Professional Documents
Culture Documents
Makalah Farmakologi
Makalah Farmakologi
Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Nurlaila Ramadhan S
2. Hafizah
3. Yusniar
UNIVERSITAS ABULYATAMA
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah ini bisa selesai dengan baik.
Makalah “Terapi Pada Ibu Menyusui” ini dibuat sebagai salah satu tugas untuk memenuhi
persyaratan dalam mata kuliah Farmakologi.
Makalah ini masih jauh untuk dikatakan sempurna baik dari segi materi maupun
dari teknik penulisan. Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas
kepada pembaca khususnya mengenai Terapi Pada Ibu Menyusui.Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.
Hormat kami
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
6. Pengalaman/bukti klinik
7. Farmakoepidemiologi data.
Yang bertindak sebagai pembawa adalah enzim – enzim atau protein tertentu.
Terjadi melalui perbedaan konsentrasi atau konsentrasi yang sama pada kedua sisi
barier. Lebih menentukan perbedaan aktifitas kimia suatu bahan pada kedua sisi
barier. Bahan yang berdifusi dengan cairan ini umumnya mudah larut dalam air,
tetapi terlalu besar untuk melalui pori – pori dari membran.
c. Difusi aktif
Memerlukan energi untuk transpor, karena menuju daerah dengan konsentrasi
tinggi. Menggunakan energi untuk pasasi dari glukosa, asam amino, kalsium,
magnesium, dan natrium.
d. Pinositosis atau kebalikannya
Pada pinositosis, obat melekat pada dinding sel, kemudian mengalami invaginasi
atau evaginasi. Dinding sel & obat memisahkan diri, sehingga obat dapat masuk
atau keluar sel. Pinositosis menggunakan molekul yang sangat besar & protein
tidak berdifusi secara pasif, aktif, atau dengan bantuan karier. pH lingkungan &
derajat ionisasi obat, sifat obat basa atau lemah, tingkat kelarutan, menentukan
kesanggupan difusi yang berbeda.
hendaknya dipilih yang relatif aman, serta diberikan paling lambat 30-60 menit setelah
menyusui atau 3-4 jam sebelum ibu menyusui yang berikutnya, agar diperoleh ekskresi
dalam air susu yang terendah.
2.8.2 Kandida/Sariawan
Merupakan hal yang biasa terjadi pada ibu yang menyusui dan bayi setelah
pengobatan antibiotik. Manifestasinya seperti area merah muda yang menyolok menyebar
dari area puting, kulit mengkilat, nyeri akut selama dan setelah menyusui; pada keadaan
yang parah, dapat melepuh. Ibu mengeluh nyeri tekan yang berat dan rasa tidak nyaman,
khususnya selama dan segera setelah menyusui Bayi dapat menderita ruam popok, dengan
pustula yang menonjol, merah, tampak luka dan/atau seperti luka terbakar yang
kemerahan. Pada kasus-kasus yang berat, bintik-bintik atau bercak-bercak putih mungkin
terlihat merasakan nyeri dan menolak untuk mengisap.
Pengobatan :
- Obati ibu dan bayinya
- Oleskan krim atau losion topikal antijamur ke puting dan payudara setiap kali
sehabis menyusui, dan seka mulut, lidah dan gusi bayi setiap kali sehabis menyusui
- Anjurkan ibu untuk mengkompreskan es pada puting sebelum menyusui untuk
mengurangi nyeri
9
Tabel 2.2 Obat yang diberikan pada ibu yang menderita kandida/sariawan
bayi yang lahir dari ibu yang memiliki CMV primer selama kehamilan Menyusui
merupakan alat yang penting untuk memberikan imunitas pasif CMV pada bayi. Anak
yang disusui, yang diimunisasi CMV melalui ASI akan terlindungi dari gejala infeksi
nantinya dan dari infeksi primer selama kehamilan.
Perawatan :
- Bayi cukup bulan
Anjurkan supaya bayi cukup bulan disusui jika ibu telah terbukti seropositif selama
kehamilan. Mengkonsumsi ASI yang terinfeksi akan mengarah pada infeksi CMV
dan sero-konversi dari bayi tanpa akibat yang merugikan.
- Bayi preterm
Pertimbangkan dengan hati-hati faktor risiko pemberian ASI dari ibu yang
terinfeksi CMV pada bayi prematur khususnya jika bayi seronegatif. Segera ke
neonatolog untuk evaluasi dan pembuatan keputusan
2.8.6 HIV/AIDS
Penularan HIV dari Ibu ke Bayi dapat terjadi selama kehamilan (5-10%),
persalinan (10-20%) dan menyusui (10-15%). Meskipunsecara umum prevalensi HIV di
Indonesia tergolong rendah (kurangdari 0,1 %), tetapi sejak tahun 2000 Indonesia telah
dikategorikansebagai negara dengan tingkat epidemi terkonsentrasi karena
terdapatkantung-kantung dengan prevalensi HIV lebih dari 5% padabeberapa populasi
tertentu (pada pengguna narkoba suntikan, PSK,waria, dan narapidana).
Karena mayoritas pengguna narkoba suntukan yang terinfeksi HIVberusia
reprodukasi aktif (15-24 tahun), maka diperkirakan jumlahkehamilan dengan HIV positif
akan meningkat.Dengan intervensi yang tepat maka risiko penularan HIV dari ibu kebayi
sebesar 25-45% bisa ditekan menjadi kurang dari 2%. Menurutestimasi Depkes, setiap
11
tahun terdapat 9.000 ibu hamil HIV positifyang melahirkan di Indonesia. Berarti, jika
tidak ada intervensisekitar 3.000 bayi diperkirakan akan lahir HIV positif setiaptahunnya
di Indonesia.
Perawatan :
- Ibu hamil dengan perilaku berisiko atau mendapat paparan risikoterinfeksi HIV,
segera melakukan VCT (Voluntary Counseling &Testing) untuk mengetahui status
serologis secepatnya.
- Bila status serologisnya negatif, dianjurkan untukmempertahankannya dengan
menghindari paparan menggunakankondom setiap sanggama, melakukan perilaku
hidup sehat, danmelakukan evaluasi ulang serologis sesuai anjuran (memastikanhasil
pemeriksaan di luar “masa jendela”).
- Bila status serologisnya positif, dianjurkan untuk melaksanakanprofilaksis
Antiretrovirus (ARV Profilaksis), bersalin denganseksio sesarea, dan tidak
menyusui/menghentikan menyusuisedini mungkin/menggunakan susu formula
(Exclusive FormulaFeeding)
- Pemakaian susu formula harus memenuhi syarat AFASS dariWHO : Affordable
(Terjangkau), Feasible (Layak), Acceptable(Dapat diterima), Safe (Aman), dan
Sustainable (Berkelanjutan).Apabila kelima syarat AFASS tidak dapat terpenuhi,
maka ASItetap diberikan setelah melalui proses konseling mengenaikemungkinan
penularan infeksi.
- Setelah persalinan, ibu dengan HIV positif dianjurkanmelanjutkan pengobatan ARV
(ARV Terapi) sesuai PedomanNasional Pengobatan ARV
- Bayi dari ibu HIV positif perlu dijaga kesehatan denganpemberian nutrisi yang sesuai,
dan diperikasa status serologisnyapada usia 18 bulan
- Pasangan seksual dari ibu HIV positif dianjurkan untukmelakukan VCT dan anjuran
yang sesuai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air
susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Selama menyusui, seorang ibu dapat mengalami
berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan obat. Padahal obat tersebut
dapat memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang disusui. Konsentrasi obat
dalam darah ibu adalah faktor utama yang berperan pada proses transfer obat ke ASI
selain dari faktor-faktor fisiko-kimia obat.Pertimbangan mengenai daftar pemilihan obat
yang kontraindikasi selama menyusui juga perlu diketahui.Masalah-masalah yang sering
terjadi pada masa menyusui misalnya mastitis, kandida/sariawan, CMV, dan lain
sebagainya. Penyakit-penyakit tersebut tentunya memerlukan penanganan (pengobatan)
yang harus aman bagi ibu maupun bayinya. Oleh karena itu hanya obat yang sangat
diperlukan saja yang boleh diberikan pada ibu menyusui.
3.2 Saran
Dalam rangka peningkatan pengetahuan mengenai penggunaan obat pada ibu
menyusui, diperlukan pemahaman yang baik mengenai obat apa saja yang relatif tidak
aman sehingga harus dihindari selama menyusui agar tidak merugikan ibu dan bayinya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Riordan, Jan, EdD, RN, IBCLC, FAAN, 2016, Buku Saku Menyusui & Laktasi, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Anonim. 2011. Pedoman Pelayanan Farmasi Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui.
Departemen Kesehatan R I.
Rubin, Peter, 2009, Peresepan Untuk Ibu Hamil, Penerbit Hipokrates, Jakarta
Katzung B.G., Basic & Clinical Pharmacology, 6th ed. 2010, Prentice-HallInternational
Ltd.
Milsap RL., W J. Jusko. 2016. Pharmacokinetics in the infants, Environ Health Perspect
102(Suppl 11):000-000.
Anonim, 2005, Indek Keamanan Obat Pada Kehamilan dan Petunjuk Penggunaan Obat
dengan atau tanpa Makanan, Tugas KhususPelatihan Praktek Kerja Profesi Apoteker
diRumah Sakit Fatmawati,Jakarta
Kategori
Pengobatan Catatan
A B C D
Asetamonifen Analgesik non-narkotika. Digunakan postpartum
(Tylenol)
Asiklovir (Zovirax) Digunakan untuk herpes. Konsentrasi rendah di
dalamASI
Albuterol (Proventil) Pencegahan terhadap bronkospasme
Alprazolam (Xanax) Gunakan obat pengganti. Risiko akumulasi
Aminofillin Observasi adanya iritabilitas dan insomnia pada
bayi
Amoksisilin Masuk ke dalam ASI secara lambat
Ampisillin Konsentrasi dalam ASI rendah
Amitriptilin (Elavil) Tidak terdeteksi dalam urin bayi
Antimetabolit Aktivitas anti DNA
Aspirin Dosis analgesik biasa (300-600 mg) biasanya aman.
Obatpilihan untuk diagnosa. Artritis jangka panjang
Atenolol Dilaporkan adanya bayi yang mengalami sianosis
danbradikardi pada terapi maternal
Azitromisin Cocok untuk laktasi
Bromokriptin Tidak digunakan untuk menekan produksi ASI
(Parlodel)
Butorfanol (Stadol) Aman dalam dosis tunggal
Kafein Jika dosis ibu tinggi, bayi menjadi peka dan lemah
Kaptopril (Captoem) Antihipertensi jumlahnya sedikit dalam ASI
Karbamazepin Antikonvulsan, akumulasi tidak terlihat
(Tegretol)
Sefalosporin Masuk ke dalam ASI dengan konsentrasi rendah.
(Cefaclor) Umumnya dianggap aman
Kloramfenikol Risiko kecil terhadap supresi sumsum tulang
(Chloromycetin) terdapat efek merugikan
Klorpromazin Antimalaria, Obat penenang, observasi sedasi pada
(Thorazine) bayi
Simetidin (Tagamet) Antagonis H-2, menurunkan produksi asam
Siprofloksasin (Cipro) Quinolone, terjadinya artopati dan kartilago pada
hewan yang imatur
Klindamisin (Cleocin) Berbentuk krim vagina, oral dan dapat diinjeksi
Kodein Aman untuk kesehatan, pada bayi untuk pemakaian
yangsingkat
Kontrasepsi, hanya Tunggu sampai laktasi telah terbentuk dengan baik
progestin oral 4-6minggu
Kontrasepsi, oral Biasanya akan menurunkan pasokan ASI
(dengan estrogen)
Kortikosteroid Gunakan hanya untuk waktu yang singkat dan
dengandosis yang rendah
Krotamiton 10 % Digunakan untuk skabies. Aman dan efektif untuk
wanitayang menyusui
Desipramin Tidak ada obat yang terdeteksi di dalam urin
(Norpramin) bayi.Pilihan antidepresan untuk wanita manyusui
Diazepam (Valium) Gunakan obat pengganti, risiko akumulasi
Dikloksasilin Resisten – penisilin, antistafilokokus
(Dynapem)
Digoksin (lanoxin) Obat antiaritmia. Paparan terhadap bayi
kemungkinantidak bermakna
Efedrin Komponen yang biasa digunakan dalam campuran
obatbatuk dan obat demam yang dijual bebas
Ergonovin Menekan produksi ASI. Masa postpartum singkat
dapatmenjadi aman
Ergotamin Digunakan untuk migren. Menekan suplai ASI.
Dapatmenyebabkan muntah, diare, konvulsi
Eritromisin Tidak boleh diberikan pada usia kurang dari 1
bulan jikaberisiko ikterik
Etosuksimid Antikonvulsan. Masuk dengan bebas ke dalam ASI.
(zarontin) Pertimbangkan penggunaan obat pengganti
Fentanil (Sublimaze) Terdapat dalam ASI dengan jumlah kecil. Tidak
dapatdideteksi setelah 10 jam
Flukonazol (Diflucan) Digunakan untuk mengobati kandidiasis.
Amandigunakan untuk anak-anak
Fluoksetin (Prozac) Dapat menyebabkan gejala kolik
Furosemid (Lasix) Antibiotik aminoglikosida. Dapat diberikan pada
bayi
Gentamisin Perpindahan minimal
(Garamycin)
Haloperidol (Haldol) Obat penenang
Heparin Tidak diekskresi ke dalam ASI
Ibuprofen (Motrin) Biasanya digunakan untuk nyeri postpartum.
Perpindahan minimal
Imipramin (Tofranil) Antidepresan
Vaksin influenza Vaksinasi maternal dianggap tidak menyebabkan
risiko terhadap bayi yang disusui
Insulin Tidak diekskresikan ke dalam ASI dengan berat
molekul yang besar
Yodium Mudah diabsorpsi dan terkonsentrasi dalam ASI;
dapat menyebabkan supresi tiroid; dosis 15 % dapat
masuk ke dalam ASI dalam 3 hari
Zat besi Suplemen tidak mengubah kadar zat besi pada ASI
dalam jumlah besar
Isoniazid (INH) Antituberkular. Sampai saai ini tidak dilaporkan
adanya efek merugikan pada bayi. Mungkin baik
untuk memantau tanda-tanda keracunan pada bayi
Ketokonazol Digunakan untuk mengobati kanddiasis yang berat
(Nizoral)
Levonogestrel Kontrasepsi yang efektif. Efek pada suplai ASI
(NORPLANT) tidak meyakinkan
Lindan (Kwell) Secara klinis jumlahnya tidak bermakna (30 g/ml)
dalam ASI. Membutuhkan informasi lebih
Litium (Eskalith) Pantau kadar serum bayi. Pilih obat alternatif jika
mungkin
Asam mandelik Terdeteksi di dalam urin semua bayi yang diteliti.
Efeknya belum diketahui
Magnesium sulfat Dapat menghambat masuknya ASI
Medroksiprogesteron Didapat pada ASI dalam jumlah yang tidak
(Depo-Provera) bermakna. Akumulasi tidak merupakan masalah
Meperidin (Demerol) Dapat menyebabkan depresi neurobehavioral pada
neonatus. Anjurkan untuk digunakan pada periode
awal postpartum
Mesoridazin Fenotiazin digunakan sebagai antipsikotik
(Serentil)
Metaproterenol Digunakan untuk asma bronkhial
(Alupent)
Metformin Antidiabetik baru. Efeknya belum diuji
(Glucophage)
Metenamin Antiinfeksi urinarius. Tidak ada efek merugikan
(Mandelamin) yang dilaporkan
Metadon (Dolophine) Digunakan untuk mengobati adiksi heroin.
Kadarnya minimal dalam ASI
Metimazol (Tapazol) Untuk hipertiroid. Rasio S.P lebih tinggi dari
propiltiourasil
Metildopa (Aldomet) Antihipertensi
Metoklopramid Digunakan untuk meningkatkan ASI; dosis 10 mg 3
(Reglan) x sehari
Metoprolol Mengacu pada tindakan menghambat, pantau bayi
(Lopressor) jika digunakan dalam jangka lama
Morfin Aman untuk digunakan dalam jangka waktu pendek
untuk mengendalikan nyeri. Bayi akan lebih
waspada dan orientasinya lebih baik daripada jika
ibu menerima meperidin
Nadolol (Corgard) Hindari jika bayi masih muda dan/atau dibutuhkan
dosis yang tinggi
Nalbufin (Nubain) Analgesik non narkotik. Aman dalam dosis tunggal
Naproksen Masuk ke dalam ASI dengan jumlah kecil (0,26%
dari dosis maternal. Rasio M/P kira-kira 0,10)
Nifedipin Dosis rendah digunakan untuk engobati
vasospasme puting; dosis maternal <5 % yang
ditransfer ke bayi
Nitrofurantoin Digunakan untuk mengobati infeksi traktus
urinarius
Nortriptilin (Pametor) Tidak terdeteksi di dalam serum bayi
Nistatin (Mycostatin) Aman digunakan untuk kandidiasis
Ofloksasin (Floxin) Antibiotik fluorquinolone yang mirip dengan
siprofloksasin
Oksasilin Antistafilokokus
(Prostaphlin)
Oksikodon (Percocet, Aman untuk digunakan dalam waktu singkat
Percodan)
Paroksetin (Paxii) Antidepresan; <1% dosis harian yan ditransfer ke
bayi yang mendapatkan ASI
Panisilin (Pen G, Pen Diekskresikan ke dalam ASI dalam konsentrasi
V) rendah. Dapat terjadi modifikasi flora usus besar
dan kemungkinan repons alergenik
Fenazopiridin Digunakan untuk mengendalikan gangguan kejang.
(Pyridium) Kadar dalam ASI <5% dosis terapeutik untuk bayi
Podofilin Digunakan untuk terapi kulit genital, jangan
digunakan selama menyusui
Propoksifen (Darvon) Aman bila digunakan dalam dosis tunggal
Propanolol (Inderal) Pemaparan dalam waktu lama memerlukan
pemantauan
Propitiourasil Untuk mengobati hipertiroidisme, pantu fungsi
tiroid bayi jika digunakan untuk waktu lama.
Piretrins Digunakan untuk mengobati pedikulosis.
Penyerapan topikal buruk. Kecil kemungkinan
terjadi toksisitas; lebih disukai daripada Lindane 1
%
Quinidine Obat antiaritmia
Ranitidin (Zantac) Bayi memperoleh obat ini dalam jumlah sangat
kecil melalui ASI
Rifampin (Rimactane) Antituberkular. Tidak dilaporkan adanya efek
merugikan
Sertralin (Zoloft) Antidepresan. Tidak ditemukan dalam serum bayi
Sotalol (Betapace) Masuk ke dalam ASI dalam jumlah relatif banyak
meskipun tidak dilaporkan adanya efek yang
merugikan. Pantau efek samping pada bayi
Streptomisin Diberikan secara langsung pada bayi. Tidak lebih
dari dua minggu
Pencahar berbentuk Efek lokal
laksatif
Sulindak (Clinoril) Non-steroidal, anti-inflamasi
Sulfonamid Hindari selama bulan pertama kehidupan.
Mengganti bilirubin
Terbutalin (Brethaire) Dosis untuk bayi adalah 0,2 % dari dosis maternal.
Gejala dari rangsangan beta-adrenergik tidak
ditemukan dalam penelitian terhadap bayi.
Terkonazol (Terazol) Digunakan untuk candidiasis. Berbentuk krim
vagina dan supositoria.
Terfenadin (seldane) Antihistamin. Jumlah yang ditentukanuntuk
dikonsumsi oleh neonatus setelah ibu diberikan
dosis yang dianjurkan cenderung tidak berakibat
pada kadar plasma yang menghasilkan efek tidak
baik.
Teofillin (Tho- Kurang dari 0,1 % muncul didalam ASI, kadang
Dur,Slo-Phyllin) kadang dapat mengakibatkan iritabilitas pada bayi
baru lahir.
Tioridazin (Mellari) Fenotiazin digunakan sebagai anti-psikotik.
Tiroid dan tiroksin Dapat meningkatkan volume ASI bila ibu
(synthoroid) hipotiroid.
Tranilsipromin Inhibitor MAO digunakan sebagai anti-depresan
(parnate)
Verapamil (Isoptin) Tidak ada obat yang ditemukan dalam plasma bayi.
Ket. Kategori :
A : Relatif Aman C : Tidak diketahui
B : Membutuhkan Perhatian D : Kontraindikasi