You are on page 1of 52

11

SISTEM FISIK KAWASAN LINDUNG


DAN BUDIDAYA SERTA LINGKUNGAN
BINAAN
11.1 Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya
11.2 Kawasan Lingkungan Binaan
11.3 Kiteria Geologi Kawasan Bendungan dan
Kawasan Pertambangan
ENEGITPPAS
11.4 Kawasan
Dosen :
Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA.
03 November 2020

Program Studi Teknik Geologi


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
KULIAH GEOLOGI LINGKUNGAN
Institut Teknologi Bandung MINGGU – 11
GL-4121
11.1 Kawasan Lindung da Kawasan
Budidaya
• Dalam Perencanaan tata ruang masyarakat
sulit memisahkan antara kawasan lindung
dan kawasan budidaya.

• Dalam UU Perencanaan, baik UU No 24 tahun


1994 maupun UU no 26 tahun
2007,pembagian kawasan yaitu kawasan
lindung dan kawasan budidaya.
Kawasan Lindung

1.Kawasan hutan lindung;


2.Kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahan
3.Kawasan perlindungan setempat
4.Kawasan suaka alam, pelestarian alam
dan cagar budaya
5.Kawasan rawan bencana alam
6.Kawasan lindung geologi
7.Kawasan lindung lainnya
• Keppres_32_1990 dan Permen No. 15 Tahun 2009.
Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

a. kawasan hutan lindung;


b) kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya, meliputi: kawasan bergambut dan kawasan resapan air;
c) kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai, sempadan
sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, serta kawasan lindung
spiritual dan kearifan lokal;
d) kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya
meliputi: kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka
margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai
berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman
wisata alam dan taman wisata alam laut, serta kawasan cagar budaya dan ilmu
pengetahuan;

• Secara detail bisa dilihat dalam dokumen Keppres_32_1990 dan Permen No. 15 Tahun
2009.
Kawasan Lindung

e) kawasan rawan bencana alam, meliputi: kawasan


rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang, dan
kawasan rawan banjir;
f) kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar
alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi, dan
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah; dan
g) kawasan lindung lainnya, meliputi: cagar biosfer, ramsar,
taman buru, kawasan perlindungan plasma-nutfah, kawasan
pengungsian satwa, terumbu karang, dan kawasan koridor bagi
jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.

• Secara detail bisa dilihat dalam dokumen Keppres_32_1990 dan Permen


No. 15 Tahun 2009.
Kawasan Budidaya
1. Kawasan peruntukan pertambangan
2. Kawasan peruntukan industri
3. Kawasan peruntukan pariwisata
4. Kawasan peruntukan permukiman
5. Kawasan peruntukan budi daya lainnya
6. Kawasan peruntukan hutan produksi
7. Kawasan hutan rakyat
8. Kawasan peruntukan pertanian
9. Kawasan peruntukan perkebunan
10.Kawasan peruntukan perikanan
tangkap
(Permen PU NO.41/PRT/M/2007)
Kawasan Budidaya
f) kawasan peruntukan pertambangan, yang dapat dirinci
meliputi kawasan peruntukan: mineral dan batubara, minyak dan gas
bumi, panas bumi, dan air tanah di kawasan pertambangan;
g) kawasan peruntukan industri, yang dapat dirinci meliputi
kawasan peruntukan: industri kecil/rumah tangga, industri agro,
industri ringan, industri berat, industri petrokimia, dan industri lainnya;
h) kawasan peruntukan pariwisata, yang dapat dirinci
meliputi kawasan peruntukan: semua jenis wisata alam, wisata
budaya, wisata buatan/taman rekreasi, dan wisata lainnya;
i) kawasan peruntukan permukiman, yang dapat dirinci
meliputi kawasan peruntukan: permukiman perdesaan dan
permukiman perkotaan; dan
j) kawasan peruntukan budi daya lainnya, yang antara
lain meliputi kawasan peruntukan: instalasi pembangkit energi listrik,
instalasi militer, dan instalasi lainnya.
• (Permen PU NO.41/PRT/M/2007)
Kawasan Budidaya
Kawasan Budidaya: wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia, dan sumber daya buatan:

a. kawasan peruntukan hutan produksi, yang dapat dirinci


meliputi: kawasan hutan produksi terbatas, kawasan hutan produksi tetap,
dan kawasan hutan yang dapat dikonversi;
b) kawasan peruntukan hutan rakyat;
c) kawasan peruntukan pertanian, yang dapat dirinci meliputi:
pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan hortikultura;
d) kawasan peruntukan perkebunan, yang dapat dirinci
berdasarkan jeniperuntukan perikanan, yang dapat dirinci meliputi kawasan:
pers komoditas perkebunan yang ada di wilayah provinsi;
e) Kawasan peruntukan perikanan tangkap, kawasan budi
daya perikanan, dan kawasan pengolahan ikan;

(Permen PU NO.41/PRT/M/2007)
11.2 Lingkungan Binaan.
• Lingkunganbinaan atau lingkungan terb
angun adalah suatu lingkungan yang
ditandai dominasi struktur buatan
manusia.
• Sistem lingkungan binaan bergantung
pada asupan energi, sumberdaya, dan
rekayasa manusia untuk dapat bertahan.
Sumber:Lingkungan binaan - Wikipedia bahasa Indonesia
LINGKUNGAN WILAYAH DAN LINGKUNGAN KOTA:
Rentan dari Pencemaran dan Problem
dalam Pengelolaan Sampah.

Rincian:
Lingkungan wilayah; lingkungan kota; lingkungan industri dan pertambangan; kaw.
lindung/penyangga; kaw. budidaya, tempat pembuangan sampah
LINGKUNGAN INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN

Rincian:
Lingkungan wilayah; lingkungan kota; lingkungan industri dan pertambangan; kaw.
lindung/penyangga; kaw. budidaya, tempat pembuangan sampah
Lingkungan Industri
• Lingkungan Industri adalah lingkungan yg berada di
sekitar industri yg mencakup serangkaian faktor-faktor
ancaman dari pelaku bisnis baru, supplier, pembeli,
produk pengganti dan intensitas persaingan di antara
para pesaing yang secara langsung mempengaruhi
perusahaan dan tindakan serta tanggapan
kompetitifnya.10 Des 2014
• Aspek Lingkungan Industri by seiga khuzaema on Prezi

https://prezi.com/gfelxhk5qocn/aspek-lingkungan-
industri/
Karakteristik Industri
1. Industry Demand (permintaan
industry)
2. Industry Competition (persaingan
industry)
3. Labor Enviroment (lingkungan pekerja)
4. Regulatory environment (lingkungan
regulator)
KAWASAN LINDUNG / PENYANGGA
DAN
KAWASAN BUDIDAYA

Rincian:
Lingkungan wilayah; lingkungan kota; lingkungan industri dan pertambangan; kaw.
lindung/penyangga; kaw. budidaya, tempat pembuangan sampah
CONTOH DOKUMEN
DAN
CONTOH LAPANGAN

13/12/2020
Peta Kawasan Budidaya Papua
Peta Kawasan Lindung
Explanation Geology
ARTIST IMPRESSION
Lingkungan Binaan:
Bandara Kertajati Majalengka Jawa Barat
Your Critical Thinking ?
(CT – 1)
RENCANA PENGEMBANGAN
TIGA METROPOLITAN DAN TIGA PUSAT
PERTUMBUHAN DI JAWA BARAT
(Perda Provinsi Jawa Barat N0.12 Tahun 2014)
Pelambuhan
Patimban
METRO METROPOLITAN

JAKARTA BODEBEK
KARPUR
RAYA
METROPOLITAN
CIREBON Pelambuhan
METROPOLITAN RAYA Cirebon

BANDUNG
RAYA
PUSAT PERTUMBUHAN
PALABUHANRATU RAYA

PUSAT PERTUMBUHAN
RANCABUAYA RAYA
PUSAT PERTUMBUHAN
PANGANDARAN RAYA
4

(CT – 2) STP JABAR WILAYAH PUSAT PERTUMBUHAN


PANGANDARAN RAYA
• 11.3. Kriteria Geologi
Bendungan dan Kriteria
Geologi Kawasan
Pertambangan
(A) KRITERIA GEOLOGI BENDUNGAN
Pemilihan lokasi bendungan berdasar faktor-faktor berikut:

• Fondasi Tubuh Bendungan Harus Terletak Pada Kondisi Geologi yang Kokoh

• Harus Ekonomis, dalam dimensi panjang,bendungan harus sependek mungkin,


dan untuk ketinggian harus mampu menyimpan volume air secara maksimal
• Dinding Tubuh Rencana Bendungan harus lebih tinggi dari lembah sungai.

• Tempat Bendungan Pelimpah (Spillway) Harus Tersedia di Daerah Sekitar Tubuh


Bendungan.
• Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembangunan Bendungan harus mudah
tersedia, baik lokal atau di daerah sekitarnya.

• Tubuh Bendungan Harus Mudah Diakses, Secara Ekonomis Terhubung ke Pusat


Kota
Perbedaan spesifik antara
Bendung dengan Bendungan

1. Konstruksi bendung memiliki ukuran yang le


bih kecil dari bendungan.
2. Tingkat kerumitan dalam pembuatan bendu
ng juga lebih sederhana dibandingkan
dengan bendungan yang memerlukan peren
canaan yang matang
3. Pada dasarnya, bendung berguna untuk
menaikkan muka air, sedangkan bendungan
berfungsi untuk menahan laju air
BENDUNGAN: Faktor-faktor yang
harus dipertimbangkan
(1)Tujuan pembangunan.
Hal ini akan berpengaruh pada operasi bendungan yang
kemudian berakibat pada fluktuasi muka airtanah
Muka air waduk yang sangat fluktuatif kurangcocok untuk
bendungan urugan tanah

(2)Topografi.
Meliputi bentuk permukaan lokasi bendungan dan daerah
genangan,kemudahan akses ke lokasi, dan akses material
konstruksi.
(3)Kondisi fondasi dan geologi
Hal ini mencakup kecocokan jenis tanah dan
batuan sebagai fondasi dan kesesuaiannya
dengan material tubuh bendungan.
Geologi fondasi bendungan sering menjadi
penentu di dalam menetapkan tipe bendungan
yang cocok.
Kondisi fondasi dan geologi ini mencakup
kekuatan, ketebalan, arah dan kemiringan
lapisan, tingkat kelulus air/permeabilitas, kekar,
retakan, dan struktur sesar
(4)Hidrologi.
Hal ini berkaitan dengan fluktuasi air waduk.
Selain itu, faktor ekonomidengan hidrologi,
karakteristik aliran dan curah hujan berpengaruh
pada biayakonstruksi, terkait pekerjaan
pengelakan sungai dan lama !aktu pelaksanaan
konstruksi urugan tanah.
(5)Tersedianya bahan bangunan
Material harus bermutu dan ekonomis, tersedia
di dekat atau di lokasi bendungan.
Jumlah material yang memadai berkisar antara d
ua sampai tigakali volume yang dibutuhkan
(6)Kegempaan
Bendungan tipe urugan batu lebih tahan
terhadap gempa dibandingkan urugantanah.

Bagi bendungan yang berada di daerah gempa,


perlu dibuat desain yang tahan terhadap
tambahan beban gempa dan tegangan
(7)Perlindungan terhadap saluran pelimpah

Sebaiknya pelimpah dibangun pada galian


saluran di bukit tumpuan di luar atau di dekat
tubuh bendungan.

Penempatan pelimpah di luar tubuh bendungan


akanmenghindarkan perlunya konstruksi pelindu
ng di kaki tubuh bendungan dari erosi dan
turbulensi aliran pelimpah
WADUK DI JAWA BARAT DAN BANTEN
Bendungan Waduk Jatiluhur
• Bendungan Waduk Jatiluhur mulai dibangun
sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal Prancis
Compagnie française d'entreprise, dengan
potensi air yang tersedia sebesar 12,9 miliar
m3 / tahun dan merupakan waduk serbaguna
pertama di Indonesia.
JATILUHUR
Area Genangan Jatigede
JATIGEDE SUMEDANG
JATIGEDE
Waduk JATIGEDE: genangan seluas 5000 hektar memiliki
fungsi penting bagi perairan di Kabupaten Sumedang dan
sekitarnya.
1. Sebagai sarana irigasi 90 ribu hektar sawah di
sekitar waduk.
2. Air baku (Keperluan air minum) sebanyak 3.500
liter untuk wilayah Cirebon dan Indramayu.
3. Sebagai PLTA (Pembangkit
Listrik Tenaga Air) 110 MW.
4. Pengendalian banjir
seluas 14 ribu hektare.
5. Waduk Jatigede juga bisa
sebagai tempat wisata di Kabupaten Sumedang.
(B)Kriteria Geologi Kawasan
Pertambangan
1. Kriteria geologi meliputi tersedianya Endapan
Mineral yang Cukup Luas dan Secara Volume Bernilai
Ekonomis.

2. Secara Rinci, Kriteria Geologi Meliputi: Jenis dan


Asosiasi Litologi, Stratigrafi, Struktur Geologi,
Geomorfologi, Paleogeografi, Paleoklimat, dan
Sejarah Geologi.

3. Perencanaan Eksplorasi Dilakukan Dengan Metoda


Yang Tepat, dan Bersama Para Ahli yang
Berkepentingan.
WILAYAH PERTAMBANGAN (WP)
• Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara Mengatur Untuk
Menetapkan Wilayah Pertambangan (WP) dengan Status
Bagian dari Tata Ruang Nasional.

• Wilayah Yang Bisa Diterbitkan Perijinannya Ditetapkan Oleh


Pemerintah Terlebih Dahulu Berupa Wilayah Usaha
Pertambangan (WUP) Untuk Kemudian Dilakukan
Pelelangan Kepada Para Pelaku Usaha Pertambangan Dalam
Bentuk Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP).
EKSPLORASI dan KRITERIA WUP
• Penerapan Konsep Dan Metoda Geologi Dan Geofisika
Mengenai Eksplorasi Untuk Mengetahui Keterdapatan
Mineral Sangat Diperlukan Didalam Penyusunan WUP/WPN
Dimana Disusun Berdasar Data Yang Sifatnya Masih Umum
(Regional) Berupa Litologi, Stratigrafi, dan Struktur Geologi.

• Beberapa Kriteria Wilayah Usaha Pertambangan (WUP)


Mineral :Memiliki Formasi yang Mengandung Mineral ,
Memiliki Singkapan Geologi dengan Hamparan yang Cukup
Luas, Memiliki Potensi Sumber Daya Mineral Dan Memiliki
Satu Atau Lebih Jenis Mineral Termasuk Mineral Ikutannya.
TAMBANG TIMAH BANGKA BELITUNG
JEJAK TAMBANG TIMAH BABEL

PERLU RENCANA PERUNTUKAN RUANG PASCA TAMBANG !!


TAMBANG TEMBAGA DI TEMBAGA
PURA PAPUA

PERLU RENCANA PERUNTUKAN RUANG PASCA TAMBANG !!


TAMBANG NIKEL SOROWAKO, SULAWESI
SELATAN
11.4. KAWASAN TEMPAT PENGOLAHAN
DAN PEMROSESAN AKHIR SAMPAH
(TPPAS)
Kerangka Besar Regulasi Nasional terkait Pengelolaan Sampah
PP 27/2012 Permen PU 10/PRT/M/2008 Penetapan
UU 32/2009 PPLH Jenis Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan Bid.
IJIN LINGK.
PU Wajib dilengkapi dgn UPL dan UKL
UU 36/2009
KESEHATAN
Permen PU 19/PRT/M/2012
UU 26/2007 Pedoman Penataan Ruang Permen PU 16/PRT/M/2008 KSNP Sistem
PENATAAN RUANG Kawasan Sekitar TPA Sampah Pengelolaan Air Limbah Permukiman

UU 01/2011 PP No. 122/2015 Permen PU 21/PRT/M/2006 KSNP Sistem


PKP SPAM Pengelolaan Persampahan

UU 11/1974 Permen 09/2015


Rapermen Penyelenggaraan Pengembangan
PENGAIRAN Penggunaan SDA
UUD 45 Sistem Pengelolaan Air Limbah
Pasal 28H
Permen 28/2015
Penetapan Garis Sempadan Permen PU No 12/2014 ttg
Sungai & Danau Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan

UU 23/2014 PP 65/2005 Permen PU 01/PRT/M/2014 SPM Bidang PU


PEMERINTAHAN PED. PENYUS. dan PENERAPAN dan Penataan Ruang
DAERAH SPM

PP 81/2012 Permen PU 03/PRT/M/2013


UU 18/2008 Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
PENGELOLAAN PENGELOLAAN SAMPAH
RUMAH TANGGA DAN SAMPAH Persampahan Dalam Penanganan Sampah
SAMPAH Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
SEJENIS SAMPAH RUMAH
TANGGA Rumah Tangga

RUU SANITASI
PP Nomor 16 /2005 Perpres Nomor 185 tahun 2014 tentang
UUD 45 UU Nomor 36/2009
PP Nomor 42/2008 Percepatan Penyediaan Air Minum dan
Pasal 4 UU Nomor 23/2014
PP Nomor 66/2014 Sanitasi
50
Dasar Kebijakan Pemerintah tantang SAMPAH
UU 18/2008
▪ Mengedepankan pengurangan sampah.
▪ Penutupan semua TPA open dumping pada Th. 2013.
▪ Monitoring kualitas lingkungan pasca penutupan TPA sampai 20 tahun.

Permen PU 21/PRT/2006 ➔ Peningkatan cakupan layanan dan kualitas Pengelolaan

PP 81/2012
▪ Setiap orang wajib melakukan pengurangan dan penanganan sampah
▪ Pemerintah Kabupaten/Kota menyediakan fasilitas pengolahan sampah antara lain
berupa TPS 3R

Permen PU 3/2013
• pemilahan sampah
• pemilahan sampah dilakukan oleh:
1. Setiap orang pada sumbernya;
2. Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya;
3. Pemerintah kabupaten/kota

Sugeng,Pemprov Jawa Tengah,2018


TERIMA KASIH dan KETENTUAN
Ketentuan penggunaan materi dari Mata Kuliah Geologi
Lingkungan (GL-4121):
(1)Materi Kuliah Geologi Lingkungan ini, dibuat berupa intisari dari berbagai sumber referensi
yang saya pelajari, disesuaikan dengan silabus Mata Kuliah Geologi Lingkungan (GL-4121)

(2)Materi Kuliah Geologi Lingkungan hanya diperuntukan bagi Mahasiswa Program Studi Teknik
Geologi,FITB Institut Teknologi Bandung yang mengambil mata kuliah ini pada Semester 1 tahun
2020/2021 serta digunakan hanya untuk bahan utama ujian mata kuliah Geologi Lingkungan(GL-
4121) yaitu Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir semestaer 1 tahun 2020/2021.

(3)Selain penggunaan untuk butir-2 harus mendapat iin tertulis dari saya sebagai dosen mata
kuliah Geologi Lingkungan (GL-4121) .

Bandung, 24 Agustus 2020


Dosen MK.Geologi Lingkungan (GL-4121)
Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA (ITB).
HP/WA:0811-234- 6057
Email:denyjuanda@gmail.com

You might also like