You are on page 1of 8

THE INTERNATIONAL CONFERENCE

ON ISLAMIC EDUCATION STUDIES


JOINT CONFERENCE USIM - UNIK

Konsep Pendidikan Bahasa Arab Dalam Perspektif Ibnu


Khamdun didalam Kitab Mukaddimah
Fulan Fulana1*, Fulanah Fulanaha1, Fulan Fulanb2, Fulanah Fulanahb3, Fulan Fulanc4

Abstract
[Article Title of Journal of Islamicate Studies Not Exceeding Fifteen Words] Narrate (with one or two short
sentences) an introduction or backround about the research topic or study conducted. Describe a currently known research
or study topic. Continue with a narration of what the gap is (a short sentence or two). Express the gap as the research or
study problem whose solution or answer is what this research or study is trying to achieve. State the method to describe
how this research or study was conducted by mentioning the data sources, types of data, data collection techniques, and
data analysis techniques. Shortly describe the results and discussion of the research or study obtained. End with a
conclusion that is equipped with the significant influence or impact of the finding for cognate science.
Keywords
one — two — three

‫ملخص‬
‫[أال يتجاوز عنوان المقال في مجلة الدراسات ااإلسالمية خمس عشرة كلمة] سرد (بجمل ة قص يرة أو جمل تين قص يرتين) مقدم ة أو خلفي ة عن موض وع البحث أو الدراس ة ال تي‬
‫ عبر عن الفجوة كمشكلة البحث أو الدراسة التي يك ون‬.)‫ استمر بسرد ما هي الفجوة (جملة قصيرة أو جملتين قصيرتين‬.‫ قم بوصف بحث أو موضوع دراسة معروف حالًيا‬.‫أجريت‬
‫ حدد طريقة وصف كيفية إجراء هذا البحث أو الدراسة من خالل ذكر مص ادر البيان ات وأن واع البيان ات وتقني ات جم ع‬.‫حلها أو إجابتها هو ما يحاول هذا البحث أو الدراسة تحقيقه‬
.‫ اختم باستنتاج مجهز بأهمية أو تأثير االكتشافات العلمية المماثلة‬.‫ صف بإيجاز نتائج ومناقشة الدراسات البحثية التي تم الحصول عليها‬.‫البيانات وتقنيات تحليل البيانات‬
‫الكلمات المفتاحية‬
‫واحد – اثنان – ثالث‬

Abstrak
[Judul Artikel Journal of Islamicate Studies Tidak Melebihi Lima Belas Kata ] Awali narasi dengan (satu atau dua
kalimat pendek) pendahuluan atau latar belakang tentang topik penelitian atau kajian yang dilakukan. Gambarkan topik
penelitian atau kajian yang saat ini telah diketahui. Lanjutkan dengan narasi terkait kesenjangan apa yang terjadi (satu
atau dua kalimat pendek). Ungkapkan kesenjangan tersebut sebagai masalah penelitian atau kajian yang pemecahan atau
jawabannya menjadi tujuan atau apa yang ingin dicapai oleh penelitian atau kajian ini. Sebutkan metode untuk
menggambarkan bagaimana penelitian atau kajian ini dilakukan, dilengkapi dengan menyebutkan sumber data, jenis data,
teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Ungkaplah secara singkat hasil dan pembahasan dari penelitian atau
kajian yang diperoleh. Akhiri dengan kesimpulan yang dilengkapi dengan signifikansi atau dampak dari temuan bagi ilmu
pengetahuan serumpun.
Kata-kata Kunci
satu — dua — tiga
1
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung, Indonesia
2
Universitas Padjdjaran, Bandung, Indonesia
3
University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia
4
Prince of Songkla University, Songkhla, Thailand
*Penulis Korespondensi: noindukfulanfulana@student.uinsgd.ac.id

1. Pendahuluan hidup suatu bangsa. Hal ini bisa disimpulkan


bahwa proses berfikir dalam bahasa asing jika
Upaya pembelajaran bahasa asing ditinjau dari segi psikologi berbeda dengan proses
termasuk di dalamnya bahasa Arab memiliki berpikir dalam bahasa ibu ( Hardjono 1988: 28-29)
hubungan yang langsung dengan proses berfikir, Bentuk pembelajaran bahasa yang
dan struktur berfikir dalam bahasa asing berbeda berwujud pada aneka macam kegiatan
dengan struktur yang terdapat dalam bahasa ibu pembelajaran bahasa sangat ditentukan oleh
seperti gaya dan cara mengungkapkan diri yang bagaimana seseorang memandang hakekat bahasa.
menyangkut aspek leksik, fonetik dan tata bahasa. Tatkala bahasa dipandang sebagai alat kounikasi
Perbedaan-perbedaan ini akan untuk mengungkapkan tujuan-tujuan manusia,
menyangkut perbedaan cara , jika tidak bahasa maka metode yang dipergunakan adalah metode
asing tidak akan memiliki ciri-ciri khas dan tidak “langsung/ thoriqoh mubasyaroh”. Artinya dalam
akan bisa dijadikan alat untuk mengungkapkan pembelajaran bahasa asing terutama tidak
buah fikiran seperti halnya bahasa ibu. Teori menggunakan bahasa perantara/ bahasa ibu, tidak
filsafat ilmu menyatakan bahwa semua konsep memperkenalkan bahasa terjemah.
fikiran timbul dari pengalaman dan pandangan M. Natsir pernah berpidato tentang

1
THE INTERNATIONAL CONFERENCE
ON ISLAMIC EDUCATION STUDIES
JOINT CONFERENCE USIM - UNIK

pentingnya pendidikan bagi kemajuan bangsa. dalam pemikiran Ibnu Khaldun. Menurutnya
Menurutnya bahwa “maju atau mundurnya salah “bahasa adalah kecakapan” (Ismail, 2010:117).
satu kaum bergantung sebagian besar kepada Bahkan Ibnu Khaldun berpendapat bahwa “bahasa
pelajaran dan pendidikan yang berlaku dalam Arab adalah dasar studi segala pengetahuan”
kalangan mereka itu” (Falah, 2012 : XV). Hal ini (Kosim, 2012:95). Bahasa Arab merupakan bahasa
menandakan bahwa pendidikan sangatlah penting paling indah dan puitik di dunia. Tidak aneh juga
sebagai tiangnya perubahan ke arah yang lebih apabila dari komunitas pengguna bahasa tersebut
baik. Sehingga tidak aneh ketika banyak muncul lahir para penyair, novelis, dan orator ulung.
para tokoh yang menekuni bidang pendidikan baik
Ibnu Khaldun juga mampu membangun
dari tokoh Islam maupun Barat. Diantaranya ada
teori-teori pendidikan yang terkenal sebagaimana
Ibnu Sina, al-Ghazali, Ibnu Khaldun, Rasyid Ridha,
termaktub dalam kitabnya Muqaddimah, dalam
Paulo Freire, John Dewey, Ki Hajar Dewantara, M.
kitabnya Ibnu Khaldun menjelaskan teori
Naquib al-Attas, M. Natsir dan lain sebagainya.
‘Malakah’ dan ‘Tadrij’ dimana dalam pembelajaran
Mereka semua telah menawarkan berbagai
Ibnu Khaldun menergetkan pada dua teori ini. 1
konsep, ide, gagasan, dan solusi yang patut
dipelajari. Dengan demikian menurut hemat penulis bahwa
konsep metode pembelajaran Ibn Khaldun sangat
Di antara sekian banyak ilmuan sosiologi
relevan untuk diterapkan dalam pengajaran
atau yang lebih spesifik di dalamnya bidang bahasa
bahasa Arab, karena selaras dengan teori-teori
adalah ilmuan Islam yang lahir di wilayah Maghrib
ilmu jiwa dan linguistic. Kaum behavioris
Tunisia yakni adalah pemikiran Abdurrahman
memandang bahwa bahasa adalah adat kebiasaan
Ibnu Khaldun, atau yang lebih dikenal dengan
yang mudah dikontrol dan dikuasai. Bahasa
nama Ibnu Khaldun. Ibnu Khaldun merupakan
menjadi bagian dari tingkah laku manusia yang
salah satu tokoh pendidikan Islam yang telah
dibentuk dan dipengaruhi oleh lingkungan
banyak menorehkan pemikiran dan salah satu
sekitarnya.2 Sedangkan para linguis penganut
karya monumentalnya adalah Muqaddimah.
aliran structural memandang bahwa kemampuan
Menurut Kosim (2012:122).
berbahasa seseorang itu diperoleh melalui
Pendapat Ibnu Khaldun dikukuhkan oleh kebiasaan yang ditunjang dengan latihan dan
ilmu linguistic modern, tatkala pakar dari ilmu ini penguatan.3
menganjurkan adanya pembelajaran Bahasa itu
Dengan latar belakang di atas, peneliti ingin
pada interaksi secara langsung dengan penutur
menjadikan konsep Ibnu Khaldun dalam bahasa
Bahasa tersebut. Dan metode ini adalah yang telah
dan pembelajarannya khususnya bahasa Arab bagi
dipraktekkan oleh orang- orang Arab sejak dini.
yang bukan penuturnya sebagai sentral kajian
Tidak hanya itu bahasa Arab juga merupakan
dalam penelitian, dengan judul “Konsep
salah satu mata pelajaran yang menempati posisi
Pendidikan Bahasa Arab Dalam Perspektif Ibnu
yang penting dalam dunia pendidikan. Begitu juga
Khamdun didalam Kitab Mukaddimah”.
tentang maksudnya. Ekspresi tadi merupakan
perbuatan lisan/ mulut yang muncul untuk
menyampaikan maksud tertentu dengan
2. Kajian Pustaka menggunakan kalimat. Maka penguasaan terhadap
bahasa atau yang disebut “malakah”
2.1 Konsep Bahasa Menurut Ibnu Khaldun keberadaannya harus menetap pada anggota
1. Definisi Bahasa badan dari orang yang melakukan aktifitas
“malakah” terseut yaitu “lisan/ mulut” anggota ini
Ibnu Khaldun memberikan definisi ada pada setiap bangsa dengan istilah yang
“bahasa” sebagai “ekspresi seorang pembicara
1
Secara bahasa Malakah suatu sifat yang mengakar pada jiwa. Sedangkan menurut Ibnu Khaldun malakah
adalah sifat yang berurat, berakar, segala hasil belajar atau mengerjakan sesuatu berulang kali, sehingga
hasilnya dan bentuk pekerjaan itu dengan kokoh tertaman dalam jiwa. Secara bahasa tadrij berasal dari kata
tadarraja artinya naik/maju/meningkat secara berangsur-angsur, sedikit demi sedikit. Ibnu Khaldun
menggunakan kata tadrij bukan hanya meningkat sedikit demi sedikit tapi juga kualitas. Lihat Ibn Khaldun,
Muqaddimah Ibn Khaldun, Ahmadie Thaha (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2014), hal. 535.
2
Abdul Aziz bin Ibrahim el-Ushaili, Psikolinguistik Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Khumaniora, 2009),
hal. 47
3
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang : Misykat, 2004), hal. 15

2
THE INTERNATIONAL CONFERENCE
ON ISLAMIC EDUCATION STUDIES
JOINT CONFERENCE USIM - UNIK

berbeda- beda.4 lainnya.


Definisi di atas mengandung beberapa 5) Bahasa adalah penguasaan lisan/ aktifitas
permasalahan yang patut untuk dicermati: lidah. Maka penguasaan tadi harus
menetap pada anggota yang melakukan
1) Bahasa adalah sarana ekspresi Ibnu
fungsi tersebut yaitu lidah. Sedang bahasa
Khaldun mengatakan bahwa bahasa
adalah hasil budaya dan perbuatan yang
adalah ekspresi pembicara tentang yang
dibuat yang mana penguasaan lisan tadi
dimaksudkan. Yakni bahwa bahasa adalah
didasarkan pada pembicaranya. Artinya
“sarana” yang dimiliki oleh pembicara
penguasaan tadi dikuasai oleh
Bahasa yang dipergunakan untuk
pembicaranya. Dan penguasaan tadi
mengekspresikan ide- idenya, permintaan-
keberadaannya menetap pada pembicara
permintaannya, dan perasaan-
sebagai sarana ekspresi dan komunikasi.
perasaannya. Adapu batasan “bahasa”
Definisi “penguasaan lisan” untuk bahasa
bahwa dia merupakan “sarana ekspresi
telah dikembangkan oleh Ibnu Khaldun.
manusia” adalah merupakan batasan yang
Sehingga bhasa menurut Ibnu Khaldun
sebagaimana dikembalikan pada beberapa
didasarkan pada manusia, karena mansia
tempat pada kitab “muqoddimah”nya Ibnu
yang memiliki “penguasaan lisan” ini.
Khaldun.
Melalui definisi bahwa Bahasa adalah
2) Bahasa adalah pekerjaan lidah Bahasa
“malakah lisaniyah” ini Ibnu Khaldun
menurut Ibnu Khaldun adalah aktifitas
berpendapat bahwa Bahasa bukanlah watak
manusia yang dilakukan melalui lidahnya.
atau karakter berbeda dengan persangkaan
Ekspresi dengan kata- kata tidak saja
kebanyakan orang, artinya bahwa jika
dibatasi oleh susunan kata- kata dan
‘penguasaan- penguasaan Bahasa’ sudah
artiarti yang terkait dengannya, akan
menetap pada seseorang dan menancap maka
tetapi juga dibatasi oleh aktifitas lidahnya
akan Nampak bahwa hal itu merupakan watak
yang menghasilkan ekspresi
atau karakter, karena itu juga banyak orang
3) Bahasa adalah perbuatan yang bertujuan yang lalai berpendapat bahwa I’rab, balaghah
Sesungguhnya aktifitas lidah dalam yang ada pada orang-orang Arab adalah
bahasa adalah aktifitas yang bertujuan bersifat alami (Al mathwiyyi 2012: 331).
yang muncul dari rancangan manusia
untuk mengekspresian dirinya dan untuk 2.2 Proses Tumbuhnya Bahasa
berkomunikasi dengan yang lainnya. Hal Proses tumbuhnya Bahasa menurut Ibnu
yang memunculkan maksud adalah untuk Khaldun adalah dalam uraian bahwa Bahasa
memberikan fungsi dari kata- kata yang adalah “malakah shinaa’iyyah: penguasaan yang
mendorong untuk merancang maksudnya. sifatnya dibuat/ dimunculkan” seperti di atas.
Manusia mempergunakan bahasa untuk Pendapatnya: Semua Bahasa adalah “malakah/
mengekspresikan sikap- sikap dari situasi- penguasaan” serupa dengan “shina’ah/ buatan”
situasi yang mengelilinginya. Dari sini, Karena “malakah/ penguasaan” yang dimaksud
maka bahasa adalah aktifitas pikiran dan pada Bahasa adalah penguasaan- penguasaan pada
pekerjaan yang sengaja dibuat yang lisan untuk mengekspresikan makna- makna, dan
dilakukan oleh manusia, sesuai dengan baik tidaknya “malakah/ penguasaan bahasa”
kesengajaannya dalam mempergunakan tergantung pada sempurna tidaknya “malakah/
bahasa dan berkomunikasi melalui bahasa penguasaan” tadi.
tersebut.
Dari sini jelaslah bahwa proses tumbuhnya Bahasa
4) Bahasa adalah istilah Bahwa karakter dimulai dari penguasaan yang mirip dengan
istilah dalam bahasa adalah yang bisa buatan yakni yang diperoleh melalui mendengar,
menafsirkan multi bahasa dengan belajar, pengulangan dan latihan. Berangkat dari
berbagai perbedaannya dari satu bangsa toeri ini maka Bahasa bukanlah wahyu, taufiq akan
dengan bangsa yang lainnya . Ibnu Kaldun tetapi Bahasa adalah buatan dan pemerolehan.
memaparkan beberapa perbedaan bahasa Dari sini Ibnu Khaldun seakan sependapat dengan
dengan beberapa istilah yang berbeda pendapatnya Ibnu Jinni karena asal dari Bahasa
antara satu bangsa dengan bangsa yang adalah keadaan dan istilah bukan wahyu dan juga
4 taufiq.
Zakaria, Michael. 1992. Buhuus Al Alsuniyyah
Arabiyyah. Libanon: Mu’assasah Jaami’iyyah Li Ibnu Khaldun berpendapat bahwa Bahasa itu
Addiraasaat Wa an Nasyr wa Attauzi’: 62 tumbuh secara bertahap dan berfase- fase, hal ini

3
THE INTERNATIONAL CONFERENCE
ON ISLAMIC EDUCATION STUDIES
JOINT CONFERENCE USIM - UNIK

nampak melalui uninginkan dengan ungkapannya: Bahasa sebelum memulai melakukan analisa pada
Pembicara dari 13 kalangan orang Arab tatkala Bahasa.
memiliki “malakah/ penguasaan baasa Arab” maka
Berikut ini beberapa definisi Bahasa yang telah
mereka dapat mendengarkan penuturan penduduk
diutarakan oleh para linguist, diantaranya
generasinya, susunan- susunan bahasanya dalam
Ferdinand D Saussure, Edward Sabir, Leonardo
pembicaran mereka dan tatacara pengungkapan
Bloomfield, dan Noam Choam Chomsky.6
maksud- maksud mereka. Dari pendapat ini bahwa
dengan “penguasaa” itu standart yang 1) Ferdinand D Saussure
dipergunakan adalah kalimat bukan kata.
Ferdinand de Saussure adalah salah satu tokoh ahli
Dan dari sini bisa difahami bahwa Bahasa itu bahasa Swiss yang memperkenalkan kajian
tunduk pada adanya perkembangan dan linguistik melalui buku Course de Lingistique
peningkatan. Ini yang diinginkan dengan ungkapan Generale atau dalam bahasa Indonesia artinya
“munculnya tata cara- tata cara berbahasa yang Pengantar Linguistik Umum. Dia disebut "bapak"
lain yang berbeda dengan tata cara- tata cara dari strukturalisme karena mengadakan perubahan
bahasa yang pertama. Hal ini memunculkan besar-besaran di bidang lingustik. Dia yang
pemikiran bahwa Bahasa itu ada pada proses pertama kali merumuskan secara sistematis cara
pembentukan yang berkelanjutan melalui menganalisa bahasa, yang juga dapat
perbuatan membolak- balik dan pembaharuan dipergunakan untuk menganalisa sistem tanda
yang dilakukan pemilik Bahasa dan pemilik atau simbol dalam kehidupan masyarakat, dengan
peradabannya. menggunakan analisis struktural. Dalam buku yang
disusun oleh mantan mahasiswanya Cours de
2.3 Posisi Konsep Bahasa Ibnu Khaldun Linguistique Generale, De Saussure ingin
dengan beberapa Linguist lainnya mengemukakan bahwa bahasa dapat dikaji dengan
Perhatian dari para linguist terhadap teori yang mandiri yang disebutnya "linguistique".
karakter Bahasa telah terbentuk dan muncul 2) Edward Sapir
bersamaan dengan munculnya abad 20 dengan
bentuk yang khusus. Hal itu disebabkan karena Edward Sapir (1884 – 1939) adalah seorang
abad 20 telah menyaksikan munculnya linguistic linguis Amerika yang dihormati dan disegani. Dia
sebagai yang mengandung istilahistilah dan juga sangat memahami konsep-konsep linguistik
pemahaman- pemahaman yang jelas dan yang dikemukakan sarjanasarjana Eropa. Benjamin
mendalam. Sementara perhatian terhadap Bahasa Lee Whorf (1897 – 1941) adalah salah seorang
tidak saja datang dari para linguistic, bahkan para murid Edward 16 Sapir. Pada mulanya dia
ahli filsafat, ulama’ psikologi, pakar sosiologi, bukanlah seorang profesional dalam kajian
mantiq dan ilmu pasti. Keutamaan bagi Ferdinand psikolinguistik, tetapi kemudian giat mempelajari
D Saussure dimana dia sebagai orang yang linguistik dan memberikan pendapat-pendapatnya
menetapkan prinsip- prinsip Bahasa berdasarkan yang telah memeperkaya pikiran-pikiran mengenai
pada dukungan- dukungan ilmiah yang tetap, linguistik. Dia dan gurunya, Edward Sapir, banyak
tatakala dia membuat referensi bahwa linguistic mempelajari bahasa-bahasa orang indian, dan
adalah ilmu perantara (ilmu alat).5 menuliskan hasil penelitiannya secara luas. (Chaer
2004: 166)
Secara prinsip kajian Bahasa sebagai realitas ilmu
yang berdiri sendiri dan komitmen terhadap Pandangan yang ditarik dari postulasi hipotesis
prioritas kajian terhadap Bahasa saat itu dan kebudayaannya Sapir-Whorf, yang lantas dikenal
bukan sebagai sejarah Bahasa. Maka tujuan prinsip dengan teori relativitas dan determinasi
dari kajian terhadap Bahasa adalah kajian Bahasa kebudayaan. Dengan hipotesisnya itu, Sapir-Whorf
sebagai realita hidup yang didasarkan pada realita mempostulasikan, bahwa bahasa berpengaruh
dalam masyarakat yang mempergunakannya. besar terhadap kebudayaan. Di dalam banyak hal,
Adalah alami jika para linguist tersibukkan dengan bahasa menentukan wujud-wujud dari
tujuan yang demikian dengan memberidefinisi kebudayaannya. Bahasa dipandang berpengaruh
Bahasa, menampakkan karakteristik dan peran besar terhadap kultur yang mewadahi lantaran
Bahasa. Dari sini jelaslah bahwa para linguist wajib bahasa menjadi penentu cara berpikir individu-
memberikan definisi Bahasa dan memberikan individunya. Kreatif tidak kreatifnya setiap warga
petunjuk pada sudut pandang yang menjelaskan masyarakat, sangat dipengaruhi oleh sosok bahasa
yang dikuasainya. Gagasan inilah yang kemudian
5
Zakaria. 1992. Buhuuts Al Alsuniyyah Al ,Arobiyyah. dikenal sebagai versi lemahnya teori kebudayaan
Libanon: Al Muassasaat Al jaami’iyyah Ad Diroosaat
Wa An Nasyr Wa Attauzii’: 65 6
Ibid: 65-70

4
THE INTERNATIONAL CONFERENCE
ON ISLAMIC EDUCATION STUDIES
JOINT CONFERENCE USIM - UNIK

Sapir-Whorf. Adalah yang dianggap versi kuatnya perilaku nakal.


adalah, bahwa bahasa tidak saja berpengaruh
Keempat, Ibnu Khaldun mengajarkan agar
terhadap cara berpikir warga masyarakat, tidak
pendidik bersikap sopan dan halus pada muridnya.
saja memiliki sumbangan minimal terhadap wujud
Hal ini termasuk juga sikap orang tua terhadap
kebudayaan yang mewadahinya, tetapi lebih dari
anaknya, karena orang tua adalah pendidik yang
semua itu bahasa sebagai penentu pokoknya
utama. Selanjutnya jika keadaan memaksa harus
wujudwujud kebudayaan. (Rahardi 2006: 143)
memukul si anak, maka pemukulan tidak boleh
lebih dari tiga kali. Ada empat fungsi dasar bahasa
2.4 Konsep Pembelajaran Bahasa menurut
yang dijadikan materi bahasa asing untuk para
Ibnu Khaldun
pemula: (1) fungsi instrumen dari bahasa adalah
Bahasa menurut Ibnu Khaldun “allughoh menggunakan bahasa untuk pengenalan sesuatu,
hiya al malakah” Ibnu Khaldun memberikan (2) fungsi regulator bahasa adalah untuk
definisi “bahasa” sebagai “ekspresi seorang mengontrol perilaku orang lain, (3) fungsi
pembicara tentang maksudnya. Ekspresi tadi interaksi bahasa adalah menggunakan bahasa
merupan perbuatan lisan/ mulut yang muncul untuk menciptakan interaksi dengan yang lain, (4)
untuk menyampaikan maksud tertentu dengan mengungkapkan perasaan dan maksud dari
menggunakan kalimat. Maka penguasaan terhadap masing-masing individu.
bahasa atau yang disebut “malakah”
keberadaannya harus menetap pada anggota
badan dari orang yang melakukan aktifitas 3. Metode
“malakah” tersebut yaitu “lisan/ mulut” anggota ini
ada pada setiap bangsa dengan istilah yang Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
berbeda- beda (Zakaria, 1992: 62) dengan metode deskriptif analisis. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemikiran
Sedang metode pendidikan sama halnya dengan
Ibnu Khaldun tentang pendidikan bahasa Arab
metode pembelajaran (pengajaran), yang mana
dalam kitabnya Muqaddimah dan konsepnya di
pemikiran Ibnu Khaldun tentang metode
lembaga pendidikan bahasa Arab saat ini. Oleh
pendidikan terungkap lewat empat sikap
karena itu, pendekatan penelitian yang paling
reaktifnya terhadap gaya para pendidik (guru)
tepat adalah pendekatan kualitatif. Karena
dimasanya dalam dasar empat dasar persoalan
penelitian ini berupaya untuk mengkaji secara
pendidikan.
kritis kejadian-kejadian atau fenomena-fenomena
Pertama, kebiasaan mendidik dengan metode (Alwasilah, 2009:91).
“indoktrinasi” terhadap anak-anak didik, para
Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti
pendidik memulai dengan masalah-masalah pokok
sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi,
yang ilmiah untuk diajarkan kepada anak-anak
suatu system pemikiran ataupun suatu kelas
didik tanpa mempertimbangkan kesiapan mereka
peristiwa pada masa sekarang, dimana tujuannya
untuk menerima dan menguasainya. Maka Ibnu
adalah untuk membuat gambaran atau lukisan
Khaldun lebih memilih metode secara gradual
secara sistematis, faktual, dan actual mengenai
sedikit demi sedikit, pertama-tama disampaikan
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena
permasalahan pokok tiap bab, lalu dijelaskan
yang diselidiki (Nazir, 2008: 54). Menurut
secara global dengan mempertimbangkan tingkat
Sukmadinata (2010: 720) metode deskriptif yaitu
kecerdasan dan kesiapan anak didik, hingga selesai
suatu bentuk penelitian yang paling dasar.
materi per-bab.
Ditunjukkan untuk mendeskripsikan atau
Kedua, memilah-milah antara ilmu-ilmu yang menggambarkan fenomena-fenomena yang ada,
mempunyai nilai instrinsik, semisal ilmu-ilmu baik fenomena yang bersifat alamiah atau rekayasa
keagamaan, kealaman, dan ketuhanan, dengan manusia.
ilmu-ilmu yang instrumental, semisal ilmu-ilmu
Meleong (2010:155) menyebutkan “ada berbagai
kebahasa-Araban, dan ilmu hitung yang
metode dalam penelitian kualitatif, yaitu historis,
dibutuhkan oleh ilmu keagamaan, serta logika
etnografi, atau studi kasus”. Adapun penelitian ini
yang dibutuhkan oleh filsafat.
termasuk penelitian kualitatif yang bersifat
Ketiga, Ibnu Khaldun tidak menyukai metode historis, karena meneliti tentang tokoh dan
pendidikan yang terkait dengan strategi pemikirannya, serta menggunakan metode
berinteraksi dengan anak yang “militeristik” dan deskriptif-analisis dengan memberi gambaran
keras, anak didik harus seperti ini dan seperti itu, utuh dan sistematis dalam mengungkapkan
karena berdampak buruk bagi anak didik berupa pemikiran Ibnu Khaldun tentang pendidikan
munculnya kelainankelainan psikologis dan bahasa Arab. Dengan demikian, pemilihan metode

5
THE INTERNATIONAL CONFERENCE
ON ISLAMIC EDUCATION STUDIES
JOINT CONFERENCE USIM - UNIK

ini didasarkan pada kenyataan peneliti untuk Maka barang siapa yang berhasil mendapatkan
memusatkan perhatian penuh terhadap objek yang “malakah/ penguasaan- penguasaan” tadi, maka
diteliti secara naturalistik termasuk menganalisis telah menguasai pembelajaran pemerolehan
pemikiran Ibnu Khaldun tentang pendidikan “malakah/ penguasaan” Bahasa itu dilakukan.
bahasa Arab dalam kitab Muqaddimah serta
Berdasarkan teori ini jika dilihat pada realita
relevansi pemikirannya di lembaga pendidikan
Bahasa Arab pada masanya, dan adanya ajakan
masa kini.
untuk mempelajari Bahasa Arab Mudhor asli untuk
tujuan pemahaman Al Qur-an, Hadits dan warisan-
4. Hasil dan Pembahasan warisan Arab, maka yang dinamakan “malakah/
penguasaan” Bahasa Arab adalah bukan buatan
Pada bagian ini akan diuraikan paparan data orang Arab, dan buatan tadi tidak dibutuhkan
yang meliputi beberapa hal yang terkait dengan dalam kalimat. Dari sini maka pembelajar Bahasa
temuan sebagai jawaban dari pendahuluan yang Arab pada masa itu ada dua kelompok.
telah disebutkan diatas. In porttitor. Donec laoreet nonummy augue.
Suspendisse dui purus, scelerisque at, vulputate
4.1.1 Konsep Pembelajaran Bahasa Arab menurut
vitae, pretium mattis, nunc. Mauris eget neque at
Ibnu Khaldun
sem venenatis eleifend. Ut nonummy. Fusce aliquet
Pemerolehan “Malakah/ Penguasaan” Bahasa pede non pede. Suspendisse dapibus lorem
Arab dan Pembelajarannya.7 Ibnu Khaldun pellentesque magna. Integer nulla. Donec blandit
mengawali pembicaraan dengan rusaknya feugiat ligula. Donec hendrerit, felis et imperdiet
penguasaan bahasa penduduk Mudhor bagi euismod, purus ipsum pretium metus, in lacinia
generasinya. Dan adanya perbedaan Bahasa yang nulla nisl eget sapien.
dipergunakan generasi Mudhor dengan Bahasa asli
di mana diturunkannya Al Qur-an pada awal Donec ut est in lectus consequat consequat.
mulanya. Kerusakan dan perbedaan Bahasa yang Etiam eget dui. Aliquam erat volutpat. Sed at lorem
ada adalah karena bercampurnya dengan Bahasa- in nunc porta tristique. Proin nec augue. Quisque
bahasa asing. Tatkala Bahasa adalah merupakan aliquam tempor magna. Pellentesque habitant
proses “penguasaan/ malakah” , di mana hal ini morbi tristique senectus et netus et malesuada
menjadikan orang yang ingin berhasil fames ac turpis egestas. Nunc ac magna. Maecenas
menguasainya adalah mungkin, maka Lembaga odio dolor, vulputate vel, auctor ac, accumsan id,
Pembaharuan Program Pembelajaran Bahasa felis. Pellentesque cursus sagittis felis.
Mudhor melakukan upaya pemeliharaan “Bahasa
kuno” di mana dengan Bahasa tersebut Al Qur-an 4.1.2 Sub-Hasil-2
diturunkan dan Bahasa orangorang terdahulu dari Lorem ipsum dolor sit amet, adipiscing elit. Ut
para pendahulu dan generasinya yang menguasai purus elit, vestibulum ut, placerat ac, adipiscing
Bahasa Mudhor. vitae, felis. Curabitur dictum gravida mauris. Nam
arcu ut libero, ac nonummy eget, consectetuer id,
Selain upaya pemeliharaan juga dilakukan vulputate a, magna. Donec vehicula augue eu
penggunaan Bahasa tersebut baik secara lisan neque. Pellentesque habitant morbi tristique
maupun tilisan. Maka “malakah/ penguasaan” senectus et netus et malesuada fames ac turpis
Bahasa bisa dicapai melalui “pemeliharaan dan egestas. Mauris ut leo. Cras viverra metus rhoncus
penggunaan” Bahasa tersebut dan Bahasa tersebut sem. Nulla et lectus vestibulum urna fringilla
semakin bertambah menancap dan kuat. Hal ini ultrices. Cuknsdv-rabitur auctor semper nulla.
selanjutnya membutuhkan adanya “keselamatan Donec varius orci eget risus. Duis nibh mi, congue
eu, accumsan eleifend, sagittis quis, diam. Duis eget
cetakan” dan “pemahaman yang baik” untuk
orci sit amet orci dignissim rutrum.
menguasai orang- orang Arab, uslub- uslub
susunan Bahasa mereka dan memelihara praktek Nam dui ligula, fringilla a, ut et euismod
antara Bahasa- Bahasa yang ada dengan tuntutan sodales, solli- citudin vel, wisi. Morbi auctor lorem
keadaan, dan “rasa Bahasa” yang akan non justo. Nam lacus libero, pretium at, lobortis
membuktikannya. Rasa Bahasa yang ada diantara vitae, ultricies et, tellus. Donec erat aliquet, tortor
“penguasaan” Bahasa dan cetakan yang benar. sed accumsan bibendum, erat ligula aliquet magna,
Dengan adanya pemeliharaan dan banyaknya vitae ornare odio metus a mi. Morbi ac orci et nisl
penggunaan Bahasa, maka kualitas Bahasa penulis hendrerit mollis. Suspendisse erat ut massa. Cras
baik bentuk narasi maupun sajak bisa diwujudkan. nec ante. Pellentesque a nulla. Cum sociis natoque
penatibus et magnis dis parturient montes,
7
Al Mathwiyyi, 2012. Ibnu Khaldun wa Al Hadaatsah. nascetur ridiculus mus. Aliquam tincidunt dolor et
Tunis: Daar Syuhuun Lin Nasr wa At tauzii’: 335-337.

6
THE INTERNATIONAL CONFERENCE
ON ISLAMIC EDUCATION STUDIES
JOINT CONFERENCE USIM - UNIK

urna. Nulla turpis. Pellentesque cursus luctus fames ac turpis egestas. Nunc ac magna. Maecenas
mauris. odio dolor, vulputate vel, auctor ac, accumsan id,
felis. Pellentesque cursus sagittis felis.
4.1.3 Sub-Hasil-3
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer 4.2.1 Sub-Pembahasan-1
adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer
Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa.
lectus malesuada libero, sit amet commodo magna Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus
eros quis urna. Nunc viverra imperdiet enim. Fusce lectus malesuada libero, sit amet commodo magna
est. Vivamus a tellus. Pellentesque habitant morbi eros quis urna. Nunc viverra imperdiet enim. Fusce
tristique senectus et netus et malesuada fames ac est. Vivamus a tellus. Pellentesque habitant morbi
turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede. tristique senectus et netus et malesuada fames ac
Mauris et orci. Aenean nec lorem. turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede.
Mauris et orci. Aenean nec lorem.
In porttitor. Donec laoreet nonummy augue.
Suspendisse dui purus, scelerisque at, vulputate In porttitor. Donec laoreet nonummy augue.
vitae, pretium mattis, nunc. Mauris eget neque at Suspendisse dui purus, scelerisque at, vulputate
sem venenatis eleifend. Ut nonummy. Fusce aliquet vitae, pretium mattis, nunc. Mauris eget neque at
pede non pede. Suspendisse dapibus lorem sem venenatis eleifend. Ut nonummy. Fusce aliquet
pellentesque magna. Integer nulla. Donec blandit pede non pede. Suspendisse dapibus lorem
feugiat ligula. Donec hendrerit, felis et imperdiet pellentesque magna. Integer nulla. Donec blandit
euismod, purus ipsum pretium metus, in lacinia feugiat ligula. Donec hendrerit, felis et imperdiet
nulla nisl eget sapien. euismod, purus ipsum pretium metus, in lacinia
nulla nisl eget sapien.
Donec ut est in lectus consequat consequat.
Etiam eget dui. Aliquam erat volutpat. Sed at lorem Donec ut est in lectus consequat consequat.
in nunc porta tristique. Proin nec augue. Quisque Etiam eget dui. Aliquam erat volutpat. Sed at lorem
aliquam tempor magna. Pellentesque habitant in nunc porta tristique. Proin nec augue. Quisque
morbi tristique senectus et netus et malesuada aliquam tempor magna. Pellentesque habitant
fames ac turpis egestas. Nunc ac magna. Maecenas morbi tristique senectus et netus et malesuada
odio dolor, vulputate vel, auctor ac, accumsan id, fames ac turpis egestas. Nunc ac magna. Maecenas
felis. Pellentesque cursus sagittis felis. odio dolor, vulputate vel, auctor ac, accumsan id,
felis. Pellentesque cursus sagittis felis.
4.2. Pembahasan
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer 4.2.2 Sub-Pembahasan-2
adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer
Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa.
lectus malesuada libero, sit amet commodo magna Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus
eros quis urna. Nunc viverra imperdiet enim. Fusce lectus malesuada libero, sit amet commodo magna
est. Vivamus a tellus. Pellentesque habitant morbi eros quis urna. Nunc viverra imperdiet enim. Fusce
tristique senectus et netus et malesuada fames ac est. Vivamus a tellus. Pellentesque habitant morbi
turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede. tristique senectus et netus et malesuada fames ac
Mauris et orci. Aenean nec lorem. turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede.
Mauris et orci. Aenean nec lorem.
In porttitor. Donec laoreet nonummy augue.
Suspendisse dui purus, scelerisque at, vulputate In porttitor. Donec laoreet nonummy augue.
vitae, pretium mattis, nunc. Mauris eget neque at Suspendisse dui purus, scelerisque at, vulputate
sem venenatis eleifend. Ut nonummy. Fusce aliquet vitae, pretium mattis, nunc. Mauris eget neque at
pede non pede. Suspendisse dapibus lorem sem venenatis eleifend. Ut nonummy. Fusce aliquet
pellentesque magna. Integer nulla. Donec blandit pede non pede. Suspendisse dapibus lorem
feugiat ligula. Donec hendrerit, felis et imperdiet pellentesque magna. Integer nulla. Donec blandit
euismod, purus ipsum pretium metus, in lacinia feugiat ligula. Donec hendrerit, felis et imperdiet
nulla nisl eget sapien. euismod, purus ipsum pretium metus, in lacinia
nulla nisl eget sapien.
Donec ut est in lectus consequat consequat.
Etiam eget dui. Aliquam erat volutpat. Sed at lorem Donec ut est in lectus consequat consequat.
in nunc porta tristique. Proin nec augue. Quisque Etiam eget dui. Aliquam erat volutpat. Sed at lorem
aliquam tempor magna. Pellentesque habitant in nunc porta tristique. Proin nec augue. Quisque
morbi tristique senectus et netus et malesuada aliquam tempor magna. Pellentesque habitant

7
THE INTERNATIONAL CONFERENCE
ON ISLAMIC EDUCATION STUDIES
JOINT CONFERENCE USIM - UNIK

morbi tristique senectus et netus et malesuada Etiam eget dui. Aliquam erat volutpat. Sed at lorem
fames ac turpis egestas. Nunc ac magna. Maecenas in nunc porta tristique. Proin nec augue. Quisque
odio dolor, vulputate vel, auctor ac, accumsan id, aliquam tempor magna. Pellentesque habitant
felis. Pellentesque cursus sagittis felis. morbi tristique senectus et netus et malesuada
fames ac turpis egestas. Nunc ac magna. Maecenas
4.2.3 Sub-Pembahasan-3 odio dolor, vulputate vel, auctor ac, accumsan id,
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer felis. Pellentesque cursus sagittis felis.
adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa.
Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus
lectus malesuada libero, sit amet commodo magna 6. Ucapan Terima Kasih
eros quis urna. Nunc viverra imperdiet enim. Fusce
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer
est. Vivamus a tellus. Pellentesque habitant morbi
adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa.
tristique senectus et netus et malesuada fames ac
Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus
turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede.
lectus malesuada libero, sit amet commodo magna
Mauris et orci. Aenean nec lorem.
eros quis urna. Nunc viverra imperdiet enim. Fusce
In porttitor. Donec laoreet nonummy augue. est. Vivamus a tellus. Pellentesque habitant morbi
Suspendisse dui purus, scelerisque at, vulputate tristique senectus et netus et malesuada fames ac
vitae, pretium mattis, nunc. Mauris eget neque at turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede.
sem venenatis eleifend. Ut nonummy. Fusce aliquet Mauris et orci. Aenean nec lorem.
pede non pede. Suspendisse dapibus lorem
In porttitor. Donec laoreet nonummy augue.
pellentesque magna. Integer nulla. Donec blandit
Suspendisse dui purus, scelerisque at, vulputate
feugiat ligula. Donec hendrerit, felis et imperdiet
vitae, pretium mattis, nunc. Mauris eget neque at
euismod, purus ipsum pretium metus, in lacinia
sem venenatis eleifend. Ut nonummy. Fusce aliquet
nulla nisl eget sapien.
pede non pede. Suspendisse dapibus lorem
Donec ut est in lectus consequat consequat. pellentesque magna. Integer nulla. Donec blandit
Etiam eget dui. Aliquam erat volutpat. Sed at lorem feugiat ligula. Donec hendrerit, felis et imperdiet
in nunc porta tristique. Proin nec augue. Quisque euismod, purus ipsum pretium metus, in lacinia
aliquam tempor magna. Pellentesque habitant nulla nisl eget sapien.
morbi tristique senectus et netus et malesuada
Donec ut est in lectus consequat consequat.
fames ac turpis egestas. Nunc ac magna. Maecenas
Etiam eget dui. Aliquam erat volutpat. Sed at lorem
odio dolor, vulputate vel, auctor ac, accumsan id,
in nunc porta tristique. Proin nec augue. Quisque
felis. Pellentesque cursus sagittis felis.
aliquam tempor magna. Pellentesque habitant
morbi tristique senectus et netus et malesuada
5. Kesimpulan fames ac turpis egestas. Nunc ac magna. Maecenas
odio dolor, vulputate vel, auctor ac, accumsan id,
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer felis. Pellentesque cursus sagittis felis.
adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa.
Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus
lectus malesuada libero, sit amet commodo magna 7. Pustaka
eros quis urna. Nunc viverra imperdiet enim. Fusce
Gunakan APA Eight Edition
est. Vivamus a tellus. Pellentesque habitant morbi
tristique senectus et netus et malesuada fames ac
A.Steenbrink, K. (1994). Pesantren Madrasah
turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede.
Sekolah. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.
Mauris et orci. Aenean nec lorem.
In porttitor. Donec laoreet nonummy augue. Al-Choir. (2013). Metode Pembelajaran Di Pondok
Suspendisse dui purus, scelerisque at, vulputate Pesantren Al-Waridin, http://insan-
vitae, pretium mattis, nunc. Mauris eget neque at ghorim.blogspot.com. pada 19 Juni 2013.
sem venenatis eleifend. Ut nonummy. Fusce aliquet
pede non pede. Suspendisse dapibus lorem
pellentesque magna. Integer nulla. Donec blandit
feugiat ligula. Donec hendrerit, felis et imperdiet
euismod, purus ipsum pretium metus, in lacinia
nulla nisl eget sapien.
Donec ut est in lectus consequat consequat.

You might also like