Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
TAHUN 2023
RESUME JURNAL MOOC PPPK 2023
RISNAWATI, AMK
198511162023212006
RESUME AGENDA I
SIKAP PRILAKU BELA NEGARA
Semua modal insane yang dibahas sebelumnya. Isu – isu Starategis Kontemporer
diantaranya:
1. Korupsi, tindak pidana korupsi diatur dalam Undang – Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi beserta revisinya Melalui
Undang – Undang Nomor 20 Tahun2001.
2. Narkoba, Narkotika atau berbahaya, serta napza yang merupakan singkatan dari
Narkotika yang terdiri dari Opiat, Morfin, heroin, ganja kokain, petidin dan kodein,
Psikotropika yang terdiriekstasi, shabu, dan Zat Adiktif terdiri dari Alkohol, lem,
thinner, cat kuku dan tembakau.
3. Terorisme, adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang menimbulkan suasana terror atau rasa takut secara meluas, yang dapat
menimbulkan korban yang bersifat missal dan /atau meimbulkan kerusakan terhadap
objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas
internasional dengan motifideology, politik atau gangguan keamanan. Pencegahan
tindakan pidana terorisme yaitu:
- Kesiapsiagaan Nasional, Meliputi: Pemberdayaan Masyarakat, Peningkatan
Kemampuan aparatur, Pengembangan kajian Terorisme.
- Kontra Radikalisasi, Meliputi : Kontranarasi, Kontra Propaganda dan Kontra
Ideologi
- Deradikalisasi, Meliputi : Reintegrasi sosial, Identifikasi dan penilaian, Rehabilitas,
Reedukasi.
4. Money Loundring, aktivitas pencucian uang dan pendanaan Terorisme
menggunakan jasa keuangan sebagai sarana melakukan tindakan pidana.
5. Proxy War, merujuk pada konflik diantara dua Negara, dimana Negara tersebut tidak
serta merta langsung dalam peperangan karena melibatkan ‘proxi’ atau kaki tangan.
6. Kejahatan Mass Communication, diantaranya Cyber Crime merupakan kejahatan
yang terjadi dan beroperasi di dunia maya dengan menggunakan computer, jaringan
computer dan internet, Hate Speech merupakan ujaran kebencian dalam bentuk
provokasi, hinaan atau hasutan yang disampaikan oleh individu atau diruang publik,
Hoax merupakan berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertanggung jawabkan
baik dari segi sumber maupun isi.
Aksi Nasional Bela Negara adalah sinergi setiap warga Negara guna mengatasi segala
macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai –
nilai luhur bangsa untuk mewujudkan Negara yang berdaulat, adil dan makmur. Dan pada
akhirnya tujuan dari materi ini adalah meningkatkan kempuan awal Bela Negara peserta
sehigga senantiasa beradap ada kondisi yang siap siaga untuk berkontribusi dalam upaya –
upaya Bela Negara sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan masing – masing dengan
kegiatan pembelajaran abdi semangat Bela Negara sebagai momentum untuk memulainya.
AGENDA II
CORE VALUES ASN
Core Values ASN yaitu BerAKHLAK.
1. BERORIENTASI PELAYANAN
Berorientasi Pelayan yaitu berkomitmen memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat. Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti
ketika kebutuhan pelanggan sudah terpenuhi, melainkan harus terus meningkat dan
diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan pelanggan.
Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan layanan hari besok akan
menjadi lebih baik dari hari ini. Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai
yang terdapat dalam Core Values BerAKHLAK. Panduan prilakunya terdiri dari:
- Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
- Ramah, Cekatan, Solutif dan dapat diandalkan
- Melakukan perbaikan tiada henti.
Citra positif ASN sebagai pelayan public terlihat dengan prilaku melayani
dengan senyuman, salam, dan beri salam, ramah dan senyum, cepat dan tepat waktu,
mendengar dengan sabar dan aktif, serta berpenampilan rapi, melayani dengan cepat
dan tepat waktu, melayani dengan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk
memilih layanan yang tersedia; serta melayani dengan kemampuan, keinginan, dan
tekad untuk memberikan layan prima. Prinsip dalam pelayanan public yaitu
Partisipatif, Transparan, Responsif, Tidak Diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif
dan Efesien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan. Adapun strategi peningkatan
pelayanan prima sesuai kepatuhan terhadap UU Nomor 25 Tahun 2009 yaitu:
- Menerapkan standar pelayanan dan maklumat pelayanan
- Melaksanakan survey kepuasan masyarakat minimal 1 tahun sekali
- Pengelolaan pengaduan masyarakat
- Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan
- Pengembangan inivasi
- Replikasi Best Practice
- Perbaikan berkelanjutan
2. AKUNTABEL
Dalam banyak hal, kata Akuntabel sering disamakan dengan Responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, keduanya konsep tersebut memiliki arti
yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang
berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab kepada seseorang / organisasi yang memberikan amanat. Dalam
konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggung jawabkan
segala tindak dan tanduknya sebagai pelayanan public kepada atasan, lembaga
pembina, dan lebih luasnya kepada public (Matsilizadan Zonke,2017).
a. Aspek – Aspek Akuntabilitas yaitu:
- Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountabilityis a relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu /
kelompok / institusi dengan Negara dan masyarakat.
- Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountabilityis results-oriented) Hasil
yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang
bertanggung jawab, adil dan inovatif.
- Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting) Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Akuntabilitas
memperbaiki kinerja (Accountability improves performence) Tujuan utama
dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
c. SedangkantingkatanAkuntabilitas yaitu:
1. Akuntabilitas Personal
2. Akuntabilitas Individu
3. Akuntabilitas Kelompok
4. Akuntabilitas Organisasi
5. Akuntabilitas Stakeholder
Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak
Menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsilizadan
Zonke, 2017). Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsure
pemerintahan Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Panduan perilaku
Akuntabilitas adalah:
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi.
2. Menggunakan kejayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efesien.
3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
3. KOMPETEN
Perilaku Kompoten (berkinerja yang BerAkhlak, meningkatkan komputensi diri,
membantu orang lain belajar, melaksanakan tugas terbaik, tugas kelompok,
merumuskan upaya mewujudkan perilaku kompeten secara nyata.
Peran dari ASN, sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas :
a. Penyelenggaraan tugas umum pemerintah
b. Pelaksana pembangunan nasional melalui yanlik yang professional
c. Bebas dari interverensi politik, bersih dari praktik KKN.
4. HARMONIS
Harmoni adalah kerjasama antara berbagai factor dengan sedemikian rupa hingga
factor – factor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana
harmoni dalam lingkungan kerja akan membuat tenang.
Panduan etika ASN Harmonis yaitu: Moral, Integritas, Kejujuran, Nilai,
Tanggung jawab, Adil, Hati Nurani, Pilihan, Menghormati.
Peran ASN dalam mewujudkan suasana Harmoni yaitu:
1. PNS dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus
obyektif, jujur, transparan.
2. PNS harus bias mengayomi kepentingan kelompok minoritas, dengan tidak
membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut
3. Harus memiliki sikap toleran atas perbedaan
4. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong
baik kepada pengguna layanan, juga membantuk kolega PNS lainnya yang
membutuhkan pertolongan
5. Menjadi figure dan teladan di lingkungan masyarakatnya.
Adapunpanduanprilakuharmonisyaitu:
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
2. Suka menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. LOYAL
Loyal artinya berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
Panduan perilaku loyal yaitu:
a. Memegang teguh Ideologi Pancasila, Udang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
b. Menjaga anamat baik sesame ASN, pimpinan instansi dan Negara
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara
Adapun kata – kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan
perilaku tersebut diatas, diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi,
nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi ‘KoDeKoNasAb’. Oleh
karena itu peserta pelatihan dasar diharapkan dapat belajar setiap bahan pokok dalam
modul ini
6. ADAPTIF
Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas disektor publik, budaya adaktif dalam
pemerintahan ini dapat dipasang dengan tujuan untuk memastikan serta
meningkatkan kinierja pelayanan publik. Adapun cirri – cirri budaya adaktif dalam
lembaga pemerintahan antara lain sebagai berikut
a. Dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan
b. Mendorong jiwa kewirausahaan
c. Memanfatkan peluang – peluang yang berubah – ubah
d. Terkait dengan kinerja instansi
e. Memperhatikan kepentingan – kepentingan yang diperlukan untuk instansi mitra,
masyarakat dan sebagainya.
Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan -
tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi social yang berubah –
ubah agar tetap bertahan (Robbins, 2003). Batasan pengertian adaptif diantaranya:
a. Proses mengatasi halangan – halangan dari lingkungan
b. Penyesuaian terhadap norma – norma untuk menyalurkan
c. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah
d. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan
e. Memanfatkan sumber – sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan
system
f. Penyesuain budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.
Panduan perilaku Adaptif yaitu:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c. Bertindak pro Aktif
Prilaku Adaptif merupakan perjanjian yang harus terpenuhi dalam mencapai tujuan, baik
individu maupun organisasi. Salah satu tantangan dalam mewujudkan individu dan
organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity,
Ambiguity).
7. KOLABORATIF
Kolaboratif artinya membangun kerjasama yang sinergis. Ada 6 kriteria penting
untuk kolaborasi, yaitu:
a. Forum yang diprakarsai Oleh Lembaga Publik atau Lembaga
b. Peserta dalam forum termasuk aktornonstater
c. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
‘dikonsultasikan’ oleh agensi public
d. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif
e. Forum ini bertujuan untuk membuat membuat keputusan dengan consensus
f. Fokus kolaborasi adalah kebijakan public atau manajemen (Ansel dan Gash 2007 :
544)
Faktor – factor yang dapat menghambat kolaborasi antar organisasi pemerintahan yaitu:
- Ketidak Jelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan
kolaborasi
- Dasar hokum kolaborasi tidak jelas. Panduan perilaku kolaboratif antara lain:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya tujuan bersama.
RESUME AGENDA3
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI
B. Pilar Literasi
Literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitik
beratkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi tetapi harus mampu bermedia
digital dengan penuh tanggung jawab. Keempat pilar yang menopang literasi digital
yaitu:
a. Etika bermedia social
Tiga tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika bermedia digital :
a. Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
Indonesia. Bukan hanya jumlah dan aksesnya yang bertambah, durasi
penggunaannya pun meningkat drastis
b. Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensional ke media
digital. Karakter media digital yang serba cepat dan serba instan, menyediakan
kesempatan tak terbatas dan big data, telah mengubah perilaku masyarakat dalam
segala hal, mulai dari belajar, bekerja, bertransaksi, hingga berkolaborasi.
c. Intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi. Situasi pandemi COVID-
19 yang menyebabkan intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi,
sehingga memunculkan berbagai isu dan gesekan. Semua ini tak lepas dari situasi
ketika semua orang berkumpul di media guna melaksanakan segala aktivitasnya,
tanpa batas
Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari – hari.
Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
a. Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan etika
berinternet (netiquette) Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang
mengandung hoax dan tidak sejalan, seperti : pornografi, perundungan, dll.
Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang
sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku Pengetahuan dasar
bertransaksi secara elektronik dan berdagang diruang digital yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
b. Budaya, Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam membaca,
menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan,
nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari - hari. Dalam
Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
1) Pengetahuan dasarakan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan
kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia
2) Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan
nilai Pancasila dimesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme dll.
3) Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan benar dalam
berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika
4) Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung,
mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya.
c. Keamanan
Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengenali,
mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran
keamanan digital dalam kehidupan sehari - hari. Dalam Aman Bermedia Digital
perlu adanya penguatan pada:
1) Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint)
Pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata sandi)
2) Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid dari sumber
yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.
3) Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan
menyadariadanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed
4) Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi
digital serta protocol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi
Berikut ini merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dari scam, spam,
phising, maupun hacking, yaitu:
1) Jangan pernah membagikan ataupun mengunggah alamat email ke publik. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi risiko pengiriman email spam maupun peretasan
apabila kata sandinya lemah dan mudah ditebak.
2) Berpikir sebelum meng-klik tautan link maupun mengunduh dokumen dari sumber
yang tidak jelas.
3) Jangan membalas pesan spam karena pengirim pesan dapat mengetahui bahwa
alamat surel tersebut aktif dan meningkatkan risiko surel tersebut menjadi target
penipuan lainnya.
4) Gunakan aplikasi penyaring spam dan antivirus untuk menurunkan risiko.
5) Hindari penggunaan email pribadi maupun perusahaan untuk mendaftar aplikasi
yang tidak terlalu penting.
MODUL 2 : MANAJEMENASN
D. MekanismePengelolaanASN
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK :
1) Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensisun dan hari tua, dan perlindungan
2) Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan,
disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja dan perlindungan.