dan menganalisis data yang kemudian
penelitian, buku, jurnal, dan referensi terkait disusun dalam bentuk kalimat. Setelah data
pembahasan lainnya; b. Observasi, yaitu yang diperoleh terkumpul, langkah yang
langsung ke tempat penelitian dan dilakukan adalah selanjutnya yaitu
mengamati tanpa mengikuti kegiatan yang pengolahan dan mengimplementasikan data
dilakukan oleh subjek penelitian; c. dalam penyederhanan data ke dalam bentuk
wawancara mendalam yang dilakukan secara yang lebih mudah dibaca dan
sistematis atau berurutan dengan pihak- diinterpretasikan.
pihak yang memahami dan mengetahui RESULT AND DISCUSSION Sinergitas
kondisi lapangan; d. Dokumentasi adalah Dinas Pemberdayaan Perempun dan
kumpulan data yang diperoleh dengan Perlindungan Anak Kabupaten
merekam data, mengumpulkan data Tangerang
berdasarkan dokumen yang relevan, foto dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
rekaman (Siti, 2022). Perlindungan Anak Kabupaten Tangerang
Teknik penelitian informan yang merupakan instansi pemerintah yang
digunakan adalah dengan menggunakan memberikan pelayanan kepada perempuan
informan kunci atau informan sebagai dan anak korban kekerasan di Kabupaten
subjek, yaitu mereka yang akan menggali Tangerang. Instansi pemerintah yang
informasi yang relevan dengan penelitian terlibat dalam pencegahan kekerasan
untuk mengecek ulang data. Dalam seksual terhadap anak di Kabupaten
mempertimbangkan topik penelitian, Tangerang melakukan beberapa hal untuk
seorang peneliti harus mempertimbangkan mencegah kekerasan seksual terhadap anak
berbagai aspek yang ada. guna mendorong rasa aman, nyaman dan
Berikut narasumber yang anak aman dari kekerasan seksual. Salah
menjelaskan bagaimana pemerintah bekerja satu cara untuk menanggulangi kasus
sama menangani kasus kekerasan seksual di kekerasan seksual terhadap anak adalah
Kabupaten Tangerang: dengan bekerja sama atau gotong royong,
1. Dinas pemberdayaan perempuan mulai dari pihak berwenang setempat,
dan perlindungan anak Kabupaten maupun instansi pemerintah.
Tangerang Sinergi merupakan langkah strategis dalam
2. Masyarakat yang terkait pencegahan kekerasan seksual terhadap
anak di Kabupaten Tangerang, pemerintah
Dalam penelitian ini juga menggunakan
juga meminta peran aktif dari dinas
teknik analisis data, dengan menggambarkan
pemberdayaan perempuan dan

6
perlindungan anak, dinas-dinas terkait serta penjangkauan. Selanjutnya tahap
masyarakat dalam membantu pemerintah penanganan dengan melalukan interview
mengenai pencegahan kekerasan seksual khusus kepada korban untuk mengetahui
terhadap anak di Kabupeten Tangerang. langkah yang akan diambil selanjutnya, lalu
Sedangkan kegiatan Kerjasama atau sinergi tahap pelayanan yang dilakukan Dinas
yang dilakukan oleh DPPPA Kabupaten Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Tangerang dengan kelembagaan pemerintah. Anak dan Dinas Pendidikan kepada korban
Berikut tahapan-tahapan dalam penanganan terdiri dari pelayanan Kesehatan, pelayanan
kasus kekerasan seksual terhadap anak: rehabilitas sosial, maupun pelayanan hukum,
setelah itu tahap terakhir adalah tahap
Tahap Tahap Tahap pemulangan dari debarkasi terdekat ke
Pengaduan penanganan Pelayanan
rumah korban. Dalam penanganan kasus
kekerasan seksual pada anak tersebut

Tahap
pemerintah melibatkan kelembagaan
Pemulangan pemerintah daerah yang meliputi, Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak dan Dinas Pendidikan, Dinas
Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan
dan Lembaga Hukum/Kepolisian.

Komunikasi
Komunikasi merupakan sebuah
proses untuk mempengaruhi orang lain.
Gambar 1. Tahap Penangan Kasus Informasi yang diberikan dapat berupa
kekerasan seksual terhadap anak di pengertian, perasaaan, pemikiran serta
Kabupaten Tangerang
pendapat. Komunikasi didefinisikan sebagai
Berdasarkan gambar tersebut Dalam proses penyampaian gagasan, konsep,
penanganan kasus kekerasan seksual gagasan dan informasi dari satu orang ke
terhadap anak akan dilakukan dengan orang lain. Komunikasi berorientasi sumber
beberapa tahapan-tahapan sesuai dengan menganggap komunikasi sebagai aktivitas
prosedur yang berlaku, Tahap pertama dengan seseorang secara serius menyalurkan
adalah tahap pengaduan yang terbagi rangsangan untuk umpan balik dan
menjadi tiga bagian yaitu, korban yang komunikasi yang ditargetkan penerima
melapor, berdasarkan rujukan dan menganggap komunikasi ini sebagai satu set

7
kegiatan di mana seseorang (penerima) Perlindungan Anak dan Dinas Pendidikan
menanggapi rangsangan atau stimulus Kabupaten Tangerang yang terkait mengenai
(Lestari et al., 2022). komunikasi yang dilakukan dalam
Untuk menciptakan hubungan yang penanganan kasus kekerasan seksual
sinergis maka harus tercipta komunikasi dan terhadap anak tersebut. Komunikasi yang
koordinasi yang baik, karena pada dasarnya dilakukan oleh instansi-instansi pemerintah
sinergi terjadi apabila terjalin koordinasi dan yang terkait telah sesuai dengan indikator
komunikasi yang baik antara kedua belah yang dikemukanan oleh Najiyati (2011)
pihak (Fitri, 2017). Adapun pihak-pihak dengan tercapainya komunikasi yang baik
yang berkomunikasi diantaranya: Dinas untuk mencapai tujuan bersama agar dapat
pemberdayaan perempuan dan perlindungan beroperasi secara konsisten dan mampu
anak, Dinas sosial, Dinas Pendidikan, Dinas menjalankan tugas pokok dan fungsi serta
Kesehatan, dan juga kepolisian bila tepat sasaran.
diperlukan. Didalam penanganan kasus, Koordinasi
terutama kasus kekeresan seksual terhadap Sinergi dibangun di luar komunikasi
anak ternyata melalui proses yang sangat dan juga koordinasi. Koordinasi untuk
Panjang yang melibatkan instansi-instansi mencapai sesuatu harus ada antara instansi
terkait, dari awal pengaduan hingga tahap pemerintah terkait, Dinas Pemberdayaan
pemulangan, hal ini memerlukan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas
campurtangan dari berbagai pihak yang Sosial Dinas Kesehehatan dan masyarakat
terkait dengan penanganan kasus kekerasan setempat. Koordinasi juga penting bagi
seksual terhadap anak sehingga tercipta lembaga pemerintah dan bagian masyarakat
suatu sinergitas. untuk menetapkan tujuan yang tinggi.
Komunikasi dalam penanganan kasus Menurut (Covey, 7 Kebiasaan yang Sangat
kekerasan seksual terhadap anak di Efektif, 2004). Dalam hal ini, koordinasi
Kabupaten Tangerang cukup baik yang dapat ditujukan kepada instansi pemerintah dan
dilihat dari hubungan antar instansi yang sektor masyarakat untuk menangani kasus
turut terlibat dalam proses penanganan kasus kekerasan seksual terhadap anak. Kerja
kekerasan seksual secara langsung maupun koordinasi dilaksanakan oleh Dinas
tidak langsung dengan melakukan Pemberdayaan Perempuan dan
pengawasan oleh instansi terkait. Kesejahteraan
Hal ini berdasarkan pada temuan Anak sesuai dengan fungsi dan
dilapangan dan hasil wawancara kepada kewenangannya yaitu perumusan kebijakan,
pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan koordinasi, pembinaan dan pengendalian

8
urusan pemerintahan di bidang dan Perlindungan Anak dan Dinas
pemberdayaan perempuan dan perlindungan Pendidikan juga bekerja sama dengan polisi
anak melalui program dan kegiatan yang atau kejaksaan dan otoritas peradilan lainnya
ada. tentang layanan hukum yang dibutuhkan
Dalam hal ini Dinas Pemberdayaan korban kekerasan.
Perempuan dan Perlindungan Anak Dalam hal ini, mulai dari penanganan
membuat program dan kegiatan yang kasus hingga rehabilitasi korban, koordinasi
mendukung terciptanya Kabupaten Layak yang dikemukakan oleh Nayati (2011)
Anak yaitu Program yang dijalankan oleh dijelaskan sebagai pengaturan dengan
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan menyatukan kepentingan Bersama untuk
Perlindungan Anak Kabupaten Tangerang mencapai tujuan yang diharapkan. Mayoritas
dalam menekan angka kekerasan seksual instansi-instansi yang terlibat telah
anak yaitu ada tiga yaitu PATBM melakukan koordinasi yang baik dengan
(Perlindungan Anak Terpadu Berbasis melakukan Kerjasama dalam mewujudkan
Masyarakat), Sosialisasi advokasi melalui program pemerintah guna mencapai tujuan
Guru BK/BP, Sosialisasi kepada masyarakat yang diharapkan.
melalui tokoh masyarakat (Dewi, 2022). CONCLUSION
Koordinasi dilakukan oleh dinas Dinas pemberdayaan perempuan dan

sosial dan kesehatan yaitu terkait dukungan perlindungan anak Kabupaten Tangerang

terhadap anak korban kekerasan seksual, merupakan kelembagaan pemerintah dalam

rehabilitasi anak korban kekerasan seksual, memberikan pelayanan terhadap perempuan

pemberian motivasi kepada anak korban dan anak yang mengalami kasus kekerasan

kekerasan seksual, pemberian penyuluhan yang berada di Kabupaten Tangerang.

layanan kepada anak korban pelecehan Lembaga pemerintah yang berkaitan dengan

seksual, penyediaan layanan penampungan pencegahan kekerasan seksual terhadap anak

bagi korban pelecehan, dan pemberian di Kabupaten Tangerang melakukan

bantuan hukum bantuan hukum bagi anak beberapa hal dalam pencegahan kekerasan

korban pelecehan seksual. Adapun Dinas seksual terhadap anak untuk meningkatkan

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan keamanan, kenyamanan, serta anak-anak

Anak dan Dinas Pendidikan saling yang bebas dengan kekerasan seksual.

berkoordinasi agar korban selalu dapat Sinergi merupakan langkah strategis

menuntut haknya, yakni untuk mengenyam dalam pencegahan kekerasan seksual

pendidikan. Jika kasusnya melibatkan terhadap anak di Kabupaten Tangerang,

keadilan, Dinas Pemberdayaan Perempuan pemerintah meminta peran aktif dari dinas

9
pemberdayaan perempuan dan perlindungan Studi pada Tempat Pengelolaan
anak serta instansi yang terkait dalam Sampah Terpadu Mulyoagung Bersatu
membantu pemerintah mengenai Kecamatan Dau , Kabupaten Malang ).
penanganan kasus kekerasan seksual 2(3), 407–413.
terhadap anakdi Kabupeten Tangerang. Dewi, R. sinta. (2022). Implementasi
Didalam penanganan kasus melalui Strategi Dinas Pemberdayaan
proses yang sangat Panjang yang melibatkan Perempuan dan Perlindungan Anak
instansi-instansi terkait, dari awal pengaduan (DP3A) dalam Menekan Peningkatan
hingga tahap pemulangan, hal ini Angka Kekerasan Seksual Anak di
memerlukan campurtangan dari berbagai Kabupaten Tangerang, Indonesia. 3(2),
pihak dengan penanganan kasus kekerasan 120–137.
seksual terhadap anak sehingga tercipta Diana, Y. (2020). Perlindungan Hukum
suatu sinergitas. Di lihat dari indikator Terhadap Anak Korban dari Perilaku
komunikasi dalam penanganan kasus Tindak Pidana Kekerasan Seksual.
kekerasan seksual terhadap anak berjalan 20(10), 619–636.
cukup baik yang dapat dilihat dari hubungan Febriantini, Indriani, Kusuma, Y. (2019).
antar instansi yang terkait yang berjalan Sinergitas Pemerintah Desa dan
sesuai dengan tujuan. Yang dimana instansi Kelembagaan lokal Subak dalam
yang terkait melakukan komunikasi secara mewujudkan pembangunan
langsung maupun tidak langsung dengan berkelanjutan berbasis subak sebagai
melakukan pengawasan. Koordinasi dalam warisan budaya dunia (Studi Kasus :
penanganan kasus kekerasan terhadap anak Subak Jatiluwih, Kabupaten Tabanan)
sudah berjalan secara optimal. Dalam hal ini Sinergity. 14, 189–203.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Fitri, E. wahyu R. (2017). Sinergitas
Perlindungan Anak telah melakukan Pemerintaha Daerah Kabupaten Siak
sinergitas dengan baik antara instansi- dalam Pengembangan Kabupaten Siak
instansi pemerintah agar terjalin komunikasi sebagai Pusat Budaya Melayu Tahun
dan koordinasi dalam penanganan kasus 2017. 5, 1–18.
kekerasan seksual terhadap anak tersebut. Ivo noviani. (2015). Kekerasan seksual
REFERENCES terhadap anak: dampak dan
Aditya, B. R., & Rozikin, M. (2019). penanganannya. 200, 13–28.
Sinergitas Stakeholdres untuk Lestari, F., Kagungan, D., & Meutia, I. F.
Administrasi Publik yang Demokratis
(2022). Sinergitas Aktor Pentahelix
dalam Perspektif Teori Governance

10
dalam Pembangunan Inklusif Pada Tangerang Daily. (2020). Gadis 14 Tahun
Sektor Pariwisata Berbasis Agrowisata Dirudapaksa di Panongan. Tangerang
Kampoeng Kopi. 4(1), 9–18. Daily.
Najiyati, R. (2011). Sinergitas instansi TangerangNews. (2022, November).
pemerintah dalam pembangunan kota Biadab! Gadis 13 Tahun di Tapos
terpadu mandiri The Synergy of Tigaraksa Disetubuhi Ayah Tirinya
Goverment Institutions in The Sampai 15 Kali.
Transmigration Urban Development. https://tangerangnews.com/
28(2), 113–124. kabupatentangerang/read/43568/
Rahmah, A. (2012). Kekerasan Seksual Biadab-Gadis13-Tahun-di-Tapos-
Terhadap Anak : Dampak dan TigaraksaDisetubuhi-Ayah-Tirinya-
Penanganannya , Ivo Noviana. Sampai-15-
Satwini Puspa, W. I. (2020). Peranan Dinas Kali
Pemberdayaan Perempuan dan Triana, D. (2017). Sinergitas Stakeholders
Perlindungan Anak dalam dalam Inovasi Daerah (Studi pada
Menanggulangi Kasus Pedofilia di Program Seminggu di Kota
Kabupaten Tangerang. 17(1), 50–62. Probolinggo (SEMIPRO)). 2(4), 641–
Silalahi. (2011). Asas-asas Manajemen. 647.
SINDOnews.com. (2021). Asyik Main Game Zsa, Z., & Hasri Ananda, S. Y. (2022).
Online, Gadis Cantik Diperkosa di Peran Pemerintah Kota Surakarta
Pasar Kemis Tangerang. dalam Mengatasi Kekerasan Terhadap
Sing king. (2019). Sinergitas kelembagaan Anak di Masa Pandemi Covid-19 (
pemerintah dalam Pencegahan Studi Kasus Pada Dinas
Peredaran Narkotika di Kabupaten Pemberdayaan Perempuan
Karimun tahun 2017-2019. 8, 1–13. Perlindungan Anak dan Pemberdayaan
Siti, R. (2022). Peran Lembaga Pusat Masyarakat Kota Surakarta ). 2, 1–18.
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak (P2TP2A) Pada
Program Pendampingan Korban
Tindak Kekerasan dan Pelecehan
Seksual di Kota Tangerang.
Tangerang, D. (2022). Gadis 15 Tahun di
Cisoka Digagahi 4 Pemuda Usai Pesta
Miras. Tangerang Daily.

11

You might also like