You are on page 1of 18

Analisis Daya Pembeda, Tingkat Kesulitan dan Pola Distraksi

Pada soal JLPT N4


Trisgar1, Juju Juangsih2
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Jepang, FPBS, UPI12
Bandung, Indonesia12

Abstract
In educational evaluation, questions created by instructors often lack the use of items
that have been tested, experimented with, analyzed, and revised before being presented to
learners, making it uncertain whether the quality of the questions is good or not. JLPT offers
question formats that can be adapted by instructors when creating Japanese language
questions. Therefore, the researcher is interested in analyzing JLPT N4 items to assess their
quality in terms of discriminative power, difficulty level, and distractor patterns using
statistical formulas. This analysis can then serve as a model for instructors when creating
Japanese language questions. This quantitative research employed an experimental method
and was conducted with 21 participants, utilizing data collection through documentation. The
research findings reveal that, in terms of difficulty level, 57% of the questions were
categorized as easy, 34% as moderate, and the remaining 9% as difficult. Regarding
discriminative power, 51% were classified as weak, 26% as fair, 17% as good, and 6% as
very good. In terms of distractor patterns, 69% of the distractors were found to be acceptable
or retained, while 31% were rejected or considered better replaced with other distractors due
to being excessively misleading or lacking appeal.

Keyword: Daya Pembeda, Tingkat Kesulitan, Pola Distraksi, JLPT

1. Pendahuluan Namun, ketika melihat data analisis


Ujian Kemampuan Bahasa Jepang jawaban soal tata bahasa pada soal ujian
atau Nihongo Nouryoku Shiken yang JLPT yang telah lalu, terdapat situasi di
diperkenalkan oleh The Japan Foundation mana pada soal level rendah terdapat tata
(JF) dan Japan Educational Exchanges and bahasa yang seharusnya berada di level
Services (JESS) pada tahun 1984 adalah diatasnya (Shota et al., 2010).
sebuah sistem ujian untuk mengukur dan Begitupun pada soal-soal yang
mengakui kemampuan berbahasa Jepang dibuat oleh pengajar bahasa Jepang, ada
bagi mereka yang bahasa ibu nya bukan kalanya dimana pengajar itu sendiri tidak
bahasa Jepang (JF, 2010). Pada laman resmi menganalisis soal-soal yang telah diberikan
JLPT Indonesia dikatakan bahwa sebanyak kepada pembelajar sehingga sejauh mana
7,000 peserta dari seluruh dunia mengikuti kualitas soal yang diberikan itu menjadi
test pertama JLPT yang dilaksanakan tidak pasti (Oktaviani, 2023). Sejalan
serentak di 15 negara di berbagai benua, dengan itu (Arikunto, 2021) mengatakan
dan pada tahun 2019 telah diikuti oleh lebih bahwa soal-soal yang akan dibuat guru
dari 1,268,511 peserta di 87 negara biasanya didasarkan atas bahan dan tujuan
diseluruh dunia. Dalam proses pembuatan khusus yang dirumuskan oleh guru untuk
soal JLPT, pedoman penyusunan soal atau kelasnya sendiri, hanya mencakup
Shutsudai Kijyun telah dibuat pada tahun pengetahuan atau keterampilan yang sempit,
1994 dimana didalamnya terdapat pedoman tanpa bantuan tenaga ahli, jarang
dan contoh soal untuk setiap tingkat ujian, menggunakan butir soal yang sudah diuji
mencakup huruf, kosakata dan tata bahasa cobakan, dianalisis dan direvisi,
sebagai acuan dalam penyusunan soal.
reliabilitasnya rendah dan terbatas pada Merujuk kepada hasil temuan
kelas tertentu. penelitian-penelitian diatas, yang akan
Berdasarkan penelitian-penelitian penulis coba gali jawabannya dalam
diatas, penulis melihat bahwa terdapat hasil penelitian ini adalah “Bagaimanakah
yang berbeda antara pedoman JLPT dan kualitas soal JLPT N4 dilihat dari daya
aktual pelaksanaannya, serta terdapat soal- pembeda, tingkat kesulitan, serta pola
soal yang diberikan kepada pembelajar distraksinya?” Hal inilah yang penulis coba
tanpa melalui proses pengecekan gali dengan cara melakukan uji coba soal-
kualitasnya terlebih dahulu dan tanpa soal JLPT N4 kepada pembelajar yang
referensi yang jelas. Karena itu penulis sedang belajar di JPK, agar nantinya temuan
berpikir untuk menguji-cobakan kepada tersebut dapat dijadikan referensi ketika
pembelajar dan menganalisis secara mandiri pengajar di Indonesia akan membuat soal-
butir soal-soal ujian JLPT level N4 untuk soal bahasa Jepang serta dapat dijadikan
diketahui bagaimana daya pembeda, tingkat referensi untuk pembelajar ketika akan
kesulitan serta pola distraksi nya sehingga mengerjakan soal-soal JLPT.
dikemudian hari hasil analisis ini bisa Analisis butir soal dilakukan setelah
dijadikan referensi oleh pengajar bahasa uji coba dilakukan kepada pembelajar. Hal
Jepang yang akan membuat soal-soal pokok yang dianalisis pada analisis butir
bahasa Jepang yang mengacu kepada soal adalah tingkat kesulitan (TK) dan daya
standar internasional seperti JLPT. pembeda (DP) setiap butir soal, kemudian
Penelitian terkait analisis butir soal analisis pola distraktor (PD). Untuk
pernah dilakukan sebelumnya oleh Putri dan membuktikan apakah soal itu benar-benar
Yuyun (2020) dimana penelitian dilakukan termasuk kategori mudah, sedang, atau
untuk mengetahui bagaimana keefektifan sukar dapat diketahui setelah soal tersebut
distraktor butir soal Bunpou Shokyuu diuji cobakan kemudian dianalisis dengan
Kouhan. Hasilnya terdapat 36 distraktor menggunakan statistik. Soal dengan kualitas
pada butir soal ujian yang dikatakan efektif yang baik itu adalah soal yang memiliki
karena sesuai dengan kriteria efektivitas tingkat kesukarannya sedang, dan daya
distraktor yang digunakan, namun terdapat pembedanya tinggi (Sutedi, 2019).
21 distraktor yang dikatakan tidak efektif. Soal dengan tingkat kesulitan yang
Selanjutnya pada penelitian Shota et al., baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
(2010) dilakukan penelitian pada tingkat atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu
kesulitan (dalam bahasa Jepang disebut mudah tidak merangsang pembelajar untuk
nan’i do) dimana yang diteliti nya adalah mempertinggi usaha memecahkannya.
tata bahasa bentuk te iru pada soal ujian Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akar
JLPT selama 23 tahun terakhir. Hasilnya menyebabkan pembelajar menjadi putus asa
dari soal terdapat bentuk kata kerja te iru dan tidak mempunyai semangat untuk
yang berada pada tingkat N4 akan tetapi mencoba lagi karena di luar jangkauannya
tingkat kesulitannya berada di level (Arikunto, 2020). Seorang pembelajar akan
diatasnya bahkan lebih jika merujuk kepada menjadi hafal akan kebiasaan guru-gurunya
pedoman penyusunan soal. Secara spesifik dalam hal pembuatan soal ini. Misalnya saja
terdapat konsep soal gabungan seperti guru A dalam memberikan ulangan soalnya
menggabungkan kata “shika” dan “teiru”, mudah-mudah, sebaliknya guru B kalau
dimana tingkat kesulitan seperti ini memberikan ulangan soalnya sukar-sukar.
meningkat untuk tingkat N4. Selanjutnya Dengan pengetahuannya tentang kebiasaan
konsep gabungan kata “mada”, “garu” dan ini, maka pembelajar akan belajar giat jika
“tagaru” yang jika dilihat dari tingkat menghadapi ulangan dari guru B dan
kesulitan soal-soal ini bahkan berada di sebaliknya jika akan mendapat ulangan dari
level lebih dari N3. guru A, tidak mau belajar giat atau bahkan
mungkin tidak mau belajar sama sekali.
Cara yang dapat ditempuh untuk nΑ: Banyaknya pembelajar kelompok atas
mengetahui tingkat kesulitan dari butir soal nB: Banyaknya pembelajar kelompok
yang ada, Witherington dalam bukunya bawah
berjudul Psychological Education Penafsiran dari hasil perhitungan
mengatakan bahwa sudah atau belum dengan rumusan diatas adalah 1) jika hasil
memadainya tingkat kesulitan item tes hasil indeks nilainya berada pada 0,00 - 0,25
belajar dapat diketahui dari besar kecilnya maka soal dikategorikan sukar, 2) jika hasil
angka yang melambangkan tingkat indeks nilainya berada pada 0,26 - 0,75
kesulitan dari item tersebut (Sudijono, maka soal dikategorikan sedang, dan 3) jika
2020). Angka yang dapat memberikan hasil indeks nilainya berada pada 0,76 -
petunjuk mengenai tingkat kesulitan item 1,00 maka termasuk kategori mudah.
itu dikenal dengan istilah difficulty index Selanjutnya yang akan dicari
(indek kesulitan). nilainya adalah Daya Pembeda yaitu
Menurut Witherington dalam kemampuan suatu soal untuk membedakan
Sudijono (2020), angka indek kesulitan item antara pembelajar yang berkemampuan
itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai tinggi dengan pembelajar yang
dengan 1,00. Artinya, angka indek berkemampuan rendah (Arikunto, 2021).
kesukaran itu paling rendah adalah 0,00 dan Angka yang menunjukkan besarnya daya
paling tinggi adalah 1,00. Angka indek pembeda disebut indeks diskriminasi,
kesukaran sebesar 0 merupakan petunjuk disingkat D (d besar). Seperti halnya indeks
bahwa butir item tersebut termasuk dalam kesulitan, indeks diskriminasi (daya
kategori item yang terlalu sukar, sebab di pembeda) ini berkisar antara 0,00 sampai
sini peserta tidak dapat menjawab item 1,00. Hanya bedanya, indeks kesukaran
dengan benar (yang dapat menjawab dengan tidak mengenal tanda negatif (-). tetapi pada
benar = 0). Sebaliknya, apabila angka indek indeks diskriminasi ada tanda negatif.
kesukaran item itu adalah 1, hal ini Tanda negatif pada indeks diskriminasi
mengandung makna bahwa butir item yang digunakan jika sesuatu soal "terbalik"
bersangkutan adalah termasuk dalam menunjukkan kualitas pembelajar yaitu
kategori item yang terlalu mudah, sebab di anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh
sini seluruh peserta dapat menjawab dengan disebut pandai.
betul butir item yang bersangkutan. Mengetahui daya pembeda item itu
Adapun pada teknik penentuan penting sekali, sebab salah satu dasar yang
tingkat kesulitan yaitu sebagai berikut, dipegangi untuk menyusun butir-butir item
pertama pembelajar dipilah ke dalam tiga tes hasil belajar adalah adanya anggapan,
kelompok, yaitu kelompok atas, kelompok bahwa kemampuan antara pembelajar yang
menengah, dan kelompok bawah dengan satu dengan pembelajar yang lain itu
cara memilah 27% dari atas, dan 27% dari berbeda-beda, dan bahwa butir-butir item
bawah, sisanya 46% dianggap sebagai tes hasil belajar itu haruslah mampu
kelompok sedang, kemudian setelah itu memberikan hasil tes yang mencerminkan
tentukan TK dengan mengacu kepada adanya perbedaan. Daya pembeda item itu
rumus yang dikemukakan oleh Du Bois dapat diketahui melalui atau dengan melihat
sebagai berikut (Sutedi, 2019; Sudijono, besar kecilnya angka indeks diskriminasi
2020). item. Angka indek diskriminasi item adalah
TK = (ΣBA + ΣBB) / (nA + nB) sebuah angka atau bilangan yang
Keterangan: menunjukkan besar kecilnya daya pembeda
TK: indeks tingkat kesulitan yang dicari (discriminatory power) yang dimiliki oleh
ΣΒΑ: jumlah pembelajar yang menjawab sebutir item. Discriminatory power pada
benar dari kelompok atas dasarnya dihitung atas dasar pembagian
ΣΒΒ: jumlah pembelajar yang menjawab pembelajar ke dalam dua kelompok, yaitu
benar dari kelompok bawah kelompok atas (the higher group) yakni
kelompok pembelajar yang tergolong yang termasuk kategori bodoh lebih banyak
pandai dan kelompok bawah (the lower yang menjawab salah.
group) yaitu kelompok pembelajar yang Jika sebutir item angka indeks
tergolong bodoh. diskriminasinya = 0,00 (nihil), maka hal ini
Adapun cara menentukan dua menunjukkan bahwa butir item yang
kelompok itu bisa bervariasi, misalnya bersangkutan tidak memiliki daya pembeda
dapat menggunakan median sehingga sama sekali, dalam arti bahwa jumlah
pembagian menjadi dua kelompok itu terdiri pembelajar kelompok atas yang jawabannya
atas 50% pembelajar kelompok atas dan betul (atau salah) sama dengan jumlah
50% pembelajar kelompok bawah; dapat pembelajar kelompok bawah yang
juga dengan hanya mengambil 20% dari jawabannya betul. Jadi di antara kedua
pembelajar yang termasuk dalam kelompok kelompok pembelajar tersebut tidak ada
atas dan 20% lainnya diambilkan dari perbedaannya sama sekali, atau
pembelajar yang termasuk dalam kelompok perbedaannya sama dengan nol. Adapun
bawah; dapat juga menggunakan angka apabila angka indeks diskriminasi item dari
persentase lainnya. Namun pada umumnya sebutir item bertanda negatif (minus), maka
para pakar di bidang evaluasi pendidikan pengertian yang terkandung di dalamnya
lebih banyak menggunakan persentase adalah, bahwa butir item yang bersangkutan
sebesar 27% dari pembelajar yang termasuk lebih banyak dijawab betul oleh pembelajar
dalam kelompok atas dan 27% lainnya kelompok bawah (bodoh) ketimbang
diambilkan dari pembelajar yang termasuk pembelajar kelompok atas (pandai), atau
dalam kelompok bawah. Hal ini disebabkan pembelajar yang sebenarnya termasuk
karena berdasarkan bukti - bukti empirik dalam kategori pandai lebih banyak yang
peng-ambilan subyek sebanyak 27% jawabannya salah, sedangkan pembelajar
pembelajar kelompok atas dan 27% yang sebenarnya termasuk dalam kategori
pembelajar kelompok bawah itu telah bodoh justru lebih banyak yang jawabannya
menunjukkan kesensitifannya, atau dengan betul.
kata lain cukup dapat diandalkan (Sudijono, Sejalan dengan pernyataan di atas
2020). maka kegiatan analisis terhadap daya
Indek diskriminasi item umumnya pembeda item itu ditujukan untuk
diberi lambang dengan huruf D (singkatan menjawab pertanyaan: "Apakah pembelajar
dari discriminatory power), dan seperti yang kita anggap pandai jawabannya pada
halnya angka indeks kesulitan item, maka umumnya betul, dan apakah pembelajar
indeks diskriminasi item ini besarnya yang kita anggap bodoh itu pada umumnya
berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1,00. jawabannya salah?" Jika jawab atas
Namun di antara keduanya terdapat pertanyaan itu adalah "Ya", maka butir item
perbedaan yang mendasar, yaitu: kalau yang bersangkutan dapat kita anggap
angka indeks kesulitan item tidak mungkin sebagai butir item yang baik, dalam arti
bertanda minus (negatif) maka angka indek bahwa butir item tersebut telah
daya pembeda item dapat bertanda minus. menunjukkan kemampuannya di dalam
Dalam hubungan ini, jika sebutir item membedakan antara pembelajar yang
memiliki angka indeks diskriminasi item termasuk dalam kategori pandai dengan
dengan tanda plus (positif) hal ini pembelajar yang termasuk dalam kategori
merupakan petunjuk bahwa butir item bodoh.
tersebut telah memiliki daya pembeda, Sebaliknya, jika jawaban atas
dalam arti bahwa pembelajar yang termasuk pertanyaan itu adalah "tidak" (yaitu
kategori pandai lebih banyak yang dapat diperoleh kenyataan bahwa ternyata
menjawab dengan betul terhadap butir item pembelajar yang kita anggap memiliki
yang bersangkutan, sedangkan pembelajar kemampuan yang tinggi justru lebih banyak
yang menjawab salah terhadap butir item
yang bersangkutan, sedangkan pembelajar jawaban salah itulah yang biasa dikenal
yang kita anggap sebagai pembelajar yang dengan istilah distractor (pengecoh)
kemampuannya rendah justru lebih banyak (Sudijono, 2020).
dapat menjawab butir item dengan betul) Analisis distraktor sangat diperlukan
maka butir item yang bersangkutan dapat dalam prangkat tes yang berbentuk pilihan
kita nyatakan sebagai butir item jelek, sebab berganda. Hal ini dimaksudkan untuk
hasil yang dicapai dalam tes itu justru menghindari adanya pengecoh yang lebih
bertentangan atau berlawanan arah dengan kuat mengecohnya daripada kunci jawaban,
tujuan tes itu sendiri. atau jangan sampai ada distraktor yang
Cara mencari daya pembeda sama sekali tidak ada yang memilih karena
mengacu pada selisih jawaban benar terlalu kentara salahnya. Menurut Sutedi
kelompok atas dan kelompok bawah (2019) beberapa ketentuan untuk mengganti
melalui rumus berikut. atau memperbaiki distraktor adalah sebagai
DP = (ΣBA / nA) – (ΣBB / nB) berikut.
Keterangan: 1) Jawaban pengecoh harus lebih banyak
DP: Indeks Daya Pembeda yang dicari. dipilih oleh pembelajar kelompok
ΣBA: Jumlah jawaban benar kelompok atas. rendah daripada kelompok atas, jika
ΣBB: Jumlah benar kelompok bawah. tidak demikian maka pengecoh itu
nA: jumlah kelompok atas (27% dari N) harus diganti karena terlalu menjebak.
nB: Jumlah kelompok bawah (27% dari N) Kelompok atas lebih kecil daripada
Penafsiran dari hasil perhitungan kelompok bawah memilih dalam
dengan rumusan diatas adalah 1) jika hasil pengecoh tersebut (A<B).
indeks nilainya berada pada 0,00 - 0,20 2) Pembelajar kelompok tinggi harus lebih
maka soal dikategorikan tidak bagus (tidak banyak memilih jawaban benar (kunci
dipakai), 2) jika hasil indeks nilainya berada jawaban) dari pada pengecoh, jika tidak
pada 0,21 - 0,40 maka soal dikategorikan demikian maka pengecoh itu harus
cukup (bisa digunakan secara hati-hati), 3) diganti karena terlalu menjebak.
jika hasil indeks nilainya berada pada 0,41 – 3) Harus ada yang memilih jawaban
0,70 maka soal dikategorikan bagus pengecoh tersebut termasuk kelompok
(rekomendasi untuk dipakai), dan 4) jika sedang, jika pilihannya nol (0%) maka
hasil indeks nilainya berada pada 0,76 - pengecoh tersebut harus diganti karena
1,00 maka termasuk kategori sangat bagus terlalu kentara salahnya.
(sangat rekomendasi untuk dipakai). 4) Pemilih jawaban pengecoh jangan
Terakhir yang akan dicari nilainya sampai lebih dari 25% dari seluruh
adalah Pola Distraktor (PD). Pada saat peserta tes, jika lebih dari itu maka
membicarakan tentang tes obyektif bentuk pengecoh tersebut harus diganti karena
multiple choice item, telah dikemukakan dianggap terlalu menjebak.
bahwa pada tes obyektif bentuk multiple Tujuan utama dari pemasangan
choice item tersebut untuk setiap butir item distraktor pada setiap butir item itu adalah
yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar agar dari sekian banyak peserta yang
telah dilengkapi dengan beberapa mengikuti tes hasil belajar ada yang tertarik
kemungkinan jawab, atau yang sering atau terangsang untuk memilihnya, sebab
dikenal dengan istilah option atau alternatif. mereka menyangka bahwa distraktor yang
Option atau alternatif itu jumlahnya berkisar mereka pilih itu merupakan jawaban betul.
antara tiga sampai dengan lima buah, dan Jadi mereka terkecoh, menganggap bahwa
dari kemungkinan-kemungkinan jawab distraktor yang terpasang pada item itu
yang terpasang pada setiap butir item itu, sebagai kunci jawaban item, padahal bukan.
salah satu di antaranya adalah merupakan Tentu saja, makin banyak peserta yang
jawaban betul, sedangkan sisanya adalah terkecoh, maka kita dapat menyatakan
merupakan jawaban salah. Jawaban- bahwa distraktor itu makin dapat
menjalankan fungsinya dengan sebaik- mempertimbangkan minat mereka dalam
baiknya. mempelajari bahasa Jepang dan kesiapan
Sebaliknya, apabila distraktor yang mereka untuk berkomitmen dalam
dipasang pada setiap butir item itu "tidak mengikuti program pelatihan. JLPT N4
laku" (maksudnya: tak ada seorang pun dari sendiri merupakan sampel dari populasi
sekian banyak peserta yang merasa tertarik JLPT yang terdiri dari N5 sampai N1.
atau terangsang untuk memilih distraktor Alasan pemilihan N4 untuk dianalisis
tersebut sebagai jawaban betul), maka hal adalah karena pada level ini merupakan
ini mengandung makna bahwa distraktor level yang materi didalamnya berisi
tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya pemahaman dasar bahasa Jepang untuk
dengan baik. Dengan kata lain, distraktor memenuhi kebutuhan komunikasi sehari-
baru dapat dikatakan telah dapat hari (JF, 2010).
menjalankan fungsinya dengan baik, apabila Instrumen dalam penelitian
distraktor tersebut telah memiliki daya pendidikan digolongkan menjadi dua yaitu
rangsang atau daya tarik demikian rupa, berbentuk tes dan non tes (Sutedi, 2018).
sehingga peserta (khususnya yang termasuk Karena penelitian ini terkait analisis pada
dalam kategori: kemampuannya rendah atau hasil belajar siswa maka instrumen pada
bodoh) merasa bimbang, dan ragu-ragu penelitian ini berupa tes tulisan objektif
sehingga pada akhirnya mereka menjadi dengan jenis pilihan berganda
terkecoh untuk memilih distraktor sebagai menggunakan aplikasi google form. Tes
jawaban betul, sebab mereka mengira tulis merupakan instrumen utama yang
bahwa distraktor yang mereka pilih itu digunakan untuk menganalisis butir soal
adalah kunci jawaban item padahal bukan dalam penelitian ini. Tes ini terdiri dari
(Sudijono 2020). kumpulan butir soal dari naskah ujian JLPT
N4 yang mencakup berbagai aspek bahasa
2. Metode Jepang, seperti kosa kata, tata bahasa, dan
Penelitian ini merupakan penelitian pemahaman bacaan. Butir-butir soal dalam
dengan pendekatan kuantitatif karena tes tulis akan dianalisis untuk mengukur
datanya berupa angka-angka yang diolah tingkat kesulitan, daya pembeda serta pola
dengan menggunakan metode statistik, yang distraksi. Penggunaan tes tulis akan
mana jika dilihat dari fungsi dan memberikan informasi yang lebih
kegunaannya dapat digolongkan kedalam mendalam tentang kemampuan peserta
penelitian evaluatif karena dilakukan untuk dalam merespons berbagai jenis soal dan
mengevaluasi suatu proses yang sedang opsi jawaban dengan langkah-langkah
berlangsung dalam rangka mencari umpan sebagai berikut:
balik untuk memperbaiki proses a. Membaca semua soal yang ada pada
selanjutnya. Sedangkan dari metode yang naskah JLPT N4 dari awal hingga akhir
digunakan penelitian ini merupakan sebanyak 70 soal pilihan ganda.
termasuk penelitian eksperimental karena b. Memasukkan 35 soal mewakili setiap
menguji cobakan soal ujian JLPT N4 bentuk soal untuk di uji cobakan
kepada pembelajar untuk melihat kualitas kepada peserta kedalam google form
soal ditinjau dari tingkat kesulitan, daya dengan link berikut:
pembeda, serta pola distraksinya. https://forms.gle/
Dalam rangka menganalisis butir 9wyTLRHASt8QtqTN7
soal JLPT level N4 ini, penulis melibatkan c. Melaksanakan simulasi ujian JLPT N4
21 peserta pelatihan di LPK Jidouin Gakkou kepada peserta tes.
Indonesia dari berbagai latar belakang d. Mengklasifikasikan, menganalisis dan
pendidikan dan usia dengan rentang usia mendeskripsikan data berupa hasil
antara 18 hingga 28 tahun. Pemilihan jawaban peserta berdasarkan rumusan
partisipan dilakukan dengan masalah.
Adapun terkait teknik analisis data 3. Hasil dan Pembahasan
dilakukan dengan langkah sebagai berikut: Pada analisis butir soal ini, peserta
a. Membuka hasil jawaban peserta pada didik yang menjadi partisipan mengisi
link google form kemudian lembar soal simulasi ujian JLPT N4 terlebih
memberikan skor dan nilai. Pemberian dahulu yang telah disediakan pada lembar
skor dan nilai dilakukan dengan google form, berisi 35 soal yang terdiri dari
mengacu kepada rumusan statistik Sk = 5 soal merubah kanji ke hiragana, 3 soal
ΣB – (ΣS / O -1). merubah hiragana ke kanji, 5 soal
b. Menggolongkan hasil jawaban kedalam menyelesaikan kalimat rumpang, 3 soal
tiga kelompok yaitu kelompok atas, mencari kesamaan makna kalimat, 3 soal
menengah dan bawah. mencari penggunaan kata yang tepat pada
c. Setelah nilai didapatkan selanjutnya kalimat, 6 soal mengisi kalimat rumpang
melakukan analisis butir soal mencakup dengan partikel yang tepat, 3 soal menyusun
analisis tingkat kesulitan (TK), daya kalimat rumpang, 7 soal memilih jawaban
pembeda (DP) dan pola distraksi (PD). yang tepat berdasarkan informasi dari
d. Mencari TK dengan rumusan statistik artikel yang dipaparkan. Setelah itu penulis
TK = (ΣBA + ΣBB) / (nA + nB) membuat skor nilai mentah seperti pada
Langkah ini berkaitan dengan penilaian tabel berikut.
tingkat kesulitan setiap butir soal.
Persentase peserta yang menjawab Tabel 1. Skor mentah
benar digunakan untuk mengukur Benar

Salah
Keterangan

Skor
tingkat kesulitan. Tujuannya adalah N
No soal Salah
untuk menentukan sejauh mana butir
soal memerlukan pemahaman yang 1 33 2 33 27,32
baik dari peserta. 2 32 3 32 26,32.34
e. Mencari DP dengan rumusan statistik 3 31 4 31 26,30,31,35
4 31 4 31 26,29,32,34
D = (ΣBA / nA) – (ΣBB / nB)
5 29 6 29 26,28,30,31,32,34
Pada tahap ini, masing-masing butir 6 29 6 29 26,27,28,31,34,35
soal dievaluasi untuk mengukur sejauh 7 28 7 28 25,26,28,30,31,32,33
mana butir tersebut mampu 8 27 8 27 3,25,27,29,31,32,33,3
membedakan antara peserta yang 5
memiliki kemampuan berbeda. Ini 9 27 8 27 16,26,27,31,32,33,34,
35
dilakukan dengan membandingkan
10 26 9 26 25,26,28,29,30,31,32,
jumlah peserta yang menjawab benar 33,34
dengan yang menjawab salah. 11 26 9 26 10,12,13,14,15,23,26,
f. Mencari PD mengacu kepada kaidah 32,34
yang berlaku yang dipaparkan pada 12 25 10 25 8,17,20,22,26,30,32,3
teori diatas. Pola distraksi merupakan 3,34,35
fokus analisis terhadap opsi jawaban 13 24 11 24 17,21,24,25,26,27,28,
29,31,33,34
yang sering dipilih oleh peserta selain 14 24 11 24 16,22,26,28,29,30,31,
jawaban yang benar. Identifikasi pola 32,33,34,35
ini membantu untuk memahami 15 23 12 23 10,21,25,26,27,28,29,
kesalahan umum yang mungkin terjadi. 30,31,32,33,35
Pola distraksi dapat membantu dalam 16 23 12 23 9,13,14,23,24,25,26,3
0,31,32,33,34
perbaikan butir soal agar lebih efektif
17 23 12 23 5,12,16,17,18,20,23,2
dalam mengukur pemahaman peserta. 4,26,29,30,31
g. Menyimpulkan hasil temuan dan 18 22 13 22 7,15,19,22,24,26,27,2
memberikan saran untuk penelitian 9,30,31,32,34,35
selanjutnya. 19 21 14 21 10,12,13,15,17,23,24,
25,26,27,32,33,34,35
20 18 17 18 7,8,11,17,18,20,21,23
,25,26,27,28,29,30,31 17 23 12 23 19,0
,32,34 18 22 13 22 17,7
21 18 17 18 10,14,16,17,18,20,23, 19 21 14 21 16,3
24,25,26,27,29,30,31, 20 18 17 18 12,3
32,34,35 21 18 17 18 12,3

Pada tabel 1 diatas setelah diberikan Pada tabel 3 diatas didapat bahwa
nilai untuk masing-masing peserta yang skor bersih tertinggi ada pada angka 32,3
mengikuti ujian tersebut, dimana nilai dan skor bersih terendah ada pada angka
tersebut dinamakan dengan skor mentah, 12,3. Contoh perhitungan pada skor bersih
kemudian hasil nilainya digunakan sebagai tertinggi adalah sebagai berikut.
bahan untuk menganalisis tingkat kesulitan, Sk = ∑B - (∑S) / (O-1) = 33 – (2 / (4 - 1))
daya pembeda dan pola distraksi. Pada tabel = 32,3
skor mentah diatas ditemukan bahwa skor sedangkan contoh perhitungan pada skor
mentah tertinggi adalah 33/35 dan skor bersih terendah adalah sebagai berikut.
mentah terendah adalah 18/35. Hasil skor Sk= ∑B - (∑S) / (O-1) = 18 – (17 / (4 - 1))
mentah yang telah diurutkan kemudian = 12,3
dirubah menjadi skor bersih agar dapat Setelah nilai skor bersih diketahui
merubah menjadi nilai akhir berskala 100. selanjutnya adalah merubah skor menjadi
Skor bersih masing-masing peserta diambil nilai yang telah dikonversikan berdasarkan
dari soal pilihan ganda yang telah proporsi jawaban benar, dengan rumusan
dikerjakan dirubah menjadi 1 untuk sebagai berikut:
jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah, Nilai = (Sk.Aktual) / (Sk.Ideal) x 100
kemudian dihitung dengan rumus sebagai Sk. Aktual: Skor yang diperoleh siswa
berikut: Sk. Ideal: Skor jika jawaban benar semua.
Sk= ∑B- (∑S)/(O-1) Nilai inilah yang kemudian akan digunakan
Sk: Skor bersih untuk mengklasifikasikan peserta didik
ΣB: Jumlah jawaban yang benar mana yang memasuki kelas atas, kelas
ΣS: Jumlah jawaban yang salah; menengah dan kelas bawah. Berikut adalah
O: banyaknya option. Misal (a, b, c, d) = 4 tabel nilai yang telah dikonversi dari skor
Hasil perhitungan skor bersih dapat dilihat bersih.
pada tabel berikut. Tabel 3. Nilai Akhir
Skor
Skor

Tabel 2. Skor Bersih N Nilai Akhir


Bersih
Benar

Salah

Skor Bersih
Skor

N 1 33 32,3 92,4
2 32 31,0 88,6
1 33 2 33 32,3 3 31 29,7 84,8
2 32 3 32 31,0 4 31 29,7 84,8
3 31 4 31 29,7 5 29 27,0 77,1
4 31 4 31 29,7 6 29 27,0 77,1
5 29 6 29 27,0 7 28 25,7 73,3
6 29 6 29 27,0 8 27 24,3 69,5
7 28 7 28 25,7 9 27 24,3 69,5
8 27 8 27 24,3 10 26 23,0 65,7
9 27 8 27 24,3 11 26 23,0 65,7
10 26 9 26 23,0 12 25 21,7 61,9
11 26 9 26 23,0 13 24 20,3 58,1
12 25 10 25 21,7 14 24 20,3 58,1
13 24 11 24 20,3 15 23 19,0 54,3
14 24 11 24 20,3 16 23 19,0 54,3
15 23 12 23 19,0 17 23 19,0 54,3
16 23 12 23 19,0 18 22 17,7 50.5
19 21 16,3 46,7 indeks nilainya berada pada 0,00 - 0,25
20 18 12,3 35,2 maka soal dikategorikan sukar, 2) jika hasil
21 18 12,3 35,2 indeks nilainya berada pada 0,26 - 0,75
maka soal dikategorikan sedang, dan 3) jika
Pada tabel 4 diatas didapat bahwa hasil indeks nilainya berada pada 0,76 -
nilai akhir tertinggi ada pada angka 92,4 1,00 maka termasuk kategori mudah.
dan nilai akhir terendah ada pada angka Berikut adalah hasil analisis tingkat
35,2. Contoh perhitungan pada nilai akhir kesulitan (TK) yang dipaparkan dalam
tertinggi adalah sebagai berikut. bentuk tabel.
Nilai = (Sk.Aktual) / (Sk.Ideal) x 100 =
33/35 x 100 = 92,4
kemudian contoh perhitungan untuk peserta
didik dengan nilai terendah adalah sebagai
berikut. Tabel 4. Tingkat Kesulitan
Nilai = (Sk.Aktual) / (Sk.Ideal) x 100 =

Tafsiran

Tafsiran
No Soal

No Soal
12.3/35 x 100 = 35,2.

Indeks

Indeks
Setelah diketahui nilai akhir dari
hasil ujian JLPT N4 ini maka selanjutnya
bisa dilakukan pengukuran tingkat kesulitan
1 1.0 Mudah 19 0.92 Mudah
soal. Untuk mengukur tingkat kesulitan
2 1.0 Mudah 20 0.75 Sedang
soal, pertama-tama peserta didik dipilah
3 1.0 Mudah 21 0.92 Mudah
kedalam tiga kelompok dengan mengacu
kepada daftar nilai yang telah diurutkan 4 1.0 Mudah 22 0.92 Mudah
sebelumnya. Persentase pembagiannya 5 0.92 Mudah 23 0.58 Sedang
adalah 27% dari peserta didik dengan nilai 6 1.0 Mudah 24 0.58 Sedang
tertinggi menjadi kelompok atas, 27% 7 0.83 Mudah 25 0.67 Sedang
menjadi kelompok bawah dan sisanya 46% 8 0.92 Mudah 26 0.08 Sukar
menjadi kelompok menengah. Karena 9 0.92 Mudah 27 0.50 Sedang
jumlah peserta didik yang mengikuti 10 0.83 Mudah 28 0.75 Sedang
simulasi adalah 21 orang maka 6 orang 11 0.92 Mudah 29 0.58 Sedang
teratas menjadi kelompok atas, 6 orang 12 0.83 Mudah 30 0.42 Sedang
terbawah menjadi kelompok bawah dan 9 13 0.83 Mudah 31 0.33 Sedang
orang yang berada di antara itu menjadi 14 0.83 Mudah 32 0.25 Sukar
kelompok menengah. 15 0.83 Mudah 33 0.83 mudah
Tingkat kesulitan (TK) dicari 16 0.83 Mudah 34 0.25 Sukar
dengan mengacu kepada jumlah jawaban 17 0.67 Sedang 35 0.58 Sedang
benar dan jawaban salah dari kelompok atas 18 0.75 Sedang - - -
dan kelompok bawah dengan rumus sebagai
berikut. Pada tabel perhitungan diatas dapat
TK = (ΣBA + ΣBB) / (nA + nB) diketahui bahwa tingkat kesulitan (TK) soal
Keterangan: JLPT N4 berada pada rentan 0,08 sampai
TK: Indeks tingkat kesulitan soal yang 1,00, artinya terdapat soal yang dianggap
dicari sangat gampang, terbukti tidak ada peserta
ΣΒΑ: Jumlah siswa yang menjawab benar didik yang salah menjawab di pertanyaan
dari kelompok atas itu, namun ada juga soal yang dianggap
ΣΒΒ: Jumlah siswa yang menjawab benar sangat sulit, terbukti dengan peserta didik
dari kelompok bawah kelompok atas pun salah dalam menjawab
nΑ: Banyaknya siswa kelompok atas pertanyaan tersebut. Berikut adalah contoh
nB: Banyaknya siswa kelompok bawah perhitungan untuk TK mudah dan TK sukar
Penafsiran dari hasil perhitungan
dengan rumusan diatas adalah 1) jika hasil
menggunakan rumus yang dipaparkan 3
sebelumnya. 0.3
TK mudah = ( (6 + 6) / (6 + 6) ) = 1,00 3 0 Jelek 15 Cukup
3
TK sukar = ( (1 + 0) / (6+6) ) = 0,08 0.3
Berdasarkan data pada tabel diatas 4 0 Jelek 16 Cukup
3
bisa dilihat bahwa terdapat 20 soal atau 0.1 0.6
57% soal berstatus mudah, 12 soal atau 5 Jelek 17 Bagus
7 7
34% soal berstatus sedang, dan sisanya 2 0.5
soal atau 9% berstatus sukar. Soal-soal yang 6 0 Jelek 18 Bagus
0
baik adalah yang memiliki status sedang, 0.3 19 0.1 Jelek
yaitu yang tidak mudah namun tidak sukar 7 Cukup
3 7
(Sutedi, 2019). Karena itu angka 34% untuk 0.1 20 0.5 Bagus
soal yang berstatus sedang menurut penulis 8 Jelek
7 0
cukup mewakili sebagai soal yang dianggap 0.1 21 0.1 Jelek
baik. 9 Jelek
7 7
Selanjutnya Daya Pembeda (DP) 0.3 22 0.1 Jelek
dicari dengan mengacu kepada selisih 10 Cukup
3 7
jawaban benar kelompok atas dan kelompok 0.1 23 0.8 Sangat
bawah melalui rumus berikut. 11 Jelek
7 3 bagus
DP = (ΣBA / nA) – (ΣBB / nB) 0.3 24 0.8 Sangat
Keterangan: 12 Cukup
3 3 bagus
DP= Indeks Daya Pembeda yang dicari
BA= Jumlah jawaban benar kelompok atas
BB= Jumlah benar kelompok bawah Tabel 6. Daya Pembeda (DP) (2-2)
nA= jumlah kelompok atas (6 orang)
nB= Jumlah kelompok bawah (6 orang)
Tafsiran
No Soal

No Soal

Tafsiran
Indeks

Indeks
Penafsiran dari hasil perhitungan
dengan rumusan diatas adalah 1) jika hasil
indeks nilainya berada pada 0,00 - 0,20
maka soal dikategorikan tidak bagus (tidak 25 0.6 Bagus 0.3
31 Cukup
dipakai), 2) jika hasil indeks nilainya berada 7 3
pada 0,21 - 0,40 maka soal dikategorikan 26 0.1 Jelek 0.1
32 Jelek
cukup (bisa digunakan secara hati-hati), 3) 7 7
jika hasil indeks nilainya berada pada 0,41 – 27 0.3 Cukup 0.3
33 Cukup
0,70 maka soal dikategorikan bagus 3 3
(rekomendasi untuk dipakai), dan 4) jika 28 0.1 Jelek 0.1
34 Jelek
hasil indeks nilainya berada pada 0,76 - 7 7
1,00 maka termasuk kategori sangat bagus 29 0.5 Bagus 0.1
35 Jelek
(sangat rekomendasi untuk dipakai). Berikut 0 7
adalah hasil analisis Daya Pembeda (DP) 0.5
30 Bagus - - -
yang dipaparkan dalam bentuk tabel. 0

Tabel 5. Daya Pembeda (DP) (1-2) Berdasarkan tabel diatas diketahui


bahwa soal ujian JLPT N4 memilki 18 soal
Tafsiran
No Soal

No Soal

Tafsiran

atau 51% dengan kategori DP Jelek, 9 soal


Indeks

Indeks

atau 26% kategori DP Cukup, 6 soal atau


17% kategori DP bagus dan 2 soal atau 6%
0.3 kategori DP sangat bagus. Walaupun di
1 0 Jelek 13 Cukup buku diterjemahkan DP kecil dengan
3
2 0 Jelek 14 0.3 Cukup kriteria ‘Jelek’, namun karena ini
merupakan standar acuan ketika guru 13 B) かたい A) きびしい
bahasa Jepang akan membuat soal, jadi 14 B) はたらいて C) コーヒーを飲んで
います います
penulis menyimpulkan bahwa 51% yang 15 C) およぐのが B) 食べるのが好きで
terdapat dalam soal JLPT N4 ini bukan すきです。 す。
termasuk kategori jelek namun termasuk 16 D) おどろきま B) おこりました
kategori DP rendah yang mana harus ada した
17 C) さいきん
pada soal-soal yang akan dibuat guru けっこんしたそ
D) さいきん電車がき
bahasa Jepang nantinya jika ingin merujuk ますから
うです。
JLPT N4 sebagai bahan referensi. Namun 18 A) ラジオのお B) 日本語のおとが
jika ingin ditafsirkan dengan status ‘jelek’ とが大きいので じょうずになりたい
19 C) こうじょうをけ A) デパートにいってけ
maka bisa saja guru bahasa Jepang んがくしました んがくします
mengganti atau merevisinya dengan soal 20 C) 20 分で B) 20 分しか
yang memiliki tingkat DP yang cukup atau 21 D) と B) を
bagus. Berikut adalah contoh perhitungan 22 B) を C) の
untuk DP tertinggi dan terendah, dihitung 23 C) 夏休みの A) 夏休みに
berdasarkan rumusan berikut. 24 B) 切るのに C) 切りに
25 C) 遅れるかもし A) 遅れないでください
DP = (ΣBA / nA) – (ΣBB / nB) れません
DP Tertinggi: ((6/6)-(1/6)) = 0,83 26 C) きっさてん B)リンゴのケーキが
DP Teredah: ((6/6)-(6/6)) = 0,00 は
Pembahasan terakhir yaitu terkait 27 B) 置いた A) どこ
pola distraksi (PD). Jawaban-jawaban yang 28 C) 最近いそが B) ひく
ada pada soal-soal JLPT N4 yang diteliti しくて
29 A) しかし D) それに
tidak diketahui secara langsung mana 30 B) は A) なら
jawaban yang berfungsi sebagai distraksi 31 D) 教えてもら C) おしえてあげまし
karena soal dibuat oleh penyelenggaranya di いました た
Jepang, namun jawaban yang berfungsi Tabel 8. Pola Distraktor (2-2)
sebagai distraktor bisa dilihat melalui N Kunci
Distraktor
pengamatan kemiripan antara jawaban yang o Jawaban
berupa distraktor dengan kata kunci 32 B) 教室で、自 D) 先生たちの部屋へ
jawabannya dihubungkan dengan kontek 分のクラスの先
生に
soal yang diberikan, serta bisa dilihat dari 33 D) 冬に暖かい A) 夏にアイスクリー
kecenderungan jawaban salah peserta didik 部屋で高いアイ ムを食べること
yang mengikuti ujian. Hasil temuan antara スクリームを食
べること
kunci jawaban dan jawaban distraktor bisa 34 D) 乗りたい電 A) 知らない女の人に
dilihat pada tabel berikut. 車の場所が分か 声をかけられたから
らないから
35 B) 行ったり来 C) 山田さんの友達と
Tabel 7. Pola Distraktor (1-2) たりしているの 間違えたから
N Kunci を見たから
Distraktor
o Jawaban
1 C) た の し か っ B) すずしかった Pada temuan yang dipaparkan pada
た tabel diatas terlihat bahwa setiap soal
2 D) あじ B) いろ
3
memiliki distraktor atau pengecoh yang bisa
A) ふべん B) ぶべん
4 D) きって C) あらって membuat peserta didik keliru dalam
5 D) いがい B) にがい menjawab jika tidak dikerjakan dengan
6 B) 黒い C) 赤い teliti. Pola distraksi jawaban soal bisa
7 C) 計画 A) 計書 diketahui dengan mengacu kepada prinsip
8 D) 医者 C) 匠者 berikut:
9 A) しんぱい D) けいけん a. Prinsip pertama: Jawaban pengecoh
10 B) ゆめ C) おもいで harus lebih banyak dipilih oleh peserta
11 B) せひ A) ひじょうに didik kelompok rendah daripada
12 C) せつめい A) じゅんび
kelompok atas, jika tidak demikian 3 tetap Jawaban
1 Kunci Distraktor
maka pengecoh itu harus diganti karena 4
Pakai
Jawaban ganti
Pakai
terlalu menjebak. Kelompok atas lebih 1 Distraktor Kunci
Pakai Pakai
kecil daripada kelompok bawah 5 tetap Jawaban
memilih dalam pengecoh tersebut 1 Distraktor Kunci
Pakai Pakai
6 tetap Jawaban
(A<B). 1 Distraktor Kunci
Pakai Pakai
b. Prinsip Kedua: Peserta didik kelompok 7 tetap Jawaban
atas harus lebih banyak memilih 1 Kunci Distraktor
Pakai Pakai
8 Jawaban tetap
jawaban benar (kunci jawaban) dari 1 Distraksi Kunci
Pakai Pakai
pada pengecoh, jika tidak demikian 9 tetap Jawaban
maka pengecoh itu harus diganti karena 2
Pakai
Distraktor Kunci
Pakai
0 tetap Jawaban
terlalu menjebak. 2 Distraktor Kunci
c. Prinsip Ketiga: Harus ada yang Pakai Pakai
1 tetap Jawaban
memilih jawaban pengecoh tersebut 2
Pakai
Kunci Distraktor
Pakai
2 Jawaban tetap
termasuk kelompok sedang, jika
2 Distraktor Kunci
pilihannya nol (0%) maka pengecoh 3 tetap
Pakai
Jawaban
Pakai
tersebut harus diganti karena terlalu 2
Pakai
Kunci Distraktor
Pakai
kentara salahnya. 4 Jawaban tetap
2 Distraksi Kunci
d. Prinsip ke empat: Pemilih jawaban 5 tetap
Pakai
Jawaban
Pakai
pengecoh jangan sampai lebih dari 25% 2
Pakai
Distraktor Kunci
Pakai
dari seluruh peserta tes, jika lebih dari 6 ganti Jawaban
2 Distraksi Kunci
itu maka pengecoh tersebut harus 7 tetap Jawaban
Pakai Pakai
diganti karena dianggap terlalu
menjebak.
Setelah merujuk kepada kaidah Tabel 10. Hasil Analisis PD (2-2)
diatas maka pola distraksi soal JLPT N4 N Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
disimpulkan dalam tabel berikut. o A B C D
2 Kunci
Pakai Distraksi Pakai
Tabel 9. Hasil Analisis PD (1-2) 8 Jawaban
2 Kunci Distraktor
N Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Pakai Pakai
9 Jawaban tetap
o A B C D
3 Kunci Distraksi
Distraktor Kunci Pakai Pakai
1 Pakai Pakai 0 Jawaban tetap
ganti Jawaban 3 Distraksi Kunci
Distraktor Kunci Pakai Pakai
2 Pakai Pakai 1 tetap Jawaban
ganti Jawaban 3 Kunci Distraksi
Kunci Distraktor Pakai Pakai
3 Pakai Pakai 2 Jawaban ganti
Jawaban ganti 3 Distraksi Kunci
Kunci Distraktor Pakai Pakai
4 Pakai Pakai 3 tetap Jawaban
Jawaban ganti 3 Distraksi Kunci
Distraktor Kunci Pakai Pakai
5 Pakai Pakai 4 ganti Jawaban
tetap Jawaban 3 Kunci Distraksi
Kunci Distraktor Pakai Pakai
6 Pakai Pakai 5 Jawaban tetap
Jawaban ganti
Distraktor Kunci
7 Pakai Pakai Berdasarkan tabel diatas kita bisa
tetap Jawaban
8 Pakai Pakai
Distraktor Kunci ketahui bahwa ada jawaban distraktor yang
tetap Jawaban bisa tetap digunakan dan ada juga distraktor
Kunci Distraktor
9
Jawaban
Pakai Pakai
tetap yang harus diganti mengacu kepada empat
1
Pakai
Kunci Distraktor
Pakai
prinsip diatas. Berikut dipaparkan analisis
0 Jawaban tetap pola distraktor pada setiap jawaban soal.
1 Distraktor Kunci
1 ganti Jawaban
Pakai Pakai a. Distraktor Ganti
1 Distraksi Kunci Beberapa soal seperti pada nomor
Pakai Pakai
2 tetap Jawaban 1,2,4,5,6, tidak ada peserta didik yang
1 Distraktor Kunci Pakai Pakai menjawab salah dalam pertanyaan di nomor
tersebut, artinya jawaban distraktor pada jawaban distraktor lebih dari 5 orang akan
soal ini tidak memenuhi prinsip ketiga yaitu dikategorikan jawaban tersebut harus
‘harus ada yang memilih jawaban pengecoh diganti. Ditemukan pada soal nomor 27,31
tersebut termasuk kelompok sedang’. dan 33 pemilih jawaban distraktor lebih dari
Karena itu pola distraktor pada ujian JLPT lima orang, karena itu distraktor pada soal-
N4 nomor soal tersebut termasuk yang soal tersebut harus diganti. Termasuk soal
harus diganti jawaban pengecohnya karena nomor 26,32 dan 34 yang juga banyak
kelas bawah pun tidak terkecoh dan mampu kelompok atas yang memilih distraktor,
menjawabnya dengan benar. pada soal-soal ini juga terdapat lebih dari
Contoh pada soal nomor 1: 25% peserta yang menjawab distraktor.
今日は とても 楽しかったですね。 Artinya soal nomor 26, 27, 31, 32, 33, dan
a) いそがしかった 34 harus diganti karena tidak memenuhi
b) すずしかった (Distraktor) prinsip diatas.
c) たのしかった (Jawaban Benar) Contoh pada soal nomor 26:
d) かなしかった 先月まで 花屋が あった ( )
Pada soal ini terlihat peserta ( ) ( ★ ) (
diarahkan untuk menjawab yang )、おいしいです。
berhubungan dengan cuaca karena subjek a) できた
pembicaraannya merupakan ‘hari’, yang b) リンゴのケーキが (Distraktor)
mana jika diterjemahkan kedalam bahasa c) きっさてんは(Jawaban Benar)
Indonesia kalimatnya menjadi ‘hari ini d) 場所に
sangat…’. Tentu peserta yang berpikir Pada soal ini hanya dua orang saja
terkait hari dan tidak mengetahui arti dari yang mampu menjawab betul. Soal yang
kanji yang digaris bawahi kemungkinan berperilaku HOTS level kognitif C6 ini
akan menjawab jawaban distraktor yaitu す memiliki kesulitan yang cukup tinggi
ず し か っ た yang berarti sejuk, sayangnya karena selain peserta harus memilih dan
dengan 100% jawaban benar sesuai kata menyusun dari pilihan jawaban menjadi
kunci berarti peserta mengetahui semuanya satu kalimat utuh, baik dan benar, setelah
arti kanji 楽しかった yang dalam hiragana itu peserta juga harus memilih jawaban
ditulis た の し か っ た artinya adalah yang tepat untuk kosakata yang diletakkan
menyenangkan (lampau). pada tanda bintang. Karenanya pemahaman
Adapun beberapa soal tidak pola kalimat dan pengetahuan tentang
memenuhi prinsip kedua yaitu ‘Peserta kosakata dibutuhkan untuk menjawab
didik kelompok atas harus lebih banyak pertanyaan ini.
memilih jawaban benar (kunci jawaban) Distraktor pada soal ini
dari pada pengecoh’. Hal tersebut mengarahkan siswa agar menjawab jawaban
disimpulkan dikarenakan ditemukan pada B yaitu リンゴのケーキが, karena jika kita
soal nomor 26,32, dan 34 jumlah peserta melihat kalimat lengkap, predikat kalimat
didik kelompok atas lebih banyak ini adalah ‘おいしいです’, tentu jika tidak
menjawab dengan memilih pengecoh fokus peserta akan buru-buru menjawab リ
daripada jawaban yang benar. Nomor 26 ン ゴ の ケ ー キ が karena kalimat tersebut
terdapat 4 orang yang memilih distraktor cocok jika disambungkan dengan おいしい
dari 6 orang (67%), nomor 32 terdapat 4 で す dari sisi pola kalimat, dimana
orang (67%), dan nomor 34 terdapat 4 kalimatnya menjadi リンゴのケーキがおい
orang juga (67%). Kemudian beberapa soal しいです atau ‘Kue apelnya enak’. Namun
juga tidak memenuhi prinsip keempat yaitu yang diinginkan oleh soal bukanlah hal
‘Pemilih jawaban pengecoh jangan sampai tersebut melainkan soal menginginkan
lebih dari 25% dari seluruh peserta tes’. jawaban apa yang cocok untuk yang diberi
Karena 25% dari 21 orang adalah 5 tanda bintang, yaitu き っ さ て ん は untuk
orang, maka jika ditemukan yang memilih jawaban yang betulnya. Karena nya perlu
pemahaman kalimat secara utuh untuk dapat の , karena didepan tanda kurung kosong
menjawab pertanyaan ini. masih terdapat kata 間 atau dibaca あいだ
b. Distraktor Tetap yang bisa diartikan ‘selama’. Karena kata
Selain distraktor yang termasuk ini termasuk kedalam kata benda, maka jika
kedalam kategori harus diganti, pada soal akan dihubungkan dengan kata 夏 休 み
JLPT N4 juga terdapat distraktor yang bisa maka partikel yang cocok adalah partikel の
diterima dan tetap dipertahankan dengan karena digunakan untuk menggabungkan
distraktor tersebut. Seperti pada soal nomor dua kata benda yaitu 夏 休 み dan 間
3, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, menjadi 夏 休 み の 間 atau dibaca ‘selama
19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 30 dan libur musim panas’. Berikut disimpulkan
35, soal-soal tersebut termasuk kedalam dalam tabel terkait hasil analisis dari pola
kategori soal yang distraktor nya bisa distraksi Jawaban pada soal JLPT N4.
dipertahankan karena sesuai dengan prinsip
pertama bahwa ‘Jawaban pengecoh harus Tabel 11. Kesimpulan PD
lebih banyak dipilih oleh peserta didik Pola Nomor Jumlah %
kelompok rendah daripada kelompok atas’, distraksi
serta prinsip kedua karena kelompok atas 3, 7, 8, 9, 10,
Diterima/ 11, 12, 13, 14,
banyak yang memilih jawaban yang benar 15, 16, 17, 18,
dibanding kelompok bawah. Dipertaha- 19, 20, 21, 22, 24 Soal 69%
Contoh pada soal nomor 23: nkan 23, 24, 25, 28,
29, 30, 35
私は ( ) 間、スーパーで アルバイ
1, 2, 4, 5, 6,
トを して いました。 Ditolak/ 26, 27, 31, 32, 11 Soal 31%
a) 夏休みに (Distraktor) Diganti 33, 34
b) 夏休みで
c) 夏休みの (Jawaban Benar) Dari tabel diatas dapat disimpulkan
d) 夏休み bahwa terdapat sejumlah 24 soal atau 69%
Pada soal yang termasuk pola distraktor yang dapat diterima atau dapat
distraktor ‘sangat bagus’ ini terdapat 4 dipertahankan, serta terdapat 11 soal atau
orang dari kelompok bawah atau sekitar 32% distraktor yang ditolak atau lebih baik
67% dari total 6 orang yang memilih diganti dengan distraktor lainnya karena
jawaban pengecoh, sedangkah kelompok terlalu menjebak maupun karena tidak ada
atas tidak ada yang memilih jawaban pemilihnya.
distraktor. Karena itu distraktor ini sangat
bagus jika dipertahankan seperti ini. Pada 4. Kesimpulan
distraktor ini peserta yang tidak terlalu Dilihat pada tingkat kesulitan (TK)
fokus atau sedikit kurang pemahamannya soal, terdapat 57% soal berstatus mudah,
akan terkecoh dengan kalimat 夏 休 み に 34% soal berstatus sedang, dan sisanya 9%
atau ‘pada libur musim panas’ karena berstatus sukar. Untuk butir soal yang
kebanyakan contoh yang diangkat dalam termasuk baik yaitu yang termasuk dalam
buku pelajaran, biasanya setelah kata 夏休 tingkat kesulitan yang sedang, segogyanya
み akan diikuti dengan partikel に , butir item tersebut dicatat dalam buku bank
sedangkan jarang contoh soal yang soal agar selanjutnya dapat dikeluarkan lagi
langsung diikuti partikel の. atau dijadikan referensi dalam membuat
Karena itu tertanam dalam tes-tes hasil belajar bahasa Jepang pada
pemikiran kelompok bawah jika setelah 夏 waktu mendatang. Kemudian untuk butir
休 み pasti ada partikel に . Namun jika soal yang terlalu sukar, tindak lanjutnya
peserta didik yang berpikir lebih jauh dapat dilakukan dengan tiga hal, pertama,
(kelompok atas), mereka yang mengetahui dibuang dan tidak dikeluarkan lagi dalam
pola kalimat yang baik dan benar akan tes-tes hasil belajar dimasa yang akan
paham bahwa jawabannya adalah 夏 休 み datang. Kedua, diteliti ulang, dilacak dan
ditelusuri sehingga dapat diketahui faktor meningkat atau belum. Kedua dibuang dan
yang menyebabkan sulit dijawab oleh tidak digunakan pada tes yang akan datang.
peserta didik, lalu dimasukkan kembali Dilihat dari pola distraksi (PD), pada
kedalam soal ujian setelah diperbaiki. simulasi soal JLPT N4 terdapat 24 soal
Ketiga, harus dipahami bahwa soal yang atau sebanyak 69% distraktor yang dapat
sukar bukan berarti tidak memiliki diterima atau dipertahankan, serta terdapat
kegunaan, butir soal ini dapat digunakan 11 soal atau 31% distraktor yang ditolak
ketika akan melakukan tes yang sifatnya atau lebih baik diganti dengan distraktor
sangat ketat, dimana ujian dilakukan untuk lainnya karena terlalu menjebak maupun
melihat mana peserta didik yang memiliki karena tidak ada pemilihnya. Maka dari itu
kemampuan berpikir tingkat tinggi dan butir soal yang sudah memiliki distraktor
mana peserta didik yang memiliki baik dapat dipertahankan untuk dipakai
kemampuan berpikir tingkat rendah. pada tes yang akan datang, sedangkan
Kemudian soal yang sifatnya untuk soal yang memiliki distraktor belum
mudah, juga sama memiiki tiga alternatif baik maka bisa diperbaiki atau diganti
penggunaan. Pertama, dibuang dan tidak dengan distraktor lainnya.
digunakan pada tes-tes dikemudian hari, Setelah menyelesaikan penelitian
kedua, diteliti ulang untuk diketahui faktor ini, peneliti merasa masih banyak
penyebabnya, ketiga, sebaliknya dari soal kekurangan dalam penelitian ini terutama
yang sulit, soal-soal yang bersifat mudah terkait pengumpulan data dan metode
bisa digunakan untuk tes yang sifatnya penelitian yang dilakukan, untuk itu
longgar, dimana tes yang dilakukan dibuat peneliti merekomendasikan beberapa
agar peserta didik banyak yang lulus atau pendapat yang mungkin bisa dilakukan
sebagai tes formalitas saja. Dari oleh peneliti selanjutnya. Pertama
kesimpulan ini bisa diketahui bahwa soal penelitian ini hanya membahas analisis
yang sukar maupun mudah bukanlah butir soal yang ada pada lembar ujian JLPT
sesuatu yang jelek, soal-soal tersebut bisa N4 untuk diketahui kualitas butir soalnya
disimpan dalam bank soal agar sewaktu- saja, belum sampai kepada tahap
waktu bisa digunakan dan tidak perlu implementasi membuat soal, membuat
membuat soal lagi ketika akan membuat tes validitas dan reliabilitas butir soal. Karena
yang sifatnya mudah maupun sulit. itu penulis merekomendasikan agar peneliti
Dilihat pada daya pembeda (DP), selanjutnya dapat menjadikan temuan pada
terdapat 18 soal atau 51% dengan kategori penelitian ini sebagai panduan dalam
DP lemah, 9 soal atau 26% kategori DP melakukan proses penelitian selanjutnya
cukup, 6 soal atau 17% kategori DP bagus yang berhubungan.
dan 2 soal atau 6% kategori DP sangat Kedua, dianjurkan agar soal-soal
bagus. Tindak lanjut yang dapat dilakukan dengan tingkat kesulitan, daya pembeda
selanjutnya adalah menyimpan pada bank dan pola distraksi yang baik dimasukkan ke
soal untuk soal-soal dengan kategori dalam bank soal. Hal ini memungkinkan
cukup, bagus dan sangat bagus karena untuk mengadaptasi soal-soal tersebut pada
kualitasnya sudah memadai untuk tes-tes hasil belajar bahasa Jepang di masa
digunakan pada tes-tes yang akan datang, mendatang. Ketiga, analisis lanjutan pada
yakni 49% dari keseluruhan soal yang ada lembar ujian JLPT N4 ini menurut penulis
pada JLPT N4. Sisa 51% untuk butir soal perlu untuk dilakukan agar mendapatkan
yang memiliki daya pembeda lemah, tindak data yang lebih spesifik, seperti meneliti
lanjutnya bisa dengan melakukan dua hal, bagaimana jumlah persentase pada tingkat
pertama ditelusuri untuk kemudian kesulitan (TK), daya pembeda (DP), pola
diperbaiki dan diuji cobakan kembali distraksi (PD), Validitas dan Reliabilitas,
apakah daya pembeda nya sudah bisa terbentuk, bagaimana kecenderungan
nya dan apa penyebabnya, hal ini bisa
dilakukan dengan teknik wawancara dan
yang sejenis. Dengan mengambil implikasi
dan menerapkan rekomendasi di atas,
diharapkan kualitas soal ujian bahasa
Jepang dapat ditingkatkan.
Kemudian secara teoritis manfaat
yang mungkin bisa didapat bagi lembaga
pembelajaran bahasa Jepang maupun bagi
pengajar yaitu penelitian ini dapat menjadi
bahan pertimbangan dan acuan dalam
pembuatan soal tes untuk evaluasi belajar
peserta didik, sehingga guru dapat
mengetahui soal tes mana yang sudah baik
yang perlu dipertahankan dan soal tes mana
yang harus diganti maupun diperbaiki,
serta apakah harus ditambah maupun
dikurangi jumlah soalnya. Sedangkan
manfaat praktis bagi peserta didik yaitu
mereka akan mengetahui hasil tes evaluasi
tersebut. Serta manfaat lainnya adalah
sebagai bahan referensi yang relevan bagi
penelitian selanjutnya.
Referensi Jlptonline Indonesia. (2023). Japanese-
Language Proficiency Test (JLPT).
Anas, S. (2020). Pengantar evaluasi The Japan Foundation: Jakarta.
pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Kemendikbud RI. (2019). Pengembangan
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2017). Pembelajaran Berorientasi HOTS.
Kerangka landasan untuk Kementrian Pendidikan dan
pembelajaran, pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia.
asesmen. Yogyakarta: Pustaka Kuwana Shota, Onozawa Yoshie, Kitamura
Pelajar. Naoko. (2010). Analisis Item Soal
Arikunto, S. (2021). Dasar-dasar evaluasi Ujian Kemampuan Bahasa Jepang
pendidikan edisi 3. Bumi Aksara. "Tata Bahasa": Hubungan Cara
Boopathiraj, C., & Chellamani, K. (2013). Pertanyaan dan Tingkat Kesulitan.
Analysis of test items on difficulty Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang
level and discrimination index in the Yayasan Pertukaran Internasional
test for research in education. Jepang, (6), 109-123.
International journal of social science Nguyen, N. N. (2022). Applying
& interdisciplinary research, 2(2), Technology to Learning for the JLPT
189-193. N2 Exam to Improve Listening Skills
Einae. (2019). Pendekatan Pembelajaran for Japanese Major Students.
Bahasa Jepang bagi Pekerja Asing International Journal of Early
China: Fokus pada Mereka yang Childhood Special Education, 14(5).
Belum Lulus Ujian Kemampuan Nishizawa, H., Isbell, D. R., & Suzuki, Y.
Bahasa Jepang N1 dan N2. Penelitian (2022). Review of the Japanese-
Bahasa Jepang Universitas Osaka, 31, Language Proficiency Test. Language
49-72. Testing, 39(3), 494-503.
Firmansyah, D. B., Kurniawan, E., & Oktaviani, N., & Kocimaheni, A. A. (2023).
Fitriana, I. (2021). Peningkatan Kualitas Soal Tes Sumatif Bahasa
Kompetensi Bahasa Jepang Siswa Jepang Kelas Xii Fkk 1 Di Smk
Melalui Pelatihan Jlpt. Jurnal Negeri 10 Surabaya.
Abdimas Bina Bangsa, 2(1), 80-89. Purwanto. (2016). Evaluasi hasil belajar.
Hartiti, E. S. Analisis Soal Buatan Guru Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bahasa Jepang Berbasis Higher Putri, R. A., & Rosliyah, Y. (2020).
Order Thinking Skills (Hots) Dalam Analisis Distraktor Butir Soal Bunpou
Soal Ujian Akhir Semester Ganjil Shokyuu Kouhan Semester 2 Tahun
Kelas Xii Sma Di Surabaya Tahun 2018/2019 Prodi Pendidikan Bahasa
Pelajaran 2017/2018. Jepang Unnes. Kiryoku, 4(1), 20-28.
Harun, Y. (2022). The Role of Japanese Sutedi, D. (2009). Penelitian pendidikan
Language School (Nihongo Gakkou) bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.
in Japan to Improving JLPT. Sutedi, D. (2019). Bahasa Jepang: Evaluasi
ITALIENISCH, 12(1), 942-949. hasil belajar (Teori dan praktik).
Iles, T. (2019). ‘Changes’ to the new Bandung: Humaniora.
Japanese-Language Proficiency Test: Tia, M., & Metty, S. (2021). Jlpt Test
Newly emerged language policies for Sebagai Multimedia Pem Belajaran
non-Japanese and Japanese citizens. Jlpt N4 (Moji Goi) Bagi Mahasiswa
electronic journal of contemporary Prodi Bahasa Jepang Universitas
japanese studies. Darma Persada Pada Smart Phone
JLPT. (2010). Atarashii Nihongo Noryoku Berbasis Android. Jurnal Bahasa dan
Shiken Gaido Bukku. Japan Budaya Jepang, 4(1).
Foundation. Trisgar, T., & Juangsih, J. (2023). Analisis
Butir Soal Higher Order Thinking
Skills (HOTS) Pada Soal Ujian JLPT
N4. KIRYOKU, 7(2), 24-36.
Yuji, O. (2021). A study of the renewed
Kyōiku kanji: An attempt to quantify
the relative importance of 1,026 kanji
using Japanese-Language Proficiency
Test (JLPT) levels (Doctoral
dissertation, Gakushuin University).

You might also like