You are on page 1of 21

JURNAL

Masive Open Online

PEGAWAI PEMERINTAH PERJANJIAN KERJA (PPPK)

DISUSUN OLEH:

NAMA : RISNAWATI, AMK


NI PPPK : 19851116 202321 2 006
TEMPAT, TGL LAHIR : BESU, 16 NOVEMBER 1985
GOLONGAN :VII/ IIc
JABATAN : TERAMPIL PERAWAT-PERAWAT
INSTANSI : PUSKESMAS MOROSI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE

TAHUN 2023
RESUME JURNAL MOOC PPPK 2023
RISNAWATI, AMK
198511162023212006
RESUME AGENDA I
SIKAP PRILAKU BELA NEGARA

A. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI – NILAI BELA NEGARA


1. Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia

Tanggal 20 Mei untuk pertamakalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan


Nasional berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316
tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 tentang Hari-Hari Nasional. Penetapan tanggal
20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional dilatarbelakangi terbentuknya organisasi
Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 sekira pukul 09.00. Para mahasiswa
sekolah dokter Jawa di Batavia (STOVIA) menggagas sebuah rapat kecil yang
diinisiasi oleh Soetomo. Di depan rekan-rekannya para calon dokter lainnya, Soetomo
menyampaikan gagasan Wahidin Soedirohoesodo tentang pentingnya membentuk
organisasi yang memajukan pendidikan dan kebudayaan di Hindia Belanda. Beberapa
mahasiswa yang hadir saat itu, antara lain : Goenawan Mangoenkoesoemo, Soeradji,
Soewarno, dan lain-lain. Oktober 1908, kongres pertama Boedi Oetomo di Gedung
Sekolah Pendidikan Guru (Kweekschool) Yogyakarta. Wahidin Soedirohoesodo
bertindak selaku pimpinan sidang. Hanya dalam waktu 5 (lima) bulan saja, Boedi
Oetomo sudah beranggotakan + 1.200 orang.
Pada 1908, beberapa mahasiswa Indonesia di Belanda mendirikan sebuah
organisasi perkumpulan pelajar Indonesia yang bernama Indische Vereeniging (IV).
Tujuan didirikan organisasi ini, menurut Noto Soeroto dalam tulisannya di Bendera
Wolanda tahun 1909, adalah untuk “memajukan kepentingan bersama orang Hindia di
Belanda 6 dan menjaga hubungan dengan Hindia Timur Belanda” Sebagaimana Hari
Kebangkitan Nasional, tanggal 28 OKtober untuk pertamakalinya ditetapkan menjadi
Hari Sumpah Pemuda berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 316 tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 tentang Hari-Hari Nasional
yang Bukan Hari Libur. Penetapan tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda
dilatarbelakangi Kongres Pemuda II yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928
di Indonesische Clubgenbouw Jl. Kramat 106 Jakarta. Kongres Pemuda II sendiri
merupakan hasil dari Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 1926
di Vrijmetselaarsloge (sekarang Gedung Kimia Farma) Jalan Budi Utomo Jakarta
Pusat
Syair Lagu Indonesia pertama kali dipublikasikan pada tanggal 10 November
1928 oleh koran Sin Po, koran Tionghoa berbahasa Melayu. Tanggal 17 Agustus
ditetapkan sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan berdasarkan Keputusan Presiden
Republik Indonesia No. 24 tahun 1953 tanggal 1 Januari 1953 tentang Hari-Hari
Libur. Dengan menyimpang dari Pasal 5 Penetapan Pemerintah tahun 1946 No. 2/Um,
menetapkan “Aturan hari-hari libur. Hari-hari yang disebut di bawah ini dinyatakan
sebagai hari libur, antara lain : Tahun Baru 1 Januari, Proklamasi Kemerdekaan,
Nuzulul-Qur’an, Mi’radj Nabi Muhammad S.A.W., Id’l Fitri (selama 2 hari), Id’l
Adha, 1 Muharram, Maulid Nabi Muhammad S.A.W., Wafat Isa Al 8 Masih, Paskah
(hari kedua), Kenaikan Isa Al Masih, Pante Kosta (hari kedua), dan Natal (hari
pertama).
2. WAWASAN KEBANGSAAN
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa
(karakter bangsa) dan kesadaran terhadap system nasional (Nasional Sistem) yang
bersumber dari Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, guna
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi bangsa dan Negara demi mencapai
masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.
Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan
UUD 1945, merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar yang melatar
belakangi kandungan cita – cita luhur dari Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan
17Agustus 1945, oleh karena itu tidak akan berubah atau rusak. Merupakan dasar dan
sumber hokum bagi batang tubuh UUD 1945 maupun bagi Undang – Undang Dasar
Negara Republik Indonesia. Norma – norma dasar yang merupakan cita – cita luhur
bagi Republik Indonesia dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara tersebut
dapat dilihat pada Pembukaan UUD1945 yang terdiri dari 4 (Empat) alinea. Peran,
tugas dan fungsi ASN menempatkan ASN sebagai bagian dari penyelanggara
pemerintah yang secara langsung bertanggung jawab untuk menjamin
terselenggaranya roda pemerintahan, memiliki tanggung jawab untuk ikut serta
secara langsung mewujudkan cita – cita dan tujuan nasional.
4 (empat) Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara:
a. Pancasila
Pancasila sebagai mana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar Negara Republik
Indonesia, baik dalam arti sebagai dasar ideology maupun filosofis negara.
Kedudukan pancasila ini dipertegas dalam UU Nomor 10 Tahun 2004
tentang Pembentukan Peraturan Perundang – undangan sebagai sumber dari
segala sumber hokum negara. Artinya, Setiap bahan muatan kebijakan
negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan nilai – nilai
yang terkandung dalam pancasila.
b. Undang – undang Dasar 1945
Kepustakaan hukum di Indonesia menjelaskan istilah Negara Hukum
sudah sangat populer. Di dalam penjelasan UUD 1945 yakni sebagai kunci
pokok pertama dari system Pemerintahan Negara yang berbunyi “Indonesia
adalah Negara yang bedasar atas hokum (rechstaaat) dan bukan berdasaratas
kekuatan belaka (machtstaat)”. Dalam UUD 1945 tentang bentuk dan
kedaulatan pada pasal 1 hasil Amandemen yang ke 3 tahun 200, berbunyi
“Negara Indonesia adalah Negara Hukum”.
c. Bhineka Tunggal Ika
Perumusan Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa oleh Mpu
Tantular pada dasarnya adalah sebuah pernyataan kreatif dalam upaya
memberikan nilai – nilai inspiratif terhadap system pemerintahan pada masa
kemerdekaan, dan bahkan telah berhasil menumbuhkan rasa dan semangat
persatuan masyarakat Indonesia. Itulah sebab mengapa akhirnya Bhineka
Tunggal Ika diangkat menjadi semboyan yang diabadikan lambing NKRI–
Garuda Pancasila.
d. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Ditinjau dari sudut hokum tata negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sempurna sebagai
negara, mengingat saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia baru
sebagian memiliki unsure konstitutif berdirinya negara. Untuk itu PPKI
dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah melengkapi persyaratan
berdirinya 16 negaraya itu berupa pemerintahan yang berdaulat dengan
mengangkat presiden dan wakil presiden, sehingga PPKI disebut sebagai
pembentuk negara. Disamping itu PPKI juga telah mengatur UUD 1945
sebagai dasar Negara dan tujuannya. Sedangkan lambing Negara terdiri atas 4
yaitu:
1. Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Bendera Negara adalah Sang Merah Putih.
2. Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai
bahasa resmi Negara dalam Pasal 36 Undang – Undang Dasar
Kesatuan republic Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang
diikrarkan dalam Sumpah Pemuda Tanggal 28 Oktober 1928 sebagai
bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika
Peradaban Bangsa.
3. Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda
Pancasila yang kepalanya menoleh lurus kesebalah kanan, perisai
berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan
semboyan Bhineka Tunggal Ika ditulis diatas pita yang dicengkram
oleh Garuda.
4. Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage
Rudolf Supratman.
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga Negara,
baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan
Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan Negara yang dijiwai
oleh kecintannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
Keputusan Presiden Indonesia Nomor 28 Tahun 2006 tanggal 18
Desember 2006 ditetapkan sebagai Hari Bela Negara. Pada tanggal tersebut
terbentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia dalam rangka mengisi
kekosongan kepemimpinan Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dalam rangka bela Negara serta bahwa dalam upaya lebih mendorong
semangat kebangsaan dalam bela Negara dalam rangka mempertahankan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi persatuan dan
kesatuan.
Dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019
tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal
7 menanamkan nilai - nilai Bela Negara yang meliputi:
a. Cinta tanah air Indikatornya:
 Menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah
Indonesia
 Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia
 Jiwa patriotism terhadap bangsa dan negaranya
 Menjaga nama baik bangsa dan Negara;
b. Sadar berbangsa dan bernegara Indikatornya:
 Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi
maupun politik
 Ikut serta dalam pemilihan umum
 Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai
dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku
c. Setiap ada Pancasila sebagai ideology Negara Indikatornya:
 Paham nilai – nilai dalam Pancasila
 Mengamalkan nilai – nilai pancasila dalam kehidupan sehari – hari
 Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan Negara

d.Rela berkorban untuk bangsa dan NegaraIndikatornya:
- Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan fikirannya untuk
kemajuan bangsa dan Negara
- Siap membela bangsa dan Negara dari berbagai macam ancaman
- Berpartisipasi aktif dalam pembanguanan masyarakat, bangsa dan
Negara;
e. Kemampuan awal Bela Negara Indikatornya:
- Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelejensia
- Senantiasa memilihara jiwa dan raga
- Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah
diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
Olehnya itu kita sebagai ASN kita diharapkan mampu
mengimplementasikan wawasan kebangsaan dan mengaktualisasikan kesadaran
Bela Negara dalam kerangka system Administrasi NKRI. Sehingga amanat
UUD1945 untuk mencapai cita – cita dan tujuan nasional dapat diwujudkan. Fungsi
ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan public dan perekat dan pemersatu
bangsa dapat bertanggung jawab secara langsung untuk menjamin terselenggaranya
roda pemerintahan, memiliki tanggung jawab untuk ikut serta secara langsung
mewujudkan cita – cita dan tujuan nasional. Sehingga mampu menumbuhkan rasa
cinta terhadap bangsa dan Negara akan meningkat sehingga menumbuhkan
semangat tepat untuk berkontribusi pada upaya - upaya bela Negara sesuai tugas
pokok, fungsi dan jabatan masing – masing.

B. ANALISIS ISU KONTEMPORER


Perubahan adalah sesuatu keniscayaan yang tidak bias dihindari, menjadi
bagian yang selalu menyertai perjalanan peradaban manusia. Cara kita menyikapi
terhadap perubahan adalah hal yang menjadi factor pembeda yang akan menjadi
penentu seberapa dekat kita dengan perubahan tersebut, baik pada perubahan
individu, keluarga, masyarakat pada tingkat local dan daerah, nasional dan dunia.
Modal insane dalam menghadapi perubahan Lingkunagn Strategis yaitu:
1. Modal Intelektual, adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukan peluang
dan mengelola perubahan organisasi melalui pengembangan SDMnya.
2. Modal Emosional, Kemampuan lainnya dalam menyikapi perubahan oleh
kecerdasan emosinal.
3. Modal Sosial, adalah jaringan kerja sama diantara warga masyarakat yang
memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang mereka hadapi.
4. Modal Ketabahan (Adversity), berasal dari Paul G. Stoltz (1997). Ketabahan adalah
modal untuk sukses dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun
kehidupan sebuah organisasi brikrasi.
5. Modal Etika / Moral, sebagai kapasitas mental yang menentukan prinsip – prinsip
universal kemanusiaan harus diterapkan kedalam tata – nilai, tujuan dan tindakan
kita.
6. Modal kesehatan (kekuatan) Fisik /Jasmani, wadah untuk mendukung manifestasi

Semua modal insane yang dibahas sebelumnya. Isu – isu Starategis Kontemporer
diantaranya:
1. Korupsi, tindak pidana korupsi diatur dalam Undang – Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi beserta revisinya Melalui
Undang – Undang Nomor 20 Tahun2001.
2. Narkoba, Narkotika atau berbahaya, serta napza yang merupakan singkatan dari
Narkotika yang terdiri dari Opiat, Morfin, heroin, ganja kokain, petidin dan kodein,
Psikotropika yang terdiriekstasi, shabu, dan Zat Adiktif terdiri dari Alkohol, lem,
thinner, cat kuku dan tembakau.
3. Terorisme, adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang menimbulkan suasana terror atau rasa takut secara meluas, yang dapat
menimbulkan korban yang bersifat missal dan /atau meimbulkan kerusakan terhadap
objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas
internasional dengan motifideology, politik atau gangguan keamanan. Pencegahan
tindakan pidana terorisme yaitu:
- Kesiapsiagaan Nasional, Meliputi: Pemberdayaan Masyarakat, Peningkatan
Kemampuan aparatur, Pengembangan kajian Terorisme.
- Kontra Radikalisasi, Meliputi : Kontranarasi, Kontra Propaganda dan Kontra
Ideologi
- Deradikalisasi, Meliputi : Reintegrasi sosial, Identifikasi dan penilaian, Rehabilitas,
Reedukasi.
4. Money Loundring, aktivitas pencucian uang dan pendanaan Terorisme
menggunakan jasa keuangan sebagai sarana melakukan tindakan pidana.
5. Proxy War, merujuk pada konflik diantara dua Negara, dimana Negara tersebut tidak
serta merta langsung dalam peperangan karena melibatkan ‘proxi’ atau kaki tangan.
6. Kejahatan Mass Communication, diantaranya Cyber Crime merupakan kejahatan
yang terjadi dan beroperasi di dunia maya dengan menggunakan computer, jaringan
computer dan internet, Hate Speech merupakan ujaran kebencian dalam bentuk
provokasi, hinaan atau hasutan yang disampaikan oleh individu atau diruang publik,
Hoax merupakan berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertanggung jawabkan
baik dari segi sumber maupun isi.

Teknik Analisi Isu, diantaranya:


a. Isu kritikal, secara umum terbagi 3 yaitu : Current Isu (Isu saatini), Emerging Isu
(Isu berkembang), dan Isu Potensial (kelompok isu).
b. Teknik Tapisan, menetapkan rentang penilaian (1 – 5 ) pada kriterias Aktual,
Kekhalayakan, Problematika dan Kelayakan. Alat bantu tapisan lainnya
menggunakan criteria USG, Urgency (seberapa mendesak suatu isu harus dibahas),
Seriousness (seberapa serius suatu isu harus dibahas) dan Growth (seberapa besar
kemungkinan memburuknya isu tersebut).

B. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimilik oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun social dalam menghadapi situasi kerja
yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas
dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh
kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan
Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Kemampuan awal Bela Negara meliputi:


a. Kesiapsiagaan jasmani
Kesiapsiagaan Jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk
melaksanakan tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efesien.Sedangkan
Kesiapsiagaan Mental adalah Kesiapsiagaan Seseorang dengan memaham
kondisimental, proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai dengan
perkembangan mental / jiwanya, baik tuntutan dari dalam dirinya sendiri maupun
dari luar.
b. Kesehatan Mental, adalah system kendali diri yang bagus sebagai wujud dari kinerja
system limbic (cenderung ke emosi) dan system cortex prefrontalis (cenderung
rasional) yang tepat.
c. Kearifan lokal, adalah hasil pemikiran dan perbuatan yang diperoleh manusia
ditempat hidup dengan linkungan alam sekitarnya untuk memperoleh kebaikan.
Kearifan local dapat berupa ucapan, cara, langkah kerja, alat, bahan, dan
perlengkapan yang dibuat manusia setempat untuk menjalani hidup diberbagai
bidang kehidupan.

Aksi Nasional Bela Negara adalah sinergi setiap warga Negara guna mengatasi segala
macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai –
nilai luhur bangsa untuk mewujudkan Negara yang berdaulat, adil dan makmur. Dan pada
akhirnya tujuan dari materi ini adalah meningkatkan kempuan awal Bela Negara peserta
sehigga senantiasa beradap ada kondisi yang siap siaga untuk berkontribusi dalam upaya –
upaya Bela Negara sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan masing – masing dengan
kegiatan pembelajaran abdi semangat Bela Negara sebagai momentum untuk memulainya.
AGENDA II
CORE VALUES ASN
Core Values ASN yaitu BerAKHLAK.

1. BERORIENTASI PELAYANAN
Berorientasi Pelayan yaitu berkomitmen memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat. Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti
ketika kebutuhan pelanggan sudah terpenuhi, melainkan harus terus meningkat dan
diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan pelanggan.
Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan layanan hari besok akan
menjadi lebih baik dari hari ini. Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai
yang terdapat dalam Core Values BerAKHLAK. Panduan prilakunya terdiri dari:
- Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
- Ramah, Cekatan, Solutif dan dapat diandalkan
- Melakukan perbaikan tiada henti.
Citra positif ASN sebagai pelayan public terlihat dengan prilaku melayani
dengan senyuman, salam, dan beri salam, ramah dan senyum, cepat dan tepat waktu,
mendengar dengan sabar dan aktif, serta berpenampilan rapi, melayani dengan cepat
dan tepat waktu, melayani dengan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk
memilih layanan yang tersedia; serta melayani dengan kemampuan, keinginan, dan
tekad untuk memberikan layan prima. Prinsip dalam pelayanan public yaitu
Partisipatif, Transparan, Responsif, Tidak Diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif
dan Efesien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan. Adapun strategi peningkatan
pelayanan prima sesuai kepatuhan terhadap UU Nomor 25 Tahun 2009 yaitu:
- Menerapkan standar pelayanan dan maklumat pelayanan
- Melaksanakan survey kepuasan masyarakat minimal 1 tahun sekali
- Pengelolaan pengaduan masyarakat
- Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan
- Pengembangan inivasi
- Replikasi Best Practice
- Perbaikan berkelanjutan

2. AKUNTABEL
Dalam banyak hal, kata Akuntabel sering disamakan dengan Responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, keduanya konsep tersebut memiliki arti
yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang
berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab kepada seseorang / organisasi yang memberikan amanat. Dalam
konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggung jawabkan
segala tindak dan tanduknya sebagai pelayanan public kepada atasan, lembaga
pembina, dan lebih luasnya kepada public (Matsilizadan Zonke,2017).
a. Aspek – Aspek Akuntabilitas yaitu:
- Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountabilityis a relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu /
kelompok / institusi dengan Negara dan masyarakat.
- Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountabilityis results-oriented) Hasil
yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang
bertanggung jawab, adil dan inovatif.
- Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting) Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Akuntabilitas
memperbaiki kinerja (Accountability improves performence) Tujuan utama
dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.

b. Menurut Bovens, 2007Akuntabilitas memiliki tiga fungsi utama, yaitu:


- Untuk menyediakan control demokratis (peran demokratis )
- Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan ( peran
Konstitusional)
- Untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas (peran belajar)

c. SedangkantingkatanAkuntabilitas yaitu:
1. Akuntabilitas Personal
2. Akuntabilitas Individu
3. Akuntabilitas Kelompok
4. Akuntabilitas Organisasi
5. Akuntabilitas Stakeholder

Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak
Menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsilizadan
Zonke, 2017). Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsure
pemerintahan Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Panduan perilaku
Akuntabilitas adalah:
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi.
2. Menggunakan kejayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efesien.
3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

Langkah – langkah menciptakan Lingkungan Akuntabel yaitu:


1. Kepemimpinan Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas kebawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
2. Transparansi, tujuannyaa dan transparansi adalah:
a. Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kebersamaan antara kelompok
internal dan eksternal
b. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan
korupsi dalam pengambilan keputusan
c. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan – keputusan
d. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan.
3. integritas, Menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi
semua hokum yang berlaku, undang - undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan
yang berlaku.
4. Tanggung jawab, Memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga,
bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena
adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.
5. Keadilan, merupakan landasan utama dari akuntabilitas
6. Kepercayaan, rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
7. Keseimbangan, untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas.
8. Kejelasan, mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi,
kinerja yang diharapkan organisasi, laporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
9. Konsistensi, koonsistensi menjamin stabilitas.

Pengelolaan Gratifikasi yang Akuntabel merupakan salah satu bentuk tindak


pidana korupsi. Membangun pola piker Antikorupsi diantara:
- ASN harus dapat memastikan kepentingan pribadi atau keuangan tidak
bertentangan dengan kemampuan mereka untuk melakukan tugas – tugas
resmi mereka dengan tidak memihak
- Ketika konflik kepentingan yang timbul antara kinerja tugas public dan
kepentingan pribadi atau personal, maka PNS dapat berhati – hati untuk
kepentingan umum
- Jika konflik muncul, ASN dapat melaporkan kepada pimpinan secara tertulis
untuk mendapatkan bimbingan mengenai cara terbaik dalam mengelola
situasi yang tepat
- ASN dapat menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.

3. KOMPETEN
Perilaku Kompoten (berkinerja yang BerAkhlak, meningkatkan komputensi diri,
membantu orang lain belajar, melaksanakan tugas terbaik, tugas kelompok,
merumuskan upaya mewujudkan perilaku kompeten secara nyata.
Peran dari ASN, sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas :
a. Penyelenggaraan tugas umum pemerintah
b. Pelaksana pembangunan nasional melalui yanlik yang professional
c. Bebas dari interverensi politik, bersih dari praktik KKN.

Pengelolaan ASN berbasis system Merit yaitu Kualifikasi – Kompetensi –


Kinerja – Non diskriminatif.
Nilai dasar ASN menurut Pasal 4 UU ASN No 5 / 2014 adalah:
1. Memegang teguh ideology Pancasila
2. Setia dan mempertahankan UUD RI Tahun 1945 serta pemerintahan yang
sah
3. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia
4. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak
5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
6. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
8. Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdayaguna dan santun
9. Meningkatkan efektivitas system pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat system karier.

Sedangkan kode etik dan kode perilaku ASN antara lain:


1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
4. Melaksanakan tugas nya sesuai dengan ketentuan peraturan perudang – undangan
5. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efesien
6. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
7. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN
8. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang – undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

Kompetensi ASN terdiri dari :


1. Kompetensi Teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan,
pelatihan teknis fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis.
2. Kompetensi Manajerial, yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural
atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan
3. Kompetensi SosioKultural, diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki
wawasan kebangsaan.

Pengembangan kompetensi ASN dapat dilakukan dengan cara Pendidikan dan


pelatihan Panduan dari prilaku kompeten yaitu:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

4. HARMONIS

Harmoni adalah kerjasama antara berbagai factor dengan sedemikian rupa hingga
factor – factor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana
harmoni dalam lingkungan kerja akan membuat tenang.
Panduan etika ASN Harmonis yaitu: Moral, Integritas, Kejujuran, Nilai,
Tanggung jawab, Adil, Hati Nurani, Pilihan, Menghormati.
Peran ASN dalam mewujudkan suasana Harmoni yaitu:
1. PNS dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus
obyektif, jujur, transparan.
2. PNS harus bias mengayomi kepentingan kelompok minoritas, dengan tidak
membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut
3. Harus memiliki sikap toleran atas perbedaan
4. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong
baik kepada pengguna layanan, juga membantuk kolega PNS lainnya yang
membutuhkan pertolongan
5. Menjadi figure dan teladan di lingkungan masyarakatnya.

Adapunpanduanprilakuharmonisyaitu:
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
2. Suka menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

5. LOYAL
Loyal artinya berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
Panduan perilaku loyal yaitu:
a. Memegang teguh Ideologi Pancasila, Udang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
b. Menjaga anamat baik sesame ASN, pimpinan instansi dan Negara
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara
Adapun kata – kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan
perilaku tersebut diatas, diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi,
nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi ‘KoDeKoNasAb’. Oleh
karena itu peserta pelatihan dasar diharapkan dapat belajar setiap bahan pokok dalam
modul ini

6. ADAPTIF
Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas disektor publik, budaya adaktif dalam
pemerintahan ini dapat dipasang dengan tujuan untuk memastikan serta
meningkatkan kinierja pelayanan publik. Adapun cirri – cirri budaya adaktif dalam
lembaga pemerintahan antara lain sebagai berikut
a. Dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan
b. Mendorong jiwa kewirausahaan
c. Memanfatkan peluang – peluang yang berubah – ubah
d. Terkait dengan kinerja instansi
e. Memperhatikan kepentingan – kepentingan yang diperlukan untuk instansi mitra,
masyarakat dan sebagainya.
Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan -
tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi social yang berubah –
ubah agar tetap bertahan (Robbins, 2003). Batasan pengertian adaptif diantaranya:
a. Proses mengatasi halangan – halangan dari lingkungan
b. Penyesuaian terhadap norma – norma untuk menyalurkan
c. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah
d. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan
e. Memanfatkan sumber – sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan
system
f. Penyesuain budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.
Panduan perilaku Adaptif yaitu:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c. Bertindak pro Aktif
Prilaku Adaptif merupakan perjanjian yang harus terpenuhi dalam mencapai tujuan, baik
individu maupun organisasi. Salah satu tantangan dalam mewujudkan individu dan
organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity,
Ambiguity).

7. KOLABORATIF
Kolaboratif artinya membangun kerjasama yang sinergis. Ada 6 kriteria penting
untuk kolaborasi, yaitu:
a. Forum yang diprakarsai Oleh Lembaga Publik atau Lembaga
b. Peserta dalam forum termasuk aktornonstater
c. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
‘dikonsultasikan’ oleh agensi public
d. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif
e. Forum ini bertujuan untuk membuat membuat keputusan dengan consensus
f. Fokus kolaborasi adalah kebijakan public atau manajemen (Ansel dan Gash 2007 :
544)

Proses yang harus dilalui dalam menjalin Kolaborasi antara lain:


a. Trust Building : Membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi
b. Face to face Dialogue : melakukan negosiasi dengan baik dan bersungguh –
sungguh
c. Komiten terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan sharing owner ship
dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama
d. Pemahaman bersama : berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait
permasalahan, serta menidentifikasi nilai bersama
e. Menetapkan outcome antara.

Faktor – factor yang dapat menghambat kolaborasi antar organisasi pemerintahan yaitu:
- Ketidak Jelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan
kolaborasi
- Dasar hokum kolaborasi tidak jelas. Panduan perilaku kolaboratif antara lain:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya tujuan bersama.
RESUME AGENDA3
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI

MODUL 1 : SMART ASN


A. Literasi Digital
a. Percepatan tranformasi digital
5 arahan presiden untuk percepatan transformasi digital:
1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
2. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor
kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
3. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
4. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital
5. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya (Oktari, 2020)

Pandemi COVID-19 telah mempercepat transformasi digital. Menurut


Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, percepatan transformasi
digital yang berkelanjutan menjadi elemen kunci dalam upaya pemulihan pasca
pandemi COVID-19. Percepatan ini juga sekaligus menjadi komponen
pendorong dalam membangun bangsa yang lebih tangguh dan berdaya. Menurut
data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia, Pemerintah
Indonesia dan perusahaan telekomunikasi telah menggelar jaringan kabel serat
optik sepanjang 342.000 kilometer di darat dan laut. Jaringan ini merupakan
tulang punggung atau backbone konektivitas teknologi informasi dan
komunikasi. Ditambah lagi, ada lebih dari 12.000 kilometer dibangun di bawah
proyek nasional jaringan Palapa Ring. Selain itu, upaya pemerataan
pembangunan infrastruktur digital yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia
juga meliputi penggelaran jaringan serat optik backbone, pengembangan jaringan
fiber-link dan microwave-link, peluncuran 9 satelit telekomunikasi, dan
pembangunan 559.000 stasiun pemancar sinyal (base-transceiver stations/BTS).
Percepatan transformasi digital juga diprioritaskan untuk penguatan ekonomi
digital. Menurut Menkominfo, transformasi digital dapat mendorong perubahan
model usaha, meningkatkan peluang yang menghasilkan nilai tambah, dan
mendorong perubahan lintas sektoral dalam pola pikir bisnis yang didorong
secara digital. Di posisi hilir, infrastruktur digital akan berujung pada penguatan
potensi ekonomidigital, sehingga pemanfaatan infrastruktur digital untuk terus
mendorong penguatan dan manfaat ekonomi digital terus dilakukan. Karena saat
ini tulang punggung perekonomian Indonesia adalah UMKM dan Ultra Mikro
yang menjadi penyumbang 61,07% dari PDB Indonesia, Kominfo telah
memfasilitasi 30 juta UMKM/UMi agar dapat masuk secara digital atau digitally
onboarded pada tahun 2024. Hal ini mengingat kontribusinya terhadap PDB
Indonesia. Di tahun 2020, PDB Indonesia bernilai lebih dari US$ 1.06 triliun,
atau 40% dari total ukuran ekonomi ASEAN.
b. Pengertian literasi digital
Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital
dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif
(Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang
memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan
alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.
Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan
media digital (digital skills) saja, namun juga budaya menggunakan digital (digital
culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan
media digital (digital safety)
c. Peta jalan literasi digital
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu
1. masyarakat digital yang dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi
digital.
2. Masyarakat digital meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan
infrastruktur digital
3. Pemerintah digital meliputi regulasi, kebijakan, dan pengendalian sistem digital.
Sementara itu, ekonomi digital meliputi aspek SDM digital, teknologi penunjang,
dan riset inovasi digital
Indikator Penyusunan Peta Jalan Literasi Digital
a. International Telecommunication Union (ICT Development Index)
● ICT Development Index (IDI) menggunakan pendekatan 3 kategori (ICT Access,
ICT Skills, ICT Use) dan 11 kriteria indicator
● Pada tahun 2017, peringkat ICT Development Index Indonesia berada di posisi 7
dari 11 negara di Asia Tenggara. Meskipun demikian, Indonesia mencatat kenaikan
skor yang cukup tinggi (+0,47) dalam waktu 1 tahun.
● Laporan ini belum diperbarui di tahun 2018-2019 karena data kurang memadai
b. Institute of International Management Development (IMD Digital Competitiveness
Ranking)
● IMD Digital Competitiveness menggunakan 3 kategori (Technology, Knowledge,
Future Readiness) dengan 9 sub-faktor dan 52 kriteria indikator.
● Peringkat Indonesia menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya, namun
masih lebih rendah dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara
seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia.
● Pada tahun 2020, peringkat Indonesia ada di peringkat 56 dari 63 negara
c. Status Literasi Digital Indonesia Survei di 34 Provinsi (Katadata Insight Center)
● Survei ini dilakukan untuk mengukur tingkat literasi digital dengan menggunakan
kerangka “A Global Framework of Reference on Digital Literacy Skills” (UNESCO,
2018).
● Melalui survei ini, responden diminta untuk mengisi 28 pertanyaan yang disusun
menjadi 7 pilar, 4 sub-indeks menjadi sebuah Indeks Literasi Digital

d. Lingkup literasi digital


- Angkatan bekerja dan tidak bekerja
- Tingkat Penetrasi Indonesia sebesar 73,7% dan masyarakat Indonesia yang masih
belum mendapatkan internet sebesar 26,3%

e. Implemntasi literasi digital


Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari
1. digital skill adalah Kemampuan mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari
2. digital culture adalah Kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika dalam keseharian dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan
TIK
3. digital ethics adalah Kemampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari dan
4. digital safety adalah Kemampuan mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data
pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari

B. Pilar Literasi
Literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitik
beratkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi tetapi harus mampu bermedia
digital dengan penuh tanggung jawab. Keempat pilar yang menopang literasi digital
yaitu:
a. Etika bermedia social
Tiga tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika bermedia digital :
a. Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
Indonesia. Bukan hanya jumlah dan aksesnya yang bertambah, durasi
penggunaannya pun meningkat drastis
b. Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensional ke media
digital. Karakter media digital yang serba cepat dan serba instan, menyediakan
kesempatan tak terbatas dan big data, telah mengubah perilaku masyarakat dalam
segala hal, mulai dari belajar, bekerja, bertransaksi, hingga berkolaborasi.
c. Intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi. Situasi pandemi COVID-
19 yang menyebabkan intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi,
sehingga memunculkan berbagai isu dan gesekan. Semua ini tak lepas dari situasi
ketika semua orang berkumpul di media guna melaksanakan segala aktivitasnya,
tanpa batas
Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari – hari.
Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
a. Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan etika
berinternet (netiquette) Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang
mengandung hoax dan tidak sejalan, seperti : pornografi, perundungan, dll.
Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang
sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku Pengetahuan dasar
bertransaksi secara elektronik dan berdagang diruang digital yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
b. Budaya, Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam membaca,
menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan,
nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari - hari. Dalam
Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
1) Pengetahuan dasarakan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan
kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia
2) Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan
nilai Pancasila dimesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme dll.
3) Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan benar dalam
berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika
4) Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung,
mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya.
c. Keamanan
Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengenali,
mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran
keamanan digital dalam kehidupan sehari - hari. Dalam Aman Bermedia Digital
perlu adanya penguatan pada:
1) Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint)
Pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata sandi)
2) Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid dari sumber
yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.
3) Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan
menyadariadanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed
4) Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi
digital serta protocol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi

d. Kecakapan dalam bermedia digital.


Kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan individu dalam mengetahui,
memahami, dan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak TIK serta sistem
operasi digital dalam kehidupan sehari - hari. Dalam Cakap diDunia Digital perlu
adanya penguatan pada:
1) Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP, PC)
2) Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari
informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar
3) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk
berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti Settings
4) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-commerce
untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital.

C. Implemantasi Literasi Digital dan Implikasinya


Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas
dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi
bahkan solusi dari permasalahan kita sehari – hari. Bentuk implementasi literasi digital
beserta implikasinya:
1) Hoaks
KBBI mengartikan hoaks sebagai informasi bohong. Hoaks tersebar juga melalui
situs web (34,90%), Whatsapp, Line, Telegram (62,80%), Facebook, Twitter,
Instagram, dan Path (92,40%).
2) Cyberbullying
Tindakan agresif dari seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain yang
lebih lemah (secara fisik maupun mental), dengan menggunakan media digital.
Bentuk perundungan ini dapat berupa doxing (membagikan data personal seseorang
keduniamaya). Cyberstalking (mengintip dan memata – matai seseorang di dunia
maya), dan revengeporn (membalas dendam melalui penyebaran foto /video intim /
vulgar seseorang.
3) Ujaran Kebencian
Ujaran kebencian atau hate speech adalah ungkapan atau ekspresi yang
menganjurkan ajakan untuk mendiskreditkan, menyakiti seseorang atau sekelompok
orang dengan tujuan membangkitkan permusuhan, kekerasan, dan diskriminasi
kepada orang atau kelompok tersebut (Gagliardone, Gal, Alves, & Martinez,2015).

Berikut ini Ragam Penipuan Digital, diantarnya yaitu:


1) Scam Merupakan permainan atau tindakan untuk menipu kepercayaan seseorang
yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dengancepat.
2) Spam Spam adalah segala jenis komunikasi digital yang tidak diinginkan dan tidak
diminta yang dikirim secara massal.
3) Phising adalah salah satu ancaman yang paling membuat frustasi yang kita hadapi.
Sebagian besar tahu apa itu dan bagaimana cara kerjanya, tapi kita masih terjebak.
Penipuan, yang melibatkan penjahat mengirim pesan yang menyamar sebagai
organisasi yang sah, menargetkan ratusan juta organisasi setiap hari. Pesan
mengarahkan penerima kesitus web palsu yang menangkap informasi pribadi
mereka atau berisi lampiran berbahaya.
4) Hacking Peretasan tidak selalu merupakan tindakan jahat, tetapi paling sering
dikaitkan dengan aktivitasi legal dan pencurian data oleh penjahat dunia maya.
Peretasan mengacu pada penyalah gunaan perangkat seperti komputer, ponsel
cerdas, tablet, dan jaringan untuk menyebabkan kerusakan atau system yang rusak,
mengumpulkan informasi tentang pengguna, mencuri data dan dokumen atau
mengganggu aktivitas terkait data.

Berikut ini merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dari scam, spam,
phising, maupun hacking, yaitu:
1) Jangan pernah membagikan ataupun mengunggah alamat email ke publik. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi risiko pengiriman email spam maupun peretasan
apabila kata sandinya lemah dan mudah ditebak.
2) Berpikir sebelum meng-klik tautan link maupun mengunduh dokumen dari sumber
yang tidak jelas.
3) Jangan membalas pesan spam karena pengirim pesan dapat mengetahui bahwa
alamat surel tersebut aktif dan meningkatkan risiko surel tersebut menjadi target
penipuan lainnya.
4) Gunakan aplikasi penyaring spam dan antivirus untuk menurunkan risiko.
5) Hindari penggunaan email pribadi maupun perusahaan untuk mendaftar aplikasi
yang tidak terlalu penting.
MODUL 2 : MANAJEMENASN

A. Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN


1. Kedudukan ASN
Dalam UU ASN No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai
dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
2. PeranASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan public;
2) Pelayan public
3) Perekat dan pemersatu bangsa

3. Pegawai ASN bertugas:

1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas,dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

4.Hak dan Kewajiban ASN


Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut:
1) PNS berhak memperoleh :gaji, tunjangan, dan fasilitas, cuti, jaminan pensiun dan
jaminan hari tua, perlindungan, pengembangan kompetensi
2) Sedangkan PPPK berhak memperoleh : gaji dan tunjangan, cuti, perlindungan,
pengembangan kompetensi

5. Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:


1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang
4) Menaati ketentuan peraturan perundang – undangan
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik didalam maupun diluar kedinasan
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
8) Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

6. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN


Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
5) Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang -
undangan dan etika pemerintahan
6) Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
10) Tidak menyalahgunakan informasi inter Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang - undangan mengenai disiplin
PegawaiASN.

C. Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN


Penerapan system merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas,
obyektivitas dan juga keadilan. Semua fungsi dan komponen dalam manajemen
ASN sebagai mana tercantum dalam Pasal 55 (mengatur tentang manajemen PNS)
dan pasal 93 (mengatur manajemen PPPK) UU ASN harus menerapkan system
merit ini.
1) Pasal 55 menyebutkan bahwa “Manajemen PNS meliputi penyusunan dan
penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier,
pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan
perlindungan.
2) Pasal 93 : Manajemen PPPK meliputi: penetapan kebutuhan, pengadaan,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi,
pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan kerja, perlindungan.

D. MekanismePengelolaanASN
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK :
1) Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensisun dan hari tua, dan perlindungan
2) Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan,
disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja dan perlindungan.

You might also like