You are on page 1of 4

Harian Kompas Kompas TV Sonora.id Kompasiana.com Pasangiklan.com Gramedia.

com
Gramedia Digital GridOto.com Bolasport.com Grid.id Kontan.co.id Kgmedia.id 27 Tahun
Kompas.com, Jernih Melihat Dunia Langganan Kompas.id News Tren Health Food Edukasi
Parapuan Money UMKM Tekno Lifestyle Homey Properti Bola Travel Otomotif Sains Hype
VIK Kolom JEO Visual Kompas.com Stori Sejarah BPUPKI: Tujuan, Tugas, Anggota, dan Hasil
Sidangnya Kompas.com - Diperbarui 11/08/2022, 14:08 WIB Bagikan: Komentar Pidato
Sukarno pada sidang BPUPKI Lihat Foto Pidato Sukarno pada sidang
BPUPKI(kemdikbud.go.id) Pidato Sukarno pada sidang BPUPKI Penulis Tri Indriawati | Editor
Tri Indriawati KOMPAS.com - Sejarah BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia dimulai sejak Jepang membentuknya pada 29 April 1945. BPUPKI
dibentuk Jepang bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Dalam Bahasa Jepang,
BPUPKI disebut sebagai Dokuritsu Junbi Cosakai. Adapun tujuan pembentukan BPUPKI adalah
sebagai pemenuhan janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan bagi Indonesia. Baca juga:
Sidang Pertama BPUPKI: Tokoh, Kapan, Tujuan, Proses, dan Hasil Latar belakang pembentukan
BPUPKI Posisi Jepang yang semakin terdesak karena Perang Asia Pasifik pada akhir 1944
melatarbelakangi dibentuknya BPUPKI. Ketika posisi Jepang terdesak, rakyat Indonesia pun
semakin gencar melakukan pemberontakan untuk menuntut kemerdekaan. Dalam kondisi
tersebut, Jepang pun memutuskan membentuk BPUPKI sebagai wujud memenuhi janji untuk
memberikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Namun, Jepang sebenarnya memiliki motif
lain dalam pembentukan BPUPKI, yaitu menarik simpati rakyat Indonesia dan mempertahankan
sisa-sisa kekuatan mereka. Dengan membentuk BPUPKI, Jepang berupaya membuat pribumi
percaya bahwa mereka adalah pembebas Indonesia dari penjajahan pemerintah kolonial Belanda
dan Sekutu. Bukan hanya itu, Jepang juga masih berharap Indonesia bersedia membantu mereka
dalam Perang Asia Pasifik melawan Sekutu. Tujuan BPUPKI Pembentukan BPUPKI oleh
Jepang memiliki tujuan berikut ini: Menarik simpati rakyat Indonesia untuk membantu Jepang
dalam melawan sekutu. Kala itu, Jepang menjanjikan kemerdekaan dan melaksanakan politik
kolonial pada 1 Maret 1945. Mempelajari dan menyelidiki sesuatu yang berhubungan dengan
pembentukan negara Indonesia merdeka atau mengenai tata pemerintahan Indonesia merdeka.
Anggota BPUPKI BPUPKI beranggotakan 67 orang yang terdiri dari 60 orang Indonesia dan
tujuh orang Jepang sebagai pengawas. Adapun BPUPKI terdiri dari dua badan, yakni Badan
Perundingan atau Badan Persidangan dan Kantor Tata Usaha atau Sekretariat. Badan
perundingan diisi oleh seorang kaico (ketua), dua orang fuku kaico (ketua muda atau wakil
ketua), dan 60 orang iin atau anggota. Ketua BPUPKI adalah Radjiman Wedyodiningrat,
sedangkan jabatan wakil ketua dipegang oleh Hibangase Yosio (Jepang) dan Soeroso. Adapun
dalam perjalanannya, BPUPKI membentuk panitia sembilan dengan diketuai Sukarno. Anggota
panitia sembilan ini diambil dari panitia kecil yang dibentuk dalam sidang pertama BPUPKI.
Anggota panitia sembilan terdiri dari: Ir. Sukarno (ketua) Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua)
Mr. Alexander Andries Maramis (anggota) Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota) Abdoel Kahar
Moezakir (anggota) H. Agus Salim (anggota) Mr. Achmad Soebardjo (anggota) Kiai Haji Abdul
Wahid Hasjim (anggota) Mr. Mohammad Yamin (anggota) Baca juga: Sjafruddin Prawiranegara
dan Assaat, Presiden Indonesia yang Kerap Terlupa Tugas BPUPKI Tugas utama BPUPKI
adalah mempelajari dan menyelidiki hal penting yang berhubungan dengan berbagai hal
menyangkut pembentukan negara Indonesia. Selain itu, BPUPKI juga memiliki beberapa tugas
lain, meliputi: Membahas Dasar Negara Indonesia. Sesudah sidang pertama, BPUPKI
membentuk reses selama satu bulan. Membentuk Panitia Kecil (panitia delapan) yang bertugas
menampung saran-saran dan konsepsi dari para anggota. Membantu panita sembilan bersama
panita kecil. Panita sembilan menghasilkan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Sidang BPUPKI
Selama perjalanannya, BPUPKI melakukan sidang sebanyak dua kali, yakni pada 29 Mei 1945-1
Juni 1945 dan 10-17 Juli 1945. Sidang pertama BPUPKI berlangsung di Gedung Chuo Sangi In,
Jalan Pejambon 6, Jakarta. Gedung Chuo Sangi In sekarang menjadi Gedung Pancasila. Dalam
sidang pertama BPUPKI yang dimulai pada 29 Mei 1945 dan berakhir pada 1 Juni 1945, dibahas
perumusan Dasar Negara Indonesia. Terdapat 39 tokoh yang berpidato tentang dasar negara di
sepanjang sidang pertama BPUPKI. Akan tetapi, dalam buku Naskah Persiapan UUD hasil
suntingan Moh Yamin, hanya disebutkan pidato dari tiga tokoh, yakni Bung Karno, Yamin, dan
Soepomo. Dalam buku-buku sejarah yang ada selama ini, sering kali disebutkan lima asas dasar
negara dalam Pancasila merupakan usulan dari Moh Yamin, Soepomo, dan Soekarno. Namun,
penulisan sejarah tentang perumusan Pancasila tersebut tidaklah benar. Pancasila adalah hasil
usulan Soekarno. Adapun Moh Yamin dan Soepomo diketahui tidak pernah mengusulkan asas
dasar negara yang termuat dalam Pancasila. Dalam sidang BPUPKI pada 29 Mei 1945, Moh
Yamin hanya mengusulkan tiga dasar, yaitu permusyawaratan, perwakilan dan kebijaksanaan.
Tiga nilai yang diusulkan Moh Yamin kemudian dimasukkan ke dalam sub-bab sila
perikerakyatan yang tertulis di Naskah Persiapan UUD. Dalam penulisan sejarah masa Orde
Baru, Moh Yamin disebut turut mengusulkan lima dasar negara, yakni: Peri kebangsaan Peri
kemanusiaan Peri ketuhanan Peri kerakyatan Kesejahteraan rakyat Akan tetapi, lima dasar
negara yang dituliskan Moh Yamin itu bukanlah isi pidato yang dia sampaikan dalam sidang
BPUPKI pada 29 Mei 1945. Kelima dasar negara itu merupakan teks draf pembukaan UUD yang
ditulis Yamin atas perintah Soekarno untuk keperluan rapat Panitia Sembilan pada 22 Juni 1945.
Demikian pula dengan Soepomo yang ternyata tidak mengusulkan dasar negara dalam pidatonya
di Sidang BPUPKI pada 31 Mei 1945. Dalam buku-buku pelajaran sejarah ditulis bahwa
Soepomo mengusulkan lima dasar negara, yakni: Persatuan Kekeluargaan Keseimbangan lahir
dan batin Musyawarah Keadilan rakyat Padahal dalam Risalah Sidang BPUPKI-PPKI yang
ditulis pada 1995, Soepomo dalam pidatonya, hanya mengajukan teori negara integralistik
sebagai jalan tengah antara teori negara individual (liberal) dan komunistik. Ia tidak pernah
mengusulkan lima dasar negara. Adapun lima dasar negara itu diambil secara acak dari pidato
Soepomo semasa Orde Baru. Oleh karena itu, sudah jelas bahwa Pancasila merupakan buah
pemikiran Soekarno seorang diri. Soekarno mengungkapkan usulan lima asas dasar negara yang
kemudian disebut sebagai Pancasila dalam pidatonya di sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945. Itulah
mengapa tanggal 1 Juni 1945 ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila. Berikut ini lima asas
Pancasila sebagai dasar negara usulan Soekarno: Kebangsaan Indonesia Internasionalisme atau
Perikemanusiaan Mufakat atau Demokrasi Kesejahteraan Sosial Ketuhanan yang Maha Esa
Menurut Sukarno, kelima asas yang diusulkannya itu dapat diperas menjadi Trisila atau Tiga
Sila, yaitu: Sosionasionalisme Sosiodemokrasi Ketuhanan dan Kebudayaan Setelah itu, pada 10-
17 Juli 1945, BPUPKI kemudian menggelar sidang kedua di Gedung Chuo Sangi In. Sidang
kedua BPUPKI menghasilkan rancangan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara yang disetujui
pada 16 Juli 1945. Adapun isi rancangan UUD 1945 adalah: Pernyataan Indonesia merdeka
Pembukaan yang memuat Pancasila Batang tubuh UUD yang tersusun atas pasal-pasal
Tersusunnya rancangan UUD pun mengakhiri tugas BPUPKI. BPUPKI kemudian dibubarkan
pada 17 Agustus 1945 seiring dengan selesainya sidang kedua. Setelah itu, BPUPKI melapor
kepada Jepang dan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dapatkan update
berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup
Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate,
kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. -Advertisement-
Sumber Kompas.com Tag sejarah bpupki sidang bpupki bpupki dan ppki tugas BPUPKI tujuan
BPUPKI BPUPKI # Lihat Stori Selengkapnya Video Pilihan Berita Terkait Sidang Pertama
BPUPKI: Tokoh, Kapan, Tujuan, Proses, dan Hasil Hubungan Indonesia-Rusia Masa Kini: Dari
Era Habibie hingga Jokowi Piagam Atlantik: Isi dan Tujuannya 12 Dewa-Dewi dalam Mitologi
Yunani: Zeus, Aphrodite, hingga Poseidon Komentar 26th Tulis komentarmu dengan tagar
#JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang! Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi
tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE Belum ada komentar. Jadilah yang
pertama untuk memberikan komentar! Terkini Lainnya Lapangan Banteng dan Sejarah 2 Hewan
Lapangan Banteng dan Sejarah 2 Hewan Stori 10/10/2022, 20:30 WIB Lapangan Monas, Sejarah
3 Kali Ganti Nama Lapangan Monas, Sejarah 3 Kali Ganti Nama Stori 10/10/2022, 19:30 WIB
Alasan Kerajaan Ternate dan Tidore Sering Disinggahi Pedagang Alasan Kerajaan Ternate dan
Tidore Sering Disinggahi Pedagang Stori 10/10/2022, 18:30 WIB Bukti Islam Masuk dan
Berkembang pada Zaman Majapahit Bukti Islam Masuk dan Berkembang pada Zaman
Majapahit Stori 10/10/2022, 17:30 WIB Cara Kesultanan Aceh Darussalam Mengusir Portugis
dari Malaka Cara Kesultanan Aceh Darussalam Mengusir Portugis dari Malaka Stori 10/10/2022,
16:30 WIB Gubahan Sunan Giri sebagai Media Dakwah Gubahan Sunan Giri sebagai Media
Dakwah Stori 10/10/2022, 15:30 WIB Weltevreden, Tempat Pelesir Orang Gedongan Tempo
Doeloe Weltevreden, Tempat Pelesir Orang Gedongan Tempo Doeloe Stori 10/10/2022, 09:30
WIB Kelapa Sawit, Gagal di Jawa, Gemilang di Sumatra Kelapa Sawit, Gagal di Jawa, Gemilang
di Sumatra Stori 09/10/2022, 18:00 WIB Sejarah Silat Cimande, Warisan Budaya Indonesia
Sejarah Silat Cimande, Warisan Budaya Indonesia Stori 09/10/2022, 13:00 WIB Sejarah
Shampoo, dari Rebusan Lerak hingga Serum Sejarah Shampoo, dari Rebusan Lerak hingga
Serum Stori 08/10/2022, 20:00 WIB Asa Mencetak Guru Penghayat Kepercayaan Asa Mencetak
Guru Penghayat Kepercayaan Stori 08/10/2022, 16:41 WIB Apa Itu Tri Kerukunan Umat
Beragama? Apa Itu Tri Kerukunan Umat Beragama? Stori 08/10/2022, 12:00 WIB Sejarah
Kelahiran Nabi Muhammad Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad Stori 08/10/2022, 08:00 WIB
Kisah 4 Jalan di Jakarta Berkata Awal 'Pal' Kisah 4 Jalan di Jakarta Berkata Awal "Pal" Stori
07/10/2022, 23:59 WIB Sejarah Pasar Gede Solo, Awalnya Pasar Priyayi Sejarah Pasar Gede
Solo, Awalnya Pasar Priyayi Stori 07/10/2022, 22:59 WIB 1 2 3 Next Terpopuler 1 Jokowi
Digugat soal Ijazah Palsu, Gibran: Sak Iki Daftar Wali Kota, Gubernur, Presiden Terus Nganggo
Opo? Nganggo Godong Pisang? Dibaca 30.808 kali 2 Berapa Lama Daging Beku Bisa Disimpan
di Freezer? Dibaca 19.536 kali 3 Kisah AA, Korban Pig Butchering Asal Indonesia yang Rugi
Rp 500-an Juta Dibaca 17.263 kali 4 Cerita Penumpang KA Terjebak 12 Jam karena Rel
Ambles, dari Kelaparan hingga Air Toilet Habis Dibaca 17.081 kali 5 Jokowi Sebut PDI-P
Belum Putuskan Kandidat Capres, Termasuk untuk Puan Maharani Dibaca 14.826 kali Now
Trending Novita WNI di Texas Tewas Diberondong 100 Peluru, 5 Remaja Ditangkap Novita
WNI di Texas Tewas Diberondong 100 Peluru, 5 Remaja Ditangkap Kronologi Penembakan
Salah Sasaran di AS, Korban Seorang WNI asal Semarang Kronologi Penembakan Salah
Sasaran di AS, Korban Seorang WNI asal Semarang Polri Periksa 6 Tersangka Tragedi
Kanjuruhan Besok Polri Periksa 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan Besok TGIPF: Ada Pihak
Punya Kekuatan Atur Laga Arema Vs Persebaya Tetap Digelar Malam Hari TGIPF: Ada Pihak
Punya Kekuatan Atur Laga Arema Vs Persebaya Tetap Digelar Malam Hari Jokowi Digugat soal
Ijazah Palsu, Gibran: Sak Iki Daftar Wali Kota, Gubernur, Presiden Terus Nganggo Opo?
Nganggo Godong Pisang? Jokowi Digugat soal Ijazah Palsu, Gibran: Sak Iki Daftar Wali Kota,
Gubernur, Presiden Terus Nganggo Opo? Nganggo Godong Pisang? Berapa Lama Daging Beku
Bisa Disimpan di Freezer? Berapa Lama Daging Beku Bisa Disimpan di Freezer? Kisah AA,
Korban Pig Butchering Asal Indonesia yang Rugi Rp 500-an Juta Kisah AA, Korban Pig
Butchering Asal Indonesia yang Rugi Rp 500-an Juta Cerita Penumpang KA Terjebak 12 Jam
karena Rel Ambles, dari Kelaparan hingga Air Toilet Habis Cerita Penumpang KA Terjebak 12
Jam karena Rel Ambles, dari Kelaparan hingga Air Toilet Habis komentar Mungkin Anda
melewatkan ini Kenapa Drupadi Menikahi 5 Pandawa? Kenapa Drupadi Menikahi 5 Pandawa?
Siapa Saja yang Pernah Mengasuh Nabi Muhammad? Siapa Saja yang Pernah Mengasuh Nabi
Muhammad? Siapa Istri Arjuna? Siapa Istri Arjuna? Kisah Arjuna dalam Pewayangan Jawa
Kisah Arjuna dalam Pewayangan Jawa Kisah Srikandi dalam Mahabharata Kisah Srikandi dalam
Mahabharata Close Ads Jelajahi Kompas.com Bola Tekno Otomotif Internasional News
Nasional Megapolitan Entertainment Money Sains Regional Properti Lifestyle Travel Edukasi
Images VIK Ohayo Jepang Pesona Indonesia Kolom JEO Kompas Video Play Artikel
Terpopuler Artikel Terkini Topik Pilihan Artikel Headline www.kompas.com Penghargaan dan
sertifikat: WOW Brand Indonesia 2019 Superbrand Indonesia 2019 - Trusted Online News
International Fact-Checking Network Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi
Kompas.com Daftarkan Email apple store google store Kabar Palmerah About Us Advertise
Kebijakan Data Pribadi Pedoman Media Siber Career Contact Us Copyright 2008 - 2022 PT.
Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All rights reserved.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah BPUPKI: Tujuan, Tugas,
Anggota, dan Hasil Sidangnya", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/06/110000479/sejarah-bpupki-tujuan-tugas-
anggota-dan-hasil-sidangnya?page=all.
Penulis : Tri Indriawati
Editor : Tri Indriawati

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

You might also like