You are on page 1of 34

g) Pariwisata

g. Wilayah Pengembangan Petanglong berpusat di kawasan perkotaan


Pekalongan dengan arah pengembangan meliputi:
1. memadukan pembangunan Kota Pekalongan dan wilayah disekitarnya;
2. pengembangan wilayah yang didasarkan pada sektor unggulan
meliputi:
a) perdagangan dan jasa;
b) Pengadaan listrik dan gas;
c) Pengadaan air;
d) Penyediaan akomodasi;
e) Pertambangan dan penggalian;

P
f) Informasi dan komunikasi; dan
g) Real estate.

W
h. Wilayah Pengembangan Bregasmalang berpusat di kawasan perkotaan
Tegal dengan arah pengembangan meliputi:

TR
1. memadukan pembangunan Kota Tegal dan wilayah disekitarnya
2. pengembangan wilayah yang didasarkan pada sektor unggulan
meliputi:
a) Pertambangan dan penggalian;

R
b) perdagangan dan jasa;
c) Kontruksi;
d)
e)
Informasi dan komunikasi;
Real estate; dan
A
D
f) Penyediaan akomodasi.
R
PE

BAB V
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI

Bagian Kesatu
AN

Umum

Pasal 8
R

(1) Rencana pengembangan struktur ruang wilayah Provinsi meliputi:


a. sistem susunan pusat pusat permukiman; dan
T

b. sistem jaringan prasarana wilayah provinsi.


(2) Sistem perkotaan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a, terdiri atas:
AF

a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN;


b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); dan
c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL);
R

(3) sistem jaringan prasarana wilayah provinsi sebagaimana dimaksud pada


Ayat (1) huruf b, terdiri atas:
D

a. Sistem jaringan transportasi;


b. sistem jaringan energi;
c. sistem jaringan telekomunikasi;
d. sistem jaringan sumber daya air; dan
e. sistem jaringan prasarana lainnya.

Bagian Kedua
Sistem Pusat Permukiman

Pasal 9
(1) PKN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Ayat (2) huruf a meliputi:
a. kawasan perkotaan Semarang – Kendal – Demak – Ungaran –Salatiga -
Purwodadi (Kedungsepur);
b. kawasan perkotaan Surakarta; dan
c. kawasan perkotaan Cilacap.
(2) PKW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Ayat (2) huruf b meliputi:
a. Kawasan Perkotaan Purwokerto;
b. Kawasan Perkotaan Kebumen;
c. Kawasan Perkotaan Wonosobo;
d. Kawasan Perkotaan Boyolali;
e. Kawasan Perkotaan Klaten;
f. Kawasan Perkotaan Cepu;

P
g. Kawasan Perkotaan Kudus;
h. Kawasan Perkotaan Magelang;

W
i. Kawasan Perkotaan Pekalongan;dan
j. Kawasan Perkotaan Tegal.

TR
(3) PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Ayat (2) huruf c meliputi:
a. kawasan perkotaan Kroya;
b. kawasan perkotaan Majenang;
c. kawasan perkotaan Wangon;

R
d. kawasan perkotaan Ajibarang;
e. kawasan perkotaan Banyumas;
f.
g.
kawasan perkotaan Sumpiuh;
kawasan perkotaan Bobotsari;
A
D
h. kawasan perkotaan Sokaraja;
R
i. kawasan perkotaan Banjarnegara;
j. kawasan perkotaan Klampok;
PE

k. kawasan perkotaan Kertek;


l. kawasan perkotaan Gombong-karanganyar
m. kawasan perkotaan Prembun;
n. kawasan perkotaan Mungkid;
AN

o. kawasan perkotaan Muntilan;


p. kawasan perkotaan Mertoyudan;
q. kawasan perkotaan Borobudur;
R

r. kawasan perkotaan Secang;


s. kawasan perkotaan Purbalingga;
T

t. Kawasan perkotaan Purworejo;


u. Kawasan perkotaan Kutoarjo;
AF

v. kawasan perkotaan Ampel;


w. kawasan perkotaan Sukoharjo;
x. kawasan perkotaan Kartasura;
R

y. kawasan perkotaan Wonogiri;


z. kawasan perkotaan Karanganyar;
D

aa. kawasan perkotaan Colomadu;


bb. kawasan perkotaan Sragen;
cc. kawasan Perkotaan Gemolong;
dd. kawasan perkotaan Delanggu;
ee. kawasan perkotaan Prambanan;
ff. kawasan perkotaan Blora;
gg. kawasan perkotaan Purwodadi;
hh. kawasan perkotaan Gubug;
ii. kawasan perkotaan Godong;
jj. kawasan perkotaan Rembang;
kk. kawasan perkotaan Lasem
ll. kawasan perkotaan Pati;
mm. kawasan perkotaan Juwana;
nn. kawasan perkotaan Tayu;
oo. kawasan perkotaan Jepara;
pp. kawasan perkotaan Kalinyamatan;
qq. kawasan perkotaan Bangsri;
rr. kawasan perkotaan Demak;
ss. kawasan perkotaan Mranggen;
tt. kawasan perkotaan Ungaran;
uu. kawasan perkotaan Ambarawa;
vv. kawasan perkotaan Temanggung;

P
ww. kawasan perkotaan Parakan;
xx. kawasan perkotaan Kendal;

W
yy. kawasan perkotaan Boja;
zz. kawasan perkotaan Kaliwungu;

TR
aaa. kawasan perkotaan Weleri;
bbb. kawasan perkotaan Sukorejo;
ccc. kawasan perkotaan Batang;
ddd. kawasan Perkotaan Limpung;

R
eee. kawasan perkotaan Kajen;
fff. kawasan perkotaan Wiradesa;
ggg. kawasan
hhh. kawasan
perkotaan
perkotaan
Kedungwuni;
Pemalang;
A
D
iii. kawasan perkotaan Comal;
R
jjj. kawasan perkotaan Randudongkal;
kkk. kawasan perkotaan Slawi-Adiwerna;
PE

lll. kawasan perkotaan Brebes;


mmm. kawasan perkotaan Losari;
nnn. kawasan perkotaan Ketanggungan-Kersana; dan
ooo. kawasan perkotaan Bumiayu.
AN

Bagian Ketiga
R

Sistem Jaringan Transportasi


Paragraf 1
T

Umum
Pasal 10
AF

Sistem jaringan transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3)


huruf a meliputi:
a. sistem jaringan jalan;
R

b. sistem jaringan kereta api;


c. sistem jaringan sungai, danau, dan penyeberangan;
D

d. sistem jaringan transportasi Laut; dan


e. bandar udara umum dan bandar udara khusus.

Paragraf 2
Sistem Jaringan Jalan
Pasal 11
(1) Sistem jaringan jalan, sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 huruf a terdiri
atas:
a. jalan umum
b. jalan khusus merupakan jalan yang dibangun dan dipelihara oleh orang
atau instansi untuk melayani kepentingan sendiri;
c. jalan tol
d. terminal penumpang terdiri atas terminal penumpang tipe A dan tipe B;
e. terminal barang;
f. jembatan timbang; dan/atau
g. jembatan
(2) Jalan umum, sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. Jalan arteri yang berfungsi menghubungkan antar PKN atau kota Orde 1
terdiri atas:
1. Jalan Losari (Bts. Prov. Jabar) - Pejagan

P
2. Jalan A. Yani (Brebes)
3. Jalan Diponegoro (Brebes)

W
4. Jalan Pemuda (Brebes)
5. Jalan Pejagan - Bts. Kota Brebes

TR
6. Jalan Dr. Ciptomangunkusumo/Dr. Wahidin Sudirohusodo (Tegal)
7. Jalan Gajah Mada (Brebes)
8. Jalan Kol. Sugiono (Tegal)
9. Jalan Mayjend. Sutoyo (Tegal)

R
10. Jalan Sudirman (Brebes)
11. Jalan Bts. Kota Tegal - Bts. Kota Pemalang
12. Jalan Gajah Mada (Tegal)
13. Jalan Mertoloyo (Tegal)
A
D
14. Jalan Mt. Haryono (Tegal)
R
15. Jalan Yos Sudarso (Tegal)
16. Jalan Brigjen Katamso (Pemalang)
PE

17. Jalan Moh Yamin (Pemalang)


18. Jalan Bts. Kota Pemalang - Bts. Kota Pekalongan
19. Jalan Gajah Mada (Pekalongan)
20. Jalan Letjend. Suprapto (Pemalang)
AN

21. Jalan Merdeka (Pekalongan)


22. Jalan Mt. Haryono (Pemalang)
23. Jalan Pemuda (Pekalongan)
R

24. Jalan Raya Tirto (Pekalongan)


25. Jalan Dokter Setiabudi (Pekalongan)
T

26. Jalan Dokter Sutomo (Pekalongan)


27. Jalan Jend. Sudirman (Pekalongan)
AF

28. Jalan Kh. Mas Mansyur (Pekalongan)


29. Jalan Raya Batang (Pekalongan)
30. Jalan Slamet (Pekalongan)
R

31. Jalan Sriwijaya (Pekalongan)


32. Jalan Urip Sumoharjo (Batang)
D

33. Jalan Wilis (Pekalongan)


34. Jalan Bts. Kota Batang - Bts. Kab. Kendal
35. Jalan Slamet Riyadi (Batang)
36. Jalan Sudirman (Batang)
37. Jalan Bts. Kab. Batang - Weleri
38. Jalan Plelen (Utara)
39. Jalan Plelen (Selatan)
40. Jalan Lingkar Weleri
41. Jalan Lingkar Bodri (Kendal)
42. Jalan Raya Barat (Kendal)
43. Jalan Raya Timur (Kendal)
44. Jalan Raya (Kendal)
45. Jalan Weleri - Bts. Kota Kendal
46. Jalan Bts. Kota Kendal - Bts. Kota Semarang
47. Jalan Dr sutomo (Semarang)
48. Jalan Jendral sudirman (Semarang)
49. Jalan Ketapang - kebonharjo (Kendal)
50. Jalan Mgr. Sugiyopranoto (Semarang)
51. Jalan S. Parman (Semarang)
52. Jalan Siliwangi (Semarang)
53. Jalan Sultan Agung (Semarang)
54. Jalan Tugu Muda (Semarang)

P
55. Jalan Walisongo (Semarang)
56. Jalan Lingkar Kaliwungu

W
57. Jalan Bts. Kota Semarang - Bts. Kota Demak
58. Jalan Arteri Utara (Martadinata, Fly Over,Yos Sudarso) (Semarang)

TR
59. Jalan Usman Janatin (Semarang)
60. Jalan Lingkar Demak
61. Jalan Bts. Kota Demak - Trengguli
62. Jalan Trengguli - Bts. Kab. Demak/Kudus

R
63. Jalan Bts. Kab. Demak/Kudus - jati
64. Jalan Jati - Kudus
65.
66.
Jalan
Jalan
Lingkar Kudus A
Sp. 3 lingkar Kudus Timur - Bts. Kab. Pati /Kudus
D
67. Jalan Lingkar Pati
R
68. Jalan Diponegoro (Rembang)
69. Jalan Untung SuroPati (Rembang)
PE

70. Jalan Sp. 3 Lingkar Pati Timur - Bts. Kota Rembang


71. Jalan Bts. Kota Rembang - Bulu (Batas Prov. Jatim)
72. Jalan Sudirman (Rembang)
73. Jalan Batas Prov. Jawa Barat - Karang Pucung
AN

74. Jalan Karang Pucung - Wangon


75. Jalan Rawalo - Sampang
76. Jalan Sampang - Buntu
R

77. Jalan Secang - Pringsurat


78. Jalan Pringsurat - Bts. Kab. Temanggung
T

79. Jalan Bts. Kab. Temanggung/Semarang - Bawen


80. Jalan Lingkar Ambarawa
AF

81. Jalan Bawen - Bts. Kota Salatiga


82. Jalan Jalan Lingkar Salatiga
83. Jalan Bts. Kota Salatiga - Sruwen
R

84. Jalan Soekarno-Hatta (Salatiga)


85. Jalan Pandanaran (Boyolali)
D

86. Jalan Sruwen - Terminal Boyolali


87. Jalan Perintis Kemerdekaan (Boyolali)
88. Jalan Bts. Kota Boyolali - Kartosuro
89. Jalan Pandanaran (Boyolali)
90. Jalan Adi Sucipto (Surakarta)
91. Jalan Adi Sumarmo (Surakarta)
92. Jalan Brigjen Katamso (Surakarta)
93. Jalan Lingkar Utara Surakarta
94. Jalan Mangunsarkoro (Surakarta)
95. Jalan Slamet Riyadi (Surakarta)
96. Jalan Kartosuro - Bts. Kota Surakarta
97. Jalan Bts. Kota Surakarta - Palur
98. Jalan Letjen Suprapto (Surakarta)
99. Jalan Sumpah Pemuda (Surakarta)
100. Jalan Sutami (Surakarta)
101. Jalan Dr. Sutomo dan Jalan S. Parman (Sragen)
102. Jalan Lingkar Utara Barat (Sragen)
103. Jalan Lingkar Utara Timur (Sragen)
104. Jalan Palur - Bts. Kota Sragen
105. Jalan Bts. Kota Sragen - Mantingan (Bts. Prov. Jatim)
106. Jalan Sp. 3 Jeruk Legi - Bts. Kota Cilacap
107. Jalan Lingkar (Cilacap)

P
108. Jalan Mt. Haryono (Cilacap)
109. Jalan Niaga (Cilacap)

W
110. Jalan Nusantara (Cilacap)
111. Jalan Panjaitan (Cilacap)

TR
112. Jalan Penyu (Cilacap)
113. Jalan Soekarno-Hatta (Cilacap)
114. Jalan Sudirman Barat (Cilacap)
115. Jalan Tentara Pelajar (Cilacap)

R
116. Jalan Urip Sumoharjo (Cilacap)
117. Jalan Yos Sudarso (Cilacap)
118.
119.
Jalan
Jalan
Bts. Kota Cilacap - slarang
Slarang - Kesugihan
A
D
120. Jalan Kesugihan - Maos - Sampang
R
121. Jalan Buntu - Bts. Kedu Selatan
122. Jalan Bts. Banyumas tengah - Kebumen
PE

123. Jalan Lingkar Selatan Kebumen


124. Jalan Kebumen - Prembun
125. Jalan Prembun - Kutoarjo
126. Jalan Kutoarjo - Bts. Kota Purworejo
AN

127. Jalan Lingkar Selatan Purworejo - Karangnongko (Bts. Prov. DIY)


128. Jalan Wangon - Bts. Kab. Banyumas/Cilacap
129. Jalan Bts. Banyumas/Cilacap - Sp. 3 Jeruk Legi
R

130. Jalan Purwokerto - Patikraja


131. Jalan Patikraja - Rawalo
T

132. Jalan Bts. Kota Ungaran - Bawen


133. Jalan Anton Sujarwo (Semarang)
AF

134. Jalan Diponegoro (Ungaran)


135. Jalan Dr. Cipto (Semarang)
136. Jalan Dr. Wahidin (Semarang)
R

137. Jalan Gatot Subroto (Ungaran)


138. Jalan Kompol Maksum (Semarang)
D

139. Jalan Mt. Haryono (Semarang)


140. Jalan Perintis Kemerdekaan (Jalan Anton sujarwo) (Semarang)
141. Jalan Raden Patah (Semarang)
142. Jalan Setia Budhi (Semarang)
143. Jalan Teuku Umar (Semarang)
144. Jalan Widoharjo (Semarang)
145. Jalan Ahmad Yani (Magelang)
146. Jalan Elo Surabayan (Urip Sumoharjo) (Magelang)
147. Jalan Soekarno-Hatta (Magelang)
148. Jalan Secang – Bts. Kota Magelang
149. Jalan Bts. Kota Magelang - Keprekan
150. Jalan Pemuda (Muntilan)
151. Jalan Keprekan – Bts. Kota Muntilan
152. Jalan Muntilan - Salam (Bts. Prov. D.I. Yogyakarta)
153. Jalan Diponegoro (Klaten)
154. Jalan Kartini (Klaten)
155. Jalan Perintis Kemerdekaan (Klaten)
156. Jalan Kartosuro - Bts. Kota Klaten
157. Jalan Bts. Kota Klaten - Prambanan (Bts. Prov. D.I. Yogyakarta)
158. Jalan Suraji Tirtonegoro (Klaten)
159. Jalan Pejagan - Sp. Tiga Tol Pejagan Kanci
b. Jalan kolektor yang berfungsi menghubungkan PKN dengan PKW terdiri

P
atas;
a) Ruas jalan kolektor primer satu (JKP-1) meliputi:

W
1) Jalan Kaligawe (Semarang)
2) Jalan Wangon - Manganti

TR
3) Jalan Manganti - Rawalo
4) Jalan Buntu - Banyumas
5) Jalan Banyumas - Bts. Kab. Banjarnegara/Banyumas
6) Jalan Bts. Kab. Banjarnegara/Banyumas - Klampok

R
7) Jalan Pemuda (Banjarnegara)
8) Jalan Suprapto (Banjarnegara)
9) A
Jalan Klampok - Bts. Kota Banjarnegara
10) Jalan Bts. Kota Banjarnegara - Bts. Kab. Wonosobo (Bmu)
D
11) Jalan S. Parman (Banjarnegara)
R
12) Jalan Tentara Pelajar (Banjarnegara)
13) Jalan Bts. Kab. Banjarnegara - Selokromo
PE

14) Jalan A. Yani (Wonosobo)


15) Jalan Jogo Negoro (Wonosobo)
16) Jalan Selokromo - Bts. Kota Wonosobo
17) Jalan Bts. Kota Wonosobo - Kretek
AN

18) Jalan Mayor Bambang Sugeng (Wonosobo)


19) Jalan s. Parman (Wonosobo)
20) Jalan Kretek - Bts. Kab. Temanggung (Kdu)
R

21) Jalan Bts. Kab. Wonosobo (Kdt) - Parakan


22) Jalan Parakan - Pertigaan Bulu
T

23) Jalan Pertigaan Bulu - Kedu


24) Jalan Diponegoro (Temanggung)
AF

25) Jalan Gajahmada (Temanggung)


26) Jalan Hayam Wuruk (Temanggung)
27) Jalan Kedu - Bts. Kota Temanggung
R

28) Jalan Bts. Kota Temanggung - kranggan


29) Jalan S. Parman (Temanggung)
D

30) Jalan Sudirman (Temanggung)


31) Jalan Suwandi Suwardi (Temanggung)
32) Jalan Kranggan - Secang
33) Jalan Bts. Prov. Jawa Barat - Patimuan - Sidareja
34) Jalan Sidareja - Sp. 3 Jeruk Legi
35) Jalan Lingkar Selatan Purworejo - Karangnongko (Bts. Prov. DIY)
36) Jalan Duwet - Giri Woyo
37) Jalan Giriwoyo - Glonggong (Bts. Prov. Jatim)
38) Jalan Bts. Kota Tegal - bts. Kota Slawi
39) Jalan A. Yani (Slawi)
40) Jalan Ar Hakim (Tegal)
41) Jalan Jend. Sudirman (Tegal)
42) Jalan Karanganyar (Tegal)
43) Jalan Sultan Agung (Tegal)
44) Jalan Bts. Kota Slawi - Prupuk
45) Jalan Gatot Subroto (Slawi)
46) Jalan Sudirman (Slawi)
47) Jalan Prupuk - Bts. Kab. Tegal/Banyumas
48) Jalan Lingkar Bumiayu
49) Jalan Bts. Kab. Tegal/banyumas - Ajibarang
50) Jalan Ajibarang - Wangon
51) Jalan Ajibarang - Bts. Kota Purwokerto

P
52) Jalan Pattimura (Purwokerto)
53) Jalan Yos Sudaro (Purwokerto)

W
54) Jalan Bts. Kota Purwokerto - Sukaraja
55) Jalan Gerilya (Purwokerto)

TR
56) Jalan Veteran (Purwokerto)
57) Jalan Sukaraja - Kaliori
58) Jalan Kaliori - Banyumas
59) Jalan Sp. 3 tol Pejagan Kanci - Ketanggungan - Bts. Kab.

R
Tegal/Kab. Brebes
60) Jalan Bts. Kab. Tegal/Kab. Brebes - Prupuk
A
61) Jalan Trengguli - Bts. Kab. Demak/Bts. Kab. Jepara
62) Jalan Bts. Kab. Demak/Bts. Kab. Jepara - Margoyoso
D
63) Jalan A. Yani (Jepara)
R
64) Jalan Kartini (Jepara)
65) Jalan Pemuda (Jepara)
PE

66) Jalan Wahid Hasyim (Jepara)


67) Jalan Margoyoso - Bts. Kota Jepara
68) Jalan Margoyoso - Bts. Kota Jepara
69) Jalan Bts. Kota Rembang - Bts. Kab. Blora/Rembang
AN

70) Jalan Kartini (Rembang)


71) Jalan Pemuda (Rembang)
72) Jalan Bts. Kab. Blora/Rembang - Bts. Kota Blora
R

73) Jalan A. Yani (blora)


74) Jalan Jend. Sudirman (blora)
T

75) Jalan Bts. Kota Blora - Cepu


76) Jalan Cepu - bts. Prov. Jawa timur
AF

77) Jalan Keprekan – Borobudur


b) Ruas jalan kolektor primer dua (JKP-2) meliputi:
1) Jalan Sidoharjo - Gabugan – Gemolong
R

2) Jalan Kutoarjo - Ketawang


3) Jalan Jalan Karang (Cilacap)
D

4) Jalan Kendilwesi (Cilacap)


5) Jalan Kol Sugiono (Cilacap)
6) Jalan Veteran (Cilacap)
7) Jalan Wiradesa - Kalibening (Bts. Kab. Banjarnegara)
8) Jalan Wanayasa - Kalibening (Bts. Kab. Pekalongan)
9) Jalan Wanayasa - Batur
10) Jalan Batur - Dieng
11) Jalan Kejajar - Dieng
12) Jalan Wonosobo - Kejajar
13) Jalan Purwokerto - Pegalongan
14) Jalan Ketanggungan - Kersana - Bantarsari
15) Jalan Karangpucung – Sidareja
16) Jalan Jatibarang/ Bts. Kab. Tegal - Ketanggungan
17) Jalan Slawi – Jatibarang/ Bts. Kab. Brebes
18) Jalan Jatinegara/ Bts. Kab. Pemalang - Slawi
19) Jalan Randudongkal – Jatinegara/ Bts.Kab.Tegal
20) Jalan Kesesi/ Bts.Kab.Pekalongan - Bantarbolang
21) Jalan Kebonagung – Kesesi/ Bts. Kab. Pemalang
22) Jalan Kebonagung - Bts. Kab. Batang
23) Jalan Wonotunggal - Bts. Kab. Pekalongan
24) Jalan Batang - Wonotunggal - Surjo
25) Jalan Sukorejo – Plantungan/ Blimbing

P
26) Jalan Cangkiran - Boja – Sukorejo
27) Jalan Cangkiran - Boja – Sukorejo

W
28) Jalan Ungaran - Cangkiran
29) Jalan Brigjend Sudiarto (Semarang)

TR
30) Jalan Semarang - Godong
31) Jalan Godong - Purwodadi
32) Jalan A.Yani (Purwodadi)
33) Jalan Purwodadi - Wirosari

R
34) Jalan Wirosari - Kunduran
35) Jalan Kunduran - Ngawen - Blora
36)
37)
Jalan
Jalan
A
Wirosari - Sulursari- Singget/ Bts. Kab. Blora
Singget/ Bts. Kab. Grobogan - Doplang - Cepu
D
38) Jalan Lingkar Utara Purwodadi
R
39) Jalan Purwokerto - Pegalongan
40) Jalan Lingkar Selatan Purwodadi
PE

41) Jalan Kersana - Bandungsari


42) Jalan Bandungsari-Penanggapan /Bts. Prov. Jabar
43) Jalan Bandungsari – Salem
44) Jalan Bumiayu-Salem
AN

45) Jalan Cilopodang - Salem


46) Jalan Bumiayu – Sirampog
47) Jalan Morongso/ Bts Kab. Pemalang - Tuwel - Sirampog
R

48) Jalan Moga-Morongso/ Bts. Kab. Tegal


49) Jalan Randudongkal - Moga
T

50) Jalan Ranouoongkal - Belik / Bts Kab. Purbalingga


51) Jalan Bobotsari - Belik/ Bts. Kab. Pemalang
AF

52) Jalan Purbalingga - Bobotsari


53) Jalan Sokaraja - Kalimanah
54) Jalan Sunan Gripit (Banjarnegara)
R

55) Jalan Sungkono (Purbalingga)


56) Jalan Kalimanah - Purbalingga
D

57) Jalan Klampok - Purbalingga


58) Jalan Kaliori - Patikraja
59) Jalan Purwokerto - Baturaden
60) Jalan Sidareja - Cukangleuleus
61) Jalan Menganti - Kesugihan
62) Jalan Buntu - Kroya - Slarang
63) Jalan Gombong - Sempor - Ketileng/ Bts. Kab. Banjarnegara
64) Jalan Mandiraja – Ketileng/ Bts Kab.Kebumen
65) Jalan Pemalang - Randudongkal
66) Jalan Banjaranegara - Wanayasa
67) Jalan Prembun - Wadaslintang/ Bts. Kab. Wonosobo
68) Jalan Wadaslintang - Selokromo
69) Jalan Kutoarjo – Bruno/ Bts. Kab. Wonosobo
70) Jalan Bruno/ Bts Kab. Purworejo - kepil
71) Jalan Kertek - Kepil
72) Jalan Ir. H. Juanda (Purworejo)
73) Jalan. Jend Gatot Subroto (Purworejo)
74) Jalan Maron - Kemiri
75) Jalan Salaman - Bener / Bts kab. Purworejo
76) Jalan Salaman - Bener / Bts Kab. Purworejo
77) Jalan Bts. Kab. Magelang/ Bener - Maron
78) Jalan Imam Bonjol (Lingkar Utara Purworejo)

P
79) Jalan Pahlawan (Lingkar Barat Purworejo)
80) Jalan wr. Supratman (Purworejo)

W
81) Jalan Purworejo - Sibolong/ Bts. Prov. DIY
82) Jalan Salaman – Borobudur

TR
83) Jalan Panca Arga (Magelang)
84) Jalan Magelang – Salaman
85) Jalan Sapuran – Kaliangkrik/ Bts. Kab. Magelang
86) Jalan Magelang – Kaliangkrik/ Bts. Kab. Wonosobo

R
87) Jalan Temanggung - Pertigaan Bulu
88) Jalan Parakan – Patean/ Bts. Kab. Kendal
89)
90)
A
Jalan Weleri – Patean/ Bts.kab.temanggung
Jalan Banyuputih - Bawang
D
91) Jalan Pringsurat - Kranggan
R
92) Jalan Magelang - Ngablak/ Bts. Kab. Semarang
93) Jalan Bts.Lingkar Salatiga -Ngablak/ Bts.Kab.Magelang
PE

94) Jalan Blondo – Mendut


95) Jalan Blabak - Jrakah/ Bts.Kab. Boyolali
96) Jalan Boyolali - Selo - Jrakah/ Bts. Kab. Magelang
97) Jalan Muntilan – Klangon/ Bts. Prov. DIY
AN

98) Jalan Temanggung – Kaloran/ Bts. Kab. Semarang


99) Jalan Lemahbang – Kaloran/ Bts. Kab. Temanggung
100) Jalan Ambarawa - Bandungan
R

101) Jalan Salatiga - Kedungjati/ Bts. Kab. Grobogan


102) Jalan Gubug - Kapung – Kedungjati/ Bts. Kab. Semarang
T

103) Jalan Tegowanu - Tanggung - Kapung


104) Jalan Sruwen – Karanggede / Bts. Kab. Boyolali
AF

105) Jalan Andong/ Bts. Kab. Sragen – Karanggede - Bts. Kab.


Semarang
106) Jalan Gemolong – Andong/ Bts. Kab. Boyolali
R

107) Jalan Kol. Sugiono (Surakarta)


108) Jalan Piere Tendean (Surakarta)
D

109) Jalan Tentara Pelajar (Surakarta)


110) Jalan Surakarta-Gemolong-Geyer/ Bts. Kab. Grobogan
111) Jalan Purwodadi – Geyer/ Bts. Kab. Sragen
112) Jalan Demak - Godong
113) Jalan Purwodadi - Klambu/ Bts. Kab. Kudus
114) Jalan Jati - Klambu/ Bts. Kab. Grobogan
115) Jalan Purwodadi (Kudus)
116) Jalan Diponegoro (Pati)
117) Jalan Tunggul Wulung (Pati)
118) Jalan Pati - Bts. Lingkar Pati
119) Jalan Bts. Lingkar Pati- Pati
120) Jalan Kembang Joyo (Pati)
121) Jalan Soponyono (Pati)
122) Jalan Kudus – Margoyoso/ Bts. Kab. Jepara
123) Jalan Bts. Kab. Kudus - Margoyoso
124) Jalan Jepara - Kedungmalang - Pecangaan
125) Jalan Jepara - Keling / Bts. Kab. Pati
126) Jalan Lingkar Jepara
127) Jalan Lingkar Cumbring
128) Jalan Keling/ Bts.Kab.Jepara - Tayu
129) Jalan Dr. Susanto (Pati)
130) Jalan Pati - Tayu

P
131) Jalan Kudus - Colo
132) Jalan Juwana - Todanan/ Bts. Kab. Blora

W
133) Jalan Todanan - Ngawen
134) Jalan Iskandar (Pati)

TR
135) Jalan Ungkar Selatan (Pati)
136) Jalan Pati – Kayen – Sukolilo/ Bts. Kab.Grobogan
137) Jalan Sukolilo/ Bts. Kab. Pati- Grobogan
138) Jalan Lasem -Sale / Bts. Prov. Jatim

R
139) Jalan Kuwu - Galeh/ Bts. Kab. Sragen
140) Jalan Galeh – Ngrampal
141)
142)
Jalan
Jalan
Sukowati (Sragen) A
Sragen- Batujamus/ Bts. Kab. Karanganyar
D
143) Jalan Karanganyar - Batujamus / Bts. Kab. Sragen
R
144) Jalan Palur – Karanganyar
145) Jalan Karanganyar – Tawangmangu – Kalisoro
PE

146) Jalan Surakarta – Sukoharjo


147) Jalan Sukoharjo - Nguter/ Bts. Kab. Wonogiri
148) Jalan Nguter / Bts.Kab.Sukoharjo - Wonogiri
149) Jalan Wonogiri-Ngadirojo
AN

150) Jalan Diponegoro (Wonogiri)


151) Jalan Ngadirojo- Jatipuro/ Bts. Prov. Jatim
152) Jalan Purwantoro – Nawangan/ Bts. Prov. Jatim
R

153) Jalan Ngadirojo – Giriwoyo


154) Jalan Wonogiri - Manyaran- Blimbing/ Bts. Prov. DIY;
T

155) Jalan Ngadirojo – Jatipuro/ Bts. Kab. Karanganyar


156) Jalan Karanganyar – Jatipuro/ Bts. Kab. Wonogiri
AF

157) Jalan Sukoharjo - Weru - Watukelir


158) Jalan Karangwuni - Cawas – Jentir/ Bts. Prov. DIY
159) Jalan Cawas - Krendetan – Watukelir
R

160) Jalan Watukelir –Grogol/ Bts. Kab. Wonogiri


161) Jalan Manyaran- Grogol/ Bts. Kab sukoharjo
D

162) Jalan Krendetan – Namengan/ Bts. Prov. DIY


163) Jalan Sangkal Putung - Jatinom/ Bts Kab. Boyolali
164) Jalan Boyolali -Jatinom I Bts. Kab Klaten
165) Jalan Wuryantoro - Eromoko- Pracimantoro
166) Jalan Lingkar Selatan Karanganyar
167) Jalan Lingkar Timur Sukoharjo
168) Jalan Bandungsari - Wanoja (Kab. Brebes)
169) Jalan Pasirpanjang - Wanoja (Kab. Brebes)
170) Jalan Sumberejo - Sumurjolotundo (Kab. Banjarnegara)
171) Jalan Karangtengah - Pasurenan (Kab. Banjarnegara)
172) Jalan Randublatung - Getas - Bts. Kab. Ngawi/Prov. Jawa Timur
(Kab. Blora)
173) Jalan Jladri - Ayah (Kab. Kebumen)
174) Jalan Adipala - Ayah (Kab. Cilacap)
175) Jalan Madukara - Kuripan (Kab. Cilacap)
176) Jalan Karangkandri - Kuripan (Kab. Cilacap)
177) Jalan Mendut - Tanjungjapuan (Kab. Magelang)
178) Jalan Giribelah - Bayemharjo batas Kab. Pacitan prov. Jawa
Timur (Kab. Wonogiri)
179) Jalan DI Panjaitan (Kab. Semarang)
180) Jalan A. Yani (Surakarta)

P
c) Jalan lokal, meliputi jalan lokal primer yang menghubungkan pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan

W
wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan
lokal Di Provinsi Jawa Tengah.

TR
(3) Jalan khusus sebagaimana dimaksud dalam pada Ayat (1) huruf b
merupakan jalan yang dibangun dan dipelihara oleh orang atau instansi
untuk melayani kepentingan sendiri yang ada di Provinsi Jawa Tengah yang
terdisri dari jalan khusus di:

R
a. kawasan industri;
b. kawasan pertambangan;
c.
d.
kawasan wisata; dan
kawasan lainnya.
A
D
(4) Jalan tol sebagaimana dimaksud dalam pada Ayat (1) huruf c meliputi:
R
a. Jalan tol Semarang Seksi A, Seksi B dan Seksi C;
b. Jalan tol Kota Semarang – Kabupaten Kendal (jalan pesisir);
PE

c. Jalan tol Banjar – Cilacap;


d. Jalan tol Pejagan – Cilacap;
e. Jalan tol Cilacap – Yogyakarta;
f. Jalan tol Kanci – Pejagan;
AN

g. Jalan tol Pejagan – Pemalang;


h. Jalan tol Pemalang – Batang;
i. Jalan tol Semarang – Batang;
R

j. Jalan tol Semarang – Demak;


k. Jalan tol Semarang – Solo;
T

l. Jalan tol Bawean – Yogyakarta;


m. Jalan tol Solo – Ngawi;
AF

n. Jalan tol Demak – Tuban;


o. Jalan tol Solo – Yogyakarta; dan
p. Jalan tol lainnya yang ditetapkan melalui peraturan
R

perundang-undangan.
(5) Terminal penumpang terdiri atas terminal penumpang tipe A dan tipe B yang
D

berada di Provinsi Jawa Tengah sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf
d meliputi:
a. Terminal Tipe A terdiri atas:
1. Kabupaten Cilacap;
2. Kabupaten Banyumas;
3. Kabupaten Purbalingga;
4. Kabupaten Banjarnegara;
5. Kabupaten Kebumen;
6. Kabupaten Purworejo;
7. Kabupaten Wonosobo;
8. Kabupaten Boyolali;
9. Kabupaten Klaten;
10. Kabupaten Wonogiri;
11. Kabupaten Sragen;
12. Kabupaten Grobogan;
13. Kabupaten Blora;
14. Kabupaten Rembang;
15. Kabupaten Pati;
16. Kabupaten Kudus;
17. Kabupaten Jepara;
18. Kabupaten Demak;
19. Kabupaten Pemalang;

P
20. Kabupaten Semarang;
21. Kota Magelang;

W
22. Kota Surakarta;
23. Kota Salatiga;

TR
24. Kota Semarang;
25. Kota Pekalongan; dan
26. Kota Tegal.
b. Terminal Tipe B sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:

R
1. Kabupaten Cilacap;
2. Kabupaten Banyumas;
3. Kabupaten Purbalingga;
4. Kabupaten Banjarnegara;
A
D
5. Kabupaten Kebumen;
R
6. Kabupaten Purworejo;
7. Kabupaten Boyolali;
PE

8. Kabupaten Sukoharjo;
9. Kabupaten Wonogiri;
10. Kabupaten Karanganyar;
11. Kabupaten Sragen;
AN

12. Kabupaten Grobogan;


13. Kabupaten Blora;
14. Kabupaten Rembang;
R

15. Kabupaten Pati;


16. Kabupaten Jepara;
T

17. Kabupaten Demak;


18. Kabupaten Temanggung;
AF

19. Kabupaten Kendal;


20. Kabupaten Pekalongan;
21. Kabupaten Batang;
R

22. Kabupaten Pemalang;


23. Kabupaten Tegal;
D

24. Kabupaten Brebes;


25. Kabupaten Magelang;
26. Kota Semarang; dan
27. Kota Tegal.
(6) Peningkatan dan penurunan status terminal diatur oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku
(7) Terminal barang sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf e tersebar di
seluruh kabupaten kota di Provinsi Jawa tengah;
(8) Jembatan timbang menjadi kewenangan pusat yang tersebar di
kabupaten-kota provinsi Jawa Tengah sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
huruf f meliputi;
a. Banyudono (Kab. Boyolali)
b. Klepu (Kab. Semarang)
c. Tanjung (Kab. Brebes)
d. Sarang (Kab. Rembang)
e. Wanareja (Kab. Cilacap)
f. Subah (Kab. Batang)
g. Selogiri (Kab. Wonogiri)
h. Toyogo (Kab. Sragen)
i. Pringsurat (Kab. Temanggung)
j. Salam (Kab. Magelang)
k. Gubug (Kab. Grobogan)

P
l. Lebuawu (Kab. Jepara)
m. Sambong (Kab. Blora)

W
n. Ajibarang (Kab. Banyumas)
(9) Jembatan yang tersebar di kabupaten-kota di provinsi Jawa Tengah yang

TR
menjadi kewenangan provinsi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf g
dapat dilihat pada lampiran…

Paragraf 3

R
Sistem Jaringan Kereta Api
Pasal 12
A
(1) Sistem jaringan kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b
D
terdiri atas:
R
a. jaringan jalur kereta api (KA) termasuk kereta rel listrik, kereta bawah
tanah, monorail dan lain-lain; dan/atau
PE

b. stasiun kereta api (KA).


(2) Jaringan kereta api (KA) sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a terdiri
atas:
a. jaringan kereta api antar kota;
AN

b. jaringan kereta api perkotaan; dan


(3) Jaringan kereta api antar kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
terdiri atas:
R

a. jalur kereta api cepat Jakarta – Surabaya;


b. jalur Utara menghubungkan Jakarta – Semarang – Surabaya;
T

c. jalur Selatan menghubungkan Jakarta/Bandung – Yogyakarta – Solo


–Surabaya berupa jalur ganda/ double track; dan
AF

d. jalur Utara - Selatan menghubungkan:


1. Semarang – Solo; dan
2. Tegal – Purwokerto.
R

e. jalur Kereta api regional menghubungkan:


1. Jogja – Solo – Semarang (Joglosemar);
D

2. Solo-Boyolali;
3. Semarang – Kudus – Pati – Juwana – Rembang – Lasem – Jatirogo -
Bojonegoro;
4. Semarang – Tegal – Brebes;
5. Kalibodri-Kendal-Kaliwungu;
6. Kudus-Bakalan;
7. Rembang-Blora-Cepu;
8. Gambringan-Purwodadi;
9. Kedungjati – Tuntang Ambarawa;
10. Ambarawa- Secang - Magelang-Yogya;
11. Semarang – Solo;
12. shortcut Randegan – Sikampuh;
13. Purwokerto-Wonosobo; dan
14. Secang-Temanggung-Parakan.
(4) Jaringan kereta api perkotaan/ komuter sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b terdiri atas:
a. jalur Kedungsepur;
b. jalur Subosukowonosraten;
c. jalur Petanglong;
d. jalur Bregasmalang; dan
e. jalur Barlingmascakeb.
(5) Pengembangan jaringan jalur kereta api (KA) sebagaimana dimaksud pada

P
ayat (1) huruf a mempertimbangkan keterkaitan sistem angkutan antar moda
dari dan menuju:

W
a. Pelabuhan Tanjung Mas;
b. Pelabuhan Kendal;

TR
c. Pelabuhan Tanjung Intan;
d. Pelabuhan Tegal;
e. Bandar Udara Adi Sumarmo;
f. Bandar Udara Ahmad Yani;

R
g. Bandar Udara Jend. Besar Soedirman; dan
h. Simpul transportasi lainnya.

Pasal 13
A
D
(1) Stasiun kereta api (KA) sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 Ayat (1) huruf
R
b terdiri atas:
a. Kota Semarang
PE

b. Kota Surakarta
c. Kabupaten Banjarnegara
d. Kabupaten Banyumas
e. Kabupaten Blora
AN

f. Kabupaten Cilacap
g. Kabupaten Demak
h. Kabupaten Grobogan
R

i. Kabupaten Kebumen
j. Kabupaten Kendal
T

k. Kabupaten Klaten
l. Kabupaten Kudus
AF

m. Kabupaten Magelang
n. Kabupaten Pati
o. Kabupaten Pemalang
R

p. Kabupaten Purbalingga
q. Kabupaten Purworejo
D

r. Kabupaten Rembang
s. Kabupaten Semarang
t. Kabupaten Sukoharjo
u. Kabupaten Wonogiri
v. Kabupaten Wonosobo
w. Kota Magelang
x. Kota Pekalongan
y. Kota Tegal
Paragraf 4
Sistem Jaringan Sungai, Danau, Dan Penyeberangan
Pasal 14
(1) Sistem jaringan sungai, danau, dan penyeberangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 huruf c terdiri atas:
a. alur-pelayaran sungai dan alur-pelayaran danau yang terdapat pada
wilayah provinsi; dan
b. pelabuhan penyeberangan.
(2) Alur-pelayaran sungai dan alur-pelayaran danau yang terdapat pada wilayah
provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi seluruh
sungai dan danau di Jawa Tengah.

P
(3) Pelabuhan penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
meliputi :

W
a. pelabuhan penyeberangan di Kabupaten Cilacap;
b. pelabuhan penyeberangan di Kabupaten Jepara; dan

TR
c. pelabuhan penyeberangan di Kabupaten Kendal; dan
d. pelabuhan penyeberangan lainnya yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan

R
Paragraf 5
Sistem Jaringan Transportasi Laut
Pasal 15 A
(1) Sistem Jaringan Transportasi Laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
D
huruf d terdiri atas:
R
a. Pelabuhan Laut
b. Alur Pelayaran di Laut
PE

(2) Pelabuhan Laut sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a terdiri dari:
a. Pelabuhan Utama
1. Pelabuhan Tanjung Emas di Kota Semarang;
AN

2. Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap.


b. Pelabuhan Pengumpul
1. Tanjung Intan di Kabupaten Cilacap;
R

2. Pelabuhan Tegal di Kota Tegal;


3. Pelabuhan Rembang/ Sluke di Kabupaten Rembang;
T

4. Pelabuhan Juwana di Kabupaten Pati;


5. Pelabuhan Batang di Kabupaten Batang; dan
AF

6. Pelabuhan Tanjung Intan sebagaimana dimaksud pada angka (1)


diusulkan sebagai Pelabuhan Utama.
c. Pelabuhan pengumpan regional meliputi :
R

1. Pelabuhan Kendal di Kabupaten Kendal;


2. Pelabuhan Jepara di Kabupaten Jepara;
D

3. Pelabuhan Karimunjawa di Kabupaten Jepara;


4. Pelabuhan Legon Bajak di Kabupaten Jepara;
5. Pelabuhan Tasik Agung di Kabupaten Rembang;
6. Pelabuhan Pekalongan di Kota Pekalongan;
7. Pelabuhan Pemalang di Kabupaten Pemalang;
8. Pelabuhan Brebes di Kabupaten Brebes;
9. Pelabuhan Kendal sebagaimana angka 1 diusulkan sebagai pelabuhan
pengumpul.
d. Pelabuhan pengumpan lokal meliputi:
1. Pelabuhan Celong, Pelabuhan Roban, dan Pelabuhan Seklayu di
Kabupaten Batang;
2. Pelabuhan Losari di Kabupaten Brebes;
3. Pelabuhan Bunton dan Pelabuhan Tegalkamulyan di Kabupaten
Cilacap;
4. Pelabuhan Morodemak di Kabupaten Demak;
5. Pelabuhan Bangsri, Pelabuhan Desa Kamujan, Pelabuhan Kelet dan
Pelabuhan Kartini di Kabupaten Jepara;
6. Pelabuhan Wiradesa di Kabupaten Pekalongan; dan
7. Pelabuhan Jongortegalsari dan Pelabuhan Larangan di Kabupaten
Tegal.

P
e. Terminal Umum
Terminal umum yaitu bagian dari pelabuhan yang terletak di dalam atau

W
di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan

TR
pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk
melayani kepentingan umum yang diselenggarakan oleh Penyelenggara
Pelabuhan atau Badan Usaha Pelabuhan yang telah atau akan diberikan

R
hak untuk meyelenggarakan kegiatan penyediaan dan/atau pelayanan
jasa kepelabuhanan tertentu dalam jangka waktu tertentu dan
A
kompensasi tertentu yang diatur dalam perjanjian konsesi atau bentuk
D
kerjasama lainnya. Terminal umum yang digambarkan dalam rencana
struktur ruang wilayah provinsi adalah terminal umum yang terletak di
R

luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan


PE

pelabuhan. Rencana pengembangan terminal umum di Provinsi Jawa


Tengah ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
AN

perundang-undangan.
f. Terminal Khusus
Terminal khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah
R

Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang


merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani kepentingan
T

sendiri sesuai dengan usaha pokoknya. Rencana pengembangan terminal


AF

khusus di Provinsi Jawa Tengah ini dilaksanakan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan.
R

g. Pelabuhan Perikanan:
1. Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) berupa Pelabuhan Perikanan
D

Cilacap berada di Kabupaten Cilacap


2. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) berupa Pelabuhan Perikanan
Pekalongan berada di Kota Pekalongan dan Pelabuhan Perikanan
Tasikagung di Kabupaten Rembang.
3. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP), meliputi:
▪ Pelabuhan Perikanan Klidang Lor di Kabupaten Batang;
▪ Pelabuhan Perikanan Tegalsari Kota Tegal;
▪ Pelabuhan Perikanan Larangan di Kabupaten Tegal;
▪ Pelabuhan Perikanan Tasikagung di Kabupaten Rembang;
▪ Pelabuhan Perikanan Wonokerto di Kabupaten Pekalongan;
▪ Pelabuhan Perikanan Asemdoyong di Kabupaten Pemalang;
▪ Pelabuhan Perikanan Tawang di Kabupaten Kendal;
▪ Pelabuhan Perikanan Bajomulyo di Kabupaten Pati;
▪ Pelabuhan Perikanan Morodemak di Kabupaten Demak;
▪ Pelabuhan Perikanan Karimunjawa di Kabupaten Jepara; dan
▪ Pelabuhan Perikanan Logending di Kabupaten Kebumen;

P
4. Pangkalan pendaratan ikan (PPI) berada di:

W
1) Kabupaten Cilacap meliputi:
▪ Pelabuhan Perikanan Jetis;

TR
▪ Pelabuhan Perikanan Kemiren;
▪ Pelabuhan Perikanan Lengkong;

R
▪ Pelabuhan Perikanan Padanarang;
▪ Pelabuhan Perikanan Rawa Jarit;
▪ A
Pelabuhan Perikanan Sentolo Kambang;
D
▪ Pelabuhan Perikanan Sentolo Kawat;
▪ Pelabuhan Perikanan Sidakarya;
R

▪ Pelabuhan Perikanan Bengawan Donan;


PE

2) Kabupaten Kebumen meliputi:


▪ Pelabuhan Perikanan Argopeni;
AN

▪ Pelabuhan Perikanan Criwik;


▪ Pelabuhan Perikanan Karang Duwur;
▪ Pelabuhan Perikanan Pasir;
R

▪ Pelabuhan Perikanan Rowo;


▪ Pelabuhan Perikanan Tanggulangin;
T

▪ Pelabuhan Perikanan Tegal Retno;


AF

▪ Pelabuhan Perikanan Tambak Mulyo;


▪ Pelabuhan Perikanan Surorejan;
R

▪ Pelabuhan Perikanan Lembupurwo;


3) Kabupaten Purworejo meliputi:
D

▪ Pelabuhan Perikanan Jati Kontal;


▪ Pelabuhan Perikanan Jati Malang;
▪ Pelabuhan Perikanan Kaburuhan;
▪ Pelabuhan Perikanan Kertojayan;
4) Kota Tegal meliputi:
▪ Pelabuhan Perikanan Kota Tegal;
▪ Pelabuhan Perikanan Muara Reja;
5) Kota Semarang meliputi:
▪ Pelabuhan Perikanan Boom Lama;
▪ Pelabuhan Perikanan Mangun Harjo;
▪ Pelabuhan Perikanan Tambak Lorok;
6) Kabupaten Brebes meliputi:
▪ Pelabuhan Perikanan Crucuk;
▪ Pelabuhan Perikanan Kali Gangsa;
▪ Pelabuhan Perikanan Kaliwlingi;
▪ Pelabuhan Perikanan Kluwut;
▪ Pelabuhan Perikanan Krakahan;

P
▪ Pelabuhan Perikanan Pangaradan;

W
▪ Pelabuhan Perikanan Prapag Kidul;
▪ Pelabuhan Perikanan Pulolampes;

TR
▪ Pelabuhan Perikanan Sawojajar;
7) Kabupaten Batang meliputi:

R
▪ Pelabuhan Perikanan Celong;
▪ Pelabuhan Perikanan Roban;
▪ Pelabuhan Perikanan Seklayu; A
D
8) Kabupaten Jepara meliputi:
R
▪ Pelabuhan Perikanan Bandungharjo;
▪ Pelabuhan Perikanan Bondo;
PE

▪ Pelabuhan Perikanan Bulu;


▪ Pelabuhan Perikanan Demaan;
AN

▪ Pelabuhan Perikanan Jobokuto;


▪ Pelabuhan Perikanan Kedungmalang;
▪ Pelabuhan Perikanan Mlonggo;
R

▪ Pelabuhan Panggung;
▪ Pelabuhan Perikanan Tubanan;
T

▪ Pelabuhan Perikanan Ujung Watu;


AF

9) Kabupaten Demak meliputi:


▪ Pelabuhan Perikanan Babalan;
R

▪ Pelabuhan Perikanan Betahwalang;


▪ Pelabuhan Perikanan Bungo;
D

▪ Pelabuhan Perikanan Wedung;


10) Kabupaten Pati meliputi:
▪ Pelabuhan Perikanan Alas Dowo;
▪ Pelabuhan Perikanan Banyutowo;
▪ Pelabuhan Perikanan Margomulyo;
▪ Pelabuhan Perikanan Pecangan;
▪ Pelabuhan Perikanan Puncel;
▪ Pelabuhan Perikanan Sambiroto;
11) Kabupaten Kendal meliputi:
▪ Pelabuhan Perikanan Bandengan;
▪ Pelabuhan Perikanan Sendang Sikucing;
▪ Pelabuhan Perikanan Tanggul Malang;
12) Kabupaten Pekalongan berupa Pelabuhan Perikanan Jambean;
13) Kabupaten Pemalang meliputi:
▪ Pelabuhan Perikanan Ketapang;
▪ Pelabuhan Perikanan Mojo;

P
▪ Pelabuhan Perikanan Tanjungsari;
▪ Pelabuhan Perikanan Tasik Rejo;

W
▪ Pelabuhan Perikanan Ulujami;

TR
14) Kabupaten Tegal berupa Pelabuhan Perikanan Surodadi;
15) Kabupaten Rembang meliputi:
▪ Pelabuhan Perikanan Bakung;

R
▪ Pelabuhan Perikanan Binangun;


A
Pelabuhan Perikanan Karanganyar;
Pelabuhan Perikanan Karanglincak;
D
▪ Pelabuhan Perikanan Pandangan;
R
▪ Pelabuhan Perikanan Pangkalan;
PE

▪ Pelabuhan Perikanan Pasar Banggi;


▪ Pelabuhan Perikanan Sarang;
▪ Pelabuhan Perikanan Tanjung Sari; dan
AN

▪ Pelabuhan Perikanan Tunggulsari.


(3) Alur Pelayaran di laut sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf b terdiri
dari:
R

a. Alur-Pelayaran Umum dan Perlintasan


b. Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan
T

c. Alur-Pelayaran Khusus
(4) Alur-Pelayaran Umum dan Perlintasan sebagaimana dimaksud pada Ayat (5)
AF

huruf a meliputi:
○ Alur pelayaran dan perlintasan regional ditetapkan di perairan
sekitar:
R

■ Kabupaten Cilacap;

■ Kabupeten Kebumen;
D

■ Kabupeten Purworejo;

■ Kabupeten Wonogiri;

■ kabupaten Brebes;

■ Kota Tegal;

■ Kabupaten Batang;

■ Kabupaten Kendal;

■ Kota Semarang;

■ Kabupaten Demak;

■ Kabupaten jepara

■ Kabupaten Pati;

■ Kabupaten Remabang; dan/atau


■ Alur Pelayaran Perlintasan Regional Lainnya yang ditetapkan
oelh pemerintah sesuai dengan peraturan perundangan;
○ Alur pelayaran regional meliputi alur perlayaran dan perlintasan dari
Semarang menuju Jakarta, Semarang menuju Surabaya, Semarang
menuju Samarinda, Semarang menuju ke Jepara dan Karimunjawa.
(5) Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan sebagaimana dimaksud pada Ayat (5)
huruf b meliputi alur masuk Pelabuhan yang berjumlah 20 alur yang berada di
Pelabuhan Brebes, Pelabuhan Tegal Kota Tegal, Pelabuhan Pemalang, Pelabuhan
Pekalongan, Pelabuhan Batang, Pelabuhan Kendal, Pelabuhan Tanjung Emas,
Pelabuhan Jepara, Pelabuhan Penyeberangan Jepara, Pelabuhan Karimunjawa,
Pelabuhan Legon Bajak, Pelabuhan Juwana Pati, Pelabuhan Sluke, Pelabuhan

P
Tanjung Intan, Terminal Khusus PLTU Batang, Terminal Khusus PLTU Tanjung
Jati Jepara, Terminal Khusus PLTU Sluke Rembang, Terminal Khusus PLTU

W
Karang Kandri Cilacap, Terminal Khusus PLTU Adipala Cilacap dan PPP
Morodemak

TR
(6) Alur-Pelayaran Khusus sebagaimana dimaksud pada Ayat (5) huruf a
meliputi alur khusus yang ada di perairan Provinsi Jawa Tengah berjumlah 9
lokasi yang tersebar di Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kota Semarang,
Kabupaten Jepara, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Cilacap

R
Paragraf 6
Bandar Udara Umum
Pasal 16
A
D
(1) Bandar Udara Umum, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Ayat (5) terdiri
R
atas:
a. Bandar Udara Pengumpul
PE

b. Bandar Udara Pengumpan

(2) Bandar Udara Pengumpul sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a
meliputi:
AN

a. Bandara pengumpul skala pelayanan primer yaitu Bandar Udara Ahmad


Yani di Kota Semarang
b. Bandar udara pengumpul skala pelayanan sekunder yaitu Bandar Udara
R

Adisumarmo di Kabupaten Boyolali


(3) Bandar udara pengumpan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf b
T

meliputi:
a. Bandar Udara Tunggul Wulung di Kabupaten Cilacap;
AF

b. Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman di Kabupaten Purbalingga;


c. Bandar Udara Dewandaru di Kabupaten Jepara; dan
d. Bandar Udara Ngloram Cepu di Kabupaten Blora.
R
D

Bagian Keempat
Sistem Jaringan Energi

Paragraf 1
Umum

Pasal 17
Sistem Jaringan Energi sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Ayat (3) huruf b
terdiri atas:
a. Jaringan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi;
b. Jaringan Infrastruktur Ketenagalistrikan; dan
Paragraf 2
Jaringan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi
Pasal 18
Jaringan infrastruktur minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada Pasal
17 huruf a, meliputi:
a. infrastruktur minyak dan gas bumi; dan/atau
b. jaringan minyak dan gas bumi termasuk jaringan pipa/kabel bawah laut.
Infrastruktur minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 huruf
a, meliputi:

P
a. Kilang LNG meliputi:
1. Kabupaten Cilacap;

W
2. Kota Semarang; dan
3. Kabupaten/Kota lainnya yang ditetapkan dengan peraturan-

TR
perundang-undangan.
b. Depo BBM meliputi:
1. Kabupaten Cilacap;
2. Kota Tegal;

R
3. Kabupaten Tegal;
4. Kabupaten Boyolali;
5. Kabupaten Blora; dan
6. Kota Semarang; dan
A
D
7. Kabupaten/Kota lainnya.
R
Jaringan minyak dan gas bumi termasuk jaringan pipa/kabel bawah laut
sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 huruf b, meliputi:
PE

a. jaringan pipa BBM Rewulu-Teras – Pengapon, Cepu - Rembang- Pengapon


Semarang, Cilacap – DIY;
b. Jaringan perpipaan gas regional meliputi:
1. Cirebon - Semarang - Bangkalan;
AN

2. Semarang - Kalimantan Timur;


3. Semarang - Kepodang;
4. Kepodang- Rembang - Pati - Jepara - Semarang;
R

5. Semarang - Kendal;
6. Semarang - Solo;
T

7. Blora - Grobogan - Demak - Semarang; dan


8. Pipa Fluida Lainnya :
AF

a) Pipa Intake PLTU Batang


b) Pipa Intake PT Pertamina Cilacap
9. Jaringan lainnya yang ditetapkan kemudian
R

c. jaringan pipa gas perkotaan meliputi:


1. Kawasan Perkotaan Semarang;
D

2. Kawasan Perkotaan Surakarta;


3. Kawasan Perkotaan Cilacap;
4. Kawasan Perkotaan Cepu;
5. Kawasan Perkotaan Tegal;
6. Kawasan Perkotaan Boyolali;
7. Kawasan Perkotaan Salatiga; dan
8. Kawasan Perkotaan/kota lainnya.
9. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum dan Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Elpiji di seluruh Kabupaten/Kota
d. Pipa bawah laut minyak dan gas bumi:
1. Koridor Kalija Tahap 1 Kepodang – Tambak Lorok
2. Semarang – Takisung
3. Pelabuhan Tanjung Emas
4. Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap

Paragraf 3
Jaringan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Pasal 19
(1) Jaringan Infrastruktur Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 17 huruf b terdiri atas:
a. Infrastruktur Pembangkitan Tenaga Listrik dan Sarana Pendukung
b. Jaringan Infrastruktur Penyaluran Tenaga Listrik dan Sarana Pendukung

P
(2) Infrastruktur pembangkit tenaga listrik dan sarana pendukungnya,
sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) hurud a meliputi:

W
a. pembangkit listrik tenaga air meliputi:
1. Kabupaten Banjarnegara;

TR
2. Kabupaten Banyumas;
3. Kabupaten Blora;
4. Kabupaten Boyolali;
5. Kabupaten Brebes;

R
6. Kabupaten Grobogan;
7. Kabupaten Karanganyar;
8. Kabupaten Kebumen;
9. Kabupaten Kudus;
A
D
10. Kabupaten Pati;
R
11. Kabupaten Purworejo;
12. Kabupaten Semarang;
PE

13. Kabupaten Tegal;


14. Kabupaten Wonogiri;
15. Kabupaten Wonosobo;
16. Kota Semarang; dan
AN

17. Lokasi lain meliputi seluruh waduk yang memiliki potensi yang
ditetapkan peraturan-perundang-undangan.
b. pembangkit listrik tenaga panas bumi meliputi:
R

1. Kabupaten Banjarnegara;
2. Kabupaten Banyumas;
T

3. Kabupaten Kendal;
4. Kabupaten Magelang;
AF

5. Kabupaten Purbalingga;
6. Kabupaten Semarang;
7. Kabupaten Sragen;
R

8. Kabupaten Tegal;
9. lokasi lainnya yang ditetapkan Peraturan Perundang-undangan.
D

c. pembangkit listrik tenaga uap meliputi:


1. Kabupaten Batang;
2. Kabupaten Cilacap;
3. Kabupaten Jepara;
4. Kabupaten Pemalang;
5. Kabupaten Rembang;
6. Kota Semarang; dan
7. lokasi lainnya yang ditetapkan sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
d. Pembangkit listrik tenaga gas/pembangkit listrik tenaga gas uap meliputi:
1. Kabupaten Cilacap;
2. Kabupaten Kendal;
3. Kota Semarang;
4. lokasi lainnya yang ditetapkan sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan
e. pembangkit listrik tenaga sampah meliputi:
1. Kota Semarang ;
2. Kota Surakarta ; dan
3. Lokasi lainnya yang ditetapkan sesuai ketententuan Peraturan
Perundang-Undangan.
f. pembangkit listrik tenaga surya di seluruh Kabupaten/ Kota.
g. pembangkit listrik tenaga mikro hidro dan/atau piko hidro di seluruh

P
Kabupaten/ Kota.
h. pembangkit listrik tenaga bayu/angin meliputi:

W
1. Kabupaten Purworejo;
2. Kabupaten Jepara; dan

TR
3. lokasi lainnya yang di tetapkan sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
i. pembangkit listrik yang berasal dari energi baru terbarukan diseluruh
Kabupaten/ Kota;

R
(3) Jaringan Infrastruktur Penyaluran Tenaga Listrik dan Sarana Pendukung
A
sebagimana dimaksud pada Ayat (1) huruf (b) terdiri atas:
a. jaringan transmisi tenaga listrik antarsistem, meliputi:
D
1. Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Ungaran dan
R
PLTGU/PLTU Tambak Lorok memasok wilayah Kota Semarang, Kota
Salatiga, Kab. Semarang, Kab. Dernak, Kab. Grobogan, Kab. Jepara,
PE

Kab. Kudus, Kab. Pati, Kab. Blora, Kab. Rembang, Kab. Kendal, Kab.
Batang, Kota Pekalongan, Kab. Pekalongan, Kab. Pemalang, Kota
Tegal, Kab. Tegal, dan Kab. Brebes.
2. GITET Pedan dan GITET Kasugihan memasok wilayah Kota Surakarta,
AN

Kab. Sukoharjo, Kab. Wonogiri, Kab. Karanganyar, Kab. Klaten, Kab.


Sragen, Kab. Boyolali, Kab. Temanggung, Kab. Wonosobo, Kab.
Magelang, dan Kota Magclang (termasuk memasok DIY).
R

3. PLTU Cilacap memasok wilayah Kab. Cilacap, Kab. Banyumas, Kab.


Purbalingga, Kab. Banjarnegara, Kab. Purworejo, dan Kab. Kebumen.
T

4. PLTD Legon Bajak 2 x 2,2 MW memasok wilayah Pu lau Karimun dan


Pul a u Kemujan
AF

b. jaringan distribusi tenaga listrik, terdiri atas:


Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) meliputi:
R

5. Kabupaten Brebes – Kota Tegal – Kabupaten Tegal - Kabupaten


Pemalang – Kabupaten Pekalongan – Kota Pekalongan - Kabupaten
D

Batang – Kabupaten Kendal – Kota Semarang - Kabupaten Semarang;


6. Kabupaten Rembang – Kabupaten Pati – Kabupaten Jepara –
Kabupaten Kudus – Kabupaten Grobogan – Kabupaten Demak –
Kabupaten Semarang
7. Kabupaten Kendal - Kabupaten Semarang – Kota Salatiga – Kabupaten
Boyolali – Kota Surakarta – Kabupaten Sukoharjo - Kabupaten Klaten;
8. Kabupaten Cilacap – Kabupaten Kebumen – Kabupaten Purworejo –
Kabupaten Kabupaten Klaten – Kabupaten Wonogiri; dan
9. Jalur SUTET lainnya yang ditetapkan melalui peraturan
perundang-undangan.
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) membentang antar kabupaten/
Kota di Jawa Tengah.

c. jaringan pipa/kabel bawah laut penyaluran tenaga listrik, meliputi:


1. Kabel Bawah Laut Untuk Ketenagalistrikan
2. Koridor Cirebon – Kendal
3. Koridor Kendal – Laut Jawa
4. Koridor Cilacap – Nusakambangan
5. Koridor Karimunjawa – Jepara
6. Koridor Pulau Karimunjawa – Pulau Tengah
7. Koridor Kalija Tahap 1 Kepodang – Tambak Lorok

P
8. Semarang – Takisung
9. Pelabuhan Tanjung Emas

W
10. Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap
11. Pipa Fluida Intake PLTU Batang

TR
12. Pipa Fluida Intake PT Pertamina Cilacap

R
d. gardu listrik, meliputi:
1. GI Majenang II – Kabupaten Cilacap
2. GI Batang – Kabupaten Batang A
D
3. GI Kudus (Nalumsari) – Kabupaten Jepara
4. GI Pati II – Kabupaten Pati
R

(4) Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan jaringan prasarana energi


PE

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
AN

Bagian Kelima
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pasal 20
R

(1) Sistem Jaringan Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Ayat


(3) huruf c terdiri atas:
T

a. jaringan tetap termasuk pipa/kabel bawah laut untuk telekomunikasi


dan mitigasi bencana; dan/atau:
AF

i. Jaringan tetap lokal (circuit-switched dan packet-switched).


ii. Jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh
iii. Jaringan tetap sambungan internasional.
R

iv. Jaringan tetap tertutup.


b. Jaringan Bergerak
D

(2) Jaringan tetap sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a meliputi:
a. sistem prasarana jaringan kabel serat optik dan pembangunan saluran
serat optik bersama di seluruh Kabupaten/ Kota;
b. jaringan kabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) direncanakan sudah
melayani seluruh ibukota Kecamatan; dan
c. pembangunan jaringan kabel diarahkan terpadu dengan pembangunan
jaringan prasarana lainnya, khususnya dalam waktu pelaksanaan
pembangunan.
(3) Jaringan bergerak sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf b meliputi:
a. jaringan bergerak terestrial.
b. Jaringan bergerak satelit.

Bagian Keenam
Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Paragraf 1
Umum
Pasal 21
Sistem Jaringan Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Ayat
(3) huruf d terdiri atas:

P
a. Sistem Jaringan Irigasi;
b. Sistem Jaringan Air Bersih

W
c. Sistem Pengendalian Banjir; dan/atau
d. Bangunan Sumber Daya Air.

TR
Paragraf 2
Sistem Jaringan Irigasi
Pasal 22

R
(1) Sistem Jaringan Irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Huruf a
meliputi DI dalam kewenangan pengelolaan provinsi, meliputi:
1. DI Bakdalem;
2. DI Bapang;
A
D
3. DI Baran;
R
4. DI Blingi;
5. DI Bonggo;
PE

6. DI Braholo;
7. DI Brajan;
8. DI Cangkring;
9. DI Cengklik;
AN

10. DI Garat;
11. DI Gisik;
12. DI Glodok;
R

13. DI Gunungmaling;
14. DI Jaban;
T

15. DI Jetis;
16. DI Jetu;
AF

17. DI Jumeneng;
18. DI Kasihan II;
19. DI Kedungboyo;
R

20. DI Kepoh;
21. DI Klego;
D

22. DI Kwangsan;
23. DI Latung;
24. DI Lemahbang;
25. DI Majegan;
26. DI Mantren;
27. DI Menggok;
28. DI Mindi;
29. DI Munggur;
30. DI Ngasem;
31. DI Nyaen;
32. DI Pakelan;
33. DI Plosowareng;
34. DI Pulo;
35. DI Pundung;
36. DI Sedayu;
37. DI Selomoro;
38. DI Semanding;
39. DI Sidomakmur;
40. DI Srambang;
41. DI Sudangan;
42. DI Temantenan;
43. DI Tlatar;

P
44. DI Trani;
45. DI Tritis;

W
46. DI Walikan;
47. DI Wonotoro;

TR
48. DI Parean;
49. DI Penggaron;
50. DI Aji Kedung Pengilon;
51. DI Dolok;

R
52. DI Sidopangus;
53. DI Guntur;
54. DI Plumbon;
55. DI Pelayaran Batu Sayung;
A
D
56. DI Padasklorot;
R
57. DI Rejoso;
58. DI Aji Getas;
PE

59. DI Isep-isep;
60. DI Senjoyo;
61. DI Sinongko;
62. DI Sojomerto;
AN

63. Di Sucen;
64. DI Mejagong;
65. DI Gangsa Lumingser;
R

66. DI Sidapurna;
67. DI Pesayangan;
T

68. DI Beji;
69. DI Gondang;
AF

70. DI Karanganyar;
71. DI Kemaron;
72. DI Lenggor;
R

73. DI Parakan Kidang;


74. DI Asem Siketek;
D

75. DI Kedungdowo Kramat;


76. DI Tapak Menjangan;
77. DI Padurekso;
78. DI Sidokampir;
79. DI Kalibutek;
80. DI Watujagir;
81. DI Catgawen I-IV;
82. DI Galeh;
83. Di Soropadan;
84. DI Tangsi;
85. DI Loning Kragilan;
86. DI Widodaren;
87. DI Medani;
88. DI Logung;
89. DI Sentul;
90. DI Siwayut;
91. DI Bakalan;
92. DI Kedungsapen;
93. DI Kramat;
94. DI Kedungwaru;
95. DI Cijalu;
96. DI Cileumeuh;

P
97. DI Buniayu;
98. DI Andongbang;

W
99. DI Banjaran;
100. DI Bodag;

TR
101. DI Dwicupaksari;
102. DI Kalisapi;
103. DI Kebasen;
104. DI Kedunglimus Arca;

R
105. DI Krenceng;
106. DI Piasa;
107. DI Pribadi;
108. DI Nglasem
A
D
(2) Saluran dan bangunan serta bangunan pelengkap irigasi di Jawa Tengah
dapat di lihat pada lampiran…..
R
PE

Paragraf 3
Sistem Jaringan Air Bersih
Pasal 23
Sistem Jaringan Air Bersih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Huruf b
AN

meliputi:
a. pembangunan jaringan air bersih perpipaan di kawasan perkotaan dan
perdesaan;
R

b. pembangunan bendungan di sungai-sungai yang potensial sebagai upaya


memperbanyak tampungan air bagi keperluan cadangan air baku; dan
T

c. Sistem jaringan air bersih termasuk jaringan pipa untuk kebutuhan water
treatment yang ada di laut.
AF

Paragraf 4
Sistem Pengendalian Banjir
R

Pasal 24
D

(1) Sistem Pengendalian Banjir, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Huruf c


meliputi:
a. jaringan pengendalian banjir;
b. bangunan pengendalian banjir terdiri:
1. Pengendali banjir limpasan/bandang
2. Pengendali banjir Rob
(2) Jaringan pengendalian banjir, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi:
a. Perkuatan Tebing Sungai;
b. Normalisasi Sungai;
c. Konservasi DAS;
d. Konservasi Sungai;
e. Pemeliharaan Sistem Sungai.
(3) Bangunan pengendalian banjir limpasan/bandang sebagaimana dimaksud
pada Ayat (1) huruf b. Nomor 1. berupa prasarana pengendali banjir yang
dilakukan dengan secara alami dan atau rekayasa teknis yang tersebar pada
Kawasan rawan banjir di wilayah kabupaten/kota di Jawa Tengah, berupa:
a. Pembuatan check dam;
b. Pemasangan talud dan parapet;
c. Pemasangan bronjong;
d. Pemasangan tanggul;
e. Pembangunan bendungan; dan

P
f. Pembangunan waduk.
(4) Sistem Pengendali banjir Rob sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf b.

W
Nomor 2. berupa prasarana penanggulangan rob dan banjir yang dilakukan
dengan cara alami dan atau rekayasa teknis yang tersebar di

TR
kabupaten/kota pesisir Utara dan Selatan Jawa Tengah, berupa:
a. Pengamanan Pantai; dan
b. Perkuatan Pantai.

R
Paragraf 5
Bangunan Sumber Daya Air
Pasal 25 A
Bangunan Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Huruf d
D
terdiri atas:
R
a. Bangunan Bendungan yang meliputi:
1. Bendungan Malahayu;
PE

2. Bendungan Penjalin;
3. Bendungan Cacaban;
4. Bendungan Rawapening;
5. Bendungan Jati Barang;
AN

6. Bendungan Gembong;
7. Bendungan Gunungrowo;
8. Bendungan Kedungombo;
R

9. Bendungan Tempuran;
10. Bendungan Greneng;
T

11. Bendungan Lodanwetan;


12. Bendungan Banyukuwung;
AF

13. Bendungan Nglangon;


14. Bendungan Simo;
15. Bendungan Butak;
R

16. Bendungan Sanggeh;


17. Bendungan Grawan;
D

18. Bendungan Panohan;


19. Bendungan Wonogiri;
20. Bendungan Krisak;
21. Bendungan Plumbon;
22. Bendungan Songputri;
23. Bendungan Parangjoho;
24. Bendungan Kedunguling;
25. Bendungan Nawangan;
26. Bendungan Ngancar;
27. Bendungan Lalung;
28. Bendungan Delingan;
29. Bendungan Gebyar;
30. Bendungan Kembangan;
31. Bendungan Botok;
32. Bendungan Ketro;
33. Bendungan Blimbing;
34. Bendungan Brambang;
35. Bendungan Cengklik;
36. Bendungan Klego;
37. Bendungan Jombor;
38. Bendungan Mulur;
39. Bendungan Sempor;

P
40. Bendungan Wadaslintang;
41. Bendungan Pejengkolan;

W
42. Bendungan Sudirman;
43. Bendungan Logung;

TR
44. Bendungan Gondang;
45. Bendungana Pidekso;
46. Bendungan Randugunting;
47. Bendungan Bener;

R
48. Bendungan Jlantah;
49. Bendungan Mrica;
50. Bendungan Bade;
51. Bendungan Garung;
A
D
52. Bendungan Matenggeng;
R
53. Bendungan Bantarkawung;
54. Bendungan Jragung;
PE

55. Bendungan Bentarsari;


56. Bendungan Dolok;
57. Bendungan Bantarbolang; dan
58. Bendungan Selomoro.
AN

b. Bangunan embung yang meliputi:


1. Embung Alastuwo;
2. Embung Bagelen (1);
R

3. Embung Bagelen (2);


4. Embung Bowong;
T

5. Embung Bulakelor;
6. Embung Bulakpancing;
AF

7. Embung Bumiaji;
8. Embung Bumiayu;
9. Embung Bunter;
R

10. Embung Cikalong;


11. Embung Cikeusal Kidul;
D

12. Embung Curug;


13. Embung Danasri Lor;
14. Embung Das Kalong;
15. Embung Dengkek;
16. Embung Desa Sridadi;
17. Embung Doya;
18. Embung Dukuhdamu;
19. Embung Dukuhmulyo;
20. Embung Gebangharjo;
21. Embung Geger Kunci;
22. Embung Gemeces;
23. Embung Gudangharjo;
24. Embung Guworejo;
25. Embung Jatirokeh;
26. Embung Jeruk Gulung;
27. Embung Kabukan;
28. Embung Karangsari;
29. Embung Karangsembung;
30. Embung Kebasen;
31. Embung Kedawon;
32. Embung Kedungasri;
33. Embung Kedunggading;

P
34. Embung Kedungjati;
35. Embung Kertasari;

W
36. Embung Ketileng;
37. Embung Klampis;

TR
38. Embung Krikilan;
39. Embung Lawatan;
40. Embung Liyunggunung;
41. Embung Margapadang;

R
42. Embung Mesu;
43. Embung Mini Bancak;
44. Embung Mranggen;
45. Embung Ngerjo;
A
D
46. Embung Nglasep;
R
47. Embung Ngunduk;
48. Embung Pasangan;
PE

49. Embung Pego;


50. Embung Pringkuku;
51. Embung Purwojati.
52. Embung Rancawuluh;
AN

53. Embung Rengaspendawa;


54. Embung Ringinarum;
55. Embung Ronggomulyo (1);
R

56. Embung Ronggomulyo (2);


57. Embung Rowo branten;
T

58. Embung Sambirejo;


59. Embung Seboto;
AF

60. Embung Sembatur Agung;


61. Embung Sibiuk;
62. Embung Sidokerto;
R

63. Embung Sidokumpul;


64. Embung Sitanggal;
D

65. Embung Siwuluh;


66. Embung Slarang Lor;
67. Embung Sojomerto;
68. Embung Sugiharjo;
69. Embung Tamansari;
70. Embung Tegalrejo;
71. Embung Tejorejo;
72. Embung Tewel;
73. Embung Triharjo; dan
74. Embung Warugunung.
c. Bangunan long storage yang meliputi :
1. Long Storage Buntu;
2. Long Storage Ci Glagah;
3. Long Storage Ci Salado;
4. Long Storage Cimanggu;
5. Long Storage Dologan;
6. Long Storage Dorolegi;
7. Long Storage Genjahan;
8. Long Storage Kaliayer;
9. Long Storage Kalijambe;
10. Long Storage Kedungjaran;
11. Long Storage Kedungwaduk;

P
12. Long Storage Ketangi;
13. Long Storage Mukiran;

W
14. Long Storage Ngilen;
15. Long Storage Pace;

TR
16. Long Storage Sambong; dan
17. Long Storage Teleng.
d. Bangunan sarana prasarana konservasi sumberdaya air yang meliputi :
1. Check dam;

R
2. Gully plug;
3. Groundsill;
e. A
Bangunan pelindung pantai yang meliputi :
1. Jetty;
D
2. Groin;
R
3. Break water;
4. Tanggul laut;
PE

5. Sea wall;
f. Bangunan pengambil air di darat lainnya: IPA regional ....
1. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH);
2. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK);
AN

g. Bangunan pengambil air di laut yang meliputi:


1. Unit Pengolahan Desalinasi (KIT Batang) di Kabupaten Batang
h. Pengembangan bangunan sumber daya air dapat dikembangkan sesuai
R

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


T

Bagian Ketujuh
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
AF

Pasal 26
(1) Sistem Sistem Jaringan Prasarana Lainnya sebagaimana dimaksud dalam
R

padal 8 Ayat (3) huruf e terdiri atas:


a. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
D

b. Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)


c. Sistem Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
d. Sistem Jaringan Persampahan
e. PSU Permukiman
(2) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sebagaimana dimaksud dalam pada
ayat (1) huruf a meliputi:
a. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Bregas
b. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Keburejo
c. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Petanglong Jambangan
Tahap I
d. Sistem Penyedian Air Minum (SPAM) Regional Wosusokas Tahap I
e. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Dadimuria Tahap I
f. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Wosusokas Tahap II
g. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Dadimuria Tahap II
h. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jragung
i. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Randugunting
j. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Maslancip
k. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Logung
l. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Petanglong Jambangan
Tahap II
m. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Petanglong Kaliboyo
n. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Keburejo Bener

P
o. Pengembangan sistem penyediaan air minum dapat dikembangkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

W
(3) Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b meliputi :

TR
a. SPALD Regional di Kawasan Kota Surakarta, Kab. Karanganyar dan Kab.
Sukoharjo
b. SPALD Regional (Kawasan Kota Pekalongan dan Kab. Batang) dan
(Kawasan Kab. Banyumas, Kab. Purbalingga dan Kab. Banjarnegara)

R
c. Sistem pengelolaan air limbah dilakukan melalui pengelolaan dan
pengembangan sistem air limbah domestik dan air limbah non domestic
A
seluruh kab/kota yang berbatasan yang merupakan kewenangan
provinsi.
D
d. Pengembangan sistem pengelolaan air limbah dapat ditetapkan sesuai
R
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Sistem Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
PE

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :


a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri, meliputi :
1. Kawasan Industri Kendal-Semarang-Demak
AN

2. Kawasan Industri Brebes


3. Kawasan Industri Rembang
4. Kawasan Industri Cilacap
R

5. Kawasan Industri Kebumen


6. Kawasan Industri Batang
T

b. Pengembangan sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun


dapat ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
AF

perundang-undangan.
(5) Sistem pengembangan jaringan persampahan sebagaimana dimaksud pada
Ayat (1) huruf d meliputi:
R

a. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional diarahkan berdasarkan


kawasan pembangunan yang meliputi :
D

1. TPA regional di Wilayah Pengembangan Barlingmascakeb;


2. TPA regional di Wilayah Pengembangan Purwomanggung;
3. TPA regional di Wilayah Pengembangan Subosukawonosraten;
4. TPA regional di Wilayah Pengembangan Banglor;
5. TPA regional di Wilayah Pengembangan Kedungsepur;
6. TPA regional di Wilayah Pengembangan Wanarakuti;
7. TPA regional di Wilayah Pengembangan Petanglong; dan
8. TPA regional di Wilayah Pengembangan Bregasmalang.
b. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Regional yang meliputi :
1. TPST Regional Magelang
c. Lokasi pengembangan TPA Regional sebagaimana dimaksud pada huruf
a ditetapkan Gubernur.
d. TPA non regional berada diseluruh Kabupaten/ Kota
e. Pengembangan sistem jaringan persampahan dapat ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pasal 27
Rencana struktur ruang digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1 :
250.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran .... yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini

P
W
TR
R
A
D
R
PE
AN
R
T
AF
R
D

You might also like