You are on page 1of 11

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH PAJAK

Disusun Oleh :
Kelompok 6 :
1.ABDUL HAFIZHUDDIN
2.MUHAMMAD HAMSYAH
3.RAHMAN
4.JUMILAH
5.NABILA ROSYADA
MADRASAH ALIYAH NEGERI TANAH BUMBU
TAHUN 2024

KELAS :XI IPS 1


TEMA :SEMINAR PERPAJAKAN
JUDUL MAKALAH :PAJAK
BAB 1 PAJAK
1.SEJARAH PAJAK
Sejarah pajak di Indonesia, sejak zaman kerajaan. Sejarah pajak di Indonesia
dimulai sejak diberlakukannya ‘huistaks’ yaitu pada tahun 1816. Huistaks adalah
pajak yang dikenakan bagi suatu warga negara yang mendiami suatu wilayah atau
tempat tertentu di atas bumi. Seperti sewa tanah,bangunan atau yang sekarang
dikenal dengan Pajak Bumi dan Bangunan. Tetapi saat itu, rakyat Indonesia harus
menyetornya ke pemerintah Belanda.

Berdasarkan sejarah, kita harus lebih bijak dan tidak mengulangi kesalahan pendahulu kita di
masa lalu. Melalui sejarah, kami memberikan persiapan kepada generasi mendatang untuk
mempersiapkan mereka menghadapi zaman yang berubah dengan cepat melampaui usia
manusia di dunia. Mari, kita lihat berbagai peristiwa perpajakan yang terjadi di negeri ini:

A.Masa Kerajaan

Pajak sudah dikenal sejak nusantara diperintah oleh berbagai kerajaan dan sultan yang naik
turun dalam sejarahnya yang panjang. Raja-raja di Nusantara memungut pajak dan upeti dari
rakyat untuk mendukung kerajaannya dalam kegiatan administrasi kerajaan, membangun dan
memelihara infrastruktur, serta mengadakan acara-acara keagamaan. Berbagai pajak yang
terlibat berkisar dari pajak properti dan hasil hutan hingga prostitusi dan seni pertunjukan.

Ada yang memungut pajak dengan cara yang mudah, ada pula yang menggunakan sistem
pemungutan pajak yang terorganisir dan terstruktur. Kerajaan Sriwijaya (abad ke-3-12 M),
Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Majapahit (abad ke-13-15 M), Kerajaan Aceh, Banten
dan kerajaan pesisir lainnya seperti Jepara, Gresik, Timor, Maluku dan Ternate Tidore
digunakan untuk menjalani hidup mereka.

B. Masa Hindia Timur (1600–1800)

Orang Eropa yang datang ke pulau-pulau ini menyebutnya Hindia Timur. Mengibarkan
panji maskapai penerbangan sipil, mereka pertama kali datang ke Hindia Timur untuk
berdagang, bekerja sama dengan penguasa lokal, kemudian memonopoli perdagangan, dan
akhirnya menaklukkan pelabuhan, kota, dan bahkan kerajaan. Portugal, Inggris, Spanyol dan
Belanda adalah negara-negara Eropa yang aktif berdagang dengan Hindia Timur. Perusahaan
penerbangan komersial Belanda VOC telah berhasil memonopoli perdagangan Hindia Timur.

Pada abad ke-17, VOC membangun dan mengelola kota Batavia, ibu kota kerajaan
perdagangan di Asia dan Afrika, dengan uang pembayar pajak, dan menjadi Makmur.
Berbasis di Kota Batavia, VOC dapat dikatakan sebagai pemerintahan bebas biaya karena
beban keuangan telah dibagi, terbukti dengan berbagai peraturan perpajakan yang
dikeluarkan untuk keperluan tersebut. Kelangsungan hidup VOC sangat bergantung pada
pajak.

C. Fase Hindia Timur Masa Hindia Belanda


Pada tahun 1870, tanam paksa dinyatakan dihapuskan oleh
Undang-Undang. Sistem ini dianggap oleh para pendukung ekonomi
liberal, dan pengenalan semangat Humanisme Pencerahan Eropa ke
Hindia Belanda menguntungkan Belanda dengan mencapai surplus,
tetapi dalam bentuk standar hidup yang rendah untuk penduduk
asli. menyebabkan tragedi.

Penyebabnya antara lain, pajak langsung dan tidak langsung yang


terlalu tinggi, upah pekerja paksa yang tidak memadai, dan
kurangnya kepedulian terhadap kesejahteraan. Antara tahun 1850
dan 1880, diambil langkah-langkah untuk memerangi penyakit ini.

Salah satu gerakannya adalah sistem hak milik individu atas


tanah, tetapi sistem lama berakar pada masalah tanah, dan lebih
jauh lagi, pemerintah kolonial terus menetapkan sistem kepemilikan
tanah antar bangsa yang berlaku, yang mengarah pada pajak
properti. Hal ini banyak yang ditolak karena masih mahal.

Di sisi lain, berbagai pajak dikenakan pada barang-barang dari luar


yang dibutuhkan oleh warga negara. Orang harus "membeli uang"
saat itu. Artinya, orang harus menjual jasa dan barang untuk
mendapatkan uang dari pembayar pajak dan pembeli barang lain
yang diperlukan.

D. Fase Tanam Paksa Masa Pendudukan Jepang (1942–1945)

Pada periode sebelumnya, tanah merupakan sumber utama pajak bagi para penguasa. Pada
masa penjajahan Jepang, tanah ini dimaksudkan untuk ditanami tanaman-tanaman penting
bagi Jepang. Invasi Jepang ke Indonesia mengubah nuansa feodal yang dianut oleh penjajah
Belanda. Jepang melanjutkan sewa yang dikenakan pada semua jenis tanah produktif oleh
pemerintah kolonial Inggris dan Belanda, dan memungut pajak atas desa daripada individu.

Namun, pada masa pemerintahan Jepang, 'land rent' atau 'land rent' diganti namanya
menjadi 'property tax'. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, nama
pajak properti atau pajak properti mulai berarti pajak properti. Pemerintah pendudukan
Jepang juga memperkenalkan sistem pajak beras wajib. Pajak direncanakan untuk
penggunaan fasilitas tertentu seperti jembatan, jalan raya dan fasilitas umum lainnya. Selain
itu, setiap orang yang memiliki sepeda wajib membayar pajak sepeda.

E. Masa Republik Indonesia dalam Revolusi Kemerdekaan (1945–1950)

Setelah Republik Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus


1945, para pendiri republik memasukkan masalah perpajakan dalam undang-undang fiskal
1945. Ayat 2 Pasal 23 yang terdiri dari lima pasal menyatakan bahwa “segala pajak untuk
kepentingan Negara diatur dengan undang-undang” dan bahwa pajak, “jiwa” Negara, diatur
dengan Undang-undang 1945. diatur. Dua hari kemudian, tanggal 19 Agustus 1945, segera
diresmikan organisasi Departemen Keuangan termasuk kantor pajak.

Struktur organisasi ini dibuat dalam keadaan darurat karena Belanda kembali tidak lama
setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia dan berusaha untuk memerintah Indonesia dengan
mendirikan Administrasi Sipil Independen Belanda (NICA). Ketika Belanda melancarkan
invasi militer pertama mereka pada tahun 1946, Kementerian Keuangan, termasuk
Kementerian Keuangan, harus mengikuti Presiden Sukarno dan seluruh Kabinet dan
berpindah ke dan sekitar Yogyakarta.

F. Masa Pemerintahan Presiden Soekarno (1950–1966)

Menurut Pasal 23A UUD 1945, “Pajak dan pungutan yang ditujukan
untuk keperluan Negara diatur dengan Undang-Undang.” Namun,
pemerintahan Presiden Sukarno mengalami situasi genting pasca
revolusi kemerdekaan. Hukum tidak ditegakkan sebagaimana
mestinya. Pemerintah terus berjuang untuk mengelola penerimaan
pajak negara. Oleh karena itu, aturan pewarisan kolonial tetap
berlaku.

Seiring berjalannya waktu, pemerintah mengubah berbagai


peraturan, mengganti Pajak Peralihan 1957 dengan nama Pajak
Penghasilan 1944 (disingkat Ord) hal. 1944. Pada tahun 1963,
Departemen Pajak Hasil Pertanian Direktorat Jenderal Keuangan,
yang bertanggung jawab untuk memungut pajak penghasilan dan
pajak properti, direorganisasi menjadi Departemen Pajak Hasil
Pertanian.

Dua tahun kemudian, organisasi berubah lagi menjadi Direktorat


Jenderal Belanja Pembangunan Daerah atau Ipeda. Pemerintah
telah memprakarsai pembentukan Biro Pemeriksa Keuangan di
tingkat kabupaten dan kota yang didirikan oleh Soyejono
Brotodiharjo. Pendirian kantor-kantor tersebut merupakan upaya
untuk menjajaki peluang perpajakan di masyarakat seiring dengan
pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.

2.PENGERTIAN PAJAK
Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat kepada negara. Simak
pembahasan apa itu pajak, kapan harus bayar, dan berapa besar biayanya di sini.

Secara umum, pengertian pajak adalah pungutan wajib berupa uang yang berasal
dari rakyat dan diberikan kepada pemerintah negara. Sehingga, pajak adalah
kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia agar negara mampu meraih pendapatan
dan menjalankan pembangunan.

Namun, kapan rakyat harus membayar pajak? Berapa besar biaya pajak? Dan
bagaimana cara membayarnya? Nah, agar tidak bingung, yuk simak penjelasannya
sedari awal.

Apa itu Pajak?

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pajak adalah pungutan


wajib, umumnya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai
sumbangan/pemberian kepada pemerintah negara dan erat kaitannya dengan
pendapatan, harga beli barang, pemilikan, dan hal lainnya.

Sedangkan, menurut ahli, pengertian pajak dipaparkan sebagai berikut:

1.Mardiasmo

Mardiasmo (2016:3) menjelaskan pengertian pajak adalah iuran yang wajib dibayarkan
oleh rakyat kepada negara dan masuk ke dalam kas negara. Negara atau pemerintah bertugas
melaksanakan undang-undang serta pelaksanaannya bersifat memaksa tanpa adanya balas
jasa.

2.Rochmat Soemitro
Dalam buku Perpajakan Edisi Revisi 2013 (2013:1), Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH
memberikan penjelasan bahwa pengertian pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
Indonesia berdasarkan undang-undang yang berlaku di mana proses tersebut dapat
dipaksakan tanpa memperoleh balas jasa.

Di samping itu, proses tersebut juga langsung bisa ditunjukkan dan digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.

Jadi, dapat dikatakan bahwa pengertian pajak adalah suatu kontribusi rakyat
kepada negaranya dalam bentuk iuran uang yang sifatnya wajib.

3.CIRI CIRI PAJAK


Berdasarkan Undang-Undang KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat
1, Pajak merupakan sebuah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang.

Berdasarkan pengertian pajak secara umum, maka pajak mempunyai


beberapa ciri-ciri yang penting diketahui, yaitu:
1. Kontribusi yang Wajib
Setiap orang memang sudah wajib untuk membayar pajak secara rutin.
Tapi hal ini berlaku khusus untuk masyarakat yang memenuhi syarat
objektif dan syarat subjektif. Maksudnya adalah untuk yang
penghasilannya lebih dari PTKP atau Penghasilan Tidak Kena Pajak.

Untuk PTKP yang diberlakukan sekarang ini mencapai Rp4,5 juta setiap
bulan atau sekitar Rp54 juta per tahun.Jika penghasilan Anda mencapai
Rp4,5 juta per bulannya, maka akan dikenakan pajak.Sementara itu, bagi
seorang wirausaha atau pengusaha yang memiliki omzet rutin maka tarif
PPH sebesar 0,5% diberlakukan dari jumlah peredaran bruto atau omzet
hingga mencapai Rp4,8 miliar untuk satu tahun pajak.

2. Bersifat Memaksa
Bagi yang memenuhi syarat objektif ataupun subjektif, memang sudah
wajib hukumnya untuk membayar pajak.Jika seseorang tidak membayar
pajak dengan sengaja, maka akan diberikan sanksi administratif maupun
hukuman pidana.

3. Dikelola Pemerintah
Pemungutan dan pengelolaan pajak akan dilakukan secara langsung
oleh pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam tingkat provinsi serta Kabupaten dan Kota. Meskipun dikelola
pemerintah, tapi manfaat pajak dirasakan oleh semua warga
negara.Lembaga Pemerintah yang ditunjuk untuk mengelola perpajakan
yang ada di Indonesia adalah DJP atau Direktorat Jenderal
Pajak.Lembaga yang merupakan direktorat jendela ini masih berada
dalam naungan Kementerian Republik Indonesia.

4. Pembayaran Pajak Tercantum dalam Undang-Undang


Pembayaran pajak memang sudah tercantum dalam undang-undang.
Pajak dipungut sesuai norma hukum dengan tujuan untuk membayar
biaya produksi hingga jasa kolektif demi mencapai kesejahteraan.Segala
macam hal negatif seperti perlawanan, penghindaran, penolakan dalam
membayar pajak maka sudah termasuk dalam pelanggaran hukum.
5. Sebagai Anggaran Pemerintah
Peran pajak dalam kehidupan negara memang sangat penting, terutama
untuk melaksanakan pembangunan.Dalam hal ini, pajak sangat
dibutuhkan dalam pembiayaan perang, keamanan aset, pekerjaan
masyarakat, subsidi, penegakan hukum, dan juga operasional negara.

Selain itu, manfaat pajak juga berguna untuk membayar utang negara
sekaligus bunga dari utang.Bahkan juga untuk membiayai pelayanan
publik dan jaminan kesejahteraan. Pelayan yang dimaksud meliputi
kesehatan, pendidikan, pensiun, transportasi umum dan bantuan untuk
yang belum bekerja.

4.FUNGSI DAN MANFAAT PAJAK


Di samping manfaatnya, terdapat 4 fungsi pajak yang wajib Anda ketahui, yaitu:

1. Fungsi regulasi
Manfaat pajak, seperti yang disebutkan sebelumnya, adalah mendukung kondisi ekonomi
suatu negara. Fungsi regulasi yang bisa diterapkan adalah:

o Menanggulangi inflasi dalam negeri


o Memberikan pendanaan pada industri ekspor
o Memberikan proteksi pada hasil produksi barang dalam negeri
o Menciptakan iklim yang ramah dengan investasi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas
ekonomi dalam negeri.

2. Fungsi anggaran
Pajak juga bisa menjadi sumber pendapatan untuk melunasi anggaran, baik pusat maupun
daerah.

3. Fungsi stabilisasi
Fungsi pajak yang ketiga adalah stabilisator kondisi ekonomi, sehingga suatu negara tidak
mengalami krisis ekonomi.

4. Fungsi distribusi/pemerataan
Fungsi pajak yang terakhir adalah alat untuk meratakan kesejahteraan ekonomi di suatu
negara.

5.JENIS – JENIS PAJAK


Jenis-jenis pajak terbagi berdasarkan tiga hal, yaitu cara pemungutannya, sifatnya,
serta lembaga pemungut pajaknya. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Berdasarkan cara pemungutan


Jika dari cara pungut, jenis-jenis pajak terbagi jadi dua, yaitu:
a. Langsung
Pajak langsung adalah beban iuran yang ditanggung sendiri oleh wajib pajak serta tidak bisa
diserahkan pada individu lain.

Salah satu jenis pajak yang termasuk pajak langsung adalah pajak penghasilan. Jika Anda
termasuk wajib pajak, maka Anda harus membayar pajak dari pendapatan tahunan sendiri.

b. Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah kebalikannya. Jenis pajak ini tidak dapat dibebankan pada wajib
pajak jika tidak terkena kondisi tertentu. Maka, pajak jenis tersebut tidak bisa dipungut secara
berkala.

Contoh yang sering ditemui pada pajak jenis ini adalah pajak penjualan atas barang mewah
atau PPnBM.

2. Berdasarkan sifat pajak itu sendiri


Jenis pajak menurut sifatnya dibagi menjadi dua jenis. Apa saja itu? Simak penjelasannya di
bawah ini.

a. Subjektif
Pada jenis ini, pajak diambil berdasarkan subjeknya. Contoh yang bisa sobat OCBC NISP
temui di lapangan adalah pajak kekayaan serta pajak penghasilan.

b. Objektif
Untuk jenis pajak objektif, pajak diambil berdasarkan objeknya. Contoh yang dapat sobat
OCBC NISP jumpai adalah pajak kendaraan bermotor, pajak impor, bea meterai, dan lainnya

3. Berdasarkan lembaga pemungut pajak


Jenis pajak yang terakhir dibedakan berdasar lembaga pemungut pajaknya, yakni pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.

a. Pemerintah Pusat
Jenis pajak ini dikelola oleh pajak pemerintah pusat dan kerap disebut pajak pusat. Lembaga
pengelola biasanya adalah Direktorat Jenderal Pajak yang bernaung di bawah Kementerian
Keuangan. Hasil pungutan sering digunakan untuk membuat fasilitas umum yang bersifat
nasional.

Contoh pajak yang dipungut serta dikelola oleh pemerintah pusat adalah:

 Bea Meterai
 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
 Pajak Penghasilan (PPh)
 Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

b. Pemerintah Daerah
Pajak jenis ini sering disebut pajak daerah dan pengelolanya adalah pemerintah daerah
masing-masing. Hasil pungutan pajak tersebut biasanya digunakan untuk membayar anggaran
belanja daerah.

Contoh pajak yang dipungut serta dikelola oleh pemerintah daerah, khususnya pemerintah
provinsi adalah:

 Pajak bahan bakar kendaraan bermotor


 Pajak industri rokok
 Pajak air permukaan
 Pajak kendaraan bermotor
 Bea balik nama kendaraan bermotor
Sedangkan yang dikelola pemerintah kabupaten atau kota adalah:

 Pajak hotel
 Pajak reklame
 Pajak restoran
 Pajak parkir
 Pajak hiburan
 Pajak penerangan jalan
 Pajak air tanah
 Pajak mineral bukan logam dan bantuan
 Pajak sarang burung walet
 Bea perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan
 Pajak bumi dan bangunan untuk pedesaan dan perkotaan

6.KAPAN RAKYAT HATUS MEMBAYAR PAJAK?


Nah, setelah mengetahui pengertian, manfaat, fungsi, dan jenis-jenis pajak, mungkin
Anda akan bertanya-tanya kapan rakyat harus bayar pajak?

Rakyat wajib membayar pajak ketika ia memiliki penghasilan paling sedikit


Rp4.500.000 per bulan atau Rp54.000.000 per tahun dengan usia minimal 18 tahun.
Pajak tersebut dikenal dengan nama pajak penghasilan. Sedangkan, pajak
kendaraan dibebankan kepada rakyat yang mempunyai kendaraan.

7.BERAPA BIAYA PAJAK YANG HARUS DI BAYAR?


Biaya pajak yang ditanggung rakyat tergantung dari jenis-jenis pajak. Untuk pajak
penghasilan, seseorang akan dikenakan minimal 5% dan maksimal 30% dari
penghasilan per tahunnya. Semakin tinggi pendapatan yang ia peroleh, semakin
besar pula pajak yang dibayar.

Begitu pula pada pajak kendaraan. Di mana biaya pajak bergantung dari nilai jual
dan bobot koefisiennya. Jadi, sebelum bayar, Anda perlu mengetahui kedua hal
tersebut.

8.CARA PEMBYARAN PAJAK


Cara Pembayaran Pajak

Pembayaran pajak awalnya hanya dilakukan di kantor pajak secara langsung.


Namun, seiring berkembangannya teknologi, tersedia cara pembayaran pajak online
yang tentunya lebih efisien dan fleksibel.

Nama layanan tersebut adalah DJP Online atau Direktorat Jenderal Pajak Online.
Berikut penjelasan cara pembayaran pajak online melalui DJP Online.

1. Hubungi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di kota Anda lewat email untuk memohon kode e-
FIN pajak dengan mengirimkan foto KTP, foto kartu NPWP, foto Anda memegang KTP, dan
foto Anda memegang kartu NPWP.
2. Biasanya nomor e-FIN langsung diberikan lewat balasan email.
3. Kemudian buatlah akun DJP Online dengan menggunakan e-FIN yang sudah didapatkan.
Anda bisa mengunjungi laman pajak.go.id.
4. Login menggunakan akun Anda dan pilih menu e-Billing System.
5. Pilihlah menu Isi SSE.
6. Sobat OCBC NISP akan mendapatkan form Surat Setoran Elektronik (SSE) yang harus diisi.
Data yang perlu diubah hanya kolom Jenis Pajak, Jenis Setoran, Masa Pajak, Tahun Pajak,
Uraian Pajak, yang dibayarkan, serta Jumlah Setoran.
7. Klik Simpan.
8. Pilih menu Kode Billing.
9. Pilih Cetak Kode Billing.
10. Anda bisa membayar pajak berdasarkan Kode Billing tersebut lewat bank, menggunakan m-
banking, internet banking, ATM, ataupun kantor pos.

Itulah penjelasan terkait pengertian pajak, manfaat pajak, jenis-


jenis pajak, waktu bayar, besar biaya hingga cara pembayaran
pajak online. Jika sobat atau teman - teman OCBC NISP termasuk
ke dalam golongan wajib pajak, maka Anda wajib memahami dan
menerapkan tahapan di atas. Selamat membayar pajak!

TERIMA KASIH

You might also like