Professional Documents
Culture Documents
Moral Message: Don't be lazy to study because learning is for our own future
The players:
Sadewa (Father)
Arini (Mother)
Cut (anak)
Tiara (child)
Rara (child)
Narration:
On the outskirts of town, in a small village whose population is almost advanced, there is a quite
happy family. The family did not lack anything except education. The family has triplets who are
currently in high school.
They have just entered high school, still in their first year but one of them is very lazy about
studying. Want to know what the story is like?
Dialog:
Arini: Getting ready, sir, taking a shower! What's wrong with this sir, the children want to go to
school, why are you busy, don't you have anything to do, sir?
Sadewa: Yes, you pay attention to your children, what's wrong, ma'am?
Arini: Yes no. Cut...... Tiara...... Rara..... it's daylight, so hurry up and get dressed!
Rara: Yes!
Arini: Yes, hurry up, have breakfast and then go, you've been waiting for a long time!
Not long after that they left. Cut, Parise and Yajitte were accompanied by their father to the
school gate.
Sadewa father immediately returned home after dropping them off. At school, they learn like
school children. However, Adite didn't seem to pay much attention to the teacher. He played
more with the books and pencils he had.
Cut: I'm really lazy today, I've just left and I've been given an assignment!
Cut: But you've just come in, so let's get to know each other first or whatever, right?
Tiara: You've already paid your school fees! Just don't know!
Cut: You pretend to be Parise, it's the one who pays, it's the one who loses!
They went home, drama students were lazy about studying. When they got home they
immediately rested.
Watty: Children, eat first, then pray. After praying, sleep first, then you can play. But don't forget
to study!
BAHASA INDONESIA
Di pinggiran kota, di sebuah kampung kecil yang penduduknya hampir maju terdapat sebuah
keluarga yang cukup bahagia. Keluarga tersebut tak kurang suatu apapun kecuali pendidikan.
Keluarga tersebut memiliki anak kembar tiga yang saat ini sudah menginjak sekolah sma.
Mereka baru masuk sekolah menengah atas, masih tahun pertama tetapi salah satu dari
mereka ada yang sangat malas belajar. Ingin tahu seperti apa ceritanya?
Dialog:
Arini: Lagi siap-siap pak, lagi pada mandi! La bapak ini kenapa to, wong anak-anak yang mau
sekolah kok bapak yang sibuk, enggak ada pekerjaan pak?
Arini: Ya tidak. Cut..... Tiara......rara.... sudah siang nak, hayo lekas pakai baju!
Rara: Iya!
Arini: Iya cepat, sarapan lalu berangkat, bapak sudah menunggu dari tadi!
Tak lama setelah itu mereka sudah berangkat. Adite, Parise dan Yajitte di antar oleh bapak
mereka sampai di gerbang sekolah.
Ayah Sadewa pun langsung kembali ke rumah setelah mengantar mereka. Di sekolah, mereka
belajar seperti layaknya anak sekolah. Namun Adite terlihat tidak begitu memperhatikan guru. la
lebih banyak bermain dengan buku dan pensil yang ia miliki.
Cur: Malas benar hari ini, baru berangkat sudah dikasih tugas!
Cut: Tapi kan baru masuk, ya berkenalan dulu atau apa kan bisa
Rara: Aneh kamu tu, justru kalau tidak belajar kita yang rugi!
Tiara: Kan sudah bayar iuran sekolah! Begitu saja tidak tahu!
Cut : Sok kamu ini Parise, yang bayar kan bapak ya yang rugi bapak lah!
Mereka pun pulang ke rumah, drama siswa malas belajar. Sesampainya di rumah mereka
langsung istirahat.
Arini: Anak-anak, makan dulu, setelah itu sholat ya. Setelah sholat tidur dulu, baru setelah itu
boleh main. Tapi jangan lupa belajar!