You are on page 1of 6

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

NAMA : SUSANTI
ASAL SEKOLAH : SMK N 1 TEGINENENG

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Motivasi Kajian Literatur Setelah dianalisis dari
belajar 1. Menurut Ismi Tri Wahyu Yuha dkk (2021) hasil literatur dan
peserta didik Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yang wawancara masalah
yang rendah rendah adalah : rendahnya motivasi
dalam a) Kemampuan Peserta Didik belajar siswa
pembelajaran b) Kemampuan Guru disebabkan oleh :
c) Keadaan orangtua peserta didik 1. Kondisi Lingkungan
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/do belajar peserta
wnload/51571/75676591615 didik
2. Kurangnya dukungan
2. Dari hasil kajian Trisna Fatmawati (2021) orang tua terhadap
Faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa peserta didik
dalam proses pembelajaran adalah : 3. Perserta didik
a) keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan menganggap
kemampuan untuk mencapainya, Pelajaran yang sulit
b) kondisi lingkungan siswa, siswa dapat terpengaruh banyak menghitung
oleh lingkungan sekitar, oleh karena itu kondisi 4. Terdapat peserta
lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan, dan didik Terlalu capek
ketertiban pergaulan perlu di pertinggi mutunya karena bekerja
agar semangat dan motivasi belajar siswa mudah membantu orang tua
diperkuat 5. Peserta didik yang
c) guru sebagai pembina siswa dalam belajar, Sebagai gampang bosan
pendidik, guru memutuskan perhatian pada 6. Peserta didik kurang
keperibadian siswa, khususnya berkenaan dengan menyukai mata
kebangkitan belajar. pelajaran tertentu
http://repository.iainbengkulu.ac.id/6931/1/BAB%20I
-V.pdf

3. Menurut Prima Nirmala (2021)


Masalah yang muncul dari kondisi pelajar SMK saat ini
bahwa Mata Pelajaran Fisika hanya sebagai mata
pelajaran “titipan”, tidak benar-benar mendalami
materi yang diajarkan, dengan kata lain motivasi siswa
pada mata pelajaran ini sangat kurang. Hal tersebut
terlihat dari kurang bersemangatnya siswa mengikuti
pelajaran ini, tidak sedikit siswa yang lupa pada tugas
rumah yang diberikan, serta banyak siswa yang sering
keluar masuk kelas saat pembelajaran. Dari hasil
penelitiannya dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan
motivasi belajar.
https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/JN/article/do
wnload/620/494

Wawancara
1. Dengan waka kurikulum (Bapak Nawa Ismail, S.KOM,)
Menyatakan bahwa :
 Motivasi Peserta didik dalam pembelajaran di
SMK tergolong rendah karena keinginan siswa itu
sendiri masuk SMK untuk tujuan segera bekerja,
sehingga
mereka lebih mengutamakan pelajaran produktif
dari pada pelajaran normatif/adaptif.
 Lingkungan keluarga yang tidak kondusif.
 Guru masih menggunakan pembelajaran yang
monoton

2. Dengan Bapak Sugeng Siswoyo, S.Pd. Selaku teman


sejawat) menyatakan motivasi belajar peserta didik
rendah karena:
 Guru masih menggunakan pembelajaran yang
monoton
 Guru kurang melakukan inovasi-inovasi dalam
pembelajarannya
 Lingkungan keluarga yang kurang mendukung

3. Dengan Guru (ibu Senja sulfiyanti, S.Pd selaku waka


kesiswaan) menyatakan bahwa faktor dominan dari
motivasi belajar siswa yang rendah adalah:
 Lingkungan keluarga dan masyarakat dari siswa
yang tidak mendukung,
 Guru masih mengajar dengan metode ceramah
 Guru kurang menggunakan beberapa inovasi dalam
pembelajarannya.

2 hasil belajar Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis


peserta didik 1. Tasya Nabillah & Agung Prasetyo Abadi - terhadap hasil kajian
pada mata sesiomadika (2019) literatur dan hasil
pelajaran Hasil belajar mencakup ranah kognitif, ranah wawancara, dapat
fisika afektif dan ranah psikomotorik. Hasil belajar diketahui penyebab
mempunyai peranan penting dalam proses Rendahnya hasil belajar
pembelajaran karena akan memberikan sebuah peserta didik yaitu :
informasi kepada guru tentang kemajuan peserta
didik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan 1. Kurangnya
belajarnya melalui proses kegiatan belajar Pemahaman konsep
mengajar selanjutnya .Adapun faktor yang peserta didik
mempengaruhi hasil belajar matematika yaitu 2. Kurangnya minat
faktor internal dan faktor eksternal. Untuk belajar siswa
mengatasi pemasalahan tersebut, guru harus 3. Peserta didik sibuk
bijaksana dalam menentukan suatu model sendiri pada saat
pembelajaran yang sesuai yang dapat pembelalajaran
menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif 4. Peserta didik kesulitan
agar proses belajar mengajar dapat berlangsung memahami materi
sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan siswa 5. Proses pembelajaran
bisa lebih aktif guru kurang
https://journal.unsika.ac.id/index.php/ menerapkan media
sesiomadika/article/view/2685/1908 pembelajaran yang
mempermudah siswa
2. Menurut Agus Suyatnadkk (2020) dalam memahami
materi
Salah satu Rendahnya hasil belajar peserta didik dapat
disebabkan oleh peserta didik mengangap
pembelajaran fisika cenderung sulit, sehingga dapat
menyebabkan kecemasan kognitif peserta didik tinggi
pada tugas belajar fisika. Hasil belajar yang rendah dan
kecemasan kognitif yang tinggi dapat mengalami
perubahan yang signifikan, jika menerapkan
pendekatan pembelajaran yang tepat bagi peserta
didik.
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jipf/article/view/
11593

3. (Nusliati Sampe Daun,Helmi dan Abdul Haris,


2020)
hasil belajar fisika peserta didik terletak pada kesulitan
peserta didik di dalam berhitung, memahami konsep
dan memahami rumus-rumus fisika. Hasil belajar yang
timbul disebabkan oleh faktor internal yang semuanya
berada pada kategori tinggi dan faktor eksternal yaitu
untuk indikator sekolah dan keluarga berada pada
kategori cukup dan untuk indikator guru, lingkungan
sosial sekolah dan suasana kelas berada pada ketogori
tinggi.
https://ojs.unm.ac.id/semnasfisika

Wawancara
1. Teman sejawat (Bapak Sugeng siswoyo, S.Pd)
Faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar:
 Kurangnya semangat belajar
 Kurangnya keaktifan anak ketika di kelas (bertanya)
 Tidak mendengarkan guru ketika diterangkan
 Menyepelekan materi
 Lebih fokus ke gadget
2. Selaku Waka Kurikulum (Bapak Nawa Ismail,
S.KOM) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
rendah:
 Kurangnya motivasi belajar peserta didik
 Metode pembelajaran guru yang tidak
menarik
 Kurangnya dukungan dari pihak luar (orang
tua, teman, dan masyarakat)

3. Guru (Bapak Doni Saputra, S.Pd Faktor yang


mempengaruhi hasil belajar rendah:
 Faktor internal: fisiologis, psikologis
(keadaan fisik dan psikis) termasuk
kemampuan IQ masing-masing peserta didik
berbeda
 Faktor eksternal: lingkungan sekolah,
pergaulan, keluarga, sosial.
3 Aktfitias siswa Kajian Literatur Setelah dianalisis lagi
dalam 1. Menurut Mundariyah, dkk (2022) dari literatur dan
pembelajaran faktor yang meyebabkan aktifitas siswa rendah : wawancara penyebab
yang rendah  metode pembelajaran saat ini masih didominasi aktifitas siswa yang
oleh peran guru (teacher-centric). rendah dalam
 Guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai pembelajaran adalah :
objek, daripada subjek. 1. Cara mengajar guru
 Pendidikan kita tidak memberikan kesempatan yang monoton
kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan 2. Guru belum
berpikir kritis, proaktif. mengoptimalkan
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa metode penggunaan
pembelajaran berbasis masalah (problem based teknologi dalam
learning) berhasil meningkatkan keaktifan belajar. pembelajaran
https://www.ejournal- 3. Guru belum
jp3.com/index.php/Pendidikan/article/download/25 menggunakan model
3/234 pembelajaran
2. Berdasarkan observasi Suparlan, dkk (2021) inovatif
Salah satu alternatif pemecahan masalah yang dapat 4. Guru terlalu nyaman
dilakukan oleh guru sebagai fasilitator adalah dengan metode
berkreasi dan berinovasi dalam memilih strategi yang ceramah yang mudah
menarik dan bervariasi serta menerapkan dalam dilaksanakan
proses pembelajaran sehingga siswa akan termotivasi 5. Tujuan awal siswa
untuk berperan aktif hingga mampu mencapai yang membuatnya
indikator pembelajaran yang telah dirumuskan. Hasil lebih tertarik dengan
yang didapat menunjukkan bahwa penerapan pelajaran produktif
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan 6. Pembelajaran yang
aktivitas, dan hasil belajar siswa . membosankan,
https://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jtst/article 7. Tidak menyukai
/download/3574/2762 pelajaran
3. Rio Antoni (2020) menghitung karena
Menyatakan proses pembelajaran yang diterapkan lebih suka pelajaran
oleh sekolah-sekolah di Indonesia saat ini masih produktif,
banyak yang berpusat pada guru. Kondisi tersebut
bisa dilihat dari proses KBM yang masih konvensional
yaitu banyak menggunakan model pembelajaran
secara langsung dengan metode ceramah, Hal
tersebut membuat banyak siswa cenderung pasif
atau kurang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran sehingga hasil belajarnya pun masih
rendah. Salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam
mengembangkan keakifan siswa adalah melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-
pendidikan-teknik-mesin/article/view/37370
Wawancara
1. Dengan bapak nawa ismai;, S.Kom) menyatakan
penyebab aktifitas siswa yang rendah karena:
 Guru masih menggunakan pembelajaran yang
monoton
 Guru belum menggunakan pembelajaran yang inovatif
 Perlu dimanfaatkan kemajuan teknologi agar siswa
lebih tertarik dan aktif
2. Dengan Guru (ibu Selja Sulfiyanti, S.Pd) Menyatakan
bahwa penyebab siswa tidak aktif dalam
pembelajaran adalah :
 Cara mengajar guru yang monoton dan terkadang
guru nyaman dengan hal itu
 Guru kurang berinteraksi langsung dengan siswa.
 Guru tidak menerapkan model pembelajaran inovatif
 Guru belum memaksimalkan penggunaan teknologi
4 Kemampuan Kajian Literatur Setelah dianalisis dari
Siswa 1. Rizki Amalia (2022) literatur dan wawancara
meyelesaikan Menyatakan Faktor penyebab kesulitan peserta didik penyebab siswa
soal-soal HOTS dalam menyesaikan soal antara lain: kesulitan menyelesaikan
masih rendah a) Kesulitan memvisualisasikan masalah disebabkan soal-soal HOTS adalah :
karena peserta didik tidak tahu menggambarkan 1. Guru belum
sketsa pada tiap soal. mengikuti
b) Kesulitan deskripsi fisika disebabkan karena pelatihan- pelatihan
kurang memahami masalah yang diberikan pada tentang
soal. pembelajaran
c) Kesulitan rencana solusi disebabkan karena berbasis HOTS
kurang memahami konsep yang digunakan pada 2. Guru masih
soal. menggunakan soal-
d) Kesulitan memeriksa dan mengevaluasi soal LOTS
disebabkan karena kurang teliti dalam memeriksa 3. Guru belum
jawaban dan tergesa-gesa dalam menyelesaikan menerapkan
jawaban soal pembelajaran
Kesimpulannya guru sebaiknya lebih sering melatih inovatif yang dapat
peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal essai meningkatkan HOTS
menggunakan tahapan pemecahan masalah Heller. siswa
http://jpfis.unram.ac.id/index.php/jpmsi/article/do 4. Soal-saolnya susah
download/78/56 dimengerti

2. Erlin Eveline, dkk (2021)


Berdasarkan hasil penelitiannya, HOTS siswa berada
dalam kategori kurang. Dengan demikian,
pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
HOTS siswa perlu dilakukan. Guru dapat melatih
keterampilan menganalisis dan mengevaluasi siswa
pada setiap proses pembelajaran dengan
mengintegrasikan strategi-strategi mengajar yang
tepat. Untuk peneliti, penelitian yang bersifat
penerapan suatu strategi mengajar yang berusaha
meningkatkan HOTS siswa sangat direkomendasikan.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131763782/penelit
ian/Analisis%20Higher%20Order%20Thinking%20S
kills%20(HOTS)%20Siswa%20Sekolah%20Menenga
h%20Atas%20%20di%20Kota%20Pontianak.pdf

3. Menurut Regina Nurul Sakinah (2022) HOTS (High


Order Thinking Skills)
merupakan tuntutan pendidikan pada abad ke-21.
Generasi muda dituntut untuk bisa menciptakan suatu
output dari pembelajaran yang telah ditempuh.
Namun kualitas pendidikan yang belum memadai
membuat generasimuda saat ini belum
mampu untuk menguasai dan
mengimplementasikan HOTS.
https://jptam.org/index.php/jptam/article/downloa
d/3890/3249/7408

4. Dari hasil kajian Tri Nuraini (2022)


faktor yang dapat menyebabkan peserta didik
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal
berbasis HOTs, yaitu karena peserta didik yang belum
terbiasa dalam menyelesaikan soal berbasis HOTs,
peserta didik masih memerlukan bantuan orang lain
dalam menyelesaikan soal, kesulitan dalam
memahami kalimat atau maksud dari soal, kurang
teliti dalam membaca dan memahami soal, serta
pemahaman materi yang kurang.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-
penelitian-pgsd/article/view/44430

Wawancara
1. Dengan bapak Sugeng Siswoyo, S.Pd) penyebab siswa
kesulitan menyelesaikan soal-soal HOTS adalah:
 Guru kurang memahami pembelajaran berbasis
HOTS
 Guru belum membiasakan siswa dengan soal-
soal HOTS
 Literasi siswa yang rendah

2. Dengan Guru (ibu Siska Andriani, S,Pd) Menyatakan


bahwa penyebab siswa tidak dapat menyelesaikan
soal-soal HOTS adalah :
 Siswa belum terbiasa dengan tipe soal-soal HOTS
 Guru belum menerapkan pembelajaran HOTS
 Guru masih memberikan tipe soal-sola LOTS

You might also like