Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The trilogy novel ‘Sembilu dalam Taman’ is analyzed using structural theory, and the sociology
of literature theory. The using of sociology of literature theory in this study is because the
trilogy novel ‘Sembilu dalam Taman’ has a strong social view on the characters. There are
three formulations of the problems discussed, namely: the analysis of structure, The
relationships between structure and aspects of sociology of literature, and social stratification.
The purpose of this research is to know structure, the relationship between structure and
sociology aspect, and social stratification of characters in the novel. There are three methods
and techniques used in the study, namely: (1) methods of data collection, used qualitative
methods and reading techniques, observation, and record; (2) Methods of data analysis using
analytical descriptive method followed by observation and record techniques; and (3) Method
of the result of data analysis using description method and presentation technique result of data
analysis presented in thesis preparation format. There are three results of the research, those
are the analysis of structure, the relationships between structure and aspects of sociology, and
social stratification of the characters. The primary character in this novel is Lodra. In addition,
there are secondary characters and complementary characters. The plot in the novel is divided
into five stages. Starting with the introduction of the character of Lodra, the conflict is
experienced by the character, and ends with the stage of resolution of which Lodra lives happily
with Sylvei. There are three settings in the story those are the dominant setting of place in Bali,
the setting of time is morning, afternoon, evening, and the social setting is the people of Bali.
The structure of the novel is related to the sociological aspects of literature. The aspect is
divided into three namely, the behavior of rural and urban society, social status, and education.
The caste system is a social stratification narrated in this novel. There are three castes found,
namely, brahmins, ksatrya, and sudra. Some characters have different views about their social
status. Figure Lodra who disagreed with the rules of caste, while his father was very obedient to
the caste system. In the end, Lodra's father abandoned the caste rules. That was due to an
increasingly advanced era and an already educated society.
31
DOI: 10.24843/JH.2018.v22.i01.p05 ISSN: 2302-920X
Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud
Vol 22.1 Pebruari 2018: 31-35
Novel ini merupakan cetakan pertama Kedua novel trilogi Sembilu dalam
yang terbit pada Maret 2014, diterbitkan Taman memberikan wawasan bahwa
oleh Framepublishing di Yogyakarta pentingnya nilai-nilai kemanusiaan
dengan 335 halaman. I Gusti Ngurah diterapkan dalam masyarakat.
Parsua lahir 22 Desember 1946 di Penggolongan masyarakat atau
Bondalem, Buleleng. Bali. stratifikasi sosial menyebabkan
Novel trilogi karya Ngurah Parsua munculnya konflik masyarakat dan
berjudul Sembilu dalam Taman, di adanya pelecehan terhadap orang yang
dalamnya terdapat tiga novel pendek berasal dari kelas bawah. Hal ini dapat
yang dikemas menjadi satu, yaitu: terlihat dalam cerita novel ini yaitu
“Sembilu Dalam Taman”, “Hidup di adanya stratifikasi sosial pada zaman
Dunia”, dan “Abu dan Debu”. Bagian dahulu dan stratifikasi sosial tersebut
pertama yaitu “Sembilu dalam Taman” terkikis oleh perkembangan zaman,
menceritakan kehidupan Lodra dan kisah sehingga masyarakat tidak
cintanya yang tidak direstui. Bagian mempermasalahkan penggolongan kelas
kedua “Hidup di Dunia” menceritakan atas dan kelas bawah.
Lodra bangkit dari keterpurukan masa Ketiga, novel Sembilu dalam
lalu dengan melanjutkan pendidikannya Taman (1986) pernah dibahas
di Jakarta. Ia bertemu dengan orang baru sebelumnya dalam buku karya Nyoman
dan berharap menemukan cinta yang Darma Putra berjudul A Literary Mirror:
baru. Bagian ketiga yaitu “Abu dan Balinese Reflections on Modernity and
Debu” menceritakan kisah cinta Lodra Identity in the Twentieth Century (2011).
dengan gadis asal Prancis. Hal itu Namun, pembahasan tentang novel ini
diterima baik oleh pihak keluarga Lodra, hanya mengenai konflik kasta yang
namun kisah berakhir tragis karena Lodra terjadi antara anak dan ayah. Selain itu,
meninggal dunia. buku ini hanya menganalisis bagian
Alasan pemilihan novel trilogi pertama dalam novel trilogi Sembilu
Sembilu dalam Taman sebagai objek dalam Taman. Penelitian narasi
penelitian ada tiga. Pertama, novel ini stratifikasi sosial novel trilogi Sembilu
menceritakan relasi sosial seputar kasta dalam Taman menganalisis keseluruhan
dalam masyarakat Bali. Di Bali, adat dan bagian, tidak hanya bagian Sembilu
hukum adat yang tergolong sudah dalam Taman, tetapi juga “Hidup di
ketinggalan zaman adalah adat dan Duma” dan “Abu dan Debu”.
hukum adat yang bersendikan nilai
sistem kasta (Diantha dan Gede Pasek, 2. Pokok Permasalahan
2010:3). Diantha dan Gede Pasek dalam Berdasarkan latar belakang di atas
buku Kasta dalam Perspektif Hukum dan terdapat tiga pokok permasalahan yang
HAM mengutip pendapat Wiana yang dibahas dalam penelitian ini. Ketiga
mengatakan kata “kasta'' tidak dijumpai masalah tersebut adalah sebagai berikut;
dalam naskah suci Hindu. Semua naskah (1) Bagaimanakah unsur-unsur yang
suci Hindu yang terdapat di Bali membangun struktur novel trilogi
menggunakan kata “warna” yang artinya Sembilu dalam Taman karya Ngurah
“guna” dan “karma”, yakni Parsua yang meliputi penokohan, alur,
penggolongan seseorang berdasarkan dan latar?, (2) Bagaimanakah hubungan
bakat atau kemampuan dalam memilih antara struktur dan aspek sosiologi novel
pekerjaannya (Diantha dan Gede Pasek, trilogi Sembilu dalam Taman karya
2010:50). Ngurah Parsua?, (3) Bagaimanakah
32
DOI: 10.24843/JH.2018.v22.i01.p05 ISSN: 2302-920X
Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud
Vol 22.1 Pebruari 2018: 31-35
33
DOI: 10.24843/JH.2018.v22.i01.p05 ISSN: 2302-920X
Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud
Vol 22.1 Pebruari 2018: 31-35
jenis, yaitu tokoh primer, tokoh sekunder, novel mengisahkan tahun 70-an, dan latar
dan tokoh komplementer atau tokoh sosial yaitu masyarakat Bali.
pelengkap. Tokoh primer adalah tokoh Hubungan struktur dengan aspek
yang diutamakan penceritaannya dan ia sosiologi novel adalah struktur
merupakan tokoh yang paling banyak pembangun novel trilogi Sembilu dalam
diceritakan (Nurgiyantoro, 2005:177). Taman dihubungkan dengan aspek
Tokoh Lodra ditempatkan sebagai tokoh sosiologi. Hanya tiga aspek sosiologi
primer dalam novel. Tokoh sekunder yang dihubungkan, yaitu: masyarakat
adalah tokoh kedua yang memiliki desa dan kota, status sosial, dan
peranan signifikan dalam perubahan pendidikan. Masyarakat Bali terdiri dari
psikis tokoh. Tokoh sekunder di dalam masyarakat desa dan kota. Status sosial di
novel trilogi Sembilu dalam Taman Bali dikenal dengan istilah kasta.
adalah Artini, Suastini dan Sylvei. Tokoh Masyarakat Bali khususnya perkotaan
sekunder adalah tokoh kedua yang memiliki perkembangan pendidikan yang
memiliki peranan signifikan dalam baik, sedangkan masyarakat desa masih
perubahan psikis tokoh. Tokoh sekunder terdapat beberapa warga yang belum bisa
di dalam novel trilogi Sembilu dalam menyelesaikan pendidikannya. Hal ini
Taman adalah Artini, Suastini dan Sylvei. terlihat pada tokoh Lodra yang dapat
menyelesaikan sarjananya, sedangkan
Analisis alur dalam novel trilogi tokoh Suastini yang merupakan
Sembilu dalam Taman karya Ngurah masyarakat desa tidak dapat
Parsua menggunakan tahapan yang menyelesaikan pendidikannya karena
dikemukakan oleh Nurgiyantoro faktor ekonomi. Hubungan yang
(2015:209-210), yaitu: tahap situasi, diperoleh selanjutnya membantu analisis
tahap pemunculan konflik, tahap stratifikasi sosial tokoh-tokoh novel
peningkatan konflik, tahap klimaks, dan trilogi Sembilu dalam Taman.
tahap penyelesaian. Nurgiyantoro Tokoh-tokoh novel trilogi
(2015:314) menyatakan unsur latar dapat Sembilu dalam Taman dominan berlatar
dibedakan ke dalam 3 unsur pokok, yaitu sosial masyarakat Bali. Terdapat satu
tempat, waktu, dan sosial-budaya. Ketiga jenis stratifikasi sosial yaitu sistem kasta.
unsur itu pada kenyataannya saling Wangsa/kasta menurut Wiana (2006:42)
berkaitan dan saling memengaruhi satu yaitu istilah wangsa berasal dari bahasa
dengan yang lainnya. Latar tempat pada Sansekerta ‘vamsa’ yang berarti
novel, yaitu: rumah Artini, Fakultas keturunan. Seseorang yang mengaku
Ekonomi, Fakultas Sastra, pantai Sanur, bahwa ia adalah Brahmana wangsa
kamar Lodra, Taman Lila Woongan, berarti ia adalah keturunan brahmana
kantor perbekel desa Julah, rumah Jero bukan seorang brahmana. Sistem kasta
Bau Sukra, rumah ketua adat. dapur yang dikisahkan dalam novel, yaitu:
Suastini, kayoan, pura, Danau Beratan, brahmana, ksatrya, dan sudra. Lodra
penginapan, kamar Suastini, Jakarta, berada pada golongan ksatrya. la
waning makan, pantai Kuta, pantai merupakan keturunan raja di Bali.
Lovina, kantor dosen, ruang seminar, Keturunan raja sangat dihormati di
pura Kebo Edan, kontrakan Sylvei, puri masyarakat. Gus Baskara merupakan
Mengwi, pondok paranormal, rumah golongan brahmana, golongan ini
sakit, dan pesawat terbang Quantas. Latar bergerak di bidang kerohanian. Artini
waktu yaitu pagi hari, sore hari, dan dan Suastini termasuk golongan sudra,
malam hari. Selain itu, latar waktu pada golongan ini merupakan golongan
terbawah dalam sistem kasta.
34
DOI: 10.24843/JH.2018.v22.i01.p05 ISSN: 2302-920X
Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud
Vol 22.1 Pebruari 2018: 31-35
Setiap tokoh memiliki pandangan Hal ini dapat teratasi setelah tokoh-tokoh
yang berbeda-beda terhadap kasta. mengubah pandangannya terhadap sistem
Beberapa konflik terjadi akibat adanya kasta. Perubahan pandangan ini dialami
pertentangan dalam sistem kasta. Hal ini oleh tokoh orang tua Lodra dan Ibu
dapat teratasi setelah tokoh-tokoh Artini.
merubah pandangannya terhadap sistem
kasta. Perkembangan zaman membuat 7. Daftar Pustaka
pemikiran manusia berkembang pula. Diantha, Md. Pasek dan I Gede
Semakin modern, pemikiran manusia Pasek Eka Wisanjaya. 2010. Kasta dalam
semakin maju dan meninggalkan Perspektif Hukum dan HAM. Denpasar:
pemikiran lama yang tidak baik untuk Udayana University Press.
diteruskan. Perubahan sikap terhadap
stratifikasi sosial terlihat dalam novel Esten, Mursal. 1990. Kesusastraan:
trilogi Sembilu dalam Taman. Perubahan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung:
pandangan ini dialami oleh tokoh orang Angkasa.
tua Lodra dan Ibu Artini.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah
6. Simpulan Mada University Press.
Struktur novel trilogi Sembilu
dalam Taman meliputi penokohan, alur, Parsua, Ngurah. 2014. Sembilu
dan latar. Tokoh Lodra merupakan tokoh dalam Taman. Yogyakarta:
primer dalam novel ini, alur sederhana Framepublishing.
(linear) digunakan oleh pengarang yang
terdiri dari lima tahap alur dimulai oleh Ratna, Nyoman Khuta. 2009. Teori,
pengenalan tokoh Lodra dan Artini latar Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
tempat di Bali mendominasi dalam novel, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
latar waktu pagi hari, dan latar sosial
yang dikisahkan adalah masyarakat Bali. Sukada, Made. 1987. Pembinaan
Hubungan struktur dengan aspek Kritik Sastra Indonesia: Masalah
sosiologi novel adalah struktur Sistematika Analisis Struktur Fiksi.
pembangun novel trilogi Sembilu dalam Bandung: Angkasa.
Taman dihubungkan dengan aspek Sukada, Made. 1993. Analisis
sosiologi. Hanya tiga aspek sosiologi Struktur Fiksi. Bandung: Angkasa.
yang dihubungkan, yaitu: masyarakat
desa dan kota, status sosial, dan
pendidikan. Hubungan yang diperoleh
selanjutnya membantu analisis stratifikasi
sosial tokoh-tokoh novel trilogi Sembilu
dalam Taman.
Tokoh-tokoh novel trilogi
Sembilu dalam Taman dominan berlatar
sosial masyarakat Bali. Terdapat satu
jenis stratifikasi sosial yaitu sistem kasta.
Sistem kasta yang dikisahkan dalam
novel, yaitu: brahmana, ksatrya, dan
sudra. Beberapa konflik terjadi akibat
adanya pertentangan dalam sistem kasta.
35