You are on page 1of 18

MAKALAH ASUHAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN

KELUARGA BERENCANA
MASALAH KEPENDUDUKAN INDONESIA

Dususun Oleh :

Cahaya Mutiara Fitri

(2215471027)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN TANJUNG KARANG PRODI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah yang kami beri judul “Makalah asuhan pelayanan
kesehatan reproduksi dan keluarga berencana masalah kependudukan indonesia”
dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata asuhan kebidanan
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang masalah kependudukan di indonesia.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yuliawati, S.Pd., M.Kes Selaku


dosen penanggung jawab mata kuliah Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca khususnya Ibu Yuliawati, S.Pd., M.Kes dan teman-teman demi
kesempurnaan makalah ini.

Metro, Januari 2024

Cahaya Mutiara Fitri

1
DAFTAR ISI

Cover i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan 1
A.Latar Belakang 1
B. Rumus Masalah. 2
C. Tujuan 2
BAB II Pembahasan 3
A. Masalah kependudukan di Indonesia 3
1. Jumlah dan pertumbuhan penduduk 6
2. Pertumbuhan penduduk di Indonesia 8
3. Persebaran dan kepadatan penduduk Indonesia 9
4. Struktur umur penduduk indonesia 10
5. Kelahiran dan kematian di Indonesia 13
BAB III Penutup 14
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
Daftar Pustaka 16
Soal PilihanGanda 17

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di
dunia. Ledakan penduduk ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang
sangat tinggi. Kondisi ini jelas menimbulkan dua sisi yang berbeda. Disatu sisi
kondisi tersebut bisa menjadi salah satu kekuatan yang besar untuk Indonesia.
Tetapi di satu sisi kondisi tersebut menyebabkan beban negara menjadi
semakin besar. Selain menjadi beban negara juga menimbulkan permasalahan
lain. Banyaknya jumlah penduduk yang tidak disertai dengan ketersediaan
lapangan pekerjaan yang mampu menampung seluruh angkatan kerja bisa
menimbulkan pengangguran, kriminalitas, yang bersinggungan pula dengan
rusaknya moralitas masyarakat.
Karena berhubungan dengan tinggi rendahnya beban negara untuk
memberikan penghidupan yang layak kepada setiap warga negaranya, maka
pemerintah memberikan serangkaian usaha untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk agar tidak terjadi ledakan penduduk yang lebih besar. Salah satu
cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggalakkan program
KB (Keluarga Berencana). Program KB pertama kali dilaksanakan pada masa
pemerintahan Soeharto yaitu saat Orde Baru. Melalui KB masyarakat
diharuskan untuk membatasi jumlah kelahiran anak, yaitu setiap keluarga
memiliki maksimal dua anak
Permasalahan keluarga berencana (KB) tidak hanya dipandang dari jumlah
anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan tetapijuga pada pemenuhan hak
kesehatan reproduksi, pemilihan alat kontrasepsi, dukungan keluarga, dan
kebijakan kependudukan yang ada di Indonesia sehingga dapat mengontrol
lajur pertumbuhan penduduk di Indonesia.
B. Rumus Masalah
a. Apa sajakah masalah kependudukan di Indonesia?
b. Berapakah jumlah dan pertumbuhan penduduk di Indonesia?
c. Bagiamana persebaran dan kepadatan penduduk Indonesia?
d. Bagaimana struktur umur penduduk indonesia?

1
e. Berapakah jumlah kelahiran dan kematian di Indonesia saat ini?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui tentang permasalahan kependudukan di Indonesia
b. Untuk mengetahui jumlah dan pertumbuhan penduduk di Indonesia
c. Untuk mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk
d. Untuk mengetahui struktur umur penduduk di Indonesia
e. Untuk mengetahui jumlah kelahiran dan kematian di Indonesia saat ini

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masalah kependudukan di Indonesia
1. Jumlah dan pertumbuhan penduduk
Pengertian dari penduduk menurut Undang-Undang Dasar 1945
adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang mempunyai tempat
tinggal di Indonesia, sedangkan definisi dari warga negara Indonesia
adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan Undang-Undang sebagai warga negara Indonesia.
Definis penduduk yaitu seseorang yang menempati suatu wilayah pada
kurun waktu tertentu, pada penjelasan lainnya bahwa penduduk
merupakan semua orang yang menempati suatu wilayah tertentu dengan
kurun waktu dan dalam suatu periode tertentu pula, sehingga dapat di
simpulkan bahwa penduduk merupakan semua orang yang memeiliki
tempat tinggal pada suatu wilayah geografis dalam kurun enam bulan
maupun lebih ataupun kurung dari enam bulan namun memiliki tujuan
untuk mendiami wilayah tersebut.(Yuhedi & Kurniawati, 2013)
Permasalahan Kependudukan di Indonesia adalah masalah
kuantitas dan kualitas penduduk. Adapun masalah-masalah kependudukan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk besar
b. Pertumbuhan penduduk cepat
c. Persebaran penduduk tidak merata
d. Kualitas penduduk rendah
e. Komposisi penduduk sebagian besar berusia produktif
Besarnya tingkat pertumbuhan penduduk tersebut disebabkan oleh
tiga hal sebagai pemicu utama yaitu : fertilitas (kelahiran), mortalitas
(kematian) dan migrasi (kepindahan penduduk). terjadinya kelahiran di
suatu wilayah akan memiliki pengaruh terhadap perubahan jumlah dan
komposisi penduduk, sementara terjadinya kematian mampu menambah
ataupun mengurangi banyaknya suatu penduduk pada wilayah tertentu.
Artinya bahwa akan terjadi pengurangan terhadap wilayah yang di

3
tinggalkan tetapi akan menambah jumlah penduduk suatu wilayah jika di
datangi. Faktor langsung sebagaimana penjelasan di atas sangat
mempengaruhi, namun faktor tidak langsung mampu juga mempengaruhi
kondisi jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pula. Itu sebabnya
mengapa banyaknya pertumbuhan penduduk yang dijelaskan di atas di
kelompokkan sebagai pertumbuhan dengan katagori tinggi yang nantinya
akan menimbulkan berbagai masalah
. Hal ini menyebabkan masalah bagi negara Indonesia terutama bidang
kependudukan dan keluarga berencana. Upaya perintah untuk
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk ini dengan program Keluarga
Berencana. KB merupakan upaya pemerintah untuk mengatasi
permasalahan dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang
meningkat pesat dan juga menekan garis kemiskinan masyarakat. Tingkat
kesadaran masyarakat merupakan tantangan terbesar dalam penggalakan
program KB kembali.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk
yang cukup besar dan berada pada peringkat ke 4 dengan jumlah
penduduk terbanyak di dunia (World Bank, 2019). Indonesia termasuk
negara dengan penduduk terbanyak di dunia setelah Republik Rakyat
Cina, India dan Amerika Serikat. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia
terus terjadi di setiap tahun. Pada tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia
sebesar 206.264.595 jiwa kemudian meningkat tajam menjadi
237.641.326 jiwa pada tahun 2010 (BPS, 2012), dan pada tahun 2019,
Penduduk Indonesia diperkirakan mencapai angka 267 juta jiwa, jumlah
penduduk Indonesia mencapai 275,36 juta jiwa pada Juni 2022. Dari
jumlah tersebut, ada 190,83 juta jiwa (69,3%) penduduk Indonesia yang
masuk kategori usia produktif, 67,16 juta jiwa (24,39%) penduduk usia
belum produktif dan sebanyak 17,38 juta jiwa (6,31%) merupakan
kelompok usia sudah tidak produktif. Dengan komposisi jumlah penduduk
tersebut, maka rasio ketergantungan/beban tanggungan (depency ratio)
sebesar 44,3%.Artinya setiap 100 jiwa penduduk usia produktif
menanggung sebanyak 44-45 jiwa penduduk usia tidak

4
produktif.penduduk Indonesia diperkirakan mencapai angka 267 juta
jiwa.Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju
pembangunan di berbagai bidang, oleh karena itu upaya mengatasi
permasalahan ledakan penduduk tersebut, pemerintah Indonesia telah
menerapkan program Keluarga Berencana (KB) yang bertujuanuntuk
mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia.

Menurut data IMF (Dana Moneter Internasional) tercatat bahwa


pada 2018, populasi di Indonesia mencapai 264,16 juta jiwa dan
diprediksikan bahwa pada tahun 2024, Indonesia akan mengalami
pertumbuhan penduduk hingga mencapai 281,64 juta jiwa.
Dinamika atau perubahan jumlah penduduk sangat mempengaruhi
dinamika pembangunan.Manfaat dari jumlah penduduk yang besar adalah:
a. Dapat mempertahankan keutuhan Negara dari ancaman yang berasal
dari Negara lain
b. Sebagai sumber daya manusia dalam penyediaantenaga kerja untuk
mengolah sumber daya alam
Ada permasalahan untuk negara Indonesia yang berpenduduk besar
yaitu nomor 4 di dunia yaitu:
a. Pemenuhan kebutuhan hidup masih belum dapat terpenuhi oleh
Pemerintah, karena kemampuan pemerintah masih terbatas.
Pemerintah seharusnya dapat menjamin terpenuhi kebutuhan hidup
penduduk yang besar. Sebagai akibatnya masih ada penduduk yang
kekurangan gizi makanan, timbulnya 3 permukiman kumuh, kerusakan
lingkungan, kerawanan pangan, kelangkaan sumber daya, kemiskinan,
serta konflik social.
b. Penyediaan lapangan kerja, sarana, dan prasarana kesehatan,
pendidikan serta fasilitas sosial lainnya masihbanyak yang kurang,
karena dana yang terbatas.Pemerintah seharusnya dapat dapat
menyediakan itu semua. Maka peran serta sektor swasta
perludigalakkan untuk mengatasi masalah ini, seperti pembangunan
pabrik/industri, sekolah swasta, rumah sakit swasta dan lain-lain.

5
2. Persebaran dan kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk yang tidak rata antara satu daerah dengan
daera lain di Indonesia dapat menjadi masalah. Secara ekonomi,
permasalahan yang muncul dari keadaan ini yaitu rendahnya produktivitas
daerah dengan kepadatan penduduk yang rendah. Masalah lain yang
timbul adalah ketidakseimbangan jumlah penduduk yang berada di kota
dan di desa. Laju pertumbuhan penduduk di kota terhitung cepat apabila
dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk di desa.
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran
antar pulau, propinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan.
Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah
daratan Indonesia, dihuni 60-70% penduduk Indonesia. Persebaran
penduduk antara kota dan desa juga tidak merata. Perpindahan penduduk
dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke
waktu. Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan
penduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas. Pemusatan penduduk di
kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar
lainnya antara lain dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan
hidup seperti:
a. Pencemaran udara yang berasal dari industry dan asap kendaraan
b. Pencemaran air di sungai-sungai karena pem- buangan sampah oleh
masyarakat dan industry
c. Banyak terjadi permukiman liar
d. Permasalahan sosial seperti pencurian, perampokan, pelacuran dan lain
sebagainya.
Pemusatan penduduk mempunyai dampak yang cukup besar, maka
perlu ada upaya untuk meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap
daerah.Upaya-upaya meratakan penyebaran penduduk antara lain adalah:
a. Pada daerah yang jarang penduduk dan daerah pedesaan diciptakan
lapangan pekerjaan misal didirikan daerah perindustrian.
b. Pemerataan pembangunan di semua daerah.

6
Kepadatan penduduk merupakan salah satu dari berbagai permasalahan
penduduk Indonesia. Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi Jawa Barat
memprediksi jumlah penduduk di Jawa Barat pada tahun 2020 akan
mencapai 49,94 jiwa, jumlah penduduk tahun 2020 menunjukkan
peningkatan sebanyak 7 juta jiwa dibandingkan dengan satu dekade
lalu. Data BPS ini menunjukkan bawah kepadatan Provinsi Jawa Barat
menempati posisi pertama sebagai provinsi yang memiliki jumlah
kepadatan penduduk terbanyak di Indonesia, bahkan kota Bandung
menempati posisi ke-5 sebagai kota dengan jumlah kepadatan
penduduk terbanyak. Kepadatan jumlah penduduk dapat dikendalikan
oleh program pemerintah, sehingga pemerintah mengeluarkan
beberapa kebijakan salah satunya adalah program Keluarga berencana
(KB) (BPS, 2020).
Program Keluarga Berencana pada remaja ini bukan berarti
menyediakan alat kontrasepsi. Tetapi merupakan program pemerintah
dalam upaya preventif untuk masalah kesehatan reproduksi yang harus
dijaga sejak usia dini serta pencegahan untuk mengurangi resiko
penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS (Suryani, Ramani &
Wati,2015).

3. Struktur Umur Penduduk


Struktur umur penduduk berkaitan dengan kelahiran, kematian dan
perpindahan penduduk/migrasi. Struktur usia muda dihasilkan dari tingkat
kelahiran kasar (Crude Birth Rate) yang meningkat. Apabila kematian bayi
menurun, khususnya pada bayi perempuan, mereka yang akan memasuki
usia reproduksi akan bertambah selaras dengan angka kelahiran yang juga
akan bertambah. Apabila usia muda masih besar akan berakibat pada
peningkatan kebutuhan biaya hidup, fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Muncul masalah lain yaitu peningkatan angkatan kerja dan banyaknya
penduduk dalam usia sekolah. Struktur usia muda juga menunjukkan
jumlah perempuan usia reproduksi relatif besar.

7
Sebelum diterapkannya program Keluarga Berencana (KB) dan
upaya pengendalian pertumbuhan penduduk, struktur umur penduduk
sering kali mencerminkan karakteristik piramida penduduk yang memiliki
basis yang luas. Proporsi anak-anak dan remaja cenderung tinggi,
menandakan adanya tingkat kelahiran yang tidak terkontrol dan
pertumbuhan populasi yang cepat. Keluarga dengan jumlah anak yang
besar menjadi norma, dan dampaknya tercermin dalam kurangnya
pengendalian terhadap jumlah kelahiran.
Seiring dengan implementasi program KB, struktur umur
penduduk mengalami perubahan yang signifikan. Upaya pengendalian
kelahiran dan edukasi seksual berhasil menekan pertumbuhan populasi,
menciptakan pergeseran dari piramida penduduk yang lebar pada basis
menuju distribusi usia yang lebih merata. Proporsi kelompok usia muda
menjadi lebih terkontrol, sementara kelompok usia produktif (usia 15-64
tahun) mengalami peningkatan signifikan.
Peningkatan proporsi kelompok usia produktif membawa konsep
bonus demografi, di mana lebih banyak individu yang berpotensi aktif
secara ekonomi. Masyarakat menjadi lebih mampu mengelola sumber
daya manusia dengan lebih efektif, menciptakan peluang untuk
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Keluarga dengan jumlah
anggota yang lebih kecil dapat fokus pada pendidikan, kesehatan, dan
perkembangan individu, mendukung peningkatan kualitas hidup.
Selain itu, program KB yang efektif juga memberikan dampak
positif pada angka kematian balita dan ibu hamil. Dengan meningkatnya
akses terhadap layanan kesehatan reproduksi, terjadi penurunan angka
kematian, peningkatan harapan hidup, dan perbaikan kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dapat merencanakan kehamilan
dengan lebih baik, mengurangi risiko kesehatan maternal dan infantil.
Menurut data tahun 2020, penduduk Indonesia didominasi oleh
kelompok usia produktif (usia 15-64 tahun) dengan jumlah mencapai
191,08 juta jiwa atau sekitar 70,72% dari total penduduk. Hal ini
menunjukkan bahwa struktur umur penduduk Indonesia saat ini masih

8
didominasi oleh kelompok usia produktif. Program Keluarga Berencana
(KB) dan upaya pengendalian pertumbuhan penduduk telah berkontribusi
dalam menciptakan bonus demografi, di mana struktur umur penduduk
yang lebih produktif dapat mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun,
terdapat juga tantangan ke depan terkait dengan meningkatnya jumlah
lansia di Indonesia, yang diproyeksikan akan mencapai 28,7 juta jiwa di
tahun 2020. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan lansia serta memperkuat peran mereka dalam
pembangunan.
Meskipun perubahan struktur umur penduduk membawa manfaat
besar, tantangan tetap ada. Pengelolaan bonus demografi memerlukan
investasi dalam pendidikan, keterampilan, dan penciptaan lapangan kerja
yang sesuai. Selain itu, perubahan ini juga menuntut penyesuaian
kebijakan pensiun dan layanan kesehatan lanjut usia untuk mendukung
populasi yang semakin menua.
Secara keseluruhan, implementasi program KB dan upaya
pengendalian pertumbuhan penduduk menciptakan transformasi dalam
struktur umur penduduk, membuka peluang besar untuk pembangunan
berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
4. Kelahiran dan Kematian

Kelahiran dan kematian adalah dua dimensi kunci dalam statistik


demografi yang memberikan gambaran tentang perubahan populasi di
Indonesia. Kelahiran mencakup momen ketika seorang individu baru lahir
ke dunia, dengan data yang mencakup informasi seperti tanggal kelahiran,
jenis kelamin bayi, dan lokasi kelahiran. Jumlah kelahiran menjadi
indikator penting untuk pertumbuhan populasi, dimana tingkat kelahiran
yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan yang cepat. Sebaliknya,
tingkat kelahiran yang rendah dapat mengakibatkan pertumbuhan yang
lebih lambat atau bahkan penurunan populasi.

Sementara itu, kematian merujuk pada saat seorang individu


meninggal dunia. Data kematian mencakup informasi seperti penyebab
kematian, usia saat meninggal, dan lokasi kematian. Tingkat kematian

9
yang tinggi dapat mencerminkan masalah kesehatan atau lingkungan yang
buruk, sementara tingkat kematian yang rendah dapat mencerminkan
kondisi kesehatan dan kehidupan yang baik.

Pemerintah dan lembaga statistik resmi, seperti Badan Pusat


Statistik (BPS), secara rutin mengumpulkan dan merilis data demografi.
Data ini menjadi dasar untuk perencanaan kebijakan, pembangunan
ekonomi, dan pemahaman terhadap dinamika populasi di Indonesia.
Perubahan dalam tingkat kelahiran dan kematian juga memiliki dampak
pada struktur umur dan bonus demografi suatu populasi, memainkan peran
penting dalam pembentukan arah perkembangan suatu negara.

Kelahiran adalah kapasitas alami bagi populasi untuk berkembang. Angka


Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) mengindikasikan rata-rata anak
yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa reproduktifnya (15-49
tahun). TFR menjadi penanda penting untuk mengukur efektivitas suatu
negara dalam mengelola pertumbuhan penduduk melalui program
Keluarga Berencana (KB). Standar ideal TFR adalah 2,1, di mana angka
ini menandakan bahwa setiap pasangan hanya menggantikan dirinya
sendiri dengan dua anak.

Menurut survei BPS tahun 2020, TFR di Indonesia mencapai 2,10,


yang berarti rata-rata seorang perempuan akan memiliki dua anak selama
usia suburnya. Selama dekade terakhir, terjadi penurunan TFR sebesar
0,39, yang dapat dikaitkan dengan keberhasilan program KB yang
dilaksanakan sejak tahun 1970. Penurunan ini juga mempengaruhi
keadaan saat pandemi Covid-19.

Meskipun pandemi Covid-19 mempengaruhi banyak hal, prediksi


lonjakan TFR selama pandemi tidak terbukti. Penurunan penggunaan
kontrasepsi dan keterbatasan layanan kesehatan selama masa pandemi
tidak berujung pada baby boom. Pandemi justru cenderung membuat
orang menunda memiliki anak, terutama akibat resesi ekonomi yang
melanda.

10
Ada kekhawatiran akan “resesi seks” di Indonesia karena
penurunan TFR selama satu dekade. Namun, hingga saat ini, kelebihan
kelahiran bayi masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia, terutama di
Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, dan Maluku. Meskipun
demikian, tidak ada bukti yang jelas tentang resesi seks karena Indonesia
masih mengalami kelebihan kelahiran bayi.

Sedangkan Angka kematian ibu dan bayi pada tahun 2020


mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Salah
satu faktor yang menyebabkan peningkatan ini adalah adanya peningkatan
kasus putus pakai alat kontrasepsi. Untuk mengatasi masalah ini, perlu
dilakukan berbagai upaya, termasuk memberikan edukasi sejak dini terkait
dengan kesehatan reproduksi.

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Eni
Gustina, menyampaikan bahwa angka kematian ibu mengalami
peningkatan sebanyak 300 kasus dari tahun 2019, mencapai sekitar 4.400
kematian pada tahun 2020. Selain itu, terjadi peningkatan yang signifikan
pada kasus kematian bayi. Peningkatan ini menunjukkan pentingnya upaya
pencegahan putus pakai alat kontrasepsi serta perluasan edukasi terkait
dengan kesehatan reproduksi untuk menekan angka kematian ibu dan bayi
di masa mendatang.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan Kependudukan di Indonesia adalah masalah kuantitas dan
kualitas penduduk. Adapun masalah-masalah kependudukan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk besar
b. Pertumbuhan penduduk cepat
c. Persebaran penduduk tidak merata
d. Kualitas penduduk rendah
e. Komposisi penduduk sebagian besar berusia produktif
Salah satu faktor yang menyebabkan laju pertambahan penduduk adalah
angka kelahiran total. Hal ini menyebabkan masalah bagi negara Indonesia
terutama bidang kependudukan dan keluarga berencana
Persebaran penduduk tidak merata Persebaran penduduk di Indonesia tidak
merata baik persebaran antar pulau, propinsi, kabupaten maupun antara
perkotaan dan pedesaan.
Sebelum diterapkannya program Keluarga Berencana (KB) dan upaya
pengendalian pertumbuhan penduduk, struktur umur penduduk sering kali
mencerminkan karakteristik piramida penduduk yang memiliki basis yang
luas.
Seiring dengan implementasi program KB, struktur umur penduduk
mengalami perubahan yang signifikan. Upaya pengendalian kelahiran dan
edukasi seksual berhasil menekan pertumbuhan populasi, menciptakan
pergeseran dari piramida penduduk yang lebar pada basis menuju distribusi
usia yang lebih merata.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nirma Lila Anggani, “Analisis Struktur Umur Penduduk di Daerah Istimewa


Yogyakarta Tahun 1971-2020” Jurnal Pendidikan

Mantra, Ida Bagoes (2000). Demografi Umum Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya 2019. Modul Asuhan Kebidanan


Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana. Palangkaraya,
Kalimantan.

Badan Pusat Statistik (2020). Laju Pertumbuhan Penduduk Jawa Barat Tahun
2020. Bandung.

Matahari R(2018)Buku Ajar Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Yogyakarta:


Pustaka Ilmu

13
SOAL PILIHAN GANDA
Berikut adalah lima pertanyaan pilihan ganda beserta pilihan jawabannya
(ABCDE):
1. Apa upaya yang disarankan untuk meratakan penyebaran penduduk?
a. Memusatkan penduduk di kota besar
b. Menciptakan lapangan pekerjaan di daerah pedesaan
c. Meningkatkan urbanisasi
d. Menghentikan pembangunan di daerah padat penduduk
e. Memperbaiki kualitas udara
Jawaban: b. Menciptakan lapangan pekerjaan di daerah pedesaan
2. Apa yang mencerminkan struktur umur penduduk sebelum diterapkannya
program Keluarga Berencana (KB)?
a. Distribusi usia yang merata
b. Karakteristik piramida penduduk dengan basis yang luas
c. Peningkatan proporsi kelompok usia produktif
d. Peningkatan kualitas hidup masyarakat
e. Penurunan tingkat kelahiran
Jawaban: b. Karakteristik piramida penduduk dengan basis yang luas
3. Menurut data tahun 2020, kelompok usia manakah yang mendominasi
penduduk Indonesia?
a. Anak-anak (usia 0-14 tahun)
b. Usia produktif (usia 15-64 tahun)
c. Lansia (usia di atas 64 tahun)
d. Semua kelompok usia memiliki proporsi yang sama
e. Peningkatan kelahiran bayi
Jawaban: b. Usia produktif (usia 15-64 tahun)
4. Apa tantangan yang dihadapi Indonesia terkait struktur umur penduduk ?
a. Tingginya angka kelahiran
b. Meningkatnya jumlah lansia
c. Distribusi usia yang merata

14
d. Kurangnya investasi dalam pendidikan
e. Penurunan tingkat urbanisasi
Jawaban: b. Meningkatnya jumlah lansia
5. Apa yang dimaksud dengan Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR)
dan mengapa penting dalam mengelola pertumbuhan penduduk?
a. Rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama hidupnya;
penting untuk mengukur efektivitas program KB.
b. Jumlah anak yang lahir dalam satu tahun; penting untuk menentukan
pertumbuhan ekonomi.
c. Rata-rata anak yang lahir dalam satu keluarga; penting untuk menilai
kualitas hidup.
d. Jumlah anak yang dilahirkan oleh pasangan yang sudah memiliki anak;
penting untuk mengukur kebahagiaan keluarga.
e. Jumlah kelahiran bayi selama satu dekade; penting untuk mengukur
tingkat urbanisasi.

Jawaban: a. Rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama


hidupnya; penting untuk mengukur efektivitas program KB.

15

You might also like