You are on page 1of 8

Pengertian Harga Pokok Produksi

Pengertian harga pokok produksi adalah daftar biaya produksi yang harus dikeluarkan
perusahaan pada periode tertentu. Di dalamnya berisikan banyak daftar, seperti biaya pengadaan
bahan baku, alat produksi, bahan pendukung produksi dan lain sebagainya.
Jika harga pokok produksi sudah diketahui, akan lebih mudah bagi pihak perusahaan untuk
menentukan harga produk. Minimal, harga produk yang akan dijual sudah diperhitungkan secara
cermat antara laba dan rugi yang akan muncul dari penjualan yang dilakukan.
Menurut Susilowati, pengertian harga pokok produksi adalah seluruh pembiayaan yang
dibebankan pada produk dan jasa yang dapat diukur dalam bentuk uang yang akan diserahkan.
Sedangkan, menurut Supriyono, harga pokok produksi merupakan jumlah uang yang akan
dibayarkan dalam rangka untuk memiliki produk atau jasa yang diperlukan perusahaan sebagai
sarana untuk menghasilkan keuntungan.
Dari beberapa pengertian, bisa disimpulkan bahwa definisi harga pokok produksi adalah
akumulasi dari biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka menghasilkan produk
atau jasa yang akan dijual.
Komponen Harga Pokok Produksi
Komponen harga pokok produksi yang bisa dijadikan sebagai penentuan harga pokok ada 3,
yaitu, biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik atau
perusahaan.
Biaya Bahan Baku Langsung
Dalam perhitungan biaya bahan baku langsung, ada empat unsur penting untuk perhitungan
harga pokok produksi, yaitu:
 Menghitung bahan baku
 Menghitung biaya bahan baku yang dibeli
 Menghitung total bahan baku yang ada di akhir periode
 Mengakhiri persediaan bahan baku
Biaya Tenaga Kerja
Bisa dibilang, perhitungan biaya tenaga kerja merupakan komponen harga pokok produksi
yang mungkin paling mudah dilacak. Praktik akuntansi standar dan catatan penggajian
memastikan bahwa perhitungan biaya tenaga kerja adalah penghitungan yang mudah diperoleh.

Biaya Tidak Langsung / Overhead


Sebagai salah satu komponen harga pokok produksi yang juga tidak kalah penting, biaya
overhead, antara lain:
 Depresiasi bangunan pabrik
 Depresiasi peralatan pabrik
 Asuransi dan pajak pada setiap bangunan pabrik
Biaya ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan selain daripada kebutuhan biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya tersebut wajib ada demi merealisasi pendapatan bisnis
atau perusahaan.
Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Pada umumnya terdapat 2 metode penentuan harga pokok produksi yang dapat digunakan
dalam menyusun harga pokok produksi. Pertama, dengan menggunakan metode full costing
dan yang kedua adalah metode variable costing yang biasanya digunakan untuk hal teknis
semacam pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Perbedaan pokok antara metode full costing dan metode variabel costing sebagai metode
penentuan harga pokok produksi terletak pada perlakuan biaya overhead pabrik.
Pada metode full costing semua biaya produksi baik yang bersifat variabel maupun yang bersifat
tetap dianggap bagian dari harga ini. Sedangkan, pada metode variable costing, biaya variabel
dimasukkan hanya sesuai dengan periode penggunaannya misalnya untuk biaya overhead pabrik.
Cara Menghitung Harga Pokok Produksi
Seperti sudah sedikit dibahas tadi, cara menghitung harga pokok produksi didasarkan pada
jumlah pekerjaan dalam proses yang diselesaikan.
Pekerjaan-dalam-proses atau yang dikenal dengan work in progress/work in process ini termasuk
biaya bahan langsung yang dimasukkan ke dalam produksi, ditambah tenaga kerja langsung dan
overhead.
Persamaan standar untuk menghitung harga pokok produksi, langkah-langkahnya adalah:
 Barang-barang manufaktur dalam proses pada tanggal mulai
 Ditambah biaya langsung Anda (bahan + tenaga kerja)
 Ditambah overhead produksi
 Kurangi barang yang sedang berlangsung pada tanggal akhir perhitungan

1. Menghitung Bahan Baku


Bahan baku merupakan modal utama dalam menghitung harga pokok produksi untuk pertama
kalinya. Jika bisnis yang kamu jalankan bergerak di industri manufaktur, kamu harus
menentukan berapa banyak bahan baku yang akan digunakan untuk memproduksi suatu barang
terlebih dulu.
Bagaimana caranya? Kamu dapat melihat dari jumlah bahan baku yang masih tersisa di akhir
periode, setelah saldo awal periode. Kemudian ditambah pembelian yang ada selama periode
tersebut berlangsung.
Rumus yang bisa kamu gunakan untuk menghitung seluruh bahan baku produksi:
Bahan Baku Terpakai = Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir
Bahan Baku
2. Menghitung Biaya Produksi Lainnya
Selain bahan baku, dalam menghitung harga pokok produksi, kamu juga harus menghitung biaya
produksi lainnya yang berpengaruh terhadap proses produksi barang.
Biaya-biaya tersebut di antaranya adalah biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead seperti
biaya bahan baku yang bersifat tidak pokok seperti biaya listrik, biaya reparasi, biaya
pemeliharaan, dan sebagainya.
3. Menghitung Total Biaya Produksi
Total biaya produksi merupakan salah satu poin yang membedakan perhitungan harga pokok
produksi perusahaan dagang dan manufaktur.
Total biaya produksi merupakan sebagian biaya yang dikeluarkan saat barang telah masuk ke
dalam proses produksi dan biaya yang dikeluarkan untuk produksi barang tersebut.
Cara menentukannya adalah bahan baku barang yang diproses pada awal periode produksi
ditambah dengan bahan baku penambahnya atau bahan baku tidak pokok seperti tenaga kerja
langsung dan overhead.
Secara sederhana, rumus menghitung biaya produksi lainnya adalah sebagai berikut:
Total Biaya Produksi = Bahan Baku Yang Digunakan + Biaya Tenaga Kerja Langsung +
Biaya Overhead Produksi
4. Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
Setelah kamu mengetahui seluruh angka perhitungan beberapa komponen di atas, hal terakhir
yang bisa kamu lakukan adalah menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP).
Secara sederhana, rumus menghitung HPP adalah:
Harga Pokok Penjualan (HPP) = Harga Pokok Produksi + Persediaan Barang Awal –
Persediaan Barang Akhir
Contoh Soal Harga Pokok Produksi
Bahagia Sejahtera merupakan perusahaan di bidang industri makanan. Pada bulan Januari,
persediaan bahan baku mentahnya adalah sebesar Rp60.000.000 dan persediaan bahan setengah
jadi senilai Rp75.000.000.
Untuk memperlancar proses produksi, PT. Bahagia Sejahtera menggunakan 10 tenaga kerja yang
digaji Rp5.000.000 per orang.
Pada periode yang sama, PT. Bahagia Sejahtera memiliki stok makanan siap jual senilai
Rp15.000.000. Untuk produksi makanannya, PT. Bahagia Sejahtera memutuskan untuk membeli
persediaan bahan baku mentah sebesar Rp150.000.000. Pembelian bahan tersebut dikenai biaya
pengiriman senilai Rp1.500.000.
Selama proses produksi, PT. Bahagia Sejahtera mengeluarkan biaya perawatan mesin senilai
Rp25.000.000. Setelah selesai, ternyata di akhir Januari, masih memiliki sisa bahan baku mentah
sebesar Rp5.000.000 dan sisa bahan setengah jadi senilai Rp6.000.000. Pada akhir bulan, stok
makanan siap jual milik PT. Bahagia Sejahtera hanya tersisa Rp3.000.000. Berapakah harga
pokok produksi?
Diketahui:
 Persediaan bahan baku mentah (periode awal Januari) = Rp 60.000.000
 Persediaan bahan setengah jadi (periode awal Januari) Rp75.000.000
 Persediaan makanan siap jual (periode awal Januari) = Rp15.000.000
 Biaya tenaga kerja = Rp5.000.000 dikali 10 = Rp 50.000.000
 Pembelian bahan baku mentah = Rp150.000.000
 Biaya pengiriman = Rp1.500.000
 Biaya perawatan mesin = Rp25.000.000
 Sisa bahan baku mentah (periode akhir Januari) = Rp5.000.000
 Sisa bahan setengah jadi (periode akhir Januari) = Rp6.000.000
 Sisa makanan siap jual (periode akhir Januari) = Rp3.000.000
Tahap 1
Bahan baku yang dipakai = Saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku - saldo akhir bahan
baku
Bahan baku yang dipakai = 60.000.000 + 150.000.000 + 1.500.000 - 5.000.000
Bahan baku yang dipakai = Rp 206.500.000
Tahap 2
Total biaya produksi = bahan baku yang dipakai + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead
produksi
Total biaya produksi = 206.500.000 + 50.000.000 + 25.000.000
Total biaya produksi = Rp281.500.000
Tahap 3
Harga pokok produksi = Total biaya produksi + saldo awal persediaan barang dalam produksi -
saldo akhir persediaan barang dalam produksi
Harga pokok produksi = 281.500.000 + 75.000.000 - 6.00.000
Harga pokok produksi = Rp305.500.000
Tahap 4
Harga pokok penjualan = Harga pokok produksi + persediaan barang awal - persediaan barang
akhir
HPP = 350.500.000 + 15.000.000 - 3.000.000
HPP = Rp362.500.000
Dari seluruh proses perhitungan harga pokok produksi di atas, Maka didapatkan hasil harga
pokok produksi PT. Bahagia Sejahtera pada bulan Januari adalah Rp362.500.000.
Contoh Laporan Harga Pokok Produksi
Berikut ini adalah bentuk contoh laporan harga pokok produksi

Kesimpulan
Perhitungan dan penentuan harga pokok produksi adalah hal yang penting untuk setiap jenis
bisnis, terlebih bagi jenis perusahaan manufaktur yang memiliki operasional produksi.
Dengan menggunakan metode penghitungan ini kamu bisa dengan mudah melakukan penetapan
harga untuk produk yang nantinya akan dijual. Sehingga, keuntungan pun bisa didapatkan secara
maksimal.

Menentukan Harga Jual


Harga jual adalah besaran harga yang dibebankan kepada konsumen. Ada dua cara untuk
menentukan harga jual, yaitu :
1. Cost-plus pricing method
Yaitu menentukan harga jual per unit produk dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit
ditambah jumlah tertentu untuk mendapatkan keuntungan dalam bentuk margin. Margin
keuntungan biasanya berupa persentase. Misalnya jika Rudi menghendaki keuntungan sebesar
10% atau 15%, maka Rudi harus menambahkan margin ke dalam perhitungan, yang diambil dari
total biaya yang telah dikeluarkan.
Rumus :
Biaya total + margin = Harga Jual
Contoh :
Rudi mendapatkan order sebanyak 100 buah pesanan gelang kayu. Biaya yang Rudi keluarkan
untuk memproduksi gelang tersebut adalah sebesar Rp. 3.000.000.
Rudi menentukan bahwa ia menginginkan keuntungan dengan margin sebesar 10%, maka
perhitungan menjadi :
Rp.3.000.000 x Rp.10% = Rp.300.000
Harga jual = Rp.300.000 / 100 = Rp.3000
Sehingga untuk mendapatkan margin keuntungan sebesar 10%, maka Rudi harus menjual gelang
kayu tersebut kepada konsumen dengan harga tiga ribu rupiah.
2. Penetapan Harga Mark Up
Yaitu menentukan harga jual per unit produk dengan menentukan kelebihan harga dari harga
dasar tiap produk untuk mendapatkan keuntungan. Seperti namanya, penetapan harga mark up
adalah berupa nominal. Misalnya jika Rudi ingin mendapatkan keuntungan sebesar Rp.50.000
per item produk yang dijualnya, maka ia tinggal menambahkan harga mark up tersebut di akhir
ketika sudah diketahui harga dasarnya.
Jika diterapkan pada contoh soal sebelumnya, maka perhitungan menjadi :
Rudi mendapatkan order sebanyak 100 buah pesanan gelang kayu. Biaya yang Rudi keluarkan
untuk memproduksi gelang tersebut adalah sebesar Rp. 3.000.000.
Rudi menentukan bahwa ia menginginkan keuntungan dengan harga mark up sebesar
Rp.1.000.000 maka perhitungan menjadi :
Rp.3.000.000 + Rp.1.000.000 = Rp.4.000.000
Harga jual = Rp.4.000.000 / 100 = Rp.4000
Sehingga untuk mendapatkan mark up keuntungan sebesar Rp.1.000.000 maka Rudi harus
menjual gelang kayu tersebut kepada konsumen dengan harga empat ribu rupiah.
SOAL
1. PT Mentari, Jakarta 1 Januari 2022
– Persediaan barang dagangan (awal) : Rp 20.000.000
– Pembelian : Rp 60.000.000
– Biaya angkut pembelian : Rp 2.000.000
– Retur pembelian : Rp 3.000.000
– Potongan pembelian : Rp 1.000.000
– Persediaan barang dagangan (akhir) : Rp 6.000.000
Tentukan Harga Pokok Produksinya
2. Kasir Pintar adalah perusahaan yang bergerak pada bidang makanan. Pada awal bulan Juni,
PT. Kasir Pintar memiliki persediaan bahan baku mentah sebesar Rp. 60.000.000, bahan
setengah jadi sebesar Rp. 90.000.000, dan persediaan makanan siap jual sebesar 120.000.000.
Untuk proses produksi makanan di bulan Agustus, PT. Kasir Pintar membeli persediaan
bahan baku sebesar Rp. 750.000.000, dengan biaya pengiriman Rp. 10.000.000. Selama
proses produksi, terdapat biaya pemeliharaan buah-buahan sebesar Rp. 9.000.000. Pada akhir
bulan Juli, terdapat sisa penggunaan bahan baku mentah sebsar Rp. 50.000.000, sisa bahan
setenagh jadi sebesar Rp. 8.000.000, dan sisa makanan siap jual sebesar Rp. 25.000.000.
Berapakah Harga Pokok Produksi dari PT. Kasir Pintar?
3. Perusahaan memiliki persediaan bahan baku di awal tahun sebesar Rp500 juta, barang
setengah jadi (barang dalam proses produksi) sebesar Rp 400 juta dan persediaan barang jadi
(finished goods) yang siap untuk dijual sebesar Rp 700 juta di awal tahun 2020. Di tahun
yang sama, perusahaan ini membeli bahan baku sebesar Rp 1 M dengan biaya pengiriman
sebesar Rp 100 juta. Biaya tenaga kerja dan perawatan mesin selama tahun 2020 adalah Rp
350 juta. Pada akhir tahun 2020, sisa penggunaan bahan baku adalah sebesar Rp 400 juta,
sisa persediaan dalam proses sebesar Rp 300 juta dan sisa barang jadi produk yang bisa dijual
adalah sebesar Rp 500 juta. Berapakah HPP perusahaan tersebut?
4. perusahaan memiliki persediaan bahan baku diawal tahun sebesar Rp.300 juta, barang
setengah jadi (barang dalam proses produksi) sebesar Rp.200 juta dan persediaan Finished
Goods (barang jadi) yang siap untuk dijual sebesar Rp.500 juta di awal tahun 2019. Di tahun
yang sama, perusahaan ini membeli bahan baku sebesar Rp.800 juta dengan biaya
pengiriman sebesar Rp.80 juta. Biaya tenaga kerja dan perawatan mesin selama tahun 2019
adalah Rp.150 juta. Pada akhir tahun 2019, sisa penggunaan bahan baku adalah sebesar
Rp.200 juta, sisa persediaan dalam proses sebesar Rp.100 juta dan sisa barang jadi produk
yang bisa dijual adalah sebesar Rp.300 juta. Berapakah Harga Pokok Penjualan (HPP)
perusahaan tersebut?
5. toko ritel cemilan yang hanya membeli barang lalu menjual. Kemudian pemilik usaha ingin
melakukan produksi sendiri untuk beberapa barang cemilan yang penjualannya baik. Salah
satunya cemilan kerupuk singkong, hal ini dilakukan agar agar dia bisa mendapatkan
keuntungan lebih dan menjual hasil produksinya ketoko lain diluar toko milik sendiri.
Berikut uraiannya: Sebuah toko ritel yang menjual cemilan / snack yang sedang
menyelesaikan laporan keuangan akhir tahun 2019 dan menghitung jumlah persediaan seperti
pada data berikut ini :

Diketahui :
Persediaan Awal Barang Tahun 2019 = Rp. 300.000.000,-
Pembelian baru selama Tahun 2019 = Rp. 500.000.000,-
Persediaan Akhir Barang Tahun 2019 = Rp. 200.000.000,-

Tentukan besarnya HPP?

6. Suatu perusahaan dagang dalam satu periode tertentu -yang dalam neraca saldonya- tercatat
memiliki persediaan barang dagang awal senilai Rp20.000.000, pembelian barang dagang senilai
Rp50.000.000, beban angkut pembelian Rp2.500.000, retur pembelian Rp1.000.000, serta potongan
pembelian Rp3.000.000. Kemudian, untuk persediaan barang dagang akhir adalah Rp12.000.000.
Maka penghitungan HPP-nya adalah…
7. Perusahaan konveksi pada suatu periode tertentu, memiliki catatan untuk penghitungan HPP
sebagai berikut:
Persediaan Awal Bahan Baku = Rp600.000.000
Initial inventory, atau Persediaan Awal Barang dalam Proses Produksi = Rp200.000.000
Persediaan Awal Barang Jadi = Rp600.000.000
Pembelian Bahan Baku = Rp900.000.000
Biaya overhead produksi = Rp70.000.000
Biaya Tenaga Kerja dan Perawatan Mesin = Rp120.000.000
Persediaan Akhir Bahan Baku = Rp300.000.000
Ending inventory, atau Persediaan Akhir Barang dalam Proses Produksi = Rp150.000.000
Persediaan Akhir Barang Jadi = Rp250.000.000
Maka penghitungan HPP-nya adalah…

You might also like