Professional Documents
Culture Documents
1. Abstrak
There are still many problems faced in learning dance in schools, even though the
contribution of dance art education is very significant for building the character of
students and the character of the nation. Dance art education can provide space for
optimal multi-intelligence development of students. Related to this problem, research was
conducted with the aim of describing the process and results of increasing interest in
learning the art of dance. The learning model used in this study is a cooperative learning
model using audio-visual media in the form of dance videos and LCDs as a means to
support practical activities in dancing. The problem in this study is how the process of
learning dance through the application of cooperative models using audio-visual media in
fifth grade students of SD Negeri Dalem Kotagede. This research is a classroom action
research using descriptive research methods and qualitative approaches. This research
uses two cycles, where in the first cycle and the second cycle is the application of the
cooperative learning model. The results of this study showed an increase in student
interest from pre-cycle to cycle II. The conclusion of this study is that learning dance
through a cooperative model with audio-visual media indicators of student interest such
2. Pendahuluan
Pembelajaran seni tari di sekolah dasar mempunyai peranan penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan siswa. Hal ini sesuai dengan artikel penelitian oleh
Sandi (2017) yang menyatakan bahwa seni tari dalam lingkup ruang pendidikan sangat
penting halnya dengan menjaga serta melesetarikan kesenian budaya daerah, pendidikan
dan pembelajaran seni tradisional di lingkungan sekolah dasar merupakan wadah guna
mempertahan dan identitas budaya bangsa. Sekolah dasar merupakan salah satu tempat
yang tepat untuk meperkenalkan dan mengembangkan seni tari.
Anak ketika sudah memasuki SD yaitu saat usia 6 (enam) tahun perkembangan
psikomotoriknya baik motorik kasar maupun motorik halus sudah berkembang mantap
dengan frekuensi yang semakin besar. Oleh karena itu anak lebih aktif dan dinamis dalam
bergerak, karakter gerak seperti ini, menandakan bahwa anak sudah mampu untuk
menarikan tarikan dengan gerakan yang sederhana dan dinamis (Pamadhi, 2008:3.27).
Kegiatan seni dalam dunia pendidikan diharapkan mampu membentuk kepribadian
dan karakter daripada siswa (Tumurang, 2006:9). Peran pendidikan seni sebagai bagian
dari komponen kurikulum di sekolah, selalu mengalami perubahan konsepsi seiring
dengan perubahan yang terjadi di institusi sekolah. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Iriani (2008) seni tari menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang
bertujuan untuk memungkinkan siswa memeroleh pembelajaran seni serta untuk
mengembangkan kondisi fisik dan mental siswa secara maksimal. Kurikulum seni tari
tidak menuntut siswa untuk menjadi terkenal atau menjadi penari profesional walaupun
juga ada beberapa siswa yang berbakat di bidang ini. Seni tari sebagai media pendidikan
di SD berfungsi sebagai berikut (Purwatiningsih dan Harini, 2002:9).
3. Metode
Metode penelitian yang digunakan ialah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang diupayakan untuk mengamati atau memecahkan permasalahan secara
sistematis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu. Metode ini berusaha
menggambarkan kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses
yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi. Oleh karena itu, peneliti
berupaya mendeskripsikan sekaligus menganalisis peningkatan minat siswa pada materi
seni tari melalui model kooperatif dengan media audio visual pada siswa kelas V SD
Negeri Dalem Kotagede. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas. Oleh karena
itu, penelitian ini berupaya untuk menerapkan tindakan yang dilakukan yakni
menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan media audio visual dalam upaya
meningkatkan minat belajar seni budaya dan keterampilan khususnya seni tari pada siswa
kelas V SD Negeri Dalem Kotagede.
Penelitian tindakan menekankan kepada kegiatan (tindakan) dengan mengujicobakan
suatu ide kedalam praktik atau situasi nyata dalam skala mikro, yang diharapkan kegiatan
tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
Penelitian tindakan ini dilakukan sebanyak dua siklus, setiap siklus dilakukan selama 3
jam mata pelajaran yakni 3 x 40 menit. Pendekatan penelitian ini ialah pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk
kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka (Sugiyono. 2008:13).
Pendekatan kualitatif dapat menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang prilaku untuk mendeskrifsikan upaya meningkatkan minat dalam
pembelajaran seni tari melalui pendekatan kooperatif dengan media audio visual pada
siswa kelas V SD Negeri Dalem Kotagede.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Dalem Kotagede. Tempat ini dipilih, dengan
6. References
Andin. (2013). Deteksi Minat Bakat Anak. Yogyakarta: Medina Pressindo.
Craw, J. (2015). Making art matter-ings: Engaging (with) art in early childhood education,
in Aotearoa New Zaeland. Journal of Pedagogy , 6(2), 133-153.
https://www.researchgate.net/publication/297658803_Making_art_matterings_
Engaging_with_art_in_early_childhood_education_in_Aotearoa_New_Zealand.
(diakses pada 06 Desember 2021)
Eko.dkk. (2013). Seni Budaya/Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013.