You are on page 1of 8

JAPan : Jurnal Administrasi dan Pemerintahan, STISIP Imam Bonjol : Vol.1, No.

1 (Juli) 2023

E-ISSN (Online): ---- | DOI : -------------------------------------- | website : http://ejournal.stisipimambonjol.ac.id/index.php/JAPAN

Pelaksanaan Pengelolaan Sampah di Pasar Raya Padang


Efrizal1, STISIP Imam Bonjol Padang, rizalefrizal916@gmail.com
Susiyanti Meilina2, STISIP Imam Bonjol Padang, susimeilina@gmail.com
Emi Handrina3, STISIP Imam Bonjol Padang, emihandrina@gmail.com

Submit : 26 Juni 2023 Review : 30 Juni 2023 Accepted : 07 Juli 2023

Abstract
The aims of this research are: 1) To knowing the extent of the implementation of waste management at Pasar Raya Padang;
2) To find out what are the obstacles in implementing waste management at Pasar Raya Padang; 3) To find out what efforts
have been made to implement waste management at Pasar Raya Padang. This type of research is qualitative research. In
qualitative research, the data is described descriptively in the form of reports and descriptions (Nasution, 2016:87).
Qualitative research is research that intends to understand the phenomenon of what is experienced by research subjects (eg
behavior, perception, action, etc.), holistically, and by way of description in the form of words and language, in a special
context that is natural and natural. by utilizing various natural methods (Moleong, 2017;: 87). The informants in this study
consisted of The informants in this study consisted of: Head of Cleaning Division 1 person, Supervisor for Cleaning 2
people, Cleaning Officer 4 people, Traders at Pasar Raya Padang 4 people and 2 people market visitors. The types of data are
primary data and secondary data collected through interviews, observations, and library research. The analysis technique
used is qualitative analysis. The results of the research The waste management system in Pasar Raya Padang cannot be
categorized as good, because there is still a lot of waste that is scattered around the market location. Even though the trash
can already provided by the cleaning manager, the garbage is still there merchants who are not willing to dispose of their
garbage in a suitable place already provided. Merchants do make trash cans around their stalls but only a formality or
perfunctory perfunctory. The containers used by traders are not up to standard, namely a container that does not leak, does
not smell and is durable.

Keywords: waste problem at Pasar Raya Padang, waste management

Abstrak
Sampai saat ini di Pasar Raya Padang masih banyak ditemukan sampah yang berserakan, Akibatnya, pengunjung pasar
merasa terganggu de-ngan pemandangan yang tidak sedap tersebut, karena tunpukan sampah itu sese-kali mengeluarkan
bau yang tidak sedap Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan pengelolaan sampah
di Pasar Raya Padang.; 2) Untuk mengetahui apa saja kendala-kendala pelaksanaan pengelolaan sampah di Pasar Raya
Padang; 3) Untuk mengetahui apa saja upaya-upaya yang dilakukan pelaksanaan pengelolaan sampah di Pasar Raya
Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, data dituangkan secara deskriptif
dalam bentuk laporan dan uraian (Nasution, 2016:87). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian (misalnya perilaku, persepsi, tindakan, dan lainnya),
secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2017;:87). Adapun informan dalam penelitian ini terdiri dari
Adapun Informan dalam penelitian ini terdiri dari : Kasi Bidang Kebersihan 1 orang, Pengawas Bidang Kebersihan 2 orang,
Petugas Kebersihan 4 orang, Pedagang di Pasar Raya Padang 4 orang.dan pengunjung pasar 2 orang. Jenis datanya
adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan penelitian perpustakaan.
Teknik analisa yang dipakai adalah analisa kualitatif. Hasil penelitian Sistem pengelolaan sampah yang ada di Pasar Raya
Padang belum dapat dikategorikan baik, karena masih sangat banyak sampah yang berserakan disekitar lokasi pasar.
Meskipun tempat sampah sudah disediakan oleh pihak pengelola kebersihan, sampah masih ada saja pedagang yang tidak
bersedia untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Para pedagang memang membuat tempat sampah
disekitar kios mereka tapi hanya bersifat formalitas saja atau asal- asalan. Wadah yang digunakan pedagang pun tidak
sesuai standar yaitu wadah yang tidak bocor,tidak bau dan tahan lama.

Kata Kunci: Masalah sampah di Pasar Raya Padang, pengelolaan sampah

A. PENDAHULUAN
Sampah merupakan bahan buangan padat dari aktivitas manusia di muka bumi. Karena itu
jumlah sampah sangat erat hubungannsya dengan jumlah manusia yang bertempat tinggal atau
berusaha di suatu tempat dan erat pula kaitannya dengan bentuk aktivitas kehidupan manusia
tersebut. Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas masyarakat. Setiap aktivitas manusia
pasti menghasilkan buangan atau sampah. Seiring dengan timbulnya sebuah kota, bertambah pula

75
JAPan : Jurnal Administrasi dan Pemerintahan, STISIP Imam Bonjol : Vol.1, No.1 (Juli) 2023

E-ISSN (Online): ---- | DOI : -------------------------------------- | website : http://ejournal.stisipimambonjol.ac.id/index.php/JAPAN

beban yang harus diterima kota tersebut. Salah satunya adalah beban akibat dari sampah yang
diproduksi oleh masyarakat perkotaan secara kolektif. Untuk kota-kota besar, sampah akan
memberikan berbagai dampak negative yang sangat besar apabila penanganannya tidak dilakukan
secara cermat dan serius yaitu mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang
merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan baik terhadap tanah, air
dan udara. Optimalisasi pengelolaan sampah secara efektif dan efisien harus dijalankan oleh semua
pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Semua pihak ini bertanggung jawab terhadap
penanganan sampah sehingga tidak lagi menimbulkan sampah (Gunawan, 2017:76).

Pelaksanaan (Actuating) itu pada hakikatnya adalah menggerakan orang-orang untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien. Lebih lanjut dikemukakan oleh Arifin Abdul
Rachman, dalam buku Djati Julitriasa bahwa pergerakan merupakan kegiatan manajemen untuk
membuat orang-orang lain suka dan dapat bekerja. (Julitriarsa dan Suprihanto, 2019:65) Berdasarkan
UU RI Nomor 18 Tahun 2018 dan PP RI Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya perubahan
paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yang bertumpu pada pengurangan dan
penanganan sampah. Kegiatan pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan masyarakat,
baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat luas melaksanakan kegiatan pembatasan
timbulan sampah. pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih dikenal
dengan sebutan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Sesuai dengan tren global, sistem pengelolaan sampah
berorientasi pada isu keberlanjutan, terutama melalui penggabungan teknologi 3R (Shekdar, 2019;76).

Pola penanganan sampah menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2018 adalah tempat
dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang,
pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.. Tempat pemrosesan akhir adalah tempat untuk
memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan
lingkungan. Salah satu sumber sampah adalah sarana komersial seperti pertokoan, pasar, hotel,
sarana pendidikan, lembaga permasyarakatan dan lain-lain (Damanhuri, 2020). Menurut Alex
(2012:4) “sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud
diolah kembali, sampah merupakan bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” Sampah pasar memiliki
karakteristik yang sedikit berbeda dengan sampah perumahan. Komposisi sampah pasar lebih
dominan sampah organik. Sampah-sampah plastik di pasar jumlahnya lebih sedikit jumlahnya
daripada sampah dari perumahan.

Salah satu faktor yang menyebabkan permasalahan sampah yaitu partisipasi masyarakat yang
kurang untuk memelihara dan membuang sampah pada tempatnya. Sampah banyak ditemukan
pada tempat-tempat umum, salah satu tempat umum yang menghasilkan sampah adalah pasar
tradisional. pasar tradisional merupakan salah satu tempat untuk melakukan transaksi jual beli yang
masih menggunakan sistem secara tradisional, dimana adanya interaksi dan tawar menawar antara
penjual dengan pembeli. Namun keberadaan pasar ini di berbagai wilayah Indonesia sebagian besar
tidak dirawat dan cenderung terbengkalai. Aktivitas di pasar ini akan menghasilkan jumlah sampah
yang cukup besar sebagai sisa-sisa dari barang dagangan yang tidak dipakai lagi, tidak disenangi
yang berasal dari kios dan stands pedagang. Apabila sampah tidak dikelola dengan baik dapat
menimbulkan dampak negatif baik terhadap lingkungan dan terhadap kesehatan baik bagi pedagang
sendiri maupun pengunjung atau konsumen.

Adanya aktivitas jual beli antara pedagang dengan pembeli secara tidak langsung menyebabkan
adanya timbulan sampah yang cukup besar di pasar setiap harinya. Sampah akan menjadi masalah
utama dan terus bertambah setiap hari bagi pengelola sampah yang hanya mengandalkan
pengumpulan (TPS) dan pengangkutan ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Keadaan seperti ini
menyebabkan lingkungan sekitar TPS menjadi kotor dan lahan TPA cepat penuh serta kurang efektif
untuk jangka panjang. Sampah yang berasal dari pasar seperti pasar sayur-mayur, pasar buah atau

76
JAPan : Jurnal Administrasi dan Pemerintahan, STISIP Imam Bonjol : Vol.1, No.1 (Juli) 2023

E-ISSN (Online): ---- | DOI : -------------------------------------- | website : http://ejournal.stisipimambonjol.ac.id/index.php/JAPAN

pasar ikan memiliki kandungan organik rata-rata sebesar 95% (Supriatna, 2019). Kota Padang
merupakan salah satu kota besar yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Untuk mewujudkan
masyarakat yang sejahtera, maka dilakukan pembangunan. Perkembangan pembangunan sangat
pesat sekali. Pembangunan secara umum berarti perbaikan di semua sektor, salah satunya adalah
pembangunan di bidang ekonomi yaitu pembangunan pasar. Pentingnya untuk membangun pasar
karena kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dan pasar telah menjadi penopang
perekonomian di suatu daerah. Salah satu pasar tradisional yang ada di Kota Padang adalah Pasar
Raya Padang. (Ayuningsasi, 2020.).

Kota Padang merupakan salah satu kota yang sedang berkembang di Indonesia dengan jumlah
penduduk yang meningkat setiap tahun seiring dengan pertumbuhan dan kemajuan ekonomi. Kota
Padang termasuk kategori kota besar peringkat ke 19 dengan jumlah penduduk tahun 2020 sebesar
909.040 jiwa serta kepadatan sebesar 1.310,50/km2 (3,394,2/sq mi) (Badan Pusat Statistik Kota
Padang, 2020). Pasar Raya Padang, merupakan pasar tradisional terbesar di Kota Padang, dengan
luas daerah 72.775 m2 dengan jumlah pedagang sekitar 2. 000 orang pada tahun 2020. Volume
timbulan rata-rata sampah Pasar Raya sebesar 0,543 l/m2/h atau 0,613 l/o/h. Berdasarkan
pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti bahwa banyaknya sampah pada Pasar Raya Padang
saat ini pola penanganan sampah belum berjalan secara baik, sampah dari transportasi cidomo
(kotoran kuda), penjual di emperan toko berupa karung bekas, kantong plastik, ember bekas, ton
kayu, kantong plastik bekas, kardus, karung bekas dan lain-lain. hal ini dapat dilihat dari jumlah
sampah yang tak terangkut sangat banyak.

Sampai saat ini di Pasar Raya Padang masih banyak ditemukan sampah yang berserakan,
Akibatnya, pengunjung pasar merasa terganggu de-ngan pemandangan yang tidak sedap tersebut,
karena tunpukan sampah itu sese-kali mengeluarkan bau yang tidak sedap. Bahkan, se-bagian
pengunjung ada yang tidak ingin lewat di area tumpukan sampah tersebut. Menurut Kepala Dinas
Pasar Padang Endrizal yang mengatakan, memang tidak menyediakan tong sampah di masing-
masing toko. Namun, pihak Dinas Pasar sudah menyediakan kon-tainer di beberapa titik di kawasan
Pasar Raya Pa-dang. (https://video.tribunnews.com/ Desember2021)

Dinas Pasar Padang sudah sering menghimbau agar setiap pedagang toko dan PKL untuk
me-nyediakan karung bagi sam-pah-sampah mereka. Ke-mudian, pada malam hari petugas
kebersihan Dinas Pasar akan mengambil sam-pah tersebut. Di be-berapa titik bagian dalam pasar
sudah disediakan kon-tainer sebanyak delapan unit. Kemudian, pada ma-lam dan pagi hari sekitar
pukul 06.00 WIB, petugas kebersihan akan kembali melanjutkan membersihkan pasar dengan
mengangkut sampah dengan mobil sam-pah. Menurut salah seorang pe-ngunjung Pasar Raya
Padang yang berada di kawasan Fase VII, merasa terganggu dengan bau sam-pah dan memilih
mencari jalan lain untuk lewat. Ketika melewati pasar Fase VII harus lewat me-mutar ke arah jalan
depan Matahari lama karena di dalamnya banyak tumpukan sampah, Sampah yang ber-tum-puk,
selain memperburuk pasar juga bau dan membuat tidak nyaman pengunjung pasar raya Padang.
Sebelumnya, Walikota Padang mengeluhkan sampah yang masih bertebaran di sejumlah titik di
Pasar Raya Padang. Sampah tersebut adalah bekas milik Pe-da-gang Kaki Lima (PKL) dan pemilik
toko yang nam-paknya sengaja ditinggal usai berjualan. Bertebarannya sampah di sekitar Pasar Raya
Padang ditemukan Walikota Padang saat berkunjung ke daerah. (https://video.tribunnews.
com/Desember2021)

Dalam mengelola sampah kesadaran masyarakat pedagang masih rendah, mulai dari rendahnya
kesadaran untuk mengurangi sampah yang akan dihasilkan untuk dimanfaatkan kembali menjadi
suatu barang, memilih produk isi ulang, membuang sampah pada tempatnya sampai dengan
melakukan pemisahan sampah. Untuk itu diperlukan kesadaran dari masyarakat pedagang untuk
menjaga kebersihan lingkungan, baik individu maupun kelompok. Setiap hari banyak jumlah
sampah yang dihasilkan dari kegiatan pasar tidak seimbang dengan sarana dan prasarana yang

77
JAPan : Jurnal Administrasi dan Pemerintahan, STISIP Imam Bonjol : Vol.1, No.1 (Juli) 2023

E-ISSN (Online): ---- | DOI : -------------------------------------- | website : http://ejournal.stisipimambonjol.ac.id/index.php/JAPAN

dibutuhkan dalam pengelolaan sampah seperti penyediaan bak sampah oleh pemerintah sehingga
menyebabkan banyak tumpukan-tumpukan sampah di dekat bak sampah yang ada di pasar raya
Padang. Pemerintah telah berusaha secara maksimal dengan menyediakan fasilitas yang cukup baik
sarana dan prasarana seperti menyediakan truk, gerobak, dan lain-lain.

Perilaku yang baik dari masyarakat sangat diharapkan dalam menjaga kebersihan pasar.
Kegiatan perdagangan dilakukan setiap hari, sebagaimana pedagang tetap menjual hasil
dagangannya pada hari-hari biasa. Kegiatan dari perdagangan ini tentu akan menimbulkan sampah,
sampah adalah suatu sumber penyakit sering bertebaran di mana-mana sehingga menimbulkan bau
yang tidak sedap. Hal ini disebabkan karena masyarakat dan para pedagang yang membuang
sampah di depan pasar, pinggir jalan, menimbulkan dampak terhadap masyarakat, seperti: ancaman
penyakit dan bau busuk sampah yang menyiksa indera penciuman. Terkadang bau busuk tumpukan
sampah itu pun bercampur dengan amisnya limbah ikan. Bahkan tak hanya penyakit ancaman
penyakit, warga juga dihantui oleh ancaman banjir yang disebabkan oleh penyumbatan saluran
drainase akibat membuang sampah sembarangan. Hal ini mengakibatkan jika air drainase naik akibat
hujan terus, sampah yang tertumpuk di saluran air tersebut langsung menggenang di sekitar rumah
warga. Jika pengelolaan sampah tidak dilaksanakan secara benar, maka sampah akan menimbulkan
berbagai masalah bagi lingkungan, seperti masalah estetika karena timbulnya bau, menjadi vektor
penyakit, serta menganggu kualitas tanah dan air tanah sekitarnya. Perencanaan pengelolaan sampah
organik di Pasar Raya Kota Padang merupakan salah satu strategi dalam mengatasi permasalahan
sampah organik di Kota Padang. Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan teknis operasional
(pemilahan, pewadahan, pengumpulan, pengolahan melalui pengomposan dan pengangkutan ke
TPA Air Dingin) dan perencanaan non teknis operasional.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2019:89) merumuskan pelaksanaan adalah


upaya agar tiap pegawai atau tiap anggota organisasi berkeinginan dan berusaha mencapai tujuan
yang telah direncanakan. Menurut Mazmanian dan Sebatier (2019:68) pelaksanaan adalah
pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang- undang, namun dapat pula
berbentuk perintah atau keputusan badan eksekutif yang penting ataupun keputusan peradilan.
Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Pelaksanaan merupakan aktifitas atau
usaha-usaha yang dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah
dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa
yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan bagaimana cara yang harus
dilaksanakan, suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau kebijaksanaan
ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah yang strategis maupun operasional
atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang ditetapkan semula.

Pengertian pengelolaan menurut Prajudi Atmosuryo (2019: 282) adalah suatu aktivitas
pemanfaatan serta pengolahan sumber daya yang akan digunakan dalam kegiatan untuk mencapai
atau tujuan tertentu. Pengelolaaan adalah bahasa yang berasal dari kata “Kelola” yang mempunyai
arti berbagai usaha yang memiliki tujuan dalam memanfaatkan dan menggali segala sumber daya
yang ada secara benar untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sebelumnya telah disiapkan
(Harsoyo, 2019: 121). pengelolaan adalah kegiatan yang di mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian
tujuan. Pengelolaan merupakan tindakan pengusahaan pengorganisasian sumber-sumber yang ada
dalam organisasi dengan tujuan agar sumber-sumber tersebut dapat bermanfaat untuk kepentingan
organisasi. Dengan demikian pengelolaan senantiasa berhubungan dengan seluruh elemen yang
terdapat di dalam suatu organisasi, seperti pengelolaan berkaitan dengan personal, administrasi,
ketatausahaan, peralatan ataupun prasarana yang ada di dalam organisasi.

Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan

78
JAPan : Jurnal Administrasi dan Pemerintahan, STISIP Imam Bonjol : Vol.1, No.1 (Juli) 2023

E-ISSN (Online): ---- | DOI : -------------------------------------- | website : http://ejournal.stisipimambonjol.ac.id/index.php/JAPAN

manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2016;76). Sedangkan menurut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor : 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah disebutkan sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah dapat
berasal dari kegiatan manusia, hewan dan alam. Sampah yang berasal dari kegiatan manusia, hewan
dan alam akan mengakibatkan timbulan sampah di tempat sampah ataupun TPA.

Menurut Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 21 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah
disebutkan pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Untuk mewujudkan
lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah, perlu dilakukan pengelolaan sampah secara
komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir; dan dalam rangka pengelolaan sampah secara
komprehensif dan terpadu, perlu dibuat peraturan mengenai pengelolaan sampah agar memberikan
manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah
perilaku masyarakat.

Departemen Pekerjaan Umum (2017) menjelaskan bahwa prinsip 3R dapat diuraikan sebagai
berikut :
a) Prinsip pertama adalah reduce atau reduksi sampah, yaitu upaya untuk mengurangi
timbulan sampah di lingkungan sumber dan bahkan dapat dilakukan sejak sebelum sampah
dihasilkan. Setiap sumber dapat melakukan upaya reduksi sampah dengan cara mengubah pola
hidup konsumtif, yaitu perubahan kebiasaan dari yang boros dan menghasilkan banyak sampah
menjadi hemat/efisien dan hanya menghasilkan sedikit sampah;
b) Prinsip kedua adalah reuse yang berarti menggunakan kembali bahan atau material agar
tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses pengolahan), seperti menggunakan kertas bolak balik,
menggunakan kembali botol bekas minuman untuk tempat air, dan lain-lain. Dengan demikian reuse
dapat memperpanjang usia penggunaan barang melalui perawatan dan pemanfaatan kembali barang
secara langsung.
c) Prinsip ketiga adalah recycle yang berarti mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak
berguna menjadi bahan lain atau barang yang baru setelah melalui proses pengolahan. Beberapa
sampah dapat didaur ulang secara langsung oleh masyarakat dengan menggunakan teknologi dan
alat yang sederhana, seperti mengolah sisa kain perca menjadi selimut, kain lap, keset kaki dan
sebagainya, atau sampah dapur yang berupa sisa-sisa makanan untuk dijadikan kompos.

B. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian (misalnya perilaku, persepsi,
tindakan, dan lainnya), secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah
(Moleong, 2017;:87). Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan dan ide penelitian diperoleh
dari pengamatan kondisi eksisting maupun hasil penelitian sebelumnya mengenai optimalisasi
pengelolaan sampah berdasarkan karakteristik sampah di Pasar Raya Padang yang menunjukkan
masih banyaknya kelemahan dalam penanganan pengelolaan sampah secara teknis maupun
material. Karenanya di perlukan alternatif sistem pengelolaan yang lebih sesuai untuk mengurangi
volume sampah yang terbawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Penelitian ini dilakukan di Pasar Raya Padang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2016:85) bahwa: “purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yaitu berdasarkan penguasaan
mereka terhadap persoalan dan informasi yang sedang diteliti. Teknik Pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Observasi merupakan suatu proses yang komplek dan
sulit, yang tersusun dari berbagai proses biologis dan proses psikologis diantaranya yang terpenting
adalah pengamatan dan ingatan. 2) Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung

79
JAPan : Jurnal Administrasi dan Pemerintahan, STISIP Imam Bonjol : Vol.1, No.1 (Juli) 2023

E-ISSN (Online): ---- | DOI : -------------------------------------- | website : http://ejournal.stisipimambonjol.ac.id/index.php/JAPAN

terhadap informan dengan berpedoman kepada daftar pertanyaan yang telah disusun sedemikian
rupa. 3) Dokumentasi yaitu menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, foto wawancara, catatan harian dan sebagainya. Agar penelitian ini lebih valid,
maka dalam penelitian ini digunakan teknik menjamin keabsahan data, yaitu melalui teknik
triangulasi sumber dan analisa deskriptif kualitatif, dengan membandingkan dan mengecek derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda dalam metode kualitatif
(Moleong, 2017:150).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif
menggunakan model analisis Milles dan Huberman (2016:15,20), yaitu melalui model interaktif
dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data : dilakukan dari berbagai sumber yaitu dari wawancara dan pengamatan
yang telah dituliskan dalam catatan lapangan.
2. Reduksi Data : setelah data yang diperoleh dibaca, dipelajari dan ditelaah maka langkah
berikutnya melakukan reduksi data. Reduksi data ini merupakan suatu bentuk analisis menajamkan,
menggolongkan dan mengarahkan serta membuang yang tidak perlu dan kemudian
mengorganisasikan data.
3. Penyajian Data : dengan penyajian data kita dapat memahami apa yang terjadi dan apa yang
akan dilakukan lebih jauh dalam menganalisis atau mengambil tindakan berdasarkan atas
pemahaman yang didapat dari penyajian tersebut.
4. Penarikan Kesimpulan : penyimpulan data dilakukan setelah data disajikan dalam bentuk
deskriptif dengan pemahaman interprestasi logis, sehingga diperoleh pemahaman optimalisasi
peengelolaan sampah berdasarkan karakteristik sampah di Pasar Raya Padang.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Sistem operasional pengelolaan sampah di pasar Raya Padang meliputi perencanaan untuk
kegiatan-kegiatan pewadahan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pengolahan
sampah dan pembuangan akhir sampah. Teknis operasional pengelolaan sampah pasar Raya Padang
yang terdiri dari kegiatan pewadahan sampai dengan pembuangan akhir sampah harus bersifat
terpadu dengan melakukan pemilahan sejak dari sumbernya. Sampah yang dihasilkan dari aktivitas
pedagang dan pembeli di Pasar Raya Padang dapat dikelompokkan menjadi sampah organik dan
anorganik. Di Pasar Raya Padang jumlah sampah organik lebih banyak dihasilkan dibandingkan
dengan jumlah sampah anorganik. Pengelolaan sampah dengan pemilahan antara sampah organik
dan anorganik belum dilakukan oleh pedagang di Pasar Raya Padang.

Pedagang di Pasar Raya Padang belum memiliki tempat penyimpanan sampah yang memenuhi
syarat kesehatan. Tempat penyimpanan sampah yang dimiliki oleh pedagang terbuat dari bambu,
kardus, karung dan kantong plastik. Syarat tempat sampah yang baik harus memiliki konstruksi
yang kuat, tidak mudah bocor, mempunyai tutup dan mudah diangkat oleh satu orang.
Penyimpanan sampah yang bersifat sementara ini, sebaiknya disediakan tempat sampah yang
berbeda untuk macam atau jenis sampah tertentu. Proses pengumpulan sampah di Pasar Raya
Padang dilakukan oleh pedagang dengan mengumpulkannya pada tempat penyimpanan sampah di
kios/los masing-masing. Sampah yang terkumpul akan dipindahkan oleh petugas kebersihan pasar
dengan mengangkut sampah tersebut ke TPS. Pernyataan ini diperkuat oleh salah satu infotman yang
menyampaikan Petugas pengumpul sampah yang ada di Pasar Raya Padang berjumlah 29 orang.
Jumlah petugas pengangkut sampah sebanyak 29 orang dinilai masih kurang mampu untuk
mengangkut sampah ada di Pasar Raya Padang karena Pasar Raya Padang memiliki luas cakupan
wilayah sebesar 72.775 m2. Pengangkutan sampah ini dikerjakan oleh petugas kebersihan dari Dinas
Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Padang dan dibantu juga oleh petugas kebersihan Dinas
Pasar Raya Padang. Frekuensi pengangkutan sampah dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari. Waktu
pengangkutan dilakukan pada pukul 09.00 dan 18.00 WIB. Dengan adanya seksi kebersihan dan
angkutan sampah ini, diharapkan mampu untuk menangani masalah sampah yang ada di Pasar Raya

80
JAPan : Jurnal Administrasi dan Pemerintahan, STISIP Imam Bonjol : Vol.1, No.1 (Juli) 2023

E-ISSN (Online): ---- | DOI : -------------------------------------- | website : http://ejournal.stisipimambonjol.ac.id/index.php/JAPAN

Padang. Terbaginya bidang kebersihan menjadi seksi kebersihan dan angkutan sampah dinilai sudah
tepat karena akan memudahkan Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup dalam membagi tugas-
tugas atau pekerjaan bagi petugas-petugasnya.

Adapun kendala-kendala dalam pelaksanaan pengelolaan sampah di Pasar Raya Padang adalah
: 1) TPS yang ada di Pasar Raya Padang dalam kondisi kurang baik. Beberapa dari TPS tersebut
terlihat tidak memiliki tutup, dan belum membedakan penyimpanan antara sampah organik dan
anorganik; 2) Jumlah pengangkutan yang dilakukan Dinas Kebersihan tersebut dinilai masih kurang.
Timbulan sampah di Pasar Raya Padang belum sepenuhnya dapat diangkut secara maksimal.
Terdapat penumpukan sampah di beberapa titik lokasi TPS di Pasar Raya Padang belum terangkut
oleh petugas kebersihan; 3) Penumpukan sampah banyak ditemukan di sekitar pedagang khususnya
yang berada di luar gedung Pasar Raya Padang. Tumpukan sampah yang melebihi kapasitas
penampungan sampah pedagang membuat sampah semakin semberawut, sampah berserakan
dimana-mana. Akibatnya, pengunjung pasar merasa terganggu de-ngan pemandangan yang tidak
sedap tersebut, karena tunpukan sampah itu sese-kali mengeluarkan bau yang tidak sedap; 4)
masing-masing toko tidak menyediakan tempat sampah.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan pengelolaan di Pasar Raya Padang
adalah : 1) Pemerintah Kota Padang sudah membenahi infrastruktur jalan dan drainase di sepanjang
jalan Pasar Baru. Termasuk untuk parkir, di gedung Blok III tersebut juga terdapat tempat parkir
yang representatif; 2) Sedikitnya 220 petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup disiagakan
untuk menjaga kebersihan di kawasan Pasar Raya Padang setiap hari; 3) Frekuensi pengangkutan
sampah di Pasar Raya Padang dinilai juga perlu ditingkatkan agar timbulan sampah pasar dapat
diangkut secara maksimal.; 4) Pemerintah Kota Padang juga dapat membuat sebuah peraturan
pemberian sanksi bagi orang-orang yang tidak mengindahkan peraturan mengenai pengelolaan
sampah.

D. KESIMPULAN
Sistem pengelolaan sampah yang ada di Pasar Raya Padang belum dapat dikategorikan baik,
karena masih sangat banyak sampah yang berserakan disekitar lokasi pasar. Meskipun tempat
sampah sudah disediakan oleh pihak pengelola kebersihan, sampah masih ada saja pedagang yang
tidak bersedia untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Para pedagang
memang membuat tempat sampah disekitar kios mereka tapi hanya bersifat formalitas saja atau asal-
asalan. Wadah yang digunakan pedagang pun tidak sesuai standar yaitu wadah yang tidak
bocor,tidak bau dan tahan lama.

Pedagang di Pasar Raya Padang ini juga banyak yang tidak peduli dengan perlunya menjaga
kebersihan disekitar pasar. Masih banyak pedagang yang membuang sampah sembarangan,
sehingga menyebabkan banyak sampah yang berserakan. Perilaku seperti ini sudah menjadi budaya,
pasar yang bau dan kotor itu sudah menjadi hal biasa di kalangan para pedagang Pasar Raya Padang.
.Perilaku seperti ini harus di ubah demi terjaganya kebersihan pasar demi kenyamanan pedagang
maupun pembeli. Pemerintah Kota Padang juga dapat membuat sebuah peraturan pemberian sanksi
bagi orang-orang yang tidak mengindahkan peraturan mengenai pengelolaan sampah. Dengan
adanya pemberian sanksi ini, akan memberikan efek jera bagi masyarakat yang melakukan
pelanggaran.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul 2016. Pengantar Ilmu Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya, .
Badan Pusat Statistik. 2016. Padang Dalam Angka. BPS Kota Padang.
Candra, B. 2016. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2015.. Tata Cara Penyelenggaraan Umum Tempat Pengolahan
Sampah (TPS) 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Pemukiman
Depdikbud. 2019. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Enri Damanhuri dan Tri Padmi. 2020. Pengelolaan Sampah, Diktat Kuliah ITB Bandung.

81
JAPan : Jurnal Administrasi dan Pemerintahan, STISIP Imam Bonjol : Vol.1, No.1 (Juli) 2023

E-ISSN (Online): ---- | DOI : -------------------------------------- | website : http://ejournal.stisipimambonjol.ac.id/index.php/JAPAN

Fadhil, Mursida. (2016). Tugas Akhir Studi timbulan, komposisi, karakteristik dan potensi daur ulang sampah dari Sumber
komersil kota Padang. Padang: Universitas Andalas.
Gurning, Nurul. (2013). Studi Pengelolaan Sampah Pasar Kota Medan (Studi Kasus: Pasar Sore Padang Bulan, Medan). Medan :
Universitas Sumatera Utara
Hadiwiyoto, Soewedo. 2016. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah, Yayasan Idayu, Jakarta
Halilurahman. (2020). Skripsi. Sistem Pengelolaan Sampah Pasar Pagesangan Kota Mataram. Mataram : Universitas
Muhammadiyah.
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2205936-pengertian-pelaksanaan-actuating/
https://video.tribunnews.com/Desember-2021-sampah-sayuran-pasar-raya-padang-diolah-jadi-pupuk-vermikompos-model-
percontohan-pengelolaan-sampah
Julitriarsa, Djati dan Suprihanto, Jhon (2019). Manajemen Umum Sebuah Pengantar. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE
Lexy J Moleong,. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
M. Nauvan Afriandi. (2020). Optimalisasi Pengelolaan Sampah Berdasarkan Timbulan Dan Karakteristik Sampah Di Kelurahan
Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan. ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak) Buletin
Utama Teknik Vol. 15, No. 3, Mei 2020.
Miles dan Huberman. 2016. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI Press
Peraturan Daerah Kota Padang No.21 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 1 Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 11
Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomoor 21/PRTI/TM/2006 mengenai Kebijakan Dan Strategis Nasional Pengembangan
Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP).
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Jasa Umum
Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga.
Purnama, A. R., & Ciptomulyono, U. 2016. Model Optimasi Alokasi Pengelolaan Sampah Dengan Pendekatan Inexact Fuzzy Linear
Programmin (Studi Kasus: Pengelolaan Sampah Di Kota Malang). Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi
XIV.
Robert J Kodoatie, 2017. Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Yogyakarta.: Pustaka Pelajar,
Shekdar, A. V. (2019). Sustainable solid waste management:an integrated approach for Asian countries. Waste Management, 29(4),
1438-1448.
Singiresu S Rao, John Wiley dan Sons 2019, Engineering Optimalization: Theory and Practice, Fourth Edition
Sudrajat, H. 2016. Mengelola Sampah Kota: Niaga Swadaya.
Sugiyono. 2016. Metodologi Penelitian Administratif. Bandung : Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2016. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Sulistyorini, L. (2017). Pengelolaan Sampah Dengan Cara Menjadikannya Kompos. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2(1), 77-84.
Supriatna, Jadna. 2019. Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah
Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Sampah.
Vara Syarifah Ulfi Ilmiah.(2019). Optimalisasi Pengelolaan Sampah Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya.Skripsi. Surabaya :
UIN Sunan Ampel.
Weng, Y. C., & Fujiwara, T. (2018). Examining The Effectiveness Of Municipal Solid Waste Management Systems: An Integrated Cost–
Benefit Analysis Perspective With A Financial Cost Modeling In Taiwan. Waste management, 31(6), 1393-1406.
Winardi. 2018.Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

82

You might also like