Professional Documents
Culture Documents
Makalah Ekonomi
Makalah Ekonomi
MAKALAH PAJAK
Disusun Oleh :
Kelompok 6 :
1.ABDUL HAFIZHUDDIN
2.MUHAMMAD HAMSYAH
3.RAHMAN
4.JUMILAH
5.NABILA ROSYADA
MADRASAH ALIYAH NEGERI TANAH BUMBU
TAHUN 2024
Berdasarkan sejarah, kita harus lebih bijak dan tidak mengulangi kesalahan pendahulu kita di
masa lalu. Melalui sejarah, kami memberikan persiapan kepada generasi mendatang untuk
mempersiapkan mereka menghadapi zaman yang berubah dengan cepat melampaui usia
manusia di dunia. Mari, kita lihat berbagai peristiwa perpajakan yang terjadi di negeri ini:
A.Masa Kerajaan
Pajak sudah dikenal sejak nusantara diperintah oleh berbagai kerajaan dan sultan yang naik
turun dalam sejarahnya yang panjang. Raja-raja di Nusantara memungut pajak dan upeti dari
rakyat untuk mendukung kerajaannya dalam kegiatan administrasi kerajaan, membangun dan
memelihara infrastruktur, serta mengadakan acara-acara keagamaan. Berbagai pajak yang
terlibat berkisar dari pajak properti dan hasil hutan hingga prostitusi dan seni pertunjukan.
Ada yang memungut pajak dengan cara yang mudah, ada pula yang menggunakan sistem
pemungutan pajak yang terorganisir dan terstruktur. Kerajaan Sriwijaya (abad ke-3-12 M),
Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Majapahit (abad ke-13-15 M), Kerajaan Aceh, Banten
dan kerajaan pesisir lainnya seperti Jepara, Gresik, Timor, Maluku dan Ternate Tidore
digunakan untuk menjalani hidup mereka.
Orang Eropa yang datang ke pulau-pulau ini menyebutnya Hindia Timur. Mengibarkan
panji maskapai penerbangan sipil, mereka pertama kali datang ke Hindia Timur untuk
berdagang, bekerja sama dengan penguasa lokal, kemudian memonopoli perdagangan, dan
akhirnya menaklukkan pelabuhan, kota, dan bahkan kerajaan. Portugal, Inggris, Spanyol dan
Belanda adalah negara-negara Eropa yang aktif berdagang dengan Hindia Timur. Perusahaan
penerbangan komersial Belanda VOC telah berhasil memonopoli perdagangan Hindia Timur.
Pada abad ke-17, VOC membangun dan mengelola kota Batavia, ibu kota kerajaan
perdagangan di Asia dan Afrika, dengan uang pembayar pajak, dan menjadi Makmur.
Berbasis di Kota Batavia, VOC dapat dikatakan sebagai pemerintahan bebas biaya karena
beban keuangan telah dibagi, terbukti dengan berbagai peraturan perpajakan yang
dikeluarkan untuk keperluan tersebut. Kelangsungan hidup VOC sangat bergantung pada
pajak.
Pada periode sebelumnya, tanah merupakan sumber utama pajak bagi para penguasa. Pada
masa penjajahan Jepang, tanah ini dimaksudkan untuk ditanami tanaman-tanaman penting
bagi Jepang. Invasi Jepang ke Indonesia mengubah nuansa feodal yang dianut oleh penjajah
Belanda. Jepang melanjutkan sewa yang dikenakan pada semua jenis tanah produktif oleh
pemerintah kolonial Inggris dan Belanda, dan memungut pajak atas desa daripada individu.
Namun, pada masa pemerintahan Jepang, 'land rent' atau 'land rent' diganti namanya
menjadi 'property tax'. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, nama
pajak properti atau pajak properti mulai berarti pajak properti. Pemerintah pendudukan
Jepang juga memperkenalkan sistem pajak beras wajib. Pajak direncanakan untuk
penggunaan fasilitas tertentu seperti jembatan, jalan raya dan fasilitas umum lainnya. Selain
itu, setiap orang yang memiliki sepeda wajib membayar pajak sepeda.
Struktur organisasi ini dibuat dalam keadaan darurat karena Belanda kembali tidak lama
setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia dan berusaha untuk memerintah Indonesia dengan
mendirikan Administrasi Sipil Independen Belanda (NICA). Ketika Belanda melancarkan
invasi militer pertama mereka pada tahun 1946, Kementerian Keuangan, termasuk
Kementerian Keuangan, harus mengikuti Presiden Sukarno dan seluruh Kabinet dan
berpindah ke dan sekitar Yogyakarta.
Menurut Pasal 23A UUD 1945, “Pajak dan pungutan yang ditujukan
untuk keperluan Negara diatur dengan Undang-Undang.” Namun,
pemerintahan Presiden Sukarno mengalami situasi genting pasca
revolusi kemerdekaan. Hukum tidak ditegakkan sebagaimana
mestinya. Pemerintah terus berjuang untuk mengelola penerimaan
pajak negara. Oleh karena itu, aturan pewarisan kolonial tetap
berlaku.
2.PENGERTIAN PAJAK
Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat kepada negara. Simak
pembahasan apa itu pajak, kapan harus bayar, dan berapa besar biayanya di sini.
Secara umum, pengertian pajak adalah pungutan wajib berupa uang yang berasal
dari rakyat dan diberikan kepada pemerintah negara. Sehingga, pajak adalah
kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia agar negara mampu meraih pendapatan
dan menjalankan pembangunan.
Namun, kapan rakyat harus membayar pajak? Berapa besar biaya pajak? Dan
bagaimana cara membayarnya? Nah, agar tidak bingung, yuk simak penjelasannya
sedari awal.
1.Mardiasmo
Mardiasmo (2016:3) menjelaskan pengertian pajak adalah iuran yang wajib dibayarkan
oleh rakyat kepada negara dan masuk ke dalam kas negara. Negara atau pemerintah bertugas
melaksanakan undang-undang serta pelaksanaannya bersifat memaksa tanpa adanya balas
jasa.
2.Rochmat Soemitro
Dalam buku Perpajakan Edisi Revisi 2013 (2013:1), Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH
memberikan penjelasan bahwa pengertian pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
Indonesia berdasarkan undang-undang yang berlaku di mana proses tersebut dapat
dipaksakan tanpa memperoleh balas jasa.
Di samping itu, proses tersebut juga langsung bisa ditunjukkan dan digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
Jadi, dapat dikatakan bahwa pengertian pajak adalah suatu kontribusi rakyat
kepada negaranya dalam bentuk iuran uang yang sifatnya wajib.
Untuk PTKP yang diberlakukan sekarang ini mencapai Rp4,5 juta setiap
bulan atau sekitar Rp54 juta per tahun.Jika penghasilan Anda mencapai
Rp4,5 juta per bulannya, maka akan dikenakan pajak.Sementara itu, bagi
seorang wirausaha atau pengusaha yang memiliki omzet rutin maka tarif
PPH sebesar 0,5% diberlakukan dari jumlah peredaran bruto atau omzet
hingga mencapai Rp4,8 miliar untuk satu tahun pajak.
2. Bersifat Memaksa
Bagi yang memenuhi syarat objektif ataupun subjektif, memang sudah
wajib hukumnya untuk membayar pajak.Jika seseorang tidak membayar
pajak dengan sengaja, maka akan diberikan sanksi administratif maupun
hukuman pidana.
3. Dikelola Pemerintah
Pemungutan dan pengelolaan pajak akan dilakukan secara langsung
oleh pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam tingkat provinsi serta Kabupaten dan Kota. Meskipun dikelola
pemerintah, tapi manfaat pajak dirasakan oleh semua warga
negara.Lembaga Pemerintah yang ditunjuk untuk mengelola perpajakan
yang ada di Indonesia adalah DJP atau Direktorat Jenderal
Pajak.Lembaga yang merupakan direktorat jendela ini masih berada
dalam naungan Kementerian Republik Indonesia.
Selain itu, manfaat pajak juga berguna untuk membayar utang negara
sekaligus bunga dari utang.Bahkan juga untuk membiayai pelayanan
publik dan jaminan kesejahteraan. Pelayan yang dimaksud meliputi
kesehatan, pendidikan, pensiun, transportasi umum dan bantuan untuk
yang belum bekerja.
1. Fungsi regulasi
Manfaat pajak, seperti yang disebutkan sebelumnya, adalah mendukung kondisi ekonomi
suatu negara. Fungsi regulasi yang bisa diterapkan adalah:
2. Fungsi anggaran
Pajak juga bisa menjadi sumber pendapatan untuk melunasi anggaran, baik pusat maupun
daerah.
3. Fungsi stabilisasi
Fungsi pajak yang ketiga adalah stabilisator kondisi ekonomi, sehingga suatu negara tidak
mengalami krisis ekonomi.
4. Fungsi distribusi/pemerataan
Fungsi pajak yang terakhir adalah alat untuk meratakan kesejahteraan ekonomi di suatu
negara.
Salah satu jenis pajak yang termasuk pajak langsung adalah pajak penghasilan. Jika Anda
termasuk wajib pajak, maka Anda harus membayar pajak dari pendapatan tahunan sendiri.
b. Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah kebalikannya. Jenis pajak ini tidak dapat dibebankan pada wajib
pajak jika tidak terkena kondisi tertentu. Maka, pajak jenis tersebut tidak bisa dipungut secara
berkala.
Contoh yang sering ditemui pada pajak jenis ini adalah pajak penjualan atas barang mewah
atau PPnBM.
a. Subjektif
Pada jenis ini, pajak diambil berdasarkan subjeknya. Contoh yang bisa sobat OCBC NISP
temui di lapangan adalah pajak kekayaan serta pajak penghasilan.
b. Objektif
Untuk jenis pajak objektif, pajak diambil berdasarkan objeknya. Contoh yang dapat sobat
OCBC NISP jumpai adalah pajak kendaraan bermotor, pajak impor, bea meterai, dan lainnya
a. Pemerintah Pusat
Jenis pajak ini dikelola oleh pajak pemerintah pusat dan kerap disebut pajak pusat. Lembaga
pengelola biasanya adalah Direktorat Jenderal Pajak yang bernaung di bawah Kementerian
Keuangan. Hasil pungutan sering digunakan untuk membuat fasilitas umum yang bersifat
nasional.
Contoh pajak yang dipungut serta dikelola oleh pemerintah pusat adalah:
Bea Meterai
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Penghasilan (PPh)
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
b. Pemerintah Daerah
Pajak jenis ini sering disebut pajak daerah dan pengelolanya adalah pemerintah daerah
masing-masing. Hasil pungutan pajak tersebut biasanya digunakan untuk membayar anggaran
belanja daerah.
Contoh pajak yang dipungut serta dikelola oleh pemerintah daerah, khususnya pemerintah
provinsi adalah:
Pajak hotel
Pajak reklame
Pajak restoran
Pajak parkir
Pajak hiburan
Pajak penerangan jalan
Pajak air tanah
Pajak mineral bukan logam dan bantuan
Pajak sarang burung walet
Bea perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan
Pajak bumi dan bangunan untuk pedesaan dan perkotaan
Begitu pula pada pajak kendaraan. Di mana biaya pajak bergantung dari nilai jual
dan bobot koefisiennya. Jadi, sebelum bayar, Anda perlu mengetahui kedua hal
tersebut.
Nama layanan tersebut adalah DJP Online atau Direktorat Jenderal Pajak Online.
Berikut penjelasan cara pembayaran pajak online melalui DJP Online.
1. Hubungi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di kota Anda lewat email untuk memohon kode e-
FIN pajak dengan mengirimkan foto KTP, foto kartu NPWP, foto Anda memegang KTP, dan
foto Anda memegang kartu NPWP.
2. Biasanya nomor e-FIN langsung diberikan lewat balasan email.
3. Kemudian buatlah akun DJP Online dengan menggunakan e-FIN yang sudah didapatkan.
Anda bisa mengunjungi laman pajak.go.id.
4. Login menggunakan akun Anda dan pilih menu e-Billing System.
5. Pilihlah menu Isi SSE.
6. Sobat OCBC NISP akan mendapatkan form Surat Setoran Elektronik (SSE) yang harus diisi.
Data yang perlu diubah hanya kolom Jenis Pajak, Jenis Setoran, Masa Pajak, Tahun Pajak,
Uraian Pajak, yang dibayarkan, serta Jumlah Setoran.
7. Klik Simpan.
8. Pilih menu Kode Billing.
9. Pilih Cetak Kode Billing.
10. Anda bisa membayar pajak berdasarkan Kode Billing tersebut lewat bank, menggunakan m-
banking, internet banking, ATM, ataupun kantor pos.
TERIMA KASIH