You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS PEMANFAATAN DANA KAPITASI OLEH PUSKESMAS


DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
DI KABUPATEN PURBALINGGA

Risa Tri Anggraeni,Ayun Sriatmi,Eka Yunila Fatmasari


Bagian Adminitrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: risatrianggraeni2409@gmail.com

Abstract: National Health Insurance program is a part of National Social


Insurance System that organized to provide protection assurance and social
welfare for all the people of Indonesia based on act number 40 of 2004.The
primary health care as means of basic health services receive BPJS funds in
capitation fom based on the number of participants of National Health Insurance
who registered in the working area of the primary health care. Purbalingga
regency with the registered participants percentage of 68,98% from total
population receive the primary health care capitation funds with total amounting
of Rp37.141.230.500,00 and 90% utilization rate. This research aim is to analyze
the utilization of capitation funds for health services, operational costs support, as
well as promotive and preventive effort by primary health care in Purbalingga
regency. This research is a qualitative research with indepth interviews and
observations method on the Treasurer of National Health Insurance in primary
health care. Results showed that the allocation of health care services and
support of the operational costs in Purbalingga regency has the same allocation
rules with Permenkes number 19 of 2014. However, not all public health centers
allocates in the same way characterized by the allocation of services of 60% in
only one public health center. Dissatisfaction on the sharing of service charge is
caused by calculation of the points on the variable components of education,
years of service, and attendance. Meanwhile, all primary health care in
Purbalingga doesn’t allocate the same thing for the support of operational costs
in accordance with the rules set. There are waiting time required by primary
health care for procurement support of operational costs by using e-catalogs. On
the utilization of preventive promotive there are 4 of 7 primary health care which
not allocated capitation funds for promotive and preventive efforts.To overcome
this, it takes the role of leader to improve the utilization of capitation funds in
accordance with the needs of the primary health care.

Key words : JKN, Capitation Funds, Utilization, Primary Health Care

References :55 (1995-2016)

135
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN oleh Dokter Praktik Perorangan


sebesar 22,86%.5
Pembangunan kesehatan
merupakan bagian integral dari Dana kapitasi yang diterima
pembangunan nasional, sehingga antar FKTP berbeda-beda
dalam Indonesia sehat 2025 tergantung fasilitas dan jumlah SDM
Pemerintah berharap masyarakat khususnya dokter dan dokter gigi.
memiliki kemampuan menjangkau Pada penelitian Wasis dan Lusi
pelayanan kesehatan yang bermutu tahun 2015 dengan rata rata jumlah
serta memperoleh jaminan peserta sebanyak 10.971, rata-rata
kesehatan.1Salah satu strategi untuk dana kapitasi yang diterima oleh
mencapai pembangunan kesehatan Puskesmas di 6 Kabupaten/Kota di
di Indonesia Pemerintah Jawa Tengah Bulan Juni 2014
menyelenggarakan Sistem sebesar Rp.65.000.000,00.6
Kesehatan Nasional.
Kabupaten Purbalingga
Sistem Jaminan Sosial memiliki 22 Puskesmas yang
Nasional merupakan program terletak di 18 Kecamatan.7 Seluruh
Negara yang bertujuan memberikan Puskesmas memperoleh dana
kepastian perlindungan dan kapitasi.Keputusan Bupati
kesejahteraan sosial bagi seluruh Purbalingga Nomor 440/201 Tahun
rakyat Indonesia.2 Untuk 2014 menetapkan pembayaran jasa
mewujudkan tujuan sistem jaminan pelayanan kesehatan sebesar 60%.
sosial nasional pemerintah Sedangkan, pembayaran dukungan
membentuk badan penyelenggara biaya operasional pelayanan
yang berbentuk badan hukum publik, kesehatan pada Puskesmas
yaitu Badan Penyelenggara Jaminan ditetapkan sebesar 40%.
Sosial (BPJS).
Berdasarkan wawancara
Pendistribusian dana BPJS pendahuluan yang dilakukan peneliti
Kesehatan secara kapitasi.3Kapitasi kepada Kepala Seksi PJKDinkes
adalah besaran pembayaran per Kabupaten Purbalingga,
bulan yang dibayar di muka kepada Pemanfaatan dana kapitasi sebesar
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama 90% dari total kapitasi. Artinya,
(FKTP) berdasarkan jumlah peserta pemanfaatan dana kapitasi masih
yang terdaftar tanpa masih belum sepenuhnya
memperhitungkan jenis dan jumlah digunakan, dilihat dari masih
pelayanan kesehatan yang terdapat 10% dana yang belum
3
diberikan. digunakan di tahun 2015.

FKTP terdiri dari Puskesmas Berdasarkan latar belakang


atau yang setara, Dokter Praktik yang telah diuraikan diatas, maka
Perorangan, Klinik Pratama atau rumusan masalah yang diambil,
yang setara, serta Rumah Sakit yaitu “Bagaimana pemanfaatan dana
Kelas D Pratama atau yang setara.4 kapitasi, serta kesesuaiannya antara
FKTP yang paling banyak perolehan dan penggunaannya oleh
bekerjasama dengan BPJS per Puskesmas dalam penyelenggaraan
Desember 2015 adalah Puskesmas Jaminan Kesehatan Nasional di
sebesar 55,84%, kemudian diikuti Kabupaten Purbalingga”

136
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

SK Kepala Dinas Kesehatan


Purbalingga No. 1884/2172 Tahun
METODE PENELITIAN 2014 yang dihitung berdasarkan
variabel pokok dan variabel
Penelitian ini merupakan pengaruh. Variabel pokok terdiri dari
penelitian kualitatif dengan komponen pendidikan, jabatan, dan
pendekatan deskriptif. Subyek tugas tambahan. Variabel pengaruh
penelitian ini adalah Bendahara terdiri dari komponen kehadiran
Kapitasi JKN di Puskesmas melalui absensi finger print dan
Kabupaten Purbalingga. manual, masa kerja, kinerja, dan
status kepegawaian.
Penelitian ini dilakukan di 7
Puskesmas dengan pemilihan Puskesmas di Kabupaten
sampel menggunakan teknik Purbalingga menggunakan
purposive sampling, dengan kriteria komponen variabel yang berbeda-
kemampuan penyelenggaraan beda dalam perhitungan pembagian
(rawat inap dan non rawat inap), jasa pelayanan kesehatan.Apabila
jumlah penduduk, dan jumlah dokter. sistem pembagian jasa pelayanan
dianggap bernilai bagi karyawan,
Pengumpulan data dilakukan maka akan mendatangkan persepsi
melalui wawancara mendalam, data yang positif terhadap sistem
sekunder, dan observasi. Peneliti pembagian jasa pelayanan
bertindak sebagai pelaksana, tersebut.8,9 Namun, apabila persepsi
pengumpul data, analisis, penafsiran karyawan terhadap imbalan yang
data, dan hasil penelitian. diterimanya tidak memadai, maka
kemungkinan karyawan akan
berusaha memperoleh imbalan yang
lebih besar atau mengurangi
intensitas usaha dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
melaksanakan tanggungjawabnya.10
Dengan demikian, insentif dapat
Jasa Pelayanan Kesehatan berpengaruh terhadap kinerjanya.
Tenaga yang terlibat dalam Berdasarkan hal tersebut
pelayanan UKP yaitu tenaga Bendahara Puskesmas dan Dinas
kesehatan dan non kesehatan. Kesehatan perlu melakukan
Seluruh Puskesmas memiliki tenaga kesepakatan untuk perhitungan
Dokter, Perawat, dan Bidan. Selain pembagian jasa pelayanan
itu, Tenaga Laboratorium, kesehatan. Maka diharapkan
Kesehatan Masyarakat, Dokter Gigi, terbentuknya satu persepsi yang
Perawat Gigi, Kesehatan sama terhadap sistem pembagian
Lingkungan, Apoteker, Gizi, jasa pelayanan kesehatan di seluruh
Radiografer, dan Asisten Apoteker. Puskesmas, sehingga tidak akan
Tenaga non kesehatan seperti menimbulkan masalah dengan
administratior, cleaning service, dan sistem pembagian jasa pelayanan
penjaga malam. yang diterapkan.
Variabel yang digunakan Dinas kesehatan juga perlu
dalam pembagian jasa pelayanan melakukan evaluasi secara berkala
dari dana kapitasi mengacu kepada terhadap sistem pembagian jasa

137
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pelayanan yang diterapkan, jasa pelayanan kesehatan kepada


sehingga akan diketahui komponen pegawai di Puskesmas serta
variabel yang masih relevan atau memberikan penjelasan bahwa jasa
diterima semua Puskesmas serta pelayanan kesehatan yang telah
akan menjadi acuan dalam diberikan dihitung berdasarkan
penentuan kebijakan baru. perhitungan poin yang sudah sesuai
dengan aturan yang berlaku. Selain
Secara umum jasa itu, pegawai tersebut dapat
pelayanan diberikan kepada tenaga meningkatkan jasa pelayanan
kesehatan setiap tanggal 13-17 atau kesehatan dengan melaksanakan
pertengahan bulan, namun setiap kinerjanya dengan baik
Puskesmas memiliki kebijakan
masing masing dalam pembayaran Kendala yang dihadapi
dimana secara keseluruhan selama ini lebih banyak masalah
Puskesmas memilih melakukan teknis di lapangan tentang
pembayaran pada bulan selanjutnya perhitungan yang sesuai dengan
di awal bulan, namun salah satu aturan Kepala Dinas seperti masa
Puskesmas memilih untuk kerja, beban kerja, dan pendidikan.
membagikan jasa pelayanan setiap Absensi menjadi permasalahan,
dua bulan sekali. finger print error, absensi manual
juga menjadi masalah.
Respon tenaga kesehatan
yang memperoleh dana jasa Absensi manual dinilai
pelayanan kesehatan secara umum memiliki kelebihan oleh kedua
merasa puas, namun ada beberapa Puskesmas tersebut, seperti pada
yang merasa tidak puas. Masih ada kasus karyawan yang sedang
beberapa aturan yang diatur seperti melaksanakan tugas di luar atau
masa kerja yang sudah lama, namun dinas di luar kota tetap bisa
mendapatkan poin sedikit karena melaksanakan absensi setelah
pendidikan yang kurang, serta melaksanakan tugas. Namun,
absensi yang tidak terhitung memiliki kekurangan dalam
sehingga mempengaruhi perhitungan jumlah absensi yang
pendapatan jasa pelayanannya. mengalami selisih karena dihitung
secara manual.
Pendidikan merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia yang Pada penelitian yang
diperlukan untuk pengambangan dilakukan oleh Harjaning (2012)
diri. Semakin tinggi tingkat tentang Sistem Absensi RFID pada
pendidikan, semakin mudah PT. Andalan Nusantara Trans
menerima serta mengembangkan Semarang menyatakan bahwa
pengetahuan dan teknologi, permasalahan sistem absensi
sehingga akan meningkatkan manual antara lain terbukanya
produktivitas kerja yang pada peluang manipulasi, kesalahan
akhirnya akan meningkatkan pencatatan, maupun hilangnya
kesejahteraan keluarga.11 Agar catatan kehadiran seorang karyawan
pegawai yang mengalami sehingga membuat pencatatan
ketidakpuasan dapat termotivasi waktu kehadiran karyawan menjadi
untuk meningkatkan kinerjanya, tidak akurat.12
sebaiknya Kepala Puskesmas perlu
melakukan sosialisasi perhitungan

138
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Absensi finger print yang rekanan. Obat yang dapat dibiayai


digunakan pada 5 Puskesmas dengan dana kapitasi berdasarkan
lainnya terjadi kendala dalam informasi yang diperoleh adalah
penggunaannya, diantaranya yaitu yang berada pada e-katalog dan
apabila terdapat Pegawai yang mengacu pada formas dan forkab.
melaksanakan dinas luar maka Namun, apabila obat tidak tersedia
Pegawai tersebut akan dianggap dalam e-katalog atau formas
absen sehingga membutuhkan sedangkan obat dibutuhkan dalam
konfirmasi untuk perhitungan poin keadaan darurat Puskesmas
pada variabel kehadiran. Selain itu, memperoleh obat dengan cara
terdapat perhitungan selisih hari membeli sendiri melalui apotik
pada hasil perhitungan jumlah atapun pihak yang telah
kehadiran dengan menggunakan bekerjasama dengan Puskesmas.
alat tersebut. Terdapat kendala
teknis terhadap alat yang digunakan, Pengadaan obat disesuaikan
mengalami error seluruh Pegawai dengan Dokumen Pelaksanaan
dianggap absensehingga perlu Anggaran (DPA) yang dianggarkan
dilakukan pengaturan kembali. setiap tahun. Apabila ada faktur
pembelian yang tidak sesuai maka
Berdasarkan hal tersebut akan dikembalikan lagi ke
penggunaan finger print dan absensi Puskesmas untuk diminta
manual sama-sama memiliki pertanggung jawabannya.
kelemahan pada perhitungan untuk
penentuan poin variabel kehadiran. Salah satu kendala yang
Oleh karena itu dibutuhkan peran dihadapi Puskesmas dalam
dari Kepala Puskesmas untuk pengadaan obat yaitu keterbatasan
memonitor kehadiran baik dengan obat dan membutuhkan waktu yang
menggunakan finger print ataupun lama dalam pengiriman obat.
absensi manual. Selain itu Terkadang obat yang dibutuhkan
dibutuhkan komitmen baik komitmen tidak tersedia di formas ataupun di
pegawai terhadap Puskesmas, e-katalog. Selain itu respon dari
maupun antara pegawai terhadap penyedia di e-katalog yang
Puskesmas. Komitmen pegawai terkadang lama dalam memberi
sangat diperlukan untuk jawaban juga menjadi salah satu
kesediannya selalu terbuka dalam kendala.
kehadiran pegawai di Puskesmas
sehingga dapat meningkatkan Akses obat esensial bagi
kinerjanya. masyarakat secara garis besar
dipengaruhi oleh empat faktor
utama, yaitu penggunaan obat
secara rasional, harga yang
Dukungan Biaya Operasional terjangkau, pendanaan yang
berkelanjutan, dan sistem kesehatan
Pengadaan Obat serta penyediaan obat yang dapat
diandalkan.13 Oleh karena itu, agar
Prosedur pengadaan obat penyediaan obat melalui e-katalog
dengan menggunakan sistem dapat diandalkan perlu dilakukaan
informasi e-katalog. Selain itu obat strategi pengadaan obat melalui e-
juga dapat diperoleh langsung dari katalog. Strategi yang dilakukan
distributor, apotek, atau melalui yaitu Puskesmas dalam melakukan -

139
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

upload pengadaan obat melalui e- penyelenggaraan JKN.4Monitoring


katalog dipercepat. Apabila waktu dan evaluasi selalu dilakukan pada
tunggu yang dibutuhkan 1 bulan, setiap tahap perencanaan karena
maka pengadaan obat perlu monitoring dan evaluasi adalah alat
dipercepat 1 bulan. manajemen yang berguna untuk
memperbaiki efisiensi proyek yang
Pengadaan Alat Kesehatan sedang berjalan.14

Prosedur pengadaan alat Pengadaan Bahan Medis Habis


kesehatan melalui dana kapitasi Pakai
apabila alat kesehatan sudah
disetujui, pengadaan dilakukan Prosedur pembelian bahan
melalui e-katalog namun sebagian medis habis pakai melalui dana
Puskesmas ada yang memperoleh kapitasi apabila alat kesehatan
melalui pihak ketiga atau rekanan. sudah disetujui, pengadaan
Berdasarkan informasi yang dilakukan melalui e-katalog namun
diperoleh Puskesmas mengajukan sebagian Puskesmas ada yang
alat kesehatan yang dibiayai dana memperoleh melalui pihak ketiga
kapitasi dalam periode 6 bulan atau rekanan. Bahan medis habis
adalah sesuai program, kebutuhan, pakai yang biasanya dibeli dengan
dan kebijakan setiap Puskesmas penggunaan rutin, seperti plastik
ada juga yang setiap 3 bulan sekali, obat, kertas puyer, masker, sarung
dan setiap awal tahun. tangan, plester.Seluruh Puskesmas
melakukan pengadaan bahan medis
Alat kesehatan yang dibiayai habis pakai setiap bulan.
yaitu alat kesehatan yang
menunjang untuk pelayanan Pembelanjaan yang
kesehatan seperti, alat tensi, tempat dilakukan menggunakan pihak yang
tidur pasien, peralatan laboratorium, melakukan kerjasama dengan
alat periksa dokter, kursi roda. Puskesmas mengalami kendala
Terdapat Puskesmas yang membeli dalam mengurus faktur pengadaan.
alat belanja modal, seperti laptop. Kendala disebabkan oleh lama serta
Alat kesehatan yang didapatkan rumitnya proses pengurusan faktur
sesuai dengan anggaran DPA dan pengadaan karena apabila ada
disesuaiakan dengan kebutuhan kesalahan maka harus dilakukan
dalam waktu satu tahun. revisi ke kantor pusat yang tentu
saja memakan waktu lama sehingga
Ketersediaan yang terbatas terkadang tanggal faktur tidak sesuai
dan ketidaksesuaian gambar dengan dengan berita acara penerimaan
barang yang didapatkan menjadi barang.
kendala dalam pengadaan alat
kesehatan di Puskesmas. Upaya Promotif dan Preventif

Monitoring dan evaluasi perlu Kegiatan promotif dan


dilakukan oleh SKPD Dinas preventif telah dilaksanakan oleh 3
Kesehatan Kabupaten Purbalingga Puskesmas dengan berbagai jenis
untuk mengatasi kendala tersebut. kegiatan. Kegiatan yang dilakukan
Alat kesehatan merupakan salah diantaranya sosialiasi SJSN,
satu aspek yang harus dilakukan kunjungan rumah, dan penyuluhan.
kegiatan monitoring dan evaluasi Selain itu, Pekan Promosi

140
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kesehatan diikuti oleh salah satu Berdasarkan hasil penelitian


Puskesmas, kegiatan lomba dokter yang dilakukan oleh Khairani (2011)
kecil dan lomba balita sehat. menyatakan bahwa gaya
Petugas kesehatan Puskesmas juga kepemimpinan berpengaruh positif
melaksanakan kunjungan ke desa. dan signifikan terhadap penerapan
Pengadaan yang dilakukan untuk anggaran berbasis kinerja.15
memberikan fasilitas kepada Sehingga, peran seorang pemimpin
peserta, berupa biaya transport, penting untuk mencapai tujuan
makan minum, dan penunjang organisasi yang diinginkan termasuk
kegiatan (banner, leaflet). Puskesmas di Kabupaten
Purbalingga terutama berkaitan
Permenkes No. 28 Tahun dengan kinerja pegawai dalam
2014 tentang pedoman pelaksanaan melaksanakan anggaran yang telah
program Jaminan Kesehatan ditetapkan. Kinerja pegawai
Nasional mengatur alokasi dana merupakan hasil kerja yang dapat
kapitasi untuk upaya promotif dan dicapai seseorang atau sekelompok
preventif, dana yang ada antara lain orang dalam suatu organisasi sesuai
dapat dibelanjakan untuk biaya dengan wewenang dan
makan-minum, jasa profesi tanggungjawab masing-masing
narasumber, foto copy, dan dalam trangka mewujudkan tujuan
perjalanan.4Puskesmas yang belum organisasi.
melakukan alokasi upaya promotif
dan preventif dapat mengalokasikan Observasi
dana kapitasi untuk menunjang
upaya promotif dan preventif sesuai Rata-rata kapitasi tertinggi
dengan aturan yang ditetapkan. didapatkan Puskesmas Kemangkon
sebesar Rp.257.282.500,00,
Pada penelitian Khairani sedangkan rata-rata kapitasi
(2011) terdapat kondisi yang harus terendah didapatkan Puskesmas
disipakan sebagai faktor pemicu Bojong sebesar Rp.54.168.333,00.
keberhasilan implementasi Pemanfaatan jasa pelayanan
penggunaan anggaran yaitu kesehatan pada Puskesmas di
kepemimpinan dan komitmen dari Kabupaten Purbalingga sebesar
seluruh komponen organisasi 44,74% sampai dengan 60% dari
merupakan faktor penting dalam total kapitasi yang didapatkan.
menunjang keberhasilan organisasi Tertinggi penyerapannya sebesar
menerapkan anggaran. Kesuksesan 60% pada Puskesmas Bojongsari.
suatu organisasi atau setiap
kelompok suatu organisasi sangat Pemanfaatan biaya
tergantung pada kualitas dukungan operasional tertinggi
kepemimpinan. Pemimpin yang penyerapannya sebesar 27,70%
sukses senantiasa mengantisipasi pada Puskesmas Serayu Larangan
perubahan dengan sekuat tenaga dan terendah penyerapannya
memanfaatkan semua kesempatan sebesar 13,20% pada Puskesmas
memotivasi pengikut mereka untuk Bukateja. Setelah dana kapitasi
mencapai tingkat produktivitas yang digunakan untuk jasa pelayanan dan
tinggi, mengoreksi kinerja yang dukungan operasional setiap
buruk dan mendorong organisasi ke bulannya terdapat dana yang belum
arah sasarannya.15 digunakan atau dana sisa. Tertinggi
dana sisa pada Puskesmas

141
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Purbalingga sebesar 37,86% dan Puskesmas. Puskesmas hanya


terendah pada Puskesmas Serayu menggunakan komponen
Larangan sebesar 12,49%. Berikut pendidikan, jabatan, masa kerja,
ini rincian rata-rata pemanfaatan kinerja, dan kehadiran. Hal
dukungan biaya operasional untuk tersebut menimbulkan
obat, alat kesehatan (Alkes), bahan ketidakpuasan
medis habis pakai (BHP) serta 3. Seluruh Puskesmas di Kabupaten
upaya promotif dan preventif: Purbalingga tidak
mengalokasikan hal yang sama
Biaya dukungan operasional sesuai dengan aturan yang
dapat digunakan untuk pengadaan ditetapkan.Pemanfaatan
obat, alat kesehatan, dan bahan dukungan biaya operasional di
medis habis pakai, serta untuk Kabupaten Purbalingga
kegiatan promotif dan preventif. dimanfaatkan untuk pengadaaan
Puskesmas Bukateja, Puskesmas obat, alat kesehatan, bahan
Bojong, Puskesmas Padamara dan medis habis pakai, serta kegiatan
Puskesmas Serayu Larangan operasional lainnya.
seluruh dana dukungan operasional 4. Kegiatan upaya promotif dan
digunakan untuk pengadaan obat, preventif yang menggunakan
alat kesehatan, dan bahan medis alokasi dana dukungan biaya
habis pakai dengan pemanfaatan operasional dana kapitasi tidak
sebesar 100%. dilakukan oleh 4 Puskesmas.
Hanya 3 Puskesmas yang
Dari 7 Puskesmas hanya 3 melakukan alokasi untuk upaya
Puskesmas yang melakukan alokasi promotif dan preventif
dana untuk kegiatan promotif dan
preventif, yaitu Puskesmas SARAN
Kemangkon, Puskesmas
Purbalingga, dan Puskesmas 1. Bendahara Puskesmas dan
Bojongsari. Puskesmas Bojongsari Dinas Kesehatan perlu
yang paling tinggi penyerapannya melakukan kesepakatan untuk
untuk kegiatan promotif dan perhitungan pembagian jasa
preventif sebesar 5,67%. pelayanan kesehatan. Maka
diharapkan terbentuknya satu
persepsi yang sama terhadap
sistem pembagian jasa
KESIMPULAN pelayanan kesehatan di seluruh
Puskesmas
1. Alokasi jasa pelayanan 2. Kepala Puskesmas perlu
kesehatan dan dukungan biaya memonitor alat bantu dalam
operasional di Kabupaten perhitungan poin kehadiran serta
Purbalingga memiliki aturan diperlukan komitmen pegawai
alokasi yang sama dengan aturan Puskesmas
Permenkes Nomor 19 Tahun 3. Kepala Puskesmas perlu
2014, yaitu ditetapkan sebesar melakukan sosialisasi
60% dan 40% dari dana kapitasi perhitungan pembagian jasa
yang didapatkan. pelayanan kesehatan kepada
2. Tidak semua Puskesmas pegawainya di Puskesmas
mengalokasikan hal yang 4. Bendahara perlu melakukan
samahanya pada satu koordinasi dengan Seksi

142
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pemeliharaan Jaminan 6. Wasis, Budiarto dan Lusi K.


Kesehatan Dinas Kesehatan Pemanfaatan Dana Kapitasi
Kabupaten Purbalingga untuk oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat
mengetahui penentuan poin Pertama (FKTP) dalam
sesuai dengan aturan yang Penyelenggaraan JKN. Buletin
ditetapkan Penelitian Sistem Kesehatan,
5. Strategi yang perlu dilakukan oleh (Online), Vol. 18, No. 4,
Puskesmas yaitu mempercepat 2015(http://
pengadaan obat melalui e-katalog ejournal.litbang.depkes.go.id/ind
6. Puskesmas dapat ex.php/hsr/article/download/457
mengalokasikan dari dana 7/4121/, diakses 25 April 2016)
kapitasi untuk menunjang upaya 7. Dinkes Kabupaten Purbalingga.
promotif dan preventif sesuai Profil Kesehatan Purbalingga
dengan aturan yang ditetapkan Tahun 2014. Purbalingga. 2015
7. Diperlukan peran seorang 8. Henderson, R.I. Compensation
pemimpin untuk mencapai tujuan Management Rewarding
yang diinginkan di Puskesmas Performance. New Jersey:
terutama berkaitan dengan Prentice Hall. 1994
kinerja pegawai dalam 9. Schuler, R.S. dan Huber, V.L.
melaksanakan anggaran yang Personal and Human Resource
telah ditetapkan Management. St. Paul:
Minesota. 1993
DAFTAR PUSTAKA 10. Grossmann. The Human Capital
Model of The Demand for
1. Depkes RI. Rencana Health. [Artikel] Cambridge:
Pembangunan Jangka Panjang National Bureau of Economic
Bidang Kesehatan 2005-2025. Research. No. 7078. 1999
Jakarta. 2009 (http://www.nber.org/papers/w70
2. Undang-Undang No. 40 Tahun 78)
2004 tentang Sistem Jaminan 11. Siagian, S.P. Manajemen
Sosial Nasional. Jakarta. 2012 Sumberdaya Manusia. Jakarta:
3. Peraturan Presiden Republik Bumi Aksara. 2004
Indonesia No. 32 Tahun 2014 12. Adi, Harjaning. Sistem Absensi
tentang Pengelolaan dan RFID pada PT. Andalan
Pemanfaatan Dana Kapitasi Nusantara Trans Semarang.
Jaminan Kesehatan Nasional [Skripsi] Semarang: Universitas
pada Fasilitas Kesehatan Dian Nuswantoro. 2012.
Tingkat Pertama Milik (http://eprints.dinus.ac.id/11430/
Pemerintah Daerah. Jakarta. )
2014 13. Kementerian Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Kebijakan
Republik Indonesia No. 28 Obat Nasional. Jakarta: Depkes
Tahun 2014 tentang Pedoman RI. 2005
Pelaksanaan Program Jaminan 14. Muktiali, Mohammad.
Kesehatan Nasional. Jakarta. Penyusunan Instrumen
2014 Monitoring dan Evaluasi
5. Kemeskes RI. Profil Kesehatan Manfaat Program
Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Pembangunan di Kota
Kementerian Kesehatan RI. Semarang. [Internet] Riptek,
2015 Vo.3, No.2, Hal. 11-20. 2009

143
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

(http://bappeda.semarangkota.g
o.id/uploaded/publikasi/Penyusu
nan_Instrumen_Monitoring_Dan
_Evaluasi_Manfaat_Program_P
embangunan_Di_Kota_Semara
ng_-_M._MUKTIALI.pdf)
15. Nur, Khairani. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Kualitas
Sumber Daya Manusia terhadap
Penerapan Anggaran Berbasis
Kinerja Badan Layanan Umum.
[Skripsi]. Semarang: Universitas
Diponegoro. 2011
(http://eprints.undip.ac.id/26741/
)

144
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

145

You might also like