You are on page 1of 27

1

KENDALA YANG DIHADAPI DALAM PELAKSANAAN TUGAS HAKIM


PENGAWAS DAN PENGAMAT DALAM PEMBINAAN NARAPIDANA
KELAS II A SAMARINDA
Fauzi Halim
Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia

ABSTRACT Task Supervisory Judge and Observer


done by supervisors and observers
Judge accomplish their supervisors judge cooperated with authorities
and observers in the monitoring and village governments, schools,
observation duties in connection with foundations working in the social
the execution of the decision of the field that was used to help the
judge by the prosecutor as executor is development of the former prisoners,
not done in an absolute and such as BISPA hall, the Directorate-
immediate. Supervision is not done General of Social Rehabilitation
directly and absolutely caused by the Rehabilitation and social Affairs
prosecutor and the judge are social waiter, etc. Some of the
structurally different, in this case the obstacles encountered in carrying out
prosecutor remains responsible to his the duties of judges supervisors and
superiors that the Head of the State observers are: The lack of clear
Attorney. In his charge, the sanctions for the prosecution when
prosecutor as executor will prepare the judge did accost for the delay in
minutes of execution of court execution of court decisions, resulting
decisions which will then be in the discharge of the prosecutor as
submitted to the Chief State executor of the supervisory role of the
Prosecutor. Supervision of other judge and the observer is not very
equally important to be done by meaningful; Not tied suggestion
supervisors and observers judge is to supervisory judge and observer in the
convict on parole. During the form of improved types of training
conditional does not undergo criminal provided to the inmates. Forms and
convict in prisons, the convict can coaching and mentoring program that
move freely in the community. The will be given to prisoners is basically
role of the supervisory judges and composed by prisons chief, the head
observers will be necessary here to of programming prisons can receive
monitor the behavior of the convict advice from supervisors and
on parole. Supervision and observers judge or observer team
observation by supervisors and Corrections. This makes the
observers judge of prisoners who suggestion of the judge is not binding
have completed their criminal and on the controller and observer chief
parole of prisoners as required by the prisons; A sense of the prisons that
Supreme Court Circular No. 7 of they are more aware of how the
1985 on Implementation Guidelines development of convicts because they
2

have seen and mingle with inmates berkembangnya kriminalitas yang


every day. Thus they feel better
knowing what is best the needs of the semakin meresahkan kehidupan
inmates. Difficult to judge
supervisors and observers visit more masyarakat. Sehubungan dengan hal
regularly to the prisons because the
judge has the task to another in the ini, maka dituntut peranan petugas-
District Court as a judge hearing the
case filed in the State Court petugas negara di bidang penegakan
BAB I PENDAHULUAN
hukum yang terdiri dari Kepolisian,
A. Latar Belakang Masalah
Kejaksaan, Pengadilan dan
Warga NegarA Indonesia
Pemasyarakatan untuk
telah memasuki babak baru dalam
menanggulangi masalah yang
perjalanan kehidupan berbangsa dan
ditimbulkan oleh para pelaku
bernegara yang dimulai saat
kejahatan.
runtuhnya orde baru menuju orde
Pada awalnya upaya para
reformasi, yang berusaha sekuat
aparat penegak hukum dilakukan oleh
tenaga untuk mewujudkan kehidupan
Kepolisian yang berperan sebagai
yang lebih baik dari sebelumnya.
penyelidik dan penyidik terhadap
Dalam era reformasi usaha ini
suatu tindak kejahatan. Aparat
dilakukan salah satunya dengan upaya
penegak hukum lain yang juga
penegakan hukum.
berperan dalam upaya penegakan
Untuk mewujudkan
hukum adalah jaksa sebagai penuntut
kondisi masyarakat yang mendukung
umum yang diberi wewenang oleh
upaya penegakan hukum, bangsa dan
KUHAP untuk melakukan penuntutan
negara Indonesia masih menghadapi
dan melaksanakan ketetapan hakim.
masalah dari berbagai aspek
Pada akhirnya yang memegang
kehidupan. Diantaranya
peranan cukup penting dalam upaya
3

pengurangan pelaku perbuatan pidana Undang Pokok Kehakiman.

adalah hakim yang akan memberi Pengaturan tentang hakim pengawas

putusan terhadap pelaku kejahatan. dan pengamat dicantumkan kembali

Dalam Undang-Undang dalam Undang-Undang Nomor 8

Nomor 8 Tahun 1981 tentang Tahun 1981 tentang KUHAP.

KUHAP dalam pasal 1 ayat (8) Hakim pengawas dan

menyebutkan tugas hakim untuk pengamat ini berfungsi untuk

mengadili adalah serangkaian mengawasi dan mengamati jalannya

kegiatan hakim untuk menerima, putusan pengadilan seperti telah

memeriksa dan memutuskan perkara dirumuskan dalam pasal 277 ayat (1)

baik perkara perdata maupun perkara KUHAP yang berbunyi : “Pada setiap

pidana yang masuk kepadanya pengadilan harus ada hakim yang

dengan berdasarkan asas kebebasan, diberi tugas khusus untuk membantu

kemerdekaan, jujur dan tidak ketua dalam melakukan pengawasan

memihak kepada siapapun. dan pengamatan terhadap putusan

Kewajiban dan wewenang pengadilan yang menjatuhkan pidana

lain yang dimiliki hakim adalah perampasan kemerdekaan”. Hal

melaksanakan tugas pengawasan dan tersebut jgua tercantum dalam

pengamatan terhadap para UNDANG-UNDANG REPUBLIK

narapidana. Tugas pengawasan dan INDONESIA NOMOR 4 TAHUN

pengamatan ini merupakan lembaga 2004 tentang Ketentuan-Ketentuan

baru di Indonesia dalam hukum acara Pokok Kekuasaan Kehakiman, pasal

pidana. Semula hal ini dicantumkan 33 ayat (2) yang menyatakan bahwa :

dalam pasal 33 ayat (2) Undang- “Pengawasan pelaksanaan putusan


4

pengadilan tersebut ayat (1) oleh yang diharapkan bagi para

Ketua Pengadilan yang bersangkutan, narapidana. Selain itu diperlukan juga

diatur lebih lanjut dengan undang- adanya pengawasan terhadap aparat

undang”. pelaksana yang berkaitan dengan

Putusan pengadilan yang pemidanaan yang dijatuhkan oleh

berupa perampasan kemerdekaan, hakim, dalam hal ini aparat yang

pelaksanaan putusannya tidak hanya berkaitan adalah jaksa selaku

menjadi tanggung jawab jaksa saja eksekutor dan petugas LAPAS.

selaku eksekutor, akan tetapi juga Melihat apa sebenarnya tujuan

hakim pengawas dan pengamat sesuai pemidanaan, maka diperlukan

dengan tugas dan fungsinya. Hakim pengawasan agar pemidanaan tidak

harus lebih maju, karena dari menjadi ajang penyiksaan bagi

hakimlah secara nyata adanya narapidana. Untuk itu diperlukanlah

pelanggaran hukum yang dijatuhi adanya lembaga hakim pengawas dan

pidana. Dengan harapan agar hukum pengamat yang diharapkan dapat

dan hukuman dapat bermanfaat pada menjadikan LAPAS sebagai tempat

hari kini dan hari esok untuk pembinaan bagi narapidana bukan

membangun bangsa Indonesia yang sebagai tempat pembalasan atas

sadar dan taat pada hukum. perbuatan jahat mereka.

Berdasarkan hal tersebut

di atas, memang sangatlah penting

adanya aparat hakim yang berkualitas

agar tujuan dari pengawasan dan

pengamatan hakim memberi manfaat


5

Dari uraian tersebut di atas pembahasan masalah akan lebih


penulis tertarik untuk mengangkat
terarah sehingga mudah dimengerti.
judul skripsi “KENDALA YANG
DIHADAPI DALAM Adapun perumusan dan
PELAKSANAAN TUGAS HAKIM pembatasan masalah tersebut adalah
PENGAWAS DAN PENGAMAT
sebagai berikut :
DALAM PEMBINAAN
NARAPIDANA KELAS II A 1. Bagaimanakah pelaksanaan
SAMARINDA”. pengawasan dan pengamatan

Disamping itu pula, penulis ingin oleh hakim pengawas dan


mengetahui bagaimanakah pengamat ?
pelaksanaan pengawasan dan
2. Apa sajakah kendala yang
pengamatan oleh hakim pengawas
dan pengamat serta apa sajakah dihadapi dalam pelaksanaan
kendala yang dihadapi dalam tugas hakim pengawas dan
pelaksanaan tugas hakim pengawas
pengamat ?
dan pengamat.

B. Perumusan dan Pembatasan C. Tujuan dan Kegunaan

Masalah Penelitian

Sebenarnya masalah- a. Tujuan penelitian yang

masalah yang berhubungan dengan hendak dicapai antara lain :

penulisan ini cukup banyak, akan 1) Untuk memperoleh data

tetapi untuk mempermudah dalam yang konkrit

penulisan ini diperlukan adanya berhubungan dengan

rumusan dan pembatasan terhadap masalah yang dibahas.

masalah, hal ini agar dalam


6

2) Untuk memperoleh a. Data Primer

pengetahuan empiris Data primer adalah

guna menjawab suatu merupakan data utama yang

masalah. diperoleh penulis berdasarkan

b. Kegunaan penelitian yang penelitian di lapangan, yaitu

penulis harapkan adalah : Pengadilan Negeri Samarinda.

1) Untuk menentukan b. Data Sekunder

alternatif pemecahan Data sekunder adalah data

masalah sehingga pelengkap bagi data primer

permasalahannya segera yang ada, yang diperoleh

dapat diatasi. penulis dari berbagai buku-

2) Untuk memberikan saran- buku yang ada relevansinya

saran yang mendukung dengan penulisan skripsi ini.

langkah-langkah 2. Tehnik Pengumpulan Data

pemecahan masalah. Penulis membagi tehnik

D. Metode dan Teknik Penelitian pengumpulan data ini dalam dua

Berdasarkan permasalahan tehnik penelitian yaitu :

yang penulis sajikan, maka penulis a. Penelitian Kepustakaan

menggunakan metode dan tehnik Penelitian ini dilakukan

penelitian sebagai berikut : dengan membaca, mengutip

1. Sumber Data dan membuat catatan-catatan

Dalam penulisan skripsi ini, penting yang ada relevansinya

penulis mengelompokkan data dengan penulisan skripsi ini.

yang ada dalam dua bagian yaitu : b. Penelitian Lapangan


7

Merupakan tehnik Yaitu pengamatan

pengumpulan data yang langsung di lapangan

langsung diperoleh penulis terhadap peristiwa,

dari obyek penelitian. kejadian atau kegiatan

Penelitian ini dilakukan yang berkaitan dengan

dengan empat cara yaitu : penelitian tersebut, yaitu

1) Wawancara tentang aspek hukum dan

Yaitu wawancara langsung psiko sosial penulisan

dengan responden yang nama tersangka pelaku

ada hubungannya kejahatan tanpa memakai

langsung dengan inisial.

penelitian guna

memperoleh data yang 3. Analisis Data

diperlukan. Dalam membahas pokok

2) Kuesioner permasalahan dan menganalisis data

Yaitu perolehan data yang telah diperoleh, maka penulis

dengan mengajukan daftar menggunakan segala informasi dan

pertanyaan guna data yang telah diperoleh, baik itu

memperoleh bahan data primer maupun data sekunder.

tambahan sebagai Kemudian penulis analisis secara

perbandingan dengan data kualitatif yang kemudian disajikan

yang diperoleh melalui secara deskriptif.

wawancara.

3) Observasi
8

BAB II HASIL PENELITIAN DAN mutlak dan langsung. Pengawasan

PEMBAHASANNYA tersebut tidak dilakukan secara

langsung dan mutlak disebabkan


A. Pelaksanaan Pengawasan dan
karena antara jaksa dan hakim secara
Pengamatan Hakim Pengawas
struktural berbeda, dalam hal ini jaksa
dan Pengamat
tetap bertanggung jawab pada
Dalam proses penegakan
atasannya yaitu Kepala Kejaksaan
hukum, jaksa mempunyai tugas yang
Negeri. Dalam tanggung jawabnya
cukup menentukan dalam pencapaian
tersebut, jaksa selaku eksekutor akan
tujuan para pencari keadilan yaitu
membuat berita acara pelaksanaan
bertindak sebagai penuntut umum
putusan pengadilan yang kemudian
serta sebagai pelaksana putusan
akan diserahkan pada Kepala
pengadilan yang telah mempunyai
Kejaksaan Negeri.
kekuatan hukum tetap. Dalam
Dalam rangka
hubungannya dengan tugas jaksa
melaksanakan tugas sebagai
sebagai pelaksana putusan hakim,
pelaksana putusan hakim, Kepala
jaksa harus bekerja sama dengan
Kejaksaan Negeri akan menerbitkan
hakim pengawas dan pengamat.
surat perintah pelaksanaan putusan
Hakim pengawas dan
pengadilan. Penerbitan surat perintah
pengamat dalam melasanakan tugas
pelaksanaan putusan pengadilan oleh
pengawasan dan pengamatan
Kepala Kejaksaan Negeri dilakukan
sehubungan dengan pelaksanaan
setelah putusan pengadilan tersebut
putusan hakim oleh jaksa selaku
mempunyai kekuatan hukum yang
eksekutor tidak dilakukan secara
9

tetap, setelah surat ini diterbitkan terpidana oleh jaksa kepada kepala

pelaksanaan putusan baru akan LAPAS.

dilakukan oleh jaksa. Bila terjadi keterlambatan

Dalam melaksanakan pelaksanaan putusan, maka hakim

putusan pengadilan, jaksa tidak akan membuat surat resmi yang

langsung didampingi dan diawasi ditujukan kepada Kepala Kejaksaan

oleh hakim pengawas dan pengamat. Negeri karena Kepala Kejaksaan

Pengawasan yang dilakukan oleh Negeri sebagai atasan dari jaksa

hakim pengawas dan pengamat pelaksana putusan pengadilan yang

diwujudkan dengan adanya kewajiban berhak untuk menegur jaksa bila

dari jaksa yang berupa pengiriman terjadi keterlambatan pelaksanaan

tembusan berita acara pelaksanaan putusan. Dalam menangani

putusan pengadilan kepada hakim keterlambatan pelaksanaan putusan

pengawas dan pengamat. Tugas pengadilan semuanya tergantung

hakim pengawas dan pengamat dalam kepada Kepala Kejaksaan Negeri,

hubungannya dengan pelaksanaan karena bila terjadi keterlambatan dan

tugas jaksa akan dimulai disini, hakim melakukan peneguran terhadap

dimana hakim akan memeriksa jaksa maka tidak ada konsekuensi atas

ketepatan pelaksanaan putusan teguran tersebut. Tanggung jawab

tersebut. Penilaian hakim pengawas jaksa dalam melaksanakan putusan

dan pengamat terhadap kinerja jaksa hakim dilakukan pada atasan yaitu

meliputi ketepatan waktu penyerahan Kepala Kejaksaan Negeri di bawah

naungan Kepala Seksi Tindak Pidana


10

Umum. Adapun upaya yang b. Kesadaran berbangsa dan

dilakukan untuk mengurangi bernegara;

keterlambatan tersebut adalah dengan c. Intelektual;


segera melaksanakan putusan tersebut
d. Sikap dan perilaku;
setelah mempunyai kekuatan hukum
e. Kesehatan jasmani dan rohani;
yang tetap.

f. Kesadaran hukum;
Dalam melakukan

pembinaan pada narapidana, g. Reintregasi sehat dengan

Lembaga Pemasyarakatan masyarakat;

melakukannya sesuai dengan UU No. h. Keterampilan kerja;

12 Tahun 1995 tentang


i. Latihan kerja dan produksi.
Pemasyarakatan yang kemudian
Berdasarkan ketentuan
diatur dalam peraturan
tersebut di atas, maka Lembaga
pelaksanaannya yaitu Peraturan
Pemasyarakatan memberikan
Pemerintah No. 31 Tahun 1999
pembinaan-pembinaan yang dapat
tentang Pembinaan dan
memenuhi pokok pikiran seperti yang
Pembimbingan Warga Binaan
dimaksud pada pasal 3 PP No. 31
Pemasyarakatan yang dijelaskan
Tahun 1999. Jenis pembinaan yang
dalam pasal 3 bahwa pembinaan
diberikan diantaranya :
kepribadian kemandirian meliputi
a. Pemberian kebebasan untuk
pembinaan yang berkaitan dengan :
beribadah seperti diberikan waktu
a. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang
untuk sholat pada saat adzan
Maha Esa;
berkumandang;
11

b. Pemberian kebebasan bermain berwujud penempatan narapidana

atau melakukan kegiatan yang di bengkel-bengkel dengan

disenanginya di dalam gedung; adanya pengawasan dari petugas

LAPAS;
c. Pemberian pelatihan, saran dan

prasarana bagi narapidana agar h. Dalam usahanya memberdayakan

dapat memperoleh keterampilan narapidana agar dapat lebih

untuk bekal setelah keluar dari bermanfaat apabila telah keluar

LAPAS. dari LAPAS, maka Lembaga

Pemasyarakatan mengusahakan
d. Pemberian kebebasan untuk
adanya pelatihan pembuatan
melakukan kegiatan di sekitar
meubel yang diberikan pada para
gedung, namun masih dalam
narapidana. Disini telah
pengawasan petugas LAPAS,
disediakan alat-alat yang
kegiatan yang dilakukan biasanya
mendukung pemberian pelatihan
membuat kebun cabe, menanam
keterampilan tersebut seperti alat
ubi, dan sebagainya.
potong, alat serut dan alat ukir
e. Mendatangkan pemuka agama
yang sebagian besar sudah
untuk memberikan siraman
modern. Usaha ini bahkan telah
rohani;
menghasilkan meubel-meubel
f. Adanya kegiatan olah raga;
yang telah dijual ke pasaran

g. Adanya pemberian asimilasi di umum.

luar kantor pada narapidana yang


Pembinaan yang dilakukan
telah menjalani 2/3 dari masa
di lembaga, selama ini tidak berjalan
pidananya, hal ini biasanya
12

dengan begitu saja tanpa ada kendala dalam mendampingi narapidana

dalam pelaksanaannya. Adapun yang dalam pemberian pembinaan

menjadi kendala dalam pelaksanaan kurang memadai.

pembinaan di Lembaga c. Faktor lain yang menjadi kendala


Pemasyarakatan, diantaranya : adalah kurangnya jumlah pegawai

a. Kendala yang ada sebagaian besar LAPAS, hal ini menyebabkan

berkaitan dengan kurangnya pegawai yang mendampingi

sarana dan prasarana yang narapidana kurang dapat

mendukung pembinaan terhadap mengawasi dan membina secara

narapidana. Hal ini dikaitkan lagi lebih intensif.

dengan kurangnya dana yang Pembinaan di LAPAS


dialokasikan oleh pemerintah di dalam pelaksanaannya selain
lembaga. Dengan adanya sarana menghadapi adanya kendala, juga
dan prasarana yang kurang mempunyai adanya faktor
memadai membuat kegiatan pendukung, yaitu :
narapidana tidak dapat
a. Adanya para narapidana yang
berkembang dengan baik.
mudah diajak bekerja sama untuk
b. Kendala lain yang tak kalah memudahkan tercapainya tujuan
pentingnya datang dari petugas pembinaan. Banyak narapidana
LAPAS itu sendiri, yaitu yang dengan mudah mengikuti
kurangnya pendidikan dan peraturan yang ada dan mengikuti
keterampilan yang dimiliki oleh program-program pembinaan
para petugas LAPAS, sehingga yang ditawarkan di LAPAS,
13

walau pada awalnya mungkin ada pembinaan menjadi lebih

sedikit pemaksaan dari para bersemangat.

petugas, seperti pada saat c. Adanya kerja sama dengan pihak


waktunya sholat mereka luar berupa pemberian pelatihan
menyuruh dengan sedikit keterampilan oleh para pengelola
membentak agar narapidana balai pelatihan ataupun pemberian
sholat. Adanya kesadaran dari penyuluhan-penyuluhan hukum
narapidana bahwa pembinaan dan penyuluhan agama.
yang diberikan dapat membantu
Sebagai upaya untuk
dan mendukung mereka setelah
menanggulangi agar kendala yang ada
keluar dari LAPAS menjadikan
tidak menghambat kinerja para
faktor yang membuat mereka
petugas untuk memberikan
lebih mudah bekerja sama dengan
pembinaan kepada para narapidana
petugas.
adalah dengan cara :
b. Adanya kunjungan dari keluarga
a. Dengan kurangnya sarana dan
narapidana, hal ini membuat
prasarana yang ada disebabkan
narapida merasa mereka masih
kurangnya alokasi dana oleh
ada yang menyayangi dan
pemerintah, disiasati dengan
menunggu mereka setelah mereka
menggunakan fasilitas yang ada
keluar dari LAPAS. Dengan
seefisien mungkin. Untuk
adanya hal seperti ini membuat
menanggulangi masalah dana,
mereka dalam mengikuti program
maka pihak LAPAS melakukan

penjualan terhadap hasil-hasil


14

keterampilan dari narapidana ke tugas mereka dibantu para

pasaran. Dari hasil penjualan ini narapidana yang berkelakuan baik

dapat membantu penambahan dan dirasa mampu melaksanakan

fasilitas di LAPAS maupun tugas seperti mencatat perubahan

menambah anggaran pembinaan penghuni LAPAS ataupun

bagi narapidana. membuat minuman, dll.

b. Dalam hal kurangnya kualitas dari Pelaksanaan pembinaan di

para pegawai LAPAS maka LAPAS dalam rangka memperbaiki

dilakukan pelatihan bagi para sikap dan perilaku narapidana

pegawai agar dapat mendampingi dilakukan oleh petugas LAPAS

narapidana dalam menyalurkan dengan tidak terlepas dari

keterampilannya. pengamatan hakim pengawas dan

pengamat. Sehubungan dengan hakim


c. Untuk mengatasi kurangnya
pengawas dan pengamat di dalam
jumlah pegawai saat ini pihak
Pedoman Pelaksanaan Tugas dan
LAPAS hanya dapat bersikap
Administrasi Pengadilan ditentukan
menunggu tambahan pegawai
beberapa hal, yaitu :
karena untuk urusan penerimaan

pegawai LAPAS merupakan a. Ketua Pengadilan Negeri secara

wewenang Departemen periodik menunjuk seorang hakim

Kehakiman dan Hak Asasi untuk bertugas menjadi hakim

Manusia. Pihak LAPAS berusaha pengawas dan pengamat;

mengoptimalkan tenaga petugas

yang sudah ada dengan membagi


15

b. Hakim pengawas dan pengamat senioritas hakim tersebut. Pada

membuat register pengawasan dan Pengadilan Negeri mempunyai

pengamatan; seorang pejabat hakim pengawas dan

pengamat, yang pada dasarnya hakim


c. Melakukan inspeksi di LAPAS;
pengawas dan pengamat pada satu
d. Mengumpulkan data-data perilaku
Pengadilan Negeri dapat dijabat oleh
narapidana;
lebih dari satu orang tergantung dari
e. Mengadakan evaluasi perilaku
besar kecilnya jumlah terpidana yang
narapidana;
berada dalam ruang lingkup tugasnya.

f. Ketua Pengadilan Negeri Dalam menjalankan tugasnya, hakim

meneruskan laporan hasil pengawas dan pengamat melakukan

pekerjaan hakim pengawas dan kunjungan ke LAPAS sebanyak 2 kali

pengamat pada Mahkamah dalam 1 tahun, namun bila dianggap

Agung. perlu hakim wasmat dapat datang

Kunjungan yang dilakukan tiba-tiba ke LAPAS untuk melakukan

hakim pengawas dan pengamat pengamatan.

berdasarkan adanya surat Ketua Dalam menjalankan

Pengadilan Negeri yang berisi tugasnya tersebut hakim pengawas

pemberitahuan bahwa hakim dan pengamat didampingi oleh

pengawas dan pengamat akan pegawai Pengadilan Negeri bagian

melakukan kunjungan ke LAPAS. pidana yang bertugas membantu

Ketua Pengadilan Negeri dalam hakim dalam menjalankan

menunjuk pejabat hakim pengawas pengamatan di LAPAS. Penunjukan

dan pengamat didasarkan pada


16

pegawai yang akan mendampingi Pemasyarakatan dengan melakukan

pelaksanaan tugas hakim pengawas kegiatan berupa :

dan pengamat di Lembaga a. Peninjauan bagaimana pembinaan


Pemasyarakatan dilakukan oleh Ketua yang diberikan oleh petugas
Pengadilan Negeri pada saat hakim LAPAS.
akan melakukan inspeksi ke LAPAS.
b. Mengamati kegiatan yang
Hakim pengawas dan dilakukan oleh para narapidana.
pengamat dalam rangka mengamati
c. Melakukan wawancara dengan
kegiatan para petugas dan narapidana
narapidana.
ataupun pembinaan yang dilakukan
d. Mengamati sarana dan prasarana
terhadap narapidana di Lembaga
serta fasilitas yang ada untuk
Pemasyarakatan berbekal surat
menunjang pembinaan terhadap
keterangan dari Ketua Pengadilan
narapidana.
Negeri bahwa hakim pengawas dan

pengamat akan melakukan Wawancara terhadap

pengamatan terhadap kegiatan dan narapidana dilakukan secara acak,

pembinaan di dalam Lembaga dalam arti hakim pengawas dan

Pemasyarakatan. pengamat akan meminta kepada

petugas LAPAS untuk


Dengan berbekal surat
mengumpulkan para narapidana
keterangan tersebut, hakim pengawas
sejumlah tertentu yang jenis
dan pengamat akan menjalankan
kejahatannya tidak sama. Setelah para
tugasnya di dalam Lembaga
narapidana dipilih, maka hakim
17

pengawas dan pengamat akan narapidana saja, namun hakim

menanyakan hal-hal seperti : pengawas dan pengamat juga akan

mengajukan beberapa pertanyaan


a. Bagaimana perlakukan petugas
pada petugas Lembaga
Lembaga Pemasyarakatan selama
Pemasyarakatan. Beberapa
pembinaan ?
pertanyaan yang diajukan adalah :
b. Bagaimana perasaan narapidana
a. Bagaimana hasil pembinaan yang
selama di LAPAS ?
dilakukan selama jangka waktu
c. Bagaimana perasaannya terhadap
tertentu ?
kejahatan yang telah dilakukan ?
b. Kemajuan-kemajuan apa yang
d. Apakah putusan hakim yang
dicapai oleh narapidana ?
dijatuhkan terhadap dirinya dirasa
c. Kemunduran apa yang terjadi ?
adil atau tidak ?

d. Bagaimana hubungan narapidana


e. Bagaimana pembinaan di
dengan para petugas LAPAS ?
Lembaga Pemasyarakatan ?

e. Bagaimana hubungan narapidana


f. Apakah keinginan dari narapidana
dengan narapidana yang lain ?
setelah keluar dari LAPAS ?

f. Bagaimana perilaku para


g. Apakah narapidana merasa malu
narapidana ?
terhadap lingkungan di

sekitarnya ? Penilaian oleh hakim

pengawas dan pengamat terhadap


Hakim pengawas dan
kinerja Lembaga Pemasyarakatan
pengamat tidak hanya mengajukan
meliputi :
pertanyaan-pertanyaan pada
18

a. Pelaksanaan masa pidana oleh selama ini telah diterimanya di dalam

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan, apakah

apakah sudah tepat atau belum. mereka dapat menyesuaikan diri

dengan masyarakat di luar sehingga


b. Pembinaan narapidana apakah
dapat diketahui sejauh mana manfaat
sudah sesuai prinsip-prinsip
yang diperoleh dari pembinaan di
pemasyarakatan atau belum.
Lembaga Pemasyarakatan.
c. Keadaan Lembaga apakah sudah
Pengawasan lain yang tak
sesuai dengan prinsip bahwa
kalah pentingnya harus dilakukan
pemidanaan bukan untuk
oleh hakim pengawas dan pengamat
menderitakan dan tidak
adalah terhadap terpidana bersyarat.
merendahkan martabat manusia.
Pengaturan tentang terpidana
Narapidana yang telah
bersyarat telah dicantumkan pada
selesai menjalani pidananya di
pasal 14a sampai dengan pasal 14f
LAPAS tidak dapat begitu saja
KUHP. Ditentukan bahwa terpidana
dilepas tanpa ada pengawasan dari
bersyarat tidak perlu menjalani
pihak yang berwenang. Pengawasan
pidananya di dalam Lembaga
ini merupakan suatu bentuk tanggung
Pemasyarakatan dengan suatu
jawab untuk tidak begitu saja lepas
ketentuan bahwa ia harus memenuhi
tangan akan nasib dan perkembangan
syarat umum dan khusus seperti yang
mereka di tengah masyarakat.
telah ditentukan. Syarat umum yang
Narapidana tersebut perlu diawasi
harus dipenuhi adalah terpidana tidak
untuk mengetahui bagaimana efek
boleh melakukan delik apapun dalam
dan manfaat dari pembinaan yang
19

waktu yang ditentukan, sedangkan Pengawas dan Pengamat dilakukan

syarat khusus akan ditentukan oleh dengan cara hakim pengawas dan

hakim. Pidana akan dijalani di dalam pengamat mengadakan kerjasama

Lembaga Pemasyarakatan apabila dengan aparat pemerintah desa,

terpidana melanggar syarat umum dan sekolah-sekolah, yayasan-yayasan

syarat khusus yang telah ditentukan. yang berkecimpung dalam bidang

sosial yang sudah biasa membantu


Selama terpidana bersyarat
pembinaan bekas narapidana, seperti
tidak menjalani pidananya di dalam
balai BISPA, Direktorat Rehabilitasi
LAPAS, maka terpidana dapat
Tuna Sosial Jenderal Rehabilitasi dan
bergerak bebas di masyarakat. Peran
Pelayan Sosial Departemen Sosial,
hakim pengawas dan pengamat akan
dsb. Dalam hal ini hakim pengawas
diperlukan disini untuk melakukan
dan pengamat di Pengadilan Negeri
pengawasan terhadap perilaku
kesulitan untuk melepaskan tugas
terpidana bersyarat.
pengawasan terhadap napi yang telah
Pelaksanaan pengawasan
keluar dari LAPAS dan terpidana
dan pengamatan oleh hakim
bersyarat.
pengawas dan pengamat terhadap
B. Kendala Yang Dihadapi Dalam
narapidana yang telah selesai
Pelaksanaan Tugas Hakim
menjalani pidananya dan terhadap
Pengawas dan Pengamat
narapidana bersyarat seperti diatur

dalam Surat Edaran Mahkamah Pembentukan hakim

Agung Nomor 7 Tahun 1985 tentang pengawas dan pengamat mempunyai

Petunjuk Pelaksanaan Tugas Hakim tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan
20

langsung maupun tidak langsung. 8 Tahun 1981 tentang Hukum

Tujuan tersebut adalah : Acara Pidana. Ditunjuklah hakim

sebagai hakim pengawas dan


a. Membantu Ketua Pengadilan
pengamat untuk membantu Ketua
Negeri dalam melakukan
Pengadilan.
tugasnya di bidang pengawasan

dan pengamatan terhadap b. Agar pelaksanaan putusan

pelaksanaan putusan pengadilan pengadilan cepat dilaksanakan

yang menjatuhkan pidana dan dilaksanakan sebagaimana

perampasan kemerdekaan. Pada mestinya, sehingga hukum

dasarnya tugas pengawasan dan memperoleh kewibawaan di

pengamatan dipegang oleh Ketua hadapan masyarakat.

Pengadilan seperti diatur dalam c. Agar ada yang mengawasi dan


pasal 33 ayat (2) UU No. 4 Tahun mengamati bagaimana pembinaan
2004 tentang Ketentuan Pokok narapidana di Lembaga
Kekuasaan Kehakiman. Dengan Pemasyarakatan sehingga
begitu banyaknya tugas-tugas menghindari dan mengurangi
yang ada pada Ketua Pengadilan, perlakuan yang sewenang-wenang
maka diperlukanlah suatu dari petugas terhadap narapidana.
lembaga yang akan membantu Dengan adanya kunjungan secara
pelaksanaan tugas pengawasan berkala maupun sewaktu-waktu
dan pengamatan pelaksanaan dari hakim pengawas dan
putusan seperti yang tercantum pengamat, hal ini membuat para
dalam pasal 277 ayat (1) UU No. petugas tidak dapat begitu saja
21

berbuat seenaknya kepada para hakim pengawas dan pengamat,

narapidana karena suatu waktu maka hakim pengawas dan

hakim pengawas dan pengamat pengamat dapat mengetahui apa

akan melakukan peninjauan yang menjadi kebutuhan dari

ataupun wawancara kepada para narapidana yang nantinya akan

penghuni Lembaga dirundingkan dengan kepala

Pemasyarakatan maupun kepada LAPAS berupa pemberian saran

para petugas. Kegiatan hakim jenis pembinaan apa yang tepat

pengawas dan pengamat tersebut bagi narapidana.

akan dapat mengungkap e. Terjadinya penjatuhan pidana


bagaimana keadaan yang terjadi yang dirasa lebih adil dan
dalam kehidupan sehari-hari bermanfaat bagi narapidana. Hal
mereka. ini berkaitan dengan adanya hasil

d. Agar terjadi peningkatan kualitas pengamatan yang dilakukan oleh

pembinaan terhadap narapidana. hakim pengawas dan pengamat

Diharapkan dengan adanya yang selanjutnya dilaporkan pada

kunjungan dari hakim pengawas Ketua Pengadilan Negeri,

dan pengamat dapat membuat kemudian Ketua Pengadilan

perencanaan program pembinaan Negeri akan meneruskan laporan

yang lebih disesuaikan dengan tersebut kepada hakim-hakim

kebutuhan para narapidana. Hal yang telah memutus perkara

ini dapat terjadi karena dengan narapidana yang bersangkutan.

pengamatan yang dilakukan oleh Hal ini bertujuan agar hakim-


22

hakim tersebut dapat mengetahui hakim pengawas dan pengamat

hal-hal yang berkaitan dengan tidak terlalu berarti.

putusan mereka. Dengan b. Tidak mengikatnya saran hakim


mengetahui perkembangan dari pengawas dan pengamat yang
narapidana yang perkaranya telah berupa perbaikan jenis pembinaan
mereka beri putusan, maka yang diberikan kepada
mereka dapat menjadikan hal narapidana. Bentuk dan program
tersebut sebagai bahan pembinaan dan pembimbingan
pertimbangan untuk memutuskan yang akan diberikan kepada
perkara yang sama di masa narapidana pada dasarnya disusun
datang. oleh kepala LAPAS, dalam

Dalam pencapaian tujuan penyusunan program tersebut

di atas, hakim pengawas dan kepala LAPAS dapat menerima

pengamat menemui beberapa kendala saran dari hakim pengawas dan

di dalam melaksanakan tugasnya pengamat ataupun Tim Pengamat

diantaranya : Pemasyarakatan. Hal ini membuat

saran dari hakim pengawas dan


a. Tak adanya sanksi yang jelas bagi
pengamat tidak mengikat kepala
jaksa bila hakim melakukan
LAPAS.
peneguran atas keterlambatan

pelaksanaan putusan pengadilan, c. Adanya perasaan dari pihak

sehingga dalam pelaksanaan tugas LAPAS bahwa mereka lebih

jaksa selaku eksekutor peranan mengetahui bagaimana

perkembangan narapidana karena


23

mereka telah melihat dan bergaul diselenggarakan dalam rangka

dengan narapidana setiap hari. membentuk warga binaan

Dengan demikian mereka merasa pemasyarakatan agar menjadi

lebih mengetahui apa yang terbaik manusia seutuhnya, menyadari

yang menjadi kebutuhan para kesalahannya, memperbaiki diri dan

narapidana. tidak mengulangi tindak pidana

sehingga dapat diterima kembali oleh


d. Sulitnya hakim pengawas dan
lingkungan masyarakat, dapat aktif
pengamat melakukan kunjungan
berperan dalam pembangunan dan
secara lebih rutin ke LAPAS
dapat hidup secara wajar sebagai
karena hakim mempunyai tugas
warga yang baik dan bertanggung
yang lain di Pengadilan Negeri
jawab.
seperti menjadi hakim sidang

perkara yang diajukan ke BAB III P E N U T U P

Pengadilan Negeri. A. Kesimpulan

Dengan adanya kerjasama Setelah melalui

antara hakim pengawas dan pengamat pembahasan dari beberapa uraian

dengan kepala LAPAS, maka akan dalam bab-bab sebelumnya, maka

ditemukan pembinaan terbaik bagi sebagai akhir dari penulisan skripsi

narapidana sehingga dicapailah tujuan ini penulis akan memberikan suatu

dari pemasyarakatan yaitu seperti kesimpulan dari masalah yang telah

tercantum dalam pasal 2 UU No. 12 dibahas untuk diberikan gambaran

Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan yang ringkas. Adapun kesimpulan

bahwa sistem pemasyarakatan


24

yang dapat penulis sajikan adalah pentingnya harus dilakukan oleh

sebagai berikut : hakim pengawas dan pengamat

1. Bahwa hakim pengawas dan adalah terhadap terpidana

pengamat dalam melasanakan bersyarat. Selama terpidana

tugas pengawasan dan bersyarat tidak menjalani

pengamatan sehubungan dengan pidananya di dalam LAPAS,

pelaksanaan putusan hakim oleh maka terpidana dapat bergerak

jaksa selaku eksekutor tidak bebas di masyarakat. Peran

dilakukan secara mutlak dan hakim pengawas dan pengamat

langsung. Pengawasan tersebut akan diperlukan disini untuk

tidak dilakukan secara langsung melakukan pengawasan terhadap

dan mutlak disebabkan karena perilaku terpidana bersyarat.

antara jaksa dan hakim secara Pelaksanaan pengawasan dan

struktural berbeda, dalam hal ini pengamatan oleh hakim

jaksa tetap bertanggung jawab pengawas dan pengamat

pada atasannya yaitu Kepala terhadap narapidana yang telah

Kejaksaan Negeri. Dalam selesai menjalani pidananya dan

tanggung jawabnya tersebut, terhadap narapidana bersyarat

jaksa selaku eksekutor akan seperti diatur dalam Surat Edaran

membuat berita acara Mahkamah Agung Nomor 7

pelaksanaan putusan pengadilan Tahun 1985 tentang Petunjuk

yang kemudian akan diserahkan Pelaksanaan Tugas Hakim

pada Kepala Kejaksaan Negeri. Pengawas dan Pengamat

Pengawasan lain yang tak kalah dilakukan dengan cara hakim


25

pengawas dan pengamat dan pengamat tidak terlalu

mengadakan kerjasama dengan berarti.

aparat pemerintah desa, sekolah- b. Tidak mengikatnya saran


sekolah, yayasan-yayasan yang hakim pengawas dan
berkecimpung dalam bidang pengamat yang berupa
sosial yang sudah biasa perbaikan jenis pembinaan
membantu pembinaan bekas yang diberikan kepada
narapidana, seperti balai BISPA, narapidana. Bentuk dan
Direktorat Rehabilitasi Tuna program pembinaan dan
Sosial Jenderal Rehabilitasi dan pembimbingan yang akan
Pelayan Sosial Departemen diberikan kepada narapidana
Sosial, dsb. pada dasarnya disusun oleh
2. Bahwa beberapa kendala yang kepala LAPAS, dalam
dihadapi dalam melaksanakan penyusunan program
tugas hakim pengawas dan tersebut kepala LAPAS
pengamat diantaranya adalah : dapat menerima saran dari
a. Tak adanya sanksi yang jelas hakim pengawas dan
bagi jaksa bila hakim pengamat ataupun Tim
melakukan peneguran atas Pengamat Pemasyarakatan.
keterlambatan pelaksanaan Hal ini membuat saran dari
putusan pengadilan, hakim pengawas dan
sehingga dalam pelaksanaan pengamat tidak mengikat
tugas jaksa selaku eksekutor kepala LAPAS.
peranan hakim pengawas
26

c. Adanya perasaan dari pihak hendak menyampaikan beberapa

LAPAS bahwa mereka lebih saran, yang kiranya dapat dipakai

mengetahui bagaimana sebagai bahan pertimbangan dalam

perkembangan narapidana usaha mengadakan perbaikan dan

karena mereka telah melihat juga yang mungkin bermanfaat bagi

dan bergaul dengan masyarakat pada umumnya. Adapun

narapidana setiap hari. saran-saran yang perlu kiranya

Dengan demikian mereka penulis sampaikan adalah sebagai

merasa lebih mengetahui apa berikut :

yang terbaik yang menjadi 1. Perlu sinergi untuk saling

kebutuhan para narapidana. memberi dan menerima dari para

pejabat yang terlibat sehingga


d. Sulitnya hakim pengawas
mereka dapat bekerjasama untuk
dan pengamat melakukan
kemajuan dan kemanfaatan
kunjungan secara lebih rutin
narapidana.
ke LAPAS karena hakim
2. Perlunya peningkatan jumlah
mempunyai tugas yang lain
pejabat hakim pengawas dan
di Pengadilan Negeri seperti
pengamat sehingga dapat
menjadi hakim sidang
mengoptimalkan hasil kerjanya.
perkara yang diajukan ke
3. Adanya peningkatan anggaran
Pengadilan Negeri.
untuk pembinaan dan penyediaan
B. Saran – Saran
sarana dan prasarana bagi
Sebagai akhir dari
kepentingan narapidana.
penulisan skripsi ini penulis juga
27

4. Perlu dibuatnya aturan-aturan

pelaksana bagaimana petunjuk

hakim pengawas dan pengamat

dalam menjalankan tugasnya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ac. Sanoesi HAS, Pengantar


Penologie (Ilmu
Pengetahuan Tentang
Pemasyarakatan Khusus
Terpidana), Menara,
Medan, 1976.

[2] Achmad S. Soema Dipraja, dan


Romli Atmasasmita,
Sistem Pemasyarakatan di
Indonesia, Bina Cipta,
Bandung, 1979.

[3] Andi Hamzah, Sistem Pidana dan


Pemidanaan Indonesia,
Pradnya Paramita, Jakarta,
1980.

[4] Bambang Purnomo, Orientasi


Hukum Acara Pidana
Indonesia Edisi Revisi,
Amarta Buku, Yogyakarta,
1988.

[5] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa


Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 1995.

[6] Djisman Samosir, Fungsi Pidana


Penjara Dalam Sistem
Pemidanaan di Indonesia,
Bina Cipta, Bandung,
1992.

You might also like