You are on page 1of 5

Jurnal Darul Azhar Vol 6, No.

1 Agustus 2018 – Januari 2019, Hal : 48 - 52

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN BERAT BADAN


LEBIH (KEGEMUKAN) PADA BAYI USIA 6 BULAN
(Relationship Between Bottle Milk With Overweight (Obesity) on Infant Aged 6 Months)

Puspita Sari Pribadi


Email : puspitasari151290@gmail.com

ABSTRACT

Infant Formula Milk is milk specifically formulated as a substitute for breast milk for
babies up to 6 (six) months old (Permenkes RI, 2013). Infant aged 6 months,
onlyneedbreastfeeding(ASI) as the main food and drink (Kemekes RI, 2010). ASI is easy to
digest and immediately absorbed by babies. Malnutrition, alergie, colic, constipation, and
obesty are less likely to occur in infants who consume bottle milk. Bottle milk feeding is
inducated for babieswho are for some reasonsare not get nutrition by breastfeedor in
addition if milk production is not sufficient for infants. Nationally from 5000 babies aged 6
months, 200 (11%) of them are abese, this figure is increasing drastically by 2015 from 6000
babies, 400(15%) of them are obase. This is in line with decreased breastfeeding and
increased bottle milk feeding.
The purposeof this research is to knowthe relationship between bottle milk feeding
with overweight (obesty) on infants aged 6 months in puskesamas ketapang 2 year 2017.The
type of research includes simple analytic research with retrospective research design.
Research location at puskesmasketapang 2 sampit. The population in this study were all
mother who had infants aged 6 months who were in puskesmasketapang 2 from October to
December 2017 amounted to 68 people with sampling technique totaly sampling. The
technique of data collection is by usinga check list.
The result of this research is most 47% infants who are overweight, 47 % of them
using bottle milkmilk .The result of statistic analicys test using Chi Square test got the value
with significance x2 count =18,375 that is bigger the real standart x2 table =3,84146 which
has meaning H0 is refused and H1 is eccepted means it is proven that there is a significant
relationship between the use of infant formula milk with overweight (obesty).
The conclusion of this research isthere's a significant relationship between giving
an infant formula milk with overweight (obesty)PuskesmasKetapang2sampit. The advice for
health workers especially is to further improve comprehensive counseling from pre
pregnancy to childbirth about exclusive breastfeeding and preparation of breastfeeding. The
advice for health workers especially is to further improve comprehensive counseling from pre
pregnancy to childbirth about exclusive breastfeeding and preparation of breastfeeding.

Key words : Obesity, Bottle Milk, Breast Milk

PENDAHULUAN

48
Jurnal Darul Azhar Vol 6, No.1 Agustus 2018 – Januari 2019, Hal : 48 - 52

Susu Formula Bayi adalah susu kondisi kelebihan berat tubuh akibat
yang secara khusus tertimbunnya lemak. Kegemukan atau
diformulasikansebagai pengganti ASI obesitas bisa terjadi pada berbagai
untuk bayi sampai berusia 6 (enam) bulan kelompok usia dan jenis kelamin
(Permenkes RI, 2013). (Anderson, 2011).
Susu formula kebanyakan tersedia Anak usia 6 bulan, hanya
dalam bentuk bubuk. Perlu dipahami susu memerlukan Air Susu Ibu (ASI) saja
cair steril sedangkan susu formula tidak sebagai makanan dan minuman utama
steril. Pemberian susu formula (Kemenkes, 2010). ASI mudah dicerna
diindikasikan untuk bayi yang karena dan langsung terserap oleh bayi.
sesuatu hal tidak mendapatkan ASI atau Kekurangan gizi, alergik, kolik,
sebagai tambahan jika produksi ASI tidak konstipasi (sembelit), dan obesitas
mencukupi kebutuhan bayi (WHO, 2007). (kegemukan) lebih kecil kemungkinannya
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif terjadi pada bayi yang mengkonsumsi
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor ASI (Hayati, 2009).
33 Tahun 2012 adalah ASI yang Pada tahun 2013 prevalensi gemuk
diberikan kepada bayi sejak dilahirkan secara nasional di Indonesia sebanyak
selama enam bulan, tanpa menambahkan 11,9%, yang menunjukkan terjadi
dan/atau mengganti dengan makanan atau penurunan dari 14,0% pada tahun 2010.
minuman lain (kecuali obat, vitamin,dan Dari 5000 bayi umur 6 bulan, 200 (11%)
mineral). ASI mengandung kolostrum diantaranya mengalami kegemukan,
yang kaya akan antibodi karena angka ini meningkat secara drastis pada
mengandung protein untuk daya tahan tahun 2015 dari 6000 bayi, 400 (15%)
tubuh dan pembunuh kuman dalam diantaranya mengalami kegemukan. Hal
jumlah tinggi sehingga pemberian ASI ini seiring dengan pemberian ASI yang
eksklusif dapat mengurangi risiko menurun dan meningkatnya pemberian
kematian pada bayi. Kolostrum berwarna susu formula.
kekuningan dihasilkan pada hari pertama Berdasarkan masalah diatas, maka
sampai hari ketiga. Hari keempat sampai peneliti tertarik untuk melakukan
hari kesepuluh ASI mengandung penelitian tentang “Hubungan Antara
immunoglobulin, protein, dan laktosa Pemberian Susu Formula dengan Berat
lebih sedikit dibandingkan kolostrum Badan Lebih (kegemukan) pada Bayi
tetapi lemak dan kalori lebih tinggi (Profil Usia 6 Bulan di Puskesmas Ketapang 2
Kesehatan RI, 2016). Sampit. Tujuan Penelitian ini adalah
Selain mengandung zat-zat untuk mengetahui hubungan antara
makanan, ASI juga mengandung zat pemberian susu formula dengan berat
penyerap berupa enzim tersendiri yang badan lebih (kegemukan) pada bayi usia 6
tidak akan menganggu enzim di usus. bulan di Puskesmas Ketapang 2 Sampit.
Susu formula tidak mengandung enzim
sehingga penyerapan makanan tergantung METODE PENELITIAN
pada enzim yang terdapat di usus bayi Penelitian ini menggunakan metode
(Profil Kesehatan RI, 2016). pendekatan Restropektif yaitu sebuah
Persentase bayi 0-5 bulan yang studi yang didasarkan pada catatan medis,
masih mendapat ASI eksklusif sebesar mencari mundur sampai waktu
54,0%, sedangkan bayi yang telah peristiwanya terjadi di masa lalu. Jumlah
mendapatkan ASI eksklusif sampai usia sampel yang digunakan adalah 68 bayi
enam bulan adalah sebesar 29,5% (Profil usia 6 bulan dengan menggunakan teknik
Kesehatan RI, 2016). totally sampling. Teknik analisa data yang
Kegemukan adalah kondisi berat digunakan yaitu uji Chi Square.
tubuh melebihi berat tubuh normal, atau

49
Jurnal Darul Azhar Vol 6, No.1 Agustus 2018 – Januari 2019, Hal : 48 - 52

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang didapat pada yaitu 32 % dan 8,8 % mengalami


penelitian ini yaitu sebagai berikut : kegemukan namun tidak
a. Penggunaan susu formula menggunakan susu formula.
Tabel Distribusi frekuensi Analisa data menggunakan uji chi
Penggunaan Susu Formula square di peroleh hasil bahwa X2
hitung = 18,37 lebih besar dari X2
No Susu Formula F ( % ) tabel = 3,84. Maka hasilnya Ho
ditolak dan H1 diterima atau
1 . Y a 42 6 1 , 8 memang ada hubungan yang
2 . T i d a k 26 3 8 , 2 signifikan.
Jumlah 68 1 0 0
Berdasarkan tabel distribusi PEMBAHASAN
frekuensi penggunaan susu Berdasarkan hasil penelitian
formula dapat diketahui sebagian bahwa dari 68 responden, 52,9%
besar responden memberikan susu diantaranya memiliki bayi yang
formula yaitu 42 responden mengalami kegemukan sedangkan
(61,8%). 47,1% tidak mengalami
b. Berat badan bayi kegemukan. Meskipun faktor yang
Tabel Distribusi frekuensi mempengaruhi kegemukan pada
Berat Badan Lebih (Kegemukan) bayi sangat banyak yang secara
N o Berat Badan Lebih F ( % ) umum ada 2 faktor utama yaitu
faktor internal dan eksternal.
1 . N o r m a l 36 5 2 , 9 Namun jika melihat hasil
2 . Ge muk 32 4 7 , 1 tabulasi silang pada berat badan
J u m l a h 68 1 0 0 dan susu formula bahwa dari 61,8
Berdasarkantabeldistribusifrekuens % responden yang menggunakan
iBeratBadanLebih (Kegemukan)di susu formula, 47,1 % diantaranya
atasdapatdiketahuisebagianbesarres memiliki bayi dengan berat badan
pondenmemilikibayi yang lebih dan hanya 14,7 % responden
gemukyaitu 36 responden (52,9%). yang memiliki bayi tidak gemuk,
c. Tabulasi Silang Berat Badan sedangkan dari 38,2% responden
Lebih dengan Penggunaan Susu yang tidak menggunakan susu
Formula formula, hanya 8,8% responden
TabelTabulasiSilang yang memiliki bayi dengan berat
BBLebihdanSusu Formula badan lebih dan sisanya yaitu
Y a Tidak T o t a l 29,4% responden memiliki bayi
Susu
Formula F % F % F % yang tidak gemuk, hal ini
Susu
Formula menunjukkan bahwa bayi yang
Ke ge muk a n 32 47,1 4 8,8 36 52,9 diberikan susu formula cenderung
N o r m a l 10 14,7 22 29,4 32 47,1 mengalami kelebihan berat badan,
T o t a l 42 61,8 26 38,2 68 1 0 0 menurut teori hal ini diperkirakan
karena kelebihan air dan
Berdasarkan tabel tabulasi silang komposisi lemak tubuh yang
diatas diketahui bahwa sebagian berbeda dibandingkan dengan bayi
besar bayi yang diberikan susu yang mendapatkan ASI
formula mengalami kegemukan (Khasanah, 2011). Hasil Penelitian

50
Jurnal Darul Azhar Vol 6, No.1 Agustus 2018 – Januari 2019, Hal : 48 - 52

ini juga sejalan dengan penelitian kemungkinan kegemukan jauh


yang dilakukan Roesli (2008) lebih tinggi pada anak-anak yang
yang membuktikan bahwa diberi susu formula.

KESIMPULAN Tahun 2016. Diakses tanggal


1. Dari 68 responden diketahui 17 September 2017 dari
bahwa mayoritas responden http://www.depkes.go.id/reso
memberikan susu formula urces/download/pusdatin/profi
kepada bayinya yaitu sebanyak l-kesehatan-indonesia/Profil-
42 responden (61,8%). Kesehatan-Indonesia-
2. Dari 68 responden diketahui 2016.pdf
bahwa sebanyak 36 responden Khasanah, Nur. 2011.ASI atau
(52,9%) memiliki bayi dengan Susu Formula ya?.Jogjakarta:
berat badan lebih (kegemukan) flashbooks.
dan 32 (47,1%) diantaranya Nasir. 2011.Hasil Penelitian
tidak mengalami kegemukan. Mengenai Manfaat ASI dan
3. Ada Hubungan yang Perbandingannyadengan Susu
signifikan antara variabel Formula.Diakses tanggal10
pemberian susu formula Oktober 2017
dengan variabel berat badan .http://dokternasir.web.id/201
lebih pada bayi usia 6 bulan, 1
terlihat dari nilai X2 Hitung = Notoatmodjo. 2010. Metodologi
18,375 yang lebih besar dari Penelitian Kesehatan. Jakarta:
X2 Tabel =3,84146. RinekaCipta
Permenkes RI No.39. 2013.
DAFTAR RUJUKAN Diakses tanggal 17 September
Arikunto, S. (2006). Prosedur 2017 dari
Penelitian Suatu Pendekatan http://www.hukor.depkes.go.i
Praktek. Jakarta: RinekaCipta d/uploads/produk_hukum/PM
Azizah, Nur. 2014. Gambaran K%20No.%2015%20ttg%20S
pengetahuan ibu tentang efek anksi%20Penghambat%20AS
pemberian susu formula pada I%20Eksklusif.pdf
bayi usia di bawah 6 bulan di Praptiani, Wuri. 2012. Kebidanan
Puskesmas Banget Ayu Oxford: dari Bidan untuk
Semarang. Diakses tanggal 13 Bidan. Jakarta : EGC
September 2017 Roesli, U. 2008. InisiasiMenyusu
http://digilib.unimus.ac.id/gdl. Dini Plus
php?mod=browse&op=read& ASIEksklusif.Jakarta:
id=jtptunimus-gdl- PustakaBunda
nurazizahg-7428 Siregar. 2013. Hubungan iklan
Deba, Umar. 2007. Perbedaan susu formula di televisi
Status Gizi Antara Bayi Yang dengan pola pemberian ASI
Diberi ASI Eksklusif Dengan pada bayi di Kelurahan
Bayi Yang Diberi MP-ASI Sidorejo Kecamatan Medan
Dini Di Puskesmas Perumnas Tembung. Diakses tanggal 13
Kota Kendari. Jurnal September 2017
SELAMI IPS. 2007. 02(21): http://repository.usu.ac.id/han
ISSN 1410-2323 dle/123456789/35053
Kemenkes RI. 2017. Profil Soetjiningsih.2008.Tumbuh
Kesehatan Republik Indonesia kembang anak. Jakarta: EGC

51
Jurnal Darul Azhar Vol 6, No.1 Agustus 2018 – Januari 2019, Hal : 48 - 52

Sugiyono. 2008. Statistika PenerbitBuku Kedokteran


UntukPenelitian. Bandung: EGC
Alfabeta
Supariasa, I.D.N. dkk.
2013.Penilaian Status Gizi
(Edisi Revisi).Jakarta:

52

49

You might also like