You are on page 1of 15

JRKA Volume 8 Isue 1, Agustus 2022: 70 - 84

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL, KESESUAIAN


KOMPENSASI, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI DAN PERILAKU TIDAK
ETIS TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN RITEL DI KABUPATEN KUNINGAN)

Enung Nurhayati
Program Akuntansi,Universitas Kuningan
enung.nurhayati@uniku.ac.id

Rohmah Tun Nuroh


Program Akuntansi,Universitas Kuningan
rohmah.tun.nuroh@uniku.ac.id

Oktaviani Rita Puspasari


Program Akuntansi,Universitas Kuningan
oktaviani.rita.puspasari@uniku.ac.id

Abstract
This study aims to produce empirical evidence regarding the effect of the effectiveness of
internal control, compensation suitability, compliance with accounting rules and unethical
behavior on the tendency of accounting fraud in retail companies in Kuningan Regency.
The method used is descriptive quantitative method. The population in this study as many
as 168 employees with a stratified random sampling, sampling technique so as to produce
119 respondents at retail companies in Kuningan Regency. The data collection method in
this study was a questionnaire. The results show that: 1) The effectiveness of internal
control, compensation suitability, compliance with accounting rules and unethical
behavior affect the tendency of accounting fraud, 2) The effectiveness of internal control
has a negative and significant effect on the tendency of accounting fraud, 3) Compatibility
of compensation has no significant effect on the tendency of accounting fraud. accounting
fraud, 4) compliance with accounting rules has no significant effect on the tendency of
accounting fraud, and 5) unethical behavior has a positive and significant effect on the
tendency of accounting fraud.
Keywords: Effectiveness of Internal Control, Compensation Suitability, Compliance
with Rules Accounting, Unethical Behavior, Trends in Accounting Fraud

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bukti empiris mengenai pengaruh efektivitas
pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, kepatuhan terhadap peraturan akuntansi,
dan perilaku tidak etis terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi di perusahaan-
perusahaan ritel di Kabupaten Kuningan. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 168 karyawan dengan teknik
pengambilan sampel acak berstrata, sehingga menghasilkan 119 responden di perusahaan-
perusahaan ritel di Kabupaten Kuningan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Efektivitas pengendalian
internal, kesesuaian kompensasi, kepatuhan terhadap peraturan akuntansi, dan perilaku
tidak etis mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi, 2) Efektivitas
pengendalian internal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi, 3) Kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi, 4) Kepatuhan terhadap peraturan akuntansi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, dan 5) Perilaku
70
Efektivitas Pengendalian …. ( Enung, Rohmah & Oktaviani )

tidak etis berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan


akuntansi.
Kata kunci: Efektivitas Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi, Kepatuhan
dengan Aturan Akuntansi, Perilaku Tidak Etis, Tren Penipuan
Akuntansi.

PENDAHULUAN
Kecurangan akuntansi telah berkembang membelanjakan harta tersebut. Pelaku
di berbagai negara, termasuk di Indonesia, kecurangan dapat berasal dari dalam atau
berkembang secara luas dan menimbulkan dari luar organisasi.
kerugian yang sangat besar hampir diseluruh Menurut Radhiah (2016:6)
sektor. Kasus kecurangan akuntansi di “Kecenderungan kecurangan akuntansi
Indonesia terjadi secara berulang-ulang dan adalah tindakan yang terjadi karena adanya
mendapatkan banyak perhatian publik peluang untuk melakukan salah saji dalam
sebagai dinamika yang menjadi pusat laporan keuangan dan salah saji yang timbul
perhatian para pelaku bisnis di dunia. dari perlakuan tidak semestinya dalam
Bahkan di Indonesia, kecurangan akuntansi asset”. Dapat disimpulkan kecenderungan
sudah menjadi kebiasan dari tahun ke tahun. kecurangan akuntansi adalah keinginan
Di zaman yang sekarang ini kejahatan untuk melakukan segala sesuatu untuk
dan pelanggaran adalah sesuatu hal yang memperoleh keuntungan dengan cara yang
sudah wajar yang sering dilakukan oleh tidak jujur seperti menutupi kebenaran,
masyarakat. Di Indonesia sendiri penipuan, manipulasi, kelicikan atau
perkembangannya sampai saat ini semakin mengelabui yang dapat berupa salah saji atas
meningkat. Meskipun banyak hukum atau laporan keuangan, korupsi dan
peraturan yang sudah di tegakkan, tetapi penyalahgunaan aset.
masyarakat di Indonesia masih ada yang Menurut Indeks Persepsi Korupsi
melanggar dan tidak menaati hukum dan (Corruption Perception Index-CPI) skor CPI
peraturan yang berlaku. Kecurangan bisa Indonesia naik dua poin dari tahun
diartikan seperti sikap seseorang yang tidak sebelumnya menjadi 40 dan berada di posisi
mau berusaha untuk mendapatkan apa yang 85 dari 180 negara. Secara global, rata-rata
diinginkan dengan cara bekerja keras skor CPI dunia berada pada 43 poin.
melainkan untuk mendapatkan apa yang Sebanyak 60% atau 120 dari 180 negara
diinginkan itu seseorang akan menggunakan yang diukur CPI memiliki skor di bawah 50
jalur jalan pintas. Pada dasarnya kecurangan termasuk Indonesia. Selain Indonesia,
merupakan tindakan yang dilakukan secara terdapat lima negara lain yang memiliki skor
sengaja untuk memperoleh keuntungan, sama seperti Indonesia, yaitu Burkina Faso,
bukan karena kekeliruan yang terjadi karena Guyana, Lesotho, Trinidad and Tobago, serta
ketidaksengajaan. Kuwait. Indonesia berada di peringkat ke-4
Dalam akuntansi, terdapat tindakan yang di antara negara ASEAN, setelah Singapura,
merupakan penyimpangan dari prosedur Brunei Darussalam, dan Malaysia. Di tahun
akuntansi dan dilakukan dengan sengaja 2019, Denmark dan New Zealand berada di
yang disebut dengan kecurangan (fraud). tingkat pertama dengan perolehan skor 87,
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi disusul dengan Finlandia di peringkat kedua
merupakan ancaman bagi perusahaan karena yang berhasil memperoleh skor 86.
terus berkembang dari waktu kewaktu. Sementara itu, Somalia masih berada di
Kecenderungan kecurangan akuntansi dapat posisi terendah dengan perolehan skor 9.
berasal dari internal perusahaan maupun Berdasarkan hasil survei yang dilakukan
eksternal perusahaan. Kecurangan atau fraud oleh Association of Certified Fraud
merupakan tindakan melawan hukum yang Examiners (ACFE) Indonesia tahun 2019
merugikan entitas/organisasi dan menunjukkan bahwa fraud yang paling
menguntungkan pelakunya. Tindakan banyak dan merugikan terjadi di Indonesia
kecurangan dapat berupa pengambilan atau adalah Korupsi dengan persentase 64.4%,
pencurian harta atau aset milik organisasi, jenis fraud selanjutnya yaitu Penyalahgunaan
menyembunyikan dan mengalihkan atau Aset/Kekayaan Negara dan Perusahaan
71
JRKA Volume 8 Isue 1, Agustus 2022: 70 - 84

dengan persentasi 28.9%, dan fraud Laporan daya yang dimiliki sangat tergantung dari
Keuangan sebesar 6.7% (Survei Fraud kemampuan karyawan untuk menggunakan
Indonesia, 2019:14) sumber daya yang dimiliki sesuai tujuan
Latar belakang pelaku fraud yang diharapkan. Karyawan adalah
menunjukkan bahwa 55.2% menilai pelaku penggerak bagi sumber daya lainnya yang
fraud tidak pernah di hukum. Hasil ini dimiliki oleh peritel.
selaras dengan Survei Fraud Indonesia 2016 Perusahaan ritel merupakan perusahaan
maupun Report to The Nation 2018 yang yang kegiatan utamanya menjual barang atau
menjelaskan bahwa sebagian besar pelaku jasa pada konsumen akhir untuk konsumsi
fraud tidak pernah dihukum. Hasil ini pribadi atau rumah tangga. Peningkatan
memberikan informasi bahwa setiap individu bisnis ritel di Indonesia meningkat pesat,
bahkan yang tidak pernah di hukum bisnis ritel ini mulai banyak dilirik kalangan
memiliki potensi yang besar untuk menjadi pengusaha, sebab memiliki pengaruh positif
pelaku fraud yang perlu diwaspadai. (Survei terhadap jumlah lapangan pekerjaan dan
Fraud Indonesia, 2019:58) keuntungannya yang menjanjikan.
Pelaku fraud terbesar ada di kalangan Masyarakat juga dapat berbelanja dengan
karyawan yaitu sebesar 31.8%, selanjutnya fasilitas dan kenyaman serta pelayanan yang
dilakukan oleh atasan direksi/pemilik yaitu baik, selain itu harga dari setiap produk yang
sebesar 29.4%, dan manajer sebesar 23.7% cukup terjangkau. Untuk memenuhi kualitas
dan Lain-lain sebesar 15.1%. Terdapat pelayanan tersebut perusahaan ritel
pergeseran tren dari Survei Fraud Indonesia memerlukan biaya yang cukup besar baik
2016 yang menunjukkan bahwa pelaku untuk fasilitas maupun biaya gaji untuk
fraud, secara berurutan, dilakukan oleh pengadaan sumber daya manusia yang lebih
manajer, atasan direksi/pemilik, dan baik.
karyawan. Namun, hasil ini sejalan dengan Dalam pengelolaan dan peningkatan
survei dalam Report to The Nations 2018 mutu dan juga kualitas perusahaan maka
yang menunjukkan bahwa pelaku fraud manajemen keuangan harus dapat mengelola
kebanyakan adalah karyawan (Survei Fraud dengan efektif pendapatan penjualan yang
Indonesia, 2019:39). didapat. Perusahaan ritel memiliki banyak
Bisnis ritel saat ini berkembang dengan transaksi keuangan maka diperlukan struktur
pesat dan memberikan peluang bagi dalam pemisahan tugas dan fungsi.
pengelola untuk mendapatkan profit yang Pemisahan tugas dan fungsi tersebut
besar. Perusahaan ritel dalam upaya diharapkan dapat mengurangi terjadinya
mengembangkan bisnis yang dimiliki resiko kesalahan serta kecurangan seperti
hendaknya berupaya secara terus menerus kesalahan pencatatan penjualan harian,
untuk meningkatkan kemampuan yang keterlambatan pembayaran kepada supplier,
dimiliki dalam rangka meminimalisasi risiko kesalahan pencatatan penerimaan dan
yang dihadapi. Risiko yang berasal dari pengeluaran kas serta kesalahan pembelian
dalam usaha umumnya disebabkan oleh kebutuhan perusahaan.
tantangan bagi perusahaan ritel dalam Berdasarkan hasil wawancara dengan
melakukan pengambilan keputusan untuk beberapa karyawan pada bagian MD
memajukan usaha yang dimiliki, khususnya (Merchandiser Display), Pramuniaga,
upaya untuk mengelola karyawan. Service Crew, SPG (Sales Promotion Girl),
Pengelolaan yang baik terhadap karyawan Audio Visual, Kasir, dan Manajer pada
diharapkan mampu menekan risiko dari beberapa perusahaan ritel ditemukan
dalam usaha ritel yang dimiliki, karena beberapa indikasi kecurangan yang sering
karyawan adalah inti dari bisnis ritel. terjadi, berikut tabelnya:
Keberhasilan pengelolaan terhadap sumber

72
Efektivitas Pengendalian …. ( Enung, Rohmah & Oktaviani )

Tabel 1
Tendensi Fraud Pada Perusahaan Ritel di Kabupaten Kuningan
No. Tendensi Fraud Fenomena Kasus
1. Pencurian Aset Pencurian persediaan barang dagang
Perusahaan
2. Manipulasi Bukti Manipulasi bukti pembayaran konsumsi dan transportasi
Transaksi karyawan
3. Manipulasi Transaksi Manipulasi transaksi penjualan oleh kasir, yakni: Jika
customer berbelanja dalam jumlah banyak, biasanya pada
item ke-3 atau item seterusnya dimanipulasi oleh bagian kasir,
misalnya item ke-3 dibeli oleh customer 4 pcs, oleh kasir
diinput menjadi 5 pcs atau lebih. Dari kelebihan tersebut
uangnya mereka ambil untuk kepentingan pribadi (misalnya
membeli produk tersebut tanpa harus membayar lagi atau
mengambil uang tersebut secara tunai)
4. Telat melakukan Pembayaran kepada supplier melebihi batas waktu yang telah
pembayaran kepada ditentukan berpengaruh terhadap pengiriman barang dagang
supplier selanjutnya dimana supplier melakukan pending pengiriman
barang kepada perusahaan.
5. Manipulasi harga Ada harga promo dari supplier, oleh karyawan harga promo
produk tersebut tidak diadakan. Ada promo barang dagang beli 2
gratis 1, oleh karyawan barang dagang tersebut dijual dengan
harga normal. Keuntungan penjualan tersebut digunakan
untuk kepentingan pribadi karyawan.
6. Manipulasi Penjualan Manipulasi laporan sell out, melebihkan data penjualan
sesungguhnya
Sumber: Data Primer 2021

Berdasarkan tabel tersebut masih ada dagang selanjutnya dimana supplier


kasus kecurangan akuntansi yang terjadi melakukan pending pengiriman barang
pada perusahaan ritel sehingga menunjukkan kepada perusahaan.
bahwa kecurangan akuntansi masih tinggi, Kecurangan lainnya berupa
yakni setiap karyawan mempunyai penyalahgunaan wewenang oleh karyawan
kesempatan untuk melakukan kecurangan internal yang mengakibatkan kerugian,
seperti pencurian persediaan dan lain kecurangan yang dilakukan oleh sejumlah
sebagainya. Kecurangan dalam perusahaan karyawan yang tidak bertanggung jawab
juga dapat terjadi karena adanya dengan menggunakan uang perusahaan
pengendalian internal perusahaan yang melalui program promo dari supplier dengan
kurang efektif, hal ini akan mengakibatkan memanipulasi harga produk promo tersebut.
munculnya biaya yang seharusnya tidak Ketika bagian Inventory melakukan
terjadi. Biaya yang muncul dapat berupa perhitungan persediaan barang dagang,
pengeluaran finansial dengan memanipulasi mereka biasanya akan menemukan adanya
bukti pembayaran konsumsi dan transportasi selisih barang antara laporan sell out
karyawan sehingga menekan pengeluaran (penjualan) dengan sisa persediaan barang
kas perusahaan lebih besar, selanjutnya dagangan yang ada. Selisih yang terjadi bisa
terdapat beberapa kasir yang melakukan berupa manipulasi penjualan tanpa dokumen
fraud dengan cara memanipulasi transaksi pendukung, yakni sering terjadi pencatatan
penjualan untuk kepentingan pribadi hal yang tidak akurat, bukti transaksi (dokumen
tersebut dapat berpengaruh buruk bagi citra sumber) seringkali tidak dapat diperlihatkan
perusahaan. Adapun telat melakukan dengan alasan hilang.
pembayaran faktur kepada supplier Ketidakefektifan pengendalian internal
berpengaruh terhadap pengiriman barang dapat memicu terjadinya kecurangan
73
JRKA Volume 8 Isue 1, Agustus 2022: 70 - 84

akuntansi. Adanya pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan


yang efektif dalam suatu perusahaan, akuntansi.
diharapkan dapat mencegah terjadinya Faktor lain yang mempengaruhi tindak
kecurangan yang dapat merugikan. kecurangan akuntansi di Indonesia adalah
Pengendalian internal merupakan suatu ketaatan aturan akuntansi. Aturan akuntansi
tindakan atau aktivitas yang dilakukan memberikan pedoman bagi manajemen
manajemen untuk memastikan (secara bagaimana melakukan kegiatan akuntansi
memadai, bukan mutlak) tercapainya tujuan dengan baik dan benar sehingga
dan sasaran organisasi. Dengan pengendalian menghasilkan laporan keuangan yang efektif
internal yang efektif diharapkan pemimpin dan mampu menghasilkan informasi yang
berperilaku mencapai tujuan organisasi. Jadi handal kepada pihak yang berkepentingan.
dapat dikatakan bahwa dengan pengendalian Jika perusahaan tidak menaati aturan
internal yang efektif akan mencegah akuntansi dalam menyusun dan menyajikan
terjadinya kecurangan akuntansi. laporan keuangannya, maka dimungkinkan
Hasil penelitian terdahulu mengenai akan terjadi kecurangan akuntansi.
efektivitas pengendalian internal terhadap Semakin tinggi tingkat ketaatan pada
kecenderungan kecurangan akuntansi yang aturan akuntansi, maka kecurangan
dilakukan oleh Muna & Haris (2018), Dewi akuntansi akan semakin rendah selaras
(2017), Bestari (2016) menunjukkan bahwa dengan hasil penelitian terdahulu yang
terdapat pengaruh negatif antara keefektifan dilakukan Shintadevi (2015), Dewi, (2017),
pengendalian internal terhadap kecurangan dan Rizky & Fitri (2017) menunjukkan
akuntansi. Penelitian yang sama juga bahwa ketaatan aturan akuntansi
dilakukan oleh Ahriati et al. (2015), Rahma berpengaruh negatif terhadap kecurangan
(2018), dan Haerunisa et al. (2021) akuntansi. Penelitian yang sama juga
menunjukkan bahwa pengendalian internal dilakukan oleh Kusumastuti (2012),
tidak berpengaruh terhadap kecenderungan Indriastuti et al. (2016), dan Azmi (2017)
kecurangan akuntansi. yang menunjukkan ketaatan aturan akuntansi
Pemberian kompensasi merupakan salah tidak berpengaruh terhadap kecenderungan
satu faktor yang berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi.
kecenderungan kecurangan akuntansi. Penyebab terjadinya perilaku tidak etis
Kompensasi menurut Azmi (2017:6) adalah kurangnya pengawasan manajemen di
Kesesuaian kompensasi adalah nilai/value mana hal tersebut dapat memberikan
yang diterima oleh pegawai atau karyawan kesempatan karyawan untuk melakukan
yang sesuai dengan apa yang telah tindakan tidak etis yang dapat merugikan
diberikannya kepada organisasi dengan perusahaan atau lembaga itu sendiri,
melihat hasil dari penghitungan kinerja ketidakpuasaan dan kekecewaan karyawan
pegawai atau karyawan tersebut. Bisa juga dengan hasil atau kompensasi yang diperoleh
diartikan sebagai hak yang harus diterima di dalam suatu perusahaan atas apa yang
oleh pegawai atau karyawan atas kewajiban telah mereka kerjakan, dan ketidaktaatan
yang telah dikerjakannya berdasarkan nilai pada aturan akuntansi juga dapat memicu
standar yang telah ditetapkan. terjadinya perilaku tidak etis. Untuk
Hasil penelitian terdahulu mengenai mengantisipasi dan meminimalkan
kesesuaian kompensasi terhadap terjadinya perilaku tidak etis tersebut
kecenderungan kecurangan akuntansi yang sebaiknya perusahaan mendorong
dilakukan oleh Dewi (2017), Indriastuti et al. karyawannya untuk menanamkan sikap dan
(2016), dan Eastifada (2018) menunjukkan perilaku etis baik di dalam maupun di luar
bahwa terdapat pengaruh negatif antara instansi.
kesesuaian kompensasi terhadap Hasil penelitian terdahulu mengenai
kecenderungan kecurangan akuntansi. perilaku tidak etis terhadap kecenderungan
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh kecurangan akuntansi yang dilakukan Ahriati
Ahriati et al. (2015), Fauwzi (2011), dan et al. (2015), Shintadevi (2015), dan Dewi
Rahmawati (2012) menunjukkan bahwa (2017) menunjukkan bahwa perilaku tidak
kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh etis berpengaruh positif terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi.
74
Efektivitas Pengendalian …. ( Enung, Rohmah & Oktaviani )

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh konsistensi tinggi (jarang) maka
Haerunisa et al. (2021) menunjukkan bahwa penyebabnya adalah eksternal,
perilaku tidak etis tidak berpengaruh sebaliknya jika konsistensi rendah
terhadap kecenderungan kecurangan (lambat laun) maka penyebabnya
akuntansi. adalah internal.

TELAAH LITERATUR DAN Teori Agensi


HIPOTESIS “Teori yang menjelaskan hubungan
Teori Atribusi prinsipal dan agen ini salah satunya berakar
Teori atribusi mempelajari proses pada teori ekonomi, teori keputusan,
bagaimana seseorang menginterpretasikan sosiologi, dan teori organisasi. Teori
suatu peristiwa, alasan, atau sebab prinsipal-agen menganalisis susunan
perilakunya. “Teori ini dikembangkan oleh kontraktual di antara dua atau lebih individu,
Fritz Heider (1958) yang berargumentasi kelompok, atau organisasi. Salah satu pihak
bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh (principal) membuat suatu kontrak, baik
kombinasi antara kekuatan internal (internal secara implisit maupun eksplisit, dengan
forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak lain (agent) dengan harapan bahwa
dalam diri seseorang, seperti kemampuan agen akan bertindak/melakukan pekerjaan
atau usaha, dan kekuatan eksternal (external seperti yang dinginkan oleh prinsipal (dalam
forces) yaitu faktor-faktor yang berasal dari hal ini terjadi pendelegasian wewenang).
luar,seperti kesulitan dalam pekerjaan atau “Hubungan prinsipal-agen terjadi apabila
keberuntungan” (Lubis, 2011:90). tindakan yang dilakukan seseorang memiliki
Menurut Lubis (2011:91) dalam dampak pada orang lain atau ketika
mencoba menentukan apakah penyebab seseorang sangat tergantung pada tindakan
perilaku secara internal atau eksternal, kita orang lain. Hubungan atau ketergantungan
mempercayakan pada tiga peran perilaku, ini diwujudkan dalam kesepakatan-
yaitu: kesepakatan dalam struktur institusional
1. Perbedaan (Distinctiveness) pada berbagai tingkatan, seperti norma
Perbedaan mengacu pada apakah perilaku dan konsep kontrak” (Suryana &
seorang individu bertindak sama dalam Sadeli, 2015:128).
berbagai keadaan. Jika perbedaan tinggi Perusahaan dipandang sebagai kontrak
(jarang) maka penyebabnya adalah antara prinsipal dan agen (manajemen).
eksternal, sebaliknya jika perbedaan Dalam hubungan ini sering kali timbul
rendah (lambat laun) maka konflik karena adanya perbedaan
penyebabnya adalah internal. kepentingan. Dikaitkan dengan kinerja
2. Konsensus (Consensus) perusahaan, terdapat satu hal yang tidak
Konsensus mempertimbangkan dapat dipisahkan dari pencapaian tujuan
bagaimana perilaku seorang individu perusahaan yaitu manajemen perusahaan.
dibandingkan dengan individu lain pada Pencapaian tujuan perusahaan dan kinerja
situasi yang sama. Jika setiap orang perusahaan tidak terlepas dari kinerja
yang dihadapkan pada situasi yang manajemen itu sendiri. Dalam hal ini
sama menanggapi situasi tersebut manjemen diharapkan oleh prinsipal untuk
dengan cara yang sama, kita dapat mampu mengoptimalkan sumber daya yang
mengatakan perilaku tersebut ada di perusahaan secara maksimal, salah
menunjukkan konsensus. Ketika satu caranya adalah dengan pengendalian
konsensus tinggi, satu atribusi eksternal internal yang efektif. Untuk membatasi atau
diberikan terhadap perilaku seseorang. mengurangi kemungkinan manajemen
Namun, jika perilaku seseorang berbeda bertindak untuk kepentingannya sendiri,
dengan orang lain dapat disimpulkan prinsipal dapat memberikan kompensasi
penyebab perilaku individu adalah yang sesuai bagi manajemen. Dengan adanya
internal. hal tersebut maka manajemen akan
3. Konsistensi (Consistency) senantiasa berperilaku etis dalam perusahaan
Konsisitensi dapat dilihat pada tindakan sehingga akan meningkatkan ketaatan aturan
yang diulangi sepanjang waktu. Jika
75
JRKA Volume 8 Isue 1, Agustus 2022: 70 - 84

akuntansi guna tercapainya tujuan dan 2. Salah saji yang timbul dari perlakuan
sasaran perusahaan. yang tidak semestinya, hal ini sering
kali disebut dengan penyalahgunaan
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi atau penggelapan berkaitan dengan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia pencurian aktiva entitas yang berakibat
(IAI), 2001 dalam Rizky & Fitri (2017:11) laporan keuangan tidak disajikan sesuai
menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai: dengan prinsip akuntansi yang berlaku
1. Salah saji yang timbul dari kecurangan umum di Indonesia.
dalam pelaporan keuangan yaitu salah 3. Menurut the Association of Certified
saji atau penghilangan secara sengaja Fraud Examiners (ACFE) fraud
jumlah atau pengungkapan dalam diklasifikasikan menjadi 5 jenis, yaitu:
laporan keuangan untuk mengelabuhi
pemakai laporan keuangan,

Jenis Kecurangan Korban Pelaku Penjelasan


Penggelapan uang atau Pegawai Pemberi Kerja Pemberi kerja secara
kecurangan pekerjaan langsung atau tidak langsung
mengambil hak dari
pekerjaannya
Kecurangan Pemegang Manajemen Manajemen tingkat atas
manajemen Saham Tingkat Atas memberikan penyajian yang
salah, pada informasi
keuangan
Kecurangan Investor Individu Individu menipu investor
Investasi
Kecurangan Pembeli Penjual Mengenakan biaya yang
Penyediaan/ logistic Barang/Jasa Barang/Jasa berlebih atas barang atau
jasa kepada pembeli
Kecurangan Pelanggan Penjual Pelanggan Pelanggan meminta harga
Barang/Jasa yang lebih kecil dari
seharusnya
Sumber: the Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) dalam (Najahningrum, 2013:20)

METODOLOGI PENELITIAN melalui pembuktian untuk menguji hipotesis


Metode yang digunakan dalam hasil penelitian deskriptif dengan suatu
penelitian ini adalah metode deskriptif dan perhitungan statistik sehingga didapat
verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. pembuktian yang menunjukan hipotesis
Menurut Sugiyono (2017:147) “Statistik ditolak atau diterima”.
deskriptif adalah statsitik yang digunakan Populasi dalam penelitian ini adalah
untuk menganalisis data dengan cara Perusahaan Ritel di Kabupaten Kuningan.
mendeskripsikan atau menggambarkan data Adapun jumlah anggota sampel bertingkat
yang telah terkumpul sebagaimana adanya (berstrata) dilakukan dengan cara
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang pengambilan sampel secara stratified
berlaku untuk umum atau generalisasi”. random sampling, Berdasarkan perhitungan
Sedangkan metode verifikatif menurut sampel tersebut, penelitian ini menggunakan
Sugiyono (2017:148) “adalah penelitian sample random sebanyak 119 responden.

76
Efektivitas Pengendalian …. ( Enung, Rohmah & Oktaviani )

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Data
Tabel 2
Uji Validitas
Efektivitas Kecenderungan
Kesesuaian Ketaatan Aturan Perilaku Tidak
Pengendalian Kecurangan
Kompensasi Akuntansi Etis
Internal Akuntansi
No No No No No r
r hitung r hitung r hitung r hitung
Item Item Item Item Item hitung
1 0,339 1 0,391 1 0,580 1 0,590 1 0,299
2 0,311 2 0,526 2 0,245 2 0,544 2 0,284
3 0,221 3 0,564 3 0,727 3 0,469 3 0,641
4 0,257 4 0,545 4 0,545 4 0,529 4 0,673
5 0,332 5 0,460 5 0,245 5 0,663 5 0,586
6 0,401 6 0,562 6 0,492 6 0,593 6 0,451
7 0,312 7 0,476 7 0,694 7 0,509 7 0,405
8 0,279 8 0,400 8 0,694 8 0,536 8 0,210
9 0,359 9 0,241 9 0,763 9 0,355 9 0,231
10 0,460 10 0,241 10 0,300 10 0,542 10 0,343
11 0,469 11 0,509 11 0,648 11 0,404
12 0,281 12 0,189 12 0,514
13 0,237 13 0,660 13 0,353
14 0,302 14 0,338
15 0,379 15 0,356
16 0,270
17 0,332
18 0,316
19 0,343
20 0,496
21 0,587
22 0,260
23 0,428
24 0,539
Sumber: Output SPSS 2021

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dibandingkan dari r tabel. Sehingga dapat
hasil uji validitas untuk seluruh variabel disimpulkan bahwa item pernyataan untuk
menunjukan bahwa r hitung lebih besar seluruh variabel adalah valid.

Tabel 3
Uji reliabilitas
Variabel Cronbach's N of Items Keterangan
Alpha
Efektivitas Pengendalian Internal 0.666 24 Reliabel
Kesesuaian Kompensasi 0.602 11 Reliabel
Ketaatan Aturan Akuntansi 0.641 13 Reliabel
Perilaku Tidak Etis 0.699 10 Reliabel
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi 0.608 15 Reliabel
77
JRKA Volume 8 Isue 1, Agustus 2022: 70 - 84

Sumber : Data diolah 2021

Hasil pengujian reliabilitas setiap sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-


variabel memiliki tingkat keandalan tinggi masing variabel sudah memenuhi kriteria
karena r hitung lebih besar dari 0,60 reliabel.

Tabel 4
Analisis Regresi Berganda
Model
Koefisien t hitung Sig.
(Constant) 27,221 5.579 0.000
Efektivitas Pengendalian Internal -0.136 -2.276 0.025
Kesesuaian Kompensasi -0.07 -0.080 0.937
Ketaatan Aturan Akuntansi -0.034 -0.306 0.760
Perilaku Tidak Etis 0.353 5.015 0.000
Koefisien Determinasi
Adjusted R Square (Adj.R2) 0.581
Uji F 12.542 0.000
Sumber : data diolah 2021

Berdasarkan tabel di atas pengaruh 0.05. Dapat idisimpulkanibahwa kesesuaian


besama-sama variabel Efektivitas kompensasi tidak berpengaruh signifikan
Pengendalian Internal (X1), Kesesuaian terhadap kecenderungan kecurangan
Kompensasi (iX2), Ketaatan Aturan akuntansi.
Akuntansi (X3), dan Perilaku Tidak Etis Hasil pengujian hipotesis keempat
(X4) terhadap Kecenderungan Kecurangan diperoleh nilai sebesar -0.306 dan
Akuntansi (Y) adalah R Square = 0,581 nilai pada signifikansi 5% adalah
Artinya pengaruh variabel Efektivitas 1.981 maka (-0.306 >
Pengendalian Internal (X1), Kesesuaian
Kompensasi (iX2), Ketaatan Aturan −1.981) sehingga ditolak dan
Akuntansi (X3), dan Perilaku Tidak Etis diterima dengan tingkat signifikansi 0.760 >
(X4) terhadap Kecenderungan Kecurangan 0.05. Dapat idisimpulkanibahwa ketaatan
Akuntansi (Y) sebesar 0,581 x 100% = aturan akuntansi tidak berpengaruh
58,1% dan sisanya 41,9% di pengaruhi oleh signifikan terhadap kecenderungan
variabel lain yang tidak diteliti dalam kecurangan akuntansi.
penelitian ini. Hasil pengujian hipotesis kelima
Hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh nilai sebesar 5,015 dan
diperoleh nilai sebesar -2,276 dan nilai pada signifikansi 5% adalah
nilai pada signifikansi 5% adalah 1.981 maka (5.015 >
1.981 maka − (-2,276 < - 1.981) sehingga diterima dan ditolak
1.981) sehingga diterima dan ditolak dengan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05.
dengan tingkat signifikansi 0.025 < 0.05. Dapat idisimpulkanibahwa perilaku tidak
Dapat idisimpulkanibahwa efektivitas etisiberpengaruh positif dan signifikan
pengendalian internal iberpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan
dan signifikan terhadap kecenderungan akuntansi.
kecurangan akuntansi. Hasil analisis regresi berganda dapat
Hasil pengujian hipotesis ketiga dibuat persamaan sebagai berikut: iY i=
diperoleh nilai sebesar -0.080 dan i27,221i -i0,136iX1 i-i0,007 X2 - 0,034ibX3 +
0,353 Bx4 + e
nilai pada signifikansi 5% adalah
1.981 maka (-0.080 >
−1.981) sehingga ditolak dan
diterima dengan tingkat signifikansi 0.937 >

78
Efektivitas Pengendalian …. ( Enung, Rohmah & Oktaviani )

Pembahasan Pengaruh Efektivitas Pengendalian


Pengaruh Efektivitas Pengendalian Internal terhadap Kecenderungan
Internal, Kesesuaian Kompensasi, Kecurangan Akuntansi
Ketaatan Aturan Akuntansi, dan Perilaku Berdasarkan hasil penelitian didapat
Tidak Etis Terhadap Kecenderungan bahwa efektivitas pengendalian internal
Kecurangan Akuntansi iberpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Berdasarkan hasil penelitian secara kecenderungan kecurangan akuntansi. Hal
simultan didapat bahwa efektivitas tersebut menunjukkan bahwa semakin efektif
pengendalian internal, kesesuaian pengendalian dalam perusahaan maka
kompensasi, ketaatan aturan akuntansi, dan tingkat kecenderungan kecurangan akuntansi
perilaku tidak etis, secara bersama-sama akan semakin menurun. Hal ini sesuai
terhadap kecenderungan kecurangan dengan teori atribusi dan agensi, dimana
akuntansi. Hal ini berarti bahwa tingkat dalam teori atribusi kecenderungan
efektivitas pengendalian internal, keseuaian kecurangan akuntansi disebabkan karena
kompensasi, ketaatan aturan akuntansi dan faktor penyebabnya. Sedangkan dalam teori
perilaku tidak etis akan mempengaruhi agensi pengendalian berpengaruh dan
tingkat kecenderungan kecurangan bermanfaat bagi prinsipal dalam pencapaian
akuntansi. Hal ini dikarenakan apabila tujuan perusahaan. Dengan adanya
perusahaan memiliki tingkat pengendalian pengendalian internal, manajemen
internal yang efektif, pemberian kompensasi perusahaan dapat bekerja lebih efisien. Hasil
yang sesuai, ketaatan terhadap aturan penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
akuntansi yang berlaku serta memiliki dilakukan oleh Muna & Haris (2018), Dewi
perilaku etis dalam menjalankan operasional (2017), Bestari (2016) menunjukkan bahwa
perusahaan maka akan memperkecil peluang terdapat pengaruh negatif antara keefektifan
adanya tindakan kecurangan akuntansi. pengendalian internal terhadap kecurangan
Hal ini selaras dengan teori atribusi dan akuntansi.
teori agensi, dimana dalam teori atribusi
perilaku seseorang disebabkan karena Pengaruh Kesesuaian Kompensasi
adanya atribut penyebab yakni dalam terhadap Kecenderungan Kecurangan
melakukan tindakan kecenderungan Akuntansi
kecurangan akuntansi dapat disebabkan oleh Berdasarkan hasil penelitian
beberapa faktor diantaranya pengendalian didapatibahwa kesesuaian kompensasi
internal yang kurang efektif, pemberian tidakiberpengaruh dan tidak signifikan
kompensasi yang tidak sesuai, lemahnya terhadap kecenderungan kecurangan
ketaatan terhadap aturan akuntansi yang akuntansi. Dengan demikian ada atau
berlaku serta tingginya perilaku tidak etis tidaknya pemberian kompensasi yang sesuai
manajemen perusahaan. Sedangkan tidak berpengaruh terhadap peningkatan atau
dikaitkan dengan teori agensi, hubungan penurunan kecenderungan kecurangan
antara prinsipal dan agen diwujudkan dalam akuntansi. Hal ini disebabkan oleh
kesepakatan-kesepakatan dalam struktur kompensasi yang diterima oleh karyawan
institusional pada berbagai tingkatan, seperti merata sesuai dengan profesinya Sebagian
norma perilaku dan konsep kontrak. Dalam besar jawaban responden menunjukkan
hal tersebut, manajemen perusahaan yang bahwa kompensasi yang diberikan oleh
melakukan tindakan kecurangan akuntansi perusahaan sudah sesuai dengan tanggung
maka akan melanggar kontrak yang telah jawab masing-masing responden dan telah
disepakati, pelanggaran norma perilaku sesuai dengan prestasi pekerjaan yang
maupun kontrak dapat berupa pengendalian dilakukan. Hasil penelitian ini bertentangan
internal yang tidak dijalankan secara efektif, dengan teori keagenan yang selama ini
pemberian kompensasi yang tidak sesuai, berlaku secara luas dalam ilmu akuntansi
tidak taat terhadap aturan akuntansi serta bahwa dengan pemberian kompensasi akan
berperilaku tidak sesuai dengan norma yang memecahkan masalah yang timbul antara
berlaku (perlaku tidak etis). pembuat laporan keuangan (agen) dan
pengguna laporan keuangan (prinsipal)
(Kusumastuti, 2012:10). Hasil penelitian ini
79
JRKA Volume 8 Isue 1, Agustus 2022: 70 - 84

didukung oleh penelitian yang dilakukan perilaku tidak etis di perusahaan maka
oleh Ahriati et al. (2015), Fauwzi (2011), semakin menurun pula tingkat
dan Rahmawati (2012) menunjukkan bahwa kecenderungan kecurangan akuntansi.
kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh Kecenderungan kecurangan akuntansi dapat
terhadap kecenderungan kecurangan disebabkan oleh perilaku manajemen
akuntansi. perusahaan yang tidak sesuai dengan aturan
maupun norma perilaku yang berlaku dalam
Pengaruh Ketaatan Aturan Akuntansi perusahaan, biasanya hal tersebut salah
terhadap Kecenderungan Kecurangan satunya disebabkan oleh standar norma yang
Akuntansi berbeda.
Berdasarkan hasil penelitian didapat Hal ini sejalan dengan teori atribusi dan
bahwa ketaatan aturan akuntansi tidak teori agensi, dimana dalam teori atribusi
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
kecenderungan kecurangan akuntansi. disebabkan oleh atribut penyebab salah
Ketaatan aturan akuntansi merupakan satunya oleh perilaku manajemen yang tidak
perilaku patuh terhadap standar akuntansi etis. Sedangkan dalam teori agensi,
yang telah ditetapakan dalam penyusunan hubungan antara prinsipal dan agen
dan penyajian laporan keuangan sehingga didasarkan pada kesepakatan norma maupun
laporan keuangan yang disajikan handal, konsep kontrak, apabila manajemen
efektif, dan informasinya akurat. Dalam berperilaku tidak sesuai dengan norma yang
penelitian ini, manajemen perusahaan telah berlaku maka melanggar hubungan prinsipal
mematuhi aturan akuntansi yang berlaku, dan agen.Hasil penelitian ini didukung oleh
sehingga ketaatan aturan akuntansi dalam penelitian yang dilakukan Ahriati et al.
perusahaan ritel tidak mempengaruhi tingkat (2015), Shintadevi (2015), dan Dewi (2017)
kecenderungan kecurangan akuntansi. menunjukkan bahwa perilaku tidak etis
Kecenderungan kecurangan akuntansi di berpengaruh positif terhadap kecenderungan
perusahaan ritel terjadi bukan karena kecurangan akuntansi.
ketaatan aturan akuntansi yang menurun,
melainkan terjadi karena kondisi tertentu SIMPULAN
yang tidak di uji dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian dan
Wolk and Tearney (1997:93-95) dalam pembahasan, maka dapat diperoleh
Indriastuti et. Al. (2016:128) menjelaskan kesimpulan sebagai berikut :Efektivitas
bahwa kegagalan penyusunan laporan pengendalian internal, kesesuaian
keuangan yang disebabkan karena kompensasi, ketaatan aturan akuntansi dan
ketidaktaatan pada aturan akuntansi akan perilaku tidak etis berpengaruh terhadap
menimbulkan kecurangan perusahaan yang kecenderungan kecurangan akuntansi.
tidak dapat dideteksi oleh para auditor. Artinya, tingkat efektivitas pengendalian
Karena tidak dapat dideteksi inilah ketaatan internal, tingkat kesesuaian kompensasi,
aturan tidak berpengaruh terhadap tingkat keataatan aturan akuntansi dan
kecurangan akuntansi. tingkat perilaku tidak etis dapat
Hasil penelitian ini didukung oleh mempengaruhi tingkat kecenderungan
penelitian dilakukan oleh Kusumastuti kecurangan akuntansi. Efektivitas
(2012), Indriastuti et al. (2016), dan Azmi pengendalian internal berpengaruh negatif
(2017) yang menunjukkan ketaatan aturan dan signifikan terhadap kecenderungan
akuntansi tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi. artinya semakin
kecenderungan kecurangan akuntansi. efektif pengendalian internal perusahaan,
maka tingkat kecenderungan kecurangan
Pengaruh Perilaku Tidak Etis terhadap akuntansi akan semakin kecil. Sebaliknya,
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. jika pengendalian internal perusahaan tidak
Berdasarkan hasil penelitian yang efektif maka tingkat terjadinya
didapat bahwa perilaku tidak etis kecenderungan kecurangan akuntansi akan
iberpengaruh positif dan signifikan terhadap semakin besar. Kesesuaian kompensasi
kecenderungan kecurangan akuntansi. Hal tidak berpengaruh signifikan terhadap
ini menunjukkan semakin menurunnya kecenderungan kecurangan akuntansi.
80
Efektivitas Pengendalian …. ( Enung, Rohmah & Oktaviani )

Artinya, tingkat pemberian kompensasi yang Kerja Perangkat Daerah (SKPD)


sesuai kepada karyawan tidak mempengaruhi Kabupaten Jembrana. Jurnal
tingkat kecenderungan kecurangan Akuntansi Program S1, 2(1), 1–12.
akuntansi. Ketaatan aturan akuntansi tidak Azmi, N. (2017). Pengaruh Ketaatan Aturan
berpengaruh signifikan terhadap Akuntansi, Kesesuaian Kompensasi
kecenderungan kecurangan akuntansi. dan Asimetri Informasi Terhadap
Artinya, tingkat ketaatan terhadap aturan Kecenderungan Kecurangan
akuntansi tidak mempengaruhi tingkat Akuntansi (Studi Pada BUMN di
kecenderungan kecurangan akuntansi. Kota Padang). Fakultas Ekonomi
Perilaku tidak etis berpengaruh positif dan Universitas Negeri Padang, 53(9).
signifikan terhadap kecenderungan Bestari, D. S. (2016). Pengaruh Keefektifan
kecurangan akuntansi. Artinya, jika semakin Pengendalian Internal, Asimetri
baik tingkat perilaku manajemen dalam Informasi, Dan Moralitas Individu
perusahaan, maka semakin menurun pula Terhadap Kecenderungan
tingkat kecenderungan kecurangan Kecurangan Akuntansi Dengan
akuntansi. Sebaliknya, jika tingkat perilaku Perilaku Tidak Etis Sebagai
etis perusahaan kecil maka tingkat terjadinya Variabel Intervening (Studi Empiris
kecenderungan kecurangan akuntasi akan Pada Satuan Kerja Perangkat
semakin besar. Daerah Provinsi Riau). Jurnal
Online Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Riau, 3(1),
DAFTAR PUSTAKA 1436–1447.
Adelin, V. (2013). Pengaruh Pengendalian Budiartini, K., Dewi, G. A. R. S., &
Internal, Ketaatan Aturan Herawati, N. T. (2019). Faktor-
Akuntansi, Dan Perilaku Tidak Etis Faktor Yang Mempengaruhi
Terhadap Kecenderungan Terjadinya Fraud Diamond (Studi
Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan
Empiris pada BUMN di Kota Rakyat (BPR) Kabupaten Buleleng).
Padang). JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Agoes, S., & Ardana, I. C. (2014). Etika Akuntansi), 10(2), 113–123.
Bisnis dan Profesi (Revisi). Dewi, C. K. R. (2017). Pengaruh
Jakarta:Salemba Empat. Pengendalian Internal, Kesesuaian
Ahriati, D., Basuki, P., & Widiastuty, E. Kompensasi, Ketaatan Aturan
(2015). Analisis Pengaruh Sistem Akuntansi, Dan Perilaku Tidak Etis
Pengendalian Internal, Asimetri Terhadap Kecenderungan
Informasi, Perilaku Tidak Etis Dan Kecurangan Akuntansi (Studi
Kesesuaian Kompensasi Terhadap Empiris Pada SKPD Kabupaten
Kecenderungan Kecurangan Bengkalis). JOM Fekon, 4(1), 1–13.
Akuntansi Pada Pemerintah Daerah Eastifada, D. C. (2018). Determinan
Kabupaten Lombok Timur. Kecenderungan Kecurangan
InFestasi, 11(1), 41–55. Akuntansi Dalam Perspektif
Arifiyani, H. A., & Sukirno. (2012). Triangle Fraud Theory (Studi pada
Pengaruh Pengendalian Intern, Hotel dengan Jaringan Terbesar di
Kepatuhan Dan Kompensasi Yogyakarta). Skripsi, 21, 1–9.
Manajemen Terhadap Perilaku Etis Fauwzi, M. G. H. (2011). Analisis Pengaruh
Karyawan (Studi Kasus Pt Adi Keefektifan Pengendalian Internal,
Satria Abadi Yogyakarta). Nominal, Persepsi Kesesuaian Kompensasi,
I. Moralitas Manajemen Terhadap
Artini, N. L. E. A., Adiputra, I. M. P., & Perilaku Tidak Etis dan
Herawati, N. T. (2014). Pengaruh Kecenderungan Kecurangan
Budaya Etis Organisasi Dan Akuntansi. Jurnal Akuntansi
Efektivitas Pengendalian Internal Universitas Diponegoro, 1–27.
Terhadap Kecenderungan Febriana, L., Wardayati, S. M., & Prasetyo,
Kecurangan Akuntansi Pada Satuan W. (2017). Pengaruh Faktor-Faktor
81
JRKA Volume 8 Isue 1, Agustus 2022: 70 - 84

Pengendalian Internal Terhadap STIM YKPN (Unit Penerbit Dan


Akuntabilitas Auditor Di Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Inpspektorat Kabupaten Jombang. Manajemen YKPN).
UNEJ E-Proceeding, 1–11. Kusumastuti, N. R. (2012). Analisis Faktor-
Fernandhytia, F., & Muslichah. (2020). The Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Effect of Internal Control, Individual Kecenderungan Kecurangan
Morality and Ethical Value on Akuntansi Dengan Perilaku Tidak
Accounting Fraud Tendency. Media Etis Sebagai Variabel Intervening.
Ekonomi Dan Manajemen, 35(1), Skripsi.
112–127. Lubis, A. I. (2011). Akuntansi Keperilakuan
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis (2nd ed.).Jakarta:Salemba Empat.
Multivariate dengan Program IBM Manossoh, H. (2016). Faktor-Faktor
SPSS 19. Semarang:Badan Penerbit Penyebab Terjadinya Fraud Pada
Universitas Diponegoro. Pemerintah Di Provinsi Sulawesi
Haerunisa, Askandar, N. S., & Junaidi. Utara. 4(1), 484–495.
(2021). Pengaruh Pengendalian Meliany, L., & Hernawati, E. (2013).
Internal, Ketaatan Aturan Pengaruh Keefektifan Pengendalian
Akuntansi, Dan Perilaku Tidak Etis Internal Dan Kesesuaian
Terhadap Kecenderungan Kompensasi Terhadap
Kecurangan Akuntansi Studi Pada Kecenderungan Kecurangan
Tbbm. Pt Pertamina (Persero) Di Akuntansi. Sustainable Competitive
Kota Malang. E-JRA, 10(02), 70– Advantage, 12(2), 281–293.
80. Mulyadi. (2014). Sistem Akuntansi (3.
Hasibuan, H. M. S. . (2012). Manajemen Univers).Jakarta:Salemba Empat.
Sumber Daya Manusia. Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi (4th,
Jakarta:Bumi Aksara. Cetakan ed.).Jakarta: Salemba
IAI, IAPI, & IAMI. (2020). Kode Etik Empat.
Akuntan Indonesia. Ikatan Akuntansi Muna, B. N., & Haris, L. (2018). Pengaruh
Indonesia. Ikatan Akuntansi Pengendalian Internal Dan Asimetri
Indonesia. Informasi Terhadap Kecenderungan
Indra, M. R. (2017). Analisis Faktor-Faktor Kecurangan Akuntansi. Jurnal
Yang Mempengaruhi Financial Akuntansi, Ekonomi Dan
Statement Fraud Pada Satuan Kerja Manajemen Bisnis, 6(1), 35–44.
Perangkat Daerah Kota Pekanbaru. Mustikasari, D. P. (2013). Persepsi Pegawai
JOM Fekon, 4(1), 843–857. Dinas Se-Kabupaten Batang
Indriastuti, D. E., Agusdin, & Animah. Tentang Faktor-Faktor Yang
(2016). Analisis Pengaruh Asimetri Mempengaruhi Kecurangan. Skripsi.
Informasi, Pengendalian Internal, Najahningrum, A. F. (2013). Faktor-Faktor
Persepsi Kesesuaian Kompensasi, Yang Mempengaruhi
Moralitas Individu, Dan Ketaatan Kecenderungan Kecurangan
Aturan Akuntansi Terhadap (Fraud) : Persepsi Pegawai Dinas
Kecurangan Akuntansi.InFestasi, Provinsi DIY. Lib.Unes.Ac.Id, 1–
12(2), 115. 224.
Janros, V. S. E., & Zembua, S. (2019). Nurlaeliyah, S., & Anisykurlillah, I. (2017).
Pengaruh Keefektifan Pengendalian Analysis of Factors Affecting The
Internal Ketaatan Aturan Akuntansi Tendency of Accounting Fraud with
Terhadap Kecenderungan An Ethical Behavior As Intervening
Kecurangan Akuntansi Pada Bank Variable. Accounting Analysis
Cimb Niaga. Journal of Applied Journal, 6(2), 299–312.
Managerial Accounting, 3(2), 159– Purnomo, Y. D., & Khafid, M. (2017).
167. Analysis of Factors Affecting the
Kuncoro, M. (2018). Metode Kuantitatif Tendency of Accounting Fraud with
Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis & the Mediation of Ethical Behavior.
Ekonomi (5th ed.).Yogyakarta:UPP
82
Efektivitas Pengendalian …. ( Enung, Rohmah & Oktaviani )

Accounting Analysis Journal (AAJ), Empiris pada SKPD di Kabupaten


6(2), 229–241. Tabanan). E-Journal S1 Ak
Putri, M. L., & Laksmi, A. C. (2019). Universitas Pendidikan Ganesha,
Analysis of the Effect of Internal 3(1), 1–11.
Control Effectiveness , Shintadevi, Prekanida Farizqa. (2015).
Appropriateness of Compensation , Pengaruh Keefektifan Pengendalian
and Apparatus Morality toward Internal, Ketaatan Aturan Akuntansi
Unethical Behavior and Tendency of Dan Kesesuaian Kompensasi
Accounting Fraud. The 3rd Terhadap Kecenderungan
International Conference on Kecurangan Akuntansi Dengan
Accounting, Business & Economics Perilaku Tidak Etis Sebagai
(UII-ICABE 2019), 237–250. VariabelIntervening.Nominal,4(2).
Radhiah, T. (2016). Pengaruh Efektifitas Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Pengendalian Internal, Kesesuaian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Kompensasi, Dan Moralitas Individu Bandung:Alfabeta.
Terhadap Kecenderungan Survei Fraud Indonesia. (2019). Survei
Kecurangan Akuntansi (Studi Kasus Fraud Indonesia 2019. Survei Fraud
Pada PT. Pos Indonesia KCU Kota Indonesiai Fraud Indonesia.
Pekanbaru). JOM Fekon, 3(1), Suryana, A., & Sadeli, D. (2015). Analisis
1279–1293. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Rahma, A. N. (2018). Faktor-Faktor Yang Terjadinya Fraud. Jurnal Riset
Mempengaruhi Kecenderungan Akuntansi & Perpajakan (JRAP),
Kecurangan Akuntansi Dengan 2(02), 127–138.
Perilaku Tidak Etis Sebagai Widiutami, N. P. S., Sulindawati, N. L. G.
Variabel Intervening. Skripsi. E., & Atmadja, A. T. (2017).
Rahmaidha, R. (2016). Pengaruh Keefektifan Pengaruh Moralitas Individu,
Pengendalian Internal, Ketaatan Ketaatan Aturan Akuntansi, Dan
Aturan Akuntansi, Dan Kepuasan Efektivitas Pengendalian Internal
Kerja Terhadap Kecurangan Terhadap Kecenderungan
Akuntansi (Studi Pada SKPD Di Kecurangan (Fraud) Akuntansi
Kota Magelang).Skripsi. Pada Lembaga Perkreditan Desa Di
Rahmawati, A. P. (2012). Analisis Pengaruh Kabupaten Buleleng. E-Journal S1
Faktor Internal Dan Moralitas Ak Universitas Pendidikan Ganesha,
Manajemen Terhadap 7(1).
Kecenderungan Kecurangan Wijaya, K. D. S., Sujana, E., &
Akuntansi (Studi Pada Dinas Purnamawati, I. G. A. (2017).
Pengelola Keuangan Dan Aset Pengaruh Efektivitas Pengendalian
Daerah Kota Semarang). Skripsi. Internal, Kesesuaian Kompensasi,
Rizky, M., & Fitri, F. A. (2017). Pengaruh Moralitas Individu, Dan
Keefektifan Pengendalian Internal, Whistleblowing Terhadap
Ketaatan Aturan Akuntansi, Kecenderungan Kecurangan
Penegakan Hukum, dan Perilaku Akuntansi Pada Lpd Di Kecamatan
Tidak Etis terhadap Kecurangan Gerokgak. E-Journal S1 Ak
Akuntansi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha,
Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 7(1).
2(2), 10–20. Yulian, A. P., Herwanti, R. T., & Pituringsih,
Sari, N. L. P. P., Yuniarta, G. A., & E. (2017). Influence the Suitability of
Adiputra, I. M. P. (2015). Pengaruh Compensation , Internal Control
Efektivitas Sistem Pengendalian Systems , Leadership and
Internal, Ketaatan Aturan Organizational Culture to The
Akuntansi, Persepsi Kesesuaian Tendency of The Accounting Fraud
Kompensasi dan Implementasi Good at Work Unit ( SKPD ) Bima Local
Governance terhadap Government. International
Kecenderungan Fraud (Studi
83
JRKA Volume 8 Isue 1, Agustus 2022: 70 - 84

Conference and Call for Papers, Jember, 1575–1598.

84

You might also like