Professional Documents
Culture Documents
Dirga Al Ashar Hadi Susamto W1, Ahmad Yamin2, Muhammad Nur Fietroh3
1,2,3Universitas Teknologi Sumbawa, Indonesia
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 953
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
terdiri dari 20 butir soal ini telah diisi oleh 10 diketahui melalui tes awal (pretest). Tes awal
responden. Dalam penelitian ini butir soal merupakan tahap awal pelaksanaan penelitian
dinyatakan valid jika nilai r hitung yang yang bertujuan untuk mengetahui gambaran
diperoleh lebih besar atau sama dengan 0,632. awal tentang kemampuan mengenal aksara
Nilai 0,632 dihitung dengan melihat tabel Satera Jontal pada peserta didik dengan
distribusi nilai r tabel dengan signifikan 5% hambatan pendengaran di SLB Negeri 2
diketahui dengan N = 10. Berdasarkan per- Sumbawa. Data kemampuan mengenal aksara
hitungan r tabel 0,632 sehingga didapat 11 Satera Jontal pada peserta didik dengan
soal yang dinyatakan valid yaitu item nomor hambatan pendengaran di SLB Negeri 2
1,2,3,5,8,12,14,15,17,19, dan 20. Item soal Sumbawa sebelum penggunaan bahasa isyarat
yang tidak valid dibuang (drop) karena item Satera Jontal adalah sebagai berikut:
soal tersebut tidak dapat mengukur hasil
Tabel 1. Konversi Skor Pretest ke Nilai
belajar peserta didik, sehingga tidak dapat
diujikan kepada sample penelitian dengan Skor Nilai
No Inisial Anak
Pretest Pretest
membuang item soal tersebut.
1 WE 0 0
2. Uji Reliabilitas 2 S 0 0
3 RS 0 0
Dasar pengambilan keputusan dalam uji
4 MRRK 0 0
reliabilitas adalah sebagai berikut jika nilai 5 MRAH 0 0
Cronbach’s alpha > r tabel, maka butir soal 6 PD 1 10
dinyatakan reliabel atau konsisten. Jika nilai 7 ISA 0 0
Cronbach’s alpha < r tabel, maka butir soal 8 S 1 10
dinyatakan tidak reliabel atau tidak konsisten. 9 MR 1 10
10 NP 0 0
Hasil dari uji reliabilitas dapat dilihat bahwa
11 S 6 60
nilai Cronbach’s alpha pada penelitian ini lebih 12 SC 1 10
besar dari r table yaitu 0.949 > 0.632. hasil 13 TAH 0 0
tersebut membuktikan bahwa butir soal pada Sumber : Data perolah nilai kemampuan awal
penelitian ini dinyatakan reliabel. Penelitian peserta didik dengan hambatan pen-
ini telah dilaksanakan selama dua bulan yang dengaran di SLB Negeri 2 Sumbawa
dimulai sejak bulan Oktober sampai bulan
November 2022 pada peserta didik dengan
hambatan pendengaran di SLB Negeri 2
Sumbawa yang berjumlah 13 orang. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
peningkatan kemampuan mengenal aksara
daerah Sumbawa juga terhadap penggunaan
bahasa isyarat satera jontal. Pengukuran
terhadap peningkatan kemampuan dalam
mengenal aksara daerah Sumbawa dilakukan
sebanyak dua kali, yakni tes sebelum peng-
gunaan bahasa isyarat satera jontal (pretest) Gambar 1. Grafik Nilai Pretest
untuk memperoleh gambaran tingkat kemam-
puan awal peserta didik dengan hambatan Berdasarkan hasil perhitungan terhadap
pendengaran. Sedangkan pengukuran kedua skor kemampuan anak dalam mengenal
dilakukan sesudah peserta didik diberikan aksara di daerah Sumbawa tampak perolehan
pengajaran dengan cara penggunaan bahasa nilai peserta didik dengan hambatan pen-
isyarat saterajontal (postest). dengaran pada pretest yang tertinggi yaitu 60
diperoleh oleh peserta didik dengan inisial S,
3. Deskripsi Kemampuan Mengenal Aksara sedangkan nilai terendah adalah 0 diperoleh
Daerah Sumbawa Sebelum Penggunaan oleh peserta didik dengan inisisal WE, S, RS,
Bahasa Isyarat Satera Jontal MRRK, MRAH, ISA, NP dan TAH. Sedangkan
Untuk mengetahui gambaran kemampuan peserta didik dengan inisial PD, S, MR, dan SC
mengenal aksara daerah Sumbawa pada mendapatkan nilai 10. Berdasarkan hal
peserta didik dengan hambatan pendengaran tersebut, maka kategorisasi nilai peserta didik
di SLB Negeri 2 Sumbawa sebelum peng- dengan hambatan pendengaran di SLB Negeri
gunaan bahasa isyarat Satera Jontal dapat
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 954
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
2 Sumbawa dituangkan dalam tabel di bawah
ini:
Tabel 2. Konversi Skor Pretest ke Nilai
Inisial Nilai
No Kategori
Anak Pretest
1 WE 0 Sangat Kurang
2 S 0 Sangat Kurang
3 RS 0 Sangat Kurang
4 MRRK 0 Sangat Kurang
5 MRAH 0 Sangat Kurang Gambar 2. Rekap Kategori Penilaian Pretest
6 PD 10 Sangat Kurang
7 ISA 0 Sangat Kurang
8 S 10 Sangat Kurang 4. Deskripsi Kemampuan Mengenal Aksara
9 MR 10 Sangat Kurang Daerah Sumbawa Setelah Penggunaan Bahasa
10 NP 0 Sangat Kurang Isyarat Satera Jontal
11 S 60 Cukup Untuk mengetahui gambaran kemampuan
12 SC 10 Sangat Kurang mengenal aksara daerah Sumbawa pada
13 TAH 0 Sangat Kurang
Sumber : Data perolah nilai kemampuan awal
peserta didik dengan hambatan pendengaran
peserta didik dengan hambatan pen- di SLB Negeri 2 Sumbawa setelah penggunaan
dengaran di SLB Negeri 2 Sumbawa bahasa isyarat Satera Jontal dapat diketahui
melalui tes akhir (posttest). Data kemampuan
Hasil analisis data seperti yang disajikan
mengenal aksara Satera Jontal pada peserta
pada tabel di atas, diperoleh nilai kemampuan
didik dengan hambatan pendengaran di SLB
awal pada peserta didik dengan hambatan
Negeri 2 Sumbawa setelah penggunaan
pendengaran dalam mengenal aksara daerah
bahasa isyarat Satera Jontal adalah sebagai
Sumbawa di SLB Negeri 2 Sumbawa sebelum
berikut:
penggunaan bahasa isyarat Satera Jontal,
menunjukkan bahwa dari 13 subjek dapat Tabel 3. Konversi Skor Posttest ke Nilai
digambarkan bahwa pada hasil tes awal
Inisial Skor Nilai
(pretest) 12 orang memperoleh kategori No
Anak Posttets Posttest
Sangat Kurang dengan rincian 8 orang anak 1 WE 9 90
memperoleh nilai 0 dan 4 orang memperoleh 2 S 9 90
nilai 10. Sedangkan 1 orang peserta didik 3 RS 9 90
mendapatkan nilai 60 dengan kategori Cukup. 4 MRRK 5 50
5 MRAH 5 50
Dengan demikian, dapat di ketahui bahwa 6 PD 9 90
hasil kemampuan mengenal aksara daerah 7 ISA 9 90
Sumbawa pada peserta didik dengan ham- 8 S 9 90
batan pendengaran sebelum penggunaan 9 MR 10 100
bahasa isyarat Satera Jontal dari 13 peserta 10 NP 8 80
didik belum ada yang mencapai kategori baik. 11 S 10 100
12 SC 10 100
Namun dari 13 peserta didik hanya 1 orang 13 TAH 8 80
yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Sumber : Data perolah nilai kemampuan akhir
dengan kategori penilaian Cukup dan 12 peserta didik dengan hambatan pen-
peserta didik lainnya belum mencapai Kriteria dengaran di SLB Negeri 2 Sumbawa
Ketuntasan Minimal dengan kategori pe-
nilaian Sangat Cukup. Agar lebih jelas, data
tersebut di atas divisualisasikan dalam diag-
ram batang di berikut ini:
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 955
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap TAH, WE, S, RS, PD, ISA dan S dan 2 orang
skor akhir pada kemampuan peserta didik peserta didik berada pada kategori cukup
dalam mengenal aksara daerah Sumbawa yaitu peserta didik dengan inisial MRRK dan
tampak perolehan nilai peserta didik dengan MRAH. Dengan demikian, dapat di ketahui
hambatan pendengaran pada pretest yang bahwa hasil kemampuan mengenal aksara
tertinggi yaitu 100 diperoleh oleh peserta daerah Sumbawa pada peserta didik dengan
didik dengan inisial MR, S, dan SC, sedangkan hambatan pendengaran setelah penggunaan
nilai terendah adalah 50 diperoleh oleh bahasa isyarat Satera Jontal dari 13 peserta
peserta didik dengan inisisal MRRK dan didik, 11 diataranya mendapatkan nilai yang
MRAH. Sedangkan peserta didik dengan inisial mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dengan
NP dan TAH mendapatkan nilai 80 dan kategori Sangat Baik dan 2 orang peserta didik
peserta didik dengan inisial WE, S, RS, PD, S, mendapatkan belum mencapaik Kriteria
ISA mendapatkan nilai 90. Berdasarkan hal Ketuntasan Minimal dengan kategori Cukup.
tersebut, maka kategorisasi nilai peserta didik Untuk lebih jelasnya akan divisualisasikan
dengan hambatan pendengaran di SLB Negeri dalam diagranm berikut:
2 Sumbawa dituangkan dalam tabel di bawah
ini:
Tabel 4. Kategori Penilaian Posttets
Inisial Nilai
No Kategori
Anak Posttest
1 WE 90 Sangat Baik
2 S 90 Sangat Baik
3 RS 90 Sangat Baik
4 MRRK 50 Cukup
5 MRAH 50 Cukup
6 PD 90 Sangat Baik Gambar 4. Rekap Kategori Penilaian Posttest
7 ISA 90 Sangat Baik
8 S 90 Sangat Baik
5. Deskripsi Kemampuan Mengenal Aksara
9 MR 100 Sangat Baik
10 NP 80 Sangat Baik
Daerah Sumbawa Sebelum dan Setelah
11 S 100 Sangat Baik Penggunaan Bahasa Isyarat Satera Jontal
12 SC 100 Sangat Baik Pengujian rumusan masalah yang diajukan
13 TAH 80 Sangat Baik adalah apakah penggunaan bahasa isyarat
Sumber : Data perolah nilai kemampuan akhir Satera Jontal dapat meningkatkan kemam-
peserta didik dengan hambatan pen-
puan mengenal aksara daerah Sumbawa pada
dengaran di SLB Negeri 2 Sumbawa
peserta didik dengan hambatan pendengaran
di SLB Negeri 2 Sumbawa. Untuk kepentingan
disajikan pada tabel di atas, dari 13 peserta
analisis data tersebut di atas dapat dilihat
didik diperoleh nilai akhir hasil belajar ke-
pada tabel perbandingan kemampuan menge-
mampuan mengenal aksara daerah Sumbawa
nal aksara daerah Sumbawa sebelum dan
pada peserta didik dengan hambatan
sesudah penggunaan bahasa isyarat Satera
pendengaran sesudah diberikan perlakuan
Jontal sebagai berikut:
dengan penggunaan bahasa isyarat Satera
Jontal. Berdasarkan hasil analisis data, nilai Tabel 5. Perbandingan kemampuan mengenal
tertinggi diperoleh oleh siswa dengan inisial aksara daerah Sumbawa sebelum dan sesudah
MR, S, dan SC, dan nilai terendah diperoleh penggunaan bahasa isyarat Satera Jontal
oleh siswa dengan inisial MRRK dan MRAH.
Perolehan nilai oleh setiap siswa dengan Tes Awal Tes Akhir
Inisial (Pretest) (Posttest)
inisial MR, S, dan SC memperoleh nilai 100. No
PD
Peserta didik WE, S, RS, PD, ISA, dan S Nilai Kategori Nilai Kategori
memperoleh nilai 90. Peserta didik NP dan
TAH memperoleh nilai 80. Sedangkan MRRK Sangat Sangat
1 WE 0 90
dan MRAH memperoleh nilai 50. Mencermati Kurang Baik
nilai hasil kemampuan mengenal aksara Sangat Sangat
2 S 0 90
daerah Sumbawa terdapat 11 peserta didik Kurang Baik
berada pada kategori sangat baik yaitu Sangat Sangat
3 RS 0 90
peserta didik dengan inisisal MR, S, SC, NP, Kurang Baik
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 956
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
Sangat di atas divisualisasikan dalam diagram batang
4 MRRK 0 50 Cukup
Kurang di berikut ini:
Sangat
5 MRAH 0 50 Cukup
Kurang
Sangat Sangat
6 PD 10 90
Kurang Baik
Sangat Sangat
7 ISA 0 90
Kurang Baik
Sangat Sangat
8 S 10 90
Kurang Baik
Sangat Sangat
9 MR 10 100
Kurang Baik
Sangat Sangat Gambar 5. Diagram kemampuan mengenal
10 NP 0 80
Kurang Baik aksara daerah Sumbawa sebelum dan sesudah
Sangat penggunaan bahasa isyarat Satera Jontal
11 S 60 Cukup 100
Baik
Sangat Sangat Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
12 SC 10 100
Kurang Baik pengaruh penggunaan bahasa isyarat Satera
Sangat Sangat Jontal dalam mengenal aksara daerah
13 TAH 0 80
Kurang Baik Sumbawa pada peserta didik dengan ham-
batan pendengaran di SLB Negeri 2 Sumbawa.
Data pada tabel tersebut menjelaskan Peneliti memilih bahasa isyarat karena sistem
bahwa secara umum maupun secara individu komunikasi yang digunakan oleh peserta didik
kemampuan dalam mengenal aksara daerah dengan hambatan pendengaran adalah bahasa
Sumbawa pada peserta didik dengan ham- isyarat itu sendiri. Penggunaan bahasa isyarat
batan pendengaran di SLB Negeri 2 Sumbawa Satera Jontal itu sendiri diadaptasi dari Sistem
mengalami perubahan ke arah yang lebih baik Isyarat Bahasa Indonesia yang bertujuan agar
dan diperoleh peningkatan. Hal ini terlihat peserta didik tidak membutuhkan waktu yang
pada nilai peserta didik sebelum penggunaan lama dalam menghafal maupun memahami
bahasa isyarat Satera Jontal. Pada tes awal isyarat aksara ini dikarenakan peserta didik
nilai hanya 1 orang yang mendapatkan nilai sudah lancar menggunakan SIBI. Pada
Kriteria Ketuntasan Minimal sedangkan 12 penelitian ini, peneliti menggunkanan jenis
orang lainnya mendapatkan nilai belum penelitian One Group Pretest-Posttest Design.
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Untuk Pada proses penelitian, yang akan dilakukan
menangani masalah di atas, peneliti mem- pertama kali adalah memberi tes awal ter-
berikan alternatif penyelesaian masalah yaitu hadap anak dengan hambatan pendengaran.
pembelajaran dengan penggunaan bahasa Kemudian setelah tes awal, peneliti me-
isyarat Satera Jontal. Sesudah penggunaan lanjutkan penelitian dengan memberikan
bahasa isyarat Satera Jontal maka diberikan perlakuan atau intervensi berupa penggunaan
tes akhir (postest). Kemudian pada tes akhir bahasa isyarat Satera Jontal dan setelah itu
atau sesudah penggunaan bahasa isyarat diberikan tes akhir. Berdasarkan hasil pene-
Satera Jontal nilai yang diperoleh masing- litian mengenai perbandingan nilai statistik
masing peserta didik yaitu, 11 orang menunjukkan bahwa jumlah sampel adalah 13
memperoleh kategori Sangat Baik dengan orang, nilai pretest untuk nilai terendah yaitu
rincian 2 orang anak memperoleh nilai 80, 6 0 dan nilai tertinggi adalah 60. Nilai posttest
orang memperoleh nilai 90 dan 3 orang untuk nilai terendah yaitu 50 dan nilai
memperoleh nilai 100. Sedangkan 2 orang tertinggi yaitu 100. Rata-rata pretest 7,69 dan
peserta didik mendapatkan nilai 50 dengan rata-rata posttest 84,62.
kategori Cukup. Dari analisis data di atas Untuk menjawab rumusan masalah per-
tampak bahwa nilai tertinggi yaitu 100 dan tama dapat dilihat dari hasil analisis data yang
berada pada kategori sangat baik diperoleh sudah dipaparkan pada di atas, diperoleh
oleh speserta didik dengan inisial MR, S, dan bahwa nilai kemampuan awal pada peserta
SC. Untuk peserta didik dengan inisial MRRK didik dengan hambatan pendengaran dalam
dan MRAH berada pada kategori Cukup mengenal aksara daerah Sumbawa di SLB
dengan nilai 50. Agar lebih jelas, data tersebut Negeri 2 Sumbawa sebelum penggunaan
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 957
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
bahasa isyarat Satera Jontal, menunjukkan Sedangkan jawaban rumusan masalah
bahwa dari 13 subjek dapat digambarkan ketiga adalah secara umum maupun secara
bahwa pada hasil tes awal (pretest) 12 orang individu kemampuan dalam mengenal aksara
memperoleh kategori Sangat Kurang dengan daerah Sumbawa pada peserta didik dengan
rincian 8 orang anak memperoleh nilai 0 dan 4 hambatan pendengaran di SLB Negeri 2
orang memperoleh nilai 10. Sedangkan 1 Sumbawa mengalami perubahan ke arah yang
orang peserta didik mendapatkan nilai 60 lebih baik dan diperoleh peningkatan. Hal ini
dengan kategori Cukup. Dengan demikian, terlihat pada nilai peserta didik sebelum
dapat di ketahui bahwa hasil kemampuan penggunaan bahasa isyarat Satera Jontal. Pada
mengenal aksara daerah Sumbawa pada tes awal nilai hanya 1 orang yang mendapat-
peserta didik dengan hambatan pendengaran kan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
sebelum penggunaan bahasa isyarat Satera sedangkan 12 orang lainnya mendapatkan
Jontal dari 13 peserta didik belum ada yang nilai belum mencapai Kriteria Ketuntasan
mencapai kategori baik. Namun dari 13 Minimal. Untuk menangani masalah di atas,
peserta didik hanya 1 orang yang mencapai peneliti memberikan alternatif penyelesaian
Kriteria Ketuntasan Minimal dengan kategori masalah yaitu pembelajaran dengan peng-
penilaian Cukup dan 12 peserta didik lainnya gunaan bahasa isyarat Satera Jontal. Sesudah
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal penggunaan bahasa isyarat Satera Jontal maka
dengan kategori penilaian Sangat Cukup. diberikan tes akhir (postest). Kemudian pada
Dengan demikian, dapat di ketahui bahwa tes akhir atau sesudah penggunaan bahasa
hasil kemampuan mengenal aksara daerah isyarat Satera Jontal nilai yang diperoleh
Sumbawa pada peserta didik dengan ham- masing-masing peserta didik yaitu, 11 orang
batan pendengaran setelah penggunaan memperoleh kategori Sangat Baik dengan
bahasa isyarat Satera Jontal dari 13 peserta rincian 2 orang anak memperoleh nilai 80, 6
didik, 11 diataranya mendapatkan nilai yang orang memperoleh nilai 90 dan 3 orang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dengan memperoleh nilai 100. Sedangkan 2 orang
kategori Sangat Baik dan 2 orang peserta didik peserta didik mendapatkan nilai 50 dengan
mendapatkan belum mencapaik Kriteria Ke- kategori Cukup. Dari analisis data di atas
tuntasan Minimal dengan kategori Cukup. tampak bahwa nilai tertinggi yaitu 100 dan
Kemudian pada jawaban rumusan masalah berada pada kategori sangat baik diperoleh
kedua yang diperoleh sesuai dengan hasil oleh speserta didik dengan inisial MR, S, dan
analisis seperti yang sudah disajikan di atas SC. Untuk peserta didik dengan inisial MRRK
didapatkan bahwa dari 13 peserta didik dan MRAH berada pada kategori Cukup
diperoleh nilai akhir hasil belajar kemampuan dengan nilai 50.
mengenal aksara daerah Sumbawa pada
peserta didik dengan hambatan pendengaran IV. SIMPULAN DAN SARAN
sesudah diberikan perlakuan dengan cara A. Simpulan
penggunaan bahasa isyarat Satera Jontal. Berdasarkan hasil penelitian dan data yang
Berdasarkan hasil analisis data, nilai tertinggi telah ada, maka penelitian dapat disimpulkan
diperoleh oleh siswa dengan inisial MR, S, dan sebagai berikut:
SC, dan nilai terendah diperoleh oleh siswa 1. Hasil kemampuan mengenal aksara daerah
dengan inisial MRRK dan MRAH. Perolehan Sumbawa pada peserta didik dengan ham-
nilai oleh setiap siswa dengan inisial MR, S, batan pendengaran sebelum penggunaan
dan SC memperoleh nilai 100. Peserta didik bahasa isyarat Satera Jontal dari 13 peserta
WE, S, RS, PD, ISA, dan S memperoleh nilai 90. didik belum ada yang mencapai kategori
Peserta didik NP dan TAH memperoleh nilai baik. Namun dari 13 peserta didik hanya 1
80. Sedangkan MRRK dan MRAH memperoleh orang yang mencapai Kriteria Ketuntasan
nilai 50. Mencermati nilai hasil kemampuan Minimal dengan kategori penilaian Cukup
mengenal aksara daerah Sumbawa terdapat dan 12 peserta didik lainnya belum
11 peserta didik berada pada kategori sangat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
baik yaitu peserta didik dengan inisisal MR, S, dengan kategori penilaian Sangat Cukup.
SC, NP, TAH, WE, S, RS, PD, ISA dan S dan 2 2. Hasil kemampuan mengenal aksara daerah
orang peserta didik berada pada kategori Sumbawa pada peserta didik dengan ham-
cukup yaitu peserta didik dengan inisial MRRK batan pendengaran setelah penggunaan
dan MRAH. bahasa isyarat Satera Jontal dari 13 peserta
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 958
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
didik, 11 diataranya mendapatkan nilai dengan sehingga memungkinkan komuni-
yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan kasi yang lebih komplit.
Minimal dengan kategori Sangat Baik dan 2
orang peserta didik mendapatkan belum DAFTAR RUJUKAN
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Aidah, Siti Nur, dan Tim Penerbit KBM Indonesia.
dengan kategori Cukup. 2020. Cara Efektif Penerapan Metode Dan
3. Penggunaan metode pembelajaran bahasa Model Pembelajaran. Bantul: Penerbit KBM
isyarat memberikan pengaruh positif Indonesia.
terhadap kemampuan anak yaitu dapat
meningkatkan kemampuan anak dengan Alfian, Erwin, S. Sn, M. Ds, Erwin Alfian, S. Sn, dan
hambatan pendengaran di SLB Negeri 2 M. Ds. 2014. Penggunaan Unsur Aksara
Sumbawa dalam mengenal aksara satera Nusantara Pada Huruf Modern
jontal. Hal ini terlihat pada nilai peserta (Pendahuluan Metodologi Aksara
didik sebelum penggunaan bahasa isyarat Nusantara). V(01):42–48.
Satera Jontal. Pada tes awal nilai hanya 1
Alkon, Abbey, Jane Bernzweig, Lynda Boyer-Chu,
orang yang mendapatkan nilai Kriteria
Judy Calder, dan Lyn Dailey. 2006.
Ketuntasan Minimal sedangkan 12 orang
“Children with Disabilities and Other
lainnya mendapatkan nilai belum mencapai
Special Needs.” California Childcare Health
Kriteria Ketuntasan Minimal. Kemudian
Program (510):111–17.
pada tes akhir atau sesudah penggunaan
bahasa isyarat Satera Jontal nilai yang Ambarsari, Maria Agustin. 2022. Mengenal ABK
diperoleh masing-masing peserta didik (Anak Berkebutuhan Khusus). Tangerang:
yaitu, 11 orang memperoleh nilai yang PT Human Persona Indonesia.
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
dengan kategori Sangat Baik sedangkan 2 Aprizan, Ikhsan Maulana Putra, dan Sundahry.
orang peserta didik mendapatkan nilai 2022. Penelitian Tindakan Kelas. Klaten:
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Penerbit Lakeisha.
Minimal dengan kategori Cukup.
Aranta, Arik, Fitri Bimantoro, dan I. Putu Teguh
B. Saran Putrawan. 2020. “Penerapan Algoritma
Saran yang diberikan peneliti sesuai Rule Base Dengan Pendekatan Hexadesimal
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Pada Transliterasi Aksara Bima Menjadi
oleh peneliti adalah sebagai berikut: Huruf Latin.” Jurnal Teknologi Informasi,
1. Sebaiknya sebelum memulai pembelajaran Komputer, Dan Aplikasinya (JTIKA )
seorang guru peserta didik berkebutuhan 2(1):130–41. doi: 10.29303/jtika.v2i1.96.
khusus harus melakukan identifikasi dan
asesmen sebagai langkah awal dalam mem- Arikunto. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
berikan intervensi kepada peserta didik Jakarta: Bumi Aksara.
berkebutuhan khusus.
2. Sebaiknya sebelum memulai pembelajaran Atmaja, Jati Rinakri. 2018. Pendidikan Dan
seorang guru harus cermat dalam memilih Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus.
metode pembelajaran yang akan digunakan Bandung: PT/ Remaja Rosda Karya.
dalam proses belajar mengajar yang di- Darman, Regina Ade. 2020. Belajar Dan
dasari oleh kemampuan yang dimiliki
Pembelajaran. Bogor: Guepedia.
peserta didik khususnya peserta didik
berkebutuhan khusus. Desiningrum, Dinie Ratri. 2016. Psikologi Anak
3. Hendaknya dalam mengajarkan anak Berkebutuhan Khusus. Cetakan Pe.
dengan hambatan pendengaran atau tuna- Yogyakarta: Psikosain.
rungu sebaiknya menggukan sistem
komunikasi total, dimana metode ini juga Erikha, Fajar. 2018. “Geliat Akasara Dan Bahasa
menerapkan penggunaan dari berbagai Ganda Dalam Papan Nama Jalan Di
bentuk metode komunikasi dalam mening- Indonesia.” Seminar Dan Lokakarya
katkan keterampilan Bahasa. Komunikasi Pengutamaan Bahasa Negara 226–238.
Total atau Komtal juga mencakup cara
komunikasi meliputi bicara, baca ujaran,
isyarat, ejaan jari, membaca, dan menulis
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 959
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
Gunawan, Dudi. 2008. “Modul Guru Pembelajar Marliana, Elli, dan Iwan Jazadi. 2020. “The Need
Slb Tunarungu Kelompok Kompetensi a.” To Revive Satera Jontal An Endangered
Pppptk Tk Dan Plb Bandung 2016. Script In Sumbawa Regency.” (2017):691–
98.
Haenudin. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus Tunarungu. Jakarta: Luxima. Mua’awwanah, Uyu, Ricka Tesi Muskania,
Uswatun Hasanah, Imas Mastoah, Sulistyani
Hamalik, Oemar. 2015. Kurikulum Dan Puteri Ramadhan, Nur Latifah, Robiatul
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Munajah, Ana Nurhasnah, Rossi Iskandar,
dan Luthfi Hamdani Maulana. 2021. Buku
Haswanto, Naomi. 2009. “Aksara Daerah Dan
Strategi Pembelajaran Bagi Anak
Budaya Visual Nusantara Sebagai Gagasan
Berkebutuhan Khusus. Banten: Media
Perancangan Typeface (Font) Latin.” Jurnal
Madani.
Komunikasi Visual 2:25–31. doi:
10.36456/b.nusantara.vol2.no1.a700. Nugraheni, Aninditya Sri, Alma Pratiwi Husain,
dan Habibatul Unayah. 2021. “Optimalisasi
Heward, William L. 2013. Exceptional Children:
Penggunaan Bahasa Isyarat Dengan Sibi
An Introduction to Special Education 10th
Dan Bisindo Pada Mahasiswa Difabel
Edition. New Jearsey: Pearson Education,
Tunarungu Di Prodi Pgmi Uin Sunan
Inc.
Kalijaga.”
Irdamurni. 2018. Memahami Anak Berkebutuhan
Nurdin, Ismail, dan Sri Hartati. 2019. Metodologi
Khusus. Kuningan: Goresan Pena.
Penelitian Sosial. Surabaya: Media Sahabat
Ismayani, Ade. 2019. Metodologi Penelitian. Cendekia.
Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
Ovan, dan Andika Saputra. 2020. CAMI : Aplikasi
Ivony, Titi, dan Liliek Desmawati. 2018. “Strategi Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
Pembelajaran Anak Autis Di SLB Autisma Penelitian Berbasis Web. Takalar: Yayasan
Yogasmara.” Jurnal Eksistensi Pendidikan Ahmar Cendekia Indonesia.
Luar Sekolah 17–24.
Pradikja Hendra, Maharoni, Herman Tolle, dan
Kristiana, Ika Febrian dan Widayanti, Costrie Komang Candra Brata. 2018.
Ganes. 2016. Buku Ajar Psikologi Anak “Pengembangan Aplikasi Pembelajaran
Berkebutuhan Khusus. Pertama. Semarang: Bahasa Isyarat Berbasis Android Tablet.”
UNDIP Press. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi
Dan Ilmu Komputer (J-PTIIK) Universitas
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Brawijaya 2(8):2548–2964.
Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Pratiwi, MM Shinta. 2011. “Psikologi Anak
Persada. Berkebutuhan Khusus. Semarang:
Semarang University Press
Lisinus, Rafael, dan Pastiria Sembiring. 2020.
Pembinaan Anak Berkebutuhan Khusus Rahmah, Fifi Nofia. 2018. “Problematika Anak
(Sebuah Perspektif Bimbingan Dan Tunarungu Dan Cara Mengatasinya.”
Konseling). Medan: Yayasan Kita Menulis. Quality 6(1):1. doi:
10.21043/quality.v6i1.5744.
Mamik. 2015. Metodologi Kualitatif. Sidoarjo:
Zifatama Publisher. Ramadhani, Rahmi, Masrul, Dicky Nofriansyah,
Mustofa Abi Hamid, I. Ketut Sudarsana,
Mardiani, Evi, dan Siti Romlah Noerhodijah. Sahri Janner Simarmata, Meilani Safitri, dan
2015. “Penyusunan Modul Pembelajaran Suhelayanti. 2020. Belajar Dan
Jaringan Tumbuhan Berbasis Hakikat Pembelajaran: Konsep Dan Pengembangan.
Sains.” Biodidaktika, Jurnal Biologi Dan Medan: Yayasan Kita Menulis.
Pembelajarannya 10(2). doi:
10.30870/biodidaktika.v10i2.601. Ramdhan, Muhammad. 2021. Metode Penelitian.
Surabaya: Cipta Media Nusantara.
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 960
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (952-961)
Setiawan, Imam. 2020. A to Z Anak Berkebutuhan Switri, Endang. 2020. Pendidikan Anak
Khusus. Sukabumi: CV Jejak. Berkebutuhan Khusus. Pasuruan: CV.
Penerbit Qiara Media.
Shiohara, Asako. 2014. “The Satera Jontal Script
in the Sumbawa District in Eastern Totok Bintoro. 2010. “Kemampuan Komunikasi
Indonesia.” 1–8. Anak Tunarungu.” Perspektif Ilmu
Pendidikan 22(XIII):13.
Siyoto, Sandu, dan M. Ali Sodik. 2015. Dasar
Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Warsiman. 2022. Panduan Praktis Penelitian
Media Publishing. TIndakan Kelas (PTK). Malang: Media Nusa
Creative.
Somantri, Sutjihati. 2012. Psikologi Anak Luar
Biasa. Bandung: Refika Aditama. Widodo, Arif, Muhammad Tahir, Asrin Asrin,
Umar Umar, dan Helmi Anisah. 2020.
Sudijono, Anas. 2012. “Pengantar Evaluasi “Profil Pengetahuan Siswa Sekolah Dasar
Pendidikan.” Jakarta: Raja Grafindo Terhadap Aksara Lokal Satera Jontal (Studi
Persada. Deskriptif Di Sdn Lampok Sumbawa
Barat).” Jurnal Didika: Wahana Ilmiah
Sulthon. 2020. Pendidikan Anak Berkebutuhan
Pendidikan Dasar 6(2):168–80. doi:
Khusus. Depok: Rajawali Pers.
10.29408/didika.v6i2.2704.
Sumargo, Bagus. 2020. Teknik Sampling. Jakarta:
Yulianti, Riska, I. Gede Pasek Suta Wijaya, dan
UNJ Press.
Fitri Bimantoro. 2019. “Pengenalan Pola
Suryabrata. 2014. Metodologi Penelitian. Jakarta: Tulisan Tangan Suku Kata Aksara Sasak
PT Raja Grafindo Persada. Menggunakan Metode Moment Invariant
Dan Support Vector Machine.” Journal of
Susanti, H. 2012. Cara Memahami Dan Mendidik Computer Science and Informatics
Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Engineering (J-Cosine) 3(2):91–98. doi:
Gosjen Publishing. 10.29303/jcosine.v3i2.181.
Sutoyo. 2021. Teknik Penulisan Penelitian Zaitun. 2017. Pendidikan Anak Berkebutuhan
Tindakan Kelas. Surakarta: UNISRI Press. Khusus. Pekanbaru: Kreasi Edukasi.
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 961