You are on page 1of 10

JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)

Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)

Bahasa Isyarat Satera Jontal dalam Pengenalan Aksara


Daerah Sumbawa (Studi di SLB Negeri 2 Sumbawa)

Dirga Al Ashar Hadi Susamto W1, Ahmad Yamin2, Muhammad Nur Fietroh3
1,2,3Universitas Teknologi Sumbawa, Indonesia

E-mail: dir94waluyo@gmail.com, ahmad.yamin@uts.ac.id, m.nur.fietroh@uts.ac.id


Article Info Abstract
Article History The purpose of this study was to determine the ability of students with hearing
Received: 2022-12-12 impairments in SLB Negeri 2 Sumbawa to recognize Sumbawa regional script before
Revised: 2023-01-17
Published: 2023-02-01 and after the use of Satera Jontal sign language and to find out whether the use of
Satera Jontal sign language can improve the ability of students with hearing
impairments in SLB Negeri 2 Sumbawa to recognize Sumbawa regional script. This
Keywords: type of research uses a quantitative approach using an experimental method with a
Sign Language;
"One Group Pre Test-Post Test" design. Based on the results of the analysis and
Script;
Satera Jontal; discussion, it produces research conclusions: (1) The results of the ability to recognize
Sumbawa. Sumbawa regional characters in students with hearing impairments before the use of
Satera Jontal sign language from 13 students have not yet reached the good category.
However, out of 13 learners only 1 person reached the minimum completeness criteria
with the Sufficient assessment category and 12 other learners had not reached the
minimum completeness criteria with the Very Sufficient assessment category. (2) The
results of the ability to recognize Sumbawan regional characters in learners with
hearing impairments after the use of Satera Jontal sign language from 13 learners, 11
of them got scores that reached the minimum completeness criteria with the Very
Good category and 2 learners did not reach the minimum completeness criteria with
the Sufficient category. (3) The use of sign language learning methods has a positive
effect on the ability of students, namely it can improve the ability of students with
hearing impairments in SLB Negeri 2 Sumbawa in recognizing jontal satera script.
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan peserta didik dengan
Diterima: 2022-12-12 hambatan pendengaran di SLB Negeri 2 Sumbawa dalam mengenal aksara daerah
Direvisi: 2023-01-17
Dipublikasi: 2023-02-01 Sumbawa sebelum dan sesudah penggunaan bahasa isyarat Satera Jontal dan untuk
mengetahui apakah penggunaan bahasa isyarat Satera Jontal dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik dengan hambatan pendengaran di SLB Negeri 2 Sumbawa
Kata kunci: dalam mengenal aksara daerah Sumbawa. Jenis penelitian ini menggunakan
Bahasa Isyarat;
pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen dengan desain “One
Aksara;
Satera Jontal; Group Pre Test-Post Test”. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka
Sumbawa. menghasilkan kesimpulan penelitian: (1) Hasil kemampuan mengenal aksara daerah
Sumbawa pada peserta didik dengan hambatan pendengaran sebelum penggunaan
bahasa isyarat Satera Jontal dari 13 peserta didik belum ada yang mencapai kategori
baik. Namun dari 13 peserta didik hanya 1 orang yang mencapai kriteria ketuntasan
minimal dengan kategori penilaian Cukup dan 12 peserta didik lainnya belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan kategori penilaian Sangat Cukup. (2)
Hasil kemampuan mengenal aksara daerah Sumbawa pada peserta didik dengan
hambatan pendengaran setelah penggunaan bahasa isyarat Satera Jontal dari 13
peserta didik, 11 diataranya mendapatkan nilai yang mencapai kriteria ketuntasan
minimal dengan kategori Sangat Baik dan 2 orang peserta didik mendapatkan belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan kategori Cukup. (3) Penggunaan metode
pembelajaran bahasa isyarat memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan
peserta didik yaitu dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dengan hambatan
pendengaran di SLB Negeri 2 Sumbawa dalam mengenal aksara satera jontal.
I. PENDAHULUAN Berkebutuhan Khusus adalah penyandang
ABK atau Anak Berkebutuhan Khusus disabilitas atau difabel. Yang termasuk dari anak
merupakan individu yang memiliki ciri khusus berkebutuhan khusus adalah tunanetra, tuna-
yang berbeda dengan individu pada umumnya rungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesuli-
tanpa selalu menunjukan ketidakmampuan pada tan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat,
mental, emosi atau fisik. Istilah lain bagi Anak anak dengan gangguan kesehatan (Ambarsari
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
2022). Tunarungu adalah anak yang tidak dapat menggunakan bahasa isyarat ini di rumah
mendengar bunyi baik dengan sempurna bahkan sampai di lingkungan dimana mereka
maupun tidak sama sekali yang disebabkan berada, khususnya di wilayah kab. Sumbawa.
karena memiliki gangguan pada pendengarannya Berdasarkan permasalahan di atas, saya sebagai
(Lisinus dan Sembiring 2020). Peserta didik peneliti ingin mengusulkan topik tesis dengan
dengan hambatan pendengaran menggunakan judul Bahasa Isyarat Satera Jontal Dalam
bahasa isyarat dalam berkomunikasi. Bahasa Pengenalan Aksara Daerah Sumbawa (Studi Di
isyarat merupakan bahasa dimana pada peng- SLB Negeri 2 Sumbawa).
gunaan bahasa ini mengutamakan komunikasi
manual, bahasa tubuh, serta geraak bibir. II. METODE PENELITIAN
Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil
memiliki beraneka ragam budaya, salah satunya tahun ajaran 2022-2023. Penelitian ini bertujuan
juga merupakan bahasa daerah. Menurut data untuk meneliti atau mengetahui seberapa besar
labbineka.kemdikbud.go.id, terdapat 718 bahasa pengaruh penggunaan bahasa isyarat Satera
daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Jontal terhadap kemampuan peserta didik
Bahasa daerah tersebut juga identik dengan dengan hambatan pendengaran dalam mengenal
penggunaan tulisan aksara. Salah satu contoh aksara daerah Sumbawa. Untuk membahas data-
bahasa daerah yang ada di Indonesia adalah data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
Bahasa Samawa yang dituturkan oleh orang- deskriptif, dimana penelitian menggambarkan
orang yang berasal dari Provinsi Nusa Tenggara peningkatan kemampuan peserta didik dengan
Barat yaitu orang-orang yang berasal dari hambatan pendengaran di SLB Negeri 2
Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Sumbawa dalam aksara daerah Sumbawa
Barat. sebelum dan sesudah penggunaan bahasa isyarat
Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara Satera Jontal. Pada penetilan ini menggunakan
dengan peserta didik dengan hambatan pen- desain “One Group Pre Test-Post Test”. Subjek
dengaran di SLB Negeri 2 Sumbawa, didapatkan pada penelitian ini adalah seluruh peserta
bahwa mulai dari SD sampai SMA mereka tidak didikdengan hambatan pendengaran pada kelas
pernah mendapatkan pelajaran mengenai Satera IV, V, VI, IX, X, XI, dan XII di SLB Negeri 2
Jontal ini. Masalah ini diakibatkan keterbatasan Sumbawa dengan jumlah sebanyak 13 orang
kemampuan guru dalam menyampaikan materi peserta didik. Jadi, yang menjadi sampel pada
dikarenakan kebanyakan gurunya berasal dari penelitian adalah subjek itu sendiri. Teknik
jurusan umum bukan dari jurusan pendidikan dalam mengumpulkan data yang digunakan pada
luar biasa atau pendidikan khusus, sehingga penelitian ini terdiri dari observasi, tes, dan
kompetensi guru untuk mengakomodasi pem- dokumentasi. Setelah semua data terkumpul,
belajaran yang cocok bagi mereka sangat data yang diperoleh akan proses dan dianalisis
terbatas. Akibat yang lain adalah belum adanya dengan menggunakan analisis deskriptif dengan
isyarat khusus yang bisa digunakan oleh guru tujuan agar dapat mendeskripsikan secara
dan anak dengan hambatan pendengaran dalam lengkap, jelas dan akurat terkait kemampuan
mengenal satera jontal, seperti halnya isyarat peserta didik dengan hambatan pendengaran
huruf latin, angka sampai dengan huruf hijaiyah. dalam mengenal aksara daerah Sumbawa baik itu
Sehingga perlu adanya suatu inovasi yang dibuat sebelum dan juga sesudah diberikan perlakuan
agar anak dengan hambatan pendengaran agar dengan penggunaan bahasa isyarat Satera Jontal.
bisa mengenal akasara daerah Sumbawa ini Hasil belajar diukur menggunakan instrumen tes.
sebagaimana mereka bisa mengenal huruf latin, Tes diujikan dengan beberapa tahapan terlebih
angka dan hijaiayyah. dahulu, antara lain uji validitas dan juga uji
Bahasa Isyarat Satera Jontal merupakan reliabilitas.
simbol yang dibentuk dengan gerakan tangan
yang dimodifikasi dari huruf abjad isyarat dan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian dikembangkan sesuai dengan bentuk Hasil belajar diukur menggunakan instrumen
tulisan pada aksara tersebut. Ini bertujuan agar tes. Sebelum instrument tes disebar, instrument
peserta didik dengan hambatan pendengaran tes tersebut diujikan dengan beberapa tahapan
bisa lebih mudah dan lebih cepat dalam me- terlebih dahulu, antara lain:
ngenali serta memahami aksara ini. Bahasa 1. Uji Validitas
isyarat ini tidak hanya dapat digunakan di Berdasarkan hasil pengujian validitas pada
sekolah saja, akan tetapi peserta didik juga dapat table di atas, item tes soal pilihan ganda yang

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 953
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
terdiri dari 20 butir soal ini telah diisi oleh 10 diketahui melalui tes awal (pretest). Tes awal
responden. Dalam penelitian ini butir soal merupakan tahap awal pelaksanaan penelitian
dinyatakan valid jika nilai r hitung yang yang bertujuan untuk mengetahui gambaran
diperoleh lebih besar atau sama dengan 0,632. awal tentang kemampuan mengenal aksara
Nilai 0,632 dihitung dengan melihat tabel Satera Jontal pada peserta didik dengan
distribusi nilai r tabel dengan signifikan 5% hambatan pendengaran di SLB Negeri 2
diketahui dengan N = 10. Berdasarkan per- Sumbawa. Data kemampuan mengenal aksara
hitungan r tabel 0,632 sehingga didapat 11 Satera Jontal pada peserta didik dengan
soal yang dinyatakan valid yaitu item nomor hambatan pendengaran di SLB Negeri 2
1,2,3,5,8,12,14,15,17,19, dan 20. Item soal Sumbawa sebelum penggunaan bahasa isyarat
yang tidak valid dibuang (drop) karena item Satera Jontal adalah sebagai berikut:
soal tersebut tidak dapat mengukur hasil
Tabel 1. Konversi Skor Pretest ke Nilai
belajar peserta didik, sehingga tidak dapat
diujikan kepada sample penelitian dengan Skor Nilai
No Inisial Anak
Pretest Pretest
membuang item soal tersebut.
1 WE 0 0
2. Uji Reliabilitas 2 S 0 0
3 RS 0 0
Dasar pengambilan keputusan dalam uji
4 MRRK 0 0
reliabilitas adalah sebagai berikut jika nilai 5 MRAH 0 0
Cronbach’s alpha > r tabel, maka butir soal 6 PD 1 10
dinyatakan reliabel atau konsisten. Jika nilai 7 ISA 0 0
Cronbach’s alpha < r tabel, maka butir soal 8 S 1 10
dinyatakan tidak reliabel atau tidak konsisten. 9 MR 1 10
10 NP 0 0
Hasil dari uji reliabilitas dapat dilihat bahwa
11 S 6 60
nilai Cronbach’s alpha pada penelitian ini lebih 12 SC 1 10
besar dari r table yaitu 0.949 > 0.632. hasil 13 TAH 0 0
tersebut membuktikan bahwa butir soal pada Sumber : Data perolah nilai kemampuan awal
penelitian ini dinyatakan reliabel. Penelitian peserta didik dengan hambatan pen-
ini telah dilaksanakan selama dua bulan yang dengaran di SLB Negeri 2 Sumbawa
dimulai sejak bulan Oktober sampai bulan
November 2022 pada peserta didik dengan
hambatan pendengaran di SLB Negeri 2
Sumbawa yang berjumlah 13 orang. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
peningkatan kemampuan mengenal aksara
daerah Sumbawa juga terhadap penggunaan
bahasa isyarat satera jontal. Pengukuran
terhadap peningkatan kemampuan dalam
mengenal aksara daerah Sumbawa dilakukan
sebanyak dua kali, yakni tes sebelum peng-
gunaan bahasa isyarat satera jontal (pretest) Gambar 1. Grafik Nilai Pretest
untuk memperoleh gambaran tingkat kemam-
puan awal peserta didik dengan hambatan Berdasarkan hasil perhitungan terhadap
pendengaran. Sedangkan pengukuran kedua skor kemampuan anak dalam mengenal
dilakukan sesudah peserta didik diberikan aksara di daerah Sumbawa tampak perolehan
pengajaran dengan cara penggunaan bahasa nilai peserta didik dengan hambatan pen-
isyarat saterajontal (postest). dengaran pada pretest yang tertinggi yaitu 60
diperoleh oleh peserta didik dengan inisial S,
3. Deskripsi Kemampuan Mengenal Aksara sedangkan nilai terendah adalah 0 diperoleh
Daerah Sumbawa Sebelum Penggunaan oleh peserta didik dengan inisisal WE, S, RS,
Bahasa Isyarat Satera Jontal MRRK, MRAH, ISA, NP dan TAH. Sedangkan
Untuk mengetahui gambaran kemampuan peserta didik dengan inisial PD, S, MR, dan SC
mengenal aksara daerah Sumbawa pada mendapatkan nilai 10. Berdasarkan hal
peserta didik dengan hambatan pendengaran tersebut, maka kategorisasi nilai peserta didik
di SLB Negeri 2 Sumbawa sebelum peng- dengan hambatan pendengaran di SLB Negeri
gunaan bahasa isyarat Satera Jontal dapat

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 954
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
2 Sumbawa dituangkan dalam tabel di bawah
ini:
Tabel 2. Konversi Skor Pretest ke Nilai
Inisial Nilai
No Kategori
Anak Pretest
1 WE 0 Sangat Kurang
2 S 0 Sangat Kurang
3 RS 0 Sangat Kurang
4 MRRK 0 Sangat Kurang
5 MRAH 0 Sangat Kurang Gambar 2. Rekap Kategori Penilaian Pretest
6 PD 10 Sangat Kurang
7 ISA 0 Sangat Kurang
8 S 10 Sangat Kurang 4. Deskripsi Kemampuan Mengenal Aksara
9 MR 10 Sangat Kurang Daerah Sumbawa Setelah Penggunaan Bahasa
10 NP 0 Sangat Kurang Isyarat Satera Jontal
11 S 60 Cukup Untuk mengetahui gambaran kemampuan
12 SC 10 Sangat Kurang mengenal aksara daerah Sumbawa pada
13 TAH 0 Sangat Kurang
Sumber : Data perolah nilai kemampuan awal
peserta didik dengan hambatan pendengaran
peserta didik dengan hambatan pen- di SLB Negeri 2 Sumbawa setelah penggunaan
dengaran di SLB Negeri 2 Sumbawa bahasa isyarat Satera Jontal dapat diketahui
melalui tes akhir (posttest). Data kemampuan
Hasil analisis data seperti yang disajikan
mengenal aksara Satera Jontal pada peserta
pada tabel di atas, diperoleh nilai kemampuan
didik dengan hambatan pendengaran di SLB
awal pada peserta didik dengan hambatan
Negeri 2 Sumbawa setelah penggunaan
pendengaran dalam mengenal aksara daerah
bahasa isyarat Satera Jontal adalah sebagai
Sumbawa di SLB Negeri 2 Sumbawa sebelum
berikut:
penggunaan bahasa isyarat Satera Jontal,
menunjukkan bahwa dari 13 subjek dapat Tabel 3. Konversi Skor Posttest ke Nilai
digambarkan bahwa pada hasil tes awal
Inisial Skor Nilai
(pretest) 12 orang memperoleh kategori No
Anak Posttets Posttest
Sangat Kurang dengan rincian 8 orang anak 1 WE 9 90
memperoleh nilai 0 dan 4 orang memperoleh 2 S 9 90
nilai 10. Sedangkan 1 orang peserta didik 3 RS 9 90
mendapatkan nilai 60 dengan kategori Cukup. 4 MRRK 5 50
5 MRAH 5 50
Dengan demikian, dapat di ketahui bahwa 6 PD 9 90
hasil kemampuan mengenal aksara daerah 7 ISA 9 90
Sumbawa pada peserta didik dengan ham- 8 S 9 90
batan pendengaran sebelum penggunaan 9 MR 10 100
bahasa isyarat Satera Jontal dari 13 peserta 10 NP 8 80
didik belum ada yang mencapai kategori baik. 11 S 10 100
12 SC 10 100
Namun dari 13 peserta didik hanya 1 orang 13 TAH 8 80
yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Sumber : Data perolah nilai kemampuan akhir
dengan kategori penilaian Cukup dan 12 peserta didik dengan hambatan pen-
peserta didik lainnya belum mencapai Kriteria dengaran di SLB Negeri 2 Sumbawa
Ketuntasan Minimal dengan kategori pe-
nilaian Sangat Cukup. Agar lebih jelas, data
tersebut di atas divisualisasikan dalam diag-
ram batang di berikut ini:

Gambar 3. Grafik Nilai Posttest

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 955
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap TAH, WE, S, RS, PD, ISA dan S dan 2 orang
skor akhir pada kemampuan peserta didik peserta didik berada pada kategori cukup
dalam mengenal aksara daerah Sumbawa yaitu peserta didik dengan inisial MRRK dan
tampak perolehan nilai peserta didik dengan MRAH. Dengan demikian, dapat di ketahui
hambatan pendengaran pada pretest yang bahwa hasil kemampuan mengenal aksara
tertinggi yaitu 100 diperoleh oleh peserta daerah Sumbawa pada peserta didik dengan
didik dengan inisial MR, S, dan SC, sedangkan hambatan pendengaran setelah penggunaan
nilai terendah adalah 50 diperoleh oleh bahasa isyarat Satera Jontal dari 13 peserta
peserta didik dengan inisisal MRRK dan didik, 11 diataranya mendapatkan nilai yang
MRAH. Sedangkan peserta didik dengan inisial mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dengan
NP dan TAH mendapatkan nilai 80 dan kategori Sangat Baik dan 2 orang peserta didik
peserta didik dengan inisial WE, S, RS, PD, S, mendapatkan belum mencapaik Kriteria
ISA mendapatkan nilai 90. Berdasarkan hal Ketuntasan Minimal dengan kategori Cukup.
tersebut, maka kategorisasi nilai peserta didik Untuk lebih jelasnya akan divisualisasikan
dengan hambatan pendengaran di SLB Negeri dalam diagranm berikut:
2 Sumbawa dituangkan dalam tabel di bawah
ini:
Tabel 4. Kategori Penilaian Posttets
Inisial Nilai
No Kategori
Anak Posttest
1 WE 90 Sangat Baik
2 S 90 Sangat Baik
3 RS 90 Sangat Baik
4 MRRK 50 Cukup
5 MRAH 50 Cukup
6 PD 90 Sangat Baik Gambar 4. Rekap Kategori Penilaian Posttest
7 ISA 90 Sangat Baik
8 S 90 Sangat Baik
5. Deskripsi Kemampuan Mengenal Aksara
9 MR 100 Sangat Baik
10 NP 80 Sangat Baik
Daerah Sumbawa Sebelum dan Setelah
11 S 100 Sangat Baik Penggunaan Bahasa Isyarat Satera Jontal
12 SC 100 Sangat Baik Pengujian rumusan masalah yang diajukan
13 TAH 80 Sangat Baik adalah apakah penggunaan bahasa isyarat
Sumber : Data perolah nilai kemampuan akhir Satera Jontal dapat meningkatkan kemam-
peserta didik dengan hambatan pen-
puan mengenal aksara daerah Sumbawa pada
dengaran di SLB Negeri 2 Sumbawa
peserta didik dengan hambatan pendengaran
di SLB Negeri 2 Sumbawa. Untuk kepentingan
disajikan pada tabel di atas, dari 13 peserta
analisis data tersebut di atas dapat dilihat
didik diperoleh nilai akhir hasil belajar ke-
pada tabel perbandingan kemampuan menge-
mampuan mengenal aksara daerah Sumbawa
nal aksara daerah Sumbawa sebelum dan
pada peserta didik dengan hambatan
sesudah penggunaan bahasa isyarat Satera
pendengaran sesudah diberikan perlakuan
Jontal sebagai berikut:
dengan penggunaan bahasa isyarat Satera
Jontal. Berdasarkan hasil analisis data, nilai Tabel 5. Perbandingan kemampuan mengenal
tertinggi diperoleh oleh siswa dengan inisial aksara daerah Sumbawa sebelum dan sesudah
MR, S, dan SC, dan nilai terendah diperoleh penggunaan bahasa isyarat Satera Jontal
oleh siswa dengan inisial MRRK dan MRAH.
Perolehan nilai oleh setiap siswa dengan Tes Awal Tes Akhir
Inisial (Pretest) (Posttest)
inisial MR, S, dan SC memperoleh nilai 100. No
PD
Peserta didik WE, S, RS, PD, ISA, dan S Nilai Kategori Nilai Kategori
memperoleh nilai 90. Peserta didik NP dan
TAH memperoleh nilai 80. Sedangkan MRRK Sangat Sangat
1 WE 0 90
dan MRAH memperoleh nilai 50. Mencermati Kurang Baik
nilai hasil kemampuan mengenal aksara Sangat Sangat
2 S 0 90
daerah Sumbawa terdapat 11 peserta didik Kurang Baik
berada pada kategori sangat baik yaitu Sangat Sangat
3 RS 0 90
peserta didik dengan inisisal MR, S, SC, NP, Kurang Baik

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 956
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
Sangat di atas divisualisasikan dalam diagram batang
4 MRRK 0 50 Cukup
Kurang di berikut ini:
Sangat
5 MRAH 0 50 Cukup
Kurang
Sangat Sangat
6 PD 10 90
Kurang Baik
Sangat Sangat
7 ISA 0 90
Kurang Baik
Sangat Sangat
8 S 10 90
Kurang Baik
Sangat Sangat
9 MR 10 100
Kurang Baik
Sangat Sangat Gambar 5. Diagram kemampuan mengenal
10 NP 0 80
Kurang Baik aksara daerah Sumbawa sebelum dan sesudah
Sangat penggunaan bahasa isyarat Satera Jontal
11 S 60 Cukup 100
Baik
Sangat Sangat Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
12 SC 10 100
Kurang Baik pengaruh penggunaan bahasa isyarat Satera
Sangat Sangat Jontal dalam mengenal aksara daerah
13 TAH 0 80
Kurang Baik Sumbawa pada peserta didik dengan ham-
batan pendengaran di SLB Negeri 2 Sumbawa.
Data pada tabel tersebut menjelaskan Peneliti memilih bahasa isyarat karena sistem
bahwa secara umum maupun secara individu komunikasi yang digunakan oleh peserta didik
kemampuan dalam mengenal aksara daerah dengan hambatan pendengaran adalah bahasa
Sumbawa pada peserta didik dengan ham- isyarat itu sendiri. Penggunaan bahasa isyarat
batan pendengaran di SLB Negeri 2 Sumbawa Satera Jontal itu sendiri diadaptasi dari Sistem
mengalami perubahan ke arah yang lebih baik Isyarat Bahasa Indonesia yang bertujuan agar
dan diperoleh peningkatan. Hal ini terlihat peserta didik tidak membutuhkan waktu yang
pada nilai peserta didik sebelum penggunaan lama dalam menghafal maupun memahami
bahasa isyarat Satera Jontal. Pada tes awal isyarat aksara ini dikarenakan peserta didik
nilai hanya 1 orang yang mendapatkan nilai sudah lancar menggunakan SIBI. Pada
Kriteria Ketuntasan Minimal sedangkan 12 penelitian ini, peneliti menggunkanan jenis
orang lainnya mendapatkan nilai belum penelitian One Group Pretest-Posttest Design.
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Untuk Pada proses penelitian, yang akan dilakukan
menangani masalah di atas, peneliti mem- pertama kali adalah memberi tes awal ter-
berikan alternatif penyelesaian masalah yaitu hadap anak dengan hambatan pendengaran.
pembelajaran dengan penggunaan bahasa Kemudian setelah tes awal, peneliti me-
isyarat Satera Jontal. Sesudah penggunaan lanjutkan penelitian dengan memberikan
bahasa isyarat Satera Jontal maka diberikan perlakuan atau intervensi berupa penggunaan
tes akhir (postest). Kemudian pada tes akhir bahasa isyarat Satera Jontal dan setelah itu
atau sesudah penggunaan bahasa isyarat diberikan tes akhir. Berdasarkan hasil pene-
Satera Jontal nilai yang diperoleh masing- litian mengenai perbandingan nilai statistik
masing peserta didik yaitu, 11 orang menunjukkan bahwa jumlah sampel adalah 13
memperoleh kategori Sangat Baik dengan orang, nilai pretest untuk nilai terendah yaitu
rincian 2 orang anak memperoleh nilai 80, 6 0 dan nilai tertinggi adalah 60. Nilai posttest
orang memperoleh nilai 90 dan 3 orang untuk nilai terendah yaitu 50 dan nilai
memperoleh nilai 100. Sedangkan 2 orang tertinggi yaitu 100. Rata-rata pretest 7,69 dan
peserta didik mendapatkan nilai 50 dengan rata-rata posttest 84,62.
kategori Cukup. Dari analisis data di atas Untuk menjawab rumusan masalah per-
tampak bahwa nilai tertinggi yaitu 100 dan tama dapat dilihat dari hasil analisis data yang
berada pada kategori sangat baik diperoleh sudah dipaparkan pada di atas, diperoleh
oleh speserta didik dengan inisial MR, S, dan bahwa nilai kemampuan awal pada peserta
SC. Untuk peserta didik dengan inisial MRRK didik dengan hambatan pendengaran dalam
dan MRAH berada pada kategori Cukup mengenal aksara daerah Sumbawa di SLB
dengan nilai 50. Agar lebih jelas, data tersebut Negeri 2 Sumbawa sebelum penggunaan

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 957
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
bahasa isyarat Satera Jontal, menunjukkan Sedangkan jawaban rumusan masalah
bahwa dari 13 subjek dapat digambarkan ketiga adalah secara umum maupun secara
bahwa pada hasil tes awal (pretest) 12 orang individu kemampuan dalam mengenal aksara
memperoleh kategori Sangat Kurang dengan daerah Sumbawa pada peserta didik dengan
rincian 8 orang anak memperoleh nilai 0 dan 4 hambatan pendengaran di SLB Negeri 2
orang memperoleh nilai 10. Sedangkan 1 Sumbawa mengalami perubahan ke arah yang
orang peserta didik mendapatkan nilai 60 lebih baik dan diperoleh peningkatan. Hal ini
dengan kategori Cukup. Dengan demikian, terlihat pada nilai peserta didik sebelum
dapat di ketahui bahwa hasil kemampuan penggunaan bahasa isyarat Satera Jontal. Pada
mengenal aksara daerah Sumbawa pada tes awal nilai hanya 1 orang yang mendapat-
peserta didik dengan hambatan pendengaran kan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
sebelum penggunaan bahasa isyarat Satera sedangkan 12 orang lainnya mendapatkan
Jontal dari 13 peserta didik belum ada yang nilai belum mencapai Kriteria Ketuntasan
mencapai kategori baik. Namun dari 13 Minimal. Untuk menangani masalah di atas,
peserta didik hanya 1 orang yang mencapai peneliti memberikan alternatif penyelesaian
Kriteria Ketuntasan Minimal dengan kategori masalah yaitu pembelajaran dengan peng-
penilaian Cukup dan 12 peserta didik lainnya gunaan bahasa isyarat Satera Jontal. Sesudah
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal penggunaan bahasa isyarat Satera Jontal maka
dengan kategori penilaian Sangat Cukup. diberikan tes akhir (postest). Kemudian pada
Dengan demikian, dapat di ketahui bahwa tes akhir atau sesudah penggunaan bahasa
hasil kemampuan mengenal aksara daerah isyarat Satera Jontal nilai yang diperoleh
Sumbawa pada peserta didik dengan ham- masing-masing peserta didik yaitu, 11 orang
batan pendengaran setelah penggunaan memperoleh kategori Sangat Baik dengan
bahasa isyarat Satera Jontal dari 13 peserta rincian 2 orang anak memperoleh nilai 80, 6
didik, 11 diataranya mendapatkan nilai yang orang memperoleh nilai 90 dan 3 orang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dengan memperoleh nilai 100. Sedangkan 2 orang
kategori Sangat Baik dan 2 orang peserta didik peserta didik mendapatkan nilai 50 dengan
mendapatkan belum mencapaik Kriteria Ke- kategori Cukup. Dari analisis data di atas
tuntasan Minimal dengan kategori Cukup. tampak bahwa nilai tertinggi yaitu 100 dan
Kemudian pada jawaban rumusan masalah berada pada kategori sangat baik diperoleh
kedua yang diperoleh sesuai dengan hasil oleh speserta didik dengan inisial MR, S, dan
analisis seperti yang sudah disajikan di atas SC. Untuk peserta didik dengan inisial MRRK
didapatkan bahwa dari 13 peserta didik dan MRAH berada pada kategori Cukup
diperoleh nilai akhir hasil belajar kemampuan dengan nilai 50.
mengenal aksara daerah Sumbawa pada
peserta didik dengan hambatan pendengaran IV. SIMPULAN DAN SARAN
sesudah diberikan perlakuan dengan cara A. Simpulan
penggunaan bahasa isyarat Satera Jontal. Berdasarkan hasil penelitian dan data yang
Berdasarkan hasil analisis data, nilai tertinggi telah ada, maka penelitian dapat disimpulkan
diperoleh oleh siswa dengan inisial MR, S, dan sebagai berikut:
SC, dan nilai terendah diperoleh oleh siswa 1. Hasil kemampuan mengenal aksara daerah
dengan inisial MRRK dan MRAH. Perolehan Sumbawa pada peserta didik dengan ham-
nilai oleh setiap siswa dengan inisial MR, S, batan pendengaran sebelum penggunaan
dan SC memperoleh nilai 100. Peserta didik bahasa isyarat Satera Jontal dari 13 peserta
WE, S, RS, PD, ISA, dan S memperoleh nilai 90. didik belum ada yang mencapai kategori
Peserta didik NP dan TAH memperoleh nilai baik. Namun dari 13 peserta didik hanya 1
80. Sedangkan MRRK dan MRAH memperoleh orang yang mencapai Kriteria Ketuntasan
nilai 50. Mencermati nilai hasil kemampuan Minimal dengan kategori penilaian Cukup
mengenal aksara daerah Sumbawa terdapat dan 12 peserta didik lainnya belum
11 peserta didik berada pada kategori sangat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
baik yaitu peserta didik dengan inisisal MR, S, dengan kategori penilaian Sangat Cukup.
SC, NP, TAH, WE, S, RS, PD, ISA dan S dan 2 2. Hasil kemampuan mengenal aksara daerah
orang peserta didik berada pada kategori Sumbawa pada peserta didik dengan ham-
cukup yaitu peserta didik dengan inisial MRRK batan pendengaran setelah penggunaan
dan MRAH. bahasa isyarat Satera Jontal dari 13 peserta

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 958
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
didik, 11 diataranya mendapatkan nilai dengan sehingga memungkinkan komuni-
yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan kasi yang lebih komplit.
Minimal dengan kategori Sangat Baik dan 2
orang peserta didik mendapatkan belum DAFTAR RUJUKAN
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Aidah, Siti Nur, dan Tim Penerbit KBM Indonesia.
dengan kategori Cukup. 2020. Cara Efektif Penerapan Metode Dan
3. Penggunaan metode pembelajaran bahasa Model Pembelajaran. Bantul: Penerbit KBM
isyarat memberikan pengaruh positif Indonesia.
terhadap kemampuan anak yaitu dapat
meningkatkan kemampuan anak dengan Alfian, Erwin, S. Sn, M. Ds, Erwin Alfian, S. Sn, dan
hambatan pendengaran di SLB Negeri 2 M. Ds. 2014. Penggunaan Unsur Aksara
Sumbawa dalam mengenal aksara satera Nusantara Pada Huruf Modern
jontal. Hal ini terlihat pada nilai peserta (Pendahuluan Metodologi Aksara
didik sebelum penggunaan bahasa isyarat Nusantara). V(01):42–48.
Satera Jontal. Pada tes awal nilai hanya 1
Alkon, Abbey, Jane Bernzweig, Lynda Boyer-Chu,
orang yang mendapatkan nilai Kriteria
Judy Calder, dan Lyn Dailey. 2006.
Ketuntasan Minimal sedangkan 12 orang
“Children with Disabilities and Other
lainnya mendapatkan nilai belum mencapai
Special Needs.” California Childcare Health
Kriteria Ketuntasan Minimal. Kemudian
Program (510):111–17.
pada tes akhir atau sesudah penggunaan
bahasa isyarat Satera Jontal nilai yang Ambarsari, Maria Agustin. 2022. Mengenal ABK
diperoleh masing-masing peserta didik (Anak Berkebutuhan Khusus). Tangerang:
yaitu, 11 orang memperoleh nilai yang PT Human Persona Indonesia.
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
dengan kategori Sangat Baik sedangkan 2 Aprizan, Ikhsan Maulana Putra, dan Sundahry.
orang peserta didik mendapatkan nilai 2022. Penelitian Tindakan Kelas. Klaten:
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Penerbit Lakeisha.
Minimal dengan kategori Cukup.
Aranta, Arik, Fitri Bimantoro, dan I. Putu Teguh
B. Saran Putrawan. 2020. “Penerapan Algoritma
Saran yang diberikan peneliti sesuai Rule Base Dengan Pendekatan Hexadesimal
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Pada Transliterasi Aksara Bima Menjadi
oleh peneliti adalah sebagai berikut: Huruf Latin.” Jurnal Teknologi Informasi,
1. Sebaiknya sebelum memulai pembelajaran Komputer, Dan Aplikasinya (JTIKA )
seorang guru peserta didik berkebutuhan 2(1):130–41. doi: 10.29303/jtika.v2i1.96.
khusus harus melakukan identifikasi dan
asesmen sebagai langkah awal dalam mem- Arikunto. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
berikan intervensi kepada peserta didik Jakarta: Bumi Aksara.
berkebutuhan khusus.
2. Sebaiknya sebelum memulai pembelajaran Atmaja, Jati Rinakri. 2018. Pendidikan Dan
seorang guru harus cermat dalam memilih Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus.
metode pembelajaran yang akan digunakan Bandung: PT/ Remaja Rosda Karya.
dalam proses belajar mengajar yang di- Darman, Regina Ade. 2020. Belajar Dan
dasari oleh kemampuan yang dimiliki
Pembelajaran. Bogor: Guepedia.
peserta didik khususnya peserta didik
berkebutuhan khusus. Desiningrum, Dinie Ratri. 2016. Psikologi Anak
3. Hendaknya dalam mengajarkan anak Berkebutuhan Khusus. Cetakan Pe.
dengan hambatan pendengaran atau tuna- Yogyakarta: Psikosain.
rungu sebaiknya menggukan sistem
komunikasi total, dimana metode ini juga Erikha, Fajar. 2018. “Geliat Akasara Dan Bahasa
menerapkan penggunaan dari berbagai Ganda Dalam Papan Nama Jalan Di
bentuk metode komunikasi dalam mening- Indonesia.” Seminar Dan Lokakarya
katkan keterampilan Bahasa. Komunikasi Pengutamaan Bahasa Negara 226–238.
Total atau Komtal juga mencakup cara
komunikasi meliputi bicara, baca ujaran,
isyarat, ejaan jari, membaca, dan menulis

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 959
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
Gunawan, Dudi. 2008. “Modul Guru Pembelajar Marliana, Elli, dan Iwan Jazadi. 2020. “The Need
Slb Tunarungu Kelompok Kompetensi a.” To Revive Satera Jontal An Endangered
Pppptk Tk Dan Plb Bandung 2016. Script In Sumbawa Regency.” (2017):691–
98.
Haenudin. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus Tunarungu. Jakarta: Luxima. Mua’awwanah, Uyu, Ricka Tesi Muskania,
Uswatun Hasanah, Imas Mastoah, Sulistyani
Hamalik, Oemar. 2015. Kurikulum Dan Puteri Ramadhan, Nur Latifah, Robiatul
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Munajah, Ana Nurhasnah, Rossi Iskandar,
dan Luthfi Hamdani Maulana. 2021. Buku
Haswanto, Naomi. 2009. “Aksara Daerah Dan
Strategi Pembelajaran Bagi Anak
Budaya Visual Nusantara Sebagai Gagasan
Berkebutuhan Khusus. Banten: Media
Perancangan Typeface (Font) Latin.” Jurnal
Madani.
Komunikasi Visual 2:25–31. doi:
10.36456/b.nusantara.vol2.no1.a700. Nugraheni, Aninditya Sri, Alma Pratiwi Husain,
dan Habibatul Unayah. 2021. “Optimalisasi
Heward, William L. 2013. Exceptional Children:
Penggunaan Bahasa Isyarat Dengan Sibi
An Introduction to Special Education 10th
Dan Bisindo Pada Mahasiswa Difabel
Edition. New Jearsey: Pearson Education,
Tunarungu Di Prodi Pgmi Uin Sunan
Inc.
Kalijaga.”
Irdamurni. 2018. Memahami Anak Berkebutuhan
Nurdin, Ismail, dan Sri Hartati. 2019. Metodologi
Khusus. Kuningan: Goresan Pena.
Penelitian Sosial. Surabaya: Media Sahabat
Ismayani, Ade. 2019. Metodologi Penelitian. Cendekia.
Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
Ovan, dan Andika Saputra. 2020. CAMI : Aplikasi
Ivony, Titi, dan Liliek Desmawati. 2018. “Strategi Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
Pembelajaran Anak Autis Di SLB Autisma Penelitian Berbasis Web. Takalar: Yayasan
Yogasmara.” Jurnal Eksistensi Pendidikan Ahmar Cendekia Indonesia.
Luar Sekolah 17–24.
Pradikja Hendra, Maharoni, Herman Tolle, dan
Kristiana, Ika Febrian dan Widayanti, Costrie Komang Candra Brata. 2018.
Ganes. 2016. Buku Ajar Psikologi Anak “Pengembangan Aplikasi Pembelajaran
Berkebutuhan Khusus. Pertama. Semarang: Bahasa Isyarat Berbasis Android Tablet.”
UNDIP Press. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi
Dan Ilmu Komputer (J-PTIIK) Universitas
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Brawijaya 2(8):2548–2964.
Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Pratiwi, MM Shinta. 2011. “Psikologi Anak
Persada. Berkebutuhan Khusus. Semarang:
Semarang University Press
Lisinus, Rafael, dan Pastiria Sembiring. 2020.
Pembinaan Anak Berkebutuhan Khusus Rahmah, Fifi Nofia. 2018. “Problematika Anak
(Sebuah Perspektif Bimbingan Dan Tunarungu Dan Cara Mengatasinya.”
Konseling). Medan: Yayasan Kita Menulis. Quality 6(1):1. doi:
10.21043/quality.v6i1.5744.
Mamik. 2015. Metodologi Kualitatif. Sidoarjo:
Zifatama Publisher. Ramadhani, Rahmi, Masrul, Dicky Nofriansyah,
Mustofa Abi Hamid, I. Ketut Sudarsana,
Mardiani, Evi, dan Siti Romlah Noerhodijah. Sahri Janner Simarmata, Meilani Safitri, dan
2015. “Penyusunan Modul Pembelajaran Suhelayanti. 2020. Belajar Dan
Jaringan Tumbuhan Berbasis Hakikat Pembelajaran: Konsep Dan Pengembangan.
Sains.” Biodidaktika, Jurnal Biologi Dan Medan: Yayasan Kita Menulis.
Pembelajarannya 10(2). doi:
10.30870/biodidaktika.v10i2.601. Ramdhan, Muhammad. 2021. Metode Penelitian.
Surabaya: Cipta Media Nusantara.

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 960
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
Setiawan, Imam. 2020. A to Z Anak Berkebutuhan Switri, Endang. 2020. Pendidikan Anak
Khusus. Sukabumi: CV Jejak. Berkebutuhan Khusus. Pasuruan: CV.
Penerbit Qiara Media.
Shiohara, Asako. 2014. “The Satera Jontal Script
in the Sumbawa District in Eastern Totok Bintoro. 2010. “Kemampuan Komunikasi
Indonesia.” 1–8. Anak Tunarungu.” Perspektif Ilmu
Pendidikan 22(XIII):13.
Siyoto, Sandu, dan M. Ali Sodik. 2015. Dasar
Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Warsiman. 2022. Panduan Praktis Penelitian
Media Publishing. TIndakan Kelas (PTK). Malang: Media Nusa
Creative.
Somantri, Sutjihati. 2012. Psikologi Anak Luar
Biasa. Bandung: Refika Aditama. Widodo, Arif, Muhammad Tahir, Asrin Asrin,
Umar Umar, dan Helmi Anisah. 2020.
Sudijono, Anas. 2012. “Pengantar Evaluasi “Profil Pengetahuan Siswa Sekolah Dasar
Pendidikan.” Jakarta: Raja Grafindo Terhadap Aksara Lokal Satera Jontal (Studi
Persada. Deskriptif Di Sdn Lampok Sumbawa
Barat).” Jurnal Didika: Wahana Ilmiah
Sulthon. 2020. Pendidikan Anak Berkebutuhan
Pendidikan Dasar 6(2):168–80. doi:
Khusus. Depok: Rajawali Pers.
10.29408/didika.v6i2.2704.
Sumargo, Bagus. 2020. Teknik Sampling. Jakarta:
Yulianti, Riska, I. Gede Pasek Suta Wijaya, dan
UNJ Press.
Fitri Bimantoro. 2019. “Pengenalan Pola
Suryabrata. 2014. Metodologi Penelitian. Jakarta: Tulisan Tangan Suku Kata Aksara Sasak
PT Raja Grafindo Persada. Menggunakan Metode Moment Invariant
Dan Support Vector Machine.” Journal of
Susanti, H. 2012. Cara Memahami Dan Mendidik Computer Science and Informatics
Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Engineering (J-Cosine) 3(2):91–98. doi:
Gosjen Publishing. 10.29303/jcosine.v3i2.181.

Sutoyo. 2021. Teknik Penulisan Penelitian Zaitun. 2017. Pendidikan Anak Berkebutuhan
Tindakan Kelas. Surakarta: UNISRI Press. Khusus. Pekanbaru: Kreasi Edukasi.

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 961

You might also like