You are on page 1of 15

MAKALAH GEOGRAFI

KELAS X.5
TANAH LONGSOR DI KELURAHAN RANCAMAYA BOGOR
SELATAN

Anggota Kelompok 5 :
1. Adelio Albern
2. Chelsea Oktaviyana
3. Tirta A Hermawan
4. Titania Andhari Putri
5. Ghani Nandana
6. Sultan Muria

Guru : Rizki Fadillahsari S.Pd.


Pelajaran : Geografi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya sehingga makalah berjudul
"Tanah Longsor Di Kelurahan Rancamaya, Bogor Selatan” dapat selesai dengan baik. Kami
kelompok 5 selaku penulis dari makalah ini, berharap agar makalah ini dapat menambah
pengetahuan tentang peristiwa tanah longsor, baik dari gejala dan akibatnya, salah satunya tanah
longsor di kelurahan Rancamaya. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Tuhan YME karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa
sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada guru IPS
kami, Bu Rizki Fadillahsari S.Pd., yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami. Harapan
kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Sang Pencipta. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena
itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi makalah kami.

Makalah ini kami buat dengan tujuan agar pembaca mengetahui kejadian tanah longsor di
Kelurahan Rancamaya, Bogor Selatan. Kami telah mengusahakan agar pembahasan yang telah
kami tuliskan dapat membuat para pembaca mengetahui rinci kejadiannya, dari penyebab hingga
dampak nya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan laporan ini, baik
dari segi kosakata, tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca yang kemudian akan penulis jadikan sebagai
evaluasi.

Demikian semoga makalah Tanah Longsor Di Kelurahan Rancamaya, Bogor Selatan ini
bisa bermanfaat bagi para pembaca sebagai sumber informasi mengenai bencana tanah longsor,
baik secara keseluruhan ataupun di Kelurahan Rancamaya, Bogor Selatan.

Bekasi, 10 Oktober 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………….. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………..2
1.3 TUJUAN………………………………………………………………………... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN………………………………………………………………..... 3
2.2 PENYEBAB……………………………………………………………………. 3
2.3 DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF…………………………………………..5
2.4 UPAYA PENANGGULANGAN……………………………………………….6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 TEMPAT DAN WAKTU………………………………………………………. 8
3.2 METODE PENELITIAN………………………………………………………..8
3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA…………………………………………… 8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN………………………………………………………………….9
4.2 SARAN…………………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bencana alam adalah salah satu fenomena yang dapat terjadi setiap saat, dimanapun dan
kapanpun sehingga menimbulkan risiko atau bahaya terhadap kehidupan manusia, baik
kerugian harta benda maupun korban jiwa manusia. Bencana tanah longsor merupakan salah
satu bencana alam geologi yang dapat menimbulkan korban jiwa dan kerugian material yang
sangat besar, seperti terjadinya pendangkalan, terganggunya jalur lalu lintas, rusaknya lahan
pertanian, permukiman, jembatan, saluran irigasi dan prasarana fisik lainnya.

Pengertian tanah longsor itu sendiri adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau ke
luar lereng. Tanah longsor terjadi kerena ada gangguan kestabilan pada tanah/ batuan
penyusun lereng. Gangguan kestabilan lereng tersebut dapat dikontrol oleh kondisi morfologi
(terutama kemiringan lereng), kondisi batuan/tanah penyusun lereng, dan kondisi hidrologi
atau tata air pada lereng. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu
faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang
mepengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut.

Terjadinya pada lereng tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusunannya, struktur
geologi, curah hujan dan penggunaan lahan. Tanah longsor umumnya terjadi pada musim
hujan dengan curah hujan yang tinggi. Potensi Tanah yang kasar akan lebih berisiko terjadi
longsor karena tanah tersebut mempunyai kohesi agregat tanah yang rendah.

Mengingat kejadian bencana alam di daerah kelurahan Rancamaya, Bogor Selatan. Dilihat
dari karateristik wilayah kota bogor maka dilakukan pemetaan daerah risiko tanah longsor
dengan pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang bertujuan untuk memberikan
informasi lokasi-lokasi yang memiliki risiko bencana tanah longsor. Pada kenyataannya
Badan Penanggulangan Bencana Daerah belum memiliki peta risiko bencana. Padahal adanya
pemetaan risiko bencana menjadi sangat penting dalam penataan penanggulangan bencana
yang matang, terarah dan terpadu.

1
Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang
memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit adalah
sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut
lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun
dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.

Perkembangan Sistem Informasi Geografis (SIG) mampu menyediakan informasi data


geospasial seperti objek dipermukaan bumi secara cepat, sekaligus menyediakan sistem
analisis keruangan yang akurat. Sehingga dapat dilakukan upaya mitigasi bertujuan mencegah
risiko yang berpotensi menjadi bencana atau mengurangi efek dari bencana ketika bencana itu
terjadi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang muncul dari latar belakang penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya
adalah sebagai berikut :
1.Apa penyebab kejadian longsor di Kelurahan Rancamaya, Bogor Selatan?
2.Apa dampaknya terhadap daerah Kelurahan Rancamaya?
3.Apa upaya pencegahan jika ada longsor susulan?

1.3 TUJUAN

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah


1. Mengetahui penyebab terjadinya longsor di Kelurahan Rancamaya, Bogor Selatan
2. Mengetahui dampak tanah longsor tehadap daerah Kelurahan Rancamaya
3. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah longsor susulan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Tanah longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi
karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya
bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua
faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor
yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor
yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Berikut beberapa dari tokoh yang
telah dipublikasikan di beberapa pustaka:

1. Skempton dan Hutchinson (1969) tanah longsor atau gerakan tanah didefinisikan
sebagai gerakan menuruni lereng oleh massa tanah dan atau batuan penyusun lereng akibat
tergangguanya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut.

2. Cruden (1991) mengatakan longsoran sebagai pergerakan tanah suatu massa batuan, tanah,
atau bahan rombakan meterial penyusun lereng (yang merupakan percampuran tanah dan
batuan) menuruni lereng.

3. Brook dkk (1991) mengatakan bahwa tanah longsor adalah salah satu bentuk dari gerak
massa tanah, batuan dan runtuhan batuan/tanah yang terjadi seketika yang bergerak
menuju lereng-lereng bawah yang dikendalikan oleh gaya gravitasi dan meluncur dari atas
suatu lapisan kedap yang jenuh air (bidang luncur). Oleh karena itu tanah longsor dapat juga
dikatakan sebagai bentuk erosi.

4. Selby (1993) menjelaskan longsoran hanya tepat diterapkan pada proses pergerakan
massa yang melalui bidang gelincir yang jelas.

5. Dwikorita (2005) longsor adalah gerakan menuruni atau keluar lereng oleh massa tanah
atau batuan penyusun lereng ataupun percampuran keduanya sebagai bahan rombakan, akibat
terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusunnya.

2.2 PENYEBAB
Tanah Longsor biasanya terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya
penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dari kepadatan tanah.
Penyebab

umumnya adalah tambahan beban di atas tanah. Untuk di Kelurahan Rancamaya sendiri
penyebabnya adalah hujan.

Berikut ini adalah faktor faktor yang berhubungan dalam tanah longsor:

1) Hujan

Hujan lebat pada awal musim dapat menyebabkan bencana longsor karena air akan masuk ke
tanah dan terakumilasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan Gerakan lateral.

2) Lereng Terjal
Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, laut, dan angin.
Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 derajat apabila ujung
lerengnya terjal dan bidang longsornya mendatar.
3) Tanah yang kurang padat
Tanah jenis ini memiliki berpotensi jadi penyebab longsor terutama bila terjadi hujan. Selain
itu, tanah ini sangat rentan terhadeap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan
pecah Ketika hawa terlalu panas.
4) Batuan yang Kurang kuat
Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil,
pasir, dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah bila
mengalami proses pelapukan dan rentan terhadap longsor bila ada lereng yang terjal.
5) Jenis tata lahan
Pada lahan pesawahan, akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah
menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor.

Tanah Longsor terjadi jika dipenuhi tiga keadaan, yaitu:

1. Kelerengan yang curam,


2. Terdapat bidang peluncur di bawah permukaan tanah yang kedap air,
3. Terdapat cukup air (dari hujan) di dalam tanah di atas lapisan kedap, sehingga
tanah jenuh air. Air hujan yang jatuh dari di atas permukaan tanah kemudian
menjenuhi tanah sangat menentukan kestabilan lereng, yaitu menurunnya
tanah sangat menentukan kestabilan lereng, menurunnya ketahanan geser
tanah (t) yang jauh lebih besar dari penurunan tekanan geser tanah (s),
sehingga faktor keamanan lereng (F) menurun tajam (F=t/s), menyebabkan
lereng rawan longsor.
4

Gambar 2.1 Ilustrasi tipe tipe tanah longsor

2.3 DAMPAK POSITIF DAN DAMPAK NEGATIF

Dampak Positif :

- Meningkatkan rasa peduli terhadap korban bencana dan kepedulian terhadap sesama dan
lingkungan.
- Meningkatkan kesadaran diri supaya tidak melakukan penebangan hutan, memperluas
lahan ataupun pemanfaatan hutan yang merugikan.
- Menjadikan sikap waspada dan siaga bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang rawan
terhadap tanah longsor.
- Bisa menjadikan motivasi dan penelitian oleh para ahli geologi apa yang bisa
menyebabkan tanah longsor terjadi.
5
- Mempercepat dan memperbanyak proses peleburan batu dalam tanah.

Dampak Negatif :

- Mengakibatkan rumah-rumah masyarakat di daerah Kelurahan Rancamaya, lebih tepatnya


di Gang Dodol RT 01/RW 02.
- Mengakibatkan banyak korban luka.
- Mengakibatkan kegiatan perekonomian terganggu di sekitar daerah.
- Kerugian bagi negara karena infrastruktur yang tertimbun oleh tanah longsor.
- Memutus jalur transportasi ketika tanah longsor menimbun jalanan utama.

2.4 UPAYA PENANGGULANGAN

Upaya Menanggulangi Tanah Longsor :

- Membuat benteng atau beton.


Benteng atau beton ini bisa berupa bangunan dari semen yang menutupi tebing atau lereng
tersebut. Hal ini bisa meminimalisir terjadinya tanah longsor karena akan tertahan oleh
benteng tersebut sehingga tidak mudah longsor.
- Tidak menebang pohon di lereng.
Akar-akar pohon sangat berguna untuk membuat struktur tanah menjadi lebih kuat,
sehingga tidak mudah terjadi longsor.
- Tidak membangun rumah persis di bawah lereng atau tebing.
Hal ini bertujuan untuk meminimalisir adanya korban jiwa serta rusaknya rumah dan juga
bangunan yang termasuk dalam kerugian material.
- Tidak membuat sawah di lereng.
Hal ini karena tanah pesawahan tersebut bertekstur gembur supaya mudah untuk ditanami.
Dari pada dibuka untuk lahan persawahan, lebih baik di jadikan hutan dengan tanaman-
tanaman yang tinggi dan berakar kuat, supaya bisa menyelamatkan kekuatan struktur
tanah tersebut sehingga tidak longsor.
- Membuat Terasering.
Hal ini karena untuk memperkecil penekanan sehingga tanah tidak mudah longsor karena
tertahan oleh bagian-bagian yang datar.

6
- Memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
Penyuluhan ini bisa berarti himbauan kepada masyarakat mengenai bencana tanah
longsor, waktu yang berpotensi untuk menyebabkan tanah longsor serta tanda tanda akan
terjadinya tanah longsor.
- Melakukan upaya preventif.
Salah satu upaya preventif untuk menanggulangi terjadinya tanah longsor antara lain
adalah mengecek keadaan tanah apakah ada retakan atau tidak.
- Memanfaatkan SIG
Memanfaatkan SIG untuk memberikan informasi lokasi-lokasi yang memiliki risiko
bencana tanah longsor.

Gambar 2.2 Terasering sebagai salah satu upaya pencegahan tanah longsor
7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 TEMPAT DAN WAKTU


Tempat: SMAN 1 BEKASI
Waktu : Senin, 10 Oktober 2022

3.2 METODE PENELITIAN


Metode penelitian yang kami gunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah
metode penelitian yang menggambarkan karakteristik populasi atau fenomena yang sedang
diteliti. Sehingga metode penelitian satu ini fokus utamanya adalah menjelaskan objek
penelitiannya. Sehingga menjawab apa peristiwa atau apa fenomena yang terjadi.

3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data yang kami gunakan adalah studi pustaka. Teknik ini digunakan
untuk menelaah buku, pencarian literatur, catatan, dan laporan yang berhubungan dengan
penelitian. Proses studi pustaka ini juga dipakai untuk mengumpulkan data. Nantinya penulis
mencantumkan data tersebut dalam karya ilmiah. Pemakaian data dalam karya ilmiah ini juga
mendukung sumber data yang valid.

8
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Tanah longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang
terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti
jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.
Penyebab terjadinya tanah longsor di Kelurahan Rancamaya, Bogor Selatan adalah hujan
deras. Terdapat cukup air (dari hujan) di dalam tanah di atas lapisan kedap, sehingga tanah
jenuh air. Air hujan yang jatuh dari di atas permukaan tanah kemudian menjenuhi tanah
sangat menentukan kestabilan lereng, yaitu menurunnya tanah sangat menentukan
kestabilan lereng, menurunnya ketahanan geser tanah, yang kemudian menyebabkan tanah
longsor
Upaya penanggulangan sebelum tanah longsor sendiri masih belum di publikasi, tetapi
upaya yang dilakukan oleh BPBD Kota Bogor adalah asesmen dan pemberian terpal.
Asesmen dilakukan untuk menelusuri kejadian yang terjadi agar BPBD dapat menemukan
upaya pencegahan longsor susulan. Terpal diberikan sebagai pos darurat para korban bencana
tanah longsor di daerah tersebut
Dampak positif dari hal ini ialah meningkatnya kesadaran para warga akan alam dan
meningkatnya kepedulian social terhadap korban bencana. Dampak negatifnya adalah
kerugian material, korban luka, infrastuktur hancur, dsb.

4.2 SARAN

Saran dari kami untuk pemerintah adalah melakukan pemetaan risiko. Pemetaan risiko
bencana menjadi sangat penting dalam penataan penanggulangan bencana yang matang,
terarah dan terpadu. Selain hal tersebut, sosialisasi terhadap warga juga penting. Sosialisasi
terhadap warga dapat menumbuhkan kesadaran warga sekitar untuk lebih peduli kepada alam

Saran dari kami untuk para pembaca adalah menggunakan informasi yang tertera di sini
sebaik-baiknya dan mengaplikasikannya untuk membantu mengatasi bencana tanah longsor di
kemudian hari.

9
DAFTAR PUSTAKA
Cicik Novita. 2021. “Apa itu Tanah Longsor: Pengertian, Jenis-jenis, & Proses Terjadinya”,
https://tirto.id/apa-itu-tanah-longsor-pengertian-jenis-jenis-proses-terjadinya-gaF3, diakses
pada 9 Oktober 2022 pukul 13.07.

TRC-PB BPBD Kota Bogor. 2018. “TANAH LONGSOR DI KELURAHAN RANCAMAYA,


BOGOR SELATAN”, https://bpbd.kotabogor.go.id/riwayat/detail/508, diakses pada 9 Oktober
2022 pukul 13.05.

Nur Lailatul Maghfiroh. 2022. “Sistem Informasi Geografis (SIG) : Pengertian, Komponen,
Analisis, dan Fungsi”, https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/sistem-informasi-geografis-sig-
pengertian-komponen-analisis-dan-fungsi, diakses pada 9 Oktober 14.36.

Kanya Anindita Mutiarasari. 2022. “Faktor Penyebab Tanah Longsor: Penjelasan dan Jenis-
jenis Longsor”, https://news.detik.com/berita/d-6223169/faktor-penyebab-tanah-longsor-
penjelasan-dan-jenis-jenis-longsor, diakses pada 9 Oktober 21.09.

Penadidik. 2017. “16 Dampak Tanah Longsor Terhadap Lingkungan dan Masyarakat”,
https://ilmugeografi.com/bencana-alam/dampak-tanah-longsor, diakses pada 8 Oktober 16.29.

10

You might also like