You are on page 1of 17

Manusia Pertama Dalam Sejarah Peradaban

M. Nashih Ulwan
Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darul Qur‟an, Bogor
Email : 21hitokiri@gmail.com

Rachmad Risqy Kurniawan


Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darul Qur‟an, Bogor
Email : rah.rizqy@gmail.com

Abstract : My research aims to provide insight into a healthy history, not mixed or
altered. And it breaks the argument that humans came from evolved apes.
In this day and age, history begins to be forgotten and manipulated in such a
way that we do not know the truth in the past. Many theories say that humans resulted
from the evolution of apes. This statement really tickled my mind. Obviously apes and
humans are very different species of living things. But many in people believe this.
To answer this question I will discuss how human history was created and what
creatures were created before humans from the view of Islamic history, because many
histories from other religions and in terms of culture have undergone various
changes, this shows that their thinking is not mature. Only the holy book of the Qur'an
that is still pure has not changed from the beginning in the lowered to the present.
Our human life, or other life like animals, plants certainly cannot be
separated from history. We have our own history in our lives, from birth to later in
the grave (died). Because our lives are not separated from history, it is very important
for us to learn about it.
Islam tells how the history of the beginning of this life occurred, in islamic
history also describes how our place of residence after death in the world. God
created Adam for one reason and created another with reason. Then Islam also
explains what we must achieve in this life. Islam also provides instructions for
humans how we can live this life in the Islamic the holy book of the Qur'an.
Keywords : History, Theory, Human, Islam, Qur’an
Abstrak : Penelitian saya bertujuan untuk memberikan wawasan sejarah yang
sehat, tidak tercampur atau di ubah. Dan mematahkan argumen bahwa manusia
berasal dari kera yang berevolusi.
Pada zaman ini sejarah mulai di lupakan dan di manipulasi sedemikian rupa
agar kita tidak mengetahui kebenaran di masa lalu. Banyak teori yang mengatakan
bahwa manusia hasil dari evolusi kera. Pernyataan ini sangat menggelitik akal pikiran
saya. Jelas kera dan manusia adalah spesies mahluk hidup yang sangat berbeda.

Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


Tetapi banyak di orang yang mempercayai hal ini . untuk menjawab persoalan ini
saya akan membahas bagaimana sejarah manusia di ciptakan dan apasaja mahluk
yang di ciptakan sebelum manusia dari pandangan sejarah Islam, karena banyak
sejarah dari agama-agama lain dan dari segi budaya mengalami berbagai perubahan,
hai ini menunjukan bahwa pemikiran mereka belum matang. Hanya kitab suci Al-
qur‟an yang masih murni tidak mengalami perubahan dari awal di turunkan sampai
saat ini.
Kehidupan kita manusia, atau kehidupan yang lain seperti hewan, tumbuhan
pasti tidak lepas dari sejarah. Kita mempunyai sejarah masing-masing dalam
kehidupan kita, dari mulai di lahirkan sampai nanti di kuburkan (meninggal). Karena
kehidupan kita kita tidak lepas dari sejarah maka sangat penting bagi kita untuk
mempelajari hal tersebut.
Islam menceritakan bagaimana sejarah awal mula kehidupan ini terjadi, dalam
sejarah islam juga menggambarkan bagaimana tempat tinggal kita setelah kematian di
dunia. Allah menciptakan Adam dengan suatu alasan dan menciptakan yang lain
dengan alasan pula. Kemudian islam juga menjelaskan apa saja harus kita capai dalam
kehidupan ini. Islam juga memebrikan petunjuk bagi manusia bagaimana cara kita
untuk menjalani kehidupan ini dalam kitab suci Islam yaitu Al-qur‟an.

Kata Kunci : Sejarah, Teori, Manusia, Islam, Qur’an

Pendahuluan
Manusia di ciptakan Allah untuk menjadi Khalifah/pemimpin di muka Bumi
ini. Allah memerintahkan manusia agar senantiasa berbuat kebaikan dan melarang
keburukan/kerusakan. Tetapi pada faktanya di zaman modern ini kita menyaksikan
banyak sekali kerusakan dan keburukan yang di lakukan oleh manusia, mereka yang
kehilangan rasa kamanusiawian terus membantai saudara-saudara kita di belahan
dunia sana.
Allah bahkan ribuan kali mengutus Nabi untuk mengingatkan manusia dari
jalan sesat menuju jalan yang benar, dan ribuan kali juga manusia banyak yang
melonak ajak tersebut. Begitu banyak pelajaran-pelajaran yang Allah berikan kepada
kita tentang pembangkangan umat-ummat terdahulu , namun kita masih saja berbuat
keburukan, alangkah celakanya ummat akhir zaman ini. Kita semua harus sadar apa
yujuan di balik penciptaan ini semua, tidakah kalian berfikir bahwa apa yang kita
rasakan saat ini akan ada pertanggung jawabannya kelak.
Dalam ayat Al-qur‟an Allah lebih banyak bercerita tentang sejarah, tentang
ummat-ummat terdahulu, bagaimana mereka di angkat derajatnya karena ke imanan
mereka dan di hinakan akibat perbuatan buruk yang mereka lakukan. Penting bagi
kita untuk mengenal sejarah karena dari itu kita bisa mengambil pelajaran berharga
agar hal-hal yang buruk tidak terlulang kembali.
Sejarah sangatlah penting, seperti yang kita ketahui setiap hal mempunyai
perjalanan sejarah tersendiri. Mulai dari ilmu sejarah terbentuknya bumi, perubahan
peradaban manusia dari masa ke masa, terbentuknya suatu negara yang merdeka dan
berdaulat, hingga sejarah berdirinya bangunan kuno yang menjadi saksi suatu

Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


kejadian/peristiwa. Dari berbagai sejarah yang ada terdapat nilai-nilai yang menjadi
pembelajaran tersendiri bagi kita semua.
Kerena itu, tidak mengherankan apabila sejarah ini di jadikan sebagai mata
pelajaran dari mulai SD sampai tingkat kuliah yang membahas lebih rinci tentang
sejarah, sesuai tingkatannya. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan mendapatkan
materi yang lebih luas tentang sejarah ini.
Bukan tanpa alasan, mempelajari sejarah akan memberikan kita banyak
manfaat, kita dapat memahami perkembangan teknologi, identisas suatu masyarakat,
hingga kita juga bisa memahi masalah yang terjadi saat ini. Diantara manfaat
mempelajari sejarah yaitu, membantu memahami Dunia dan masyarakat, membantu
memahami identitas, menjadi warga negara terinformasi, membangun
kewarganegaraan yang lebih baik, mempelajari tanda peringatan, pertumbuhan dan
penghargaan pribadi, dan lain sebagainya.
Disini saya akan mencoba untuk membahas sejarah manusia pertama
sepanjang peradaban serta kejadian-kejadian sebelum manusia dicipakan dengan
harapan agar kita semua mengingat tujuan awal kita di ciptakan untuk apa, serta sikap
apa yg harus kita ambil ketika ita menghadapi suatu masalah.
Karena kita sebagai manusia Allah berikan hawa nafsu. Kita bisa mengambil
pelajar dari orang-orang terdahulu bagaimana cara untuk mengatur hawa nafsu kita.
Karena hawa nafsu tersebut kita bisa selamat dan karena hawa nafsu juga kita bisa
celaka. Akan sangat berbahaya jika kita tidak punya kontrol pada hawa nafsu kita.
Di dalam ajaran Islam kita di ajarkan untuk senantiasa berbuat kebaikan, serta
beribadah kepada Allah SWT. Apabila kita tidak bisa mengontrol hawa nafsu kita,
kita tidak akan bisa melaksanan itu semua kerena hawa nafsu akan senantiasa
menghalangi kita dari kebaikan. Maka dari itu Allah dan rosulnya senantiasa
mengingatkan kita akan bahayanya apabila kita mengikuti hawa nafsu kita.
Orang-orang terdahulu akan memberi pelajaran pada kita bagaimana mereka
mengontrol hawa nafsu mereka sehingga mereka senantiasa berada dalam jalan
kebaikan. Ada juga sebagian dari mereka yang terjebak dalam hawa nafsu mereka.
Semua tergantung pada kita, karena hakikatnya hidup itu adalah pilihan.
Semoga kita semua senantiasa berada dalam petunjuk Allah SWT.

Mahluk yang di ciptakan sebelum Manusia


Ada perbedaan pendapat ulama tentang mahluk pertama yang di ciptakan oleh
Allah SWT. Pendapat pertama adalah al-qalam (pena). Pendapat kedua, mahluk yang
pertama di ciptakan Allah adalah ‘Asry (singgasana Allah SWT). Dan pendatat ketiga
adalah Air.
Qalam atau pena di cipakan Allah SWT. Wallhu‟am seperti apa pena tersebut,
kemudian Allah SWT berfirman kepada pena itu “ tulislah wahai pulpen.” Pulpen itu
di suruh menulis. Pada saat itu pilpen terus menulis apa saja yang akan terjadi sampai
hari kiamat.
Sebagian mengatakan yang pertama di ciptakan adalah „Asry. Sebagian laigi
mengatakan Air, sebab waktu Allah SWT menyruh pena untuk menulis ketentuan-

Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


ketentuan yang akan berlaku untuk hamba-hambanya, berapa ribu tahun sebelum
menciptakan langit, dalam suatu hadist menyebutkan perkataan “Wa‟aryuhu „alal
maa” yang artinya dan „Arsy Allah SWT di atas air.
Dari Ubadah bin As-Shamit, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda, “Makhluk pertama yang Allah SWT ciptakan adalah pena, kemudian dia
berkata kepada pena, „Tulislah. Lalu Pena berkata, „Apa yang aku tulis?‟ Allah
kembali berkata, „Tulislah apa yang akan terjadi dan apa yang telah terjadi hingga
hari Kiamat.”
Rasulullah SAW bersabda, “Makhluk yang pertama kali Allah ciptakan adalah
pena, lalu DIA berkata kepada pena tersebut, „Tulislah.‟ Karenanya, pada saat itu
berlakulah segala apa yang ditetapkan hingga hari akhir.”
Berdasarkan hadits di atas, jelas bahwa jin lebih dulu diciptakan oleh Allah
daripada manusia. Setelah Allah menciptakan qalam, kemudian Allah menciptakan
tinta atau dawat. Lalu Allah menciptakan air, arasy atau singgasana, kursi, Lalu lauh
al-mahfuzh, Setelah itu langit dan bumi, kemudian malaikat, surga, neraka, jin dan
iblis atau setan, dan Akhirnya Allah ciptakan Adam AS.
Disini kita tidak akan membahas semuanya, kita hanya akan membahas
mahluk yang paling di anggap penting saja yang bekaitan atau terikat dengan
kehidupan sehari-hari kita di dunia ini. Kita hanya akan membahas dua mahluk, yaitu
iblis dan Malaikat.
Karena dua mahluk ini sangat berkaitan eta satu samalain. Di keseharian kita
juga tidak terlepas dari dua mahluk ini.

Azazil
Mungkin kata “malaikat” sudah tidak asing di telingan kita semua. Malaikat
indentik dengan kata kebaikan karena melambangkan kesucian. Tentu saja kata
“Malaikat” sudah banyak kita temui karena banyak di bahas di kitab-kitab suci selain
ummat islam, serta banyak mitos-mitos yang bersebaran tentang malaikat teks-teks
atau ucapa “ malaikat” ini sudah banyak kita temui dan kita dengar dari teman, orang
tua, guru, dan yang lainnya. Ada juga kata yang menunjukan seperti “ibils” kata ini
identik dengan keburukan, tentu kita juga sering mendengar kata ini. Namun kata
“Azazil” akan sangat asing bagi kita yang hidup pada akhir zaman ini. Sebaigian
orang berfikir kata ini menunjuk kepada mahluk dan ada juga yg mengira bahwa kat
ini menunjuk pada kata benda, makah yang benar ? . Pertama marikita masuk pada
pengentian Azazil.
Azazil adalah panggilan besar para Malaikat untuk siapa yang mereka
hormati. Dan yang mempunyai julukan ini adalah iblis. Ya iblislah yang memiliki
julukan mulia ini. Kalian pasti bertanya mengapa iblis bisa mempunyai gelar yang
sangat mulai ? mengapa ibls di hormati oleh malaikat ? bukan kah iblis adalah mahluk
yang hina yang suka membangkang ? banyak pertanyaan yang akan muncul ketika
kita mengetahui julukan mulia ii di gelarkan kepada iblis. Mari kita bahas satu
persatu.
Sebelum manusia diciptakan oleh Allah SWT, bumi di isi oleh bangsa jin.
Anggota Komite Tertinggi Dakwah Universitas Al Azhar Kairo Mesir, Syekh Dr

Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


Ramadan Abdul Razak, menyampaikan penjelasan tentang penciptaan jin.
Diperkirakan, jin yang berwujud manusia hidup di Bumi pada ribuan tahun yang lalu
sebelum ada manusia. Tipe jin seperti ini yakni hina, tertindas, dan mendatangkan
malapetaka di bumi serta memicu pertumpahan darah.
ketika Alquran menjelaskan tentang penciptaan jin dan manusia, maka yang
didahulukan adalah jin.
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku."1
Begitu pun dalam surat yang menegaskan ihwal penciptaan jin yang lebih
dahulu ketimbang Nabi Adam AS. Allah SWT berfirman:
"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat
panas."2
Karena itu, jin, berada di Bumi sebelum manusia. Sebagian mereka taat
kepada Allah SWT.
Mengapa iblis diberi nama Azazil? Karena iblis ini dulu pernah terkenal
dengan kealimannya, memperoleh ilmunya malaikat, bahakan iblis dulunya adalah
panglima dari para malaikat. Malaikat sangat mengagumi iblis, setiap hari malaikat
selalu berbicara tentang kebaikan, ketangguhan, serta kepintaran iblis. tapi kemudian
iblis keluar dari wilayah kemuliaan itu karena faktor kesombongan dan berputus asa
dari rahmat Allah. Ketika dikeluarkan dari rahmat Allah, maka dia terlaknat
selamanya.
sosok iblis tersebut seperti orang yang berilmu tapi justru tidak memberikan
pencerahan di masyarakat. Hal ini karena adanya faktor kesombongan dari orang
yang ilmu. Iblis merasa dia lebih baik dari segala aspek dibandingkan manusia,
sehingga dengan keangkuhannya itu dia menentang perintah Allah SWT.
iblis dahulunya sosok makhluk yang alim, tetapi kemudian banyak yang
menyesatkan seluruh alam semesta. Ini menujukkan bahwa ternyata, orang yang
berilmu tapi justru tidak memberikan pencerahan di masyarakat, akan di pertanyakan
tentang ke ilmuannya itu
ada persoalan kesombongan, ada persoalan salah menata niat. Dan ini terjadi
bagaimana Alquran menjelaskan tentang orang-orang yang dianugerahi kitab, tetapi
menyalahgunakannya.
ayat Alquran yg berkenaan tentang hal ini . Allah SWT berfirman sebagai
berikut ini:
"Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepada mereka (kitab suci)
Taurat, kemudian mereka tiada menunaikannya adalah seperti keledai yang membawa
kitab-kitab besar lagi tebal. Amatlah buruk perumpamaan kaum yang mendustakan
ayat-ayat Allah. Dan Allah tiada memberi petunjuk bagi kaum yang zalim.”3

1
Adz Dzariyat 56
2
Al Hijr ayat 27
3
al-Jumuah: 5
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


Orang-orang yang dianugerahi kitab Taurat itu disuruh memikulnya sebagai
bentuk tanggung jawab amanah keilmuan, tetapi seperti keledai yang memikul kitab
yang tidak bisa dibacanya. Jadi hanya sebatas kebanggaan.
Azazil adalah nama lain dari iblis sebelum mereka menentang perintah Allah
SWT. Karena pembangkangan mereka itu akhirnya azazil di kutuk menjadi iblis.
Apabila kita mendengar kata “iblis” tentu kita juga akan mendengar kata setan dan
jin. Ketiga kata tersebut selalu beriringan, bahkan sebagian orang menganggap
mereka itu sama. Jadi manakah yang benar ? pakah iblis dan jin itu sama atau bebeda
?
Jin dan iblis ternyata berbeda. Iblis dalam etimologi bahasa Arab diambil dari
kata balasa yang artinya tidak mempunyai kebaikan sedikit pun (man la khaira
„indah). Sebagian pakar bahasa Arab ada pula yang mengatakan diambil dari kata
ablasa yang berarti putus asa. Hal ini dimaksudkan karena iblis telah berputus asa dari
rahmat Allah. Menurut riwayat, dahulu iblis bernama Naail atau sebagian riwayat
mengatakan Azazil. Setelah dikutuk Allah, ia dipanggil dengan nama iblis.
Iblis adalah nenek moyang dari bangsa jin, sebagaimana Adam merupakan
nenek moyang umat manusia. Seperti jin yang lain, iblis diciptakan Allah dari nyala
api. Jadi, iblis sebangsa dengan jin sebagaimana firman Allah, “Dia (iblis) adalah dari
golongan jin.”4
Iblis lah yang di kutuk oleh Allah SWT, sedangkan jin ada yang shaleh dan
ada yang suka berbuat kerusakan. Jin seperti manusia, mereka bisa mati. Sedangkan
iblis akan hidup kekal sampai hari yang di tentukan oleh Allah SWT, yaitu hari
kiamat.
Adapun setan merupakan sifat dari iblis. Setan bukanlah makhluk, melainkan
sifat. Sama halnya dengan kata munafik atau fasik. Jadi, sebutan setan tidak hanya
berasal dari golongan jin, tetapi juga dari golongan manusia. Sebagaimana firman
Allah, “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi musuh, yaitu setan dari
jenis manusia dan jin.” 5
Dalam Majma‟ al-Bahrain6, klausul sya-thana disebutkan, setan secara
etimologi bahasa Arab diambil dari kata sya-tha-na yang bermakna menjauh. Ini
dimaksudkan mereka yang disebut setan jauh dari Allah dan menjauhkan orang
beriman dari Rabb mereka. Ja‟far Syariatmadari dalam Syarh wa Tafsir Lughat
Qur‟an mendefinisikan, setiap makhluk yang sangat susah menerima kebenaran dan
hakikat baik dari golongan manusia atau jin atau dari kalangan hewan sekalipun,
maka ia termasuk setan.
Jadi, manusia bisa disebut setan jika ia menjauhkan orang dari Allah. Setan
merupakan sebuah entitas dan laqab (gelar) yang memiliki makna pembangkang atau
penentang. Setan dimaknai pula sebagai penyebar fitnah dan menyesatkan.
Muhammad Bistuni dalam bukunya Syaithan Syinasi az Didghae Qur‟an
Karim menyebutkan, setan memiliki makna yang beragam, yakni salah satu contoh
yang paling nyata dari makna itu, iblis dan serdadunya. Contoh lain dari makna setan

4
al-Kahfi [18]: 50
5
al-An’am [6] :112
6
pertemuan dua laut tempat nabi musa dan khidir bertemu
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


ini, yaitu manusia-manusia perusak dan menyesatkan. Dan, juga pada sebagian
perkara bermakna mikroba-mikroba pengganggu.
Sedangkan, jin adalah satu bangsa seperti halnya bangsa manusia. Kendati
iblis berasal dari golongan jin, tidak seluruh jin menyesatkan. Ada pula di antara jin
yang saleh dan beriman. Jadi, makhluk berakal dari bangsa jin dan manusia sama-
sama berpotensi untuk bisa menjadi setan.
Allah telah menciptakan jin terlebih dahulu sebelum menciptakan Adam yang
menjadi manusia pertama Jin telah menjadi penghuni pertama di muka bumi sebelum
manusia. Namun, bangsa jin sering melakukan pertumpahan darah dan kerusakan.
Berdasarkan riwayat al-Baihaqi dari Tsa‟labah al-Khasyani, Rasulullah pernah
memberikan spesifikasi bangsa Jin. “Jin terdiri atas tiga jenis. Ada yang bersayap,
mereka terbang di udara. Ada yang berupa ular dan anjing. Ada pula jin yang
menempati (suatu tempat) dan berjalan (seperti manusia).” Selain riwayat ini, ada
pula yang menyebutkan jenis jin yang disebut al-Ghilan yang mampu berubah
berbagai rupa dan bentuk. Kaum cendekiawan dan bangsawan dari golongan jin
disebut dengan ifrit. Kaum ini dikenal pula dengan kecerdikan dan kekuatannya.7

Malaikat
Malaikat dalam keyakinan Islam adalah makhluk yang tinggal di dalam
syurga, malaikat diciptakan dari cahaya oleh Allah untuk melakukan tugas-tugas
tertentu yang telah diberikan kepadanya.
Menurut bahasa Arab, kata “Malaikat” merupakan kata jamak yang berasal
dari bahasa Arab malak yang berarti kekuatan, yang dari bentuk mashdar (infinitif) al-
alukah yang berarti risalah atau misi, kemudian sang pembawa misi biasanya disebut
dengan ar-rasul.
Seperti yang kita ketahui bahwa Allah SWT maha segalanya, apabila Allah
maha segalanya lalu untuk apa Allah menciptakan malaikat ? pertanyaan itu kan
muncul dari sebagian kita, sebagai mahluk yang dikariniai akal untuk berpikir. “
mengapa Allah menciptakan malaikat untuk mengemban tugas yang Allah berikan ?
bukan kah Allah maha segalanya ?”
Pertanyaan ini di jawab oleh Ust. Abdul Somad Lc, beliau berkata “Presiden
sampai ke istana, lalu ada yang membukakan pintunya. Apakah Presidan tidak bisa
membuka pintu mobil ? tentu jawabannya pasti bisa. Lalu kenapa di bukakan ? hal itu
bertujuan untuk menunjukan bahwa dia kuasa. Apabila dia ingin memotong kuku dia
memanggil tukang potong kuku, satu orang memotong kuku tangan kakanan satu lagi
memotong kuku tangan kiri, tak sanggupkah dia memotong kuku ? tentu sanggup,
tetapi dia ingin menunjukan kuasa dia. Allah SWT ingin menunjukan bahwa dia
memiliki kekuasaan, Allah menciptakan malaikat yang memiliki sayap yang apabila
malaikat itu bentangkan sayapnya maka dari ujung barat sampai ujung timur dunia
akan tertutupi oleh sayapnya itu. Untuk menujukan bahwa bahwa Allah maha kuasa
atas segala sesuatu.”
Malaikat diciptakan Allah SWT dari cahaya, karena cahaya tidak memakan
tempat. Jika kita berada di suati ruangan kemudian ruang itu penuh dengan cahaya,
7
an-Naml [27]: 39
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


apakah cahaya akan membuat tempat yang besar itu menjadi sempit ? tentu tidak.
Malaikat adalah mahluk Allah yang senantiasa taat kepada Allah SWT . Sedang ada
mahluk yang lebih kecil dari malaikat tapi dia sombong. Malaikat berkata kepada
Allah “ya Allah biarkan saya membunuh mereka karena mereka berbuat maksiat kepa
engkau.” Kemudia Allah berirman “ jangan. Mungkin besok dia akan bertaubat
kepadaku.” Sungguh Allah maha pengasih dan penyayang. Allah ingin menunjukan
kuasanya itu kepada manusia agar mereka sadar dan segera kembali kejalan yang
benar.
Diantara malaikat-malaikat yang mulia itu terdapat malaikat yang paling
utama dan mulia yaitu Jibril. Dia menjadi pemimpin malaikat karena keshalihan dan
tugas yang dia emban yaitu menyampaikan wahyu kepada Nabi dan Rasulullah.
Sebelum bertutur tentang Jibril, saya akan memaparkan malaikat yang
dipimpin oleh Jibril. Kita rangsang nalar kita dengan mengenal keagungan penciptaan
mereka sebelum kita berbicara tentang yang paling istimewa di antara mereka. Karena
terkadang nalar kita yang lemah ini tidak bisa langsung membayangkan dan
mentadabburi sesuatu yang paling istimewa sebelum dikenalkan dengan hal-hal yang
istimewa di bawahnya.
Alquran dan sunnah menyebutkan beberapa malaikat yang hendaknya dikenal
oleh kaum muslimin. Jibril, Mikail, Israfil, Malaikat Maut, Munkar dan Nakir, Raqib
dan Atid, Ridwan dan Malik. Merekalah malaikat-malaikat yang tidak lalai dari apa
yang Allah perintahkan.
Di antara malaikat yang dipimpin oleh Jibril adalah malaikat pemikul arasy.
Pemikul ciptaan Allah yang terbesar. Rasulullah bersabda:
“Aku diidzinkan untuk menceritakan tentang salah satu malaikat Allah
pemikul arasy, yaitu antara daging telinga (tempat anting. pen) dengan pundaknya
sejauh tujuh ratus tahun perjalanan.”8
Salah satu dari pemikul arasy itu adalah Israfil sang peniup Sangkakala.
Tahukah kalian besarnya Sangkakala itu? Diameternya adalah antara langit dan bumi.
Sedangkan jarak langit dan bumi adalah 500 tahun perjalan dengan kuda yang
tercepat.
Dari al-Abbas bin Abdul Muthallib, Rasulullah bersabda,
“Apakah kalian tahu berapa jarak antara langit dan bumi?” Kami (para
sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih mengetahui.” Beliau
bersabda, “Jarak langit dan bumi adalah perjalanan 500 tahun…”9
Betapa agungnya penciptaan malaikat pemikul arasy. Itulah salah satu
malaikat yang begitu besar dan Jibril adalah pemimpinnya.
Malaikat lainnya adalah Malaikat Malik, penjaga neraka. Pernahkah kalian
mendengar hadits tentang sifat fisik penduduk neraka? Penduduk neraka adalah
orang-orang yang Allah besarkan fisik mereka. Rasulullah shallallahu „alaihi wa
sallam bersabda,

8
HR. Abu Dawud no 4727
9
HR. Abu Dawud dan selainnya
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda,
“Jarak antara dua ujung pundak orang kafir di dalam neraka sejauh perjalanan
3 hari yang ditempuh penunggang kuda yang larinya cepat.”10
Allah besarkan fisik badan mereka agar adzab yang mereka derita lebih
maksimal dan lebih terasa di setiap bagian dari tubuhnya. Kalau penduduk neraka
sebesar itu, lalu bagaimana dengan Malaikat Malik, penjaga neraka. Malaikat yang
ditakuti oleh para kriminal dan pendosa penghuni Jahannam itu. Suatu ketika,
penduduk neraka meminta kepada Malik agar menyampaikan kepada Allah supaya
mereka dimatikan saja. Karena tidak tahan dengan pedihnya derita adzab.
“Mereka berseru: “Hai Malik biarlah Rabbmu membunuh kami saja”. Dia
menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (hidup di neraka ini selama-lamanya)”.11
Lalu bagaimana hebatnya Malaikat Maut yang bertugas mencabut nyawa?
Malaikat yang tunggal ini mampu mencabut nyawa manusia di segala penjuru dunia,
di ujung timur dan barat, dalam waktu serentak. Dalam detik yang sama. Dan dia
sama sekali tidak pernah lalai dalam melakukannya. Ia tidak pernah terlambat
mengeksekusi manusia. Tidak juga terlalu cepat. Semua ia lakukan dengan presisi dan
akurasi waktu yang luar biasa tepatnya.
Rasanya imajinasi kita terlalu jauh untuk membayangkan agungnya
penciptaan para malaikat. Pemuja akal dan logika pun begitu lemah berhadapan
dengan nash-nash12 ini. Sehingga menolaknya mereka jadikan solusi untuk menutupi
kelemahan itu.
Berbicara tentang Jibril tentu akan semakin membuktikan ketidak-berdayaan
logika manusia. Allah mengabarkan bahwa para malaikat ada yang memiliki dua
sayap, tiga, empat, atau lebih. Sedangkan akal manusia hanya mampu
menggambarkan mereka dengan dua sayap saja, di kiri dan di kanan. Bagaimana
kalau tiga sayap? Bagaimana kalau empat? Apatah lagi 600 sayap seperti Jibril.
Rasulullah bersabda,
Dari Ibnu Mas‟ud radhialahu „anhu,
“Muhammad melihat Jibril (dalam wujud aslinya pen.). Ia memiliki 600 sayap
yang menutupi langit.”13
Ibunda Aisyah radhiallahu „anha pernah bertanya kepada kekasihnya,
Rasulullah tentang dua ayat di dalam Alquran :
“Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang.”13
Allah SWT berfirman :

10
HR. Bukhari 6551 dan Muslim 2852
11
Az-Zukhruf: 77
12
lafadz yang memiliki petunjuk yang tegas sebagai makna yang dimaksudkan atau suatu lafadz yang
tidak mungkin mengandung pengertian lain tanpa ada faktor lain
13
HR. An-Nasa-i
13
At-Takwir: 23
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang
asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat
tinggal.”14
Rasulullah menjawab, “Itulah Jibril yang tidak pernah kulihat ia dalam wujud
aslinya. Kecuali pada dua kesempatan itu saja. Aku melihatnya turun dari langit,
dimana tubuhnya yang besar memenuhi ruang antara langit dan bumi.”15
“Rasulullah melihat Jibril dengan bentuk aslinya. Dia memiliki enam ratus
sayap. Setiap satu sayapnya dapat menutupi ufuk. Dari sayapnya berjatuhan mutiara
dan yaqut dengan beragam warna.”16
Penghulu Malaikat dan Penyampai Wahyu
Maha suci Allah yang telah mempertemuan antara malaikat terbaik dan
manusia terbaik sebagai pembawa syariat-Nya. Tidak ada kepalsuan yang datang dari
Allah yang Maha Benar, kemudian disampaikan kepada malaikatnya yang al-amin17
untuk diwahyukan kepada al-amin dari anak Adam.
Allah Ta‟ala mensifati Malaikat Jibril dengan firman-Nya,
“Sesungguhnya Alquran itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh)
utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan
tinggi di sisi Allah yang mempunyai „Arsy, yang ditaati disana (di alam malaikat) lagi
dipercaya.”18
Juga firman Allah Subhanahu wa Ta‟ala,
“Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai
akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.”19
Itulah kemuliaan Alquran. Malaikat yang paling mulia adalah yang paling
layak mengemban amanah wahyu-Nya dan manusia yang paling mulia adalah yang
paling layak menerimanya.
Di dalam Shahih Bukhari juga disebutkan, dari Abu Hurairah radhiyallahu
„anhu, Nabi bersabda: “Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil
Jibril dan berfirman bahwasannya Allah mencintai fulan maka cintailah fulan, dan
Jibrilpun mencintainya. Kemudia Jibril pun mengumumkan kepada penghuni langit,
bahwasannya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia, dan para penghuni langit pun
mencintai fulan. Kemudian dikabulkanlah permohonannya di dunia.”20
Ketika Jibril menyeru kepada para malaikat untuk mencintai seorang hamba,
maka seluruh malaikat penghuni langit akan tunduk kepadanya. Karena dialah Jibril
sang pemimpin Israfil yang perkasa dan pemimpin Malik Khazin neraka. Dialah Jibril
pemimpin malaikat maut yang taat. Dia juga sang pemimpin Mikail, Ridwan, Raqib,
Atid dan selainnya.

14
An-Najm: 13-15
15
HR. Muslim, No. 177
16
HR. Ahmad No. 460
17
salah satu gelar nabi Muhammad
18
at-Takwir: 19-21
19
an-Najm: 5-6
20
HR. Bukhari
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


Alasan manusia di ciptakan
Apakah Anda telah mengetahui bahwa Allah telah menciptakan manusia
padahal manusia tidak pernah meminta untuk diciptakan? Mengapa manusia harus
tercipta sehingga akan menanggung berbagai penderitaan dalam hidup? Maka dari itu,
apakah akan lebih baik jika manusia tak tercipta sehingga tak harus merasakan
kesengsaraan?
Biasanya, pertanyaan seperti itu akan muncul di benak seseorang yang sedang
mengalami berbagai kesulitan dalam hidup. Namun, semua pertanyaan juga terdapat
jawaban yang akan memberikan kecerahan terhadap kebingungan tersebut.
Perlu Anda ketahui bahwa di dalam Alquran sebenarnya kita telah diajarkan
untuk tidak menanyakan tentang perbuatan Allah, tetapi kita sebagai manusia
seharusnya kita lebih sibuk untuk mempertanyakan tindakan kita sendiri, apakah
sudah benar atau belum. Allah telah berfirman bahwa : Allah tak bisa ditanya tentang
apa yang diperbuatnya, merekalah yang dimintai pertanggungjawaban.21
Tindakan Allah sebagai Tuhan yang telah memiliki semesta alam merupakan
hal mutlak dan tidak perlu persetujuan dari siapapun. Sebagai perbandingan, kita
sebagai manusia terbiasa memelihara hewan ternak, mengembangbiakkannya lalu
menyembelihnya sebagai makanan tanpa merasa bersalah sedikit pun sebab merasa
berhak melakukannya. Padahal, kuasa kita pada hewan ternak itu amatlah sedikit
sebab bukan kita yang memberi dan menjamin kehidupan hewan itu tetapi semuanya
dilakukan hanya oleh Allah.
Namun, anehnya manusia kerap merasa lebih begitu spesial sehingga seolah
Tuhan sekalipun harus meminta persetujuan padahal dirinya sendiri juga seutuhnya
mutlak milik Tuhan sehingga Tuhan lebih berkehendak melakukan apapun untuk
dirinya.
Maka dari itu, sangat penting bagi kita sebenarnya apa tujuan manusia
diciptakan menurut agama Islam. Dengan mempelajari hal tersebut maka kita
seharusnya akan lebih tahu bagaimana Tuhan telah menciptakan kita untuk apa dan
mengapa diciptakan.
1. Sebagai Pengurus (Khalifah)22 di Muka Bumi
Tujuan manusia diciptakan salah satunya adalah dibentuk sebagai pengurus
(khalifah) di planet bumi ini. hal tersebut telah dinyatakan dalam firman Allah :
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi"23
2. Untuk Menyembah Allah
Tujuan manusia diciptakan juga memiliki tujuan agar manusia dapat
menyembah Allah sebagai pencipta mereka. Hal tersebut telah dijelaskan dalam
firman Allah sebagai berikut :
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.”24
21
Al-Anbiya: 23
22
Pemimpin
23
Al-Baqarah: 30
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


Untuk lebih memberikan penjelasan tentang ayat tersebut, Imam Ibnu Katsir25
menjelaskan tentang tafsir dari ayat tersebut:
“Sesungguhnya Aku menciptakan mereka hanyalah supaya Aku memerintah
mereka menyembahku, bukan karena Aku butuh terhadap mereka. ... Makna ayat itu
adalah bahwa Allah menciptakan manusia supaya menyembah Dia saja, tak
menyekutukan dengan yang lain. Siapa yang taat pada Allah, maka Allah akan
membalasnya dengan balasan yang sempurna. Siapa yang bermaksiat pada-Nya,
Allah akan menyiksanya dengan parah.”26
3. Agar Manusia Mengetahui Maha Kuasa Allah
Tujuan manusia diciptakan antara lain juga agar mengetahui bahwa seluruh
bumi, tata surya, dan isinya telah terbentuk berkat maha kuasa Allah SWT. Hal
tersebut telah dijelaskan dalam firman Allah berikut ini:
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah
Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha-Kuasa atas
segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala
sesuatu.27
4. Sebagai Bukti Kelayakan Saat di Akhirat
Tujuan manusia diciptakan juga akan menjadi bukti kelayakan manusia akan
ditempatkan di mana nanti saat di akhirat. Akhirat mempunyai dua tempat yang
bertolak belakang, yaitu syurga dan neraka. Allah bisa saja langsung menciptakan
manusia untuk seketika ditempatkan di keduanya tanpa alasan apa pun, tetapi Allah
tak melakukannya. Allah memilih membuat manusia hidup di dunia terlebih dahulu
untuk melihat sendiri amal perbuatannya sehingga layak di tempat mana. Allah telah
berfirman :
“Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan bumi, agar Ia membalas
orang-orang yang berbuat buruk sebab apa yang mereka kerjakan dan membalas
orang-orang yang berbuat baik dengan kebaikan.”28
Dari kemenangan dan kesabaran menghadapi berbagai kesusahan itulah kita
dapat membuktikan “kelayakan” kita untuk menjadi penghuni surga. Meskipun
sebenarnya amal perbuatan manusia tak cukup untuk menebus surga yang begitu
sempurna, namun kemurahan Allah membuat kita tahu bahwa melakukan amal
kebaikan, bersyukur terhadap nikmat dan bersabar terhadap musibah adalah hal yang
dapat membuat kita mendapat balasan surga.
Itulah di antara alasan yang dinyatakan secara eksplisit dari Alquran tentang
kenapa Allah menciptakan manusia. Dari informasi itu, kita jadi tahu tujuan hidup di
dunia ini untuk apa dan seharusnya kita fokus untuk memenuhinya dan tak ada opsi
lain bagi manusia.

24
Al-Dzariyat: 56
25
ulama ahli tafsir
26
Ibnu Katsir, Tafsîr Ibnu Katsîr, VII, 425
27
at-Thalaq: 12
28
An-Najm: 31
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


Manusia pertama di ciptakan
Sebelum Allah SWT menciptakan manusia, Allah terlebih dahulu
mengabarkan kepada mahluk yang ada di langit. Allah SWT berfirman :
Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"."29
Khalifah ini adalah pemimpin, jadi manusia kalu di dunia ini dimanapun kita
datang semua selain manusia pindah, hewan-hewan ataupun jin jika mereka mencium
ada manusia maka mereka akan pergi dari tempat tersebut. Karena manusia di
ciptakan untuk itu, untuk memimpin di mika bumi ini.
Di muka bumi ini banyak mahluknya Allah SWT, tidak hanya manusia tetapi
masih banyak yg lainnya. Jadi di butuhkan peminpin di muka bumi ini untuk
mengaturnya. Sebelum manusia menempati bumi sudah ada mahluk yang di ciptakan
Allah SWT yang menempati bumi ini yaitu jin. Mereka sudah menempati bumi sejak
lama, sudah turun temurun mereka bertempat di muka bumi sebelum manusia di
ciptakan. Dan di kalangan jin ini ada satu yang bernama iblis, ibils ini dalah salah satu
dari jin yang berusaha untuk menjadi memimpin dan raja di kalangan para jin. Di
awal kisah ini sebelum manusia di ciptakan, dulu jin-jin ini bisa naik ke atas langit,
berbicara dengan para malaikat. Di bukakan pintu langit untuk para jin.
Maka dari itu ketika Allah SWT mengatakan pada para malaikat “ Aku akan
menciptakan manusia, mahluk baru sekarang. Nanti akan menjadi pemimpin di muka
bumi” waktu itu kebetulan iblis sedang berada di langit kumpul bersama para
malaikat, watu iblis mendengar kata “Khalifah” mereka tahu bahwasannya kalau
mahluk ini di ciptakan akan menjadi pemimpin di muka bumi nanti. Berarti dia
sebagai kandidat pemimpin di muka bumi akan terhapus, dan ini alasan utama
mengapa iblis tidak mausujud keda Nabi adam A.S ketika Allah SWT perintahkan
untuk sujud.
Mendengar firman Allah SWT malaikat berkata “ mengapa ya Allah engkau
ciptakan mahluk yang akan berbuat kerusakan di muka bumi, nanti akan
menunpahkan darah, sementara kami para malaikat selalu bertasbih kepadamu dan
mensucikan-mu.” Mengapa para malaikat mengatakan ini ?
Karena pada saat malaikat mengatakan hal itu ada mahluk yang menepati
muka bumi yaitu jin. Bangsa jin ini selalu membuat kerusakan, saling bunuh
membunuh, apabila hukum Allah turun mereka tidak melaksanakannya. Maka kata
Allah “Aku lebih mengetahui dari pada kalian (malaikat)”.

29
Al Baqarah: 30
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


Manusia pertama
Adam A.S, adalah manusia yang Allah ciptakan pertama kali dan sejarah
peradaban. Adam di ciptakan dari tanah yang di ambil dari berbagai penjuru dunia.
Adam adalah satu-satunya manusia yang diciptakan langsung oleh Allah SWT.
Setelah Allah menciptakan Adam, Allah mengajarkan kepada Adam nama-
nama smua yang ada di langit dan bumi.
Pada ayat 31 dalam surat al-baqarah dikatakan “Dan Allah mengajarkan
kepada Adam nama-nama segala sesuatunya.” Para ahli tafsir mengatakan semua
nama malaikat, semua nama-nama beda di langit dan bumi, semua bahasa yang akan
di pakai, semua bahasa hewan, bahasa jin, bahasa tumbuhan, bahasa manusia yang
akan di pakai ketika nanti di ciptakan, semua itu di ajarkan Alla SWT kepada Adam.
Inilah makna dari ayat 31 surat al-baqarah. Dan oleh sebab inilah manusia menjadi
Khalifah di muka bumi ini.
Allah berkata kepada para malaikat “Coba sebutkan kepadaku nama-nama
yang kalian ketahui, benda-benda di langit, benda-benda di bumi.” Para malaikat
menjawab “Maha suci engkau ya Allah tidak ada yang kami ketahui selain apa yang
engkau ajarkan kepada kami, tidak semua kami tahu. Sesungguhnya engkaulah yang
maha mengetahui lagi maha bijaksana.” Lalu aAllah berkata kepada Adam “Wahai
Adam ! beritahukan kepada meraka nama-nama benda semuanya.” Maka Adam
menyebutkan satu persatu semua nama benda itu. Adam menyebutkan nama-nama
malikat yg jumlahnya banyak, kemudian dia menyebutkan nama-nama benda yang ad
di langit dan bumi, semua dia sebutkan dan dia kuasai nama-nama itu.
Pada saat nabi adam menyebutkan nama-nama benda itu, Allah berfirman
pada malaikat “Bukankah sudah Aku katakan kepada kalian, sesungguhnya Aku maha
mengetahui apa yang kalian tidak ketahui. Aku mengetahui rahasia langit dan bumi
dan mengetahui apa yang kalian lahirkan dan apa yang kalian sembunyikan.”
Allah berfirman lagi “Sujudlah kalian semua kepada adam !” Perintah sujud
disini maksudnya adalah untuk memuliakan atau menghormati Adam, bukan sujud
dalam arti kata penghambaan diri kerena Allah menyuruh mereka semua untuk sujud.
Maka semuanya sujud kecuali iblis, golongan jin yang masuk ke langit pada
waktu itu ikut bersama para malaikat. Iblis menolak untuk sujud , dia
menyombongkan diri dan dia termasuk golongan kafir.

Penciptaan Hawa
Setelah Allah SWT menciptakan Adam, kemudian Allah menciptakan Hawa
dari tulang rusuk Adam. Hawa di ciptakan Allah untuk menjadi pasang Adam karena
manusia membutuhkan pasangan untuk membuat keturunan. Hawa dan Adam tinggal
di syurga.

Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


Buah terlarang
Allah berkata kepada Adam “Hai Adam. Diamilah kamu dan istrimu
syurga ini, dan makanlah makanan yang banyak lagi baik dimana saja kamu sukai.
Dan janganlah kamu deati pohon ini.”
Larangan untuk mendekati pohon disini agar Adam tidak memakan buah yang
ada pada pohon tersebut Banyak pendapat yang mengatakan buah itu adalah buah
khuldi. Sebenarya pendapat ini tidak kuat karena nama tersebut dibuat oleh iblis untuk
menggoda adam dan hawa, arti nama khuldi adalah kekal. buah ini adalah buah
terlarang yang di haramkan Allah untuk dimakan.
Iblis datang kepada adam dan hawa dan brkata kepada mereka “Hai adam.
Srbenarnya buah itu tidak di larang oleh Allah untuk makan buah ini. Allah melarang
kalian memakan buah ini karena jika kalian memakannya kalian akan menjadi kekal,
seperti para malaikat-malaikat.”
Iblis menyesatkan adam dan hawa dengan cara mebujuk mereka untuk
memakan buah yang di larang oleh Allah, kemudian adam dan hawa terbujuk rayuan
iblis dan melanggar perintah Allah. Dan akhirnya mereka di keluarkan dari syurga.
Allah mengeluarkan adam, hawa, dan iblis yang menggoda dari syurga dan
memerintahkan mereka turun ke bumi. Sebagian dari mereka adan menjadi musuh
bagi sebagian yang lain, dan Allah telah menyiapkan tempat tinggal dan kesengan di
dunia sampai waktu yang telah di tetukan.
Setelah mereka di turunkan, Allah memeberi beberapa kalimat kepada adam
karena adam menyadari kesalahan yang telah dia perbuat. Dia ingin bertaubat tetapi
dia tidak tahu bagaimana cara untuk bertaubat sampai Allah memberi beberapa
kalimat kepada adam supaya dia bisa bertaubat. Maka Allah menerima taubat adam.
Allah berkata kepada adam, hawa, dan iblis “turulah kalian ke bumi sekarang !
kemudian jika turun wahyu (petunjuk) dariku kepada kalian, yang mengingatkan
tentang hukum-hukumku, barang siapa yang mengikuti petunjuk-ku niscaya tidak ada
kehawatiran , tidak ada pula kesedihan pada mereka.”
Menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa adam melakukan karena adanya
godaan dari iblis, adam tidak mempunyai kemauan yang kuat untuk menolak ajakan
iblis maka akhirnya dia tergoda oleh rayuan iblis itu. Adam lupa akan perintah Allah.
Maka kita sebgai manusia yang hidup pada zaman yang penuh godaan ini harus
memiliki tekad atau kemauan yang kuat agar terhindar dari berbagai goadaan yang
akan datang.
Seperti malaikat yang patuh ketika Allah printahkan untuk sujud kepada adam.
Malaikat buka sujud untuk menyembah adam tetapi untuk patuh pada apa yang Allah
perintahkan, berbeda dengan iblis yang merasa dirinya lebih mulia dibanding adam
sehingga dia tidak mau melaksanakan dan melanggar perintah Allah. Iblis
membangkan perintah Allah yang menyebabkan dirinya terhina.
Allah sudah memperingatkan kepada adam, Allah berfirman “Hai adam. Inilah
iblis yang tidak mau bersujud kepada kamu. Mereka adlah musuhmu dan musuh
istrimu. Jangan sampai dia mengeluarkan kalian dari syurga yang menyebabkan
kalian nanti celaka.”

Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


Adam melihat bagaimana bentuk iblis, bagaimana rupa malaikat, bagaimana
bentuk bumi, langit, syurga, neraka. Adam telah melihat semuanya, adam juga telah
Allah peringatkan agar menjauhi dan terhindar dari iblis sebelum adam tergoda oleh
iblis.

Bertemu di Jabal Rahmah


Apa yang terjadi setelah keduanya terusir dari surga? Yang jelas, mereka
akhirnya diturunkan ke bumi. Namun, di manakah lokasi persisnya mereka
diturunkan hingga bertemu kembali? Soal itu tidak dijelaskan dalam Alquran maupun
hadis.
Namun, sebagian ulama sepakat, keduanya setelah diturunkan secara terpisah
dari Surga kemudian bertemu di Jabal Rahmah30, Arafah, Jazirah Arab. Al-Imam At-
Thabari dalam Tarikh31-nya menjelaskan "Adam diturunkan dari surga ke bumi di
negeri India.” Ada juga pendapat bahwa, Hawa diturunkan di Jeddah--yang masih
bagian dari Hijaz. Kata Jeddah32 itu sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti
'perempuan tua.'
Riwayat lain menyebutkan, Adam diturunkan di Bukit Shafa, sedangkan Hawa
di Bukit Marwah. Ada pula yang menyebutkan, Adam diturunkan di antara Makkah
dan Thaif. Ada pula yang berpendapat, Adam diturunkan di India, sementara Hawa di
Irak.
Betapapun sebagian ulama berselisih pendapat tentang lokasi diturunkannya
Adam dan Hawa, kebanyakan mereka bersepakat: kedua insan pertama itu akhirnya
bertemu kembali di Jabal Rahmah. Sebelumnya, mereka terpisah ratusan tahun
lamanya sejak diturunkan dari surga ke bumi.
Bagi umat Islam, Jabal Rahmah juga memiliki nilai sejarah penting. Sebab, di
sinilah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu terakhir. Yakni, pada saat beliau
menunaikan Haji Wada, atau ibadah haji terakhir.
"Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku.
Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan
nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa
terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang."33

Kesimpulan
Manusia di ciptakan allah dengan maksud dan tuhuan yang jelas. Allah juga
mengabarkan kepada kita dengan jelas bagaimana awal terciptanya manusia pertama.
Adam di ciptakan dari tanah dan hawa di ciptakan dari tulang rusuk adam. Maka
terbantahlah argumen bahwa manusia adlah keturunan dari kera, pendapat ini tidak

30
nama tempat di Saudi Arabia
31
sejarah
32
nama kota di Saudi Arabia
33
al-Maidah ayat 3
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


bisa di pertanggung jawabkan karena menurut penelitian kera dan manusia adlah
mahluk yang sangat berbeda dari sejak dahulukala.
Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah dari tanah kemudia
Allah menciptakan hawa dari tulang rusuk adam. Manusia memiliki musuh yang
bernama iblis, dan keturunannya yaitu jin. Mereka di ciptakan dari api. Iblis adalah
mahluk yang di hormati oleh malaikat karena ke salihannya. Iblis di kutuk oleh Allah
karena tidak mau mengikuti perintahnya untuk besujud kepada Adam, bahkan mereka
menyombonkan diri dihadapan Allah. Iblis meminta umurnya di kekalkan sampai hari
kiamat dan berjanji akan selalu menggoda manusia agar terperosok ke jalan
kesesatan. Ada juga mahluk yang bernama malaikat, dia diciptakan dari cahaya.
Malaikat memiliki panglima atu pemimpin yang bernama Jibril. Tugas jibril adalah
menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul supaya manusia selalu di berikan
petunjuk ke jalan yang benar.
Iblis berhasil menggoda adam untuk membuatnya melanggar larngan Allah
yaitu memakan buah yang diberi nama oleh iblis sebagai buah Khuldi yang artinya
keabadian. Setelah Allah mengetahui hal itu Allah mengusir adam, hawa, dan iblis
dari syurga.
Adam di turunkan Allah kebumi secara terpisah dengan hawa. Adam pun di
beri beberapa kalimat oleh Allah agar dia bisa bertaubat, lalu Allah menerima taubat
adam. Adam dan hawa di pertemukan di tempat yang bernama jabal Rahmah. Mereka
bermukim disana sampai anak-anak mereka lahir dan membuat keturunan.

Daftar Pustaka
Katsir, A. al-F. I. I. bin U. bin. 2017. Tafsir al-Qur`an al-Adzim Jilid 1, 4,
6, 7, 8. (A. dkk Hidayat, Ed.) (3rd ed.). Solo: Insan Kamil.
https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/best-seller/kisah-nabi-
adam/amp/
Nadim, M. 1945. Al-Mu‟jam Al-Mufarras Li Alfazil Qur`an Al-Karim.
Mesir: Darul Qutb. Rofiqoh, A., & Ansori, I. H. 2017. Kisah-Kisah (Qasas)
dalam Al-Qur`an Perspektif I‟jaz. QOF, 1, 25–37.
https://www.google.com/amp/s/www.inspiraloka.com/kisah-nabi-adam/amp/
https://kalam.sindonews.com/read/18469/70/setelah-500-tahun-berpisah-
adam-dan-hawa-berjumpa-di-arafah-1588687546
Al-Farmawi, A. A.-H. 2002. Metode Tafsir Maudhu‟i. Jakarta:
RajaGrafindo Persada. Maliki. 2018. Tafsir Ibn Katsir : Metode dan Bentuk
Penafsirannya. El-Umdah (Jurnal Ilmu Al-Qur`an Dan Tafsir), 1(1), 74–86.
Najib, M. 2015. Kisah Nabi Adam As dalam al-Qur`an (Pendekatan Tafsir
Tematik). AL-ITQAN, 1, 105–125. Parhani, A. 2012. Adam As dalam
Perspektif Hadits (Suatu Kajian Tematik Terhadap Hadits Adam Abu al-
Basyar). Sulesana, 6, 71–72.
Zed, M. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.

Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx

You might also like