You are on page 1of 18

Analisis Daya Pembeda, Tingkat Kesulitan dan Pola Distraksi

Pada soal JLPT N4


Trisgar1, Juju Juangsih2
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Jepang, FPBS, UPI12
Bandung, Indonesia12

Abstract
In educational evaluation, questions created by instructors often lack the use of items
that have been tested, experimented with, analyzed, and revised before being presented to
learners, making it uncertain whether the quality of the questions is good or not. JLPT offers
question formats that can be adapted by instructors when creating Japanese language
questions. Therefore, the researcher is interested in analyzing JLPT N4 items to assess their
quality in terms of discriminative power, difficulty level, and distractor patterns using statistical
formulas. This analysis can then serve as a model for instructors when creating Japanese
language questions. This quantitative research employed an experimental method and was
conducted with 21 participants, utilizing data collection through documentation. The research
findings reveal that, in terms of difficulty level, 57% of the questions were categorized as easy,
34% as moderate, and the remaining 9% as difficult. Regarding discriminative power, 51%
were classified as weak, 26% as fair, 17% as good, and 6% as very good. In terms of distractor
patterns, 69% of the distractors were found to be acceptable or retained, while 31% were
rejected or considered better replaced with other distractors due to being excessively
misleading or lacking appeal.

Keyword: Daya Pembeda, Tingkat Kesulitan, Pola Distraksi, JLPT

1. Pendahuluan soal. Namun, ketika melihat data analisis


Ujian Kemampuan Bahasa Jepang jawaban soal tata bahasa pada soal ujian
atau Nihongo Nouryoku Shiken yang JLPT yang telah lalu, terdapat situasi di
diperkenalkan oleh The Japan Foundation mana pada soal level rendah terdapat tata
(JF) dan Japan Educational Exchanges and bahasa yang seharusnya berada di level
Services (JESS) pada tahun 1984 adalah diatasnya (Shota et al., 2010).
sebuah sistem ujian untuk mengukur dan Begitupun pada soal-soal yang dibuat
mengakui kemampuan berbahasa Jepang oleh pengajar bahasa Jepang, ada kalanya
bagi mereka yang bahasa ibu nya bukan dimana pengajar itu sendiri tidak
bahasa Jepang (Iles, 2019). Pada laman menganalisis soal-soal yang telah diberikan
resmi JLPT Indonesia dikatakan bahwa kepada pembelajar sehingga sejauh mana
sebanyak 7,000 peserta dari seluruh dunia kualitas soal yang diberikan itu menjadi
mengikuti test pertama JLPT yang tidak pasti (Oktaviani, 2023). Sejalan dengan
dilaksanakan serentak di 15 negara di itu (Arikunto, 2020) mengatakan bahwa
berbagai benua, dan pada tahun 2019 telah soal-soal yang akan dibuat guru biasanya
diikuti oleh lebih dari 1,268,511 peserta di 87 didasarkan atas bahan dan tujuan khusus
negara diseluruh dunia. Dalam proses yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya
pembuatan soal JLPT, pedoman penyusunan sendiri, hanya mencakup pengetahuan atau
soal atau Shutsudai Kijyun telah dibuat pada keterampilan yang sempit, tanpa bantuan
tahun 1994 dimana didalamnya terdapat tenaga ahli, jarang menggunakan butir soal
pedoman dan contoh soal untuk setiap yang sudah diuji cobakan, dianalisis dan
tingkat ujian, mencakup huruf, kosakata dan direvisi, reliabilitasnya rendah dan terbatas
tata bahasa sebagai acuan dalam penyusunan pada kelas tertentu.
Berdasarkan penelitian-penelitian penelitian ini adalah “Bagaimanakah
diatas, penulis melihat bahwa terdapat hasil kualitas soal JLPT N4 dilihat dari daya
yang berbeda antara pedoman JLPT dan pembeda, tingkat kesulitan, serta pola
aktual pelaksanaannya, serta terdapat soal- distraksinya?” Hal inilah yang penulis coba
soal yang diberikan kepada pembelajar tanpa gali dengan cara melakukan uji coba soal-
melalui proses pengecekan kualitasnya soal JLPT N4 kepada pembelajar yang
terlebih dahulu dan tanpa referensi yang jelas. sedang belajar di JPK, agar nantinya temuan
Karena itu penulis berpikir untuk menguji- tersebut dapat dijadikan referensi ketika
cobakan kepada pembelajar dan pengajar di Indonesia akan membuat soal-
menganalisis secara mandiri butir soal-soal soal bahasa Jepang serta dapat dijadikan
ujian JLPT level N4 untuk diketahui referensi untuk pembelajar ketika akan
bagaimana daya pembeda, tingkat kesulitan mengerjakan soal-soal JLPT.
serta pola distraksi nya sehingga dikemudian Analisis butir soal dilakukan setelah
hari hasil analisis ini bisa dijadikan referensi uji coba dilakukan kepada pembelajar. Hal
oleh pengajar bahasa Jepang yang akan pokok yang dianalisis pada analisis butir soal
membuat soal-soal bahasa Jepang yang adalah tingkat kesulitan (TK) dan daya
mengacu kepada standar internasional pembeda (DP) setiap butir soal, kemudian
seperti JLPT. analisis pola distraktor (PD). Untuk
Penelitian terkait analisis butir soal membuktikan apakah soal itu benar-benar
pernah dilakukan sebelumnya oleh Putri dan termasuk kategori mudah, sedang, atau sukar
Yuyun (2020) dimana penelitian dilakukan dapat diketahui setelah soal tersebut diuji
untuk mengetahui bagaimana keefektifan cobakan kemudian dianalisis dengan
distraktor butir soal Bunpou Shokyuu menggunakan statistik. Soal dengan kualitas
Kouhan. Hasilnya terdapat 36 distraktor yang baik itu adalah soal yang memiliki
pada butir soal ujian yang dikatakan efektif tingkat kesukarannya sedang, dan daya
karena sesuai dengan kriteria efektivitas pembedanya tinggi (Sutedi, 2019).
distraktor yang digunakan, namun terdapat Soal dengan tingkat kesulitan yang
21 distraktor yang dikatakan tidak efektif. baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
Selanjutnya pada penelitian Shota et al., atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu
(2010) dilakukan penelitian pada tingkat mudah tidak merangsang pembelajar untuk
kesulitan (dalam bahasa Jepang disebut mempertinggi usaha memecahkannya.
nan’i do) dimana yang diteliti nya adalah tata Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akar
bahasa bentuk te iru pada soal ujian JLPT menyebabkan pembelajar menjadi putus asa
selama 23 tahun terakhir. Hasilnya dari soal dan tidak mempunyai semangat untuk
terdapat bentuk kata kerja te iru yang berada mencoba lagi karena di luar jangkauannya
pada tingkat N4 akan tetapi tingkat (Arikunto, 2020). Seorang pembelajar akan
kesulitannya berada di level diatasnya menjadi hafal akan kebiasaan guru-gurunya
bahkan lebih jika merujuk kepada pedoman dalam hal pembuatan soal ini. Misalnya saja
penyusunan soal. Secara spesifik terdapat guru A dalam memberikan ulangan soalnya
konsep soal gabungan seperti mudah-mudah, sebaliknya guru B kalau
menggabungkan kata “shika” dan “teiru”, memberikan ulangan soalnya sukar-sukar.
dimana tingkat kesulitan seperti ini Dengan pengetahuannya tentang kebiasaan
meningkat untuk tingkat N4. Selanjutnya ini, maka pembelajar akan belajar giat jika
konsep gabungan kata “mada”, “garu” dan menghadapi ulangan dari guru B dan
“tagaru” yang jika dilihat dari tingkat sebaliknya jika akan mendapat ulangan dari
kesulitan soal-soal ini bahkan berada di level guru A, tidak mau belajar giat atau bahkan
lebih dari N3. mungkin tidak mau belajar sama sekali.
Merujuk kepada hasil temuan Cara yang dapat ditempuh untuk
penelitian-penelitian diatas, yang akan mengetahui tingkat kesulitan dari butir soal
penulis coba gali jawabannya dalam yang ada, Witherington dalam bukunya
berjudul Psychological Education soal dikategorikan sukar, 2) jika hasil indeks
mengatakan bahwa sudah atau belum nilainya berada pada 0,26 - 0,75 maka soal
memadainya tingkat kesulitan item tes hasil dikategorikan sedang, dan 3) jika hasil
belajar dapat diketahui dari besar kecilnya indeks nilainya berada pada 0,76 - 1,00 maka
angka yang melambangkan tingkat kesulitan termasuk kategori mudah.
dari item tersebut (Sudijono, 2020). Angka Selanjutnya yang akan dicari nilainya
yang dapat memberikan petunjuk mengenai adalah Daya Pembeda yaitu kemampuan
tingkat kesulitan item itu dikenal dengan suatu soal untuk membedakan antara
istilah difficulty index (indek kesulitan). pembelajar yang berkemampuan tinggi
Menurut Witherington dalam dengan pembelajar yang berkemampuan
Sudijono (2020), angka indek kesulitan item rendah (Arikunto, 2020). Angka yang
itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai menunjukkan besarnya daya pembeda
dengan 1,00. Artinya, angka indek kesukaran disebut indeks diskriminasi, disingkat D (d
itu paling rendah adalah 0,00 dan paling besar). Seperti halnya indeks kesulitan,
tinggi adalah 1,00. Angka indek kesukaran indeks diskriminasi (daya pembeda) ini
sebesar 0 merupakan petunjuk bahwa butir berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Hanya
item tersebut termasuk dalam kategori item bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal
yang terlalu sukar, sebab di sini peserta tidak tanda negatif (-). tetapi pada indeks
dapat menjawab item dengan benar (yang diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif
dapat menjawab dengan benar = 0). pada indeks diskriminasi digunakan jika
Sebaliknya, apabila angka indek kesukaran sesuatu soal "terbalik" menunjukkan kualitas
item itu adalah 1, hal ini mengandung makna pembelajar yaitu anak pandai disebut bodoh
bahwa butir item yang bersangkutan adalah dan anak bodoh disebut pandai.
termasuk dalam kategori item yang terlalu Mengetahui daya pembeda item itu
mudah, sebab di sini seluruh peserta dapat penting sekali, sebab salah satu dasar yang
menjawab dengan betul butir item yang dipegangi untuk menyusun butir-butir item
bersangkutan. tes hasil belajar adalah adanya anggapan,
Adapun pada teknik penentuan bahwa kemampuan antara pembelajar yang
tingkat kesulitan yaitu sebagai berikut, satu dengan pembelajar yang lain itu
pertama pembelajar dipilah ke dalam tiga berbeda-beda, dan bahwa butir-butir item tes
kelompok, yaitu kelompok atas, kelompok hasil belajar itu haruslah mampu
menengah, dan kelompok bawah dengan memberikan hasil tes yang mencerminkan
cara memilah 27% dari atas, dan 27% dari adanya perbedaan. Daya pembeda item itu
bawah, sisanya 46% dianggap sebagai dapat diketahui melalui atau dengan melihat
kelompok sedang, kemudian setelah itu besar kecilnya angka indeks diskriminasi
tentukan TK dengan mengacu kepada rumus item. Angka indek diskriminasi item adalah
yang dikemukakan oleh Du Bois sebagai sebuah angka atau bilangan yang
berikut (Sutedi, 2019; Sudijono, 2020). menunjukkan besar kecilnya daya pembeda
TK = (ΣBA + ΣBB) / (nA + nB) (discriminatory power) yang dimiliki oleh
Keterangan: sebutir item. Discriminatory power pada
TK: indeks tingkat kesulitan yang dicari dasarnya dihitung atas dasar pembagian
ΣΒΑ: jumlah pembelajar yang menjawab pembelajar ke dalam dua kelompok, yaitu
benar dari kelompok atas kelompok atas (the higher group) yakni
ΣΒΒ: jumlah pembelajar yang menjawab kelompok pembelajar yang tergolong pandai
benar dari kelompok bawah dan kelompok bawah (the lower group) yaitu
nΑ: Banyaknya pembelajar kelompok atas kelompok pembelajar yang tergolong bodoh.
nB: Banyaknya pembelajar kelompok bawah Adapun cara menentukan dua
Penafsiran dari hasil perhitungan kelompok itu bisa bervariasi, misalnya dapat
dengan rumusan diatas adalah 1) jika hasil menggunakan median sehingga pembagian
indeks nilainya berada pada 0,00 - 0,25 maka menjadi dua kelompok itu terdiri atas 50%
pembelajar kelompok atas dan 50% pembelajar kelompok bawah yang
pembelajar kelompok bawah; dapat juga jawabannya betul. Jadi di antara kedua
dengan hanya mengambil 20% dari kelompok pembelajar tersebut tidak ada
pembelajar yang termasuk dalam kelompok perbedaannya sama sekali, atau
atas dan 20% lainnya diambilkan dari perbedaannya sama dengan nol. Adapun
pembelajar yang termasuk dalam kelompok apabila angka indeks diskriminasi item dari
bawah; dapat juga menggunakan angka sebutir item bertanda negatif (minus), maka
persentase lainnya. Namun pada umumnya pengertian yang terkandung di dalamnya
para pakar di bidang evaluasi pendidikan adalah, bahwa butir item yang bersangkutan
lebih banyak menggunakan persentase lebih banyak dijawab betul oleh pembelajar
sebesar 27% dari pembelajar yang termasuk kelompok bawah (bodoh) ketimbang
dalam kelompok atas dan 27% lainnya pembelajar kelompok atas (pandai), atau
diambilkan dari pembelajar yang termasuk pembelajar yang sebenarnya termasuk dalam
dalam kelompok bawah. Hal ini disebabkan kategori pandai lebih banyak yang
karena berdasarkan bukti - bukti empirik jawabannya salah, sedangkan pembelajar
peng-ambilan subyek sebanyak 27% yang sebenarnya termasuk dalam kategori
pembelajar kelompok atas dan 27% bodoh justru lebih banyak yang jawabannya
pembelajar kelompok bawah itu telah betul.
menunjukkan kesensitifannya, atau dengan Sejalan dengan pernyataan di atas
kata lain cukup dapat diandalkan (Sudijono, maka kegiatan analisis terhadap daya
2020). pembeda item itu ditujukan untuk menjawab
Indek diskriminasi item umumnya pertanyaan: "Apakah pembelajar yang kita
diberi lambang dengan huruf D (singkatan anggap pandai jawabannya pada umumnya
dari discriminatory power), dan seperti betul, dan apakah pembelajar yang kita
halnya angka indeks kesulitan item, maka anggap bodoh itu pada umumnya
indeks diskriminasi item ini besarnya jawabannya salah?" Jika jawab atas
berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1,00. pertanyaan itu adalah "Ya", maka butir item
Namun di antara keduanya terdapat yang bersangkutan dapat kita anggap sebagai
perbedaan yang mendasar, yaitu: kalau butir item yang baik, dalam arti bahwa butir
angka indeks kesulitan item tidak mungkin item tersebut telah menunjukkan
bertanda minus (negatif) maka angka indek kemampuannya di dalam membedakan
daya pembeda item dapat bertanda minus. antara pembelajar yang termasuk dalam
Dalam hubungan ini, jika sebutir item kategori pandai dengan pembelajar yang
memiliki angka indeks diskriminasi item termasuk dalam kategori bodoh.
dengan tanda plus (positif) hal ini merupakan Sebaliknya, jika jawaban atas
petunjuk bahwa butir item tersebut telah pertanyaan itu adalah "tidak" (yaitu
memiliki daya pembeda, dalam arti bahwa diperoleh kenyataan bahwa ternyata
pembelajar yang termasuk kategori pandai pembelajar yang kita anggap memiliki
lebih banyak yang dapat menjawab dengan kemampuan yang tinggi justru lebih banyak
betul terhadap butir item yang bersangkutan, yang menjawab salah terhadap butir item
sedangkan pembelajar yang termasuk yang bersangkutan, sedangkan pembelajar
kategori bodoh lebih banyak yang menjawab yang kita anggap sebagai pembelajar yang
salah. kemampuannya rendah justru lebih banyak
Jika sebutir item angka indeks dapat menjawab butir item dengan betul)
diskriminasinya = 0,00 (nihil), maka hal ini maka butir item yang bersangkutan dapat
menunjukkan bahwa butir item yang kita nyatakan sebagai butir item jelek, sebab
bersangkutan tidak memiliki daya pembeda hasil yang dicapai dalam tes itu justru
sama sekali, dalam arti bahwa jumlah bertentangan atau berlawanan arah dengan
pembelajar kelompok atas yang jawabannya tujuan tes itu sendiri.
betul (atau salah) sama dengan jumlah
Cara mencari daya pembeda kentara salahnya. Menurut Sutedi (2019)
mengacu pada selisih jawaban benar beberapa ketentuan untuk mengganti atau
kelompok atas dan kelompok bawah melalui memperbaiki distraktor adalah sebagai
rumus berikut. berikut.
DP = (ΣBA / nA) – (ΣBB / nB) 1) Jawaban pengecoh harus lebih banyak
Keterangan: dipilih oleh pembelajar kelompok
DP: Indeks Daya Pembeda yang dicari. rendah daripada kelompok atas, jika
ΣBA: Jumlah jawaban benar kelompok atas. tidak demikian maka pengecoh itu harus
ΣBB: Jumlah benar kelompok bawah. diganti karena terlalu menjebak.
nA: jumlah kelompok atas (27% dari N) Kelompok atas lebih kecil daripada
nB: Jumlah kelompok bawah (27% dari N) kelompok bawah memilih dalam
Penafsiran dari hasil perhitungan pengecoh tersebut (A<B).
dengan rumusan diatas adalah 1) jika hasil 2) Pembelajar kelompok tinggi harus lebih
indeks nilainya berada pada 0,00 - 0,20 maka banyak memilih jawaban benar (kunci
soal dikategorikan tidak bagus (tidak jawaban) dari pada pengecoh, jika tidak
dipakai), 2) jika hasil indeks nilainya berada demikian maka pengecoh itu harus
pada 0,21 - 0,40 maka soal dikategorikan diganti karena terlalu menjebak.
cukup (bisa digunakan secara hati-hati), 3) 3) Harus ada yang memilih jawaban
jika hasil indeks nilainya berada pada 0,41 – pengecoh tersebut termasuk kelompok
0,70 maka soal dikategorikan bagus sedang, jika pilihannya nol (0%) maka
(rekomendasi untuk dipakai), dan 4) jika pengecoh tersebut harus diganti karena
hasil indeks nilainya berada pada 0,76 - 1,00 terlalu kentara salahnya.
maka termasuk kategori sangat bagus 4) Pemilih jawaban pengecoh jangan
(sangat rekomendasi untuk dipakai). sampai lebih dari 25% dari seluruh
Terakhir yang akan dicari nilainya peserta tes, jika lebih dari itu maka
adalah Pola Distraktor (PD). Pada saat pengecoh tersebut harus diganti karena
membicarakan tentang tes obyektif bentuk dianggap terlalu menjebak.
multiple choice item, telah dikemukakan Tujuan utama dari pemasangan
bahwa pada tes obyektif bentuk multiple distraktor pada setiap butir item itu adalah
choice item tersebut untuk setiap butir item agar dari sekian banyak peserta yang
yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar mengikuti tes hasil belajar ada yang tertarik
telah dilengkapi dengan beberapa atau terangsang untuk memilihnya, sebab
kemungkinan jawab, atau yang sering mereka menyangka bahwa distraktor yang
dikenal dengan istilah option atau alternatif. mereka pilih itu merupakan jawaban betul.
Option atau alternatif itu jumlahnya berkisar Jadi mereka terkecoh, menganggap bahwa
antara tiga sampai dengan lima buah, dan distraktor yang terpasang pada item itu
dari kemungkinan-kemungkinan jawab yang sebagai kunci jawaban item, padahal bukan.
terpasang pada setiap butir item itu, salah Tentu saja, makin banyak peserta yang
satu di antaranya adalah merupakan jawaban terkecoh, maka kita dapat menyatakan
betul, sedangkan sisanya adalah merupakan bahwa distraktor itu makin dapat
jawaban salah. Jawaban-jawaban salah menjalankan fungsinya dengan sebaik-
itulah yang biasa dikenal dengan istilah baiknya.
distractor (pengecoh) (Sudijono, 2020). Sebaliknya, apabila distraktor yang
Analisis distraktor sangat diperlukan dipasang pada setiap butir item itu "tidak
dalam prangkat tes yang berbentuk pilihan laku" (maksudnya: tak ada seorang pun dari
berganda. Hal ini dimaksudkan untuk sekian banyak peserta yang merasa tertarik
menghindari adanya pengecoh yang lebih atau terangsang untuk memilih distraktor
kuat mengecohnya daripada kunci jawaban, tersebut sebagai jawaban betul), maka hal ini
atau jangan sampai ada distraktor yang sama mengandung makna bahwa distraktor
sekali tidak ada yang memilih karena terlalu tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya
dengan baik. Dengan kata lain, distraktor untuk memenuhi kebutuhan komunikasi
baru dapat dikatakan telah dapat sehari-hari (JF, 2010).
menjalankan fungsinya dengan baik, apabila Instrumen dalam penelitian
distraktor tersebut telah memiliki daya pendidikan digolongkan menjadi dua yaitu
rangsang atau daya tarik demikian rupa, berbentuk tes dan non tes (Sutedi, 2018).
sehingga peserta (khususnya yang termasuk Karena penelitian ini terkait analisis pada
dalam kategori: kemampuannya rendah atau hasil belajar siswa maka instrumen pada
bodoh) merasa bimbang, dan ragu-ragu penelitian ini berupa tes tulisan objektif
sehingga pada akhirnya mereka menjadi dengan jenis pilihan berganda menggunakan
terkecoh untuk memilih distraktor sebagai aplikasi google form. Tes tulis merupakan
jawaban betul, sebab mereka mengira bahwa instrumen utama yang digunakan untuk
distraktor yang mereka pilih itu adalah kunci menganalisis butir soal dalam penelitian ini.
jawaban item padahal bukan (Sudijono Tes ini terdiri dari kumpulan butir soal dari
2020). naskah ujian JLPT N4 yang mencakup
berbagai aspek bahasa Jepang, seperti kosa
2. Metode kata, tata bahasa, dan pemahaman bacaan.
Penelitian ini merupakan penelitian Butir-butir soal dalam tes tulis akan
dengan pendekatan kuantitatif karena dianalisis untuk mengukur tingkat kesulitan,
datanya berupa angka-angka yang diolah daya pembeda serta pola distraksi.
dengan menggunakan metode statistik, yang Penggunaan tes tulis akan memberikan
mana jika dilihat dari fungsi dan informasi yang lebih mendalam tentang
kegunaannya dapat digolongkan kedalam kemampuan peserta dalam merespons
penelitian evaluatif karena dilakukan untuk berbagai jenis soal dan opsi jawaban dengan
mengevaluasi suatu proses yang sedang langkah-langkah sebagai berikut:
berlangsung dalam rangka mencari umpan a. Membaca semua soal yang ada pada
balik untuk memperbaiki proses selanjutnya. naskah JLPT N4 dari awal hingga akhir
Sedangkan dari metode yang digunakan sebanyak 70 soal pilihan ganda.
penelitian ini merupakan termasuk penelitian b. Memasukkan 35 soal mewakili setiap
eksperimental karena menguji cobakan soal bentuk soal untuk di uji cobakan kepada
ujian JLPT N4 kepada pembelajar untuk peserta kedalam google form dengan
melihat kualitas soal ditinjau dari tingkat link berikut:
kesulitan, daya pembeda, serta pola https://forms.gle/9wyTLRHASt8QtqTN7
distraksinya. c. Melaksanakan simulasi ujian JLPT N4
Dalam rangka menganalisis butir kepada peserta tes.
soal JLPT level N4 ini, penulis melibatkan d. Mengklasifikasikan, menganalisis dan
21 peserta pelatihan di LPK Jidouin Gakkou mendeskripsikan data berupa hasil
Indonesia dari berbagai latar belakang jawaban peserta berdasarkan rumusan
pendidikan dan usia dengan rentang usia masalah.
antara 18 hingga 28 tahun. Pemilihan Adapun terkait teknik analisis data
partisipan dilakukan dengan dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
mempertimbangkan minat mereka dalam a. Membuka hasil jawaban peserta pada
mempelajari bahasa Jepang dan kesiapan link google form kemudian memberikan
mereka untuk berkomitmen dalam mengikuti skor dan nilai. Pemberian skor dan nilai
program pelatihan. JLPT N4 sendiri dilakukan dengan mengacu kepada
merupakan sampel dari populasi JLPT yang rumusan statistik Sk = ΣB – (ΣS / O -1).
terdiri dari N5 sampai N1. Alasan pemilihan b. Menggolongkan hasil jawaban kedalam
N4 untuk dianalisis adalah karena pada level tiga kelompok yaitu kelompok atas,
ini merupakan level yang materi didalamnya menengah dan bawah.
berisi pemahaman dasar bahasa Jepang c. Setelah nilai didapatkan selanjutnya
melakukan analisis butir soal mencakup
analisis tingkat kesulitan (TK), daya kalimat rumpang, 7 soal memilih jawaban
pembeda (DP) dan pola distraksi (PD). yang tepat berdasarkan informasi dari artikel
d. Mencari TK dengan rumusan statistik yang dipaparkan. Setelah itu penulis
TK = (ΣBA + ΣBB) / (nA + nB) membuat skor nilai mentah seperti pada tabel
Langkah ini berkaitan dengan penilaian berikut.
tingkat kesulitan setiap butir soal.
Persentase peserta yang menjawab Tabel 1. Skor mentah
benar digunakan untuk mengukur

Benar

Salah

Skor
Keterangan
tingkat kesulitan. Tujuannya adalah N
No soal Salah
untuk menentukan sejauh mana butir
soal memerlukan pemahaman yang baik 1 33 2 33 27,32
dari peserta. 2 32 3 32 26,32.34
e. Mencari DP dengan rumusan statistik 3 31 4 31 26,30,31,35
4 31 4 31 26,29,32,34
D = (ΣBA / nA) – (ΣBB / nB)
5 29 6 29 26,28,30,31,32,34
Pada tahap ini, masing-masing butir soal 6 29 6 29 26,27,28,31,34,35
dievaluasi untuk mengukur sejauh mana 7 28 7 28 25,26,28,30,31,32,33
butir tersebut mampu membedakan 3,25,27,29,31,32,33,3
8 27 8 27
antara peserta yang memiliki 5
kemampuan berbeda. Ini dilakukan 16,26,27,31,32,33,34,
9 27 8 27
35
dengan membandingkan jumlah peserta
25,26,28,29,30,31,32,
yang menjawab benar dengan yang 10 26 9 26
33,34
menjawab salah. 10,12,13,14,15,23,26,
11 26 9 26
f. Mencari PD mengacu kepada kaidah 32,34
yang berlaku yang dipaparkan pada teori 12 25 10 25
8,17,20,22,26,30,32,3
diatas. Pola distraksi merupakan fokus 3,34,35
17,21,24,25,26,27,28,
analisis terhadap opsi jawaban yang 13 24 11 24
29,31,33,34
sering dipilih oleh peserta selain 16,22,26,28,29,30,31,
jawaban yang benar. Identifikasi pola ini 14 24 11 24
32,33,34,35
membantu untuk memahami kesalahan 10,21,25,26,27,28,29,
15 23 12 23
umum yang mungkin terjadi. Pola 30,31,32,33,35
distraksi dapat membantu dalam 9,13,14,23,24,25,26,3
16 23 12 23
0,31,32,33,34
perbaikan butir soal agar lebih efektif 5,12,16,17,18,20,23,2
dalam mengukur pemahaman peserta. 17 23 12 23
4,26,29,30,31
g. Menyimpulkan hasil temuan dan 7,15,19,22,24,26,27,2
18 22 13 22
memberikan saran untuk penelitian 9,30,31,32,34,35
selanjutnya. 10,12,13,15,17,23,24,
19 21 14 21
25,26,27,32,33,34,35
7,8,11,17,18,20,21,23
3. Hasil dan Pembahasan 20 18 17 18 ,25,26,27,28,29,30,31
Pada analisis butir soal ini, peserta ,32,34
didik yang menjadi partisipan mengisi 10,14,16,17,18,20,23,
lembar soal simulasi ujian JLPT N4 terlebih 21 18 17 18 24,25,26,27,29,30,31,
dahulu yang telah disediakan pada lembar 32,34,35
google form, berisi 35 soal yang terdiri dari
5 soal merubah kanji ke hiragana, 3 soal Pada tabel diatas setelah diberikan
merubah hiragana ke kanji, 5 soal nilai untuk masing-masing peserta yang
menyelesaikan kalimat rumpang, 3 soal mengikuti ujian tersebut, dimana nilai
mencari kesamaan makna kalimat, 3 soal tersebut dinamakan dengan skor mentah,
mencari penggunaan kata yang tepat pada kemudian hasil nilainya digunakan sebagai
kalimat, 6 soal mengisi kalimat rumpang bahan untuk menganalisis tingkat kesulitan,
dengan partikel yang tepat, 3 soal menyusun daya pembeda dan pola distraksi. Pada tabel
skor mentah diatas ditemukan bahwa skor
mentah tertinggi adalah 33/35 dan skor sedangkan contoh perhitungan pada skor
mentah terendah adalah 18/35. Hasil skor bersih terendah adalah sebagai berikut.
mentah yang telah diurutkan kemudian Sk= ∑B - (∑S) / (O-1) = 18 – (17 / (4 - 1))
dirubah menjadi skor bersih agar dapat
= 12,3
merubah menjadi nilai akhir berskala 100.
Setelah nilai skor bersih diketahui
Skor bersih masing-masing peserta diambil
selanjutnya adalah merubah skor menjadi
dari soal pilihan ganda yang telah dikerjakan
nilai yang telah dikonversikan berdasarkan
dirubah menjadi 1 untuk jawaban benar dan
proporsi jawaban benar, dengan rumusan
0 untuk jawaban salah, kemudian dihitung
sebagai berikut:
dengan rumus sebagai berikut:
Nilai = (Sk.Aktual) / (Sk.Ideal) x 100
Sk= ∑B- (∑S)/(O-1) Sk. Aktual: Skor yang diperoleh siswa
Sk: Skor bersih Sk. Ideal: Skor jika jawaban benar semua.
ΣB: Jumlah jawaban yang benar Nilai inilah yang kemudian akan digunakan
ΣS: Jumlah jawaban yang salah; untuk mengklasifikasikan peserta didik
O: banyaknya option. Misal (a, b, c, d) = 4 mana yang memasuki kelas atas, kelas
Hasil perhitungan skor bersih dapat dilihat menengah dan kelas bawah. Berikut adalah
pada tabel berikut. tabel nilai yang telah dikonversi dari skor
bersih.
Tabel 2. Skor Bersih Tabel 3. Nilai Akhir
Benar

Salah

Skor

Skor Bersih Skor Skor


N N Nilai Akhir
Bersih

1 33 2 33 32,3 1 33 32,3 92,4


2 32 3 32 31,0 2 32 31,0 88,6
3 31 4 31 29,7 3 31 29,7 84,8
4 31 4 31 29,7 4 31 29,7 84,8
5 29 6 29 27,0 5 29 27,0 77,1
6 29 6 29 27,0 6 29 27,0 77,1
7 28 7 28 25,7 7 28 25,7 73,3
8 27 8 27 24,3 8 27 24,3 69,5
9 27 8 27 24,3 9 27 24,3 69,5
10 26 9 26 23,0 10 26 23,0 65,7
11 26 9 26 23,0 11 26 23,0 65,7
12 25 10 25 21,7 12 25 21,7 61,9
13 24 11 24 20,3 13 24 20,3 58,1
14 24 11 24 20,3 14 24 20,3 58,1
15 23 12 23 19,0 15 23 19,0 54,3
16 23 12 23 19,0 16 23 19,0 54,3
17 23 12 23 19,0 17 23 19,0 54,3
18 22 13 22 17,7 18 22 17,7 50.5
19 21 14 21 16,3 19 21 16,3 46,7
20 18 17 18 12,3 20 18 12,3 35,2
21 18 17 18 12,3 21 18 12,3 35,2

Pada tabel diatas didapat bahwa skor Pada tabel diatas didapat bahwa nilai
bersih tertinggi ada pada angka 32,3 dan skor akhir tertinggi ada pada angka 92,4 dan nilai
bersih terendah ada pada angka 12,3. Contoh akhir terendah ada pada angka 35,2. Contoh
perhitungan pada skor bersih tertinggi adalah perhitungan pada nilai akhir tertinggi adalah
sebagai berikut. sebagai berikut.
Sk = ∑B - (∑S) / (O-1) = 33 – (2 / (4 - 1)) Nilai = (Sk.Aktual) / (Sk.Ideal) x 100 =
33/35 x 100 = 92,4
= 32,3
kemudian contoh perhitungan untuk peserta Tabel 4. Tingkat Kesulitan
didik dengan nilai terendah adalah sebagai

Tafsiran

Tafsiran
No Soal

No Soal
Indeks

Indeks
berikut.
Nilai = (Sk.Aktual) / (Sk.Ideal) x 100 =
12.3/35 x 100 = 35,2.
Setelah diketahui nilai akhir dari 1 1.0 Mudah 19 0.92 Mudah
hasil ujian JLPT N4 ini maka selanjutnya 2 1.0 Mudah 20 0.75 Sedang
bisa dilakukan pengukuran tingkat kesulitan 3 1.0 Mudah 21 0.92 Mudah
soal. Untuk mengukur tingkat kesulitan soal, 4 1.0 Mudah 22 0.92 Mudah
pertama-tama peserta didik dipilah kedalam 5 0.92 Mudah 23 0.58 Sedang
tiga kelompok dengan mengacu kepada 6 1.0 Mudah 24 0.58 Sedang
daftar nilai yang telah diurutkan sebelumnya. 7 0.83 Mudah 25 0.67 Sedang
Persentase pembagiannya adalah 27% dari
8 0.92 Mudah 26 0.08 Sukar
peserta didik dengan nilai tertinggi menjadi
9 0.92 Mudah 27 0.50 Sedang
kelompok atas, 27% menjadi kelompok
10 0.83 Mudah 28 0.75 Sedang
bawah dan sisanya 46% menjadi kelompok
11 0.92 Mudah 29 0.58 Sedang
menengah. Karena jumlah peserta didik yang
mengikuti simulasi adalah 21 orang maka 6 12 0.83 Mudah 30 0.42 Sedang
orang teratas menjadi kelompok atas, 6 13 0.83 Mudah 31 0.33 Sedang
orang terbawah menjadi kelompok bawah 14 0.83 Mudah 32 0.25 Sukar
dan 9 orang yang berada di antara itu 15 0.83 Mudah 33 0.83 mudah
menjadi kelompok menengah. 16 0.83 Mudah 34 0.25 Sukar
Tingkat kesulitan (TK) dicari dengan 17 0.67 Sedang 35 0.58 Sedang
mengacu kepada jumlah jawaban benar dan 18 0.75 Sedang - - -
jawaban salah dari kelompok atas dan
kelompok bawah dengan rumus sebagai Pada tabel perhitungan diatas dapat
berikut. diketahui bahwa tingkat kesulitan (TK) soal
TK = (ΣBA + ΣBB) / (nA + nB) JLPT N4 berada pada rentan 0,08 sampai
Keterangan: 1,00, artinya terdapat soal yang dianggap
TK: Indeks tingkat kesulitan soal yang dicari sangat gampang, terbukti tidak ada peserta
ΣΒΑ: Jumlah siswa yang menjawab benar didik yang salah menjawab di pertanyaan itu,
dari kelompok atas namun ada juga soal yang dianggap sangat
ΣΒΒ: Jumlah siswa yang menjawab benar sulit, terbukti dengan peserta didik kelompok
dari kelompok bawah atas pun salah dalam menjawab pertanyaan
nΑ: Banyaknya siswa kelompok atas tersebut. Berikut adalah contoh perhitungan
nB: Banyaknya siswa kelompok bawah untuk TK mudah dan TK sukar
Penafsiran dari hasil perhitungan menggunakan rumus yang dipaparkan
dengan rumusan diatas adalah 1) jika hasil sebelumnya.
indeks nilainya berada pada 0,00 - 0,25 maka TK mudah = ( (6 + 6) / (6 + 6) ) = 1,00
soal dikategorikan sukar, 2) jika hasil indeks TK sukar = ( (1 + 0) / (6+6) ) = 0,08
nilainya berada pada 0,26 - 0,75 maka soal Berdasarkan data pada tabel diatas
dikategorikan sedang, dan 3) jika hasil bisa dilihat bahwa terdapat 20 soal atau 57%
indeks nilainya berada pada 0,76 - 1,00 maka soal berstatus mudah, 12 soal atau 34% soal
termasuk kategori mudah. Berikut adalah berstatus sedang, dan sisanya 2 soal atau 9%
hasil analisis tingkat kesulitan (TK) yang berstatus sukar. Soal-soal yang baik adalah
dipaparkan dalam bentuk tabel. yang memiliki status sedang, yaitu yang
tidak mudah namun tidak sukar (Sutedi,
2019). Karena itu angka 34% untuk soal
yang berstatus sedang menurut penulis
cukup mewakili sebagai soal yang dianggap Tabel 6. Daya Pembeda (DP) (2-2)
baik.

Tafsiran
No Soal

No Soal

Tafsiran
Indeks

Indeks
Selanjutnya Daya Pembeda (DP)
dicari dengan mengacu kepada selisih
jawaban benar kelompok atas dan kelompok
bawah melalui rumus berikut. 25 0.67 Bagus 31 0.33 Cukup
DP = (ΣBA / nA) – (ΣBB / nB) 26 0.17 Jelek 32 0.17 Jelek
Keterangan: 27 0.33 Cukup 33 0.33 Cukup
DP= Indeks Daya Pembeda yang dicari 28 0.17 Jelek 34 0.17 Jelek
BA= Jumlah jawaban benar kelompok atas 29 0.50 Bagus 35 0.17 Jelek
BB= Jumlah benar kelompok bawah 30 0.50 Bagus - - -
nA= jumlah kelompok atas (6 orang)
nB= Jumlah kelompok bawah (6 orang) Berdasarkan tabel diatas diketahui
Penafsiran dari hasil perhitungan bahwa soal ujian JLPT N4 memilki 18 soal
dengan rumusan diatas adalah 1) jika hasil atau 51% dengan kategori DP Jelek, 9 soal
indeks nilainya berada pada 0,00 - 0,20 maka atau 26% kategori DP Cukup, 6 soal atau
soal dikategorikan tidak bagus (tidak 17% kategori DP bagus dan 2 soal atau 6%
dipakai), 2) jika hasil indeks nilainya berada kategori DP sangat bagus. Walaupun di buku
pada 0,21 - 0,40 maka soal dikategorikan diterjemahkan DP kecil dengan kriteria
cukup (bisa digunakan secara hati-hati), 3) ‘Jelek’, namun karena ini merupakan standar
jika hasil indeks nilainya berada pada 0,41 – acuan ketika guru bahasa Jepang akan
0,70 maka soal dikategorikan bagus membuat soal, jadi penulis menyimpulkan
(rekomendasi untuk dipakai), dan 4) jika bahwa 51% yang terdapat dalam soal JLPT
hasil indeks nilainya berada pada 0,76 - 1,00 N4 ini bukan termasuk kategori jelek namun
maka termasuk kategori sangat bagus termasuk kategori DP rendah yang mana
(sangat rekomendasi untuk dipakai). Berikut harus ada pada soal-soal yang akan dibuat
adalah hasil analisis Daya Pembeda (DP) guru bahasa Jepang nantinya jika ingin
yang dipaparkan dalam bentuk tabel. merujuk JLPT N4 sebagai bahan referensi.
Namun jika ingin ditafsirkan dengan status
Tabel 5. Daya Pembeda (DP) (1-2) ‘jelek’ maka bisa saja guru bahasa Jepang
mengganti atau merevisinya dengan soal
Tafsiran
No Soal

No Soal

Tafsiran
Indeks

Indeks

yang memiliki tingkat DP yang cukup atau


bagus. Berikut adalah contoh perhitungan
untuk DP tertinggi dan terendah, dihitung
1 0 Jelek 13 0.33 Cukup berdasarkan rumusan berikut.
2 0 Jelek 14 0.33 Cukup DP = (ΣBA / nA) – (ΣBB / nB)
3 0 Jelek 15 0.33 Cukup DP Tertinggi: ((6/6)-(1/6)) = 0,83
4 0 Jelek 16 0.33 Cukup DP Teredah: ((6/6)-(6/6)) = 0,00
5 0.17 Jelek 17 0.67 Bagus Pembahasan terakhir yaitu terkait
6 0 Jelek 18 0.50 Bagus pola distraksi (PD). Jawaban-jawaban yang
7 0.33 Cukup 19 0.17 Jelek ada pada soal-soal JLPT N4 yang diteliti
8 0.17 Jelek 20 0.50 Bagus tidak diketahui secara langsung mana
9 0.17 Jelek 21 0.17 Jelek jawaban yang berfungsi sebagai distraksi
10 0.33 Cukup 22 0.17 Jelek karena soal dibuat oleh penyelenggaranya di
23 0.83 Sangat Jepang, namun jawaban yang berfungsi
11 0.17 Jelek sebagai distraktor bisa dilihat melalui
bagus
24 0.83 Sangat pengamatan kemiripan antara jawaban yang
12 0.33 Cukup berupa distraktor dengan kata kunci
bagus
jawabannya dihubungkan dengan kontek
soal yang diberikan, serta bisa dilihat dari
kecenderungan jawaban salah peserta didik Tabel 8. Pola Distraktor (2-2)
yang mengikuti ujian. Hasil temuan antara N Kunci
Distraktor
kunci jawaban dan jawaban distraktor bisa o Jawaban
dilihat pada tabel berikut. 32 B) 教室で、自 D) 先生たちの部屋へ
分のクラスの先
Tabel 7. Pola Distraktor (1-2) 生に
N Kunci 33 D) 冬に暖かい A) 夏にアイスクリー
Distraktor 部屋で高いアイ ムを食べること
o Jawaban
1 C) た の し か っ スクリームを食
B) すずしかった べること

2 D) あじ B) いろ 34 D) 乗りたい電 A) 知らない女の人に
3 A) ふべん B) ぶべん 車の場所が分か 声をかけられたから
4 D) きって C) あらって らないから
5 D) いがい B) にがい
35 B) 行ったり来 C) 山田さんの友達と
6 B) 黒い C) 赤い たりしているの 間違えたから
7 C) 計画 A) 計書 を見たから
8 D) 医者 C) 匠者
9 A) しんぱい D) けいけん Pada temuan yang dipaparkan pada
10 B) ゆめ C) おもいで tabel diatas terlihat bahwa setiap soal
11 B) せひ A) ひじょうに memiliki distraktor atau pengecoh yang bisa
12 C) せつめい A) じゅんび membuat peserta didik keliru dalam
13 B) かたい A) きびしい menjawab jika tidak dikerjakan dengan teliti.
14 B) はたらいて C) コーヒーを飲んで Pola distraksi jawaban soal bisa diketahui
います います dengan mengacu kepada prinsip berikut:
15 C) およぐのが B) 食べるのが好きで a. Prinsip pertama: Jawaban pengecoh
すきです。 す。 harus lebih banyak dipilih oleh peserta
16 D) おどろきま didik kelompok rendah daripada
B) おこりました
した kelompok atas, jika tidak demikian
17 C) さいきんけ maka pengecoh itu harus diganti karena
D) さいきん電車がき
っこんしたそう terlalu menjebak. Kelompok atas lebih
ますから
です。 kecil daripada kelompok bawah
18 A) ラジオのお B) 日本語のおとがじ memilih dalam pengecoh tersebut
とが大きいので ょうずになりたい
(A<B).
19 C) A)
こうじょうをけんが デパートにいってけんがく b. Prinsip Kedua: Peserta didik kelompok
くしました します atas harus lebih banyak memilih
20 C) 20分で B) 20分しか jawaban benar (kunci jawaban) dari
21 D) と B) を pada pengecoh, jika tidak demikian
22 B) を C) の maka pengecoh itu harus diganti karena
23 C) 夏休みの A) 夏休みに
terlalu menjebak.
24 B) 切るのに C) 切りに
25 C) A) 遅れないでください
c. Prinsip Ketiga: Harus ada yang memilih
遅れるかもしれ jawaban pengecoh tersebut termasuk
ません kelompok sedang, jika pilihannya nol
26 C) B)リンゴのケーキが (0%) maka pengecoh tersebut harus
きっさてんは diganti karena terlalu kentara salahnya.
27 B) 置いた A) どこ d. Prinsip ke empat: Pemilih jawaban
28 C) 最近いそが B) ひく pengecoh jangan sampai lebih dari 25%
しくて dari seluruh peserta tes, jika lebih dari
29 A) しかし D) それに itu maka pengecoh tersebut harus
30 B) は A) なら diganti karena dianggap terlalu
31 D) 教えてもら C) おしえてあげまし menjebak.
いました た
Setelah merujuk kepada kaidah Tabel 10. Hasil Analisis PD (2-2)
diatas maka pola distraksi soal JLPT N4 N Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
disimpulkan dalam tabel berikut. o A B C D
2 Kunci
Pakai Distraksi Pakai
Tabel 9. Hasil Analisis PD (1-2) 8 Jawaban
2 Kunci Distraktor
N Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Pakai Pakai
9 Jawaban tetap
o A B C D 3 Kunci Distraksi
Pakai Pakai
Distraktor Kunci 0 Jawaban tetap
1 Pakai Pakai 3 Distraksi Kunci
ganti Jawaban Pakai Pakai
Distraktor Kunci 1 tetap Jawaban
2 Pakai Pakai 3 Kunci Distraksi
ganti Jawaban Pakai Pakai
Kunci Distraktor 2 Jawaban ganti
3 Pakai Pakai 3 Distraksi Kunci
Jawaban ganti Pakai Pakai
Kunci Distraktor 3 tetap Jawaban
4 Pakai Pakai 3 Distraksi Kunci
Jawaban ganti Pakai Pakai
Distraktor Kunci 4 ganti Jawaban
5 Pakai Pakai 3 Kunci Distraksi
tetap Jawaban Pakai Pakai
Kunci Distraktor 5 Jawaban tetap
6 Pakai Pakai
Jawaban ganti
Distraktor Kunci Berdasarkan tabel diatas kita bisa
7 Pakai Pakai
tetap Jawaban
Distraktor Kunci ketahui bahwa ada jawaban distraktor yang
8 Pakai Pakai
tetap Jawaban bisa tetap digunakan dan ada juga distraktor
Kunci Distraktor yang harus diganti mengacu kepada empat
9 Pakai Pakai
Jawaban tetap
1 Kunci Distraktor
prinsip diatas. Berikut dipaparkan analisis
Pakai Pakai pola distraktor pada setiap jawaban soal.
0 Jawaban tetap
1 Distraktor Kunci
Pakai Pakai a. Distraktor Ganti
1 ganti Jawaban
1 Distraksi Kunci
Beberapa soal seperti pada nomor
Pakai Pakai 1,2,4,5,6, tidak ada peserta didik yang
2 tetap Jawaban
1 Distraktor Kunci
Pakai Pakai
menjawab salah dalam pertanyaan di nomor
3 tetap Jawaban tersebut, artinya jawaban distraktor pada soal
1 Kunci Distraktor
4
Pakai
Jawaban ganti
Pakai ini tidak memenuhi prinsip ketiga yaitu
1
Pakai
Distraktor Kunci
Pakai
‘harus ada yang memilih jawaban pengecoh
5 tetap Jawaban tersebut termasuk kelompok sedang’.
1 Distraktor Kunci
6
Pakai
tetap
Pakai
Jawaban Karena itu pola distraktor pada ujian JLPT
1 Distraktor Kunci N4 nomor soal tersebut termasuk yang harus
Pakai Pakai
7 tetap Jawaban diganti jawaban pengecohnya karena kelas
1 Kunci Distraktor
8 Jawaban tetap
Pakai Pakai bawah pun tidak terkecoh dan mampu
1 Distraksi Kunci menjawabnya dengan benar.
Pakai Pakai
9 tetap Jawaban Contoh pada soal nomor 1:
2 Distraktor Kunci
0
Pakai
tetap Jawaban
Pakai 今日は とても 楽しかったですね。
2 Distraktor Kunci
1
Pakai
tetap
Pakai
Jawaban a) いそがしかった
2 Kunci Distraktor
2
Pakai
Jawaban tetap
Pakai b) すずしかった (Distraktor)
2 Distraktor
Pakai
Kunci
Pakai c) たのしかった (Jawaban Benar)
3 tetap Jawaban
2
Pakai
Kunci Distraktor
Pakai d) かなしかった
4 Jawaban tetap
2 Distraksi Kunci Pada soal ini terlihat peserta
Pakai Pakai
5 tetap Jawaban diarahkan untuk menjawab yang
2 Distraktor Kunci
6
Pakai
ganti Jawaban
Pakai berhubungan dengan cuaca karena subjek
2 Distraksi Kunci pembicaraannya merupakan ‘hari’, yang
Pakai Pakai
7 tetap Jawaban mana jika diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia kalimatnya menjadi ‘hari ini
sangat…’. Tentu peserta yang berpikir
terkait hari dan tidak mengetahui arti dari b) リンゴのケーキが (Distraktor)
kanji yang digaris bawahi kemungkinan
c) きっさてんは(Jawaban Benar)
akan menjawab jawaban distraktor yaitu す
d) 場所に
ずしかった yang berarti sejuk, sayangnya
Pada soal ini hanya dua orang saja
dengan 100% jawaban benar sesuai kata
yang mampu menjawab betul. Soal yang
kunci berarti peserta mengetahui semuanya
berperilaku HOTS level kognitif C6 ini
arti kanji 楽しかった yang dalam hiragana memiliki kesulitan yang cukup tinggi karena
ditulis た の し か っ た artinya adalah selain peserta harus memilih dan menyusun
dari pilihan jawaban menjadi satu kalimat
menyenangkan (lampau).
utuh, baik dan benar, setelah itu peserta juga
Adapun beberapa soal tidak
harus memilih jawaban yang tepat untuk
memenuhi prinsip kedua yaitu ‘Peserta didik
kosakata yang diletakkan pada tanda bintang.
kelompok atas harus lebih banyak memilih
Karenanya pemahaman pola kalimat dan
jawaban benar (kunci jawaban) dari pada
pengetahuan tentang kosakata dibutuhkan
pengecoh’. Hal tersebut disimpulkan
untuk menjawab pertanyaan ini.
dikarenakan ditemukan pada soal nomor
Distraktor pada soal ini mengarahkan
26,32, dan 34 jumlah peserta didik kelompok
atas lebih banyak menjawab dengan memilih siswa agar menjawab jawaban B yaitu リン
pengecoh daripada jawaban yang benar. ゴ の ケ ー キ が , karena jika kita melihat
Nomor 26 terdapat 4 orang yang memilih
kalimat lengkap, predikat kalimat ini adalah
distraktor dari 6 orang (67%), nomor 32
terdapat 4 orang (67%), dan nomor 34 ‘ お い し い で す ’ , tentu jika tidak fokus
terdapat 4 orang juga (67%). Kemudian peserta akan buru-buru menjawab リンゴの
beberapa soal juga tidak memenuhi prinsip
keempat yaitu ‘Pemilih jawaban pengecoh ケーキが karena kalimat tersebut cocok jika
jangan sampai lebih dari 25% dari seluruh disambungkan dengan おいしいです dari
peserta tes’. sisi pola kalimat, dimana kalimatnya
Karena 25% dari 21 orang adalah 5
menjadi リンゴのケーキがおいしいです
orang, maka jika ditemukan yang memilih
jawaban distraktor lebih dari 5 orang akan atau ‘ Kue apelnya enak’. Namun yang
dikategorikan jawaban tersebut harus diganti. diinginkan oleh soal bukanlah hal tersebut
Ditemukan pada soal nomor 27,31 dan 33 melainkan soal menginginkan jawaban apa
pemilih jawaban distraktor lebih dari lima yang cocok untuk yang diberi tanda bintang,
orang, karena itu distraktor pada soal-soal yaitu きっさてんは untuk jawaban yang
tersebut harus diganti. Termasuk soal nomor
26,32 dan 34 yang juga banyak kelompok betulnya. Karena nya perlu pemahaman
atas yang memilih distraktor, pada soal-soal kalimat secara utuh untuk dapat menjawab
ini juga terdapat lebih dari 25% peserta yang pertanyaan ini.
menjawab distraktor. Artinya soal nomor 26, b. Distraktor Tetap
27, 31, 32, 33, dan 34 harus diganti karena Selain distraktor yang termasuk
tidak memenuhi prinsip diatas. kedalam kategori harus diganti, pada soal
Contoh pada soal nomor 26: JLPT N4 juga terdapat distraktor yang bisa
diterima dan tetap dipertahankan dengan
先 月 ま で 花 屋 が あ っ た distraktor tersebut. Seperti pada soal nomor
( ) ( ) 3, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 30 dan 35,
( ★ ) ( )、おいし
soal-soal tersebut termasuk kedalam
いです。 kategori soal yang distraktor nya bisa
dipertahankan karena sesuai dengan prinsip
a) できた
pertama bahwa ‘Jawaban pengecoh harus
lebih banyak dipilih oleh peserta didik dua kata benda yaitu 夏休み dan 間 menjadi
kelompok rendah daripada kelompok atas’,
serta prinsip kedua karena kelompok atas 夏 休 み の 間 atau dibaca ‘ selama libur
banyak yang memilih jawaban yang benar musim panas’. Berikut disimpulkan dalam
dibanding kelompok bawah. tabel terkait hasil analisis dari pola distraksi
Contoh pada soal nomor 23: Jawaban pada soal JLPT N4.
私は ( ) 間、スーパーで ア
ルバイトを して いました。 Tabel 11. Kesimpulan PD
Pola
a) 夏休みに (Distraktor) Nomor Jumlah %
distraksi
3, 7, 8, 9, 10,
b) 夏休みで 11, 12, 13, 14,
Diterima/
15, 16, 17, 18,
c) 夏休みの (Jawaban Benar) Dipertaha- 19, 20, 21, 22,
24 Soal 69%
d) 夏休み nkan 23, 24, 25, 28,
29, 30, 35
Pada soal yang termasuk pola Ditolak/ 1, 2, 4, 5, 6, 26,
distraktor ‘sangat bagus’ ini terdapat 4 orang Diganti
27, 31, 32, 33, 11 Soal 31%
34
dari kelompok bawah atau sekitar 67% dari
total 6 orang yang memilih jawaban
Dari tabel diatas dapat disimpulkan
pengecoh, sedangkah kelompok atas tidak
bahwa terdapat sejumlah 24 soal atau 69%
ada yang memilih jawaban distraktor.
distraktor yang dapat diterima atau dapat
Karena itu distraktor ini sangat bagus jika
dipertahankan, serta terdapat 11 soal atau
dipertahankan seperti ini. Pada distraktor ini
32% distraktor yang ditolak atau lebih baik
peserta yang tidak terlalu fokus atau sedikit
diganti dengan distraktor lainnya karena
kurang pemahamannya akan terkecoh
terlalu menjebak maupun karena tidak ada
dengan kalimat 夏休みに atau ‘pada libur pemilihnya.
musim panas ’ karena kebanyakan contoh
yang diangkat dalam buku pelajaran, 4. Kesimpulan
Dilihat pada tingkat kesulitan (TK)
biasanya setelah kata 夏休み akan diikuti soal, terdapat 57% soal berstatus mudah,
dengan partikel に, sedangkan jarang contoh 34% soal berstatus sedang, dan sisanya 9%
berstatus sukar. Untuk butir soal yang
soal yang langsung diikuti partikel の.
termasuk baik yaitu yang termasuk dalam
Karena itu tertanam dalam pemikiran tingkat kesulitan yang sedang, segogyanya
kelompok bawah jika setelah 夏休み pasti butir item tersebut dicatat dalam buku bank
soal agar selanjutnya dapat dikeluarkan lagi
ada partikel に. Namun jika peserta didik
atau dijadikan referensi dalam membuat tes-
yang berpikir lebih jauh (kelompok atas), tes hasil belajar bahasa Jepang pada waktu
mereka yang mengetahui pola kalimat yang mendatang. Kemudian untuk butir soal yang
baik dan benar akan paham bahwa terlalu sukar, tindak lanjutnya dapat
jawabannya adalah 夏 休 み の , karena dilakukan dengan tiga hal, pertama, dibuang
didepan tanda kurung kosong masih terdapat dan tidak dikeluarkan lagi dalam tes-tes
kata 間 atau dibaca あ い だ yang bisa hasil belajar dimasa yang akan datang.
Kedua, diteliti ulang, dilacak dan ditelusuri
diartikan ‘selama’. Karena kata ini termasuk sehingga dapat diketahui faktor yang
kedalam kata benda, maka jika akan menyebabkan sulit dijawab oleh peserta
dihubungkan dengan kata 夏 休 み maka didik, lalu dimasukkan kembali kedalam
soal ujian setelah diperbaiki. Ketiga, harus
partikel yang cocok adalah partikel の dipahami bahwa soal yang sukar bukan
karena digunakan untuk menggabungkan berarti tidak memiliki kegunaan, butir soal
ini dapat digunakan ketika akan melakukan lainnya karena terlalu menjebak maupun
tes yang sifatnya sangat ketat, dimana ujian karena tidak ada pemilihnya. Maka dari itu
dilakukan untuk melihat mana peserta didik butir soal yang sudah memiliki distraktor
yang memiliki kemampuan berpikir tingkat baik dapat dipertahankan untuk dipakai
tinggi dan mana peserta didik yang memiliki pada tes yang akan datang, sedangkan untuk
kemampuan berpikir tingkat rendah. soal yang memiliki distraktor belum baik
Kemudian soal yang sifatnya mudah, maka bisa diperbaiki atau diganti dengan
juga sama memiiki tiga alternatif distraktor lainnya.
penggunaan. Pertama, dibuang dan tidak Setelah menyelesaikan penelitian ini,
digunakan pada tes-tes dikemudian hari, peneliti merasa masih banyak kekurangan
kedua, diteliti ulang untuk diketahui faktor dalam penelitian ini terutama terkait
penyebabnya, ketiga, sebaliknya dari soal pengumpulan data dan metode penelitian
yang sulit, soal-soal yang bersifat mudah yang dilakukan, untuk itu peneliti
bisa digunakan untuk tes yang sifatnya merekomendasikan beberapa pendapat yang
longgar, dimana tes yang dilakukan dibuat mungkin bisa dilakukan oleh peneliti
agar peserta didik banyak yang lulus atau selanjutnya. Pertama penelitian ini hanya
sebagai tes formalitas saja. Dari kesimpulan membahas analisis butir soal yang ada pada
ini bisa diketahui bahwa soal yang sukar lembar ujian JLPT N4 untuk diketahui
maupun mudah bukanlah sesuatu yang jelek, kualitas butir soalnya saja, belum sampai
soal-soal tersebut bisa disimpan dalam bank kepada tahap implementasi membuat soal,
soal agar sewaktu-waktu bisa digunakan membuat validitas dan reliabilitas butir soal.
dan tidak perlu membuat soal lagi ketika Karena itu penulis merekomendasikan agar
akan membuat tes yang sifatnya mudah peneliti selanjutnya dapat menjadikan
maupun sulit. temuan pada penelitian ini sebagai panduan
Dilihat pada daya pembeda (DP), dalam melakukan proses penelitian
terdapat 18 soal atau 51% dengan kategori selanjutnya yang berhubungan.
DP lemah, 9 soal atau 26% kategori DP Kedua, dianjurkan agar soal-soal
cukup, 6 soal atau 17% kategori DP bagus dengan tingkat kesulitan, daya pembeda dan
dan 2 soal atau 6% kategori DP sangat bagus. pola distraksi yang baik dimasukkan ke
Tindak lanjut yang dapat dilakukan dalam bank soal. Hal ini memungkinkan
selanjutnya adalah menyimpan pada bank untuk mengadaptasi soal-soal tersebut pada
soal untuk soal-soal dengan kategori cukup, tes-tes hasil belajar bahasa Jepang di masa
bagus dan sangat bagus karena kualitasnya mendatang. Ketiga, analisis lanjutan pada
sudah memadai untuk digunakan pada tes- lembar ujian JLPT N4 ini menurut penulis
tes yang akan datang, yakni 49% dari perlu untuk dilakukan agar mendapatkan
keseluruhan soal yang ada pada JLPT N4. data yang lebih spesifik, seperti meneliti
Sisa 51% untuk butir soal yang memiliki bagaimana jumlah persentase pada tingkat
daya pembeda lemah, tindak lanjutnya bisa kesulitan (TK), daya pembeda (DP), pola
dengan melakukan dua hal, pertama distraksi (PD), Validitas dan Reliabilitas,
ditelusuri untuk kemudian diperbaiki dan bisa terbentuk, bagaimana kecenderungan
diuji cobakan kembali apakah daya nya dan apa penyebabnya, hal ini bisa
pembeda nya sudah meningkat atau belum. dilakukan dengan teknik wawancara dan
Kedua dibuang dan tidak digunakan pada yang sejenis. Dengan mengambil implikasi
tes yang akan datang. dan menerapkan rekomendasi di atas,
Dilihat dari pola distraksi (PD), pada diharapkan kualitas soal ujian bahasa
simulasi soal JLPT N4 terdapat 24 soal atau Jepang dapat ditingkatkan.
sebanyak 69% distraktor yang dapat Kemudian secara teoritis manfaat
diterima atau dipertahankan, serta terdapat yang mungkin bisa didapat bagi lembaga
11 soal atau 31% distraktor yang ditolak pembelajaran bahasa Jepang maupun bagi
atau lebih baik diganti dengan distraktor pengajar yaitu penelitian ini dapat menjadi
bahan pertimbangan dan acuan dalam
pembuatan soal tes untuk evaluasi belajar
peserta didik, sehingga guru dapat
mengetahui soal tes mana yang sudah baik
yang perlu dipertahankan dan soal tes mana
yang harus diganti maupun diperbaiki, serta
apakah harus ditambah maupun dikurangi
jumlah soalnya. Sedangkan manfaat praktis
bagi peserta didik yaitu mereka akan
mengetahui hasil tes evaluasi tersebut. Serta
manfaat lainnya adalah sebagai bahan
referensi yang relevan bagi penelitian
selanjutnya.
Referensi Jlptonline Indonesia. (2023). Japanese-
Language Proficiency Test (JLPT).
Anas, S. (2020). Pengantar evaluasi The Japan Foundation: Jakarta.
pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Kemendikbud RI. (2019). Pengembangan
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2017). Pembelajaran Berorientasi HOTS.
Kerangka landasan untuk Kementrian Pendidikan dan
pembelajaran, pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia.
asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kuwana Shota, Onozawa Yoshie, Kitamura
Arikunto, S. (2021). Dasar-dasar evaluasi Naoko. (2010). Analisis Item Soal
pendidikan edisi 3. Bumi Aksara. Ujian Kemampuan Bahasa Jepang
Boopathiraj, C., & Chellamani, K. (2013). "Tata Bahasa": Hubungan Cara
Analysis of test items on difficulty level Pertanyaan dan Tingkat Kesulitan.
and discrimination index in the test for Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang
research in education. International Yayasan Pertukaran Internasional
journal of social science & Jepang, (6), 109-123.
interdisciplinary research, 2(2), 189- Nguyen, N. N. (2022). Applying Technology
193. to Learning for the JLPT N2 Exam to
Einae. (2019). Pendekatan Pembelajaran Improve Listening Skills for Japanese
Bahasa Jepang bagi Pekerja Asing Major Students. International Journal
China: Fokus pada Mereka yang of Early Childhood Special Education,
Belum Lulus Ujian Kemampuan 14(5).
Bahasa Jepang N1 dan N2. Penelitian Nishizawa, H., Isbell, D. R., & Suzuki, Y.
Bahasa Jepang Universitas Osaka, 31, (2022). Review of the Japanese-
49-72. Language Proficiency Test. Language
Firmansyah, D. B., Kurniawan, E., & Testing, 39(3), 494-503.
Fitriana, I. (2021). Peningkatan Oktaviani, N., & Kocimaheni, A. A. (2023).
Kompetensi Bahasa Jepang Siswa Kualitas Soal Tes Sumatif Bahasa
Melalui Pelatihan Jlpt. Jurnal Jepang Kelas Xii Fkk 1 Di Smk Negeri
Abdimas Bina Bangsa, 2(1), 80-89. 10 Surabaya.
Hartiti, E. S. Analisis Soal Buatan Guru Purwanto. (2016). Evaluasi hasil belajar.
Bahasa Jepang Berbasis Higher Order Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Thinking Skills (Hots) Dalam Soal Putri, R. A., & Rosliyah, Y. (2020). Analisis
Ujian Akhir Semester Ganjil Kelas Xii Distraktor Butir Soal Bunpou Shokyuu
Sma Di Surabaya Tahun Pelajaran Kouhan Semester 2 Tahun 2018/2019
2017/2018. Prodi Pendidikan Bahasa Jepang
Harun, Y. (2022). The Role of Japanese Unnes. Kiryoku, 4(1), 20-28.
Language School (Nihongo Gakkou) Sutedi, D. (2009). Penelitian pendidikan
in Japan to Improving JLPT. bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.
ITALIENISCH, 12(1), 942-949. Sutedi, D. (2019). Bahasa Jepang: Evaluasi
Iles, T. (2019). ‘Changes’ to the new hasil belajar (Teori dan praktik).
Japanese-Language Proficiency Test: Bandung: Humaniora.
Newly emerged language policies for Tia, M., & Metty, S. (2021). Jlpt Test
non-Japanese and Japanese citizens. Sebagai Multimedia Pem Belajaran
electronic journal of contemporary Jlpt N4 (Moji Goi) Bagi Mahasiswa
japanese studies. Prodi Bahasa Jepang Universitas
JLPT. (2010). Atarashii Nihongo Noryoku Darma Persada Pada Smart Phone
Shiken Gaido Bukku. Japan Berbasis Android. Jurnal Bahasa dan
Foundation. Budaya Jepang, 4(1).
Trisgar, T., & Juangsih, J. (2023). Analisis
Butir Soal Higher Order Thinking
Skills (HOTS) Pada Soal Ujian JLPT
N4. KIRYOKU, 7(2), 24-36.
Yuji, O. (2021). A study of the renewed
Kyōiku kanji: An attempt to quantify
the relative importance of 1,026 kanji
using Japanese-Language Proficiency
Test (JLPT) levels (Doctoral
dissertation, Gakushuin University).

You might also like