Professional Documents
Culture Documents
Makalah
Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan Rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Identitas Nasional”
tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan juga ilmu
pengetahuan bagi pembaca terkait Identitas Nasional.
Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Tidak
lupa Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Nurdin Syahid, M.Ag,
selaku dosen Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati dan juga kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Penulis berharap tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
juga wawasan terkait bidang yang sedang ditekuni oleh penulis. Namun terlepas dari itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini dan
makalah selanjutnya.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
MAKALAH ........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... II
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. III
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ...............................................................................................................1
C. TUJUAN....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................3
A. HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA.............................................................................................3
B. UNSUR DAN TERJADINYA NEGARA INDONESIA ........................................................................7
1. UNSUR NEGARA ......................................................................................................................7
C. PENGERTIAN DAN CAKUPAN IDENTITAS NASIONAL ...............................................................10
1. PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL .......................................................................................10
BAB III SIMPULAN......................................................................................................................17
1. SIMPULAN ..............................................................................................................................17
2. SARAN ...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan zaman pada dewasa ini, khususnya pada era globalisasi
ini berbagai perubahan pun terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan tersebut
mempunyai dampak positif dan juga negatif. Hal baiknya adalah Anda dapat dengan
mudah mengakses informasi secara lokal, nasional, dan internasional. Namun, dampak
negatifnya adalah banyaknya budaya asing yang masuk ke dalam masyarakat dan
berkembang lebih jauh di sana. Situasi ini dapat mengancam identitas nasional.
Krisis identitas nasional bisa saja muncul, terutama di kalangan generasi muda
yang lebih rentan terhadap dampak globalisasi. Peningkatan kesadaran secara
komprehensif diperlukan untuk menyampaikan kepada generasi muda pentingnya
memahami jati diri bangsa. Salah satunya dimulai dengan cara mengenal hakikat bangsa
kita.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang mengenai makalah tentang Identitas Nasional, maka
dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1
Kuswanto, (2023a). Identitas Nasional. Buku Identitas Nasional.
http://repository.undar.ac.id/id/eprint/47/5/3.%20Buku%20IDENTITAS%20NASIONAL.pdf
1
C. Tujuan
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan latar belakang dan
rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk memahami hakekat bangsa dan negara;
2. Untuk mengetahui dan memahami unsur dan terjadinya negara Indonesia;
3. Untuk mengetahui apa yang termasuk dalam cakuoan identitas bangsa;
4. Untuk mengetahui dinamika identitas nasional;
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah bangsa dalam kamus ilmu politik adalah “natie” dan “nation”, artinya
masyarakat yang bentuknya diwujudkan oleh sejarah dan memiliki unsur sebagai
berikut :
2
Sulisworo, D., Wahyuningsih, T., & Arif, D. B. (1970, January 1). Identitas Nasional. Go to start page!
https://eprints.uad.ac.id/9433/
3
d. Satu Kesatuan hubungan ekonomi ;
Ernest Renan, yang pertama kali menggunakan istilah "bangsa" pada 11 Maret
1882, menganggap bangsa sebagai dasar spiritual yang berasal dari: (1) Kemuliaan
bersama di masa lalu, yang merupakan aspek historis. (2) Keinginan untuk hidup
bersama (le désir de vivre ensemble) saat ini, yang merupakan aspek solidaritas,
mempergunakan warisan masa lalu, baik untuk saat ini maupun masa depan. Ernest
Renan juga mengatakan bahwa plebisit adalah syarat utama adanya bangsa, yaitu suatu
hal yang memerlukan persetujuan bersama saat ini, yang mengandung hasrat untuk
hidup bersama dan bersedia mengorbankan sesuatu untuk mempertahankannya. Jika
warga negara bersedia mengorbankan sesuatu untuk kelangsungan hidup negara
mereka, negara itu akan tetap bersatu (Rustam E. Tamburaka, 1999 : 82).
Secara sosiologis, suatu bangsa terdiri dari "kelompok paguyuban" yang secara
alami ditakdirkan untuk hidup bersama dan berbagi nasib. Contohnya, negara Republik
Indonesia yang terdiri terdiri dari lebih dari 300 suku yang berbicara 200 bahasa yang
berbeda.3 Budiyanto dalam Ilmu Tata Negara memberikan tiga definisi tentang istilah
"bangsa", yaitu:4
3. Hans Kohn (Jerman) : Dalam sejarah, bangsa adalah hasil dari upaya
manusia. Tidak mungkin untuk menentukan secara ilmiah bagaimana suatu
bangsa terdiri dari kumpulan orang yang beragam. Kebanyakan negara
3
Ainul Yakin, Pendidikan Multikultural, Pilar Mulya, Yogyakarta, 2005.
4
Budiyanto, Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara, Erlangga, Jakarta, 1998.
4
memiliki elemen objektif yang membedakannya dari negara lain. Contoh
elemen tersebut merupakan persamaan keturunan, wilayah, bahasa, adat
istiadat, kesamaan politik, perasaan, dan agama adalah beberapa faktor.
Istilah "negara" kemudian digunakan di seluruh dunia. Saat itu, Cina sudah
mengenal negara dengan birokrasi yang terlatih yang telah berdiri selama ribuan tahun.
5
Departemen Dalam Negeri, Sosialisasi Kebangsaan, Modul 8, Depdagri Dirjen Kesatuan
Bangsa, 2003.
6
Idup Suhadi, dan AM. Sinaga, Wawasan Kesatuan dalam Rangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Lembaga Admistrasi Negara RI, 2003.
7
Pudja Pramana, Ilmu Negara, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.
5
Namun, sejak konsolidasi kerajaan-kerajaan Perancis, Spanyol, dan Swedia empat atau
lima ratus tahun yang lalu, Eropa disebut sebagai lahirnya negara modern.8 Di Indonesia,
istilah "negara" sudah ada sejak zaman kerajaan kuno. Dalam bahasa Jawa, istilah "negara"
berarti "kerajaan", "keraton", dan "rakyat".9 Istilah "kerajaan" digunakan pada awalnya di
negara-negara Barat dan masih digunakan hingga hari ini. Beberapa istilah yang bermakna
kerajaan, seperti imperium, Rijk, dan Reich, telah digunakan sejak zaman Romawi hingga
saat ini. Seperti halnya istilah "Imperium Romanium", yang merujuk pada wilayah yang
dikuasai oleh negara Romawi.10
Istilah "negara" di Indonesia berasal dari bahasa Sanksekerta, "nigari", yang berarti
"kota". Selain itu, istilah ini telah digunakan sejak abad kelima, seperti yang dapat dilihat
dari penamaan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dan penggunaan nama kitab
Majapahit yang dikenal sebagai negara Kertagama dan penulisnya, Mpu Prapanca. Dengan
demikian, negara Indonesia lebih suka menggunakan istilah "negara" daripada negara-
negara Eropa. Selain itu, istilah "negara modern", baik dalam peristilahan maupun
definisinya, sebenarnya berasal dari dunia barat, khususnya Eropa Barat. Istilah ini baru
muncul pada abad ke-16 karena pertumbuhan revolusi selama berabad-abad.11
Istilah "negara" telah diterima dan dianggap sebagai suatu konsep yang menunjukkan
sebuah organisasi negara yang bersifat territorial (kewilayahan) dan memiliki kekuasaan
tertinggi yang diperlukan untuk menjaga kepentingan dan mencapai tujuan bersama. Sejak
saat itu, istilah ini ditafsirkan dalam berbagai arti, antara lain sebagai berikut:12
b. Negara didefinisikan sebagai persekutuan rakyat, yaitu suatu bangsa yang tinggal di
suatu wilayah dan di bawah kekuasaan tertinggi berdasarkan hukum yang sama.
8
A. Zaim Rofiqi, Memperkuat Negara Tata Pemerintahan dan Tata Dunia Abad 21, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2005.
9
E. Utrecht, Pengantar Ilmu Hukum, Ichtiar, Jakarta, 1966.
10
Victor Situmorang, Inti Sari Ilmu Negara, Bina Aksara, Jakarta, 1987.
11
E. Utrecht, Pengantar Ilmu Hukum, Ichtiar, Jakarta, 1966.
12
I Nengah Suantra, Nurmawati, Ilmu Negara, Uwais Inspirasi Indonesia, Denpasar,
2017.
6
ciri negara. Negara secara materil dapat didefinisikan sebagai suatu staat-gemenschap
atau negara sebagai persekutuan hidup.
1) Menurut Aristoteles, negara adalah suatu kesatuan masyarakat atau persekutuan, bukan
keluarga, desa, atau kampung, yang berusaha mencapai kebaikan yang tertinggi bagi
manusia.
3) Menurut Marsilius, negara adalah entitas dengan dasar hidup dan tujuan utama,
menyelenggarakan dan mempertahankan perdamaian.
4) Menurut Woodrow Wilson, negara adalah sekelompok orang yang hidup berdasarkan
hukum di wilayah tertentu.
5) Menurut buku Mac Iver The Web of Government, bibit sebuah negara adalah keluarga,
sehingga negara bukanlah persekutuan hukum.
Negara adalah suatu sistem hukum yang menetapkan bagaimana setiap anggota
masyarakat bertanggung jawab atas tindakannya. Dengan kata lain, undang-undang
tersebut dibuat oleh pemerintah atau penguasa yang berwenang. Dengan munculnya
undang-undang yang menentukan siapa yang bertanggung jawab atas apa yang mereka
lakukan, terjadi ketertiban hukum. Jadi, negara memiliki sistem hukum yang memaksa.
1. Unsur Negara
Suatu negara memiliki pemerintahan yang berdaulat dan memiliki otoritas untuk
mengatur segala hal yang berkaitan dengan kepentingan umum. Proses sejarah, budaya,
dan politik yang panjang dapat dianggap sebagai penyebab berdirinya sebuah negara.
Negara terdiri dari:
a. Wilayah
Wilayah termasuk perbatasan negara-negara yang diakui secara internasional,
yang biasanya ditetapkan dalam konstitusi negara tersebut. Sumber daya alam
negara seperti tambang, hutan, dan air ada di wilayah ini, serta darat, laut, dan
7
udara. Menurut Pasal 1 Ayat (1) UUD 1945, wilayah Indonesia terdiri atas
daratan, perairan, dan ruang udara bagian atas. Hal ini menunjukkan bahwa
wilayah Indonesia meliputi segala sesuatu yang berada dalam batas-batas
geografis negara tersebut.
Dengan mengatur dan melaksanakan semua kebijakan dan kegiatan
pemerintah untuk kepentingan rakyat, wilayah negara memainkan peran
penting dalam keberadaan negara. Selain itu, Budiardjo menekankan bahwa
batas yang jelas sangat penting untuk menghindari klaim atau konflik dengan
negara lain. Batasan wilayah ini dapat ditetapkan melalui perjanjian
internasional atau metode hukum lainnya (Budiardjo 2002).
b. Penduduk
Salah satu komponen paling penting dalam pembentukan negara disebutkan
dalam buku Miriam Budiardjo (2012), "Pengantar Ilmu Politik." Penduduk
adalah kelompok orang yang saling terkait yang memiliki budaya, bahasa, dan
kebiasaan yang sama. Penduduk adalah sumber daya manusia, baik dalam
jumlah maupun kualitasnya, yang memainkan peran penting dalam
pembangunan negara. Menurut bukunya, penduduk juga didefinisikan sebagai
kelompok orang yang tinggal dan menetap di luar batas wilayah negara
tersebut dan dibawah kendali pemerintah negara (Budiardjo 2012).
Penduduk suatu negara juga menentukan kekuasaan politiknya. Karena rakyat
adalah sumber legitimasi negara, kekuasaan politik berada di tangan rakyat.
Tanpa dukungan rakyat, negara tidak akan memiliki legitimasi dan kekuasaan
politiknya tidak akan bertahan lama.
c. Pemerintahan
Pemimpin tertinggi negara, biasanya disebut sebagai presiden atau kepala
negara, bertanggung jawab atas pemerintahan ini, yang juga memiliki sistem
kekuasaan yang terdiri dari eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Pemerintahan dianggap sebagai organisasi tertinggi di negara, dengan
kemampuan untuk mengambil keputusan, melaksanakan kebijakan, dan
mengawasi aparatur negara secara efektif, menurut Prof. Dr. Miriam Budiardjo
(2014).
Pada saat yang sama, Prof. DR mengatakan bahwa pemerintahan Mochtar
Mas'oed sebagai bagian dari negara dapat digambarkan sebagai suatu sistem
kekuasaan yang secara resmi mengatur, mengarahkan, mengurus, dan
8
membela negara dan semua aspek kehidupan masyarakat di wilayah tertentu
(Mas'oed 2017).
d. Kedaulatan dan Pengakuan Diplomatik
Kedaulatan negara adalah salah satu asas negara Indonesia, menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut Pasal 1 Ayat
2 UUD 1945, "Indonesia adalah bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur, diperintah oleh hukum, diperintah oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan berdasarkan kepercayaan pada
bangsa. "Tuhan Yang Maha Esa." Dengan demikian, rakyat Indonesia yang
diwakili oleh pemerintah yang sah memiliki kedaulatan negara Indonesia.
(MPR Sekretariat, 2008).
Sebuah negara memiliki pengakuan negara lain, yang menunjukkan bahwa
negara tersebut diakui sebagai entitas yang merdeka dan berdaulat. Salah satu
syarat untuk menjadi anggota masyarakat internasional adalah mendapatkan
pengakuan dari negara lain dalam hubungan internasional. Pengakuan negara
lain adalah proses di mana negara lain secara resmi mengakui keberadaan
negara baru. Ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti pengakuan
diplomatik, pengakuan de facto, atau pengakuan hukum (Soesilo 2018).
9
orang yang memiliki kemampuan untuk menghargai dan dihargai memahami konsep adil.
Adab berarti etika, sopan santun, akhlak, dan moral yang baik. Budi pekerti harus menjadi
standar utama bagi semua orang yang hidup bersama. Jika setiap orang bersikap baik satu
sama lain, lingkungan akan menjadi harmonis.
4. Persatuan Indonesia
Nasionalisme adalah nilai ketiga yang harus dipupuk setiap warga Indonesia. Rakyat
Indonesia memiliki banyak perbedaan, oleh karena itu, semboyan Bhineka Tunggal
Ika yang berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu" digunakan sebagai patokan. Tetap
bersatu tidak dihalangi oleh perbedaan agama, ras, suku, atau budaya. Di tengah
perselisihan, Indonesia tetap utuh.
5. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
Menurut nilai keempat, setiap orang memiliki hak asasi yang sama. Demokrasi ada
di Indonesia. Sehingga hasilnya adil untuk semua orang, keputusan dibuat berdasarkan
musyawarah bersama. Untuk memecahkan masalah, musyawarah sangat membantu,
mulai dari bertukar pendapat hingga mencapai satu tujuan. Oleh karena itu, pemimpin
yang jujur, cerdas, dan bertanggung jawab penuh atas keputusan yang dibuat diperlukan.
6. Keadilan Sosial bagi Seuruh Rakyat Indonesia
Keadilan di segala bidang kehidupan adalah tujuan dari sila kelima. Adil secara
individu dan sosial merupakan definisi adil. Rakyat Indonesia memiliki hak dan
kewajiban warga negara yang sama. Tidak ada yang membuat perbedaan dalam hal
ekonomi, sosial, politik, dll.
13
Hadi dalam Yosephus Sudiantara, Kewargaan Negara Indonesia, Universitas Katolik
Soegijapranata, Semarang, 2021.
10
nasional atau jati diri yang membedakan suatu negara dari negara lain.
Identitas nasional terdiri dari kelompok besar yang dihubungkan oleh kesamaan
fisik, seperti budaya, agama, dan bahasa, serta kesamaan nonfisik, seperti keinginan,
kehendak, cita-cita, dan tujuan. Identitas bangsa atau identitas nasional adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan kumpulan orang seperti ini. Ini menghasilkan tindakan
kelompok yang diorganisasikan, yang menunjukkan nilai-nilai budaya yang berkembang
dari berbagai aspek kehidupan ratusan suku yang bersatu di Indonesia. Dalam konteks ini,
Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila berfungsi sebagai dasar dan arah pengembangannya.
Hakikat Identitas nasional adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan
kehidupan.
Karena itu, jika Indonesia ingin tetap eksis dalam menghadapi globalisasi, mereka
harus mempertahankan jati diri dan identitas nasionalnya, yang merupakan kepribadian
bangsa, sebagai dasar untuk mengembangkan kreativitas budaya yang relevan dengan
globalisasi. Sebagai hasil dari pengalaman berbagai negara di seluruh dunia selama era
globalisasi, yang dipenuhi dengan tantangan yang berpotensi menghancurkan
nasionalisme, muncul kembali rasa nasionalisme.
Cakupan identitas nasional dapat didefinisikan sebagai ukuran atau standar yang
dapat digunakan untuk menggambarkan karakteristik yang membedakan suatu negara.
Faktor-faktor yang termasuk dalam cakupan identitas nasional termasuk elemen
kebudayaan, seperti norma, bahasa, adat istiadat, dan teknologi, serta elemen alam atau
ciri yang sudah terbentuk, seperti lokasi geografis. Sesuatu yang terjadi dalam suatu
masyarakat dan mencari ciri atau identitas nasional biasanya mempunyai normatif sebagai
berikut:14
14
Ningsih, R. (n.d.). Modul 12 Identitas Nasional - Rahmah Ningsih, S.H., Ma Modul Pembelajaran 12 Pendidikan.
Studocu. https://www.studocu.com/id/document/universitas-mulawarman/pendidikan-kewarga-negaraan/modul-12-
identitas-nasional/47272240
11
dan secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi negara.
d. Suatu bangsa memiliki tujuan yang ingin dicapai, dan identitas yang berasal
dari tujuan ini selalu berubah dan berubah, seperti prestasi dalam bidang
tertentu atau budaya yang unggul.
a. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah kelompok sosial yang unik yang sama coraknya dengan
umur dan jenis kelamin. Indonesia dikenal sebagai negara dengan banyak suku
bangsa; ada sekitar 300 suku yang tinggal di negara ini, dan setiap suku
memiliki adat istiadat, kebiasaan, dan norma mereka sendiri. Namun,
perbedaan ini membuat suku-suku ini mampu bersatu untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan sejahtera.
b. Kebudayaan
15
Ningsih, R. (n.d.). Modul 12 Identitas Nasional - Rahmah Ningsih, S.H., Ma Modul Pembelajaran 12 Pendidikan.
Studocu. https://www.studocu.com/id/document/universitas-mulawarman/pendidikan-kewarga-negaraan/modul-12-
identitas-nasional/47272240
12
sangat berbeda.
c. Bahasa
Bahasa adalah identitas nasional yang berasal dari salah satu lambang negara.
Bahasa juga merupakan keistimewaan manusia, terutama dalam hal hubungan
sosial. Bahasa manusia memiliki simbol yang memungkinkan kata-kata
mewakili arti apa pun, bahkan jika kata itu tidak mewakili sesuatu atau sesuatu.
Bahasa Melayu dahulunya digunakan sebagai bahasa transaksi perdagangan
internasional di kepulauan nusantara antara berbagai suku bangsa Indonesia
dan pedagang asing, meskipun di Indonesia ada banyak bahasa daerah yang
mewakili berbagai suku dan etnis. Bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan
Bangsa Indonesia pada tahun 1928 dan menjadi bahasa nasional setelah
kemerdekaan.
d. Kondisi Geografi
Siagian, N., & Alia, N. (2020). “Mengenal Identitas Nasional Indonesia dalam Perspektif Pendidikan
16
Kewarganegaraan: Kajian atas Isu-Isu Multikultural dan Hak Asasi Manusia.” Jurnal Pendidikan Tambusai
13
1. Hedonisme: Masyarakat cenderung mengutamakan kesenangan pribadi tanpa
memperhatikan nilai-nilai nasional.
2. Menurunnya Sikap Gotong Royong: Semangat gotong royong yang dulu kuat
kini mengalami penurunan.
2. Nilai –nilai Pancasila belum dijadikan sebagai acuan sikap dan perilaku sehari-hari.
(Contoh: menyontek, plagiat, buang sampah sembarangan, dan lain-lain).
3. Rasa nasionalisme dan patriotisme yang luntur dan memudar. (Contoh: lebih bangga
menggunakan produk asing daripada produk bangsa sendiri).
4. Lebih bangga menggunakan bendera asing dari pada bendera merah putih dan lebih
bangga menggunakan bahasa asing daripada menggunakan bahasa Indonesia.
Azyumardi Azra (Tilaar, 2007) mengatakan bahwa saat ini Pancasila menjadi sulit
dan dimarginalkan di setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia karena tiga faktor
berikut: (1) liberalisme politik muncul; (2) Pancasila digunakan sebagai alat politik; dan (3)
munculnya desentralisasi atau otonomi daerah.
14
1. Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila: Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara harus
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menanamkan Rasa Cinta Tanah Air dan Nasionalisme: Pendidikan yang memperkuat
rasa cinta tanah air dan nasionalisme.
Identitas perguruan tinggi merupakan aspek penting yang memengaruhi citra dan
reputasi lembaga pendidikan. Dalam konteks Indonesia, tantangan dalam
mempertahankan identitas perguruan tinggi di era globalisasi melibatkan berbagai faktor.
Berikut adalah penjelasan mengenai identitas perguruan tinggi :
Identitas perguruan tinggi mencakup karakteristik dan ciri khas yang membedakan
satu lembaga dari yang lain. Identitas ini melibatkan nilai-nilai, sejarah, budaya, dan
citra yang melekat pada perguruan tinggi. Identitas perguruan tinggi juga mencakup
aspek seperti:
c. Tradisi dan Budaya: Kegiatan, acara, dan praktik yang menjadi bagian dari
identitas perguruan tinggi.
15
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Identitas Perguruan Tinggi
16
BAB III
SIMPULAN
1. Simpulan
Identitas nasional dipengaruhi oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal; faktor-
faktor ini bekerja sama satu sama lain untuk membentuk identitas nasional, yang menggabungkan
karakteristik sosial dan budaya masyarakat. Oleh karena itu, identitas Indonesia terdiri dari banyak
suku yang berbeda, dan setiap suku memiliki identitas unik. banyak tradisi, tarian, dan cara lain,
misalnya. Namun, identitas nasional Indonesia mulai hilang seiring dengan globalisasi. Menurut
sumber legal-formal, empat identitas nasional pertama meliputi bendera, bahasa, dan lambang
negara serta lagu kebangsaan. Jati diri bangsa Indonesia merupakan suatu hasil kesepakatan
bersama bangsa tentang masa depan berdasarkan pengalaman masa lalu. Jati diri bangsa harus selalu
mengalami proses pembinaan melalui pendidikan demi terbentuknya solidaritas dan perbaikan
nasib di masa depan.
2. Saran
Diharapkan dengan dibuatnya makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan sehingga
pembaca dapat meningkatkan kemampuan membaca cepat. Pemakalah menyadari makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan makalah ini dan makalah selanjutnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Sulisworo, D., Wahyuningsih, T., & Arif, D. B. (1970, January 1). Identitas Nasional.
Ningsih, R. (n.d.). Modul 12 Identitas Nasional - Rahmah Ningsih, S.H., Ma Modul Pembelajaran
12 Pendidikan.
Siagian, N., & Alia, N. (2020). “Mengenal Identitas Nasional Indonesia dalam Perspektif
Pendidikan Kewarganegaraan: Kajian atas Isu-Isu Multikultural dan Hak Asasi Manusia.”
Jurnal Pendidikan Tambusai.
Brata, I. (2016). “Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa.” Jurnal Bakti Saraswati.
Eny, I. (2017). “Batik Sebagai Identitas Kultural Bangsa Indonesia Di Era Globalisasi.” Gema,
30(52), 2456–72.
Bahar, S. (1996). Integrasi Nasional Teori, Masalah, dan Strategi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bangsa, Hakikat. “Identitas Nasional / Bangsa Hakikat Identitas Nasional.”
18