You are on page 1of 19

Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Pencemaran Lingkungan

CURRENT ISSUE PENCEMARAN TANAH

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
A. Dinah Adilah K111 15 326
Yuyun Lestari K111 15 054
Andi Sriwahyuni.P K111 15 009
Andi Mutmainna Andis K111 15 026
Nurul Muhlisyah.A K111 15 048
Maya Ivana Awi K111 15 068
Evangelina Toding K111 15 334
Natalie Musu K111 15 512
Aryangga Pratama K111 15 521
Andi Muh. Ilham K111 15 535

DEPARTEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan taufik-Nya lah sehingga makalah dengan judul current issue
pencemaran tanah dapat terselesaiakan dengan tepat waktu. Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah agar penulis dan pembaca dapat mengetahui bagaimana gambaran
pencemaran tanah saat ini, apa saja faktor penyebab dan dampak yang diakibatkan
oleh terjadinya pencemaran tanah, juga dapat mengetahui kasus-kasus pencemaran
yang pernah terjadi baik nasional maupun internasional serta mengetahui cara
penanggulangannya.
Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan dan mungkin tidak sesuai dengan harapan berbagai pihak. Oleh karena
itu, saran dan kritikan yang sifatnya konstruktif, sangat diharapkan oleh penulis.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
teman-teman mahasiswa, serta yang membacanya.

Makassar, 12 Mei 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pencemaran Tanah .............................................................................. 3
B. Penyebab Pencemaran Tanah .............................................................. 5
C. Dampak Pencemaran Tanah ................................................................ 6
D. Kasus-kasus Pencemaran Tanah ......................................................... 8
E. Penanggulangan Pencemaran Tanah ................................................... 11
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk serta peningkatan jumlah kegiatan
pembangunan yang mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penggunaan lahan
di Indonesia. Sering dijumpai pola penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan
kaidah penataan ruang dan kemampuan serta kesesuaian lahan, sehingga timbul
masalah seperti lahan kritis, hilangnya lahan pertanian yang subur, dan terjadinya
pencemaran tanah. Pertumbuhan ekonomi dan industri yang menyebabkan
terjadinya kecenderungan kepada perubahan siklus alami, terutama mengenai
perubahan-perubahan sungai dan kegiatan lain yang dapat mengurangi
produktivitas biologis.
Seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia
banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak
jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu
diantaranya, penyelenggaraan pembangunan Pembangunan kawasan industri di
daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal
pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan
kuantitas hasil atau produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan
manusia atau makhluk hidup lain. Dampak negatif yang menimpa lahan
pertanian dan lingkungannya perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena
limbah industri yang mencemari lahan pertanian tersebut mengandung sejumlah
unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air dan merusak tanah
dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.
Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk
hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan.
Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang
hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan

1
tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah
sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi,
sebagaimana halnya pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun terjadi
akibat kegiatan manusia juga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar pemaparan di atas maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran tanah?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya pencemaran tanah?
3. Apa dampak yang diakibatkan oleh pencemaran tanah?
4. Apa saja kasus-kasus pencemaran tanah yang pernah terjadi?
5. Bagaimana cara menanggulangi terjadinya pencemaran tanah?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui yang dimaksud dengan pencemaran tanah.
2. Mengetahui faktor penyebab terjadinya pencemaran tanah.
3. Mengetahui dampak dari terjadinya pencemaran tanah.
4. Mengetahui kasus-kasus pencemaran tanah.
5. Mengetahui cara penanggulangan pencemaran tanah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pencemaran Tanah


Tanah dapat didefinisikan dari dua pandangan, yaitu (1) tanah sebagai
bahan lepas (as a material) atau soil material, dan (2) tanah sebagai tubuh alam
(natural bodies) atau soils. Dalam konsep pertama, tanah merupakan bahan
(material) yang mengandung mineral, bahan organik dan biota tanah. Dalam
konsep kedua, tanah tidak bisa dilihat sebagai bahan (material) lepas saja, tetapi
sebagai tubuh alam tiga dimensi di dalam suatu lanskap tertentu yang berbeda
satu sama lainnya yang terdiri dari tanah (bahan lepas, konsep pertama) plus
akar, fauna, batuan artefak, dan lain-lain. Sehingga secara umum dapat
dikatakan, tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang
terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor genesis dan lingkungan, seperti bahan induk, iklim, organisme hidup
(mikro dan makro), topografi dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang
sangat panjang, yang dapat dibedakan dari ciri-ciri bahan induk asalnya baik
secara fisik, kimia, biologi, maupun morfologinya
Tanah sebagai tubuh alam yang tidak terlepas dari ekosistem dan
interaksinya dengan makhluk hidup, memiliki peluang untuk mengalami
perubahan bahkan pencemaran. Perubahan pada tingkat tertentu sebagai akibat
dari masuk dan dimasuknnya suatu zat atau benda asing ke dalam, yang terjadi di
dalam tanah dan bagian-bagian dari siklus di dalamnya menunjukkan bahwa
tanah tersebut sudah mengalami pencemaran. Selain itu, perubahan tersebut
memberikan pengaruh (dampak) buruk terhadap organisme yang sudah ada dan
hidup dengan baik di dalamnya
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial,

3
penggunaan pestisida, masuknya air ke permukaan tanah tercemar ke dalam
lapisan sub permukaan, kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia,
atau air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah dan tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika
suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan, dan atau bahkan masuk ke dalam tanah. Pencemaran
yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di
tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung terhadap manusia
ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Pencemaran tanah erat kaitannya dengan pencemaran udara dan
pencemaran air, sehingga sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada
umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas
oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar
udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat
radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah
rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen,
akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah
tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah
yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar tanah dapat
dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari, sampah rumah
tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang meletus atau
kendaraan bermotor dan limbah industri.
Pupuk dan pestisida juga dapat membatasi kemampuan organisme tanah
untuk menguraikan limbah. Akibat penggunaan pupuk dan pestisida berlebihan
dapat merusak produktivitas tanah. Pencemaran tanah disebabkan oleh hasil
pembuangan limbah yang mengandung bahan-bahan anorganik yang sukar
terurai dalam tanah seperti plastik, kaca, dan kaleng. Bahan-bahan ini sukar

4
diuraikan oleh organisme dan mengakibatkan produktivitas tanah akan
berkurang. Jika limbah atau sampah yang dibuang mudah terurai oleh
mikroorganisme, bahan-bahan itu akan mengalami proses pembusukan kemudian
terurai dan menyatu dengan tanah sehingga tidak menimbulkan pencemaran.
B. Penyebab Pencemaran Tanah
Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk
hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan.
Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang
hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan
tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah
sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi,
sebagaimana halnya pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun akibat
kegiatan manusia juga. Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh limbah
domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.
1. Limbah Domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah pemukiman penduduk,
perdagangan, pasar, atau tempat usaha hotel, kelembagaan misalnya kantor-
kantor pemerintahan dan swasta, serta tempat wisata, dapat berupa limbah
padat dan cair.
a. Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan
atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-
kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang
subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan
datang. Bungkus plastik yang dibuang ke lingkungan akan tetap ada
meskipun temah bertahun-tahun lamanya. Sampah anorganik tidak
terbiodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus
oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral
yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di

5
dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan
mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
b. Limbah cair berupa tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap ke dalam tanah
akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh
mikroorganisme di dalam tanah.
2. Limbah industri
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair
yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-
sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya.
Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang
dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat
mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap
mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian
bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan
tanah.
3. Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk
menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk
pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam
pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah
berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah
semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama
tanaman tetapi juga mikroorganisme yang berguna di dalam tanah. Padahal
kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu
penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman
kebal terhadap pestisida tersebut
C. Dampak Pencemaran Tanah
Terjadinya pencemran tanah memberikan akibat atau dampak yang
kompleks. Hal tersebut dikarenakan tidak hanya berdampak pada lingkungan itu

6
sendiri namun juga berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Adapun
penjelasannya yaitu sebagai berikut:
1. Dampak Terhadap Lingkungan atau Ekosistem
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman
yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini
dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana
tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan
pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-
bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini
dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik
dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan
dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat
memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai
makanan tersebut.
2. Dampak Terhadap Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada jalur
masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Logam-logam
berat seperti kromium, berbagai macam pestisida, dan herbisida yang
mencemari tanah merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.
Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan
kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Paparan kronis (terus-menerus)
terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan
terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat
menyebabkan kerusakan ginjal, dan mungkin tidak bisa diobati, PCB dan
siklodiena terkait pada keracunan hati, Organofosfat dan karmabat
menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada

7
kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk
paparan bahan kimia yang disebut di atas. Pada dosis yang besar, pencemaran
tanah dapat menyebabkan kematian.
D. Kasus-kasus Pencemaran Tanah
Berikut beberapa studi kasus pencemaran tanah:
1. Studi Kasus Kilang Minyak Cepu
Kilang minyak Pusdiklat Migas berada di daerah Cepu, kabupaten
Blora, provinsi Jawa Tengah, terletak pada areal seluas + 34 Ha, adalah salah
satu sarana pendidikan dan pelatihan Pusdiklat Migas Cepu yang sampai saat
ini masih beroperasi mengolah minyak mentah (crude oil) milik PT.
Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dari lapangan Kawengan, Ledok dan
Nglobo. Kapasitas kilang yang dimiliki rata-rata sebesar 200 m3/hari, dengan
produknya berupa pertamina solvent (pertasol), minyak tanah (kerosene),
solar dan residu.
Limbah minyak akibat tumpahan minyak (oil spill) pada operasi kilang
minyak Pusdiklat Migas berasal dari buangan air yang bercampur minyak saat
penurasan (drain) tangki timbun. Penurasan tangki timbun dilakukan setiap
hari yang fungsinya untuk memisahkan air yang bercampur dengan minyak.
Selain itu limbah minyak akibat tumpahan minyak dapat terjadi pada saat
loading dan unloading di tangki timbun (storage tank), pembersihan tangki
timbun (tank cleaning), pada proses di separator dan pada pompa feed
maupun pompa produk. Minyak yang tumpah bisa berupa minyak mentah
(crude oil) maupun produk.. Sehingga berdasarkan neraca massa arus minyak
kilang Pusdiklat Migas, minyak yang hilang (losses) karena menguap, tumpah
maupun tercecer selama proses produksi rata-rata 0,4% atau 108,38 barrel per
bulan atau 17.232,42 liter per bulan.
Berdasarkan PP no 18 tahun 1999 jo. PP no. 85 tahun 1999 tentang
pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), tumpahan minyak di
area kilang termasuk dalam katagori limbah B3 kode D 221, karena sifat dan

8
konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan
hidup. Sedangkan karakteristik yang termasuk limbah B3 adalah mudah
meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi,
koroif dan bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).
Setelah dilakukan penelitian didapat kesimpulan bahwa kualitas tanah
semakin jauh jarak sampel tanah dari outlet limbah maka kualitas tanah
semakin baik yang ditunjukkan dengan kadar minyak yang semakin kecil.
2. Studi Kasus Pencemaran Minyak di Perisaru
Di daerah Perisaru, Lanca kota Braila adalah kota yang terdaftar
sebagai kota dengan polusi hidrokarbon terbesar. Dari data yang didapatkan di
daerah ini, tanah telah tercemar oleh kandungan hidrokarbon, yaitu kandungan
dalam minyak bumi . pada kedalaman 0-20 cm terdapat sekitar 92.000 mg/kg
kandungan hidrokarbon. Kemudian pada kedalaman 20-40 sebesar 82400
mg/kg. pada kedalaman 55-75 cm dan 75-95 cm berturut-turut adalah 41700
mm/kg dan 41000 mg/kg. melihat data ini disimpulkan bahwa TPH (Total
Petroleum Hidrokarbon) yang ada pada tanah tidak sesuai dengan TPH yang
telah ditentukan.
3. Studi Kasus Tambang Minyak Bumi dan Gas Alam Bojonegoro
Tambang Minyak Bumi dan Gas Alam di Kabupaten Bojonegoro yang
terdapat di wilayah kecamatan Kadewan adalah 74 unit sumur meliputi desa
wonocolo 44 sumur dengan kapasitas produksi 25.771 liter/hari, desa
Hargomulyo 18 sumur dengan kapasitas produksi 12.771 liter/hari dan desa
Beji 12 sumur dengan kapasitas produksi 8.249 liter/hari. Pada setiap kegiatan
penambangan di sumur bor (cutting) tersebut, terdapat tumpahan minyak pada
lahan sekitar akibat proses pengangkutan minyak, baik melalui pipa, alat
angkut, maupun ceceran akibat proses pemindahan (Nugroho, 2006).
Pada tanah yang tercemar minyak bumi di daerah pertambangan
Bojonegoro mengandung unsure makro yaitu karbon (C) 8,53% (sedang),
Nitrogen (N) 0,20% (rendah), Fosfor (P) 0,01% (sangat rendah), Kalium (K)

9
0,22 % (sedang) dan kadar TPH yaitu 41.200 mg/kg (Oktavia, 2008). Dari
hasil analisis ini, tanah tidak baik untuk pertanian karena hara N tergolong
rendah dan senyawa hidrokarbon tergolong tinggi (Hardjowigeno, 2003).
4. Kebocoran Pipa di Kawasan Sumur Bor Tanjung Miring Timur
Tumpahan minyak dan kebocoran pipa dalam jumlah tertentu dengan
luas dan kondisi tertentu, apabila tidak dikendalikan atau ditanggulangi
dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya suatu malapetaka
“pencemaran lingkungan oleh minyak” yaitu kualitas lingkungan tersebut
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Seperti tampak pada gambar
disampingi, tumpahan minyak akibat kebocoran pipa di kawasan sumur bor
Tanjung Miring Timur Kabupaten Ogan Ilir yang dikelola oleh Perusahaan
Rekanan Pertamina Yakni PT.Gold Water masih dipandang sebelah mata oleh
management perusahaan. Meski sudah tergolong pencemaran lingkungan,
namun pihak perusahaan masih separuh hati memperbaiki kerusakan pipa
yang mengakibatkan tanah terkontaminasi minyak dan merusak lingkungan
serta menurunkan estetika.
5. Lumpur Lapindo
Lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni kecamatan di
bagian selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan kota
Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gempol (Kabupaten
Pasuruan) di sebelah selatan. Lokasi pusat semburan hanya berjarak 150 meter
dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang merupakan sumur eksplorasi gas
milik Lapindo Brantas Inc sebagai operator blok Brantas. Oleh karena itu,
hingga saat ini, semburan lumpur panas tersebut diduga diakibatkan aktivitas
pengeboran yang dilakukan Lapindo Brantas di sumur tersebut. Pihak Lapindo
Brantas sendiri punya dua teori soal asal semburan. Pertama, semburan
lumpur berhubungan dengan kesalahan prosedur dalam kegiatan pengeboran.
Kedua, semburan lumpur kebetulan terjadi bersamaan dengan pengeboran

10
akibat sesuatu yang belum diketahui. Namun bahan tulisan lebih banyak yang
condong kejadian itu adalah akibat pengeboran. Lokasi semburan lumpur
tersebut merupakan kawasan permukiman dan di sekitarnya merupakan salah
satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Tak jauh dari lokasi semburan
terdapat jalan tol Surabaya-Gempol, jalan raya Surabaya-Malang dan
Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur pantura timur), serta jalur kereta api
lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi.
Potensi bahaya akibat semburan lumpur lapindo itu sangat tinggi.
Potensi bahaya itu khususnya pencemaran tanah dan sumber air di desa-desa
sekitar kawah lumpur panas tersebut. Bahaya yang paling menyolok adalah
jebolnya tanggul-tanggul penahan luberan lumpur panas, seperti yang terjadi
pada Rabu pagi lalu (10/9), di sisi utara pusat semburan, atau tepatnya di titik
68 Desa Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin. Sudah puluhan rumah,
setidaknya sudah tercatat 20 rumah di desa luar peta terdampak itu terkena
imbas luberan lumpur berbahaya.
E. Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Tanah
1. Pencegahan
Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak
dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan
untuk saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat
dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan. Namun demikian pada
dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan
lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran
sudah terjadi baik secara alami maupun akibat aktivisas manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindaka penanggulangan.
Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya
pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam
bahan pencemar yang perlu ditanggulangi.

11
Langkah-langkah pencegahan pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai
berikut:
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk
tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi
terjadinya bahan pencemar, antara lain:
a. Sampah organik yang dapat membusuk atau diuraikan oleh mikroorganisme
antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah
secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari gas gas yang timbul pada
proses pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan secara berlapis-
lapis dengan tanah.
b. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar
sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara
individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari
pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah
yang tidak dapat dibakar dapat digiling atau dipotong potong menjadi
partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
c. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang
akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat
pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
d. Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur
atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya,
baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang
tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat dalam.
e. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun
sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
f. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang
dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme.

12
2. Penanggulangan
Penanggulangan khusus terhadap limbah domestik yang berjumlah
sangat banyak diperlukan agar tidak mencemari tanah. Pertama sampah
tersebut kita pisahkan ke dalam sampah organik yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (biodegradable) dan sampah yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable). Akan sangat baik jika setiap rumah
tangga bisa memisahkan sampah atau limbah atas dua bagian yakni organik
dan anorganik dalam dua wadah berbeda sebelum diangkut ketempat
pembuangan akhir.
Sampah organik yang terbiodegradasi bisa diolah, misalnya dijadikan
bahan urukan, kemudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat
permukaan tanah yang dapat kita pakai lagi; dibuat kompos; khusus kotoran
hewan dapat dibuat biogas dll sehingga dalam hal ini bukan pencemaran
tanah yang terjadi tetapi proses pembusukan organik yang alami. Sampah
anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara penanganan
yang terbaik dengan daur ulang. Kurangilah penggunaan pupuk sintetik dan
berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida. Limbah
industri harus diolah dalam pengolahan limbah, sebelum dibuang kesungai
atau kelaut. Kurangilah penggunaan bahanbahan yang tidak bisa diuraikan
oleh mikroorganisme (non-biodegradable). Salah satu contohnya adalah
dengan mengganti plastik sebagai bahan kemasan atau pembungkus dengan
bahan yang ramah lingkungan seperti dengan daun pisang atau daun jati. Ada
beberapa langkah penanganan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan
oleh pencemaran tanah diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Remediasi. Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan
tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau
on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah,
terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

13
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah
tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut
disimpan di bak atau tanki yang kedap, kemudian zat pembersih
dipompakan ke bak atau tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
b. Bioremediasi. Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah
dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi
bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Selain langkah-langkah di atas terdapat pula teknologi yang digunakan
untuk menangani dampak dari pencemaran tanah yaitu, Fitoromediasi.
Fitoremediasi adalah teknologi pembersihan, penghilangan atau
pengurangan polutan berbahaya, seperti logam berat, pestisida, dan
senyawa organik beracun dalam tanah atau air dengan menggunakan
bantuan tanaman (hiperakumulator plant). Terdapat beberapa keunggulan
dari karakteristik tanaman hiperkumulator yaitu, mampu menyerap lebih
dari 10.000 ppm Mn, Zn, Ni; menyerap lebih dari 1.000 ppm untuk Cu
dan Se; dan menyarap lebih dari 100 ppm untuk Cd, Cr, Pb, dan Co.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pencemaran tanah ialah masuk atau dimasukkannya zat kimia atau zat
berbahaya kedalam tanah sehingga merusak bagian – bagian tanah.
2. Pencemaran tanah dapat terjadi akibat ulah manusia
3. Pencemaran tanah dapat berdampak pada keseimbangan ekosistem dan
mempengaruhi kesehatan manusia.
4. Kasus- kasus pencemaran tanah dapat berupa pembuangan limbah pabrik
ataupun sisa hasil pertambangan ke lingkungan dan ke tanah secara langsung
5. Penanggulangan pencemaran tanah dapat berupa penanggulangan Ex-situ dan
In-situ.
B. Saran
1. Kepada pemerintah agar lebih memperhatikan lingkungan sekitar agar dapat
terjadi keseimbangan ekosistem dan dapat mengurangi kerusakan alam.
2. Kepada pihak industri maaupun pabrik agar mengolah limbahnya terlebih
dahulu sebelum membuangnya ke lingkungan
3. Kepada masyarakat agar tidak membuang sembarangan sampah rumah
tangganya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, S., 2011. Dinamika Kualitas Tanah Melalui Pendekatan Karakteristik


Tanah pada Beberapa Penggunaan Lahan di Kawasan Sub-DAS Padang Hilir
Kota Madya Tebing Tinggi. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera
Utara. Medan. [Online]. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123
45642332/934 24 [Diakses 11 Mei 2018].

Kumara, A., dkk., 2014. Pencemaran Tanah Akibat Tumpahan Minyak Industri.
[Online] www.academia.edu/8985711/Pencemaran_tanah_akibat_Tumpahan_
Minyak_Industri [Diakses 13 Mei 2018].

Muslimah. 2015. Dampak Pencemaran Tanah dan Langkah Pencegahan. Jurnal


AGRISAMUDRA Penelitian Volume 2 Nomor 1. [Online] ejurnalunsam.id/I
ndex.php/jagris/article/download/224/169/. [Diakses 15 Mei 2018]

Puspitasari, A., 2014. Pencemaran Tanah. [Online] https://www.academia.edu/


11866697/Pencemaran_Tanah?auto=download. [Diakses 11 Mei 2018].

Rangiku, M., 2013. Pencemaran Tanah. [Online]. https://www.academia.edu/870


5229 /Pence maran_Tanah. [Diakses 11 Mei 2018].

Sinaga, E., 2017. Pemberian Biochar dari Beberapa Bahan Baku untuk Mengurangi
Pencemaran Logam Berat Cd di Tanah. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Sumatera Utara. Medan. [Online]. http://repository.usu.ac.
id/bitstream/handle /123456789/68114. [Diakses 11 Mei 2018].

16

You might also like