Professional Documents
Culture Documents
Soal HPP-G10
Soal HPP-G10
Pengertian harga pokok produksi adalah daftar biaya produksi yang harus dikeluarkan
perusahaan pada periode tertentu. Di dalamnya berisikan banyak daftar, seperti biaya pengadaan
bahan baku, alat produksi, bahan pendukung produksi dan lain sebagainya.
Jika harga pokok produksi sudah diketahui, akan lebih mudah bagi pihak perusahaan untuk
menentukan harga produk. Minimal, harga produk yang akan dijual sudah diperhitungkan secara
cermat antara laba dan rugi yang akan muncul dari penjualan yang dilakukan.
Menurut Susilowati, pengertian harga pokok produksi adalah seluruh pembiayaan yang
dibebankan pada produk dan jasa yang dapat diukur dalam bentuk uang yang akan diserahkan.
Sedangkan, menurut Supriyono, harga pokok produksi merupakan jumlah uang yang akan
dibayarkan dalam rangka untuk memiliki produk atau jasa yang diperlukan perusahaan sebagai
sarana untuk menghasilkan keuntungan.
Dari beberapa pengertian, bisa disimpulkan bahwa definisi harga pokok produksi adalah
akumulasi dari biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka menghasilkan produk
atau jasa yang akan dijual.
Komponen Harga Pokok Produksi
Komponen harga pokok produksi yang bisa dijadikan sebagai penentuan harga pokok ada 3,
yaitu, biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik atau
perusahaan.
Biaya Bahan Baku Langsung
Dalam perhitungan biaya bahan baku langsung, ada empat unsur penting untuk perhitungan
harga pokok produksi, yaitu:
Menghitung bahan baku
Menghitung biaya bahan baku yang dibeli
Menghitung total bahan baku yang ada di akhir periode
Mengakhiri persediaan bahan baku
Biaya Tenaga Kerja
Bisa dibilang, perhitungan biaya tenaga kerja merupakan komponen harga pokok produksi
yang mungkin paling mudah dilacak. Praktik akuntansi standar dan catatan penggajian
memastikan bahwa perhitungan biaya tenaga kerja adalah penghitungan yang mudah diperoleh.
Kesimpulan
Perhitungan dan penentuan harga pokok produksi adalah hal yang penting untuk setiap jenis
bisnis, terlebih bagi jenis perusahaan manufaktur yang memiliki operasional produksi.
Dengan menggunakan metode penghitungan ini kamu bisa dengan mudah melakukan penetapan
harga untuk produk yang nantinya akan dijual. Sehingga, keuntungan pun bisa didapatkan secara
maksimal.
Diketahui :
Persediaan Awal Barang Tahun 2019 = Rp. 300.000.000,-
Pembelian baru selama Tahun 2019 = Rp. 500.000.000,-
Persediaan Akhir Barang Tahun 2019 = Rp. 200.000.000,-
6. Suatu perusahaan dagang dalam satu periode tertentu -yang dalam neraca saldonya- tercatat
memiliki persediaan barang dagang awal senilai Rp20.000.000, pembelian barang dagang senilai
Rp50.000.000, beban angkut pembelian Rp2.500.000, retur pembelian Rp1.000.000, serta potongan
pembelian Rp3.000.000. Kemudian, untuk persediaan barang dagang akhir adalah Rp12.000.000.
Maka penghitungan HPP-nya adalah…
7. Perusahaan konveksi pada suatu periode tertentu, memiliki catatan untuk penghitungan HPP
sebagai berikut:
Persediaan Awal Bahan Baku = Rp600.000.000
Initial inventory, atau Persediaan Awal Barang dalam Proses Produksi = Rp200.000.000
Persediaan Awal Barang Jadi = Rp600.000.000
Pembelian Bahan Baku = Rp900.000.000
Biaya overhead produksi = Rp70.000.000
Biaya Tenaga Kerja dan Perawatan Mesin = Rp120.000.000
Persediaan Akhir Bahan Baku = Rp300.000.000
Ending inventory, atau Persediaan Akhir Barang dalam Proses Produksi = Rp150.000.000
Persediaan Akhir Barang Jadi = Rp250.000.000
Maka penghitungan HPP-nya adalah…